13
1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka inilah yang membawa suatu dampak ekonomis yaitu terjadinya perdagangan internasional antar negara-negara di dunia. Keterbukaan secara ekonomi dan finansial merupakan salah satu syarat agar suatu bangsa dapat berkembang dan bersaing di era globalisasi. Interaksi antar negara ini melalui perdagangan internasional dalam bentuk barang dan jasa yang sudah ada sejak dulu karena menguntungkan suatu perekonomian melalui spesialisasi yang menghasilkan beberapa macam keunggulan antara lain, keunggulan absolut, (absolute advantage), keunggulan kompetitif (competitiveness advantage), dan keunggulan komparatif (comparative dvantage). Perkembangan interaksi global ini dapat dilihat dari lalu lintas modal dan volume transaksi internasional yang semakin meningkat karena liberalisasi finansial dan peningkatan teknologi negara-negara di dunia. Indonesia sendiri merupakan negara terbuka, yang dikenal sebagai small open economy. Pengertian ini sesuai kajian yang dilakukan oleh Siregar dan Ward (2002) serta Siswanto, et al (2001) yang menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia merupakan perekonomian terbuka dan kecil. Sebagai suatu negara terbuka, Indonesia sangat tergantung pada berbagai faktor baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Kompleksnya keterkaitan ini, menyulitkan bagi pengambil kebijakan dalam menentukan keputusan ekonominya, terutama bagi otoritas moneter. Dengan adanya perdagangan internasional inilah maka akan dijumpai masalah baru yakni perbedaan mata uang yang digunakan oleh negara-negara yang bersangkutan. Akibat adanya perbedaan mata uang yang digunakan baik di negara yang menjadi pengimpor maupun pengekspor maka menimbulkan suatu perbedaan nilai tukar mata uang (kurs), oleh karena itu diperlukan penukaran mata Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

1

Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka

inilah yang membawa suatu dampak ekonomis yaitu terjadinya perdagangan

internasional antar negara-negara di dunia. Keterbukaan secara ekonomi dan

finansial merupakan salah satu syarat agar suatu bangsa dapat berkembang dan

bersaing di era globalisasi. Interaksi antar negara ini melalui perdagangan

internasional dalam bentuk barang dan jasa yang sudah ada sejak dulu karena

menguntungkan suatu perekonomian melalui spesialisasi yang menghasilkan

beberapa macam keunggulan antara lain, keunggulan absolut, (absolute

advantage), keunggulan kompetitif (competitiveness advantage), dan keunggulan

komparatif (comparative dvantage). Perkembangan interaksi global ini dapat

dilihat dari lalu lintas modal dan volume transaksi internasional yang semakin

meningkat karena liberalisasi finansial dan peningkatan teknologi negara-negara

di dunia.

Indonesia sendiri merupakan negara terbuka, yang dikenal sebagai small

open economy. Pengertian ini sesuai kajian yang dilakukan oleh Siregar dan Ward

(2002) serta Siswanto, et al (2001) yang menunjukkan bahwa perekonomian

Indonesia merupakan perekonomian terbuka dan kecil. Sebagai suatu negara

terbuka, Indonesia sangat tergantung pada berbagai faktor baik yang berasal dari

dalam negeri maupun luar negeri. Kompleksnya keterkaitan ini, menyulitkan bagi

pengambil kebijakan dalam menentukan keputusan ekonominya, terutama bagi

otoritas moneter.

Dengan adanya perdagangan internasional inilah maka akan dijumpai

masalah baru yakni perbedaan mata uang yang digunakan oleh negara-negara

yang bersangkutan. Akibat adanya perbedaan mata uang yang digunakan baik di

negara yang menjadi pengimpor maupun pengekspor maka menimbulkan suatu

perbedaan nilai tukar mata uang (kurs), oleh karena itu diperlukan penukaran mata

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

2

Universitas Indonesia

uang antar negara. Perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara (kurs) pada

prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang

tersebut (Levi, 1996:129). Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting

dalam perekonomian terbuka, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca

transaksi berjalan maupun bagi variabel-variabel makro ekonomi lainnya. Kurs

dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara.

Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut

memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil (Salvator, 1997: 10).

Nilai tukar merupakan salah satu variabel ekonomi yang memiliki peran

yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Perbedaan nilai tukar

mata uang suatu negara (kurs) dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi

perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil

menunjukkan bahwa perekonomian suatu negara dalam keadaan yang baik.

Sebaliknya, kondisi nilai tukar yang buruk akan berbahaya bagi perekonomian

dan bahkan dapat menimbulkan krisis, seperti yang dialami oleh Indonesia pada

Agustus 1997. Hal ini merupakan suatu fenomena yang dapat dijadikan contoh

bagaimana krisis pada sektor keuangan dapat menjadi pemicu krisis ekonomi.

Pada tahun 1997, akibat terintegrasinya pasar finansial Indonesia terhadap negara-

negara ASEAN terutama Thailand menyebabkan Indonesia mengalami krisis

perekonomian yang memuncak menjadi krisis multidimensi. Hal ini bermula dari

jatuhnya pasar finansial Thailand yang menyebabkan nilai tukar Bath bergejolak,

dan akhirnya nilai tukar rupiah terdepresiasi hingga mencapai kisaran Rp

15.000,00 /US$ dari periode sebelumnya yang hanya sekitar Rp 2.500,00/US$.

Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang semula sekitar 7-9%, pada

tahun 1997-1998 menurun drastis, bahkan mencapai -13,1%.

Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1990-an ini memicu terjadinya

perubahan sistem nilai tukar yang dianut oleh banyak negara yang sebelumnya

menganut sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate system) atau sistem nilai

tukar mengambang terkendali (managed floating exchange rate system) menjadi

sistem nilai tukar mengambang (free floating exchange rate system). Menurut

Krugman dan Obstfeld (2000) alasannya adalah agar bank sentral dapat lebih

independen dalam melaksanakan kebijakan moneternya.

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

3

Universitas Indonesia

Perubahan sistem nilai tukar juga terjadi di Indonesia. Sejak tahun 1978

sistem nilai tukar Indonesia bergerak semakin fleksibel dengan kisaran intervensi

yang semakin diperlebar sehingga akhirnya sistem tersebut dihapus pada tanggal

14 Agustus 1997, dan akhirnya menganut sistem nilai tukar mengambang bebas

(free floating exchange rate system).

Pergerakan nilai tukar rupiah pada periode sistem nilai tukar mengambang

terkendali dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini

Gambar 1.1 Nilai Tukar Rupiah per USD Periode Q1 1990 – Q3 1997

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Dari gambar 1.1 di atas terlihat bahwa pada saat diberlakukannya sistem nilai

tukar mengambang terkendali ini, nilai tukar Indonesia relatif stabil. Namun sejak

pertengahan tahun 1997 diwarnai dengan gejolak yang sangat tajam dan disertai

dengan tekanan depresiasi yang kuat.

Pada periode mulai diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang

(floating exchange rate system), gejolak nilai tukar masih ditandai dengan

fluktuasi yang sangat tajam akibat krisis yang bermula dari krisis di Thailand.

Gejolak nilai tukar pada saat krisis dapat terlihat pada gambar 1.2 di bawah ini.

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Q1-

90Q

2-90

Q3-

90Q

4-90

Q1-

91Q

2-91

Q3-

91Q

4-91

Q1-

92Q

2-92

Q3-

92Q

4-92

Q1-

93Q

2-93

Q3-

93Q

4-93

Q1-

94Q

2-94

Q3-

94Q

4-94

Q1-

95Q

2-95

Q3-

95Q

4-95

Q1-

96Q

2-96

Q3-

96Q

4-96

Q1-

97Q

2-97

Q3-

97Kurs

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

4

Universitas Indonesia

Namun setelah krisis terlihat bahwa nilai tukar mulai menguat kembali secara

berangsur-angsur namun kondisinya masih rawan terhadap berbagai sentimen

negatif di pasar.

Gambar 1.2 Nilai Tukar Rupiah per USD Periode Q4 1997 – Q4 2009

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Fluktuasi nilai tukar bagi sebagian orang dianggap sebagai salah satu

penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. Ketidakstabilan nilai tukar ini

mempengaruhi arus modal atau investasi dan perdagangan internasional.

Indonesia sebagai negara yang banyak mengimpor bahan baku industri

mengalami dampak dari ketidakstabilan kurs ini, yang dapat dilihat dari

melonjaknya biaya produksi sehingga menyebabkan harga barang-barang milik

Indonesia mengalami peningkatan. Dengan melemahnya kurs rupiah

menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi goyah dan dilanda krisis ekonomi

dan kepercayaan terhadap mata uang dalam negeri. Mengingat besarnya dampak

dari fluktuasi kurs terhadap perekonomian ini maka jelas diperlukan suatu

manajemen kurs yang baik sehingga kurs menjadi stabil dan fluktuasinya dapat

diprediksi, sehingga pasar maupun otoritas moneter mampu melakukan langkah-

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

Q4-

97Q

1-98

Q2-

98Q

3-98

Q4-

98Q

1-99

Q2-

99Q

3-99

Q4-

99Q

1-00

Q2-

00Q

3-00

Q4-

00Q

1-01

Q2-

01Q

3-01

Q4-

01Q

1-02

Q2-

02Q

3-02

Q4-

02Q

1-03

Q2-

03Q

3-03

Q4-

03Q

1-04

Q2-

04Q

3-04

Q4-

04Q

1-05

Q2-

05Q

3-05

Q4-

05Q

1-06

Q2-

06Q

3-06

Q4-

06Q

1-07

Q2-

07Q

3-07

Q4-

07Q

1-08

Q2-

08Q

3-08

Q4-

08Q

1-09

Q2-

09Q

3-09

Q4-

09

Kurs

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

5

Universitas Indonesia

langkah antisipasif meredam dampak negatif berfluktuasinya kurs terhadap

perekonomian sehingga perekonomian dapat tetap berjalan dengan stabil,

sehingga jika terjadi kegagalan pada manajemen kurs maka hal tersebut

merupakan gangguan terhadap ketidakstabilan perekonomian yang akan

berdampak luas kepada proses pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

Melemahnya nilai tukar rupiah berkorelasi dengan naiknya tingkat harga

baik harga produsen atau harga perdagangan besar (PPI) maupun harga konsumen

(CPI) sebagaimana terlihat pada gambar 1.3. Dari gambar tersebut dapat dilihat

bahwa pada tahun 1997-1998 terjadi lonjakan indeks harga yang sangat besar

sebagai cerminan dari tingginya tingkat inflasi. Dengan demikian, memahami

keterkaitan antara pergerakan nilai tukar dan tingkat inflasi baik dilihat dari inflasi

CPI dan PPI, merupakan hal yang penting dan sangat menentukan dalam

pengambilan kebijakan moneter di Indonesia.

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

6

Universitas Indonesia

Gambar 1.3 Perkembangan IHK, IHPB dan Nilai Tukar Rupiah/USD Periode Q1 1990 – Q4 2009

Sumber: Bank Indonesia dan BPS (diolah)

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

200.00

Q1

-90

Q2

-90

Q3

-90

Q4

-90

Q1

-91

Q2

-91

Q3

-91

Q4

-91

Q1

-92

Q2

-92

Q3

-92

Q4

-92

Q1

-93

Q2

-93

Q3

-93

Q4

-93

Q1

-94

Q2

-94

Q3

-94

Q4

-94

Q1

-95

Q2

-95

Q3

-95

Q4

-95

Q1

-96

Q2

-96

Q3

-96

Q4

-96

Q1

-97

Q2

-97

Q3

-97

Q4

-97

Q1

-98

Q2

-98

Q3

-98

Q4

-98

Q1

-99

Q2

-99

Q3

-99

Q4

-99

Q1

-00

Q2

-00

Q3

-00

Q4

-00

Q1

-01

Q2

-01

Q3

-01

Q4

-01

Q1

-02

Q2

-02

Q3

-02

Q4

-02

Q1

-03

Q2

-03

Q3

-03

Q4

-03

Q1

-04

Q2

-04

Q3

-04

Q4

-04

Q1

-05

Q2

-05

Q3

-05

Q4

-05

Q1

-06

Q2

-06

Q3

-06

Q4

-06

Q1

-07

Q2

-07

Q3

-07

Q4

-07

Q1

-08

Q2

-08

Q3

-08

Q4

-08

Q1

-09

Q2

-09

Q3

-09

Q4

-09

E

x

c

h

a

n

g

e

R

a

t

e

C

P

I

d

a

n

P

P

I

CPI PPI Kurs

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

7

Universitas Indonesia

Pemberlakuan UU No 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah

membawa perubahan mendasar pada perumusan dan pelaksanaan kebijakan

moneter di Indonesia. Sejalan dengan itu, sejak tahun 2000 BI telah mulai

menempuh langkah-langkah untuk penerapan kerangka kerja kebijakan moneter

berdasarkan suatu kerangka yang dikenal dengan Inflation Targeting Framework.

Hal ini tercermin pada penetapan dan pengumuman sasaran inflasi sebagai tujuan

utama kebijakan moneter, penjelasan secara periodik kepada masyarakat

mengenai pelaksanaan kebijakan moneter yang ditempuh maupun pemberian

independensi kepada BI dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan

moneter.

Inflation Targeting Framework merupakan kerangka kerja kebijakan

moneter yang relatif baru digunakan. Kerangka kerja kebijakan moneter ini

pertama kali digunakan oleh Selandia Baru pada tahun 1989, dan semakin banyak

diterapkan oleh bank sentral negara-negara lain sebagai langkah dasar dalam

memperkuat efektivitas penerapan kebijakan moneternya. Di negara maju

misalnya Inggris, Kanada, Australia, Spanyol, Swedia, dan Finlandia. Sementara

itu negara berkembang yang menerapkan inflation targeting adalah Indonesia,

Israel, Brazil, Chili, Afrika Selatan, Ceska, Polandia, Korea selatan, Filipina dan

Thailand. Secara umum, kerangka kerja ini diyakini dapat membantu bank sentral

untuk mencapai dan memelihara kestabilan harga dengan menentukan sasaran

kebijakan moneter secara eksplisit dengan berdasarkan pada proyeksi dan target

inflasi tertentu ke depan.

Berkaitan dengan masalah nilai tukar, bank sentral yang menerapkan ITF

akan merespon pergerakan nilai tukar selama pergerakan tersebut diperkirakan

akan mempengaruhi pencapaian target inflasi. Dalam penerapannya persyaratan

terpenting adalah adanya independensi bank sentral dan tidak adanya pembiayaan

defisit anggaran pemerintah. Penerapan ITF tentulah bukan hal yang tidak

beralasan. Mishkin (2008) berpendapat bahwa dalam jangka panjang, kebijakan

moneter hanya akan berdampak pada inflasi dan memiliki pengaruh yang tidak

signifikan terhadap aktivitas ekonomi riil. Oleh karena itu penerapan ITF menjadi

hal yang esensial dalam perekonomian, khususnya dalam jangka panjang

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

8

Universitas Indonesia

Jika dihubungkan dengan nilai tukar, depresiasi yang terjadi pada nilai

tukar akan menyebabkan kenaikan inflasi akibat adanya proses mekanisme

transmisi nilai tukar terhadap perubahan harga atau yang lebih dikenal dengan

istilah pass-through effect, dari kenaikan barang impor dan meningkatnya

permintaan ekspor. Untuk selanjutnya dalam penelitian ini akan digunakan istilah

pass-through effect sebagai pengganti dari mekanisme transmisi melalui nilai

tukar. Yang dimaksud dengan pass-through effect adalah dampak

kenaikan/penurunan harga impor sebagai akibat dari depresiasi/apresiasi nilai

tukar domestik (Pilbeam, 2006). Dikatakan complete pass-through apabila

depresiasi 10 % dari nilai tukar misalnya, akan menyebabkan kenaikan harga

impor sebesar 10 % pula. Akan tetapi apabila 10 % depresiasi tersebut hanya

menyebabkan kenaikan sebesar 6 % pada harga impor maka disebut partial pass-

through, dengan elastisitas pass-through sebesar 0,6. Dalam dunia nyata, partial

pass-through lah yang seringkali menjadi fenomena dalam jangka pendek.

Depresiasi nilai tukar dapat memicu terjadinya krisis ekonomi sehingga

banyak negara yang menganut ITF tetap memperhatikan fluktuasi nilai tukar

ketika menjalankan inflation targeting. Beberapa negara membiarkan nilai tukar

berfluktuasi sesuai dengan mekanisme pasar, tetapi dalam batasan tertentu bank

sentral melakukan intervensi dalam pasar valas agar tidak terjadi fluktuasi nilai

tukar yang berlebihan yang dapat membahayakan pencapaian target inflasi dan

stabilitas keuangan. Dalam mengatasi masalah instabilitas keuangan dengan tetap

fokus pada pencapaian target inflasi, bank sentral harus meningkatkan

transparansi dari setiap intervensi yang dilakukannya pada pasar valas dengan

memberikan penjelasan yang jelas bahwa tujuannya adalah untuk mengatasi

fluktuasi nilai tukar yang berlebihan dan bukan untuk mencegah nilai tukar pada

tingkat keseimbangan pasar. Intervensi ini dilakukan melalui cadangan devisa

dengan menambah atau mengurangi.

1.2. Perumusan Masalah

Sudah sejak lama nilai tukar telah menjadi perdebatan kebijakan makro

ekonomi dalam emerging markets. Banyak negara yang menggunakan nilai tukar

nominal untuk menurunkan inflasi. Krisis keuangan biasanya dihasilkan dari

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

9

Universitas Indonesia

kelebihan penilaian nilai tukar riil yang tajam. Setelah krisis keuangan yang

dahsyat di akhir 1990an dan awal 2000an, banyak negara berkembang beralih dari

„kekakuan nilai tukar‟ dan mengadopsi suatu kombinasi nilai tukar yang fleksibel

dan inflation targeting. Karena pergeseran ini maka penerapan inflation targeting

menimbulkan banyak pertanyaan tentang seberapa penting hubungannya dengan

nilai tukar.

Penerapan inflation targeting dipercaya dapat menstabilkan tingkat harga

karena adanya komitmen yang kuat untuk mencapai tingkat inflasi yang

ditargetkan. Tingkat pass-through yang rendah tentunya akan berdampak baik

bagi perekonomian dimana inflasi tetap terjaga (minimal imported inflation). Oleh

karena itu yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana

pengaruh perubahan nilai tukar terhadap inflasi CPI dan PPI setelah penerapan

inflation targeting, apakah penerapan inflation targeting dapat menurunkan

derajat pass-through di Indonesia dalam sistem nilai tukar mengambang.

1.3. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis apakah penerapan inflation targeting framework di Indonesia dapat

menurunkan derajat pass-through baik dalam jangka pendek maupun dalam

jangka panjang selama sistem nilai tukar mengambang.

1.4. Hipotesa

Hipotesis yang akan dibangun dari penelitian ini adalah :

Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, pengaruh perubahan

nilai tukar terhadap perubahan harga (pass-through) sebelum penerapan

inflation targeting lebih besar daripada setelah penerapan inflation

targeting dalam sistem nilai tukar mengambang

Perubahan nilai tukar lebih berpengaruh terhadap inflasi PPI daripada

inflasi CPI.

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

10

Universitas Indonesia

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi ruang lingkup penelitian adalah

mekanisme transmisi melalui nilai tukar atau pass-through di Indonesia selama

periode sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rate system).

Penelitian menggunakan data indeks harga konsumen (CPI) Indonesia, indeks

harga perdagangan besar atau indeks harga produsen (PPI) Indonesia, nilai tukar

nominal rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, dan indeks harga luar negeri

yang dicerminkan dengan indeks harga produsen (PPI) Amerika Serikat. Dan

seluruh data yang digunakan adalah data setelah sistem sistem nilai tukar floating

dari kuartal ke-4 tahun 1997 sampai kuartal ke-4 tahun 2009, yang terbagi

menjadi data sebelum penerapan inflation targeting periode kuartal ke-4 tahun

1997 sampai kuartal ke-2 tahun 2005 dan setelah penerapan inflation targeting

periode kuartal ke-3 tahun 2005 sampai kuartal ke-4 tahun 2009.

1.6. Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan seperti

dalam Gambar 1.4 di bawah ini

Fluktuasi Nilai Tukar

Inflation Targeting Framework

Stabilisasi Nilai Tukar Stabilisasi Harga

Apakah menurunkan derajat pass-

through ?

Sistem Floating Exchange Rate

Gambar 1.4 Kerangka Pemikiran Penelitian

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

11

Universitas Indonesia

Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi kondisi perekonomian di

Indonesia. Pengalaman Indonesia dalam menerapkan sistem nilai tukar

mengambang (floating exchange rate system) ditandai sejak Agustus 1997 dan

terlihat bahwa dalam sistem nilai tukar mengambang fluktuasi nilai tukar lebih

berfluktuasi dibandingkan dengan sistem mengambang terkendali. Namun

demikian diyakini oleh banyak negara bahwa hal tersebut dapat diatasi dengan

menerapkan kerangka kebijakan inflation targeting. Kerangka kebijakan inflation

targeting adalah suatu kebijakan yang bertujuan untuk mempertahankan stabilitas

nilai tukar dan stabilitas harga. Dengan diterapkannya ITF di Indonesia sejak Juli

2005 secara resmi, maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah apakah

penerapan ITF di Indonesia dapat menurunkan dampak atau pengaruh perubahan

nilai tukar terhadap perubahan harga atau inflasi baik melalui CPI maupun PPI.

1.7. Metode Penelitian

Untuk menjawab pertanyaan penelitian ini seperti yang diuraikan dalam

perumusan masalah serta untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat maka

penelitian mengenai dampak penerapan inflation targeting terhadap exchange rate

pass-through di Indonesia ini khususnya dilakukan dengan menggunakan

pendekatan OLS (Ordinary Least Squares) dari model yang telah diteliti

sebelumnya oleh Edwards (2006) untuk 7 Negara yakni 2 negara maju dan 5

negara berkembang.

Edwards (2006) menggunakan model yang sama yang digunakan oleh

Campa and Goldberg (2002), Gagnon and Ihrig (2004) dan untuk mengetahui

penerapan inflation targeting pada harga domestik maka Edwards (2006)

mengestimasi model menjadi :

∆ ln Pt = β0 + β1 ∆lnEt + ∑β2i xit + β3 ∆lnPt* + β4 ∆lnPt-1 + β5 ∆lnEt .DIT +

β6 ∆lnPt-1 . DIT + ωt (1.1)

dimana

Pt adalah indeks harga domestik (tradeable or non tradeable goods) yang

dicerminkan oleh IHK dan IHP

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

12

Universitas Indonesia

E adalah nilai tukar mata uang domestik terhadap Dollar Amerika Serikat

Pt* adalah indeks harga luar negeri yang dicerminkan oleh PPI Amerika

Serikat

β adalah parameter yang akan diestimasi

xit adalah variabel pengendali

ωt adalah error time

dimana DIT adalah variabel dummy yang bernilai satu saat inflation targeting

diterapkan, dan bernilai nol pada saat inflation targeting belum diterapkan.

1.8. Sistematika Penulisan

Untuk mengkaji hubungan dampak penerapan inflation targeting terhadap

exchange rate pass-through di Indonesia maka penulisan tesis akan dibagi

menjadi beberapa bab yaitu :

Bab I Pendahuluan

Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian, hipotesa, kerangka pemikiran, metode

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Landasan Teori

Teori dasar yang terkait dengan topik penelitian dan penelitian sejenis

yang pernah dilakukan akan diuraikan dalam bab ini yaitu : tingkat

harga dan inflasi, nilai tukar termasuk termasuk pengertian nilai tukar

dan sistem nilai tukar, penerapan kebijakan inflation targeting dan

hubungannya terhadap exchange rate pass-through dan tinjauan

empiris penelitian sejenis.

Bab III Metodelogi Penelitian

Bab ini menjelaskan data yang digunakan dalam penelitian dan

sumbernya, model ekonometri yang digunakan, serta definisi

operasional variabel

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakanglib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T 27616-Analisis dampak... · PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan

13

Universitas Indonesia

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini akan mendeskripsikan hasil matematis yang telah diperoleh

pada bab terdahulu agar lebih mudah dimengerti dan dilakukan

pendekatan dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini akan menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik dari

pembahasan bab-bab sebelumnya serta saran yang dapat diajukan

kepada pengambil kebijakan secara khusus dan pembaca secara umum

berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh. Selain itu juga akan

menerangkan keterbatasan dalam penelitian

Analisis dampak..., Agnes Sediana Milasari D., FE UI, 2010.