27
1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya. Salah satunya adalah melalui media film yang bersifat komprehenshif bagi masyarakat. Film merupakan karya estetika dan alat informasi yang memiliki sifat penghibur dan dapat menjadi sarana edukasi bagi penikmatnya, disisi lain juga dapat menyebar luaskan nilai-nilai budaya baru. Film merupakan salah satu media dalam komunikasi massa, yang memiliki pengaruh yang cukup besar bagi masyarakat. Hal itu disebabkan karena film dapat menjadi sarana untuk mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi di dunia nyata dengan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, mempelajari media dapat diartikan sama dengan mempelajari makna yang disampaikan didalam media itu sendiri. Film sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa pertumbuhan pada akhir abad ke-19. Film mencapai puncaknya diantara perang dunia I dan II, namun kemudian merosot tajam setelah tahun 1945, seiring dengan munculnya medium televisi (Sobur, 2006:126). Makna film sebagai gambaran dari realitas masyarakat dapat memberikan pengaruh untuk kehidupan nyata. Selain itu fungsi dari film adalah untuk menghibur khalayak, film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat kemudian memproyeksikan ke dalam layar. Selain untuk menghibur khalayak film dapat dijadikan sebagai media dalam penyampaian pesan salah satunya dapat berupa pesan moral dalam kehidupan. Moral merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sebab manusia yang bermoral akan selalu berbuat baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Manusia yang bermoral tidak pernah membohongi serta mengelabuhi kebenaran dan berani dalam memberantas penyelewengan. Manusia yang bermoral tidak akan lunak dengan rayuan atau suapan. Manusia yang bermoral senantiasa menghormati orang lain betapapun rendahnya kedudukan orang tersebut dan senantiasa memberi contoh yang baik dalam setiap menjalankan

BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

1 Universitas Muhammadiyah Riau

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak

jenisnya. Salah satunya adalah melalui media film yang bersifat komprehenshif

bagi masyarakat. Film merupakan karya estetika dan alat informasi yang memiliki

sifat penghibur dan dapat menjadi sarana edukasi bagi penikmatnya, disisi lain

juga dapat menyebar luaskan nilai-nilai budaya baru.

Film merupakan salah satu media dalam komunikasi massa, yang memiliki

pengaruh yang cukup besar bagi masyarakat. Hal itu disebabkan karena film dapat

menjadi sarana untuk mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi di dunia

nyata dengan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu,

mempelajari media dapat diartikan sama dengan mempelajari makna yang

disampaikan didalam media itu sendiri.

Film sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di dunia,

mempunyai masa pertumbuhan pada akhir abad ke-19. Film mencapai puncaknya

diantara perang dunia I dan II, namun kemudian merosot tajam setelah tahun

1945, seiring dengan munculnya medium televisi (Sobur, 2006:126).

Makna film sebagai gambaran dari realitas masyarakat dapat memberikan

pengaruh untuk kehidupan nyata. Selain itu fungsi dari film adalah untuk

menghibur khalayak, film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang

dalam masyarakat kemudian memproyeksikan ke dalam layar.

Selain untuk menghibur khalayak film dapat dijadikan sebagai media dalam

penyampaian pesan salah satunya dapat berupa pesan moral dalam kehidupan.

Moral merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sebab

manusia yang bermoral akan selalu berbuat baik untuk dirinya sendiri maupun

orang lain. Manusia yang bermoral tidak pernah membohongi serta mengelabuhi

kebenaran dan berani dalam memberantas penyelewengan. Manusia yang

bermoral tidak akan lunak dengan rayuan atau suapan. Manusia yang bermoral

senantiasa menghormati orang lain betapapun rendahnya kedudukan orang

tersebut dan senantiasa memberi contoh yang baik dalam setiap menjalankan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

2

Universitas Muhammadiyah Riau

aktifitas kehidupannya. Untuk itu moral merupakan suatu hal yang sangat

penting bagi kehidupan umat manusia. Mengutip dari situs amiratthemovies.com,

film ini di produksi oleh Jorkwang Films yang disutradarai oleh Nattawut

Poonpiriya. Film “Bad Genius” ini di rilis pada tanggal 03 Mei 2017 dan

berdurasi 130 menit.

Film “Bad Genius” adalah film yang mengangkat tentang kisah mengenai

seorang siswi cerdas bernama Lynn (Chutimon Chuengcharoensukying) yang

baru saja pindah ke sebuah sekolah prestisius melalui bantuan beasiswa yang ia

dapatkan berkat kecerdasannya. Di sekolah tersebut, Lynn lantas menjalin

persahabatan dengan Grace (Eisaya Hosuwan), siswa berparas cantik dan baik hati

namun memiliki kesulitan dalam mengikuti pelajaran-pelajaran di sekolahnya.

Atas permintaan Grace, Lynn kemudian membantu gadis tersebut dalam

pelajarannya dengan menjadi tutor pribadinya. Sayangnya, berbagai bantuan

pengajaran yang diberikan Lynn gagal untuk dimengerti oleh Grace. Lynn

akhirnya menyerah dan memutuskan untuk memberikan contekan pada Grace di

saat ujian berlangsung. Kebaikan Lynn tersebut ternyata menyebar dengan cepat

di sekolah yang ternyata diisi oleh mayoritas anak-anak berada namun dengan

tingkat kecerdasan yang kurang. Grace dan kekasihnya, Pat (Teeradon

Supapunpinyo), lantas menyarankan Lynn untuk membantu para pelajar lainnya

dengan memberikan contekan pada saat ujian dengan syarat agar mereka

membayar bantuan Lynn tersebut. Ide yang kemudian diterima dan dijalankan

sebagai bisnis oleh Lynn.

Film “Bad Genius” mendapat banyak respon positif dari para kritikus

internasional. Film ini mendapatkan rating 92% dari Rotten Tomatoes dan iMDB

pun memberikan nilai 8 untuk film yang berdurasi 130 menit ini. Berdasarkan

artikel di kincir.com, film ini telah memenangkan beberapa penghargaan dari

berbagai festival film, diantaranya “Best Picture-Thriller Features” dari Austin

Fantastic Festival serta “Best Film”, “Best Asian Feature”, dan “Most Innovative

Feature Film” dari Fantasia International Film Festival. Prestasi Bad Genius

makin lengkap dengan dianugerahkannya penghargaan “Best Director” dari

Fantasia International Film Festival buat sang sutradara dan “Rising Star Award”

dari New York Asian Film Festival buat pemeran utama.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

3

Universitas Muhammadiyah Riau

Selain banyaknya penghargaan yang diraih oleh film Bad Genius, film ini

menggambarkan bagaimana proses keadaan pendidikan khususnya dijenjang

pendidikan tinggi saat ini dimana orang-orang yang mempunyai kemampuan di

dalam dunia pendidikan dapat memanfaatkan kemampuan itu, baik dalam hal

positif maupun hal negatif. Berdasarkan situs newsdetik.com, telah terjadi

kecurangan pada ujian masuk Universitas Muhammadiyah Surabaya “Mahasiswa

UGM dan ITB Tertangkap Jadi Joki Tes Masuk Fakultas Kedokteran”.

Joki dapat diartikan sebagai orang yang mengerjakan ujian untuk orang lain

dengan menyamar sebagai peserta ujian yang sebenarnya dan menerima imbalan

berupa uang. Seseorang yang menjadi joki pasti memiliki kemampuan berfikir

yang luar biasa, namun hal ini melanggar peraturan yang berlaku pada universitas

tersebut. Seseorang yang menjadi joki ujian masuk Perguruan Tinggi dapat

dihukum dengan 5 tahun penjara berdasarkan artikel di kumparan.com.

Dari ulasan singkat diatas peneliti menyimpulkan bahwa masalah perjokian

ujian masuk Perguruan Tinggi menjadi masalah penting dan sekaligus menarik

untuk dikaji. Masalah perjokian ini tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga

terjadi di berbagai negara, seperti yang tergambar di dalam film “Bad Genius”

film yang menggambarkan keadaan pendidikan di negara Thailand dimana para

joki bertugas untuk menggantikan seseorang dalam melakukan tes ujian masuk

Perguruan Tinggi dan mendapat imbalan berupa uang atas apa yang telah mereka

lakukan. Namun perbuatan ini melanggar peraturan dan norma-norma yang

berlaku serta memiliki moral yang tidak baik.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

PESAN MORAL DALAM FILM “BAD GENIUS” (Analisis Semiotika

Ferdinand De Saussure).

\

Page 4: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

4

Universitas Muhammadiyah Riau

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pesan moral yang terdapat dalam film “Bad Genius”?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan moral yang

terdapat dalam film “Bad Genius”

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

pengembangan kajian studi ilmu komunikasi yang berfokus pada kajian

semiotika dalam bidang komunikasi yang menggunakan film sebagai salah

satu alat penyampaian komunikasinya. Penelitian ini juga berguna bagi

mahasiswa yang akan melakukan penelitian terhadap masalah yang sama

pada masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang berguna,

dan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi penonton film

dalam memberikan pemaknaan. Sedangkan bagi para pembuat film

diharapkan dapat memberikan masukan wacana kenseptual sehingga pesan-

pesan negatif bisa diminimalisir.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

5 Universitas Muhammadiyah Riau

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan

manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak

langkah manusia. Komunikasi merupakan sebuah proses interaksi, dilihat dari

sudut pandang biologi komunikasi dari eksperimentasi adalah kecendrungan

bertindak dengan upaya individu yang terlibat secara aktif dalam aspek kehidupan

manusia (Fachrul, 2017:1). Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu

sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya.

Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya

adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal (bahasa tubuh dan

isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).

Komunikasi secara etimologi berasal dari kata communicare yang berarti

berbagi, selain itu juga disebut communication yang bersumber dari asal kata

communis berarti sama makna. Kata communis berasal dari akar kata communico

yang berarti berbagi (Jupendri, 2016:79).

Secara terminologi komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari suatu

sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan). Sebuah defenisi singkat

oleh Harold Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menjelaskan komunikasi ialah

menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang di sampaikan,

melalui saluran apa, kepada siapa, dan menimbulkan efek apa”. Lain halnya

dengan Steven, justru mengajukan sebuah defenisi yang lebih luas, bahwa

komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu

objek atau stimuli, misalnya seorang berlindung pada suatu tempat karena

diserang badai.

Sebuah defenisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang

mengkhususkan dari pada studi komunikasi antar manusia (human

communication) bahwa: “Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik

yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun

Page 6: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

6

Universitas Muhammadiyah Riau

hubungan antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk

menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta (4) berusaha mengubah sikap

dan tingkah laku itu.” (Cangara, 2012:22).

Komunikasi selalu muncul dalam konteks, yakni dalam suatu setting atau

situasi tertentu. Secara teoritis, konteks komunikasi dapat dibagi dengan berbagai

cara, tergantung kategori yang kita gunakan. Misalnya berdasarkan kategori

jumlah manusia yang terlibat di dalamnya, komunikasi dapat terjadi dalam bentuk

antar pribadi, kelompok kecil, kelompok besar/publik, organisasi, dan massa

(Daryanto, 2012:34).

a. Komunikasi diri sendiri

Komunikasi diri sendiri adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri

komunikator atau lazim disebut dengan komunikasi dengan diri sendiri.

Komunikasi diri sendiri merupakan dasar komunikasi antar pribadi. Ketika

berbicara dengan orang lain, sesungguhnya kita telah selesai berkomunikasi

dengan diri kita sendiri. Dengan selesainya komunikasi diri sendiri, dimana

manusia melakukan tindak komunikasi dengan menyampaikan pesannya

maka ia masuk pada tataran komunikasi antar pribadi.

b. Komunikasi antar pribadi

Komunikasi antar pribadi dapat terjadi dalam konteks satu komunikator

dengan satu komunikan atau satu komunikator dengan dua komunikan,

lebih dari tiga orang biasanya dianggap komunikasi kelompok.

Dalam tataran antar pribadi komunikasi berlangsung secara sirkuler,

peran komunikator dan komunikan terus dipertukarkan, karena itu

kedudukan komunikator dan komunikan relatif setara. Dalam komunikasi

antar pribadi, komunikator dapat mempengaruhi langsung tingkah laku

(efek kognitif) dari komunikannya, memanfaatkan pesan verbal maupun

nonverbal.

c. Komunikasi kelompok

Apabila jumlah pelakunya lebih dari tiga orang, cenderung dianggap

komunikasi kelompok kecil atau biasa disebut komunikasi kelompok.

Dalam komunikasi kelompok, komunikator relatif mengenal komunikan,

demikian juga antar komunikan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

7

Universitas Muhammadiyah Riau

d. Komunikasi publik

Dalam komunikasi publik, proses komunikasi relatif bersifat linear atau

satu arah. Kedudukan komunikator lebih tingi dari komunikan sehingga

terdapat kecendrungan bahwa umpan balik komunikasi hanya persetujuan

atau diam. Dengan demikian komunikasi publik membuka peluang agar

pesan lebih ditujukan pada efek afektif, emosi, dan perasaan komunikan.

e. Komunikasi organisasi

Komunikasi organisasi terjadi dalam organisasi ataupun antar

organisasi, baik bersifat formal maupun informal. Semakin formal sifatnya,

semakin terstruktur pesan yang disampaikan. Komunikasi formal adalah

komunikasi menurut struktur organisasi, komunikasi ke atas, ke bawah,

ataupun horizontal. Komunikasi informal adalah yang terjadi diluar struktur

organisasi.

f. Komunikasi massa

Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak,

tersebar dalam era geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat

terhadap isu yang sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada

waktu yang sama maka digunakan media massa seperti surat kabar, majalah,

radio, atau televisi.

Dalam tataran komunikasi ini, komunikator dan komunikan serta antar

komunikan relatif tidak saling kenal secara pribadi, anonim, dan sangat

heterogen. Komunikator dapat berbentuk organisasi (misalnya, tim redaksi

atau LSM yang menyatakan protes terhadap sesuatu). Pesan-pesannya relatif

bersifat umum, disampaikan secara serentak dan sangat terstruktur. Dalam

komunikasi massa, umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda.

Komunikator cenderung sulit mengetahui umpan balik komunikan dengan

segera. Untuk mengetahuinya, biasanya harus dilakukan survei atau

penelitian.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

8

Universitas Muhammadiyah Riau

2.1.2 Media massa

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang berlangsung dimana

pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya

massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar,

dan film. Menurut Cangara (2010:126) jika khalayak tersebar tanpa diketahui

dimana mereka berada maka biasanya digunakan media massa. Komunikator

dalam media massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang artinya, gabungan

antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga.

Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang

atau satu kelompok masyarakat tertentu. Cangara (2012:140) menjelaskan

masing-masing dari media tersebut sebagai berikut:

a. Televisi

Televisi saat ini bukanlah hal yang asing. Media ini banyak menyita

perhatian dan waktu luang setiap orang. Hal ini disebabkan karena televisi

mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan media massa yang lain.

Salah satunya adalah kemampuan menggabungkan antarfungsi audio visual

ditamba dengan kemampuan memainkan warna. Televisi juga menyediakan

berbagai saluran yang bisa dipilih oleh penonton, sesuai dengan selera

masing-masing individu.

b. Radio

Salah satu kelebihan media radio dibanding dengan media lainnya,

ialah cepat dan mudah dibawa kemana-mana. Radio bisa dinikmati sambil

mengerjakan pekerjaan lain, seperti memasak, menulis, menjahit dan

sebagainya.

c. Surat kabar

Surat kabar adalah media massa tertua sebelum ditemukannya film,

radio dan televisi. Surat kabar memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa

dinikmati oleh mereka yang bisa membaca dan lebih banyak diminati oleh

orang tua dibanding remaja dan anak-anak.

d. Film

Film digunakan sebagi media massa karena khalayaknya banyak,

jangkauannya luas dan tidak diperuntukkan untuk perorangan ataupun

Page 9: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

9

Universitas Muhammadiyah Riau

kelompok. Film adalah gambar bergerak dengan kombinasi efek suara dan

musik yang ditanyangkan pada sebuah layar lebar yang terdapat di sebuah

bioskop dan dapat diminati oleh penontonnya. Film sangat bergantung pada

alur ceritanya, jika alur ceritanya kuat maka penonton akan dengan mudah

memahami isi pesan yang disampaikan pada film tersebut. Disamping itu,

film juga sangat baik untuk sarana mendidik, menghibur, mempengaruhi,

khalayak baik secara pemikiran maupun tingkah laku.

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di

suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986: 134). Film merupakan salah satu

media dalam komunikasi massa, yang memikili pengaruh yang cukup besar

bagi masyarakat. Hal itu disebabkan karena film dapat menjadi sarana untuk

mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi di dunia nyata dengan

makna-makna yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, mempelajari

media dapat diartikan sama dengan mempelajari makna yang disampaikan

didalam media itu sendiri.

Film sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di dunia,

mempunyai masa pertumbuhan pada akhir abad ke-19. Film mencapai

puncaknya diantara perang dunia I dan II, namun kemudian merosot tajam

setelah tahun 1945, seiring dengan munculnya medium televisi. (Sobur,

2006:126)

Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu

termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam

upaya pencapaian efek yang diharapkan. Yang paling penting dalam film

adalah gambar dan suara: kata yang diucapkan (ditambah dengan suara-

suara lain yang serentak mengiringi gambar-gambar) dan musik film.

a. Jenis-Jenis Genre Yang Terdapat Dalam Film

Genre di dalam film terdapat beberapa macam, berikut ini adalah genre film

menurut Widagdo dan Gora dalam Saefudin(2013:20):

1. Action (Laga)

Film bertema laga biasanya di bumbui dengan keahlian setiap tokoh

untuk bertahan dalam pertarungan hingga akhir cerita. Kunci sukses dari

Page 10: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

10

Universitas Muhammadiyah Riau

jenis film ini adalah kepiawaian sutradara untuk menyajikan aksi

pertarungan secara apik dan detail, seolah-olah penonton ikut merasakan

ketegangan yang terjadi.

2. Comedy (humor)

Comedy adalah film yang mengandalkan kelucuan sebagai faktor

penyajian utama. Genre ini tergolong paling disukai dan bisa menambah

usia segmentasi penonton. Namun, ada kesuliatan dalam menyajikannya

jika kurang waspada comedy yang ditawarkan bisa terjebak dalam humor

slapstick, yaitu terkesan memaksa penonton untuk menertawakan

kelucuan yang dibuat.

3. Romance (Drama)

Romance adalah jenis yang paling populer dikalangan masyarakat

penonton film. Faktor perasaan dan realitas kehidupan nyata ditawarkan

dengan senjata simpati dan empati penonton terhadap tokoh yang

diceritakan.

4. Mistery (Horor)

Horor adalah sebuah genre khusus dunia perfilman, karena meskipun

cakupannya sempit dan berkisar pada itu saja, tetapi genre ini cukup

mendapatkan perhatian dari para penonton. Hal tersebut disebabkan oleh

keingin tahuan manusia pada dunia yang membuat mereka selalu

bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di dunia lain tersebut.

2.1.3 Pesan

Pesan merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-simbol

verbal ataupun nonverbal yang mewakili keadaan khusus sumber pada satu dan

tempat tertentu (Daryanto, 2012:103). Pesan dalam bahasa inggris disebut dengan

massage, content and information. Pesan adalah sesuatu yang disampaikan

komunikator kepada komunikan baik secara verbal maupun nonverbal. Pesan

dapat berupa ilmu pengetahuan, informasi, nasehat, propaganda dan hiburan.

dalam proses penyampaiannya, suatu pesan memiliki dua sifat yaitu abstrak dan

konkret.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

11

Universitas Muhammadiyah Riau

Pesan bersifat abstrak berlangsung ketika pesan masih berupa konseptual,

ideologis dan idealistik yang disampaikan kepada komunikan. Sedangkan pesan

yang bersifat kongkret yaitu pesan abstrak yang sudah diterjemahkan dalam

bentuk simbol atau lambang yang disampaikan kepada komunikan. Simbol atau

lambang dapat berupa bahasa baik lisan maupun tulisan, suara, gambar, mimik,

gerak-gerik dan sebagainya (Suyomukti dalam Jupendri, 2016:111).

Simbol yang bermakna atau kode dalam proses komunikasi terbagi dua

macam yakni verbal dan nonverbal. Jupendri (2016:112) menjelaskan masing-

masing dari pesan verbal dan nonverbal sebagai berikut:

1. Pesan verbal

Pesan verbal adalah suatu pernyataan yang disampaikan komunikator

kepada komunikan dengan menggunakan bahasa. Secara umum bahasa

diartikan sebagai seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur,

sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung makna. Makna

itulah yang menjadi substansi utama dalam suatu proses komunikasi.

Pesan verbal dikenal juga dengan istilah komunikasi verbal, yaitu salah

satu jenis pesan yang menggunakan bahasa, dimana cara penyampaiannya

terdiri dari dua cara, lisan dan tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari

komunikasi secara verbal dapat ditemukan dalam percakapan (obrolan)

yang dilakukan dua orang atau lebih, ceramah, pidato, orasi, dan

sebagainya. Sedangkan komunikasi secara tertulis dapat berbentuk surat,

wesel, artikel, opini dan sebagainya.

2. Pesan nonverbal

Pesan nonverbal adalah pesan yang menggunakan isyarat atau gerak

tubuh untuk menyampaikan maksud dan tujuan oleh komunikator kepada

komunikan. Jenis pesan ini tidak menggunakan bahasa sebagai pesan verbal,

oleh karena itu pesan nonverbal dikenal juga dengan istilah bahasa diam

(silent languange).

Dalam kehidupan sehari-hari, komunikator yang selalu menggunakan

pesan nonverbal adalah komunitas atau orang-orang tuna bicara (bisu) dan

anak-anak kecil yang belum bisa bicara. Selain itu, pesan nonverbal juga

Page 12: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

12

Universitas Muhammadiyah Riau

ditemukan juga ditemukan pada rambu-rambu lalu lintas, larangan buang

sampah, larangan membuang kotoran, larangan merokok dan sebagainya.

Pesan nonverbal mempunyai hubungan yang erat dengan pesan verbal.

Kedua pesan saling mendukung dan melengkapi satu sama lain. Berkaitan

dengan itu, ada empat fungsi pesan nonverbal. Pertama, pesan nonverbal

dapat meyakinkan apa yang diucapkan. Kedua, pesan nonverbal dapat

menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-

kata. Ketiga, pesan nonverbal dapat menunjukan jati diri sehingga orang

lain mengenalnya. Keempat, pesan nonverbal dapat menambah atau

melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna.

2.1.4 Pesan Moral Dalam Film

Film adalah salah satu bentuk media yang sangat mengikat dan menjadi

salah satu yang paling berpengaruh dalam masyarakat sekarang ini. film

menggunakan audio dan visual, sehingga penontonnya dimanjakan ke dalam suatu

dunia lain yang begitu menarik dan luar biasa. Sedangkan buku, radio, dan lukisan

membutuhkan imajinasi lebih dari audiennya. Sebagai salah satu bentuk seni yang

menarik dan sangat mudah untuk didapatkan, film memiliki tujuan untuk

mempengaruhi banyak orang di dalam suatu masyarakat melalui pesan dan

gambarnya.

Ketika beberapa film bertujuan untuk mendidik penontonnya, ada juga yang

hanya ingin menghibur. Sedangkan banyak juga yang mencoba untuk melakukan

keduanya. Film biasanya ingin mendidik penontonnya dengan mengajarkan

pelajaran moral. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:592), moral

diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila.

Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari

segi substantif materilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya

berbeda. Widjaja (1985:154) menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan

buruk tentang perbuatan dan kelakuan (akhlak). Al-Ghazali (1994:31)

mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata moral, sebagai perangai

(watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber

timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu

Page 13: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

13

Universitas Muhammadiyah Riau

dipikirkan dan direncanakan sebelumnya. Moral pada dasarnya adalah suatu

rangkaian nilai dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi (Gunarsa,

1986). Sedangkan menurut Shaffer (1979), moral dapat diartikan sebagai kaidah

norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku individu dalam menjalani suatu

hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau suatu

perilaku yang harus dimiliki oleh manusia. Perilaku individu harus memiliki

batasan dan aturan yang mengikat, sehingga tidak keluar dari batasan norma dan

nilai masyarakat. Tindakan individu harus berada pada wilayah yang wajar

dimasyarakat. Maka, moral dapat diartikan sebagai perilaku yang dimiliki oleh

individu dan sesuai dengan nilai, norma, dan hukum masyarakat. Individu yang

sesuai dengan aturan memiliki moral yang bagus dan tidak menyimpang. Perilaku

yang menyimpang disebabkan keluarnya dari batasan aturan yang ada.

Berbagai moral pun disajikan dalam film seperti moral pendidikan. Moral

pendidikan adalah moral yang diajarkan pada anak-anak di sekolah, dengan kata

lain gurulah yang mengajarkan murid-muridnya pelajaran moral saat anak tersebut

di lingkungan sekolah. Lalu ada juga moral keberanian, keberanian moral menurut

Kidder (2005), adalah keberanian seseorang yang muncul karena dorongan prinsip

moral, keberanian moral tidak hanya berani menghadapai tantangan fisik bagi

tubuh seseorang tetapi juga menghadapi tantangan mental yang dapat merusak

reputasi, perasaan emosional, kesehatan, keuangan dan rasa percaya diri seseorang

( Jaquiline, 2014:45).

Nurgiyantoro (2013:323) menjelaskan kategori-kategori berdasarkan pesan

moral terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan

Dalam hal ini, moral dalam hubungan manusia dengan Tuhan

menjelaskan bahwa manusia pada dasarnya adalah manusia beragama, yaitu

manusia selalu berhubungan dengan Tuhan. Indikator dari moral dalam

hubungan manusia dengan Tuhan dapat berupa bersyukur, percaya kepada

Tuhan, berdoa, dan taat kepada Tuhan.

2. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri

Moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri dapat diartikan

bahwa manusia selalu ingin memperoleh yang terbaik dalam hidupnya dan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

14

Universitas Muhammadiyah Riau

keyakinannya sendiri tanpa harus selalu tergantung dengan orang lain.

Indikator dari moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri dapat

berupa takut, jujur, sabar, maut, rindu, keegoisan, bekerja keras, menuntut

ilmu, keberanian, kecerdikan, harga diri, sakit, kebanggaan, keraguan,

kecewa, tegas, ulet, ceria, teguh, terbuka, visioner, mandiri, tegar, reflektif,

tanggung jawab, dan disiplin

3. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial,

termasuk dengan alam.

Moral dalam hubungan manusia dengan manusia lain menjelaskan

bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang

lain dalam hidupnya. Disamping itu, manusia merupakan makhluk individu

yang memiliki keinginan pribadi untuk meraih kepuasan dan ketenangan

hidup baik lahiriah maupun batiniah dengan cara hidup berdampingan dan

menjalin hubungan silahturahmi dengan manusia yang lain. Indikator dari

moral dalam hubungan manusia dengan manusia lain ini dapat berupa: kasih

sayang, rela berkorban, kekeluargaan, kepedulian, musyawarah, gotong-

royong, dan tolong-menolong.

Moral dalam hubungan manusia dengan alam menjelaskan mengenai

alam yang merupakan kesatuan kehidupan dimana kita berada, karena

lingkungan membentuk, mewarnai, dan menjadikan objek timbulnya ide-ide

dan pola pikir manusia untuk mencari keselarasan dengan alam sebagai

bagian dari kehidupannya. Adapun indikator dari moral dalam hubungan

manusia dengan alam ini dapat berupa: penyatuan dengan alam,

pemanfaatan sumber daya alam, dan kodrat alam.

2.1.5 Film Bad Genius

Film Bad Genius dengan Genre Drama, Crime, School, Trhiller ini

berdurasi 130 menit. Bad Genius adalah film yang diproduksi oleh Jorkwang

Films. Film ini dirilis di Indonesia pada tanggal 23 Agustus 2017. Film Bad

Genius ini disutradarai oleh Nattawut Poonpiriya, yang juga merangkap menjadi

penulis skenario. Film ini dibintangi oleh Chutimon Chuengcharoensukying,

Santinatornkul Chanon, Oom Eisaya Hosuwan, Supapunpinyo Teeradon.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

15

Universitas Muhammadiyah Riau

Film ini menceritakan tentang siswi yang cerdas yang mengkapitalisasi

kecerdasannya demi mendapat keuntungan material. Lynn (Chutimon

Chuengcharoensukying) adalah siswi pindahan yang sangat genius, Lynn

mendapatkan beasiswa di salah satu sekolah ternama, namun ternyata pihak

sekolah tetap meminta biaya. Akibat biaya sekolah yang sangat mahal, Lynn

akhirnya memilih jalan pintas untuk mendapatkan uang dengan cara memberi

contekan kepada teman-teman sekelasnya. Bermula dari Lynn yang memberikan

jawaban kepada temannya yang bernama Oom Eisaya Hosuwan. Dan kekasih

temannya (Supapunpinyo Teeradon) juga ingin meminta jawaban darinya,

akhirnya bermula dari ujian sekolah biasa (semester), Lynn memberikan jawaban

kepada teman-temannya, namun hal tersebut tidak gratis melainkan ada bayaran

untuk Lynn asal kerja kerasnya itu.

Semakin banyak siswa yang ikut bekerja sama dalam tindakan itu dan Lynn

menyamarkannya dengan membuka les piano namun sebenarnya melatih ketikan

untuk memahami sandi atau ketukan jawaban soal ujian menggunakan jari-jari

tangan. Hal tersebut terus berlanjut hingga suatu hari ada saingan Lynn yang

merupakan orang pintar juga bernama Bank (Santinatornkul Chanon).

Bank (Santinatornkul Chanon) tidak mau melakukan hal tersebut walaupun

di bayar dan akhirnya tindakan Lynn terungkap dan orang tuanya kecewa. Akan

tetapi bukannya berhenti, Lynn mendapat tawaran dari teman dan kekasih

temannya itu untuk memberikan jawaban dari ujian STIC (SAT).

Bermula Lynn menolak namun ketika melihat jam dia menyadari akan

sesuatu bahwa Ujian STIC dilakukan di semua negara dan hari yang sama.

Akhirnya Lynn mengajak Bank untuk bekerja sama dan tidak main-main hasil

kerja kerasnya akan di hargai jutaan Baht, karena yang mengikuti sangat banyak.

Akhirnya keduanya pergi ke Australia untuk mengikuti Ujian lebih awal

(karena waktu negara Australia lebih cepat beberapa jam dari Thailand). Disana

mereka hampir tertangkap dan Bank lah yang tertangkap basah namun dia

meminta bayaran lebih mahal.

Sesampainya di Thailand, Lynn menyadari kesalahannya namun Bank

akhirnya sudah membuka tempat kerja laundry baru hasil dari kecurangan ujian

Page 16: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

16

Universitas Muhammadiyah Riau

itu. Dia mengajak Lynn untuk kembali melakukan tindakan itu walaupun dirinya

sudah di larang untuk masuk ke semua perguruan tinggi akibat tindakan tersebut.

Namun Lynn menolak dan sadar akhirnya mengungkapkan kebenaran dan

di rekam. Namun tidak menyebut orang-orang yang bekerja sama dengannya.

Film Bad Genius mendapat banyak tanggapan positif dari para kritikus

internasional. Ditambah lagi, film ini telah memenangkan beberapa penghargaan

dari berbagai festival film. Seperti “Best Picture-Thriller Features” dari Austin

Fantastic Festival serta “Best Film”, “Best Asian Feature”, dan “Most Innovative

Feature Film” dari Fantasia International Film Festival. Prestasi Bad Genius

makin lengkap dengan dianugerahkannya penghargaan “Best Director” dari

Fantasia International Film Festival buat sang sutradara dan “Rising Star Award”

dari New York Asian Film Festival untuk pemeran utama.

2.2 Landasan teori

2.2.1 Semiotika

Kata “semiotika” berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda”

atau seme yang berarti “penafsiran tanda”. Semiotika berakar dari studi klasik dan

skolastik atas seni logika, retorika dan peotika. Tanda pada masa itu masih

bermakna sesuatu hal yang menunjukkan pada adanya hal lain. (Sobur, 2006:16).

Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinan de Saussure

(1857-1913) dan Charles Sanders Pierce (1839-1914). Kedua tokoh tersebut

mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama

lain. Saussure di Eropa dan Pierce di Amerika Serikat. Latar belakang keilmuan

Saussure adalah linguistik, sedangkan Pierce adalah filsafat. Saussure menyebut

ilmu yang dikembangkannya semiologi (Tinarbuko, 2009:11).

Semiologi menurut Saussure seperti dikutip Hidayat, didasarkan pada

anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna

atau selama berfungsi sebagai tanda, dibelakangnya harus ada sistem pembedaan

dan konvensi yang memungkinkan makna itu. Dimana ada tanda, disana ada

sistem (Tinarbuko, 2009:12).

Sedangkan Pierce menyebutkan ilmu yang dibangunnya semiotika

(Semiotics). Bagi Pierce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia

Page 17: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

17

Universitas Muhammadiyah Riau

senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya bisa bernalar lewat

tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat

diterapkan pada segala macam tanda (Berger dalam Tinarbuko, 2009:12).

Sebuah tanda atau representament (representament), menurut Charles S.

Pierce dalam Budiman (2011:17), adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili

sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu

dinamakan sebagai interpretan (interpretant) dari tanda yang pertama pada

gilirannya mengacu pada objek (object). Dengan demikian, sebuah tanda atau

representamen memiliki relasi triadik langsung dengan interpretan dan objeknya.

Apayang disebut sebagai proses semiosis merupakan suatu proses yang

memadukan entitas yang disebut sebagai representamen tadi dengan entitas lain

yang disebut sebagai objek. Proses semiosis ini sering pula disebut sebagai

signifikasi (signification).

Tanda-tanda (sign) adalah basis dari seluruh komunikasi, manusia dengan

perantaraan tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya.

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-

tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di

dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.

Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna

(meaning) ialah hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda

(Littlejohn, 1996:66). Konsep dasar ini mengikat bersama seperangkat teori yang

amat luas berurusan dengan simbol, bahasa, wacana, dan bentuk nonverbal, teori-

teori yang menjelaskan bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya dan

bagaimana tanda disusun.

2.2.2 Teori Tokoh Semiotika

1. Teori tanda Ferdinand de Saussure

Ferdinand de Saussure disebut sebagai pendiri linguistik modern.

Saussure memang terkenal karena teorinya tentang tanda. Saussure

dilahirkan di Jenewa pada tahun 1857 dalam sebuah keluarga yang sangat

terkenal di kota itu karena keberhasilan mereka di bidang ilmu.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

18

Universitas Muhammadiyah Riau

Sedikitnya ada lima pandangan dari Saussure yang kemudian menjadi

peletak dasar dari strukturalisme Levi-Strauss, yaitu pandangan tentang (1)

signifier (penanda) dan signified (petanda), (2) form (bentuk) dan content

(isi), (3) langue (bahasa) dan parole (tuturan), (4) synchronic ( sinkron) dan

diachronic (diakronik), (5) syntagmatic (sintagmatik) associative

(paradigmatik) (Sobur, 2006:46).

Signifier dan signified yang cukup penting dalam upaya menangkap hal

pokok pada teori Saussure adalah prinsip yang mengatakan bahwa bahasa

itu adalah suatu sistem tanda, dan setiap tanda itu tersusun dari dua bagian,

yakni signifier (penanda) dan signified (petanda). Suara-suara, baik suara

manusia, binatang, atau bunyi-bunyian, hanya bisa dikatakan sebagai bahasa

atau berfungsi bilamana suara atau bunyi tersebut mengekspresikan,

menyatakan, atau menyampaikan ide-ide, pengertian tertentu.

Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan

sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah

“bunyi yang bermakna” atau “coretan” yang bermakna. Jadi penanda adalah

aspek material dari bahasa apa yang dikatakan atau di dengar dan apa yang

ditulis atau baca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep.

Jadi petanda adalah aspek mental dari bahasa (Bertens dalam Sobur,

2001:180). Yang harus diperhatikan adalah bahwa dalam tanda bahasa yang

konkret, kedua unsur tadi tidak bisa dilepas. Tanda bahasa selalu

mempunyai dua segi, penanda atau petanda, signifier atau signified,

signifiant atau signifie.

Setiap tanda kebahasaan menurut Saussure, pada dasarnya menyatukan

sebuah konsep (concept) dan suatu citra suara (sound image), bukan

Sign (Tanda)

Composed of

Signifier(Penanda) Signified(Petanda) Referen

Gambar 2.1 Model tanda Saussure

Page 19: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

19

Universitas Muhammadiyah Riau

menyatakan sesuatu dengan sebuah nama. Suara yang muncul dari sebuah

kata yang diucapkan merupakan penanda (signifier) sedangkan konsepnya

adalah petanda (signified). Dua unsur ini tidak bisa dipisahkan sama sekali.

Pemisahnya hanya akan menghancurkan ‘kata’ tersebut. Misalnya sebuah

kata apa saja, maka kata tersebut pasti menunjukkan tidak hanya suatu

konsep yang berbeda (distinct concept), namun juga suara yang berbeda

(distinc sound).

2. Teori tanda Charles Sanders Peirce

Didalam lingkup semiotika Pierce, sebagaimana dipaparkan Lechte

(2001:227) seringkali mengulang-ulang bahwa secara umum tanda adalah

yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Bagi Peirce tanda “is something

which stands to somebody for something in some respect or capacity”.

”Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Pierce disebut

ground. Konsekuensinya, tanda (sing atau representamen) selalu terdapat

dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretant (Sobur,

2006:41).

Charles Sanders Pierce mengatakan, tanda adalah unsur bahasa atau

citra yang tersusun dari hubungan antar tanda itu sendiri, referen (objek

yang diacu oleh tanda), dasar representasi (sifat hubungan terhadap referen),

dan interpretan (hubungan eksperiensial antara penafsir dan makna). Tanda

mengacu kepada referen di dalam wilayah representasi yang mendasari

tanda sesuai fungsinya, apa yang diacunya, bagaimana, dan demi tujuan apa.

Makna tercipta ketika pembaca tanda menkodekan dasar representasi, yang

dengan demikian menafsirkan perbedaan antara tanda dengan pengalaman.

Meskipun terdapat perbedaan antara semiotika Saussure dengan

Sign(Tanda)

(something other than it self, sesuatu diluar dirinya)

Interpretant Object

(user,pengguna) (memiliki efek untuk penggunanya)

Gambar 2.2 Teori Charles Sanders Peirce

Page 20: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

20

Universitas Muhammadiyah Riau

Pierce, sebagaimana yang tersirat di atas, namun keduanya berpendapat

sama bahwa tanda tak mungkin memiliki hubungan motivasional,

kedekatan, analogis, atau relasional dengan sesuatu yang ia representasikan.

Tanda selalu bersifat arbiter, atau sebaliknya, ia merepresentasikan dirinya

sendiri, yang selanjutnya menentukan apakah suatu tanda adalah hal yang

disebut Pierce sebagai indeks, ikon, dan simbol. Indeks menunjuk pada

makna langsung yang jelas dan bersifat universal, ikon adalah tanda yang

memiliki makna assosiatif atau analogis, simbol adalah suatu tanda yang

bermakna simbolik yang dapat dimengerti hanya jika dipahami latar

budayanya (Sobur, 2006:42).

3. Teori tanda Roland Barthes

Roland barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturals yang

getol mempraktekkan model linguistik dan semiology saussurean. Roland

barthes merupakan tokoh yang begitu identik dengan kajian semiotik.

Konsep pemikiran Barthes terhadap semiotik terkenal dengan konsep

mythologies atau mitos. Sebagai penerus dari pemikiran Saussure, Roland

Barthes menekankan interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi

yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya (Kriyantono, 2010:272).

Barthes telah banyak menulis esai dan buku yang beberapa diantaranya

menjadi rujukan penting untuk kajian semiotika di Indonesia. Pada tahun

1954-1956, sebuah rangkaian tulisan muncul dalam majalah prancis, Les

Letters Nauveles. Pada setiap terbitannya Roland Barthes membahas

“Mythology of the month” (mitologi bulan ini), sebagian besar dengan

menunjukkan bagaimana aspek denotatif, tanda-tanda dalam budaya pop

menyingkapkan konotasi yang pada dasarnya adalah “mitos-mitos (myths)”,

yang dibangkitkan oleh system tanda yang lebih luas yang membentuk

masyarakat. Dalam setiap esainya, Barthes membahas fenomena keseharian

yang luput dari perhatian. Ia menguraikan dan menunjukkan bahwa konotasi

yang terkandung dalam mitologi tersebut biasanya merupakan hasil

kontruksi yang cermat (Sobur, 2006:68).

Page 21: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

21

Universitas Muhammadiyah Riau

1. Signifier

(penanda)

2. Signified

(petanda)

3. Denotative sign (tanda denotatif)

4. Connotative signifier

(penanda konotatif)

5. Connotative signified

(petanda konotatif)

6. Connotative sign (tanda konotatif)

Tabel 2.1 Teori Roland Barthes

Roland Barthes mengemukakan bahwa tanda denotatif terdiri atas

penanda dan petanda. Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif

adalah juga penanda konotatif. Dengan kata lain, hal tersebut merupakan

unsur material: hanya jika anda mengenal kata “singa” barulah konotasi

seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin (Cobley &

Jansz dalam Sobur, 2006:69).

2.3 Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan mengenai analisis semiotika dalam film sudah

dilakukan oleh beberapa peneliti dengan judul beragam, diantaranya:

1. Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film Jokowi. Penelitian oleh

Ishmatun Nisa mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

tahun 2014. Dalam penelitian ini Ishmatun Nisa menggunakan metode

kualitatif dengan analisis Charles S. Pierce. Hasil dari penelitian ini ialah

Pesan moral yang disampaikan didalam Film Jokowi meliputi ketuhanan,

melestarikan budaya, kerukunan antar umat beragama, saling tolong

menolong, rajin serta rendah hati. Perbedaan penelitian yang dilakukan

peneliti ialah terletak pada objek dan analisis yang digunakan.

2. Representasi Pesan Moral Dalam Film Rudy Habibie Karya Hanung

Bramantyo (Analisis Semiotika Roland Barthes). Penelitian oleh Bagus

Fahmi Weisarkurnai mahasiswa Universitas Universitas Riau tahun 2017.

Dalam penelitian ini Bagus Fahmi Weisarkurnai menggunakan metode

kualitatif dengan analisi Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini ialah

menunjukkan bahwa representasi pesan moral di dalam film Rudy Habibie

ini adalah melihat hubungan manusia dengan tuhan, melihat hubungan

manusia dengan manusia,hubungan manusia dengan lingkungan sosial.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

22

Universitas Muhammadiyah Riau

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti ialah terletak pada objek dan

analisis yang digunakan.

3. Pesan Moral Dalam Film To Kill A Mockingbird (Analisis Semiotika Pada

Film To Kill A Mockingbird). Penelitian oleh Jaquiline Melissa Renyoet

mahasiswa Universitas Hasanuddin tahun 2014. Dalam penelitian ini

Jaquiline Melissa Renyoet menggunakan metode kualitatif dengan analisis

Roland Barthes. Hasli dari penelitian ini ialah Menunjukkan bahwa film To

Kill A Mockingbird menyampaikan pesan moral yang kuat kepada

penontonnya dengan menggunakan sejarah, instruksi moral dan

perkembangan karakter dalam film. Perbedaan penelitian yang dilakukan

peneliti ialah terletak pada objek dan analisis yang digunakan.

Hasil penelitian relevan

Tabel 2.2 Penelitian Relevan

No

Nama Peneliti, Judul

penelitian dan

Lembaga

Metode dan

Teori Hasil Perbedaan

1 Ishmatun Nisa,

Analisis Semiotika

Pesan Moral Dalam

Film Jokowi,

Universitas islam

negeri syarif

hidayatullah 2014

Teori Charles

S. Pierce,

Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah

Kualitatif

Pesan moral yang

disampaikan Film

Jokowi meliputi

ketuhanan,

melestarikan

budaya,

kerukunan antar

umat beragama,

saling tolong

menolong, rajin

serta rendah hati

Perbedaan

terletak

pada objek

dan teori

yang

digunakan

2 Bagus Fahmi

Weisarkurnai,

Representasi Pesan

Moral Dalam Film

Teori Roland

Barthes,

Metode yang

digunakan

Menunjukkan

bahwa

representasi pesan

moral di dalam

Perbedaan

terletak

pada objek

dan teori

Page 23: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

23

Universitas Muhammadiyah Riau

Rudy Habibie Karya

Hanung Bramantyo

(Analisis Semiotika

Roland Barthes),

Universitas Riau,

2017

dalam

penelitian ini

adalah

Kualitatif

film Rudy Habibie

ini adalah melihat

hubungan manusia

dengan tuhan,

melihat hubungan

manusia dengan

manusia,hubungan

manusia dengan

lingkungan sosial.

yang

digunakan

3 Jaquiline Melissa

Renyoet, Pesan Moral

Dalam Film To Kill A

Mockingbird

(Analisis Semiotika

Pada Film

To Kill A

Mockingbird),

Universitas

Hasanuddin, 2014

Teori Roland

Barthes,

Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah

Kualitatif

Menunjukkan

bahwa film To

Kill A

Mockingbird

menyampaikan

pesan moral yang

kuat kepada

penontonnya

dengan

menggunakan

sejarah, instruksi

moral dan

perkembangan

karakter dalam

film

Perbedaan

terletak

pada objek

dan teori

yang

digunakan

Page 24: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

24

Universitas Muhammadiyah Riau

2.4 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan konsep analisis Ferdinand de Saussure, untuk

menganalisis pesan moral yang terdapat dalam film Bad Genius. Penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Penjelasan:

Penelitian ini berjudul Pesan Moral Dalam film Bad Genius, dimana

peneliti ingin melihat pesan moral apa saja yang disampaikan dari film yang

bertemakan pendidikan ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis

semiotika Ferdianan De Saussure, teori Saussure adalah prinsip yang mengatakan

bahwa bahasa itu adalah suatu sistem tanda, dan setiap tanda itu tersusun dari dua

bagian, yakni signifier (penanda) dan signified (petanda). Suara-suara, baik suara

manusia, binatang, atau bunyi-bunyian, hanya bisa dikatakan sebagai bahasa atau

berfungsi bilamana suara atau bunyi tersebut mengekspresikan, menyatakan, atau

menyampaikan ide-ide, pengertian tertentu.

Film Bad Genius

Pesan moral

1. Hubungan manusia dengan tuhan

2. Hubungan manusia dengan dengan diri sendiri

3. Hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial

Analisis semiotika

Ferdinand de Saussure

Signifier

(penanda)

Signified

(petanda)

Tabel 2.3 Kerangka Pemikiran

Page 25: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

25 Universitas Muhammadiyah Riau

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodologi berasal dari kata metodos (cara,teknik atau prosedur) dan logos

(ilmu). Jadi, metodologi adalah ilmu yang mempelajari prosedur atau teknik-

teknik tertentu. Metode penelitian merupakan suatu pengkajian dari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam metode penelitian. Sedangkan metode penelitian

adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-

langkah sistematik (Kriyantono, 2006:49).

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang sifatnya

umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut

tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis

terhadap kenyataan sosial yang menjadi Fokus penelitian. Dan kemudian ditarik

suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan

tersebut (Ruslan, 2010:215).

3.2 Waktu Penelitian

Uraian Jul Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb

Pengajuan dan

perbaikan judul

Bimbingan

Proposal

Seminar

Proposal

Penelitian

Sidang Skripsi

Tabel 3.1 waktu Penelitian

Page 26: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

26

Universitas Muhammadiyah Riau

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam konsep penelitian merujuk pada responden, informan

yang hendak diminati informasi atau digali datanya. Subjek penelitian

menurut Amirin, merupakan seseorang atau sesuatu yang ingin diperoleh

keterangan, sedangkan Suharmisi Arikunto memberi batasan subjek

penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel

penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Di dalam penelitian

kualitatif subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang

yang memberikan informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan

dengan penelitian yang sedang dilaksanakan (Idrus, 2009:91).

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah film Bad Genius yang

di rilis pada tanggal 03 Mei 2017 berdurasi 130 menit. Film ini di produksi

oleh Jorkwang Films yang di sutradarai oleh Nattawut Poonpiriya.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam konsep penelitian merujuk pada masalah atau

tema yang sedang diteliti (Idrus, 2009:91). Objek penelitian yang dilakukan

oleh peneliti adalah pesan moral yang terdapat didalam film Bad Genius

produksi oleh Jorkwang Films yang di sutradarai oleh Nattawut Poonpiriya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, kerena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2012:401).

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk penelitian ini ialah

teknik dokumentasi, yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusus secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

Page 27: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 11. 3. · 1 Universitas Muhammadiyah Riau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesan moral yang disampaikan melalui media komunikasi sangat banyak jenisnya

27

Universitas Muhammadiyah Riau

sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2012:427).

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya

kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2013:427).

Untuk mendapatkan data yang nyata dan akurat haruslah menggunakan

teknik analisis data yang benar agar tidak terjadinya masalah yang akan timbul

saat berlangsungnya pengumpulan data. Adapaun langkah-langkah yang peneliti

lakukan sebagai berikut:

1. Menganalisis data yang telah dikumpulkan oleh peneliti

2. Metode yang akan dilakukan adalah pengamatan secara mendalam terhadap

perilaku tokoh-tokoh utama dalam film.

3. Pengelompokan data dengan analisis sesuai teori yang ada, menggunakan

analisis Semiotika Ferdinand de Saussure. Dalam penerapannya, metode

semiotik menuntut adanya pengamatan secara menyeluruh dari semua isi

film “Bad Genius”, termasuk cara penyajiannya, simbol, ekspresi dan tanda-

tanda tentang pesan moral dalam film tersebut.

4. Penafsiran simbol dan tanda yang telah ditemukan di dalam film “Bad

Genius”

5. Peneliti akan memaparkan hasil penelitian dengan analisis dalam bentuk

scene