4
Prarancangan Pabrik Vinyl Acetate Dari Asam Acetate dan Acetylene BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia yang mengalami peningkatan baik dalam hal kualitas maupun kuantitas menyebabkan kebutuhan bahan baku serta bahan penunjang untuk industri kimia semakin meningkat pula. Vinil asetat merupakan bahan kimia antara yang dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan polivinil asetat, vinil asetat kopolimer, polivinil alkohol, dan vinil chlorid. Kebutuhan vinil asetat naik rata-rata 15 % pertahun, pengguna terbesar industri vinil asetat adalah industri perekat, industri tekstil dan cat yang banyak terdapat di Indonesia. Kebutuhan vinil asetat masih dipenuhi dari impor karena pabrik vinil asetat belum ada di Indonesia. Impor vinil asetat berasal dari Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan (Indochemical, 1988). Memperhatikan perkembangan tersebut pemerintah membuka peluang bagi inventor untuk mendirikan pabrik ini, seperti yang ditegaskan pemerintah dalam skala prioritas yang dikeluarkan BKPM tahun 1987 (Indochemical, 1988). Berdirinya pabrik vinil asetat akan mencukupi kebutuhan vinil asetat dalam negeri, dapat memanfaatkan bahan baku yang tersedia, dan juga untuk menambah devisa negara dengan mengekspor hasilnya. B. Tinjauan Pustaka Vinil asetat pertama kali dikenal oleh Kettle pada tahun 1912 sebagai hasil samping dari pembuatan ethylidiene Pendahuluan 99/129394/TK/24186 1

Bab I Pendahuluan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab I Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Vinyl AcetateDari Asam Acetate dan Acetylene

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia

yang mengalami peningkatan baik dalam hal kualitas maupun

kuantitas menyebabkan kebutuhan bahan baku serta bahan penunjang

untuk industri kimia semakin meningkat pula.

Vinil asetat merupakan bahan kimia antara yang dapat dijadikan

bahan baku untuk pembuatan polivinil asetat, vinil asetat kopolimer,

polivinil alkohol, dan vinil chlorid.

Kebutuhan vinil asetat naik rata-rata 15 % pertahun, pengguna

terbesar industri vinil asetat adalah industri perekat, industri tekstil

dan cat yang banyak terdapat di Indonesia. Kebutuhan vinil asetat

masih dipenuhi dari impor karena pabrik vinil asetat belum ada di

Indonesia. Impor vinil asetat berasal dari Amerika Serikat, Jepang, dan

Taiwan (Indochemical, 1988).

Memperhatikan perkembangan tersebut pemerintah membuka

peluang bagi inventor untuk mendirikan pabrik ini, seperti yang

ditegaskan pemerintah dalam skala prioritas yang dikeluarkan BKPM

tahun 1987 (Indochemical, 1988).

Berdirinya pabrik vinil asetat akan mencukupi kebutuhan vinil

asetat dalam negeri, dapat memanfaatkan bahan baku yang tersedia,

dan juga untuk menambah devisa negara dengan mengekspor

hasilnya.

B. Tinjauan Pustaka

Vinil asetat pertama kali dikenal oleh Kettle pada tahun 1912

sebagai hasil samping dari pembuatan ethylidiene diacetate dari

asetilen dan asam asetat. Industri vinil asetat sendiri baru berkembang

tahun 1925 dan produksinya terus meningkat sejak tahun 1950.

Cara pembuatan vinil asetat ada 2 macam yang dibedakan oleh

jenis bahan bakunya yaitu :

1. Proses Dasar Asetilen

Pendahuluan99/129394/TK/24186

1

Page 2: Bab I Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Vinyl AcetateDari Asam Acetate dan Acetylene

Asetilen direaksikan dengan asam acetat baik dalam fasa gas

maupun fasa cair. Reaksi yang terjadi adalah :

,

∆HR = -22.18 kcal/mol

a. Reaksi Fasa Gas

Reaksi dijalankan dalam reaktor bed (kontinyu) dengan

katalisator zn-asetat yang diendapkan dalam karbon aktif.

Kondisi operasi pada suhu 180OC – 210OC pada tekanan 115 -122

kPa dengan perbandingan asetien : asam asetat = 4 : 1. reaktan

masuk reaktor yang berisi katalis dalam bentuk uap. Produk vinil

asetat dimurnikan dengan distilasi. Produk yang diperoleh

memiliki kemurnian 92-98 5, sehingga sangat menguntungkan.

b. Reaksi Fasa Cair

Reaksi dijalankan dalam reaktor batch dengan menggunakan

katalisator HgSO4 pada suhu 70OC dan tekanan atmospheris.

Reaksi tidak memberikan keuntungan yang besar karena hasil

vini asetat kecil. Proses ini tidak dipakai secara komersial (Kirk

Othmer, 1983).

2. Proses Dasar Etilen

Etilen direaksikan dengan asam asetat dan udara baik dalam

fasa gas maupun fasa cair. Reaksi yang terjadi adalah :

a. Reaksi Fasa Cair

Reaksi dapat dijalankan dalam proses batch maupun kontinyu

dengan kondisi operasi 120O – 180OC dengan menggunakan

katalisator PdCl2. reaksi ini tidak memberikan keuntungan

karena biaya investasi lebih besar 50 % jika dibandingkan

dengan proses asetilen pada fasa gas (Kirk Othmer, 1983).

b. Reaksi Fasa Gas

Reaksi dijalankan dengan proses kontinyu dengan suhu operasi

120 OC, tekanan 5 – 10 atm, menggunakan katalisator Palladium

Pendahuluan99/129394/TK/24186

2

Page 3: Bab I Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Vinyl AcetateDari Asam Acetate dan Acetylene

yang diendapkan dalam Karbon aktif. Proses ini juga tidak

menguntungkan karena investasinya besar.

3. Proses Asetaldehid – Asam Asetat Anhidrid

Reaksi dijalankan dalam fasa cair, mula-mula yang terbentuk

adalah etilidiene diasetat kemudian membentuk vinil asetat.

Reaksi ini tidak menguntungkan karena yield yang dihasilkan

kecil.

Dari kelima proses diatas, dipilih proses dasar asetilen fasa gas

dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Investasi lebih murah jika dibandingkan dengan proses dasar

Etilen.

2. Kondisi operasi mendekati atmospheris, sehingga operasional

pabrik lebih mudah

3. Yield vinil asetat dalam proses ini lebih tinggi.

Pendahuluan99/129394/TK/24186

3