BAB I Pendahuluan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pendahuluan

Citation preview

  • 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kerbau adalah salah satu hewan ternak domestik yang mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat. Manfaat kerbau terutama dari daging, susu, kulit serta tenaganya (Bamualim & Muhammad 2007). Daging kerbau merupakan sumber protein hewani bagi masyarakat. Tenaga kerbau sering dimanfaatkan untuk membantu membajak sawah atau lahan pertanian. Di samping itu, kerbau juga menjadi investasi petani yang sewaktu-waktu dapat dijual ke pasar (Petheram et al. 1982).

    Sebagaimana ternak lainnya, kerbau tidak terlepas dari berbagai penyakit. Penyakit tersebut dapat disebabkan oleh virus, bakteri, cendawan, maupun agen parasitik seperti cacing. Kasus kecacingan pada kerbau membawa kerugian pada kerbau secara langsung dan secara tidak langsung merugikan peternak. Populasi kerbau di Indonesia cenderung menurun dalam beberapa dasawarsa terakhir (Setyono 2009). Menurut Khan et al. (2008) parasit merupakan masalah utama dalam penurunan produktivitas ternak di dunia. Penurunan produktivitas ternak diantaranya terjadinya penurunan bobot badan, pertumbuhan yang lambat dan kematian. Hal ini terjadi karena parasit tersebut mengambil nutrisi yang dibutuhkan, memakan jaringan tubuh, dan menghisap darah inangnya. Gejala-gejala umum yang disebabkan oleh infeksi cacing antara lain: Pertama, anemia karena infeksi cacing haematophagous misalnya Haemonchus, Mecistocirrus, Bunostomum, Fasciola dan Paramphistomum. Kedua, diare karena efek gangguan pencernaan atau penyerapan oleh infeksi Trichostrongylus, Cooperia, Oesophagostomum dan Paramphistomum. Ketiga, penurunan bobot badan dan kelemahan kronis akibat penurunan nafsu makan dan penurunan kecernaan pakan (Dorny et al 2011).

    Penurunan produktivitas ternak dapat memberikan dampak negatif bagi peternak. Ternak yang terinfeksi secara kronis biasanya mengalami kekurusan, dan sebagai akibatnya ternak akan mempunyai nilai jual yang rendah. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka perlu diketahui secara lebih dalam tentang jenis-jenis cacing parasitik yang menginfeksi kerbau. Oleh karena itu, penelitian tentang identifikasi cacing parasitik merupakan salah satu langkah yang tepat.

    1.2 Tujuan

    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis telur cacing yang ada pada tinja kerbau, mengukur dan membandingkan derajat infeksi cacing parasitik pada kerbau, dan menganalisis infestasi telur cacing di lima titik pada sampel tinja.

    1.3 Manfaat Penelitian

    Pasca penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, dunia pendidikan dan masyarakat. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk pencegahan atau diagnosis awal

  • 2

    Gambar 1 Kerbau lumpur (Sumber: Bustami & Susilawati 2007)

    kejadian kecacingan pada kerbau. Namun, yang tidak kalah penting adalah informasi yang didapat dan pencegahan yang dilakukan, akan meningkatkan produktivitas ternak serta kesejahteraan peternak khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

    2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 KERBAU

    2.1.1 Klasifikasi Kerbau Menurut Reksohadiprodjo (1984) ada dua tipe kerbau Asia yang tergolong

    dalam spesies yang sama dengan taksonomi sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Mamalia Subkelas : Theria Ordo : Artiodactyla Subordo : Ruminantia Famili : Bovidae Subfamili : Bovinae Genus : Bubalus Spesies : Bubalus bubalis

    2.1.2 Jenis Kerbau Kerbau (Bubalus bubalis) domestik Indonesia dapat dikelompokkan

    menjadi dua jenis yaitu kerbau lumpur (swamp buffalo) dan kerbau sungai (riverine buffalo). Populasi kerbau terbanyak di dunia terdapat di Asia. Di Indonesia populasi kerbau sebesar 1,3 juta ekor (Kementan-BPS 2011). Mayoritas (95%) populasi kerbau adalah kerbau lumpur, sisanya dalam jumlah kecil (sekitar 2%) adalah kerbau sungai yang terdapat di Sumatera Utara. Kedua jenis kerbau ini memiliki karakteristik dan kebiasaan yang berbeda. Kerbau lumpur memiliki kebiasaan berendam dalam lumpur, kubangan ataupun air yang