25
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Setiap makhluk hidup (organisme) mampu menerima dan menanggapi rangsangan yang disebut iritabilitas. Salah satu bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa gerak. Kepekaan terhadap stimulus merupakan salah satu ciri utama kehidupan. Tujuan akhir dari respon adalah untuk mempertahankan hidupnya. Perubahan kondisi lingkungan berpengaruh terhadap hewan. Hewan mengadakan respon terhadap perubahan kondisi lingkungannya tersebut. Respon hewan terhadap kondisi dan perubahan lingkungannya denyatakan sebagai respon hewan terhadap lingkungannya. Respon tersebut berupa perubahan fisik, fisiologis, dan tingkah laku. Respon hewan tersebut ada yang bersifat reaktif dan ada yang bersifat terpola, artinya berasala dari nenek moyangnya. Respon hewan terhadap lingkungannya bervariasi tergantung dari jenis dan intensitas stimulus, jenis spesies, stadium perkembangan, umur, kondisi fisiologis dan kisaran toleransi terhadap lingkungannya. Apabila kondisi lingkungan menjadi sangat tidak baik, maka yang terjadi adalah pertama: hewan meninggalkan tempat itu dan mencari tempat dengan kondisi yang lebih baik. Kedua: hewan memberikan respon tertentu yang mampu 1 | Makalah Ekologi Hewan

Bab i Pendahuluan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah ini berisi tentang berbagai jenis adaptasi dan repon pada hewa

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Setiap makhluk hidup (organisme) mampu menerima dan menanggapi rangsangan yang disebut iritabilitas. Salah satu bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa gerak. Kepekaan terhadap stimulus merupakan salah satu ciri utama kehidupan. Tujuan akhir dari respon adalah untuk mempertahankan hidupnya. Perubahan kondisi lingkungan berpengaruh terhadap hewan. Hewan mengadakan respon terhadap perubahan kondisi lingkungannya tersebut. Respon hewan terhadap kondisi dan perubahan lingkungannya denyatakan sebagai respon hewan terhadap lingkungannya. Respon tersebut berupa perubahan fisik, fisiologis, dan tingkah laku. Respon hewan tersebut ada yang bersifat reaktif dan ada yang bersifat terpola, artinya berasala dari nenek moyangnya.Respon hewan terhadap lingkungannya bervariasi tergantung dari jenis dan intensitas stimulus, jenis spesies, stadium perkembangan, umur, kondisi fisiologis dan kisaran toleransi terhadap lingkungannya. Apabila kondisi lingkungan menjadi sangat tidak baik, maka yang terjadi adalah pertama: hewan meninggalkan tempat itu dan mencari tempat dengan kondisi yang lebih baik. Kedua: hewan memberikan respon tertentu yang mampu mengatasi efek negative perubahan tersebut. Ketiga: hewan itu akan mati. Berdasarkan rumusan di atas maka dalam makalah ini penulis akan mengulas berbagai respon dan aapatasi yang dilakukan oleh beberapa hewan dalam menanggapi perubahan lingkungan sekitarnya.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang disusun yakni:a. Apakah yang dimaksud dengan respon dan adaptasi pada hewan?.b. Bagaimana bentuk respon dan adaptasi yang dilakukan oleh hewan terhadap perubahan lingkungannya?.c. Apakah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adaptasi hewan?1.3 Tujuan a. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan respon dan adaptasi pada hewan.b. Memahami berbagai bentuk respon dan adaptasi yang dilakukan oleh hewan terhadap perubahan lingkungannya.c. Mengetahui berbagai faktor yang dapat mempengaruhi adaptasi hewan. 1.4 Manfaat Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat yakni:a. Bagi penulis diharapkan dapat memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Hewan dan memperluas pengetahuan mengenai bentuk respon dan adaptasi hewan terhadap perubahanlingkungan yang dihadapinya.b. Bagi pembaca diharapkan mampu menambah wawasan dengan materi yang diuraikan.c. Setelah membaca makalah ini pembaca diharapkan mampu menjaga kelestarian mahluk hidup di lingkungannya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Kajian Teoritis Respon dan Adaptasi Perilaku hewan merupakan aktivitas terarah berupa respon terhadap kondisi dan sumber daya lingkungan. Terjadinya suatu perilaku melibatkan peranan reseptor dan efektor serta koordinasi saraf dan hormon. Jenis efektor yang paling berperan adalah otot-otot tubuh.Perilaku pada hewan rendah seluruhnya ditentukan secara genetic, bersifat khas,terjadi secara otomatis. Pada hewan tinggi banyak mengandung komponen yang tidakbersifat herediter, melainkan proses belajar yang dipengaruhi faktor lingkungan. Pada manusia ditentukan oleh komponen belajar dan menalar (Darnell, 1971)Perubahan kondisi lingkungan berpengaruh terhadap hewan. Hewan mengadakan respon terhadap perubahan kondisi lingkungannya tersebut. Respon hewan terhadap kondisi dan perubahan lingkungannya denyatakan sebagai respon hewan terhadap lingkungannya. Respon tersebut berupa perubahan fisik, fisiologis, dan tingkah laku. Respon hewan tersebut ada yang bersifat reaktif dan ada yang bersifat terpola, artinya berasala dari nenek moyangnya (Soetjipta. 1993)Masing-masing individu mempunyai cara yang berbeda dalam menyusuaikan diri dengan lingkungannya, ada yang mengalami perubahan bentuk tubuh (adaptasi morfologi), ada yang mengalimi perubahan proses metabolism tubuh (adaptasi fisiologi) dan ada juga yang mengalami perubahan sikap dan tingkah laku (adaptasi tingkah laku). Adaptasi akan dilakukan oleh makhluk hidup bila keadaan sekitarnya membahayakan atau tidak menguntungkan bagi dirinya, sehingga perlu untuk menyelamatkan atau mempertahankan kehidupannya (Campbell, 2002)Tingkah laku atau perilaku hewan adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara organism dan lingkungannya. Perilaku dapt terjadi akibat stimulus dari luar. Reseptor di perlukan untuk mendekati stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respon dan efektor untuk melaksanakan aksi, prilaku dapat juga terjadi karena adanya stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan di ambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium. Umumnya perilaku organisme merupakan gabungan stimulus dari dalam dan luar (Godam, 2009)

2.2 Kajian Empiris Kelangsungan hidup organisme didukung atau dipengaruhi oleh 3 peristiwa yaitu adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan. Adaptasi merupakan penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan. Seleksi alam merupakan kemampuan alam untuk menyeleksi organisme yang ada di dalamnya. Dengan beradaptasi makhluk hidup yang mampu bertahan akan berlangsung hidupnya, sedangkan yang tidak mampu bertahan akan punah, dalam peristiwa inilah alam akan berperan sebagai penyeleksi. Sedangkan perkembangbiakan untuk melestarikan jenisnya sehingga kelangsungan hidupnya akan tetap berlangsung. Bagi hewan dan organisme lain sifat adaptif sangat penting untuk bertahan hidup pada lingkungan baru atau jika ada perubahan lingkungan habitatnya. Kemampuan hewan dalam beradaptasi dengan lingkungannya berbeda-beda yang dipengaruhi oleh kemampuan hewan untuk beradaptasi terbatas. 2.3. Pemikiran Penulis Menurut pemikiran penulis adaptasi merupakan suatu bentuk penyesuaian diri mahluk hidup terhadap suaru respon dari lingkungan. Adaptasi akan dilakukan oleh seekor hewan bila ia terancam kehidupannya. Berbgai jenis adaptasi dapat dilakukan oleh suatu jenishewan seperti penyesuaianbentuk morfologi, fisologi dan pengubahan tingkah lakunya. Adaptasi sebagai respon dari suatu rangsangan untuk mempertahankan diri.

BAB IIIPENDEKATAN PENULISAN

Penyusunan makalah ini di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan respon dan adaptasi hewan, megetahui berbagai bentuk respon dan adaptasi yang dilakukan oleh beberapa jenis hewan sebagai tanggapan dari perubahan lingkungannya, dan mendapatkan informasi mengenai berbagai faktor yang dapat mempengaruhi respon dan adaptasi hewan. Di dalam penyusunan makalah yang berjudul Respon dan Adaptasi Hewan ini saya menggunakan metode Kuntitatif, yaitu mengambil data dan informasi langsung dari hasil studi literatur dan mengamati di lingkungan sekitar. Selain itu saya juga mendapatkan informasi lain dari hasil penelitian orang lain pada buku yang berkaitan dengan Respon dan Adaptasi hewan di Internet dengan situssitus yang berhubungan dengan Silsilah Keluarga, dan dari jurnal jurnal. Melihat waktu yang relatif sedikit ini tidak memungkinkan untuk dilakukan menggunakan metode Eksperimen yang membutuhkan banyak waktu dan biaya serta sesuatu mahkluk hidup yang di jadikan sampel penelitian. Mengingat untuk melihat respon dan adaptasi spesifik dari seekor hewan tidak dapat dilakukan dengan melakukan penelitian dengan cara menyebarkan angketangket yang berisikan tentang berbagai jenis respon dan adaptasi hewan, sehingga dari pernyataan atau isi angket itu kita bisa membuat membuktikan dan mengetahuiuatu hipotesis serta informasi apa saja yang penting dan perlu diungkapkan atau dibahas di dalam makalah ini. Dengan mengetahui berbagai respon dan jenis adaptasi yang dilakukan oleh suatu jenis hewan kita dapat meminimalisir kepunahan dari suatu jenis hewan langka misalnya dan begitu banyak masyrakat yang tidak pernah memperdulikan bagaimana menjaga kelangsungan hidup organisme khususnya hewan demi kelangsungan hidup organisme.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Respon dan Adaptasi HewanHewan akan memberikan tanggapan sebagai bentuk efek dari suatu perlakuan atau rangsangan darilingkungannya. Tanggapan ini ini biasanya kita kenal dengan respon. Pada periode ontogeny hewan dikenal tiga macam respon dasar yaitu respon pengaturan, respon penyesuaian, dan respon perkembangan. Mekanisme ketiga respon itu berdasarkan sistem umpan balik negatif. Agar mekanisme itu berhasil maka respon yang dihasilkan harus sesuai besarnya, waktu tepat dan berlangsung cukup cepat.Adaptasi umumnya diartikan sebagai penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya. Adaptasi menunjukkan kesesuaian organisme dengan lingkungannya yang merupakan produk masa lalu. Organisme yang ada kini dapat hidup pada lingkungannya karena kondisi lingkungan itu secara kebetulan sama dengan kondisi lingkungan nenek moyangnya. Adaptasi merupakan proses penyusuaian diri makhluk hidup dengan keadaan lingkungan sekitarnya.

2.2. Jenis-Jenis Respon dan Adaptasi Hewan Terhadap Perubahan Lingkungan2.2.1 Jenis Respon Hewan Secara garis besar ada dua jenis reson yang diberikan oleh hewan terhadap suatu rangsangan, yaitu:a. Respon Reversibel Tipe respon dasar hewan yang reversible dan paling sederhana adalah respon pengaturan (regulatori). Respon fisiologi terjadi sangat cepat (refleks). Contoh: perubahan pupil mata terhadap intensitas cahaya. Tipe respon lain yang bersifat reversible adalah respon penyesuaian (aklimatori), berlangsung lebih lama dari respon regulatori karena proses yang fisiologi yang melandasinya melibatkan perubahan struktur dan morfologi hewan. Contoh: di lingkungan bertekanan parsial oksigen rendah, terjadi proliferasi dan pengingkatkan jumlah eritrosit, tubuh terdedah pada kondisi kemarau terik, kulit mengalami peningkatan pigmentasi. Respon aklimatori umum terdapat pada hewan berumur panjang, yang menghadapi perubahan kondisi musiman. Reversibilitas respon penting sekali karena tiap tahun kondisi khas musimana selalu berulang.b. Respon Tak-reversibelTipe respon tak-reversibel selama ontogeny (sejarah pertumbuhan makhluk hidup) adalah respon perkembangan. Respon berlangsung lama karena melibatkan banya proses yang menghasilkan perkembangan beraneka ragam macam struktur tubuh. Hasilnya bersifat permanen dan tak reversible. Contoh : perubahan jumlah mata facet pada Drosophila yang dipelihara pada suhu tinggi, atau terbentuknya keturunan cacat akibat respon perkembangan embrio terhadap senyawa teratogenik dalam lingkungannya.

2.2.2 Jenis Adaptasi HewanAda bermacam-macam bentuk adaptasi makhluk hidup tehadap lingkungannya, yaitu : adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, adaptasi tngkah lakua. Adaptasi MorfologiAdaptasi morfologi merupakan penyusuaian bentuk tubuh untuk kelangsugan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut. Merupakan proses penyusuaian diri makhluk hidup yang memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur tubuh, misalnya pada hewan. Ciri adaptasi hewan darat yaitu: Kulit tebal dengan lapisan zat tanduk. Anggota gerak tubuh di sesuaikan dengan habitat. Pada daerah tertentu seperti gurun pasir, mempunyai kantung air seperti pada unta.Sedangkan ciri adaptasi hewan air : Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line). Permukaan tubuh licin karena berlendir. Anggota gerak tubuh berupa sirip.Contoh lain adaptasi morfologi yang dilakukan hewan adalah dapat kita lihat beberapa organ misalnya :1. GigiGigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa serta gigi rahang dengan ujung pemotong untuk memotong untuk mencabik-cabik mangsanya. Perubahan gigi hewan biasanya berdasarkan pada makanannya, seperti : gigi taring (dens caninus) besar dan runcing pada hewan carmivora untuk menangkap dan mengoyak daging, gigi gerahang depan (dens premolare) dan gerahang belakang (dens molare) berbentuk lebar dan datar, di jumpai pada hewan memamah biak (hewan ruminansia) untuk mengunyah, menggilas dan menghaluskan rumput/daun-daunan.2. MoncongTrenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba amerika tengah dan selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.3. ParuhElang mempunyai paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya. Perubahan bentuk paruh burung biasanya pada makanannya, seperti : Paruh bentuk sisir, bagian atas agak melengkung pada pelican, flamingo untuk menyaring makanan yang berupa algae, udang kecil dan rumput laut. Paruh bentuk kecil, runcing dan tajam pada kolibri untuk menghisap madu. Paruh bentuk pendek dan kuat pada nuri, pipit, kaka tua, gelatik untuk memakan biji-bijian

Paruh bentuk pendek, besar, kuku dan kuat pada elang, raja wali untuk mengoyak manggsanya. Paruh bentuk pipih pada itik, bebek untuk mengambil makanan yang di perairan (ikan atau udand kecil, algae) Paruh bentuk pahat, pada platuk untuk memahat batang pohon yang telah lapuk.

4. Kaki Perubahan bentuk kaki/cakar burung. Biasanya berdasarkan pada habitat dan cara hidupnya, seperti : Kaki pencengkeram dengan cakar bentuk yang kuat, tajam dan pendek pada elang, raja wali, burung hantu untuk mengcekram manggsanya)

Kaki perenang dengan selaput renang pada iti, bebek, angsa,pelican untuk mendayung saat berenang di air. Kaki yang kuat pada kaswari untuk berlari atau berjalan. Kaki pemancar denagn dua jari ke arah depan dan dua jari kearah belakang pada pelatuk untuk memanjat pohon. Kaki burung potengger dengan jari yang panjang dan semua jati terlelak pada satu bidang di atas. Di jumpai pada kutilang, kenari poksai, vinch, wambi untuk hinggap di ranting-ranting pohon.

b. Adaptasi FisiologiAdaptasi fisiologi merupakan penyusuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut: 1. Kelenjar bauMusang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.2. Kantong tintaCumi-cumi dan urita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta di semprotkan kedalam air sekitarnya, sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.3. Mimikri pada kadalKulit kadal dapat berubah warna karena ini di pengaruhi oleh factor dalam rupa hormon dan factor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.

4. AutotomiYaitu proses pemutusan bagian tubuh hewan guna mempertahankan kehidupannya. Terjadi pada cecak atau tokek.5. EksdisiYaitu proses pengelupasan kulit pada hewan tertentu untuk kelangsungan hidupnya, terjadi pada ular dan udang.6. HibernasiYaitu masa istirahat dan menghemat energy pada musim dingin. Terjadi pada ular, kelelawar,marmut, dan landak.

7. EstivasiYaitu masa istirahat dan menghemat energy pada musim kemarau. Terjadi pada katak (Rana sp.)

c. Adaptasi Tingkah Laku.Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang di dasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :1. Pura-pura tidur atau matiBeberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila di dekati seekor anjing.2. MigrasiIkan salem raj di amerrika utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk di sepanjang pantai amerika utara untk menuju ke sungai. Saat disungai ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah metas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.Bentuk perilaku yang dilakukan oleh hewan dapat dibedakan menjadi:a. Perilaku bawaanPerilaku bawaan merupakan prilaku yang dihasilkan oleh gen dan faktor-faktor lingkungan.Prilaku memperlihatkan suatu kisaran variasi fenotip (norma reaksi) yang bergantung pada lingkungan,dimana genotip itu diekspresikan,foktor faktor lingkungan yang mempengaruhi prilaku adalah suatu kondisi dimana gen yang mendasari prilaku itu diekspresikan.Hal ini meliputi lingkungan kimiawi di dalam sel dan juga semua kondisi hormonal,kondisi kimia dan fisik yang dialami oleh seekor hewan yang sedang berkembang didalam sebauh sel telur atau di dalam rahim.b. TaksisMerupakan reaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis langsung mendekati atau menjauh dari atau pada suatu tertentu terhadapnyac. RefleksRespon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang mempunyai sistem saraf.Refleks adalah respon otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus.Respon terbawa sejak lahir artinya sifatnya ditentukan oleh pola respon saraf dan efektor yang diwariskan.Respon rentan akan pemberitan mekanisme pengendalian yang teratur dengan baik yang mengarahkan kontraksi refleks otot,menghambat kontraksi otot otot antagonis dan terus menerus memonitor keberhasilan yang dengannya perintah perintah dari otak diteruskan,dan dengan cepat serta otomatis membuat setiap penyesuaian sebagian pengganti yang perlu.d. NaluriPola prilaku kompleks yang sebagaimana refleks,merupakan bawaan,bersifat agak tidak fleksibel dan mempunyai nilai bagi hewan untuh menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Naluri lebih rumit dibandingkan dengan refleks dan dapat melibatkan serangkaian aksi.

2.3. Faktor yang Menentukan Adaptasi Beberapa faktor yang sangat mendukung perlunya hewan dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar diantaranya :a. Individu Daratan Persediaan air, seperti : adaptasi hewan dilingkungan sedikit air dengan mengurangi penguapan. Adaptasi hewan di lingkungan lembab dengan memiliki kulit tebal dan bersisik. Kisaran suhu, seperti : Memiliki bulu tebal dan banyak lemak untuk suhu dingin, hibernasi dan estivasi, berkubang di lumpur, burung mandi untuk mengatur suhu tubuhnya. Keadaan tanahJenis tanah akan menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang mendominasi suatu daerah.c. Individu Perairan Salinitas / kadar garam perairan Masing masing perairan memiliki salinitas yang berbeda,seperti di air tawar salinitasnya adalah 0,06 % sedangkan air laut salinitasnya 3,5% salinitasnya akan mempengaruhi perbedaan tebal tipisnya lapisan kulit,tingkah lak,susunan atau fungsi organ tubuh organisme perairan. Kedalaman air. Semakin dalam suatu perairan maka semakin besar/tinggi pula tekanan yang terjadi.Kedalaman air juga mempengaruhi interaksi cahaya yang diperoleh individu.Semakin dalam maka semakain sedikit cahaya yang diperoleh.contoh : Ikan pari dengan tubuh pipih dan lebar Ikan cucut dengan tubuh yang langsing Gurat sisi/linea lateralis pada tubuh ikan Gelembung udara pada tubuh ikan untuk dapat turun dan naik pada perairan. Intensitas cahayaSemakin keruh dan dalam suatu perairan maka intensitas cahaya yang masuk semakin sedikit/rendah.Intensitas cahaya mempengaruhi suhu air dan derajat fotosintesi.Dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah fotik,daerah perbatasan ( remang remang), daerah afotik. Semakin kearah daerah afotik maka intensitas cahay yang masuk perairan semakin berkurang.Hal ini akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Kadar OksigenDaerah permukaan kadar oksigen lebih banyak dibandingkan dengan daerah dibawahnya.Semakin keruh suatu perairan maka kadar oksigen semakin berkurang/rendah. ciri adaptasinya adalah :a. Perluasan labirin b. Munculnya ikan dipermukaanc. Tubuh ikan ramping dan berlendir

BAB IVPENUTUP5.1 KesimpulanDari hasil dan pembahasan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan berikut: a. Adaptasi umumnya diartikan sebagai penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya untuk menunjukkan kesesuaian organisme dengan lingkungannya yang merupakan produk masa lalu.b. Secara garis besar ada dua jenis reson yang diberikan oleh hewan terhadap suatu rangsangan, yaitu repon reversible dan respon tak-reversible.c. Ada bermacam-macam bentuk adaptasi makhluk hidup tehadap lingkungannya, yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tngkah lakud. Beberapa faktor yang sangat mendukung perlunya hewan dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar diantaranya : individu daratan adalah persediaan air, memiliki kulit tebal dan bersisik, kisaran suhu, dan keadaan tanah sedangkan individu perairan dipengaruhi salinitas/kadar garam perairan, intensitas cahaya, dan kadar Oksigen.5.2 SaranPenulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. et all. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.Darnell, R.M. 1971. Organism and Environment.A Manual of Quantitative Ecology.W.H Freeman and Co San Fransisco.Godam. 2009. Macam Dan Jenis Adaptasi Mahluk HidupStruktural, Fisiologi dan Tingkah Laku. http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-struktural-fisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-dirii. diakses 26 April 2013.Godam. 2009. Contoh Bentuk Adaptasi Tingkah Laku Behavioral Pada Mahluk HidupIlmu Biologi. Diakses dari: http://organisasi.org/contoh-bentuk-adaptasi-tingkah-laku-behavioral-pada-makhluk-hidup-ilmu-biologi, Pada 26 Mei 2015.Kendeighh, S. 1980. Ecology with Spesial Reference to Animal and Man. New Jersey: Prentice Hall.Mughni, Irpan Arif. 2011. Thermoregulasi. Diakses dari : http://irpanarifmughni.blogspot.com/2011/01/01archive.html, Pada 26 Mei 2015.Odum, EP. 1971.Fundamental of Ecology. Philadelpia : W.B. Sounders.Soetjipta. 1993.Dasar-Dasar Ekologi Hewan.Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

2 | Makalah Ekologi Hewan