20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Awal dari penulisan skripsi ini adalah ketertarikan penulis untuk lebih memahami studi hubungan internasional dengan mengambil suatu fenomena Internasional khususnya di kawasan Asia Tenggara. Salah satu hal yang menarik untuk dibahas ialah kesiapan Thailand dalam menghadapi ASEAN Ecomonic Community. Dapat kita ketahui bahwa Thailand sangat angresif dalam menyambut AEC 2015 ini dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Tentunya Thailand memiliki alasan tersendiri dengan agresifitasnya dalam menyambut AEC. Dapat kita lihat dengan persiapan sumber daya manusianya agar siap untuk menyambut datangnya ASEAN Community 2015 dimana didalamnya ada pilar AEC. Thailand sudah mempersiapkan tenaga guru yang berkompeten dan juga kurikulum yang membantu agar para mahasiswa dapat dengan mudah terjun dalam persaingan AEC dan dapat memenuhi standar AEC. Karena besok saat AEC sudah dimulai maka seluruh masyarakat ASEAN dapat dengan mudah bekerja dimana saja yang mereka inginkan disesama negara ASEAN. Dan inilah yang menarik perhatian kita semua dengan kesiapan-kesiapan yang dilakukan oleh Thailand dalam menyambut datangnya AEC 2015 esok dengan agresif.

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judulthesis.umy.ac.id/datapublik/t32973.pdf · C. Latar Belakang Masalah AEC (ASEAN Economic Community) ... seperti di Indonesia pada tahun 1997

  • Upload
    vongoc

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Awal dari penulisan skripsi ini adalah ketertarikan penulis untuk lebih

memahami studi hubungan internasional dengan mengambil suatu fenomena

Internasional khususnya di kawasan Asia Tenggara. Salah satu hal yang menarik untuk

dibahas ialah kesiapan Thailand dalam menghadapi ASEAN Ecomonic Community.

Dapat kita ketahui bahwa Thailand sangat angresif dalam menyambut AEC 2015 ini

dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Tentunya Thailand memiliki alasan tersendiri dengan agresifitasnya dalam

menyambut AEC. Dapat kita lihat dengan persiapan sumber daya manusianya agar

siap untuk menyambut datangnya ASEAN Community 2015 dimana didalamnya ada

pilar AEC. Thailand sudah mempersiapkan tenaga guru yang berkompeten dan juga

kurikulum yang membantu agar para mahasiswa dapat dengan mudah terjun dalam

persaingan AEC dan dapat memenuhi standar AEC. Karena besok saat AEC sudah

dimulai maka seluruh masyarakat ASEAN dapat dengan mudah bekerja dimana saja

yang mereka inginkan disesama negara ASEAN.

Dan inilah yang menarik perhatian kita semua dengan kesiapan-kesiapan

yang dilakukan oleh Thailand dalam menyambut datangnya AEC 2015 esok dengan

agresif.

2

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan tambahan informasi

dalam bentuk tulisan ilmiah mengenai kesiapan Thailand dalam menghadapi ASEAN

Economic Community 2015. Usaha yang sudah dilakukan Thailand dalam menyambut

AEC dalam bentuk apapun itu terlebih dalam bidang ekonomi sehingga dapat bersaing

dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Penulisan skripsi ini juga membuktikan hipotesa mengenai implikasi

kepentingan nasional dengan agresifitas Thailand dalam menghadapi AEC dan

menemukan keuntungan apa saja yang akan didapatkan oleh Thailand dengan

usahanya tersebut. Selain itu penulisan skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Ilmu Hubungan

Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

C. Latar Belakang Masalah

AEC (ASEAN Economic Community) merupakan salah satu pilar dari ASEAN

Community dimana dua pilar yang lain adalah ASEAN Political and Security

Community dan juga ASEAN Socio and Cultural. Tujuan dibentuknya AEC ialah untuk

meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN. Dengan terbentuknya

Komunitas Ekonomi ASEAN diharapkan akan bisa mengatasi masalah-masalah dalam

bidang perekonomian antar negara ASEAN. Jangan sampai kasus krisis ekonomi

seperti di Indonesia pada tahun 1997 dulu terulang kembali.

3

Terciptanya kawasan pasar bebas ASEAN merupakan tantangan tersendiri

bagi pelaku usaha di negara ASEAN. Persaingan produk dan jasa antar negara ASEAN

akan di uji di sini. Bagi para pelaku usaha dan jasa mulai sekarang mulai

mementingkatkan kualitas produk mereka. Mulai membuat produk yang dicintai

konsumen. Dengan membuat produk yang berkualitas serta harga terjangkau pasti

produk tersebut akan menarik bagi masyarakat ASEAN. Terbentuknya Komunitas

Ekonomi ASEAN ini maka warga negara yang bekerja di negara lain (ASEAN) maka

tidak menggunakan paspor maupun visa kerja. Warga negara Vietnam misalnya, juga

bisa melamar kerja di Indomaret dengan syarat yang sama seperti warga negara

Indonesia.1

Ide awal pembentukan AEC ini bermula pada pembentukan AFTA (ASEAN

Free Tread Area) tahun 1992. Dan pada KTT ASEAN di Phnom Pen bulan November

2002 para pemimpin ASEAN menyetujui proses integrasi ekonomi ASEAN sebagai

pembentukan AEC yang diprakarsai oleh Perdana Menteri Goh Chok Tong. Sangat

penting untuk mengindentifikasi unsur-unsur inti (core elements) AEC yang mutlak

harus ada untuk memungkinkan pembuatan wilayah Asia Tenggara suatu pasar dan

landasan produk tunggal , karena itu agenda kerjasama ekonomi ASEAN harus

memusatkan perhatian pada uapaya integrasi “ turning the diversity that characterizes

the region into opportunities for business complementation making ASEAN a more

dynamic and stronger segment of the global supply chain”. Sasaran pencapaian suatu

1 Warsito Gunawan. http://asean.gunklaten.com/2013/06/Pengertian-Komunitas-ASEAN-2015.html

diakses tgl 24/2/14 jam 10:38

4

pasar dan landasan produksi tunggal dengan peredaran bebas barang, jasa dan modal

merupakan pengakuan bahwa economic survival ASEAN lebih besar dengan suatu

pasar regional yang tunggal daripada dengan sejumlah ekomomi-ekonomi nasional.

Kemungkinan untuk berfungsi sebagai suatu satuan ekonomi yang terintegrasi

membuat Asia Tenggara mampu mengambil manfaat dari ekonomi China dan India

yang tumbuh pesat.2

Salah satu negara ASEAN yang sangat agresif dalam mempersiapkan AEC

ialah Thailand. Thailand telah menjadi negara yang paling aktif di Asean sejauh ini

dalam kampanye yang bersangkutan dengan AEC . Sebanyak 8 miliar baht dalam

berbagai bentuk iklan dihabiskan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan

Thailand dan rakyat Thailand untuk AEC .3

Selama kampanye AEC semua instansi pemerintahan di Bangkok dan daerah

provinsi terutama yang berbatasan langsung dengan negara tetangga anggota ASEAN

menerima anggaran khusus untuk menyelenggarakan seminar atau kegiatan untuk

menyambut datangnya AEC. Departemen Pendidikan , Departemen Perdagangan dan

Departemen Kebudayaan dan Pembangunan Sosial menerima dana yang paling besar .

Bahkan Departemen Pertahanan diberikan lebih dari 200 juta baht sebagai bagian dari

persiapan untuk AEC. Bahkan 100.000 pejabat kabupaten dan provinsi menghadiri

seminar tentang isu-isu AEC dan terkait Asean selama periode 2011-2012. Harus

2 C.P.F Luhulima. Dinamika Asia Tenggara Menuju 2015. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011. Hal 37

3Kavi Chongkittavorn. Is Thailand ready for Asean Economic Community?

http://www.nationmultimedia.com/opinion/Is-Thailand-ready-for-Asean-Economic-Community-30224

073.html diakses tgl 18/2/14 jam 6:05

5

dicatat di sini bahwa pada tingkat kabupaten dan provinsi , para pejabat adalah tonggak

yang dapat mensosialisasikan AEC langsung ke masyarakat dikarenakan mereka lebih

dekat dengan masyarakat dibandingkan dengan pemerintah pusat.

Penekanannya selalu sebagian besar terkonsentrasi pada kegiatan ekonomi

yang berhubungan meskipun ada dua pilar tambahan mengenai politik / keamanan dan

sosial / budaya yang sama-sama penting .

Pemerintah dan masyarakat Thailand pada mulanya sangat takut dengan

adanya AEC. Mereka berpikiran akan kehilangan pekerjaan karena akan banyak

pekerja asing dari negara sesama anggota AEC yang kemampuannya melebihi dengan

kemampuan mereka. Terlebih lagi dalam hal bahasa Inggris. Bahasa inggris adalah

instrument paling penting untuk bersaing dengan masyarakat dari negara anggota AEC

lainnya. Sehingga Departemen Pendidikan mengalokasikan dana lebih dari 500 juta

bath untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris di kalangan mahasiswa terutama

mereka yang bersekolah di sekolah kejuruan .

Investasi adalah hal yang sangat ditekankan oleh Thailand dalam

mempersiapkan datangnya AEC. Oleh karena itu Thailand mempersiapkan

infrastruktur yang baik untuk manarik investor.

Thailand juga bekerjasama dengan negara-negara ASEAN lainnya dalam

mempersiapkan AEC ini. Kerjasama regional ini akan menguntungkan semu pihak

yang terlibat didalamnya termasuk Thailand.

6

Pejabat pemerintah juga didesak untuk mengasah kemampuan bahasa Inggris

mereka . Tetapi siswa SMK adalah kelompok yang paling diprioritaskan karena

mereka akan berperan penting dalam usaha kecil dan menengah ( UKM ) dan juga

dalam mempromosikan kegiatan bisnisnya di Asean. Hampir lebih dari 90 persen dari

investasi bisnis baru terkait dengan UKM .

Selain itu Thailand juga melakukan persiapan di bidang pendidikan. Pertama,

sangat penting untuk mengembangkan kurikulum yang tepat yang dilakukan pada

sekolah tinggi dan perguruan tinggi pada budaya bangsa-bangsa AEC.

Tentunya untuk mewujudkan kurikulum yang tepat sesuai dengan budaya

bangsa ASEAN membutuhkana tenaga guru yang mumpuni juga. Sehingga Thailand

juga sudah mempersiapkan tenaga guru yang mumpuni tersebut. Kedua, itu akan

berharga untuk memberikan siswa Thailand peningkatan peluang untuk memiliki

magang di negara-negara tetangga AEC sebagai cara praktis untuk meningkatkan

pengetahuan tentang tetangga mereka dan bagaimana untuk bekerja secara efektif

dengan mereka. Ketiga , lebih Mahasiswa Thailand harus didorong untuk melakukan

penelitian lapangan di wilayah tersebut untuk meningkatkan basis pengetahuan tentang

berbagai negara AEC dan budaya. AEC merupakan tantangan besar dan kesempatan

bagi Thailand dan rakyatnya untuk naik tangga ekonomi dengan industri yang lebih

terampil. Namun, kesempatan yang luar biasa hanya dapat terwujud jika Thailand

7

membuat komitmen untuk meningkatkan secara signifikan kualitas sumber daya

manusia dan produktivitas rakyatnya4.

Thailand sangat mempersiapkan diri untuk menuju AEC, bisa dibilang

Thailand adalah negara yang paling siap diantara negara-negara Asia Tenggara

lainnya. Dalam menghadapi AEC dimana tidak ada batas yang ada antara negara

kawasan Asia Tenggara sehingga segala barang dagangan dari negara-negara Asia

Tenggara tidak terkena pajak masuk ke negara sesama anggota AEC. Tentunya hal itu

membuat sebuah tantangan tersendiri bagi setiap negara anggota AEC termasuk

didalamnya Thailand.

Thailand belajar dari pengusaha-pengusaha asal Singapura dan Malaysia

dalam operasi bisnis waralaba dan juga bahasa Inggris mereka. Thailand

mempersiapkan AEC ini jauh lebih baik dengan kesiapan hampir 86 persen lebih besar

dari rata-rata negara ASEAN lainnya yang hanya memenuhi 80 persen.

Dilihat dari persiapannya Thailand sangat agresif dalam menyambut

datangnya AEC dimana peranan ekonomi sangat penting. Persiapan matang pun

dilakukan sejak dini oleh Thailand. Thailand juga sangat gencar dalam

mempromosikan ASEAN Community dengan menggunakan media masa iklan dan

juga dengan menggunakan media sosial. Bahkan setiap hari di berita utama yang

disiarkan di stasiun televisi Thailand tidak lupa memberitakan tentang AEC.

4Gerald W Fry. Preparing for the AEC Era.

http://www.nationmultimedia.com/opinion/Preparing-for-the-AEC-Era-30181887.html tgl 12/01/2014

jam 1:16

8

Seluruh departemen yang bersangkutan dengan persiapan menyambut

datangnya AEC ini menyediakan dana yang tidak sedikit untuk mempromosikan

tentang AEC tersebut. Rencana pengeluaran besar sejalan dengan kebijakan

pemerintah untuk mempreriotaskan AEC. Itu berarti setiap referensi yang memiliki

huruf " AEC " di dalamnya pasti akan mendapatkan dana dari pemerintah. Dan juga

akan banyak seminar-seminar tentang AEC yang akan diadakan. Semua ini

memusatkan perhatian pada satu isu tunggal : untuk mempersiapkan negara dan rakyat

Thailand untuk bersaing dengan sembilan anggota lain dari Asean Economic

Community pada tahun 2015.5 ini menunjukkan bahwa Thailand telah lebih siap dalam

menyambut datangnya AEC diabndingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Negara-negara ASEAN lainnya pun juga mempersiapkan diri untuk

menyambut datangnya AEC ini. Seperti halnya Indonesia, melakukan persiapan

meliputi pembenahan dan perbaikan infrastruktur, konektivitas antardaerah yang

diharapkan bisa mendongkrak daya saing, dan pembenahan sistem distribusi barang

agar lebih efisien.6 Indonesia mulai mendongkrak bisnis UKM sebagai senjata utama

untuk menuju AEC 2015.

Malaysia mempersiapkan teknologi informasi dan komunikasi TIK dalam

menyambut AEC ini. Malaysia lebih mendorong kemajuan di bidang TIK ini untuk

5Education agency to spend most on AEC readiness.

http://www.nationmultimedia.com/business/Education-agency-to-spend-most-on-AEC-readiness-3020

7176.html tgl 16/2/14 jam 2:04 6 Persiapan hadapi AEC.

http://daerah.sindonews.com/read/2014/02/21/16/837821/persiapan-hadapi-aec diakses tgl 26/2/2014

jam 5:21am

9

dapat bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya dalam menyambut AEC tahun

2015.7 Sedangkan negara lain seperti Singapura yang pada dasarnya penghasilan

terbesar negara tersebut adalah dari bidang jasa sehingga mereka lebih mengintesifkan

lagi dalam bidang jasa tersebut. Dan mencetak tenaga ahli yang dapat bekerja dinegara

mana saja di seluruh ASEAN.

Negara ASEAN lainnya juga mempersiapkan diri dalam menghadapi ASEAN

Community ini. Mereka berlomba-lomba menjadi yang terbaik dan dapat memproduksi

suatu barang yang dapat bersaing di pasar ASEAN sehingga negara mereka tidak

hanya dijadikan pasar. Namun demikian Thailand tetap terlihat paling agresif.

Sejarah terbentuknya AEC sangatlah panjang dimulai dengan terbentuknya

ASEAN pada tahun 1967. Pada awalnya Pada rentang tahun 1945-1965 dunia

internasional terbagi atas dua kubu yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Puncak

persaingannya ditandai dengan Amerika Serikat membentuk pakta pertahanan yaitu

NATO sedangkan Uni Soviet membentuk Pakta pertahanan pakta warsawa.

Persaingan kedua negara adikuasa tersebut juga mencakup persaingan ideologi,politik

dan ekonomi. Sedangkan wilayahnya tidak hanya di Eropa tetapi meluas

kekawasan-kawasan lain, baik di Asia maupun di Pasifik.

Di wilayah-wilayah tersebut muncul organisasi-organisasi yang berpihak

pada salah satu kekuatan dunia itu. Sedangkan untuk Asia Tenggara muncul

7 Pengembangan ICT di AEC. http://www.technosociety.com/?p=1473 diakses tgl 25/2/2014 jam

5:46am

10

organisasi-organisasi regional yang bernafaskan persaingan antara dua negara adidaya

itu, misalnya SEATO, ASA, ASEAN yang pro Amerika Serikat, dan Persekutuan

Indocina yang pro Uni Soviet8. Sejak semula organisasi regional yang terdapat di

kawasan Asia Tenggara selalu ada campur tangan dari pihak lain dalam upanya

penyebaran pengaruh antara Timur dan Barat.

ASEAN berdiri tahun 1967 di tengah situasi regional dan internasional yang

sedang berubah. Pada awal pembentukannya ASEAN hanya terdiri dari lima negara

yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Philipina. Walaupun

masing-masing negara anggota berbeda satu sama lain dalam hal bahasa, budaya,

agama, goegrafi, etnisitas, dan pengalaman sejarah, hubungan antaranggota secara

bertahap menumbuhkan rasa kebersamaan9. Awal terbentuknya ASEAN ialah untuk

membendung masuknya ideologi komunis di kawasan Asia Tenggara. Karena

Amerika Serikat juga mendukung terbentuknya ASEAN dan mendoktrin ASEAN

untuk tidak menyukai ideolagi komunis.

Seiring dengan perubahan zaman yang tidak lagi dipengaruhi oleh perang

dingin Amerika Serikat dan juga Uni soviet. Dimana Uni Soviet telah bubar pada tahun

1992 sehingga hal itu mengakhiri perang dingin. Kerjasama ASEAN pun mulai

berubah menyesuaikan kondisi politik regional dan juga internasional. Seperti halnya

kerjasama tentang keamanan regional yang berhubungan dengan terorisme dan juga

8A. Kardiyat Wiharwanto. “Proses Berdirinya ASEAN”

http://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no2oktober2010/PROSES

%20BERDIRINYA%20ASEAN%20kardiyat.pdf tgl 16/2/14 jam 21:17 9 Bambang cipto, Hubungan Internasional di Asia Tenggara, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hal.13.

11

menjurus ke hubungan yang saling menguntungkan yaitu dalam bidang kerjasama

ekonomi regional.

Dilihat dari segi ekonomi Tujuan dasar pembentukan ASEAN sebagaimana

dicerminkan dalam Deklarasi Bangkok Agustus 1967 adalah memulihkan

hubungan-hubungan intraregional dan menyusunnya dalam struktur suatu tata Asia

Tenggara berdasarkan prinsip saling menghormati dan hidup berdampingan secara

damai, apapun sistem sosial ekonomi masing-masing negara anggota. Tujuan utama

ASEAN ialah untuk mewujudkan kerjasama ekonomi dan sosial budaya dengan

menggunakan struktur tata cara Asia Tenggara tersebut.

“to accelerate the economic growth, social progress and cultural

development in the region through joint endeavors in the spirit of equality and

partnership in the order to strengthen the foundation for a prosperous and

peaceful community of South East Asia Nation” (untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pembangunan kebudayaan di

kawasan ini melalui usaha-usaha bersama dalam semangat persamaan dan

kemitraan untuk memperkuat landasan bagi sebuah masyarakat bangsa-bangsa

Asia Tenggara yang makmur dan damai.)”10

Point utama dari Deklarasi Bngkok tersebut ialah:

“membentuk suatu landasan yang kokoh dalam meningkatkan kerjasama

regional di kawasan Asia Tenggara dengan semangat keadilan dan kemitraan

dalam rangka menciptakan perdamaian, kemajuan dan kemakmuran kawasan”

Sehingga dengan terbentuknya ASEAN Community ini lebih

mengintegrasikan kembali negara-negara di kawasan Asia Tenggara dengan

menggunakan tiga pilar ASEAN Community tersebut. Sehingga ASEAN akan jauh

10

C.P.F Luhulima, ASEAN menuju postur baru, Centre for Strategic and International Studies (CSIS),

Jakarta, 1997

12

lebih mampu dalam menghadapi kekuatan ekonomi dunia seperti negara Cina dan

Amerika Serikat.

D. Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan persoalan atau

permasalahan mengenai: “Bagaimana strategi Thailand dalam menyambut datangnya

ASEAN Economic Community?”

E. Kerangka Pemikiran

Dalam menjawab rumusan masalah diatas penulis mencoba menganalisa

dengan konsep SWOT, regionalisme dan juga investasi.

1. Konsep SWOT

Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland Analisis SWOT adalah instrument

perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan

dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara

sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.

Instrumen ini menolong para perencana apa yang bias dicapai, dan hal-hal apa saja

yang perlu diperhatikan oleh mereka.

Dilihat dari permasalahan ini penulis mencoba menggunakan SWOT dalam

menganalisis permasalahan kesiapan Thailand dalam menghadapi AEC. SWOT adalah

13

singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang),

Threats (ancaman).

Analisa SWOT ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

1. S = Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari

organisasi atau program pada saat ini.

2. W = Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari

organisasi atau program pada saat ini.

3. O = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di

luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa

depan.

4. T = Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang

dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.11

Strengths (kekuatan) yang dimiliki oleh Thailand adalah dalam bidang

industri dimana Thailand memproduksi beberapa sperpart mobil dan juga mobil yang

diekspor ke negara-negara ASEAN. Selain itu agrobisnis Thailand yang lebih baik dari

negara-negara ASEAN laiinya sehingga bisa mengeksport beras ke beberapa negara

ASEAN.

Weakness (kelemahan) yang dimiliki Thailand adalah sumber daya manusia

yang belum terlalu siap dalam menghadapi datangnya AEC. Konflik politik yang

sering terjadi di Thailand yang membuat keamanan disana yang kurang kondusif.

11

Analisis SWOT.

http://www.smeru.or.id/report/training/menjembatani_penelitian_dan_kebijakan/untuk_cso/file/82.pdf

14

Opportunities (peluang) yang dimiliki oleh Thailand produk-produk Thailand

dapat masuk dengan mudah di pasar negara-negara ASEAN. Thailand dapat

mengembangkan investasi dengan mudah di negara-negara ASEAN lainnya.

Threats (ancaman) untuk Thailand ialah dengan adanya pasar bebas di

ASEAN, membuat barang yang masuk ke dalam negara-negara ASEAN tidak terkena

biaya masuk, hal ini akan mengancam barang-barang dalam negeri Thailand yang tidak

mampu bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya.

2. Konsep Regionalisme

Regionalisme sering diartikan sebagai derajat kepaduan sosial (etnik, bahasa,

agama, budaya, sejarah), ekonomi (perdagangan), politik (tipe rezim, ideologi), dan

organisasional (institusi regional formal), dalam pernyataan John Ravenhill dalam

artikelnya “Regionalism”, Hurrell juga mengatakan bahwa regionalisme terjadi tidak

secara alami. Semua kawasan merupakan sebuah konstruksi sosial sehingga tidak

mudah untuk mendefinisikannya. Definisi setiap kawasan bisa berbeda tergantung

konteks masalah dan alasan pembentukannya.12

Regionalisme merupakan konsep dalam hubungan internasional yang banyak

dibicarakan oleh para praktisi maupun akademisi hubungan internasional. Secara

praktis, konsep ini sering digunakan secara silih berganti dengan konsep

region/kawasan, subregion/sub-kawasan, atau subsistem. Joseph S. Jr. Nye, seorang

12

Hurrell, Andrew. Regionalism in Theoritecal Perspective. Dalam Louise Fawcett and Andrew

Hurrell, Regionalism in World Politics: Regional Organization and International Order. New York:

oxford University Press. 1995.

15

teoritisi Hubungan Internasional dari AS yang cukup terkemuka mengemukakan

bahwa konsep ini bersifat ambigious.

Lima karakteristik di dalam mengklasifikasikan suatu kawasan menurut

Steven Clleya, yaitu:

a) Negara-negara yang tergabung dalam suatu kawasan memiliki kedekatan

geografis.

b) Mereka memiliki pola kemiripan sosiocultural

c) Terdapatnya kemiripan sikap dan tindakan politik seperti yang tercermin

dalam organisasi internasional.

d) Kesamaan keanggotaan dalam organisasi internasional.

e) Adanya ketergantungan ekonomi yang diukur dari perdagangan luar

negeri sebagai bagian dari proporsi pendapatan nasional.13

Regionalisme muncul seiring dengan semakin kompleksnya kebutuhan

manusia dan negara. Ketika suatu negara membutuhkan keunggulan dan potensi

negara lain, maka pada saat itu pula negara tersebut akan melihat kerjasama sebagai

solusi yang memiliki proyeksi cerah. Regionalisme adalah suatu bentuk kerjasama

dalam aspek kesamaan geografis, sejarah, budaya, dan lain sebagainya.

Negara-negara di ASEAN sedang memulai integrasi yang lebih lanjut lagi

dengan membentuk ASEAN Community yang bercermin dari keberhasilan Uni Eropa.

Dalam regionalism ada tiga unsur utama yang mempengaruhi seperti sejarah yang

13

Steven Clleya,Regionalism in the Post Cold War World Order.(San Fransisco: Aldershot

Ashgate,2000), h. 67

16

sama dan pengalaman politik yang sama, interaksi yang lebih intens dibandingkan

dengan negara-negara yang lain, dan yang terakhir adalah munculnya suatu organisasi

yang memberikan kawasan tersebut kerangka institusi dan hukum dan menyediakan

rules of game.14

Untuk mewujudkan kesatuan kawasan ASEAN membuat identitas bersama

yang disebut dengan ASEAN Community. Berdasarkan teori geopolitik dimana

pengaruh regionalisme nantinya akan melahirkan organisasi regional sebagai

manifestasi adanya perasaan insecurity persaingan pasar global, sehingga

memunculkan adanya integrasi ekonomi (Security Allieance Theory) dalam ASEAN.

Dilihat dari perspektif neo-institussionalisme yang di dalamnya terdapat 4 asumsi

pokok yakni pertama, negara merupakan aktor kunci dalam hubungan internasional,

tetapi bukanlah satu-satunya faktor yang signifikan. Mereka selalu berusaha

memaksimalkan kepentingan di hampir semua isu. Kedua, dalam lingkungan yang

kompetitif, negara berusaha memaksimalkan keuntungan melalui kerja sama atau

bentuk organisasi; ketiga, kendala terbesar organisasi adalah ketidakrelaan negara

anggota; keempat, dalam organisasi keputusan negara berangkat dari perhitungan

keuntungan bersama ditambah kesempatan untuk mengamankan kepentingan nasional

mereka.15

Negara-negara Asia Tenggara membentuk ASEAN Community ialah untuk

memenuhi kepentingan regional mereka. Seperti halnya dibidang ekonomi, dengan

14

Steven L Lamy, 2001, “Contemporary Mainstream Approaches”. dalam Budi Winarno, Isu-isu

Global Kontemporer, Yogyakarta: CAPS press, 2011. 15

Ibid.

17

terintegrasinya ekonomi di seluruh negara ASEAN maka ASEAN akan lebih mudah

untuk bersaing dengan negara-negara besar seperti Cina dan Amerika Serikat. Dari

regionalism inilah maka negara-negara ASEAN dapat memenuhi kepentingan

nasionalnya.

3. Konsep Investasi

Investasi ialah Penempatan dana/Penukaran uang dengan bentuk-bentuk

kekayaan lain selama periode tertentu, yang diharapkan dapat memperoleh

penghasilan dan/atau meningkatkan nilai investasi. Atau penundaan konsumsi dari

masa sekarang untuk masa yang akan datang, yang didalamnya terkandung risiko,

untuk itu dibutuhkan suatu kompensasi atas penundaan tersebut, dalam bentuk

keuntungan. Satu pihak baik perorangan maupun atau lembaga akan menunda

konsumsinya dan membeli instrumen investasi, dan kemudian menjual instrumen

investasi dengan adanya tambahan yang dikenal dengan tingkat bunga/capital

gain/dividen. Tingkat bunga/capital gain/dividen ini diharapkan lebih tinggi dari

tingkat suku bunga yang berlaku sehingga dana yang dimiliki tidak mengalami

penurunan kemampuannya akibat inflasi tersebut.16

Menurut Joseph Allois Schumpeter investasi otonom (autonomous

investment) dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam

jangka panjang seperti :

Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.

16

Konsep Investasi. http://japku.wordpress.com/2013/03/08/konsep-investasi/. Diakses tgl 11/07/2014

18

Tingkat bunga.

Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.

Kemajuan teknologi.

Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.

Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

F. Hipotesis

Strategi Thailand dalam mempersiapkan ASEAN Economic Community

adalah dengan meningkatkan agribisnis mereka dan juga meningkatkan UKM,

investasi dan juga SDM.

G. Jangkauan Penelitian

Untuk menghindari perluasan dalam fokus pembahasan dan meminimalisir

inkonsistensi pokok permasalahan yang diangkat dalam penyusunan skripsi ini,

penulis berinisiatif membatasi pokok-pokok pembahasan dengan dimensi waktu dan

upaya-upaya Thailand dalam menghadapi AEC ditahun 2015 yang akan datang.

Penulis memutuskan untuk membatasi waktu yang dilakukan dalam upaya

Thailand dalam menghadapi AEC dari tahun 2008 sampai 2013. Karena selang waktu

tersebut penulis anggap banyak hal yang dilakukan oleh Thailand dalam upaya

mempersiapkan AEC tersebut. Serta sejarah Thailand di kawasan Asia Tenggara.

19

H. Metode Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis lebih dominan menggunakan metode

kualitatif. Menurut John W. Creswell, penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bersifat interpretatif dan menggunakan metode induktif. Untuk lebih spesifik lagi

penulis menerapkan library research (study keperpustakaan) untuk menyusun

penelitian ini dengan mencari sejumlah buku-buku mengenai studi-studi ASEAN.

Selain buku-buku penulis juga mengandalkan media masa seperti berita analisis,

konse-konsep hasil pemikiran para ahli yang dimuat dalam buku, karya tulis ilmiah,

artikel, internet, media cetak, dan jurnal politik. Dan juga di dapatkan dari

lembaga-lembaga pemerintah. Selanjutnya data diperoleh dari dalam maupun luar

negeri. Tidak lupa penulis mengumpulkan bahan-bahan perkuliahan yang didapat

selama ini. Dan juga penulis berkomitmen untuk mencantumkan catatan kaki (foot

note) dan daftar pustaka sebagai bentuk kejujuran dan menghindari plagiarism dalam

penyusunan skripsi ini.

I. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi yang berjudul “Kesiapan Thailand dalam menghadapi

ASEAN Economic Community” disusun secara sistematis menjadi Lima Bab, yaitu:

Bab 1, pada Bab pertama skripsi ini akan dibahas mengenai alasan pemilihan

judul yaitu mengapa penulis mengangkat judul ini untuk diteliti, tujuan penelitian, latar

belakang masalah, pokok permasalahan, kerangka dasar teori (teori yang digunakan

penulis untuk mendukung skripsi), hipotesis (dugaan sementara untuk menjawab

20

rumusan masalah), jangkauan penelitian, metode pengumpulan data dan sistematika

penulisan.

Bab II, pada Bab kedua akan memaparkan tentang sejarah awal terbentuknya

ASEAN dan sampai terbentuknya ASEAN Economic Community yang akan

dicanangkan pada tahun 2015 nanti. Dengan sub bab, yaitu: Awal Mula Terbentuknya

ASEAN, Terbentuknya ASEAN Economic Community.

Bab III, pada bab ketiga akan memaparkan tentang sejarah awal perpolitikan

di Thailand kemudian awal mula Thailand masuk dalam organisasi ASEAN. Dan

menjadi salah satu pendiri organisasi regional ini. Serta peranan Thailand dalam

pembentukan ASEAN Economic Community. Dalam bab ini akan ada tiga sub bab

yaitu pertama sejarah politik Thailand, dan yang kedua adalah peranan Thailand dalam

pembentukan ASEAN, ketiga ialah peranan Thailand dalam pembentukan AEC.

Bab IV, pada bab empat akan memaparkan tentang kepentingan Thailand

dalam mempersiapkan secara matang AEC. Dalam bab ini penulis akan memaparkan

dalam beberapa sub-bab seperti: Pertama, Agresifitas Thailand dalam Menghadapi

AEC. Kedua, Kepentingan Thailand dengan Adanya AEC.

Bab V, pada Bab kelima merupakan akhir dari pembahasan yang akan

memaparkan mengenai Kesimpulan dari apa yang telah dikaji dari bab-bab

sebelumnya.