Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam UU NO. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas dijelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha sadardan
terencana untuk mewujudkan situasi belajar sertapelaksanaan pembelajaran.
Pendidikan harus di persiapkan mulalui dari ke prefisional guru, kelas, media,
metode, evaluasi, hinga prasarana, sehinga mendukung pencapaian
keberhasilansuatu tujuan pendidikan.
Kedua kemampuan siswa berupa prilaku, pengetahuan dan kecekatanya.
Tujuan pendidikan melahirkan manusia yang cerdas, mahir, serta berdudi pekerti
luhur, manusia beriman dan taqwa serta menpunyai iptek, manusia yang
terampil dan baik terhadap sesama dan kepada tuhan. Pendidikan juga harus
mengenaisegi afektif,kognitif dan psikomotorik siswa.
Ketigailmu yang bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat serta bangsa dan
negara. Tujuan akhir sekolah dan kuliah yaitu manusia bisa jadi hidup bahagia,
dan membahagiakan orang lain serta memilliki kekuatan spiritual keagamaan,
1Undang –Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasonal, Undang –
Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasonal (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.
3.
30
pengendalian diri, ahlaq mulia. Banyak faktor orang menjadi bahagia materi,
jabatan, dan keluarga. Pendidikan harus melahirkan manusia yang hidup untuk
kepentingan orang banyak, masyarakat, dan bangsa.2
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan manusia dalam
membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi perserta didik, yang
mempunyai iman dan taqwa kepada tuhan yang maha esa, mempunyai budi
pekerti yang luhur dan berakhlak mulia, mandiri,keperibadian yang mantap,
kesehatan jasmani dan rohani, keterampilan dan pengetahuan, dan terakhir
mempunyai rasa tanggung jawab untuk bangsa dan masyarakat.3Sejalan dengan
tujuan pendidikan nasional”, agama Islam juga sangat menghargai orang yang
berilmu. Hal tersebut jelas dalam al-Qur’an surah AL- Mujadalah ayat 11 yang
berbunyi :
Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu
dan orang- orang yang di beri ilmu dengan beberapa derajat dan allah maha
mengaetahui apa yang kamu kerjakan.4
Seorang guru bertanggung jawab tentang semua tingkah laku dan
perbuatanuntuk membentuk ahlak dan kepribadian siswa, sehingatanggung jawab
2Jejen musfah, Menejemen Pendidikan (Jakarta: Prenada, 2015), hlm. 9-10.
3M.jumali, et. All Landasan Pendidikan, (Surakarta: Muhammadiyah Universiti press, 2008),
hlm. 61.
4Surah AL-Mujadalah Ayat 11
31
guru adalah untuk membinasiswasupaya menjadi orang yang beraklahmulia,
serta berguna bagi agama nusa dan bangsa.5
Guru dalam Islam adalah profesi sangat mulia, karna dalam pendidkan
adalah salah satu tema sentral dalam isalm, berdasarkan rencana pendidikan,
tugas guru itu ada tiga: pertama, mentransferkan ilmu pengetahuan (transfer of
knowledge);kedua, mentransferkan nilai-nilai (transfer of valuing); dan ketiga
mentransferkan keterampilan(tranfer of skill): Rasullalah telah melaksanakan
ketiga hal ini, beliau menyampaikan wahyu yang berisikan informasi dan ilmu
kepada para sahabatnya, beliau juga menanmkam nilai-nilai yang baik dan
positif,seperti nilai-nilai akidah dan akhlak mulia. Beliau juga telah
mentransferkan keterampilan dalam bentuk prilaku baik yang berkenaan dengan
aktivitas ibadah maupun akhlak, dengan demikian rasllah Muhammad SAW itu
adalah seorang pendidik.
Selain itu, dari seorang guru adalah orang yang dapat dijadikan panutan
dan contoh. Berkenaan dengan itu Muhammad Rasullah adalah orang yang telah
terbukti dapat di jadikan contoh. Hal ini di ungkapkan Allah dalam AL-Qur’an
(QS.Ahzab (33): 21)
5Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam interaksi Edukatif, (Jakarta: Reneka
Cipta, 2000), hlm. 36.
32
Artinya : Sesungguhnya pada (diri) rasullah itu suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah.6
Diantara metode andalan beliau disamping metode ceramah, tanya jawab,
pengutusa ialah cara yang baik tauladan yang baik. Dengan begitu metode inilah
yang sangat andal bagi menerpkan pedidikan Islam buat sahabat-sahabat beliau.7
Mengajarsuatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan
dengan sebaik-baiknya dan menghubungkanya dengan peserta didik sehinga
terjadi proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Hal ini juga senada dengan yang
di kemukakan oleh mohammad ali, mengajar ialah upaya dalam memberikan
perangsang atau stimulus, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa
agar terjadi proses belajar mengajar. Jadi proses kegiatan belajar mengajar dapat
di artikan sebagai interaksi dan saling mempengaruhi pendidik dan peserta didik
sehinga menimbulkan timbal balik dalam proses kegiatan belajar mengajar yang
epektif dan efisien. Dalam konsep kegiatan belajar mengajar guru memegang
peran yang penting (teacher centered) guru menetukan segalanya, siswa sebagai
objek belajar untuk mengembangkan kemampuan sesuai dangan minat dan
bakatnya, bahkan untuk belajar sesuai dengan gayanya, sangat terbatas, sebab,
dalam proses pembelajaran segalanya diatur dan di tentukan oleh guru.8
Perubahan tingkah laku adalah sebagai kegiatan proses belajar, menurut
pendapat Hilgard.Yang mengungkapkan, belajar ialah transformasicara melalui
proses atau langkah langkahnya latihan di dalam laboratarium maupun dalam
lingkungan alamiah. Belajar juga bukanhanyauntuk pengetahuan tetap belajar
ialah kegiatan mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehinga menyebabkan
munculnya perubahan prilaku. Aktivitas psikis itu terjadi karna adanya interaksi
6 “Surah QS. Ahzab (33): 21),” .
7Haidar Pura Daulay, Pendidikan Islam Dalam Lintas Sejarah (Jakarta: Prenada, 2013), hlm.
17.
8Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Prenada, 2014), hlm. 97.
33
individu dengan lingkungan yang disadari sehinga meningkatkan aktivitas belajar
siswa.9 Pencapaian tujuan pendidikan untuk berhasil atau tidaknya bergantung
pada kegiatan aktivitas belajar yang dilakukan siswa baik ketika berada di
ruamah ataupun dalam lingkungan sekolah.10
Kegiatan penambahan informasi dan kemampuan baru peserta didikadalah
pembelajaran, yang didalamnyamencakup tiga kegiatan umum yang pertama
merencanakanpembelajaran, kedua melaksanakan perencanaan pembelajaran,
dan ketiga mengevaluasi hasil pembelajaran, agar pembelajaran bisa berhasil
sesuai dengan konpetensi yang di harapkan, sebaiknya guru berusaha
mengembangkan pembelajaran konvesional menuju arah yang kreatif dan
inovatif sehinga pembelajaran bisa efektip dan efisien dan peserta didik merasa
senang saat belajar.
Sistem kegiatan belajar mengajar (KBM)Agar dapat efektif dan praktis
guru mampu meningkatkan keterampilan peserta didik saat belajar dengan kreatif
dan inovasi baik bagi siswa kualitas maupun kuantitas, kesempatan siswa saat
balajar di tingkatkan bersama mengimplikasikan siswa secara efektip (studen
centered) dalam peroses kegiatan belajar mengajar. Guru harus mampu
menunjukan kesunguhan saat mengajar sehinga mampu membangun aktivitas
siswa dan dorongan dalam belajar. sebaiknyaketika meningkatkan kualitas dalam
mengajar hendaknya guru mampu melaksanakanya program pembelajaran
9Wina Sanjaya, of cip.hlm. 228-229.
10
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 63.
34
sekaligus mampu melaksanakan dalam bentuk interaksi belajar mengajar dengan
strategi pembelajaran dan di sertai dengan metode pembelajaran, rasa percaya
diri, serta semangat mengajar yang tinggi, kemudian mengevaluasi proses dan
hasil pembelajaran, maka ini berati sudah menunjukan sebagai sikap guru yang
profesional yang di butuhkan di era global11
Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang abstrak di pahami perlu
segera di berikan penguatan, supaya bisa mantap dalam memori siswa, sehinga
bisa di terima dalam pola pikir siswa dan bisa di lakukanbersunguh-sungguh di
kehidupan sehari-hari, maka dari itu diperlukan adanya pembelajaran melalui
perbuatan dan pengertian tidak hanya sekedar mengingatkan (menghapal) karna
hal ini akan mudah di lupakan siswa.
Berdasarkan observasi yang saya lakukan dengan siswamata pelajaran
pendidikan agama Islam di Smp Negeri 13 Palembang, tampak beberapa kendala
yang di hadapi dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam, salah satu
kendala tersebut diantaranya :
1. Kegitan belajarmengajar yang hanya sebatas pada menjadikan siswasanggup
dan terampil dalam menyelesaikan soal yang ada dan tugas dari guru untuk
mendapatkan nilai.
2. Dalam proses belajar mengajarsiswa masih terlihat sifatnya bosan cenderung
mengantukterhadap metode yang sering di gunakan di dalam kelas.
11Wina Sanjaya, op. cit., 2014, hlm. 296.
35
Adapun masalah lain yang saya temukan saat proses belajar mengajar
masih terlihat sifatnya monoton, siswa seringkali terlihat berdiskusi dengan
teman sebangku dalam proses belajar mengajar, rendahnya keinginan belajar
siswa dan sering merasa kesulitan untuk memberikan pendapatnya di kelas.
Dalam mengatasi semua permasalahan tersebut dalampeningkatkan
keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam guru perlu
melaksanakan berbagai usaha dengan mengunakan metode pembelajaran.
gunakan untuk mengimplementasiakan rencana yang sudah di susun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang di lakukan catur wuri wijayanti
dalam skirpsinya yang berjudul penerapan model cooperative learning tipe pair
chek untuk meningkatkan keaktipan dan hasil belajar mata pelajaran sosiologi
kelas XI. IPS I karanganom tahun pelajaran 2016/2017(1). dalam menerapkan
model pembelajaran cooperative learning tipe pair chek pada mata pelajaran
sosiologi dapat meningkatkan keaktipan selama proses pembelajaran dari 31,25%
menjadi 87,50% (2). Dalam menerapkan model pembelajaran cooperative
learning tipe pair chek pada mata pelajaran sosiologi dapat meningkatkan hasil
belajar selama proses pembelajaran dari ranah koknitif 78,12% menjadi
36
84,42%,ranah afektif (keaktipan) 31,25% menjadi 87,50% dan ranah
psikomotorik 40,6% menjadi 93,75%.12
Pair chekadalahmetode pembelajaran kelompok antara dua orang atau
lebih (berpasangan)dipopulerkan oleh spencer kaggan pada tahun 1993.13
Model
ini merupakan pembelajaran koopratif yang menuntut kemandirian dan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan, model ini juga melatih
tanggung jawab sosial siswa, kerja sama dan kemampuan pemberian penilaian.
Berdasarkanpermasalahan yang telah di ungkapkan di atas yang melatar
belakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul.
Penerapan Metode Pair Chek Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Isilam Di Kelas VII Smp
Negeri 13 Palembang
B. Identifikasi Masalah
1. Meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran PAI maka di perlukan
metode
2. Meningkatkanvariasi pengunaan metode dalam pembelajaran yang di gunakan
untuk mata Pelajaran pendidikan agama Islam
3. Proses Belajar Mengajar masih terlihat sifatnya monoton
12catur wuri Wijayanti, “penerapan model cooperative learning tipe pair chek untk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar mata pelajaran sosiologi kelas XI. IPS I karanganom
2016/2017,” skripsi, 2017.
13
Zainal Aqib, Model-Model, Media dan strategi pembelajaran kontekstual (Inovatif),
(Bandung: Yriama Widiya, 2013), hlm. 34.
37
4. Siswa seringkali terlihat berdiskusi dengan teman sebangkudalam proses
belajar mengajar
5. Rendahnya keinginan belajar siswa dan sering merasa kesulitan untuk
memberikan pendapatnya di kelas
C. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan pemahaman untuk menghindari permasalahan
yang melebar luas, sehinga dihasil penelitian ini nanti sesuai dengan yang
diinginkan. supaya bahasan ini tidak menyimpang dari konsep yang di buat,
maka penelitian ini hanya terbatas pada penerapan metode pair chekdi dalam
pelajaran fiqih dalammeningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP
NEGERI 13 Palembang.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aktivitas belajar siswa dengan mengunakan metode pair chekpada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Di Kelas VII SMP Negeri 13
Palembang ( Kelas Eksperimen)
2. Bagaimana Aktivitas Belajar Sisiwa Tidak Mengunakan MetodePair
ChekDalamMata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Di Kelas VII SMP
N13 Palembang (Kelas Control)
3. Adakah Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Mengunakan Metode
Pair Chek
38
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari melakukan penelitian ini adalahuntuk mendeskripsikan
penerapan metode pair chek.
1. Mendiskripsikan Penerapan Metode Pair ChekUntuk meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa Pada Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII Negeri
13 palembang
2. Untuk Mengetahui Peningkatkan Belajar Melalui Metode Pair
CheckTerhadap Aktivitas Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas VII Negeri 13 Palembang
F. Tinjauan Pustaka
Tinjuan pustaka adalah langkah-langkah suatu hasil penelitian yang
terdahulu sudah relevan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Untuk
membantu penulisan pada penelitian skripsi sekarang penulis mengkaji beberapa
karya penelitian yang berkaitan dengan skripsi penulis adapun karya –karyanya
antara lain :
Pendi Ahmad, Penerapan Model pembelajaran Koopratif Tife Pair Cehks
Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Ipa Terpadu Siswa Kelas VIII
Smp Negeri 1 Tabuhan Kab.Mamasa.14
Dalam penelitianya di jelaskan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe pair chek ialah salah satu model
14Fandi Ahmad, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Dalam
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Tepadu Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 1 Tabulahan
Kab. Mamasa,” Sainsmat 5, no. 2 (2016): 137–42,
http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat/article/view/3241/1859.
39
pembelajaran yang melibatkan siswa keaktipan siswa.Bersumber pada hasil
penelitan serta pembahasa yang sudahdi uraikan sebelumnya, ada persamaan
pada penelitian yang penulis rencanakan, Pendi Ahmad, mengunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Pair Cehk dalam mengajar, namun terdapat
perbedaan yakni dari segi penerapanya, yakni Pendi Ahmad mengunakan model
pembelajaran koopratif pair cehks dalam meningkatkan motivasi dan hasil
belajar IPA Terpadu siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Tabulahan sedangkan
penulis mengunakan Penerapan Metode Pair Chekdalam mening katkatkan
aktivitas belajar kelas kelas VII SMP Negeri 13 Palembang kemudian pada
penelitian Pendi Ahmad di lakukan pada meta pelajaran IPA terpadu sedangkan
penulis pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
R. Lestari penelitianya berjudul Penerapan Model Pembelajaran Koopratif
Tipe Pair Cheks Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Social Skill Siswa15
dalam penelitianya Model pembelaajaran Koopratif Tipe Pair CheksPemecahan
Masalah Untuk Meningkatkan social Skill Siswa di lakukan pada kegiatan
pembelajaran siswa di bagi menjadi kelompok disetiap satu kelompok terdiri
dari dua orang. Kelompok tersebut menyelesaikan suatu masalah, dan hasil
kelompok diskusi mereka akan di cehk kelompok lain sedangkan penulis
mengunakan metode pair chek dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
mata pelajaran Pendidkan Agama Islam.
15R Lestari dan S Linuwih, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Social Skill Siswa,” Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8,
no. 2 (2012): 190–94, doi:10.15294/jpfi.v8i2.2159.
40
Ayu Wulandari, dalam penelitianya berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Cehk Dengan Metode Diskusi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Sisiwa Kelas VIII SMP Negeri 2
Sindue16
berdasarkan hasil penelitianya di peroleh suatu kesimpulan bahwa
model pembelajaran kooperatif pair cehk bias mendorong timbulnya rasa senang
siswa dengan pembelajaran menumbuhkan dan meningkatkan motivasi
dalammenyelesaikan tugas memberikan kemudahan untuk siswa memahami
pembelajaran sehinga siswa mampu mencapai hasil usaha belajar yang lebih
baik.
Darikajian pustaka di atas mempunyai beberapa persamaan dengan yang
penulis bahas, terutama di dalam pembelajaran melalui model koopratif tipe pair
chek, namun berbeda dari segi permasalahan dari objek yang diteliti, tentu
perbedaan tersebut mendorong penulis untuk membahasnya lebih lanjut dan
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam proses belajar mengajar.
G. Kerangka Teoritis
Membuatlangkah langkah teori yang singkat untuk di pakai dalam
menjawab pertanyaan peneliti.17
Atau dapat di simpulkan penerapan merupakan
16Hasmiati Pese, Hendrik Arung Lamba, dan Muhammad Ali, “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Artikulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Kelas
Viiib Smp Negeri 2 Marawola,” JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online) 1, no. 1 (2014): 2–
6, doi:10.22487/j25805924.2013.v1.i1.2472.
17
IAIN Raden Fatah, Pedoman Penyusunan Dan Penuliasna Skripsi Program Sarjana
(Program Studi Pendidikan Agam Islam (CV. Grafika Tolindo, 2014), hlm. 15.
41
sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok
dengan maksut mencapai suatu tujuan yang sudah di rumuskan.
Artipenerapandalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI). Ialah suatu
caramempraktikan,18
. Suatu kaidahkegiatan menerapkan atau memperaktikan.
Penerapan bukan hanya aktifitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana yang
dilakukan secara sungguh-sunguh bersumberkan padapam nduan norma tertentu
untuk mencapai tujuan kegiatan.
Penjelasan diatas dapat di simpulkan penerapan ialah sebuah kegiatan
memperaktekkan yang dilakukan individu ataupun kelompok dalam pencapaian
tujuan yang sudah di siapkan.
Metodeyaitudari bahasa yunani, “methodos”. Dengan kata lain metha yang
berarti mulai atau melewati dan hodos berarti jalan,dengan demikian metode
berarti jalan yang harus di lalui untuk mencapai tujuan yang di inginkan.19
Dalam
teori yang di kemukakan oleh Tim Direktorat jendral kelembagaan Agama Islam,
metode dapat di artikan cara-cara yang di pergunakan untuk menyampaikan
ajaran sampai tujuan. Metode juga di artikan suatu jalan atau cara yang di
perlukan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan20
Di buku Akmal Hawi
Ahmad tafsir ngemukakan metode ialah di gunakan untuk menyampaikan suatu
sistem yang sanagatefisien dan cekatandalam melaksanakankegiatan. Pengertian
18Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gita Media Press, 2007).hlm
120, 2007), hlm.120.
19
Bukhari umar, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm.120.
20
Rikki Zevtiawan, “penerapan metode snowboll thowing pada mata pelajaran quran hadis
materi menjaga kelestarian lingkungan hidup di kelas XI dalam meningkatkan hasil belajar siswa di
MA AL-FATAH Palembang,” tadrib Vol.1 No. (2015).
42
ini disimpulkan bahwa metode adalah sesuatu perangkatkegiatan yang di
laksanakan oleh guru untuk menberikan materi - materi pembelajaran di dalam
kelas. Dengan begitu materi tersebut dapat dengan cepat di pahami oleh
siswadengan baik sesuai denganyang diharapkan guru dan semua sisi sekolah
mengenai proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan pada saat proses
berlangsung.
Pembelajaran berawal kata ajar yang menjadi sebuah kata kerja bersifat
pembelajaran, di dalam buku wina sanjaya pembelajaran diartikan sebuah
rangkaian kegiatancara kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan
segala potensi dan sumber yang ada baik potensi dari dalam diri siswa itu sendiri
maupun yang ada di luar diri siswa,21
menurut Gagne sebagaimana yang di
kemukakan Margeret Ebell bahwa istilah pembelajaran di artikan perangkat acara
peristiwa yang terjadi di luar diri siswa (eksternal) yang membantu sehingaterjadi
pembelajaran yang sifatnya bermanfaat bagi dirinya (internal). Dengan demikian
pengertian ini memebrikan isyarat bahwa pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang berhaja untukmerencanakan dan merancang sedemikian rupa
dalam memberikan bantuan sehinga terlaksananya pembelajaran.
Pair chek ialah suatu metode mengajar untuk menigkatkan aktivitas
belajar siswa di mana cara penyajian materi dengan membuat kelompok
(berpasang-pasangan) sehinga dengan di bentuk kelompok berpasangan pasangan
21Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012), hlm. 26.
43
tanpa di sadari mereka sudah di suguhi pelajaran yang mana untuk menuntut
mental, kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan atau
permasalahan yang di berikan, di bentuk kelompok berpasangan pasanagan juga
di maksudkan dalammembuat suasana belajar yang dinamis penuh semangat dan
antusiasme, sehinga melatih rasa sosial siswa, kerjasama dan kemampuan
memberikan penilaian.22
Adapun langkah dari metode pair chek adalah sebagai berikut23
a. Berkerja Berpasangan
b. Pelatih Mengecek
c. Bertukar Peran
d. Pasangan Mengecek
e. Penegasan Guru
Dari prosedur yang telah di uraikan diatas dapat di ambil kesimpulan
seorang pendidik harus berusaha membangkitkanpemikiransiswasehinga aktif
dalam mengungkapkan pendapatnya dan di harapkan siswa mampu berkerja
sama (kelompok) yang telah di tetapkan seorang pendidik sehinga disesi yang
terakhir pendidik dapat menyimpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan
persoalan-persoalan yangdi perdebatkan sebagaimana kita mengamatinya.
Aktivitasbelajarialah kegitan ataupun tindakan fisik dan mental yang
dilakukan oleh inndividu untuk membangun pengetahuandiri dalam rangka
22Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inofatif Dalam Kurikulum 2013 (Yagyakarata: Ar-
Ruzz Media, 2014).
23
Zainal Aqib, op. cit., hlm. 34.
44
kegiatan pembelajaran melalui proses, perubahan tingkah laku dan interasi
sehinga siswa lebih efektif dan efisien.24
Indikator cara belajar siswa aktif
a. Aktivitas Belajar siswa
1. siswabelajar secara individu untuk menerapkan konsep, prisip-
prinsip dan generalisasi.
2. siswa belajar dalam bentuk kelompok untuk memecahkan
masalah
3. Setiap siswaberpartisipasi dalam melaksanakan tugas
belajarnya melalui berbagai cara.
4. siswaberani memberikan pendapat.
5. Ada akativitas belajar analisis sistensis penilaian dan
kesimpulan
6. Antara siswa terjalin hubungan social dalam melaksanakan
proses kegiatan belajar mengaja (KBM)
7. siswa memberikankomentar serta tangapan terhadap pendapat
anak didik lainya
8. Setiap siswa mempunyai kesempatan akan mengunakan
sumber belajar yang telah tersedia.
24Karwono, belajar dan pembelajaran serta pemanfaatan sumber belajar (Depok: Raja
Grafido Persada, 2018), hlm. 32-33.
45
9. Setiapsiswadiharapkan bias menilai hasil belajarnya yang di
capainya
10. Ada kemauan dari siswa untuk bertantya kepada guru atau
meminta saran dari guru dalam upaya kegiatan belajarnya.
Pendidikan agama Islam Merupakan bagian dari pendidikan yang sangat
penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan prilaku, antara akhlak dan
keagamaan, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan agama Islam adalah
bimbingan yang di berikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang
secara maksimal sesuai dengan ajaran islam yang berlandaskan Al-quran dan Al-
hadits.25
H. Hipotesisi Penelitian
Untukmenjawabrumusan masalah penelitian bersifat sementara, yang telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.Bisa di katakan sementara, karna
jawaban akan diberikan itu baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh darialat pengumpulan data.
Jadi, hipotesis penelitian bisa diartikan suatu hasil yang sifatnya sementara
di rumusan permasalahan penelitian, sehinga sampai terbukti melalui alat
pengumpulan data.
Dengan begitu hipotesis dipenelitian ini yaitu sebagai berikut
25Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Presfektip Islam (Bandung: Remaja Rosda karya,
1992), hlm.24.
46
Ha :Metode pair chekmempunyai pengaruh dalam meningkatkan aktivitas
belajar siswapada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII
Smp Negeri 13 Palembang
Ho:Metode pair chektidak mempunyai pengaruh dalam meningkatkanaktivitas
belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam Di
Kelas VII SMP Negeri 13 Palembang
I. MetodePenelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian eksperimen yaitu mengunakan pendekatan kuantitatif. penelitian
yang di gunakan dalam mencari perbedaan treatment (perlakuan) tentu
penelitianini ada kelas yang diambil sebagai kelas perlakuan di sebut kelas
eksperimen dan kelas yang satunya sebagai kelas perbandingan atau kelas
kontrol.26
2. Design Eksperimen
Eksperimenadalah suatu cara untuk mencarirangkaiantimbulnya suatu
kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana sebeab akibatnya.Dengan
mengaitkan di satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan serta
perbandingan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak
dikenai kondisi perlakuan.
26Sugiyono, Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 72.
47
Design Penelitianini yaitu post- tes only control grup design.27
Dalam
desain ini ada dua kelompok yang di pilih secara rendom. Kelompok pertama di
beri perlakuan X dan kelompok kedua tidak. Kelompok pertama di beri
perlakuan oleh peneliti kemudian dilakukan pengukuran sedangkan kelompok
yang kedua di gunakan untuk kelompok pengontrol tidak di beri perlakuan tetapi
hanya di lakukan pengukuran. Letak Pengaruh pada perlakuan (treatment) yaitu
kecekatan pada kelas eksperimendengan keterampian kepada siswakelas kontrol
( : )
TABEL 1.1
Desain Eksperimen
R X ( )
R
Keterangan:
X :diberi perlakuan / treatment metodepair cehk
- : tidak diberi perlakuan
= : post – tes
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi adalah keseluruhan subjek peneliti apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang terdiri atas obyekatau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
27Juliansyah Noor, Metodelogi: Skripsi, Tsis, Desertasi Dan Karya Ilmiyah, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2014), hlm. 116.
48
peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan,28
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP N 13 Palembang
TABEL 1.2
Jumlah Populasi
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah
keseluruhan Laki-laki Perempuan
1. 7.1 10 22 32
2. 7.2 15 17 32
3. 7.3 18 14 32
4. 7.4 14 17 31
5. 7.5 17 14 31
6. 7.6 15 15 30
7. 7.7 15 15 30
8. 7.8 16 16 32
9. 7.9 15 17 32
10. 7.10 14 15 30
Jumlah 149 163 312
Sumber :data sementara dari Tata usaha (TU) Smp Negeri 13 Palembang
Sedangkan sampel adalah bagian atau wakil dari populasi tersebut sebagai
atau sebagai mana pendapat suharsimi arikunto yaitu apabila subjek kurang dari 100
sebaiknya di ambil semua. Sedangka jika subjeknya lebih dari 100 dapat di ambil
antara 10% - 15% - atau 20% -25% atau lebih29
Adapun jumlah sampelnya lebih daari 100 yaitu 312 siswa, maka sampel
yang di ambil 20%, dengan demikian jumlah sampelnya adalah 64 siswa yaitu siswa
kelas 7.8 yang berjumlah 32 orang siswa dan kelas 7.9 yang berjumlah 32 orang
siswa di Smp Negeri 13 Palembang.
28Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Reneka Cipta,
2006), hlm.131.
29
Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 146.
49
TABEL 1.3
Jumlah Sampel
NO Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 7.8 16 16 32
2 7.9 15 17 32
Jumlah 29 34 64
Sumber : dari Tata usaha (TU) Smp Negeri 13 Palembang
b. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi dari yangakan diteliti.30
penarikan dalam meneliti ini mengunakan teknik purposive sampling.
4. Jenis data dan Sumber Data
a. Jenis Data
Pengunaan data penelitian bisadi kelompokan menjadi dua macam
yaitukuantitatif dan kualitatif.
1. kualitatif ialah data menjabarkan, atau menguraikan dalam bentuk
kata-kata atau kalimat yang berkaitan dengan situasi umum lokasi
penelitaan di SMP N 13 Palembang semua adalah data dari
wawancara dan observasi
2. kuantitatif ialah berkaitan dengan jumlah siswa di SMP N 13
palenbang serta data hasil post tes siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
30Suharsini Arikunto, op. cit., 131.
50
b. Sumber Data
Dalam penelitian ini ada dua macam data yang harus di pakai yaitu primer
dan sekunder
1. Data primer yaitu di peroleh dan kumpulkan oleh yang melaksanakan
penelitian . Data primer juga di sebut dengan data baru atau
hasil.Sumber primer dilakukan sendiri dengan melaksanakanpost tes di
kelas eksperimen dan kelas kontrol di SMP N 13 Palembang, guna
untuk mengetahu hasil belajar siswa.
2. Data sekunder, adalah data di dapatkan dari pihak sekolah, baik
dokumentasi ataupun wawancara dengan kepala sekolah serta waka
kurikulum, guru dan literatur yang terkaitan penelitian ini.
5. Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi yang artinyamengamati,untuk lebih sepesifik lagi pengamatan
untuk mengerti, untuk mencari fakta terhadap permasalahan yang sedang di
teliti. Obserpasi jugabisa untuk melakukan evaluasi yang sering di gunakan
dalam menilai sikap individu atau suatu kegiatan yang dapat di lihat secara
langsung, baik keadaan sebenarnya ataupun dalam situasi yang di buat.31
Observasi dilakukan yaitudalam hal melihat secara langsung
keadaansasaran(siswa) penelitian dan dapat mengetahui kegiatan belajar
mengajar di SMP N 13 Palembang. Dalam memperoleh datanya adalah
31Anas Sujiono, Pengantar Statisk Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hlm. 76.
51
peneliti mengadakan pengamatan secara langsung penerapan metode pair
chek dalam kelas tersebut.
b. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau pariabel yang
berupa catatan, buku, agenda, mengenai historis dan geografis SMP Negeri 13
Palembang,kondisi guru, keadaan siswa, prasarana dan hal-hal yang
berssangkutan dangan permasalahan penelitian.
d. Angket ( kuisioner)
Kuisioner adalah teknik penumpulan data yang di lakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk di jawab,
ada beberapa jenis angket, di penelitian ini jenis yang di gunakan angket tidak
langsung yaitu yang berisi daftar - daftar pertanyaan tentang siswa lain dan di
isi oleh responden yang mengetahui tentang siswa tersebut (dimana responden
menjawab pertanyaan tentang siswa lain).32
Sebagian besar peneliti pada
umumnya mengunakan kuisioner sebagai metode yang di pilih untuk
mengumpulkan data. Kuisioner atau angket memang mempunyai banyak
kebaikan sebagi instrument pengumpulan data. Metode untuk mengumpulkan
data tentang Penerapan Metode Pair Chek Untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agam Islam Kelas VII SMP
Negeri 13 Palembang. Cara memperoleh datanya peneliti menyebar angket
siswa menjadi esponden penelitian.
32Suharsini Arikunto, op. cit., hlm. 267.
52
6. Prosedur Penelitian
Tahap pelaksana yang di kerjakansebagai berikut.
a. Persiapan
1. Meyiapkan Surat izin penelitian dan jadwal penelitian.
2. Membuatinstrumenberupa.
a. meyiapkan pembahasan yang akan di gunakan dalam penelitian
b. rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. menyiapkan media pembelajaran.
b. Pelaksaan
1. melakukan pembelajaran dengan mengunakan metode pair cehk di kelas
eksperimen. Sedangkan kelas kontrol menerapkan pembelajaran dengan
metode konsvensional.
2. Penelitian memberiksn post-tesdikelas eksperimen dankelas kontrol.
c. Evaluasi
Melakukan analisis dan mengelola data yang di kumpulkan dengan metode
yang sudah di tentukan
d. Penyusunan laporan
melaporkan hasil-hasil penelitian
7. Analisis Data
adapun teknik analisis data yang di gunakan untuk penelitian ini adalah
sebagai berikut setelah data data terkumpul, setelah itu data dianalisis secara
53
deskriptif kuantitatif yaitusistem berdiskusi, menerangkan,setelah itu, kaitan
masalah yang telah di telaah, sehinga bisa kesimpulan secara deduktif dari
pembahasanumum ke khusus dengan begitu hasil dari penelitian inibisa di
mengerti.33
Analisis pada data penelitian ini dengan mengnakan rumus Tes “t”
Tes “t” di gunakan untuk mengkaji hipotesis yang akan di ajukan untuk
hipotesis awal dan kedua, dalam hal ini tujuan penelitan yaitu untuk
membandingkan besarnya pengaruh sebelum dan sesudahnya di berikan
pelakuan berupa penerapan metode pairchekbisa menimbulkan aktivitas
belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Data yang
di peroleh dari hasil penelitian diolah dengan. Test “T” di lakukan untuk
memahamihipotesis adakah perbedaan yang signifikan antara kelas
aksperimen dangan kelas kontrol.
Keterangan :
: Hasil akhir perbandingan
: Mean variabel X
: Mean variabel Y
: Standar Error perbedaan antara mean variable X dan mean
variable Y
AdapunLangkah perhitunganya adalah sebagai berikut :
33Anas Sujiono, op. cit., hlm. 315.
54
a. Mencari Mean Variabell X (Variabel I) Mengunakan Rumus :
= ∑
b. Mencari Mean Variabel Y (Variabel II).
=∑
c. Mencari SD Variable X:
= √∑
d. Mencari SD Variabel Y:
= √∑
e. Mencari Standard Eror Mean Variabel X:
√
f. Mencari Standard Error Mean Variabel Y.
√
g. Mencari Setandar Error Perbedaan Antara Mean Variabel V Dan Mean
Variabel Y.
√
h. Kemudian “t” atau .
55
J. Sistematika Penulisan
Untuk menyederhanakan peneliti melakukan penulisan, peneliti akan
menjelaskan gambaran di bawah ini
Bab I :Pendahuluan
Meliputi, latar belakang masalah, rumusam masalah, tujuan
penelitian,tinjauan pustaka, kerangka teoritis, metodelogi penelitian,
sistematika penelitian.
Bab II : Kajian Pustaka
Meliputi kajian teori, metode pair chek, aktivitas belajar
siswa,pendidikanagama islam,penelitian terdahulu.
BaB III : Gambaran Umum SMP N 13 Palembang
Meliputi tentang gambaran umum lokasi penelitian mengenai sejarah
berdirinya dan letak geografis, visi dan misi , struktur organisasi,
keadaan siswa, keadaan guru serta saran prasana
Bab IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Meliputi, deskripsi hasil penelitian paparan data dan temuan penelitian,
refleksi masing-masing siklus dan pembahasan hasil penelitian
Bab V : Penutup
Kesimpulan dan saran