59
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing. Berdasarkan bentuknya, kerja sama ekonomi internasional terbagi dalam 4 (empat) macam, yaitu sebagai berikut : 1. Kerja sama bilateral Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam bentuk hubungan diplomatik, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan. 2. Kerja sama regional Kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa negara dalam suatu kawasan atau wilayah. Kerja sama ini biasanya dilakukan karena adanya kepentingan bersama baik dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahanan. Contoh kerja sama regional antara lain ASEAN dan Liga Arab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

  • Upload
    buinhu

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu

negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan

untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang meliputi

kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi,

berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.

Berdasarkan bentuknya, kerja sama ekonomi internasional terbagi dalam 4

(empat) macam, yaitu sebagai berikut :

1. Kerja sama bilateral

Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara.

Kerja sama ini biasanya dalam bentuk hubungan diplomatik, perdagangan,

pendidikan, dan kebudayaan.

2. Kerja sama regional

Kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa

negara dalam suatu kawasan atau wilayah. Kerja sama ini biasanya

dilakukan karena adanya kepentingan bersama baik dalam bidang politik,

ekonomi, dan pertahanan. Contoh kerja sama regional antara lain ASEAN

dan Liga Arab.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

2

3. Kerja sama multilateral

Kerja sama multilateral adalah kerja sama yang dilakukan beberapa

negara. Contoh kerja sama ini antara lain Perserikatan Bangsa-Bangsa.

4. Kerja sama internasional

Kerja sama internasional adalah kerja sama antara negara-negara diseluruh

dunia.

Sedangkan bentuk kerja sama dibidang lain, seperti :

1. Kerja sama dibidang ekonomi, misalnya FAO, IMF, IBRD, UNCTAD.

2. Kerja sama dibidang sosial, misalnya ILO, IRO, UNICEF, WHO.

3. Kerja sama dibidang kebudayaan, misalnya pendidikan, IPTEK.

4. Kerja sama dibidang pertahanan, misalnya SEATO, ANZUS, NATO,

CENTO.

Hubungan kerjasama antar negara (internasional) di dunia diperlukan guna

memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata

pergaulan internasional, di samping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan

hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan negara di dunia. Setiap negara

sudah barang tentu memiliki kelebihan, kekurangan dan kepentingan yang berbeda.

Hal-hal inilah yang mendorong dilakukannya hubungan dan kerjasama internasional.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

3

Kerjasama antar bangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling

menguntungkan.1

Begitu pula kerja sama yang dibentuk oleh Indonesia dengan Jerman dalam

tujuan mengembangkan sektor-sektor tertentu. Hubungan kerjasama bilateral

Indonesia dengan Jerman dimulai tahun 1952 sejak diresmikannya hubungan

diplomatik untuk pertama kalinya melalui pendirian Kantor Perwakilan RI di Bonn,

Jerman Barat, yang kemudian diresmikan menjadi Kedutaan Besar RI di Bonn pada

tahun 1954. Indonesia juga menjalin hubungan bilateral dengan Jerman Timur

melalui pendirian Kedutaan Besar RI di Berlin Timur pada tahun 1976. Sejak saat itu

hubungan kerjasama bilateral Indonesia dengan Jerman Barat dan Jerman Timur

berkembang cukup erat di berbagai bidang kerjasama. Sejalan dengan tuntutan untuk

melakukan Reunifikasi Jerman baik di Jerman Barat maupun di Jerman Timur,

Indonesia merupakan salah satu negara yang selalu mendukung terwujudnya

Reunifikasi Jerman. Reunifikasi Jerman menunjukkan bukti bahwa integrasi bangsa

Jerman telah mempersatukan negara Jerman Barat dan Jerman Timur dalam kesatuan

politik, ekonomi dan sosial. Setelah Reunifikasi Jerman, pada tahun 1999 Kedutaan

Besar RI di Bonn dipindahkan ke Berlin berkaitan dengan penentuan Berlin sebagai

ibukota Jerman.

1“Hubungan Kerjasama Internasional” dalamhttp://kumpulantugassekolahnyarakabintang.blogspot.co.id/2014/09/hubungan-kerjasama-dengan-negara-lain.html diakses pada tanggal 10 November 2015

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

4

Hubungan Indonesia-Jerman terus ditingkatkan dalam berbagai bidang

kerjasama antara lain: politik, ekonomi, perdagangan, investasi, sosial budaya dan

pendidikan. Dalam hubungan kerjasama politik, kedua negara melakukan saling

dukung dalam kerjasama di forum internasional. Jerman merupakan negara yang

selalu mendukung integritas.

Negara Kesatuan RI. Intensitas kunjungan pejabat tinggi di kedua negara juga

terus meningkat sebagai upaya menggali peningkatan hubungan bilateral. Pejabat

tinggi Jerman yang terakhir melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia dilakukan

oleh Kanselir Gerhard Schroeder pada tanggal 13 - 14 Mei 2003. Selanjutnya

kunjungan Presiden RI ke Jerman pada tanggal 15 - 16 Desember 2009 dalam rangka

pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Jerman

Horst Kohler. Kedua negara juga telah memiliki forum Konsultasi Bilateral pada

tingkat Senior Official Meeting (SOM) yang secara reguler membahas perkembangan

kerjasama bilateral Indonesia Jerman di segala bidang.2

Dengan diadakannya kerjasama antara Indonesia dengan Jerman tersebut

dihrapkan membuka peluang baru kerjasama dalam pengembangan-pengembangan

diberbagai bidang terutama dibidang kerjasama pertahanan. Pasalnya, pada periode

antara tahun 2000-2011, kondisi alutsista Indonesia jauh tertinggal dengan negara

2 “MOMENTUM 60 TAHUN HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA-JERMAN” dalam

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6018 diakses pada tanggal

10 November 2015

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

5

lain. Disejajarkan dengan negara ASEAN, Indonesia berada pada posisi paling

bawah. Hal itu disebabkan belum diberikan kesempatan kepada perusahaan yang ada,

namun setelah presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan pengembangan

alutsista produk dalam negeri, maka terlihat perkembangan yang semakin pesat.3

Pada tahun 2012 Pemerintah Indonesia dan Jerman mengimplementasikan

kesepakatan kerja sama komprehensif kedua negara dalam bidang ekonomi, bidang

kesehatan, bidang pendidikan, bidang pertanian, bidang riset dan teknologi, serta di

bidang pertahanan, yang dituangkan dalam Deklarasi Jakarta. Deklarasi Jakarta itu

ditandatangani oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Yudhoyono saat

Kanselir Jerman tersebut berkunjung ke Indonesia pada tahun 2012.4

Alasan Indonesia memilih Jerman sebagai mitra ekonominya adalah seperti

yang dikatakan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, bahwa Jerman adalah

ekonomi terbesar di Eropa, ekonomi nomor keempat terbesar di dunia. Sedangkan

Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan ekonomi nomor 15 dunia.

Jerman adalah salah satu negara pengekspor senjata selain beberapa negara

maju seperti Amerika Serikat, Rusia, Inggris dan Prancis. Jerman tergolong negara

industri yang paling maju perkembangannya di dunia serta merupakan perekonomian

nasional terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Jepang. Jerman merupakan mitra

3 Romansyah, Setya Bayu 2015. KERJASAMA JERMAN DAN INDONESIA DALAM HALPEMBELIAN SENJATA MILITER UNTUK MODERNISASI ALUTSISTA TNI dalam [PDF File]4 “Indonesia-Jerman Sepakati Deklarasi Jakarta” dalamhttp://www.voaindonesia.com/content/indonesia-jerman-sepakati-deklarasi-jakarta/1382416.htmldiakses pada tanggal 14 Maret 2013.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

6

dagang ketiga Indonesia setelah Jepang dan Amerika Serikat. Produk ekspor Jerman

ke Indonesia menurut data dari Kementerian Luar Negeri Jerman. Pada tahun 2008

Indonesia mendapat kredit sebesar USD 1 miliar dari Jerman untuk membeli

persenjataan.5

Pada tahun 2005-2009 nilai ekspor senjata Jerman mencapai dua kali lipat

dibandingkan lima tahun sebelumnya yaitu tahun 2000-2004, sehingga menjadikan

Jerman sebagai negara terbesar ketiga dalam penjualan senjata di dunia setelah

Amerika Serikat dan Rusia. Pilihan pemerintah Indonesia membeli langsung Alutsista

berupa Tank Leopard dari Jerman melalui kontrak MoU mengenai jual beli Tank

Leopard dari Jerman ke Indonesia pada tanggal 18 Desember 2012 sebagai negara

produsen asli adalah sebuah langkah cerdas dan memiliki dampak strategis positif

seperti masalah Transfer of Technology (ToT). Indonesia sangat antusias dengan

komitment ToT dalam setiap pembelian alutsista nya. Indonesia mendapatkan sesuatu

yang bermanfaat jangka panjang bagi Indonesia dibalik pembelian satu alutsista.

Membeli Leopard dari Jerman yang merupakan negara produsen asli Leopard,

tentunya berpeluang untuk meminta ToT yang jauh lebih luas dan lebih strategis.6

Dengan melihat peluang yang lebih luas dengan pengadaan alusista berupa

Tank Leopard dari Jerman ini Indonesia mendapatkan peluang keuntungan berupa

5 all-here.forumid.net/t80-sejarah-tni-sejak-tahun-1960-an, diakses pada 25 Juli 2014.6 Loc.cit

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

7

Transfer of Technology (ToT) yang mana hal ini senada dengan UU no. 16 tahun

2012 mengenai industri pertahanan.

Pada hari Kamis 18 Desember 2012 bertepatan hari kedua pameran Indo

Defence 2012 di JIExpo Kemayoran, Jakarta akhirnya pemerintah Indonesia lewat

Kementerian Pertahanan menandatangani MoU dengan pemerintah Jerman

khususnya Rheinmetall AG. Terdapat dua bentuk MoU, pertama, dalam hal

pengadaan Medium Tank untuk ukuran 30 ton dan Main Battle Tank (MBT) Leopard

2 ukuran 60 ton serta tank-tank pendukungnya. Kehadiran Tank Leopard di Indonesia

ini merupakan salah satu bagian dari penguatan postur pertahanan Indonesia yang

bertujuan untuk membangun kekuatan pokok minimum (Minimum Esential

Force/MEF) TNI dengan segala keunggulan yang diantaranya daya pukul dahsyat,

daya gentar besar dan mobilitas tinggi. Kedua adalah MoU pelaksanaan ToT

(Transfer of Technology) yang akan diberikan kepada PT. Pindad. Penandatanganan

MoU yang dilakukan dengan Jerman tersebut merupakan langkah awal untuk

hubungan yang lebih lama, khususnya pengadaan tank jenis MBT Leopard 2.

Pemerintah Indonesia menginginkan jumlah MBT Leopard sekitar 2 Batalion Satuan,

setingkat Leopard untuk Kavaleri TNI Angkatan Darat. Penandatanganan MoU ini

dilakukan oleh Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, S.IP dengan

Direktur Rheinmetall AG Jerman, Herald Westernman.7 Jumlah tank yang akan

dikirim dari Jerman sebanyak 153 unit. Tank tersebut yakni tank Leopard Ri

7 “Jalan Panjang si Macan Tutul” dalam http://www.kompasiana.com/dadubias/jalan-panjang-si-macan-tutul_55198b78a333110419b6595f diakses pada tanggal 17 November 2015

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

8

sebanyak 61 unit, tank Leopard 2A4 sebanyak 42 unit, dan tank Marder sebanyak 50

unit. Pembelian tank ini juga dilengkapi dengan kesepakatan transfer teknologi yang

diteken pada November 2012 lalu. PT Pindad dan Bengkel Pusat Angkatan Darat

akan mendapatkan kerja sama pelatihan untuk perbaikan ringan hingga berat.8 Hal ini

setara dengan bentuk kesepakatan Transfer of Technology yang diberikan Jerman atas

pengadaan Tank Leopard.

Dengan adanya kebijakan Transfer of Technology dari hasil kerjasama

Indonesia dengan Jerman melalui produsen senjata asal Jerman Rheinmettal, industri

pertahanan dalam negeri PT. Pindad diuntungkan dengan terlibatnya PT. Pindad

dalam pemasangan komponen tertentu Tank Leopard seperti sistem komunikasi dan

sistem pendingin. Hal ini merupakan keuntungan tersendiri sebagai transfer

teknologi. Selain itu juga PT. Pindad akan dilibatkan dalam pembuatan amunisi

berkaliber besar 120mm bagi kebutuhan amunisi Tank Leopard.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, dapat dilihat bahwa

kerjasama Indonesia dengan Jerman dalam pengadaan Tank Leopard memberikan

kemajuan dibidang pertahanan khususnya peningkatan alutsista bagi TNI dan dengan

adanya kerjasama tersebut terselip agenda Transfer of Technology yang mana mampu

berkontribusi bagi perkembangan dan kemajuan khususnya bagi industri pertahanan

dalam negeri. Oleh karenanya penulis memutuskan untuk mengambil judul

penelitian:

8 http://www.yonkav1.com/bulletin diakses pada tanggal 17 November 2015

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

9

“Kerjasama Pertahanan Indonesia - Jerman dan Implikasinya bagi

kemajuan Industri Pertahanan Dalam Negeri Indonesia”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam Latar Belakang, untuk

memudahkan dalam menganalisis masalah, penulis mengidentifikasikan masalah

sebagai berikut :

1) Apa yang menjadi latar belakang dan tujuan utama kerjasama Indonesia

dengan Jerman (Rheinmettal AG) khususnya dibidang pertahanan?

2) Sejauh mana keberhasilan kerjasama Indonesia dengan Jerman (Rheinmetall

AG) dibidang pertahanan khususnya dalam pengadaan Tank Leopard?

3) Bagaimana perkembangan industri pertahanan dalam negeri khususnya PT.

Pindad dengan adanya Transfer of Technology dari hasil kerjasama

Indonesia dengan Jerman dalam pengadaan Tank Leopard?

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

10

1. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian, masalah yang

dibahas akan dibatasi dengan berfokuskan pada kerjasama Indonesia dengan

Rheinmetall AG Jerman dalam pengadaan Tank Leopard bagi kemajuan dan

pengembangan alutsista serta implikasinya terhadap kemajuan dan

pengembangan industri pertahanan Indonesia yang selaras dengan tujuan

Transfer of Technology dari diadakannya kerjasama Indonesia dengan

Rheinmetall AG dalam pengadaan Tank Leopard. Adapun periode yang akan

diteliti dari tahun 2012 sampai dengan 2015 dimana Indonesia mulai melakukan

kerjasama dengan Jerman dalam pengadaan Tank Leopard.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, untuk memudahkan dalam

melakukan pembahasan, tim penyusun merumuskan masalah sebagai berikut :

“Sejauh mana kerjasama Indonesia dengan Jerman dalam pengadaan Tank

Leopard serta pengaruhnya terhadap perkembangan industri pertahanan dalam

negeri?”

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

11

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas masalah yang

dituangkan dalam pertanyaan penelitian tentang kerjasama Indonesia dengan

Rheinmetall AG Jerman dibidang pertahanan termasuk hasil dari kerjasama itu

sendiri yang berupa Transfer of Technology bagi kemajuan indutri pertahanan

Indonesia yaitu PT. Pindad, yang diantaranya adalah :

a) Untuk mengetahui latar belakang utama kerjasama Indonesia dengan

Rheinmetall AG Jerman khususnya dibidang pertahanan.

b) Untuk mengetahui sejauh mana alutsista Indonesia sudah mengalami

peningkatan serta perkembangan.

c) Untuk mengetahui perkembangan Transfer of Technology yang diberikan

kepada industri dalam negeri khususnya PT. Pindad

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

12

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi setiap orang yang memiliki

ketertarikan dengan kerjasama Indonesia dengan Jerman dibidang pertahanan dan

dampaknya terhadap industri dalam negeri, yang dalam penelitian ini difokuskan

pada kerjasama pengadaan Tank Leopard dan Transfer of Technology bagi industri

pertahanan dalam negeri yang merupakan hasil dari kesepakatan kerjasama Indonesia

dengan Jerman dalam pengadaan Tank Leopard. Selain itu, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan kontribusi positif dalam berbagai hal terkait. Adapun kegunaan

penelitian ini antaralain :

a) Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Praktikum Profesi

Hubungan Internasional, Program Strata-1, Tahun Akademik 2015-2016.

b) Untuk mengetahui tujuan dari kerjasama Indonesia dan Jerman dibidang

pertahanan khususnya dalam pengadaan Tank Leopard.

c) Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan industri pertahanan dalam

negeri pasca diadakannya kerjasama Indonesia dan Jerman dalam

pengadaan Tank Leopard.

d) Untuk memperkaya ilmu pengetahuan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

13

D. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1. Kerangka Pemikiran

Untuk mempermudah proses penelitian dan pembahasan, penulis

mengemukakan dasar pemikiran yang diperoleh dari teori-teori atau pendapat para

ahli yang mempunyai kaitan dengan objek penelitian dimana teori-teori dan konsep-

konsep para ahli tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk menganalisa

permasalahan dengan menyimpulkan hipotesis untuk memahami fenomena

Hubungan Internasional, yang diharapkan hasilnya tidak jauh dari sifat ilmiah dan

dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

Hubungan Internasional (HI) menggunakan berbagai bidang ilmu seperti

ekonomi, sejarah, hukum, filsafat, politik, geografi, sosiologi, antropologi, psikologi,

studi-studi budaya dalam kajian-kajiannya. Hubungan internasional menjadi penting

saat ini karena negara tak dapat hidup sendiri dan memisahkan diri dari dunia

internasional, dalam hal ini Holsti memberi deskripsi tentang pengertian hubungan

internasional seperti di bawah ini:

“Hubungan Internasional adalah segala bentuk interaksi di antara masyarakat negara-

negara, baik yang dilakukan oleh pemerintah atau warga negara. Dan meliputi lembaga

perdagangan internasional, perdagangan internasional, dan perkembangan etika

internasional”9.

Hubungan Internasional adalah sebuah hubungan yang rumit Mochtar

Mas’oed memberikan gambaran mengenai hubungan internasional, sebagai berikut:

9 Holsti, K.J. Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis., (Terjemahan Wawan Djuanda)(Bandung: Binacipta, 1992), hlm. 26.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

14

Hubungan Internsional itu sangat kompleks karena di dalamnya terlibat bangsa-

bangsa yang berdaulat, sehingga memerlukan mekanisme yang lebih rumit dari pada

hubungan kelompok manusia di dalam suatu negara. Hubungan internasional juga

sangat kompleks karena setiap segi hubungan itu melibatkan berbagai seni lain yang

koordinasinya tidak sederhana.10

Sebagai sebuah disiplin ilmu, studi hubungan internasional memiliki banyak

teori ataupun perspektif yang kerap digunakan dalam mempelajari itu sendiri. Satu

dari yang terbesar merupakan teori realisme. Sebagaimana HI memiliki pondasi besar

yang membuatnya tetap berdiri tegak sebagai studi yang dinamis, teori realisme juga

sering disebut sebagai “spektrum ide”11.

Kaum realis berfokus pada power dan mengejar keuntungan, hal ini dapat

dilihat dari pernyataan berikut ini. “The ideology of realism mainly focuses on the

term of power with a pessimistic view of human nature’s power, and the pursuit of

interest”12.

Mereka yang menganut paham realis beranggapan power merupakan salah

satu faktor dominan dalam suatu interaksi, dan perdamaian internasional dapat

dicapai dengan perimbangan kekuatan. Sebagaimana dapat dilihat dalam buku An

Introduction to International Relations Australian Perspectives Edited by Richard

Devetak, Anthony Burke, and Jim George “realists believe that peace in the world

10Mas’oed, Mochtar. Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodelogi (Edisi Revisi). Jakarta :LP3S, 1987 ), hlm. 27.11 Goodin, Robert E. The Oxford Handbook of International Relations. Oxford: Oxford UniversityPress, 2010 ), hlm. 132.12http://www.icird.org/2012/files/papers/Lalita%20Boonpriwan.pdf , diakses pada tanggal 16November 2015.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

15

can be maintained only by balance of power between the most powerful state in the

international system”13.

Selain percaya pada perimbangan kekuatan kaum realis juga beranggapan

hubungan internasional bersifat anarkis, di dalam buku INTERNATIONAL

RELATIONS: THE KEY CONCEPTS Martin Griffiths and Terry O’Callaghan

dijelaskan anarkis adalah ”anarchy from the Greek word anarkhos, meaning ‘without

a ruler’, a state of anarchy can be said to prevail when there is no government to

keep the peace”14.

Atas pemikiran itulah sehingga kaum realis berpendapat tidak ada suatu apa

pun yang dapat mengontrol sistem internasional. “There is no higher authority than

the sovereign state to which it can appeal in order to protect itself from a potentially

aggressive neighbour”15.

Membahas mengenai dunia Hubungan Internasional gambaran di masa lalu

yang kita tangkap yaitu suatu interaksi perang dan damai. Kemudian meluas untuk

mempelajari perkembangan, perubahan dan kesinambungan yang berlangsung dalam

hubungan antar bangsa dalam konteks sistem global tetapi masih bertitik berat kepada

hubungan politik yang lazim disebut “High Politics”.16 Dunia interaksi actor-aktor

internasional merupakan high Politics pada awalnya interaksi internasional hanya

bisa dilaksanakan oleh para pihak penyelenggara pemerintahan dan kenegarawan

13http://quizlet.com/3099377/print/, diakses pada 16 November 2015.14 Griffiths, Martin and O’Callaghan, Terry.INTERNATIONAL RELATIONS: THE KEY CONCEPTS(London: Routledge, 2002), hlm. 2.15http://Books.google.com/books?isbn=0521682762 diakses 16 November 2015.16 T. May. Rudy, Hubungan Internasional Kontemporer dan masalah-masalah Global, (Bandung:Refka Aditama, 2003). Hlm. 1

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

16

saja. Pola interaksi hubungan internasional tidak dapat dipisahkan dengan segala

bentuk interaksi yang berlangsung dalam pergaulan masyarakat internasional, baik

oleh pelaku negara-negara (State Actors) maupun pelaku-pelaku bukan negara (Non

State Actors).17

Dwight Waldo dalam Hamdi menyatakan bahwa

“In general, the more knowledge that is necessary to run a contemporary society, and themore specialization that is a consequence, than the more need of an potential for horizontalrather than vertical cooperative arrangements”18

“Politik luar negeri merupakan salah satu bidang kajian studi hubungan

internasional. Politik luar negeri merupakan studi yang kompleks karena

tidak saja melibatkan aspek-aspek internal suatu negara” (Resenau, 1976:

15).

Negara sebagai aktor yang melakukan politik luar negeri, tetap menjadi unit

politik utama dalam sistem hubungan internasional, meskipun aktor-aktor non-negara

semakin penting perannya dalam hubungan internasional.

Politik luar negeri berhubungan dengan semua usaha dari sistem politik

nasional untuk beradaptasi dengan lingkungan geopolitiknya dan untuk menetapkan

tindakan pengendalian terhadap lingkungannya agar dapat memenuhi nilai-nilai

tujuan yang terdapat dalam sistemnya.

17 Lihat juga K.J Holsti, International Politics: A frameworks for analysis, New Jersey: Prentice HallInc., 1995, atau buku terjemahannya: Wawan Juanda, Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis,Bandung, Bima Cipta, 1997, hlm. 26-2818 Ariella Alberthina Yoteni, “Dampak Hubungan Kerjasama Pt Freeport Indonesia Dengan KepolisianRI Terkait Jaminan Keamanan Wilayah Pertambangan di Tembagapura Kabupaten Mimika”, SKRIPSIHI Universitas Cendrawasih diterbitkan, 2012, hlm. 24

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

17

“Politik luar negeri adalah suatu bentuk perilaku adaptif yang dimiliki oleh

suatu negara. Dengan demikian politik luar negeri merupakan tindakan-

tindakan autoritatif yang dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi

aspek-aspek lingkungan internasional yang diinginkannya atau merubah

aspek-aspek yang diinginkannya” ( Rudy, 1992: 77 ).

Menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik

Indonesia (1984-1988), politik luar negeri diartikan sebagai;19

“suatu kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka hubungannyadengan dunia internasional dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional”.

Politik luar negeri merupakan serangkaian atau seperangkat kebijaksanaan

dari suatu negara dalam interaksinya dengan negara lain atau dalam pergaulannya

dengan masyarakat dunia yang kesemuanya didasarkan untuk memenuhi kepentingan

nasional. Dengan demikian politik luar negeri merupakan wewenang khusus dari

pemerintah, karenanya pemerintahlah yang dapat bertindak atas nama seluruh

rakyatnya.

Dalam kajian politik luar negeri sebagai suatu sistem, rangsangan dari

lingkungan eskternal dan domestik sebagai input yang mempengaruhi politik luar

negeri suatu negara dipersiapkan oleh para pembuat keputusan dalam suatu proses

konversi menjadi output. Proses konversi yang terjadi dalam perumusan politik luar

negeri suatu negara ini mengacu pada pemaknaan situasi, baik yang berlangsung

19 http://faiz-marwan.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-politik-luar-negri.html diakses pada tanggal28 Maret 2016

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

18

dalam lingkungan eksternal maupun internal dengan mempertimbangkan tujuan yang

ingin dicapai serta sasaran dan kapabilitas yang dimilikinya.20

Pola hubungan atau interaksi ini dapat berupa kerjasama (Cooperation),

persaingan (Competition) dan pertentangan (Conflict).21 Pastilah dari semua negara

sangat menginginkan situasi aman dan damai melakukan kerjasama merupakan

interaksi yang dikatakan interaksi positif, untuk melaksanakan kerjasama ada tiga

unsur utama yang berkaitan dengan kerjasama yakni unsur dua aktor ataupun lebih,

unsur interaksi dan unsur tujuan bersama. Jika tidak terkandung 3 unsur tersebut

maka aktivitas tersebut bukanlah suatu pelaksanaan kerjasama, seperti yang dikatakan

oleh Thomson dan Perry dalam Keban.22 Kerjasama memiliki derajat yang berbeda,

mulai dari koordinasi dan kooperasi (Cooperation) sampai pada derajat yang lebih

tinggi yaitu Collaboration. Para ahli pada dasarnya menyetujui bahwa perbedaan

terletak pada kedalaman interaksi, integrasi, komitmen dan kompleksitas dimana

cooperation terletak pada tingkat yang paling rendah. Sedangkan collaboration pada

tingkatan yang paling tinggi. Menurut Rose secara teoritis, istilah kerjasama

(Cooperation) telah lama dikenal dan dikonsepkan sebagai suatu sumber efesiensi

dan kualitas pelayanan. Kerjasama telah dikenal sebagai cara yang jitu untuk

mengambil manfaat dari ekonomi sekala (Economies of Scales).23 Pada dasarnya

20 http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=27443 diakses pada tanggal 1 Desember 201521 Idem22 http://www.artikel.com/topik/pengertian+teori+kerjasama.html diakses pada tanggal 1 Desember201523 Ariella Alberthina Yoteni, “Dampak Hubungan Kerjasama Pt Freeport Indonesia Dengan KepolisianRI Terkait Jaminan Keamanan Wilayah Pertambangan di Tembagapura Kabupaten Mimika”, SKRIPSIHI Universitas Cendrawasih diterbitkan, 2012, hlm. 22

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

19

semua keinginan negara merupakan memenuhi segala kebutuhannya namun

keterbatasan selalu menghalangi pencapaiannya, untuk memenuhi kebutuhannya

negara akan melakukan interaksi dan komunikasi terhadap negara yang dianggap

akan memberikan bantuan kerjasama, kerjasama pada hakekatnya lazim

dilaksanakan, Moh. Jafar Hafsah menyebut definisi kerjasama.24

“kerjasama adalah strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangkawaktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkandan saling membesarkan.”

Hubungan yang jelas terlihat antara konflik dan kerjasama internasional,

dimana konflik yang ada dapat diakomodasikan melalui negosiasi. Konflik potensial

tersebut selalu berakhir melalui tingkatan kerjasama. Jadi hubungan kerjasama selalu

menjadi pilihan yang tidak pernah ditinggalkan oleh aktor-aktor hubungan

internasional. Hukum internasional, organisasi internasional, hubungan ekonomi dan

diplomasi adalah empat metode negara untuk selalu berusaha mengkordinasikan

hubungannya secara konstruktif. Negara-negara menggunakan keempat hal tersebut

untuk meningkatkan dan memfasilitasi interrelasi politik dan ekonomi mereka. Selain

itu mereka juga menggunakannya untuk mengontrol konflik dan meningkatkan

kerjasama kearah yang lebih baik lagi.

“Kerjasama merupakan suatu usaha antara orang perorangan atau

kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan

bersama.terjadinya kerjasama dilandasi oleh adanya kepentingan yang

asama dimana landasan tersebut menjadi pijakan untuk memecahkan

24 http://lompoulu.blogspot.com/2013/06/pengertian-kerjasama.html diakses pada tanggal 1 Desember2015

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

20

berbagai permasalahan secara bersama-sama melalui suatu mekanisme

kerjasama. Dalam melakukan suatu kerjasama harus ada iklim yang

menyenangkan dalam pembagian tugas serta balas jasa yang akan dibawa”

(Soekanto, 1990: 72).

Selain itu, Soerdjono Soekanto mengenai kerjasama:

“Suatu kerjasama akan bertambah kuat apabila ada bahaya dari luar yang

menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institusional telah

tertanam di dalam kelompok, dalam diri seseorang atau segolongan orang”

(1990: 80).

Dalam konstelasi Hubungan Internasional dewasa ini kerjasama internasional

merupakan suatu keharusan yang wajib dilakukan oleh setiap Negara untuk menjamin

kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara dalam forum internasional.

“Kerjasama Internasional terjadi karena ‘nation understanding’ dimana

mempunyai arah dan tujuan yang sama, keinginan di dukung oleh kondisi

internasional yang saling membutuhkan kerjasama itu didasari oleh

kepentingan bersama di antara Negara-negara namun kepentingan itu tidak

identik” (Kartasasmita, 1998: 3).

Kerjasama internasional dilaksanakan guna meningkatkan hubungan bilateral

antara dua negara untuk mencapai tujuan nasionalnya. Untuk meningkatkan

hubungan bilateral antara negara-negara maka perlunya suatu kerjasama internasional

yang baik dan adanya saling pengertian dan dalam konstelansi hubungan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

21

internasional dewasa ini merupakan keharusan yang wajib dilakukan oleh setiap

Negara untuk menjamin kelangsungan hidup berbagnsa dan bernegara tanpa

mengabaikan kedaulatan dan hak-hak dari negara lain.

Kerjasama internasional mengandung satu interaksi, interelasi dan

interdependensi antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok

dari satu kesatuan unit dalam system internasional dan masyarakat internasional.

“Kerjasama internasional dapat dijalankan dalam berbagai bentuk

organisasi internasional, walaupun negara tetap menjadi aktor yang

dominan di dalam bentuk-bentuk kerjasama internasional non-pemerintah

yang makin hari makin banyak jumlahnya” (Rudy, 2005: 3).

Keamanan menjadi low politics yang lebih menyoroti isu-isu non-keamanan.

Kerjasama internasional sendiri merupakan proses utama dan interaksi internasional.

Kerjasama internasional pada hakekatnya dapat dibedakan dalam empat bentuk,

yaitu:

a) Kerjasama Multilateral

Hakekat dan kerjasama internasional yang universal (global) adalah

memadukan semua bangsa di dunia dalam suatu wadah yang mampu

mempersatukan mereka dalam cita-cita bersama dan menghindari konflik

internasional.

a.Kerjasama Regional

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

22

Merupakan kerjasama anta negara yang berdekatan secara goegrafis

kerjasama jenis ini merupakan gagasan yang mulai dikenal pada awal abad

ke 19.

b.Kerjasama Fungsional

Dalam kerjasama fungsional, negara-negara terlibat masing-masing

diasumsikan mendukung fungsi tertentu, sehingga kerjasama tersebut akan

melengkapi berbagai kekurangan pada masing-masing negara.

c. Kerjasama ideology

Kerjasama ini merupakan alat dari suatu kelompok kepentingan untuk

membenarkan tujuan dari perjuangan kekuasaannya.

Ada tiga motif dalam melakukan suatu kerjasama internasional, yaitu:

(Toma & Gorman, 1991: 384).

Meningkatkan kepentingan nasional

Memelihara perdamaian

Meningkatkan kesejahteraan ekonomi

Konsep kerjasama yang dipakai disini adalah kerjasama yang sifatnya

internasional. Ada dua jenis interaksi dalam dunia internasional, yaitu kerjasama dan

konflik. Kerjasama internasional dapat terselenggara berkat adanya kesamaan visi

dan keselarasan kepentingan diantara aktor-aktor yang berinteraksi. Melalui

kerjasama internasional, suatu pihak mengharapkan kepentingannya akan lebih

mudah diwujudkan daripada berusaha sendiri.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

23

Kerjasama internasional tidak dapat dihindari oleh negara atau aktor-aktor

internasional lainnya. Keharusan tersebut diakibatkan adanya saling ketergantungan

diantara aktor-aktor internasional dan kehidupan manusia yang semakin kompleks,

ditambah lagi dengan tidak meratanya sumber-sumber daya yang dibutuhkan oleh

para aktor internasional.

Defenisi kerjasama :

a. Pandangan bahwa dua atau lebih kepentingan, nilai, atau tujuan saling bertemudan dapat menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau dipenuhi oleh semua pihak.

b. Persetujuan atas masalah tertentu antara dua negara atau lebih dalam rangkamemanfaatkan persamaan atau benturan kepentingan.

c. Pandangan atau harapan suatu negara bahwa kebijakan yang diputuskan olehnegara lainnya membantu negara itu untuk meencapai kepentingan dan nilai-nilainya.

d. Aturan resmi atau tidak resmi mengenai transaksi di masa depan yangdilakukan untuk melaksanakan persetujuan.

e. Transaksi antar negara untuk memenuhi persetujuan mereka (Hosti, 1987: 652-653).

Sifat kerjasama internasional biasanya bermacam-macam, seperti harmonisasi

hingga integrasi (kerjasama internasional paling kuat). Kerjasama demikian terjadi

ketika ada dua kepentingan bertemu dan tidak ada pertentangan di dalamnya.

Ketidakcocokkan ataupun konflik memang tidak dapat dihindarikan, tapi dapaat

ditekan apabila kedua pihak yang bekerjasama dalam kepentingan dan masalahnya.

Terdapat tiga tingkatan kerjasama internasional, yaitu :

a. Konsensus, merupakan suatu tingkat kerjasama yang ditandai olehsejumlah ketidakhirauan kepentingan diantara negara-negara yangterlibat dan tanpa keterlibatan yang tinggi diantara negara-negara yangterlibat.

b. Kolaborasi, merupakan suatu tingkat kerjasama yang lebih tinggi darikonsensus dan ditandai oleh sejumlah besar kesamaan tujuan, salingkerjasama yang aktif diantara negara-negara yang terjalin hubungankerjasama dalam memenuhi kepentingan masing-masing.

c. Integrasi, merupakan kerjasama yang ditandai dengan adanyakedekatan dan keharmonisan yang sangat tinggi diantara negara-

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

24

negara yang terlibat. Dalam integrasi jarang sekali terjadinya benturankepentingan diantara negara-negara yang terlibat (Smith dan Hocking,1990: 22).

Dalam hubungan internasional dikenal apa yang dinamakan kerjasama

internasional. Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam

kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di

dalam negerinya sendiri. Kerjasama internasional adalah sisi lain dari konflik

internasional yang juga merupakan salah satu aspek dalam hubungan internasional.

Isu utama dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada sejauh mana

keuntugan bersama yang diperoleh melalui kerjasama dapat mendukung konsepsi dari

kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif. Kerjasama internasional

terbentuk karena kehidupan internasional meliputi berbagai bidang, seperti ideologi,

politik, ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan.

Berbagai masalah tersebut maka beberapa negara membentuk suatu kerjasama

internasional

“Kerjasama dapat diartikan sebagai seperangkat hubungan yang tidak

didasarkan pada unsur paksaan dan kekerasan. Kerjasama dapat muncul

akibat adanya komitmen individu dan negara untuk mendapatkan

kesejahteraan kolektif “(Douherty dan Pfaltzgraff, 1997: 41). “

Lingkup aktivitas yang dilaksanakan melalui kerjasama internasional antar

negara meliputi berbagai kerjasama multidimensi, seperti kerjasama ekonomi,

kerjasama dalam bidang sosial, dan kerjasama dalam bidang politik.25

25 Ibid.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

25

Kerjasama dapat dilakukan dengan beberapa bentuk perjanjian dan

pengaturan. Hal ini dijelaskan oleh Rosen dalam Ariella bahwa bentuk perjanjian

(forms of agreements) dibedakan atas:26

a. Handshake Agreement, yaitu pengaturan kerja yang tidak didasarkan atas

perjanjian tertulis.

b. Written Agreement, yaitu pengaturan kerjasama yang didasarkan atas

perjanjian yang tertulis.

Masih menurut sumber yang sama, pengaturan kerjasama terdiri atas beberapa

bentuk:

a. Consortia, yaitu pengaturan kerjasama dalam sharing sumberdaya, karena

lebih mahal jika ditanggung sendiri.

b. Joint Purchasing, yaitu pengaturan kerjasama dalam melakukan

pembelian barang agar dapat menekan biaya karena skala pembelian lebih

besar.

c. Equipment Sharing, yaitu pengaturan kerjasama dalam dalam sharing

peralatan yang mahal, atau tidak setiap hari digunakan.

d. Joint Service, yaitu pengaturan kerjasama dalam memberikan pelayanan

public.

26 Ariella Alberthina Yoteni, “Dampak Hubungan Kerjasama Pt Freeport Indonesia Dengan KepolisianRI Terkait Jaminan Keamanan Wilayah Pertambangan di Tembagapura Kabupaten Mimika”, SKRIPSIHI Universitas Cendrawasih diterbitkan, 2012, hlm. 24

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

26

e. Cooperative Construction, yaitu pengaturan kerjasama dalam mendirikan

bangunan.

f. Contract Service, yaitu pengaturan kerjasama dimana pihak yang satu

mengkontrak pihak lain untuk memberikan pelayanan tertentu.

g. Pengaturan lainnya, yaitu pengaturan kerjasama lain dapat dilakukan

selama dapat menekan biaya, misalnya dalam membuat pusat pendidikan

dan pelatihan.

Kerjasama antar negara memiliki berbagai dimensi atau jenis, yang paling

utamanya dalah untuk menjaga kepentingan nasional suatu negaranya dalam kancah

global agar tetap terjaga dan pada akhirnya kepentingan nasional tersebut tercapai

sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh suatu negara tettentu. Walaupun disisi lain

apabla tujuan nasionalya tidak tercapai, berbagai kemungkinan aka terjadi mulai dari

ketegangan sampai kepada terjadinya konflik atau lebih tinggi lagi eskalasinya adalah

perang.27

Apabila dilihat dari bentuknya, kerjasama pertahanan juga merupakan

kerjasama yang dilakukan secara formal (formal cooperation) antara dua negara atau

lebih, karena untuk melakukan kerjasama tersebut menggunakan suatu treaty yang

27 Makmur Supriyanto, Tentang Ilmu Pertahanan, (Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014),hlm. 136

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

27

tidak mengikat (non-binding), yaitu dengan sebutan Perjanjian Kerjasama Pertahanan

atau Defence Cooperation Agreement (DCA).28

Kerjasama pertahanan, merupakan kerjasama yang menekankan kepada

kepentingan nasional suatu negara, karena kerjasama ini sangat sensitive dan akan

menyangkut kedaulatan negara, keamanan, kestabilitas dan kesejahteraan rakyat.

Adapun ruang lingkup kerjasama pertahanan akan menjadi sangat penting

apabila dalam substansinya akan menyangkut pada ruang wilayah atau territory yang

akan bersinggungan dengan kedaulatan wilayah suatu negara. Ruang lingkup

kerjasama biasanya berisi tentang kerjasama:29

a. Teknis melalui pertukaran data teknis dan ilmiah;

b. Pertukaran para ahli, teknis dan peserta dosen militer;

c. Dukungan produksi berhubungan dengan peralatan dan komponen

pertahanan;

d. Industri pertahanan;

e. Alih teknologi;

f. Bantuan teknis;

g. Pendidikan dan latihan;

h. Pertukaran informasi intelejen;

i. Ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan;

28 Ibid., hlm. 13929 Ibid., hlm. 152

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

28

j. Pertukaran personil;

k. Kunjungan;

l. Latihan bersama dalam bidang operasi, logistic dan intelegen;

m. Latihan gabungan dan latihan bersama;

n. Patrol bersama dan atau gabungan;

o. Pengembangan dan latihan komunikasi, peperangan elektronika dan TI;

p. Litbang;

q. Keamanan maritime; dan lain sebagainya

Kerjasama perthanan harus memiliki tujuan yang jelas, karena kerjasama

pertahanan sangat rawan apabila memiliki arti ganda dan tidak jelas, hal ini dapat

digunakan sebagai celah untuk melakukan tindakan yang tidak diinginkan oleh para

pihak. Secara formal tujuan kerjasama akan tertulis pada perjanjian (apapun

namanya), antara lain untuk:30

a. Mempromosikan perdamaian dan stabilitas keamanan di regional dan

dunia;

b. Mempromosikan hubungan yang ramah dan bersahabat;

c. Mempererat dan meningkatkan kerjasama bilateral;

d. Mengembangkan hubungan kerjasama antar kedua negara;

e. Menetapkan suatu kerangka kerja guna meningkatkan hubungan bilateral

diantara badan pertahanan;

30 Ibid., hlm. 150

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

29

f. Meningkatkan dan mempererat kegiatan kerjasama di bidang pertahanan

dan keamanan;

g. Meningkatkan saling percaya;

h. Mengintegrasikan persetujuan-persetujuan yang sudah ada (bila

sebelumnya sudah ada persetujuan);

i. Meningkatkan kesejahteraan rakyat kedua negara;

Kebijakan luar negeri merupakan aktualisasi dari politik luar negeri suatu

negara yang di dalamnya terdapat kepentingan nasional sebagai akumulasi keragaman

kepentingan masyarakat. Politik luar negeri yang dikeluarkan oleh suatu negara

dimaksudkan kepada tercapainya kesejahteraan rakyat negara tersebut. Indonesia

sebagai suatu entitas dalam merumuskan politik luar negerinya berdasar pada

perubahan yang terjadi di dunia internasional dan domestik. Dalam buku yang ditulis

Miriam Budiarjo, terdapat definisi politik luar negeri Sebagai

“Kebijakan (policy) adalah suatu kumpulan yang diambil oleh seorang pelaku ataukelompok dalam usaha memiliki tujuan, kebijaksanaan itu mempunyai kekuasaanuntuk melaksanakannya”.31

Berarti bahwa politik luar negeri memiliki tujuan dalam pelaksanaannya.

Konsep tentang politik luar negeri sendiri dapat dilihat dari beberapa pendapat pakar

salah satunya adalah Mappa Nasrun yang memberikan konsep tentang kebijaksanaan

luar negeri, yaitu:

31 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 1995, hal 12.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

30

“Kebijaksanaan luar negeri suatu negara pada hakekatnya merupakan refleksi dari

keadaan dan perkembangan dalam negerinya, juga keadaan dan perkembangan sistem

politik internasional dapat menjadi faktor yang turut menentukan perilaku

kebijaksanaan luar negeri. Jadi, kebijaksanaan luar negeri pada pokoknya dipengaruhi

oleh faktor-faktor internal dan eksternal”32.

Berdasarkan konsep tersebut di atas maka dalam memberikan batasan tentang

kebijaksanaan luar negeri, terlebih dahulu harus mengetahui kondisi internal

negaranya sebelum mengeluarkan suatu politik luar negeri. Sebagai bagian dari

politik luar negeri,maka politik luar negeri jika ditinjau dari segi proses maka akan

erat kaitannya denganpolitik dalam negeri yang didalamnya mencakup proses

pengambilan kebijakan yang melibatkan keseluruhan unsur-unsur negara tetapi lebih

khusus kepada badan yudikatif sebagai perumus kebijakan dan badan eksekutif

negara selaku pemerintah dan pelaksana kebijakan tersebut yang sewaktu-waktu

dapat pula bertindak sebagai pengambil kebijakan jika diberikan kewenangan oleh

konstitusi negaranya.

Politik luar negeri suatu negara menunjukkan dasar-dasar umum yang dipakai

pemerintah untuk bereaksi terhadap lingkungan internasional. Karenanya politik luar

negeri dapat juga diartikan sebagai strategi yang atau rencana tindakan yang dibentuk

oleh para pembuat keputusan suatu negara dalam menghadapi negara lain atau actor

hubungan internasional lain.

32 Mappa Nasrun, Indonesian Relations With The South Pacific Countries: Problrm and Prospect,Desertasi, Unahs: 1990, hal. 98.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

31

Dari kedua konsep diatas, dapat ditarik bahwa politik luar negeri adalah

sebagai reaksi terhadap perubahan lingkungan internasional dalam bentuk strategi dan

rencana yang dirumuskan oleh para pembuat kebijakan suatu negara.33

Prinsip dari keamanan nasional adalah ancaman dapat langsung dihadapi pada

saat ancaman itu muncul dari tindakan pencegahan dalam menghadapai ancaman

sepenuhnya berada dibawah wewenang negara. Secara teoritis dan berdasarkan

sumber daya yang ada, tindakan pencegahan dapat diambil untuk menghadapai segala

macam ancaman. Didi Khrisna dalam bukunya Kamus Politik Internasional,

mendefinisikan keamanan sebagai berikut:

“keamanan adalah kewajiban suatu negara untuk menjamin terciptanya suatu kondisi

yang aman serta mengatur ketertiban sehingga masyarakat dapat sejalan segala

aktivitasnya dengan tenteram dan melindungi negara tersebut dalam hubungan

internasional, kesemua itu untuk mencapai kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan

bagi seluruh rakyat sebagai kebutuhan fundamental berdirinya suatu negara”.34

Pertahanan negara sejatinya adalah elemen terpenting bagi kelangsungan

negara. Terlebih lagi di Indonesia sebagai negara dengan struktur geografis negara

kepulauan, dan memiliki sumber daya alam serta manusia yang besar, tentu

pertahanan negara menjadi hal yang mutlak untuk dijalankan dan harus diatur secara

33https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwinh-WtnrrJAhWUSI4KHXWFADsQFggZMAA&url=http%3A%2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F132946-T%252027791-Politik%2520luar-Tinjauan%2520literatur.pdf&usg=AFQjCNHWeVyLG0cY7C_zmDjZkCROF9M1tg&bvm=bv.108194040,d.c2E diakses pada tanggal 1 Desember 201534 Didi Khrisna, Kamus Politik Internasional, (Jakarta: Abardin, 1993), hlm. 295

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

32

tepat dan. Pertahanan negara sendiri menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 3 Tahun 2002

tentang pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan

negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan

segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.35

Pertahanan negara adalah tanggung jawab setiap warga negara. Dan

sesungguhnya dengan sumber daya yang besar yang dimiliki, Indonesia dapat

membentuk kekuatan pertahanan yang besar pula. Untuk membentuk kekuatan

pertahanan yang baik tentu harus terlebih dahulu dibentuk sistem pertahanan yang

komprehensif, agar dapat mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan dapat menangkal segala bentuk ancaman, baik dari dalam maupun luar

negara. Dan untuk menjalankan sistem pertahanan tersebut perlu dibentuk doktrin

pertahanan negara sebagai acuan bagi komponen-komponen pertahanan yang

terlibat.36

Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer

menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai "komponen utama" dengan

didukung oleh "komponen cadangan" dan "komponen pendukung". Sistem

Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga

pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan

35 UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara dalamhttp://www.academia.edu/5356056/Pertahanan_Negara_Indonesia diakses pada tanggal 3 Desember201536 Pertahanan Negara Indonesia dalamhttp://www.academia.edu/5356056/Pertahanan_Negara_Indonesia diakses pada tanggal 3 Desember2015

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

33

sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan

bangsa.37

"Komponen utama" adalah Tentara Nasional Indonesia, yang siap digunakan

untuk melaksanakan tugas tugas pertahanan.

"Komponen cadangan" (Komcad) adalah "sumber daya nasional" yang telah

disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat

kekuatan dan kemampuan komponen utama.

"Komponen pendukung" adalah "sumber daya nasional" yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan

komponen cadangan. Komponen pendukung tidak membentuk kekuatan nyata untuk

perlawanan fisik.

"Sumber daya nasional" terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam,

dan sumber daya buatan. Sumber daya nasional yang dapat dimobilisasi dan

didemobilisasi terdiri dari sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan

prasarana nasional yang mencakup berbagai cadangan materiil strategis, faktor

geografi dan lingkungan, sarana dan prasarana di darat, di perairan maupun di udara

dengan segenap unsur perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi.

Komponen pendukung terdiri dari 5 segmen :

a. Para militer

Polisi (Brimob) - (lihat pula Polri)

37 https://id.wikipedia.org/wiki/Pertahanan_negara diakses pada tanggal 3 Desember 2015

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

34

Resimen mahasiswa (Menwa)

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

Perlindungan masyarakat(Linmas) lebih dikenal dengan sebutan

pertahanan sipil (Hansip)

Satuan pengamanan (Satpam)

Organisasi kepemudaan

Organisasi bela diri

Satuan tugas (Satgas) partai

b. Tenaga ahli/profesi

Sumber daya manusia sesuai keahlian atau berdasarkan profesi.

c. Industri

Semua Industri yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kekuatan

utama dan kekuatan cadangan dalam menghadapi ancaman.

d. Sumber daya alam/buatan dan sarana prasarana

Sumber daya alam adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air

dan dirgantara yang dalam wujud asalnya dapat didayagunakan untuk

kepentingan pertahanan negara.

Sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan

daya gunanya untuk kepentingan pertahanan negara

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

35

Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budi daya manusia yang

dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan

negara dalam rangka mendukung kepentingan nasional.

e. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia adalah warga negara yang secara psikis dan fisik

dapat dibina dan disiapkan kemampuannya untuk mendukung komponen

kekuatan pertahanan keamanan negara. Seluruh warga negara secara

individu atau kelompok, misalnya organisasi masyarakat (seperti: LSM,

dsb)

Sementara, menurut Buzan keamanan berkaitan dengan masalah

kelangsungan hidup (survival). Isu-isu yang mengancam kelangsungan hidup suatu

unit kolektif atau prinsip-prinsip yang dimiliki oleh unit-unit kolektif tertentu akan

dipandang sebagai ancaman eksistensial. Untuk itu diperlukan tindakan untuk

memprioritaskan isu tersebut agar ditangani segera mungkin dan menggunakan

sarana-sarana yang ada untuk menangani masalah tersebut.

Berdasarkan criteria isu keamanan, Buzan membagai keamanan kedalam 5

dimensi:38

38 Barry Buzan, people, state, and fear: an agenda for International Security Studies in the Post ColdWar Era, (Hampstead: Harvester Wheatsheaf, 1991), hlm 74.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

36

a. Militer, munculnya kapabilitas militer dari suatu negara baik konvensional

maupun non-konvensional, dalam strategi menyerang atau bertahan,

persepsi ancaman militer dari negara terhadap negara lain.

b. Politik, perhatian terhadap stabilitas institusi-institusi negara, proses

politik, sistem pemerintahan dan ideology sebagai legitimasi aktivitas

mereka.

c. Ekonomi, masalah akses terhadap sumber daya-sumber daya, financial

dan pasar guna mempertahankan kemakmuran dan kekuatan negara.

d. Sosial, perhatian terhadap keberlanjutan dan penerimaan masyarakat

sosial terhadap perubahan-perubahan sosial, termasuk pola-pola bahasa,

budaya, kebiasaan dan identitas nasional, dimana perubahan ini akan

berdampak pada perilaku negara tersebut terutama dalam dunia

internasional.

e. Lingkingan, memperhatikan masalah penerimaan lingkungan hidup

sebagai sebuah sistem dimana kemanan tersebut memiliki unit keamanan,

nilai dan karakteristik survival dan ancaman yang berbeda beda.

Masih menurut Buzan bahwa yang dimaksud dengan ancaman adalah setiap

usaha atau kegiatan baik dari dalam maupun dari luar yang dinilai dapat

membahayakan kedaulatan dan keutuhan wilayah suatu negara, serta juga dapat

berbahaya bagi keselamatan bangsa dan warga negara. Adapun beberapa bentuk

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

37

ancaman adalah ancaman tradisional (ancaman militer) dan non-tradisional (non-

militer).

Ancama tradisional yaitu ancaman terhadap negara yang berbentuk militer

adalah suatu ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi dan

dinilai mempunyai kemampuan yang dapat membahayakan kedaulatan dan keutuhan

wilayah suatu negara, serta membahayakan dapat membahayakan keselamatan warga

negara dan segenap bangsa. Ada beberapa contoh ancaman terhadap negara yang

termasuk dalam ancaman militer:

a. Agresi, pengertian dari agresi adalah ancaman militer yang menggunakan

kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap suatu negara yang dapat

membahayakan kedaulatan dan keutuhan wilayah negara tersebut, dan

juga membahayakan keselamatan segenap bangsa tersebut.

b. Ancaman militer yang ke dua dapat berupa suatu pelanggaran wilayah

yang mana pelanggaran ini tentunya dilakukan oleh negara lain yang

menggunakan kapal maupun pesawat non komersial.

c. Spionase adalah ancaman militer yang dilakukan terhadap suatu negara

yang kegiatannya berupa mata-mata dan dilakukan oleh negara lain yang

bertujuan untuk mencari dan mendapatkan dokumen rahasia militer suatu

negara.

d. Sabotase, adalah ancaman militer yang dilakukan oleh suatu negara yang

kegiatannya mempunyai tujuan untuk merusak instalasi militer dan obyek

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

38

vital nasional. Tentunya sabotase ini dapat membahayakan keselamatan

suatu bangsa.

e. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh suatu jaringan terorisme yang

luas (internasional) atau ancaman yang dilakukan oleh teroris

internasional yang bekerjasama dengan terorisme lokal (dalam negeri).

f. Ancaman militer terhadap suatu negara dapat juga berbentuk suatu

pemberontakan yang mana pemberontakan tersebut juga menggunakan

senjata.

g. Selain pemberontakan, terjadinya perang saudara yang menggunakan

senjata juga termasuk ancaman militer.

Sementara itu, ancaman non-tradisional adalah suatu ancaman yang tidak

menggunakan kekuatan senjata, namun jika dibiarkan akan membahayakan

kedaulatan dan keutuhan wilayah suatu negara, selain itu juga dapat membahayakan

keselamatan segenap bangsa.

Komponen utama untuk menghadapi ancaman non militer ini adalah lembaga

pemerintah di luar bidang pertahanan sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang

dihadapi, dengan di dukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa. Contoh

ancaman non-tradisional adalah:

a. Perdagangan dan penyalahgunaan Narkoba (Narkotika dan obat-obatan

terlarang)

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

39

b. Kegiatan imigrasi gelap/ilegal

c. Penangkapan ikan di laut secara ilegar

d. Banyaknya tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)

e. Berbagai penyelundupan, baik ke dalam maupun ke luar negeri

f. Kemiskinan, kebodohan dan lain sebagainya.39

Selain kerjasama pertahan tentu ada juga Diplomasi Pertahanan (Defence

Diplomacy), yang mana diplomasi pertahanan hanyalah merupakan bagian dari

diplomasi yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri, namun tidak semua bisa

ditangani oleh Kemlu, karena ada yang tidak dapat tersentuh oleh kalangan diplomat

di luar negeri dalam melakukan hubungannya. Sehingga masih tetap diperlukan

adanya diplomasi pertahanan, antara lain dilakukan oleh Atase Pertahanan atau para

perwira militer yang sedang bertugas di suatu negara tertentu.

Pertimbangan utama dalam melaksanakan diplomasi pertahanan, anatara lain

sebagai berikut:40

a. Kepentingan nasional;

b. Kebijakan keamanan nasional;

c. Kebijakan dal bidang-bidang lain;

d. Kebijaka pertahanan;

e. Lingkungan internasional;

39 http://www.kitapunya.net/2015/08/bentuk-bentuk-ancaman-terhadap-negara.html diakses padatanggal 3 Desember 201540 Ibid., hlm. 179

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

40

f. Lingkungan domestic;

g. Lingkungan nasional dari negara-negara;

h. Prioritas negara-negara;

i. Kemampuan dan kekuatan Angkatan Bersenjata;

j. Piranti lunak (peraturan perundangan);

k. Personil;

l. Sarana dan prasarana;

m. Dukungan anggaran;

Hal-hal yang semestinya dilakukan diplomasi pertahanan antara lain:41

a. Menindaklanjuti seluruh perjanjian atau MoU yang telah ditandatangani,

baik oleh kementerian pertahanan, markas besar angkatan bersenjata dan

angkatan.

b. Penanganan-penanganan krisis yang termasuk Opermasi Militer Selain

Perang (OMSP), dalam bentuk: penanganan separatism dan

pemberontakan bersenjata; menangani terorisme; pengamanan wilayah

perbatasan; melaksanakan tugas perdamaian dunia; membantu

menaggulangi bencana alam, bantuan kemanusiaan dan pengungsian;

pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan; membantu pemerintah

dalam pengaman pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan,

perompakan dan penyelundupan.

41 Ibid., hlm 181

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

41

c. Capacity Building; pelatihan militer; pendidikan militer.

d. Poleksosbud; persahabatan; kerjasama bilateral budaya, ekonomi dan

perdagangan; pariwisata; kunjungan pejabat dan promosi produksi industri

pertahanan nasional.

e. Keamanan Nasional/TNI: pertukaran informasi; terorisme, maritime

security; keamanan regional; sharing informasi.

f. Intelejen strategis: Sebagai entrepreneurship untuk mempromosikan

produk strategis dan produk-produk militer ke negara di tempat

penugasan.

Industri pertahanan adalah sebagian dari tatanan industri nasional yang secara

khusus memiliki kemampuan ataupun potensi yang dapat maupun dikembangkan

untuk menghasilkan produk berupa sistem senjata, peralatan dan perlengkapan,

dukungan administrasi/logistik ataupun jasa-jasa bagi kepentingan penyelenggaraan

pertahanan negara. Industri pertahanan adalah Industri nasional (pemerintah maupun

swasta) yang produknya baik secara sendiri maupun kelompok, termasuk jasa

pemeliharaaan dan perbaikan, atas penilaian pemerintah dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan pertahanan negara. Industri pertahanan, juga disebut industri militer,

terdiri dari pemerintah dan industri komersial yang terlibat dalam penelitian,

pengembangan, produksi, dan pelayanan peralatan dan fasilitas militer.

Adapun beberapa kriteria yang dimiliki indutri pertahanan, yaitu:

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

42

a. Industri pertahanan merupakan bagian dari industri nasional dan tergolong

dalam kelompok industri strategis.

b. Industri pertahanan bersumber dari potensi industri nasional, baik milik

pemerintah maupun swasta.

c. Industri pertahanan berkemampuan menghasilkan sistem senjata, peralatan

dan dukungan logistik serta jasa-jasa bagi kepentingan pertahanan,

disamping itu mampu menghasilkan produk-produk komersial dalam

rangka mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

d. Industri pertahanan dalam pengelolaannya tidak terlepas dari prinsip-

prinsip ekonomi yang berlaku.

e. Industri pertahanan harus mampu mengkonversikan/ menstransformasikan

kapasitas dan kapabilitas produksinya secara cepat selaras dengan tuntutan

kebutuhan pertahanan khususnya dalam keadaan darurat/perang.

f. Industri pertahanan merupakan sandaran utama penyelenggaraan mobilitas

industri dalam keadaan darurat perang.

g. Industri pertahanan atau setidak-tidaknya industri pendukung administrasi

dan logistik harus diupayakan tersebar diseluruh wilayah nasional.

h. Industri pertahanan dikembangkan secara bertahap sesuai perkembangan

postur Angkatan Bersenjata dan tuntutan perkembangan teknologi sistem

senjata.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

43

i. Industri pertahanan harus mampu berperan dalam mengurangi

ketergantungan dari luar negeri dibidang pemenuhan kebutuhan sarana

pertahanan.

j. Industri pertahanan harus didukung oleh kemampuan RDT & E (Reseach

Development Test & Evaluation) yang tangguh dan konsisten terhadap

perkembangan Iptek.

Industri pertahanan dapat terdiri dari industri milik pemerintah (BUMN)

maupun milik swasta. Kelompok industri adalah bagian-bagian utama kegiatan

industri :

a. Kelompok industri hulu atau juga disebut kelompok industri dasar.

b. Kelompok industri hilir kelompok industri kecil.

Industri pertahanan harus mengembangkan dua jalur produksi, yaitu jalur

memproduksi barang-barang umum dan memproduksi kebutuhan pertahanan negara.

Perbandingan kapasitas antara jalur pertama dengan jalur kedua tergantung pada

situasi yang dihadapi. Dalam keadaan damai jalur pertama lebih besar, sedangkan

pada keadaan darurat/perang harus mampu dikembangkan dengan cepat melalui

konvensi atau transformasi sejalan dengan tuntutan kebutuhan pertahanan negara

yang meningkat. Karena industri pertahanan bergerak di bidang pemenuhan

kebutuhan partahanan, maka diperlukan institusi pembina yang menjembatani

kepentingan Angkatan Bersenjata sebagai konsumen dengan industri sebagai

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

44

produsen. Dalam menghadapi keadaan darurat/perang, industri pertahanan merupakan

sandaran utama bagi pelaksanaan mobilitas industri. Karena itu harus sudah

terinventarisasi dan teridentifikasi sedini mungkin pada waktu damai.

Adapun beberapa aspek pembinaan industri pertahanan, yang diantaranya:

a. Aspek pengaturan dan kebijakan :

Penetapan industri pertahanan.

Pengaturan kebijakan produksi bagi keperluan komersial dan

pertahanan.

Penunjukan Departemen Pertahanan sebagai supervisi bagi industri

pertahanan.

Perumusan program pembangunan industri pertahanan berdasarkan

skala prioritas.

b. Aspek kelembagaan. Membentuk institusi baru di luar struktur Dephan

yang berfungsi memfasilitasi dan mengkoordinasikan pengembangan

teknologi dan produk alat peralatan pertahanan, serta menjembatani

kepentingan Angkatan Bersenjata dan industri.

c. Aspek pendayagunaan industri :

Pembaharuan manajemen industri melalui peninjauan kembali visi dan

misi industri.

Mendorong berdirinya dan menumbuhkembangkan industri kecil dan

menengah sebagai industri pendukung.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

45

Mendorong peningkatan profit melalui kegiatan produksi yang

menghasilkan barang komersial selain alat peralatan pertahanan.

Mewujudkan program sertifikasi bagi produk pertahanan, sebagai

pendorong kegiatan ekspor alat peralatan pertahanan.

Mendorong pertumbuhan dan pengembangan peningkatan struktur

perusahaan.

Industri senjata adalah industri global dan bisnis yang memproduksi dan

menjual senjata dan teknologi militer dan peralatan. Perusahaan yang memproduksi

senjata, juga disebut sebagai perusahaan atau industri pertahanan militer, terutama

untuk memproduksi senjata angkatan bersenjata. Produk meliputi: senjata, amunisi,

rudal, pesawat militer, kendaraan militer, kapal, sistem elektronik, dan banyak lagi.

Industri senjata juga melakukan penelitian dan pengembangan yang signifikan.

Diperkirakan bahwa setiap tahunnya, lebih dari 1 triliun dolar yang

dihabiskan untuk pengeluaran militer di seluruh dunia (2% dari GDP dunia). Untuk

pengadaan hardware dan layanan dari industri militer. Penjualan senjata gabungan

dari 100 perusahaan memproduksi senjata terbesar berjumlah sekitar $ 315 miliar

pada tahun 2006. Pada tahun 2004 lebih dari $ 30 miliar dihabiskan di perdagangan

senjata internasional (kecuali penjualan domestik). Perdagangan senjata juga menjadi

salah satu sektor terkena dampak dari krisis kredit, dengan total nilai transaksi pasar

mengurangi separuh dari US $ 32.9bn menjadi US $ 14.3bn pada tahun 2008. Banyak

negara-negara industri memiliki industri senjata dalam negeri untuk memasok

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

46

pasukan militer mereka sendiri. Beberapa negara juga memiliki hukum yang

substansial atau perdagangan senjata ilegal dalam negeri untuk digunakan oleh

warganya. Perdagangan ilegal senjata kecil yang lazim di banyak negara dan daerah

dipengaruhi oleh ketidakstabilan politik.

Kontrak untuk memasok negara tertentu militer diberikan oleh pemerintah,

membuat substansial kontrak politik penting. Link antara politik dan perdagangan

senjata dapat mengakibatkan perkembangan yang digambarkan Presiden AS Dwight

D. Eisenhower sebagai sebuah industri militer, di mana angkatan bersenjata,

perdagangan, dan politik menjadi berhubungan erat. Berbagai perusahaan yang

kompleks, beberapa diadakan oleh pemerintah, yang lainnya oleh swasta, tawaran

untuk kontrak-kontrak ini, yang sering kali bernilai miliaran dolar. Kadang-kadang,

seperti kontrak yang baru Joint Strike Fighter, proses tender yang kompetitif terjadi,

di mana keputusan dibuat pada manfaat dari desain yang diajukan oleh perusahaan

yang terlibat.

Dalam Era Perang Dingin, ekspor senjata yang digunakan oleh Uni Soviet dan

Amerika Serikat untuk memengaruhi klasemen mereka di negara lain, khususnya

Negara-negara Dunia Ketiga. Sejak jatuhnya Uni Soviet, pada awalnya ekspor senjata

global jatuh sedikit, tetapi sejak tahun 2003 tumbuh lagi, dan sekarang mendekati

level Perang Dingin. Amerika Serikat adalah pemasok atas keseluruhan senjata.

Amerika Serikat adalah juga bagian atas pemasok senjata kepada negara berkembang,

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

47

terhitung sekitar 36% dari penjualan senjata di seluruh dunia, diikuti oleh Rusia,

Inggris, Jerman dan Cina.

Diperkirakan pada tahun 2003, ada lebih dari 639 million senjata kecil dalam

sirkulasi, dan bahwa lebih dari 1.135 perusahaan yang berbasis di lebih dari 98 negara

yang berbeda pembuatan senjata ringan serta berbagai komponen dan amunisi.42

Dari uraian yang sudah penulis jelaskan dari latar belakang hingga kerangka

teoritis, penulis membuat asumsi guna memperkuat hipotesis, yakni:

a. Karena kebutuhan akan kekuatan baru alutsista Indonesia untuk

menghadapi ancaman serius di era globalisasi saat ini maka, Indonesia

harus melakukan kerjasama demi kepentingannya dalam memenuhi

kebutuhan kekuatan alutsista bagi pertahanan Indonesia.

b. Rheinmetall Jerman dipercaya sebagai pihak yang memiliki

keuntungan bagi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan alutsistanya

khususnya dalam pengadaan MBT (Main Battle Tank) Leopard. Hal

ini diperkuat dengan adanya kontrak kerjasama antara Indonesia

dengan Rheinmetall pada Kamis 8 Nopember 2012.

c. Dengan penambahan alutsista baru berupa MBT Leopard di Indonesia

ini akan memiliki tambahan kekuatan baru bagi alutsista Indonesia dan

dari pengadaan MBT tersebut memberikan muatan alih teknologi yang

modern bagi industri pertahanan dalam negeri.

42 https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_pertahanan diakses pada tanggal 3 Desember 2015

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

48

2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis mencoba membuat dan

merumuskan hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan awal atau jawaban

sementara terhadap permasalahan, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut:

“Kerjasama Indonesia – Jerman melalui Rheinmetall dalam pengadaan

Tank Leopard dan ToT (Transfer of Technology) membawa pengaruh signifikan

berupa peningkatan kemampuan alutsista serta peningkatan kualitas industri

pertahanan dalam negeri”.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

49

3. Operasional Variabel Indikator

Untuk membantu dalam menganalisa penelitian lebih lanjut, maka penulis

membuat definisi Operasional Variabel tentang konsep hipotesis, yaitu:

Tabel 3.1

Operasional Variabel dan Indikator

Variabeldalam

Hipotesis(Teoritik)

Indikator(Empirik)

Verifikasi(Analisis)

Variabel

Bebas:

Perkembangan

Kerjasama

Pertahanan

Indonesia -

Jerman

1. Adanyakesepakatankontrakpengadaanmain battletankLeoparddengan sebuahperusahaanasalJerman,Rheinmettal.

2. Adanyatahapan dalampengirimanTank Leoparddari Jerman keIndonesia.

3. AdanyaperkembanganalutsistamiliterIndonesia

1. Data dan fakta adanya kesepakatankontrak pengadaanmain battle tankLeoparddengan sebuahperusahaan asalJerman, Rheinmettal(http://www.fkpmaritim.org/kepentingan-nasional-indonesia-dan-minimum-essential-force-mef/#_ftn9 )

2. Data dan fakta mengenai tahapanpengirimian Tank Leopard dari Jermanke Indonesia(http://jakartagreater.com/kedatangan-leopard-dan-konsep-mef/)

3. Data dan fakta mengenaiperkembangan alutsista Indonesiadengan hadirnya Tank Leopard(wawancara bersama Bapak DennyPUSENKAV tanggal 15 Febuari2016)

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

50

VariabelTerikat:

Implikasinyabagi industripertahanan

dalam negeri

1. Adanyakesepakatandalam muatanalihteknologi(Transfer ofTechnology)berupa

perawatan danpenyediaanamunisiberkaliber120mmbersama PT.Pindad

2. UU dankeputusanKemenhanyang mengaturdukunganterhadapindustripertahanandalam negeri

1. data dan fakta adanyakesepakatan muatan alih teknologi(Transfer of Technology)berupa perawatan dan

penyediaan amunisiberkaliber 120mm bersama PT. Pindad(http://arc.web.id/berita/618-tank-leopard-pilihan-tepat-untuk-memperkuat-tni)

2. Data dan fakta mengenau UU yangmengatur mengenai dukungan terhadapindustri pertahanan dalam negeri

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

51

4. Skema Kerangka Teoritis

JermanIndonesia Jerman

Hubungan

Internasional

Politik Luar

Negeri

Kerjasama KebijakanLuar Negeri

Pertahanan

Negara

Keamanan

Nasional

Diplomasi

Pertahanan

Industri

Pertahanan

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

52

E. Tingkat Analisis, Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Tingkat Analisis

Tingkat analisis (Level of Analysis) dilakukan untuk mempermudah penulis

dalam memilah masalah yang akan dianalisa. Adapun tingkat analisis yang penulis

gunakan dalam pemikiran ini dengan analisis model korelasionis dimana tingkat unit

eksplanasi dan unit analisanya sama. Unit eksplanasi dalam pemikiran ini yaitu

kerjasama Indonesia dengan Rheinmetall AG, Jerman dalam pengadaan Tank

Leopard dan dampaknya terhadap industri pertahanan dalam negeri.

2. Metode Penelitian

Jenis metode yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah metode

kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode penelitian yang lebih difokuskan pada

pemahaman fenomena-fenomena social dari perspektif partisipan dengan lebih

menitik beratkan pada gambaran yang lengkap daripada merinci menjadi variable

yang saling terkait. Penulis juga menggunakan kategori penelitian deskriptif, yaitu

berupa kata-kata tertulis atau ucapan pelaku yang sedang diamati.43

43http://www.informasi-pendidikan.com/2013/02/perbedaan-penelitian-kualitatif-dan.html?m=1diakses 5 November 2015.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

53

3. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam pengumpulan data sebagai analisa penelitian serta dalam rangka

pembahasan laporan penelitian ini, maka peneliti memilih teknik penulisan yakni:

a. Melalui studi kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data

dengan cara memanfaatkan sumber-sumber data dan informasi-

informasi dari berbagai pustaka yang ada kaitannya dengan masalah-

masalah yang akan dibahas baik yang bersifat teori maupun empiris,

yang ada relevansinya dengan permasalahan yang diteliti, yang mana

sumber data ini berupa buku-buku, jurnal-jurnal, majalah, surat kabar,

laporan-laporan serta sumber lainnya yang dianggap relevan dengan

kajian penelitian yang tengah dibahas serta pemanfaatan internet untuk

mendapatkan data tertulis yang didokumentasikan.

b. Wawancara (interview) dalah teknik pengumpulan data dan informasi

dengan cara langsung melakukan suatu dialog (interaksi tanya-jawab)

dengan pihak-pihak yang berkompeten dan berkaitan langsung dengan

masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

54

F. Lokasi dan Lama Penelitian

1. Lokasi Penelitian

a. Pusat Kesenjataan Kavaleri TNI AD

Jl. Ciremai no 9 Bandung.

b. PT. Pindad Persero

Jl. Jendral Gatot Subroto No.517 Bandung, JAwa Barat

c. Perpustakaan Universitas Pasundan

Jl. Lengkong Besar No. 68 Bandung, Jawa Barat

2. Lama Penelitian

Penelitian diprogramkan 6 bulan, di mulai bulan November – Mei 2015.

Adapun tahapannya yang lebih rinci dapat dilihat dalam tabel 1.2, Pada halaman

berikutnya.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

55

No

Bulan Desember Januari Febuari Maret AprilMinggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

KegiatanTahap

Persiapan

1

a. KonsultasiJudulb. PengajuanJudul

2

PenelitianLapangana. Pengurusansurat izinb. Kepustakaanc. Wawancara

3Pengolahandata

4 Analisis data

5

Kegiatan Akhira. Pelaporanb. Persiapandan Draftc. PerbaikanHasil Draft

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

56

G. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Merupakan Bab yang menjelaskan mengenai latar belakang,

identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah. Dimana disertakan

juga tentang tujuan dankegunaan penelitian, serta dilengkapi dengan

kerangka teoritis dan hipotesis. Yang mana kedua kerangka tersebut

dilengkapi dengan penjelasan akan operasionalisasi variable dan

indicator, skema kerangka teoritis, asumsi-asumsi, metode penelitian,

teknik pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB II: Operasionalisasi dari Variabel Bebas

Bab ini menguraikan tentang seberapa jauh kerjasama Indonesia

dengan Rheinmetall AG, Jerman dalam pengadaan Tank Leopard bagi

perkembangan aslutsista pertahanan Indonesia.

BAB III: Operasionalisasi dari Variabel Terikat

Bab ini menguraikan tentang dampak yang ditimbulkan dari bentuk

kerjasama Indonesia dengan Rheinmetall AG, Jerman dalam

pengadaan Tank Leopard dimana dalam kerjasama itu terselipkan

muatan alih teknologi atau Transfer of Technology bagi industri

pertahanan dalam negeri.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

57

BAB IV: Verifikasi Data

Dalam Bab ini akan membahas, menguraikan serta menjawab

Rumusan Masalah yang di deskripsikan dalam data.

BAB V: Kesimpulan

Merupakan bab penutup dari penulisan skripsi yang perlu memberikan

beberapa kesimpulan mengenai data yang berhubungan dengan materi

yang diambi

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

58

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/11971/4/BAB 1.pdf · Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam

59