12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perasuransian sebagai lembaga pengalihan dan pembagian risiko mempunyai banyak keunggulan diantaranya adalah pembangunan negara yang nantinya akan berdampak positif terhadap keadaan ekonomi suatu negara, juga terhadap kesejahteraan masyarakat dan para pelaku usaha. Dalam industri perasuransian dana yang dihimpun adalah dana jangka panjang. Selain itu industri perasuransian juga memiliki peran dalam membantu masyarakat ketika menghadapi risiko yang mungkin mereka terima dalam sehari-harinya, khususnya saat mereka mulai menjalankan usaha dan akan mengembangkan usahanya. Bidang asuransi menjadi suatu kepercayaan masyarakat ketika mereka memberikan dana demi melindungi mereka dari segala risiko yang mungkin terjadi dan hampir semua warga negara yang ada di negara berkembang terutama negara maju sudah sadar akan pentingnya asuransi bagi kesejahteraan hidup mereka. Asuransi sendiri memiliki peran yang sangat penting khususnya asuransi jiwa dalam peningkatan kesejahteraan yang ada dimasyarakat. Dana yang dihimpun berupa premi setiap bulannya akan berguna sekali dan akan merupakan modal yang dapat dimanfaatkan baik oleh para pemegang polis asuransi jiwa itu sendiri, pemerintah, maupun para pengusaha dalam mengembangkan usahanya. Penggunaan modal yang dihimpun dari premi Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus : Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015) IMA NURLATIFAH Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156321/po... · Asuransi Raya diprediksi tidak akan berdampak terhadap penurunan kepercayaan masyarakat kepada

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri perasuransian sebagai lembaga pengalihan dan pembagian

risiko mempunyai banyak keunggulan diantaranya adalah pembangunan

negara yang nantinya akan berdampak positif terhadap keadaan ekonomi

suatu negara, juga terhadap kesejahteraan masyarakat dan para pelaku

usaha. Dalam industri perasuransian dana yang dihimpun adalah dana

jangka panjang. Selain itu industri perasuransian juga memiliki peran dalam

membantu masyarakat ketika menghadapi risiko yang mungkin mereka

terima dalam sehari-harinya, khususnya saat mereka mulai menjalankan

usaha dan akan mengembangkan usahanya. Bidang asuransi menjadi suatu

kepercayaan masyarakat ketika mereka memberikan dana demi melindungi

mereka dari segala risiko yang mungkin terjadi dan hampir semua warga

negara yang ada di negara berkembang terutama negara maju sudah sadar

akan pentingnya asuransi bagi kesejahteraan hidup mereka.

Asuransi sendiri memiliki peran yang sangat penting khususnya

asuransi jiwa dalam peningkatan kesejahteraan yang ada dimasyarakat.

Dana yang dihimpun berupa premi setiap bulannya akan berguna sekali dan

akan merupakan modal yang dapat dimanfaatkan baik oleh para pemegang

polis asuransi jiwa itu sendiri, pemerintah, maupun para pengusaha dalam

mengembangkan usahanya. Penggunaan modal yang dihimpun dari premi

Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus :Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015)IMA NURLATIFAHUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2

asuransi jiwa dapat dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat.5 Namun

untuk mengembangkan usaha ini banyak faktor yang perlu diperhatikan

antara lain peraturan perundang-undangan yang memadai, kesadaran

masyarakat, kejujuran para pihak, pelayanan yang baik, tingkat pendapatan

masyarakat, pemahaman akan kegunaan asuransi serta pemahaman yang

baik terhadap ketentuan perundang-undangan yang terkait.

Di Indonesia keadaan lembaga asuransi tengah mendapat cambukan

besar, karena menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga saat ini masih

sedikit masyarakat Indonesia yang sadar akan pentingnya asuransi. Bahkan,

hanya sekitar 10% masyarakat Indonesia yang telah memiliki asuransi.6

Padahal selain pada sektor perbankan, industri keuangan non bank yang

salah satunya adalah asuransi, juga menjadi lembaga intermediasi yang

berpengaruh pada masyarakat. Meskipun begitu Indonesia menjadi negara

yang selalu mengembangkan peindustriannya tidak terkecuali dengan

industri asuransi. Salah satu langkah yang ditempuh oleh pemerintah untuk

mengembangkan usaha asuransi adalah dengan terus memperbaharui

peraturan – peraturan yang terkait dengan industri asuransi tersebut. Usaha

pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan asuransi nampaknya sudah

dapat dilihat hasilnya di tahun 2017 ini terbukti dengan hingga kuartal 1

(Q1) 2017, industri asuransi jiwa mencatatkan pertumbuhan jika

dibandingkan dengan Q1 2016 lalu menunjukkan bahwa total pendapatan

5 Djoko Prakoso, 2004, Hukum Asuransi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 317. 6 Redaksi Sindonews, “Hanya 10 Masyarakat Indonesia Memiliki Asuransi”,

https://ekbis.sindonews.com/read/1243509/178/ojk-hanya-10-masyarakat-indonesia-memiliki-

asuransi-1506522163, diakses pada tanggal 25 Oktober 2017 pukul 21.20 WIB.

Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus :Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015)IMA NURLATIFAHUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

3

premi menjadi Rp 43,17 triliun atau naik 25,5 persen. Pada Q1 2016,

pendapatan premi ada di posisi 34,40 triliun.7 Kemudian, total klaim dan

manfaat yang mengalami kenaikan. Angkanya pada Q1 2017 adalah Rp

24,05 triliun. Angka ini naik 11,6 persen dari posisi pada Q1 2016 dengan

angka Rp 21,55 triliun.8 Pada pos total tertanggung, ada kenaikan

pertumbuhan sebesar 7,0 persen menjadi 59,21 juta orang. Pada 2016, total

jumlah tertanggung mencapai 55,34 juta orang.9

Sama halnya dalam industri perbankan, kepercayaan nasabah

menjadi momok utama demi keberlangsungan perusahaan asuransi. Dalam

hal ini nasabah dengan sukarela memberikan dana kepada perusahaan

asuransi dan mempercayakannya untuk menanggung risiko. Tentu menjadi

amanah dan tanggungjawab besar bagi perusahaan asuransi akan dana

tersebut. Namun, di tengah berkembangnya industri asuransi ini, justru

terdapat banyak permasalahan pada perusahaan asuransi yang harus dicabut

izin usahanya karena kesulitan dalam melakukan pengembalian dana

kepada para pemegang polis asuransi. Bahkan pada Tahun 2017 ini terdapat

dua perusahaan yang dicabut ijin usahanya yakni PT Asuransi Jiwa Bakrie

yang ditetapkan pada 17 April 2017, dan PT Asuransi Raya yang ditetapkan

pada 25 Juli 2017. Walaupun Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia

(AAUI) Dadang Sukresna mengatakan kasus pencabutan izin usaha

7Redaktur Kompas.com, “Industri Asuransi Jiwa Catatkan Pertumbuhan”,

http://ekonomi.kompas.com/read/2017/06/14/192150926/industri.asuransi.jiwa.catatkan.pertumbu

han , diakses pada tanggal 25 November 2017 pukul 17.00 WIB. 8 Ibid. 9 Ibid.

Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus :Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015)IMA NURLATIFAHUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

4

Asuransi Raya diprediksi tidak akan berdampak terhadap penurunan

kepercayaan masyarakat kepada asuransi umum.10 Namun pada kasus

pailitnya perusahaan Asuransi jiwa PT. Bumi Asih Jaya di Tahun 2016

nyatanya membuat para nasabah harus menelan kerugian yang mana

menurunkan kepercayaan dan keberanian para nasabah untuk melakukan

asuransi kembali.

Pada kasus PT Asuransi Bumi Asih Jaya, permohonan pailit yang

diajukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah dikabulkan oleh

Mahkamah Agung dengan Putusan No.408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 yang

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada Hari Jumat, 28 Agustus

2015. Dalam putusan tersebut telah ditunjuk pula hakim pengawas dan

kurator untuk mengurus aset perusahaan tersebut yang dibagikan kepada

para kreditur. Namun, sampai saat ini kasus PT Asuransi Bumi Asih Jaya

belum selesai dan nasabah masih terkatung-katung. Hal ini dikarenakan

kurator yang ditahan akibat kasus korupsi, sudah hampir dua tahun dan aset

perusahaan masih belum dibagikan. Pemegang polis asuransi pun tidak

dapat tidur tenang karena mereka hanyalah sebagai kreditur konkuren yang

artinya klaim mereka akan diberikan setelah aset kepada kreditur yang

kedudukannya lebih tinggi. Disatu sisi pula ternyata terdapat banyak para

pemegang polis asuransi yang tidak melakukan klaim asuransi karena

ketidaktahuan tentang prosedur tersebut dan alhasil membuahkan kerugian

10 Redaktur Kalbis, “Risiko Keuangan Pembentukan Lembaga Mendesak”,

http://kalimantan.bisnis.com/read/20170807/444/678458/risiko-keuangan-pembentukan-lembaga-

penjamin-polis-mendesak, diakses pada tanggal 25 Oktober 2017 pukul 09.21 WIB.

Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus :Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015)IMA NURLATIFAHUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

5

serta kekecewaan yang besar terhadap sistem asuransi negara ini. Hal

tersebut tentu tidak dapat dibiarkan secara terus menerus karena jika

dibiarkan maka tentu akan ada asuransi lain yang mengalami gagal bayar

klaim asuransi. Jika hal tersebut dibiarkan terus menerus maka akan

semakin mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap industri

perasuransian.

Dalam hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pengawas

dalam bidang Industri Keuangan Non Bank yang salah satunya mencakup

pengawasan terhadap perusahaan asuransi perlu dilihat kembali sejauh apa

peran yang dapat dihadirkan demi melindungi nasabah asuransi. Apabila

kita melihat pada sistem perbankan, terdapat tindakan preventif dan represif

guna menjaga kepercayaan para nasabahnya yakni Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam hal pengawasan sebagai upaya preventif serta Lembaga

Penjamin Simpanan (LPS) sebagai upaya represif. Dapat dilihat bahwa

Asuransi tidak memiliki Lembaga Penjamin Polis seperti pada sistem

perbankan yang ada saat ini. Adanya Lembaga Penjamin Polis dirasa sangat

diperlukan guna meningkatkan kepercayaan masyarakat dan

menanggulangi kerugian para pemegang polis. Hal ini sebenarnya sudah

diamanatkan dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang

Perasuransian untuk membentuk lembaga penjamin polis terdapat dalam

Pasal 53 ayat (1) yang berbunyi “Perusahaan asuransi dan perusahaan

asuransi syariah wajib menjadi peserta program penjaminan polis”. Namun

Undang – undang tersebut menyatakan bahwa program penjamin polis

Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus :Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015)IMA NURLATIFAHUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

6

auransi akan diatur lebih lanjut dalam undang – undang yang baru dan

pengesahan undang – undang baru tersebut harus dilakukan paling lama

dalam kurun waktu 3 tahun setelah dikeluarkannya undang – undang

perasuransian. Pada kenyataannya sampai sekarang belum ada juga

kejelasan terkait lembaga tersebut.

Tentunya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki porsi tersendiri

terkait melindungi nasabah apalagi dengan belum dibentuknya sebuah

Lembaga Penjamin Polis tersebut. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas

Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Firdaus Djaelani

mengatakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mendesak Kementerian

Keuangan melalui Badan Kebijakan Fiskal untuk menyusun draf peraturan

tersebut untuk kemudian didiskusikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR).11 Selain itu menurutnya Lembaga Penjamin Polis asuransi akan

memiliki fungsi layaknya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang

dimiliki oleh industri Perbankan dan menurutnya kehadiran lembaga

tersebut dapat mengurangi kerugian yang diderita masyarakat jika

perusahaan asuransi mengalami masalah keuangan.12 Menurut Kepala

Eksekutif Pengawas Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB)

Firdaus Djaelani bentuk dari Lembaga Penjamin Polis nanti tidak langsung

membayar klaim nasabah namun perusahaan asuransi yang bermasalah dan

harus ditutup dilakukan pemindahan portopolio polis ke perusahaan

11 Redaktur CNN Indonesia, “Lembaga Pejamin Polis Rampung Oktober”

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170220084401-78-194628/ojk-lembaga-penjamin-

polis-rampung-oktober/ , diakses pada tanggal 25 November 2017 Pukul 17.30 WIB. 12 Ibid.

Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus :Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015)IMA NURLATIFAHUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

7

asuransi lain dan kemudian aset dari perusahaan asuransi tersebut akan

dijual dan kemudian keuntungan dari penjualan aset tersebut digunakan

untuk membayar klaim 13. Dan tentunya dengan hadirnya Lembaga

Penjamin Polis tersebut akan meningkatkan kepercayaan masyarakat

terhadap perusahaan asuransi.

Masyarakat tentu sangat berharap kepada pemerintah agar dapat

melindungi kepentingan mereka karena melihat dari banyaknya perusahaan

asuransi yang memiliki permasalahan keuangan sehinga kesulitan dalam

membayarkan klaim asuransi kepada nasabahnya salah satu contohnya

adalah kasus dari Asuransi Bumi Asih Jaya yang telah dinyatakan pailit dan

kesulitan dalam mengembalikan uang ke nasabah. Hal tersebut jika

dibiarkan terus menerus akan semakin menghilangkan kepercayaan

masyarakat terhadap peusahaan asuransi.

Pemerintah pun tidak mau gegabah dalam hal ini, terbukti sudah

mulai dibahasnya Lembaga Penjamin Polis asuransi oleh kementerian

keuangan melalui Badan Kebijakan Fiskal yang hingga saat ini masih terus

dibahas oleh pemerintah. Pemerintah juga telah melakukan berbagai diskusi

dengan negara lain yang telah memiliki lembaga penjamin polis di

negaranya dan telah berlaku secara efektif. Jepang adalah salah satu negara

di Asia yang menjadi wadah bagi pemerintah kita untuk belajar tentang

Lembaga Penjamin Polis ini karena keberhasilan yang dimiliki oleh

Lembaga Penjamin Polis negara Jepang. Maka dari itu penulis hendak

13 Ibid.

Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus :Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015)IMA NURLATIFAHUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

8

meneliti sejauh mana perlindungan yang diberikan kepada para pemegang

polis pada perusahaan asuransi yang telah dinyatakan pailit studi kasus PT

Bumi Asih Jaya yang telah pailit dalam tindakan represif maupun

preventifnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perlindungan terhadap nasabah pemegang polis asuransi pada

PT Bumi Asih Jaya yang telah dinyatakan pailit dengan Putusan Nomor 408

K/Pdt.Sus-Pailit/2015?

2. Bagaimana bentuk dari penjamin polis asuransi yang mungkin berlaku di

Indonesia sesuai dengan amanat dari Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui perlindungan terhadap nasabah pemegang polis

asuransi pada PT Bumi Asih Jaya yang telah dinyatakan pailit dengan

Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015.

b. Untuk mengetahui bentuk dari penjamin polis asuransi yang mungkin

berlaku di Indonesia sesuai dengan amanat dari Pasal 53 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.

Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus :Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015)IMA NURLATIFAHUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

9

2. Tujuan subjektif

Sebagai sarana memperoleh data yang lengkap dan akurat

dalam rangka penyusunan Penelitian Hukum sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Gadjah Mada.

D. Keaslian Penelitian

Sepanjang penelusuran yang dilakukan oleh Penulis di Perpustakaan

Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, setidaknya penulis menemukan

dua karya tulis yang tema bahasannya hampir sama dengan tema yang

penulis angkat. Adapun judul dari Penelitian tersebut adalah :

1. Dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Investasi Pemegang

Polis Asuransi Unit Link Di AJB Bumi Putera 1912 Cabang

Yogyakarta” yang di tulis oleh Amalia Nurwidriarini (2015), Fakutas

Hukum Universitas Gadjah Mada) dengan rumusan masalah adalah

sebagai berikut :

a. Bagaimana bentuk hubungan antara perusahaan asuransi dengan

tertanggung pada pengelolaan investasi tertanggung dalam

pelaksanaan asuransi unit link?

b. Bagaimana peran dan tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap

tertanggung dalam hal mengatasi ketidakpastian investasi yang

terjadi dalam pelaksanaan asuransi unit link?

Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus :Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015)IMA NURLATIFAHUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

10

c. Bagaimana upaya penyelesaian yang diambil oleh AJB Bumi Putera

1912 Yogyakarta untuk menyelesaikan hambatan yang timbul

dalam pelaksanaan asuransi unit link?

2. Dengan Judul “Perlindungan Hukum bagi Pemegang Polis Asuransi

dalam Kondisi Perusahaan Asuransi Pailit Studi Kasus PT Asuransi

Jiwa Bumi Asih Jaya dengan Putusan Nomor 408/PDT.SUS-Pailit/2015

dan Nomor 101 PK/Pdt.SUS-Pailit/2016” yang ditulis oleh Fauzia

Pradipta (2017), Fakultas Hukum Univetsitas Gadjah Mada. Dengan

rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana kedudukan pemegang polis asuransi sebagai kreditur

menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan

dan Penundaan Kewajiban Pembayaran utang (selanjutnya disebut

“UU kepailitan”)?

b. Bagaimana pemenuhan hak pemegang polis asuransi oleh

Perusahaan Asuransi Pailit berdasarkan UU kepailitan dan

ketentuan perundang – undangan asuransi?

Meskipun sama-sama meneliti dengan tema perlindungan hukum

terhadap pemegang polis asuransi yang telah dinyaakan pailit tetapi

penelitian yang dilakukan penulis ini berbeda dengan penelitian yang

telah ada sebelumnya, karena jenis ciptaan, ruang lingkup, dan Undang-

undang yang menjadi acuan berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Penelitian sebelumnya lebih menekankan pada kepailitan dan

kedudukan dari kreditur dalam asuransi. Undang-Undang yang menjadi

Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus :Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015)IMA NURLATIFAHUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

11

acuan juga masih menggunakan Undang-Undang Nomor 37 tahun 2004.

Sedangkan dalam hal ini penulis menulis lebih menitikberatkan pada

peranan pemerintah dalam melakukan perlindungan terhadap

perusahaan asuransi yang dinyatakan pailit. Undang-Undang yang

digunakan dan menjadi acuan adalah Undang – Undang Nomor 40

Tahun 2014 tentang Perasuransian.

Selain itu pula mereka tidak menganalisis secara khusus terkait

dengan undang – undang perasuransian ini khususnya adalah mengenah

amanat pembentuknya Lembaga Polis Asuransi, sedangkan dalam

penelitian ini menekankan terhadap perlidungan hukum oleh

pemerintah terhadap pemegang polis asuransi yang dinyatakan pailit

khususnya asuransi Bumi Asih Jaya karena dalam Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian telah diamanatkan untuk

membuat suatu lembaga penjamin polis asuransi.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk kepentingan

akademis maupun kepentingan praktis, yaitu :

1. Manfaat bagi Negara

Dari hasil penelitian penulisan hukum ini diharapkan dapat

memberi kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya

dan pengembangan ilmu hukum pada khususnya.

2. Manfaat bagi Penegak hukum

Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus :Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015)IMA NURLATIFAHUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

12

Hasil Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi

Instansi penegak hukum dan lembaga asuransi mengatasi kepailitan

yang terjadi pada asuransi dan perlindungan hukum bagi nasabah

pemegang polis asuransi yang telah dinyatakan pailit.

3. Manfaat bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

masyarakat supaya masyarakat dapat lebih percaya pada lembaga

asuransi dan dapat meningkatkan kepercayaannya pada lembaga

perasuransian sehingga dapat mendorong masyarakat untuk

menggunakan asuransi.

Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi PT Bumi Asih Jaya (Studi Kasus :Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015)IMA NURLATIFAHUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/