Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai peraturan Gubernur No. 71 tahun 2016 tentang Strutruktur
Organisasi Tata Kerja dimana Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dibagi
menjadi 4 Bidang dimana salah satu Bidang Sumber Daya Kesehatan
membawahi 3 seksi yaitu Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan, Seksi
Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan. Adapun Tugas Pokok Seksi
Kefarmasian antara lain Melaksanakan bimbingan dan pengendalian
penyelenggaraan perizinan, sertifikasi di bidang kefarmasian, Melaksanakan
bimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada
sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat
tradisional, Narkotika, psikotropika, Melakukan penyediaan dan pengelolaan
obat, buffe stock obat provinsi, reagensia dan vaksin lainnya, Melakukan proses
perizinan/nonperizinan untuk disampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya
perizinan/non perizinan kepada kepala bidang dan diteruskan ke Kepala Dinas
melalui Sekretaris. Sedangkan tugas dari Seksi Alat Kesehatan dan PKRT,
antara lain: 1)Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di
bidang alat kesehatan dan PKRT; 2)Melaksanakan bimbingan dan pengendalian
penyelenggaraan perijinan, registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana pelayanan
kesehatan, sertifikasi sarana produksi dan distribusi alat kesehatan perbekalan
rumah tangga (PKRT); 3)Melaksanakan bimbingan dan pengendalian kegiatan
pengelolaan sarana kesehatan, alat kesehatan dan PKRT; 4)Melaksanakan
penyediaan dan pengelolaan alat kesehatan dan sarana prasarana penunjang
pelayanan kesehatan;5)Melakukan proses perizinan nonperizinan untuk
disampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya perizinan/nonperizinan
kepada Kepala Bidang dan diteruskan ke Kepala Dinas melalui Sekretaris
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian Satker 199004 (07) merupakan
bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang diberikan kepada
Seksi Kefarmasian Satker 199004 atas penggunaan anggaran. Pelaporan kinerja
memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dicapai dan
sebagai upaya perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja.
C. ASPEK STRATEGIS SEKSI KEFARMASIAN
Sesuai peraturan Guberner No. 71 tahun 2016 tentang Strutruktutr
Organisasi Tata Kerja dimana Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Seksi
Kefarmasian tugas: 1 Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di bidang pelayanan kefarmasian. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan
dan program di Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
tahun 2019 ditentukan oleh bagaimana mengoptimalkan sumberdaya yang ada
dalam lingkungan yang kondusif dan meminimalkan hambatan dan kendala yang
ada. Hambatan yang ada menjadi bahan perbaikan bagi Seksi Kefarmasian Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2019 untuk meningkatkan kinerja di
masa yang akan datang. Berikut adalah hambatan yang ditemui dalam
pelaksanaan kegiatan dan program tahun 2019 sebagai berikut :
1. Belum lengkapnya kualifikasi dan kurangnya tenaga untuk melaksanakan
kegiatan teknis dan administratif. Di tingkat provinsi (Dinkes Provinsi
Sulawesi Selatan), jumlah dan kualifikasi tenaga kefarmasian sangat
kurang. Pada akhir tahun 2019 pada seksi tersedia ada 3 tenaga
Apoteker PNS, 2 orang Tenaga Kefarmasian, 2 orang Tenaga
Kesehatan Masyarakat dan 1 orang tenaga Analis Kimia yang bertugas
untuk menjalankan kegiatan baik sumber dana APBD maupun APBN.
Sementara di tingkat kab/kota permasalahan lebih besar belum semua
fasilitas pelayanan kefarmasian dalam hal ini puskesmas memiliki
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
Apoteker. Akibatnya kegiatan kefarmasian masih dilaksanakan oleh
tenaga non kefarmasian.
2. Penentuan persentase indikator kinerja program masih mengacu kepada
program pusat Kemenkes Direktorat Jendaral Kefarmasian dan Alkes,
belum ada program dan kegiatan yang berdasarkan kebutuhan dan
ketersediaan sumber daya.
D. STRUKTUR ORGANISASI
Untuk menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Seksi Kefarmasian
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan di pimpin oleh seorang Kepala Seksi
di bantu oleh Penanggungjawab kegiatan. Selengkapnya Struktur Organisasi
Seksi Kefarmasian sebagai berikut
Gambar 1. Struktur Organisasi Seksi Kefarmasian dan Seksi Alkes & PKRT Tahun 2019
E. SISTEMA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Seksi Pelaayan Kesehatan
Primer
Bidang Pelayanan Kesehatan
Seksi Kefarmasian
Bidang Pencegahan dan
pengendalian Penyakit
Bidang Kesehatan Masyarakat
Seksi Kesehatan Keluarga
dan Gizi
Seksi Promosi dan
Pemberdayaan Masyarakat
Seksi Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular
Seksi Surveilans dan
Imunisasi
Seksi
Sumber Daya Manusia Kesehatan
Seksi
Pelayanan Kesehatan Tradisional
Seksi
Pelayanan Kesehatan Rujukan
Seksi
Alat Kesehatan dan PKRT
UPT
Dinas Kesehatan
Subbagian Program
Informasi dan Humas
Subbagian Keuangan dan Pengelolaan
Asset
Subbagian Hukum,
Kepegawaian dan Umum
Bidang Sumber Daya
Kesehatan
Sekretariat
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
Sistematika laporan kinerja Seksi Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan
Tahun 2019 sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada
aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi
organisasi.
Bab II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan
analisis capaian kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen
Perjanjian Kinerja.
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
Kebijakan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan didasarkan kepada 2 Kebijakan yaitu Kebijakan
Kementerian Kesehatan (perpanjangan tangan pemerintah pusat) seperti
yang tertuang di dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
dan melaksanakaan kebijakan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan (sebagai
daerah otonom) melalui Dinas Kesehatan provinsi yang tertuang dalam
Kebijakan RPJMD 2013-2019 dan dijabarkan dalam Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2019. Antara kedua kebijakan
dan program tersebut saling berhubungan dan mendukung satu sama lain.
Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan salah
satunya bersumber dari kebijakan yang tertuang dalam Renstra Kemenkes,
sehingga program dan kegiatan yang ada mendukung pencapaian program
kementerian kesehatan termasuk di dalamnya Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan. Program kefarmasian dan Alat kesehatan di Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan sesuai dengan Tupoksi dilaksanakan oleh Seksi
Kefarmasian yang berada di bawah Bidang Sumber Daya Kesehatan.
Adapun Kegiatan Seksi Kefarmasian dan Seksi Alkes yang bersumber APBN
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian;
2. Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;
3. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian;
4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
5. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
6. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
Tercapainya sasaran kegiatan tersebut dapat direpresentasikan dengan
indikator kinerja beserta target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Indikator Kinerja dan Target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015-2019
NO KEGIATAN TARGET 2017 2018 2019
INDIKATOR TATA KELOLA OBAT PUBLIK
1 Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial
Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator)
83% 86% 90%
2
Persentase instalasi farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menerapkan sistem informasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota yang melaporkan ketersediaan obat dan BMHP melalui aplikasi berbasis database
20% 30% 40%
INDIKATOR PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN
1 Persentase (%) Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai standar
Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Persentase puskesmas yang melaksanakan pemberian informasi obat dan/atau konseling
50% 55% 60%
2
Persentase (%) Rumah Sakit yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar
Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang melaksanakan Pelayanan Informasi Obat dan Konseling
55% 60% 65%
3.
Persentase (%) Kab/Kota yang menerapkan POR di Puskesmas
Persentase Kabupaten / Kota dengan minimal 20% puskesmas di wilayahnya memperoleh nilai penggunaan obat rasional
30% 35% 40%
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
di Puskesmas minimal 60%
INDIKATOR KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1
Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif)
15 30 45
2
Jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif
3 6 9
3
Persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu
80 88 90
INDIKATOR KEGIATAN PENINGKATAN PENILAIAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)
1
Jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)
- 21 28
2
Persentase penilaian pre- market Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diselesaikan tepat waktu sesuai Good Review Practices
- 82 85
INDIKATOR KEGIATAN PENINGKATAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)
1
Persentase produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat
Persentase produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Keseatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat
82 86 90
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
2
Persentase sarana produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang memenuhi cara pembuatan yang baik (GMP/CPAKB)
Persentase Sarana Distribusi Alat Kesehatan yang memenuhi Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik
65 70 72
INDIKATOR KEGIATAN DUKUNGANMANAJEMEN DAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
1.
Persentase layanan dukungan manajemen yang diselesaikan tepat waktu
90 90
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan
dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja yang terukur
berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Perjanjian Kinerja Pengelola Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2019 dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
1. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran tingkat capaian kinerja Seksi Kefarmasian Tahun 2019 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah
ditetapkan dalam penetapan Kinerja dengan realisasinya, tingkat capaian kinerja
seksi farmasi dan perbekalan kesehatan pada Tahun 2019 dapat diilustrasikan dalam
tabel II sebagai berikut :
NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019
Capaian 2019
1 Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial
Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator)
85% 85%
2 Monitoring Perizinan Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian
152 Sarana 80%
Tabel II. Capaian Indikator Kinerja Provinsi Sulawesi Selatan
2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi
pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih
pendek dari tujuan. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah
meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
Analisis capaian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut
A. KEGIATAN
Kegiatan dengan Sumber Dana APBN
1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian;
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
2. Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;
3. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian;
4. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
5. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Pembiayaan dari Dana APBN
Pada tahun 2019, mendapatkan anggaran yang bersumber dari APBN
sebesar Rp. 2.562.703.000,- dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian mendapatkan anggaran sebesar
Rp. 400.306.000,-;
2. Peningkatan Tata Kelola obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
mendapatkan anggaran sebesar Rp. 581.259.000,-;
3. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) mendapatkan anggaran sebesar
Rp.181.007.000,-;
4. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) mendapatkan anggaran sebesar
Rp. 154.536.000,-;
5. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian mendapatkan
anggaran sebesar Rp. 37.220.000,-;
6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan mendapatkan anggaran
sebesar Rp. 557.032.000,-.
1. PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
A. Melaksanakan Pembekalan Edukasi Gerakan Masyarakat Cerdas
menggunakan Obat (Gema Cermat) di Kabupaten/kota
Penggunaan obat yang rasional (POR) merupakan salah satu langkah
dalam upaya pembangunan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,
sehingga tercapai keselamatan pasien (patient safety). Menurut WHO,
penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima obat yang sesuai
dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dan
dalam periode waktu yang adekuat. Selain peresepan secara irrasional oleh
tenaga kesehatan dan kurangnya informasi penggunaan obat yang diberikan
oleh tenaga kesehatan, penggunaan obat secara tidak tepat juga dilakukan oleh
masyarakat, baik kurangnya kepatuhan pasien dalam menggunakan obat yang
diresepkan maupun dalam pengobatan sendiri (swamedikasi).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan Pembekalan
Tenaga Kefaramsian di Provinsi/Kab/Kota tentang Pengunaan Obat Rasional
Dalam Rangka Gerakan Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) untuk
meningkatkan pemahaman stakeholder tentang teknis pelaksanaan kegiatan
GeMa CerMat. Dengan demikian diharapkan setiap pemangku kepentingan
dapat ikut serta melaksanakan GeMa CerMat. Pada Tahun 2019 Gema Cermat
di laksanakan di kab. Bone dan Soppeng
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2019 dilaksanakan
di Kabupaten Bone dan Pertemuan kedua dilaksanakan di Kabupaten Soppeng
pada tanggal 24 Juli 2019 , Peserta yang diundang adalah 15 Apoteker di
kabupaten yang bersangkutan sebagai AOC ( Agent Of Change ) dan 155
masyarakat di sekitar tempat kegiatan yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader
kesehatan, Tokoh Masyarakat, Organisasi Wanita dan Organisasi Masyarakat
dan Pemuda.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
Narasumber pertemuan berasal dari Direktorat Pelayanan Kefarmasian
dan IAI Pusat . Hasil pertemuan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya obat sebagai komoditi
kesehatan, tercapainya kemandirian masyarakat dalam menilai dan memilih
informasi yang beredar di masyarakat terkait obat (swamedikasi) dan
tercapainya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap obat melalui
metode CBIA dan DAGUSIBU ( DApatkan, GUnakan, SImpan dan BUang ) obat
dengan benar.
Kesimpulan : output kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian berupa 2
(dua) laporan sudah terealisasi.
Tabel III. Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Kefarmasian
NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019
Capaian 2019
1. Persentase (%) Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai standar
Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Persentase puskesmas yang melaksanakan pemberian informasi obat dan/atau konseling
50% 80%
2. Persentase (%) Rumah Sakit yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar
Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang melaksanakan Pelayanan Informasi Obat dan Konseling
55% 80%
3. Persentase (%) Kab/Kota yang menerapkan POR di Puskesmas
Persentase Kabupaten / Kota dengan minimal 20% puskesmas di wilayahnya memperoleh nilai penggunaan obat rasional di Puskesmas minimal 60%
30% 75,2%
Gambar II. Pertemuan Pembekalan Gema cermat di Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
B. Pembekalan Tenaga Kefarmasian dalam Melaksanakan Pelayanan
Kefarmasian Sesuai Standard an Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas
Keamanan dan mutu sediaan farmasi di masyarakat sangat bergantung
pada pelaksanaan pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan kefarmasian
dan sarana kefarmasian yang turut andil dalam peredaran sediaan farmasi,
termasuk diantaranya Apotek dan Toko Obat. Karena pentingnya keamanan
dan mutu sediaan farmasi yang beredar, pemerintah memiliki kewajiban dalam
membina, mengatur, mengendalikan, dan mengawasi terhadap pengadaan,
penyimpanan, promosi, dan peredaran sediaan farmasi.
Pemerintah telah menerbitkan beberapa regulasi terkait kefarmasian demi
meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan
kefarmasian kepada masyarakat. Pelaksanaan pelayanan kefarmasian di
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
Apotek telah diatur pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Selain itu, lahir juga regulasi
yang mengatur aspek perizinan dan penyelenggaraan Apotek yang tertuang
dalam Permenkes No. 9 tahun 2017 tentang Apotek. Sedangkan ketentuan
mengenai perizinan dan penyelenggaraan Toko Obat telah diatur pada
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 167/KAB/B.VIII/1972 sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1331/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan RI tentang Pedagang Eceran Obat.
Untuk mengetahui bahwa pelayanan kefarmasian telah berjalan sesuai
dengan standar dan peraturan yang berlaku, maka dilakukan pemantauan dan
evaluasi di fasilitas pelayanan kefarmasian. Pemantauan yang efektif dapat
memicu peningkatan peran apoteker dalam melakukan pelayanan kefarmasian
yang komprehensif. Salah satu bentuk pelayanan yang perlu dipantau yaitu
Pemberian Informasi Obat (PIO) oleh Apoteker di Apotek yang memungkinkan
masyarakat menerima informasi obat yang benar dan lengkap sehingga dapat
mencapai penggunaan obat yang rasional. Hasil pemantauan pelayanan
kefarmasian selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar peningkatan kapasitas
SDM Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berwenang dalam hal perizinan,
pembinaan, dan pengawasan sarana kefarmasian sehingga pelayanan
kefarmasian menjadi lebih baik dan sesuai standar.
Pertemuan pembekalan tenaga kesehatan di Kab/Kota tentang perizinan
Apotek dan Toko Obat serta pelayanan kefarmasian di Apotek di laksanakan di
Hotel Remcy Makassar pada tanggal 15 April 2019. Narasumber pertemuan
berasal dari Direktorat Pelayanan Kefarmasian dan Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan. Hasil pertemuan diharapkan adanya perbaikan mutu,
peningkatan kinerja dan penerapan manajemen risiko dilaksanakan secara
berkesinambungan di Apotek dan Toko Obat. Sehingga perlu dilakukan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan
yaitu melalui pembekalan tenaga kesehatan di Kab/Kota tentang perizinan
Apotek dan Toko Obat serta pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Kesimpulan : output kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian
berupa 3 (tiga) laporan sudah terealisasi.
Gambar III Pertemuan Pembekalan Tenaga Kefarmasian dalam
Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standard an Penggunaan
Obat Rasional di Puskesmas
B. Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Implementasi Fornas di RS dan
Puskesmas serta POR di Puskesmas.
Gambar IV
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
1. PENINGKATAN TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN ALAT
KESEHATAN
A. Membiayai Pendistribusian dan Pengemasan Kembali Obat dan Perbekkes
di Instalasi Farmasi
Kegiatan yang dilaksanakan adalah distribusi Obat dari Gudang Farmasi
Provinsi ke Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. Kegiatan distribusi ini
dilaksanakan dengan metode lelang atau pihak ke 3 dan pada tahun 2019
pelaksanaan distribusi obat dan pengemasan kembali obat dan perbekkes ke
24 Kab di laksanakan oleh PT Pos Indonesia..
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
B. Monitoring Ketersediaan Obat, Vaksin dan Hasil Capaian Program
Pelayanan Kefarmasian di Pelayanan Kesehatan
Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya peningkatan ketersediaan obat
dan vaksin di puskesmas, yan dan pengemasan kembali obat dan perbekalan
kesehatang dicapai melalui meningkatnya kapasitas supply chaint management
obat di Intalasi farmasi kabupaten/kota, meningkatnya promosi penggunaan obat
rasional, dan meningkatnya mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas.
Kegiatan ini dilaksanakan ke 24 kab/kota dengan waktu pelaksanaan 4 triwulan
Kegiatan Monitoring Ketersediaan Obat, Vaksin dan Hasil Capai Program
Pelayanan Kefarmasian di Fasyankes di Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi
Selatan terdiri dari :
1. Kab. Selayar
2. Kab.Bulukumba
3. Kab. Bantaeng
4. Kab. Jeneponto
5. Kab. Takalar
6. Kab. Gowa
7. Kab. Maros
8. Kab. Pangkep
9. Kab. Barru
10. Kota Pare pare
11. Kab. Sidrap
12. Kab. Pinrang
13. Kab. Enrekang
14. Kab. Toraja Utara
15. Kab. Tanatoraja
16. Kab.Luwu
17. Kab. Luwu Utara
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
18. Kab. Luwu Timur
19. Kota Palopo
20. Kab. Wajo
21. Kab. Soppeng
22. Kab. Bone
23. Kab. Sinjai
24. Kota Makassar
Kurangnya tenaga apoteker sebagai penanggung jawab ruang farmasi
merupakan salah satu kendala dalam melakukan pelayanan kefarmasian di
puskesmas. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, penanggung
jawab ruang farmasi di Puskesmas adalah tenaga Apoteker. Dengan adanya
tenaga Apoteker diharapkan pelayanan kefarmasian di puskesmas lebih optimal
sehingga dapat menghindari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka
keselamatan pasien (patient safety).
C. Meningkatkan Kapasitas SDM dalam Pengelolahan Vaksin dan Penerapan
E-Logistik di Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota
Sehubungan dengan hal tersebut dilaksanakan Pertemuan Meningkatkan
Kapasitas SDM dalam Pengelolahan Vaksin dan Penerapan E-Logistik di
Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota pada tanggal 28 - 30 April 2019 di Hotel
Aryaduta Makassar. Pertemuan dihadiri oleh 120 orang yang terdiri dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, RS daerah Kabupaten/Kota, beberapa Unit Layanan
Klinik dan Apotek.
Gambar V Meningkatkan Kapasitas SDM dalam Pengelolahan Vaksin
dan Penerapan E-Logistik di Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019
Capaian 2019
1 Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial
Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator)
85% 85%
Tabel IV. Capaian Indikator Tata Kelola Obat Publik
3. PENINGKATAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
A. Meningkatkan Kapasitas SDM Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam Pembinaan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
4. DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA
PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
A. Konsultasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Rapat Koordinasi Nasional tahun 2019 regional timur dilaksanakan di
Manado yang dilaksanakan pada tanggal 27 - 30 Maret 2019. Peserta dari
Sulawesi Selatan sebanyak 45 orang yang terdiri dari 9 peserta dari Dinas
Kesehatan kabupaten/kota dan sisanya dari Dinas Kesehatan Provinsi. Tujuan
dari pertemuan ini untuk mensosialisasikan dan menyamakan persepsi program
Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam upaya peningkatan Program
Kefarmasian dan Alat Kesehatan menuju suksesnya pelaksanaan RPJMN 2015-
2019 serta tercapainya strategi serta 9 fokus kegiatan di Direktur Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Gambar VI Rapat Koordinasi Nasional
Program Kefarmasian dan Alkes
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
B. Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alkes Tk. Propinsi – Profil
Kefarmasian, serta Perencanaan dan Evaluasi Dana Alokasi Khusus (DAK)
Sub Bidang Pelayanan Kefarmasian
Dalam rangka mengoptimalkan penyediaan data dan informasi pelayanan
kefarmasian dan alkes yang update dan akurat maka diperlukan validasi dan
pemutahiran data yang dikumpulkan oleh kabupaten/kota. Sehubungan dengan
hal tersebut maka diadakan pertemuan pemutahiran data kefarmasian dan alkes
tingkat provinsi – profil kefarmasian, serta perencanaan dan evaluasi dana
alokasi khusus ( DAK ) sub bidang pelayanan kefarmasian tahun 2019 pada
tanggal 06 – 08 November 2019 di Hotel Aryaduta Makassar.
Peserta yang diundang pada saat acara pertemuan pemutahiran data
adalah petugas pengelola pemutahiran data dari Kab/Kota dan Provinsi
sebanyak 112 orang . Hasil pertemuan ini adalah kesepakatan waktu pelaporan
di bidang kefarmasian ( Ketersediaan 20 item obat dan vaksin, POR, PIO) dan
data sarana kefarmasian. Disepakati pula agar ada feedback terhadap semua
laporan yang dikirimkan. Untuk data sarana kefarmasian dilaporkan melalui
sistem SIMADA.
Gambar VI Reviu DAK dan Reviu Pemutakhiran
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
C. Administrasi kegiatan Dekonsentrasi Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
Dalam rangka melaksanakan Kegiatan pada Program Kefarmasian dan
Alat Kesehatan diperlukan sarana dan prasarana pendukung kegiatan. Kegiatan
pendukung tersebut berupa honor pengelola keuangan yang di tuangkan dalam
honor yang terkait dengan operasional satuan kerja, belanja barang non
operasional lainnya, belanja barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi untuk
diserahkan kepada pemerintah daerah. Serta perjalanan lainnya yang secara
keseluruhaan sangat membantu kelancaran pelaksanaan Program Kefarmasian
dan Alat Kesehatan. Dalam melaksanakan Administrasi Kegiatan diperlukan
sarana pendukung yang memadai demi kelancaran pelaksanaan Kegiatan pada
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Kesimpulan : Output kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas
teknis lainnya pada program kefarmasian dan alkes berupa 2 laporan, 1 buku
dan 12 bulan layanan sudah terealisasi.
5. PENINGKATAN PENILAIAN ALKES DAN PKRT a. Workshop Peningkatan Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri Dalam
Implementasi Instruksi Presiden
Industri alat kesehatan merupakan industri padat karya. Peningkatan
industri alat kesehatan akan turut berperan dalam mengurangi tingkat ekonomi
yang sangat berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Dengan meningkatnya
tingkat ekonomi masyarakat maka diharapkan diikuti dengan peningkatan
kesadaran masyarakat terhadap penggunaan alat kesehatan dalam negeri.
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, menginstruksikan kepada
12 Kementerian/Lembaga, dalam mewujudkan kemandirian dan meningkatkan
daya saing industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri melalui percepatan
pengembangan industri industri farmasi dan alat kesehatan. Adapun salah satu
instruksi untuk Menteri Kesehatan adalah menyusun dan menetapkan rencana
aksi untuk pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan.Berdasarkan data
izin edar alat kesehatan dalam negeri yang diterbitkan oleh Kementerian
Kesehatan per Oktober 2017, sebanyak 92 persen atau 10.893 izin dikeluarkan
untuk impor alat kesehatan. Sementara sisanya, sebanyak 8 persen (966 izin)
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
diberikan kepada alat kesehatan dalam negeri. Jumlah industri alat kesehatan
dari tahun ke tahun semakin meningkat. Namun jenis alat kesehatan yang sudah
diproduksi di Indonesia peningkatannya kurang signifikan, karena kebanyakan
industri baru cenderung memilih untuk memproduksi jenis alat kesehatan yang
memiliki pangsa pasar besar di Indonesia, meskipun sudah ada industri lain yang
memproduksi. Workshop Peningkatan Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri
dalam Implementasi Instruksi Presiden dilaksanakan selama 3 hari ( Fullboard
Meeting) yakni dari tanggal 04 – 06 Maret 2019 dengan jumlah peserta
sebanyak 100 orang
b. Pertemuan Melaksanakan Edukasi Gerakan Masyarakat Terhadap Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Benar
Dalam penggunaan alat kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat
masih banyak ditemukan penggunaan yang salah ataupun tidak tepat guna.
Kurangnya informasi penggunaan alat kesehatan dan PKRT yang benar
sehingga perlu adanya pembekalan untuk memberikan pemahaman kepada
tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai alat kesehatan dan PKRT. Oleh
karena itu dilakukan kegiatan Pertemuan Melaksanakan Edukasi Gerakan
Masyarakat Terhadap Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Benar.
Pertemuan Melaksanakan Edukasi Gerakan Masyarakat Terhadap
Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Benar dilaksanakan di Hotel
Aryaduta Makassar selama 2 hari yakni pada tanggal 8 – 9 Maret 2019 dengan
jumlah peserta sebanyak 55 orang. Capaian Kinerja Kegiatan Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT dapat dilihat
pada tabel berikut:
NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019
Capaian 2019
1.
Tenaga Kesehatan dan Masyarakat di Provinsi/Kab/Kota yang terpapar tentang Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Tepat Guna
Tenaga Kesehatan dan Masyarakat di Provinsi/Kab/Kota yang terpapar tentang Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Tepat Guna
101 Tenaga 101 Tenaga
Tabel V. Capaian Kinerja Kegiatan Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
6. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT). i. Sampling Produk Alat Kesehatan
Kegiatan Sampling Produk Alkes dan PKRT Tahun 2019 dilakukan di 6
(enam) wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah
Produk 45 terdiri dari Sampel yang diambil terdiri dari 18 Sampel Alkes Steril, 18
Sampel Alkes Non Steril dan 18 Sampel PKRT.
Hasil pengujian terhadap 45 Jenis dan Merek Produk Alkes diperoleh hasil
45 Produk ( 100 % ) Memenuhi Syarat (MS) selanjutnya hasil pengujian
dikompilasi serta dilaporkan ke Direktorat Pengawasan Alkes dan PKRT
Kementerian Kesehatan RI serta ditembuskan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota tempat pengambilan sampel.
Di dalam proses sampling produk Alkes dan PKRT tahun 2019,
ditemukannya beberapa permasalahan mulai dari pelaksanaan pengambilan
sampel hingga pengujian sampel. Permasalahan tersebut diantaranya:
1. Jumlah dan Jenis Sample yang diambil di Kabupaten/Kota terbatas,
sehingga menyulitkan mencari alkes dan PKRT yang direncanakan.
2. Tempat Lab Penguji Alkes dan PKRT yang terbatas sehingga persiapan
dilaksanakan sedini mungkin untuk bisa melaksanakan kegiatan tersebut.
3. Jenis Produk Alkes yang beredar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berbeda
merk dengan yang berada di Pasaran yang dapat kita beli, sehingga sampel
yang diambil belum sepenuhnya mewakili sampel yang beredar di Provinsi
Sulawesi Selatan.
ii. Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Melakukan Inspeksi Sarana,
Surveilance Produk dan Pengendalian Perizinan Sarana
Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT mempunyai peran dalam
menjamin alat kesehatan dan PKRT aman, bermutu, dan bermanfaat, yang
dilaksanakan melalui pengendalian pre market dan post market. Pengendalian
pre market (pre market control) dilaksanakan diantaranya melalui kegiatan
peningkatan registrasi sertifikat produksi alkes/PKRT dan izin PAK, pemenuhan
sertifikasi CPAKB, CPPKRTB dan CDAKB dan penguatan standar produk.
Sedangkan pengawasan post market (post market control) dilaksanakan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
diantaranya melalui kegiatan inspeksi, surveillance produk dan pengawasan
iklan.
Pertemuan “Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Melakukan Inspeksi
Sarana, Surveilance Produk dan Pengendalian Perizinan” dilaksanakan
Makassar yakni dari tanggal 22 – 24 Maret 2019 dengan jumlah peserta
sebanyak 43 orang.
Capaian Kinerja Kegiatan Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga dapat dilihat pada Tabel berikut :
NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019
Capaian 2019
1. Produk dan Sarana Distribusi Alat Kesehatan serta Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diuji
Jumlah Produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi Syarat
45 Produk 45 Produk
Tabel VI. Capaian Kinerja Kegiatan Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga
B. Realisasi Anggaran
KEGIATAN DENGAN SUMBER DANA APBN
a. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian
- Laporan kegiatan penerimaan
Kegiatannya berupa 2 pertemuan yaitu Pertemuan Pembekalan
Gema Cermat pada pemegang kebijakan di Kabupaten/Kota
Realisasi fisik mencapai 100% sesuai target, sedangkan realisasi
keuangan sebesar 98.29 %.
b. Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
- Laporan Kegiatan dan pembinaan umum
Kegiatannya berupa yaitu Pendistribusian dan Pengemasan Kembali
Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalansi Farmasi dan Monitoring
Ketersediaan Obat, Vaksin dan Hasil capaian program pelayanan
kefarmasian di pelayanan kesehatan. 1 pertemuan yaitu pertemuan
Meningkatkan Kapasitas SDM dalam Pengelolahan Vaksin dan
Penerapan E-Logistik di Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
Realisasi fisik mencapai 100 % sedangkan Realisasi keuangan
mencapai 96.17 % dari target 100 % karena adanya efisiensi pada
perjalanan dinas paket meeting dalam kota.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
c. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian - Laporan Kegiatan dan Pembinaan
Kegiatannya berupa Perjalanan dan pertemuan yaitu pertemuan
Peningkatan Kapasitas SDM Dinas kesehatan Kab/kota dalam
Pembinaan dan Penyuluhan Keamanan Pangan.
Realisasi fisik mencapai -% sesuai target. Realisai keuangan
mencapai 00.00 %.
d. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Kefarmasian dan Alkes. - Laporan Kegiatan
Kegaiatannya berupa perjalanan Konsultasi Nasional Program
Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Realisasi fisiknya mencapai 100 % sesuai target. Realisasi keuangan
mencapai 94.29 % karena ada efisiensi pada harga tiket pesawat.
- Laporan Kegiatan dan pembinaan
Kegiatannya berupa pertemuan Pemutakhiran Data Kefarmasian dan
Alkes Tk. Propinsi serta Perencanaan dan Evaluasi Dana Alokasi
Khusus ( DAK ) Sub Bidang Pelayanan Kefarmasian.
Realisasi fisik mencapai 100 % sesuai target. Realisasi keuangan
mencapai 98.52 %.
- Layanan Perkantoran
Kegiatannya berupa administrasi kegiatan
Realisasi fisik mencapai 100 % sesuai target. Realisasi keuangan
mencapai 94.15 %.
e. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
1) Pada Komponen Kegiatan Melaksanakan Workshop Peningkatan
Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri dalam Implementasi
Instruksi Presiden Pagu sebesar Rp. 121,431,000. Realisasi Fisk 100
% Realisasi Keuangan sebesar Rp.120,587,000,- (99.30%).
2) Pada Komponen Kegiatan Melaksanakan Edukasi Gerakan
Masyarakat terhadap Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang
Benar dengan Pagu sebesar Rp. 59,576.000,- Realisasi fisik 100 %.
Realisasi Keuangan sebesar Rp. 57.776,000,- ( 96,98%).
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
f. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
1) Komponen kegiatan Sampling Produk Alkes dan PKRT
Pagu sebesar Rp. 67,905.000,- Realisasi Fisik 100 % Realisasi
Keuangan Rp. 47,378,010,-(69.77%) .
2) Peningkatan Kemampuan SDM dalam melakukan inspeksi sarana,
surveillance produk dan pengendalian perizinan sarana
Pagu sebesar Rp. 86,631.000,- realisasi fisik 100 % Realisasi
Keuangan Rp. 86,271,611,-(99.59%) .
Dari total semua kegiatan yang dilaksanakan tahun 2019, maka besar realisasi
fisik kegiatan APBN adalah 100 % dari target 100 %. Realisasi keuangan sebesar
94.19 %. Belum mencapai target (100%) karena adanya efisiensi pada beberapa
Mata Anggaran Kegiatan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian dan Seksi Alkes dan PKRT Satker
199004 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019 disusun sebagai
wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah
ditetapkan. Laporan ini disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Kesehatan.
Laporan Kinerja menggambarkan pencapaian kinerja Seksi Kefarmasian dan
Seksi Alkes dan PKRT dalam mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan
didalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Seksi Kefarmasian
dan Seksi Alkes dan PKRT Satker 199004 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan telah cukup berhasil melaksanakan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
serta telah merealisasikan beberapa target yang telah ditetapkan di dalam dokumen
perencanaan.
Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan kegiatan yang
telah dicanangkan pada periode berikutnya sehingga pelaksanaan kegiatan di masa
mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Laporan Seksi
Kefarmasian dan Seksi Alkes Satker 199004 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi kinerja bagi yang
membutuhkan dalam penyempurnaan dokumen perencanaan maupun pelaksanaan
program dan kegiatan yang akan datang, dan penyempurnaan berbagai kebijakan yang
diperlukan.