Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Shalat merupakan ibadah paling utama dalam agama Islam. Karena
shalat adalah tiang agama dan merupakan perbuatan yang pertama kali
dihisab oleh Allah SWT kelak. Secara aqli (pandangan akal), statemen itu
dapat dibenarkan, sebab aktifitas salat mencerminkan kepribadian secara
kafah.1
Upaya untuk menanamkan sikap disiplin dalam pendidikan salat
tidak terlepas dari motivasi seorang guru kepada siswanya, yaitu upaya
seorang guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa sejak dini untuk
tekun, bergairah dan tertib melaksanakan shalat secara ikhlas terhadap
Allah SWT dalam sepanjang hidupnya. Pada prinsipnya mengajarkan salat
terlebih dahulu dimulai dari orang tua dan pengasuh (guru) untuk
mengajarkan teori disertai dengan memberi contoh baik bacaan dan
gerakannya.2
Nabi Muhammad SAW mengajarkan shalat dengan cara memberi
contoh pelaksanaannya secara langsung.
Rasulullah bersabda :
ريَ(اىَ)رويَالبخل َصَ ىَا َو َوَ مَ ت َيَ ا َارَ مَ وكَ ل َصَ
Artinya: Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat. (H.R.Al-
Buchori)
Dalam kaitan inilah bimbingan dan pendidikan agama sangat
berfungsi bagi pembentukan kepribadian seseorang.3 Menurut Mohammad
Ali, sebagaimana dikutip oleh Ngainun Na‟im “ada beberapa aspek yang
perlu dipertimbangkan jika seorang guru ingin melaksanakan proses
pembelajaran sebagaimana yang diharapkan”. Pertama, guru harus
1Muhaimin, dkk, Dimensi Studi Islam, Surabaya: Karya Abditama, 1994, h. 261.
2A.F. Jaelani, Penyucian Jiwa dan Kesehatan Mental Tankiyat An-Nafs, Jakarta: Penerbit
Amzah, 2000, h. 71. 3Jalaluddin,Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raya grafindo Persada, 2001, h. 181.
2
mempunyai pegangan asasi tentang mengajar dan dasar-dasar teori belajar.
Kedua, guru harus dapat mengembangkan sistem pengajaran. Ketiga, guru
harus mampu melakukan penilaian hasil belajar sebagai dasar umpan balik
bagi seluruh proses yang ditempuh.4
Keimanan dan ketaqwaan tidak lepas dari pendidikan shalat yang
sangat besar manfaatnya bagi kehidupan, shalat mencegah perbuatan keji
dan munkar, shalat meningkatkan disiplin hidup, shalat membuka hati
pada kebenaran dan masih banyak lagi manfaatnya bagi segi kejiwaan.5
Akan tetapi pada zaman sekarang ini banyak orang yang mengaku
Islam, tetapi melalaikan shalat dan meremehkannya. Mereka tetap
melakukan fahsya' (segala perbuatan yang jahat) dan munkar. Mereka tak
sadar bahwa siapa yang meninggalkan salat fardhu dengan sengaja, maka
ia telah ingkar (kafir) dengan nyata-nyata.6
Dengan demikian shalat adalah azas yang fundamental yang menjadi
ukuran kualitas Islam dalam diri seseorang. Oleh karena itu salat perlu
dipelajari, diketahui secara tepat dan dilaksanakan secara teratur, agar
manfaatnya dapat dinikmati dan dirasakan dengan sungguh-sungguh. Anak
yang sejak kecil rajin mengerjakan shalat sampai besar dalam keadaan
bagaimanapun, mereka tidak akan lupa kepada Allah, serta selalu
menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik serta melahirkan sikap pribadi
yang disiplin.7
Shalat merupakan salah satu sendi ajaran Islam yang sering disebut
dalam Al-Qur‟an dan Al Hadist. Hal ini menunjukkan bahwa betapa
penting arti ibadah shalat sebagai media untuk mewujudkan hubungan
yang selaras antara manusia dengan Allah dan manusia dengan mahluk
yang lainnya. Salat berjamaah merupakan suatu tindakan ibadah shalat
4Ngainum Naim, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidkan Agama Islam,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, cet. 1. h. 2. 5Ibid., h. 48.
6Departemen Agama RI, Rukun Islam, Jakarta: Depag RI, 1984, h. 14.
7Ibid., h. 15.
3
yang dikerjakan bersama-sama, di mana salah seorang di antaranya
sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum.8
Orang yang berupaya melaksanakan salat secara berjamaah biasanya
terdorong beberapa hal. Pertama, adanya unsur kesamaan, yakni kesamaan
sebagai hamba Allah yang beribadah kepada sang Kholiq, kesamaan
keinginan seperti ingin mendapatkan pahala yang lebih banyak, keinginan
melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim dan sebagainya.
Kedua, adanya unsur kebersamaan, yakni dalam pelaksanaan salat
berjamaah mempunyai nilai sosial atau kebersamaan.9Ketiga, adanya
unsur persaudaraan, yakni persaudaraan antara sesama muslim yang
beriman.
Oleh karena persaudaraan itu mendorong ke arah perdamaian, maka
Allah menganjurkan agar terus diusahakan perdamaian diantara saudara
saudara seagama seperti perdamaian di antara saudara-saudara yang
seketurunan, dan supaya mereka tetap memelihara ketaqwaan kepada
Allah dengan cara saling mengenanl, kerjasama, gotong-royong, saling
membantu, dan tolong menolong dalam hal kebaikan demi kepentingan
umum.
Dalam ajaran Islam, shalat berjamaah adalah cara yang terbaik
dalam mengerjakan sembahyang, karena dengan demikian kaum muslimin
berkesempatan untuk berkenalan, beramah tamah, tolong menolong, dan
berkumpul bersama-sama dalam berdo‟a, zikir dan menundukkan hati
kepada Allah SWT.
Shalat berjamaah dikatakan sebagai perbuatan yang sangat baik
karena didalamnya telah dijanjikan pahala sebanyak 27 derajat bagi orang
yang mengerjakannya. Hal ini ditegaskan pula oleh Al Hafizh Al Iragi
yang berasal dari ucapan Sa‟id bin Mushayyab, bahwa Nabi SAW
8M. Abdul Mujib, Kamus Istilah fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, h. 318.
9Sentot Haryanto, Psikologis Shalat, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002, h. 132.
4
menyatakan “Barang siapa mengerjakan shalat berjama‟ah, maka ia telah
mengisi penuh tubuhnya dengan ibadah”.10
Seorang muslim hendaknya melakukan shalat secara berjama‟ah.
Hal ini mengingat betapa utamanya orang yang shalat secara berjama‟ah
dari pada shalat sendirian, dan hendaknya ditanamkan pula kebiasaan
berjamaah bagi anak-anak sejak dini sehingga mereka lebih mengerti akan
hak dan kewajibannya sebagai orang yang beragama Islam.11
Mengenai shalat Dzuhur berjama‟ah berarti shalat yang dilakukan
pada waktu matahari berada tepat di atas kepala kita sampai condong ke
barat yang dilakukan secara bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang
imam dan diikuti oleh makmum.12
Dalam uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Penerapan Program Shalat Dzuhur Berjama‟ah dalam Membentuk
Kedisiplinan Belajar Siswa MTs NU 07 Patebon Kendal”. Penelitian ini
dilakukan karena penulis melihat fenomena yang ada bahwa masih banyak
siswa yang belum mengamalkan dan mengetahui manfaat shalat dzuhur
berjama‟ah.
B. Alasan Pemilihan Judul
1. Shalat merupakan salah satu pilar agama yang menduduki peringkat
kedua setelah syahadat. Mengerjakannya pada awal waktu merupakan
amalan yang terbaik, sedang meninggalkannya merupakan perbuatan
kufur. Wanita Muslimah akan ditanya mengenai shalat ini dihadapan
Allah SWT pada hari kiamat kelak, sebagaimana firman-Nya :
لوتَ َالصَّ ى ي هَ َا نَّ م ؤ ل ىَا لم َع ا وت ت اب َاك تَك ق و و (٣٠١َ:اء)الىسَامَّ
Artinya: “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An-Nisa’: 103)
10
Muhammad Al baqir, Rahasia – rahasia Sholat Al Ghazali, Bandung: Karisma cet.
XVIII, 1999, h. 23. 11
Ibid., h. 25. 12
Ibid., h. 30.
5
2. Dari penelitian ini, penulis berharap motivasi dari guru MTs NU 07
Patebon tentang pentingnya melaksanakan shalat dzuhur berjamaah
dapat mempengaruhi kedisiplinan dalam belajar siswa.
3. Penulis juga bertujuan menjadikan penelitian ini sebagai karya ilmiah
yang dapat berguna untuk diterapkan siswa dalam mengatur waktu.
4. Disamping itu pula karena judul tersebut menurut pengamatan penulis
belum ada yang meneliti di MTs NU 07 Patebon - Kendal, sehingga
pembahasan ini akan memberikan sumbangan pikiran baru dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
C. Telaah Pustaka
Telaah pustaka dalam penelitian ilmiah dijadikan sebagai bahan
rujukan untuk memperkuat kajian teoritis dan memperoleh informasi yang
berkaitan dengan topik pembahasan.
Dalam penelitian Anna Irhamna (202111209) yang berjudul
“Implementasi kegiatan shalat dzuhur berjama‟ah dalam meningkatkan
kedisplinan siswa di MIS Pandanarum Tirto Pekalongan”. Menyatakan
bahwa disiplin dalam shalat mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan
seseorang, sebab dengan disiplin shalat ia belajar untuk melaksanakan
sesuatu pada waktu yang telah ditentukan. Dalam dunia pendidikan, shalat
dapat berfungsi sebagai perantara mendekatkan diri kepada Allah. Shalat
juga mengajarkan tentang kedisiplinan, ketaatan, dan berakhlak, dengan
meneladani makna yang terkandung dalam shalat kemudian
merealisasikan dalam kehidupan sehari- hari.13
Persamaan skripsi Anna Irhamna dengan penulis adalah sama-sama
membahas tentang shalat dzuhur berjama‟ah. Sedangkan perbedaannya
adalah skripsi Anna Irhamna menjelaskan tentang Implementasi kegiatan
shalat dzuhur berjama‟ah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MIS
Pandanarum Tirto Pekalongan. Sedangkan skripsi penulis menjelaskan
13
Anna Irhamna, “Implementasi kegiatan shalat dzuhur berjama’ah dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa di MIS Pandanarum Tirto Pekalongan”, (skripsi) Pekalongan: STAIN
Pekalongan, 2015, h.
6
penerapan program shalat dzuhur berjama‟ah dalam membentuk
kedisiplinan belajar siswa Mts NU 07 patebon kendal.
Penelitian yang dilakukan oleh Naimatul Hidayah (101111008),
dengan judul “Nilai Shalat Berjama’ah dalam Akhlak Siswa di SMP Entu
Tantular Semarang (Perspektif Bimbingan dan Penyuluhan Islam)”Dalam
skripsi ini dijelaskan bahwa akhlak seseorang pada umumnya terjadi
melalui pengalaman sejak kecil. Pembinaan akhlak tidak hanya menjadi
tanggung jawab orang tua namun lingkungan sekolah juga wajib memberi
pembinaan akhlak yang baik. Pembinaan akhlak menjadi kebutuhan
penting bagi remaja, karena mereka sedang dalam masa transisi. Remaja
yang sedang berusia 12-16 tahun ratarata mereka duduk dibangku Sekolah
Menengah Pertama. Untuk itu, sebagai salah satu upaya dalam pembinaan
akhlak siswa, pembiasaan shalat berjamaah perlu diberikan kepada siswa
remaja yang berfungsi sebagai bekal siswa memasuki usia dewasa. Karena
dalam shalat berjamaah terdapat banyak nilai pendidikan akhlak di
dalamnya.14
Persamaan skripsi Naimatul Hidayah dengan skripsi penulis adalah
sama-sama membahas tentang shalat dzuhur berjama‟ah. Sedangkan
perbedaannya adalah skripsi Naimatul Hidayah menjelaskan tentang nilai
shalat berjamaah dalam akhlak, sedangkan skripsi penulis menjelaskan
tentang penerapan shalat dzuhur berjama‟ah dalam membentuk
kedisiplinan belajar siswa MTs NU 07 patebon kendal.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah dalam
penelitiannya mengenai Implikasi Kedisiplinan shalat terhadap Akhlak
Anak di MTs al Fatah Talun Pekalongan menyimpulkan bahwa implikasi
kedisiplinan salat terhadap akhlak anak di Mts Al Fatah Talun Pekalongan
14
Naimatul Hidayah (101111008), Nilai Shalat Berjamaah dalam Akhlak Siswa di SMP
Entu Tantular Semarang Perspektif Bimbingan dan Penyuluhan Islam (Skripsi), Semarang:
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang, 2015, h. 8.
7
tergolong baik. Artinya ada korelasi positif antara kedisiplinan salat
terhadap akhlak anak di MTs Al Fatah Talun Pekalongan.15
Persamaan skripsi Fadhilah dengan skripsi penulis adalah sama-sama
membahas tentang shalat dzuhur berjama‟ah. Sedangkan perbedaannya
adalah skripsi Fadhilah menjelaskan tentang Implikasi shalat terhadap
akhlak anak di MTs Al-Fatah Talun Pekalongan, sedangkan skripsi penulis
menjelaskan tentang penerapan shalat dzuhur berjama‟ah dalam
membentuk kedisiplinan belajar siswa MTs NU 07 patebon kendal.
D. Fokus Penelitian
Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala bersifat menyeluruh
dan tidak dapat dipisah-pisahkah, sehingga peneliti kualitatif menetapkan
penelitiannya berdasarkan situasi sosial yang diteliti, meliputi aspek
tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis.
Dikarenakan terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kualitatif,
peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel yang
disebut sebagai fokus penelitian.16
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan
penulis angkat adalah:
1. Bagaimana penerapan program shalat dzuhur berjama‟ah dalam
membentuk kedisiplinan belajar siswa MTs NU 07 Patebon Kendal ?
2. Bagaimana problematika dan solusi dalam penerapan program shalat
dzuhur berjama‟ah dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa MTs
NU 07 Patebon Kendal ?
E. Penegasan Istilah
Untuk menyamakan pandangan pembaca dalam memahami isi dari
skripsi yang berjudul “Penerapan Program Shalat Dzuhur Berjama‟ah
dalam Membentuk Kedisplinan Belajar Siswa MTs NU 07 Patebon
Kendal”. Penulis akan menguraikan beberapa istilah dalam judul.
15
Fadhilah, “Implikasi Kedisiplinan shalat terhadap Akhlak di MTs al Fatah Talun
Pekalongan”. (Skripsi) Semarang: Perpustakaan Universitas Wahid Hasyim Semarang, 2007, h.
75. 16
Prof.Dr. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2015, h.285.
8
1. Implementasi
Implementasi berasal dari bahasa Inggris „implementation’ yang
berarti pelaksanaan.17
Dalam hal ini maksudnya adalah pelaksanaan
program sholat dzuhur berjama‟ah di MTs NU 07 Patebon Kendal.
2. Kedisiplinan Belajar
Kedisiplinan belajar Kedisiplinan berasal dari kata dasar „disiplin‟
yang mendapat awlan „Ke-‟ dan akhiran „-an‟. Disiplin berasal dari
bahasa latin discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata
disclipina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata
disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian.
Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau
tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua, disiplin sebagai
latihan yang bertujuan mengembangankan diri agar dapat berperilaku
tertib.18
3. Shalat
Shalat secara bahasa berarti berdo‟a. Sedangkan pengertian shalat
menurut syara‟ adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan
tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam, Ucapan di sini adalah bacaan-bacaan al-Qur‟an, takbir, tasbih,
dan do‟a. Sedang yang dimaksud dengan perbuatan adalah gerakan-
gerakan dalam shalat misalnya berdiri, ruku‟, sujud, duduk, dan
gerakan-gerakan lain yang dilakukan dalam shalat.
4. Shalat Berjama‟ah
Shalat berjamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-
sama, sekurang-kurangnya dua orang, yakni imam dan makmum.
Makin banyak jumlahnya, semakin utama. Pahala berjama‟ah adalah
27 derajat dibandingkan dengan shalat sendirian.19
17
Ibid., h. 313. 18
Masriyatun, “Kolerasi antara Kedisiplinan Belajar dengan Hasil Belajar Aqidah
Akhlak Siswa Kelas VI MI Miftahul Huda Bawu Mojo dengan MI lanatusSyibyan Bawu Lor
Batealit Jepara: Tahun Pelajaran 2014/2015”( Skripsi) Jepara: UNISNU, 2015, h. 13. 19
A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 1 Aqidah Dan Ibadah, Bandung:
Pustaka Setia, h. 371.
9
F. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mendiskripsikan penerapan program sholat dzuhur
berjama‟ah dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa MTs NU
07 Patebon Kendal
b. Untuk mendiskripkan problematika dan solusi dalam penerapan
program sholat dzuhur berjama‟ah dalam membentuk kedisiplinan
belajar siswa MTs NU 07 Patebon Kendal
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis.
a. Secara Teoritis
1) Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan
khazanah dalam Ilmu pengetahuan, khusunya Ilmu Pendidikan
agama Islam di MTs NU 07 Patebon Kendal.
2) Mampu menambah khazanah keilmuan Pendidikan Agama
Islam dalam memberikan pengetahuan tentang peningkatan
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dalam kelas.
b. Secara Praktik
1) Bagi Peserta Didik
Siswa sebagai peserta didik lebih memahami materi pelajaran
PAI dengan memaksimalkan kemampuan dalam memahami
dan mengingat.
2) Bagi Guru
Meningkatkan kreatifitas guru dalam menentukan strategi dan
metode yang tepat untuk pembelajaran PAI.
3) Bagi Sekolah
Sebagai salah satu upaya untuk memecahkan masalah dalam
proses belajar mengajar atau kegiatan belajar mengajar
10
sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran PAI di MTs
NU 07 Patebon Kendal.
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan pendekatan penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Beberapa metode yang ada diantaranya adalah metode penelitian
kualitatif, kuantitatif dan pengembangan. Dalam penelitian ini,
termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara
purposes dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi,
analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan
pada makna daripada generalisasi.20
Penggunaan metode kualitatif pada penelitian ini dikarenakan
untuk mengungkapkan dan memahami sesuatu di balik fenomena.
Fenomena merupakan sesuatu hal yang dapat disaksikan dengan panca
indera dan diterangkan secara ilmiah. Sebagaimana fungsi dan manfaat
penelitian kualitatif yakni meneliti sesuatu secara lebih mendalam,
menggali informasi yang tidak dapat didapat dari metode penelitian lain
serta menelaah suatu latar belakang seperti motivasi, peranan, nilai,
sikap dan persepsi.21
Penelitian yang dilakukan di Sekolah MTs NU 07 Patebon Kendal
merupakan jenis penelitian lapangan (field research). Field research
yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan untuk mendapatkan data
20
Prof.Dr.Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2015. h. 15. 21
Prof.Dr.Lexy J.Moleong, M.A, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009. h.7
11
yang konkret dari data penelitian sebagai bahan laporan.22
Penelitian ini
juga menggunakan pendekatan kualitatif, yang mana pendekatan
kualitatif adalah pendekatan penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa,pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.23
2. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek Penelitian ini adalah siswa MTs NU 07 Patebon Kendal
dengan Obyeknya mengenai penerapan program sholat dzuhur
berjama‟ah dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa MTs NU 07
Patebon Kendal.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data dalam penelitian ini berarti informasi atau fakta yang
diperoleh melalui pengamatan atau penilaian di lapangan yang bisa
dianalisis dalam rangka memahami sebuah fenomena atau untuk
mensupport sebuah teori.24
Data penelitian ini dikategorikan sebagai
data kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk angka. Data kualitatif diperoleh memlalui wawancara dan
observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
Selain itu, data penelitian ini terdiri data primer dan sekunder. data
primer merupakan data yang berkaitan langsung dengan
permasalahan, yakni data yang berkaitan dengan penerapan program
sholat dzuhur berjama‟ah dalam membentuk kedisiplinan
belajarsiswa MTs NU 07 Patebon Kendal. Data sekunder adalah data
22
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta:
Ghaila Indonesia, 2002, h. 11. 23
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013, h. 6. 24
Jack, C, Ricards, Longman Dictionary of Languge Teaching and Linguistics, Kuala
Lumpur: Longman Group 1999, h. 96.
12
yang dapat mendukung penelitian sebagai pembanding, penjelas
maupun penguat terhadap permasalahan yang diteliti. Data sekunder
dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan
penerapan program shalat dzuhur berjama‟ah dalam membentuk
kedisiplinan siswa.
b. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata
dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain.Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas informan.
Informan adalah orang yang memberikan informasi mengenai
hal-hal yang diperlukan oleh peneliti. Peneliti memilih informan
sesuai dengan sasaran dari rumusan masalah. Informan kunci yang
pertama adalah kepala, guru, dan siswa MTs NU 07 Patebon Kendal
yang dipilih berdasarkan pertimbangan dari guru mata pelajaran
Agama Islam, berupa tingkat keaktifan siswa saat pembelajaran dan
hasil ujian tengah semester siswa.25
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dengan setting alamiah dari penelitian ini,
maka penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data mempunyai
ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara ataupun sekunder. dari segi proses pelaksanaan
pwngumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant
observation, selanjutnya dari segi instrumen yang digunakan, maka
observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak
terstruktur.26
Observasi merupakan dasar dalam ilmu pengetahuan. Melalui
observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku
25
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2017, h.157. 26
Sugiyono, Op. Cit., h. 145.
13
tersebut. Observasi dibagi menjadi observasi partisipasi, observasi
terus terang dan tersamar serta observasi tak terstruktur.27
Dalam penelitian ini peneliti termasuk dalam observasi terus
terang dan tersamar. Artinya, suatu waktu peneliti dalam melakukan
pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data,
bahwa ia sedang melakukan penelitian, sehingga mereka mengetahui
aktivitas peneliti. Namun dalam suatu waktu peneliti tidak berterus
terang atau tersamar dalam observasi, hal ini bertujuan untuk
mengindari kalau suatu data masih dirahasiakan.
Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengumpulkan
data tentang penerapan program shalat dzuhur berjama‟ah dalam
membentuk kedisiplinan belajar siswa MTs NU 07 Patebon Kendal.
b. Metode Wawancara/ Interview
Wawancara adalah bentuk komunikasi anatara dua orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari
seseoranglainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
berdasarkan ketentuan tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi
menjadi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan wawancara
terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering jugadisebut wawancara
mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan
wawancara terbuka (open ended interview), wawancara etnografis,
sedangkan wawancara terstruktur sering jugadisebut wawancara
baku (standar dized interview), yang susunan pertanyaan sudah
ditetapkan sebelumnyadi tulis (biasanyatertulis) dengan pilihan-
pilihan jawaban yang juga sudah disediakan.28
Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data tentang
penerapan program shalat dzuhur berjama‟ah dalam membentuk
kedisiplinan belajar siswa.
c. Metode Dokumentasi
27
Sugiono, Op.Cit., 145. 28
Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013, h.
180.
14
Dokumentasi dilakukan guna mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.29
Dokumentasi yang penulis perlukan dalam hal ini adalah
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kelembagaan dan
administrasi, desain kurikulum, struktur organisasi MTs NU 07
Patebon Kendal.
5. Uji Keabsaan Data
Untuk memastikan hasil penelitian bersifat lebih empirik, data
yang telah terkumpul dalam penelitian harus ditentukan kebenarannya
melalui uji keabsahan data, di mana dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.30
Dengan
triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang
sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data
dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.31
Triangulasi yang digunakan oleh peneliti, yaitu triangulasi sumber,
triangulasi teknik dan triangulasi teori
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data
yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas
data tentang penerapan ṣhalat berjamaah dalam membentuk
kedisiplinan belajar siswa di MTs NU 07 Patebon Kendal, maka
pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dapat
dilakukan wawancara terhadap kepala sekolah, guru dan siswa.data
dari ketiga sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam
penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta:
Rineka Cipta, 1998, h. 225. 30
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 330 31
Sugioyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, dan R & D, h. 330.
15
pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari
tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti,
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang selanjutnya
dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber
tersebut.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik yaitu menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Misalnya, data diperoleh dengan
wawancara, kemudian dicek dengan observasi, dan dokumentasi.
Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut
menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang
lain, untuk memastikan mana data mana yang dianggap benar, atau
mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya berbedabeda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah dan data yang
terkumpul akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih
kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat
dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi dalam waktu dan situasi berbeda. Bila
hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara
berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.32
Jadi, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
triangulasi yang meliputi triangulasi sumber, teknik dan waktu
tersebut sebagai bahan pengujian keabsahan data sehingga data yang
diperoleh semakin valid.
32
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D), h. 373-374.
16
6. Metode Analisis Data
Analisis data menurut Bogdan dan Biklen adalah proses pencarian
dan pengaturan secara sistematika hasil wawancara, catatan-catatan,
dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman
terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan
apa yang ditentukan.33
Untuk menghasilkan kesimpulan maka analisis data merupakan
langkah untuk mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami.34
Seperti halnya diungkapkan Miles dan Huberman, maka untuk
menganalisis data penelitian kualitatif menggunakan tiga tahapan
sebagai berikut:
33
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013, h. 210. 34
Sugiyono, Op. Cit., h. 330.
17
a. Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari
tema dan polanya. Sehingga dapat memberikan gambaran secara
jelas dan dapat mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data
berikutnya, melalui observasi, wawancara dan dokumentasi untuk
kemudian dijadikan rangkuman.35
Data yang dipilih adalah data dari hasil pengumpulan data
lewat observasi, wawancara, dan dokumentasi. Semua data di pilih
sesuai dengan permasalahan yang diungkap penulis.
b. Paparan Data (data display)
Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Dengan pemaparan data maka data akan
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga semakin
mudah di pahami.36
Data yang penulis sajikan adalah data yang telah terkumpul
dari pengumpulan data, selanjutnya data tersebut disajikan. Data
yang disajikan berupa penerapan program sholat dzuhur berjama‟ah
dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa Mts Nu 07 Patebon
Kendal.
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing/verifying)
Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang
menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data.37
Data
yang didapat berupa kesimpulan dari penyajian data. Dengan adanya
penarikan kesimpulan, maka akan tampak inti pokok penelitian,
sehingga masalah dalam penelitian menjadi jelas.
35
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfa Beta, 2008, h. 92. 36
Amri Darwis, Metode Penelitian Pendidikan Islam: Pengembangan Ilmu Berparadigma
Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014, h. 144. 37
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013, h. 211-121.
18
H. Sistematika Penyusun Skripsi
Sistematika penulisan skripsi merupakan hal yang sangat penting,
karena mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar dari
masing-masing bab yang saling berkaitan dan berurutan. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh hasil penelitian yang alamiah, sistematis
dan kronologis. Maka skripsi ini diklasifikasikan menjadi 5 bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
1. Bagian muka
Pada bagian ini memuat: halaman judul, halaman abstraksi,
nota pembimbing, halaman pengesahan, pernyataan halaman motto,
halaman persembahan, halaman kata pengantar, transliterasi bahasa
dan halaman daftar isi.
2. Bagian isi (batang tubuh), meliputi :
Bab satu adalah Pendahuluan, yang merupakan gambaran
secara umum dari skripsi ini, yaitu mencakup: latar belakang masalah,
alasan pemilihan judul, telaah pustaka, rumusan masalah, rencana
pemecahan masalah, penegasan istilah, tujuan dan manfaat penelitian,
hipotesis tindakan, metode penelitian, dan sistematika penyusunan
skripsi.
Bab dua adalah landasan teori dan kerangka berpikir yang
terdiri dari tinjauan hasil belajar siswa dan tinjauan pengaruh
penerapan program shalat dzuhur berjama‟ah dan membentuk
kedisiplinan belajar siswa MTs NU 07 Patebon Kendal.
Bab tiga adalah laporan hasil penelitian pengaruh penerapan
program sholat dzuhur berjama‟ah dan membentuk kedisiplinan
belajar siswa MTs NU 07 Patebon Kendal, meliputi : gambaran MTs
NU 07 Patebon Kendal dan laporan hasil penelitian pengaruh
penerapan program shalat dzuhur berjama‟ah dan membentuk
kedisiplinan belajar siswa MTs NU 07 Patebon Kendal, yang meliputi:
data hasil observasi
19
Bab empat adalah analisis hasil penelitian pengaruh penerapan
program shalat dzuhur berjama‟ah dalam membentuk kedisiplinan
belajar siswa MTs NU 07 Patebon Kendal, ,meliputi analisis
pembahasan data hasil penelitian
Bab lima adalah Penutup, yang terdiri dari: simpulan, saran,
dan kata penutup
Bagian akhir; terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar
riwayat hidup penulis.