13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sikap sosial dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sisdiknas dalam Jumali, dkk, 2004). Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu terapan dan ilmu pengetahuan dasar secara seimbang. Salah satu usaha untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia. Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia di SMP yaitu dari aspek kemampuan berbahasa meliputi aspek mendengarkan/menyimak, berbicara dan berkomunikasi, menulis, dan membaca (Depdiknas, 2006). Bagi warga negara Indonesia, bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional dan bahasa yang dibawa sejak lahir. Namun demikian, sistem pendidikan di Indonesia tetap menuntut siswa untuk tetap mempelajari bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran wajib yang harus diajarkan di sekolah. Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan yang nantinya pembelajaran ini Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menciptakan

suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

sikap sosial dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara (Sisdiknas dalam Jumali, dkk, 2004).

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kemampuan

pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu terapan dan ilmu pengetahuan

dasar secara seimbang. Salah satu usaha untuk meningkatkan penguasaan

pengetahuan dasar adalah dengan meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia.

Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia di SMP yaitu dari aspek kemampuan

berbahasa meliputi aspek mendengarkan/menyimak, berbicara dan berkomunikasi,

menulis, dan membaca (Depdiknas, 2006).

Bagi warga negara Indonesia, bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional dan

bahasa yang dibawa sejak lahir. Namun demikian, sistem pendidikan di Indonesia

tetap menuntut siswa untuk tetap mempelajari bahasa Indonesia sebagai salah satu

mata pelajaran wajib yang harus diajarkan di sekolah. Bahasa Indonesia adalah salah

satu pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan yang nantinya pembelajaran ini

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1999). Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia berorientasi

pada hakikat pembelajaran bahasa, dimana belajar bahasa adalah belajar

berkomunukasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai

kemanusiaan melalui karya-karya sastranya (Depdiknas, 2006).

Secara umum mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan antara lain: 1) menghargai dan bangga menggunakan bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, 2) memahami bahasa

Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat

dan kreatif untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan, 3) menggunakan bahasa

Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional

dan sosial, 4) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai denga etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis, 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra

puisi maupun prosa untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, 6) menghargai dan

membanggakan karya sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual

manusia Indonesia (Depdiknas, 2006).

Menurut Slameto (2010), siswa dinyatakan berhasil dalam belajar apabila

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dapat tercapai, sehingga pada diri siswa memiliki

pengetahuan yang lebih dari sebelumnya yang dalam hal ini mencakup hasil belajar

dan nilai Ujian Nasional. Berdasarkan data Dinas Pendidikan yang diungkapkan oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Kadisdik Sumut), Syaiful Safri saat

menyampaikan hasil UN (Ujian Nasional) tingkat SMP di ruang pertemuan Disdik

Sumut pada hari Jumat 03 juni 2011. Menurut Syaiful, jumlah peserta Ujian Nasiona

(UN) di Sumatera Utara 244.409 siswa. Untuk UN SMP sebanyak 194.254 siswa

dengan persentase kelulusan 99,8% atau 194.034 dinyatakan lulus dan 220 siswa

tidak lulus. Selanjutnya, nilai UN yang diperoleh siswa SMP yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Nilai UN Siswa SMP

No Nama Sekolah

SMP

Nilai (Rata-Rata) Total

Nilai B.Ind B.Ing Mate IPA

1 Karya Agung 8,5 9,42 9,43 8,95 36,3

2 Metodist Tebing 8,64 9,16 9,21 9,19 36,2

3 Syafiyatul 8,83 9,07 9,07 9,17 36,02

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa nilai bahasa Indonesia

merupakan nilai yang paling rendah di antara niali-nilai lainnya yaitu nilai bahasa

Inggris, matematika, dan IPA. Hal tersebut sesuai dengan data lapangan yang

diperoleh peneliti pada SMP Negeri 17 Medan bahwa terjadi penurunan nilai bahasa

Indonesia pada siswa kelas VII. Guru bahasa Indonesia kelas VII juga mengaku

bahwa bahasa Indonesia juga menjadi nilai terendah dari seluruh mata pelajaran yang

ada pada Ujian Nasional. Hal tersebut dapat dilihat melalui hasil wawancara berikut:

“saya heran, mengapa bisa bahasa Indonesia menjadi nilai terendah dari

seluruh mata pelajaran UN sementara bahasa Indonesia adalah bahasa kita

sehari-hari dan bahasa yang dibawa sejak lahir. Bahkan nilai ulangan harian

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

pun kurang memuaskan. Anak-anak lebih susah untuk menyelesaikan soal

bahasa Indonesia dibandingkan dengan soal bahasa Inggris maupun yang

lainnya”

(Wawancara Interpersonal, Rabu tanggal 07 Desember 2011)

Berhasil tidaknya siswa dalam belajar bergantung pada bagaimana proses

yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil belajar adalah salah

satu hal yang dapat menjadi acuan untuk melihat kualitas peserta didik serta

kompetensi pendidik dalam proses pembelajaran dalam suatu mata pelajaran.

Gronlund (1985) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu bagian pelajaran

misalnya suatu unit bagian ataupun bab tertentu mengenai materi yang telah dikuasai

oleh siswa pada proses pembelajaran. Tidak semua siswa mampu menguasai materi

yang disampaikan oleh guru. Hal ini terlihat berdasarkan data yang didapat dari salah

satu guru bidang studi SMP Negeri 17 Medan, Hasan Basri bahwa hasil belajar

Bahasa Indonesia kelas VII (tujuh) SMP Negeri 17 Medan mengalami penurunan.

Rata–rata nilai Bahasa Indonesia pada ulangan semester I kelas VII tahun ajaran

2007/2011 terlihat pada Tabel 1

Tabel 2. Laporan Hasil Ujian Ulangan Semester Kelas VII

SMPN 17 Tahun Pelajaran 2007-2011

Tahun Nilai Bahasa Indonesia

(Rata-rata)

Bahasa Inggris

(Rata-rata)

Mate-matika

(Rata-rata)

2009 8,55 8,48 8,33

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

Sumber : Guru Bidang Studi (Data Diolah)

Menurut Slameto (2010), ada beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi

hasil belajar siswa yang salah satunya adalah metode mengajar yang digunakan oleh

guru kepada siswa pada proses pembelajaran. Tinggi rendahnya nilai dan hasil belajar

ssiwa dipengaruhi oleh metode mengajar yang digunakan dalam proses belajar

(Nurhadi, 2004). Rendahnya nilai bahasa Indonesia menurut data di atas tidak hanya

disebabkan dari faktor siswa saja tetapi dapat disebabkan karena proses pembelajaran

yang membosankan dan tidak berpihak kepada siswa. Seperti yang dinyatakan oleh

siswa-siswi berdasarkan hasil survey awal peneliti dengan menggunakan questionare

kepada 30 siswa yang dibantu dengan wawancara pada siswa SMP Negeri 17 Medan

menyatakan bahwa kebanyakan guru di SMP ini tidak memperdulikan kegiatan

siswa. Guru hanya fokus pada materi yang harus disampaikan tanpa memperhatikan

dan bertanya kepada siswa sehubungan dengan materi yang disampaikan. Proses

belajar mengajar berlangsung satu arah dimana siswa tidak diminta aktif dalam

kegiatan belajar mengajar.

Lebih lanjut, selain wawancara dengan salah satu siswi, wawancara juga

dilakukan terhadap guru bahasa Indonesia yang mengajar mata pelajaran bahasa

Indonesia pada siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan mengaku bahwa metode

2010 8,31 8.86 9.09

2011 8.06 8,48 9,23

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

mengajar yang digunakan ketika proses belajar mengajar adalah metode ceramah. Hal

tersebut sesuai dengan hasil wawancara berikut:

“metode yang saya gunakan ya ceramah, karena metode ini lebih simpel dan

sudah sejak dulu digunakan, jadi tidak ada masalah”

(Wawancara Interpersonal, Sabtu tanggal 12 November 2011)

Berdasarkan wawancara tersebut dapat dilihat bahwa masih ada guru yang

melakukan proses pembelajaran dengan metode yang tidak berpihak pada siswa

dengan mendominasi dan tidak memperhatikan kegiatan siswa saat berlangsungnya

proses belajar mengajar di kelas yaitu dengan metode ceramah. Menurut Slameto

(2010) guru yang terlalu mendominasi jalannya proses belajar mengajar serta

berpendapat bahwa belajar merupakan suatu kegiatan menghafal sejumlah fakta-fakta

tanpa pernah memotivasi siswa untuk berperilaku positif, akan cepat merasa puas

ketika peserta didiknya mampu menghafal materi-materi yang disampaikannya, tanpa

menyadari bahwa tekanan yang dirasakan oleh peserta didik telah merubah perilaku

mereka menjadi pemberontak.

Dimyati dan Mudjiono (2005) menyatakan bahwa pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa

belajar secara aktif yang menekankan pada sumber belajar. Kegagalan atau

keberhasilan situasi belajar sangat bergantung pada seni dan keterampilan guru pada

proses pembelajaran (Hamalik, 2003). Hal tersebut dapat terlihat melalui hasil

wawancara di SMPN 17 Medan berikut ini:

“Kalau gurunya gak serem dan gak buat bosan, siswanya semangat dengerin

guru yang lagi jelasin di depan. Waktu kuis pun bisa jawab. Kalau cuma

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

ceramah bosan lah. Harusnya bisa kreatif lah kak, jadi gak gitu-gitu terus di

dalam kelas.”

(Wawancara Interpersonal, Sabtu tanggal 12 November 2011)

Konsentrasi siswa akan menurun dengan cepat setelah ia mendengarkan

ceramah lebih dari dua puluh menit secara terus menerus (Budiarjo, 1997).

Menurunnya konsentrasi siswa saat belajar hal tersebut akan menurunkan daya serap

siswa terhadap materi yang disampaikan (Suryosubroto, 2002). Selain itu, menurut

Taniredja (2011) metode ceramah juga memiliki banyak kelemahan yaitu: (1)

Komunikasi yang terjadi hanya satu arah, akibatnya siswa menjadi pasif karena tidak

diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau bertanya, (2) siswa yang

kecepatan belajarnya lambat akan mengalami kesukaran mentransfer pengetahuan

baru jika guru mengajar terlalu cepat, sebaliknya siswa yang kecepatan belajarnya

cepat akan bosan, (3) siswa tidak diberikan kesempatan untuk berfikir dan

berperilaku kreatif, pengajaran tidak berpusat pada siswa tetapi pada guru sehingga

siswa menjadi pasif, tidak terampil, tidak dapat berkonsentrasi lebih lama dan mudah

bosan, (4) guru sukar mengetahui sampai dimana siswa telah mengetahui

pembicaraanya, (5) siswa sering kali memberi pengertian lain dari hal yang

dimaksudkan guru, (6) siswa dengan model pembelajaran auditif/audio akan lebih

efektif dengan metode ini dibandingkan dengan siswa visual, (7) guru menyimpulkan

bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya.

Berkaitan dengan hal tersebut salah satu metode yang mampu menjaga dan

meningkatkan konsentrasi siswa serta membuat siswa menjadi aktif dan kreatif

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

adalah dengan hypnoteaching. Hypnoteaching berasal dari kata hipnotis yang berarti

sugesti dan teaching yang berarti mengajar. Menurut Jaya (2010), metode

pembelajaran hypnoteaching merupakan suatu cara mengajar yang unik, kreatif

sekaligus imajinatif karena sebelum proses belajar-mengajar berlangsung, siswa

sudah di kondisikan rileks dan siap untuk belajar. Hypnoteaching menciptakan

keadaan dimana semua siswa harus terlibat aktif di kelas, melakukan semua instruksi

guru dengan cepat, dan membuat mereka dalam suasana yang menyenangkan (Hajar,

2011).

Emosional dan psikologis siswa tidak luput diperhatikan. Susana belajar

dibuat semenarik mungkin, dan yang tidak kalah penting, guru harus bisa menjaga

stabiltas emosi dan psikologisnya (Mukhlis, 2011). Hypnoteaching adalah perpaduan

konsep aktivitas belajar mengajar dengan ilmu hypnotist (Noer, 2010). Lebih lanjut,

Jaya (2010) menjelaskan hypnoteaching adalah perpaduan pengajaran yang

melibatkan pikiran alam sadar dan pikiran alam bawah sadar (kondisi relaks).

Proses pembelajaran dengan membuat siswa menjadi rileks, santai, dan

merasa nyaman akan membuat siswa lebih berkonsentrasi terhadap materi yang akan

disampaikan sehingga siswa lebih mampu menyerap informasi yang diberikan

(Mukhlis, 2011). Metode pembelajaran hypnoteaching berbeda dengan teknik

hipnotis yang banyak diketahui orang-orang. Hypnoteaching dalam proses

pembelajaran di kelas dibuat semenarik mungkin dengan membuat tema pada saat

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tetap menjaga kualitas penyampaian

materi pelajaran (Hakim, 2010).

Menurut Hajar (2011), kelebihan dari pembelajaran hypnoteaching adalah (1)

proses belajar mengajar yang lebih dinamis dan ada interaksi yang baik antara

pendidik dan peserta didik, (2) peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat

dan minatnya, (3) proses pemberian ketrampilan banyak diberikan disini, (4) proses

pembelajarannya lebih beragam, (5) peserta didik dapat dengan mudah menguasai

materi, karena termotivasi lebih untuk belajar, (6) pembelajaran bersifat aktif, (7)

pemantauan terhadap peserta didik lebih intensif, (8) peserta didik lebih dapat

berimajinasi dan berfikir kreatif, (9) peserta didik akan melakukan pembelajaran

dengan senang hati, (10) daya serapnya lebih cepat dan lebih bertahan lama

dikarenakan peserta didik tidak menghafal, (11) perhatian peserta didik akan berpusat

dan fokus terhadap materi serta lebih berkonsentrasi penuh.

Beberapa penelitian sebelumnya telah melihat efektifitas dari hypnoteaching.

Untuk kota Medan, ada beberapa peneliti yang telah melihat efektifitas dari

hypnoteaching terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu mahasiswa

Universitas Negeri Medan, Siahaan (2010) telah melihat pengaruh dari metode

hypnoteaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

kewirausahaan pada siswa SMK PAB 2 Helvetia Medan. Hasil penelitiannya

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa SMK PAB 2 Helvetia Medan

pada mata pelajaran kewirausahaan. Selain itu, Yanti (2011) mahasiswa Universitas

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Medan dengan judul “Upaya Peningkatan

Efektifitas Proses Belajar Mengajar Matematika Melalui Teknik Hypnoteaching pada

materi Statistika di Kelas XI IPA SMA Swasta Prima Kecamatan Percut Sei Tuan”

telah melihat efektifitas hypnoteaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Matematika.

Penelitian oleh Tamam (2010), seorang mahasiswa pascasarjana Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel telah membuktikan adanya implementasi metode

mengajar hipnosis (hypnoteaching) untuk proses pembelajaran Fiqih di SMP Darrul

Muttaqien Surabaya. Selanjutnya Agus (2011), mahasiswa Fakultas Bahasa dan

Sastra telah melihat adanya pengaruh penggunaan metode hypnosis learning with

music pada pembelajaran menulis puisi (eksperimen kuasi terhadap kelas VIII SMP

Negeri 40 Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian terbaru juga berhasil membuktikan efektifitas hypnoteaching.

Penelitian oleh seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indoneisa yaitu Edistria

(2012) yang membuktikan adanya pengaruh penerapan hypnoteaching dalam

problem-based-learing (pembelajaran berbasis masalah) terhadap kemampuan

komunikasi dan berfikir kreatif matematis siswa SMP Negeri 5 Bandung. Hal yang

sama juga dapat dilihat pada Universitas yang sma yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Nabilah (2012) seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang telah

melihat efektifitas hypnoteaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa MTs Nurul

Huda Cikole, Lembang pada mata pelajaran TIK (Teknik Informatika dan

Komputer).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya serta keterangan lain di atas

maka peneliti ingin melihat Pengaruh Hypnoteaching Terhadap Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Siswa SMP Negeri 17 Medan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh metode pembelajaran

hypnoteaching terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa SMP Negeri 17 Medan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data secara langsung mengenai

pengaruh hypnoteaching terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP Negeri

17 Medan.

2. Manfaat Penelitian

- Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini dapat menambah referensi pengetahuan dalam ruang

lingkup Ilmu Psikologi, khususnya di bidang Psikologi Pendidikan yang

terkait dengan pengaruh hypnoteaching terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia siswa SMP Negeri 17 Medan

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur dan menambah

daftar temuan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh hypnoteaching

terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP Negeri 17 Medan. Selain

itu, untuk berbagi dasar pengetahuan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh dari hypnoteaching

terhadap hasil belajar siswa.

- Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada pihak sekolah mengenai hasil

penelitian sehubungan dengan pengaruh hypnoteaching terhadap hasil belajar

siswa.

b. Memberikan informasi kepada pihak sekolah agar dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran dengan meningkatkan hasil belajar siswa dalam

mewujudkan sasaran utama pendidikan yaitu bersaing dalam dunia

pendidikan.

D. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi uraian singkat mengenai gambaran latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu

Terdiri atas teori hypnoteaching dan teori tentang hasil belajar. Bab ini

juga mengemukakan hipotesa sebagai jawaban sementara terhadap

masalah penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Identifikasi variabel penelitian, definisi operasional penelitian, populasi

dan sampel, metode pengumpulan data dan metode analisa data. Variabel

dalam penelitian ini adalah hasil belajar sebagai variabel tergantung dan

variabel bebas adalah hypnoteaching. Alat ukur yang digunakan adalah

tes hasil belajar yang akan diberikan sebelum dan sesudah dilakukan

treatment.

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Bab analisa

data dan pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum

subjek penelitian dilanjutkan dengan hasil penelitian dan pembahasan

mengenai hasil analisa data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian dan

saran praktis serta saran metodologis yang akan diuraikan.

Universitas Sumatera Utara