Upload
danglien
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perizinan merupakan perbuatan Hukum Administrasi Negara bersegi satu
yang diaplikasikan dalam peraturan berdasarkan persyaratan dan prosedur
sebagaimana ketentuan perundang-undangan. Inilah yang kerap kali menjadi
persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari masyarakat biasa sampai
pejabat, berkutat dengan perizinan, karena perizinan berkaitan dengan
kepentingan yang diingikan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas tertentu
dengan mendapat persetujuan atau legalitas dari pejabat negara sebagai alat
administrasi didalam pemerintahan suatu negara. Sebagai suatu bentuk kebijakan
tentunya izin tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
serta norma norma kehidupan yang ada dimasyarakat baik secara vertikal maupun
horizontal.
Kebijakan yang berbentuk izin harus mencerminkan suatu kebjakan yang
sesuai dengan prikehidupan dan kenyamanan seluruh masyarakat, sehingga tujuan
negara dalam konsep negara kesejahteraan (welfare state) yang termasuk dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 alinea ke-
empat, dapat terwujud dan terdapat dalam pembukaan UUD 1945 untuk
mewujudkan negara kesejahteraan.
Universitas Sumatera Utara
Sasaran utama pembangunan jangka panjang sebagaimana tertera dalam
rencana pembangunan jangka menengah daerah adalah terciptanya landasan yang
kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatannya
sendiri menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia juga
merupakan cita-cita luhur bangsa Indonesia yang termuat dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.4
Tata pergaulan masyarakat khususnya masyarakt modern seperti sekararng
ini, membutuhkan suatu instutusi atau lembaga yang bersedia mengambil alih
resiko-resiko individu maupun kelompok. Masyarakat modern sampai saat ini,
mempunyai kandungan resiko yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
waktu-waktu yang lampau karena kemajuan teknologi di segala bidang. Kemajuan
teknologi yang sudah sedemikian rupa mempengaruhi kehidupan manusia, dapat
menimbulkan resiko yang semakin luas .
5
Semakin banyak dana yang dihimpun semakin banyak pula manfaat bagi
kelangsungan pembangunan. Pemerintah mempunyai kepentingan terhadap
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka pemerintah meningkatkan
pembangunan dibidang ekonomi dengan membuka kesempatan kepada
masyarakat untuk berinvestasi atau melakukan usaha di Indonesia. Usaha
Asuransi salah satu lembaga keuangan untuk wujud investasi yang penting,
karena asuransi menghimpun dana dari masyarakat.
4Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Repubik Indonesia Tahun 1945,
Bagian Pembukaan Alinea ke- 4 5Sri Rejeki Hartono ,Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, (Jakarta: Sinar Grafika,
1992), hlm 5
Universitas Sumatera Utara
penyelenggaraan usaha asuransi di Indonesia. Keberadaan usaha asuransi dalam
dunia usaha sudah menjadi kebutuhan vital. Asuransi telah menjadi sarana
finansial yang tangguh, karena dalam setiap usaha pembangunan atau usaha yang
lainnya bahkan dalam segala aspek kehidupan selalu terkandung resiko kerugian,
resiko kehilangan,resiko kerusakan,yang menimbulkan kerugian. Disinilah usaha
asuransi dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat pemerintah.
Untuk mengurangi atau menghilangkan beban resiko tersebut, masyarakat
berupaya mencari jalan kalau pihak yang lain bersedia mengambil alih beban
resiko ancaman bahaya dan dia sanggup membayar kontra prestasi yang disebut
premi. Dalam dunia bisnis, Perusahaan asuransi selalu siap menerima tawaran dari
pihak tertanggung untuk mengambil alih resiko dengan imbalan pembayaran
premi. Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan resiko yang
mengancam harta kekayaan atau jiwanya.
Dengan membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi
(penanggung). Sejak itu pula resiko beralih kepada penanggung. Apabila sampai
berakhirnya jangka waktu asuransi tidak terjadi peristiwa yang merugikan
penanggung memperoleh keuntungan dari premi yang telah diterimanya dari
tertanggung.
Berbeda dengan asuransi kerugian, pada asuransi jiwa apabila sampai
berakhirnya jangka waktu asuransi tidak terjadi peristiwa kematian atau
kecelakaan yang menimpa dari tertanggung maka tertanggung akan memperoleh
pengembalian sejumlah uang dari penanggung sesuai dengan isi perjanjian
asuransi.Dengan demikian premi yang dibayar oleh tertanggung itu seolah-olah
Universitas Sumatera Utara
sebagai tabungan pada penanggung. Timbulnya perbedaan dengan asuransi
kerugian karena pembayaran premi pada asuransi jiwa dilakukan secara berkala
biasanya secara bulanan.
Dalam jangka waktu yang cukup lama premi yang disetor kepada
penanggung dapat berfungsi sebagai modal usaha dengan mana tertanggung diberi
hak untuk menikmati hasilnya setelah jangka waktu asuransi berakhir tanpa terjadi
evenement.
Sehubungan dengan luasnya cakupan usaha asuransi yang berhubungan
dengan masyarakat, maka peran pemerintah sangat diharapkan dalam menjamin
iklim perasuransian yang sehat. Perusahaan asuransi yang sehat diperlukan dalam
menciptakan ketenangan masyarakat selaku pengguna jasa atau konsumen
asuransi. Masyarakat akan terhindar dari resiko-resiko buruk menjadi pengguna
jasa asuransi. Misalnya gagal klaim, premi yang dibayarkan dibawa lari oleh
perusahaan asuransi dan lain-lain. Hal ini sudah menjadi tugas pemerintah untuk
menciptakan instrumen atau sarana dan mekanisme pengendalian terhadap
perusahaan asuransi.
Peran pemerintah yang demikian bukan termasuk bentuk intervensi
pemerintah terhadap urusan perusahaan asuransi namun semata-mata memang
sudah menjadi tugas pemerintah untuk menciptakan ketertiban masyarakat. Salah
satu upaya untuk menjamin kelangsungan usaha asuransi, adalah melalui
pengundangan. Undang-undang nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian.
Dalam undang-undang tersebut beberapa instrumen digunakan oleh pemerintah
untuk mengendalikan perusahaan asuransi. Di antaranyanya adalah instrumen
Universitas Sumatera Utara
perizinan yang harus dimiliki oleh setiap usaha asuransi. Perizinan ini menjadi
penting karena dengan adanya izin maka dapat dibedakan mana perusahaan
asuransi yang legal dan mana yang ilegal. Perusahaan asuransi yang ilegal berarti
perusahaan yang tidak memiliki izin usaha dari menteri keuangan. Sehingga
masyarakat pengguna jasa pemerintah. Hal ini dikarenakan izin tersebut diberikan
setelah melalui penelitian yang seksama dari pemerintah, yang berkaitan dengan
syarat-syarat administratif maupun teknis dari suatu perusahaan asuransi.
Oleh karenanya izin ini sangat penting sebagai awal dimulainya sebuah
perusahaan asuransi. Selain perizinan maka pemerintah juga melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan usaha asuransi. Pengawasan ini ditujukan
untuk menciptakan perusahaan asuransi yang sehat secara finansial dengan
kondisi keuanagan yang sehat, maka perusahaan tersebut dapat memberikan
layanan yang baik dan memuaskan bagi masyarakat pengguna jasa usaha asuransi.
Selanjutnya pemerintah berdasarkan undang–undang perasuransian juga
mempunyai kewenangan untuk menerapkan sanksi bagi perusahaan asuransi yang
melanggar hukum. Kewenangan ini sangat penting bagi proses penegakan hukum
di Indonesia. Dengan demikian hukum yang telah dibuat akan memiliki
kewibawaan karena telah diletakkan dengan serius oleh aparat penegak hukum.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dalam skripsi ini yang berjudul “Prosedur Perizinan Usaha
Asuransi menurut Peraturan Pemerintah No 73 Tahun 1992 Ditinjau Dari
Persepektif Hukum Administrasi Negara”.
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Pengaturan Hukum Izin Asuransi ?
2. Bagaimana Prosedur Perizinan Usaha Asuransi menurut Peraturan Pemerintah
No 73 Tahun 1992 Ditinjau dari Persepektif Hukum Administrasi Negara ?
3. Bagaimana pengawasan usaha asuransi oleh pemerintah ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah
a. Untuk mengetahui pengaturan hukum izin asuransi
b. Untuk mengetahui prosedur perizinan usaha asuransi ditinjau dari persepektif
hukum administrasi negara.
c. Untuk mengetahui pengawasan izin asuransi oleh pemerintah.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk keperluan yang
bersifat teoritis terutama bagi kalangan akademis terutama bagi yang ingin lebih
memperdalam kajian tentang ilmu administrasi dan berguna untuk kepentingan
yang bersifat praktis terutama bagi para pengambil kebijakan pemerintah.
a. Secara teoritis
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini diharapkan memberi informasi dan sumbangan pemikiran
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam Hukum Administrasi Negara
khususnya hukum perizinan berkaitan dengan Asuransi.
b. Secara praktis
Ada beberapa manfaat penelitian secara praktis diantaranya :
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada masyarakat dan
pemerintah daerah tentang pelaksaanaan sistem perizinan daerah dalam era
otonomi daerah
2) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi pemerintah daerah
dan legislatif dalam merumuskan peraturan daerah yang menyangkut tentang
perizinan Asuransi.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelusuran literatur di Perpustakaan Universitas Sumatera
Utara maupun Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Cabang Fakultas Hukum,
bahwa penelitian dengan judul tentang Prosedur Perizinan Usaha Asuransi
menurut Peraturan Pemerintah No 73 Tahun 1992 Ditinjau Dari Persepektif
Hukum Administrasi Negara belum pernah ada sampai saat penelitian ini
dilakukan.
Penulisan Skripsi ini disusun melalui referensi buku-buku, media cetak,
dan elektronik serta bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian dilihat dari
permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini,
selanjutmya lahirlah ide dan gagasan untuk melakukan penelitian yang berkaitan
dengan hal tersebut dan mengangkat tulisan seperti apa yang tertuang dalam
Universitas Sumatera Utara
skripsi ini. Kalaupun ditemukan pendapat atau kutipan dalam penulisan ini hanya
sebagai faktor pendukung dan pelengkap saja yang memang sangat dibutuhkan
demi tercapainya kesempurnaan dalam sebuah karya ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
Dalam negara hukum modern tugas pokok negara tidak saja terletak pada
pelaksanaan hukum, tetapi juga mencapai keadilan sosial (sociale gerechtigheid)
bagi seluruh rakyat. Sebagai negara berdasar atas hukum, negara Indonesia
didirikan untuk melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. Selain
itu adalah untuk memajukan kesejahteraan umum.
Salah satu bentuk kewenangan yang menjadi perhatian adalah kewenangan
pemerintah daerah dalam menerbitkan izin, yang lahir berdasarkan wewenang
yang diberikan oleh undang-undang kepada pemerintah. Effendi mengemukakan
bahwa tugas pemerintah dalam mengatur mempunyai makna pemerintah terlibat
dalam penerbitan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan termasuk
melahirkan sistem-sistem perizinan melalui instrument pengaturan tersebut,
pemerintah mengendalikan masyarakat dalam bentuk peraturan termasuk izin
yang mengandung larangan dan kewajiban. Dengan demikian, izin sebagai salah
satu instrument pemerintah berfungsi mengendalikan tingkah laku masyarakat
agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 6
Pengertian Perizinan (vergunning) adalah suatu persetujuan dari penguasa
berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan
1.Perizinan
6Effendhy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,(Bandung : PT .Citra Aditya Bakti ),
2003, hlm 62
Universitas Sumatera Utara
tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan peraturan perundang
undangan. Izin dapat juga diartikan sebagai dispensasi atau pelepasan/pembebasan
dari suatu larangan.7
Ateng Syafrudin mengatakan bahwa izin bertujuan dan berarti
menghilangkan halangan, hal yang dilarang menjadi boleh,atauAls opheffing
vaneen algemene verbodsregel in hetconcrete geval (sebagai peniadaan ketentuan
larangan umum dalam peristiwa konkret).
8
Menurut Sjachran Basah, izin adalah perbuatan hukum administrasi negara
bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret berdasarkan
persyaratan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan.
9
untuk mengendalikan arah perubahan dan mengevaluasi keadaan, potensi serta
Bagir Manan menyebutkan bahwa izin dalam arti luas berarti suatu
persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk
memperbolehkan melakukan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara umum
dilarang.
Izin merupakan instrumen pemerintah dalam melakukan pengendalian untuk
mencapai tujuannya. Mekanisme perizinan & izin yang diterbitkan untuk
pengendalian dan pengawasan administratif bisa dipergunakan sebagaialat untuk
mengevaluasi keadaan dan tahapan perkembangan yang ingin dicapai, disamping
7E. Utrecht. Pengantar dalam Hukum Indonesia, (Jakarta : Ichtiar, 1957), hlm 186 5Ateng Syafrudin dalam.M.M Van Praag, Algemen Nederlands Administratief Recht,
Juridische Boekhandel en Uitgeveruj A. Jongbloed & Zoon, (s-Gravenhage,1950), hlm 54 6Sjachran Basah, Pencabutan Izin Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi, Makalah pada
Penataran Hukum Administrasi dan Lingkungan di Fakultas Hukum Unair, (Surabaya: 1995), hlm 1
Universitas Sumatera Utara
kendala yang disentuh untuk berubah.
Dalam hal perizinan, yang berwenang mengeluarkan izin adalah pejabat
administratif, kaitannya adalah dengan tugas pemerintah dalam hal memberikan
pelayanan umum kepada masyarakat. Dalam hal pelayanan publik, izin
merupakan bentuk pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat dalam
bentuk pelayanan administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik. Izin dapat berbentuk tertulis
dan atau tidak tertulis, namun dalam Hukum Administrasi Negara izin harus
tertulis, kaitannya apabila terjadi sesuatu hal yang tidak di harapkan, maka izin
yang berbentuk suatu keputusan adminstrasi negara (Beschicking) dapat dijadikan
sebagai alat bukti dalam pengadilan. Izin yang berbentuk Beschiking, sudah tentu
mempunyai sifat konkrit (objeknya tidak abstrak, melainkan berwujud, tertentu
dan ditentukan), individual (siapa yang diberikan izin), final (seseorang yang telah
mempunyai hak untuk melakukan suatu perbuatan hukum sesuai dengan isinya
yang secara definitif dapat menimbulkan akibat hukum tertentu).10
10S. Prajudi Atmosudirdjo, .Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1983), hlm 94
Unsur-unsur dalam izin adalah:
a. Adanya Para pihak
b. Objek pengaturan
c. Pengesahan
d. Pihak yang mengeluarkan
e. Jangka waktu (tidak ada izin yang berlaku seumur hidup)
Universitas Sumatera Utara
f. Untuk apa izin digunakan
g. Alasan penerbitan izin; atribusi, delegasi dan mandate
Tujuan sistem perizinan adalah:
a. Adanya suatu kepastian hukum
b. Perlindungan kepentingan umum
c. Pencegahan kerusakan atau pencemaran lingkungan
d. Pemerataan distribusi barang tertentu
2. Asuransi
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan
pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan
asuransi sebagai imbalan untuk:
a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga.
b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau di dasarkan pada hasil pengelolaan dana.11
Objek Asuransi adalah jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab
hukum, benda dan jasa, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang,
rusak, rugi, dan/atau berkurang nilainya. 12
11Undang-undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian, pasal 1 ayat 1 12Ibid, ayat 25
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan asuransi umum hanya dapat menyelenggarakan:
a.Usaha Asuransi Umum, termasuk lini usaha asuransi kesehatan dan lini usaha
asuransi kecelakaan diri dan.,
b.Usaha Reasuransi untuk risiko Perusahaan Asuransi Umum lain.
Perusahaan asuransi jiwa hanya dapat menyelenggarakan Usaha Asuransi Jiwa
termasuk lini usaha anuitas, lini usaha asuransi kesehatan, dan lini usaha asuransi
kecelakaan diri.
c.Perusahaan reasuransi hanya dapat menyelenggarakan Usaha Reasuransi.
Maka perusahaan berperan penting dalam suatu asuransi. Perusahaan asuransi
sesungguhnya mempunyai peranan yang sangat luas jangkauannya. Perusahaan
asuransi mempunyai yang menyagkut kepentingan-kepentingan sosial maupun
kepentingan ekonomi. Di samping itu ia juga dapat menjangkau baik kepentingan
–kepentingan individu. Perusahaan asuransi secara privat ekonomis dalam banyak
hal keadaanya atau ketidak hadirannya juga menyangkut kepentingan sosial-
ekonomi .
F. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian guna menemukan dan mengembangkan kejelasan
dari sebuah pengetahuan maka diperlukan metode penelitian. Karena dengan
menggunakan metode penelitian akan memberikan kemudahan dalam mencapai
tujuan dari penelitian maka penulis menggunakan metode penelitian yakni :
1.Metode Pendekatan
Untuk membahas permasalahan perizinan asuransi dan peneggakan
hukumnya digunakan pendekatan yuridis normatif yaitu dengan mengkaji
Universitas Sumatera Utara
peraturan perundang-undangan terkait sehingga dapat memperjelas masalah yang
ada.
2. Sumber Data
Berdasarkan sumbernya maka bahan hukum yang digunakan dalam
penelitian dibedakan menjadi tiga yaitu bahan hukum primer, sekunder dan
tersier
a.Bahan hukum primer
yaitu bahan bahan-bahan hukum yang mengikat, yaitu sumber pertama sejauh
persamaan hukum atau kasus-kasus hukum maupun wawancara dilapangan
penelitian .
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah bahan
hukum yang dapat memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yaitu
berupa literatur-literatur,jurnal,peraturan perundang-undangan pendapat para ahli,
dan lain sebagainya yang ada kaitanya dengan penelitian skripsi.13
Penyelenggaran Usaha Perasuransian
Peraturan
perundang-undangan yang digunakan antara lain :
1) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
2) Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
3) Undang – Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian
4) Peraturan Pemerintah Repulik Indonesia Nomor 73 tahun 1992 tentang
13Soerjono Soekanto dan Srimamudji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta : IND-
HILLCO, 2001), hlm. 13
Universitas Sumatera Utara
c. Bahan hukum tersier
Bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder,kamus,kamus hukum dan lain-lain.
3. Teknik Pengumpulan Data
Bahan hukum dikumulkan melalui studi pustaka (library research) yaitu
mencari bahan-bahan yang relevan dengan pokok permasalahan . Selanjutnya
bahan-bahan tersebut dibaca dan dipahami secara mendalam dan hal-hal penting
yang dicatat dalam sebuah kartu.
Terhadap bahan yang dikumpulkan, dilakukan pengolahan data dengan jalan
mengelompokkan bahan-bahan yang ada sesuai dengan urutan masalah yang
dibahas pada skripsi ini. Sedangan bahan hukum yang tidak relevan dipisahkan
agar analisa hanya difokuskan pada bahan-bahan yang relevan.
4. Analisis Bahan
Data Sekunder yang telah diperoleh kemudian dianalisa secara kualitatif
yaitu semaksimal mungkin memakai bahan-bahan yang ada berdasarkan asas-
asas, pengertian serta sumber-sumber hukum yang ada dan menarik kesimpulan
dari bahan tersebut.
G. Sistematika Penulisan
Secara sistematis penulis membagi skripsi ini menjadi beberapa bab, dan
tiap babnya terbagi menjadi beberapa sub bab, antara lain sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian,manfaat penelitian, tinjauan kepustakaan, metode penelitian,
sistematika penulisan, dan keaslian penulisan.
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERIZINAN KHUSUSNYA
DALAM IZIN ASURANSI
Bab ini menguraikan tentang pengertian perizinan,perizinan sebagai instrumen
pengandilan, pengertian asuransi dan perjanjian asuransi, dan tujuan perizinan
asuransi.
BAB III
PROSEDUR PERIZINAN USAHA ASURANSI BERDASARKAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 1992
Bab ini menguraikan tentang penyelenggaraan perizinan, prosedur pemberiaan
perizinan usaha asuransi, hambatan dalam pemberian perizinan asuransi, upaya
yang dilakukan dalam mengatasi izin asuransi.
BAB IV
PELAYANAN DAN PENGAWASAN USAHA ASURANSI
Bab ini menguraikan tentang bentuk pelayanan perizinan dan pengendalian,
konsepsi upaya pengendalian kegiatan/proses pelayanan, pengawasan usaha
asuransi oleh pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir menguraikan tentang kesimpulan dan saran.
Universitas Sumatera Utara