30
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis dan geologis Kota Padang sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Barat memiliki potensi bencana yang sangat beragam seperti banjir, longsor, angin puting beliung, abrasi pantai, gempa bumi, tsunami, kebakaran dan lain-lain. Penanggulangan bencana merupakan bagian dari program pembangunan nasional pada umumnya, dan mendapat tempat prioritas oleh pemerintah Kota Padang. Semua itu bermuara pada satu tujuan yaitu membangun ketahanan masyarakat Kota Padang khususnya dari bencana. Pada Tahun 2009 Kota Padang dilanda gempa dengan kekuatan 7,9 Sr menimbulkan kerusakan yang besar serta jatuhnya korban jiwa meninggal 323 orang, hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana serta informasi yang tidak jelas menyebabkan kebingungan di tengah masyarakat. Banyak orang tua yang kebingungan mencari anaknya karena terputusnya komunikasi. Belajar dari pengalaman gempa Tahun 2009, BPBD berupaya membangun budaya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana di Kota Padang. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 juga menjelaskan tentang Penanggulangan Bencana disusun dengan menggunakan paradigma bahwa penanggulangan bencana harus dilakukan secara terencana, terpadu dan terkordinasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Sebagai tindak lanjut paradigma penanggulangan bencana tersebut, BPBD Kota Padang pada Tahun 2017 menetapkan Padang Cerdas Bencana sebagai moto penanggulangan bencana. Padang Cerdas Bencana merupakan bentuk pengerahan semua sumber daya yang ada di Kota Padang yang dimanfaatkan sepenuhnya untuk pengurangan risiko dan penanggulangan bencana alam. Pencanangan padang cerdas bencana melahirkan visi BPBD “Padang Kota Cerdas Bencana” yang sekaligus juga menetapkan misi-misi yang menjadi dasar mencapai tujuan. Mewujudkan Padang Kota Cerdas Bencana adalah dengan membangun budaya kesiapsiagaan serta meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ppid.padang.go.idppid.padang.go.id/home/download_file/GRAND DESIGN Padang Kota...A. Latar Belakang Secara geografis dan geologis Kota Padang sebagai

Embed Size (px)

Citation preview

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara geografis dan geologis Kota Padang sebagai Ibukota Provinsi

Sumatera Barat memiliki potensi bencana yang sangat beragam seperti banjir,

longsor, angin puting beliung, abrasi pantai, gempa bumi, tsunami, kebakaran dan

lain-lain. Penanggulangan bencana merupakan bagian dari program pembangunan

nasional pada umumnya, dan mendapat tempat prioritas oleh pemerintah Kota

Padang. Semua itu bermuara pada satu tujuan yaitu membangun ketahanan

masyarakat Kota Padang khususnya dari bencana.

Pada Tahun 2009 Kota Padang dilanda gempa dengan kekuatan 7,9 Sr

menimbulkan kerusakan yang besar serta jatuhnya korban jiwa meninggal 323

orang, hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam

menghadapi bencana serta informasi yang tidak jelas menyebabkan kebingungan

di tengah masyarakat. Banyak orang tua yang kebingungan mencari anaknya

karena terputusnya komunikasi. Belajar dari pengalaman gempa Tahun 2009,

BPBD berupaya membangun budaya kesiapsiagaan masyarakat dalam

menghadapi ancaman bencana di Kota Padang. Undang-undang Nomor 24 Tahun

2007 juga menjelaskan tentang Penanggulangan Bencana disusun dengan

menggunakan paradigma bahwa penanggulangan bencana harus dilakukan secara

terencana, terpadu dan terkordinasi dengan melibatkan para pemangku

kepentingan.

Sebagai tindak lanjut paradigma penanggulangan bencana tersebut, BPBD

Kota Padang pada Tahun 2017 menetapkan Padang Cerdas Bencana sebagai

moto penanggulangan bencana. Padang Cerdas Bencana merupakan bentuk

pengerahan semua sumber daya yang ada di Kota Padang yang dimanfaatkan

sepenuhnya untuk pengurangan risiko dan penanggulangan bencana alam.

Pencanangan padang cerdas bencana melahirkan visi BPBD “Padang Kota Cerdas

Bencana” yang sekaligus juga menetapkan misi-misi yang menjadi dasar mencapai

tujuan. Mewujudkan Padang Kota Cerdas Bencana adalah dengan membangun

budaya kesiapsiagaan serta meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 2

pengurangan risiko bencana (PRB) dengan melibatkan semua unsur seperti

lembaga pemerintah, pendidikan, dunia usaha dan lain sebagainya.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah perlu dilakukan untuk memberikan pendoman yang tepat.

Agar penyusunan grand design dapat dipahami oleh piak terkait. Permasalahan

dalam pengurangan risiko bencana di Kota Padang belum sepenuhnya melibatkan

berbagai pihak, masih terdapat gap antara unsur pemerintah, masyarakat, dunia

usaha dan pendidikan. Permasalahan ini yang akan dijembatani BPBD Kota

Padang agar penanganan bencana secara menyeluruh dengan melibatkan

pemangku kepentingan yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Adapun

permasalahan yang teridentifikasi sebagai berikut:

- Belum adanya regulasi yang menetapkan dan menjadikan ProgramPengurangan Risiko Bencana (PRB) sebagai kegiatan prioritas danberkesinambungan.

- Belum adanya persepsi yang sama tentang program pengurangan risikobencana antara Pemerintah Kota (OPD) dengan masyarakat dan duniausaha.

- Penganggaran yang terbatas belum dapat mendukung kegiatan-kegiatanPRB.

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penyusunan grand design ini agar tersedianya dokumen

perencanaan sebagai acuan bagi BPBD Kota Padang dalam mewujudkan Padang

Kota Cerdas Bencana. Adapun manfaat penyusunan grand design adalah supaya

tersedianya arah dan tahapan yang jelas bagi BPBD Kota Padang dalam

mewujudkan Padang Kota Cerdas Bencana.

D. Sistematika Penulisan

Penyusunan grand design Padang Kota Cerdas Bencana dengan skema

penulisan sebgai berikut:

1. Kata Pengantar

2. BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 3

B. Identifikasi Masalah

C. Tujuan dan Manfaat

D. Sistematika Penulisan

E. Definisi

3. BAB II Kajian Strategis

A. Kajian Risiko Bencana

B. Analisis SWOT

4. BAB III Target dan Outcomes

A. Target

B. Outcomes

5. BAB IV PENUTUP

E. Definisi

Grand design Padang Kota Cerdas Bencana adalah rancangan

induk/dokumen pedoman yang menjadi acuan dalam mewujudkan Kota Cerdas

bencana dalam kurun waktu yang ditentukan dengan tahapan yang jelas yaitu

dalam masa RPJM 2017-2019 dan 2020-2024.

Pengurangan risiko bencana (PRB) menurut United Nation International

Strategy (2009) “adalah konsep dan praktek mengurangi risiko bencana melalui

upaya-upaya sitematik untuk menganalisis dan mengelola faktor-faktor penyebab

bencana, termasuk pengurangan keterpaparan terhadap ancaman bahaya,

pengurangan kerentanan penduduk dan harta benda, pengelolaan lahan dan

lingkungan secara bijak, dan peningkatan kesiapsiagaan terhadap peristiwa-

peristiwa yang merugikan”.

Menurut BNPB PRB adalah upaya untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan

akibat satu jenis bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat

berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,

kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.

Merujuk kepada definisi PRB tersebut cerdas bencana didefinisikan sebagai

upaya pengerahan semua sumber daya yang ada dimanfaatkan sepenuhnya untuk

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 4

pengurangan risiko dan penanggulangan bencana alam. Sedangkan Padang Kota

Cerdas Bencana adalah kondisi Kota Padang yang akan diwujudkan dalam jangka

waktu tertentu dengan serangkaian upaya yang akan dilakukan disesuaikan

dengan tugas dan fungsi BPBD Kota Padang.

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 5

BAB II

KAJIAN STRATEGIS

A. Kajian Risiko Bencana

Kota Padang terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera dan berada antara

0º44’00” dan 1º08’35” Lintang Selatan serta antara 100º05’05” dan 100º34’09”

Bujur Timur. Luas daerah pada awalnya menurut Peraturan Pemerintah No. 17

Tahun 1980, luas Kota Padang adalah 694,96 km2. Menurut pembaharuan

melalui Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2005 tentang luas Kota Padang

bertambah menjadi 1.414,96 Km2, karena adanya penambahan wilayah perairan

seluas 720 km2. Secara administrasi, Kota Padang memiliki batas–batas sebagai

berikut:

1. Sebelah Utara : Kabupaten Padang Pariaman

2. Sebelah Selatan : Kabupaten Pesisir Selatan

3. Sebelah Barat : Samudera Hindia

4. Sebelah Timur : Kabupaten Solok

Secara garis besar Kota Padang dapat dibagi atas wilayah pantai dengan

seluruh pinggiran pantai yang berhadapan dengan Samudera Hindia, wilayah

dataran rendah yaitu wilayah yang sebagian besar sudah berkembang (termasuk

kawasan pusat kota), dan wilayah dataran tinggi yaitu wilayah yang berada pada

lereng bukit barisan. Topografi Kota Padang mempunyai karakteristik yang

sangat bervariasi tersebut menyebabkan Kota Padang rawan bahaya.

Untuk wilayah pesisir pantai Kota Padang yang memanjang dari arah barat

laut ke tenggara membentuk garis pantai yang relatif lurus. Wilayah pesisir

bagian utaralebih landai dan ke arah selatan mempunyai gradasi perairan pantai

yang curam.Kedalaman rata-rata perairan antara Kota Padang dengan pulau-

pulau kecil mencapai 80 meter sementara diluar jajaran pulau tersebut

kedalaman mencapai 300 m. Kondisi perairan disekitar pulau-pulau kecil berupa

karang (fringing reef) sampai jarak 50 meter dari pantai dengan kedalaman

mencapai tiga meter, kemudian perairan berubah secara tajam dengan

kedalaman mencapai 30 - 60 meter.

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 6

Wilayah perairan yang memanjang dengan kondisi yang beragam ini

menyebabkan Kota Padang berpotensi terjadinya gelombang ekstrim dan abrasi.

Pada beberapa titik abrasi pantai telah dilakukan upaya mitigasi struktural seperti

pembangunan batu grid. Namun demikian, alternatif lain perlu dilakukan karena

masih terjadi pengikisan pantai di beberapa titik lainnya di Kota Padang. Salah

satunya dengan mempertimbangkan kondisi muara sungai yang tersebar

dibeberapa titik.

Kota Padang tercatat memiliki 5 sungai besar dan 16 sungai kecil didataran

rendah yang kemungkinandapat menjadi penyebab terjadinya banjir. Hal ini

terjadi hampir di seluruh kecamatan yang ada di Kota Padang memiliki beberapa

titik banjir. Namun kejadian yang cukup memberikan dampak kerugian adalah

banjir bandang di hulu sungai. Kejadian ini menyebabkan abrasi sungai bahkan

merusak areal pertanian dan pemukiman sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS)

tersebut.

Kondisi tersebut didukung dari segi klimatologi Kota Padang yang

mempunyai iklim tropis dengan hujan turun hampir sepanjang tahun. Tingkat

curah hujan di Kota Padang mencapai rata rata 414,63 mm perbulan dengan

rata rata hari hujan 17 hari perbulan. Suhu udaranya cukup tinggi yaitu antara

26,3o – 28o Celcius. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 79 –

83%.Kondisi ini juga dapat menyebabkan beberapa potensi bahaya seperti

cuaca ekstrim yang dipengaruhi oleh cuaca yang sifatnya fluktuatif tiap tahunnya.

Selain itu, dari segi geologi wilayah Barat Indonesia khususnya Kota

Padang secara tektonik merupakan wilayah yang sangat dinamis. Hal ini

disebabkan oleh proses subduksi/interaksi 2 lempeng, yaitu Lempeng Indo-

Australia dengan Eurasia. Dengan adanya proses tersebut daerah Padang

menjadi rawan terjadinya gempabumi bahkan berpotensi menimbulkan tsunami.

Potensi gempabumi di wilayah Kota Padang terdapat pada 3 zona, yaitu pada

zona subduksi (baik inter dan intraplate), Zona Sesar Mentawai dan Zona Sesar

Sumatera.

Salah satu kejadian gempabumi tektonik yang terjadi di Kota Padang yaitu

pada tanggal 30 September 2009. Kejadian ini memberikan dampak kepada

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 7

penggunaan lahan di Kota Padangyang mengalami sedikit perubahan.

Pergeseran yang terjadi adalah penggunaan lahan pertanian yang beralih

menjadi perkantoran dan perumahan masyarakat. Selain itu, terjadi pergeseran

pemukiman yang ditandai dengan banyaknya masyarakat Kota Padang yang

bermukim di zona merah (tepi pantai) yang bergeser ke zona hijau (daerah By

Pass). Perpindahan yang dilakukan ini untuk meminimalisir dampak yang akan

timbul dari bahaya gempabumi dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Dampak dari perubahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah ini akan

mengurangi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan berbagai fasilitas

pelayanan perkantoran. Tetapi sepanjang lahan pertanian itu masih produktif

akan tetap dijadikan sebagai lahan pertanian seperti di Kecamatan Bungus, Koto

Tangah, Kuranji dan Pauh yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi,

sedangkan tanah yang tak produktif akan dialihfungsikan.

Hal ini juga berpengaruh terhadap demografi Kota Padang khususnya

dalam jumlah dan kepadatan penduduk. Secara keseluruhan dari data BPS

(Padang Dalam Angka tahun 2012), kepadatan penduduk Kota Padanghampir

mencapai 1.200 jiwa per km2. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

kepadatan penduduk mengalami penurunan. Untuk lebih jelas tentang jumlah,

luas daerah dan kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kota Padang

Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Jumlah dan Kepadatan Penduduk serta Luas Kecamatan Di KotaPadang

No KecamatanJumlah

Penduduk(Jiwa)

Luas (km2)Kepadatan(Jiwa/km2)

1 Bungus Teluk Kabung 24. 137 100, 78 237

2 Lubuk Kilangan 52.755 85, 99 603

3 Lubuk Begalung 115.286 30, 91 3.663

4 Padang Selatan 59.038 10, 03 5.860

5 Padang Timur 78.795 8, 15 9.667

6 Padang Barat 45.846 7, 00 6.540

7 Padang Utara 70.252 8, 08 8.670

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 8

No KecamatanJumlah

Penduduk(Jiwa)

Luas (km2)Kepadatan(Jiwa/km2)

8 Nanggalo 59.654 8, 07 7.328

9 Kuranji 138.584 57, 41 3.365

10 Pauh 66.661 146, 29 580

11 Koto Tangah 178.456 232, 25 752

TOTAL 889.646 694, 96 1.290

Sumber : BPS,Padang Dalam Angka 2014

Berdasarkan Tabel 5 maka terlihat bahwa Kecamatan Padang Timur

merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi.

Sedangkan Kecamatan Bungus Teluk Kabung merupakan kecamatan dengan

tingkat kepadatan penduduk terendah dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

Dari tabel juga terlihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi pada umumnya

berada pada pesisir pantai yang merupakan wilayah bahaya tertinggi di Kota

Padang.

Analisis kecenderungan didapatkan dari perubahan jumlah kejadian dalam

kurun waktu tertentu. Kecenderungan kejadian yang akan dianalisis dapat dilihat

dari perkembangan kejadian bencana minimal dalam 10 tahun terakhir. Kejadian

bencana tersebut didapatkan dari data catatan kejadian yang ada di nasional

maupun didaerah. Selain itu, juga dianalisis kecenderungan kejadian untuk

potensi bahaya lainnya di daerah tersebut.

Berdasarkan analisis risiko bencana, untuk Kota Padang terdapat 10 jenis

potensi bahaya. Jika dilihat dari sejarah kejadian dari tahun 2002 – 2012 di Kota

Padang tercatat 6 jenis bencana terjadi. Sedangkan 4 jenis potensi lainnya

belum terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Untuk melihat kecenderungan

kejadian dari jumlah kejadian dengan tahun kejadian dalam rentang waktu 10

tahun terakhir di Kota Padang dapat dilihat pada Gambar 1.

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 9

Analisis kecenderungan bencana 10 tahun terakhir yang telah disepakati

oleh tim penyusun dokumen RPB di Kota Padang dapat dilihat pada tabel 2

berikut.

Tabel 2. Sejarah Kejadian Bencana di Kota Padang Tahun 2003 - 2012

NOJenis

BahayaKecenderungan Kejadian

Meningkat Tetap Menurun

1 Banjir √ - -

2 Cuaca Ekstrim √ - -

3 Tanah Longsor - √ -

4Gelombang

Ekstrim- √ -

5 Kekeringan - √ -

Sumber : Hasil Analisis Kajian Risiko Tahun 2016

Dari gambar dan tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat

kecenderungan kejadian bencana yang tercatat berdasarkan data DIBI di Kota

Padang dalam rentang waktu tahun 2002 – 2012 yaitu:

1. Bencana gempa bumi yang terjadi tahun 2004, 2007 dan 2009 serta

banjir yang terjadi hampir setiap tahun di Kota Padang cenderung

mengalami peningkatan.

Sumber : Data &Informasi Bencana Indonesia 2002 - 2012

Gambar 1. Kecenderungan Kejadian Bencana Di Kota Padang

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 10

2. Bencana puting beliung (cuaca ekstrim) juga cenderung mengalami

peningkatan terutama untuk 3 tahun terakhir.

3. Bencana tanah longsor cenderung tetap, karena dapat dilihat pada grafik

bahwa persentase masing-masing bencana tersebut dalam kurun waktu

10 tahun terakhir tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan yang

signifikan.

4. Bencana gelombang ekstrim dan abrasi serta kekeringan, untuk 10

tahun terakhir mengalami kecenderungan tetap.

Untuk bencana lain yang berpotensi seperti tsunami, epidemi dan wabah

penyakit, gagal teknologi serta kebakaran hutan dan lahan dikategorikan

kejadian dengan kecenderungan tetap. Hal ini menjadi kesepakatan tim

penyusun karena potensi tersebut belum pernah terjadi di Kota Padang.

Penentuan analisis kecenderungan dari 10 potensi bahaya di Kota Padang akan

sangat berpengaruh terhadap prioritas penanganan bencana di Kota Padang.

Bencana prioritas didapatkan dari hasil analisis kajian risiko dengan dipadukan

analisis kecenderungan ini nantinya.

Kota Padang memiliki beberapa kejadian bencana yang memberikan

dampak yang cukup besar. Salah satu kejadian yang menimbulkan korban jiwa

dan kerusakan infrastruktur yang cukup besar adalah gempabumi pada tanggal

30 September 2009. Kejadian gempabumi juga berdampak kepada

Kabupaten/Kota sekitar Kota Padang dengan korban jiwa yang cukup besar.

Selain itu bencana lain yang sering terjadi adalah banjir, tanah longsor dan

lainnya. Untuk lebih jelas tentang kejadian sejarah bencana di Kota Padangyang

tercatat dalam Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) dapat dilihat pada

Tabel 3 berikut.

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 11

Tabel 3. Jumlah Kejadian Bencana Di Kota Padang Tahun 1815 – 2012Bencana Jumlah

KejdMngl Luka

lukaHilang Mende

RitaMngs Rmh

RskBrt

RmhRsk

Rngn

Banjir 38 62 40 4 13.424 980 65 0

Gelombang

Ekstrim dan

Abrasi

8 2 6 0 384 7.656 760 1.232

Gempabumi 11 774 2.46

2

4 0 0 79.01

6

167.232

Kebakaran

Hutan dan

Lahan

1 0 0 0 0 0 0 0

Gagal

teknologi

4 12 8 6 0 0 0 0

Kekeringan 1 0 0 0 0 0 0 0

Cuaca

Ekstrim

5 0 5 0 0 100 11 11

Tanah

Longsor

10 48 9 4 0 0 18 2

JUMLAH 78 898 2.530 18 13.808 8.736 79.87 168.477

Sumber : Data &Informasi Bencana Indonesia 1815 - 2012

Berdasarkan Tabel 3 terkait kejadian bencana Kota Padangyang diambil

dari DIBI Indonesia maka disimpulkan bahwa banjir merupakan kejadian yang

paling banyak terjadi dengan 38 kali. Kejadian ini hampir meliputi seluruh wilayah

di Kota Padang. Hal ini dikarenakan banyaknya pemukiman di daerah rendah

dan di sepanjang aliran sungai. Kejadian banjir juga memiliki frekuensi kejadian

yang hampir terjadi tiap tahun dan mengalami peningkatan kejadian.

Jika dilihat dari jumlah korban dan kerusakan maka bencana gempabumi

yang terjadi sebanyak 11 kali menyebabkan dampak yang cukup besar. Selain

dari 2 kejadian tersebut, Kota Padang juga pernah mengalami kejadian

kekeringan sebanyak 1 kali, gelombang ekstrim dan abrasi sebanyak 8 kali,

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 12

gagal teknologi sebanyak 4 kali, cuaca ekstrim sebanyak 5 kali dan tanah

longsor sebanyak 10 kali.

Dari data tabel, dapat dijadikan perbandingan dalam bentuk persentase

kejadian bencana di Kota Padangyang dapat dilihat pada Gambar 2.

Dari Gambar 2 diatas, terlihat bahwa kejadian banjir mendominasi jumlah

kejadian yang terjadi di Kota Padang. Hampir 48,72% dari total seluruh kejadian

bencana di Kota Padang, tercatat merupakan kejadian banjir yang terjadi di

beberapa titik di Kota Padang.Beberapa kejadian banjir juga terkait

denganbencana tanah longsor didaerah perbukitan dengan perbandingan

persentase sebesar 12,82% dari total kejadian.

Persentase kejadian gempabumi dan gelombang ekstrim dan abrasi juga

tergolong kejadian yang sering terjadi di Kota Padang. Kejadian tersebut

memberikan dampak cukup besar terhadap penduduk, bangunan dan

lingkungan. Sedangkan jumlah persentase kejadian yang paling kecil adalah

untuk bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan dengan persentase

sama yaitu 1,28%.

Berdasarkan Kajian Risko Bencana (KRB) Kota Padang Tahun 2014-2018

terdapat beberapa komponen pengkajian risiko bencana terdiri dari ancaman,

kerentanan, dan kapasitas. Komponen parameter ini digunakan untuk

Sumber : Data dan Informasi Bencana Indonesia tahun 1815 - 2012

Gambar 2. Persentase Jumlah Kejadian Bencana dari Tahun 1815-2012 di Kota Padang

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 13

memperoleh tingkat risiko bencana suatu kawasan dengan menghitung potensi

jiwa terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan.

a. Banjir

Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Padang, maka wilayah

terancam bencana banjir hampir meliputi seluruh kecamatan. Jika dilihat dari

total luasan bahaya banjir di tingkat kecamatan Kota Padang secara keseluruhan

sebesar 14.901 Ha. Untuk lebih jelas rekapitulasi luas bahaya dari indeks yang

dihasilkan dalam pengkajian bahaya banjir per kecamatan di Kota Padang

secara umum terlihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Indeks Kapasitas Banjir Per Kecamatan Di Kota Padang

b. Gempa Bumi

Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Padang, maka hampir

seluruh kecamatan di Kota Padang memiliki luasan daerah terdampak

gempabumi. Untuk lebih jelas rekapitulasi luas bahaya dari indeks bahaya

gempabumi per kecamatan di Kota Padang secara umum terlihat pada Tabel

berikut.

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 14

Tabel 5. Indeks KapasitasGempa Bumi Per Kecamatan Di Kota Padang

c. Tsunami

Pengkajian bahaya akan menghasilkan indeks dan peta bahaya tsunami.

Dari indeks dan peta bahaya tersebut, dapat ditentukan luas bahaya dan kelas

bahaya tsunami pada masing-masing kecamatan yang berpotensi tsunami di

Kota Padang secara umum terlihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Indeks Kapasitas Tsunami Per Kecamatan Di Kota Padang

d. Cuaca Ekstrim

Cuaca Ekstrim atau angin puting beliung merupakan salah satu bencana

yang berpotensi dan pernah terjadi di Kota Padang. Pada umumnya cuaca

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 15

ekstrim didasarkan pada distribusi klimatologi, dimana kejadian ekstrim lebih

kecil sama dengan 5% distribusi. Tipenya sangat bergantung pada lintang

tempat, ketinggian, topografi, dan kondisi atmosfer.

Penghitungan indeks bahaya cuaca ekstrim mengacu kepada beberapa

parameter berdasarkan pedoman umum pengkajian risiko bencana yang

dikeluarkan oleh BNPB. Parameter yang dilihat untuk menghitung indeks bahaya

cuaca ekstrim adalah keterbukaan lahan, kemiringan lereng, dan curah hujan

tahunan. Untuk menganalisa paramater-parameter tersebut maka diperlukan

data yang bersumber dari Kementrian Kehutanan, Badan Informasi Geospasial,

dan BMKG.

Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Padang, maka hampir

seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kota Padang terancam bahaya cuaca

ekstrim. Untuk lebih jelas rekapitulasi luas bahaya dari indeks yang dihasilkan

indeks bahaya cuaca ekstrim per kecamatan di Kota Padang secara umum

terlihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Indeks Cuaca Ekstrim Kecamatan Di Kota Padang

e. Tanah Longsor

Potensi kejadian tanah longsor dapat dipetakan melalui beberapa

komponen seperti yang dijelaskan dalam pedoman umum pengkajian risiko

bencana yang dikeluarkan oleh BNPB. Parameter yang dilihat untuk

penghitungan indeks bahaya tanah longsor adalah kemiringan lereng, tutupan

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 16

vegetasi, jarak sesar/patahan, dan peta intensitas guncangan. Paramater-

parameter tersebut bersumber dari peta kemiringan lereng (DEM dengan SRTM

30 m, atau Aster 30 m) yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial, peta

dari Kementrian Kehutanan tahun 2011 yang didetailkan dengan Landsat 8

resolusi spasial 15 m, Badan Geologi, ESDM.

Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Padang, maka rata-rata

wilayah terancam tanah longsor sebesar wilayah kecamatan yang memiliki

topografi ketinggian di Kota Padang. Untuk lebih jelas rekapitulasi luas bahaya

dari indeks yang dihasilkan untuk bencana tanah longsor per kecamatan di Kota

Padang secara umum terlihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Indeks Kapasitas Tanah Longsor Per Kecamatan Di Kota Padang

f. Gelombang Ekstrim dan Abrasi

Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Padang, maka rata rata

wilayah terancam gelombang ekstrim dan abrasi berada di kecamatan yang

berada di pesisir pantai dari wilayah Kota Padang. Untuk lebih jelas rekapitulasi

luas bahaya gelombang ekstrim dan abrasi per kecamatan di Kota Padang

secara umum terlihat pada Tabel 9 berikut.

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 17

Tabel 9. Indeks KapasitasGempa Bumi Per Kecamatan Di Kota Padang

B. Analisis SWOT

Faktorinternal

Strength Weakness Opportunities Threats

1. Tupoksi yangjelas

2. PeraturanPerundang-undanganterkait PB

1. KekuranganSDM

2. Gedung belummilik sendiri

3. Pendanaanterbatas

1. FungsikoordinasiBPBD

2.

1. Belumadanyaperaturanterkaitkebijakandaerahtentangpadangcerdasbencana

2. Membangun budayasiagabencana

Faktoreksternal

1. DukunganBNPB danPemerintahDaerah

1. Kurangnyapengetahuanmasyarakat

2. PRB belummenjadibagian dalamprogram kerjaSKPD

3. Kurangnyapartisipasidunia usaha

1. Perhatianpemerintahasing

2. DukunganNGO

3. RelawanKSB

1. LuasWilayah(694,96 KMPanjangpantai (84KM

2. KepadatanPenduduk± 1 juta jiwa(± 600 ribu didaerah zonamerah)

3. Potensibencana

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 18

Strategi:

- SO

1. Dukungan peraturan perundang-undangan berkaitan dengan peranrelawan dan NGO dalam mencapai padang kota cerdas bencana. (PerkaBNPB Nomor 17 Tahun 2012).

2. Membangun mitra kerja strategis dengan berbagai pihak terkait.- WO

1. Memanfaatkan dukungan NGO dan Relawan dalam mencapai padangcerdas bencana.

- ST

1. Peraturan yang jelas tentang penyelenggaraan penanggulanganbencana.

- WT

Ancaman bencana yang besar serta luas dan banyaknya masyarakat yang

terdampak diperlukan dukungan SDM yang banyak dan terlatih, untuk itu

perlunya peningkatan kemampuan KSB sebagai ujung tombak BPBD dalam

pengurangan risiko maupun penanggulangan bencana.

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 19

BAB III

TARGET DAN OUTCOMES

A. Target

Untuk mewujudkan Padang Kota Cerdas Bencana perlu ditetapkan target,

adapun target terwujudnya Padang Kota Cerdas Bencana ditetapkan dalam 2

(tahapan) dalam 2 masa RPJMD dengan tahapan sebagai berikut:

a. Sasaran jangka menengah pertama (2017-2019)

Sasaran Padang Kota Cerdas Bencana dimuat dalam Renstra BPBD

2017-2019, tahun pertama dimulai dengan perencanaan dan sosialisasi terkait

cerdas bencana di sekolah, kampus, hotel, dan institusi pemerintah. Sasaran

jangka menengah pertama dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Tabel 10. Sasaran Jangka Menengah PertamaKondisi Awal

(2017)

Target

2018 2019

1) Perancangan PadangKota Cerdas Bencana

1. TerbentuknyaKelurahan CerdasBencana (10Kelurahan)

Keterlibatan:Kecamatan

1. TerbentuknyaKelurahan CerdasBencana (15Kelurahan)Keterlibatan:Kecamatan

2) Penyusunan GrandDesign (RencanaInduk) CerdasBencana

2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (10000Rumah)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (15000Rumah)Keterlibatan:Kelurahan, KSB

3) Sosialisasi PadangKota Cerdas Bencana

Keterlibatan:NGO, KSB

3. PembentukanSekolah CerdasBencana (47 SLTP)

Keterlibatan:Dinas PendidikanKota Padang, NGO

3. Terbentuknya SekolahCerdas Bencana (50SD dan seluruhSMA/SMK Sederajat)Keterlibatan:Dinas Pendidikan Kotapadang dan ProvinsiSumatera Barat, NGO

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 20

4) Menjalin KerjasamaDengan Berbagaipihak

Keterlibatan:Instansi Pemerintah,NGO, KSB

4. Pembentukan HotelCerdas Bencana(10Hotel)

Keterlibatan:PHRI, DinasPerdagangan, Dinaskebudayaan danPariwisata

4. Terbentuknya RumahSakit Cerdas Bencana(Semua Rumah SakitDi Kota Padang)Keterlibatan:DKK Padang, DKKProvinsi/Kemenkes

5) Pelatihan KSB(Sebagai FasilitatorKCB)

Keterlibatan:NGO, Instansi terkait

5) Terbentuknya RumahIbadah CerdasBencana (100 RumahIbadah)Keterlibatan:Kemenag, BagianKesra Setda KotaPadang, Kelurahan

5. Terbentuknya TempatLes Cerdas Bencana(Semua Tempat Les DiKota Padang)Keterlibatan:Dinas Pendidikan

6) PembentukanKelurahan CerdasBencana (7Kelurahan)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

6) Penyusunan PerdaPadang Kota CerdasBencana

Keterlibatan:Bagian Hukum SetdaKota Padang,Perguruan Tinggi

6. Terbentuknya HotelCerdas Bencana(Seluruh Hotel Di KotaPadang)Keterlibatan:PHRI, DinasKebudayaan danPariwisata

7) PembentukanKeluarga CerdasBencana (5000Rumah)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

7) Pelatihan KSB(Sebagai FasilitatorKCB)

Keterlibatan:NGO, Instansi Terkait

7. Terbentuknya MallCerdas Bencana(Seluruh Mall Di KotaPadang)Keterlibatan:Dinas Perdagangan,DPMPTSP

8) MembentukKerjasama DenganBerbagai Pihak(InstansiPemerintah,NGO DanSwasta)

8. Pembentukan PasarCerdas Bencana(Pasar Raya DanPasar Satelit)

Keterlibatan:Dinas Perdagangan,Sat Pol PP

9. Pembentukan KampusCerdas Bencana(Seluruh Universitas)Keterlibatan:Dikti, Kopertis, PTN

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 21

10.Terbentuknya RumahIbadah CerdasBencana (100 RumahIbadah)Keterlibatan:Kemenag, Bid. KesraSetda Kota Padang,Kelurahan

Sasaran jangka menengah pertama, pada tahun awal difokuskan pada

sosialisasi Padang Kota Cerdas Bencana, melalui media cetak dan elektronik.

Pada tahun berikutnya perlu disusun Peraturan daerah Padang Kota Cerdas

Bencana melibatkan banyak stakeholder dalam pelaksanaannya.

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 22

b. Sasaran Jangka Menengah Ke Dua (2020-2024)

Sasaran jangka menengah kedua dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 11. Sasaran Jangka Menengah Ke duaKondisi Awal

(2019)Target

2020 2021 2022 2023 20241.Terbentuknya

Kelurahan CerdasBencana (15Kelurahan)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

1. TerbentuknyaKelurahan CerdasBencana (15Kelurahan)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

1. TerbentuknyaKelurahanCerdas Bencana(20 Kelurahan)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

1. TerbentuknyaKelurahan CerdasBencana ( 20Kelurahan)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

1. TerbentuknyaKelurahan CerdasBencana (14Kelurahan)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

1. TerbentuknyaKelurahan CerdasBencana (13Kelurahan)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

2.PembentukanKeluarga CerdasBencana (15000Rumah)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (10000Rumah)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (10000Rumah)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (10000Rumah)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (5000Rumah)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (5000Rumah)

Keterlibatan:Kelurahan, KSB

3.PembentukanSekolah CerdasBencana (50Sekolah Dasar)

Keterlibatan:Dinas PendidikanKota padang,NGO

3. PembentukanSekolah CerdasBencana (75Sekolah Dasar)

Keterlibatan:Dinas PendidikanKota padang,NGO

3. TerbentunyaSekolah CerdasBencana (75Sekolah Dasar)

Keterlibatan:DinasPendidikan Kotapadang, NGO

3. TerbentunyaSekolah CerdasBencana (50Sekolah Dasar)

Keterlibatan:DinasPendidikan Kotapadang, NGO

3. TerbentunyaSekolah CerdasBencana (50Sekolah Dasar)

Keterlibatan:DinasPendidikan Kotapadang, NGO

3. TerbentunyaSekolah CerdasBencana (50Sekolah Dasar)

Keterlibatan:DinasPendidikan Kotapadang, NGO

4.TerbentuknyaRumah SakitCerdas Bencana(Semua Rumah

4. Terbentuknya RumahIbadah CerdasBencana

4.Pelatihan KsbSebagai FasilitatorKCB

4. Pelatihan KsbSebagaiFasilitator KCB

4. TerbentuknyaRumah SakitCerdas Bencana

4. Pelatihan KsbSebagaiFasilitator KCB

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 23

Sakit Di KotaPadang)

Keterlibatan:Kemenag, BagianKesra Setda KotaPadang, Kelurahan

Keterlibatan:NGO, InstansiTerkait

Keterlibatan:NGO, InstansiTerkait

Keterlibatan:NGO, InstansiTerkait

5.Pelatihan KsbSebagai FasilitatorKCB

Keterlibatan:NGO, InstansiTerkait

5. PembentukanKampus CerdasBencana (SeluruhSekolah Tinggi)

Keterlibatan:Dikti, Kopertis, PT

5. TerbentuknyaRumah IbadahCerdas Bencana(100 RumahIbadah)

Keterlibatan:Kemenag,Bagian KesraSetda KotaPadang,Kelurahan

5. TerbentuknyaTempat LesCerdas Bencana

Keterlibatan:Dinas Pendidikan

5. TerbentuknyaTempat LesCerdas Bencana

Keterlibatan:Dinas Pendidikan

5. TerbentuknyaRumah IbadahCerdasBencana (50Rumah Ibadah)

Keterlibatan:Kemenag,Bagian KesraSetda KotaPadang,Kelurahan

6.Terbentuknya HotelCerdas Bencana(Seluruh Hotel DiKota Padang)

Keterlibatan:PHRI, DinasKebudayaan danPariwisata

6. Pelatihan KSBSebagai FasilitatorKCB

Keterlibatan:NGO, InstansiTerkait

6. TerbentuknyaHotel CerdasBencana

Keterlibatan:PHRI, DinasKebudayaandan Pariwisata

6. TerbentuknyaHotel CerdasBencana

Keterlibatan:PHRI, DinasKebudayaandan Pariwisata

6. TercapainyaPadang KotaCerdas Bencana

7.TerbentuknyaRumah IbadahCerdas Bencana(100 RumahIbadah)

Keterlibatan:

7. TerbentuknyaRumah IbadahCerdas Bencana(100 RumahIbadah)

Keterlibatan:

7. TerbentuknyaRumah IbadahCerdasBencana (100Rumah Ibadah)

Keterlibatan:

7. TerbentuknyaRumah IbadahCerdasBencana (100Rumah Ibadah)

Keterlibatan:

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 24

Kemenag, BagianKesra Setda KotaPadang,

Kemenag, BagianKesra Setda KotaPadang,Kelurahan

Kemenag,Bagian KesraSetda KotaPadang,Kelurahan

Kemenag,Bagian KesraSetda KotaPadang,Kelurahan

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 25

B. Outcomes

Tercapainya Padang Kota Cerdas Bencana dengan tolok indikatornya jumlah

Kelurahan Cerdas Bencana di Kota Padang. Pembentukan Kelurahan cerdas

bencana merupakan upaya membangun kesadaran dari tingkat pemerintah terkecil

yang nantinya akan menjadi pemicu ditingkat Pemerintah Kota untuk melahirkan

kebijakan dalam menciptakan budaya siaga masyarakat di pemerintahan,

masyarakat, dan dunia usaha. Suatu kelurahan disebut cerdas bencana jika

memenuhi unsur sebagai berikut:

1. Sektor Pemerintahan dan Kemasyarakatana) Kelurahan Cerdas Bencana:

Kelurahan cerdas bencana merupakan kelurahan yang telah memiliki

sarana dan prasarana maupun semua sumber daya di kelurahan telah

bersinergi dalam upaya pengurangan risiko bencana dan penanggulangan

bencana.

i. Fisik Memiliki rambu-rambu / petunjuk arah penyelamatan Memiliki jalur evakuasi Shelter / tempat evakuasi sementara tersebar merata Papan informasi kebencanaan Peta rawan bencana keluarahan Zonasi tempat evakuasi

ii. Non fisik: Warga telah memiliki pengetahuan tentang PRB Jumlah anggota KSB yang aktif Program PRB yang dilakukan Dukungan anggaran Simulasi kebencanaan

b) Keluarga Cerdas Bencana:Keluarga cerdas bencana memiliki kategori berikut:

i. Fisik: Bangunan rumah gempa, bebas banjir

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 26

Memiliki petunjuk arah penyelamatan (jalur evakuasi) Menata letak perabotan Memiliki tas siaga bencana (Sibat)

ii. Non fisik: Pengetahuan anggota rumah tentang kebencanaan Titik pertemuan (meeting point) yang telah disepakati Tempat evakuasi keluarga telah disepakati

2. Sektor Pendidikana) Sekolah Cerdas Bencana

Menurut Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2014 Sekolah aman

bencana adalah komunitas pembelajar yang berkomitmen akan budaya

aman dan sehat, sadar akan risiko, memiliki rencana yang matang dan

mapan sebelum, saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap untuk

merespons pada saat darurat dan bencana. Merujuk pada sekolah aman

bencana yang dimaksud dalam Perka BNPB nomor 4 Tahun 2014 BPBD

mengembangkan sesuai dengan kerentanan Kota Padang dengan

membentuk sekolah cerdas bencana. Upaya pengurangan risiko bencana

disekolah perlu dibangun kesadaran akan mitigasi dan kesiapsiagaan

diantaranya dengan menetapkan kategori sebagai berikut:

i. Fisik: Bangunan gedung memenuhi syarat ramah gempa (SNI 03-1726-200) Memiliki Lantai sebagai shelter jika berada didaerah zona merah,

ketinggian gedung minimal 1 meter diatas ketinggian landaan tsunami. Petunjuk arah penyelamatan/evakuasi Tata letak sarana dan prasarana sekolah Slogan atau himbauan terkait PRB Memiliki Hydrant yang cukup

ii. Non fisik: Pengetahuan warga sekolah tentang kebencanaan SOP penyelamatan Pengaktifan KSBS Kurikulum kebencaan Ketersediaan angaran Frekuensi simulasi

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 27

b) Kampus Cerdas Bencana:Sejalan dengan sekolah cerdas bencana kampus cerdas bencana perlu

menetapkan hal sebagai berikut:

i. Fisik: Memiliki gedung ramah gempa (SNI 03-1726-200) Memiliki Lantai sebagai shelter jika berada didaerah zona merah,

ketinggian minimal 1 meter diatas ketinggian landaan tsunami. Petunjuk arah penyelamatan/evakuasi Memiliki petunjuk arah penyelamatan Tata letak sarana dan prasaran Papan Slogan atau himbauan terkait PRB Tersedianya hydrant yang cukup

ii. Non Fisik: Pengetahuan warga kampus tentang kebencanaan SOP penyelamatan Materi kebencanaan Memiliki satuan siaga bencana kampus Frekuensi simulasi

c) Tempat Les Cerdas BencanaSejalan dengan sekolah dan kampus cerdas bencana tempat les

cerdas bencana perlu menetapkan hal sebagai berikut:

i. Fisik: Struktur gedung ramah gempa (SNI 03-1726-200) Petunjuk evakuasi Tata letak kelas untuk memudahkan evakuasi Tersedianya hydran yang mencukupi

ii. Non fisik: Manajemen peduli PRB Tersedianya SOP kondisi darurat Dungkungan anggaran Simulasi bencana

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 28

d) Rumah Ibadah Cerdas Bencana:i. Fisik: Struktur rumah ibadah ramah gempa (SNI 03-1726-200) Tersedia petunjuk evakuasi Memiliki lantai shelter Memiliki genset

ii. Non fisik: Pengurus peduli bencana Memasukan PRB dalam ceramah SOP kondisi darurat Aktif dalam diseminasi informasi bencana

3. Sektor Kesehatana) Rumah Sakit Cerdas Bencana

i. Fisik: Struktur gedung ramah gempa (SNI 03-1726-200) Memiliki petunjuk evakuasi Mempunyai lantai shelter Memiliki cadangan logistik medis Genset Tersedianya hydrant yang cukup

ii. Non fisik: Manajemen rumah sakit peduli PRB SOP kondisi darurat Tenaga medis terlatih siaga bencana Dukungan anggaran Simulasi kebencanaan

4. Sektor Komersil dan Dunia Usahaa) Pasar Cerdas Bencana:

i. Fisik: Struktur gedung ramah gempa (SNI 03-1726-200) Petunjuk evakuasi Memiliki lantai shelter Tersedia genset

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 29

Cadangan logistik Tersedianya hydrant yang cukup

ii. Non fisik: Manajemen peduli PRB SOP kondisi darurat Dukungan anggaran Simulasi kebencanaan

b) Mall Cerdas Bencanai. Fisik: Struktur gedung ramah gempa Petunjuk evakuasi Memiliki lantai shelter Tersedia genset Cadangan logistik Tersedianya hydrant yang cukup

ii. Non fisik: Manajemen peduli PRB SOP kondisi darurat Dukungan anggaran Simulasi kebencanaan

c) Hotel Cerdas Bencana:i. Fisik: Struktur gedung ramah gempa Memiliki lantai shelter Tersedianya hydrant yang cukup Tersedinya jalur evakuasi

ii. Non Fisik: Managemen peduli bencana Staf siaga bencana Simulasi mandiri Memiliki SOP evakuasi

Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 30

BAB IV

PENUTUP

Keberhasilan Padang Kota Cerdas Bencana terletak pada komitmen stakeholder

dalam Pengurangan Risiko Bencana, Pemerintah Daerah dan masyarakat merupakan

penggerak utama dalam membangun budaya siaga. Grand design Padang Kota Cerdas

Bencana merupakan strategi untuk menjadikan Keselamatan masyarakat menjadi prioritas

utama dalam penanggulangan bencana di Kota Padang.

Sasaran dari grand design ini adalah diterapkannya upaya-upaya khusus untuk

bencana yang telah ditetapkan demi pengurangan dampak bencana secara terstruktur,

terukur dan menyeluruh di Kota Padang. Beberapa upaya pengurangan risiko telah

dilakukan di Kota Padang, namun masih perlu lebih dioptimalkan. Diperlukan adanya

suatu arahan dalam melakukan berbagai upaya dalam pengurangan risiko bencana.

Untuk mencapai sasaran tersebut maka direkomendasikan beberapa upaya yang

mengarah kepada pencegahan, pengurangan kerentanan dan meningkatkan kapasitas

dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Upaya pengurangan kerentanan yang berpotensi timbul akibat terjadinya bencana

dilakukan dengan membentuk budaya siaga bencana di tingkat rumah tangga, kelurahan,

sekolah, pasar, perguruan tinggi, tempat les, Mall, hotel dan rumah sakit serta rumah

ibadah. Mitigasi bencana melalui pembangunan kemapuan masyarakat dalam

menghadapi risiko bencana. Mitigasi dapat berupa fisik yaitu dengan memperkuat

bangunan dan insfrastruktur yang berpotensi terkena bencana sesuai dengan SNI dan

upaya non fisik dengan dengan meningkatkan pemahaman akan besarnya potensi

bencana, menjaga kepekaan dan kesiapsiagaan agar melakukan tindakan yang tepat

sebelum atau ketika bencana.