Upload
buixuyen
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penganekaragaman pangan dapat dicapai salah satunya dengan menggunakan
bahan lokal. Upaya penganekaragaman ini juga dimaksudkan untuk mengurangi
ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu. Terigu bukanlah produk lokal
sehingga untuk mendapatkannya pemerintah harus mengimpor terlebih dahulu.
Menurut Suryamin (2016) impor terigu pada tahun 2016 tercatat senilai US$ 443,4
juta atau meningkat tajam 86,35% dari tahun 2015.
Pengembangan bahan lokal berbahan dasar umbi-umbian mempunyai nilai
strategis guna mendukung program penganekaragaman pangan. Indonesia memiliki
potensi umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat sekaligus bahan dasar tepung lokal.
Varietas umbi-umbian yang tersebar di Indonesia kurang lebih ada 30 jenis umbi-
umbian yang dapat diolah menjadi tepung dan dijadikan sebagai bahan dasar
pembuatan mie, roti, cookies dan aneka produk lainnya (Darajat, 2003).
Tanaman ganyong (Canna edulis) memiliki banyak keunggulan dalam hal
jumlah bagian umbi yang dapat dimakan sebanyak 68% dengan kandungan serat dan
mineral yang lebih tinggi dibanding umbi-umbian yang lain (Nio, 1992). Berdasarkan
hasil penelitian Widowati (2001) ganyong dapat diolah menjadi produk antara dalam
bentuk tepung dan pati ganyong. Pati ganyong memiliki komposisi gizi karbohidrat
84,34%, protein 0,44%, lemak 6,43%, serat kasar 0,040%, amilosa 28%, air 7,42%,
abu 1,37% (BKP, 2001).
Ganyong cukup berlimpah khususnya di daerah dataran tinggi. Pemanfaatannya
masih terbatas untuk konsumsi sendiri dalam bentuk segar dengan wujud direbus atau
dikukus dan juga dijual dengan harga yang murah, untuk meningkatkan
penganekaragaman pangan berbasis umbi-umbian maka umbi ganyong diolah
menjadi produk yang lain. Beberapa produk olahan dari tepung ganyong yang pernah
dihasilkan diantaranya kue kering, roti, biskuit, kerupuk dan mie. Saat ini perlu
diciptakan suatu produk pangan yang dapat memenuhi kriteria sebagai pangan
repository.unimus.ac.id
alternatif yang dapat menggantikan terigu yang berbasis pada potensi bahan lokal
dalam upaya penganekaragaman pangan. Selain itu, masyarakat juga menghendaki
produk yang sifatnya praktis dan mudah didapatkan di mana saja (Riskiani dkk,
2014). Salah satu jenis produk tersebut adalah cookies. Cookies adalah kue kering
yang rasanya manis dan bentuknya kecil-kecil tergolong makanan yang dipanggang,
merupakan salah satu bentuk olahan pangan yang mengandung karbohidrat terbuat
dari adonan terigu. Selain itu, cookies merupakan produk makanan kering dengan
sifat-sifatnya yang mudah dibawa karena volume dan beratnya yang ringan serta
mempunyai umur simpan yang relatif lama (Ekawati, 1999). Penelitian Harmayani
dkk (2011) menyebutkan bahwa penggunaan tepung ganyong sebagai bahan
substitusi pada pembuatan cookies dapat mencapai 75%, dengan tekstur cookies yang
paling disukai adalah cookies yang disubstitusi tepung ganyong sebesar 25%.
Cookies ganyong mengandung karbohidrat yang cukup tinggi namun rendah
protein (Richana dan Sunarti, 2004) , sehingga perlu ditambahkan sumber protein
dari bahan lain untuk mendapatkan kandungan gizi yang sesuai dengan keinginan
masyarakat yang cenderung menghindari cookies tinggi karbohidrat. Salah satu cara
untuk meningkatkan kadar protein cookies ganyong adalah dengan penambahan
kacang-kacangan pada proses pembuatannya.
Menurut Riskiani dkk (2014) menjelaskan bahwa biskuit ganyong dengan
penambahan tepung kacang merah pada proporsi tepung ganyong dan tepung kacang
merah 40:40 merupakan proporsi yang tepat dari segi rasa, dengan kadar protein
sebesar 12,16%, lebih tinggi dari biskuit kontrol yaitu 10,79%, tingginya kandungan
protein pada biskuit tepung ganyong dikarenakan penambahan tepung kacang merah
sebesar 40% pada proses pembuatannya, di mana kandungan protein dari tepung
kacang merah yaitu 23,99%. Selain kacang merah dapat juga digunakan sumber
protein dari kacang-kacang lainnya seperti kacang kedelai.
Kedelai mengandung protein sebesar 35 gram per 100 gram bahan (Cahyadi,
2007). Oleh karena itu, kedelai dapat dijadikan bahan baku untuk meningkatkan
protein pada cookies yang disubstitusi ganyong. Kedelai merupakan salah satu
sumber protein nabati tertinggi, selain itu juga mengandung senyawa isoflavon yang
repository.unimus.ac.id
baik bagi kesehatan tulang (Persagi, 2009). Berbagai manfaat kesehatan dari kedelai
diantaranya kemampuan isovlafon pada kedelai yang dapat membantu mencegah
kehilangan tulang pada wanita menopause dan mencegah kanker payudara
(Muchtadi, 2010). Pemanfaatan umbi ganyong dan kacang kedelai dapat ditingkatkan
melalui pengembangan produk olahan cookies yang diminati masyarakat (Riskiani
dkk, 2014). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan produk cookies berbasis
umbi ganyong dan kedelai yang tinggi protein dengan daya terima optimum dari
formulasi ganyong dan kedelai.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh substitusi tepung ganyong dan tepung kedelai terhadap kadar protein,
tekstur dan sifat organoleptik cookies?
C. Hipotesis
Ada pengaruh substitusi tepung ganyong dan tepung kedelai terhadap kadar
protein, tekstur dan sifat organoleptik cookies.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
substitusi tepung ganyong dan tepung kedelai terhadap kadar protein, tekstur dan
sifat organoleptik cookies.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis kadar protein cookies berdasarkan variasi substitusi tepung
ganyong dan tepung kedelai.
b. Mengevaluasi tekstur cookies berdasarkan variasi substitusi tepung ganyong
dan tepung kedelai.
c. Menguji sifat organoleptik cookies berdasarkan variasi substitusi tepung
ganyong dan tepung kedelai.
repository.unimus.ac.id
d. Menganalisis kadar proksimat cookies yang disubsitusi tepung ganyong dan
tepung kedelai berdasarkan hasil perlakuan terbaik.
E. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Memanfaatkan hasil pertanian lokal (umbi ganyong) dan kacang kedelai
sebagai bahan substitusi terigu pada pembuatan cookies.
2. Bagi IPTEK
Memberikan informasi mengenai kadar protein, tekstur dan sifat
organoleptik cookies yang disubstitusi tepung ganyong dan tepung kedelai.
repository.unimus.ac.id