12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caring adalah salah satu tindakan keperawatan yang dinlakukan setia hari secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi (Watson,2011). Dalam memberikan pelayanan keperawatan, perlu diperhatikan tiga aspek yakni care, cure, dan core. Proporsi pelayanan yang di berikan sebanyak tiga perempatnya adalah caring (tindakan yang berfokus pada kenyaman dan kepuasan bagi klien selama di rawat), sedangkan seperempatnya curing (tindakan pengobatan yang di berikan dalam proses penyembuhan) (Lydia,2011). Perilaku caring perawat merupakan hal yang penting bagi pasien sebagai pengguna jasa dalam pelayanan keperawatan yang akan membantu salah satu proses dari kesembuhan pasien itu sendiri. Perilaku caring adalah fokus utama dalam praktik dari keperawatan. Caring mengandung nilai humanistik, menghormati kebebasan manusia, menekankan pada peningkatan kemampuan dan kemandirian, peningkatan pengetahuan dan menghargai setiap orang (Laila, 2011). Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati padaorang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting 1 Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Caring adalah salah satu tindakan keperawatan yang dinlakukan setia hari

secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

(Watson,2011). Dalam memberikan pelayanan keperawatan, perlu diperhatikan

tiga aspek yakni care, cure, dan core. Proporsi pelayanan yang di berikan

sebanyak tiga perempatnya adalah caring (tindakan yang berfokus pada kenyaman

dan kepuasan bagi klien selama di rawat), sedangkan seperempatnya curing

(tindakan pengobatan yang di berikan dalam proses penyembuhan) (Lydia,2011).

Perilaku caring perawat merupakan hal yang penting bagi pasien sebagai

pengguna jasa dalam pelayanan keperawatan yang akan membantu salah satu

proses dari kesembuhan pasien itu sendiri. Perilaku caring adalah fokus utama

dalam praktik dari keperawatan. Caring mengandung nilai humanistik,

menghormati kebebasan manusia, menekankan pada peningkatan kemampuan dan

kemandirian, peningkatan pengetahuan dan menghargai setiap orang (Laila,

2011).

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati

padaorang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk

praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang

dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya

kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting

1

Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

2

terutama dalam praktik keperawatan. Tindakan caring atau perilaku caring

bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil

meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga

menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan,

perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun

kekurangan klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat,

(Sartika, 2010).

Salah satu tantangan untuk profesi pekerjaan merupakan beban kerja.

Setiap pekerjaan atau profesi memiliki beban kerja masing-masing. Beban kerja

adalah sejumlah target pekerjaan atau hasil yang harus dicapaidalam suatu satuan

waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Menurut Marquis dan Houston (2010) beban

kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh seorang

perawat selama bertugas di suatu unitpelayanan keperawatan. Salah satu profesi

yang memiliki beban kerja tinggi adalah perawat. Profesi perawat di Rumah Sakit

memiliki tekanan tersendiri baik dari atasan maupun tekanan lingkungan kerja

seperti dari pasien atau keluarga pasien (Simarmata, 2010).

Beban kerja perawat memiliki dampak yang luas sehingga harus menjadi

perhatian bagi institusi pelayanan kesehatan terlebih bagi profesi perawat, seperti

penelitian (Carayon dan Gurses, 2007) menyatakan bahwa beban kerja perawat

yang tinggi dapat menyebabkan kurang atau buruknya komunikasi antara pasien

dan perawat, berdampak pada buruknya kualitas pelayanan keperawatan yang

diberikan serta berpengaruh terhadap kondisi pasien. Soschalski (2004)

menyatakan bahwa perawat dengan beban kerja yang tinggi lebih sering

Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

3

melakukan kesalahan yang menyebabkan kejadian pasien jatuh pada saat perawat

bertugas. Kone (2007) menyatakan bahwa rumah sakit dengan tenaga perawat

yang kurang menghadapi resiko terhadap hal-hal yang merugikan bagi pasien,

seperti angka kejadian infeksi, shock. Tetapi jumlah perawat yang adekuat akan

menurunkan resiko kematian, pengunduran diri dan kepuasan kerja, sedangkan

menurut Tarnow, Hauc, Warden dan Shearer (2000) kelebihan beban kerja

menyebabkan terjadinya kesalahan dalam tindakan keperawatan dan pengobatan

oleh karena faktor human error/iatrogenic, komplikasi, lambat dalam

memberikan kebutuhan klien, menghentikan ventilasi mekanik belum pada

waktunya, menjadi faktor yang berkonstribusi terhadapakibat yang merugikan.

Peraturan kementerian kesehatan Nomor 262/Men-Kes/Per/VII/1979

menetapkan bahwa perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit dibandingkan

dengan jumlah perawat berbanding 3-4 : 2. Jumlah tenaga keperawatan

dibandingkan dengan pasien adalah 5 : 9 untuk setiap sift. Bila jumlah tenaga

perawat tidak sesuai dengan jumlah pasien mengakibatkan beban tugas perawat

berlebih selama memberikan pelayanan keperawatan (Depkes RI,1998).

Beban kerja yang terlalu berat bagi semua profesi akan berdampak tidak

baik, karena akan menghambat produktivitas kinerja yang diberikan terhadap

suatu perusahaan. Beban kerja yang terlalu berat yang dialami oleh perawat rumah

sakit akan menjadikan tingkat stress di tempat kerja dan akan mengakibatkan

kinerja yang kurang optimal pada pemberian tindakan atau asuhan keperawatan

terhadap pasien di rumah sakit. Perawat yang memiliki beban kerja terlampau

Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

4

tinggi akan mempunyai stres yang ditimbulkan di tempat kerja, hal ini menjadikan

iklim tempat kerja tidak kondusif (Soschalski, 2004).

Dampak suatu beban kerja yang terlalu berat bagi perawat di rumah sakit

adalah menjadikan produktivitas dalam pelayanan kesehatan dan pemberian

asuhan keperawatan tidak optimal. Stres tempat kerja yang akan membuat iklim

antara rekan kerja juga akan menjadi tidak sehat, karena masing-masing individu

mempunyai respon yang berbeda terhadap tingginya beban kerja. Hal tersebut

akan berpengaruh pada penegakan perilaku caring, tingginya masalah dan beban

kerja pada akhirnya akan mengakibatkan proses caring kepada pasian tidak

dilakukan secara optimal (Shearer, 2000).

Menurut Simarmata (2010), tingginya peran perawat dapat berpengaruh

positif dan negatif di dalam pelayanan kesehatan. Hal ini dikarenakan intensitas

pertemuan atau interaksi perawat lebih banyak sehingga perawat sangat

berpengaruh dalam pemberian pelayanan kesehatan. Perawat merupakan tenaga

kesehatan yang menggunakan pendekatan humanistik. Menurut Dwidiyanti

(2007), pendekatan humanistik merupakan aspek keperawatan tradisional dari

caring, yang diwujudkan dalam pengertian dan tindakan. Sedangkan menurut

Simarmata (2010), pendekatan humanistik mencakup bio, psiko, dan sosial

individu.

Perawat seharusnya selalu memberikan pelayanan kesehatan yang

mengedepankan kepuasan pasien, karena pelayanan kesehatan yang dilakukan

oleh perawat akan dapat menciptakan respon yang baik dari pasien. Menurut

Simarata (2010), kepuasan pasien adalah perasaan emosional yang dirasakan

Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

5

pasien setelah menerima pelayanan dan melakukan perbandingan yang mencakup

perbedaan antara harapan dan hasil yang dirasakan. Jika perawat tidak mengerti

dan peduli dengan pasien maka kualitas perawat yang seperti ini akan

mengakibatkan pengaruh yang negatif dalam pelayanan kesehatan.

Perawat harus dapat memberikan efek yang positif dalam memberikan

pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas perawat. Watson (1998) dalam

Nurrachman (2000) mengatakan bahwa perawat harus dapat meningkatkan dan

menerima ekspresi perasaan positif dan negatif pasien, dan perawat juga harus

dapat untuk memberikan waktunya dalam mendengarkan keluhan dan perasaan

pasien. Selain itu perawat juga harus mengedepankan nilai humanistik pasien,

memberikan lingkungan fisik yang nyaman kepada pasien, dan mengembangkan

hubungan saling percaya.

Kualitas perawat yang baik dan dapat memberikan pengaruh positif

terhadap pelayanan kesehatan,akan tercipta dengan adanya peningkatan kualitas

asuhan keperawatan. Salah satu caranya adalah dengan caring. Caring adalah

esensi dari keperawatan yang membedakan dengan profesi yang lain dan

mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan, Watson (1998) dalam

Rachyudi (2008). Sedangkan menurut Leininger (1991) dalam Simarmata (2010)

caring merupakan fenomena transkulturaldimana perawat berinteraksi dengan

pasien, staf dan kelompok lain. Perilaku caring bertujuan dan berfumgsi

mengubah struktur sosial, pandangan hidup dan nilai kultur setiap orang yang

berbeda pada satu tempat dengan tempat yang lain. Dalam merawat diri sendiri

dan orang lain dalam praktiknya akan berbeda pada setiap kultur dan etik serta

Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

6

pada sistem professional care-nya. Sedangkan menurut Shoffner (2003), caring

juga diartikan sebagai sikap saling peduli yang memudahkan diperolehnya

kesehatan dan pemulihan.

Beban kerja yang terlalu tinggi seringkali perawat hanya sekedar

menyelesaikan tugas-tugas mereka tanpa menggunakan konsep dan perilaku

caring secara tepat. Caring perawat merupakan salah satu hal yang esensial bagi

seorang perawat dalam pelayanan keperawatan bagi para pasien. Caring menjadi

dasar utama untuk proses pelayanan pasien di rumah sakit. Perilaku caring

perawat terdiri dari komunikasi teraupetik, penerapan nilai – nilai humanistik,

sentuhan, kasih sayang dan lain-lain. Namun terkadang perawat tidak menerapkan

perilaku caring secara benar. Hal tersebut dikarenakan tuntutan kerja dan jumlah

pasien menjadi salah satu alasan utama perawat. Seharusnya perilaku caring harus

tetap dijaga dan diterapkan dengan baik karena perilaku caring merupakan aspek

yang sangat fundamental bagi perawat. Alasan para perawat seringkali

mengabaikan perilaku caring adalah beban kerja yang terlalu tinggi dan juga

jumlah pasien yang terlalu banyak, tetapi hal tersebut tidak dapat menjadi alasan

untuk tidak menerapkan perilaku caring (Simarmata, 2010).

Beban kerja yang terlalu tinggi akan menjadikan perawat tidak

menggunakan perilaku caring dengan optimal. Beban kerjayang terlalu tinggi

akan menjadikan seorang perawat tidak bekerja secara optimal, didalam kinerja

perawat perilaku caring merupakan salah satu tindakan yang fundamental, jika

beban kerja terlalu tinggi perawat tidak akan fokus dalam melaksanakan perilaku

caring. Masalah utama yang sering dilupakan perawat dalam menjalankan

Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

7

perilaku caring adalah komunikasi teraupetik, dan perhatian tentang nilai humanis

pasien. Contohnya perawat tidak menjelaskan prosedur tindakan terlebih dahulu

ketika akan melakukan tindakan kepada pasien.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan

observasi dan wawancara sederhana pada tanggal 12 Januari 2016 terhadap

beberapa perawat di IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo, Purwokerto 2016,

alasan alasan beban kerja terlalu tinggi baik beban kerja karena tekanan mental,

tekanan fisik, dan juga tekanan psikis menjadi salah satu alasan perilaku caring

perawat masih sangat minim dilakukan. Misalnya dalam proses pra interaksi

dengan pasien masih kurang seperti tidak memperkenalkan diri dan menjelaskan

tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Ada 10 kebutuhan yang

paling dibutuhkan pada pasien IGD yaitu 10 kebutuhan yang paling dibutuhkan

oleh pasien instalasi gawat darurat diantaranya: pelayanan yang cepat dan

responsif, kejelasan pemberian informasi, keramahan, kesopanan dan keadilan,

administrasi yang jelas dan terbuka, ruangan yang nyaman dan bersih, waktu

menunggu yang sebentar untuk pelayanan dan administrasi di unit gawat darurat,

pelaksanan prosedur secara kompeten, penyediaan layanan doa dan motivasi

untuk pasien, fasilitas yang lengkap, dan keamanan. Kebutuhan tersebut

merupakan bagian dari proses perilaku caring perawat, dan hanya ada beberapa

kebutuhan yang telah dilakukan seperti plaksanaan prosedur yang kompeten,

pemberian motivasi, dan kelengkapan administrasi, sedangkan elemen lainnya

belum terlaksana.

Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

8

Perilaku caring perawat masih belum optimal dilakukan oleh perawat di

ruang IGD, hal tersebut beralasan jika menerapkan perilaku caring yang sesuai

dengan teori maka akan memperlambat kinerja dan keefisienan dalam melakukan

suatu tindakan keperawatan. Hal tersebut menjadi alasan bagi sebagian perawat

yang diwawancarai, dari 15 orang perawat 11 diantaranya mengatakan hal yang

sama yaitu jika mengaplikasi perilaku caring maka waktu yang dibutuhkan akan

menjadi lama dalam melakukan suatu tindakan keperawatan seperti contohnya

mereka tidak melakukan pra interaksi dengan lengkap tahap interaksi yang

dikerjakan dengan tergesa-gesa, sedangkan 4 orang menjawab perilaku caring

dapat di aplikasikan tanpa mengganggu waktu melakukan tindakan keperawatan.

Dari latar belakang dan fenomena tersebut diatas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan antara Beban Kerja Perawat

dengan perilaku Caring Perawat di ruang IGD RSUD PROF. dr. Margono

Soekarjo, Purwokerto”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkanlatar belakang tersebut, penulis mengambil judul “Adakah

Hubungan antara Beban Kerja Perawat dengan Perilaku Caring Perawat Ruang di

IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo, Purwokerto”.

Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

9

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara beban kerja perawat dengan perilaku caring

perawat di Ruang IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo, Purwokerto.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik responden IGD RSUD PROF. dr.

Margono Soekarjo Purwokerto.

b. Mengetahui beban kerja perawat di ruang IGD RSUD PROF. dr. Margono

Soekarjo Purwokerto.

c. Mengetahui perilaku caring perawat di ruang IGD RSUD PROF. dr.

Margono Soekarjo Purwokerto.

d. Mengetahui hubungan antara beban kerja dengan perilaku caring perawat

di ruang IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo, Purwokerto.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Keperawatan

Sebagai bahan pembelajaran untuk dunia keperawatan khususnya manajemen

keperawatan.

2. Bagi Tenaga Kerja

Sebagai bahan informasi tentang hubungan beban kerja dengan perilaku

caring perawat.

3. Bagi Institusi

Memperkuat perilaku caring perawat dan mengatur beban kerja secara

seimbang di IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo, Purwokerto”.

Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

10

4. Bagi Penulis

Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang hubungan beban kerja

dengan Perilaku caring perawat di IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo,

Purwokerto.

E. Penelitian Terkait

Penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Simarmata (2010), tentang Perilaku Caring

Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Jiwa

di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumetera, Medan. Metode penelitian

dengan menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 36 responden

Hasil dari penelitian ini didapat hasil bahwa perilaku caring perawat terhadap

pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Medan menunjukkan perilaku

caring yang cukup baik. Persamaan penelitian ini terletak pada pemahaman

dan pengkajian tentang perilaku caring perawat, sedangkan perbedaannya

terletak pada waktu, cara dan variable terikat.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Eni (2012). Hubungan beban kerja perawat

pelaksana dengan pelaksanaan perilaku caring menurut persepsi klien di

IRNA lantai jantung Rumah Sakit Husada Jakarta. Penelitian ini merupakan

jenis deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang

melibatkan 24 perawat pelaksana dan 24 klien di ruang rawat inap lantai

Jantung RS Husada. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa

kuesioner dan observasi. Hasil analisis univariat menunjukkan klien

Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

11

mempersepsikan pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana dengan

kategori rendah yaitu 54,2%. Beban kerja lebih dari standar waktu optimum

produktif (80%) terutama pada shift pagi 95,13% diikuti shift sore 93,45% dan

shift malam 71,58% serta rata-rata dari ketiga shift ini adalah 86,2%. Tidak

ada hubungan yang signifikan antara karakteristik klien dengan persepsi

terhadap pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana. Hasil uji t

independen menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban

kerja dengan pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana (p value ,004).

Persamaan pada penilitian ini terletak pada variabel bebas dan variabel terikat

sedangkan perbedaan terletak pada waktu dan tempat penelitian, variabel

bebas, sampel penelitian, dan analisa data

3. Penelitian yang dilakukan oleh Saribu (2012), tentang Hubungan Beban Kerja

dengan Stres Kerja Perawat Pelaksana diRuang IGD dan ICU RSUD Haji

Abdul Manan SimatupangKisaran. Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan selama empat

hari mulai tanggal 22 sampai 25 Juni 2012. Berdasarkan teknik purposive

sampling diperoleh sampel sebanyak 30 orang perawat. Data yang diperoleh

dianalisis dengan uji statistik univariat dan bivariat. Hasil analisa data dengan

uji statistik univariat untuk beban kerja menunjukkan bahwa rata-rata beban

kerja perawat pelaksana berada pada kategori sedang yaitu 47,27(SD=11,483).

Sedangkan untuk stres kerja, rata-rata berada pada kategori tidak mengalami

stres kerja yaitu 64,90 (SD=17,426). Hasil uji korelasi pearson menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat (r =

Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3831/2/ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI Bab I.pdf · Mengetahui hubungan antara b. ... Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

12

0,840, p = 0,000). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara beban kerja dengan stres kerja perawat. Kesimpulan dari

penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja memiliki hubungan yang kuat

dengan stres kerja perawat. Penelitian ini direkomendasikan bagi rumah sakit

sebagai bahan pertimbangan pihak manajemen rumah sakit untuk

menyesuaikan beban kerja dengan kemampuan dan keahlian perawat sehingga

stres kerja tidak terjadi. Persamaan penilitian ini terletak pada variabel terikat

sedangkan perbedaan terletak pada waktu dan tempat penelitian, variabel

bebas, sampel penelitian, dan analisa data.

Hubungan Antara Beban..., ANISHYA LUCKI WIRA PRADHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017