Upload
lethuy
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun
perencanaan pembangunan daerah sebagai bagian dari sistem perencanaan
pembangunan nasional. Dokumen perencanaan pembangunan yang disusun
harus dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu dan berkelanjutan.
Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) atau disebut juga dengan
Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang merupakan penjabaran dari
dokumen perencanaan jangka menengah atau Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD). Mengingat Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Semarang tahun 2010-2015 berakhir pada tahun 2015,
sedangkan RPJMD Kota Semarang tahun 2015-2020 belum ditetapkan, maka
perencanaan pembangunan tahun 2016 yang diwujudkan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun 2016 disusun dengan
mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025. Sesuai tahapan RPJPD, tahun 2015
merupakan tahun terakhir periodisasi RPJMD III (Tahun 2010-2015) dengan arah
pembangunan adalah Mewujudkan sumber daya manusia Kota Semarang yang
berkualitas; Mewujudkan pemerintahan kota yang efektif dan efisien,
meningkatkan kualitas pelayanana publik serta menjunjung tinggi supremasi
hukum; Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah; Mewujudkan tata
ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan; Mewujudkan kehidupan
masyarakat yang sejahtera; Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera.
Dokumen RKPD Kota Semarang Tahun 2016 adalah dokumen perencanan
yang bernilai strategis karena selain menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja
Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Renja SKPD), landasan penyusunan Kebijakan
Umum Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (KUA) serta Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS), pedoman dalam mengevaluasi rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD, juga menjadi dokumen perencanaan yang menghubungkan
antara RPJMD tahap II Tahun 2010-2015 dengan RPJMD tahap III Tahun 2015-
2020.
RKPD disusun berdasarkan pendekatan partisipatif, teknokratif, politis serta
top-down dan bottom-up. Berdasarkan Pasal 101 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 tentang tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RKPD disusun melalui persiapan
penyusunan RKPD, penyusunan rancangan awal, penyusunan Rancangan RKPD,
pelaksanaan Musrenbang RKPD, perumusan rancangan akhir RKPD dan
penetapan RKPD.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.2
1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Dasar hukum penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 adalah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat
dan Daerah Istimewa Yogyakarta;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negera
Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4410);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya
Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3079);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan
Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga,
Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam wilayah Propinsi Daerah
Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 89);
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.3
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4815);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5272);
21. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3;
22. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 4);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 517);
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 450), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 540);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 470);
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.4
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9);
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 65);
29. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Rencana
Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 (Berita Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 29);
30. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2007 Nomor 1
Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 1), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota
Semarang Tahun 2013 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang
Nomor 83);
31. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Semarang Nomor 13);
32. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 43);
33. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun
2010-2015 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 12,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 59);
34. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 – 2021 (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Semarang Nomor 61);
35. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Dana Cadangan Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota
Semarang Tahun 2015 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2012 Nomor
13, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 78);
36. Peraturan Walikota Kota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan
Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang
Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban
dan Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Lembaran Daerah
Kota Semarang Tahun 2012 Nomor 20);
37. Peraturan Walikota Kota Semarang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Rencana
Kerja Pembangunan Daerah Kota Semarang Tahun 2015 (Lembaran Daerah
Kota Semarang Tahun 2014 Nomor 18).
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.5
1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN
Dokumen perencanaan yang harus dimiliki oleh daerah terdiri dari RPJPD,
RPJMD, dan RKPD. Masing-masing dokumen merupakan hirarki yang saling
berhubungan. RPJPD yang menjelaskan tentang visi, misi, arah dan sasaran
pembangunan daerah selama 20 tahun yang kemudian dijabarkan dalam arah
pembangunan tiap lima tahun dalam bentuk RPJMD. Selanjutnya RPJMD
dijabarkan ke tahapan pelaksanaan tujuan dan sasaran untuk satu tahun dalam
bentuk RKPD. Sehingga konsistensi antar dokumen perencanaan dapat terjaga
dan berjalan dalam satu benang merah yang saling terkait.
Selanjutnya, RKPD menjadi landasan bagi penyusunan dokumen Kebijakan
Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota
Semarang.
Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 memperhatikan beberapa
unsur pokok sebagai berikut: (i) Tujuan yang dikehendaki; (ii) Sasaran-sasaran
dan prioritas untuk mewujudkannya; (iii) Masalah-masalah yang dihadapi dan
sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya; (iv) Kebijakan-
kebijakan untuk melaksanakannya; dan (v) SKPD pelaksananya.
1.4. SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD
Sistematika Penyusunan Dokumen RKPD Kota Semarang 2016 mengacu
kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan mengenai gambaran umum penyusunan
rancangan awal RKPD yang mencakup :
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
1.3. Hubungan Antar Dokumen
1.4. Sistematika Dokumen RKPD
1.5. Maksud dan Tujuan
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Menyajikan data dan informasi gambaran umum kondisi Kota
Semarang untuk dianalisis capaian dan tindak lanjut
perencanaan.
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun
2014 dan Realisasi RPJMD 2010-2015
2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah
2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Daerah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.6
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan
Tahun 2015
3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun
2015 dan Tahun 2016
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah
3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN
2016
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
4.2. Prioritas Pembangunan
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
5.1. Program/Kegiatan Prioritas Daerah
5.2. Rencana Kerja Tahun 2016
BAB VI PENUTUP
1.5. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 dimaksudkan sebagai upaya
menentukan arah dan langkah kebijakan Pemerintah Kota Semarang di tahun
2016 serta mewujudkan keselarasan dalam menentukan rencana program dan
kegiatan prioritas pembangunan daerah.
Adapun tujuan dari penyusunan yaitu memenuhi kebutuhan daerah
terhadap suatu rencana pembangunan tahunan daerah untuk Tahun 2016, yang
memberikan arah dan pedoman kepada seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders) pembangunan daerah Kota Semarang dalam pelaksanaan
pembangunan daerah Tahun 2016.
Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 juga bertujuan untuk
memberikan kerangka sistematis sebagai pedoman terhadap arah
penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan
kepada masyarakat yang dituangkan dalam bentuk kebijakan APBD Tahun 2016
serta juga untuk merangsang partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan,
pelaksanaan serta pengawasan pembangunan daerah Kota Semarang.
Selain itu dokumen RKPD Kota Semarang Tahun 2016 juga menjadi
dokumen perencanaan yang menghubungkan antara RPJMD tahap II Tahun 2010-
2015 dengan RPJMD tahap III Tahun 2015-2020.
Secara lebih sistematis, tujuan penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun
2016 adalah sebagai berikut:
1. Menjadi acuan dan pedoman SKPD untuk menyusun Rencana Kerja
tahun 2016 dengan program-program prioritas yang menjadi upaya
konkrit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Semarang Tahun
2016.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.7
2. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan tahun 2016 yang
menghubungkan antara RPJMD tahap II Tahun 2010-2015 dengan
RPJMD tahap III Tahun 2015-2020 yang tetap berpedoman pada
dokumen RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025;
3. Tersedianya acuan dalam penyusunan untuk Kebijakan Umum Anggaran
(KUA) Kota Semarang Tahun 2016 serta Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS) Kota Semarang Tahun 2016; dan
4. Tersedianya acuan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) Tahun 2016.
5. Menjadi alat untuk menjamin keterkaitan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan daerah.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kota Semarang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah dan
merupakan ibukota provinsi. Kondisi umum daerah Kota Semarang dapat dilihat
sebagai berikut :
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
Analisis pada aspek geografi di Kota Semarang dilakukan untuk memperoleh
gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan
wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan gambaran kondisi
demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk, komposisi dan populasi
masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu di Kota
Semarang.
2.1.1.1. Karakteristik Wilayah
a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km2 dan merupakan
1,15% dari total luas daratan Provinsi Jawa Tengah dengan batasan wilayah:
- sebelah barat : Kabupaten Kendal
- sebelah timur : Kabupaten Demak
- sebelah selatan : Kabupaten Semarang
- sebelah utara : Laut Jawa dengan panjang garis pantai
mencapai 13,6 kilometer
Secara administrasi Kota Semarang terbagi atas 16 Kecamatan, secara rinci
luas masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Kota Semarang Tahun 2013
No Kecamatan Jml
Kelurahan
Luas
(km2)
1 Mijen 14 57,55
2 Gunungpati 16 54,11
3 Banyumanik 11 25,69
4 Gajahmungkur 8 9,07
5 Semarang Selatan 10 5,93
6 Candisari 7 6,54
7 Tembalang 12 44,20
8 Pedurungan 12 20,72
9 Genuk 13 27,39
10 Gayamsari 7 6,18
11 Semarang Timur 10 7,70
12 Semarang Utara 9 10,97
13 Semarang Tengah 15 6,14
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.2
No Kecamatan Jml
Kelurahan
Luas
(km2)
14 Semarang Barat 16 21,74
15 Tugu 7 31,78
16 Ngaliyan 10 37,99
TOTAL 177 373,70
Sumber: BPS Kota Semarang tahun 2013
b. Letak dan Kondisi Geografis
Kota Semarang merupakan kota strategis yang berada di tengah-tengah
Pulau Jawa yang terletak antara garis 60 50’ – 70 10’ Lintang Selatan dan garis
1090 35’ – 1100 50’ Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis
karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor
pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni
koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten
Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur
ke arah Kabupaten Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal.
Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat
berperan terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur
kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul
transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi
lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa,
secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.
c. Topografi
Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran
rendah dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang
menunjukkan adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22%
wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan
daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota
Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu Lereng I (0-2%) meliputi
Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara
dan Tugu, serta sebagian wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen.
Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan,
Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan. Lereng III (15-40%) meliputi
wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (Kecamatan Gunungpati), sebagian
wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian wilayah Kecamatan
Banyumanik, serta Kecamatan Candisari. Sedangkan lereng IV (> 50%) meliputi
sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah tenggara), dan sebagian
wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kali Garang dan Kali Kripik.
Kota Bawah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pasir dan lempung.
Pemanfaatan lahan lebih banyak digunakan untuk jalan, permukiman atau
perumahan, bangunan, halaman, kawasan industri, tambak, empang dan
persawahan. Kota Bawah sebagai pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan,
perindustrian, pendidikan dan kebudayaan, angkutan atau transportasi dan
perikanan. Berbeda dengan daerah perbukitan atau Kota Atas yang struktur
geologinya sebagian besar terdiri dari batuan beku. Wilayah Kota Semarang berada
pada ketinggian antara 0 sampai dengan 348,00 meter dpl (di atas permukaan air
laut). Secara topografi terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan,
sehingga memiliki wilayah yang disebut sebagai kota bawah dan kota atas. Pada
daerah perbukitan mempunyai ketinggian 90,56 - 348 mdpl yang diwakili oleh titik
tinggi yang berlokasi di Jatingaleh dan Gombel, Semarang Selatan, Tugu, Mijen,
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.3
dan Gunungpati, dan di dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 mdpl. Kota
bawah merupakan pantai dan dataran rendah yang memiliki kemiringan antara
0% sampai 5%, sedangkan dibagian Selatan merupakan daerah dataran tinggi
dengan kemiringan bervariasi antara 5%-40%.
Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang membentuk
suatu kota yang mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari daerah perbukitan, dataran
rendah dan daerah pantai. Dengan demikian topografi Kota Semarang
menunjukkan adanya berbagai kemiringan tanah berkisar antara 0% - 40%
(curam) dan ketinggian antara 0,75 – 348,00 mdpl.
d. Geologi
Kondisi Geologi Kota Semarang berdasarkan struktur geologinya terdiri atas
tiga bagian yaitu struktur joint (kekar), patahan (fault), dan lipatan. Daerah
patahan tanah bersifat erosif dan mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan
batuan yang diskontinyu (tak teratur), heterogen, sehingga mudah bergerak atau
longsor. Pada daerah sekitar aliran Kali Garang merupakan patahan Kali Garang,
yang membujur arah utara sampai selatan, di sepanjang Kaligarang yang
berbatasan dengan Bukit Gombel. Daerah patahan lainnya adalah Meteseh,
Perumahan Bukit Kencana Jaya, dengan arah patahan melintas dari utara ke
selatan.
Sedangkan wilayah Kota Semarang yang berupa dataran rendah memiliki
jenis tanah berupa struktur pelapukan, endapan, dan lanau yang dalam. Jenis
Tanah di Kota Semarang meliputi kelompok mediteran coklat tua, latosol coklat
tua kemerahan, asosiasi alluvial kelabu, Alluvial Hidromorf, Grumosol Kelabu Tua,
Latosol Coklat dan Komplek Regosol Kelabu Tua. Kurang lebih sebesar 25%
wilayah Kota Semarang memiliki jenis tanah mediteranian coklat tua. Sedangkan
kurang lebih 30% lainnya memiliki jenis tanah latosol coklat tua. Jenis tanah lain
yang ada di wilayah Kota Semarang memiliki geologi jenis tanah asosiasi kelabu
dan alluvial coklat kelabu dengan luas keseluruhan kurang lebih 22% dari seluruh
luas Kota Semarang. Sisanya merupakan jenis tanah alluvial hidromorf dan
grumosol kelabu tua.
e. Hidrologi
Kondisi Hidrologi potensi air di Kota Semarang bersumber pada sungai -
sungai yang mengalir di Kota Semarang yang terbagi kedalam 4 sistem besar drainase yaitu:
1. Sistem Drainase Mangkang sebagaimana terdiri atas 2 (dua) sub sistem meliputi : Sub Sistem Sungai Mangkang (Sungai Mangkang Kulon,
Mangkang Wetan dan Plumbon); dan Sub Sistem Sungai Bringin (Sungai Bringin, Sungai Randugarut, Sungai Karanganyar dan Sungai Tapak).
2. Sistem Drainase Semarang Barat terdiri dari 4 (empat) sub sistem
meliputi: Sub Sistem Sungai Tugurejo (Sungai Jumbleng, Sungai Buntu, Sungai Tambak Harjo dan Sungai Tugurejo); Sub Sistem Sungai
Silandak; Sub Sistem Sungai Siangker (meliputi saluran Madukoro, Sungai Tawang, Sungai Karangayu, Sungai Ronggolawe dan Sungai
Siangker); dan Sub Sistem Bandar Udara Ahmad Yani (Saluran Lingkar Selatan Barat yang meliputi Sungai Selinga, Sungai Simangu, Sungai
Tawang dan Sungai Banteng)
3. Sistem Drainase Semarang Tengah terdiri dari 8 (delapan) sub sistem meliputi: Sub Sistem Sungai Banjir Kanal Barat (Sungai Kripik, Sungai
Kreo dan Sungai Garang), Sub Sistem Sungai Bulu (Saluran Jl. Hasanudin, Saluran Jl. Brotojoyo, Saluran Panggung Kidul dan Saluran
Bulu Lor), Sub Sistem Sungai Semarang, Sub Sistem Sungai Simpang
Lima, Sub Sistem Sungai Banger, Sub Sistem Sungai Bandarharjo, Sub Sistem Sungai Asin, Sub Sistem Sungai Baru.
4. Sistem Drainase Semarang Timur terdiri dari 5 (lima) sub sistem meliputi: Sub Sistem Banjir Kanal Timur (Sungai Candi, Sungai Bajak, Sungai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.4
Kedungmundu dan Saluran Bulu Lor), Sub Sistem Sungai Tenggang, Sub
Sistem Sungai Sringin, Sub Sistem Sungai Babon (Sungai Gede, Sungai
Meteseh, Sungai Jetak dan Sungai Sedoro), Sub Sistem Sungai Pedurungan.
f. Klimatologi
Secara Klimatologi, Kota Semarang seperti kondisi umum di Indonesia,
mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan
muson timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara
Barat Laut (NW) menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan
hujan. Sifat periode ini adalah curah hujan sering dan berat, kelembaban relatif
tinggi dan mendung. Lebih dari 80% dari curah hujan tahunan turun di periode
ini. Dari Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara (SE)
menciptakan musim kemarau, karena membawa sedikit uap air. Sifat periode ini
adalah sedikit jumlah curah hujan, kelembaban lebih rendah, dan jarang
mendung.
Curah hujan di Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata
sepanjang tahun, dengan total curah hujan rata-rata 9.891 mm per tahun. Ini
menunjukkan curah hujan khas pola di Indonesia, khususnya di Jawa, yang
mengikuti pola angin muson SENW yang umum. Suhu minimum rata-rata yang
diukur di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 21,1 °C pada
September ke 24,6 °C pada bulan Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubah-
ubah dari 29,9 °C ke 32,9 °C. Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah
dari minimum 61% pada bulan September ke maksimum 83% pada bulan
Januari. Kecepatan angin bulanan rata-rata di Stasiun Klimatologi Semarang
berubah-ubah dari 215 km/hari pada bulan Agustus sampai 286 km/hari pada
bulan Januari. Lamanya sinar matahari, yang menunjukkan rasio sebenarnya
sampai lamanya sinar matahari maksimum hari, bervariasi dari 46% pada bulan
Desember sampai 98% pada bulan Agustus.
g. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kota Semarang meliputi penggunaan lahan sawah,
lahan non sawah dan lahan kering.
Gambar 2.1.
Prosentase Penggunaan Areal Tanah
Kota Semarang Tahun 2013
Menurut penggunaannya, luas tanah sawah terbesar merupakan tanah
sawah tadah hujan (53,12 %), dan hanya sekitar 19,97 % nya saja yang dapat
ditanami 2 (dua) kali. Lahan kering sebagian besar digunakan untuk tanah
pekarangan/tanah untuk bangunan dan halaman sekitar, yaitu sebesar 42,17 %
dari total lahan bukan sawah.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.5
Penggunaan lahan, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota
Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, rencana
pola pemanfaatan ruang meliputi: Kawasan lindung yakni kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan; dan Kawasan Budidaya
yakni kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas
dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber
daya buatan.
2.1.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah
yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti
perikanan, pertanian, pariwasata dan industry dan lain-lain dengan berpedoman
pada rencana tata ruang wilayah.
a. Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa
Kawasan Perdagangan dan Jasa, merupakan kawasan yang dominasi
pemanfaatan ruangnya untuk kegiatan komersial perdagangan dan jasa
pelayanan. Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa dilakukan dalam rangka
mewujudkan Kota Semarang sebagai sentra perdagangan dan jasa dalam skala
regional dan nasional.
Kawasan perdagangan dan jasa ditetapkan tersebar pada setiap Bagian
wilayah Kota (BWK) terutama di pusat-pusat BWK sehingga dapat mengurangi
kepadatan dan beban pelayanan di pusat kota. Arahan pemanfaatan ruang
kawasan perdagangan dan jasa adalah sebagai berikut:
1. Pusat kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan skala
regional, nasional maupun internasional, berada di kawasan Peterongan,
Tawang dan Siliwangi;
2. Kawasan perdagangan dan jasa khusus, yaitu kawasan perdagangan dan
jasa dengan perlakuan dan komoditas khusus. Kawasan perdagangan dan
jasa dengan perlakuan khusus adalah kawasan Pasar Johar. Kawasan pasar
Johar merupakan pasar tradisional skala pelayanan regional yang terletak di
pusat kota, selain itu Pasar Johar merupakan bagian dari ikon Kota
Semarang. Kawasan perdagangan dan jasa dengan komoditas khusus adalah
Pasar Agro yang direncanakan di BWK V. Pasar agro ini digunakan untuk
memasarkan produk-produk pertanian yang ada di Kota Semarang dan
daerah-daerah yang ada di sekitarnya. Pasar agro ini dirancang untuk
memiliki skala pelayanan regional, sehingga diperlukan dukungan jalan
sekurang-kurang kolektor sekunder.
3. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan sebagian wilayah
kota sampai dengan kota tersebar pada setiap pusat BWK dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampung ruang serta lingkup
pelayanannya;
4. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan lingkungan dapat
berlokasi dimanapun sepanjang memiliki dukungan akses jalan sekurang-
kurangnya jalan lokal sekunder.
5. Kawasan perdagangan dan jasa direncanakan secara terpadu dengan
kawasan sekitarnya dan harus memperhatikan kepentingan semua pelaku
sektor perdagangan dan jasa termasuk pedagang informal atau pedagang
sejenis lainnya;
6. Pada pembangunan fasilitas perdagangan berupa kawasan perdagangan
terpadu, pelaksana pembangunan/ pengembang wajib menyediakan
prasarana lingkungan, utilitas umum, area untuk pedagang informal dan
fasilitas sosial dengan dengan proporsi 40% (empat puluh persen) dari
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.6
keseluruhan luas lahan dan selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah
Daerah;
7. Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa harus memperhatikan
kebutuhan luas lahan, jenis-jenis ruang dan fasilitas pelayanan publik yang
harus tersedia, kemudahan pencapaian dan kelancaran sirkulasi lalu lintas
dari dan menuju lokasi.
b. Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa
Potensi pergeseran peruntukan non komersial ke arah komersial ini harus
diantisipasi dalam kebijakan penataan ruang wilayah Kota Semarang. Hal ini
bertujuan untuk mengarahkan perkembangan yang ada agar konflik antar
kegiatan kawasan, antar pelaku kegiatan, dan antar jenis kegiatan ekonomi tidak
terjadi.
Arahan pemanfaatan ruang kawasan permukiman, perdagangan dan jasa
adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Fungsi Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan
Jasa dilakukan di kawasan pusat kota (Central Bussiness Distric/CBD)
Peterongan – Tawang – Siliwangi;
2. Pengembangan jenis kegatan ini di kawasan Peterongan – Tawang – Siliwangi
bertujuan untuk mendukung terwujudnya kawasan Peterongan – Tawang –
Siliwangi sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala pelayanan regional/
nasional/ internasional;
3. Pengembangan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa di kawasan
Peterongan – Tawang – Siliwangi tetap mempertahankan Kampung Heritage
sebagai kawasan permukiman dan pariwisata;
4. Pengembangan kegiatan permukiman di kawasan ini dilakukan secara
vertikal dengan pola rumah susun/ apartemen/ kondominium.
c. Rencana Kawasan Pendidikan
Dalam hal pendidikan, Kota Semarang diharapkan dapat berperan sebagai
pusat pendidikan khususnya pendidikan tinggi di wilayah Jawa Tengah.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka rencana pengembangan kawasan
pendidikan tinggi di Kota Semarang dilakukan sebagai berikut :
1. Mengarahkan pengembangan pendidikan tinggi/akademi dengan skala
regional nasional yang berada di kawasan Tembalang, Pedurungan, Sekaran,
dan Mijen. Pengembangan fasilitas pendidikan tinggi skala pelayanan
regional/ nasional perlu didukung dengan penyediaan infrastruktur dan
fasilitas pendukung yang memadai.
2. Kawasan Pendidikan Bendan perlu ada pembatasan pengembangan karena
kondisi fisiknya yang rawan bencana alam dan kegiatan pendidikannya yang
kurang berkembang. Kawasan ini akan dialihkan sebagai kawasan jasa
pelayanan untuk penginapan, rapat, pertemuan, seminar, dan sebagainya.
3. Pembangunan fasilitas pendidikan menengah dan pendidikan tinggi di pusat
kota diarahkan pada lokasi atau kawasan atau ruas jalan yang memadai
serta tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan.
4. Pembangunan fasilitas pendidikan ditepi ruas jalan utama harus
mempertimbangkan kelancaran pergerakan pada ruas jalan tersebut.
5. Untuk pendidikan dasar dan menengah diarahkan sebagai fasilitas
pelayanan lokal, jadi fasilitas ini akan dikembangkan disetiap BWK sebagai
bagian dari fasilitas lingkungan dan bagian wilayah kota.
d. Rencana Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran
Kawasan Pemerintahan, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan
ruangnya untuk penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan, baik Pemerintah Pusat,
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.7
regional Provinsi, maupun Pemerintah kota. Rencana kawasan pemerintahan dan
perkantoran dalam RTRW Kota Semarang ini adalah :
1. Kawasan perkantoran Pemerintah Provinsi
Kawasan perkantoran utama Pemerintah Provinsi direncanakan berada di
Jalan Pahlawan dan Jalan Madukoro. Lokasi pengembangan kantor
Pemerintah Provinsi dapat dilakukan dilokasi lain dengan tetap
mempertimbangkan kemudahan jangkauan pelayanan bagi pengguna dan
masyarakat Provinsi Jawa Tengah.
2. Kawasan perkantoran Pemerintah Kota Semarang
Kawasan Pemerintah Kota Semarang direncanakan di Jalan Pemuda dan
Jalan Soekarno-Hatta (di dekat kawasan kawasan Masjid Agung Jawa
Tengah). Kawasan perkantoran yang ada di Jalan Pemuda direncanakan
untuk Kantor Walikota dan DPRD Kota Semarang, kawasan ini sekaligus
berfungsi sebagai balaikota. Sedangkan kawasan perkantoran Pemerintah
Kota Semarang yang ada di Jalan Soekarno-Hatta diperuntukkan untuk
pelayanan pemerintahan.
3. Kawasan Perkantoran Swasta
Kawasan perkantoran menengah dan besar diarahkan pada kawasan
perdagangan dan jasa, sedangkan kawasan perkantoran kecil lokasinya
dapat di kawasan permukiman dengan memperhatikan akses pelayanan.
e. Rencana Kawasan Industri
Kawasan Industri, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan
ruangnya untuk kegiatan-kegiatan di bidang industri seperti pabrik dan
pergudangan. Dalam RTRW Kota Semarang 2010-2030 pengembangan kawasan
industri lebih dibatasi, hal ini sesuai dengan visi Kota Semarang yang akan lebih
mengedepankan pengembangan sektor tersier (perdagangan dan jasa) sebagai
penopang utama perekonomian kota. Kawasan industri direncanakan di BWK III
(Kawasan industri dan pergudangan Tanjung Emas), BWK IV (Genuk), BWK X
(Kawasan Industri Tugu dan Mijen). Kegiatan industri diprioritaskan untuk
pengembangan industri modern dengan kadar polusi rendah.
Rencana sebaran industri Kota Semarang adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Industri Genuk
2. Kawasan Industri Tugu
3. Kawasan Industri Candi
4. Kawasan industri dan Pergudangan Tanjung Emas
5. Kawasan Industri Mijen
6. Kawasan Industri Pedurungan
f. Rencana Kawasan Olah Raga
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan lapangan olahraga, maka
selain lapangan olahraga yang resmi dan dikelola oleh Pemerintah, diperlukan
areal terbuka, yang dapat difungsikan sebagai lapangan olah raga yang ada di
lingkungan masyarakat. Lapangan olah raga yang ada di Kota Semarang antara
lain stadion olahraga GOR Jatidiri di Kecamatan Gajahmungkur yang berskala
regional/nasional, stadion yang berskala kota Stadion Citarum dan Stadion
Diponegoro. Sedangkan GOR Trilomba Juang telah dilakukan rehabilitasi mulai
tahun 2013 dan dilanjutkan ke tahap 2 pada tahun 2014.
g. Rencana Kawasan Wisata / Rekreasi
Kawasan Wisata, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya
untuk kegiatan wisata dan rekreasi. Sesuai dengan potensi yang dimiliki, fasilitas
rekreasi Kota Semarang direncanakan meliputi:
1. Wisata bahari/pantai ditetapkan pada BWK III (Kawasan Marina) dan
BWK X (direncanakan di kawasan pantai di Kecamatan Tugu) dimana
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.8
pembangunannya harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan
dan ekosistem di wilayah pantai/pesisir;
2. Wisata satwa berada pada di BWK X, yaitu di Kawasan Kebun Binatang
yang ditekankan pada upaya pelestarian satwa dan lingkungan alam di
dalamnya;
3. Wisata pertanian (agrowisata) berada pada BWK VI (Kecamatan
tembalang), BWK VIII (Kecamatan Gunungpati), dan BWK IX (Kecamatan
Mijen) juga berfungsi sebagai pusat penelitian dan pengembangan
pertanian perkotaan dan budidaya pertanian.
4. Lokasi yang ditetapkan dan rencana pengembangan kawasan wisata
Religi dan Religi:
BWK III : Kawasan Gereja Blenduk dan Kuil Sam Po Kong
BWK V : Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah
BWK VII : Kawasan Vihara Watugong
5. Wisata alam dan cagar budaya
BWK I : Kampung Pecinan dan Kampung Melayu
BWK III : Museum Ronggowarsito, kawasan Maerokoco, kawasan Kota
Lama Semarang
BWK VII : Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo
BWK VIII : Gua Kreo, Waduk Jatibarang, Lembah Sungai Garang.
BWK X : Taman lele
6. Wisata belanja dikembangkan di Kawasan Johar, Simpang Lima dan
koridor Jalan Pandanaran.
7. Wisata Mainan Anak berada di Kecamatan Candisari , WaterPark (BWK
IX dan BWK III)
Pengembangan kawasan wisata ini direncanakan untuk dapat mendukung
fungsi kota Semarang sebagai Kawasan Perkotaan dengan skala regional/
nasional/ internasional.
h. Rencana Kawasan Perumahan dan Permukiman
Kawasan Perumahan dan permukiman, adalah kawasan yang
pemanfaatannya untuk perumahan dan permukiman, serta berfungsi sebagai
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana lingkungan. Kawasan ini terdiri dari kawasan perumahan yang dibangun
oleh penduduk sendiri dibangun oleh perusahaan pembangunan perumahan dan
dibangun oleh pemerintah.
i. Rencana Kawasan Pemakaman Umum
Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dalam rangka
peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan tempat
pemakaman umum di KotaSemarang. Kawasan Tempat Pemakaman Umum dapat
menjadi bagian dari Ruang Terbuka Hijau yang pelaksanaan pembangunannya
dilakukan sebagai berikut :
1. Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dengan pengembangan
makam-makam yang telah ada maupun pembangunan makam baru, dan
didukung dengan penyediaan prasarana dan sarana permakaman;
2. Pembangunan Tempat Pemakaman Umum skala kota berada di Bergota yang
termasuk di BWK I dan Pemakaman di Kecamatan Gayamsari yang termasuk
di BWK V;
3. Pada skala lingkungan pembangunan tempat pemakaman umum dilakukan
dengan pembangunan makam baru pada lahan fasilitas umum atau dengan
optimalisasi dan pengembangan lahan makam yang telah ada sesuai dengan
kapasitas, kebutuhan, dan lingkup pelayanannya;
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.9
4. Untuk mendukung penyediaan tempat pemakaman umum setiap perusahaan
pembangunan perumahan yang melaksanakan pembangunan perumahan,
diwajibkan menyediakan lahan pemakaman umum seluas 2% (dua persen)
dari keseluruhan luas lahan;
5. Penyediaan tempat pemakaman umum dapat dilakukan dengan penyediaan
lahan pemakaman di sekitar lokasi pembangunan atau berpartisipasi dengan
menyerahkan uang yang akan digunakan untuk pengembangan makam
Kepada Pemerintah Kota Semarang senilai harga tanah seluas 2% (dua
persen) dari keseluruhan luas lahan.
j. Rencana Kawasan Khusus
Kawasan Khusus, merupakan kawasan dengan kondisi dan karakteristik
yang bersifat khusus karena jenis kegiatan yang diwadahi memiliki kondisi dan
perlakuan tertentu. Dalam Kebijakan penataan ruang Kota Semarang, kawasan
yang ditetapkan sebagai kawasan khusus adalah kawasan militer dan kawasan
pelabuhan.
Kawasan militer berada di BWK III (Kawasan Bandara Militer A Yani) dan
BWK VII (Kawasan Kodam). Kawasan Pelabuhan berada di wilayah BWK III yaitu di
Kawasan Pelabuhan Laut Tanjung Emas. Pelaksanaan pembangunan di kawasan
khusus harus tetap memperhatikan keterpaduan dengan lingkungan sekitarnya.
k. Rencana Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) adalah adalah ruang terbuka di bagian
wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori Ruang Terbuka Hijau
(RTH), berupa lahan yang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi
permukaan tertentu yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori.
2.1.1.3. Wilayah Rawan Bencana
Kota Semarang dengan karakteristik wilayah tersebut berpotensi terhadap
terjadinya bencana alam dengan dominasi bencana banjir, rob dan tanah longsor.
Bila ditelaah lebih jauh, ketiga macam bencana di Semarang ini saling terkait,
dengan sebab baik karena kondisi awal alamnya maupun karena dampak
pembangunan.
Banjir sering terjadi di sekitar aliran sungai dan di bagian utara kota yang
morfologinya berupa dataran pantai. Kawasan potensi bencana banjir secara
umum diklasifikasikan menjadi:
a. Kawasan Pesisir/ Pantai
Merupakan salah satu kawasan rawan banjir karena kawasan tersebut
merupakan dataran rendah dimana ketinggian muka tanahnya lebih rendah
atau sama dengan ketinggian muka air laut pasang rata-rata (Mean Sea
Level, MSL), dan menjadi tempat bermuaranya sungai-sungai. Di samping itu,
kawasan pesisir/pantai dapat menerima dampak dari gelombang pasang
yang tinggi, sebagai akibat dari badai angin topan atau gempa yang
menyebabkan tsunami.
b. Kawasan Dataran Banjir (Flood Plain Area)
Adalah daerah dataran rendah di kiri dan kanan alur sungai, yang
kemiringan muka tanahnya sangat landai dan relatif datar. Aliran air dari
kawasan tersebut menuju sungai sangat lambat, yang mengakibatkan
potensi banjir menjadi lebih besar, baik oleh luapan air sungai maupun
karena hujan lokal. Kawasan ini umumnya terbentuk dari endapan sedimen
yang sangat subur, dan terdapat di bagian hilir sungai. Seringkali kawasan
ini merupakan daerah pengembangan kota, seperti permukiman, pusat
kegiatan ekonomi, perdagangan, industri dan lain sebagainya.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.10
Kawasan ini bila dilalui oleh sungai yang mempunyai Daerah Aliran Sungai
(DAS) cukup besar, seperti Kali Garang/ Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal
Timur di Kota Semarang, memiliki potensi bencana banjir yang cukup besar
juga, karena debit banjir yang cukup besar yang dapat terbawa oleh sungai
tersebut. Potensi bencana banjir akan lebih besar lagi apabila terjadi hujan
cukup besar di daerah hulu dan hujan lokal di daerah tersebut, disertai
pasang air laut.
c. Kawasan Sempadan Sungai
Merupakan daerah rawan bencana banjir yang disebabkan pola pemanfaatan
ruang budidaya untuk hunian dan kegiatan tertentu.
d. Kawasan Cekungan
Merupakan daerah yang relatif cukup luas baik di daerah dataran rendah
maupun dataran tinggi (hulu sungai) dapat menjadi daerah rawan bencana
banjir. Pengelolaan bantaran sungai harus benar-benar dibudidayakan
secara optimal, sehingga bencana dan masalah banjir dapat dihindarkan.
Potensi banjir di Kota Semarang sebagian besar berada di daerah
pesisir/pantai dan daerah sempadan sungai, berdasarkan aspek
penyebabnya, jenis banjir yang ada dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu: banjir limpasan sungai/banjir kiriman; banjir lokal; dan banjir
pasang (rob).
Banjir pasang (rob) terjadi karena pasang air laut yang relatif lebih tinggi
daripada ketinggian permukaan tanah di suatu kawasan. Biasanya terjadi
pada kawasan di sekitar pantai. Penurunan tanah disebabkan empat hal,
yaitu eksploitasi air tanah berlebihan, proses pemampatan lapisan sedimen
(yang terdiri dari batuan muda) ditambah pembebanan tinggi oleh bangunan
di atasnya serta pengaruh gaya tektonik. Dampak penurunan tanah dapat
dilihat adanya luasan genangan rob yang semakin besar.
Selain banjir, bencana yang berkaitan dengan musim hujan adalah longsor.
Kota Semarang pada beberapa wilayah menunjukkan potensi bencana
longsor yang mengancam masyarakat yang juga perlu mendapatkan
perhatian.
Perubahan iklim global berpengaruh terhadap kondisi iklim di Kota
Semarang, musim kemarau menjadi lebih panjang daripada musim hujan
sehingga menyebabkan kekeringan di daerah dengan cadangan air tanah
yang minimum. Sebagian besar daerah yang mengalami kekeringan terdapat
di Semarang atas. Berdasarkan data yang ada pada Buku Rencana Aksi
Nasional 2010-2014, potensi bencana yang ada di Kota Semarang adalah
banjir, kekeringan, longsor, kebakaran hutan, erosi, kebakaran gedung dan
permukiman dan risiko cuaca ekstrim.
2.1.1.4. Demografi
Data jumlah penduduk Kota Semarang pada tahun 2014 semester 1 masih
menggunakan data pada akhir tahun 2013 yaitu sebesar 1.572.105 jiwa atau
mengalami pertumbuhan sebesar 0,83% dibanding tahun 2012 yang tercatat
sebesar 1.559.198 jiwa. Persebaran penduduk jika dilihat dari jumlah penduduk
pada masing-masing wilayah kecamatan mengalami kepadatan penduduk yang
tidak merata. Meskipun dalam setahun terakhir ini banyak perumahan baru yang
bermunculan di kawasan pinggiran, namun secara statistik kependudukan tidak
berpengaruh banyak terhadap data statistik kepadatan penduduk. Kepadatan
penduduk yang paling tinggi berada pada wilayah perkotaan antara lain meliputi
kecamatan Semarang Selatan sebesar 13.882 jiwa /km2, Candisari sebesar 12.187
jiwa/km2, Gayamsari sebesar 11.393 jiwa/km2, Semarang Utara sebesar 11.671
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.11
jiwa/km2, Semarang Tengah sebesar 11.596 jiwa/km2, Semarang Timur sebesar
10.211 jiwa/km2 dan secara rinci jumlah kepadatan penduduk pada masing-
masing wilayah kecamatan sebagaimana tabel 2.2. di bawah ini, terlihat bahwa
kepadatan paling rendah berada di wilayah kecamatan yang berada di wilayah
pengembangan yang merupakan wilayah pertanian, tegalan dan tambakan yakni
Kecamatan Tugu sebesar 984 jiwa/km2, Kecamatan Mijen sebesar 1.006 jiwa/km2,
dan Gunungpati sebesar 1.402 jiwa/km2.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kota Semarang per Kecamatan Tahun 2013
No Kecamatan Luas
(Km2)
Jumlah
Pend.
Kepa-
datan Lahir Mati Datang Pindah
1 Mijen 57,55 57.887 1.006 775 251 1.604 824
2 Gunung Pati 54,11 75.885 1.402 1.338 591 1.600 1.056
3 Banyumanik 25,69 130.494 5.080 2.328 1.004 2.505 2.505
4 Gajahmungkur 9,07 63.599 7.012 724 402 769 931
5 Semarang Selatan 5,93 82.293 13.882 925 550 1.166 1.612
6 Candisari 6,54 79.706 12.187 1.222 726 1.191 1.669
7 Tembalang 44,2 147.564 3.339 2.924 716 4.359 1.950
8 Pedurungan 20,72 177.143 8.549 2.650 943 3.415 3.777
9 Genuk 27,39 93.439 3.411 1.439 402 2.534 1.639
10 Gayamsari 6,18 73.745 11.939 1.174 450 1.444 1.648
11 Semarang Timur 7,70 78.622 10.211 1.130 708 1.095 1.847
12 Semarang Utara 10,97 128.026 11.671 1.775 1.027 2.131 3.278
13 Semarang Tengah 6,14 71.200 11.596 816 593 846 1.519
14 Semarang Barat 21,74 158.668 7.298 2.188 1.042 2.523 3.756
15 Tugu 31,79 31.279 984 508 177 512 399
16 Ngaliyan 37,99 122.555 3.226 1.849 667 2.666 2.062
Total 373,7 1.572.105 4.207 23.765 10.249 30.360 30.472
Sumber: BPS Kota Semarang 2013
Peningkatan jumlah penduduk Kota Semarang tahun 2013 dipengaruhi oleh
jumlah migrasi dan penduduk yang lahir/mati. Peningkatan jumlah penduduk
tersebut sangat dipengaruhi proses alami yaitu kelahiran dikurangi kematian
penduduk, selain itu juga dipengaruhi migrasi penduduk dari daerah sekitar Kota
Semarang yang merupakan imbas dari daya tarik Kota Semarang sebagai ibu
kota Provinsi Jawa Tengah yang sekaligus sebagai pusat perekonomian dan pusat
pendidikan
Tabel 2.3
Data Series Jumlah Penduduk Kota Semarang
Tahun 2010-2014
No Tahun
Jumlah Penduduk
Jumlah
Total
Pertumb
(%) Laki-laki Perempuan
(jiwa) (%) (jiwa) (%)
1 2010 758.267 49,64 769.166 50,36 1.527.433 1,36
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.12
No Tahun
Jumlah Penduduk
Jumlah
Total
Pertumb
(%) Laki-laki Perempuan
(jiwa) (%) (jiwa) (%)
2 2011 767.884 49,72 776.474 50,28 1.544.358 1,11
3 2012 775.793 49,76 783.405 50,24 1.559.198 0,96
4 2013 781.176 49,69 790.929 50,31 1.572.105 0,83
5 2014*) 786.789 49,70 796.399 50,30 1.583.188 0,62
Sumber: BPS Kota Semarang 2013 *) Data Asumsi/perkiraaan/ data Bappeda diolah
Perkembangan dan pertumbuhan penduduk selama 5 tahun terakhir
menunjukkan kenaikan yang signifikan pada rentang waktu Tahun 2010 – 2014.
Hal tersebut dapat dilihat dari angka pertumbuhan penduduk yang selalu bernilai
positif selama kurun waktu tersebut, namun demikian laju pertumbuhan
penduduk dari tahun ke tahun dapat dikatakan semakin melambat dari 1,36
persen pada tahun 2010 menjadi diperkirakan turun mencapai 0,83 persen di
tahun 2014. Pertumbuhan penduduk yang terakhir, dimungkinkan memiliki
korelasi baik dengan tingkat kelahiran kasar dan tingkat migrasi masuk yang juga
menurun, maupun dengan tingkat migrasi keluar yg nilainya meningkat.
Sedangkan untuk Komposisi penduduk berdasarkan gender di Kota
Semarang dalam 2 tahun terakhir ini masih didominasi oleh penduduk perempuan
terlihat dari tabel dibawah ini. Hal ini haruslah menjadi pertimbangan Pemerintah
Kota Semarang dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang lebih responsif
terhadap kepentingan dan partisipasi perempuan dalam perencanaan
pembangunan daerah.
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Kota Semarang sesuai Jenis Umur
Tahun 2012-2014
Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 2013
*) Data Asumsi/perkiraaan/ data Bappeda diolah
Jumlah penduduk Kota Semarang berdasarkan kelompok usia < 15 tahun
dan > 64 tahun pada tahun 2014 mencapai 448.704 jiwa atau 28,34% dari jumlah
penduduk Kota Semarang. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok
usia 15 – 64 tahun pada tahun 2014 adalah 1.134.484 jiwa.
Hal ini menunjukkan Rasio Ketergantungan Total (perbandingan antara
penduduk usia tidak produktif dengan penduduk usia produktif) di Kota Semarang
pada tahun 2014 mencapai 39,55% meningkat dari tahun sebelumnya. Dengan
meningkatnya rasio ketergantungan berarti semakin diperlukan juga lapangan
pekerjaan di Kota Semarang sebagai bentuk antisipasi dari hal tersebut.
Org (%)
rasio
ketergan
tungan
Org (%)
rasio
ketergan
tungan
Org (%)
rasio
ketergantu
ngan
1 <15 >64 442.719 28,39 446.927 28,43 448.704 28,34
2 15-64 1.116.479 71,61 1.125.178 71,57 1.134.484 71,66
Total 1.559.198 100 1.572.105 100 1.583.188 100
Juml.
Penduduk
(usia)
No
39,65
2014*)
39,55 39,72
Th. 2012 2013
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.13
Tabel 2.5
Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas
Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Di Kota Semarang Tahun 2011-2014
No Keterangan 2011 2012 2013 2014*
1 Tidak/Belum Sekolah 92.979 93.858 94.617 95.236
2 Tidak/Belum Tamat SD 289.781 292.520 294.884 297.279
3 Tamat SD/ MI 325.072 328.144 330.797 334.003
4 Tamat SMTP 288.341 291.066 293.419 296.215
5 Tamat SMTA 300.020 302.856 305.304 308.230
6 Tamat Akademi/D3 61.798 62.382 62.887 63.158
7 Tamat D4/S1/S2/S3 63.207 63.805 64.320 64.607
Jumlah 1.421.200 1.434.631 1.446.229 1.458.727
Sumber BPS Kota Semarang Tahun 2013 *) Data Asumsi/perkiraaan/ data Bappeda diolah
Komposisi penduduk Kota Semarang ditinjau dari aspek pendidikan (di atas
umur 5 tahun) seperti pada tabel diatas menggambarkan bahwa di Kota Semarang
masih cukup tinggi komposisi penduduk usia >5th yang belum/tidak tamat SD.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian serius yaitu lulusan SMTA, karena
merupakan penduduk usia produktif yang menjadi salah satu faktor penting
dalam perkembangan Kota Semarang di masa depan.
Gambar 2.6.
Prosentase Penduduk Bekerja menurut Mata Pencaharian
Kota Semarang Tahun 2011-2014
No Keterangan 2011 2012 2013 2014* (%)
1 Petani Sendiri 26.123 26.718 26.940 26.694 3,86
2 Buruh Tani 17.917 18.382 18.534 18.216 2,63
3 Nelayan 2.610 2.635 2.657 2.268 0,33
4 Pengusaha 52.672 52.723 53.160 53.470 7,73
5 Buruh Industri 173.615 175.185 176.635 178.153 25,77
6 Buruh Bangunan 81.281 82.087 82.766 83.231 12,04
7 Pedagang 85.051 85.468 86.175 86.823 12,56
8 Angkutan 25.201 25.344 25.553 25.445 3,68
9 PNS & TNI / Polri 93.247 93.970 94.748 95.410 13,80
10 Pensiunan 39.075 39.397 39.723 39.751 5,75
11 Lainnya 79.552 81.031 81.702 81.920 11,85
Jumlah 676.344 682.940 688.593 691.382 100
Sumber BPS Kota Semarang Tahun 2013 *) Data Asumsi/perkiraaan/ data Bappeda diolah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.14
Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kota Semarang
terbanyak berturut-turut adalah Buruh Industri dengan persentase sebesar
25,77%, PNS & TNI/Polri sebesar 13,80%, Pedagang sebesar 12,56%, Buruh
Bangunan 12,04%. Dari komposisi tabel diatas sangat terlihat bahwa perdagangan
dan jasa menjadi faktor terbesar dalam menjadi sumber pendapatan Kota
Semarang sampai dengan tahun 2014, hal inilah yang menjadikan Kota Semarang
masih berpegang pada visi perdagangan dan jasa.
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari
penyelenggaraan pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan
kondisi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Aspek kesejahteraan
masyarakat meliputi (1) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi, (2) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan sosial
dan; (3) aspek kesejahteraan fokus pada Seni Budaya dan Olahraga. Kinerja
masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat sampai dengan tahun 2014
adalah sebagai berikut:
2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Keberhasilan pembangunan antara lain dapat dilihat pada beberapa indikator
utama ekonomi, antara lain pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita dan
indeks gini serta rasio penduduk miskin. Kinerja indikator-indikator tersebut
sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan PDRB
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu
daerah dapat digambarkan dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Besaran PDRB dapat digunakan sebagai indikator dalam menilai kinerja
perekonomian suatu wilayah pada suatu periode tertentu, terutama yang
dikaitkan dengan kemampuan suatu wilayah dalam mengelola sumber daya yang
dimiliki. PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui nilai produk yang
dihasilkan oleh seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan
struktur perekonomian pada satu periode di suatu daerah tertentu.
Tabel 2.7
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2012-2014
No Lapangan Usaha 2012
(dalam jutaan) %
2013
(dalam jutaan) %
2014 *)
(dalam jutaan) %
1. Pertanian 246.649,51 1,02 249.951,28 0,97 278.976,16 1,03
2. Pertambangan
dan Penggalian
33.799,64 0,14 34.222,00 0,13 38.032,05 0,14
3. Industri dan
Pengolahan
6.432.298,02 26,58 6.842.639,52 26,63 7.250.206,06 26,77
4. Listrik Gas, dan
Air Bersih
294.792,96 1,22 315.936,70 1,23 335.874,00 1,24
5. Bangunan 3.747.765,85 15,49 3.986.401,22 15,51 4.228.425,44 15,61
6. Perdagangan,
Hotel & Restoran
7.522.659,90 31,09 8.009.736,68 31,17 8.462.739,22 31,25
7. Pengangkutan
dan Komunikasi
2.314.801,61 9,57 2.462.018,54 9,58 2.615.104,71 9,66
8. Keuangan,
Persewaan dan
661.403,13 2,73 710.793,64 2,77 745.542,94 2,75
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.15
No Lapangan Usaha 2012
(dalam jutaan) %
2013
(dalam jutaan) %
2014 *)
(dalam jutaan) %
Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa 2.942.317,15 12,16 3.085.638,80 12,01 3.125.332,87 11,54
Jumlah 24.196.487,77 100 25.697.338,39 100 27.252.371,67 100
Sumber : BPS Kota Semarang Th. 2013
*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
Tabel 2.8
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012-2014
No Lapangan Usaha 2012
(dalam jutaan) %
2013)
(dalam jutaan) %
2014 *)
(dalam jutaan) %
1. Pertanian 588.074,44 1,08 631.643,07 1,03 744.555,08 1,09
2. Pertambangan
dan Penggalian
81.153,57 0,15 87.942,37 0,14 103.087,13 0,15
3. Industri dan
Pengolahan
13.396.296,80 24,63 15.026.452,04 24,61 16.790.066,52 24,53
4. Listrik Gas, dan
Air Bersih
776.041,22 1,43 890.419,76 1,46 994.599,16 1,45
5. Bangunan 10.562.309,17 19,42 11.710.345,24 19,18 13.293.324,25 19,43
6. Perdagangan,
Hotel & Restoran
15.460.952,20 28,43 17.559.840,78 28,76 19.434.624,63 28,40
7. Pengangkutan
dan Komunikasi
5.091.566,72 9,36 5.737.208,38 9,40 6.456.982,59 9,44
8. Keuangan,
Persewaan dan
Jasa Perusahaan
1.452.004,58 2,67 1.613.028,32 2,64 1.823.215,65 2,66
9. Jasa-jasa 6.976.255,85 12,83 7.805.945,59 12,78 8.793.123,96 12,85
Jumlah 54.384.654,53 100 61.062.825,55 100 68.433.578,97 100
Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 2013
*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
Hotel dan Restoran tetap menjadi sektor yang paling dominan disusul dengan
sektor Industri dan Pengolahan serta sektor Bangunan. Kondisi ini semakin
menegaskan posisi Kota Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa.
Tabel 2.9
Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Tiap Sektor Pembentuk PDRB
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2014
No Lapangan Usaha 2011
(dalam %)
2012
(dalam %)
2013
(dalam %)
2014*)
(dalam %)
1. Pertanian 1,74 0,54 0,56 N/A
2. Pertambangan dan Penggalian 2,33 1,96 1,25 N/A
3. Industri dan Pengolahan 5,50 6,36 4,95 N/A
4. Listrik Gas, dan Air Bersih 4,78 3,76 3,58 N/A
5. Bangunan 7,04 6,03 6,37 N/A
6. Perdagangan, Hotel dan
Restoran
6,67 7,08 6,55 N/A
7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,06 5,61 5,43 N/A
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.16
No Lapangan Usaha 2011
(dalam %)
2012
(dalam %)
2013
(dalam %)
2014*)
(dalam %)
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
5,56 7,44 6,18 N/A
9. Jasa-jasa 8,15 6,67 6,22 N/A
Jumlah 6,41 6,42 6,20 6,05
Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 2013
*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
Seiring dengan kondisi makro ekonomi secara nasional, kondisi
perekonomian Kota Semarang di tahun 2013 mengalami tekanan, meskipun masih
tumbuh dibanding tahun 2012. Meskipun mengalami penurunan dibanding tahun
2012, di tahun 2013 perekonomian Kota Semarang (berdasarkan PDRB ADHK)
masih dapat tumbuh sebesar 5,84%. Di tengah situasi perekonomian yang
mengalami tekanan sepanjang triwulan II karena kenaikan harga BBM dan
pengetatan moneter oleh Bank Sentral. Kecuali sektor Bangunan, seluruh sektor
pembentuk PDRB mengalami penurunan pertumbuhan, termasuk sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor utama pembentuk PDRB Kota Semarang
b. Laju Inflasi
Dalam konteks ilmu ekonomi makro, inflasi adalah proses meningkatnya
harga dari sekelompok barang dan jasa secara terus menerus yang berkaitan
dengan mekanisme pasar. Inflasi diukur sebagai persentase perubahan Indeks
Harga Konsumen (indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu),
deflektor Produk Domestik Bruto (menunjukkan besarnya perubahan harga dari
semua barang baru, atau indeks-indeks lain dalam tingkat harga keseluruhan.
Inflasi dapat disebabkan antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau spekulasi, serta akibat
adanya ketidaklancaran suplai dan distribusi barang. Jika besarannya tidak
terkendali, inflasi akan mempengaruhi kondisi perekenomian masyarakat.
Gambar 2.2
Laju Inflasi dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang
Tahun 2009-2014
Sumber BPS Kota Semarang Th. 2013,
*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
5,83
7,11
2,87
4,85
8,19
5,24
2,78
6,96
3,79
4,3
8,38
5,34 5,87
6,41 6,42 6,2 6,05
2
3
4
5
6
7
8
9
2009 2010 2011 2012 2013 2014*)
Inflasi Kota SMG Inflasi Jateng Inflasi Nas LPE Kota SMG
LPE Kota SMG
INFLASI Kota SMG
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.17
Perkembangan inflasi di Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh kebijakan
makro ekonomi dari Pusat yang memengaruhi kenaikan harga-harga. Inflasi Kota
Semarang di tahun 2013 meningkat menjadi sebesar 8,19% dibandingkan tahun
2012 yang tercatat sebesar 4,85%, namun di tahun 2014 ini diprediksi angka
inflasi akan menguat menjadi 5,24. Untuk tahun 2013, angka inflasi Kota
Semarang ini lebih tinggi dibandingkan inflasi Jawa Tengah yang tercatat sebesar
7,98%, namun masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar
8,38%.
Di tahun 2013 lalu, kenaikan inflasi dipengaruhi oleh gejolak harga pangan
domestik yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi yang mendorong
kenaikan harga-harga, baik itu yang terdampak langsung maupun yang
terdampak lanjutan. Selama 2013, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli dan
Agustus, bulan-bulan awal pasca kenaikan harga BBM, yang juga bersamaan
dengan Idul Fitri dan tahun baru ajaran sekolah yang biasanya juga berkontribusi
terhadap kenaikan inflasi, meskipun kemudian di bulan Oktober s/d Desember
2013, inflasi sudah bergerak pada kisaran angka normal.
c. Pendapatan per Kapita
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan
suatu daerah dengan jumlah penduduk daerah tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan per kapita sering digunakan
sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah daerah; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur daerah tersebut
Ditinjau dari jumlah PDRB Perkapita (atas dasar harga berlaku) pada tahun
2011-2013, Kota Semarang mengalami peningkatan pada tahun 2013. Pada tahun 2012 nilainya sebesar Rp. 33.641.463,01 dan di tahun 2013 nilainya meningkat
menjadi Rp. 37.143.011,64. Peningkatan nilai PDRB per kapita ini secara umum menandakan adanya tingkat pendapatan masyarakat yang lebih baik, sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi Kota Semarang.
d. Indeks Gini
Untuk memberikan gambaran tentang tingkat pemerataan maupun
ketimpangan pendapatan Kota Semarang digunakan pendekatan teori Gini Ratio
yaitu menetapkan sebuah kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah
pola pengeluaran suatu masyarakat ada pada ketimpangan taraf rendah, sedang
atau tinggi. Indeks gini adalah ukuran ketimpangan ekonomi dalam pendapatan
distribusi yang ditentukan dengan koefisien gini rasio antara 0 – 1 (>0 dan <1).
Secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
0,00 < G < 0,35 → pemerataan tinggi / ketimpangan rendah
0,35 < G < 0,50 → pemerataan / ketimpangan sedang
G > 0,50 → pemerataan rendah / ketimpangan tinggi
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.18
Gambar 2.3
Indek Gini Kota Semarang Tahun 2011-2013
Sumber BPS Kota Semarang Tahun 2012
*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
**) Data Tahun lalu
Dari data BPS tahun 2012 seperti terlihat pada tabel diatas, indeks Gini Ratio
Kota Semarang tahun 2014 diperkirakan akan mencapai angka (0,3836). Meski
hal ini berarti ketimpangan pendapatan penduduk di Kota Semarang masih dalam
level sedang, namun tetap harus menjadi perhatian Pemerintah Kota Semarang
karena angka ketimpangan ini menunjukkan peningkatan dari tahun 2012 yang
hanya menunjuk pada angka 0,3518.
e. Rasio Penduduk Miskin
Ketimpangan distribusi pendapatan sangat erat hubungannya dengan
kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di
dunia. Menurut Kuncoro (1997), kemiskinan dapat ditinjau dari 2 sisi, yaitu :
pertama, kemiskinan absolute, dimana dengan pendekatan ini di identifikasikan
jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tertentu. kedua,
kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing-
masing golongan pendapatan.
Tabel 2.10
Jumlah Penduduk Warga Miskin Kota Semarang
Tahun 2011-2014
No Tahun
Kota Semarang Prov Jateng
Versi Bappeda Versi BPS Versi BPS
Jiwa (%) Jiwa (%) Jiwa (%)
1 2011 448.398 26,44 88.453 5,68 5,256 juta 16,21
2 2012 448.398 26,44 81.900 5,13 4,863 juta 14,98
3 2013 373.978 21,49 81.900*) 5,13 4,811 juta 14,44
4 2014**) 373.978 21,49 n-a n-a 4,836 juta 14,46
0,3545 0,3518
0,3836 0,3836
0,41 0,41 0,413 0,413
0,25
0,3
0,35
0,4
0,45
0,5
0,55
2011 2012 2013*) 2014**)
Kota SMG
Nasional
Tinggi
Rendah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.19
Sumber :
- Keputusan Walikota Semarang Nomor 050/716 Tentang Penetapan Warga Miskin Kota Semarang
Tahun 2013
- Jateng.bps.go.id
*) Versi BPS prov. Jateng update September 2012 (data update per bulan Maret dan September)
**) Data tahun lalu
Pemerintah Kota Semarang memperhitungkan rasio kemiskinan di Kota
Semarang didasarkan pada identifikasi dan verifikasi warga miskin yang dilakukan
setiap 2 tahun sekali dan akan dituangkan kedalam Keputusan Walikota. Untuk
tahun 2013 sesuai dengan Keputusan Walikota Semarang Nomor 050/716
Tentang Penetapan Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2013 jumlah warga
miskin mencapai 373.978 jiwa atau mencapai 21,49 %. Sedangkan untuk data
warga miskin tahun 2014 masih menggunakan data tahun lalu dan akan
dilakukan identifikasi dan verifikasi ulang di tahun 2015. Meski secara statistik
angka ini mengalami penurunan cukup signifikan dari tahun sebelumnya namun
masih diperlukan usaha yang cukup keras bagi Pemerintah Kota Semarang untuk
mencapai target indikator yang tertuang dalam dokumen RPJMD 2010-2015.
Sebagai bahan pertimbangan, berdasarkan data versi BPS Prov. Jateng,
September 2012 rasio penduduk miskin Kota Semarang hanya menyentuh angka
5,13% dan bahkan jauh lebih rendah bila dibandingkan angka kemiskinan Jawa
Tengah yang mencapai rasio 14,46% atau 4.836 juta jiwa per bulan Maret tahun
2014..
2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi pembangunan yang
berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat antara lain pendidikan, kesehatan
dan pemenuhan kebutuhan dasar sosial masyarakat lainnya. Kondisi
pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial sampai dengan tahun 2013 pada
masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
a. Indeks Pembangunan Manusia
IPM merupakan indeks yang menunjukkan aspek-aspek peluang hidup
panjang dan sehat, mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang memadai,
serta hidup layak. Indikator ini meruapakan kemudahan dalam aspek sosial,
budaya dan aspek ekonomi.
Tabel 2.11
IPM Kota Semarang Tahun 2011-2013
No Uraian 2011 2012 2013 2014*)
1 IPM 77,42 77,98 78,54 78,95
a Angka Harapan Hidup (AHH) 72,18 72,24 72,44 72,53
b Angka Melek Huruf (AMH) 96,47 96,98 97,72 98,08
Rata-Rata Lama Sekolah 10,11 10,30 10,37 10,49
c Perkembangan Paritas Daya Beli
(PPP)
649,26 652,80 655,84 658,317
Sumber BPS Kota Semarang
*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
Pencapaian IPM Kota Semarang dalam 4 tahun terakhir relatif cukup baik,
hal menunjukkan bahwa bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi mengalami
peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Namun Pemerintah Kota
Semarang harus tetap memperhatikan hal-hal penting untuk mendukung hal
tersebut
Pola hidup bersih dan sehat yang merupakan salah satu penentu perbaikan
derajat kesehatan masyarakat, dan hal ini cukup sulit diintervensi. Peran
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.20
Pemerintah harus terus ditingkatkan dalam hal sosialisasi Pola Hidup Sehat.
Penuntasan buta huruf dan penurunan angka putus sekolah harus tetap
ditingkatkan. Pembebasan biaya pendidikan dan penyediaan infrastruktur
pendidikan harus terus dikawal oleh Pemerintah Kota. Dalam rangka
meningkatkan daya beli masyarakat, upaya pengembangan skala mikro dan usaha
kecil menengah merupakan alternatif untuk menaikkan pendapatan masyarakat
yang masih rendah dan bermuara pada peningkatan daya beli.
b. Pendidikan
Strategi pembangunan pendidikan dijabarkan melalui empat sendipokok
yaitu Pemerataan kesempatan, Relevansi pendidikan dengan pembangunan,
Kualitas pendidikan dan Efisiensi pengelolaan.
Pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan sarana
dan prasarana belajar seperti gedung sekolah baru dan penambahan tenaga
pengajar mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Relevansi
pendidikan merupakan konsep link and match, yaitu pendekatan atau strategi
meningkatkan relevansi sistem pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja.
Kualitas pendidikan adalah menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan
handal sesuai dengan tuntutan zaman. Sedangkan efisiensi pengelolaan
pendidikan dimaksudkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara berdayaguna
dan berhasil guna.
Tabel 2.12
Nilai APK-APM menurut Jenjang Pendidikan Kota Semarang
Tahun 2011-2014
No Uraian 2011 2012 2013 2014*)
1 Angka Partisipasi Kasar (APK)
a SD 99,86 100,56 101,82 100,91
b SLTP 95,16 96,63 112,67 115,10
c SMA/SMK 77,05 78,90 64,54 60,29
2 Angka Partisipasi Murni (APM)
a SD 89,25 89,94 91,03 90,61
b SLTP 71,36 76,36 88,47 90,93
c SMA/SMK 53,12 56,09 58,78 56,92
Sumber BPS Kota Semarang
*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
Indikator partisipasi sekolah terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK)dan
Angka Partisipasi Murni (APM) menjadi salah satu faktor yang dapat menjadi tolok
ukur dalam tingkat partisipasi bidang pendidikan dalam kesejahteraan sosial
masyarakat Kota Semarang. APK adalah indikator untuk mengukur proporsi anak
sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang
sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Sedangkan APM adalah indikator yang
menunjukkan proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang
bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya.
c. Kesehatan
Tujuan dari pembangunan manusia dibidang kesehatan adalah untuk
mencapai umur panjang yang sehat. peningkatan derajat kesehatan dipengaruhi
oleh empat faktor penentu, antara lain: Faktor lingkungan, Perilaku kesehatan,
Pelayanan kesehatan dan Kependudukan/keturunan. Dari empat faktor tersebut
yang dapat diintervensi dengan cepat yaitu Faktor kesehatan lingkungan dan
faktor Pelayanan kesehatan.
Sisi lain yang menunjukkan adanya peningkatan derajat kesehatan
diperlihatkan oleh rata-rata hari sakit yang dialami penduduk dari tahun ketahun
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.21
semakin menurun. Hal ini sejalan dengan perkembangan penyediaan fasilitas
kesehatan yang memadai dan kemudahan akses masyarakat ke tempat berobat
yang semakin mudah serta program gratis berobat yang telah dicanangkan oleh
Pemerintah Kota Semarang. Dengan berbagai kemudahan yang ada tersebut
memberikan efek positif terhadap kesehatan penduduk yakni, penyakit yang
diderita penduduk akan lebih cepat tertangani dan terdeteksi lebih awal dan pada
akhirnya akan memperpendek rentang waktu hari sakit
Sedangkan jika dilihat berdasarkan indikator Angka Harapan Hidup (AHH)
Kota Semarang mengalami pertumbuhan, meski tidak terlalu signifikan yaitu dari
72,44 di tahun 2013 menjadi 72,53 di tahun 2014 (angka sementara). Angka
harapan hidup adalah perkiraan banyaknya tahun yang dapat ditempuh oleh
seseorang selama hidup (secara rata- rata). Indikator ini sering kali digunakan
untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal kesejahteraan rakyat dibidang
kesehatan.
d. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan
kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus
diimbangidengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan
demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.Secara singkat dapat
dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi mempengaruhi ketenagakerjaan dari sisi
permintaan (menciptakan lapangan kerja) dan sisi penawaran (meningkatkan
kualitas tenaga kerja).
Tabel 2.13
Nilai TPAK-TPT Kota Semarang
Tahun 2011-2013
No Uraian 2011 2012 2013 2014*)
1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK)
69,90 67,91 67,75 69,02
2 Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT)
6,92 5,82 5,96 5,16
Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2013
*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
TPAK merupakan indikator yang menggambarkan seberapa banyak dari
penduduk usia kerja yang aktif bekerja dan aktif mencari pekerjaan. Pendapatan
rumah tangga perlu diberi perhatian lebih, mengingat dampaknya yang luas
terhadap taraf kesejahteraan. Angka sementara Tingkat pengangguran terbuka di
Kota Semarang tahun 2014 diperkirakan turun menjadi 5,16 persen. Mengingat
masih tingginya angka pengangguran, maka harus terus diupayakan penyediaan
lapangan pekerjaan.
Upaya peningkatan kesempatan kerja dan perbaikan kualitas tenaga kerja
yang berdaya saing mutlak dilakukan, hal tersebut sangat perlu mendapatkan
perhatian dari pemerintah, masyarakat dan kalangan dunia usaha melalui
pendidikan formal maupun informal
e. Angka Kriminalitas
Dinamika perkembangan Kota Semarang yang pesat dengan kemajemukan masyarakat akan berdampak pada perubahan sosial di masyarakat. Disisi lain
peningkatan jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan ketersediaan fasilitas akan berdampak negatif seperti semakin bertambahnya tingkat pengangguran,
bertambahnya angka kemiskinan, akan memicu meningkatnya angka kriminalitas.
Permasalahan hukum di Kota Semarang yang menyangkut pelanggaran
hukum perkara biasa dan singkat mencapai 3.295 perkara dan sudah diselesaikan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.22
sebanyak 903 perkara. Sedangkan masalah perkara perdata gugatan mencapai
2.389 perkara dan perkara yang sudah diselesaikan / diputus sebanyak 419
perkara (Statististik Ketahanan Sosial Kota Semarang Th. 2012, BPS Kota Semarang).
2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Kondisi lain dalam fokus kesejahteraan sosial adalah usaha meningkatkan
ekspresi masyarakat dalam melestarikan seni budaya dan olahraga. Sedangkan
dari bidang keolahragaan meski tidak terlalu signifikan tetapi tetap menunjukkan
pertumbuhan terlihat dari jumlah organisasi olahraga yang bertambah menjadi 48
dibanding tahun lalu yang hanya 41 organisasi. Animo masyarakat untuk
berolahraga juga meningkat terlihat dari event-event olahraga bersama yang sering
digelar pemerintah kota, seperti acara Car Free Day (CFD) yang rutin tiap akhir
pekan, juga acara bersepeda (gowes) maupun jalan sehat.
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
Pemerintah Daerah Kota Semarang dalam rangka memberikan pelayanan,
meningkatkan peran serta, prakarsa, dan memberdayakan masyarakat secara
eksplisit terlihat pada kinerja pelaksanaan pembangunan pada masing-masing
urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kota Semarang yang terdiri
dari fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan.
2.1.3.1. Fokus Layanan urusan Wajib
a. Urusan Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas merupakan
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Kota Semarang. Kinerja
urusan pendidikan selama tahun 2014 dapat terlihat dari jumlah kualitas
gedung/ruang kelas, rasio guru dan ruang kelas terhadap murid serta jumlah
guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV.
Berdasarkan dokumen Profil Daerah untuk ketersediaan sarana prasarana
pendidikan pada tahun 2013 terdata sbb: sekolah TK negeri sejumlah 3 unit, TK
swasta 735 unit; jumlah Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 4 unit, jumlah SLB
swasta 41 unit; Sekolah Dasar Negeri sebanyak 347 unit, SD Swasta 178 unit;
jumlah sekolah Lanjut Tingkat Pertama Negeri (SMPN) 43 unit, SMP Swasta 130
unit; Sekolah Lanjut Tingkat Atas Negeri (SMAN) sebanyak 27 unit, SMA Swasta
136 unit; Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 3 buah, PT Swasta 59 unit serta Sekolah
Menengah Kejuruan sebanyak 59 unit.
Untuk kualitas tenaga pengajar jika dilihat melalui kualifikasi lulusan, rasio
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV pada tahun 2012 ini masih 79,70% dari
keseluruhan jumlah guru yang ada yaitu 20.815 guru. Rasio ini lebih rendah
9,64% dibanding tahun lalu yang mencapai 86,34%.
b. Kesehatan
Kesehatan di Kota Semarang menjadi urusan yang sangat penting untuk
ditingkatkan mengingat prioritas pembangunan adalah mewujudkan Semarang
Kota Sehat. Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Semarang baik
melalui perbaikan dan penyediaan sarana prasarana kesehatan maupun melalui
upaya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap pasien.
Sarana prasarana pendukung pelayanan kesehatan di Kota Semarang sampai
dengan tahun 2013 ini sudah tercukupi dengan baik. Berdasarkan dokumen Profil
Daerah tahun 2013 semester kedua sarana kesehatan di Kota Semarang tercatat
sbb: jumlah Posyandu 1.564 unit tersebar di tingkat RW; jumlah Puskesmas Induk
mencapai 37 unit dengan 5 puskesmas diantaranya telah bersertifikat ISO 2001
yaitu Puskesmas Bangetayu, Puskesmas Kedungmundu, Puskesmas Mijen,
Puskesmas Ngesrep, serta Puskesmas Halmahera yang juga dijadikan sebagai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.23
Puskesmas unggulan dan terletak di Kecamatan Semarang Timur; jumlah Pustu
sebanyak 35 unit dan Puskesling 37 unit; Rumah Sakit Umum Daerah tipe B
sebanyak 2 unit; Rumah Sakit Umum Swasta tipe B sejumlah 3 unit, tipe C
sejumlah 6 unit.
Untuk pelayanan kesehatan telah dilakukan secara optimal, hal ini terlihat
dari Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin yang
terdata sampai dengan akhir tahun 2013 mencapai 254.844 kunjungan.
Sedangkan untuk penderita TBC BTA mencapai 934 pasien, penderita DBD 2.184
orang; penderita AFP 7 orang serta penderita penyakit lainnya dan telah tertangani
mencapai 27.206 orang.
c. Pekerjaan Umum
Titik berat pembangunan pada urusan pekerjaan umum adalah pada
peningkatan infrastruktur, serta penanganan rob dan banjir. Berdasarkan data
profil daerah Kota Semarang panjang jalan di Kota Semarang terbagi atas 5 kelas
yaitu: jalan nasional dengan panjang 68,12 km; jalan Provinsi panjang 27,16 km;
jalan Kota 106 km; jalan desa/ lokal 1.984,55 km serta berupa jalan tol sepanjang
44,66 km. Dari total panjang jalan 2.689,636 km di wilayah Kota Semarang, yang
menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang terjadi peningkatan kondisi jalan
dari tahun sebelumnya yang dapat dilihat pada profil sebagai berikut:
Tabel 2.14
Kondisi Jalan Kota Semarang Tahun 2012-2013
Sumber: Data Olahan Dinas Binamarga Kota Semarang, LKPJ Th. 2013
Jika dilihat secara kewilayahan, kondisi jalan rusak banyak terjadi di
wilayah-wilayah dengan kondisi tanah yang cenderung labil. Antara lain:
Kecamatan Tembalang (2,51% dari total panjang jalan), Banyumanik (2,31%),
Mijen (1,85%) untuk itu hal tersebut akan menjadi pertimbangan Pemerintah Kota
Semarang dalam perencanaan berikutnya.
Tabel 2.15
Kondisi Jalan Kota Semarang Tahun 2013 per Wilayah Kecamatan
Sumber: Data Olahan Dinas Binamarga Kota Semarang, LKPJ Th. 2013
1.336 1.433
853 767 501
351
0
500
1.000
1.500
2.000
2012 2013
baik
sedang
buruk
020.00040.00060.00080.000
100.000120.000140.000160.000180.000200.000
baik
sedang
rusak
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.24
Untuk penanganan rob dan banjir memang menjadi tugas yang sangat berat
bagi Pemerintah Kota Semarang. Potensi letak Kota Semarang yang berada di
pinggir pantai menjadikan Kota Semarang sebagai daerah langganan banjir rob.
Sedangkan untuk Pedestrian masih menjadi salah satu hal yang diperhatikan
dalam penataan wajah Kota Semarang, untuk itu pembangunan pedestrian
(trotoar) yang ramah lingkungan secara bertahap di seluruh jaringan jalan masih
akan dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kualitas maupun kuantitasnya.
Tabel 2.16
Profil Pompa dan Polder Pengendali Banjir Rob Th. 2012-2013
No Sistem Drainase
Pompa Pengendali Banjir Luas
Genangan Juml.
Pompa/Polder Kapasitas
Lt/dt Areal Layanan
(ha)
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
1 Kaw. Smg Barat 3 5 1275 1.575 250 250 977 977
2 Kaw. Smg Tengah 17 18 22.010 23.210 1050 1.250 1.025 1.225
3 Kaw. Smg Timur 4 5 1.985 2.185 30,45 50,45 1.015 1.012
Sumber: Data Olahan Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang, LKPJ Th. 2013
Namun begitu berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota
Semarang untuk mengatasi hal tersebut. Dari data sektoral SKPD terlihat
penambahan pompa/ polder sejumlah 4 unit hingga saat ini menjadi 28 buah dan
kapasitas pompa yang meningkat. Selain itu untuk meminimalisir terjadinya
banjir dan rob dilakukan kegiatan-kegiatan perawatan sungai-sungai secara
berkala. Usaha-usaha tersebut terbukti efektif dalam menurunkan genangan
banjir dan rob. Salah satu usaha yang dapat ditempuh Kota Semarang terkait
dana penataan sungai yang sangat besar, pemerintah Kota Semarang bisa
memanfaatkan dana-dana yang bersumber dari dana non-APBD, seperti APBD
provinsi maupun pemerintah Pusat.
Tabel 2.17
Kondisi PJU Kota Semarang Tahun 2012-2013
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN 2012 2013
1 Jumlah titik LPJU baru yang terpasang titik 1.792 1.266
2 Jumlah seluruh LPJU yang terpasang
dan terpelihara sampai tahun berjalan
titik 52.000 53.372
3 Persentase lampu penerangan jalan
umum yang dalam kondisi baik
%
Jumlah lampu penerangan jalan
umum yang dalam kondisi baik dan
rusak
Jumlah lampu penerangan jalan
umum di wilayah Kota Semarang
Lampu 60.480
63.657
62.180
65.449
4 Kegiatan pemasangan LPJU di daerah
pinggiran dan permukiman
kegiatan 45 52
Sumber: Data Olahan Dinas PJPR Kota Semarang, LKPJ Th. 2013
Kondisi infrastruktur Kota Semarang dilihat dari Penerangan Jalan Umum
menunjukkan peningkatan yang cukup baik seperti terlihat pada tabel diatas.
Yang masih perlu diperhatikan yaitu penerangan wilayah pinggiran karena hal ini
juga sedikit banyak akan mengurangi potensi kerawanan kejahatan di wilayah
pinggiran.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.25
d. Perumahan
Urusan Perumahan menjadi urusan yang penting, karena perumahan
merupakan kebutuhan yang pokok dan wajib dipenuhi demi kesejahteraan
masyarakat. Masih banyak masyarakat Kota Semarang yang belum memiliki
rumah layak huni dan yang tinggal di kawasan kumuh.
Tabel 2.18
Perumahan Kota Semarang Tahun 2012-2013
No Indikator Kinerja 2012 2013
1 Jumlah perbaikan Perumahan masyarakat
kurang mampu
204 rumah 202 rumah
2 Jumlah Sanitasi Komunal 4 unit 5 unit
3 Jumlah Rusunawa 5 unit 5 unit
Peningkatan sarpras Rusunawa kaligawe 85 % 90 %
Peningkatan Sarpras Karangroto dan Kudu - 45 %
Sumber: Data Olahan DTKP Kota Semarang, LKPJ Th. 2013
Dengan masih terdapatnya perumahan tidak layak huni bagi masyarakat
kurang mampu, maka Pemerintah Kota dituntut untuk membantu melakukan
perbaikan. Sesuai target dalam dokumen RPJMD tahun 2013 ini telah dilakukan
perbaikan/ rehabilitasi rumah bagi masyarakat miskin sebanyak 202 unit rumah
di 16 Kecamatan atau di 55 Kelurahan.
Terkait dengan kebutuhan rumah layak huni, pemerintah juga perlu
mencari lokasi baru untuk menambah jumlah rusunawa karena masih ada
penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni serta terkait juga dengan warga
yang terkena gusuran akibat proyek rel ganda.
e. Penataan Ruang
Kinerja urusan Penataan Ruang dapat dilihat dari rasio ruang terbuka hijau
yang ada di Kota Semarang. Pada tahun 2013 porsentase ruang terbuka hijau
Kota Semarang dapat dilihat seperti tabel dibawah ini.
Tabel 2.19
Luas RTH Kota Semarang Tahun 2013
No Kategori RTH berdasarkan 2013
km (%)
1 Permendagri No. 1 tahun 2007 19.578,27 52,39
2 PermenPU No. 5 tahun 2008 2.732,91 7,31
Sumber: Masterplan RTH Kota Semarang, P2KH 2013
Dilihat dari peraturan yang mengatur, Luasan RTH Kota Semarang memiliki
luasan yang berbeda hal ini dikarenakan perbedaan kategori yang digunakan
dalam menentukan luasan RTH tersebut. Jika berdasarkan Permen PU 5/2008
kategori RTH hanya berupa: Taman kota, Lapangan OR, Hutan Kkawasan,
Pemakaman dan Daerah sempadan; namun jika didasarkan pada Permendagri
1/2007 kategori RTH meliputi: lapangan, makam, tanah kosong (pekarangan
kosong, taman & sempadan), sawah, rawa, tambak, kolam, danau, ladang dan
hutan. Yang perlu menjadi catatan, bahwa luasan RTH berdasarkan Permendagri
setiap tahun dapat menurun luasannya dikarenakan perubahan fungsi dari lahan
kosong, sedangkan yang berdasarkan Permen PU luasan RTH akan tetap dan
cenderung bisa bertambah apabila ada kebijakan Pemerintah Kota untuk
menambah RTH.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.26
Jika dilihat dari jumlah rumah/ bangunan yang memiliki ijin HO dan IMB
pada tahun 2013berdasarkan data base perijinan bangunan dan ijin HOsejumlah
3.800 IMB/HO sedangkan jumlah pemohon KRK sebanyak 1.000 pemohon.
Tabel 2.20
Titik Reklame di Kota Semarang
Tahun 2012-2013
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN 2012 2013
1 Jumlah seluruh titik reklame yang telah
terpasang selama tahun berjalan
titik 1.061 1.025
2 Persentase penertiban reklame illegal
Jumlah reklame yg ditertibkan/dibongkar Reklame 27.218 35.891
Sumber: Data Olahan Dinas PJPR Kota Semarang th. 2013
Untuk penataan reklame sampai dengan tahun 2013 ini mulai dirasakan
membaik di Kota Semarang. Jumlah titik reklame yamg mengalami penurunan
dan jumlah reklame yang ditertibkan bertambah, dapat diindikasikan bahwa
penataan reklame di Kota Semarang mulai digalakkan dengan lebih tertib.
f. Perencanaan Pembangunan
Pada tahun 2014, Perencanaan Pembangunan di Kota Semarang dikatakan
semakin baik, di samping terlihat dari ketersediaan dokumen perencanaan
pembangunan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Tahun 2010-2015, RTRW (Rencana Tata Ruang dan Rencana Wilayah) Tahun
2011-2030 serta Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014 dan
Perubahan RKPD Tahun 2014. Hal tersebut juga didukung dengan adanya
SIMPERDA (Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah) yang dikelola oleh
Bappeda yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dari perencanaan tingkat
Kelurahan sampai tingkat Kota termasuk juga evaluasi dan pengendalian program
serta kegiatannya. Selain itu pada tahun 2013 pengendalian program kegiatan
juga telah dilakukan melalui SIMONDA (Sistem Monitoring dan Pengendalian).
g. Perhubungan
Kinerja urusan perhubungan dapat tidak terlepas dari sektor transportasi.
Transportasi berfungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang
pembangunan. Menjadi konsekuen logis keberadaan transportasi harus mampu
menghasilkan jasa layanan yang handal, dengan tetap mengikuti perkembangan
baik internal maupun eksternal sistem yang harus disikapi secara komprehensif
untuk memberikan solusi pelayanan transportasi yang terbaik.
Tabel 2.21
Urusan Perhubungan di Kota Semarang
Tahun 2012-2013
URAIAN SATUAN 2012 2013
Angkutan umum massal
1 Pelayanan angkutan umum massal (BRT) koridor 2 3
2 Ketersediaan terminal dan sub terminal
- Jumlah Terminal unit 5 5
- Jumlah Sub Terminal unit -
3 Pelayanan Angkutan di Terminal
- Jumlah angkutan yang keluar masuk Rit 710.015 308.297
- Jumlah penumpang Orang 7.793.539 4.767.769
4 Presentase penduduk yang menggunakan
moda transportasi massal dibanding
jumlah penduduk
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.27
URAIAN SATUAN 2012 2013
- Juml penumpang moda transportasi
massal
org 1.960.200 3.821.144
5 Ketersediaan sarana pendukung moda
transportasi massal
- Jumlah halte unit 110 140
6 Cakupan wilayah terlayani transportasi % 90 90
Sumber: Data Olahan Dishubkominfo Kota Semarang th. 2013
Jumlah penumpang angkutan umum di Kota Semarang meningkat jika
dilihat dari jumlah penumpang moda transportasi massal menjadi 3.821.144
orang terangkut. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang juga menjadi
indikator keberhasilan pada urusan perhubungan. Jumlah trayek yang dilayani
BRT di tahun 2013 ini bertambah menjadi 3 koridor, koridor I: Mangkang-
Penggaron dan koridor II: Terboyo-Sisemut serta koridor IV: Cangkiran – Bandara
Ahmad Yani. Sebenarnya tahun ini jalur koridor III Pelabuhan-Gajahmungkur
sudah tersedia haltenya namun belum tersedia armada BRT.
Tabel 2.22
Urusan Perhubungan di Kota Semarang
Tahun 2012-2013
URAIAN SATUAN 2012 2013
Parkir
1 Jumlah titik lokasi parkir
- Parkir tepi jalan umum titik 1.270 1.127
- Parkir khusus titik 162 183
- Jumlah juru parkir org 1.205 1.127
2 Tingkat ketersediaan titik parkir on street
di wilayah perkantoran
titik 1.270 1.127
3 Tingkat ketersediaan titik parkir off street titik 162 183
Sumber: Data Olahan Dishubkominfo Kota Semarang th. 2013
Secara data statistik jumlah titik parkir on street memang menurun, namun
terus pengendalian jumlah parkir on street ini harus terus dilakukan, karena hal
ini akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas dalam kota.
Tabel 2.23
Urusan Perhubungan di Kota Semarang
Tahun 2012-2013
URAIAN SATUAN 2012 2013
Lalu Lintas
1 Tingkat ruas jalan rawan kemacetan lalu
lintas
% 16 12
2 Menurunnya jumlah kecelakaan
- Jumlah kecelakaan lalu lintas kejadian 1.049 957
3 Ketersediaan sarpras lalu lintas
- Jumlah rambu lalu lintas terpasang bh 2.598 2.718
- Panjang marka jalan m 29.167 30.767
- Juml APILL unit 76 78
- Jumlah penunjuk jalan (RPPJ) unit 95 110
- ATCS simpang 6 6
4 Titik lokasi yang rawan kemacetan pada
saat jam-jam sibuk / jam berangkat
titik 12 titik
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.28
URAIAN SATUAN 2012 2013
pulang kerja (6.20-7.30 dan 15.15-17.45)
5 Rata-rata lama waktu tempuh kendaraan
angkutan umum pada saat jam sibuk dan
jam tidak sibuk
- Daerah pusat kota Menit per 5
Km
20 mnt/ 15
mnt
20 mnt/ 15
mnt
- Daerah pinggiran Menit per 5
Km
12 mnt/ 8,5
mnt
12 mnt/ 8,5
mnt
6 Tingkat kendaraan lulus uji laik jalan kend 72.725 78.793
7 Jumlah kendaraan yang mengajukan KIR kend 75.316 81.229
Sumber: Data Olahan Dishubkominfo Kota Semarang th. 2013
Hal yang perlu menjadi perhatian serius yaitu terkait kondisi V/C rasio
jalan-jalan di Kota Semarang, dengan bertambahnya armada bus diharapkan rasio
jumlah kendaraan pribadi dan angkutan umum kecil lainnya ikut berkurang serta
waktu jarak tempuh perjalanan harus semakin cepat. Hal lainnya yang perlu
diperhatikan antara lain: penambahan/pemanfaatan Automatic Traffic Control
System (ATCS) yang terhubungkan di semua titik lokasi lampu lalu lintas,
optimalisasi dan penataan terminal-terminal angkutan darat sebagai terminal
penumpang.
h. Lingkungan Hidup
Kinerja pembangunan pada urusan lingkungan hidup dapat dilihat dari
cakupan penanganan terhadap lahan yang kritis di Kota Semarang. Dari data yang
didapat dari Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang, peningkatan konservasi
lahan kritis meningkat dari 21,5 Ha pada tahun 2012 menjadi 26,5 Ha yang
berdampak positif terhadap pengurangan luas lahan dan/atau tanah yang kritis di
Kota Semarang dari 724,23 Ha pada tahun 2012 menjadi 719,23 Ha pada tahun
2013.
Untuk cakupan wilayah yang melaksanakan program “Biopori” di Kota
Semarang Meningkatnya dari 15 % pada tahun 2012 dari 48 kelurahan menjadi
15 % pada tahun 2013 dari 64 kelurahan.
i. Pertanahan
Kebijakan pada urusan pertanahan diarahkan pada upaya peningkatan tertib
administrasi pertanahan dan pemecahan masalah-masalah atau konflik
pertanahan. Sampai dengan tahun 2012 terdapat 34 Kelurahan yang telah
melaksanakan kegiatan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah (P5T). Sedangkan untuk tahun 2013 sebanyak 16 Kelurahan,
sehingga sampai dengan tahun 2013 secara keseluruhan sudah dilaksanakan di
50 kelurahan.
Kewenangan Pemerintah Kota dalam urusan Pertanahan lebih banyak
berperan sebagai fasilitator. Pada tahun 2013 jumlah kasus pertanahan yang
masuk sejumlah 25 kasus dan seluruhnya telah difasilitasi dalam upaya
penyelesaiannya. Jumlah ini meningkat dibandingkan Tahun 2012 sejumlah 19
kasus.
j. Kependudukan dan Catatan Sipil
Keberhasilan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dalam rangka tertib
administrasi kependudukan dapat dilihat dari beberapa indikator kinerja antara
lain yaitu kepemilikan KTP, rasio bayi berakta kelahiran, rasio pasangan nikah
dan penerapan KTP nasional berbasis NIK.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.29
Tabel 2.24
Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Semarang
Tahun 2013
No Uraian Indikator Capaian Keterangan
1 Tingkat Validasi Database Kependudukan 94% penerapan sistem aplikasi
SIAK
2 Rasio penduduk ber KTP per satuan
penduduk
96 %
3 Rasio keluarga berKK (Kartu Keluarga) 100% 525.894 KK
4 Rasio bayi berakta kelahiran 92% dari 100 bayi terdapat 8 bayi
yang belum berakta lahir
5 Rasio pasangan berakta nikah 100% Pasangan Non muslim
6 Jumlah penduduk berNIK (Nomor Induk
Kependudukan)
100%
7 Jumlah penduduk meninggal berakta
kematian
31 %
Sumber: Data Olahan Dispendukcapil Kota Semarang, LKPJ Th. 2013
Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan tertib
administrasi kependudukan di Kota Semarang sudah baik. Untuik sisa sebesar
6% pada validasi database, kemungkinan hal itu berasal dari data ganda dan data
rusak (data yang karena kesalahan proses pelaporan, misalnya kepala
keluarga/header KK meninggal/pindah, namun tidak melakukan perubahan
susunan, sehingga data anggota keluarga rusak), serta data yang sedang dalam
proses transaksi LAMPID (lahir, mati, pindah dan datang. Sedangkan sejumlah 4%
penduduk yang belum berKTP adalah jumlah penduduk mutasi dan wajib KTP
pemula yang belum memiliki KTP. Sedangkan rasio bayi berakta kelahiran pada
tahun 2013, artinya dari 100 bayi terdapat 8 bayi yang belum berakta kelahiran.
k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pemerintah Kota Semarang sangat intens terhadap permasalahan kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT ) meskipun jumlah kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi
109 kasus.
Tabel 2.25
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kota
Semarang
Tahun 2012- 2013
NO INDIKATOR KINERJA TAHUN
2012
TAHUN
2013
1 Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak 88 109
2 Rasio KDRT 0,020 0,021
3 Tingkat keterwakilan perempuan di DPRD Kota Semarang
Jumlah anggota DPRD
Jumlah anggota DPRD yang berjenis kelamin
perempuan
50 org
6 org
46
9
4 Tingkat partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Jumlah pegawai Pemerintah Kota Semarang yang
berjenis kelamin perempuan (PNS & honorer)
Jumlah PNS perempuan yang menjabat eselon II di
Pemerintah Kota Semarang
Jumlah PNS perempuan yang menjabat eselon III di
8.288
7
49
8.934
12
46
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.30
NO INDIKATOR KINERJA TAHUN
2012
TAHUN
2013
Pemerintah Kota Semarang
Jumlah PNS perempuan yang menjabat eselon IV di Pemerintah Kota Semarang
624
692
Sumber: Data Olahan Bappermasper & KB Kota Semarang, LKPJ Th. 2013
Jumlah kasus KDRT di Kota Semarang pada tahun 2013 yang tercatat dan
dalam advokasi Pemerintah Kota Semarang sebanyak 109 kasus, terdiri dari 15
kasus yang masih dalam proses penyidikan, dan 94 kasus sudah terselesaikan
dengan perincian 62 kasus yang sudah diputus pengadilan negeri semarang,
kasus yang selesai dimediasi / non litigasi sebanyak 32 kasus.
Dalam membantu korban KDRT, Pemerintah Kota Semarang tidak hanya
memberikan bantuan advokasi terhadap para korban KDRT, tetapi juga diberikan
pelatihan dan barang modal agar para korban bisa mandiri.
l. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Tingkat partisipasi masyarakat Kota Semarang dalam ber-KB pada tahun
2013 mengalami kenaikan sebesar 0,37% dari 76,09% di tahun 2012 menjadi
76,46% di tahun 2013. Jumlah peserta KB aktif juga mengalami peningkatan dari
198.606 orang di tahun 2012 menjadi 201.739 orang di tahun 2013. Jumlah
pasangan usia subur (PUS) juga mengalami peningkatan sebesar dari 261.031
orang di tahun 2012 menjadi 263.862 orang di tahun 2013. Sedangkan untuk
pengendalian angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) tahun 2013 sebesar
2,12 dibanding tahun 2012 yang sebesar 2,16. TFR adalah gambaran mengenai
rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang perempuan usia subur (15 sampai
49 tahun).
m. Sosial
Jumlah PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) di Kota Semarang
menurut data sektoral SKPD mengalami kondisi yang semakin membaik yaitu
turun sekitar 28,30% hal ini dikarenakan Pemkot menggalakkan penertiban
frekuensi 5 kali per bulan dan 3 kali penyuluhan sosial terhadap orang
PGOT/Anak Jalanan/WTS. Sedangkan untuk jumlah PMKS yang mendapatkan
penanganan meningkat dari 4.022 jiwa di tahun 2012 menjadi 8.978 jiwa di tahun
2013. Meski cakupan penangan meningkat dari tahun lalu yang hanya 3,19%
namun penanganan tahun ini yang mencapai 9,1% dirasakan masih belum
optimal kareba hanya menyentuh sebagian kecil dari jumlah PMKS. Salah satu
bentuk penanganan terlihat dari kegiatan pemberdayaan kelembagaan
kesejahteraan sosial.
Tabel 2.26
Urusan Sosial di Kota Semarang
Tahun 2012-2013
NO URAIAN 2012 2013
1 Jumlah penyandang masalah sosial 126.232 98.629
Jumlah yang tertangani 4.022(3,19%) 8.978(9,1%)
2 Jumlah sarana Sosial yang ada 112 119
Jumlah yang mendapat bantuan sarpras 62 74
Sumber: Data Olahan Dinsospora Kota Semarang th. 2013
Upaya penanganan sudah dilakukan oleh Pemerintah untuk mengatasi PMKS
tersebut, tetapi mengubah pola pikir untuk hidup yang layak dengan kemampuan
yang ada memang bukan pekerjaan yang mudah dan instan. Penyebab yang paling
mendasar terjadinya PMKS adalah karena faktor kemiskinan, pendidikan yang
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.31
rendah, tidak mempunyai ketrampilan, tidak mempunyai pekerjaan tetap, dan
penghasilan yang rendah.
n. Ketenagakerjaan
Selaras dengan kondusifnya Kota Semarang pembangunan pada urusan
ketenagakerjaan mengalami pertumbuhan yang positif. Upah Minimum Kota
Semarang pada tahun 2013 meskipun belum memenuhi nilai Kebutuhan Hidup
Layak, namun mengalami peningkatan cukup besar mencapai 21,95% menjadi
sebesar Rp.1.209.100,-
Untuk Kasus perselisihan hubungan industrial (PHI/PHK) tahun 2013
sebanyak 211 kasus naik dari tahun 2012 sebanyak 192 kasus. Hal ini terjadi
karena adanya upaya peningkatan penanganan oleh mediator atas kasus yang
diadukan pekerja, SP/SB maupun pengusaha. Jumlah serikat buruh mengalami
kenaikan pada tahun 2013 sebanyak 700 PUK dengan anggota 118.023 orang
(binaan Disnakertrans 373 PUK dengan anggota 65.731 orang) dibandingkan
tahun 2012. Untuk kasus pelanggaran regulasi ketenagakerjaan tahun 2013
sebanyak 357 kasus mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012 sebanyak 296
kasus
o. Koperasi dan UKM
Kinerja urusan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dapat dilihat dari jumlah
koperasi maupun jumlah UMKM binaan. Meski tahun ini secara prosentase
koperasi aktif meningkat dari tahun lalu menjadi sebanyak 78,74% namun perlu
diwaspadai ternyata jumlah koperasi menurun jumlahnya dari tahun lalu. Untuk
jumlah UMKM mengalami peningkatan dari 11.208 di tahun 2012 menjadi 11.383
pada tahun ini yang diikuti meningkat pula jumlah UMKM yang dibina. Jumlah
UKM aktif non BPR/LKM tidak mengalami perubahan atau tetap sebanyak 514
unit di tahun 2012.
Tabel 2.27
Urusan Koperasi dan UKM di Kota Semarang
Tahun 2012-2013
No Uraian 2012 2013
1 Persentase koperasi aktif 78,62% 78,74%
Jumlah koperasi aktif 831 785
Jumlah seluruh koperasi 1.057 997
2 Jumlah anggota koperasi aktif 173.697 176.695
1 Persentase UMKM binaan (%) 21,2 % 25 %
Juml UMKM yang dibina 2.372 2.846
Juml seluruh UMKM 11.208 11.383
2 Juml UKM aktif non BPR / LKMUKM 571 582
Juml BPR / LKMUKM aktif 2 2
3 Penyerapan tenaga kerja yg pada sektor UMKM 4,88% 2,91%
Juml Tenaga Kerja yg terserap KUMKM 19.223 20.296
1 Akses Pembiayaan Koperasi dan UMKM 3,79 1,92
2 Persentase Koperasi dan UMKM yang
menerima bantuan 26,04 28,46
Sumber: Data Olahan Dinkop & UKM Kota Semarang th. 2013
Yang perlu menjadi perhatian Pemerintah Kota yaitu meski usaha Pemerintah
Kota untuk menyehatkan Koperasi dan UMKM sudah cukup baik terlihat dari
meningkatnya jumlah koperasi dan UMKM yang menerima bantuan secara
prosentase naik namun ternyata hal ini belum diimbangi dengan kemudahan
akses pembiayaan Koperasi dan UMKM yang justru cenderung turun di tahun ini
menjadi 1,92%.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.32
p. Penanaman Modal
Kemudahan dalam pelayanan perijinan dan kejelasan kepastian hukum
menjadi salah satu indikator untuk menarik minat investor. Beberapa capaian
Urusan Wajib Penanaman Modal pada tahun 2013 antara lain sebagai berikut:
Tabel 2.28
Urusan Penanaman Modal di Kota Semarang
Tahun 2012-2013
NO INDIKATOR SATUAN 2012 (2013
1 Jumlah proyek penanaman modal asing (PMA)
Proyek 43 33
2 Nilai investasi penanaman modal asing (PMA)
Rupiah 2.120.266.230.907 122.298.096.934
3 Jumlah proyek penanaman
modal dalam negeri
(PMDN)
Proyek 2.741 2.866
4 Nilai investasi penanaman
modal dalam negeri (PMDN)
Rupiah 1.554.973.560.463 4.129.104.274.907
5 Laju pertumbuhan investasi
Persen 28 46,17
6 Nilai Potensi investasi Rupiah 3.980.704.579.000 4.589.401.752.000
7 Jumlah perijinan yang dilayani, investasi/non
investasi
Perijinan 2784 2899
Sumber: Data Olahan BPPT Kota Semarang, LKPJ Th. 2013
Berbagai upaya selain perijinan terus ditingkatan untuk menunjang iklim
investasi seperti infrastruktur yaitu pengembangan Bandara Ahmad Yani dan
pengembangan obyek wisata.
q. Kebudayaan
Kinerja urusan kebudayaan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu
jumlah penyelenggaraan pagelaran/pentas seni dan jumlah sanggar seni dan
budaya yang dibina. Dalam penyelenggaran pagelaran/pentas seni dan budaya
pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari sebesar
30 kegiatan pada tahun 2012 menjadi 139 kegiatan pada tahun 2012. Sedangkan
untuk sarana dan prasarana gedung kesenian sampai tahun 2013 menjadi 14
gedung.
r. Pemuda dan Olahraga
Jumlah organisasi pemuda pada tahun 2013 adalah sebanyak 177 organisasi
karang taruna dan 60 organisasi kepemudaan lainnya. Sedangkan untuk jumlah
warga yang mengikuti organisasi kepemudaan mencapai 56.500 orang. Untuk
sarana prasarana olahraga di tahun 2013 ini masih sama kuantitasnya yaitu 4
GOR dan 2 lapangan sepakbola, sedangkan lapangan olahraga lainnya yang
tercatat meningkat dari 995 buah menjadi 1.365 buah.
s. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Peran serta masyarakat yang tergabung dalam suatu lembaga ataupun
organisasi kemasyarakat yang mendukung nasionalisme untuk pertahanan
keamanan daerah merupakan salah satu indikator keberhasilan pada urusan
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Pada tahun 2013 jumlah anggota
Linmas yang telah terdaftar dan memiliki KTA (Kartu Tanda Anggota) adalah
sebanyak 7.404 orang, meningkat dibandingkan tahun 2012 sebanyak 6.667
orang. Sedangkan sampai dengan tahun 2013, Ormas yang terdaftar di
Pemerintah Kota Semarang sebanyak 180 organisasi yang dibuktikan dengan
kepemilikan Surat Keterangan Terdaftar.
Untuk menciptakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.33
dilakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap pelanggaran peraturan
daerah atau penegakan peraturan daerah. Pemerintah Kota Semarang memiliki
peraturan daerah yang mengandung sanksi sebanyak 54 buah, selama tahun
2013 telah dilakukan penertiban non yustisial terhadap pelanggaran 24 buah
peraturan daerah. Selama tahun 2013 tercatat sebanyak 598 pelanggaran
peraturan daerah, dan telah dilakukan 845 operasi penertiban. Dari 54 peraturan
daerah yang mengandung sanksi, yang sering ditegakkan adalah sebanyak 24
buah peraturan daerah.
t. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Seiring dengan pelaksanaan desentralisasi, urusan otonomi daerah,
pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,
kepegawaian dan persandian dilaksanakan dengan tujuan untuk mendukung
pencapaian kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan
dan aspirasi dari masyarakat.
Berkaitan dengan produk-produk hukum yang dihasilkan oleh DPRD yang
meliputi Peraturan Daerah dan Keputusan DPRD adalah sebagai berikut : pada
tahun 2013, jumlah raperda yang masuk dalam prolegda sebanyak 29 buah yang
terdiri dari 17 Raperda merupakan usulan/inisiatif Dewan dan 12 Raperda
merupakan usulan eksekutif. Dari jumlah tersebut, yang berhasil dibahas dalam
sidang sidang DPRD dan telah ditetapkan menjadi Perda sebanyak 12 Perda
atau sekitar 41,37 %. Dari 12 Raperda yang telah ditetapkan menjadi Perda, yang
merupakan inisiatif DPRD sebanyak 1 Perda, dan sisanya yang sebanyak 11
Perda merupakan usulan eksekutif.
Untuk membantu PNS dilingkungan Pemerintah Kota Semarang yang
sedang menghadapi masalah hukum, Pemerintah Kota Semarang telah
memberikan fasilitasi dan pendampingan kepada yang bersangkutan. Pada tahun
2013 jumlah PNS Pemerintah Kota Semarang yang mendapat fasilitasi dan
pendampingan dari Pemerintah Kota Semarang dalam menghadapi masalah
hukum (sebagai saksi, tersangka, dan terdakwa) baik di Kepolisian, di Kejaksaan,
maupun di Pengadilan sebanyak 133 PNS. Sedangkan jumlah perkara hukum
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2013 sebanyak 23 perkara. Dari 23 perkara
tersebut, yang sudah sampai pada keputusan akhir (Incraht) sebanyak 8 perkara,
dan sisanya yang 15 perkara masih dalam proses Hukum.
Dalam rangka menangani pengaduan masyarakat terkait dengan pelayanan
publik, Pemerintah Kota Semarang melalui Pusat Penanganan Pengaduan
Pelayanan Publik (P5), pada tahun 2013 telah menerima pengaduan masyarakat
atas pelaksanaan pelayanan publik sebanyak 338 pengaduan. Dari 338
pengaduan tersebut yang telah ditindaklanjuti oleh SKPD yang bersangkutan
sebanyak 338 pengaduan atau 100 %. Pada tahun 2013 pemerintah Kota
Semarang telah berupaya untuk menyusun besaran Indek Kepuasan Masyarakat
(IKM), yang hasilnya telah dituang dalam bentuk dokumen tentang Indek
Kepuasan Masyarakat (IKM), dimana dapat diketahui bahwa besaran Indek
Kepuasan Masyarakat pada tahun 2013 sebesar 74.832. Besaran ini mengalami
peningkatan dibandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 73.986.
Sehubungan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
pada tahun 2014 belanja daerah ditargetkan sebesar Rp.3.737.509.710.000,-
meningkat 17,38% dari anggaran belanja tahun 2013 yang hanya sebesar Rp.
3.184.087.019.000,-. Sedangkan pendapatan daerah tahun 2014 ditargetkan
sebesar Rp.2.865.509.578.000,- atau naik sebesar 14,80% dari anggaran tahun
2013 yang sebesar Rp. 2.496.077.336.000,-
Pendapatan daerah tahun 2014 yang bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD) adalah sebesar Rp.891.280.705.000,-. Pendapatan Asli Daerah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.34
tahun 2014 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) tahun 2013 yang sebesar Rp.778.866.930.000,- Adapun Pendapatan
yang bersumber dari Dana Perimbangan adalah sebesar Rp. 1.266.631.093.000,-
dan yang bersumber dari lain- lain pendapatan yang sah sebesar
Rp.707.597.780.000,-. Penyumbang terbesar dari Sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD) tahun 2014 berasal dari pajak daerah yang sebesar Rp.642.700.000.000-
atau sekitar 72,11 prosen dari PAD.
Sedangkan pada pos penerimaan real pajak daerah, dibandingkan
penerimaan pajak daerah tahun 2012 yang sebesar Rp.598.872.260.463,-
penerimaan dari pajak daerah tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 14,17 %.
(data olahan DPKAD , LKPJ Th. 2013)
Adanya kenaikan penerimaan pajak daerah ini tidak lepas dari upaya
upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang dalam meningkatkan realisasi
pajak daerah seperti sosialisasi pajak daerah, pendekatan secara langsung
dengan wajib pajak potensial, penerapan sistem online dalam pembayaran pajak,
percepatan proses administrasi penerbitan SKPD/SKPDKB, pelaksanaan pekan
panutan PBB dan operasi bhakti PBB, pemberian penghargaan (reward) kepada
wajib pajak daerah berprestasi yang patuh membayar pajak hotel, pengundian
nota restoran bagi konsumen restoran dan pengundian bagi masyarakat wajib PBB
yang membayar PBB tepat waktu, pemeriksaan pajak daerah secara berkala yang
di lakukan 3 (tiga) kali setahun, serta pelaksanaan operasi yustisi bagi
pelanggaran kewajiban perpajakan
u. Ketahanan Pangan
Kinerja pelayanan urusan ketahanan pangan dapat terlihat dari indikator
ketersediaan pangan utama, skor pola pangan harapan, dan jumlah keluarga
rawan pangan yang dibantu. Kelurahan mandiri pangan sampai dengan tahun
2013 sudah berjumlah 12 kelurahan bertambah 2 kelurahan dibandingkan tahun
2012. Sampai dengan tahun 2012, sasaran pemberian bantuan mandiri pangan
berjumlah 44 kelompok afinitas (585 KK) sehingga sampai dengan tahun 2013
berjumlah 50 kelompok afinitas (675 KK).
v. Pemberdayaan Masyarakat
Kinerja pembangunan pada urusan pemberdayaan masyarakat, dapat dilihat
dari keterlibatan lembaga masyarakat dan masyarakat dalam pembangunan.
Pemerintah tidak mampu menangani sendiri tanpa dukungan dan peran serta
semua pihak yaitu swasta, pelaku usaha, perguruan tinggi, LSM dan masyarakat.
Berdasarkan data SIPD th. 2013, jumlah LSM lokal di Kota Semarang sebanyak 42
buah lebih banyak dari jumlah LSM Nasional yang berjumlah .
Berdasarkan cakupan kegiatannya, selama tahun 2013 telah dapat dicapai
angka 100% untuk cakupan PKK yang aktif, swadaya masyarakat terhadap
program pemberdayaan masyarakat serta pemeliharaan pasca program
pemberdayaan masyarakat. Sedangkan jumlah kelompok binaan PKK mencapai 32
buah.
w. Statistik
Pada tahun 2013, kinerja makro urusan statistik telah menghasilkan
beberapa buku/dokumen yang menunjang perencanaan pembangunan, yaitu Kota
Semarang Dalam Angka tahun 2012, Kecamatan Dalam Angka tahun 2012,
Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang tahun 2012, Produk Domestik
Regional Bruto Menurut Penggunaan Kota Semarang tahun 2012, Publikasi Profil
Kependudukan Kota Semarang tahun 2012, Statistik Ketahanan Sosial Kota
Semarang tahun 2012, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Semarang tahun
2012, Indikator Ekonomi Kota Semarang tahun 2012, Buku Saku Kota Semarang
tahun 2012, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang tahun 2012,
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.35
Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota Semarang tahun 2011-2012 serta
Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Kota Semarang Tahun
2012. Dokumen-dokumen statistik tersebut untuk menunjang perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.
x. Kearsipan
Kinerja makro urusan kearsipan Kota Semarang dapat dilihat dari beberapa
indikator, yaitu jumlah SKPD yang dilibatkan dalam pendataan dan penataan
dokumen/arsip daerah, jumlah arsip yang diklasifikasikan serta jumlah
berkas/arsip di Depo Penyimpanan.
Tabel 2.29
Urusan Kearsipan Kota Semarang
Tahun 2012-2013
NO ARSIP 2012 2013
1 Keberadaan depo penyimpanan arsip Ada Ada
2 Jumlah SKPD yang dilibatkan dalam pendataan dan penataan
dokumen/arsip daerah
23
SKPD
28
SKPD
3 Jumlah dokumen/arsip yang diselamatkan (Arsip) 3.750 5.000
Pameran tentang kearsipan yang diikuti 2 kali 2 kali
Sumber: Data Kantor Perpus dan Arsip Kota Semarang th. 2013
Untuk penanganan arsip, pada tahun 2013 telah ditambah SKPD untuk
dilibatkan dalam pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah yaitu menjadi
28 SKPD. Jumlah arsip yang diselamatkan pada tahun 2013 mengalami
peningkatan menjadi 5.000 berkas atau meningkat sebesar 33%.
y. Komunikasi dan Informasi
Kinerja makro urusan komunikasi dan informatika Kota Semarang dapat
dilihat dari beberapa indikator, antara lain jumlah jaringan telepon genggam,
jumlah wartel/warnet, jumlah surat kabar nasional/lokal serta jumlah penyiaran
radio/TV lokal sesuai yang tertera dalam tabel dibawah ini
Tabel 2.30
Urusan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
Tahun 2012-2013
URAIAN Satuan 2012 2013
1 Jumlah Jaringan Komunikasi
- Jumlah Jaringan telepon genggam operator 21 21
- Jumlah Stationer STO - -
2 Jumlah Wartel / Warnet buah 157 157
3 Rasio warnet terhadap jumlah penduduk % -
4 Jumlah tower yang ada di Kota Semarang unit 494 569
5 Jumlah menara telekomunikasi
• Pemancar televisi unit 10 10
• Pemancar radio unit 34 34
• BTS unit 609 881
6 Jumlah stasiun televisi lokal di Kota
Semarang
televisi 4 4
7 Jumlah stasiun radio lokal di Kota
Semarang
Radio 36 36
Sumber: Data Kantor Perpus dan Arsip Kota Semarang th. 2013
z. Perpustakaan
Sampai dengan tahun 2013, Kota Semarang memiliki 170 perpustakaan
dengan jumlah koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan daerah Kota
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.36
Semarang berjumlah 87.127 buku. Jumlah kunjungan ke perpustakaan juga
mengalami peningkatan selama tahun 2013 mencapai 1.751.143 pengunjung atau
meningkat sebesar 1,15% dari jumlah kunjungan tahun lalu.
Tabel 2.31
Urusan Perpustakaan Kota Semarang
Tahun 2012-2013
NO PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN 2012 2013
1 Juml perpustakaan milik di Kota Semarang 1 1
Juml perpustakaan milik non pemerintah 163 170
2 Peningkatan juml pengunjung perpustakaan (org) 1.731.142 1.751.143
Jumlah koleksi buku perpustakaan 65.529 87.127
3 Pelayanan Perpustakaan yang sudah berbasis IT Ada Ada
Pengemb. minat dan budaya Riset, Talk Show 1 kgt 2 kgt
Sumber: Data Kantor Perpus dan Arsip Kota Semarang th. 2013
Untuk meningkatkan minat baca masyarakat, pemerintah Kota
melakukannya dengan cukup serius terbukti dengan diselenggarakannya secara
rutin kegiatan riset & talk show pengembangan minat & budaya baca setiap
tahunnya, serta peningkatan pelayanan perpustakaan yang berbasis IT yang terus
dioptimalkan sesuai tabel tercantum diatas.
2.1.3.2. Fokus Pelayanan Urusan Pilihan
a. Pertanian
Kinerja pelayanan pada urusan pertanian dapat dilihat dari tingkat
kesejahteraan petani (NTP petani), serta peningkatan kuantitas dan kualitas
produk hasil pertanian.
Tabel 2.32
Urusan Pertanian Kota Semarang
Tahun 2012-2013
INDIKATOR KINERJA 2012 2013
1. NTP (Nilai Tukar Petani) 105,78* 106,73*
2. Jumlah petani 45.100 orang 45.100 orang
3. Jumlah tenaga penyuluh pertanian 27 orang 27 orang
4. Jumlah kelembagaan tani yang
terbina
337 kelompok 323 kelompok
Sumber: Data Olahan D. Pertanian Kota Semarang, LKPJ Th. 2013
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu alat ukur tingkat
kesejahteraan petani, dimana petani dikatakan sejahtera jika nilai NTP lebih dari
100. Dibandingkan tahun 2012, NTP tahun 2013 relatif naik sebesar 0,9% yaitu
dari 105,78 menjadi 106,73. Kenaikan NTP mengindikasikan bahwa program-
program kebijakan pembangunan pertanian yang dilakukan pemerintah berhasil
meningkatkan kesejahteraan petani.
Pada tahun 2013 kapasitas SDM petani menunjukkan kemajuan, dimana
terdapat 8 kelompok tani mengalami kenaikan kelas dalam klasifikasi kelompok
tani. Adapun jumlah kelompok tani berkurang sebanyak 22 kelompok karena
kondisi kelompok yang tidak aktif dan setelah dilakukan penilaian kelas kelompok
tani didapati bahwa ke-22 kelompok tersebut sudah tidak memenuhi kriteria
sebagai sebuah kelompok tani melainkan sebagai kelompok masyarakat.
Berkurangnya jumlah kelompok tani berimplikasi pada berkurangnya jumlah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.37
petani yang tergabung dalam kelompok tani sehingga jumlah penyuluhan dan
pendampingan petani tidak memenuhi target yang ditetapkan pada tahun 2013.
Tahun 2013 promosi produk pertanian unggulan meningkat 11%, yaitu dari
9 pameran yang diikuti pada tahun 2012 bertambah menjadi 10 pameran yang
diikuti pada tahun 2013. Luas areal lahan sawah yang ditanami padi pada tahun
2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012. Secara umum sektor
pertanian Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami penurunan produksi.
Dampak perubahan iklim seperti curah hujan yang tinggi dan musim yang tidak
menentu dapat mempengaruhi luas panen dan produktivitas tanaman.
b. Kehutanan
Luas lahan kritis di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami peningkatan
karena banyaknya kegiatan penambangan (galian C) untuk pembangunan
infrastruktur kota yang menyebabkan munculnya lahan kritis baru padahal lahan
kritis yang lama belum sepenuhnya terehabilitasi. Rehabilitasi lahan kritis melalui
penanaman penghijauan mengalami kenaikan sebesar 3,43%. Selain itu juga luas
lahan produktif di dalam hutan untuk meningkatkan fungsi hutan dapat
dipertahankan sebesar 1.559,7 ha.
Sedangkan produksi kayu hutan rakyat mengalami penurunan karena
populasi tanaman yang siap panen berkurang dan disisi lain masih banyak
tanaman yang umurnya belum cukup untuk dipanen.
c. Energi dan Sumberdaya Mineral
Energi dan Sumberdaya Mineral merupakan sektor yang tidak diprioritaskan
karena Kota Semarang tidak memiliki sumberdaya mineral (hasil tambang),
namun lebih kepada upaya pemulihan lingkungan.. Terdapatnya lokasi
penambangan Galian C di Kota Semarang berdampak negatif terhadap
keseimbangan alam, untuk itu Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2013 telah
menyusun Naskah Akademik Pengelolaan Pengangkutan Galian Tanah (semula
Galian C) sebagai kerangka dasar pertimbangan untuk menyusun Rancangan
Peraturan Daerah sebagai bentuk kontrol pemulihan lingkungan. Karena
peningkatan utamanya terkait permintaan tanah urug dalam rangka kepentingan
pembangunan perumahan/ permukiman yang sangat diperlukan. Untuk itu perlu
perangkat / regulasi dalam pengendalian tata cara galian tanah.
d. Kelautan dan Perikanan
Kinerja pelayanan pada urusan kelautan dan perikanan sedikit mengalami
perbaikan, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain: Jumlah
nelayan di Kota Semarang pada tahun 2012 sebanyak 1.315 orang dan di tahun
2013 sebanyak 1.317 orang; rata-rata pendapatan nelayan mengalami
peningkatan sebesar 42,26% pada tahun 2012 sebesar Rp. 924.567,-/kapita/th
dan meningkat pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.315.300/kapita/th
Produktivitas hasil perikanan di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun 2012. Nilai ikan hasil
perikanan darat mengalami peningkatan dari Rp. 9.219.094.500,- pada tahun
2012 menjadi
Rp. 14.213.700.000,- pada tahun 2013 atau meningkat sebesar 54,18 %.
Sedangkan nilai ikan hasil tangkapan dari laut juga mengalami peningkatan dari
Rp. 6.254.421.250,- pada tahun 2012 menjadi Rp. 16.980.161.000,- pada tahun
2013 atau mengalami peningkatan sebesar 271,49%. Dengan Nilai ekspor hasil
laut yang meningkat sebesar 107,60% atau menjadi $ 21.938.202,23 pada tahun
2013 dari semula yang sebesar $ 20.389.344,93 di tahun 2012.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.38
e. Kepariwisataan
Kinerja pelayanan urusan kepariwisataan dapat dilihat dari beberapa
indikator yaitu jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik dan kontribusi
sektor pariwisata terhadap PAD. Untuk itu peningkatan perekonomian Kota
Semarang juga terus didorong dicapai dari sektor pariwisata dengan upaya yang
dilakukan pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Semarang.
Jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2013 sebanyak 3.157.658.
Sedangkan target kunjungan wisatawan tahun 2013 adalah sebanyak 1.944.979
orang yang berarti melebihi target sebesar 62 %. Untuk perkembangan sarana dan
prasarana penunjang pariwisata di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami
peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel sebanyak 12
buah, Restoran/rumah makan sebanyak 86 buah dan tempat hiburan sebanyak
37 buah.
f. Perdagangan
Kinerja pelayanan urusan perdagangan dapat dilihat dari beberapa indikator
yaitu kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB dan ekspor bersih
perdagangan. Sebagai kota yang perekonomiannya bertumpu pada sektor
perdagangan, kontribusi sektor perdagangan pada PDRB Kota Semarang memiliki
peranan yang penting terhadap kemajuan perekonomian Kota Semarang.
Untuk Capaian Kinerja pada Program Peningkatan Dan Pengembangan Ekspor
Perdagangan Luar Negeri Kota Semarang dapat dilihat data realisasi nilai ekspor
komoditi non migas. Dimana pada periode Januari sampai dengan Desember 2013
mencapai US$ 922.000.521,58 sedangkan realisasi tahun 2012 pada periode yang
sama nilainya sebesar US$ 1.068.178.816. Dengan demikian bila dibanding pada
tahun 2012 nilai perdagangan ekspor Kota Semarang mengalami penurunan
realisasi ekspor senilai US$ 146.178.294,42 atau 13,68%.
Sedangkan untuk mengimbangi keberadaan pasar modern dan melindungi
pasar tradisional, dikembangkan konsep Pasar Tradisional Modern. Pasar
Tradisional Modern yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Semarang yaitu
Pasar Rasamala dan Pasar Tradisional Terpadu Modern Rejomulyo Tahap I. Selain
itu Pemerintah Kota Semarang dalam Anggaran tahun 2013 menganggarkan
perbaikan dan renovasi sarana prasarana pasar serta penyempurnaan
pembangunan pasar lainnya
Secara keseluruhan, sektor perdagangan (termasuk hotel dan restoran)
memiliki konstribusi tertinggi dalam pembentukan PDRB Kota Semarang. Jika
pada tahun 2012, kontribusinya mencapai 31,09% maka angka sementara pada
tahun 2013 ini jumlahnya menjadi 31,30%.
g. Industri
Pembangunan urusan industri diarahkan untuk menumbuh kembangkan
industri secara intensif dengan mengutamakan industri/usaha kecil dan
menengah melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya
manusia. Kinerja makro urusan industri dapat dilihat dari beberapa indikator
yaitu kontribusi sektor industri terhadap PDRB dan pertumbuhan industri.
Kinerja pelayanan pada urusan industri dapat dilihat dari perkembangan jumlah
industri dan jumlah kelompok pengrajin yang ada di Kota Semarang.
Jumlah industri yang ada di Kota Semarang, tahun 2012 sebesar 3.559 unit
sedangkan tahun 2013 sebesar 3.589 unit terdapat peningkatan sebesar 0,84%
atau 30 unit usaha. Bidang usaha industri baru terdiri dari industri makanan,
logam, elektronik, kayu kertas, karoseri, pupuk, sepeda, lem, sabun, bumbu
masak mie kering, alat pertanian. Adanya penambahan jenis industri, yaitu
industri besar tahun 2012 sebesar 166 unit sedangkan tahun 2013 sebesar 169
unit sehingga meningkat 1,8 % atau 3 unit, industri sedang tahun 2012 sebesar
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.39
689 unit sedangkan tahun 2013 sebesar 697 unit sehingga meningkat sebesar
1,16 % atau 8 unit, industri kecil tahun 2012 sebesar 1619 unit sedangkan tahun
2013 sebesar 1.632 unit sehingga meningkat 0,8% atau 13 unit, dan industri
kecil non formal tahun 2012 sebesar 1.090 unit sedangkan tahun 2013 sebesar
1.096 unit sehingga meningkat 0,55%
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing merupakan kemampuan sebuah daerah untuk menghasilkan
barang dan jasa untuk mencapai peningkatan kualitas hidup masyarakat. Daya
saing daerah di Kota Semarang dapat dilihat dari aspek kemampuan ekonomi
daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya
manusia.
2.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Kemampuan ekonomi suatu daerah antara lain dapat terlihat dari
perkembangan produktivitas sektor-sektor pembentuk PDRB. Kemampuan
ekonomi Kota Semarang di 2 tahun terakhir ini yang tertinggi adalah pada sektor
lapangan usaha Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu Rp. 7.522.659,90(juta) atau
porsi 31,09% di tahun 2013. Disusul sektor usaha Industri Pengolahan sebesar
26,58% atau sebesar Rp. 6.432.298,02.
Tabel 2.33
PDRB Atas Dasar Harga Konstan th 2012-2014 (dalam jutaan)
No Lapangan Usaha 2012
(dalam jutaan) %
2013
(dalam jutaan) %
2014 *)
(dalam jutaan) %
1. Pertanian 246.649,51 1,02 249.951,28 0,97 278.976,16 1,03
2. Pertambangan
dan Penggalian
33.799,64 0,14 34.222,00 0,13 38.032,05 0,14
3. Industri dan
Pengolahan
6.432.298,02 26,58 6.842.639,52 26,63 7.250.206,06 26,77
4. Listrik Gas, dan
Air Bersih
294.792,96 1,22 315.936,70 1,23 335.874,00 1,24
5. Bangunan 3.747.765,85 15,49 3.986.401,22 15,51 4.228.425,44 15,61
6. Perdagangan,
Hotel & Restoran
7.522.659,90 31,09 8.009.736,68 31,17 8.462.739,22 31,25
7. Pengangkutan
dan Komunikasi
2.314.801,61 9,57 2.462.018,54 9,58 2.615.104,71 9,66
8. Keuangan,
Persewaan dan
Jasa Perusahaan
661.403,13 2,73 710.793,64 2,77 745.542,94 2,75
9. Jasa-jasa 2.942.317,15 12,16 3.085.638,80 12,01 3.125.332,87 11,54
Jumlah 24.196.487,77 100 25.697.338,39 100 27.252.371,67 100
Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 2013
*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
Secara tren dalam lima tahun terakhir sektor lapangan usaha Perdagangan,
Hotel dan Restoran mengalami pertumbuhan dan selalu mencapai porsi diatas
30% dari keseluruhan sektor lapangan usaha.
2.1.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Ketersediaan fasillitas wilayah/infrastruktur Kota Semarang meliputi
aksesibilitas wilayah, penataan wilayah, ketersediaan air bersih, ketersediaan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.40
fasilitas listrik dan telepon, fasilitas perdagangan dan jasa serta ketersediaan
fasilitas lainnya. Ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu
daya tarik Kota Semarang dalam meningkatkan daya saing daerah.
a. Aksesbilitas Daerah
Kota Semarang selain merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, juga
merupakan jalur perlintasan dari wilayah barat (Jakarta) menuju wilayah Timur
(Surabaya) dan Selatan (Yogyakarta) atau sebaliknya sehingga Kota Semarang
merupakan penopang jalur distribusi perekonomian Jawa Tengah. Ketersediaan
sarana yang memadai dalam mendukung aksesibilitas daerah di Kota Semarang
antara lain:
Sarana jalan di Kota Semarang terdiri dari Jalan Nasional, Provinsi dan
Pemerintah Kota dengan panjang total sepanjang 2.690,00 km dengan rasio
panjang jalan dengan jumlah kendaraan sebesar 6,3% serta rasio kondisi
jalan baik mencapai di atas 53% dan rasio jalan rusak ringan mencapai
diatas 42%.
Bandar Udara Internasional Ahmad Yani yang dapat melayani penumpang
domestik antar pulau juga dapat melayani penumpang internasional pada
tahun 2012 jumlah kedatangan penumpang dari pintu domestik mencapai
1.366.938 penumpang meningkat dari tahun 2011 sebesar 1.212.191
penumpang sedangkan dari sektor keberangkatan mencapai 1.425.328
penumpang meningkat dibanding tahun 2011 lau yang sejumlah 1.188.853
penumpang. Sedangkan jika dilihat dari pintu kedatangan internasional
mencapai 59.335 penumpang, meningkat dibandingkan tahun 2011 lalu
yaitu sebanyak 15.201 penumpang, begitu juga yang melalui pintu
keberangkatan internasional meningkat dari 17.055 penumpang di tahun
2011 menjadi 56.738 penumpang di tahun 2012.
Pelabuhan Tanjung Emas yang merupakan pelabuhan pelayaran nusantara
untuk melayani penumpang kapal antar Provinsi, namun demikian beberapa
kapal pesiar internasional juga dapat singgah dipelabuhan ini. Selain itu
pelabuhan Tanjng Emas juga untuk melayani angkutan barang yaitu dengan
adanya Terminal Peti Kemas untuk melayani bongkar muat muatan baik
nasional maupun internasional.
Pada tahun 2012 jumlah kunjungan kapal untuk pelayaran nusantara
mencapai 871 kapal, untuk pelayaran rakyat mencapai 575 kapal, untuk
pelayaran khusus (non pelayaran) sejumlah 141 kapal, untuk pelayaran luar
negri mencapai sebesar 716 kapal.
Terminal bus untuk melayani angkutan bus didalam kota, antar kota bahkan
antar Provinsi. Beberapa terminal di Kota Semarang berdasarkan tipe
pelayanan yaitu: Tipe A terminal berada di Kelurahan Mangkang Kulon
Kecamatan Tugu, terminal penumpang B di kelurahan Terboyo Kecamatan
Genuk dan Terminal tipe B penggaron di kecamatan Pedurungan. Terminal
dengan Tipe C yaitu di kelurahan Cangkiran kecamatan Mijen, di kelurahan
Cepoko Kecamatan Gunungpati, di Kelurahan Tanjung Mas kecamatan
Semarang Utara dan Meteseh Kecamatan Tembalang.
Stasiun kereta api di Kota Semarang untuk melayani angkutan penumpang
dan barang. Untuk pelayanan angkutan kelas Eksekutif dan Bisnis
pelayanan di utamakan di Stasiun Tawang, sedangkan pelayanan angkutan
penumpang kelas ekonomi dan bisnis dipusatkan di Stasiun Poncol.
b. Penataan Wilayah
Penataan wilayah Kota Semarang terbagi menjadi kawasan yang berfungsi
lindung dan kawasan yang berfungsi budidaya. Kawasan Lindung, meliputi
kawasan yang melindungi kawasan di bawahnya, kawasan lindung setempat dan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.41
kawasan rawan bencana. Kawasan yang melindungi kawasan di bawahnya adalah
kawasan-kawasan dengan kemiringan >40% yang tersebar di wilayah bagian
Selatan. Kawasan lindung setempat adalah kawasan sempadan pantai, sempadan
sungai, sempadan waduk, dan sempadan mata air. Kawasan lindung rawan
bencana merupakan kawasan yang mempunyai kerentanan bencana longsor dan
gerakan tanah. Kawasan Budidaya, merupakan kawasan yang secara
karakteristik wilayah dikembangkan sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah.
Kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi dan karakteristik wilayah
adalah sebagai berikut:Kawasan Perdagangan dan Jasa, Kawasan Permukiman,
Perdagangan dan Jasa, Kawasan Pendidikan, Kawasan Pemerintahan dan
Perkantoran, Kawasan Industri, Kawasan Olahraga, Kawasan Wisata /Rekreasi,
Kawasan Perumahan dan Permukiman, Kawasan Pemakaman Umum, Kawasan
Khusus dan Kawasan Terbuka Non Hijau. Namun seiring dengan pesatnya
perkembangan pembangunan Kota banyak timbul pusat-pusat kegiatan baru
seperti kawasan industri, perdagangan/ jasa dan tumbuhnya kawasan-kawasan
permukiman daerah pinggiran kota.
c. Ketersediaan air bersih
Untuk pelayanan umum terhadap fasilitas air bersih di Kota Semarang dapat
dikatakan mengalami peningkatan lebih baik. Terlihat dari data pada Buku Kota
Semarang Dalam Angka Tahun 2013, Jumlah pemakaian air melalui PDAM kota
Semarang pada tahun 2013 tercatat 43,162 juta M3. Bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 2,62%. Pemakaian terbanyak
terdapat pada pelanggan Rumah Tangga sebanyak 35,288 juta M3 atau sekitar
81,75% dari seluruh pemakaian air minum. Kalau dilihat dari jumlah pelanggan/
sambungan, mengalami peningkatan sebesar 1,97% dari tahun sebelumnya.
Untuk pelayanan dan persebaran fasilitas pemenuhan air bersih dan sanitasi
melalui pembagunan deep well/ sumur dalam meningkat dari 16 unit menjadi 41
unit di tahun 2012, dan untuk Sistem Penyediaan Air Bersih Sederhana (SIPAS)
masih terus dijaga. Hal ini selain mempermudah warga masyarakat Semarang
dalam mendapatkan air bersih juga secara otomatis dapat menurunkan angka
penggunaan air bawah tanah (ABT) sebagai salah satu bentuk pelestarian
lingkungan.
d. Fasilitas Listrik, Telepon
Salah satu indikator dari kinerja PLN adalah dari banyaknya laporan
gangguan listrik sebagai bagian dari pelayanan masyarakat. Berdasarkan data dari
Buku Kota Semarang Dalam Angka Tahun 2013, selama tahun 2013 terdapat
1.144 laporan gangguan untuk berbagai jenis gangguan listrik. Bila dibandingkan
dengan keadaan tahun 2012, dimana tercatat 1.840 laporan gangguan, maka hal
ini berarti mengalami penurunan sekitar 37,83 %
Sedangkan
Untuk fasilitas telepon seiring dengan perkembangan teknologi untuk
jaringan tetap (jaringan telepon lokal, SLI, SLJJ, dan tertutup) mengalami
kecenderungan menurun. Tetapi untuk jaringan bergerak yakni satelit dan telepon
seluler mengalami perkembangan cukup pesat. Jangkauan komunikasi saat ini
tidak menjadi suatu permasalahan, melalui layanan jaringan bergerak yang
ditawarkan oleh perusahaan penyedia jaringan telepon antara lain Telkomsel,
Indosat, XL, Axis, Tri, dll pelanggan secara cepat dapat menggunakannya.
e. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Kota Semarang sebagai Kota Perdagangan dan jasa, dapat dilihat dari
ketersediaan fasilitas hotel, penginapan, restoran/rumah makan, pasar modern
dan pasar tradisional. Sampai dengan tahun 2013 jumlah fasilitas perdagangan
dan jasa mengalami peningkatan, jumlah restoran/rumah makan/kedai sebanyak
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.42
387 buah.
Perkembangan fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Semarang pada tahun
2013 mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel
sebanyak 12 buah, Restoran/rumah makan sebanyak 86 buah dan tempat
hiburan sebanyak 37 buah. Jumlah hotel berbintang sebanyak 46 buah, hotel non
bintang 82 buah, pasar tradisional sebanyak 50 buah, pasar lokal sebanyak 23
buah. Disamping itu juga terdapat fasilitas pendidikan, tempat wisata alam dan
wisata religus. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Semarang memilki daya tarik
bagi investor untuk investasi dan para wisatawan baik domestik maupun manca
negara untuk berkunjung di Kota Semarang.
2.1.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi
Daya tarik investor untuk memanamkan modalnya sangat dipengaruhi faktor-
faktor seperti tingkat suku bunga, kebijakan perpajakan dan regulasi perbankan,
sebagai infrastruktur dasar yang berpengaruh terhadap kegiatan investasi. Iklim
investasi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mendorong
berkembangnya investasi antara lain kondisi keamanan dan ketertiban wilayah
serta kemudahan proses perijinan.
a. Keamanan dan Ketertiban
Kondisi keamanan dan ketertiban Kota Semarang relatif kondusif bagi
berlangsungnya aktivitas masyarakat maupun kegiatan investasi. Berbagai
tindakan kejahatan kriminalitas, unjuk rasa dan mogok kerja yang merugikan dan
mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dapat ditanggulangi dengan
sigap oleh aparatur Pemerintah. Situasi tersebut juga didorong oleh pembinaan
keamanan dan ketertiban masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat
dalam menjaga keamanan lingkungannya.
Pada tahun 2013 jumlah anggota Linmas yang telah terdaftar dan memiliki
KTA (Kartu Tanda Anggota) adalah sebanyak 7.404 orang, meningkat
dibandingkan tahun 2012 sebanyak 6.667 orang. Sedangkan sampai dengan
tahun 2013, Ormas yang terdaftar di Pemerintah Kota Semarang sebanyak 180
organisasi. Sedangkan untuk stabilitas bidang sosial politik juga dipengaruh oleh
aktivitas kelompok masyarakat. Untuk menjalankan fungsi Linmas sebagai garda
terdepan pelayanan dan pintu awal informasi bidang keamanan, ketentraman dan
ketertiban masyarakat di setiap RT/RW telah berdiri Pos Keamanan Lingkungan
(Poskamling) yang dioperasionalkan dengan Sistem Keamanan Lingkungan
(Siskamling) sebanyak 3.065 unit
b. Kemudahan Perijinan
Proses perijinan dalam berinvestasi dilaksanakan dengan pelayanan perijinan
satu pintu, melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang.
Penyelesaian ijin usaha bagi investor dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan publik. Kondisi iklim usaha Kota Semarang pada tahun 2013 sangat
kondusif sehingga berpengaruh secara langsung pada perkembangan penanaman
modal. Hal ini dapat ditunjukkan pada perkembangan jumlah permohonan
perijinan pada tahun 2012 sampai tahun 2013.
Tabel 2.34
Jumlah Permohonan Ijin di Kota Semarang
Tahun 2012-2013
NO INDIKATOR SATUAN 2012 2013
1 Jumlah permohonan penanaman modal
penanaman modal asing (PMA) Permohonan 43 33
penanaman modal dalam negeri (PMDN) Permohonan 19 804
Investasi lainnya (Non PMA/PMDN) Permohonan 3.520 2.722
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.43
Sumber: Data Olahan BPPT Kota Semarang, LKPJ Th. 2013
c. Pengenaan Pajak
Pengenaan pajak daerah di Kota Semarang diatur dalam Peraturan Daerah
Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Biaya Pemungutan Pajak Daerah
yang terbagi kedalam 3 kelompok yaitu: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, serta
Bagi Hasil Pajak & Bukan Pajak.
Penyumbang terbesar dari Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun
2014 direncanakan berasal dari pajak daerah yaitu sebesar Rp. 642.700.000.000,-
atau sekitar 72,11 prosen dari PAD. Pajak daerah sendiri terdiri dari pajak hotel,
pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak
mineral bukan logam & batuan, pajak parkir, bea perolehan hak atas tanah &
bangunan, pajak sarang burung walet, pajak air tanah serta pajak bumi &
bangunan pedesaan & perkotaan. Dan pos pajak terbesar berasal dari pos Bea
perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan serta dari pos Pajak Bumi dan
Bangunan Pedesan dan Perkotaan.
Tabel 2.35
Data Jumlah Wajib Pajak Daerah dan Jumlah Penerimaan Pajak Daerah
Tahun 2012- 2013.
No Obyek Pajak
Daerah
Jumlah Wajib Pajak Penerimaan
Th.2012 Th.2013 Th.2012 Th.2013
1 PBB 242.304 494.656 161.334.468.066 185.173.747.490
2 Hotel 126 137 37.927.674.833 44.674.905.002
3 Restoran 398 394 39.406.951.705 48.387.960.623
4 Hiburan 125 136 10.416.687.455 12.405.484.804
5 Reklame 8.000 9.000 17.195.403.162 23.040.464.075
6 Penerangan jalan 419.557 462.227 114.180.202.647 137.411.660.918
7 Mineral bukan
logam dan batuan
1 1 1.122.774.154 1.367.379.075
8 Parkir 76 76 4.912.611.413 5.658.633.242
9 Sarang walet 64 64 0 0
10 Air Tanah 270 290 4.371.739.057 4.679.097.924
11 BPHTB 22.247 13.618 208.003.747.971 220.909.156.797
Jumlah 693.168 980.599 598.872.260.463 683.708.489.950
Sumber data olahan DPKAD Kota Semarang, LKPJ Tahun 2013
2.1.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia
Jumlah penduduk suatu daerah merupakan asset manakala kualitas tenaga
kerja yang tersedia sama dengan lapangan kerja yang tersedia. Tingkat
ketergantungan penduduk berdasarkan penduduk usia < 15 tahun dan > 64
tahun (usia non produktif) adalah 442.719 jiwa pada tahun 2012 meningkat
menjadi 446.190 jiwa pada tahun 2013. Sedangkan jumlah penduduk usia
produktif yakni usia 15 – 64 tahun pada tahun 2012 adalah 1.116.479 jiwa
meningkat menjadi 1.125.915 jiwa pada tahun 2013. Rasio Ketergantungan Total
(perbandingan antara penduduk usia tidak produktif dengan penduduk usia
produktif) di Kota Semarang pada tahun 2013 mencapai 39,63%. Hal ini
menunjukkan rasio ketergantungan penduduk di Kota Semarang yang masih
cukup tinggi. Sedangkan dari sisi kualitas sumber daya manusia, dengan
banyaknya perguruan tinggi dan lembaga-lembaga ketrampilan yang ada, akan
mampu menopang kebutuhan pasar.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.44
2.2. EVALUASI PELAKSANAAN RKPD 2014 KOTA SEMARANG
2.2.1 Alokasi Anggaran Pembangunan Daerah Kota Semarang Tahun 2014
Dalam dokumen RKPD Tahun 2014, kegiatan pembangunan di Kota
Semarang yang direncanakan meliputi 33 urusan, yang terdiri dari 26 Urusan
Wajib dan 7 Urusan Pilihan. Jumlah anggaran belanja langsung yang ditetapkan
dalam APBD induk Tahun Anggaran 2014 mencapai Rp 2.910.150.160.000,-
atau terjadi peningkatan sebesar 45,33% dibandingkan dalam rencana Belanja
Langsung dalam dokumen RKPD 2014. Sedangkan untuk jumlah Belanja
Langsung dalam APBD Perubahan 2014 mencapai Rp. 2.377.055.759.000,- atau
meningkat diatas 41,68 % dari anggaran induk 2014.
Tabel 2.36
Alokasi Anggaran Belanja Langsung Pada Masing-masing Urusan
Tahun Anggaran 2014
NO URUSAN/
PROGRAM
ANGGARAN 2014
(PERUBAHAN) Rp
REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PROSENTASE
REALISASI
FISIK KEU
URUSAN WAJIB
1 Pendidikan 172.165.820.000 133.264.793.872 90,43 47,48
2 Kesehatan 261.139.493.000 183.234.822.581 97,89 85,58
3 Pekerjaan
Umum
803.634.320.700 337.125.881.086 90,98 55,02
4 Perumahan 214.470.670.811 82.710.013.785 97,80 89,69
5 Penataan Ruang 12.410.445.489 9.146.578.922 99,18 86,43
6 Perencanaan
Pembangunan
11.449.805.000 10.886.558.258 98,64 81,06
7 Perhubungan 63.620.037.000 41.806.831.108 99,22 94,66
8 Lingkungan
Hidup
114.140.813.850 79.291.841.032 98,97 85,16
9 Pertanahan 1.515.122.500 510.160.000 100,00 92,76
10 Kependudukan
dan Catatan Sipil
5.035.186.000 6.880.860.376 100,00 98,30
11 Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan
Anak
4.716.244.400 4.215.899.902 100.00 98,13
12 KB dan Keluarga
Sejahtera
1.833.579.000 3.369.971.350 100,00 98,37
13 Sosial 18.040.846.000 12.421.092.666 99,29 84,97
14 Ketenagakerjaan 9.571.209.000 9.743.502.445 96,02 90,71
15 Koperasi dan
UKM
9.650.724.000 6.453.505.699 100,00 92,19
16 Penanaman
Modal
7.519.218.500 6.821.861.938 97,53 83,36
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.45
NO URUSAN/
PROGRAM
ANGGARAN 2014
(PERUBAHAN) Rp
REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PROSENTASE
REALISASI
FISIK KEU
17 Kebudayaan 8.572.963.500 7.160.172.238 99,77 97,10
18 Pemuda dan OR 7.148.468.000 4.863.956.955 99,19 87,47
19 Kesbangpol 20.001.626.250 14.095.412.204 99,23 92,90
20 OtDa 420.375.299.827 201.964.424.061 92,38 77,08
21 Ketahanan
Pangan
2.842.588.000 1.709.093.263 100,00 99,42
22 Pemberdayaan
Masyarakat dan
Desa
103.300.108.377 46.835.184.859 99,90 97,97
23 Statistik 624.000.000 582.985.030 100.00 91,31
24 Kearsipan 474.379.000 511.301.140 100,00 91,82
25 Kominfo 7.843.443.450 5.936.165.900 99,67 91,30
26 Perpustakaan 3.224.708.000 2.538.266.534 100,00 93,95
URUSAN PILIHAN
1 Pertanian 7.977.877.346 5.978.894.074 99,57 92,57
2 Kehutanan 843.491.000 456.795.000 100,00 93,03
3 ESDM 309.150.000 85.438.225 75,00 17,80
4 Pariwisata 5.519.479.500 4.127.742.800 100,00 97,88
5 Kelautan dan
Perikanan
10.263.885.000 5.443.556.576 100,00 92,89
6 Perdagangan 62.800.442.250 58.007.383.542 99,97 87,97
7 Perindustrian 4.020.314.250 3.845.213.152 94,00 91,16
TOTAL 2.377.055.759.000 1.292.026.111.373 97,72 69,67
Persentase anggaran yang tidak terserap dengan jumlah yang cukup besar
perlu mendapat perhatian serius pada pelaksanan pembangunan tahun
berikutnya. Melihat besarnya persentase dana yang tidak terserap cukup tinggi ini
(lebih dari 10%), dapat dipastikan bahwa sisa anggaran tersebut bukan hanya
berasal dari penghematan anggaran, namun perlu diwaspadai terjadi mis-
management dalam implementasi. Oleh sebab itu perlu dicari dan dibenahi faktor-
faktor penyebab atau timbulnya permasalahan tersebut. Dari sisi kemanfaatan
program/ kegiatan bagi masyarakat atau dari sisi tujuan program/ kegiatan dalam
memecahkan permasalahan, dengan adanya sisa anggaran yang cukup besar
tersebut berarti ada permasalahan yang tertunda penyelesaiannya atau bahkan
permasalahan tidak tertangani dan atau menimbulkan permasalahan baru.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.46
2.2.2 Capaian Kinerja Program Masing-Masing Urusan
Berdasarkan tahapan Pencapaian Visi Kota Semarang dalam kurun waktu
tahun 2010-2015 maka tahun 2014 merupakan tahapan Pemantapan Pencapaian
Sapta Program dalam kerangka pencapaian visi dan misi RPJMD Kota Semarang
Tahun 2010-2015.
Sedangkan untuk evaluasi hasil dokumen perencanaan tahunan di tahun
2014, data yang digunakan menggunakan capaian kinerja sampai dengan triwulan
ke-3 tahun 2014. Dengan penjelasan status pencapaian kinerja Evaluasi Hasil
RKPD yaitu rendah untuk capaian nilai dibawah 50, sedang untuk capaian nilai
50 sampai dengan dibawah 75, dan tinggi untuk capaian nilai 75 keatas. Dan
untuk penjelasan status pencapaian kinerja Program RPJMD yaitu rendah untuk
capaian nilai dibawah 60, sedang untuk capaian nilai 60 sampai dengan dibawah
80, dan tinggi untuk capaian nilai 80 keatas.
Pada kurun waktu triwulan ke-3 tahun 2014, untuk evaluasi kinerja hasil
RKPD tahun 2014 didapatkan data sbb: untuk capaian tinggi mencapai 259
kegiatan atau sekitar 84,64% ; untuk capaian kinerja sedang mencapai 28
kegiatan atau sekitar 9,15% ; dan masih terdapat 19 kegiatan atau sekitar 9,15%
yang masih bernilai capaian rendah.
Dan untuk evaluasi pencapaian kinerja program RPJMD 2010-2015 di
triwulan ke-3 ini diperoleh data capaian sbb: sebanyak 202 kegiatan atau sekitar
66,01% dengan nilai capaian tinggi ; untuk capaian kinerja sedang mencapai 91
kegiatan atau sekitar 29,74% ; dan masih terdapat 13 kegiatan yang masih
bernilai capaian rendah atau sekitar 4,25%.
Capaian Indikator Kinerja Program masing-masing urusan dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel. 2.37
Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2014 pada Masing-masing Urusan
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
1. 01 URUSAN PENDIDIKAN
Program Pendidikan Anak Usia Dini
1 Meningkatkan APK PAUD sebesar 84 %
% 83,00 65,85 79,34% Tinggi
2 Penerapan sistem Pembelajaran berkarakter
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
1 Mempertahan Angka Partisipasi Kasar SD
% 108,53 107,35 98,91% Tinggi
Mempertahan Angka Partisipasi Murni SD
% 92,20 91,90 99,67% Tinggi
2 Mempertahan Angka Partisipasi Kasar SMP
% 119,05 116,43 97,80% Tinggi
Mempertahan Angka Partisipasi Murni SMP
% 82,87 80,21 96,79% Tinggi
3 Meningkatkan kualitas peserta didik dan kelulusan SD 99,99 %
% 99,99 99,99 100,00% Tinggi
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.47
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
Meningkatkan kualitas peserta didik dan kelulusan SMP 94 %
% 94,00 94,00 100,00% Tinggi
4 Meningkatkan kualitas ruang kelas SD Ruang Kelas
70 0,00 0,00% Rendah
5 Meningkatkan kualitas ruang kelas SMP
Ruang Kelas
27 0,00 0,00% Rendah
6 Capaian 40 % SD pelaksanaan e-pembelajaran
% 38,00 32,00 84,21% Tinggi
7 Capaian 60 % pelaksanaan e-pembelajaran
% 58,00 53,33 91,95% Tinggi
8 Meningkatkan jumlah sekolah terakreditasi 95 %
% 94,00 93,39 99,35% Tinggi
9 Meningkatkan 90 % SD dan SMP terakreditasi minimal B
% 88,00 88,93 101,06% Tinggi
10 Mempertahankan jumlah SD SBI Sekolah 1 0,00 100,00% Tinggi
11 Mempertahankan jumlah SMP SBI Sekolah 4 0,00 100,00% Tinggi
Program Pendidikan Menengah
1 Mempertahan Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK
% 116,96 121,87 104,20% Tinggi
Mempertahan Angka Partisipasi Murni SMA/SMK
% 79,97 83,67 104,63% Tinggi
2 Meningkatkan kualitas peserta didik dan kelulusan SMA/SMK 96 %
% 96,00 99,84 104,00% Tinggi
3 Meningkatkan jumlah SMA terakreditasi B sebesar 90 %
% 86,00 88,16 102,51% Tinggi
4 Meningkatkan jumlah SMK terakreditasi B sebesar 90 %
% 86,00 71,91 83,62% Tinggi
5 Mempertahankan jumlah sekolah SBI dan RSBI
% 4,00 0,00 100,00% Tinggi
6 Meningkatkan jumlah 11 SMK ber ISO 9001-2008
% 10,00 10,00 100,00% Tinggi
Program Pendidikan Non Formal
1 Mempertahankan Capaian APK Rata-rata
% 114,00 114,79 100,69% Tinggi
2 Meningkatkan jumlah lembaga kursus dan pelatihan bersertifikat sebesar 50 %
% 40,00 30,00 75,00% Tinggi
3 Meningkatkan lulusan program kecakapan hidup bersertifikat kompetensi sebesar 20 %
% 4,00 0,00 0,00% Rendah
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1 Persentase guru SD/SDLB berkualifikasi S-1/D-4;
% 88,00 75,65 85,97% Tinggi
2 Persentase guru SMP/SMPLB berkualifikasi S-1/D-4
% 94,00 90,10 95,85% Tinggi
3 Presentase guru SMA/SMK berkualifikasi S-1/D-4 sebesar 90 %
% 90,00 94,42 104,91% Tinggi
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.48
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
4 Kualifikasi S-1 80 % Pendidik TK terlatih
% 58,00 60,00 103,45% Tinggi
Kualifikasi Pendidik PAUD Non Formal 70 % terlatih
% 66,00 55,00 83,33% Tinggi
5 Meningkatkan kualitas kepala sekolah dan pengawas SMA/SMK
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
6 Jumlah guru SMA bersertifikat 90 % % 80,00 98,90 123,63% Tinggi
Jumlah guru SMK bersertifikat 90 % % 78,00 98,43 126,19% Tinggi
7 Meningkatkan jumlah SMA melaksananakan e-pembelajaran sebesar 60 %
% 56,00 40,00 71,43% Sedang
8 Meningkatkan jumlah SMK melaksananakan e-pembelajaran sebesar 60 %
% 61,00 50,00 81,97% Tinggi
9 Meningkatkan presentase guru berkualifikasi S-1 88 % dan 98 %
% 87,5 ; 94 91,68 ; 93,49
102,12% Tinggi
10 Meningkatnya guru bersertifikat sebesar 90 %
% 80 ; 90 98,8 ; 98,4
116,42% Tinggi
11 Mempertahankan rasio pendidik dan peserta didik
1:20 1:16 120% Tinggi
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
1 Meningkatnya penyediaan data dan informasi bidang pendidikan
% 85,00 80,00 94,12% Tinggi
1. 02 URUSAN KESEHATAN 88,68%
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1. Ketersediaan dan pemerataan obat di Puskesmas dan jaringannya
% 100,00 90,00 90,00% Tinggi
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Meningkatnya mutu pelayanan puskesmas (ISO)
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
1. Rumah tangga sehat % 100,00 90,90 90,90% Tinggi
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Balita yg naik berat badannya % 100,00 89,83 89,83% Tinggi
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
1. Angka kesakitan diare per 1000 pendudu
k
< 21 17,02 100,00% Tinggi
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.49
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
1. Angka kesakitan, kematian dan kecacatan yang disebabkan oleha penyakit menular dan tidak menular
- Angka kematian DBD /10.000 pendudu
k
<1,5 1,80 80,00% Tinggi
- Angka kematian diare /10.000 pendudu
k
<1 0,00 100,00% Tinggi
- Angka kesakitan pnemoni balita /10.000 balita
290 193 133,45% Tinggi
- Prevalensi HIV-AIDS /10.000 pendudu
k
<2 0,60 100,00% Tinggi
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1. Meningkatnya penerapan standar pelayanan publik di bidang kesehatan
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu
1 Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasaana pelayanan puskesmas sesuai standar pelayanan Puskesmas
% 100,00 75,00 75,00% Tinggi
Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
1. Pelayanan kesehatan bayi % 100,00 73,13 73,13% Sedang
2. Pelayanan kesehatan balita % 100,00 74,40 74,40% Sedang
Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
1. Kualitas Pelayanan kesehatan lansia % 100,00 69,12 69,12% Sedang
Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
1. Jaminan keamanan peredaran obat dan makanan
% 100,00 85,00 85,00% Tinggi
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil Persalinan oleh tenaga kesehatan
% 100,00 64,04 64,04% Sedang
` Program Informasi Kesehatan
1. Ketersediaan data dan informasi bidang kesehatan akurat dan tepat waktu
% 100,00 64,48 64,48% Sedang
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit
1 Meningkatkan sarana prasarana pelayanan 70 %
% 68,00 65,00 95,59% Tinggi
Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit BLU
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.50
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
1 Terselenggaranya pelayanan Rumah Sakit
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
1. 03 URUSAN PEKERJAAN UMUM
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
1. Tingkat kapasitas jalan, frekuensi pemanfaatan jalan dan waktu pelayanan jalan dalam kota
% 22,00 21,00 95,45% Tinggi
Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan & Jembatan
1. Jumlah prasarana jalan dan jembatan yang terpelihara secara mantap dan berfungsi
% 21,00 19,00 90,48% Tinggi
Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan
1. Tingkat ketersediaan data dan informasi jalan dan jembatan
% 20,00 20,00 100,00% Tinggi
Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
1. Ketersediaan sarana dan prasarana kebinamargaan yang berfungsi dan terpelihara
% 21,00 20,00 95,24% Tinggi
Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
1. Tingkat pengendalian ruang wilayah strategis dan cepat tumbuh dalam kota
% 20,00 15,00 75,00% Tinggi
Program rehabilitasi/ pemeliharaan infrastruktur kewilayahan
1. Pengelolaan infrastruktur wilayah % 100,00 93,00 93,00% Tinggi
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
1. Jumlah prasarana sumberdaya air dan irigasi yang terpelihara dan berfungsi
% 30,00 25,00 83,33% Tinggi
Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
1. Jumlah prasarana sumberdaya air dan irigasi yang terpelihara dan berfungsi
% 11,00 8,00 72,73% Sedang
Program penyediaan dan pengolahan air baku
1. Meningkatnya ketersediaan air baku masyarakat
% 6,00 6,00 100,00% Tinggi
Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.51
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
limbah
1. Meningkatnya sanitasi lingkungan masyarakat
% 4,00 3,00 75,00% Tinggi
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Drainaase
1. Operasional peralatan Drainase unit 7 6 85,71% Tinggi
Program pengendalian banjir
1. Berkurangnya tinggi air rob dan banjir pada elevasi minimal 70 msl
% 34,00 22,50 66,18% Sedang
Program Penerangan Jalan Umum
1. Jumlah LPJU baru yang terpasang titik 4.977 1.695 34,06% Rendah
2. Jumlah LPJU terpasang dan terpelihara
titik 558 23.109 4141,40% Tinggi
Program Pengelolaan Reklame
1. Jumlah titik reklame yang tertata dan terpelihara dengan baik
titik 915 940 102,73% Tinggi
Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan
1. 04 URUSAN PERUMAHAN
Program Pengembangan Perumahan
1. Tingkat ketersediaan (jumlah) fasilitas perumahan sederhana bagi masyarakat miskin
% 100,00 78,00 78,00% Tinggi
2. Rehab rumah miskin rumah 200 256 128,00% Tinggi
Program Lingkungan Sehat Perumahan
1. Jumlah pembangunan kawasan permukiman kumuh
% 9,00 6,00 66,67% Sedang
Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan permukiman
% 8,00 6,00 75,00% Tinggi
Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
1. Tingkat kinerja pelayanan penanggulangan bencana kebakaran
% 5,00 4,00 80,00% Tinggi
Program pengelolaan areal pemakaman
1. Jumlah TPU yang berfungsi & terkelola dengan baik
% 20,00 18,50 92,50% Tinggi
Program Pengembangan Teknologi & Konstruksi
1. Jumlah Rumah/Gedung yang terbangunan sesuai standar konstruksi
gedung 3 1 33,33% Rendah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.52
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
2. Terbangunnya Gedung Kantor Diklat, Kantor Kec. Genuk, Kant. Kec. Gunungpati, Gedung Arsip, Gedung Satpol PP
gedung 1 1 100,00% Tinggi
1. 05 URUSAN PENATAAN RUANG
Program Perencanaan Tata Ruang
1 Tingkat ketersediaan pranata tata ruang kota dan kawasan-kawasan khusus kota
% 100,00 60,00 60,00% Sedang
2 Kelestarian kawasan kota lama % 100,00 75,00 75,00% Tinggi
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
1. Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang kota dan tingkat konflik pemanfaatan peruntukan lahan
% 100,00 75,00 75,00% Tinggi
1. 06 URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Program Pengembangan data/informasi
1. Tingkat ketersediaan data dan informasi untuk perencanaan dan pengendalian pembangunan kota, baik dari segi jumlah, jenis maupun akurasinya
% 90,00 87,50 97,22% Tinggi
Program Kerjasama Pembangunan
1. Tingkat kemantapan kerjasama pembangunan dengan domain pemerintah daerah, swasta dan masyarakat
% 100,00 95,00 95,00% Tinggi
Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar
1. Ketersediaan pranata perencanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas kota
dokumen
3 3 100,00% Tinggi
Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah
1. Kapasitas kelembagaan dan personil perencana pembangunan daerah kota
% 100,00 80,50 80,50% Tinggi
Program perencanaan pembangunan daerah
1. Tingkat partisipasi komponen masyarakat dalam proses
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.53
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
perencanaan pembangunan daerah
Program perencanaan pembangunan ekonomi
1. Tingkat ketersediaan pranata perencanaan program pembangunan ekonomi
dokumen
2 2 100,00% Tinggi
Program perencanaan sosial budaya
1. Tingkat ketersediaan pranata perencanaan program pembangunan Sosial dan Budaya
dokumen
5 8 160,00% Tinggi
Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
1. Tingkat ketersediaan pranata perencanaan program pembangunan prasarana wilayah dan sumber daya alam
dokumen
5 0 0,00% Rendah
1. 07 URUSAN PERHUBUNGAN
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
1. Tingkat ketersediaan aturan bidang perhubungan
Perda 0 0 100,00% Tinggi
2. Tingkat fasilitas perhubungan terpantau
% 100,00 75,00 75,00% Tinggi
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana & Fasilitas LLAJ
1. Meningkatnya jumlah penumpang di terminal
penumpang
4.166.294 3.079.104 73,91% Sedang
Program peningkatan pelayanan angkutan
1. Pelayanan angkutan umum massal (BRT)
koridor 3 3 100,00% Tinggi
2. Tingkat pelanggaran angkutan umum di jalan rata-rata 10% per tahun
% 10,00 10,00 100,00% Tinggi
3. Tingkat Ketersediaan titik parkir on street
titik 1.369 1.127 117,68% Tinggi
4. Tingkat ketersediaan lokasi parkir off street
Lokasi 200 203 101,50% Tinggi
Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas
1. Tingkat Ruas jalan /Simpul rawan kemacetan lalu lintas
% 7 12,00 28,57% Rendah
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
1. Tingkat ketersediaan pemberhentian akhir angkutan penumpang umum
lokasi 5 2 40,00% Rendah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.54
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
2. Tingkat ketersediaan prasarana penunjang BRT
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
1. Tingkat kendaraan lulus uji laik jalan unit 73.318 63.750 86,95% Tinggi
Program Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informatika
1. Tertatanya Pembangunan Tower telekomunikasi dan informatika yang tertib dan teratur
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
1. 08 URUSAN LINGKUNGAN HIDUP
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
1. Tingkat luasan areal pelayanan persampahan kota
% 85,00 84,00 98,82% Tinggi
2. Tingkat cakupan pelayanan persampahan Wilayah
Kelurahan
177 132 74,58% Sedang
3 Tingkat cakupan pelayanan persampahan Wilayah
Kelurahan
177 177 100,00% Tinggi
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1 Pranata kebijakan pengelolaan persampahan
Pranata 0 1 100,00% Tinggi
2 Cakupan pelayanan K3 Wilayah Kecamatan
Titik Pantau
149 149 100,00% Tinggi
3 Tingkat pencemaran lingkungan hidup perkotaan
% 22,00 12,00 54,55% Sedang
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
1. Tingkat efektivitas upaya perlindungan dan konservasi sumber daya alam
Ha 76,00 41,00 146,05% Tinggi
Program Rehabilitasi & Pemulihan Cadangan SDA
1. Terwujudnya perencanaan dan penyusunan program pembangunan pengendalian SDA dan LH yang berkelanjutan dan akuntabel
dokumen
perencanaan
2 2 100,00% Tinggi
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
1. Tingkat aksesbilitas informasi SDA dan LH
Kec 16 16 100,00% Tinggi
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
1. Tingkat kualitas pencemaran udara perkotaan
Kendaraan /
500 750 150,00% Tinggi
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.55
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
tahun
Program Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut
1. Cakupan wilayah rehabilitasi ekosistem pesisir/pantai
% 70,00 60,00 85,71% Tinggi
Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
1. Terbangunnya dan rehabilitasi Taman Kota
Unit 8 3 37,50% Rendah
1. 09 URUSAN PERTANAHAN
Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
1. Tersedianya data pertanahan yg valid % 20,00 6,77 33,85% Rendah
1.10 URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
Program Penataan Administrasi Kependudukan
1. Rasio Penduduk ber KTP % 89,00 96,00 107,87% Tinggi
2. Rasio Bayi berakte kelahiran % 100,00 88,11 88,11% Tinggi
3. Rasio Pasangan berakte nikah % 100,00 84,99 84,99% Tinggi
4. Rasio keluarga ber KK % 100,00 100,00 100,00% Tinggi
5. Rasio Penduduk ber Akte Kelahiran/1000 kk
% 89,00 67,00 75,28% Tinggi
6. Rasio penduduk ber NIK % 84,00 100,00 119,05% Tinggi
7. Rasio pasangan cerai ber Akta Perceraian
% 100,00 67,00 67,00% Sedang
8. Rasio penduduk meninggal berakta kematian
% 100,00 20,00 20,00% Rendah
9. Tersedianya pranata dalam peningkatan kesadaran masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
10 Tersedianya pranata dalam peningkatan kesadaran masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan
% 100,00 75,00 75,00% Tinggi
1. 11 URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.56
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
Perempuan
1 Meningkatnya komitmen pemerintah terhadap anggaran responsif gender
% 35,00 37,00 105,71% Tinggi
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
a)meningkatnya kapasitas kelembagaan organisasi perempuan dan anak ; b) terwujudnya sinkronisasi program kegiatan organisasi yang responsif gender
% 30,00 43,00 143,33% Tinggi
Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
1 peningkatan peran gender dilembaga pemerintah dan swasta
% 35,00 63,50 181,43% Tinggi
Program Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
1 menurunkan angka KDRT & Anak % 30,00 51,30 171,00% Tinggi
1. 12 URUSAN KB DAN KELUARGA SEJAHTERA
Program Keluarga Berencana
1. Pengendalian angka kelahiran (TFR) - 2,37 2,16 108,86% Tinggi
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Jumlah PUS dibwah 20 th. % 0,45 0,06 186,67% Tinggi
Program Pelayanan kontrasepsi
1. Peserta KB dari PUS unmet need/menurunnya PUS Unmet need
PA : % 75,62 76,41 101,04% Tinggi
Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri
1. Jejaring / kemitraan peduli KB (PPKBD Mandiri)
PPKBD % 87,00 86,44 99,36% Tinggi
Sub PPKBD % 46,00 47,98 104,30% Tinggi
Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR
1. Jumlah PIK Remaja per jumlah kelurahan
PIK KRR 53 61 115,09% Tinggi
Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memahami bahaya lahgun dan
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.57
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
peredaran narkoba
Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
1. Kelompok aktif BK
BKB % 94,00 99,67 106,03% Tinggi
BKR % 93,00 100,00 107,53% Tinggi
BKL % 93,00 99,00 106,45% Tinggi
1. 13 URUSAN SOSIAL
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah
1. Persentase jumlah faktor miskin yang tertangani dihadapkan dengan jumlah fakir miskin yang ada =n/51.300)*100%; Persentase peningkatan jumlah PMKS yang tertangani dibandingkan dengan PMKS yang ada a/4792)*100%
% 15,8 7,99 50,57% Sedang
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
1. % (prosentase) peningkatan penanganan, pelayanan dan rehabilitasi Kesejateraan Sosial yang ditangani
% 59,32 33,00 55,63% Sedang
Program pembinaan anak terlantar
1. % (prosentase) jumlah anak terlantar yang terbina dihadapkan dengan jumlah anak terlantar yang ada
% 48,66 45,00 92,48% Tinggi
Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma
1. persentase jumlah penyandang cacat dan trauma yang terbina dihadapkan dengan jumlah penyandang cacat dan trauma yang ada
% 24,36 30,00 123,15% Tinggi
Program pembinaan panti asuhan/ panti jompo
1. jumlah sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, panti rehabilitasi, rumah singgah dll yang terdapat di suatu daerah
Unit panti
132 132 100,00% Tinggi
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
1. Peningkatan jumlah Kelembagaan Kesejahteraan Sosial yang tertangani
Organsasi
2.278 1950 85,60% Tinggi
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.58
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
dengan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial yang
2. Jumlah Lembaga kesejahteraan sosial yang turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan
% 100,00 65,00 65,00% Sedang
3 Jumlah Lembaga kesejahteraan sosial yang turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan
% 100,00 70,00 70,00% Sedang
Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan Bencana
1. Tingkat kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam
% 5,00 5,00 100,00% Tinggi
1. 14 URUSAN KETENAGAKERJAAN
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
1. Meningkatnya ketrampilan tenaga kerja 2.310 orang
orang 500 289 57,80% Sedang
2. Meningkatnya kompetensi tenaga kepelatihan 25%
% 5,00 4,00 80,00% Tinggi
3 Ketersediaan pranata pengelolaan DBHCHT dalam upaya peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
1. Tingkat pengangguran terbuka % 12,70 10,07 120,71% Tinggi
2. Meningkatnya Tingkat Partisipasi angkatan kerja sebesar 66,71%
% 66,38 53,90 81,20% Tinggi
3. Angka partisipasi kerja 63,51% % 63,25 60,10 95,02% Tinggi
4. Penempatan pencari kerja sebanyak 49.050 orang
orang 10.250 12.280 119,80% Tinggi
Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
1. Meningkatnya jumlah perusahaan yang menerapkan K3 sebanyak 570 perusahaan (45,8 %)
perusahaan
502 451 89,84% Tinggi
2. Menurunnya angka perselisihan hubungan industrial PHI/PHK/Unjuk rasa 2 % per tahun
kasus 231 57 175,32% Tinggi
1. 15 URUSAN KOPERASI DAN UKM
Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif
1. Mempertahankan Koperasi aktif 75 % % 100,00 105,69 105,69% Tinggi
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.59
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
1. Meningkatnya jumlah UMKM 10% % 2,00 1,60 80,00% Tinggi
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
1. Jumlah penyerapan tenaga kerja pada sektor UMKM meningkat 2% per tahun
% 2,00 3,55 177,50% Tinggi
2. Meningkatkan akses pembiayaan Koperasi dan UMKM 25 % penguatan kelembagaan KSP/USP dan LKM
% 5,00 3,42 68,40% Sedang
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
1. Meningkatnya peringkat kesehatan koperasi 55 % dari Koperasi aktif
% 50,00 42,34 84,68% Tinggi
1. 16 URUSAN PENANAMAN MODAL
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
1. Jumlah dan nilai penanaman modal daerah
% 8,00 98,71 1233,88% Tinggi
2. Ketersediaan pranata Penyertaan Modal PDAM Kota Semarang
% 100,00 80,00 80,00% Tinggi
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
1. Tingkat daya tarik investasi dalam bentuk jumlah pelaku investasi pembangunan daerah
% 8,00 58,62 732,75% Tinggi
2. Jumlah Tenaga kerja yang terserap orang 15.429 21.613 140,08% Tinggi
Program Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah
1. Ketersediaan pranata investasi % 100,00 75,00 75,00% Tinggi
1. 17 URUSAN KEBUDAYAAN
Program Pengembangan Nilai Budaya
1. Meningkatkan kegiatan pelestarian kekayaan budaya sebesar 10 % per tahun
kegiatan 3 4 133,33% Tinggi
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
1. Meningkatkan kegiatan pelestarian kekayaan budaya sebesar 10 % per
kegiatan 3 5 166,67% Tinggi
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.60
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
tahun
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
1. Meningkatkan kegiatan pelestarian kekayaan budaya sebesar 10 % per tahun
kegiatan 3 7 233,33% Tinggi
Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
1. Meningkatnya kegiatan kerjasama pengelolaan kekayaan seni budaya daerah
kegiatan 3 7 233,33% Tinggi
1. 18 URUSAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
1. % (prosentase) jumlah peserta dihadapkan dengan jumlah anggota organisasi kepemudaan dalam rangka peningkatan peran serta generasi muda dalam pembangunan
% 14,66 25,00 170,53% Tinggi
Program peningkatan peran serta kepemudaan
1. Jumlah Organisasi Kepemudaan Organisasi
47 47 100,00% Tinggi
Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
1. % (prosentase) peningkatan fasilitasi/ bantuan Karang Taruna. 2. % (prosentase) peningkatan fasilitasi/bantuan Kepemudaan.
% 3,93 3,50 89,06% Tinggi
Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga
1. Jumlah organisasi olahraga=23 organisasi(18 cabang olahraga dan 5 cabang olahraga baru/rekreasi)
Organisasi
23 44 191,30% Tinggi
Program Pembinaan & Pemasyarakatan Olahraga
1. Peningkatan Jumlah Atlet yang dibina, jumlah Medali yang diperoleh
Orang 43 37 86,05% Tinggi
2. Jumlah medali yang diperoleh % (medali) dibandi
ng cabng
olahraga yg
dipertan
52,00 13 25,00% Rendah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.61
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
dingkan
Program Peningkatan Sarana & Prasarana Olahraga
1. % (prosentase) Peningkatan jumlah pembangunan sarana olahraga di kota per 10000 penduduk
% 14,70 11,00 74,83% Sedang
1. 19 URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
1. Tingkat gangguan terhadap keamanan dan kenyamanan lingkungan
% 5,00 2,52 50,40% Sedang
Program pengembangan wawasan kebangsaan
1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga persatuan dan kesatuan
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
2. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
1. Menurunnya Jumlah kejadian terkait ketertiban dan keamanan
% 5,00 2,00 40,00% Rendah
2. Menurunnya jumlah pelanggaraan perda 10 % per tahun
% 10,00 8,57 85,70% Tinggi
Program pendidikan politik masyarakat
1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang politik
% 75,00 70,00 93,33% Tinggi
2. Tersedianya Pranata dalam peningkatan kesadaran politik masyarakat
% 100,00 74,40 74,40% Sedang
Program Hari Anti Narkoba Internasional
1. Meningkatnya kesadarn masyarakat dalam memahami bahaya lahgun dan peredaran narkoba
( orang) 100 150 150,00% Tinggi
1. 20 URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.62
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
1. Tingkat kinerja lembaga perwakilan rakyat dalam pelaksanaan fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan (26 perda/32 prolegda)
Perda 28 8 28,57% Rendah
Prolegda
32 32 100,00% Tinggi
Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah
1. Efektivitas pelaksanaan tugas kedinasan KDH dan Wakil KDH
% 100,00 65,00 65,00% Sedang
Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah
1. Rasio pendapatan asli daerah terhadap volume pendapatan daerah
% 26,10 36,39 139,43% Tinggi
2. Tertib administrasi keuangan daerah % 100,00 88,00 88,00% Tinggi
3. Akuntabilitas administrasi keuangan daerah
% 100,00 84,00 84,00% Tinggi
4. Terbentuk unit pelayanan pengadaan (ULP) Kota Semarang
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
5. Ketersediaan pranata pelaksanaan pembangunan di Kota Semarang
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
6. Ketersediaan pranata dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah
% 100,00 85,00 85,00% Tinggi
Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/ kota
1. Tingkat kemampuan/kapasitas aparatur dalam pengelolaan keuangan
% 100,00 84,00 84,00% Tinggi
Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
1. Tingkat efektivitas pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan
% 100,00 80,00 80,00% Tinggi
2. Tingkat penyelesaian kasus yang muncul terkait penyelenggaraan pemerintah
% 100,00 80,00 80,00% Tinggi
3. Menurunnya jumlah kasus pelanggaran oleh aparatur 90 %
% 72,00 64,47 89,54% Tinggi
4. Penyelesaian kasus pelanggaran disiplin 95%
% 95,00 65,68 69,14% Sedang
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.63
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
Program Peningkatan Profesionalism tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
1. Tingkat efektivitas pengawasan fungsional atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
% 80 71,09 88,86% Tinggi
Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
1. Tingkat penerapan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
% 87,00 85,00 97,70% Tinggi
1. Tingkat ketersediaan dan akurasi data informasi keuangan daerah
% 100,00 84,00 84,00% Tinggi
2. Jumlah Web kota maupun SKPD yang aktif
Website 4 3 75,00% Tinggi
Program Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat
1. Persentase pengaduan masyarakat yang ditangani
% 100,00 80,00 80,00% Tinggi
Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
1. Ketersediaan pranata kerjasama antar pemerintah daerah, antara lembaga / institusi
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
2. Jumlah perjanjian/ kerjasama kemitraan pemerintah kota di berbagai bidang pembangunan
kerja sama
8 2 25,00% Rendah
3. Jumlah kegiatan kerjasama kemitraan pembangunan antara pemerintah kota dengan lembaga/pemerintah daerah (kegiatan/dialog/workshop/pameran/dll)
kegi atan
10 8 80,00% Tinggi
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
1. Jumlah produk hukum yang ditetapkan melalui Perda maupun Perwal
- LD Buku 4.500 3.500 77,78% Tinggi
- BD Buku 2.350 1.900 80,85% Tinggi
2. Jumlah sosialisasi peraturan Perundang-undangan
Jenis 17 14 82,35% Tinggi
3. Tindak lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
Jenis 5 2 40,00% Rendah
Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi Perangkat
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.64
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
Daerah
1. Tersedianya pranata dalam peningkatan organisasi / kelembagaan penyelenggaraan pemerintahan.
% 100,00 85,00 85,00% Tinggi
2. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui tertib administrasi ketatalaksanaan
% 100,00 78,33 78,33% Tinggi
3. Peningkatan program pemacu PAN dan tertib administrasi kepegawaian Setda dan Sekretariat DPRD
% 100,00 68,33 68,33% Sedang
4. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan standar pelayanan
% 90 100,00 111,11% Tinggi
5. Terlaksananya rintisan kelurahan sebagai SKPD 40 kelurahan
kelurahan
10 48 480,00% Tinggi
Program Pengelolaan Aset Daerah
1. Tingkat ketersediaan data aset pemerintah daerah
% 90,00 87,00 96,67% Tinggi
2. Tingkat akurasi hasil inventarisasi aset pemerintah daerah
% 100,00 88,00 88,00% Tinggi
Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
1. Penyelenggaraan Diklat Prajab Gol I, II / III Honorer
% 100,00 0,00 100,00% Tinggi
2. Pengiriman Diklat Pim Tk II dan III dan Diklat Teknis dan Fungsiomal
Orang 56 79 141,07% Tinggi
3. Diklat Prajab Gol I, II dan III Umum Orang 600 0 100,00% Tinggi
4. Meningkatkan kompetensi teknis dan fungsional
Orang 30 60 200,00% Tinggi
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
1. Meningkatnya profesionalisme dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara 90% dalam waktu 5 tahun perencanaan
% 100 78,40 78,40% Tinggi
2. Persentase jumlah aparatur pemerintah kecamatan dan kelurahan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan teknis
% 85 80,00 94,12% Tinggi
3. Jumlah kelurahan yang berprestasi kelurahan
3 3 100,00% Tinggi
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.65
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
1. 21 URUSAN KETAHANAN PANGAN
Program Ketahanan Pangan
1. Ketahanan pangan daerah dan kelancaran distribusi bahan pangan pokok
kg / 1000
penduduk
120.173 161.273 134,20% Tinggi
2. Lumbung pangan masyarakat kelurahan
18 42 233,33% Tinggi
3. Produk pangan /olahan pangan yang memenuhi standar mutu
PIRT 185 191 103,24% Tinggi
Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
1. Kelurahan mandiri pangan kelurahan
12 16 133,33% Tinggi
2. Skor pola pangan harapan 92 91 98,48% Tinggi
3. Kelancaran akses pangan masyarakat miskin
KK 1.800 2.090 116,11% Tinggi
1. 22 URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELURAHAN
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
1. Tingkat kemampuan lembaga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan wilayah
Organisasi
4 4 100,00% Tinggi
2. Keberdayaan msy/kader PKK dalam peningkatan Gizi Anak Usia Sekolah bagi Keluarga Kurang mampu
Kel 177 177 100,00% Tinggi
3. Meningkatnya kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam penanganan pembangunan wilayah
% 40,00 37,50 93,75% Tinggi
Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
1. Jumlah kelompok masyarakat yang memanfaatkan TTG sesuai dengan kebutuhan
% 35,00 32,00 91,43% Tinggi
2. Jumlah Posyantek yang aktif / berfungsi Posyantek
13 16 123,08% Tinggi
3. Meningkatnya kerjasama dan akses dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat
% 22,00 20,00 90,91% Tinggi
4. Meningkatkan Jumlah dan Kegiatan usaha ekonomi masyarakat
UPPKS 165 137 83,03% Tinggi
UED-SP 35 46 131,43% Tinggi
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun kelurahan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.66
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
1 Jumlah swadaya masyarakat dalam mendukung Program TMMD
Tahap 2 2 100,00% Tinggi
2 Jumlah swadaya masyarakat dalam mendukung program pengabdian masyarakat oleh PT (Program KKN)
Kel 34 123 361,76% Tinggi
3 Jumlah lokasi lingkungan Permukiman dan prasarana lingkungan RTM yang terfasilitasi
Lokasi 18 18 100,00% Tinggi
4 Meningkatnya pengetahuan kinerja Pokja Posyandu dalam rangka meningkatnya Gizi kesehatan Ibu dan Anak
% 0,25 0,20 80,00% Tinggi
5. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
kelura han
177 133 75,14% Tinggi
6. Jumlah Fasilitasi Bantuan Infrastruktur dari pemerintah Lebih Tinggi (APBD Prov dan APBN)
kelura han
177 177 100,00% Tinggi
7. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
kelurahan
177 177 100,00% Tinggi
kelurahan
percon tohan
16 48 300,00% Tinggi
1. 23 URUSAN STATISTIK
Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
1. Tingkat ketersediaan data statistik pembangunan daerah
% 2,00 1,50 75,00% Tinggi
1. 24 URUSAN KEARSIPAN
Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
1. Jumlah dokumen/arsip daerah yang diselamatkan / dipelihara
berkas 4.000 5.322 133,05% Tinggi
Program pemeliharaan rutin / berkala sarana dan prasarana kerasipan
1. Rasio ketersediaan Sarana/prasarana penyimpanan arsip yang berfungsi dan terpelihara
% 60,00 59,73 99,55% Tinggi
Program peningkatan kualitas pelayanan informasi
1. Aksesbilitas/ketersediaan layanan informasi kearsipan
% 50,00 49,25 98,50% Tinggi
Program perbaikan sistem administrasi kearsipan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.67
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
1. Jumlah arsip dengan sistem administrasi yang baik
berkas 6.900 8.637 125,17% Tinggi
1. 25 URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
1. Jumlah SIM di SKPD yang terbangun SIM 5 1 20,00% Rendah
2. Persentase kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang dipublikasi masyarakat
% 100,00 75,00 75,00% Tinggi
3. Persentase peliputan, dokumentasi dan informasi media penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
% 100,00 75,00 75,00% Tinggi
Program kerjasama informsi dan media massa
1. Jumlah kegiatan Press release, pantauan berita elektronik, analisa berita surat kabar, pemuatan berita di website dan jumpa pers
kali 225 1.221 542,67% Tinggi
2. Jumlah Dialog interaktif, publikasi, siaran langusng dan sosialsasi di media
kali 115 179 155,65% Tinggi
Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi
1. Meningkatnya aparatur yang mempunyai pengetahuan teknologi dan informasi
% 10 10,00 100,00% Tinggi
1. 26 URUSAN PERPUSTAKAAN
Program pengembangan budaya baca
1. Jumlah peminjam buku % 35,00 34,00 97,14% Tinggi
Program Pembinaan Dan Peningkatan Kapasitas Perpustakaan
1. Jumlah koleksi bahan pustaka dan jumlah pengunjang perpustakaan
% 30,00 28,00 93,33% Tinggi
% 25,00 29,00 116,00% Tinggi
Program Penyelamatan Dan Pelestarian Koleksi Perpustakaan
1. Jumlah Koleksi bahan perpustakaan yang dipelihara
% 50,00 47,00 94,00% Tinggi
2. 01 URUSAN PILIHAN PERTANIAN
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
1. Tingkat pendapatan petani % 332,00 312,95 94,26% Tinggi
Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.68
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
1. Tingkat ketersedian bahan pangan daerah, khsusunya beras dan konsumsi pangan sumber karbohidrat non beras guna memenuhi kebutuhan pangan masy
% 10,50 10,10 96,19% Tinggi
2. Tersedianya pranata kebijakan pertanahan & infrastruktur pertanian dan pedesaan
RTS 20,00% 15% 75,00% Tinggi
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
1. Tingkat daya serap pasar terhadap hasil produksi pertanian/perkebunan daerah
% 99,88 99,86 99,98% Tinggi
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
1. Tingkat pemanfaatan teknologi tepat guna dalam menunjang peningkatan hasil produk komoditas hasil pertanian/perkebunan
% 99,51 99,46 99,95% Tinggi
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
1. Tingkat produktivitas, kualitas dan hasil produksi pertanian/perkebunan
% 99,01 98,77 99,76% Tinggi
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
1. Tingkat kinerja tenaga penyuluh pertanian lapangan
% 66,67 64,59 96,88% Tinggi
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
1. Angka kesakitan dan kematian ternak akibar penyakit menular
% 2,80 2,98 93,57% Tinggi
Program peningkatan produksi hasil peternakan
1. Tingkat produktivitas, kualitas dan hasil produksi komoditas peternakan
% 95,61 95,26 99,63% Tinggi
2. 02 URUSAN PILIHAN KEHUTANAN
Program rehabilitasi hutan dan lahan
1. Tingkat partisipasi masyarakat terhadap upaya pelestarian penghijauan /lahan
% 2,50 2,50 100,00% Tinggi
2. 03 URUSAN PILIHAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
1. Menunnya pemanfaatan Air bawah % 0,33 0,15 45,45% Rendah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.69
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
tanah (ABT)
Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan
1. Menurunnya jumlah kawasan penambangan galian Golongan C
% 0,25 0,20 80,00% Tinggi
2. 04 URUSAN PILIHAN PARIWISATA
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
1. Meningkatnya kunjungan wisata orang 2.061.678 2.675.779 129,79% Tinggi
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
1. Meningkatnya lama tinggal wisatawan asing
hari - - 100% Tinggi
Program Pengembangan Kemitraan Kepariwisataan
1. Tingkat okupansi hotel % - - 100% Tinggi
2. Meningkatnya jumlah destinasi wisata obyek 4 1 25,00% Rendah
3. Jenis dan jumlah rumah makan/restoran dan kawasan kuliner
lokasi 220 322 146,36% Tinggi
4. Jenis dan jumlah pelaku usaha pariwisata
pelaku 512 948 185,16% Tinggi
2. 05 URUSAN PILIHAN KELAUTAN PERIKANAN
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
1. Cakupan bina kelompok pelaku perikanan dan kelautan 20% per tahun
kelompok
124 308 248,39% Tinggi
Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan
1. Jumlah Kelompok pelestari lingkungan kelompok
1 1 100,00% Tinggi
Program pengembangan budidaya perikanan
1. Meningkatkan produksi perikanan budidaya 15% per tahun
ton 733,70 1.238,39 168,79% Tinggi
Program pengembangan perikanan tangkap
1. Meningkatkan produksi perikanan tangkap 5% per tahun
ton 416,4 720,43 173,01% Tinggi
Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan
1. Meningkatkat Pengetahuan masyarakat % 3,00 2,45 81,67% Tinggi
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.70
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
perikanan dan masyarakat konsumsi ikan
Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
1. Meningkatkan produksi ikan olahan 3 % per tahun
ton 12.614,00 11.200,45 88,79% Tinggi
2. Meningkatkan Konsumsi ikan 3 % per tahun
kg/kapita
25,93 19,49 75,16% Tinggi
2. 06 URUSAN PILIHAN PERDAGANGAN
Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan
1. Meningkatnya kesadaran pelaku usaha dan konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa 100 %
pelaku usaha
160 178 111,25% Tinggi
2. Jumlah penanganan barang/produk beredar dipasar tidak sesuai standar yang ditentukan
% 100,00 95,00 95,00% Tinggi
3. Jumlah kasus/kejadian yang diakibatkan oleh pemakaian produk/barang yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan (LPG, dll)
% kasus 10 0,00 200,00% Tinggi
Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
1. Transaksi dan distribusi komoditas ekspor non migas 5% pertahun
US $ (5%) 1.076.026
.487,31
753.056.846
69,98% Sedang
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negri
1. Stabilitas harga kebutuhan pokok dan jasa yang terjangkau oleh masyarakat 100%
pasar modern
1 1 100,00% Tinggi
2. Stabilitas harga kebutuhan pokok dan jasa yang terjangkau oleh masyarakat 100%
% 10,00 4,70 153,00% Tinggi
3. Jumlah kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat (bazar, pasar murah, dll)
% 100,00 100,00 100,00% Tinggi
Program Pembinaan pedagang kaki lima & asongan
1. Membina dan menata PKL 100% % 20,00 15,00 75,00% Tinggi
2. Jumlah Pedagang kaki lima yg dibina & memiliki kemandirian dalam usaha
% 100,00 75,00 75,00% Tinggi
2. 07 URUSAN PILIHAN PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.71
N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014
TARGET KINERJA
RKPD 2014
REALISASI KINERJA
S/D TW.3 2014
CAPAIAN KINERJA
THD TARGET
RKPD 2014
STATUS S/D
TW.3
1 3 4 5 6 7 8
1. Persentase industri kreatif terutama industri kecil/home industri
IKM 296 571 192,91% Tinggi
2. Jumlah cluster baru industri kecil dan menengah
buah 8 5 62,50% Sedang
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
1. Produksi dan transaksi penjualan IKM % 3,00 3,00 100,00% Tinggi
Program Penataan Struktur Industri
1. Peningkatan penataan struktur IKM % 3,00 3,00 100,00% Tinggi
Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial
1. Penataan kawasan sentra-sentra industri potensial
sentra 16 14 87,50% Tinggi
Capaian Indikator Kinerja Program
Tabel 2.38
Evaluasi Pencapaian Target RPJMD 2010-2015 pada Triwulan ke-3 Tahun
2014 di Masing-masing Urusan SKPD
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
1. 01 URUSAN PENDIDIKAN
Program Pendidikan Anak Usia Dini
1 Meningkatkan APK PAUD sebesar 84 %
% 100,00 65,85 65,85% Akan Tercapai
2 Penerapan sistem Pembelajaran berkarakter
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
1 Mempertahan Angka Partisipasi Kasar SD
% 100,00 107,35 107,35% Tercapai
Mempertahan Angka Partisipasi Murni SD
% 100,00 91,90 91,90% Tercapai
2 Mempertahan Angka Partisipasi Kasar SMP
% 100,00 116,43 116,43% Tercapai
Mempertahan Angka Partisipasi Murni SMP
% 100,00 80,21 80,21% Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.72
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
3 Meningkatkan kualitas peserta didik dan kelulusan SD 99,99 %
% 100,00 99,99 99,99% Tercapai
Meningkatkan kualitas peserta didik dan kelulusan SMP 94 %
% 100,00 94,00 94,00% Tercapai
4 Meningkatkan kualitas ruang kelas SD
Ruang Kelas
351 210 59,83% Perlu Upaya Keras
5 Meningkatkan kualitas ruang kelas SMP
Ruang Kelas
108 599 554,63% Tercapai
6 Capaian 40 % SD pelaksanaan e-pembelajaran
% 40,00 32,00 80,00% Tercapai
7 Capaian 60 % pelaksanaan e-pembelajaran
% 60,00 53,33 88,88% Tercapai
8 Meningkatkan jumlah sekolah terakreditasi 95 %
% 95,00 93,39 98,31% Tercapai
9 Meningkatkan 90 % SD dan SMP terakreditasi minimal B
% 90,00 88,93 98,81% Tercapai
10 Mempertahankan jumlah SD SBI Sekolah
1 0 100,00% Tercapai
11 Mempertahankan jumlah SMP SBI
Sekolah
4 0 100,00% Tercapai
Program Pendidikan Menengah
1 Mempertahan Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK
% 116,96 121,87 104,20% Tercapai
Mempertahan Angka Partisipasi Murni SMA/SMK
% 79,97 83,67 104,63% Tercapai
2 Meningkatkan kualitas peserta didik dan kelulusan SMA/SMK 96 %
% 96,00 99,84 104,00% Tercapai
3 Meningkatkan jumlah SMA terakreditasi B sebesar 90 %
% 90,00 88,16 97,96% Tercapai
4 Meningkatkan jumlah SMK terakreditasi B sebesar 90 %
% 90,00 71,91 79,90% Akan Tercapai
5 Mempertahankan jumlah sekolah SBI dan RSBI
% 4,00 0,00 100,00% Tercapai
6 Meningkatkan jumlah 11 SMK ber ISO 9001-2008
% 11,00 10,00 90,91% Tercapai
Program Pendidikan Non Formal
1 Mempertahankan Capaian APK Rata-rata
% 114,00 114,79 100,69% Tercapai
2 Meningkatkan jumlah lembaga kursus dan pelatihan bersertifikat sebesar 50 %
% 50,00 30,00 60,00% Akan Tercapai
3 Meningkatkan lulusan program kecakapan hidup bersertifikat kompetensi sebesar 20 %
% 20,00 18,00 90,00% Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.73
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1 Persentase guru SD/SDLB berkualifikasi S-1/D-4;
% 89,00 75,65 85,00% Tercapai
2 Persentase guru SMP/SMPLB berkualifikasi S-1/D-4
% 97,00 90,10 92,89% Tercapai
3 Presentase guru SMA/SMK berkualifikasi S-1/D-4 sebesar 90 %
% 90,00 94,42 104,91% Tercapai
4 Kualifikasi S-1 80 % Pendidik TK terlatih
% 60 60,00 100,00% Tercapai
Kualifikasi Pendidik PAUD Non Formal 70 % terlatih
% 70 55,00 78,57% Akan Tercapai
5 Meningkatkan kualitas kepala sekolah dan pengawas SMA/SMK
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
6 Jumlah guru SMA bersertifikat 90 %
% 90,00 98,90 109,89% Tercapai
Jumlah guru SMK bersertifikat 90 %
% 90,00 98,43 109,37% Tercapai
7 Meningkatkan jumlah SMA melaksananakan e-pembelajaran sebesar 60 %
% 60,00 40,00 66,67% Akan Tercapai
8 Meningkatkan jumlah SMK melaksananakan e-pembelajaran sebesar 60 %
% 65,00 50,00 76,92% Akan Tercapai
9 Meningkatkan presentase guru berkualifikasi S-1 88 % dan 98 %
% 88 ; 98 91,68 ; 93,49
99,79% Tercapai
10 Meningkatnya guru bersertifikat sebesar 90 %
% 80 ; 90 98,8 ; 98,4
116,42% Tercapai
11 Mempertahankan rasio pendidik dan peserta didik
1:20 1:16 120% Tercapai
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
1 Meningkatnya penyediaan data dan informasi bidang pendidikan
% 90,00 80,00 88,89% Tercapai
1. 02 URUSAN KESEHATAN 85,91%
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1. Ketersediaan dan pemerataan obat di Puskesmas dan jaringannya
% 100,00 78,00 78,00% Akan Tercapai
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Meningkatnya mutu pelayanan puskesmas (ISO)
% 100,00 100,00 100,00% Tercapai
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.74
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
1. Rumah tangga sehat % 100,00 90,90 90,90% Tercapai
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Balita yg naik berat badannya % 100,00 89,83 89,83% Tercapai
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
1. Angka kesakitan diare per 1000 penduduk
< 21 17,02 100,00% Tercapai
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1. Angka kesakitan, kematian dan kecacatan yang disebabkan oleha penyakit menular dan tidak menular
- Angka kematian DBD /10.000 penduduk
<1,5 1,80 80,00% Tercapai
- Angka kematian diare /10.000 penduduk
<1 0,00 100,00% Tercapai
- Angka kesakitan pnemoni balita /10.000 balita
280 193 131,07% Tercapai
- Prevalensi HIV-AIDS /10.000 penduduk
<2 0,60 100,00% Tercapai
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1. Meningkatnya penerapan standar pelayanan publik di bidang kesehatan
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pemb
1 Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasaana pelayanan puskesmas sesuai standar pelayanan Puskesmas
% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai
Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
1. Pelayanan kesehatan bayi % 100,00 72,83 72,83% Akan Tercapai
2. Pelayanan kesehatan balita % 100,00 73,88 73,88% Akan Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.75
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
1. Kualitas Pelayanan kesehatan lansia
% 100,00 78,58 78,58% Akan Tercapai
Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
1. Jaminan keamanan peredaran obat dan makanan
% 100,00 77,00 77,00% Akan Tercapai
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil Persalinan oleh tenaga kesehatan
% 100,00 65,65 65,65% Akan Tercapai
` Program Informasi Kesehatan
1. Ketersediaan data dan informasi bidang kesehatan akurat dan tepat waktu
% 100,00 72,90 72,90% Akan Tercapai
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit
1 Meningkatkan sarana prasarana pelayanan 70 %
% 75,00 65,00 86,67% Tercapai
Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit BLU
1 Terselenggaranya pelayanan Rumah Sakit
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
1. 03 URUSAN PEKERJAAN UMUM
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
1. Tingkat kapasitas jalan, frekuensi pemanfaatan jalan dan waktu pelayanan jalan dalam kota
% 25,00 21,00 84,00% Tercapai
Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan & Jembatan
1. Jumlah prasarana jalan dan jembatan yang terpelihara secara mantap dan berfungsi
% 99,00 76,00 76,77% Akan Tercapai
Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan
1. Tingkat ketersediaan data dan informasi jalan dan jembatan
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
Program peningkatan sarana dan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.76
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
prasarana kebinamargaan
1. Ketersediaan sarana dan prasarana kebinamargaan yang berfungsi dan terpelihara
% 99,00 77,00 77,78% Akan Tercapai
Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
1. Tingkat pengendalian ruang wilayah strategis dan cepat tumbuh dalam kota
% 100,00 57,00 57,00% Perlu Upaya Keras
Program rehabilitasi/ pemeliharaan infrastruktur kewilayahan
1. Pengelolaan infrastruktur wilayah
% 100,00 78,60 78,60% Akan Tercapai
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
1. Jumlah prasarana sumberdaya air dan irigasi yang terpelihara dan berfungsi
% 30,00 25,00 83,33% Tercapai
Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
1. Jumlah prasarana sumberdaya air dan irigasi yang terpelihara dan berfungsi
% 55,00 38,00 69,09% Akan Tercapai
Program penyediaan dan pengolahan air baku
1. Meningkatnya ketersediaan air baku masyarakat
% 30,00 22,50 75,00% Akan Tercapai
Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
1. Meningkatnya sanitasi lingkungan masyarakat
% 20,00 15,00 75,00% Akan Tercapai
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Drainaase
1. Operasional peralatan Drainase unit 7 6 85,71% Tercapai
Program pengendalian banjir
1. Berkurangnya tinggi air rob dan banjir pada elevasi minimal 70 msl
% 34,00 22,50 66,18% Akan Tercapai
Program Penerangan Jalan Umum
1. Jumlah LPJU baru yang terpasang titik 18.663 5.257 28,17% Perlu Upaya Keras
2. Jumlah LPJU terpasang dan terpelihara
titik 3.255 24.377 748,91% Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.77
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
Program Pengelolaan Reklame
1. Jumlah titik reklame yang tertata dan terpelihara dengan baik
titik 4575 (915 selama 5 tahun)
3.795 82,95% Tercapai
Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan
1. 04 URUSAN PERUMAHAN
Program Pengembangan Perumahan
1. Tingkat ketersediaan (jumlah) fasilitas perumahan sederhana bagi masyarakat miskin
% 100,00 78,00 78,00% Akan Tercapai
2. Rehab rumah miskin rumah 1.000,00
862 86,20% Tercapai
Program Lingkungan Sehat Perumahan
1. Jumlah pembangunan kawasan permukiman kumuh
% 40,00 28,00 70,00% Akan Tercapai
Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan permukiman
% 35,00 23,00 65,71% Akan Tercapai
Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
1. Tingkat kinerja pelayanan penanggulangan bencana kebakaran
% 25,00 19,00 76,00% Akan Tercapai
Program pengelolaan areal pemakaman
1. Jumlah TPU yang berfungsi & terkelola dengan baik
% 25,00 18,50 74,00% Akan Tercapai
Program Pengembangan Teknologi & Konstruksi
1. Jumlah Rumah/Gedung yang terbangunan sesuai standar konstruksi
gedung
18 14 77,78% Akan Tercapai
2. Terbangunnya Gedung Kantor Diklat, Kantor Kec. Genuk, Kant. Kec. Gunungpati, Gedung Arsip, Gedung Satpol PP
gedung
5 4 80,00% Tercapai
1. 05 URUSAN PENATAAN RUANG
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.78
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
Program Perencanaan Tata Ruang
1 Tingkat ketersediaan pranata tata ruang kota dan kawasan-kawasan khusus kota
% 100,00 72,00 72,00% Akan Tercapai
2 Kelestarian kawasan kota lama % 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
1. Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang kota dan tingkat konflik pemanfaatan peruntukan lahan
% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai
1. 06 URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Program Pengembangan data/informasi
1. Tingkat ketersediaan data dan informasi untuk perencanaan dan pengendalian pembangunan kota, baik dari segi jumlah, jenis maupun akurasinya
% 95,00 87,50 92,11% Tercapai
Program Kerjasama Pembangunan
1. Tingkat kemantapan kerjasama pembangunan dengan domain pemerintah daerah, swasta dan masyarakat
% 100,00 95,00 95,00% Tercapai
Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar
1. Ketersediaan pranata perencanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas kota
dokumen
15 15 100,00% Tercapai
Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah
1. Kapasitas kelembagaan dan personil perencana pembangunan daerah kota
% 100,00 76,10 76,10% Akan Tercapai
Program perencanaan pembangunan daerah
1. Tingkat partisipasi komponen masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
Program perencanaan pembangunan ekonomi
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.79
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
1. Tingkat ketersediaan pranata perencanaan program pembangunan ekonomi
dokumen
10 13 130,00% Tercapai
Program perencanaan sosial budaya
1. Tingkat ketersediaan pranata perencanaan program pembangunan Sosial dan Budaya
dokumen
25 18 72,00% Akan Tercapai
Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
1. Tingkat ketersediaan pranata perencanaan program pembangunan prasarana wilayah dan sumber daya alam
dokumen
25 19 76,00% Akan Tercapai
1. 07 URUSAN PERHUBUNGAN
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
1. Tingkat ketersediaan aturan bidang perhubungan
Perda 4 5 125,00% Tercapai
2. Tingkat fasilitas perhubungan terpantau
% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana & Fasilitas LLAJ
1. Meningkatnya jumlah penumpang di terminal
penumpang
21.217.240
18.955.765
89,34% Tercapai
Program peningkatan pelayanan angkutan
1. Pelayanan angkutan umum massal (BRT)
koridor
3 3 100,00% Tercapai
2. Tingkat pelanggaran angkutan umum di jalan rata-rata 10% per tahun
% 10,00 10,00 100,00% Tercapai
3. Tingkat Ketersediaan titik parkir on street
titik 1.342 1.127 116,02% Tercapai
4. Tingkat ketersediaan lokasi parkir off street
Lokasi 220 203 92,27% Tercapai
Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas
1. Tingkat Ruas jalan /Simpul rawan kemacetan lalu lintas
% 45,00 50,00 88,89% Tercapai
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
1. Tingkat ketersediaan pemberhentian akhir angkutan
lokasi 7 2 28,57% Perlu Upaya
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.80
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
penumpang umum Keras
2. Tingkat ketersediaan prasarana penunjang BRT
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
1. Tingkat kendaraan lulus uji laik jalan
unit 365.135
290.888 79,67% Akan Tercapai
Program Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informatika
1. Tertatanya Pembangunan Tower telekomunikasi dan informatika yang tertib dan teratur
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
1. 08 URUSAN LINGKUNGAN HIDUP
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
1. Tingkat luasan areal pelayanan persampahan kota
% 87,00 84,00 96,55% Tercapai
2. Tingkat cakupan pelayanan persampahan Wilayah
Kelurahan
177 132 74,58% Akan Tercapai
3 Tingkat cakupan pelayanan persampahan Wilayah
Kelurahan
177 177 100,00% Tercapai
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1 Pranata kebijakan pengelolaan persampahan
Pranata
1 3 300,00% Tercapai
2 Cakupan pelayanan K3 Wilayah Kecamatan
Titik Pantau
149 149 100,00% Tercapai
3 Tingkat pencemaran lingkungan hidup perkotaan
% 20,00 12,00 60,00% Akan Tercapai
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
1. Tingkat efektivitas upaya perlindungan dan konservasi sumber daya alam
Ha 70,00 41,00 141,43% Tercapai
Program Rehabilitasi & Pemulihan Cadangan SDA
1. Terwujudnya perencanaan dan penyusunan program pembangunan pengendalian SDA dan LH yang berkelanjutan dan akuntabel
dokumen perencanaan
11 9 81,82% Tercapai
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.81
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
1. Tingkat aksesbilitas informasi SDA dan LH
Kec 16 16 100,00% Tercapai
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
1. Tingkat kualitas pencemaran udara perkotaan
Kendaraan / tahun
2.500 2.065 82,60% Tercapai
Program Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut
1. Cakupan wilayah rehabilitasi ekosistem pesisir/pantai
% 80,00 60,00 75,00% Akan Tercapai
Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
1. Terbangunnya dan rehabilitasi Taman Kota
Unit 40 32 80,00% Tercapai
1. 09 URUSAN PERTANAHAN
Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
1. Tersedianya data pertanahan yg valid
% 100 35,02 35,02% Perlu Upaya Keras
1.10 URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
Program Penataan Administrasi Kependudukan
1. Rasio Penduduk ber KTP % 90,00 96,00 106,67% Tercapai
2. Rasio Bayi berakte kelahiran % 81,00 88,11 108,78% Tercapai
3. Rasio Pasangan berakte nikah % 100,00 84,99 84,99% Tercapai
4. Rasio keluarga ber KK % 100,00 100,00 100,00% Tercapai
5. Rasio Penduduk ber Akte Kelahiran/1000 kk
% 90,00 67,00 74,44% Akan Tercapai
6. Rasio penduduk ber NIK % 85,00 100,00 117,65% Tercapai
7. Rasio pasangan cerai ber Akta Perceraian
% 100,00 67,00 67,00% Akan Tercapai
8. Rasio penduduk meninggal berakta kematian
% 100,00 20,00 20,00% Perlu Upaya Keras
9. Tersedianya pranata dalam peningkatan kesadaran masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
10 Tersedianya pranata dalam peningkatan kesadaran masyarakat dalam tertib
% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.82
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
administrasi kependudukan
1. 11 URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan
1 Meningkatnya komitmen pemerintah terhadap anggaran responsif gender
% 40,00 37,00 92,50% Tercapai
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
a)meningkatnya kapasitas kelembagaan organisasi perempuan dan anak ; b) terwujudnya sinkronisasi program kegiatan organisasi yang responsif gender
% 35,00 43,00 122,86% Tercapai
Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
1 peningkatan peran gender dilembaga pemerintah dan swasta
% 40,00 63,50 158,75% Tercapai
Program Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
1 menurunkan angka KDRT & Anak % 40,00 51,30 128,25% Tercapai
1. 12 URUSAN KB DAN KELUARGA SEJAHTERA
Program Keluarga Berencana
1. Pengendalian angka kelahiran (TFR)
- 2,26 2,16 104,42% Tercapai
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Jumlah PUS dibwah 20 th. % 0,40 0,06 185,00% Tercapai
Program Pelayanan kontrasepsi
1. Peserta KB dari PUS unmet need/menurunnya PUS Unmet need
PA : % 75,65 76,41 101,00% Tercapai
Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri
1. Jejaring / kemitraan peduli KB (PPKBD Mandiri)
PPKBD % 88,00 86,44 98,23% Tercapai
Sub PPKBD % 44,50 47,98 107,82% Tercapai
Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.83
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah PIK Remaja per jumlah kelurahan
PIK KRR
60 61 101,67% Tercapai
Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memahami bahaya lahgun dan peredaran narkoba
% 100,00 100,00 100,00% Tercapai
Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
1. Kelompok aktif BK
BKB % 96,00 99,67 103,82% Tercapai
BKR % 95,00 100,00 105,26% Tercapai
BKL % 96,00 99,00 103,13% Tercapai
1. 13 URUSAN SOSIAL
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah
1. Persentase jumlah faktor miskin yang tertangani dihadapkan dengan jumlah fakir miskin yang ada =n/51.300)*100%; Persentase peningkatan jumlah PMKS yang tertangani dibandingkan dengan PMKS yang ada a/4792)*100%
% 17,80 7,99 44,89% Perlu Upaya Keras
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
1. % (prosentase) peningkatan penanganan, pelayanan dan rehabilitasi Kesejateraan Sosial yang ditangani
% 61,32 33,00 53,82% Perlu Upaya Keras
Program pembinaan anak terlantar
1. % (prosentase) jumlah anak terlantar yang terbina dihadapkan dengan jumlah anak terlantar yang ada
% 50,66 45,00 88,83% Tercapai
Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma
1. persentase jumlah penyandang cacat dan trauma yang terbina dihadapkan dengan jumlah penyandang cacat dan trauma yang ada
% 26,36 30,00 113,81% Tercapai
Program pembinaan panti asuhan/ panti jompo
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.84
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
1. jumlah sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, panti rehabilitasi, rumah singgah dll yang terdapat di suatu daerah
Unit panti
137 132 96,35% Tercapai
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
1. Peningkatan jumlah Kelembagaan Kesejahteraan Sosial yang tertangani dengan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial yang
Organsasi
2.323 1.950 83,94% Tercapai
2. Jumlah Lembaga kesejahteraan sosial yang turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan
% 100,00 73,00 73,00% Akan Tercapai
3 Jumlah Lembaga kesejahteraan sosial yang turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan
% 100,00 73,80 73,80% Akan Tercapai
Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan Bencana
1. Tingkat kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam
% 70,00 65,00 92,86% Tercapai
1. 14 URUSAN KETENAGAKERJAAN
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
1. Meningkatnya ketrampilan tenaga kerja 2.310 orang
orang 2.310
1.749 75,71% Akan Tercapai
2. Meningkatnya kompetensi tenaga kepelatihan 25%
% 25,00 19,00 76,00% Akan Tercapai
3 Ketersediaan pranata pengelolaan DBHCHT dalam upaya peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
% 100,00 100,00 100,00% Tercapai
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
1. Tingkat pengangguran terbuka % 12,07 10,07 116,57% Tercapai
2. Meningkatnya Tingkat Partisipasi angkatan kerja sebesar 66,71%
% 66,71 53,90 80,80% Tercapai
3. Angka partisipasi kerja 63,51% % 63,51 60,10 94,63% Tercapai
4. Penempatan pencari kerja sebanyak 49.050 orang
orang 49.050 50.365 102,68% Tercapai
Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
1. Meningkatnya jumlah perusahaan yang menerapkan K3 sebanyak 570 perusahaan (45,8
perusahaan
570 451 79,12% Akan Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.85
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
%)
2. Menurunnya angka perselisihan hubungan industrial PHI/PHK/Unjuk rasa 2 % per tahun
kasus 227 57 174,89% Tercapai
1. 15 URUSAN KOPERASI DAN UKM
Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif
1. Mempertahankan Koperasi aktif 75 %
% 100,00 105,69 105,69% Tercapai
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
1. Meningkatnya jumlah UMKM 10%
% 10,00 12,43 124,30% Tercapai
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
1. Jumlah penyerapan tenaga kerja pada sektor UMKM meningkat 2% per tahun
% 10,00 17,12 171,20% Tercapai
2. Meningkatkan akses pembiayaan Koperasi dan UMKM 25 % penguatan kelembagaan KSP/USP dan LKM
% 25,00 21,94 87,76% Tercapai
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
1. Meningkatnya peringkat kesehatan koperasi 55 % dari Koperasi aktif
% 55,00 42,34 76,98% Akan Tercapai
1. 16 URUSAN PENANAMAN MODAL
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
1. Jumlah dan nilai penanaman modal daerah
% 10,00 98,71 987,10% Tercapai
2. Ketersediaan pranata Penyertaan Modal PDAM Kota Semarang
% 100,00 76,00 76,00% Akan Tercapai
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
1. Tingkat daya tarik investasi dalam bentuk jumlah pelaku investasi pembangunan daerah
% 10,00 58,62 586,20% Tercapai
2. Jumlah Tenaga kerja yang terserap
orang 15.737 21.613 137,34% Tercapai
Program Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.86
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
1. Ketersediaan pranata investasi % 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai
1. 17 URUSAN KEBUDAYAAN
Program Pengembangan Nilai Budaya
1. Meningkatkan kegiatan pelestarian kekayaan budaya sebesar 10 % per tahun
kegiatan
15 14 93,33% Tercapai
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
1. Meningkatkan kegiatan pelestarian kekayaan budaya sebesar 10 % per tahun
kegiatan
15 12 80,00% Tercapai
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
1. Meningkatkan kegiatan pelestarian kekayaan budaya sebesar 10 % per tahun
kegiatan
15 27 180,00% Tercapai
Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
1. Meningkatnya kegiatan kerjasama pengelolaan kekayaan seni budaya daerah
kegiatan
15 12 80,00% Tercapai
1. 18 URUSAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
1. % (prosentase) jumlah peserta dihadapkan dengan jumlah anggota organisasi kepemudaan dalam rangka peningkatan peran serta generasi muda dalam pembangunan
% 16,66 25,00 150,06% Tercapai
Program peningkatan peran serta kepemudaan
1. Jumlah Organisasi Kepemudaan Organisasi
47 47 100,00% Tercapai
Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
1. % (prosentase) peningkatan fasilitasi/ bantuan Karang Taruna. 2. % (prosentase) peningkatan fasilitasi/bantuan Kepemudaan.
% 4,68 3,50 74,79% Akan Tercapai
Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.87
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah organisasi olahraga=23 organisasi(18 cabang olahraga dan 5 cabang olahraga baru/rekreasi)
Organisasi
23 44 191,30% Tercapai
Program Pembinaan & Pemasyarakatan Olahraga
1. Peningkatan Jumlah Atlet yang dibina, jumlah Medali yang diperoleh
Orang 48 37 77,08% Akan Tercapai
2. Jumlah medali yang diperoleh % (medali) dibanding cab. OR yg dipertandingkan
54,00 13,00 24,07% Perlu Upaya Keras
Program Peningkatan Sarana & Prasarana Olahraga
1. % (prosentase) Peningkatan jumlah pembangunan sarana olahraga di kota per 10000 penduduk
% 16,70 11,00 65,87% Akan Tercapai
1. 19 URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
1. Tingkat gangguan terhadap keamanan dan kenyamanan lingkungan
% 25,00 17,32 69,28% Akan Tercapai
Program pengembangan wawasan kebangsaan
1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga persatuan dan kesatuan
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
2. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
1. Menurunnya Jumlah kejadian terkait ketertiban dan keamanan
% 25,00 14,53 58,12% Perlu Upaya Keras
2. Menurunnya jumlah pelanggaraan perda 10 % per
% 50,00 27,09 54,18% Perlu Upaya
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.88
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
tahun Keras
Program pendidikan politik masyarakat
1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang politik
% 75,00 70,00 93,33% Tercapai
2. Tersedianya Pranata dalam peningkatan kesadaran politik masyarakat
% 100,00 74,88 74,88% Akan Tercapai
Program Hari Anti Narkoba Internasional
1. Meningkatnya kesadarn masyarakat dalam memahami bahaya lahgun dan peredaran narkoba
( orang)
500 628 125,60% Tercapai
1. 20 URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
1. Tingkat kinerja lembaga perwakilan rakyat dalam pelaksanaan fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan (26 perda/32 prolegda)
Perda 139 60 43,17% Perlu Upaya Keras
Prolegda
160 136 85,00% Tercapai
Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah
1. Efektivitas pelaksanaan tugas kedinasan KDH dan Wakil KDH
% 100,00 73,00 73,00% Akan Tercapai
Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah
1. Rasio pendapatan asli daerah terhadap volume pendapatan daerah
% 27,10 36,39 134,28% Tercapai
2. Tertib administrasi keuangan daerah
% 100,00 77,60 77,60% Akan Tercapai
3. Akuntabilitas administrasi keuangan daerah
% 100,00 76,80 76,80% Akan Tercapai
4. Terbentuk unit pelayanan pengadaan (ULP) Kota Semarang
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
5. Ketersediaan pranata pelaksanaan pembangunan di Kota Semarang
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
6. Ketersediaan pranata dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah
% 100,00 77,00 77,00% Akan Tercapai
Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.89
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
kabupaten/ kota
1. Tingkat kemampuan/kapasitas aparatur dalam pengelolaan keuangan
% 100,00 74,60 74,60% Akan Tercapai
Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
1. Tingkat efektivitas pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan
% 100,00 76,00 76,00% Akan Tercapai
2. Tingkat penyelesaian kasus yang muncul terkait penyelenggaraan pemerintah
% 100,00 76,00 76,00% Akan Tercapai
3. Menurunnya jumlah kasus pelanggaran oleh aparatur 90 %
% 90,00 64,47 71,63% Akan Tercapai
4. Penyelesaian kasus pelanggaran disiplin 95%
% 95,00 65,68 69,14% Akan Tercapai
Program Peningkatan Profesionalism tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
1. Tingkat efektivitas pengawasan fungsional atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
% 100,00 71,09 71,09% Akan Tercapai
Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
1. Tingkat penerapan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
% 90,00 85,00 94,44% Tercapai
1. Tingkat ketersediaan dan akurasi data informasi keuangan daerah
% 100,00 76,80 76,80% Akan Tercapai
2. Jumlah Web kota maupun SKPD yang aktif
Website
23 22 95,65% Tercapai
Program Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat
1. Persentase pengaduan masyarakat yang ditangani
% 100,00 75,91 75,91% Akan Tercapai
Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
1. Ketersediaan pranata kerjasama antar pemerintah daerah, antara lembaga / institusi
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
2. Jumlah perjanjian/ kerjasama kemitraan pemerintah kota di berbagai bidang pembangunan
kerja sama
40 69 172,50% Tercapai
3. Jumlah kegiatan kerjasama kemitraan pembangunan antara pemerintah kota dengan
kegi atan
50 36 72,00% Akan Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.90
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
lembaga/pemerintah daerah (kegiatan/dialog/workshop/pameran/dll)
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
1. Jumlah produk hukum yang ditetapkan melalui Perda maupun Perwal
- LD Buku 4500 buku selama 5 tahun (22500 buku)
17.000 75,56% Akan Tercapai
- BD Buku 2350 buku selama 5 tahun (11750 buku)
9.750 82,98% Tercapai
2. Jumlah sosialisasi peraturan Perundang-undangan
Jenis 85 66 77,65% Akan Tercapai
3. Tindak lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
Jenis 25 17 68,00% Akan Tercapai
Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi Perangkat Daerah
1. Tersedianya pranata dalam peningkatan organisasi / kelembagaan penyelenggaraan pemerintahan.
% 100,00 77,00 77,00% Akan Tercapai
2. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui tertib administrasi ketatalaksanaan
% 100,00 75,67 75,67% Akan Tercapai
3. Peningkatan program pemacu PAN dan tertib administrasi kepegawaian Setda dan Sekretariat DPRD
% 100,00 73,67 73,67% Akan Tercapai
4. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan standar pelayanan
% 95 100,00 105,26% Tercapai
5. Terlaksananya rintisan kelurahan sebagai SKPD 40 kelurahan
kelurahan
10 48,00 480,00% Tercapai
Program Pengelolaan Aset Daerah
1. Tingkat ketersediaan data aset pemerintah daerah
% 100,00 87,00 87,00% Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.91
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
2. Tingkat akurasi hasil inventarisasi aset pemerintah daerah
% 100,00 77,60 77,60% Akan Tercapai
Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
1. Penyelenggaraan Diklat Prajab Gol I, II / III Honorer
% 100,00 100,00 100,00% Tercapai
2. Pengiriman Diklat Pim Tk II dan III dan Diklat Teknis dan Fungsiomal
Orang 294 855 290,82% Tercapai
3. Diklat Prajab Gol I, II dan III Umum
Orang 2916 836 100,00% Tercapai
4. Meningkatkan kompetensi teknis dan fungsional
Orang 150 300 200,00% Tercapai
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
1. Meningkatnya profesionalisme dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara 90% dalam waktu 5 tahun perencanaan
% 100 74,91 74,91% Akan Tercapai
2. Persentase jumlah aparatur pemerintah kecamatan dan kelurahan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan teknis
% 90 80,00 88,89% Tercapai
3. Jumlah kelurahan yang berprestasi
kelurahan
15 12 80,00% Tercapai
1. 21 URUSAN KETAHANAN PANGAN
Program Ketahanan Pangan
1. Ketahanan pangan daerah dan kelancaran distribusi bahan pangan pokok
kg / 1000 penduduk
122.576
161.273 131,57% Tercapai
2. Lumbung pangan masyarakat kelurahan
22 42 190,91% Tercapai
3. Produk pangan /olahan pangan yang memenuhi standar mutu
PIRT 187 191 102,14% Tercapai
Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
1. Kelurahan mandiri pangan kelurahan
14 16 114,29% Tercapai
2. Skor pola pangan harapan 95 91 95,37% Tercapai
3. Kelancaran akses pangan masyarakat miskin
KK 2.100 2.090 99,52% Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.92
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
1. 22 URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELURAHAN
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
1. Tingkat kemampuan lembaga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan wilayah
Organisasi
4 4 100,00% Tercapai
2. Keberdayaan msy/kader PKK dalam peningkatan Gizi Anak Usia Sekolah bagi Keluarga Kurang mampu
Kel 177 177 100,00% Tercapai
3. Meningkatnya kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam penanganan pembangunan wilayah
% 50,00 37,50 75,00% Akan Tercapai
Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
1. Jumlah kelompok masyarakat yang memanfaatkan TTG sesuai dengan kebutuhan
% 40,00 32,00 80,00% Tercapai
2. Jumlah Posyantek yang aktif / berfungsi
Posyantek
16 16 100,00% Tercapai
3. Meningkatnya kerjasama dan akses dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat
% 91,00 77,00 84,62% Tercapai
4. Meningkatkan Jumlah dan Kegiatan usaha ekonomi masyarakat
UPPKS 168 137 81,55% Tercapai
UED-SP
36 46 127,78% Tercapai
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun kelurahan
1 Jumlah swadaya masyarakat dalam mendukung Program TMMD
Tahap 10 8 80,00% Tercapai
2 Jumlah swadaya masyarakat dalam mendukung program pengabdian masyarakat oleh PT (Program KKN)
Kel 44 123 279,55% Tercapai
3 Jumlah lokasi lingkungan Permukiman dan prasarana lingkungan RTM yang terfasilitasi
Lokasi 20 18 90,00% Tercapai
4 Meningkatnya pengetahuan kinerja Pokja Posyandu dalam rangka meningkatnya Gizi kesehatan Ibu dan Anak
% 1,20 1,20 100,00% Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.93
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
5. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
kelura han
177 133 75,14% Akan Tercapai
6. Jumlah Fasilitasi Bantuan Infrastruktur dari pemerintah Lebih Tinggi (APBD Prov dan APBN)
kelura han
177 177 100,00% Tercapai
7. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
kelurahan
177 177 100,00% Tercapai
kelurahan percon tohan
16 48 300,00% Tercapai
1. 23 URUSAN STATISTIK
Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
1. Tingkat ketersediaan data statistik pembangunan daerah
% 10,00 7,50 75,00% Akan Tercapai
1. 24 URUSAN KEARSIPAN
Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
1. Jumlah dokumen/arsip daerah yang diselamatkan / dipelihara
berkas 4.100 5.322 129,80% Tercapai
Program pemeliharaan rutin / berkala sarana dan prasarana kerasipan
1. Rasio ketersediaan Sarana/prasarana penyimpanan arsip yang berfungsi dan terpelihara
% 61,00 59,73 97,92% Tercapai
Program peningkatan kualitas pelayanan informasi
1. Aksesbilitas/ketersediaan layanan informasi kearsipan
% 55,00 49,25 89,55% Tercapai
Program perbaikan sistem administrasi kearsipan
1. Jumlah arsip dengan sistem administrasi yang baik
berkas 7.100 8.637 121,65% Tercapai
1. 25 URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
1. Jumlah SIM di SKPD yang terbangun
SIM 26 64 246,15% Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.94
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
2. Persentase kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang dipublikasi masyarakat
% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai
3. Persentase peliputan, dokumentasi dan informasi media penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai
Program kerjasama informsi dan media massa
1. Jumlah kegiatan Press release, pantauan berita elektronik, analisa berita surat kabar, pemuatan berita di website dan jumpa pers
kali 225 kali selama 5 tahun (1125 kali)
2.996 266,31% Tercapai
2. Jumlah Dialog interaktif, publikasi, siaran langusng dan sosialsasi di media
kali 115 kali selama 5 tahun (575 kali)
1.074 186,78% Tercapai
Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi
1. Meningkatnya aparatur yang mempunyai pengetahuan teknologi dan informasi
% 50 50,00 100,00% Tercapai
1. 26 URUSAN PERPUSTAKAAN
Program pengembangan budaya baca
1. Jumlah peminjam buku % 40,00 34,00 85,00% Tercapai
Program Pembinaan Dan Peningkatan Kapasitas Perpustakaan
1. Jumlah koleksi bahan pustaka dan jumlah pengunjang perpustakaan
% 35,00 28,00 80,00% Tercapai
% 30,00 29,00 96,67% Tercapai
Program Penyelamatan Dan Pelestarian Koleksi Perpustakaan
1. Jumlah Koleksi bahan perpustakaan yang dipelihara
% 60,00 47,00 78,33% Akan Tercapai
2. 01 URUSAN PILIHAN PERTANIAN
Program Peningkatan Kesejahteraan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.95
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
Petani
1. Tingkat pendapatan petani % 335,00 312,95 93,42% Tercapai
Program Peningkatan Ketahanan
Pangan pertanian/perkebunan
1. Tingkat ketersedian bahan pangan daerah, khsusunya beras dan konsumsi pangan sumber karbohidrat non beras guna memenuhi kebutuhan pangan masy
% 11,55 10,10 87,45% Tercapai
2. Tersedianya pranata kebijakan pertanahan & infrastruktur pertanian dan pedesaan
RTS
20,00% 15,00% 75,00% Akan Tercapai
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
1. Tingkat daya serap pasar terhadap hasil produksi pertanian/perkebunan daerah
% 99,98 99,86 99,88% Tercapai
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
1. Tingkat pemanfaatan teknologi tepat guna dalam menunjang peningkatan hasil produk komoditas hasil pertanian/perkebunan
% 99,71 99,46 99,75% Tercapai
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
1. Tingkat produktivitas, kualitas dan hasil produksi pertanian/perkebunan
% 100,00 98,77 98,77% Tercapai
% 100,00 100,00 100,00% Tercapai
Program pemberdayaan penyuluh
pertanian/perkebunan lapangan
1. Tingkat kinerja tenaga penyuluh pertanian lapangan
% 75,00 64,59 86,12% Tercapai
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
1. Angka kesakitan dan kematian ternak akibar penyakit menular
% 2,20 2,98 64,55% Akan Tercapai
Program peningkatan produksi hasil peternakan
1. Tingkat produktivitas, kualitas dan hasil produksi komoditas peternakan
% 97,04 95,26 98,17% Tercapai
2. 02 URUSAN PILIHAN KEHUTANAN
Program rehabilitasi hutan dan lahan
1. Tingkat partisipasi masyarakat terhadap upaya pelestarian penghijauan /lahan
% 15 12,50 83,33% Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.96
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
2. 03 URUSAN PILIHAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
1. Menunnya pemanfaatan Air bawah tanah (ABT)
% 1,65 1,14 69,09% Akan Tercapai
Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan
1. Menurunnya jumlah kawasan penambangan galian Golongan C
% 1,00 0,95 95,00% Tercapai
2. 04 URUSAN PILIHAN PARIWISATA
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
1. Meningkatnya kunjungan wisata orang 9.757.946
10.646.805
109,11% Tercapai
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
1. Meningkatnya lama tinggal wisatawan asing
hari - - 100% Tercapai
Program Pengembangan Kemitraan Kepariwisataan
1. Tingkat okupansi hotel % - - 100% Tercapai
2. Meningkatnya jumlah destinasi wisata
obyek 51 45 88,24% Tercapai
3. Jenis dan jumlah rumah makan/restoran dan kawasan kuliner
lokasi 242 322 133,06% Tercapai
4. Jenis dan jumlah pelaku usaha pariwisata
pelaku 564 948 168,09% Tercapai
2. 05 URUSAN PILIHAN KELAUTAN PERIKANAN
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
1. Cakupan bina kelompok pelaku perikanan dan kelautan 20% per tahun
kelompok
149 308 206,71% Tercapai
Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan
1. Jumlah Kelompok pelestari lingkungan
kelompok
6 6 100,00% Tercapai
Program pengembangan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.97
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
budidaya perikanan
1. Meningkatkan produksi perikanan budidaya 15% per tahun
ton 3.252,70
6.590,89
202,63% Tercapai
Program pengembangan perikanan tangkap
1. Meningkatkan produksi perikanan tangkap 5% per tahun
ton 1.980,90
3.372,30
170,24% Tercapai
Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan
1. Meningkatkat Pengetahuan masyarakat perikanan dan masyarakat konsumsi ikan
% 15,00 11,45 76,33% Akan Tercapai
Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
1. Meningkatkan produksi ikan olahan 3 % per tahun
ton 60.391,00
44.924,38
74,39% Akan Tercapai
2. Meningkatkan Konsumsi ikan 3 % per tahun
kg/kapita
26,71 25,99 97,30% Tercapai
2. 06 URUSAN PILIHAN PERDAGANGAN
Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan
1. Meningkatnya kesadaran pelaku usaha dan konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa 100 %
pelaku usaha
160 178 111,25% Tercapai
2. Jumlah penanganan barang/produk beredar dipasar tidak sesuai standar yang ditentukan
% 100,00 79,00 79,00% Akan Tercapai
3. Jumlah kasus/kejadian yang diakibatkan oleh pemakaian produk/barang yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan (LPG, dll)
% kasus
5 6 80,00% Tercapai
Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
1. Transaksi dan distribusi komoditas ekspor non migas 5% pertahun
US $ 5.136.141.310,09
3.702.633.691
72,09% Akan Tercapai
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negri
1. Stabilitas harga kebutuhan pokok dan jasa yang terjangkau oleh masyarakat 100%
pasar modern
5 4 80,00% Tercapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.98
NO SKPD / INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015
TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015
REALISASI KINERJA
s/d TW.3 TH.2014
CAPAIAN KINERJA THD
TARGET RPJMD 2010-
2015
STATUS s/d 2014 TW.3
1 2 3 4 5 6 7
2. Stabilitas harga kebutuhan pokok dan jasa yang terjangkau oleh masyarakat 100%
% 10,00 4,70 153,00% Tercapai
3. Jumlah kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat (bazar, pasar murah, dll)
% 100,00 80,00 80,00% Tercapai
Program Pembinaan pedagang kaki lima & asongan
1. Membina dan menata PKL 100% % 100,00 72,98 72,98% Akan Tercapai
2. Jumlah Pedagang kaki lima yg dibina & memiliki kemandirian dalam usaha
% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai
2. 07 URUSAN PILIHAN PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
1. Persentase industri kreatif terutama industri kecil/home industri
IKM 378 571 151,06% Tercapai
2. Jumlah cluster baru industri kecil dan menengah
buah 10 5,00 50,00% Perlu Upaya Keras
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
1. Produksi dan transaksi penjualan IKM
% 15,00 14,82 98,80% Tercapai
Program Penataan Struktur Industri
1. Peningkatan penataan struktur IKM
% 15,00 12,00 80,00% Tercapai
Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial
1. Penataan kawasan sentra-sentra industri potensial
sentra 20 14,00 70,00% Akan Tercapai
Capaian Indikator Kinerja Program
Rekomendasi yang diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap indikator
kinerja RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut :
1. SKPD di lingkungan pemerintah Kota Semarang perlu memperhatikan
indikator RPJMD yang berstatus perlu upaya keras, dan belum mencapai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.99
target tahun 2014 dalam perencanaan program dan kegiatan dalam RKPD
tahun 2016.
2. APBD tahun 2016 perlu difokuskan kepada program/kegiatan prioritas yang
ditetapkan dalam RKPD dan mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan
sasaran RPJMD. Mengingat Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Semarang tahun 2010-2015 berakhir pada tahun
2015, sedangkan RPJMD Kota Semarang tahun 2015-2020 belum ditetapkan,
maka perencanaan pembangunan tahun 2016 yang diwujudkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun 2016
disusun dengan mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025.
3. Untuk mendorong konsistensi antar dokumen rencana maka perlu dilakukan
pengendalian terhadap pelaksanaan RPJMD dan RKPD secara periodik sesuai
peraturan perundangan.
4. Dalam rangka meningkatkan kapasitas SKPD, perlu dilakukan bimbingan
teknis tentang evaluasi RKPD dan evaluasi RPJMD secara berkala dalam
kaitannya dengan proses penyusunan terutama dokumen Renstra SKPD di
akhir tahun periode RPJMD & Renja SKPD tiap tahun perencanaan, serta
bimbingan teknis tentang tata cara evaluasi Renstra SKPD & evaluasi Renja
SKPD.
5. Evaluasi terhadap hasil RKPD dan evaluasi terhadap hasil RPJMD, maupun
evaluasi Renja SKPD dan evaluasi Renstra SKPD perlu dilakukan untuk
mengetahui pencapaian target kinerja yang ada serta kesesuaian program
dan kegiatan yang dilaksanakan.
6. Perlu disusun peraturan setingkat Peraturan Walikota yang mewajibkan
setiap SKPD memberikan laporan hasil evaluasi Rencana Strategis (Renstra)
SKPD dan evaluasi Rencana Kerja (Renja) SKPD setiap tahunnya, untuk
melihat capaian kinerja atas pelaksanaan Renstra dan Renja masing-masing
SKPD.
HASIL PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal. Hasil Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Kota
Semarang sampai dengan semester 1 tahun 2014 dapat terlihat pada tabel-
tabel dibawah ini:
A. Bidang Kesehatan
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan sebagai
berikut :
Tabel 2.38
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan
No. Indikator SPM Target
Tahun 2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Kunjungan ibu hamil K4 94% 39,72%
2. Komplikasi kebidanan yang ditangani 100% 100%
3. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan
94% 40,57%
4. Pelayanan nifas 90% 25,03%
5. Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 98% 30,85%
6. Kunjungan bayi 95% 40,69%
7. Desa/kelurahan Universal Child 100% 44,63%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.100
No. Indikator SPM Target
Tahun 2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
Immunization(UCI)
8. Pelayanan anak balita 94% 38,22%
9. Pemberian makanan pendamping ASI pada
anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
100% 86,21%
10. Balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100%
11. Penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat
100% Belum ada
data karena
belum
dilaksanaan
12. Cakupan peserta KB Aktif 70% 76,47%
13. Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit
a. Non polio AFP rate per 100.000 penduduk
< 15 tahun
100% 99,46%
b. Cakupan balita dengan pneumonia yang
ditangani
100% 19,25%
c. Penemuan pasien baru TB BTA positif TB
BTA (+)
100% 28,81%
d. Penderita DBD yang ditangani 100% 100%
e. Penderita diare yang ditangani 100% 30,46%
14. Pelayanan kesehatan dasar pasien
masyarakat miskin
100% 100%
15. Pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
100% 100%
16. Pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota
100% 100%
17. Desa/kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam
100% 100%
18. Cakupan desa siaga aktif 100% 100%
B. Bidang Perumahan Rakyat
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Perumahan Rakyat
sebagai berikut :
Tabel 2.39
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Perumahan Rakyat
No. Indikator SPM Target
Tahun 2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Cakupan ketersediaan rumah layak huni 91,50% 91,50%
2. Cakupan layanan rumah layak huni yang
terjangkau
67,89% 67,89%
3. Cakupan Lingkungan yang Sehat dan Aman
yang didukung dengan PSU
63,84% 63,84%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.101
C. Bidang Lingkungan Hidup
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Lingkungan Hidup
sebagai berikut :
Tabel 2.40
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Lingkungan Hidup
No Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Prosentase jumlah usaha dan /atau kegiatan
yang mentaati persyaratan administrasi dan
teknis pencegahan pencemaran air
100% 100%
2. Prosentase jumlah usaha dan /atau kegiatan
sumber tidak bergerak yang memenuhi
persyaratan administratif dan teknis
pencegahan pencemaran udara
100% 100%
3. Prosentase luasan lahan dan/atau tanah
untuk produksi biomassa yang telah
ditetapkan dan diinformasikan status
kerusakannya
100% 77%
(sedang dalam
proses
pengujian
kualitas tanah
di Kec. Mijen)
4. Prosentase jumlah pengaduan masyarakat
akibat adanya dugaan pencemaran dan
/atau perusakan lingkungan hidup yang
ditindaklanjuti
100% 100%
D. Bidang Sosial
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Sosial sebagai berikut:
Tabel 2.41
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Sosial
No. Indikator SPM Target
Tahun 2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang
memperoleh bantuan sosial untuk
pemenuhan kebutuhan dasar
33% 0%
2. Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang
menerima program pemberdayaan sosial
melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
atau kelompok sosial ekonomis sejenis
lainnya
80% 0%
3. Persentase (%) panti sosial skala kab/kota
yang menyediakan sarana prasarana
pelayanan kesejahteraan sosial
34% 37,5%
4. Persentase (%) wahana kesejahteraan
sosial berbasis masyarakat (WKSBM) yang
menyediakan sarana prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial
48% 0%
5. Persentase (%) korban bencana skala
kab/kota yang menerima bantuan sosial
selama masa tanggap darurat
80% 100%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.102
No. Indikator SPM Target
Tahun 2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
6. Persentase (%) korban bencana skala
kab/kota yang dievakuasi dengan
menggunakan sarana prasarana tanggap
darurat lengkap
80% 100%
7. Persentase (%) penyandang cacat fisik dan
mental, serta lanjut usia tidak potensial
yang telah menerima jaminan sosial
28% 0%
Catatan :
Berdasarkan surat KPK Nomor B-14/01-15/01/2014 tanggal 8 Januari 2014, KPK
meminta kepada para Kepala Daerah agar pengelolaan dana hibah dan bantuan
sosial mengacu pada Permendagri 32/2011 sebagaimana diubah dalam
Permendagri 39/2012 dan memperhatikan waktu pemberian dana hibah dan
bantuan sosial agar tidak terkesan dilaksanakan terkait pelaksanaan Pemilukada
maka s/d semester I Tahun 2014 pemberian bantuan hibah dan bantuan sosial
terkait dengan indikator SPM bidang sosial belum dilaksanakan sehingga
capaiannya masih 0%.
E. Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Layanan Terpadu Bagi
Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan sebagai berikut :
Tabel 2.42
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Layanan Terpadu Bagi
Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan penanganan
pengaduan oleh petugas terlatih di dalam
unit pelayanan terpadu
100% 100%
2. Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang endapatkan layanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di
Puskesmas mampu tatalaksana KtP/A dan
PPT/PKT di Rumah Sakit
100% 100%
3. Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang
diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial
terlatih bagi perempuan dan anak korban
kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu
75% 81%
4. Cakupan layanan bimbingan rohani yang
diberikan oleh petugas bimbingan rohani
terlatih bagi perempuan dan anak korban
kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu
75% 100%
5. Cakupan penegakan hukum dari tingkat
penyidikan sampai dengan putusan
pengadilan atas kasus-kasus kekerasan
terhadap perempuan dan anak
80% 22%
6. Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan layanan
50% 17%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.103
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
bantuan hukum
7. Cakupan layanan pemulangan bagi
perempuan dan anak korban kekerasan
50% 50%
8. Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi
perempuan dan anak korban kekerasan
100% 100%
F. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Keluarga Berencana
dan Keluarga Sejahtera sebagai berikut :
Tabel 2.43
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Cakupan Pasangan Usia Subur yang
isterinya dibawah usia 20 tahun 3,5%
0,5% 0,5%
2. Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur
menjadi Peserta KB aktif 65%
75% 76,47%
3. Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin
ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need) 5%
12% 12,03%
4. Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB)
ber-KB 70%
87% 76,26%
5. Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS) yang ber-KB 87%
1:2 1:3
6. Ratio Petugas Lapangan Keluarga
Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana
(PLKB/PKB) 1 Petugas di setiap 2 (dua )
Desa/Kelurahan
100% 100%
7. Ratio Pembantu Pembina Keluarga
Berencana (PPKBD) 1 (satu ) petugas di
setiap Desa/Kelurahan
100% 100%
8. Cakupan penyediaan alat dan obat
Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan
masyarakat 30% setiap tahun
100% 100%
9. Cakupan penyediaan informasi data mikro
keluarga di setiap Desa/Kelurahan 100%
setiap tahun
100% 100%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.104
G. Bidang Pendidikan Dasar
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pendidikan Dasar
sebagai berikut :
A. Bidang Pendidikan Dasar
Tabel 2.44
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pendidikan Dasar
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi
s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang
terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3
km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari
kelompok permukiman permanen di daerah
terpencil;
100% 100%
2. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan
belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan
untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk
setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang
kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang
cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan
tulis;
88% 86%
3. Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium
IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang
cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set
peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan
eksperimen peserta didik;
75% 78,74%
4. Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang
guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk
setiap orang guru, kepala sekolah dan staf
kependidikan lainnya; dan di setiap SMP/MTs
tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari
ruang guru;
100% 99,19%
5. Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk
setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru
untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah
khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan
pendidikan;
100% 99,42%
6. Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru
untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah
khusus tersedia satu orang guru untuk setiap
rumpun mata pelajaran;
100% 100%
7. Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang
memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2
(dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik;
100% 99,54%
8. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70%
dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan
guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk
daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan
20%;
100% 95,17%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.105
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi
s/d
Semester I
Tahun 2014
9. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu
orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA,
Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris;
100% 100%
10. Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD/MI
berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik;
100% 77,85%
11. Di setiap kab/kota semua kepala SMP/MTs
berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik;
100% 87,44%
12. Di setiap kab/kota semua pengawas sekolah dan
madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau
D-IV dan telah memiliki sertifikat Pendidik;
100% 100%
13. Pemerintah kab/kota memiliki rencana dan
melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan
pendidikan dlm mengembangkan kurikulum &
proses pembelajaran yang efektif;
100% 100%
14. Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan
dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap
kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk
melakukan supervisi dan pembinaan
100% 100%
B. Pencapaian Pendidikan Dasar oleh Satuan Pendidikan
Tabel 2.45
Penerapan Standar Pelayanan Minimal Dalam Hal Pencapaian Pendidikan
Dasar oleh Satuan Pendidikan
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi
s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang
sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah
mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, dan IPS dengan perbandingan
satu set untuk setiap peserta didik;
100% 100%
2. Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang
sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah
mencakup semua mata pelajaran dengan
perbandingan satu set untuk setiap perserta
didik;
100% 100%
3. Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA
dan bahan yang terdiri dari model kerangka
manusia, model tubuh manusia, bola dunia
(globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk
eksperimen dasar, dan poster/carta IPA;
76% 74%
4. Setiap SD/MI memiliki 100 judul buku
pengayaan dan 10 buku referensi,dan setiap 82% 82,91%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.106
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi
s/d
Semester I
Tahun 2014
SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan
dan 20 buku referensi;
5. Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di
satuan pendidikan, termasuk merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing atau
melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas
tambahan;
100% 100%
6. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses
pembelajaran selama 34 minggu per tahun
dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut :
a) Kelas I – II : 18 jam per minggu;
b) Kelas III : 24 jam per minggu;
c) Kelas IV - VI : 27 jam per minggu; atau
d) Kelas VII - IX : 27 jam per minggu;
100% 100%
7. Satuan pendidikan menerapkan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai
ketentuan yang berlaku;
100% 100%
8. Setiap guru menerapkan rencana pelaksa-naan
pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan
silabus untuk setiap mata pelajaran yang
diampunya;
100% 100%
9. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan
program penilaian untuk membantu
meningkatkan kemampuan belajar peserta didik;
100% 100%
10. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan
memberikan umpan balik kepada guru dua kali
dalam setiap semester;
100% 100%
11. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi
mata pelajaran serta hasil penilaian setiap
peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir
semester dalam bentuk laporan hasil prestasi
belajar peserta didik;
100% 100%
12. Kepala sekolah atau madrasah menyampaikan
laporan hasil ulangan akhir semester (UAS) dan
Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir
(US/UN) kepada orang tua peserta didik dan
menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor
Kementerian Agama di kab/kota pada setiap
akhir semester;
100% 100%
13. Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-
prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS). 100% 100%
H. Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang sebagai berikut :
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.107
Tabel 2.46
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Tersedianya air baku untuk memenuhi
kebutuhan pokok minimal sehari hari.
68% 79,66%
2. Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat
pada sistem irigasi yang sudah ada.
90% 76%
3. Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-
pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota.
100% 100%
4. Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat
per individu melakukan perjalanan.
100% 95%
5. Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan
berkendara dengan selamat
60% 59%
6. Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan
dapat berjalan dengan selamat dan nyaman.
60% 59%
7. Tersedianya jalan yang menjamin perjalanan
dapat dilakukan sesuai dengan kecepatan
rencana.
60% 59%
8. Tersedianya akses air minum yang aman melalui
Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60
liter/orang/hari
62,35% 96,82%
9. Tersedianya sistem air limbah setempat yang
memadai.
60% 52,38%
10. Tersedianya sistem air limbah skala
komunitas/kawasan/kota
5% 0%
11. Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di
perkotaan.
20% 18%
12. Tersedianya sistem penanganan sampah di
perkotaan.
85% 85%
13. Tersedianya sistem jaringan drainase skala
kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi
genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan
tidak lebih dari 2 kali setahun
50% 46,50%
14. Berkurangnya luasan permukiman kumuh di
kawasan perkotaan.
10% 7,27%
15. Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB
di kab/kota.
100% 99,32%
16. Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan
Gedung Negara di kab/kota
Ada Ada
17. Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh) hari
kerja setelah persyaratan lengkap.
100% 100%
18. Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi
setiap tahun
100% 100%
19. a. Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata
Ruang (RTR) wilayah kab/kota beserta
rencana rincinya melalui peta analog dan peta
digital.
100% 100%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.108
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
20. Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat
melalui forum konsultasi publik yang memenuhi
syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR
dan program pemanfaatan ruang, yang
dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya
RTR dan program pemanfaatan ruang.
100% 100%
21. Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin
pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan
Daerah tentang RTR wilayah kab/kota beserta
rencana rincinya
100% 115,7%
22. Terlaksanakannya tindakan awal terhadap
pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di
bidang penataan ruang, dalam waktu 5 (lima)
hari kerja.
100% 94,57%
23. Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari
luas wilayah kota/kawasan perkotaan.
25% 7,5%
I. Bidang Ketenagakerjaan
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Ketenagakerjaan
sebagai berikut :
Tabel 2.47
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Ketenagakerjaan
No
. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis kompetensi
40% 25,20%
2. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis masyarakat
Dihapus sesuai Permen
Tenaga Kerja No 2 Tahun
2014 tentang SPM Bidang
Ketenagakerjaan
3. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan kewirausahaan
60% 87,26%
4. Besaran pencari kerja yang terdaftar yang
ditempatkan
40% 65,96%
5. Besaran Kasus yang diselesaikan dengan
Perjanjian Kerja
25% 56,19%
6. Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta
program Jamsostek
50% 93,25%
7. Besaran pemeriksaan perusahaaan 45% 53,25%
8. Besaran pengujian peralatan di perusahaan 35% 35,01%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.109
J. Bidang Komunikasi dan Informasi
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Komunikasi dan
Informatika sebagai berikut :
Tabel 2.48
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Komunikasi dan
Informasi
No. Indikator SPM Target
Tahun 2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Pelaksanaaan Diseminasi dan pendistribusian
Informasi Nasional melalui:
a. Media massa, seperti majalah, radio dan
televisi
12 kali per
tahun
85 kali
b. Media baru, seperti website (media online) Setiap hari 155
c. Media tradisional seperti pertunjukan rakyat 12 kali per
tahun
6 kali
d. Media interpersonal seperti sarasehan,
ceramah/diskusi, dan lokakarya; dan/atau
12 kali per
tahun
1 kali
e. Media luar ruang seperti media buletin, leaflet,
booklet, brosur, spanduk, dan baliho.
12 kali per
tahun
110
2. Cakupan pengembangan dan pemberdaya-an
Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat
Kecamatan
50% 100%
K. Bidang Ketahanan Pangan
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Ketahanan Pangan
sebagai berikut :
Tabel 2.49
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Ketahanan Pangan
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Ketersediaan Energi per Kapita 95% 121%
Ketersediaan Protein per kapita 100% 118%
2. Ketersediaan cadangan pangan 25% 20%
3. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan
akses pangan di daerah
100% 100%
4. Stabilitas harga dan pasokan pangan 90% 100%
5. Skor pola pangan harapan (PPH) 95% 95%
6. Pengawasan dan pembinaan keamanan
pangan
100% 44%
7. Penanganan daerah rawan pangan 100% 95%
L. Bidang Kesenian
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesenian sebagai
berikut :
Tabel 2.50
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesenian
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Cakupan Kajian Seni 50% 50% 33,3%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.110
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
2. Cakupan Fasilitasi Seni 30% 30% 42,8%
3. Cakupan Gelar Seni 75% 75% 100%
4. Misi Kesenian 100% 100% 100%
5. Cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian 25% 25% 50%
6. Cakupan Tempat 100% 100% 200%
7. Cakupan Organisasi 34% 34% 100%
M. Bidang Perhubungan
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Perhubungan sebagai
berikut :
Tabel 2.51
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Perhubungan
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi
s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Tersedianya angkutan umum yang melayani
wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk
jaringan jalan Kab/Kota
75% 90%
2. Tersedianya angkutan umum yang melayani
jaringan trayek yang menghubungkan daerah
tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang
telah berkembang pada wilayah yang telah
tersedia jaringan jalan Kab/Kota.
60% 80%
3. Tersedianya halte pada setiap Kab/Kota yang
telah dilayani angkutan umum dalam trayek
100% 92,98%
4. Tersedianya terminal angkutan penumpang pada
setiap Kab/Kota yang telah dilayani angkutan
umum dalam trayek.
40% 71,49%
5. Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu,
marka, dan guardrill) dan penerangan jalan
umum (PJU) pada jalan Kab/Kota.
60% 84%
6. Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor
bagi Kab/Kota yang memiliki populasi
kendaraan wajib uji minimal 4000 (empat ribu)
kendaraan wajib uji.
60% 100%
7. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di
bidang terminal pada Kab/Kota yang telah
memiliki terminal.
50% 71,33%
8. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di
bidang pengujian kendaraan bermotor pada
Kab/Kota yang telah melakukan pengujian
berkala kendaraan bermotor
100% 82,35%
9. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di
bidang MRLL, Evaluasi Andalalin, Pengelolaan
Parkir pada Kab/Kota
40% 100%
10. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
memiliki kompetensi sebagai pengawas kelaikan
kendaraan pada setiap perusahaan angkutan
100% 100%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.111
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi
s/d
Semester I
Tahun 2014
umum
11. Terpenuhinya standar keselamatan bagi
angkutan umum yang melayani trayek di dalam
Kab/Kota.
100% 95%
N. Bidang Penanaman Modal
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Penanaman Modal
sebagai berikut :
Tabel 2.52
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Penanaman Modal
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Tersedianya informasi peluang usaha
sektor/bidang usaha unggulan
1
kali/tahun
-
2. Tersedianya fasilitasi pemerintah daerah dalam
rangka kerjasama kemitraan: antara Usaha Mikro,
Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) tingkat
kab/kota dengan pengusaha tingkat
provinsi/nasional
1
kali/tahun
1 kali
3. Tersedianya promosi peluang penanaman modal
kab/kota
6
kali/tahun
2 kali
4. Pendaftaran PMDN, Izin Prinsip PMDN, Izin Usaha
PMDN, TDP, SIUP, Perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang
bekerja di 1 (satu) kab/kota sesuai kewenangan
pemerintah kab/kota
6 5
5. Terselenggaranya bimbingan pelaksanaan
Kegiatan Penanaman Modal kepada masyarakat
dunia usaha
1
kali/tahun
1 kali
6. Terimplementasikannya Sistem Pelayanan
Informasi dan Perizinan Investasi Secara
Elektronik (SPIPISE)
100% 100%
7. Terselenggaranya sosialisasi kebijakan
penanaman modal kepada masyarakat dunia
usaha
1
kali/tahun
1 kali
O. Bidang Pemerintahan Dalam Negeri
Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pemerintahan Dalam
Negeri sebagai berikut :
Tabel 2.53
Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pemerintahan Dalam
Negeri
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
1. Cakupan penerbitan Kartu Keluarga 100% 35%
2. Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk 95% 87,64%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.112
No. Indikator SPM
Target
Tahun
2014
Realisasi s/d
Semester I
Tahun 2014
(KTP)
3. Cakupan penerbitan akta kelahiran 92,37% 62,08%
4. Cakupan penerbitan Akta Kematian 38% 14%
5. Cakupan penegakan peraturan daerah dan
peraturan kepala daerah di Kabupaten/Kota
90% 100%
6. Cakupan patroli siaga penertiban umum dan
ketentraman masyarakat
3 x sehari 3 x tercapai
7. Cakupan rasio petugas perlindungan
masyarakat (Linmas) di Kabupaten/Kota
100% 80%
8. Cakupan pelayanan bencana kebakaran di
Kabupaten/Kota
80,21% 80,21%
9. Tingkat waktu tanggap (response time rate)
daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran
(WMK)
75% 84,12%
10. Persentase Aparatur Pemadam Kebakaran yang
memenuhi standar Kualifikasi
23,33% 20,83%
11. Jumlah mobil pemadam kebakaran di atas
3000-5000 liter pada WMK
100% 100%
Dari capaian indikator SPM sampai dengan semester 1 tahun 2014
sementara ini didapat rangkuman permasalahan seperti tertampil dalam tabel
berikut dibawah ini:
2.3. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH
Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara
kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta
antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan
sedang dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya
timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal dan kelemahan
yang tidak diatasi. Faktor-faktor yang menjadi peluang maupun yang menjadi
faktor penghambat perlu ditelaah dan dianalisis lebih dalam.
Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk
mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan/ kegagalan
kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, khususnya yang berhubungan dengan
kemampuan manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang
dimilikinya.
Selain itu tahun 2015 adalah periode tahun terakhir dari tahapan
Perencanaan Pembangunan Daerah Jangka Menengah RPJMD Kota Semarang
2010-2015. Untuk itulah sebagai tahun transisi, dokumen RKPD Tahun 2015 ini
harus mampu menyelesaikan tujuan akhir dari perencanaan RPJMD 2010-2015
sekaligus mempersiapkan jawaban dari tantangan yang akan datang dalam
RPJMD periode depan yakni periode tahun 2015-2020. Perencanaan
pembangunan tahun 2016 yang diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun 2016 disusun dengan mendasarkan pada
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang
tahun 2005-2025
Evaluasi meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan
menurut kategori urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah, menyangkut
realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target capaian
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.113
kinerja program tahun lalu terhadap RPJMD, selanjutnya telaahan hasil evaluasi
mencakup
2.3.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Daerah.
Permasalahan pembangunan Kota Semarang yang akan dihadapi di Tahun
2016 yang berhubungan dengan sasaran pembangunan daerah sebagaimana
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang serta
prioritas lain dari kebijakan nasional/provinsi yang bersifat mandatory adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.54
Permasalahan Tahun 2016 terkait dengan RPJMD
No Tujuan /Sasaran Pembangunan
(RPJMD) Kota Semarang
Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan
LKPJ 2013)
1. Mengembangkan pemerataan akses
dan mutu pendidikan dasar 9 tahun
dan rintisan wajar 12 tahun didukung
oleh sarana/prasarana yang memadai
dan tenaga pendidikan yang
profesional serta peningkatan tata
kelola pendidikan yang berskala
standar nasional
1. Kualitas sarana dan prasarana sekolah masih
belum merata, kondisi fisik ruang kelas untuk
kegiatan belajar terutama Sekolah-Sekolah di
wilayah pengembangan masih ada yang perlu
untuk diperhatikan
2. Masih dijumpai adanya siswa putus sekolah
Angka Putus Sekolah (APS) di th 2013, APS
SMP/MTs 0,46% ; APS SMA/MA/SMK 0,06%;
membutuhkan Pemantapan wajardikdas 12
tahun
3. Jumlah guru berkualifikasi masih belum
mencapai target; guru SD masih 70 dari 88%,
guru SMP masih 90 dari 98%.
4. Masih adanya kesenjangan mutu dan
pelayanan pendidikan diantara sekolah-
sekolah.
5. Relevansi Pendidikan belum mengarah pada
kebutuhan pasar kerja
2. Pengembangan pemerataan
jangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan perseorangan /rujukan
dengan rintisan pengembangan
pelayanan berskala rumah sakit,
pengembangan profesionalisme dan
kompetensi tenaga kesehatan yang
didukung dengan pesebaran sarana
dan prasarana dan terwujudnya
jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat.
1. Masih terdapat Jumlah penderita DBD 2.364
kasus naik 89,12% dari tahun lalu (1.250
kasus); Jml penderita baru TB BTA (+) 1.120
jiwa turun 0,7% dari tahun lalu.
2. Masih tingginya AKI 29 kasus.
3. Persiapan Puskesmas terhadap Program
Jaminan Kesehatan Nasional.
4. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin yang cukup tinggi.
5. Masih belum optimalnya SDM Kesehatan serta
distribusi yang tidak merata di daerah.
6. Akses pelayanan kesehatan khususnya bagi
masyarakat yang kurang mampu sebagian
tidak mengenai sasaran yang tepat
3. Pengembangan sistem pengendalian
laju pertumbuhan dan
persebarannya, fasilitasi Keluarga
1. Masih tingginya urbanisasi sebagai dampak
Kota semarang merupakan pusat perdagangan,
pendidikan, jasa, pemerintah merupakan daya
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.114
No Tujuan /Sasaran Pembangunan
(RPJMD) Kota Semarang
Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan
LKPJ 2013)
Berencana dan sistem administrasi
kependudukan yang terintegrasi.
tarik penduduk
2. Diperlukan peningkatan pelayanan
administrasi kependudukan dan capil untuk
menunjang pelayanan publik yang cepat dan
efisien.
3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam
ber KB yang baru mencapai Cakupan Peserta
KB Aktif 76,46% th 2013.
4. Fasilitasi pengembangan kesempatan
kerja/ berusaha, kesejahteraan dan
perlindungan tenaga kerja, serta
kualitas tenaga kerja yang mampu
bersaing di era global
1. Meski Tingkat pengangguran terbuka turun
menjadi 5,4% (BPS) atau 8,89% (data skunder)
namun dirasa masih cukup tinggi.
2. Masih belum optimalnya Kualitas SDM tenaga
kerja yang secara tidak langsung berpengaruh
pada daya saing tenaga kerja
3. Masih tingginya angka kecelakaan kerja dan
jumlah perselisihan hubungan industrial
PHI/PHK/Unjukrasa yang ada dengan jumlah
perselisihan pekerja-pengusaha mencapai 211
kasus di th 2013.
5. Pengembangan peran pemuda dan
organisasi kepemudaan dalam
mendukung sikap dan perilaku,
kepeloporan, kemandirian, inovasi,
dan kreativititas serta wawasan
kebangsaan dan cinta tanah air guna
meningkatkan partisipasi dalam
pembangunan
1. Peran serta pemuda dalam pembangunan fisik
dan non fisik dirasa masih belum optimal;
2. Menurunnya sikap pemuda dalam mendukung
sikap dan perilaku, kepeloporan, kemandirian,
inovasi, dan kreativititas, wawasan kebangsaan
3. Terbatasnya akses pemuda dalam kepeloporan
6. Pengembangan pembudayaan
olahraga masyarakat dan fasilitasi
olahraga prestasi unggulan yang
didukung sarana prasarana olahraga
yang memadahi
1. Belum optimalnya prestasi olah raga dan
budaya olahraga, dan sarana dan prasarana
olahraga yang masih terbatas/ tidak
berkembang.
7. Pengembangan pelayanan dan
aksesbilitas perpustakaan berbasis
teknologi informasi, optimalisasi
minat baca masyarakat dan rintisan
Perpustakaan berbasis IT
1. Meski secara data jumlah perpustakaan/
rumah pintar meningkat menjadi 170unit,
namun budaya baca masyarakat harus terus
didukung melalui Gerakan Gemar Membaca
(GGM) ataupun melalui akses yang lebih
mudah dan merata (web/internet).
8. Pengembangan dan pelestarian seni
dan budaya tradisional, bangunan
bersejarah serta benda cagar budaya
dalam rangka memperkuat identitas
dan jati diri masyarakat
1. Masih belum tingginya minat generasi muda
terhadap seni dan budaya tradisional sehingga
sulit untuk menghasilkan generasi penerus
khususnya terhadap seni tradisi dan budaya
lokal;
2. Belum optimalnya kepedulian masyarakat
terhadap seni dan budaya;
3. Kurang lengkapnya fasilitas dan kualitas
sarana dan prasarana di obyek wisata
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.115
No Tujuan /Sasaran Pembangunan
(RPJMD) Kota Semarang
Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan
LKPJ 2013)
9. Peningkatan pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan ajaran
agama/kepercayaan melalui
pemeliharaan kerukunan hubungan
antar dan inter umat beragama serta
fasilitasi sarana prasarana
peribadatan,
1. Menurunnya sikap dan perilaku masyarakat
yang tidak sesuai dengan norma /etika agama;
2. Pendidikan agama untuk anak-anak akan
semakin diperlukan dan menjadi kebutuhan di
masyarakat.
10. Pengembangan pemahaman politik
untuk mewujudkan budaya politik
demokratis yang santun dan
partisipasi politik yang didukung oleh
infra dan supra struktur politik yang
sehat
1. Masih rendahnya tingkat kesadaran
masyarakat dalam demokrasi politik;
11. Pengembangan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan yang
efektif dan efisien sesuai dengan
prinsip-prinsip good governance yang
didukung penerapan e-government
menuju e-city,
1. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan pengawasan
serta pengendalian penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan;
2. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat
dalam penggunaan teknologi tepat guna
12. Pengembangan sumber-sumber
pendapatan daerah yang potensial
dan kreatif dengan tidak membebani
rakyat
1. Meskipun mengalami kenaikan secara jumlah
(rupiah) maupun prosentasenya terhadap
APBD, potensi pendapatan asli daerah masih
dapat ditingkatkan lagi melalui optimalisasi
sumber-sumber pendapatan yang sudah ada
atau melalui ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan yang lain;
2. Diperlukan SDM yang memadai untuk
mendukung pelaksanaan pengelolalan PBB dan
BPHTB
13. Pengembangan budaya kerja
aparatur yang profesional, bersih,
beretika, dan berwibawa serta anti
korupsi, kolusi dan nepotisme dalam
rangka tata kelola pemerintahan yang
baik yang didukung oleh
kelembagaan dan ketatalaksanaan
serta Sistem Informasi Manajemen
kepegawaian yang transparan dan
akuntabel serta Pengembangan
kerjasama daerah dengan berbagai
pihak baik tingkat lokal, nasional
maupun internasional
1. Meski terus ditingkatkan namun masih ada
keterbatasan kapasitas dan kuantitas PNS,
distribusi pegawai yang tidak merata. Hal ini
justru terutama dirasakan di kelurahan dan
kecamatan yang nota bene merupakan ujung
tombak pelayanan terhadap masyarakat.
14. Pengembangan sistem dan akses
pelayanan publik melalui peningkatan
kompetensi sesuai kewenangan pada
bidang pelayanan dasar dan
penunjang berbasis teknologi
infomatika guna mewujudkan
pelayanan prima.
1. Sebagai bagian dari akuntabilitas kepada
publik, ketersediaan akses informasi
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan masih dirasakan belum optimal.
Untuk itu diperlukan adanya pengembangan
dan pemanfaatan teknologi informasi yang
dapat diakses oleh masyarakat, optimalisasi
pengelolaan Pusat Informasi Pembangunan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.116
No Tujuan /Sasaran Pembangunan
(RPJMD) Kota Semarang
Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan
LKPJ 2013)
serta transparansi pelaporan keuangan daerah.
2. Perlu ditingkatkannya kemampuan SDM
aparatur dalam mewujudkan pelayanan
kepada masyarakat bauk secara langsung
maupun secara sistem;
15. Pengembangan upaya perlindungan
masyarakat untuk menjaga dan
memelihara keamanan, ketertiban,
persatuan, dan kesatuan serta
kerukunan masyarakat dalam rangka
mewujudkan terjaminnya keamanan
dan ketertiban umum dan tegaknya
hukum serta terselenggaranya
perlindungan dan pengayoman
terhadap masyarakat yang didukung
oleh sarana prasarana keamanan
dan ketertiban yang memadahi
1. Kemajemukan masyarakat berpotensi
terjadinya konflik/ unjuk rasa/ gangguan
keamanan dan ketrtiban
2. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat
dalam mematuhi peraturan daerah
(keterlambatan mengajukan ijin);
3. Masih adanya daerah rawan pelanggaran
16. Pengembangan komunikasi timbal
balik antara pemerintah dan
pemangku kepentingan yang
mendorong terwujudnya masyarakat
yang responsif terhadap informasi
yang didukung oleh keterbukaan
informasi publik yang
bertanggungjawab
1. Pemanfaatan teknologi informasi yang dapat
diakses oleh masyarakat, optimalisasi Pusat
Informasi Pembangunan serta transparansi
pelaporan keuangan daerah;
2. Tuntutan masyarakat untuk keterbukaan
publik dalam penyelenggaraan pemerintahan
akan semakin besar (UU no.14 ttg keterbukaan
informasi publik);
3. Meningkatnya kebutuhan sarana dan
prasarana pemerintahan dalam menunjang
teknologi informasi menuntut pengelolaan
manajemen yang lebih baik;
4. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat
dalam penggunaan teknologi tepat guna;
5. Belum terkoordinasinya e-goverment dengan
sempurna di seluruh SKPD.
17. Mengembangkan peran koperasi dan
UMKM serta lembaga keuangan mikro
dalam pemenuhan kebutuhan pasar,
serta pengembangan kewirausahaan
dan pengembangan lokal untuk
mendorong daya saing,
1. Rendahnya kualitas SDM yang tercermin dari
masih rendahnya produktivitas dan
pemanfaatan peluang usaha dan pasar
2. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik
berupa akses permodalan, informasi dan
pemasaran;
3. Masih belum optimalnya sarana dan prasarana
usaha untuk memenuhi kebutuhan bagi
KUMKM;
4. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari
masih rendahnya produktivitas dan
pemanfaatan peluang usaha dan pasar.
18. Mengembangkan struktur
perekonomian daerah melalui
pengembangan investasi, potensi dan
1. Dalam Pengembangan investasi kota masih
sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.117
No Tujuan /Sasaran Pembangunan
(RPJMD) Kota Semarang
Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan
LKPJ 2013)
produk unggulan daerah yang
berdaya saing serta mengembangkan
BUMD dan aset-aset daerah untuk
mendorong sektor riil dalam rangka
memperluas kesempatan kerja
makro nasional;
2. Meski sudah dilakukan, namun promosi
investasi masih perlu ditingkatkan (jar.
Komunikasi & web)
3. Masih rendahnya kualitas pengurusan
perijinan di Kota Semarang yang ditandai
dengan belum optimalnya integritas dan
transparansi serta akuntabilitas pengurusan
perijinan. Diperlukan adanya perbaikan tata
kelola perijinan dan peningkatan budaya
aparatur
4. Belum optimalnya kinerja BUMD, sehingga
belum memberikan kontribusi terhadap PAD.
19. Mengembangkan produktivitas
pertanian yang berorientasi pada
sistem agribisnis
1. Masih rendahnya kualitas SDM pertanian
ditingkat pelaku utama, yang disebabkan
lambatnya sistem alih regenerasi, sehingga
diperlukan sosialisasi lebih intensif (dalam hal
menarik minat);
2. Masih belum optimalnya akses petani dan
lembaga tani terhadap sumberdaya produktif,
termasuk akses permodalan dan infrastruktur.
20. Mengembangkan produktivitas bahan
pangan untuk menjaga ketersediaan
bahan pangan dan meningkatkan
ketahanan pangan
1. Kapasitas produksi pangan yang semakin
terbatas, dimana Kota Semarang bukan
merupakan daerah produksi pangan melainkan
pusat konsumen.
2. Kelembagaan pemasasaran hasil pangan belum
mampu berperan dalam menstabilkan harga;
3. Perilaku konsumsi masyarakat terhadap
pangan impor cenderung meningkat
khususnya di perkotaan.
4. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang
keamanan pangan yang dihasilkan oleh
industri tumah tangga;
5. Masih banyak digunakan bahan tambahan
pangan yang berbahaya dalam
pengolahanpangan seperti pewarna tekstil,
boraks, formalin dsb.
21. Mengembangkan kualitas pariwisata
melalui pemanfaatan teknologi,
kelembagaan, obyek wisata dan
sarana prasarana pendukung
1. Belum optimalnya destinasi dan event-event
pariwisata;
2. Kurang efektifnya koordinasi antar asosiasi
pelaku pariwisata;
3. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
kepariwisataan.
22. Mengembangkan Produktivitas
kelautan dan perikanan yang
berorientasi pada sistem agribisnis
1. Berubahnya bentuk fisik pantai dan laut
akibat adanya reklamasi, erosi dan
sedimentasi pantai;
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.118
No Tujuan /Sasaran Pembangunan
(RPJMD) Kota Semarang
Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan
LKPJ 2013)
2. Terbatasnya infrastuktur di wilayah pesisir
dan belum lengkapnya dokumen pengelolaan
wilayah pesisir;
3. Terbatasnya kapasitas usaha perikanan,
mencakup permodalan, sarana prasarana
produksi dan teknologi serta produktifitas;
4. Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan
pelaku usaha perikanan;
5. Menurunnya lahan dari budidaya perikanan
dan masih adanya pengoperasian alat tangkap
yang tidak ramah lingkungan.
23. Rintisan pasar-pasar tradisional
modern dan perlindungan bagi
keberadaan pasar tradisional serta
pengembangan perdagangan dalam
negeri dan ekspor
1. Pengelolaan baik manajemen maupun
operasional dari pasar-pasar modern yang
telah dibangun;
2. Masih terdapat sarana perdagangan baik
bangunan maupun lingkungan yang belum
representatif.
3. Menjamurnya mini market/swalayan,
memerlukan regulasi yang lebih tegas.
4. Pengoptimalan pendapatan pasar tradisional.
24. Mengembangkan kualitas produk
sektor perindustrian melalui
pemanfaatan teknologi, kelembagaan
dan sarana prasarana pendukung
1. Masih belum optimalnya kualitas daya saing
produk dan akses pasar baik regional maupun
internasional;
2. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari
masih rendahnya produktivitas dan
pemanfaatan peluang usaha dan pasar;
3. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik
berupa akses permodalan, informasi dan
pemasaran.
25. Meningkatkan penataan lahan kritis,
penataan lahan bekas galian C dan
penataan kawasan pantai dan
pengembangan kegiatan perlindungan
dan konservasi, rehabilitasi dan
pemulihan cadangan sumberdaya
alam dan pengendalian polusi
1. Menurunnya muka tanah (landsubsidance),
2. Rusaknya lingkungan bekas galian,
3. Tingginya bencana longsor
4. Menurunya debit sumber air baku
5. Tingginya tingkat sedimentasi sungai
6. Kejadian rob dan banjir
7. Antisiasi perubahan iklim
8. Masih adanya kasus pencemaran lingkungan.
26. Peningkatan kualitas dan kuantitas
prasarana dan sarana pengelolaan
sampah serta pengembangan kegiatan
penanganan sampah
1. Daya tampung TPA Jatibang melebihi
kapasitas,
2. Pelayanan persampahan masih mencakup 83%
dari seluruh wilayah Kota Semarang;
3. Pelayanan sampah terangkut baru mencapai +
4.014 m3/hari
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.119
No Tujuan /Sasaran Pembangunan
(RPJMD) Kota Semarang
Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan
LKPJ 2013)
4. Aksesbilitas ke TPA masih belum mudah
5. Kurngnya kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan sampah 3R
27. Pengembangan kualitas dan kuantitas
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1. Luasan RTH baru mencapai 52,39%
(permendagri) atau 7,31% (permenPU)
2. Kebijakan yang belum sepenuhnya mengarah
kepada pembuatan lahan terbuka baru
3. Pergantian lahan untuk permukiman yang
cukup tinggi dikarenakan tuntutan dan
investasi
4. Terbatasnya anggaran untuk mengembangkan
taman atau ruang terbuka hijau
28. Perwujudan struktur tata ruang yang
seimbang, peningkatan pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang yang konsisten dengan rencana
tata ruang yang ditetapkan
1. Alih fungsi lahan yang begitu cepat
2. Kurang konsistennya SKPD terkait dalam
memahami rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Kota Semarang 2011-2030
3. Terbatasnya pengawasan pemanfaatan lahan
dilapangan
29. Pengembangan pengelolaan
manajemen pelayanan transportasi
1. Menurunnya pelayanan angkutan umum
karena kurang nyaman dan rendahnya
pelayanan angkutan umum
2. Masih banyaknya parkir on street yang
berdampak pada penyempitan jalan sehingga
menggangu kelancaran lalu lintas;
3. Kurangnya integrasi antar moda angkutan
umum dan moda transportasi (darat, laut dan
udara);
30. Pengembangan manajemen pola
pergerakan angkutan barang yang
terintegrasi antar moda angkutan
darat dan laut
1. Kurangnya konsep yang terintegrasi dalam
penataan angkutan barang
2. Sarana dan prasaran yang kurang memadai
untuk sistem integrasi antar moda
31. Pengembangan kelengkapan jalan
(street furniture)
1. Penataan wajah kota yang sedang dalam proses
2. Terbatasnya penyediaan kelengkapan jalan
untuk daerah pedalaman / perbatasan
3. Pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding
dengan prasana jalan
4. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi
baik yang belum terlalu besar yaitu sekitar
55,13%.
5. Akses wilayah dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi wilayah khususnya
daerah pinggiran/terisolir
32. Penyediaan perumahan yang layak
huni bagi masyarakat dan
1. Masih adanya permukiman kumuh;
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.120
No Tujuan /Sasaran Pembangunan
(RPJMD) Kota Semarang
Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan
LKPJ 2013)
masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) dan fasilitas pendukungnya,
2. Masih adanya rumah yang tidak layak huni,
3. Keterbatasan masyarakat khususnya
masyarakat miskin untuk memiliki rumah yang
layak huni;
33. Pengembangan sarana dan prasarana
penanganan system jaringan drainase
1. Terbatasnya koordinasi antar pemeirintah dan
masyarakat dalam menjaga kebersihan dari
hulu hingga hilir;
2. Luas genangan rob dan banjir cenderung
meningkat
3. Kondisi hujan yang ekstrim akibat perubahan
iklim;
34. Pengembangan sarana dan prasarana
penyediaan air baku masyarakat dan
kerjasama antar wilayah, hulu hilir
dan antara Pemerintah Pusat,
Provinsi dan Kota dalam pengelolaan
air baku
1. Menurunnya kualitas dan kuantitas
Penyediaan air bersih, bagi masyarakat yang
tidak terlayani PDAM;
2. Penyediaan air baku untuk pertanian;
3. Tidak adanya program pengelolaan air hujan;
4. Belum jelasnya sistem kerjasama antar daerah
dalam pengelolaan air baku.
35. Pengembangan pengarusutamaan
gender melalui fasilitasi
pengembangan kelembagaan,
kesetaraan dan keadilan gender
dalam berbagai bidang kehidupan
serta perlindungan anak, remaja dan
perempuan dalam segala bentuk
diskriminasi dan eksploitasi
1. Masih tingginya kesenjangan gender diberbagai
bidang pembangunan.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang
konsep kesetaraan dan keadilan gender;
3. Masih adanya tindak kekerasan terhadap
perempuan dan anak;
4. Belum optimalnya peran serta
lembaga/organisasi wanita dalam
pembangunan.
5. Belum terkoordinasinya penyusunan
perencanaan dan penganggaran responsive
gender di SKPD.
36. Pengembangan penanganan
Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS), lansia, anak jalanan
dan anak terlantar, anak
berkebutuhan khusus, korban napza,
penyandang HIV- AIDS, wanita rawan
sosial dan penyandang cacat secara
sistematis, berkelanjutan dan
bermartabat melalui pelayanan panti,
non panti maupun rumah singgah
dilandasi rasa kesetiakawanan sosial
1. Meski jumlah penanganan PMKS meningkat,
namun hal tsb belum bisa mengurangi jumlah
PMKS secara signifikan;
2. Dengan bertambahnya sarana sosial, maka
diperlukan pengelolaan sarana prasarana
pelayanan yang harus lebih memadai,
3. Masih perlu penanganan lebih intensif untuk
penderita cacat, anak jalanan, kenakalan
remaja, penyalahgunaan NAPZA, Gelandangan
dan pengemis serta penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya;
4. Perlu ditingkatkannya partisipasi masyarakat
dan kerelawanan dunia usaha dalam
kepedulian sosial,
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.121
Permasalahan pembangunan Kota Semarang juga dapat diidentifikasi
dari capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal sampai dengan Tahun
2014 semester pertama yang dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel. 2.55
Permasalahan dan Solusi dari Indikator Capaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) sampai dengan Semester 1 Tahun 2014
No. Indikator Kendala Solusi
Bidang Kesehatan
1. Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkat
Data Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkat belum ada karena
setiap tahun kegiatan tersebut
dilaksanakan di awal tahun
ajaran baru
Dilaksanakan pada bulan
Agustus
Bidang Perumahan Rakyat
1. Cakupan ketersediaan
rumah layak huni
Jumlah nominal anggaran per
rumah agar ditambah
Mengajukan tambahan
anggaran biaya per rumah
2. Cakupan layanan rumah
layak huni yang
terjangkau
a. Banyaknya kerusakan-
kerusakan pada
rusunawa/rusun sehingga
belum maksimal dalam
perbaikan
Mengajukan anggaran
rutin setiap tahun untuk
perbaikan / pemeliharaan
rusunawa / rusun
b. Banyaknya kendala dalam
penagihan sewa rusunawa /
rusun
Mengusulkan kendaraan
roda dua untuk penagihan
sewa rusunawa/rusun
3. Cakupan lingkungan
yang sehat dan aman
yang didukung dengan
PSU
Bantuan perbaikan lingkungan
permukiman saling tumpang
tindih antara SKPD satu
dengan lainnya
Diadakan kesepakatan
antara SKPD satu dengan
lainnya untuk pemberian
bantuan perbaikan
lingkungan permukiman
Bidang Lingkungan Hidup
1 Presentase luasan lahan
yang telah ditetapkan
status kerusakan lahan
dan/atau tanah untuk
produksi biomassa yang
diinformasikan.
a. Rumitnya prosedur
penetapan lahan dan/
tanah yang rusak untuk
produksi biomassa
b. Terbatasnya jumlah
laboratorium di Provinsi
Jawa Tengah yang
mempunyai kemampuan
dalam pengujian kualitas
tanah
c. Tingginya biaya yang
diperlukan untuk uji
kualitas tanah
d. Keterbatasan kapasitas
SDM dalam pencapaian
SPM, khususnya dalam
penyediaan informasi status
kerusakan lahan dan/atau
tanah untuk produksi
a. Dukungan anggaran
bagi Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota dalam
Pencapaian SPM
b. Perlu adanya
assistensi dan
dukungan anggaran
utamanya untuk
pencapaian SPM
Pelayanan Informasi
Status Kerusakan
Lahan dan/atau Tanah
untuk Produksi
Biomassa
c. Penambahan anggaran
untuk uji kualitas
tanah
d. Penambahan personil
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.122
No. Indikator Kendala Solusi
biomassa
Bidang Sosial
No. Indikator Permasalahan Solusi
1. Persentase korban
bencana skala kab/kota
yang dievakuasi dengan
menggunakan sarana
prasana tanggap darurat
lengkap
a. Keterbatasan sarana dan
prasarana serta anggaran
operasional organisasi BPBD
Penambahan anggaran
untuk saran dan
prasarana operasional
b. Sistem dan Prosedur
pelayanan penanggulangan
bencana yang belum baku
Membakukan Sistem dan
prosedur pelayanan
pennaggulangan bencana
c. Kompetensi dan
profesionalisme SDM
penanggulangan bencana
yang masih perlu
ditingkatkan lagi secara
optimal
Diklat untuk SDM
penanggulangan bencana
d. Infrastuktur Daerah yang
belum sepenuhnya
mendukung peningkatan
pelayanan penanggulangan
bencana seperti jaringan
jalan, sistem komunikasi,
pos penanggulangan
bencana, dsb.
Pembangunan
infrastruktur yang
mendukung peningkatan
pelayanan
penanggulangan bencana
e. Koordinasi antar instansi
terkait masih belum
maksimal (misalnya dengan
non organisasi BPBD Kota
Semarang dalan satu
lingkup Pemerintah Daerah,
Kepolisian,dll)
Fasilitasi dan koordinasi
dengan instansi lain dalam
penanganan bencana
2. Persentase PMKS skala
Kab/Kota yang
memperoleh bantuan
sosial untuk pemenuhan
kebutuhan dasar
a. Terkait dengan Permendagri
No 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah
dan Bansos yang bersumber
dari APBD dan Permendagri
No 39 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas
Permendagri No 32 Tahun
2011, mengakibatkan
beberapa proposal pemohon
yang telah masuk dana
telah dievaluasi serta dikaji
berdasarkan ketentuan
tersebut ternyata tidak
memenuhi persyaratan.
Meningkatkan intensitas
sosialiasasi kepaada
masyarakat khususnya
calon penerima hibah dan
bansos tentang tata cara
pemberian hibah dan
bansos
b. Masih sulitnya melakukan
pendataan secara valid
terhadap penyandang
masalah kesejahteraan
sosial terkait dengan PGOT
dan anak terlantar karena
bersifat dinamis serta sering
berpindah tempat
Meningkatkan intensitas
pendataan secara rutin
berkaitan dengan
penyusunan data base
PMKS sehingga valid
c. Masih merebaknya Meningkatkan koordinasi,
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.123
No. Indikator Kendala Solusi
pengemis, gelandangan,
orang terlantar dan anak
jalanan yang diindikasikan
dilakukan secara
terorganisir yang justru
dijadikan sebagai profesi
serta biasanya dilakukan
oleh warga yang berasal dari
luar Kota Semarang
sinergitas dan kerjasama
dengan instansi terkait
dan masyarakat
Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
1 Anggaran yang tidak maksimal
atau kecil menyebabkan
beberapa indikator yang perlu
dianggarkan tidak ada
anggarannya
Penambahan anggaran
yang selalu diusahakan
kepada Pemerintah Kota
Semarang
2 Pencatatan dan pelaporan
korban KDRT yang kurang
terintegrasi
Dibangunnya PPT Seruni
di 16 Kecamatan agar
korban KDRT dapat cepat
melaporkan dan ditangani
kasusnya
Bidang KB dan KS
1 Anggaran yang tidak maksimal
atau kecil menyebabkan
beberapa indikator yang perlu
dianggarkan tidak ada
anggarannya
Penambahan anggaran
yang selalu diusahakan
kepada Pemerintah Kota
Semarang
2 Rasio Penyuluh
Lapangan KB/Penyuluh
KB (PLKB/PKB) 1
petugas di setiap 2(dua)
Desa/Kelurahan
Kurangnya jumlah Penyuluh
Lapangan KB yang berimbas
pada capaian kinerja
Para penyuluh lapangan
KB diberikan pembinaan
daan pelatihan agar hasil
yang dicapai lebih optimal.
Bidang Pendidikan Dasar
No. Indikator Permasalahan Solusi
1. Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Wajib Belajar Pendidikan
Dasar menyesuaikan
perubahan regulasi yang terbit
saat pelaksanaan SPM berjalan.
Perubahan regulasi ini
berdampak pada pelaksanaan
SPM di satuan pendidikan yang
serta merta mesti diikuti.
Implementasi ini memerlukan
waktu sosialisasi yang cukup
sehingga keluaran SPM belum
maksimal di tingkat satuan
pendidikan
Sosialisasi regulasi SPM di
tingkat satuan pendidikan
2. Kuantitas pendidik dan
kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan belum
berbanding lurus dengan
kuantitas peserta didik/
rombongan belajar sehingga
sangat berpengaruh terhadap
keluaran SPM. Atas kondisi ini
Pemerintah Daerah dalam hal
ini Dinas Pendidikan Kota
Penambahan kuantitas
tenaga pendidik setiap
tahun
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.124
No. Indikator Kendala Solusi
Semarang tidak bisa
melakukan perubahan
kuantitas karena mesti
mengikuti regulasi kepegawaian
yang diterbitkan oleh
Pemerintah pusat Kemenpan
dan Kemendagri
Bidang Pekerjaan Umum
1. Tersedianya air baku
untuk memenuhi
kebutuhan pokok
minimal sehari hari.
a. Tidak tersajinya data dasar
Pembenahan administrasi
/ pembuatan data base
yang dinamis
Inventory dan identifikasi
sumber air baku, mata air
dan sumur dalam
b. Masih lemahnya penegakan
hukum dan pengawasan
dalam penerapan peraturan
di bidang SDA
Sosialisasi tingkat
kecamatan dan kelurahan
c. Kondisi geografis yang
spesifik (Laand Subsidence,
banjir, rob, longsor dan
daerah patahan)
Penghijauan
Terasering
d. Berkurangnya kawasan
konservasi daerah hulu
Penegakan Perda Tata
Ruang Kota
2. Tersedianya air irigasi
untuk pertanian rakyat
pada sistem irigasi yang
sudah ada.
a. Kurang sarana dan
prasarana untuk kegiatan
survey dan pengukuran
Pengadaan sarana
prasarana
b. Alih fungsi lahan pertanian
menjadi perumahan dan
industri
Penegakan Perda Tata
Ruang Kota
c. Kurangnya personil Mengajukan penambahan
personil melalui BKD
atau outsourcing
Pendidikan dan pelatihan
d. Lemahnya pemerintah
dalam menentukan
kebijakan peruntukan
kawasan konservasi
Penegakan Perda Tata
Ruang
e. Masih adanya areal irigasi
teknis
Dibuat irigasi non teknis
3. Tersedianya akses air
minum yang aman
melalui Sistem
Penyediaan Air Minum
dengan jaringan
perpipaan dan bukan
jaringan perpipaan
terlindungi dengan
kebutuhan pokok
minimal 60 liter/orang/
hari
a. Lemahnya penegakan
hukum dan pengawasan
dalam penerapan peraturan
di bidang SDA dan ESDM
Pembuatan surat
edaran
Sosialisasi di tingkat
kecamatan dan
kelurahan
Membentuk tim
gabungan untuk
kegiatan wasdal
b. Terbatasnya sumber dana
untuk pelaksanaan tupoksi
Usulan anggaran
Program kegiatan
c. Pengeboran liar dapat
merusak lingkungan
Penegakan Perda Air
Tanah
4. Tersedianya sistem
jaringan drainase skala
a. Jumlah kendaraan
operasional relatif kurang
Pengadaan sarana
prasarana
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.125
No. Indikator Kendala Solusi
kawasan dan skala kota
sehingga tidak terjadi
genangan (lebih dari 30
cm, selama 2 jam) dan
tidak lebih dari 2 kali
setahun
b. Kurangnya koordinasi
disebabkan Posisi kantor
induk dan beberapa
workshop masih tersebar
Peningkatan koordinasi
c. Masih lemahnya penegakan
dan pengawasan dalam
penerapan peraturan di
bidang SDA, Drainase dan
penataan bantaran sungai
Pembuatan surat
edaran
Sosialisasi di tingkat
kecamatan dan
kelurahan
Membentuk tim
gabungan untuk
kegiatan wasdal
d. Terbatasnya sumber dana
untuk pelaksanaan tupoksi
Penganggaran dan
program kerja
e. Terbatasnya kemampuan
SDM dalam perencanaan
dan pengawas
Pendidikan dan
pelatihan
Peran aktif warga
dalam pemeliharaan
saluran drainase
5. Keterbatasan anggaran Mengusulkan anggaran
tiap tahun untuk
program/kegiatan sesuai
dengan indikator-indikator
SPM
6. Keterbatasan kompetensi SDM
terhadap penguasaan teknologi
informasi
Meningkatkan kompetensi
SDM melalui pelatihan
atau jenjang pendidikan
lainnya
7. Keterbatasan sarana dan
prasarana kantor serta
peralatan yang didukung
teknologi informatika
Melakukan peningkatan /
pembangunan sarana
prasarana utilitas kerja
dan kantor yang didukung
teknologi informatika
8. Kesulitan memperoleh sumber
data peta tingkat bidang/persil
Kerjasama dengan BPN
dan instansi terkait
lainnya
9. Ruang Terbuka Hijau Target 20%RTH cukup berat
dalam pengadaan lahan dan
pembiayaannya
Alokasi anggaran bertahap
setiap tahaun dan
pembangunan taman-
taman baru
10. Air baku Keterbatasan air baku dan
jaringan pelayanan
Kerjasama Pemerintah dan
swasta dalam penyediaan
air minum
11. Fasilitas pengurangan
sampah
Belum mencukupi Penyediaan bank sampah
secara bertahap
12. Pengolahan limbah
rumah tangga
Belum ada Pengembangan sanitari
komunal secara bertahap,
diawali dengan beberapa
pilot project
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.126
No. Indikator Kendala Solusi
13. Kawasan kumuh Semakin bertambah Penataan lingkungan
permukiman kumuh
Bidang Ketenagakerjaan
1 Besaran tenaga kerja
yang mendapatkan
pelatihan berbasis
kompetensi
Pencapaian target besaran
tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis kompetensi
sangat sulit dilakukan karena
terbatasnya jumlah assesor
sebagai penguji
Mendorong LPKS yang ada
untuk lebih meningkatkan
SDM Instruktur yang ada
untuk mengikuti sertifikasi
kompetensi, meningkatkan
jumlah uji kompetensi
yang diselenggarakan
2 Besaran Kasus yang
diselesaikan dengan
Perjanjian Kerja
Pencapaian target Besaran
Kasus yang diselesaikan
dengan Perjanjian Bersama (PB)
terkendala banyaknya kasus
perselisihan tenaga kerja yang
yang akhirnya sampai tingkat
pengadilan, padahal sesuai
kewenangan Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kota
Semarang dalam hal ini
mediator hanya sampai dengan
anjuran
Pengusulan penambahan
jumlah personil Mediator,
meningkatkan koordinasi
dan efektifitas LKS Bipartit
dan Tripartit.
3 Besaran pekerja/buruh
yang menjadi peserta
program Jamsostek
Pencapaian target Besaran
Pekerja/buruh yang menjadi
peserta Jamsostek terkendala
Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Kota semarang
hanya mempunyai fungsi
koordinasi dengan pihak terkait
Meningkatkan fungsi
pembinaan dan
pengawasan ke
perusahaan,
meningkatkan koordinasi
dengan instansi terkait,
kegiatan sosialisasi ke
perusahaan
Bidang Ketahanan Pangan
1. Stabilitas harga dan
pasokan pangan
Perbedaan penghitungan dalam
menentukan Realisasi dan
Target harga antara
Kementerian Pertanian dan
Kementerian Dalam Negeri
Diperlukan Pelatihan SPM
kembali untuk menghitung
Realisasi dan target harga
untuk indikator Stabilitas
harga dan Pasokan
2. Penanganan daerah
rawan pangan
Kesulitan dan menentukan
Pembilang dan penyebut untuk
menghitung indikator
Penanganan daerah rawan
pangan
Pelatihan SPM Kembali
dengan Konsultan yang
memahami bidang
Ketahanan Pangan
Bidang Kesenian
1 Kurangnya minat dan
kepedulian generasi muda
terhadap seni budaya
tradisional sehingga sulit untuk
menelurkan generasi penerus
khususnya terhadap seni
tradisi
Berupaya menumbuhkan
minat generasi muda
melalui pengembangan
atraksi budaya seni tradisi
secara kreatif
2 Terbatasnya fasilitas dan
kualitas sarana prasarana di
gedung pertunjukan kesenian
Meningaktkan fasilitas dan
kualitas sarana prasarana
di gedung pertunjukan
3 Kurangnya koordinasi dan
komunikasi antar kelompok
atau sanggar kesenian dan
Dewan Kesenian Semarang
dalam penyelenggaraan event
Meningkatkan koordinasi
dan komunikasi antar
kelompok / sanggar
kesenian dsn Dewan
Kesenian Semarang dalam
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.127
No. Indikator Kendala Solusi
kesenian penyelenggaraan event
keseniana melalui
pemberian dukungan,
penghargaan dan
kerjasama di bidang seni
budaya.
Bidang Komunikasi dan Informatika
1 Masih ada indikator bidang
komunikasi dan informatika
yang belum bisa dilaksanakan
karena anggaran yang masih
terbatas
SKPD yang melaksanakan
SPM bidang komunikasi
daan informatika akan
mencapai target sesuai
ketentuan dengan melalui
perencanaan anggaran
SKPD
Bidang Perhubungan
1. Tersedianya SDM di
bidang terminal pada
Kabupaten/Kota yang
telah memiliki terminal
Banyak pegawai yang pensiun
sehingga SDM yang memiliki
kompetensi di bidang terminal
kurang mencukupi.
Usulan kepaada BKD
untuk penambahan
pegawai
2. Terpenuhinya standar
keselamatan bagi
angkutan umum yang
melayani trayek di
dalam Kabupaten / Kota
Masih ada angkutan yang
berusia tua dan belum
diremajakan sehingga
membahayakan keselamatan di
jalan
- Peremajaan angkutan
yang sudah tua dengan
kendaraan yang baru
- Penambahan koridor
angkutan massal BRT
Bidang Penanaman Modal
1 Belum sepenuhnya perusahaan
dan atau kegiatan usaha yang
diawasi mentaati persyaratan
teknis dan administrasi
Melaksanakan
pemantauan dan
pembinaan kepada
industri untuk
menerapkan ketentuan-
ketentuan peraturan
perundang-undangan agar
pelaksanaan pemenuhan
standar pelayanan
minimal bidang
penanaman modal dapat
dilakukan secara efektif
dan efisien.
2. Perpanjangan ijin IMTA belum
ditangani oleh BPPT karena
belum BPPT belum diberi
kewenangana untuk menangani
IMTA
Bidang Pemerintahan Dalam Negeri
1. Penerbitan KTP elektronik
sampai dengan tahun 2014
masih menjadi kewenangan
Kementerian Dalam Negeri
sedangkan kewenangan daerah
Melakukan koordinasi
secaraa terus menerus
dengan Kmenterian Dalam
Negeri sebagai instansi
yang berwenang dalam
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.128
No. Indikator Kendala Solusi
untuk proses perekaman.
Untuk proses perekaman Kota
Semarang sampai dengan
semester I Tahun 2014 telah
mencapai 87,64% yaitu sebesar
1.052.404 data penduduk dari
target 1.205.691 data
penduduk.
penerbitan KTP elektronik.
Selanjutnya daerah
melakukan kegiatan
dengan meningkatkan
pelayanan perekaman
dengan kegiatan
pelayanan langsung ke
sekolah, perguruan tinggi,
instansi pemerintah dan
perusahaan untuk
mendorong peningkatan
pencapaian jumlah
perekaman KTP-elekrotik
2. Minat masyarakat untuk
mengurus Akta Kematian
rendah karena akta kematian
tidak menjadi persyaratan
pengurusan pelayanan publik
lainnya dan untuk pengurusan
administrasi kematian cukup
sampai di Kelurahan
Melaksanakan sosialisasi
tentang pentingnya
memiliki akta kelahiran
kepada masyarakat baik
langsung maupun melalui
media publikasi dan
mengajukan usulan
kegiatan pelayanan
langsung pengurusan akta
kematian bekerjasama
dengan kelurahan untuk
tahun 2014.
3. Kesulitan dalam menentukan
pembilang dalam indikator
cakupan penerbitan akta
kelahiran karena terdapat 2
jenis penerbitan Akta Kelahiran
yaitu untuk Kelahiran Umum
dan Kelahiran Terlambat
sehingga untuk jumlah
penerbitan
Melakukan perhitungan
pembilang untuk indikator
cakupan penerbitan akta
kelahiran dengan
menjumlahkan realisasi
penerbitan akta umum
dan terlambat sehingga
persentase capaian SPM
menjadi tinggi
4. Cakupan penegakan
peraturan daerah dan
peraturan kepala daerah
di Kabupaten/Kota
a. Tidak tersaji data dasar Pembuatan SIM data
base
Penunjukan petugas
khusus penanganan
pengaduan dan
pencatatan pelanggaran
Perda
b. Target pelanggaran / jumlah
pelanggar sulit untuk
ditentukan karena bukan
hanya berdasarkan
pantauan akan tetapi juga
dari pengaduan masyarakat
dan juga dinas/instansi
terkait.
Ditentukan berdasarkan
pelanggaran yang ada di
tahun sebelumnya.
Saran :
Apabila memungkinkan
pembilang dan penyebut
diganti dengan jumlah
yang absolut, misal :
(jml perda bersanksi yg
ditegakkan/jumlah
seluruh Perda bersanksi) x
100%
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.129
No. Indikator Kendala Solusi
Ket :
Perda bersanksi adalah
Perda yang mengandung
sanksi baik administrasi
maupun pidana / denda
yang sering dilanggar /
dilaporkan
5. Cakupan patroli siaga
ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat
a. Kurangnya sarana dan
prasarana (mobil patroli)
Mengajukan tambahan
armada
b. Kurangnya personil Jumlah regu diperkecil
Mengajukan
penambahan personil
melalui BKD atau
outsourcing
6. Cakupan rasio petugas
perlindungan
masyarakat (Linmas) di
Kabupaten / Kota
a. Pertumbuhan pemukiman
penduduk yang relatif tinggi
(RT bertambah banyak)
tidak diimbangi dengan
penunjukan Linmas sesuai
jumlah RT
Pembuatan surat
edaran (sudah
dilakukan)
Sosialisasi di tingkat
kecamatan dan
kelurahan (akan
dilaksanakan pada
akhir tahun 2014)
c. Tidak banyak orang yang
mau menjadi Linmas karena
tidak ada perhatian dari
Pemda (pakaian/uang
harian)
Pakaian Linmas,
pemberian tali asaih,
pemberi uang transport
d. Di perumahan (terutama
perumahan menengah ke
atas) tidak ada warga yanag
mau menjadi Linmas karena
kesibukannya
Kelurahan diarahkan
untuk memenuhi petugas
Linmas sejumlah RT (tidak
harus berasal dari RT yang
bersangkutan)
7. Terbatasnya anggaran sehingga
pengalokasian anggaran untuk
kegiatan pendidikan dan
pelatihan pertolongan daan
pencegahan kebakaran sangat
rendah
Mengusulkan penambahan
anggaran untuk kegiatan
pendidikan dan pelatihan
pertolongan daan
pencegahan kebakaran
8. Adanya mutasi pejabat
struktural di lingkungan
Pemerintah Kota Semarang dan
staf Dinas Kebakaran ke
instansi lainnya sehingga
berakibat pejabat struktural
dan staf yang sudah dididik
sesuai standar kualifikasi
berkurang serta berkurangnya
jumlah personil memasuki
masa masa pensiun
Mengusulkan penambahan
personil satgas damkar
untuk mengisi kekurangan
personil di Dinas
Kebakaran terutama
Pasukan Pemadam
Kebakaran
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.130
2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah
Permasalahan pada bagian ini merupakan permasalahan pembangunan yang
dibuat tiap urusan yang menyangkut layanan dasar dan tugas/fungsi tiap SKPD.
Suatu identifikasi permasalahan menjelaskan apa yang menjadi masalah dimasa
lalu dan masa mendatang serta gambaran solusi yang ditawarkan. Permasalahan
perurusan dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Urusan Pendidikan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Jangkauan
akses pelayanan dan mutu pendidikan; kualitas sarana dan prasarana
pendidikan; Biaya penyelenggaraan pendidikan; Relevansi dan daya saing
pendidikan menengah umum dan khusus; dan Pendidikan karakter berbasis
moral dan budi pekerti.
Solusi: pendataan yang lebih akurat terkait sarana prasarana pendidikan yang
masih kurang terutama di daerah pengembangan, mulai lebih menggalakkan
pendidikan moral terutama kepada generasi muda dimulai dari usia dini
kedalam program kegiatan SKPD.
2. Urusan Kesehatan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Derajat
kesehatan masyarakat; pelaksananan jaminan kesehatan; penyediaan
pelayanan kesehatan yang berkualitas; peningkatan sarana dan prasarana
kesehatan; dan pencapaian Semarang sehat.
Solusi : penerapan standar mutu pelayanan kesehatan berbasis standar
pelayanan dan berbasis teknologi informasi.
3. Urusan Pekerjaan Umum, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Rob
dan Banjir; Kelancaran arus barang dan jasa; Pengelolaan sanitasi; Kualitas
jalan yang belum optimal.
Solusi : pengelolaan sistem drainase yang terintegrasi dan konsisten,
pemanfaatan akses/ jalan-jalan baru sebagai pemecah arus lalu lintas (outer,
middle ring road), Peningkatan kualitas jalan dan saluran.
4. Urusan Perumahan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Masih
adanya Permukiman kumuh dan rumah yang tidak layak huni; kepemilikan
rumah; dan Keterbatasan lahan permukiman
Solusi : Perbaikan rumah tidak layak huni, Perbaikan sarpras perumahan
termasuk sanitasi/IPAL komunal, Pembangunan vertical housing yang bertata
lingkungan.
5. Urusan Penataan Ruang, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Alih
fungsi lahan; Pengendalian bangunan Liar; dan Ketidaksesuaian tata ruang.
Solusi: Pengetatan pelaksanaan Perda RTRW.
6. Urusan Perencanaan Pembangunan, beberapa permasalahan yang dihadapi
adalah: Ketimpangan pertumbuhan wilayah; Koordinasi lintas sektoral;
keselarasan dokumen perencanaan; dan Keserasian pembangunan wilayah
perbatasan.
Solusi : proses pembuatan dokumen perencanaan yang melibatkan semua
stakeholder, pengetatan monitoring pelaksanaan pembangunan sesuai
dokumen perencanaan.
7. Urusan Perhubungan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:
Pengembangan moda transportasi massal; Kemacetan lalu lintas; Kecelakaan
lalu lintas; Sarana prasarana perhubungan darat (terminal); dan tata kelola
parkir yang masih banyak lost income.
Solusi: Pengelolaan parkir yang efektif, Pengembangan moda transportasi
massal, Pengelolaan APILL berbasis teknologi informasi, perbaikan sarana
prasarana perhubungan darat.
8. Urusan Lingkungan Hidup, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:
Erosi, abrasi, reklamasi pantai, pengelolaan pesisir, penurunan muka tanah;
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.131
Perubahan iklim; Pencemaran dan kerusakan lingkungan; galian mineral non
logam (galian C); dan Pengelolaan sampah.
Solusi: Perencanaan program kegiatan berbasis kelestarian lingkungan hidup
(adaptasi & mitigasi dampak perubahan iklim), Pengetatan pelaksanaan Perda
galian C.
9. Urusan Pertanahan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Konflik
kepentingan pertanahan dan validitas data pertanahan yang belum baik.
Solusi : pendataan kepemilikan tanah serta batas-batas wilayah yang
terintegrasi dengan dokumen RTRW Kota Semarang.
10. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil, beberapa permasalahan yang
dihadapi adalah: Urbanisasi; dan Administrasi kependudukan, integritas.
Solusi : pendataan administrasi kependudukan yang terintegrasi dengan data-
data administrasi yang lain.
11. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, beberapa
permasalahan yang dihadapi adalah: Pengarusutamaan gender; Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (KDRT); dan Diskriminasi, eksploitasi perdagangan
perempuan dan anak.
Solusi: sosialisasi gencar kepada masyarakat untuk melaporkan setiap
kejadian korban perempuan dan anak. Penyediaan fasilitas untuk
perlindungan perempuan dan anak.
12. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, beberapa permasalahan
yang dihadapi adalah: Angka kelahiran yang relatif tinggi; dan Kesehatan
reproduksi.
Solusi : memfasilitasi kegiatan untuk pengendalian angka kelahiran (TFR),
fasilitasi pembinaan keluarga menuju keluarga bahagia & sejahtera.
13. Urusan Sosial, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Kemiskinan;
PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial); dan Mitigasi Bencana.
Solusi : menggalakkan program kegiatan dengan berorientasi mitigasi
bencana, memfasilitasi pembinaan sosial kemasyarakatan.
14. Urusan Ketenagakerjaan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:
Pengangguran, kompetensi lulusan yang belum siap kerja; masih adanya
Konflik perburuhan.
Solusi : memfasilitasi forum antara buruh dan pengusaha, fasilitasi
peningkatan kompetensi lulusan siap kerja.
15. Urusan Koperasi dan UKM, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:
pemberdayaan dan peningkatan daya saing koperasi dan UKM.
Solusi: fasilitasi tumbuhnya klaster-klaster usaha kecil.
16. Urusan Penanaman Modal, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:
Daya Saing Daerah; Infrastruktur Kawasan Industri; dan Insentif dan
Disinsentif Investasi.
Solusi: efisiensi & efektifitas dalam proses perijinan.
17. Urusan Kebudayaan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:
Lunturnya nilai-nilai budaya dan kesenian tradisional di kalangan
masyarakat; dan pelestarian cagar budaya dan bangunan bersejarah.
Solusi ; memfasilitasi dan menggalakkan kegiatan yang bersifat nguri-nguri
budaya Semarangan.
18. Urusan Pemuda dan Olah Raga, beberapa permasalahan yang dihadapi
adalah: Prestasi dan budaya olah raga; dan Potensi dan partisipasi pemuda.
Solusi: mengembangkan budaya berolahraga di masyarakat melalui
penyediaan sarana prasarana olahraga yang memadai.
19. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, beberapa permasalahan
yang dihadapi adalah: penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota; dan Kerukunan hidup berbangsa dan bernegara.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.132
Solusi : fasilitasi kegiatan penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota.
20. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, beberapa permasalahan yang
dihadapi adalah: Pelayanan publik; Optimalisasi PAD dan asset daerah; Rasio
kemandirian daerah; Pembudayaan zona integritas; dan pengelolaan anggaran;
optimalisasi Perusda dan BUMD, Profesionalisme Birokrasi.
Solusi: mendorong dengan kuat optimalisasi peningkatan PAD, efisiensi dan
transparansi dalam proses penyusunan anggaran.
21. Urusan Ketahanan Pangan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:
pola konsumsi masyarakat yang masih kurang dalam memperhatikan
kandungan nutrisi;
Solusi : menggalakkan dan memfasilitasi gerakan konsumsi gizi dan nutrisi.
22. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, beberapa permasalahan yang
dihadapi adalah: Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan; dan Budaya
gotong royong masyarakat.
Solusi : menggalakan kegiatan-kegiatan yang bersifat membangun peran aktif
masyarakat dalam pembangunan.
23. Urusan Statistik, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Akurasi data
base pembangunan; Unifikasi dan kodifikasi data; validitas dan ketersediaan
data untuk perencanaan.
Solusi : fasilitasi pendataan berbasis teknologi informasi serta berbasis
indikator pencapaian dalam pembangunan.
24. Urusan Kearsipan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:
Inventarisasi arsip.
Solusi: fasilitasi pengarsipan berbasis sistem teknologi.
25. Urusan Komunikasi dan Informatika, beberapa permasalahan yang dihadapi
adalah: tuntutan masyarakat terhadap keterbukaan informasi publik; dan
Perkembangan Teknologi Informatika (E-Gov dan E-city) serta pendayagunaan
SDM Aparatur didalamnya.
Solusi: Sistem informasi semua SKPD yang terintegrasi dalam satu pintu
untuk mempermudah akses data, penegakan peraturan dalam pengendalian
jaringan telekomunikasi di Kota Semarang.
26. Urusan Perpustakaan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: masih
belum optimalnya pusat-pusat buku/ informasi di seluruh wilayah Kota
Semarang, belum optimalnya minat baca; dan belum optimalnya persebaran
Rumah Pintar yang nyaman.
Solusi: menumbuhkan dan menggalakkan pusat-pusat baca baru, terus
memfasilitasi gerakan ayo membaca.
27. Urusan Pertanian, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Penyediaan
bahan pangan pertanian; dan Konversi lahan pertanian menjadi non
pertanian.
Solusi : memfasilitasi petani yang masih aktif dalam mempertahankan dan
meningkatkan kualitas hasil panen, memfasilitasi dan sosialisasi
keanekaragaman (diversifikasi) olahan hasil pangan.
28. Urusan Kehutanan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Konservasi
lahan.
Solusi : menggalakkan partisipasi masyarakat terhadap upaya pelestarian
penghijauan/lahan
29. Urusan Energi & Sumberdaya Mineral, beberapa permasalahan yang dihadapi
Solusi;
30. Urusan Pariwisata, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: masih
belum optimalnya kegiatan kepariwisataan; masih terbatasnya pilihan tujuan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.133
wisata; serta Kualitas dan kuantitas sarana prasarana pariwisata yang belum
optimal.
Solusi: Mengembangkan destinasi pariwisata dan event kepariwisataan,
memperbaiki dan memperbaharui sarpras kepariwisataan yang ada.
31. Urusan Kelautan dan Perikanan, beberapa permasalahan yang dihadapi
adalah: Rendahnya pengelolaan dan pemasaran Produk Hasil Perikanan dan
Kelautan; Semakin terbatasnya lahan budidaya; dan Semakin meluasnya
kerusakan pantai.
Solusi: meningkatkan kegiatan yang mendukung produksi hasil laut.
32. Urusan Perdagangan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: semakin
menjamurnya jumlah PKL dan pasar semi modern; masih adanya kondisi
pasar tradisional yang tidak representatif.
Solusi : memfasilitasi sarpras perdagangan seperti Penataan PKL; Revitalisasi
pasar tradisional; dan Penataan pasar semi modern (retail modern)
33. Urusan Perindustrian, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:
Keterbatasan pusat-pusat industri kecil dan menengah; Ketergantungan
produk-produk industri;
Solusi: mendorong pertumbuhan pusat-pusat industri kecil dan menengah,
pengendalian dampak lingkungan dari pusat industri yang ada.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.1
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Kondisi perekonomian Kota Semarang serta proyeksi perekonomian tahun
2016 dapat digambarkan melalui rancangan Kerangka Ekonomi Daerah yang juga
penjelasan atas analisis statistik perekonomian daerah.
Guna memperoleh gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka
disusun berbagai kebijakan untuk menghadapi tantangan dan penyelesaian
masalah agar arah pembangunan daerah dapat dicapai sesuai dengan berbagai
kebijakan yang akan ditetapkan. Pada sisi lain, perkiraan sumber-sumber
pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan
dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan perencanaan anggaran berbasis
kinerja secara efektif dan efisien.
3.1. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH
Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha yang
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan
pekerjaan, pembagian pendapatan masyarakat yang merata, meningkatkan
hubungan ekonomi antar daerah, serta mengusahakan terjadinya pergeseran
kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder atau tersier. Dan untuk
mewujudkan pembangunan ekonomi tersebut mutlak diperlukan perencanaan,
pengendalian dan evaluasi yang tepat, agar pembangunan yang dilaksanakan bisa
tepat waktu dan tepat sasaran sehingga dapat memaksimalkan sumber-sumber
pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial yang merupakan
dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan
perencanaan anggaran berbasis kinerja.
Sejalan dengan kebijakan nasional dan provinsi, maka kebijakan ekonomi
tahun 2016 diarahkan untuk meningkatkan investasi daerah, percepatan
pembangunan sararana dan prasarana, mengurangi kemiskinan dan
pengangguran, memperkuat perekonomian masyarakat dan keberlanjutan
pertumbuhan ekonomi. Dalam rangka pencapaian kerangka ekonomi makro yang
diinginkan Pemerintah Kota Semarang akan selalu meningkatkan peranan dan
partisipasi aktif masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan.
3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015
Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dengan perekonomian
regional, perekonomian nasional bahkan perekonomian global. Ada beberapa
faktor-faktor perekonomian yang tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti hal-
hal yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat terkait sektor moneter
maupun sektor rill. Pengaruh perekonomian global seperti naik turunnya harga
minyak dunia, dan nilai tukar mata uang asing sangat berdampak pada
perekonomian di daerah.
Pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang pada tahun 2014 mengalami
penurunan sebagai akibat dari beberapa kebijakan pemerintah pusat yang
berpengaruh langsung maupun tidak langsung di daerah. Pelaksanaan
Pemilihan Umum Legislatif dan Presiden, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) serta
kebijkan pemerintah pusat pada triwulan IV tahun 2014 terkait pencabutan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.2
subsidi BBM sangat berdampak pada kontribusi sektor-sektor lapangan usaha
terhadap PDRB di daerah.
Tabel 3.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang
Tahun LPE
2011 6,41
2012 6,42
2013 6,20
2014 *) 6,05
2015 *) 6,19
Sumber BPS Kota Semarang Th. 2013,
*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang di tahun 2014 mengalami
pertumbuhan positif yakni sebesar 6,05% walaupun mengalami penurunan
dibanding tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang di tahun 2015 diharapkan akan
membaik sehingga dapat mencapai 6,10 % hingga 6,19% seiring dengan
stabilitas perekonomian nasional yang semakin membaik.
Struktur perekonomian daerah Kota Semarang pada tahun 2014, masih
dimoniasi oleh beberapa sektor basis yang menjadi potensi daerah.. Kontribusi
masing-masing sektor pada PDRB tahun 2014 berdasarkan atas harga konstan
tahun 2000 didominasi oleh sektor perdagangan dan jasa sebesar
Rp. 8.462.739,22 milyar atau sebesar 31,05 %, sektor industri pengolahan sebesar
Rp. 7.250.206,05 milyar atau sebesar 26,60 %, sektor bangunan sebesar
Rp. 4.228.425,44 milyar atau sebesar 15,52%, sektor jasa lainya sebesar
Rp. 3.297.471,09 milyar atau sebesar 12,10% dan sektor pengangkutan dan
komunikasi sebesar Rp. 2.615.104,71 milyar atau sebesar 9,60%. Sedangkan
kontribusi sektor lainnya yang meliputi sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan, Listrik gas, dan air bersih, pertanian, dan pertambangan dan
penggalian hanya dibawah 2,5 %.
Tabel 3.2.
Produk Domistik Regional Bruto Kota Semarang
Tahun 2011 – 2014 (atas dasar harga konstan th 2000)
Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 *
1 2 3 4 5
1. Primer
1. Pertanian
2. Pertambangan
278.471,92
245.321,84
33.150,07
1,23
1,08
0,15
280.449,15
246.649,51
33.799,64
1,16
1,02
0,14
284.173,28
249.951,28
34.222,00
1,11
0,97
0,13
317.008,21
278.976,16
38.032,05
1,16
1,02
0,14
2. Sekunder
3. Industri
4. Listrik Gas dan
Air
5. Bangunan
9.866.494,83
6.047.907,66
284.108,72
3.534.478,44
43,40
26,60
1,25
15,55
10.474.856,83
6.432.298,02
294.792,96
3.747.765,85
43,29
26,58
1,22
14,49
11.144.977,44
6.842.639,52
315.936,70
3.986.401,22
43,37
26,63
1,23
15,51
11.814.505,50
7.250.206,06
335.874,00
4.228.425,44
43,35
26,60
1,23
15,52
3. Tersier
6. Perdagangan
7. Pengangkutan
8. Lembaga
Keuangan
9. Jasa-jasa
12.591.169,44
7.025.525,44
2.191.791,44
615.605,88
2.758.246,72
55,38
30,90
9,64
2,71
12,13
13.441.181,79
7.522.659,90
2.314.801,61
661.403,13
2.942.317,15
55,55
31,09
9,57
2,73
12,16
14.268.187,66
8.009.736,68
2.462.018,54
710.793,64
3.085.638,80
55,52
31,17
9,58
2,77
12,01
15.120.857,96
8.462.739,22
2.615.104,71
745.542,94
3.297.471,09
55,48
31,05
9,60
2,74
12,10
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.3
Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 *
1 2 3 4 5
PDRB
22.736.136,19
24.196.487,77
25.697.338,39
27.252.371,67
Sumber : PDRB Kota Semarang 20011-2013 (BPS) ,
*) data belum rilis/ data proyeksi
Dari tabel tersebut diatas, sektor tersier sebagai sektor basis Kota
Semarang pada tahun 2014 sebesar 55,48% atau mengalami penurunan sebesar
minus 0,04% dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar 55,52%, kontribusi
sektor sekunder sebagai sektor basis kedua pada tahun 2014 sebesar 43,35%
atau mengalami penurunan sebesar minus 0,02% dibanding 2013 yang tercatat
sebesar 43,37%. Sedang sektor primer pada tahun 2014 sebesar 1,16% atau
mengalami peningkatan sebesar 0,05% dibanding tahun 2013 yang tercatat
sebesar 1,11%.
Struktur perekonomian Kota Semarang tahun 2014 mulai sedikit bergeser
dimana kelompok sektor primer mengalami peningkatan, sedangkan kelompok
sektor sekunder dan sektor tersier mengalami penurunan.
Sektor primer yang beberapa tahun mengalami penurunan, pada tahun
2014 menunjukkan pertumbuhan positif hal tersebut merupakan dampak dari
kebijakan Pemerintah Kota Semarang pada sektror primer khususnya pada
kelompok sektor peranian. Sedangkan kelompok sektor sekunder dan sektor
tersier pada tahun 2014 mengalami penurunan, hal tersebut menunjukkan bahwa
para pelaku usaha sektor sekunder dan tersier bergeser 0,06% ke kelompok sektor
primer.
Pertumbuhan ekonomi yang positif secara langsung akan berdampak pada
tingkat kesejahteraan masyarakat, hal tersebut dapat dilihat dari Pendapatan
Perkapita masyarakat.
Tabel 3.3.
PENDAPATAN PERKAPITA KOTA SEMARANG
Tahun 2011 – 2014
Tahun
Perkapita (RP.)
Pendapatan
Perkapita
Perkembangan
(%)
2011 26.400.736,96 9,74
2012 29.121.597,03 10,31
2013 32.136.359,30 10,35
2014 *) 35.466.967,34 10,36
2015 **) 39.173.342,40 10,45
*) angka sementara **) proyeksi
Pendapatan parkapita msyarakat kota Semarang pada tahun 2014 sebesar
Rp. 35.466.967,34 atau mengalami peningkatan sebesar 10,36%, hal tersebut
menunjukan tingkat pendapatan rata-rata masyarakat kota Semarang. Namun
dari sisi pemeratan Pendapatan, PDRB perkapita belum mencerminkan tingkat
pendapatan rill di masyarakat. Sedangkan pada tahun 2015 pendapatan per
kapita kota semarang diproyeksikan sebesar Rp. 39.173.342,40 dengan
pertumbuhan sebesar 10,45%.
Ketimpangan pendapatan masyarakat dapat dilihat dari angka Gini rasio,
Angka Gini rasio Kota Semarang pada tahun 2014 sebesar 0,3665 atau mengalami
peningkatan dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar 0,3514. Proyeksi
Pendapatan perkapita masyarakat tahun 2015 sebesar Rp. 39.173,342,40 dengan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.4
angka gini rasio sebesar 0,4075. Semakin besar angka gini rasio menunjukan
besarnya ketimpangan pendapatan masyarakat, begitu sebaliknya semakin kecil
angka gini rasio maka semakin kecil ketimpangan pendapatan masyarakat.
Dari angka gini rasio tersebut pendapatan masyarakat Kota Semarang pada
tahun 2014 dan proyeksi tahun 2015 menunjukkan angka ketimpangan yang
meningkat, hal ini akan menjadi fokus perhatian pemerintah dalam merumuskan
kebijakan perekonomian di Kota Semarang pada tahun yang datang.
Tabel 3.4
Inflasi Kota Semarang
Tahun Inflasi (%)
2011 2,87
2012 4,85
2013 8,19
2014 * 5,24
2015 * 5,75
Laju Inflasi, Pertumbuhan ekonomi yang meningkat mendorong terjadinya
lajut inflasi, Inflasi Kota Semarang pada tahun 2014 sebesar 5,24% atau
mengalami penurunan dibanding tahun 2013 yang sebesar 8,19%. Laju inflasi
sangat dipengaruhi oleh berbagai kebijakan pemerintah pusat yang antara lain
berkaitan dengan Tarif Dasar Listrik (TDL), dan kenaikan bahan bakar minyak
(BBM). Laju inflasi pada tahun 2014 mengalami penurunan disebabkan oleh
deflasi kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan sedangkan
kelompok pengeluaran konsumsi yang laninya mengalami kenaikan. Proyeksi
tahun 2015 angka inflasi kota Semarang diharapkan akan tetap berada di bawah
nilai laju pertumbuhan ekonomi yakni sebesar 5,75%.
Kondisi perekonomian kota Semarang dapat dilihat dari kondisi
kesejahreraan sosial masyarakat yakni Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran.
Tabel 3.5
IPM, Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran
Kota Semarang
Tahun IPM Penduduk Miskin Pengangguran
2011 77,42 6,92
2012 77,98 5,13 5,82
2013 78,37 5,96
2014 * 78,77 5,16
2015 * 79,33 4,40
*) data belum rilis/angka proyeksi
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator keberhasilan
pemerintah dalam pembangunan manusia. Capaian IPM Kota Semarang terus
menunjukkan peningkatan nilai dari tahun ke tahun, hal tersebut menunjukkan
keberhasilan Pemerintah Kota Semarang dalam melaksanakan program
pembangunan kesejahteraan sosial. Di tahun 2014 nilai IPM sebesar 78,77.
Perbaikan kondisi ekonomi dan program-program dari Pemerintah Kota Semarang
yang terkait dengan pembangunan mnusia di diharapkan dapat meningkatkan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.5
indek pembangunan manusia, diharapkan pada tahun 2015 IPM dapat meningkat
menjadi sebesar 79,33.
Jumlah penduduk miskin, Jika berdasar indikator dan kriteria dari BPS,
penduduk miskin di Kota Semarang per September 2012 hanya sebesar 5,13%.
Prosentase ini merupakan yang terendah di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan jika
berdasar kepada indikator dan kriteria dari Pemerintah Kota Semarang, jumlah
warga miskin di tahun 2013 mencapai 373.978 jiwa atau mencapai 21,49 %.
Prosentase warga miskin ini menurun dari pendataan warga miskin di tahun 2011
yang sebesar 26,44%, atau terdapat penurunan 4,95% dalam kurun waktu 2011
hingga 2013. DI tahun 2014, angka kemiskinan ditargetkan akan dapat terus
diturunkan seiring dengan perbaikan kondisi makro perekonomian dan program-
program dari Pemerintah Kota Semarang.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Semarang secara umum
menunjukkan penurunan. Pada tahun 2014 nilai TPT sebesar 5,16 %, sedang
pada tahun 2015 diproyeksikan sebesar 4,40%. Upaya yang dilakukan pemerintah
Kota Semarang melalui program-program pembangunan diharapkan dapat
berdampak langsung terhadap pengurangan angka pengangguran.
3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016
Kondisi perekonomi daerah sangat dipengaruhi oleh perekonomian nasional
yang masih akan dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu pengelolaan arus modal
(capital inflow) dan nilai tukar (exchange rate) dimana harga-harga komoditas
cenderung mengalami kenaikan. Melihat perkemangan perekonomian Kota
Semarang tahun 2014 dan proyeksi perekonomian tahun 2015, maka
perekonomian Kota Semarang tahun 2016 diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan positif.
Berdasarkan kondisi dan perkembangan perekonomian kota Semarang
serta mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan eksternal, maka
tantangan dan prospek perekonomian daerah yang dihadapi pada tahun 2016
antara lain :
- Kondisi perekonomian daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian
nasional maupun perekonomian global khususnya terkait kebijakan pemerintah
khususnya Tarif Dasar Listrik(TDL) dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Jika
terjadi perubahan terhadap kebijakan tersebut, maka akan menganggu
distribusi barang dan jasa yang dapat berdampak pada peningkatan inflasi.
- Kondisi infrastruktur yang masih buruk di beberapa lokasi serta potensi
gangguan bencana yang berpotensi mengganggu distribusi barang dan jasa.
Perbaikan infrastruktur Kota Semarang merupakan suatu keharusan untuk
mendokung perekonomian lokal maupun provinsi dan nasional mengingat
posisi Kota Semarang dalam konstelasi ekonomi nasional dan regional.
- Jumlah penduduk yang besar dengan komposisi usia produktif yang terus
membesar dibandingkan dengan usia non produktif merupakan tantangan bagi
penyediaan lapangan pekerjaan. Selain itu, bonus demografi berupa
peningkatan usia harapan hidup menuntut penyediaan sarana prasarana dasar
kehidupan masyarakat yang memadai secara kuantitas dan kualitas.
- Potensi gangguan keamanan terkait dengan pelaksanaan Pemilu Walikota harus
diwaspadai dan perlu ada peningkatan upaya untuk menjamin keamanan dan
ketertiban di Kota Semarang tetap terjaga.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.6
Selain tantangan, beberapa hal yang diharapkan akan mendukung prospek
perekonomian Kota Semarang di tahun 2016 antara lain:
- Posisi Kota Semarang yang sangat strategis, sebagai ibu kota provinsi, pusat
pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa, pusat pendidikan dan fasilitas
lainnya sangat berpotensi terhadap kondisi perekonomian di daerah.
- Dukungan infratrukur kota, keberadaan Bandara A. Yani, Terminal bis dan
Stasiun KA merupakan faktor strategis sebagai daya dukung perekonomian di
daerah.
Dengan memperhatikan tantangan dan daya dukung yang ada di Kota
Semarang serta arah kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016 maka prospek perekonomian Daerah Kota Semarang adalah
sebagai berikut :
- Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang Tahun 2016 diprediksi akan mengalami
pertumbuhan sebesar 6,00 – 6,20% atau masih diatas prediksi pertumbuhan
ekonomi Jawa Tengah yang tercatat sebesar 5,4 – 5,9%. Sedangkan tingkat
inflasi diprediksi pada kisaran 5 – 6% dengan asumsi semakin baiknya
kondisi distribusi barang dan jasa pada tahun rencana.
- Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang mengalmai pertumbuhan positif
diharapkan akan berdampak pada menurunnya tingkat kemiskinan. Pada
tahun 2016 jumlah warga miskin diprediksi dapat menurun sebesar 5%,
melalui program/kegiatan pembangunan pro poor.
- Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPK) diprediksikan menjadi 3,5 – 4
% melalu upaya peningkatan produktivitas tenaga kerja pada sektor-sektor
yang mempunyai nilai tambah dan produktifitas tinggi.
3.2. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Efektifitas penyelenggaraan pemerintah tidak terlepas dari kapasitas
keuangan yang dapat dikelola oleh Pemerintah Kota Semarang, oleh karena itu
kebutuhan belanja pembangunan daerah akan selalu mempertimbangkan
kapasitas fiskal daerah sebagai salah satu penopang strategis dalam pelaksanaan
pembangunan di Kota Semarang.
Arah kebijakan keuangan daerah dalam kerangka peningkatan penerimaan
pendapatan daerah Kota Semarang tahun 2016 antara lain :
1. Mengoptimalkan penerimaan pendapatan asli daerah melalui pembenahan
manajemen penerimaan PAD, meningkatkan penerimaan pendapatan non-
konvensional, melakukan evaluasi dan revisi secara berkala peraturan
daerah pajak dan retribusi yang perlu disesuaikan, menetapkan target
penerimaan pendapatan berdasarkan potensi penerimaan daerah,
mengembangkan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan
kebutuhan daerah.
2. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah untuk memberikan
kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah.
3. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membasar retribusi daerah.
4. Melakukan koordinasi secara sinergis terkait dengan pendapatan daerah
dengan Pemerintah Pusat, Provinsi dan SKPD penghasil.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.7
3.2.1. Evaluasi atas Hasil Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah RKPD
tahun 2014 dan tahun 015
Kapasitas fiskal daerah pada dasarnya akan tercermin dalam volume APBD,
APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun
anggaran, yang terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan
daerah (penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah).
Untuk pendapatan daerah akan bersumber dari: 1) Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Perusahaan milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan dan lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan yang Bagi
Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; 3)
Kelompok-lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi Hibah, Dana Darurat,
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak dari Pemerintah Provinsi, Dana Penyesuaian
dan Dana Alternatif Khusus, dan Dana Bantuan Keuangan.
Selanjutnya untuk pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah (DCD),
dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. Selain dana dari
penerimaan daerah tersebut, daerah menerima dana yang bersumber dari
Pemerintah Pusat berupa dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan dan
urusan bersama, yang dialokasikan untuk menunjang program dan kegiatan
pembangunan yang dilakukan berdasarkan prioritas dan bersifat penugasan
kepada perangkat daerah.
Tabel 3.6
Realisasi 2014 dan target 2015
Pendapatan Daerah Kota Semarang
No.
Uraian Jenis
Sumber
Pendapatan
Realisasi
2013 %
Realisasi
2014 % Target 2015 %
Rata2
Pertumb
(Rp.) (Rp.) (Rp.) %
1.1 Pendapatan Asli
Daerah
778.866.930.000 16,62 891.280.705.000 14,43 1.052.732.041.00
0
18,11 16,39
1.1.1 Pajak Daerah 587.050.000.000 16,98 642.700.000.000 9,48 750.000.000.000 16,70 14,38
1.1.2 Retribusi Daerah 104.730.906.000 8,08 104.484.420.000 (0,24) 115.501.936.000 10,54 6,13
1.1.3 Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
6.872.760.000 8,04 7.989.867.000 16,25 9.306.898.000 16,48 13,59
1.1.4 Lain-lain Pendapatan
Yang Sah
80.213.264.000 27,78 136.106.418.000 68.68 177.923.207.000 30.72 42,73
1.2 Dana Perimbangan 1.219.637.347.00
0
10,17 1.266.631.093.0
00
3,85 1.272.530.064.00
0
1,78 4,83
1.2.1 Dana bagi hasil Pajak 114.600.538.000 17,77 120.850.000.000 5,45 118.900.000.000 (1,61
)
7,20
1.2.2 Dana bagi hasil bukan
Pajak
1.057.500.000 89,89 2.059.000.000 94,70 1.878.000.000 (8,79
)
58,53
1.2.3 Dana Alokasi Umum 1.054.002.569.00
0
12,50 1.104.739.473.0
00
4,81 1.126.847.634.00
0
2,00 6,44
1.2.4 Dana Alokasi Khusus 49.976.740.000 (30,8
5)
38.982.620.000 (22,0
0)
24.904.430.000 (36,1
1)
- (29,65)
1.3 Lain-lain Pendapatan
Daerah Yg Sah
596.058.411.000 18,39 707.597.780.000 18.71 717.894.975.000 1,46 12,85
1.3.1 Hibah - - - -
1.3.2 Dana Darurat - - - -
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.8
No.
Uraian Jenis
Sumber
Pendapatan
Realisasi
2013 %
Realisasi
2014 % Target 2015 %
Rata2
Pertumb
(Rp.) (Rp.) (Rp.) %
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah
Lainnya
244.901.850.000 10,12 345.255.000.000 40,98 344.158.000.000 (0,32
)
4,75
1.3.4 Dana Penguatan
Desentralisasi Fiskal &
Percepatan
Pembangunan Daerah
- Tambahan
Penghasilan Bagi
Guru PNSD dan
Tunjangan Profesi
Guru PNSD pada
Daerah/Prop/Kab/K
ota
266.894.650.000 39,33 283.917.499.000 6,38 353.006.952.000 24,33 5,55
1.3.5 Bantuan Keuangan dari
Provinsi
84.261.911.000 (5,86) 78.425.281.000 (6,93) 24.904.433.000 (73,5
7)
-28,79
Jumlah Pendapatan
Daerah
2.594.562.688.00
0
13,88 2.865.509.578.0
00
10,44 3.043.157.080.00
0
6,20 10,17
Dari tabel diatas, menunjukan penerimaan pendapatan daerah Kota
Semarang selama tiga tahun mengalami peningkatan rata-rata sebesar 10,17%.
Penerimaan pendapatan daerah Kota Semarang tahun 2014 sebesar Rp.
2.865.509.578.000,- atau mengalami peningkatan sebesar 10,44 % dibanding
tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp. 2.594.562.688.000,-. Pada tahun 2015
penerimaan pendapatan ditargetkan mengalami peningkatan sebesar 6,20%
dibanding tahun 2014 atau sebesar Rp. 3.043.157.080.000,-.
Peningkatan pada masing-masing pos penerimaan pada tahun 2014
terbesar berasal dari Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah yang tercatat
sebesar Rp. 18,43%, Pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 14,43% dan Pos
Dana Perimbangan sebesar 3,85%.
Peningkatan pada pos Lain-lain pendapatan daerah yang sah dan pos Dana
Perimbangan merupakan pendapatan yang berasal dari pemerintah pusat dan
provinsi yang pengalokasiannya telah ditentukan sehingga pemerintah kota tidak
dapat secara langsung melakukan upaya dalam meningkatkan penerimaan
pendapatan, sehingga yang dapat secara langsung dalam peningkatan
penerimaan pendapatan adalah dengan Optimalisasi peningkatan Penerimaan
Daerah yang berasal dari PAD.
Penerimaan Pendapatan pada pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
tahun 2014 sebesar Rp. 891.280.705,- atau mengalami peningkatan sebesar
14,43% dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp. 778.866.930.000,-.
Kontribusi terbesar pada pos PAD berasal dari Penerimaan Pajak Daerah yang
tercatat sebesar 72,11%, pos lain-lain PAD yang sah yang tercatat sebesar
15,27%, Pos Retribusi Daerah sebesar 11,72% dan Pos Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan sebesar 0,90%.
Dari pos Dana Perimbangan pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp.
1.266.631.093.000,- atau mengalami peningkatan sebesar 3,85% dibanding tahun
2013 yang tercatat sebesar Rp. 1.219.637.347.000,-. Kontribusi terbesar pada pos
Dana Alokasi Umum (DAU) yang tercatat sebesar 87,22%, pos Dana Bagi Hasil
Pajak sebesar 9,54%, pos Dana Alokasi Khusus(DAK) sebesar 3,08% dan pos Bagi
Hasil Bukan Pajak sebesar 0,16%.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.9
Penerimaan pendapatan pada pos Lain-lain pendapatan daerah yang sah
pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 707.597.780.000,- atau mengalami
peningkatan sebesar 18,71% dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp.
596.058.411.000,-. Kontribusi terbesar pada pos ini berasal dari pos Dana Hasil
Bukan dari Provinsi sebesar 48,79%, Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan
percepatan Pembangunan Daerah yang diperuntukan untuk Tambahan
Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PNSD sebesar 40,12%
dan Bantuan Keuangan dari Provinsi sebesar 11,08%.
Tabel 3.7
Realisasi dan target 2015 Belanja Daerah Kota Semarang
Kode Uraian Belanja Tahun 2013 Tahun 2014 Grow
(%) Target 2015
Grow
%
AVG
(%)
2 Belanja Daerah
2.1 Belanja Tidak
Langsung
1.329.550.219.000 1.360.453.951.000 2,32 1.570.413.534.000 15,41 8,88
2.1.1 Belanja Pegawai 1.261.572.130.000 1.271.120.556.150 0,76 1.478.550.417.000 16,32 8,54
2.1.2 Belanja Bunga 1.000.000.000 200.000.000 (75,00) - - (37,50)
2.1.3 Belanja Subsidi - - - - -
2.1.4 Belanja Hibah 43.719.559.000 57.956.904.850 32,57 77.901.855.000 34,41 33,49
2.1.5 Belanja Bantuan
Sosial
4.006.400.0000 7.794.905.0000 94,56 2.277.000.000 (70,79) (15,35)
2.1.6 Belanja Bagi Hasil - - - -
2.1.7 Bantuan Keuangan 788.567.000 870.105.000 10,34 984.262.000 13,12 11,73
2.1.8 Belanja Tidak
Terduga
18.463.563.000 22.461.480.000 21,65 10.700.000.000 (52,79) (15,35)
2.2 Belanja Langsung 1.854.536.800.000 2.377.055.759.000 28,18 2.042.480.972.000 (14,08) 7,05
Jumlah Belanja 3.184.087.019.000 3.737.509.710.000 17,38 3.612.894.506.000 (3,33) 7,02
Belanja Daerah Kota Semarang tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar
17,38% dibanding tahun 2013. Dilihat dari Proporsi, belanja tidak langsung
sebesar 46,40 % dan belanja langsung sebesar 63,60 %. Perbandingan alokasi
belanja pada tahun 2014, belanja langsung memiliki porsi lebih besar dan sangat
signifikan hal tersebut mencerminkan bahwa fokus pemerintah kota dalam upaya
peningkatan pelayanan publik.
Pada tahun 2015 belanja daerah Kota Semarang ditargetkan sebesar Rp.
3.612.894.506.000,- atau mengalami penurunan dibanding tahun 2014 yang
tercatat sebesar Rp. 3.737.509.710.000 atau minus sebesar 3,33%.
Dilihat dari proporsi, belanja tidak langsung sebesar 43,47% dan belanja
langsung sebesar 56,53%. Dari berbandingan porsi belanja langsung pada tahun
2015 mengalami penurunan, hal tersebut disebabkan adanya kebijakan
pemerintah kota dalam meningkatkan kesejahetaraan aparatur.
Tabel 3.8
Realisasi 2014 dan target 2015 Pembiayaan Daerah Kota Semarang
Kode Uraian Belanja Tahun 2013 Tahun 2014 Grow
(%) Target 2015
Grow
%
AVG
(%)
3. Pembiayaan
Daerah
589.524.331.000 872.000.132.000 47,92 569.737.426.000 (34,66) 6,63
3.1 Penerimaan
Pembiayaan
635.424.331.000 920.179.046.000 44,81 611.423.426.000 (33,55) 5,63
3.1.1 Sisa Lebih
Perhitungan
635.424.331.000 912.721.021.842 548.441.535.450
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.10
Kode Uraian Belanja Tahun 2013 Tahun 2014 Grow
(%) Target 2015
Grow
%
AVG
(%)
Anggaran Tahun
Lalu (SILPA)
2.1.2 Pencairan Dana
Cadangan
- 7.478.024.158 62.981.890.550 -
3.2 Pengeluaran
Pembiayaan
45.900.000.000 48.178.914.000 4,96 41.686.000.000 (13,48) (4,26)
3.2.1 Pembentukan
Dana Cadangan
15.000.000.000 25.439.914.000 -
3.2.2 Penyertaan
Modal (Bank
Jateng)
15.000.000.000 8.339.000.000 18.361.000.000
3.2.3 Penyertaan
Modal (Bergulir
UKM, LKM &
Koperasi)
- - -
3.2.4 Penyertaan
Modal PDAM
10.000.000.000 10.000.000.000 20.000.000.000
3.2.5 Penyertaan
Modal BPR/BKK
1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000
3.2.6 Penyertaan
Modal Bank
Pasar
1.000.000.000 - 1.000.000.000
3.2.7 Penyertaan
Modal Perusda
Percetakan
1.000.000.000 - 1.325.000.000
3.2.8 Penyertaan
Modal Perusda
RPH & BHP
1.000.000.000 1.500.000.000
3.2.9 Pembayaran
Pokok Hutang
1.900.000.000 1.900.000.000
3.2.10 Pemberian
Pinjaman
Daerah
-
3.2.11 Pengembalian
Sisa Dana DPPID
-
Jumlah Pembiayaan 589.524.331.000 872.000.132.000 47,92 569.737.426.000 (34,66) 5,63
Dari tabel tersebut diatas, penerimaan pembiayaan daerah Kota Semarang
Tahun 2014 mengalami peningkatan signifikan yang berasal dari Pos Penerimaan
Pembiayaan Sisa Lebih Tahun Anggaran Lalu (SILPA).
3.2.2 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016
Kecenderungan realisasi pendapatan daerah dari tahun 2013-2015 terlihat
mengalami peningkatan yang variatif, sedangkan pencapaian pendapatan
khususnya dari pos pendapatan PAD mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Namun demikian peningkatan pendapatan sangat dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi masyarakat, sehingga perlu adanya upaya-upaya dalam peningkatan
pendapatan lebih intens dilakukan disertai dengan peningkatan pelayanan publik
serta upaya intensifikasi/ekstensifikasi yang lebih giat, sehingga diharapkan pada
tahun 2016 dapat mengalami peningkatan pendapatan daerah yang optimal.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.11
Dengan melihat pertumbuhan pada masing-masing pos Penerimaan
Pendapatan diuraikan tersebut diatas, maka kerangka pendanaan tahun 2016
diproyeksikan meningkat sebesar 3,94% dibanding target tahun 2015.
Table 3.9
Proyeksi Penerimaan Pendapatan Kota Semarang Tahun 2016
No Uraian Proyeksi Tahun
2016 (Rp)
(1) (2) (3)
1 PENDAPATAN
1.1. Pendapatan Asli Daerah 1.172.541.093.000
Pajak Daerah 843.750.000.000
Retribusi Daerah 122.05.305.000
Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan 10.470.260.000
Lain-Lain PAD yang sah 195.715.528.000
1.2. Dana Perimbangan 1.345.775.160.000
Dana Bagi Hasil Pajak 118.900.000.000
Bagi Hasil Bukan Pajak 1.878.000.000
Dana Alokasi Umum 1.200.092.730.000
Dana Alokasi Khusus 24.904.430.000
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 717.894.975.000
1. Hibah -
2. Dana Darurat -
3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya 344.158.000.000
4.
Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal & Percepatan
Pembangunan Daerah
- Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan
Profesi Guru PNSD pada Daerah/Prop/Kab/Kota
353.006.952.000
5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
Lainnya 20.730.023.000
Total Pendapatan 3.236.211.228.000
3.2.3 Analisis Sumber Pendapatan Daerah Tahun 2016
Dilihat dari pertumbuhan penerimaan pendanaan Kota Semarang kurun
waktu 2013-2015 mengalami pertumbuhan yang positif dengan rata-rata
pertumbuhan 10,17% pertahun. Dari tiga pos penerimaan pendapatan daerah
yang dapat secara langsung diupayakan untuk dapat meningkatkan adalah pada
Pos Penerimaan PAD, sedangkan untuk pos penerimaan Dana Perimbangan dan
Pos Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah tidak dapat secara
langsung.
Tabel 3.10
Prosentase Sumber Pendapatan Daerah
Kota Semarang 2013 - 2014 dan target 2015
No Uraian
APBD
2013
APBD
2014
Target
APBD 2015
Proyeksi
2016
(%) (%) (%) (%)
1 2 3 4 5
1. PENDAPATAN DAERAH
1.1 Pendapatan Asli Daerah 30,02 31,10 34,59 36,23
1.1.1 Pajak Daerah 22,63 22,43 24,65 26,07
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.12
No Uraian
APBD
2013
APBD
2014
Target
APBD 2015
Proyeksi
2016
(%) (%) (%) (%)
1.1.2 Retribusi Daerah 4,04 3,65 3,80 3,79
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg
dipisahkan
0,26 0,28 0,31 0,32
1.1.4 Lain - lain PAD yang Sah 3,09 4,75 5,85 6,05
1.2 Dana Perimbangan 47,01 44,20 41,82 41,58
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak 4,42 4,22 3,91 3,67
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 0,04 0,07 0,06 0,06
1.2.2 Dana Alokasi Umum 40,62 38,55 37,03 37,08
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 1,93 1,36 0,82 0,77
1.3 Lain - Lain Pendapatan Daerah yg
Sah
22,97 24,69 23,59 22,18
1.3.1 Hibah - - -
1.3.2 Dana Darurat - - -
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 9,44 12,05 11,31 10,61
1.3.4 Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal
& Percepatan Pembangunan Daerah :
- -
- Dana Percepatan Pemb
Infrastruktur Pendidikan dan Dana
Penguatan Infrastruktur dan
Prasarana Daerah
- - -
- Tambahan Penghasilan bagi Guru
PNSD
10,29 9,91 11,60 10,91
- Tunjangan Profesi Guru PNSD pada
Daerah
- - -
- Dana Bantuan Operasional Sekolah - - -
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
3,25 2,74 0,68 0,64
Jumlah 100 100 100 100
Penerimaan pendapatan kota Semarang tahun 2016 masih diperoleh dari
berbagai sumber yaitu pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain
pendaptan daerah yang sah. Berdasarkan Tabel 3.10 Diatas dapat disimpulkan
bahwa pendapatan terbesar diperoleh dari dana perimbangan dinama dana
tersebut diperoleh dari dana yang berasal dari APBD yang bertujuan untuk
menutup celah fiskal (fiscal gap) sebagai akibat selisih kebutuhan fiscal (fisal need)
dengan kapasitas fiscal (fiscal capacity).
Komposisi penerimaan pendapatan terbesar masih pada pos Dana
Perimbangan, hal tersebut mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Semarang
masih bergantung pada dana perimbangan. Jika ketergantungan tersebut
berlanjut maka pemerintah kota tidak akan optimal dalam mengembangkan sendi-
sendi perekonomian daerah sehingga untuk mengurangi ketergantungan tersebut
diperlukan upaya-upaya yang meminimalisir guna meningkatkan proporsi
pendapatan yang bersumber dari PAD dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.13
3.2.4 Analisis Penerimaan Pembiayaan Daerah
Penerimaan pembiayaan daerah Kota Semarang secara umum didominasi
oleh penerimaan dari Pos Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya
(SILPA), pada tahun 2016 Penerimaan pembiayaan masih berasal dari Pos SILPA.
Namun demikian pos ini seharusnya berbanding terbalik dengan pos penerimaan
pendapatan semakin kecil SILPA menunjukan kinerja semakin baik dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dengan semakin baiknya penyelenggaran
Pemerintahan dan Pembangunan Kota Semarang pada tahun 2015 diharapkan
pada tahun 2016 penerimaan dari SILPA dapat menurun sebesar 39,91 % atau
sebesar Rp. 342.355.219.000,- dengan rincian pembiayaa daerah seperti tabel
Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Proyeksi Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Kode Uraian Tahun 2013 2014 Target 2015 Proyeksi 2016*
3. Pembiayaan Daerah 589.524.331.000 872.000.132.000 569.737.426.000 339.355.219.000
3.1 Penerimaan
Pembiayaan
635.424.331.000 920.179.046.000 611.423.426.000 342.355.219.000
3.1.1 Sisa Lebih
Perhitungan
Anggaran
Sebelumnya (SILPA)
635.424.331.000 912.721.021.842 548.441.535.450 342.355.219.000
Pencairan Dana
Cadangan
- 7.458.024.158 62.981.890.550 -
3.2.5. Pengeluaran Daerah
3.2.5.1. Belanja daerah tahun 2016
Belanja daerah merupakan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan dan kepentingan pelaksanaan
pembangunan daerah, baik melalui belanja tidak langsung maupun belanja
langsung. Belanja tidak langsung digunakan untuk belanja Pegawai, Belanja
Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan Keuangan
Keapda Pemerintah Desa dan Belanja Tidak terduga. Sedangkan belanja
langsung digunakan untuk membiayai program/kegiatan prioritas baik untuk
urusan wajib/pilihan maupun urusan pendukung yang akan dilaksanakan oleh
seluruh SKPD.
Belanja Daerah tahun 2016 diarahkan pada pengelolaan belanja daerah
(belanja langsung maupun tidak langsung) yang laksanakan dengan pola yang
proporsional, efisien dan efektif dalam rangka pencapaian prioritas dan sasaran
pembangunan daerah.
Kebijakan Belanja Tidak Langsung pada tahun 2016 adalah :
- Belanja pegawai diarahkan untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji
berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan pegawai dengan
memperhitungkan besarnya dibatasi maksimum 2,5% dari jumlah belanja
pegawai (gaji pokok dan tunjangan).
- Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja kompensasi, dalam
bentuk gaji dan tunjangan serta penghasilan laiinnya yang diberikan kepada
pegawai negeri sipil daerah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
- Mengalokasikan dana jaminan kesehatan PNSD yang dibebankan pada APBD
dan berpedoman pada UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS.
- Mengalokasikan dana belanja hibah dan bantuan sosial kepada masyarakat
yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.14
- Anggaran bantuan keuangan kepada pemerintah daerah lainnya/desa harus
didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan masyarakat.
- Belanja tidak terduga diarahkan untuk mendanai kebutuhan tanggap darurat
bencana, penanggulangan bencana alam dan sosial yang tidak tertuang dalam
bentuk program/kegiatan.
Belanja langsung merupakan belanja yang kinerja dan manfaatnya dapat
dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan publik. Kebijakan belanja langsung pada tahun 2016 antara lain :
- Mengalokasikan dana anggaran belanja pegawai untuk mencapai target kinerja
kegiatan dengan memperhatikan aspek asas kepatutan, kewajaran dan
rasionalitas.
- Mengalokasikan dana belanja barang dan jasa yang diberikan kepada
masyarakat hanya diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah yang
bersidat perlombaan atas suatu prestasi.
- Mengalokasikan belanja barang dan jasa habis pakai disesuaikan dengan
kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD.
- Mengalokasi belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan dinas dan
studi banding dilakukan secara efektif dengan memperhatikan target kinerja.
- Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan rapat, pendidikan dan pelatihan
diprioritaskan menggunakan fasilitas aset daerah.
- Mengalokasikan belanja modal untuk pembangunan dan pengembangan
sarana dan prasarana yang terkait dengan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat.
Tabel 3.13
Proyeksi Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Kode Uraian Tahun 2013 2014 Target 2015 Proyeksi 2016*
3.2 BELANJA TIDAK
LANGSUNG
1.329.550.219.000 1.360.453.951.000 1.570.413.534.000 1.631.841.924.000
3.2.1 Belanja Gaji dan
Tunjangan
1.261.572.130.000 1.271.120.556.150 1.478.550.417.000 1.552.477.936.000
3.2.2 Belanja Bunga 1.000.000.000 250.000.000 - -
3.2.3 Belanja Subsidi - - - -
3.2.4 Belanja Hibah 43.719.559.000 57.956.904.850 77.901.855.000 66.216.576.000
3.2.6 Belanja Bantuan
Sosial
4.006.400.000 7.794.905.000 2.277.000.000 2.163.150.000
3.2.7 Belanja Bagi Hasil - - -
3.2.8 Belanja Bantuan
Keuangan
788.567.000 870.105.000 984.262.000 984.262.000
3.2.9 Belanja Tidak
Terduga
18.463.563.000 22.461.480.000 10.700.000.000 10.000.000.000
3.2.10 BELANJA
LANGSUNG
1.854.536.800.000 2.377.055.759.000 2.042.480.972.000 1.943.724.522.000
Belanja
Program/Kegiatan
1.854.536.800.000 2.377.055.759.000 2.042.480.972.000 1.943.724.522.000
JUMLAH BELANJA 3.184.087.019.000 3.737.509.710.000 3.612.894.506.000 3.575.566.446.000
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.15
3.2.5.2 Pengeluaran pembiayaan tahun 2016
Kebijakan pengeluaraan pembiayaan Kota Semarang tahun 2016 antara
lain :
1. Mengalokasikan anggaran untuk penambahan, peningkatan dan perluasan
sarana dan Prasarana dalam kerangka menggerakan perekonomian
masyarakat.
2. Menambahkan mondal yang disetor dan melakukan penambahan penyertaan
modal yang dilakukan pemerintah daerah pada BUMD untuk memperkuat
struktur permodalan sehingga BUMD dalam lebih berkomptesisi, tumbuh dan
berkembang.
Tabel 3.13
Proyeksi Pengeluaraan Pembiayaan Daerah Kota Semarang
Tahun 2012 – 2014 dan Proyeksi 2015
Kode Uraian Tahun 2013 2014 2015 2016*
3.2 Pengeluaran
Pembiayaan
45.900.000.000 48.178.914.000 41.686.000.000 3.000.000.000
3.2.1 Pembentukan Dana
Cdangan
15.000.000.000 25.439.914.000 - -
3.2.2 Penyertaan Modal
(Bangk Jateng)
15.000.000.000 8.339.000.000 18.361.000.000 -
3.2.3 Penyertaan Modal
(Dana Bergulir, UKM)
- - - -
3.2.4 Penyertaan Modal
(PDAM)
10.000.000.000 10.000.000.000 20.000.000.000 -
3.2.6 Penyertaan Modal
BPR/BKK
1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000
3.2.7 Penyertaan Modal
Bank Pasar
1.000.000.000 - 1.000.000.000 1.000.000.000
3.2.8 Penyertaan Modal
Perusda Percetakan
1.000.000.000 - 1.325.000.000 1.000.000.000
3.2.9 Penyertaan Modal
Perusda RPH & BHP
1.000.000.000 1.500.000.000 - -
3.2.10 Pembayaran Pokok
Hutang
1.900.000.000 1.900.000.000 - -
3.2.11 Pemberiaan Pinjaman
daerah
- - - -
3.2.12 Pengembalian Sisa
dana DPPID
- - - -
Dari uraian tersebut diatas, pada tahun 2016 proyeksi keuangan dan
kerangka pendanaan Kota Semarang Tahun 20916 yang meliputi Penerimaan
Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah Kota Semarang
Tahun 2016.
Table 3.14
Proyeksi Keuangan dan Kerangka Pendanaan Kota Semarang Tahun 2016
No Uraian Proyeksi Tahun
2016 (Rp)
(1) (2) (3)
1 PENDAPATAN 3.236.211.227.000
1.1. Pendapatan Asli Daerah 1.172.541.092.000
1.1.1 Pajak Daerah 843.750.000.000
1.1.2 Retribusi Daerah 122.05.305.000
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.16
No Uraian Proyeksi Tahun
2016 (Rp)
(1) (2) (3)
1.1.3 Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan 10.470.260.000
1.1.4 Lain-Lain PAD yang sah 195.715.527.000
1.2. Dana Perimbangan 1.345.775.160.000
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak 118.900.000.000
1.2.2 Bagi Hasil Bukan Pajak 1.878.000.000
1.2.3 Dana Alokasi Umum 1.200.092.730.000
1.2.4 Dana Alokasi Khusus 24.904.430.000
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 717.894.975.000
1.3.1 Hibah -
1.3.2 Dana Darurat -
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 344.158.000.000
1.3.4
Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal & Percepatan Pembangunan Daerah
- Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru
PNSD pada Daerah/Prop/Kab/Kota
353.006.952.000
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 20.730.023.000
2. BELANJA DAERAH 3.575.566.446.000
2.1 Belanja Tidak Langsung 1.631.841.924.000
2.1.1 Belanja Pegawai dan Tunjangan 1.552.477.936.000
2.1.2 Belanja Bunga -
2.1.3 Belanja Subsidi -
2.1.4 Belanja Hibah 66.216.576.000
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 2.163.150.000
2.1.6 Belanja Bagi Hasil -
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 984.262.000
2.1.8 Belanja Tak Terduga 10.000.000.000
2.2 Belanja Langsung 1.943.724.522.000
2.2.1 Belanja Program/Kegiatan 1.943.724.522.000
3. PEMBIAYAAN 339.355.219.000
3.1 Penerimaan Pembiayaan 342.355.219.000
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SILPA) 342.355.219.000
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan -
3.2 Pengeluaran Pembiayaan 3.000.000.000
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan -
3.2.2 Penyertaan Modal -
3.2.2.1 Penyertaan Modal Bank Jateng -
3.2.2.2 Dana Bergulir UKM, LKM & Koperasi -
3.2.2.3 PDAM -
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.17
No Uraian Proyeksi Tahun
2016 (Rp)
(1) (2) (3)
3.2.2.4 BPR / BKK 1.000.000.000
3.2.2.5 Bank Pasar 1.000.000.000
3.2.2.6 Perusda Percetakan 1.000.000.000
3.2.2.7 Perusda RPH & BHP -
3.2.3 Pembayaran Pokok Hutang -
3.2.4 Pembayaran Pinjaman Daerah -
Deifist Belanja ( Jumlah Belanja – Pendapatan ) ( 339.355.219.000 )
Defisit Belanja + Pembiayaan -
Surplus/Defisit -
Dari uraian tersebut, Proyeksi Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2016
sebesar Rp. 3.575.566.446.000,-, dengan Penerimaan pendapatan daerah Kota
Semarang sebesar Rp. 3.236.211.227.000,-, sehingga terjadi defisit belanja
sebesar 339.355.219.000,-.
Defisit belanja pada tahun 2016 akan ditutup dengan Pembiayaan daerah
Kota Semarang Tahun 2016 sebesar 339.355.219.000,- sehingga Anggaran Belanja
Daerah dan Pendapatan Kota Semarang Tahun 2016 akan mengalami anggaran
berimbang.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.1
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
4.1. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
RKPD Kota Semarang Tahun 2016 sebenarnya merupakan penjabaran tahun
tahun pertama dari RPJMD Tahun 2015-2020 yang berisi capaian sasaran
pembangunan daerah, tingkat kemendesakan, dan daya ungkit bagi peningkatan
kinerja pembangunan daerah. Namun mengingat RPJMD Kota Semarang tahun
2015-2020 belum ditetapkan maka RKPD tahun 2016 disusun dengan
mendasarkan pada tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025 pada periode tahap ketiga.
Sasaran pada RPJMD disusun untuk mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan. Penyusunan Prioritas pembangunan di dalam RKPD Kota Semarang
penting untuk dilakukan mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki
daerah untuk melakukan pembangunan.
Visi Pembangunan Daerah Kota Semarang yang tercantum didalam dokumen
RPJPD tahun 2005-2025 yaitu “Semarang Kota Metropolitan yang Religius,
Tertib dan Berbudaya“ Perwujudan visi tersebut mengandung filosofis bahwa
Kota Semarang diharapkan menjadi Kota yang dihuni oleh masyarakat dengan
senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai agama, etos kerja, tata cara, adat istiadat,
tradisi, norma kearifan lokal yang hidup dan berkembang sehingga terwujud
kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang teratur, sejahtera dan
didukung oleh aktivitas ekonomi utama yang berupa perdagangan, jasa, dan
industri.
Dalam mewujudkan Visi tersebut ditempuh melalui 5 (lima) misi
pembangunan daerah yaitu:
Misi 1. Mewujudkan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas
Misi 2. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan
kehidupan politik yang demokratis dan bertanggung jawab
Misi 3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah
Misi 4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan
Misi 5. Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Makna visi pembangunan Jawa Tengah digambarkan sebagai berikut: - Kota Metropolitan, mengandung arti bahwa Kota Semarang mempunyai sarana
prasarana yang dapat melayani seluruh aktivitas masyarakat kota dan
hinterland-nya dengan aktivitas ekonomi utama berupa perdagangan, jasa, dan
industri serta didukung sektor ekonomi lainnya untuk mewujudkan masyarakat
yang sejahtera. Metropolitan juga mengandung makna dapat menjamin
kehidupan masyarakatnya yang aman, tentram, lancar, asri, sehat dan
berkelanjutan.
- Religius, mengandung arti bahwa masyarakat Kota Semarang meyakini
kebenaran ajaran dan nilai-nilai agama/kepercayaan serta mengamalkannya
dalam wujud keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan
menjunjung tinggi toleransi dan kepedulian dalam menjalankan kehidupannya.
- Tertib, mempunyai arti bahwa setiap masyarakat secara sadar menggunakan
hak dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga terwujud
kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang teratur dan pasti,
senantiasa berpedoman pada sistem ketentuan perundang-undangan yang
esensial untuk terciptanya sikap disiplin, teratur, menghargai waktu sebagai ciri
perilaku hidup masyarakat yang maju.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.2
- Berbudaya, mempunyai arti bahwa setiap perilaku kehidupan masyarakat yang
dilandasi oleh etos kerja, tata cara, adat istiadat, tradisi, kearifan lokal, norma
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat serta diyakini sebagai nilai-nilai
budi pekerti yang luhur yang diwujudkan dalam perilaku interaksi sosial
sebagai identitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan
Pencapaian visi dan misi RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025
ditetapkan dalam 4 (empat) tahapan pembangunan jangka menengah.
Pembangunan daerah Tahun 2016 merupakan periode lima tahun ketiga (tahap
III) RPJPD 2005-2025. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Kota Semarang
di tahun 2016 mengacu pada Visi dan Misi yang tertuang didalam dokumen
RPJPD 2005-2020 pada periode Lima Tahun Ketiga dengan prioritas pada
“Pemantapan Pembangunan Secara Menyeluruh di Berbagai Bidang”. Adapun
langkah konkrit yang akan dilakukan dapat terlihat melalui hubungan Visi/Misi,
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Semarang seperti tertera pada tabel
berikut:
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.3
Tabel 4.1.
Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah
Kota Semarang pada Lima Tahun Ketiga RPJPD 2005-2025
No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD
Misi
1
Mewujudkan
sumberdaya
manusia Kota
Semarang
yang
berkualitas
Mewujudkan pembangunan yang diprioritaskan
pada peningkatan kualitas sumberdaya
manusia yang memiliki tingkat pendidikan dan
derajat kesehatan yang tinggi, berbudi luhur
disertai toleransi yang tinggi dengan tetap
memiliki kadar keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan YME, dengan sasaran:
1. Mewujudkan pertumbuhan dan persebaran
penduduk yang terkendali;
2. Menurunnya jumlah pengangguran,
meningkatnya produktivitas kerja,
perlindungan dan kesejahteraan tenaga
kerja;
3. Meningkatnya aksesibilitas, kualitas,
relevansi dan tata kelola pendidikan
masyarakat minimal berpendidikan SLTA
atau sedejarat;
4. Meningkatnya budaya baca masyarakat
seiring dengan kemajuan teknologi;
5. Meningkatnya kualitas kesehatan
masyarakat dan mutu pelayanan kesehatan
menuju tercapainya masyarakat sehat;
6. Meningkatnya semangat kebangsaan dan
kepeloporan pemda serta partisipasi pemuda
dalam pembangunan dan berkembangnya
budaya olahraga masyarakat menuju olah
raga prestasi;
7. Meningkatnya kesadaran akan pelestarian,
penghayatan dan kebanggan nilai-nilai
budaya tradisional, benda dan bangunan
1. Pengendalian laju pertumbuhan melalui
pengendalian angka kelahiran pemerataan
persebaran penduduk dan pengaturan arus
urbanisasi serta mewujudkan keluarga
sejahtera;
2. Perluasan lapangan kerja, peningkatan
kualitas tenaga kerja, kesejahteraan dan
perlindungan serta kemandirian tenaga
kerja yang berwawasan wirausaha
(enterpreneur) sehingga mampu bersaing di
era global;
3. Peningkatan kualitas pendidikan melalui
pemerataan dan akses pelayanan
pendidikan yang bermutu dan terjangkau
pada semua jenis, jalur dan jenjang
pendidikan; peningkatan mutu, relevansi
dan daya saing pendidikan; akuntabilitas,
tata kelola dan pencitraan publik;
peningkatan sarana dan prasarana sekolah
yang berkualitas sebagai upaya pemenuhan
standar pendidikan dan pencapaian sekolah
standar nasional dan atau bertaraf
internasional;
4. Peningkatan pelayan, aksesibilitas, dan
sarana prasarana perpustakaan yang
sesuai dengan tuntutan perkembangan
teknologi dan budaya baca masyarakat;
5. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
melalui peningkatan kualitas pelayanan
pada setiap strata pelayanan,
pengembangan jaminan kesehatan bagi
1. Penguatan sistem pengendalian laju
pertumbuhan penduduk persebarannya,
perwujudan keluarga sejahtera dan sistem
administrasi kependudukan yang terintegrasi;
2. Fasilitasi Penguatan lapangan kerja/
berusaha kesejahteraan, perlindungan dan
kualitas tenaga kerja yang mampu bersaing di
era global;
3. Penguatan pemerataan akses dan mutu
pendidikan dasar 9 tahun dan peningkatan
wajar 12 tahun didukung oleh sarana/
prasarana yang memadai, dan tenaga
pendidik/ kependidikan yang profesional serta
pengembangan tatakelola pendidikan
berstandar nasional dan atau internasional;
4. Peningkatan pelayanan, aksesibilitas dan
sarana prasarana perpustakaan berbasis
teknologi informasi yang dapat berfungsi
untuk mencerdaskan masyarakat;
5. Penguatan jangkauan, dan mutu pelayanan
kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan perseorangan/ rujukan berskala
rumah sakit, pengembangan profesionalisme
dan kompetensi tenaga kesehatan yang
didukung dengan sarana prasarana yang
memadahi serta terwujudnya jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat yang
menyeluruh;
6. Penguatan peran pemuda dan organisasi
kepemudaan dalam mendukung sikap dan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.4
No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD
bersejarah serta cagar budaya sebagai jati
diri dan identitas masyarakat;
8. Meningkatnya perilaku masyarakat yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur dan mempunyai
jiwa kepedulian sosial yang tinggi;
9. Meningkatnya dan menguatnya budaya
inovatif yang berorientasi pada
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan tetap mengembangkan
nilai-nilai kearifan lokal yang di dukung oleh
sumberdaya manusia dalam penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
berbagai bidang.
masyarakat terutama keluarga miskin,
peningkatan kualitas dan kuantitas
pendayagunaan tenaga kesehatan,
peningkatan kualitas lingkungan sehat dan
peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat serta mendorong pemberdayaan
masyarakat; Pemerataan dan peningkatan
kualitas sarana dan prasarana kesehatan;
6. Peningkatan sikap dan perilaku pemuda
yang beriman, mandiri, inovatif, kreatif,
berwawasan kebangsaan dan cinta tanah air
sehingga mampu berpartisipasi pemuda
dalam pembangunan;
7. Peningkatan pembudayaan olahraga
masyarakat menuju masyarakat sehat dan
olah raga prestasi yang didukung oleh
sarana prasarana olahraga yang memadahi;
8. Peningkatan kesadaran akan pelestarian,
penghayatan dan kebanggan nilai-nilai
budaya tradisional, benda dan bangunan
bersejarah serta cagar budaya sebagai jati
diri dan identitas masyarakat;
9. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan
masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa
melalui pelayanan dan kemudahan bagi
umat beragama dalam melaksanakan ajaran
agama/kepercayaan, meningkatkan
pemahaman, penghayatan dan pengamalan
ajaran agama/kepercayaan dengan
mengembangkan dan menciptakan
harmonisasi antar dan inter kelompok umat
beragama yang penuh toleransi dan
tenggang rasa serta fasilitasi pengembangan
sarana prasarana peribadatan;
10. Peningkatan kemampuan sumberdaya
perilaku kepeloporan, kemandirian, inovasi,
dan kreativititas serta wawasan kebangsaan
dan cinta tanah air guna meningkatkan
partisipasi dalam pembangunan;
7. Penguatan pembudayaan olahraga masyarakat
dan fasilitasi olahraga prestasi jangka panjang
yang didukung sarana prasarana olahraga
yang memadahi;
8. Penguatan dan fasilitasi pengembangan dan
perlindungan serta pelestarian seni dan
budaya tradisional, bangunan bersejarah
serta benda cagar budaya dalam rangka
memperkuat identitas dan jati diri masyarakat;
9. Penguatan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan ajaran agama/ kepercayaan
melalui pemeliharaan kerukunan hubungan
antar dan inter umat beragama serta fasilitasi
peningkatan sarana prasarana peribadatan;
10. Pengembangan hasil penelitian dan aplikasi
iptek yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat luas termasuk industri yang di
dukung oleh peningkatan kualitas
sumberdaya manusia dalam penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
berbagai bidang.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.5
No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD
manusia dalam menguasai,
memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk
menciptakan keunggulan kompetitif
daerah.
Misi
2
Mewujudkan
tata
kepemerintah
an yang baik
(good
governance)
dan
kehidupan
politik yang
demokratis,
dan
bertanggung
jawab.
Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang
diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi
daerah secara nyata, efektif, efisien dan
akuntabel dengan menerapkan prinsip-prinsip
tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance) sehingga mampu memberikan
pelayanan yang prima kepada masyarakat yang
disertai dengan penegakan supremasi hukum
dan hak asasi manusia, dengan sasaran:
1. Meningkatnya partisipasi dan kesadaran
politik masyarakat dalam berbagai kegiatan
politik;
2. Meningkatnya kemampuan penyelenggaraan
pemerintahan sesuai dengan prinsip good
governance guna memperkuat pelaksanaan
otonomi daerah;
3. Meningkatnya kemandirian pembangunan
daerah;
4. Meningkatnya profesionalisme aparatur
pemerintah guna mewujudkan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa;
5. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
sesuai dengan standar mutu pelayanan yang
berorientasi pada terciptanya kepuasan
masyarakat;
6. Meningkatnya keamanan, ketertiban dan
perlindungan masyarakat;
7. Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan
1. Peningkatan budaya politik yang santun
dalam kerangka menjaga momentum
demokratisasi, penguatan peran dan fungsi
infra maupun supra struktur politik,
penguatan pola seleksi dan pergantian
kepemimpinan politik lokal secara regulatif,
serta meningkatkan keserasian hubungan
antara pemerintah daerah dengan provinsi
maupun pemerintah pusat dalam tatanan
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Peningkatan kemampuan penyelenggaraan
pemerintahan sesuai dengan prinsip good
governance guna memperkuat pelaksanaan
otonomi daerah yang di dukung oleh
penerapan e-government dan
pengembangan kerjasama antar wilayah
baik regional, nasional maupun
internasional;
3. Peningkatan kapasitas dan kemandirian
kemampuan keuangan daerah disertai
dengan intensifikasi dan ekstensifikasi
sumber-sumber pendapatan yang potensial
serta dikelola dengan mengembangkan
prinsip-prinsip akuntabel, transparan,
ekonomis, efisien dan efektif guna
mewujudkan kemandirian pembangunan
daerah;
4. Peningkatan profesionalisme aparatur
pemerintah dalam mewujudkan tata
pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa,
1. Penguatan pemahaman politik untuk
mewujudkan budaya politik demokratis yang
santun dan partisipasi politik yang didukung
oleh infra dan supra struktur politik yang
sehat;
2. Penguatan sistem dan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan yang efektif
dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good
governance yang didukung penerapan e-
government menuju e-city;
3. Penguatan kerjasama daerah dengan berbagai
pihak baik tingkat lokal, nasional maupun
internasional;
4. Penguatan sumber-sumber pendapatan daerah
yang potensial dan kreatif dengan tidak
membebani rakyat serta dikelola sesuai
dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
yang efisien, efektif, transparan dan
akuntable;
5. Penguatan budaya kerja aparatur yang
profesional, bersih, beretika, dan berwibawa
serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam
rangka menunjang tata pengelolaan
pemerintahan yang baik yang didukung oleh
kelembagaan dan ketatalaksanaan serta
Sistem Informasi Manajemen kepegawaian
yang transparan dan akuntabel;
6. Penguatan sistem dan akses pelayanan publik
melalui peningkatan kompetensi sesuai
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.6
No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD
masyarakat dalam melaksanakan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku;
8. Meningkatnya fungsi komunikasi timbal balik
antara pemerintah dengan masyarakat yang
didukung oleh keterbukaan informasi publik
yang bertanggung jawab.
beretika dan bertanggungjawab serta anti
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
5. Pengembangan pelayanan pemerintahan
yang semakin baik, dengan menerapkan
sistem informasi manajemen daerah yang
didukung oleh infrastruktur teknologi
informasi yang handal untuk mewujudkan
pelayanan prima;
6. Penciptaan lingkungan yang aman dan
tertib serta antisipatif terhadap munculnya
kerawanan-kerawanan sosial, politik dan
ekonomi;
7. Peningkatan kesadaran hukum
masyarakat dalam rangka membentuk
budaya hukum dan penghargaan terhadap
hak asasi manusia (HAM) serta memperkuat
perwujudan sistem hukum nasional,
mendorong partisipasi masyarakat dalam
penegakkan dan ketaatan terhadap hukum;
8. Peningkatan peran dan fungsi komunikasi
yang mendorong terwujudnya masyarakat
yang responsif terhadap informasi yang
didukung oleh keterbukaan informasi
publik yang bertangunggung jawab
kewenangan pada bidang pelayanan dasar
dan penunjang berbasis teknologi informatika
guna mewujudkan pelayanan prima;
7. Penguatan upaya perlindungan masyarakat
untuk menjaga dan memelihara keamanan,
ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta
kerukunan masyarakat dalam rangka
mewujudkan terjaminnya keamanan dan
ketertiban umum dan tegaknya hukum serta
terselenggaranya perlindungan dan
pengayoman terhadap masyarakat yang
didukung oleh sarana prasarana keamanan
dan ketertiban yang memadahi;
8. Penguatan dan sinkronisasi, harmonisasi
produk-produk hukum pusat dan daerah
sesuai dengan rasa keadilan dan dinamika
masyarakat serta pengembangan kesadaran
masyarakat dan aparat penegak hukum dalam
rangka meningkatkan kepastian hukum dan
HAM;
9. Penguatan komunikasi timbal balik antara
pemerintah dan pemangku kepentingan yang
mendorong terwujudnya masyarakat yang
responsif terhadap informasi yang didukung
oleh keterbukaan informasi publik yang
bertangung jawab
Misi
3
Mewujudkan
kemandirian
dan daya
saing daerah.
Mewujudkan pembangunan yang diprioritaskan
pada peningkatan kemampuan perekonomian
daerah dengan struktur perekonomian yang
kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif
yang berbasis pada potensi ekonomi lokal,
1. Pengembangan sektor-sektor ekonomi
daerah yang berorientasi pada peningkatan
nilai tambah dan berdaya saing global;
2. Pengembangan kualitas produk-produk
perindustrian secara kreatif dan inovatif
sehingga mampu bersaing dengan pasar
1. Peningkatan struktur perekonomian daerah
melalui pengembangan potensi, produk
unggulan daerah, BUMD, dan aset-aset
daerah;
2. Penguatan sektor perindustrian guna
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.7
No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD
berorientasi pada ekonomi kerakyatan dan
sektor ekonomi basis yang mempunyai daya
saing baik ditingkat lokal, nasional maupun
internasional, dengan sasaran:
1. Meningkatnya pertumbuhan perekonomian
daerah berkualitas dan berkesinambungan
dan peningkatan pendapatan perkapita
secara bertahap dan berkesinambungan
yang menumbuhkan kesejahteraan;
2. Meningkatnya lapangan kerja dan industri
lokal yang berdaya saing kompetitif dan
komparatif;
3. Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang
mampu membuka lapangan kerja/ lapangan
usaha, peningkatkan pendapatan dan
pemerataan;
4. Meningkatnya daya tarik daerah bagi
penanam modal asing dan dalam negeri;
5. Meningkatnya produktivitas pertanian dan
mewujudkan pertanian lestari;
6. Mewujudkan industri perikanan pasca
tangkap dan mengembangkan perikanan
darat yang bernilai ekonomis;
7. Menurunnya kerusakan lingkungan dengan
pengendalian eksploitasi pertambangan;
8. Mewujudkan perdagangan dan jasa sebagai
basis perekonomian daerah dan
meningkatkan ketersediaan kebutuhan
pokok sesuai kebutuhan masyarakat;
9. Meningkatkan sarana, prasarana dan
fasilitasi dalam mewujudkan Kota Semarang
sebagai Daerah Tujuan Wisata.
global;
3. Pengembangan koperasi dan UMKM dalam
rangka membangun ekonomi kerakyatan
yang berorientasi pada kesejahteraan
anggota serta mampu memberikan nilai
lebih serta pengembangan lembaga
keuangan daerah untuk memberikan
alternatif pendanaan pada pelaku ekonomi;
4. Peningkatan pelayanan perijinan dan
pengembangan regulasi berusaha dalam
rangka mendorong tercapainya kebutuhan
investasi;
5. Pengembangan produk-produk pertanian
yang mempunyai nilai tinggi dan
berorientasi pada ketersediaan bahan
pangan, kelestarian sumberdaya lingkungan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat;
6. Pengembangan produk-produk perikanan
yang mempunyai nilai ekonomis dan
berorientasi pada ketersediaan bahan
pangan, kelestarian sumberdaya lingkungan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat;
7. Pengendalian eksploitasi dan eksplorasi
pemanfaatan komoditas pertambangan;
8. Pengembangan pasar tradisional yang maju,
mampu memberikan ruang usaha dan
lapangan kerja bagi masyarakat dan
mampu bersaing dengan pasar modern;
9. Pengembangan produk-produk wisata baik
berupa wisata alam, buatan, budaya
maupun wisata religius yang mampu
mendorong minat wisatawan
menghasilkan produk yang mempunyai
keunggulan komparatif dan kompetitif dan
penguatan kapasitas kelembagaan;
3. Penguatan koperasi dan UMKM yang
berorientasi pasar dan pengembangan
ekonomi lokal; serta penguatan fungsi lembaga
keuangan daerah;
4. Penguatan kelembagaan lokal dalam rangka
kerja sama dan kemitraan strategis pada
sektor-sektor unggulan daerah yang
mendukung peningkatan daya saing dan
pertumbuhan ekonomi;
5. Penguatan kelembagaan agribisnis guna
menjamin petersediaan pangan dalam rangka
Pemantapan swasembada pangan dan ekspor;
6. Penguatan kelembagaan agribisnis perikanan
guna menjamin ketersediaan pangan dalam
rangka Pemantapan swasembada pangan dan
ekspor;
7. Penguatan instrumen regulasi pemanfaatan
Air Bawah Tanah (ABT) dan bahan galian C;
8. Penguatan akses pasar baik domestik maupun
global untuk memacu pertumbuhan ekonomi
yang dinamis dalam rangka memperluas
kesempatan kerja dan Perwujudan Pasar
Tradisional Modern;
9. Penguatan kualitas dan pemasaran pariwisata
melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan,
obyek wisata dan sarana-prasarana
pendukung
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.8
No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD
Misi
4
Mewujudkan
tata ruang
wilayah dan
infrastruktur
yang
berkelanjutan
Mewujudkan pembangunan yang diprioritaskan
pada optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan
peningkatan pembangunan infrastruktur
wilayah yang terencana, selaras, serasi,
seimbang dan berkeadilan dengan tetap
memperhatikan konsep pembangunan yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,
dengan sasaran:
1. Meningkatnya pengelolaan dan
pendayagunaan sumberdaya alam dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup sesuai
dengan daya dukung dan daya tampung
wilayah serta antisipasi dampak perubahan
iklim (climate change);
2. Meningkatnya penyelenggaraan penataan
ruang yang optimal untuk mewujudkan
Kota Perdagangan dan Jasa dengan
mempertimbangkan keserasian fungsi
pelayanan nasional, regional dan lokal;
3. Meningkatnya infrastruktur kota yang
handal sehingga dapat meningkatkan
aksesbilitas dan mobilitas barang, jasa dan
orang;
4. Meningkatnya pemenuhan dan pemerataan
prasarana dan sarana pelayanan dasar
wilayah serta telekomunasi dan energi;
5. Meningkatnya pembangunan sarana
prasarana untuk menangani permasalahan
rob dan banjir;
6. Meningkatnya pemenuhan dan pemerataan
prasarana dan sarana telekomunikasi dan
energi.
1. Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup
dan sumberdaya alam yang efektif
berdasarkan tata kelola yang baik melalui
pendidikan, perumusan kebijakan yang
berwawasan lingkungan, penegakan
hukum, dan partisipasi masyarakat;
2. Penanganan yang terintregrasi dalam sistem
pengelolaan sampah dan limbah yang
ramah terhadap lingkungan serta menjamin
daya dukung pembangunan berkelanjutan;
3. Pengelolaan ruang terbuka hijau dalam
rangka mencapai manfaat ekologi, sosialogi,
ekonomi dan estetika kota;
4. Pengembangan struktur ruang dan pola
ruang Kota Semarang dengan
mempertimbangkan fungsi nasional dan
regional, pengembangan kawasan
metropolitan Semarang, dan Pengembangan
struktur pelayanan kegiatan Kota
Semarang;
5. Pengembangan sistem transportasi yang
efektif dan efisien, serta terwujudnya sistem
transportasi yang terintegrasi antara moda
transportasi darat (jalan raya dan rel kereta
api), moda laut, dan moda tranportasi
udara. Pengembangan sistem transportasi
diprioritaskan bagi tersedianya moda
transportasi aman, nyaman, cepat dan
pengembangan transportasi masal (mass
rapid transport);
6. Pengembangan sistem jaringan jalan yang
efektif dan efisien sesuai dengan hirarki dan
fungsi jalan, serta terwujudnya sistem
jaringan jalan yang terintegrasi antara
moda transportasi darat (jalan raya dan rel
1. Pemeliharaan lahan bekas galian C, penataan
lahan kritis dan kawasan pantai dan
pengembangan kegiatan perlindungan dan
konservasi, rehabilitasi dan pemulihan
cadangan sumberdaya alam dan
pengendalian polusi.
2. Pemantapan kualitas dan kuantitas
prasarana dan sarana pengelolaan sampah
serta pengembangan kegiatan penanganan
sampah dalam bentuk pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan
dan pemrosesan akhir
3. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Ruang
Terbuka Hijau (RTH);
4. Peningkatan perwujudan struktur tata ruang
yang seimbang antar wilayah melalui :
Pembangunan Jalan Lingkar, Pengembangan
angkutan umum masal, pembangunan
sarana pusat pertumbuhan baru,
penanganan kawasan dan bangunan cagar
budaya serta Pengendalian Pemanfaatan
secara konsisten sesuai rencana tata
ruangdan pengembangan usaha investasi
dalam rangka pemanfataan ruang wilayah
Kota Semarang sesuai dengan rencana tata
ruang
5. Peningkatan fasilitas transportasi (terminal
tipe A, tipe B, tipe C, dan pemberhentian
akhir/stop station); dan peningkatan
perparkiran (on street parking dan off street
parking, pola pergerakan angkutan dan
terminal barang, pengembangan dan
pengelolaan lalu lintas (traffic management)
6. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.9
No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD
kereta api;
7. Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak
huni dan lingkungan yang sehat, aman dan
nyaman, bagi masyarakat yang
berpenghasilan rendah serta terintegrasinya
sarana prasarana permukiman dan
mendorong tercapainya pengelolaan
kawasan perumahan permukiman berbasis
masyarakat;
8. Pengembangan sarana prasarana drainase
dengan pendekatan pengelolaan kawasan
hulu dan hilir dalam suatu daerah
tangkapan air (cathment area) / Daerah
Aliran Sungai yang berfungsi sebagai
penanganan banjir dan Rob serta koordinasi
penanganan terpadu antar wilayah dalam
satu daerah tangkapan air/ Daerah Aliran
Sungai;
9. Pengembangan sumber daya air untuk
penyediaan air yang berkelanjutan,
peningkatan cakupan pelayanan kebutuhan
air bersih serta penanganan sumber daya
air secara terpadu lintas wilayah;
10. Pengembangan fasilitas telekomunikasi
untuk mendukung kota dalam skala
metropolitan;
11. Peningkatan penyediaan energi untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga
dunia usaha dan transportasi
dan prasarana transportasi massal yang
melayani antar kawasan perkotaan, antar dan
intermoda angkutan darat, laut, udara;
7. Pengembangan jalan lingkar tengah (middle
ring road), jalan lingkar luar (outer ring road)
dan jalan radial; Pengembangan
persimpangan tidak sebidang
(overpass,underpass dan flyover)
8. Pengembangan kelengkapan jalan (street
furniture);
9. Perencanaan dan penyediaan lahan serta
pengembangan jalan tol Semarang – Demak;
10. Pemerataan penyediaan sarana dan
prasarana dasar permukiman;
11. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana
sumber daya air guna mengurangi banjir dan
rob (normalisasi sungai, pembangunan dam/
waduk, kolam retensi/ polder, tanggul
pantai);
12. Peningkatan ketersediaan air baku dan
Pengembangan kelembagaan (Badan Air) dan
kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan
antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota;
13. Peningkatan kualitas sarana prasarana
telekomunikasi ke seluruh wilayah;
14. Peningkatan pasokan energi bagi
kepentingan rumah tangga, dunia usaha dan
transportasi serta fasilitasi energi yang
terbarukan.
Misi
5
Mewujudkan
Kesejahteraan
Sosial
Masyarakat
Mewujudkan pembangunan yang diprioritaskan
pada penanggulangan kemiskinan, penanganan
penyandang masalah kesejahteraan sosial,
pengarusutamaan gender dan perlindungan
1. Peningkatan perlindungan dan pemenuhan
hak-hak dasar warga miskin secara adil,
merata, partisipatif, koordinatif, sinergis
dan saling percaya guna mempercepat
1. Penguatan perlindungan dan pemenuhan hak-
hak dasar warga miskin secara adil, merata,
partisipatif, koordinatif, sinergis dan saling
percaya guna mempercepat penurunan jumlah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.10
No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD
anak serta mitigasi bencana, dengan sasaran:
1. Meningkatnya perlindungan dan
pemenuhan hak-hak dasar warga miskin
serta mempercepat penurunan jumlah
warga miskin;
2. Meningkatnya indeks pembangunan
gender, pengarusutamaan gender, serta
perlindungan perempuan dan anak;
3. Berkurangnya penyandang masalah
kesejahteraan sosial;
4. Meningkatkan kualitas penanganan korban
bencana dan mitigasi bencana.
penurunan jumlah warga miskin;
2. Peningkatan sistem pengarusutamaan
gender dengan memperkuat kelembagaan
perempuan dan anak, kesetaraan dan
keadilan gender dalam berbagai bidang
kehidupan serta perlindungan anak, remaja
dan perempuan dari segala bentuk
diskriminasi dan eksploitasi;
3. Pencegahan, Penaggulangan, dan
pengurangan masalah-masalah sosial
dengan meningkatkan pemberdayaan
masyarakat penyandang masalah sosial
seperti fakir miskin, tuna susila,
gelandangan, pengemis, penjudi, korban
napza, penyandang HIV-AIDs,
wanita rawan sosial, lanjut usia, anak
terlantar, anak jalanan, serta keluarga
penyandang masalah sosial/ psikologis;
4. Peningkatan kualitas penanganan korban
bencana dan mitigasi bencana melalui
pengembangan partisipasi masyarakat dan
penyiapan sumberdaya manusia dan sarana
prasarana penanggulangan bencana
warga miskin.
2. Penguatan pengarusutamaan gender melalui
fasilitasi penguatan kelembagaan, kesetaraan
dan keadilan gender dalam berbagai bidang
kehidupan serta perlindungan anak, remaja
dan perempuan dari segala bentuk
diskriminasi dan eksploitasi;
3. Penguatan penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS), lansia, anak
jalanan dan anak terlantar, anak
berkebutuhan khusus korban napza,
penyandang HIV- AIDs, wanita rawan sosial
dan penyandang cacat secara sistematis,
berkelanjutan dan bermartabat melalui
pelayanan panti, non panti maupun rumah
singgah dilandasi rasa kesetiakawanan sosial;
4. Penguatan kesadaran masyarakat tentang
manajemen bencana serta mobilisasi kekuatan
fungsi kelembagaan masyarakat dalam rangka
pengurangan resiko bencana.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.11
4.2. PRIORITAS PEMBANGUNAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Semarang Tahun 2016
merupakan rencana kerja tahunan dalam pencapaian visi dan misi Pemerintah
Kota Semarang dalam RPJMD. Mengingat Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang tahun 2010-2015 berakhir pada tahun
2015, sedangkan RPJMD Kota Semarang tahun 2015-2020 belum ditetapkan,
maka perencanaan pembangunan tahun 2016 yang diwujudkan dalam Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun 2016 disusun dengan
mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025.
Berlandaskan pada pelaksanaan, pencapaian, serta sebagai kelanjutan dari
RPJMD Pertama dan RPJMD Kedua, RPJMD tahun Ketiga diprioritaskan pada
pemantapan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. Hasil ini
terutama yang menekankan pada pencapaian daya saing wilayah dan masyarakat
yang berlandaskan pada keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas,
pelayanan dasar yang makin luas, infrastruktur wilayah yang makin berkualitas,
dan kondusivitas wilayah yang makin mantap serta kemampuan ilmu dan
teknologi yang makin meningkat.
Penyusunan prioritas pembangunan daerah terlebih dahulu dilakukan
identifikasi permasalahan-permasalahan pembangunan daerah yang bersifat
internal maupun eksternal dengan didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai
berikut:
- Kesesuaian dengan dokumen perencanaan,
- Urgensi penanganan isu,
- Kemanfaatan pada hajat hidup masyarakat,
- Kelayakan teknis, dan
- Kesiapan bagi pelaksana kegiatan/usulan.
Selain itu penyusunan prioritas juga perlu memperhatikan Visi dan misi
pembangunan Kota Semarang dalam RPJPD 2005-2020, Isu Strategis Kota
Semarang 2016 serta Prioritas program pembangunan.
Kemampuan keuangan daerah Kota Semarang relatif cukup tinggi
dibandingkan kabupaten/ kota di Provinsi Jawa tengah lainnya, namun hal tersebut belum dapat untuk mendanai seluruh program kegiatan pembangunan
yang akan dilaksanakan Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2016 nantinya. Hal ini mengharuskan disusunnya prioritas pembangunan daerah tahun 2016
dengan mendasarkan pada kriteria-kriteria seperti yang tercantum diatas. Prioritas pembangunan daerah yang tersusun ini nantinya akan menjadi
arah dan pedoman seluruh SKPD dalam menjabarkan program dan kegiatan serta
kebutuhan pendanaan untuk mencapai sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2016.
4.2.1. Isu Strategis dari Permasalahan Pembangunan tahun 2016 yang
Dimunculkan
a. Kajian background study RPJMD 2015-2020
Tahun 2014 merupakan tahun terakhir periode RPJMD Kota Semarang 2010-
2015, sehingga perlu dipersiapkan penyusunan RPJMD 2015-2020 yang
merupakan periode ketiga dari RPJPD Kota Semarang 2005-2025. Penyusunan
RPJMD 2015-2020 ini dilakukan dengan menjadikan rencana pembangunan yang
sudah ada baik di tingkat nasional maupun provinsi sebagai acuan dan arahan
dalam melakukan sebuah proses perencanaan secara terstruktur dan terancang
dengan baik tanpa mengabaikan rencana pembangunan jangka panjang yang
telah dibuat sebelumnya.
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.12
Dalam melakukan penyusunan RPJMD Kota Semarang 2015-2020, terdapat
proses yang harus dilalui sehingga rencana pembangunan yang dihasilkan dapat
memenuhi tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu tahapan kegiatan
dalam penyusunan RPJMD adalah melakukan kajian background study. Tahapan
Background Study ini sendiri merupakan salah satu tahapan penting yang harus
dilakukan.
Dengan mensintesakan berbagai analisis sebelumnya dan juga
memperhatikan apa yang menjadi mandat dalam pembangunan nasional (RPJMN),
pembangunan daerah yakni RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 dan
juga Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang
Tahun 2005-2025 maka dapat ditentukan isu strategis RPJMD Kota Semarang
Tahun 2015-2020.
Terdapat sembilan isu strategis yang bersifat penting dan mendesak untuk
diatasi oleh Pemerintah Kota Semarang dalam lima tahun mendatang (Tahun
2015-2020) yaitu:
1. Peningkatan Kualitas SDM
2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan
3. Peningkatan Pelayanan Pendidikan
4. Pengembangan Sistem Transportasi Berkelanjutan
5. Tata Kelola & Reformasi Birokrasi
6. Peningkatan Infrastruktur, Ekonomi & Daya Saing Daerah
7. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
8. Pengembangan Teknologi dan Informasi
9. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran
Kesembilan isu strategis tersebut selanjutnya akan dijadikan input/
masukan dalam melakukan tahapan penyusunan dokumen RPJMD 2015-2020
selanjutnya.
b. Hasil uraian deskripsi kondisi, potensi, permasalahan, dan prediksi
pembangunan daerah
Dari uraian deskripsi kondisi, potensi, permasalahan, dan prediksi
pembangunan daerah diberbagai bidang pembangunan maka dirumuskan isu-isu
strategis yang muncul sesuai dengan prioritas Pembangunan Daerah Kota
Semarang tahun 2016 yaitu:
Misi 1. Mewujudkan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas
Belum seluruh sarana dan prasarana pendidikan dalam kondisi baik;
Angka Partisipasi Murni/Kasar masih perlu didorong untuk memantapkan
wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun;
Peningkatan minat lulusan SMP untuk melanjutkan ke pendidikan kejuruan
menuntut peningkatan kualitas lulusan dan relevansinya dengan kebutuhan
pasar kerja;
Masih terus dibutuhkan peningkatan kualitas tenaga pendidik di semua jenjang
pendidikan
Masih dibutuhkan peningkatan kualitas pelayanan Jaminan Sosial di bidang
kesehatan
Masih tingginya angka kematian ibu melahirkan dan anak
Masih tingginya angka kesakitan diare dan demam berdarah
Masih diperlukan peningkatan kualitas sarana prasarana bidang kesehatan
terutama yang langsung bersentuhan dengan masyarakat
Misi 2. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan
kehidupan politik yang demokratis dan bertanggung jawab
• Kualitas dan kinerja aparatur pemerintahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat masih perlu ditingkatkan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.13
• Transparansi dan aksesbilitas informasi bagi masyarakat dari proses kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan & pengawasan masih belum optimal
• Masih belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam mendukung
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
• Potensi gangguan stabilitas keamanan sosial dan politik terkait
diselenggarakannya Pemilihan Kepala Daerah tahun 2015
• Peran serta masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
serta evaluasi pembangunan masih perlu ditingkatkan.
• Pengelolaan penyusunan anggaran masih belum optimal, masih terdapat deviasi
antara dokumen perencanaan dengan dokumen anggaran
Misi 3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah
• Masih diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah
dan penggalian sumber-sumber pendapatan lain, dengan memanfaatkan
potensi dan aset yang dimiliki Pemerintah Kota
• Pengembangan sektor ekonomi ungg\ulan daerah
Misi 4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan
Masih terdapat genangan rob di 3.400 hektar wilayah dengan rata-rata lama
genangan 45 menit dan genangan banjir di 8.200 hektar wilayah dengan lama
genangan selama 240 menit saat musim penghujan
Masih terjadinya penurunan tanah hingga mencapai 0-14 cm per tahun
Masih belum optimalnya fungsi drainase kota
Masih tingginya sedimentasi saluran drainase
Masih kurang optimalnya kapasitas pompa / polder air.
Kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam mengelola dan memelihara sistem
drainase
Kurangnya penanganan banjir dari sisi Daerah Aliran Sungai serta daerah hulu
dan pesisir
Masih kurangnya pembangunan aksesbilitas di wilayah pertumbuhan
Masih belum optimalnya kondisi kualitas jalan dan jembatan di Kota Semarang.
Pada tahun 2013 panjang jalan kondisi baik hanya mencapai 49,67% dari
keseluruhan panjang jalan 2.690 km.
Kemampuan PDAM dalam menyediakan air bersih untuk masyarakat di Kota
Semarang masih sangat terbatas
Masih kurangnya ketersediaan Lampu Penerangan Jalan Umum, terutama di
wilayah pertumbuhan.
Jumlah areal pemakaman yang ada di Kota Semarang masih terbatas.
Masih belum optimalnya kualitas layanan dan ketersediaan transportasi massal
yang terintegrasi antar moda.
Pelayanan persampahan masih mencakup 134 kelurahan (75,71%) dari seluruh
wilayah Kota Semarang dengan Pelayanan sampah terangkut baru 80,99% dari
total sampah + 4757,1 m3/hari. Disisi lain daya tampung TPA Jatibarang
sudah tidak mencukupi.
Penataan estetika wajah kota masih memerlukan peningkatan
Misi 5. Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Pelaksanaan jaminan kesehatan bagi warga miskin yang terintegrasi dengan
sistem jaminan kesehatan nasional masih perlu ditingkatkan kualitas
pelayanannya
Masih terdapat rumah-rumah tidak layak huni yang memerlukan penanganan
Pelaksanaan Wajib Belajar 12 tahun masih belum optimal, terutama dari sisi
kualitas dan akses bagi warga miskin
Penyediaan akses pangan bagi warga miskin masih kurang
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.14
Masih diperlukan upaya-upaya peningkatan peluang kerja/usaha bagi
masyarakat miskin dan marginal
Akses pemasaran terhadap usaha produktif warga miskin masih terbatas
Munculnya bonus demografi memerlukan peningkatan kesempatan kerja yang
sesuai dengan kapasitas angkatan kerja yang tersedia
Pemantapan Semarang sebagai kota yang layak untuk anak masih memerlukan
dukungan lebih dari berbagai stakeholder terkait. Penerapan dalam program
kegiatan yang bersentuhan terhadap perkembangan positif anak masih sangat
perlu didorong. Masih diperlukan peningkatan implementasi menuju Kota
Layak Anak, terutama dukungan dari stakeholder terkait
Masih terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
Masih perlu pengoptimalan anggaran yang responsif terhadap gender, terutama
dalam perencanaan dan pelaksanaan APBD
4.2.2. Prioritas Pembangunan Kota Semarang Tahun 2016
Memperhatikan sembilan isu strategis yang muncul di background study
Penyusunan RPJMD 2015-2020, dan dengan mempertimbangkan arah
pembangunan Kota Semarang Tahun 2016 yang tercantum dalam RPJPD Kota
Semarang Tahun 2005-2025 tahap ke III, serta arah kebijakan pembangunan
nasional, maka ditetapkan tujuan pembangunan Kota Semarang tahun 2016
adalah “Penguatan Kualitas Layanan Dasar Melalui Pelaksanaan Pembangunan
Yang Berkelanjutan, Inklusif dan Partisipatif Menuju Kota Semarang Yang
Sejahtera Dan Berbudaya”, yang selaras dengan tema Musrenbang Kota
Semarang Tahun 2016, dengan sasaran pembangunan yaitu
1. Meningkatnya pelayanan dasar bagi masyarakat
2. Meningkatnya sumberdaya manusia yang berkualitas
3. Menurunnya Kemiskinan dan Pengangguran
4. Meningkatnya Ekonomi & Daya Saing Daerah;
5. Meningkatnya kualitas & tata kelola infrastruktur dan transportasi;
6. Meningkatnya kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup;
7. Mantapnya tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan kehidupan
politik yang demokratis dan bertanggung jawab;
8. Mantapnya pengelolaan teknologi dan informasi.
Adapun tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2016 yang ditetapkan
tersebut, diharapkan dapat mendukung pencapaian target dan sasaran
pembangunan nasional melalui target dan sasaran pokok pembangunan Kota
Semarang tahun 2016, yaitu :
a. Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang mencapai 6,05 persen ± 1;
b. Tingkat inflasi Kota Semarang mencapai 7 ± 1 persen;
c. Tingkat kemiskinan Kota Semarang sebesar 16 persen dari jumlah
Penduduk Kota Semarang (sumber dispendukcapil);
d. Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Semarang menjadi 4,5 ± 1 persen.
Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran pembangunan tersebut, maka
Pemerintah Kota Semarang menetapkan arah kebijakan pembangunan Kota
Semarang Tahun 2016, yaitu :
a. Peningkatan pelayanan kebutuhan dasar bagi masyarakat;
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.15
b. Peningkatan sumberdaya manusia seluruh masyarakat Kota Semarang
(bukan hanya aparatur Kota) yang berkualitas guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
c. Peningkatan upaya-upaya untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan
dan pengangguran;
d. Peningkatan kemandirian daya saing ekonomi daerah yang berbasis pada
potensi unggulan daerah;
e. Peningkatan infrastruktur & transportasi terkait kualitas, kuantitas &
aksesibilitas dalam upaya mendukung tata ruang & wilayah yang
berkelanjutan;
f. Peningkatan upaya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
guna mencapai kualitas lingkungan kehidupan yang lebih baik melalui
adaptasi perubahan iklim dan pengurangan resiko bencana;
g. Pemantapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan kehidupan
politik yang demokratis dan bertanggung jawab;
h. Pemantapan pengelolaan teknologi dan informasi dalam upaya mendukung
sinkronisasi dan aksesibilitas terkait proses perencanaan, penganggaran serta
evaluasi pelaksanaan pembangunan.
Adapun strategi pembangunan Kota Semarang Tahun 2016 yang ditempuh
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pelayanan kebutuhan dasar bagi masyarakat melalui upaya
peningkatan kualitas pendidikan, pemantapan aksesibilitas dan derajat
kesehatan masyarakat;
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui upaya Pemantapan Kota
Layak Anak dan Peningkatan Kualitas Pengarusutamaan gender dalam
Pembangunan
3. Meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan dasar warga miskin untuk
memantapkan pemberdayaan ekonominya serta memantapkan penurunan
angka pengangguran;
4. Meningkatkan kemandirian daya saing ekonomi daerah yang berbasis pada
potensi unggulan daerah
5. Meningkatkan Aksesbilitas, Kualitas, Kuantitas Sarana Prasarana Infrastruktur
Wilayah, Utilitas Wilayah serta pengoptimalan sarana dan prasarana
pengendalian banjir dan rob seerta Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai,
Konservasi Kawasan Hulu dan Hilir
6. Melaksanakan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan resiko bencana
melalui antisipasi Pra Bencana, saat Tanggap Darurat, dan penanggulangan
pasca bencana alam
7. Meningkatkan tata kelola pemerintahan melalui akuntabilitas, kompetensi
dan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan,
kualitas pelayanan publik, pengelolaan aset daerah serta pengembangan
sektor wisata;
8. Memantapkan pengelolaan teknologi dan informasi yang terintegrasi dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik.
Strategi pembangunan Kota Semarang dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan daerah dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional,
dijabarkan dalam prioritas dan fokus pembangunan Kota Semarang tahun 2016.
Dan oleh karena saat ini RPJMD Kota Semarang tahun 2015-2020 belum
ditetapkan maka prioritas pembangunan tahun 2016 disusun dengan
mendasarkan pada prioritas Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.16
(RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025 pada periode tahap ketiga yang
ditempuh melalui lima misi perencanaan pembangunan.
Prioritas pembangunan dalam RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2020
tahap III jika disandingkan dengan program prioritas pembangunan daerah (RKPD)
terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2.
Prioritas Pembangunan Nasional
(Nawa Cita)
Prioritas Pembangunan Jawa
Tengah 2016
Prioritas RPJPD Kota Semarang
Tahun ke III (Misi)
1. Menghadirkan kembali negara untuk
melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh
warga negara
2. Membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara
kesatuan
4. Memperkuat kehadiran negara dalam
melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat dan terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia
indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan
daya saing di pasar internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi
dengan menggerakan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebhinekaan dan
memperkuat restorasi sosial indonesia
1. Percepatan pengurangan
kemiskinan dan pengangguran
berdimensi kewilayahan;
2. Peningkatan perekonomian
daerah berbasis potensi unggulan
daerah;
3. Peningkatan kualitas hidup
masyarakat dan perluasan
cakupan layanan sosial dasar;
4. Optimalisasi pembangunan
infrastruktur dan pengembangan
teknologi guna meningkatkan
daya saing daerah;
5. Peningkatan pengendalian
pemanfaatan ruang dalam upaya
pemulihan daya dukung dan daya
tampung lingkungan serta
pengurangan potensi ancaman
bencana;
6. Peningkatan pelayanan publik,
penyelenggaraan tata kelola
pemerintahan dan penciptaan
kondusivitas wilayah.
1. Mewujudkan sumberdaya
manusia Kota Semarang yang
berkualitas
2. Mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik (good
governance) dan kehidupan
politik yang demokratis dan
bertanggung jawab
3. Mewujudkan kemandirian dan
daya saing daerah
4. Mewujudkan tata ruang wilayah
dan infrastruktur yang
berkelanjutan
5. Mewujudkan kesejahteraan
sosial masyarakat
Untuk mencapai misi pembangunan Kota Semarang sesuai RPJPD 2005-
2025 tahap ke III, pada tahun 2016 ini diarahkan pada pemantapan
pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang Program yang dilaksanakan
melalui prioritas-prioritas sebagai berikut:
Misi. 1 Mewujudkan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas,
dengan prioritas pada:
a. Peningkatan Kualitas Pendidikan, yang difokuskan pada:
1) Peningkatan kualitas dan kuantitas ruang kelas SD/MI, SMP/MTs;
2) Peningkatan kualitas sarana prasarana sekolah (mis: toilet,
perpustakaan, tempat olahraga, UKS, lab. IT, laboratorium, dll);
3) Pembelajaran berbasis IT;
4) Pendidikan karakter siswa di sekolah;
5) Penelusuran minat bakat siswa;
6) Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependudukan;
7) Pendidikan Inklusi, PUS;
8) Peningkatan PAUD (peningkatan sarpras PAUD, peningkatan mutu
tenaga pendidik PAUD, pengaturan & penetapan regulasi PAUD);
9) Peningkatan kualitas pendidikan luar sekolah.
b. Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan RSUD, yang difokuskan pada:
1) Pelayanan kesehatan terpadu berbasis IT (terkoneksi antara Puskesmas
dengan Rumah Sakit);
2) Peningkatan sarpras puskesmas, tenaga kesehatan;
3) Standarisasi pelayanan kesehatan di Puskesmas;
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.17
4) Peningkatan sarpras pelayanan RSUD.
5) Rintisan Pembangunan RSUD tipe D khususnya di wilayah
Pengembangan
c. Menuju Semarang Kota Sehat, yang difokuskan pada:
1) Pemantapan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular;
2) Pelayanan Kartu Semarang Sehat yang terintegrasi dengan BPJS;
3) Peningkatan Kepesertaan Masyarakat dalam SJSN, baik dalam SJSN
Kesehatan maupun SJSN Ketenagakerjaaan (Formal dan Informal).
d. Peningkatan Kualitas Hidup Bermasyarakat, yang difokuskan pada:
1) Pengembangan Kemampuan Bahasa Asing di Masyarakat;
2) Peningkatan Harmonisasi Sosial dan Kerukunan Umat Beragama;
3) Revolusi mental masyarakat (Pengembangan budaya kepedulian &
memiliki terhadap Kota)
4) Peningkatan Stabilitas dan Rasa Aman Masyarakat (Pekat, Narkoba)
e. Peningkatan kegiatan & aktivitas kemasyarakatan, yang difokuskan pada:
1) Peningkatan even-even kebudayaan;
2) Fasilitasi kegiatan berbasis komunitas;
3) Peningkatan budaya olahraga & peningkatan prestasi olahraga di
tingkat provinsi dan nasional, dengan arahan kegiatan pada:
- Pembinaan atlit sejak usia dini
- Peningkatan kuantitas & kualitas kompetisi olahraga
- Peningkatan sarana & prasarana Olahraga di Tingkat Kecamatan
- Pengadaan lahan untuk sarpras Olahraga baru
4) Peningkatan Partisipasi Pemuda di Berbagai Bidang Pembangunan
Misi. 2 Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan
kehidupan politik yang demokratis dan bertanggung jawab, dengan prioritas
pada:
a. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan, yang difokuskan pada:
1) Fasilitasi Pemilukada
2) Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan;
3) Kajian Review SOTK (mis termasuk: kajian kelurahan & kecamatan);
4) Kajian Pelimpahan Kewenangan SKPD ke Camat;
5) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber Pendapatan Daerah;
6) Optimalisasi pengelolaan BUMD dan pendayagunaan aset daerah;
7) Rintisan pengembangan pembiayaan pembangunan non konvensional
(mis: KPS, CSR, BOT);
8) Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD;
9) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan daerah termasuk melalui Penguatan Peran Lembaga-
lembaga Kemasyarakatan di tingkat Kelurahan & Kecamatan;
10) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah;
11) Pengembangan sistem penyelenggaran pemerintahan terpadu (single
system untuk semua SIM pelayanan publik), dengan arahan kegiatan:
- integrasi sistem perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
Pembangunan dan SKP
b. Keterbukaan Informasi Publik, yang difokuskan pada:
1) Pengembangan sistem pengaduan & pelaporan masyarakat terpadu;
2) Peningkatan publikasi data dan informasi penyelenggaraan
pembangunan.
c. Peningkatan kualitas SDM Aparatur, yang difokuskan pada:
1) Remunerasi PNS;
2) Peningkatan Kesempatan Belajar pada Jenjang S2;
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.18
3) Pengembangan sistem penilaian kinerja pegawai (anjab).
d. Peningkatan Sarpras dan Pelayanan Publik Berbasis IT, yang difokuskan
pada:
1) Pengembangan pelayanan publik on-line;
2) Peningkatan Penguasaan dan Pemanfaatan IT oleh Masyarakat
terutama untuk mendukung usaha ekonomi produktif.
Misi. 3 Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah, dengan prioritas
pada:
a. Peningkatan Perekonomian Daerah Berbasis Potensi Unggulan Lokal, yang
difokuskan pada:
1) Peningkatan produksi perikanan dan pertanian;
2) Pemberdayaan nelayan dan petani lokal;
3) Pemberdayaan dan Peningkatan daya saing wirausaha, UMKM dan
Koperasi;
4) Pengembangan industri kecil dan menengah;
5) Fasilitasi Pengembangan Daya Saing Ekonomi Kreatif Berbasis Potensi
Lokal;
6) Peningkatan pasar-pasar tradisional;
7) Peningkatan Kualitas Destinasi Wisata dan Daya Saing Wisata
Misi. 4 Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan,
dengan prioritas pada:
a. Peningkatan Infrastruktur, yang difokuskan pada:
1) Pengembangan Wilayah Strategis & Wilayah Pengembangan, dengan
arah kegiatan:
- Pembangunan jalan-jalan baru (pembangunan outer ringroads
Mangkang-Mijen, Peningkatan jalan Jl. Sriwijaya);
- Pengadaan lahan untuk jalan (pengad lahan. outer ringroads,
middle ringroad Srondol – Sekaran);
- Pengadaan lahan untuk ducting utilitas terpadu terutama di jalan-
jalan protokol.
2) Peningkatan Infrastruktur Jalan, dengan arahan kegiatan:
- OM jalan & jembatan;
- Perbaikan jalan rusak sedang, berat;
- Peningkatan sarpras pelengkap jalan (trotoar, PJU, dll).
3) Peningkatan Layanan Air Minum, dengan arahan kegiatan:
- Peningkatan Layanan Air minum bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah
b. Peningkatan dan pengoptimalan sarana dan prasarana pengendalian
banjir dan rob, yang difokuskan pada:
1) Pembangunan Embung dan pengoptimalan Polder;
2) Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Serta Konservasi Kawasan Hulu dan
Hilir
c. Peningkatan Kualitas Wilayah, yang difokuskan pada:
1) Peningkatan RTH (pengadaan lahan RTH baru);
2) Peningkatan Pengelolaan Persampahan (bank sampah, Peningkatan
fungsi TPA Jatibarang)
d. Peningkatan Ekosistem Pesisir dan Laut, yang difokuskan pada:
1) Pengadaan lahan pesisir
2) Konservasi pesisir (pengoptimalan sabuk pantai, mangrove)
e. Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan Hidup, yang difokuskan pada:
1) Pengurangan Resiko Bencana (Tanggap Pra Bencana, Saat Bencana &
Pasca Bencana; Peningkatan Partisipasi Masyarakat);
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.19
2) Adaptasi dampak perubahan iklim (rain-harvesting, biopori, ABT);
3) Pengembangan Ekowisata
f. Pengembangan transportasi massal, yang difokuskan pada:
1) Integrasi antar moda transportasi;
2) Peningkatan layanan Angkutan Massal/ BRT, dengan arahan kegiatan:
- Peningkatan & pengoptimalan shelter bus (memperhatikan difable);
- Peningkatan & pengoptimalan bus;
- Pengoptimalan pelayanan e-ticketing;
- Penambahan & Pengoptimalan koridor BRT
3) Rintisan bus sharing (bus sekolah, bus karyawan)
g. Peningkatan sarpras & manajemen transportasi, dengan fokus kegiatan:
1) Pengoptimalan Terminal;
2) Peningkatan ATCS, rambu, APILL;
3) Peningkatan Pemanfaatan Angkutan Tidak bermotor
Misi. 5 Mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat, dengan prioritas pada:
a. Pemenuhan kebutuhan dasar warga miskin, yang difokuskan pada:
1) Peningkatan kualitas dan aksesbilitas pelayanan kesehatan
(Jamkesmas);
2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana lingkungan permukiman
masyarakat berpenghasilan bagi rendah, dengan arahan kegiatan:
- Pemugaran rumah tidak layak huni;
- Peningkatan Rusunawa;
- Pengoptimalan Pamsimas, Sanitasi Komunal.
3) Peningkatan fasilitasi akses pendidikan dasar dan menengah bagi
warga miskin (beasiswa miskin, kejar paket)
b. Peningkatan Akses Modal & Peralatan bagi Usaha Produktif Warga Miskin,
dengan fokus pada:
1) Pemberdayaan usaha ekonomi produktif warga miskin (Gerdu
kempling);
2) Peningkatan Akses Pasar bagi Usaha Produktif Warga Miskin;
3) Peningkatan Ketrampilan Wirausaha dan Ketrampilan Teknis yang
Mendukung Usaha Ekonomi Produktif Warga Miskin.
c. Pemantapan penurunan angka pengangguran, dengan fokus pada:
1) Mewujudkan masyarakat yang berwirausaha;
2) Peningkatan kapasitas kemampuan tenaga kerja dalam menghadapi
daya saing global;
3) Peningkatan kesempatan kerja;
4) Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja;
5) Peningkatan Sinergitas Tripartit
d. Peningkatan kesetaraan & keadilan gender, dengan fokus pada:
1) Pemberdayaan perempuan dalam Pembangunan
2) Pemantapan Kota Layak Anak (mis: taman bermain, zona aman
sekolah);
3) Perlindungan Perempuan & Anak terhadap kekerasan
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.20
Tabel 4.2.
Keselarasan Program Prioritas Pembangunan
dalam RPJPD 2015-2020 Tahap III dengan Program Prioritas Pembangunan
Daerah dalam RKPD 2016
Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD Prioritas RKPD 2016
Misi 1. Mewujudkan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas
1 Penguatan sistem pengendalian laju
pertumbuhan penduduk persebarannya,
perwujudan keluarga sejahtera dan sistem
administrasi kependudukan yang terintegrasi
a. Peningkatan Kualitas Pendidikan, yang
difokuskan pada:
1) Peningkatan kualitas dan kuantitas
ruang kelas SD/MI, SMP/MTs;
2) Peningkatan kualitas sarana prasarana
sekolah (mis: toilet, perpustakaan,
tempat olahraga, UKS, lab. IT,
laboratorium, dll);
3) Pembelajaran berbasis IT;
4) Pendidikan karakter siswa di sekolah;
5) Penelusuran minat bakat siswa;
6) Peningkatan kualitas tenaga pendidik
dan tenaga kependudukan;
7) Pendidikan Iklusi, PUS;
8) Peningkatan PAUD (peningkatan sarpras
PAUD, peningkatan mutu tenaga
pendidik PAUD, pengaturan &
penetapan regulasi PAUD);
9) Peningkatan kualitas pendidikan luar
sekolah.
b. Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan
RSUD, yang difokuskan pada:
1) Pelayanan kesehatan terpadu berbasis
IT (terkoneksi antara Puskesmas dengan
Rumah Sakit);
2) Peningkatan sarpras puskesmas, tenaga
kesehatan;
3) Standarisasi pelayanan kesehatan di
Puskesmas;
4) Peningkatan sarpras pelayanan RSUD.
c. Menuju Semarang Kota Sehat, yang
difokuskan pada:
1) Pemantapan Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular;
2) Pelayanan Kartu Semarang Sehat yang
terintegrasi dengan BPJS;
3) Peningkatan Kepesertaan Masyakarat
dalam SJSN, baik dalam SJSN
Kesehatan maupun SJSN
Ketenagakerjaaan (Formal dan Informal).
d. Peningkatan Kualitas Hidup
Bermasyarakat, yang difokuskan pada:
1) Pengembangan Kemampuan Bahasa
Asing di Masyarakat;
2) Peningkatan Harmonisasi Sosial dan
Kerukunan Umat Beragama;
3) Revolusi mental masyarakat
(Pengembangan budaya kepedulian &
memiliki terhadap Kota)
4) Peningkatan Stabilitas dan Rasa Aman
Masyarakat (Pekat, Narkoba)
e. Peningkatan kegiatan & aktivitas
kemasyarakatan, yang difokuskan pada:
1) Peningkatan even-even kebudayaan;
2 Fasilitasi Penguatan lapangan kerja/berusaha
kesejahteraan, perlindungan dan kualitas tenaga
kerja yang mampu bersaing di era global
3 Penguatan pemerataan akses dan mutu
pendidikan dasar 9 tahun dan peningkatan
wajar 12 tahun didukung oleh sarana/prasarana
yang memadai, dan tenaga pendidik/
kependidikan yang profesional serta
pengembangan tatakelola pendidikan berstandar
nasional dan atau internasional.
4 Peningkatan pelayanan, aksesibilitas dan sarana
prasarana perpustakaan berbasis teknologi
informasi yang dapat berfungsi untuk
mencerdaskan masyarakat
5 Penguatan jangkauan, dan mutu pelayanan
kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan
perseorangan/ rujukan berskala rumah sakit,
pengembangan profesionalisme dan kompetensi
tenaga kesehatan yang didukung dengan sarana
prasarana yang memadahi serta terwujudnya
jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
yang menyeluruh
6 Penguatan peran pemuda dan organisasi
kepemudaan dalam mendukung sikap dan
perilaku kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan
kreativititas serta wawasan kebangsaan dan
cinta tanah air guna meningkatkan partisipasi
dalam pembangunan
7 Penguatan pembudayaan olahraga masyarakat
dan fasilitasi olahraga prestasi jangka panjang
yang didukung sarana prasarana olahraga yang
memadahi
8 Penguatan dan fasilitasi pengembangan dan
perlindungan serta pelestarian seni dan budaya
tradisional, bangunan bersejarah serta benda
cagar budaya dalam rangka memperkuat
identitas dan jati diri masyarakat.
9 Penguatan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan ajaran agama/kepercayaan melalui
pemeliharaan kerukunan hubungan antar dan
inter umat beragama serta fasilitasi peningkatan
sarana prasarana peribadatan
10 Pengembangan hasil penelitian dan aplikasi
iptek yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat luas termasuk industri yang di
dukung oleh peningkatan kualitas sumberdaya
manusia dalam penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam berbagai bidang
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.21
Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD Prioritas RKPD 2016
2) Fasilitasi kegiatan berbasis komunitas;
3) Peningkatan budaya olahraga &
peningkatan prestasi olahraga di tingkat
provinsi dan nasional, dengan arahan
kegiatan pada:
- Pembinaan atlit sejak usia dini
- Peningkatan kuantitas & kualitas
kompetisi olahraga
- Peningkatan sarana & prasarana
Olahraga di Tingkat Kecamatan
- Pengadaan lahan untuk sarpras
Olahraga baru
4) Peningkatan Partisipasi Pemuda di
Berbagai Bidang Pembangunan
Misi 2. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan kehidupan politik
yang demokratis dan bertanggung jawab
1 Penguatan pemahaman politik untuk
mewujudkan budaya politik demokratis yang
santun dan partisipasi politik yang didukung
oleh infra dan supra struktur politik yang
sehat.
a. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan,
yang difokuskan pada:
1) Peningkatan Transparansi dan
Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan;
2) Kajian Review SOTK (mis termasuk:
kajian kelurahan & kecamatan);
3) Kajian Pelimpahan Kewenangan SKPD
ke Camat;
4) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber
Pendapatan Daerah;
5) Optimalisasi pengelolaan BUMD dan
pendayagunaan aset daerah;
6) Rintisan pengembangan pembiayaan
pembangunan non konvensional (mis:
KPS, CSR, BOT);
7) Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD;
8) Peningkatan partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan
daerah;
9) Peningkatan Kinerja Pengelolaan
Keuangan Daerah;
10) Pengembangan sistem penyelenggaran
pemerintahan terpadu (single system
untuk semua SIM pelayanan publik),
dengan arahan kegiatan:
- integrasi sistem perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan
Pembangunan dan SKP
b. Keterbukaan Informasi Publik, yang
difokuskan pada:
1) Pengembangan sistem pengaduan &
pelaporan masyarakat terpadu;
2) Peningkatan publikasi data dan
informasi penyelenggaraan
pembangunan.
c. Peningkatan kualitas SDM Aparatur, yang
difokuskan pada:
1) Remunerasi PNS;
2) Peningkatan Kesempatan Belajar pada
Jenjang S2;
3) Pengembangan sistem penilaian kinerja
pegawai (anjab).
d. Peningkatan Sarpras dan Pelayanan
Publik Berbasis IT, yang difokuskan pada:
1) Pengembangan pelayanan publik on-line;
2) Peningkatan Penguasaan dan
2 Penguatan sistem dan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai
dengan prinsip-prinsip good governance yang
didukung penerapan e-government menuju e-
city.
3 Penguatan kerjasama daerah dengan berbagai
pihak baik tingkat lokal, nasional maupun
internasional
4 Penguatan sumber-sumber pendapatan daerah
yang potensial dan kreatif dengan tidak
membebani rakyat serta dikelola sesuai dengan
prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang
efisien, efektif, transparan dan akuntable
5 Penguatan budaya kerja aparatur yang
profesional, bersih, beretika, dan berwibawa
serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam
rangka menunjang tata pengelolaan
pemerintahan yang baik yang didukung oleh
kelembagaan dan ketatalaksanaan serta Sistem
Informasi Manajemen kepegawaian yang
transparan dan akuntabel
6 Penguatan sistem dan akses pelayanan publik
melalui peningkatan kompetensi sesuai
kewenangan pada bidang pelayanan dasar dan
penunjang berbasis teknologi informatika guna
mewujudkan pelayanan prima
7 Penguatan upaya perlindungan masyarakat
untuk menjaga dan memelihara keamanan,
ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta
kerukunan masyarakat dalam rangka
mewujudkan terjaminnya keamanan dan
ketertiban umum dan tegaknya hukum serta
terselenggaranya perlindungan dan pengayoman
terhadap masyarakat yang didukung oleh
sarana prasarana keamanan dan ketertiban
yang memadahi.
8 Penguatan dan sinkronisasi, harmonisasi
produk-produk hukum pusat dan daerah sesuai
dengan rasa keadilan dan dinamika masyarakat
serta pengembangan kesadaran masyarakat
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.22
Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD Prioritas RKPD 2016
dan aparat penegak hukum dalam rangka
meningkatkan kepastian hukum dan HAM
Pemanfaatan IT oleh Masyarakat
terutama untuk mendukung usaha
ekonomi produktif. 9 Penguatan komunikasi timbal balik antara
pemerintah dan pemangku kepentingan yang
mendorong terwujudnya masyarakat yang
responsif terhadap informasi yang didukung
oleh keterbukaan informasi publik yang
bertangung jawab
Misi 3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah
1 Peningkatan struktur perekonomian daerah
melalui pengembangan potensi, produk
unggulan daerah, BUMD, dan aset-aset daerah
a. Peningkatan Perekonomian Daerah
Berbasis Potensi Unggulan Lokal, yang
difokuskan pada:
1) Peningkatan produksi perikanan dan
pertanian;
2) Pemberdayaan nelayan dan petani lokal;
3) Pemberdayaan dan Peningkatan daya
saing wirausaha, UMKM dan Koperasi;
4) Pengembangan industri kecil dan
menengah;
5) Fasilitasi Pengembangan Daya Saing
Ekonomi Kreatif Berbasis Potensi Lokal;
6) Peningkatan pasar-pasar tradisional;
7) Peningkatan Kualitas Destinasi Wisata
dan Daya Saing Wisata
2 Penguatan sektor perindustrian guna
menghasilkan produk yang mempunyai
keunggulan komparatif dan kompetitif dan
penguatan kapasitas kelembagaan
3 Penguatan koperasi dan UMKM yang
berorientasi pasar dan pengembangan ekonomi
lokal; serta penguatan fungsi lembaga keuangan
daerah
4 Penguatan kelembagaan lokal dalam rangka
kerja sama dan kemitraan strategis pada sektor-
sektor unggulan daerah yang mendukung
peningkatan daya saing dan pertumbuhan
ekonomi
5 Penguatan kelembagaan agribisnis guna
menjamin petersediaan pangan dalam rangka
Pemantapan swasembada pangan dan ekspor.
6 Penguatan kelembagaan agribisnis perikanan
guna menjamin ketersediaan pangan dalam
rangka Pemantapan swasembada pangan dan
ekspor.
7 Penguatan instrumen regulasi pemanfaatan Air
Bawah Tanah (ABT) dan bahan galian C
8 Penguatan akses pasar baik domestik maupun
global untuk memacu pertumbuhan ekonomi
yang dinamis dalam rangka memperluas
kesempatan kerja dan Perwujudan Pasar
Tradisional Modern.
9 Penguatan kualitas dan pemasaran pariwisata
melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan,
obyek wisata dan sarana-prasarana pendukung.
Misi 4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan
1. Pemeliharaan lahan bekas galian C, penataan
lahan kritis dan kawasan pantai dan
ppengembangan kegiatan perlindungan dan
konservasi, rehabilitasi dan pemulihan
cadangan sumberdaya alam dan pengendalian
polusi.
a. Peningkatan Infrastruktur, yang
difokuskan pada:
1) Pengembangan Wilayah Strategis &
Wilayah Pengembangan, dengan arah
kegiatan:
- Pembangunan jalan-jalan baru
(pembangunan outer ringroads
Mangkang-Mijen, Peningkatan jalan
Jl. Sriwijaya);
- Pengadaan lahan untuk jalan
(pengad lahan. outer ringroads,
middle ringroad Srondol – Sekaran);
- Pengadaan lahan untuk ducting
utilitas jalan.
2) Peningkatan Infrastruktur Jalan, dengan
2. Pemantapan kualitas dan kuantitas prasarana
dan sarana pengelolaan sampah serta
pengembangan kegiatan penanganan sampah
dalam bentuk pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan
akhir.
3. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Ruang
Terbuka Hijau (RTH).
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.23
Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD Prioritas RKPD 2016
4. Peningkatan fasilitas transportasi (terminal tipe
A, tipe B, tipe C, dan pemberhentian akhir/stop
station); dan peningkatan perparkiran (on street
parking dan off street parking, pola pergerakan
angkutan dan terminal barang, pengembangan
dan pengelolaan lalu lintas (traffic management)
arahan kegiatan:
- OM jalan & jembatan;
- Perbaikan jalan rusak sedang, berat;
- Peningkatan sarpras pelengkap jalan
(trotoar, PJU, dll).
3) Peningkatan Layanan Air Minum,
dengan arahan kegiatan:
- Peningkatan Layanan Air minum bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
b. Peningkatan dan pengoptimalan
sarana dan prasarana pengendalian
banjir dan rob, yang difokuskan pada:
1) Pembangunan Embung dan
pengoptimalan Polder;
2) Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Serta
Konservasi Kawasan Hulu dan Hilir
c. Peningkatan Kualitas Wilayah, yang
difokuskan pada:
1) Peningkatan RTH (pengadaan lahan RTH
baru);
2) Peningkatan Pengelolaan Persampahan
(bank sampah, Peningkatan fungsi TPA
Jatibarang)
d. Peningkatan Ekosistem Pesisir dan Laut,
yang difokuskan pada:
1) Pengadaan lahan pesisir
2) Konservasi pesisir (pengoptimalan sabuk
pantai, mangrove)
e. Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan
Hidup, yang difokuskan pada:
1) Pengurangan Resiko Bencana (Tanggap
Pra Bencana, Saat Bencana & Pasca
Bencana; Peningkatan Partisipasi
Masyarakat);
2) Adaptasi dampak perubahan iklim (rain-
harvesting, biopori, ABT);
3) Pengembangan Ekowisata
f. Pengembangan transportasi massal, yang
difokuskan pada:
1) Integrasi antar moda transportasi;
2) Peningkatan layanan Angkutan Massal/
BRT, dengan arahan kegiatan:
- Peningkatan & pengoptimalan shelter
bus (memperhatikan difable);
- Peningkatan & pengoptimalan bus;
- Pengoptimalan pelayanan e-ticketing;
- Penambahan & Pengoptimalan koridor
BRT
3) Rintisan bus sharing (bus sekolah, bus
karyawan)
g. Peningkatan sarpras & manajemen
transportasi, dengan fokus kegiatan:
1) Pengoptimalan Terminal;
2) Peningkatan ATCS, rambu, APILL;
3) Peningkatan Pemanfaatan Angkutan
Tidak bermotor
5. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana transportasi massal yang melayani
antar kawasan perkotaan, antar dan intermoda
angkutan darat, laut, udara.
6. Peningkatan perwujudan struktur tata ruang
yang seimbang antar wilayah melalui:
Pembangunan Jalan Lingkar, Pengembangan
angkutan umum masal, pembangunan sarana
pusat pertumbuhan baru, penanganan kawasan
dan bangunan cagar budaya serta Pengendalian
Pemanfaatan secara konsisten sesuai rencana
tata ruangdan pengembangan usaha investasi
dalam rangka pemanfataan ruang wilayah Kota
Semarang sesuai dengan rencana tata ruang.
7 Pengembangan jalan lingkar tengah (middle ring
road), jalan lingkar luar (outer ring road) dan
jalan radial; Pengembangan persimpangan tidak
sebidang (overpass,underpass dan flyover)
8. Pengembangan kelengkapan jalan (street
furniture).
9 Perencanaan dan penyediaan lahan serta
pengembangan jalan tol Semarang - Demak
10 Pemerataan penyediaan sarana dan prasarana
dasar permukiman.
11 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana
sumber daya air guna mengurangi banjir dan
rob (normalisasi sungai, pembangunan dam/
waduk, kolam retensi/ polder, tanggul pantai).
12 Peningkatan ketersediaan air baku dan
Pengembangan kelembagaan (Badan Air) dan
kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan antara
Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota.
13 Peningkatan kualitas sarana prasarana
telekomunikasi ke seluruh wilayah
14 Peningkatan pasokan energi bagi kepentingan
rumah tangga, dunia usaha dan transportasi
serta fasilitasi energi yang terbarukan
Misi 5. Mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat
1 Penguatan perlindungan dan pemenuhan hak-
hak dasar warga miskin secara adil, merata,
partisipatif, koordinatif, sinergis dan saling
percaya guna mempercepat penurunan jumlah
a. Pemenuhan kebutuhan dasar warga
miskin, yang difokuskan pada:
1) Peningkatan kualitas dan aksesbilitas
pelayanan kesehatan (Jamkesmas);
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.24
Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD Prioritas RKPD 2016
warga miskin. 2) Peningkatan kualitas sarana dan
prasarana lingkungan permukiman
masyarakat berpenghasilan bagi rendah,
dengan arahan kegiatan:
- Pemugaran rumah tidak layak huni;
- Peningkatan Rusunawa;
- Pengoptimalan Pamsimas, Sanitasi
Komunal.
3) Peningkatan fasilitasi akses pendidikan
dasar dan menengah bagi warga miskin
(beasiswa miskin, kejar paket)
b. Peningkatan Akses Modal & Peralatan bagi
Usaha Produktif Warga Miskin, dengan
fokus pada:
1) Pemberdayaan usaha ekonomi produktif
warga miskin (Gerdu kempling);
2) Peningkatan Akses Pasar bagi Usaha
Produktif Warga Miskin;
3) Peningkatan Ketrampilan Wirausaha
dan Ketrampilan Teknis yang
Mendukung Usaha Ekonomi Produktif
Warga Miskin.
c. Pemantapan penurunan angka
pengangguran, dengan fokus pada:
1) Mewujudkan masyarakat yang
berwirausaha;
2) Peningkatan kapasitas kemampuan
tenaga kerja dalam menghadapi daya
saing global;
3) Peningkatan kesempatan kerja;
4) Peningkatan kompetensi dan
produktivitas tenaga kerja;
5) Peningkatan Sinergitas Tripartit
d. Peningkatan kesetaraan & keadilan
gender, dengan fokus pada:
1) Pemberdayaan perempuan dalam
Pembangunan
2) Pemantapan Kota Layak Anak (mis:
taman bermain, zona aman sekolah);
3) Perlindungan Perempuan & Anak
terhadap kekerasan
2 Penguatan pengarusutamaan gender melalui
fasilitasi penguatan kelembagaan, kesetaraan
dan keadilan gender dalam berbagai bidang
kehidupan serta perlindungan anak, remaja
dan perempuan dari segala bentuk diskriminasi
dan eksploitasi.
3 Penguatan penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS), lansia, anak
jalanan dan anak terlantar, anak berkebutuhan
khusus korban napza, penyandang HIV- AIDs,
wanita rawan sosial dan penyandang cacat
secara sistematis, berkelanjutan dan
bermartabat melalui pelayanan panti, non panti
maupun rumah singgah dilandasi rasa
kesetiakawanan sosial.
4 Penguatan kesadaran masyarakat tentang
manajemen bencana serta mobilisasi kekuatan
fungsi kelembagaan masyarakat dalam rangka
pengurangan resiko bencana