Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Garuda Wisnu Kencana Cultural Park (GWK Cultural Park) merupakan sebuah
taman budaya yang terletak di Ungasan, Kota Badung, Bali. GWK pertama kali
digagasi oleh I Nyoman Nuarta pada tahun 1998. Sebuah patung Garuda Wisnu
Kencana dengan tinggi 120 meter, berdiri megah sejak tanggal 22 September 2018
di GWK Cultural Park seluas 60 Ha. Patung tersebut menjadi salah satu daya tarik
tujuan wisata, sehingga banyak wisatawan lokal maupun manca negara
mengunjungi GWK Cultural Park untuk melihat secara langsung sekaligus
menikmati keindahan warisan seni budaya Bali. Berbagai kegiatan dapat dilakukan
di GWK Cultural Park, seperti berfoto di Plaza Kura-Kura, Plaza Wisnu, Plaza
Garuda, Lotus Pond, bermain segway dan skutis di Festival Park. Selain itu,
pengunjung juga dapat menonton film animasi di Garuda Cinema dan menyaksikan
pertunjukan seni budaya Bali di amphitheater dan di venue lainnya sesuai jadwal
yang telah ditentukan (https://www.gwkbali.com/aboutus/ diakses pada 18
November 2019 pukul 22.00 WITA).
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada tanggal 14 November
2019 dan 14 Januari 2020 di GWK Cultural Park, ditemukan permasalahan
mengenai signage. Penulis memasuki kawasan utama GWK Cultural Park melalui
gate 4 menuju Lotus Pond. Sesampainya di area Lotus Pond, penulis menemukan
directional sign di dua titik yang menunjukkan informasi arah ke pintu keluar,
2
toilet, dan ATM. Sementara itu, dari Lotus Pond penulis berkeinginan pergi menuju
lokasi Plaza Kura-Kura. Namun, di Lotus Pond penulis tidak dapat menemukan
directional sign maupun orientation sign yang menampilkan informasi menuju
venue Plaza Kura-Kura maupun ke fasilitas dan tempat lainnya. Memerlukan waktu
yang tidak sebentar untuk mencari lokasi tujuan di bagian kawasan utama yang
memiliki luas 55 Ha dan pandangan yang terhalang oleh batuan kapur tinggi. Di
samping itu, penulis menjumpai sebagian signage yang tidak menunjukkan
kesatuan desain dengan signage lainnya. Beberapa signage menggunakan kayu
multiplek yang ditempelkan cetakan kertas yang sudah terlihat bergelombang dan
memudar, sehingga mengurangi keterbacaannya. Terdapat posisi signage yang
terhalang sebuah tiang selasar dan beberapa keterangan fasilitas sudah mulai lepas.
Menurut Gibson (2009) directional sign harus mudah teridentifikasi oleh user dan
menampilkan pesan yang jelas, merepresentasikan citra dari tempat tersebut, serta
mencangkup informasi petunjuk arah ke seluruh lokasi fasilitas.
Menurut Agung Kompyang Gede selaku Industrial Relation Manager
GWK Cultural Park, pengunjung GWK Cultural Park diestimasikan sekitar 3000
hingga 5000 pengunjung setiap harinya. Berdasarkan padatnya pengunjung setiap
hari dengan minimnya signage dan beberapa permasalahan signage yang penulis
paparkan di atas, maka dibutuhkan perancangan ulang signage di GWK Cultural
Park. Diharapkan dengan dilakukannya perancangan ulang signage GWK Cultural
Park, wisatawan dapat lebih mudah bernavigasi sehingga mereka dapat menikmati
seluruh kegiatan dan keindahan warisan seni budaya Bali dengan aman dan
nyaman.
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka rumusan masalah
yang penulis tetapkan adalah:
1. Bagaimana merancang ulang signage di Garuda Wisnu Kencana Cultural
Park?
1.3. Batasan Masalah
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, penulis membuat batasan masalah. Tujuannya
supaya pembahasan perancangan ini terfokus dan teratur. Pembatasan masalah
perancangan ini adalah:
1. Segmentation
a. Segmentasi Demografis dari perancangan ini adalah pria maupun wanita
dengan rentang usia 25-35 tahun dengan pendapatan atas (SES A).
b. Segmentasi Geografis dari perancangan ini ditujukan kepada wisatawan
internasional sebagai target primer dan wisatawan domestik sebagai target
sekunder.
c. Segmentasi Psikografis dari perancangan ini adalah masyarakat yang
menyukai kegiatan traveling yang disertai dengan ketertarikan dalam seni
budaya Bali.
2. Targeting
Target dalam perancangan ini adalah seluruh pengunjung yang berada di
kawasan GWK Cultural Park yang membutuhkan petunjuk arah dan
informasi.
4
3. Positioning
Positioning perancangan signage diposisikan sebagai petunjuk arah bagi
pengunjung GWK Cultural Park dan sebagai penguat identitas GWK Cultural
Park.
4. Media
Media utama dalam perancangan signage di GWK Cultural Park adalah
identificational sign, directional sign, regulatory sign, dan orientation sign.
1.4. Tujuan Tugas Akhir
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis tetapkan, maka tujuan penulisan Tugas
Akhir ini adalah merancang ulang signage di GWK Cultural Park untuk
meningkatkan fungsi dan kebutuhan signage, sehingga mempermudah pengunjung
bernavigasi di kawasan GWK Cultural Park.
1.5. Manfaat Tugas Akhir
Tugas Akhir ini memiliki manfaat yang dapat berguna bagi beberapa pihak:
1. Bagi Penulis, berkesempatan merealisasikan ilmu yang penulis dapatkan
selama masa perkuliahan maupun kerja magang, sehingga dapat lebih
mendalami proses perancangan signage yang dapat berfungsi dengan efektif
dan juga mengasah pola pikir penulis dalam mewujudkan ide kreatif terhadap
perancangan signage.
2. Bagi orang lain, dapat memberikan kemudahan bernavigasi dalam pencarian
fasilitas dan mendapatkan informasi yang mudah diakses di kawasan GWK
Cultural Park.
5
3. Bagi Universitas, menjadi referensi yang mampu memberikan uraian proses
perancangan signage kepada mahasiswa lainnya yang berencana untuk
mengangkat topik sejenis maupun digunakan dalam keperluan akademis
lainnya.