Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Vans merupakan perusahaan sepatu yang didirikan pada tanggal 16 Maret 1966
oleh Paul Van Doren dan Jim Van Doren serta dua rekannya bernama Gordon Lee
dan Serge Delia.Didirikan pertama kali di 704 E.Broadway, Anaheim,
Californiayang dapat dilihat pada gambar 1.1. The Van Doren Rubber Company
merupakan nama perusahaan pertama kali sebelum berganti menjadi Vans.
Beberapa produk yang telah di produksi oleh Vans di antaranya sepatu dengan
seri Authentic, SK8Hi, dan Old Skool serta Era yang menjadi best seller, Clothing
berupa T-shirt, shirt, jacket, jeans, pants, tanks hingga shorts, dan Accessories
berupa topi, tas, sabuk, dompet, kaos kaki, kacamata hingga shoe care.
Gambar 1.1 Toko Pertama Vans
Sumber: www.sneakersholic.com (diakses 21 Februari 2019)
Pada pagi di hari pertama, 12 pelanggan membeli sepatu yang membuat
langsung di hari itu juga dan siap untuk diambil di sore hari. Ketika itu nama
series sepatu pertama mereka The Vans #44 deck shoes, yang sekarang dikenal
sebagai Authentic. Yang dapat dilihat pada gambar 1.2 & 1.3.
2
Gambar 1.2 Produksi Pertama Vans
Sumber: www.sneakersholic.com (diakses 21 Februari 2019)
Gambar 1.3 Vans Authentic
Sumber: www.kumparan.com (diakses 21 Februari 2019)
Pada saat itu pemain skateboard di Southern California pada awal tahun
1970 hampir semuanya menyukai dan memakai sepatu Vans, dan pada tahun
1975, Vans #95 atau yang sekarang dikenal sebagai Vans Era dirancang oleh
Tony Alva dan Stacy Peralta. Dengan bagian kerah yang empuk dan kombinasi
warna yang berbeda Vans Era menjadi sepatu pilihan bagi generasi pemain
skateboard pada masa itu, yang dapat dilihat pada gambar 1.4.
3
Gambar 1.4 Vans Era
Sumber: www.kumparan.com (diakses 21 Februari 2019)
Pada tahun 1979, Vans memperkenalkan #44 Shoe atau yang sekarang
dikenal dengan Vans Slip-on, dan dengan bantuan pemain skateboard dan
pengendara BMX, Vans Slip-On menjadi sesuatu yang booming di Southern
California. dan pada akhir tahun 1970-an, Vans ekspansi store mereka dengan
memiliki 70 toko di California dan menjual melalui dealer-dealer sepatu baik
secara nasional maupun internasional.
Gambar 1.5 Vans Slip-On
Sumber: www.sneakersholic.com (diakses 21 Februari 2019)
Pada tahun 1980-an, Paul Van Doren mulai mengambil peran yang lebih
kecil dalam kegiatan perusahaannya. Selama periode ini, Vans mulai membuat
sepatu untuk beberapa olahraga seperti baseball, basketball, wrestling sampai
skydiving untuk mencoba bersaing dengan perusahaan-perusahaan sepatu lainnya.
4
Vans Slip-Ons yang dapat dilihat pada gambar 1.5. Mendapat perhatian
dan daya tarik internasional ketika mereka dipakai oleh Sean Penn pada 1982,
film ikon anak muda pada kala itu "Fast Times at Ridgemont High" Meskipun
Vans sepatu yang laris manis, berbagai macam polemik yang dihadapi seperti
produk yang diproduksi sangat besar dan menyerap sumber daya yang besar,
manajemen perusahaan yang kurang baik memaksa Vans memiliki hutang yang
besar dan mengalami kebangkrutan pada tahun 1983.
Gambar 1.6 Vans Classic Slip-On
Sumber: www.kumparan.com (diakses 21 Februari 2019)
Hanya berselang tiga tahun dari kebangkrutannya, Vans telah membayar
kembali semua kreditur dan keluar dari kebangkrutannya. dan pada tahun 1988
pemilik asli Vans menjual ke sebuah perusahaan investasi perbankan, dan dengan
dukungan finansial pemilik baru, Vans memperluas dan meningkatkan
eksistensinya di seluruh dunia.
Vans mulai manufaktur sepatu di luar negeri pada tahun 1994,
memungkinkan untuk pengembangan gaya sepatu baru, dan ekspansi besar-
besaran mulai dilakukan. Vans mulai merajai action sport industri di dunia
dengan mensponsori inaugural Triple Crown of skateboarding dengan
eventskateboarding, BMX, surfing, wakeboarding, snowboarding, motocross and
super cross.
Vans diakui oleh Forbes pada tahun 2000 dan kemudian tahun 2001
mendapatkan penghargaan serupa sebagai “America’s Best Small Companies”.
Pada tahun 2001 Vans pembiayaan produksi Film Dogtown and Z-Boys, Stacy
5
Peralta telibat pada Film itu. Film ini menyabet penghargaan Audience Award dan
the Best Director Award pada ajang Sundance Film Festival. Film diceritakan
oleh Sean Penn. ditahun yang sama Vans membeli dan membuat event the Vans
Warped Tour, dan merajai event action sports and music festival Amerika.
Pada tahun 2004 Vans membuat sistem pembelian Vans Customs di
www.vans.com, memungkinkan calon pembeli bisa merancang sendiri classic
slip-ons dengan ratusan warna dan pola yang bisa dipilih sendiri. Vans kemudian
membuat event skateboard bowl contest terbaik, Pro-tec Pool Party 2005 yang
berlangsung di the replica of the legendary Combi Bowl di Vans Skate Park di the
Block at Orange. Pada tahun yang sama, Vans Warped Tour menarik lebih dari
680.000 penggemar punk selama musim panas. menempatkannya sebagai running
konser series terpanjang di Amerika. kemudian Vans mengadopsi sebuah konsep
baru dalam kontes skateboard street dengan Vans Downtown Showdown,
diselenggarakan di Universal Studios pada Hari Buruh.
Vans terus berinovasi dan mengembangkan bisnisnya dan menjadi salah
satu Industri yang besar di dunia, dan bisa dikatakan sejajar dengan Nike, adidas
dan industri besar lainnya.dan ini berawal dari hal kecil dan mimpi yang besar.
1.2 Latar Belakang Penelitian
Sepatu merupakan alas kaki yang bersifat universal. Sepatu dapat digunakan saat
berolahraga, bekerja, acara resmi, atau sekedar menjadi pemanis penampilan
ketika kita sedang bepergian. Sepatu juga menjadi alas kaki yang dapat
melindungi kaki kita secara kelesuruhan, mulai dari telapak kaki sampai dengan
mata kaki. Sepatu pun bermacam-macam jenisnya, tergantung dari tujuan
penggunaan sepatu itu sendiri. Produk industri sepatu juga sangat kompetitif
dalam jenis/bentuk misalnya sepatu running, sepatu pantofel, sepatu boot, sepatu
futsal, sepatu sneakers, high heels, flat shoes, wedges, dan lainnya ditambah
dengan keberagaman warna yang bermacam-macam, kecanggihan teknologi, dan
merek sebagai pembeda suatu brand image tentunya. Selain fungsi pertimbangan
memilih sepatu berdasarkan merek bisa karena sejarahnya atau kesesuaian dengan
pribadi kita dalam memilih merek sepatu misalnya, kita suka dengan extreme
6
sport, street style cenderung memilih sepatu merek Vans, DC atau Converse.
Untuk yang suka olahraga atau agar terlihat lebih sporty akan cenderung memilih
sepatu merek Asics, New Balance, Adidas, Nike (www.sneakers.co.id; diakses 28
Maret 2019). Sepatu – sepatu bermerek yang beredar luas dipasaran industri di
Indonesia sekarang ini berasal baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Akan
tetapi, dengan tingkatan harga yang tinggi, tidak semua orang mampu membeli
produk dari brand mewah tersebut, hal ini yang melatar belakangi maraknya
produk palsu di Indonesia.
Tingginya minat konsumen terhadap brand mewah seringkali berbenturan
dengan kemampuan finansial, sehingga bagi individu yang tetap ingin
mengasosiasikan dirinya terhadap produk mewah, produk kw menjadi alternatif.
Berdasarkan data dari (www.merdeka.com; diakses 28 Maret 2019) di Indonesia
banyak barang palsu kualitas rendah atau biasa disebut kw beredar di pasaran.
Setidaknya, 40 persen produk yang ada di pasar Indonesia diisi oleh produk kw.
Terdapat banyak produk lokal yang menjual produk dengan kualitas dan fungsi
yang sama dan harga yang mungkin sama dengan harga produk kw, namun tetap
saja masih banyak yang memilih mengonsumsi produk kw.
Produk yang melanggar merek dagang, pelanggaran hak cipta, peniruan
kemasan, label dan merek merupakan bagian dari pemalsuan. Produk palsu atau
produk tiruan ataupun yang sering dikenal dengan produk kw di Indonesia kerap
menjadi permasalahan yang masih belum dapat diselesaikan secara tuntas. Perlu
diketahui istilah produk kw merupakan sebuah istilah yang menunjukkan bahwa
barang tersebut adalah barang palsu. Belum ada definisi yang secara resmi
mendefinisikan mengenai produk kw ini. Namun, pada masyarakat Indonesia
sebutan yang paling sering digunakan adalah kw. Sepatu palsu juga memiliki
jenis-jenis nya antara lain adalah kw super, premium, mirror product, replika, 1:1.
Istilah kw super & premium artinya, sepatu jenis ini memiliki kualitas baik
hampir menyerupai aslinya. Tetapi memiliki bahan tidak sama dengan yang
aslinya (www.mainbasket.com; diakses 28 Maret 2019). Sedangkan untuk sepatu
Replika, mirror product & 1:1 jenis sepatu ini merupakan sepatu yang modelnya
sangat menyerupai sepatu asli, boleh dikatakan memiliki kesamaan hampir 90%-
7
99%. Baik dari segi kualitas bahan, warna, jahitan dan model serta detail
rancangannya. Karena bukan dari produsen resmi maka harganya di bawah rata-
rata sepatu original (resmi). Beruntungnya, tak ada istilah lain yang digunakan
untuk menyebutkan produk original (www.neraca.co.id; diakses 28 Maret 2019).
Indonesia cukup sering menjadi ‘lalu lintas’ barang dan komoditi palsu.
Bukan hanya beras, sebenarnya fenomena pakaian, kosmetik dan barang
elektronik juga barang palsu lainnya, cukup marak di negara kita
(www.boombastis.com; diakses 29 Maret 2019). Banyaknya produk kw saat ini
merajai pasar Indonesia, dengan harga yang murah meriah bagi kalangan
menengah ke bawah, memberikan keuntungan bagi pembeli dengan uang pas-
pasan untuk membeli barang yang diinginkan. Meskipun tidak bisa membeli
barang asli, barang kw bisa cukup memenuhi keperluan si pembeli.
Dalam hal ini penulis juga melakukan observasi awal berupa pra survei
kepada konsumen maupun orang yang pernah membeli dan mengetahui sepatu
imitasi di Indonesia dengan jumlah masing-masing 30 responden. Yang dapat
dilihat pada gambar 1.7.
Gambar 1.7 Sepatu Imitasi Yang Sering Dilihat
Sumber: Data diolah peniliti (2019)
Berdasarkan gambar 1.7 hasil kuesioner dengan 30 responden konsumen
pengguna sepatu imitasi maka didapatkan hasil sebagai berikut. 20% memilih
sepatu Adidas, 13,3% memilih Converse, 10% memilih New Balance, 13,3%
8
Nike dan 43,3% memilih Vans. Maka dari itu peneliti melanjutkan penelitian
dengan memilih Vans sebagai objek penelitian.
Menurut CNBC Indonesia barang palsu menjadi masalah besar bagi
produsen apparel terutama di asia. Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP)
mencatat pemalsuan produk di Indonesia telah merugikan hingga Rp 65,1 triliun
(www.otomotif.tempo.co; diakses 29 Maret 2019) dan di prediksi akan meningkat
setiap tahunnya.
Misalnya saja perusahaan pakaian olahraga asal Jerman ini, menyatakan
telah menghitung bahwa 10% dari produk Adidas yang dijual di Asia merupakan
barang palsu, termasuk produk yang ada di toko dan online
(www.cnbcindonesia.com; diakses 29 Maret 2019). Barang palsu yang paling
banyak beredar di Indonesia meliputi tinta printer 49,4%, pakaian 38,9%, barang
dari kulit 37,2%, dan peranti lunak 33,5% (www.bisnis.tempo.co; diakses 29
Maret 2019). Salah satu produk kw yang sangat cepat pemalsuan nya adalah
produk sepatu, terutama sepatu sneakers, sering kali produsen resmi sepatu saat
merilis sepatu terbaru, tidak lama kemudian sudah muncul produk kw nya
(www.republika.co.id; diakses 1 April 2019)
Salah satu sepatu sneaker yang paling banyak diminati adalah Vans, sepatu
sneaker Vans ini memiliki kelebihan sebagai sepatu yang simpel desainnya.
Meskipun simpel, pemakai sepatu Vans malah terlihat keren dan sporty. Sepatu
ini cocok banget untuk dipakai ke beberapa acara yang berbeda, model dan
warnanya bervariasi sehingga mudah dipadukan dengan busana apa pun, entah itu
kemeja atau kaos. Selain itu sepatu Vans sangat nyaman untuk dikenakan.
Kenyamanan ini diperoleh dari bantalan empuk yang tebal yang terdapat pada
bagian solnya. Selain nyaman, keamanan saat memakai sepatu ini juga terjamin.
Sepatu Vans terbuat dari bahan kombinasi katun dan kanvas yang berkualitas
baik. Bahan yang berkualitas ini membuat sepatu kuat, tidak mudah robek, dan
tahan lama (www.bp-guide.id; diakses 1 April 2019). Dari sekian banyak model
yang udah dirilis, ada enam model sneaker Vans yang paling ikonik dan paling
banyak digunakan. Berikut enam sneaker Vans paling ikonik yang dapat dilihat
pada tabel 1.1
9
TABEL 1.1
TIPE-TIPE SEPATU VANS
No
Nama Gambar Keterangan
1 Vans
Authentic
Vans Authentic dirilis
pada tahun 1966.
Sneaker ini adalah
model pertama Vans
yang dipakai
para skateboarder
professional. Tentu ada
alasan kenapa Vans
menggunakan model ini
sebagai model
pertamanya, yaitu dari
sisi ketahanan sampai
grip dari sole sepatunya.
2 Vans Era
Vans memperkenalkan
model Era. model ini
didesainolehskaterboard
er professional, Tony
Alva dan
StacyPeralta. Sneaker in
i juga merupakan model
pertama Vans yang
memperkenalkan logo
‘Off the Wall’.
(Bersambung)
10
3 Vans
Classic
Slip-On
Motif kotak-kotak ini
menjadi salah model
yang paling ikonik
sepanjang masa. Nah,
model ini juga menjadi
terkenal lantaran dipakai
sama Sean Penn, yang
berperan sebagai
seorang surfer sekaligus
skateboarder bernama
Jeff Spicoli dalam film
"Fast Times at
Ridgemont High".
4 Vans
Old Skool
Dirilis pertama kali pada
tahun 1977, sneaker ini
menjadi model Vans
yang memperkenalkan
logo garis di samping
sepatu. Garis tersebut
adalahsebuahdoodleyan
g
dibuatsecara random ole
h Paul Van Doren,
pendiri Vans.
(Bersambung)
11
5 Vans
SK8-HI
Model yang dirilis pada
tahun 1978 ini, dibuat
khusus untuk para
skateboarder. Makanya,
enggak heran
kalau sneaker ini dibuat
sampai menutupi mata
kaki yang bikin
penggunanya merasa
nyaman dan aman saat
digunakan.
6 Vans
Half Cab
Model Vans yang satu
ini memang punya
desain 'gendut' pada
bagian depan. desain ini
bertujuan untuk
mengamankan kaki dari
benturan-benturan saat
sedang berseluncur.
Makanya enggak heran,
model ini menjadi salah
satu model yang paling
nyaman buat
main skate.
Sumber :www.kumparan.com (diakses 2 april 2019)
12
Adanya individu yang memilih menggunakan produk kw, ada juga yang
tidak atau bahkan anti untuk menggunakan produk kw. Seseorang dengan
berbagai latar belakang memiliki kontrol tersendiri dalam memilih produk apa
yang akan dikonsumsi. Selain kontrol diri seperti pemahaman terhadap suatu hal,
seseorang dalam melakukan pembelian akan dipengaruhi oleh subyek lingkungan
yang berinteraksi dengannya, mulai dari keluarga dan teman-temannya.
Kepopuleran Vans di dunia maya, membuat para penjual online berlomba-
lomba untuk memasarkan produk Vans. Seperti salah satu penjual sepatu kw
malah mendatangkan penghasilan yang kerap lebih besar dibandingkan gaji
kantornya. Omzet penjualan sepatu kw dapat mencapai Rp 15-20 juta per bulan,
Keuntungan bersihnya bisa 20-30 persen. Tidak melihat barang tersebut asli atau
kw. Banyak keuntungan yang dapat diraup dari penjualan sepatu kw melalui
berbagai market place dan akun-akun media sosial. Penjualan ini dapat dilakukan
di berbagai situs seperti Kaskus, Tokopedia, bahkan Instagram. Salah satu merek
sepatu yang laris dari dagangannya adalah sneakers merk Vans. Dalam sebulan
mampu menjual 50-80 pasang sepatu Vans. Penjualan terbanyak yakni jenis Vans.
Dari mulai Vans Oldskool, Vans Authentic, hingga Vans special edition. Sejauh
ini, produk yang paling laku dipasarakan adalah merek Vans band series Metalica
dan Pearl Jam. Biasanya dijual dengan harga paling murah yaitu Rp340 ribu dan
dijual kembali dengan harga Rp 400 ribuan. Selain itu, Vans edisi Stars Warspun
sering jadi incaran. Berdasarkan informasi dari eBay, Vans edisi Metallica Kill
Em All (Sk8-Hi) yang masih baru dihargai £89.99 (www.hai.grid.id; diakses 12
agustus 2019).
Untuk bisa mendapatkan sepatu-sepatu kw ini, para pedagang punya
beberapa opsi. Pertama adalah jalur impor, bekerja sama untuk mengimpor sepatu
dari kota Shenzhen, Guang Zho, Cina dan dari Vietnam dengan modal Rp
200.000 untuk bisa mendapatkan sepasang Vans dari mengimpor, sudah termasuk
biaya shipping. Kedua adalah jalur lokal, di Tangerang, Banten bersarang pabrik
sepatu. Vans produksi pabrik resmi di Tangerang sana bisa lebih mahal harganya.
Vans dengan grade GSI itu bisa dibanderol para suplier gelapnya dengan harga Rp
400 ribuan.(www.hai.grid.id; diakses 12 agustus 2019).
13
Menurut majalah HAI. Kota yang berbatasan langsung dengan Jakarta di
sebelah barat ini ternyata merupakan gudangnya berbagai jenis pabrik sepatu.
Tepatnya di Jalan Raya Serang KM 16-18, kawasan Cikupa, Tangerang, Banten.
Di sana banyak berdiri toko-toko grosir sepatu olahraga, beberapanya bahkan
fokus menjual street shoes kayak Vans dan Converse. Di toko-toko itu, Vans
dibanderol seharga Rp 100-150 ribu. Jenis yang banyak dijual adalah Vans
Rowley XL-2, Vans Authenic dan Vans Oldskool. Terdapat beberapa toko grosir
yang terletak persis di pinggir jalan raya besar memilih untuk membuat sepatu
merek Vans kw. Seluruh proses produksi digarap di rumah yang terletak agak
menjorok ke dalam dari jalan utama. Bahan kanvas dibeli gulungan, pekerjaan
dibagi menjadi lima bagian. Ada bagian potong dan jahit yang membuat bagian
atas sepatu.Bersamaan dengan itu, pekerja di bagian sol bekerja merangkai bahan-
bahan kayak sol bawah (waffle), sol dalam, dan sol pinggir yang sudah tinggal
direkatkan dengan lem. Di luar, terdapat pekerja yang bertugas dengan mesin
potong seukuran dua kulkas untuk membuat alas dengan kontur berpola tertentu.
Dalam satu hari pabrik toko grosir mampu membuat 200 pasang sepatu. Harga
jualnya Rp70 ribu per pasang.Biasanya di kirim ke Yogyakarta, Bali dan
Jakarta.(www.hai.grid.id; diakses 12 agustus 2019).
Walaupun Vans modelnya tidak terlalu banyak memiliki perubahan justru
desain klasik dari Vans inilah yang menjadi daya tariknya. Di Indonesia, sepatu
Vans sudah banyak sekali dipalsukan maka dari itu harus teliti sebelum membeli
sepatu. Berikut, beberapa cara untuk membedakan sepatu Vans yang asli dengan
yang palsu. Yang pertama sekali mesti di perhatikan adalah soal harga.Setiap
sepatu Vans memiliki harga yang bervariasi tergantung dari series atau jenis nya.
Secara umum harga sepatu Vans berkisar dari 890 ribu rupiah hingga jutaan
rupiah. Jika ada yang menjual jauh di bawah kisaran harga tersebut atau lebih
murah, maka patut di curigai ke asliannya (www.sneakersholic.com; diakses 2
April 2019). Tapi bukan berarti dibawah 890 ribu itu palsu, karena ada juga yang
harganya murah, namun dengan alasan tertentu. Misalkan barang reject, cacat
produksi, atau memang lagi ada event jadi harganya bisa murah (diskon) atau beli
barang pre-owned (bekas). Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk
14
membedakan produk Vans asli dan palsu yang dapat dilihat pada gambar 1.7,
gambar 1.8, gambar 1.9.
Gambar 1.8 Heelpad
Sumber: www.bootlegculture.com (diakses 2 april 2019)
Berdasarkan gambar 1.7 heel pad Vans original lebih rapih di bandingkan
dengan yang kw. Untuk yang original ketika ditekan oleh kuku tidak akan
membekas. Sedangkan Vans yang kw pasti membekas. Bahan heel pad Vans
palsu juga lebih lembek dan sablonan tulisan Vans “Off the Wall”-nya lebih tipis.
Gambar 1.9 Tali Sepatu
Sumber: www. bootlegculture.com (diakses 2 april 2019)
Berdasarkan gambar 1.8 Panjang tali sepatu yang asli lebih pendek (36
inci) sedangkan yang palsu lebih panjang (45 inci)
15
Gambar 1.10 Sol Sepatu
Sumber: www.selasar.com (diakses 2 april 2019)
Berdasarkan gambar 1.9 sepatu Vans asli memiliki pola bentuk jajaran
genjang dan belah ketupat yang saling berpaut. Untuk Vans original mempunyai
kode tiga huruf negara yang tercetak di salah satu jajaran genjang sedangkan
untuk yang kw hanya memiliki satu huruf.
Terkait hukum mengenai perdagangan produk atau barang palsu atau yang
juga dikenal dengan barangkw, dalam Pasal 90 – Pasal 94 Undang-Undang No. 15
Tahun 2001 tentang Merek (“UU Merek”) diatur mengenai tindak pidana terkait
merek. Tindak pidana sebagaimana disebutkan di atas, hanya dapat ditindak
jika ada aduan dari pihak yang dirugikan.Ini berarti bahwa penjualan produk atau
barang palsu hanya bisa ditindak oleh pihak yang berwenang jika ada aduan dari
pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh hal tersebut, dalam hal ini si pemilik
merek itu sendiri atau pemegang lisensi (Pasal 76 dan Pasal 77 UU Merek)
(www.hukumonline.com; diakses 2 April 2019).
Lemahnya hukum di Indonesia semakin memberikan angin segar bagi para
pamasok barang ilegal tersebut. Contoh nya pada tahun 2017 indonesia dikejutkan
kabar berhentinya penjualan produk sepatu bermerk Vans akibat sang distributor
resmi, yakni PT Gagan Indonesia dinyatakan bangkrut atau pailit. Selain sebagai
distributor resmi sepatu Vans, Gagan Indonesia juga merupakan distributor brand
Adidas, Bebe, Ted Baker, Quiksilver, Promod, dan Vans di Indonesia
(www.cnnindonesia.com; diakses 2 April 2019). Kemudian Vans kemudian hadir
kembali di Indonesia, kini toko resmi Vans diambil alih oleh Dope & Dapper
16
yang selama ini dikenal sebagai butik streetwear dan footwear premium, di bawah
naungan PT Navya Retail Indonesia. Toko yang dioperasikan PT Navya Retail
Indonesia ini ditunjuk sebagai distributor resmi di Indonesia untuk koleksi sepatu
Vault by Vans. Empat butik Dope & Dapper yang tersebar di empat kota yakni
Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya secara bertahap meluncurkan koleksi
sneakers premium tersebut mulai September 2017 (www.lifestyle.kompas.com;
diakses 2 April 2019).
Banyaknya konsumen di Indonesia menjadi penyebab maraknya barang
palsu. Kemudian, harga barang kw yang jauh lebih murah sangat menarik
perhatian konsumen. Dalam Penilitian Arifai & Trihandayani (2017) ada
Pengaruh signifikan antara Harga, Kualitas Produk, dan Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Tas kw Cartier di Kalangan mahasiswi Sebagai Penunjang
Penampilan Kuliah. Menurut Suwarti & Rokhmah (2018) harga, citra merek, gaya
hidupberpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
sepatu Adidas imitasi di wilayah Jatiyoso. Sedangkan untuk pengetahuan produk
tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas imitasi
di wilayah Jatiyoso. Dalam Penelitian Quoquab, et al (2016) dari ketiga variabel
yang diteliti yakni realigiosty (RE), ethnical concern (EC) & attitude towards
lawfulness (ATL) menunjukkan bahwa semua aspek ini memiliki signifikan
hubungan negatif pada niat konsumen untuk membeli produk palsu. Dengan kata
lainsemakin tinggi tingkat penilaian moral seseorang, seorang konsumen
cenderung membeli produk palsu. Sikap terhadap perilaku tertentu tergantung
pada keyakinannya. Lebih jelas, religius dan individu yang beretika lebih
cenderung menahan diri dari melakukan tindakan apa pun. Menurut Jamil, et al.
(2017) faktor konsumen untuk membeli produk imitasi adalah Past-Experience,
Hedonic Benefits, economic Benefits & materialism. Jadi dalam penelitian ini ada
beberapa faktor yang mendorong minat beli produk imitasi yaitu harga, kualitas
Produk, merek, gaya hidup, pengetahuan produk, religiosity, ethnical concern,
attitude towards lawfulness, past-experience, Hedonic Benefits, economic Benefits
& materialism dalam mempengaruhi minat beli produk tiruan.
17
Maraknya penjualan dan pembelian akan produk tiruan di Indonesia masih
menjadi kasus yang menarik untuk diteliti lebih lanjut maka dari itu penelitian ini
perlu dilakukan untuk mengidentifikasi mengapa konsumen di Indonesia masih
senang mengkonsumsi produk tiruan dibanding membeli produk aslinya. Padahal
masyarakat tau bahwa barang tersebut adalah barang yang ilegal belum lagi
kualitas yang rendah.
Dari latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MINAT BELI
PRODUK IMITASI SEPATU VANS DI INDONESIA”.
18
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mendapatkan
identifikasi masalah dalam peneltian ini adalah:
a. Bagaimana minat beli produk imitasi sepatu Vans di Indonesia?
b. Faktor-faktor apa saja yang mendorong minat beli produk imitasi sepatu Vans
di Indonesia?
c. Apa faktor yang dominan yang mendorong minat beli produk imitasi sepatu
Vans di Indonesia?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun penelitian yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah mengetahui dan
menganalisis:
a. Mengetahui minat beli konsumen terhadap produk imitasi sepatu Vans di
Indonesia.
b. Faktor-faktor yang mendorong minat beli produk imitasi sepatu Vans di
Indonesia.
c. Faktor-faktor dominan yang mendorong minat beli produk imitasi sepatu Vans
di Indonesia.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun beberapa kegunaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dalam menambah
wawasan serta pengetahuan secara nyata. Peneliti dapat menganalisis ataupun
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi keputusan konsumen
dalam minat beli produk imitasi.
b. Bagi Perushaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan. Melalui
penelitian ini perusahaan mampu mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kesediaan konsumen untuk membeli sepatu imitasi. Dengan
begitu maka diharapkan perusahaan mampu mengambil strategi penjualan ke
19
depan agar produknya semakin diminati oleh pasaran dan meningkatkan
keuntungan perusahaan.
c. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
pengetahuan dan jumlah referensi untuk para akademis ataupun pihak-pihak
yangtertarik serta memberikan kontribusi dalam acuan untuk beberapa
penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mendorong minat beli produk
imitasi.
1.6 Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang
penelitian yang dilakukan dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, obyek studi, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas uraian umum tentang teori-teori yang digunakan dan literatur
literatur yang berkaitan dengan penelitian sebagai acuan perbandingan dalam
masalahyang terjadi sehingga akan diperoleh gambaran yang cukup jelas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang penelitian, varibel penelitian, operational variable,
teknikpengumpulan data, teknik sampling dan teknik analisa data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas secara rinci tentang pembahasan dan analisa-analisa yang
dilakukan sehingga gambaran permasalahan yang akan terjadi akan terlihat jelas
dandapat diperoleh alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil pembahasan yang disertai
dengansaran bagi perusahaan yang diteliti.