29
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Novel karya Jules Verne berjudul Le Tour du Monde en 80 jours menarik untuk diteliti karena novel ini membahas hal yang berseberangan, yaitu modernitas dan tradisionalitas. Modernitas berkaitan dengan industrialisme, globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya teknologi, ilmu pengetahuan, dan kemunculan sistem kepemerintahan pada suatu negara. Sementara itu, tradisionalitas bertentangan terhadap hal-hal tersebut. Tradisionalitas berpegang teguh pada adat dan kepercayaan yang telah dijaga baik sejak lama oleh masyarakat dan telah dilakukan berulang-ulang hingga menjadi rutinitas, suatu kebiasaan dengan ritual sebagai pelengkapnya. Masuknya modernitas dan bertahannya tradisionalitas ditengahi dengan adanya negosiasi. Tradisionalitas dapat tetap bertahan di zaman modern berkat beberapa penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi, tetapi tetap menjaga inti dari tradisi. Le Tour du Monde en 80 jours yang dibuat pada abad ke-19 terpengaruh oleh revolusi industri yang terjadi secara besar-besaran di Prancis. Kapal-kapal besar untuk mengarungi sungai atau samudera yang dikemudikan oleh manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Novel karya Jules Verne berjudul Le Tour du Monde en 80 jours menarik

untuk diteliti karena novel ini membahas hal yang berseberangan, yaitu

modernitas dan tradisionalitas. Modernitas berkaitan dengan industrialisme,

globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

teknologi, ilmu pengetahuan, dan kemunculan sistem kepemerintahan pada suatu

negara. Sementara itu, tradisionalitas bertentangan terhadap hal-hal tersebut.

Tradisionalitas berpegang teguh pada adat dan kepercayaan yang telah dijaga

baik sejak lama oleh masyarakat dan telah dilakukan berulang-ulang hingga

menjadi rutinitas, suatu kebiasaan dengan ritual sebagai pelengkapnya. Masuknya

modernitas dan bertahannya tradisionalitas ditengahi dengan adanya negosiasi.

Tradisionalitas dapat tetap bertahan di zaman modern berkat beberapa

penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi, tetapi tetap menjaga inti dari tradisi.

Le Tour du Monde en 80 jours yang dibuat pada abad ke-19 terpengaruh oleh

revolusi industri yang terjadi secara besar-besaran di Prancis. Kapal-kapal besar

untuk mengarungi sungai atau samudera yang dikemudikan oleh manusia dapat

Page 2: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

menghasilkan kecepatan lebih besar jika dengan menggunakan mesin pelayaran.

Begitu pula kereta dapat bergerak cepat tanpa ditarik binatang.1

Menurut Giddens, karakteristik utama industrialisme adalah pemakaian

sumber-sumber kekuasaan material yang tidak berjiwa dalam produksi barang

yang dipadukan dengan peran sentral mesin dalam proses produksi.2 Ilmuwan-

ilmuwan pandai mulai bermunculan pada abad ke-19. Revolusi industri pertama

kali berlangsung di Inggris seiring kehebohan penemuan mesin uap pertama yang

dipatenkan oleh James Watt, pria asal Skotlandia pada tahun 1769 dan setelahnya

ia masih melakukan perbaikan-perbaikan lagi. Mesin uap yang berhasil

disempurnakannya memacu kemajuan industri di Eropa.3 Penemuannya tersebut

menjadi inspirasi bagi ilmuwan-ilmuwan lain untuk menciptakan inovasi baru.

Selain itu, banyak hal yang terjadi pada abad ini, seperti lahan pertanian beralih

fungsi menjadi lahan peternakan domba akibat permintaan wol semakin melonjak

tinggi. Seiring dengan hal ini, banyak pabrik didirikan sehingga memancing

lahirnya kota-kota industri. Revolusi industri dapat digambarkan sebagai

penyingkiran yang tidak terelakkan terhadap cara produksi kuno agar terbuka

                                                            1 J. J. Little and Ives Company, A Short History of The World, diterjemahkan oleh Saut

Pasaribu dengan judul Sejarah Dunia Singkat (Cet. I; Yogyakarta: Indoliterasi, 2013), h. 216.

2 Anthony Giddens, The Consequences of Modernity, diterjemahkan oleh Nurhadi dengan judul Konsekuensi-Konsekuensi Modernitas (Cet. III; Bantul: Kreasi Wacana, 2011), h. 74.

3 Iswara. N. Raditya, 200 Tokoh Super Jenius Penemu dan Perintis Dunia (Cet. I; Yogyakarta: Narasi, 2012), h. 302.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

jalan bagi berbagai kekuatan baru yang ada pada teknologi, perusahaan, dan

tenaga kerja upahan.4

Populasi penduduk mengalami pertumbuhan cukup tinggi dan disertai dengan

pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, banyak pula pengangguran akibat

tergantikannya tenaga manusia dengan tenaga mesin dan terjadi ketimpangan

jumlah antara buruh yang dibutuhkan untuk bekerja di pabrik dan jumlah

pengangguran dalam masyarakat. Setiap orang dituntut untuk pintar, kreatif, dan

memiliki keahlian agar dapat bertahan hidup untuk mencari pekerjaan atau bahkan

menciptakan lapangan pekerjaan.

Selain itu, revolusi industri ditandai dengan adanya urbanisasi. Urbanisasi

merupakan perpindahan masyarakat dari desa ke kota dengan tujuan utama untuk

mencari lapangan pekerjaan karena tanah mereka di desa telah dijadikan lahan

industri dan peternakan domba oleh golongan atas akibat dari Revolusi Agraria.

Revolusi Agraria merupakan aturan pemerintah mengenai pertukaran lahan antara

lahan golongan atas yang gersang dan lahan milik golongan bawah yang hijau dan

subur. Keadaan seperti itulah yang menimbulkan munculnya kapitalisme.

Kapitalisme merupakan sistem produksi komoditas yang terpusat pada relasi

antara kepemilikan modal pribadi dan pekerja upahan yang tidak menguasai hak

milik. Relasi ini membentuk poros utama sistem kelas.5 Kaum atas seperti pemilik

                                                            4 Ralf Dahrendorf, Reflection on the Revolution in Europe, terjemahan Suwandi S. Brata

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 41.

5 Anthony Giddens, The Consequences, h. 74.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

tanah dan modal memiliki kekuasaan penuh untuk menindas kaum bawah yang

sehari-hari hanya dapat bekerja sebagai penyewa atau penggarap sawah. Selain

sebab-sebab tersebut, masyarakat cenderung memilih untuk mencari pekerjaan

daripada menciptakan lapangan pekerjaan karena banyak pengusaha kecil

memutuskan untuk gulung tikar akibat berkembangnya industri-industri besar.

Kemudian, dampak lain dari modernisasi adalah globalisasi. Globalisasi juga

memengaruhi kehidupan sehari-hari dengan kadar yang sama dengan

pengaruhnya terhadap berbagai peristiwa di tingkat dunia.6 Orang-orang mulai

melakukan perjalanan jauh berkat adanya alat transportasi jarak jauh yang layak

dan nyaman. Jalan terbuka lebar untuk melakukan perjalanan jauh dalam waktu

singkat dengan perbaikan jalan utama atau jalan besar di kota.

Masyarakat dipaksa mengikuti perubahan zaman, tetapi ada beberapa pihak

yang lebih memilih cara tradisional daripada menjalani hidup dengan cara

modern. Bagi beberapa orang, tradisi dan adat istiadat telah mendarah daging

sehingga sulit untuk mengubah pola pikir dan tingkah laku dalam menyesuaikan

keadaan yang baru. Dalam budaya tradisional, masa lalu dihormati dan simbol

dihargai karena mereka berisi dan bertanggung jawab atas pengalaman berbagai

generasi. Tradisi pada umumnya selalu melibatkan ritual. Giddens pun

mengemukakan pandangannya mengenai ritual. Ritual merupakan sebuah cara

                                                            6 Anthony Giddens, Runaway World: How Globalisation is Reshaping Our Lives,

diterjemahkan oleh Andry Kristiawan S. dan Yustina Koen S. dengan judul Dunia yang Lepas Kendali: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita (Cet. II; Jakarta: PT. Sun, 2004), h. xvi.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

praktis untuk memastikan keterpeliharaan tradisi.7 Setiap tradisi memiliki ritual

berbeda dan hal tersebut merupakan ciri khas yang membedakan antar kelompok

tradisi.

Tradisionalitas berbeda dari modernitas karena tradisionalitas menghargai

sesuatu yang dianugerahkan oleh Tuhan tanpa mengubah alam, sedangkan

modernitas selalu melakukan perubahan dalam berbagai bidang demi kemajuan

suatu bangsa. Salah satu cara pelaku tradisi untuk bersyukur, yaitu dengan ritual.

Berbagai macam ritual diadakan sebagai pemujaan dan penghormatan terhadap

ruh nenek moyang. Ritual tidak hanya merupakan perayaan biasa, tetapi memiliki

arti khusus bagi penganutnya. Ritual sangat kental hubungannya dengan dunia

magis sehingga bertolak belakang dengan modernitas yang mengedepankan

logika.

Keberadaan tradisionalitas dan modernitas tidak lepas dari peran negosiasi.

Negosiasi adalah sebuah proses yang terjadi antara dua belah pihak atau lebih

yang pada mulanya memiliki pemikiran berbeda hingga akhirnya mencapai

kesepakatan.8 Negosiasi menyatukan dua paham yang berbeda, misalnya

modernitas dan tradisionalitas. Berkat negosiasi, kedua hal tersebut dapat menyatu

dengan berbagai cara penyatuan serta adanya pengertian dan saling memahami

dari kedua belah pihak.

                                                            7 Anthony Giddens, Living in A Post-Traditional Society, diterjemahkan oleh Ali Noer

Zaman dengan judul Masyarakat Post Tradisional (Cet. I; Yogyakarta: IrCisod, 2003), h. 24.

8 Ann Jackman, How To Negotiate, diterjemahkan oleh Chefira Indra dengan judul Teknik Sukses Bernegosiasi (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2005), h. 8.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

Perubahan memang merupakan hal yang sulit untuk diterima karena memakan

waktu lama dalam menyesuaikan dengan keadaan baru. Bagi kebanyakan orang,

lebih mudah dan lebih menyenangkan untuk berada dalam alurnya (berpegang

pada tata-caranya yang lazim). Namun, perubahan dan gagasan baru dapat

dilakukan secara perlahan hingga akhirnya mereka terbiasa dengan perubahan

tersebut.9

Verne berhasil mengangkat dua hal berbeda mengenai modernitas dan

tradisionalitas serta berbagai polemik yang ada di dalam novel Le Tour du Monde

en 80 jours. Verne lahir di Nantes, salah satu kota pelabuhan di Prancis, pada

tanggal 8 Februari 1828. Kecintaannya terhadap kapal dan Nantes sebagai kota

pelabuhan mempengaruhi hampir seluruh karyanya untuk melibatkan kapal

sebagai alat transportasi utama, seperti dalam karyanya Le Tour du Monde en 80

Jours dan Vingt Mille Lieues sous Les Mers.

Karya – karya Verne merupakan karya sastra terjemahan terbanyak dan

karyanya telah tersebar di berbagai negara di dunia dengan jumlah pembaca

terbanyak.10 Verne adalah bapak dari pengarang cerita fiksi ilmu pengetahuan

modern.11 Karya-karyanya sangat berbeda, ketika banyak pengarang mengambil

tema percintaan dengan romantismenya yang berlebih-lebihan, Verne tetap fokus

                                                            9 Herb Cohen, Negosiasi (Cet. I; Jakarta: Pantja Simpati, 1986), h. 111.

10 Jules Verne, Amazing Journeys: Five Visionary Classics, terjemahan Frederic Paul Walter (Albany: State University of New York), 2010, h. 3.

11 Jajak M. D. and K. Usman, Pengarang-Pengarang Dunia (Jakarta: PT. New Aqua Press, 1979), h. 78.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

untuk menulis kisah berdasarkan ilmu pasti, yaitu ilmu pengetahuan.

Penggambaran detil luar biasa terhadap keadaan sekitar dan hitungan pasti dengan

dasar ilmu pengetahuan menjadi ciri khas karya-karya Verne.

Namun, kesuksesan Verne sebagai penulis bertolak belakang dengan keinginan

ayahnya, Pierre Verne. Kedua orangtuanya merupakan pengacara sehingga

memiliki harapan besar jika Verne dapat mengikuti jejak mereka. Pierre Verne

mengirim Verne muda untuk menimba ilmu dalam bidang hukum di ibukota

Prancis, Paris pada tahun 1847. Namun ketika berada di Paris, Verne bertemu

orang-orang yang sangat berpengaruh di bidang sastra seperti Alexandre Dumas

(Verne bersahabat dengan anak dari Alexandre Dumas Père, yaitu Alexandre

Dumas Fils) yang mengajaknya untuk berkecimpung di bidang sastra, sesuai

dengan keinginannya selama ini.

Verne mengawali karirnya pada tanggal 12 Juni 1850 dengan pementasan

drama komedi berdasarkan naskah yang dibuatnya dengan judul Les Pailles

rompu. Pementasan drama ini sukses dilakukan sebanyak 12 kali pemutaran di

Théâtre Graslin, Nantes, berkat rekomendasi dari Alexandre Dumas Père. Selain

dengan naskah ini, Alexandre Dumas Père telah dibuatnya kagum dengan kedua

naskah lainnya yang berjudul La Conspiration des Poudres dan Drame sous la

Régence.

Karyanya dipandang sebelah mata oleh para penerbit karena dianggap

imajinasi di dalam novelnya terlalu berlebihan, hingga banyak penerbit menolak

untuk menerbitkan. Namun Verne tidak patah semangat hingga ia bertemu dengan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

Pierre-Jules Hetzel. Hetzel merupakan orang yang telah berjasa menerbitkan

karya pengarang-pengarang terkenal dan berpengaruh seperti Victor Hugo. Hetzel

bersedia menerbitkan buku Verne dengan satu syarat yaitu mengubah beberapa

bagian cerita miliknya agar terlihat lebih realistis.12

Verne menikah pada tanggal 10 Januari 1857 dengan Honorine-Anne-Hébé

Morel, seorang janda muda dengan dua anak.13 Pernikahan mereka menghasilkan

seorang anak lelaki bernama Michel Verne pada tahun 1861. Jules Verne

memberikan nama yang sama untuk kapal miliknya, Saint Michel. Berkat kapal

Le Saint Michel miliknya, ia berlayar ke Amerika Serikat dengan kakaknya, Paul.

Dalam perjalanan pulangnya, di dalam kapal ia menulis novel berjudul Vingt

Mille Lieues sous Les Mers.

Dalam masa tuanya, Verne bekerja untuk Les Aventures d’Arthur Goedon Pym

dari Edgar Poe, ia merupakan salah satu penulis yang Verne kagumi semenjak

umurnya 50 tahun. Berikutnya, Verne berkarya dengan menciptakan Le Sphinx

des Glaces mengenai petualangan seorang pria Amerika. Sebelum kematian Jules

Verne, ia sempat membuat dua karya sastra setelah Le Sphinx des Glaces.

Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya pada 24 Maret 1905 akibat

penyakit diabetes, ia sempat menjadi walikota di kota Amiens, Prancis pada tahun

1889, sebelumya Verne telah tinggal di kota kelahiran istrinya ini selama 17 tahun

tepatnya pada tahun 1872. Sepeninggal ayahnya, sang anak Michel Verne

                                                            12 Jajak M. D. and K. Usman, op. cit., h. 80.

13 Jajak M. D. and K. Usman, loc. cit.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

mengubah beberapa bagian dari karya ayahnya yang belum sempat diterbitkan

ketika ia masih hidup dan bagian asli dari karya tersebut diterbitkan beberapa

tahun setelahnya.

Selama hidupnya, Verne telah menuliskan sekitar delapan puluh karya sastra.

Karyanya berjudul Cinq Semaines en Ballon pada tahun 1862 tentunya bercerita

mengenai balon udara yang melintasi Afrika Utara terbitan Hetzel merupakan

batu loncatan dan awal baik bagi karir sastranya. Novel tersebut meledak di

pasaran lalu disusul karya-karyanya yang lain seperti Voyage au Centre de la

Terre (1862), Voyage au Centre de la Terre (1864), De La Terre à La Lune

(1865), dan beberapa cerita Voyages Extraordinaires yang dikerjakannya selama

40 tahun seperti Vingt Mille Lieues sous Les Mers (1869), Le Tour du Monde en

80 jours (1873), L’Ile Mystérieuse (1874), Michel Strogoff (1876), Les Indes

Noires (1877), Un Capitaine de quinze ans (1878), Les Tribulations d’un Chinois

en Chine (1879), Le Rayon Vert (1882), Kéraban le têtu (1883), L’Archipel en feu

(1884), Mathias Sandorf (1885), Robur le Conquérant (1886), Deux ans de

vacances (1888), Le Château des Carpathes (1892), L’Ile à hélice (1895), Face

au drapeau (1896), Le superbe Orénoque (1898), Un drame en Livonie (1904),

Maître du Monde (1904), dll.

Banyak karyanya diangkat sebagai film, termasuk Le Tour du Monde en 80

jours. Around the World in 80 Days telah difilmkan beberapa kali, untuk pertama

kalinya diproduksi oleh Michael Todd’s pada tahun 1956 berbahasa Inggris dan

dibintangi aktor terkenal pada waktu itu, David Niven. Film ini telah sukses

Page 10: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

10 

memenangkan lima kategori dari delapan nominasi Oscar dan tiga penghargaan

Golden Globes. Pada tanggal 21 Agustus 1963, Columbia Pictures mengeluarkan

film berdasar novel klasik Jules Verne ini dengan judul The Three Stooges Go

Around the World in a Daze. Film ini merupakan film ke-lima yang dibuat oleh

The Three Stooges dengan cerita yang sedikit berbeda karena dalam film ini,

tokoh utama merupakan cucu dari Phileas Fogg yang seharusnya menjadi tokoh

utama sebagai tokoh utama. Di dalam film ini bercerita bahwa ia melakukan

perjalanan sama seperti yang dilakukan oleh kakeknya.

Pada tahun 1988, Australia juga mengadaptasi novel ini dengan judul Around

The World in 80 Days produksi Roz Phillips dengan durasi yang sangat singkat

yaitu sekitar empat puluh delapan menit. Rumah produksi terkenal Walt Disney

Pictures pada tahun 2004 mengambil tokoh-tokoh terkenal seperti Jackie Chan,

Steve Coogan, Arnold Schwarzenegger, Owen Wilson, dan Cécile de France

sebagai bintang utama dari film berjudul Around The World in 80 Days. Namun,

cerita di dalam film ini mengalami perubahan yang sangat drastis sehingga sangat

berbeda dengan novel aslinya. Selain dibuat dalam bentuk film, novel ini juga

diadaptasi ke dalam serial televisi pada tahun 1979 dan 1989. Serial televisi yang

pertama dibintangi Roger Pierre sebagai Passepartout. Sepuluh tahun berikutnya

diperankan oleh tokoh-tokoh bernama Pierce Brosnan, Eric Idle, dan Peter

Ustinov yang diproduksi oleh Buzz Kulik.

Novel Le Tour du Monde en 80 jours ini banyak diadaptasi di atas panggung

teater, salah satu yang paling banyak menarik penonton yaitu panggung teater la

Page 11: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

11 

Porte Saint-Martin. Jules Verne dan Adolphe D’Ennery sebagai penulis naskah

menampilkan cerita Le Tour du Monde en 80 jours pada tanggal 7 November

1874. Antusiasme penonton yang sangat besar membuat teater berulang kali

memainkan drama ini hingga sebanyak 415 kali dan terus memainkannya.14

Le Tour du Monde en 80 jours bercerita mengenai pertaruhan yang dibuat oleh

Phileas Fogg dan teman-temannya di Reform Club (Andrew Stuart, John Sullivan,

Samuel Fallentin, Thomas Flanagan, Gauthier Ralph) untuk melakukan perjalanan

keliling dunia yang hanya dilakukan selama delapan puluh hari. Bahkan seluruh

masyarakat London ikut mengungkapkan opininya melalui media massa dan

mereka juga melakukan pertaruhan untuk perjalanan konyol ini. Phileas Fogg

sebagai tokoh utama memiliki kepribadian yang tepat dan pandai dalam

mengkalkulasikan waktu, tempat, uang, dan lain-lain.

Fogg mengajak pelayan barunya, Jean Passepartout, untuk menemani

perjalanan panjangnya ini. Ketika itu, terjadi perampokan bank di Londres, kota

asalnya, hingga seorang detektif kepolisian menduga jika Fogg melakukan

perampokan tersebut karena memiliki dua alasan kuat yaitu Fogg selalu berpindah

dari daerah satu ke daerah lainnya dan tidak khawatir untuk menghabiskan uang

dalam jumlah banyak untuk melakukan perjalanannya. Detektif tersebut bernama

Fix, ia mengikuti kemanapun Fogg pergi dan mencari celah untuk menghentikan

perjalanan tersebut dan dapat menangkapnya.

                                                            14 Louis Dunoyer de Segonzac, Le Tour du Monde en 80 jours dalam

http://anao.pagesperso-orange.fr/oeuvre/tourmonde.html (akses pada tanggal 6 November 2013 jam 20.00 WIB)

Page 12: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

12 

Dalam perjalanan ini, terjadi berbagai peristiwa berkaitan dengan kebudayaan-

kebudayaan lokal daerah setempat. Ketika berada di Bombay, Passepartout

memasuki suatu pagoda suci Malebar-Hill, tempat beribadat masyarakat setempat

tanpa memperhatikan aturan-aturan di tempat tersebut. Sewaktu di India, Fogg

mengalami kendala pada kereta yang ditumpanginya karena ternyata pembuatan

rel kereta api tersebut belum selesai. Dengan demikian, ia memutuskan untuk

menggunakan alat transportasi lain yaitu gajah menuju kota selanjutnya. Selain

itu, dalam perjalanannya ketika melewati salah satu hutan di India, Fogg melihat

suku India kuno yang masih melaksanakan ritual pembakaran mayat dan istri dari

jenazah tersebut, ritual ini disebut Sutty. Setelah berpikir matang, Fogg

memutuskan untuk menyelamatkan perempuan itu, ia bernama Aouda, yang pada

akhirnya Aouda ikut kemanapun Fogg pergi dan menikahinya sesampainya di

Londres.

Hambatan-hambatan yang Fogg alami antara lain adalah keterlambatannya

untuk memenuhi jadwal kapal uap, karena jembatan penopang rel kereta api yang

ditumpanginya tidak kuat menopang kereta. Kawat-kawat penyangga rel telah

lepas akibat dari penyerangan oleh kaum Sioux yang belum dapat menerima

perubahan teknologi modern, sehingga berusaha untuk menghentikan kereta

walaupun tidak memiliki pengetahuan mengenai mesin, keterlambatan dan

ketertinggalan kedatangan kapal uap maupun kereta api, dan lain sebagainya.

Perjalanan Fogg tidak berjalan sesuai rencana perjalanannya, hingga dengan

terpaksa ia harus mengalami beberapa kendala dan dituntut untuk memiliki

Page 13: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

13 

rencana cadangan untuk dapat memenangkan pertaruhan ini. Pada akhirnya, Fogg

dapat menyelesaikan perjalanannya dan memenangkan pertaruhan walaupun pada

awalnya memiliki salah perhitungan waktu yang ternyata menguntungkan dirinya

karena lebih awal dua hari perbedaan waktu di setiap negara.

I. 2 Rumusan Masalah

Novel Le Tour du Monde en 80 Jours karya Jules Verne terkena dampak besar

oleh revolusi industri yang terjadi di Prancis. Revolusi industri dapat diartikan

sebagai penggantian tenaga manusia dan tenaga hewan dengan tenaga mesin

hingga bermunculan teknologi baru dan modern untuk menggantikan hal-hal

lama, misalnya pergantian kereta kuda dengan mobil dalam bidang transportasi.

Perubahan yang begitu drastis dan terjadi dalam waktu singkat tersebut

menimbulkan pergolakan antara masyarakat yang belum dapat menerima

perubahan atau masih berpegang teguh pada tradisionalitas dan masyarakat yang

begitu percaya akan adanya modernitas serta mencoba untuk membuktikan

menggunakan ilmu pengetahuan yang telah maju pesat kala itu.

Tradisionalitas dan modernitas merupakan dua hal berbeda dan keberadaannya

tidak dapat dijauhkan dari polemik-polemik yang ada sesuai dengan kepercayaan

masing-masing orang terhadapnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan sebagai

berikut.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

14 

1. Bagaimanakah negosiasi modernitas dan kontra modernitas digambarkan di

dalam novel Le Tour du Monde en 80 Jours?

2. Bagaimanakah negosiasi tradisionalitas dan kontra tradisionalitas

digambarkan di dalam novel Le Tour du Monde en 80 Jours?

I. 3 Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai novel Le Tour du Monde en 80 Jours karya Jules Verne

ini bertujuan membahas problematika didalamnya. Kontradiksi antara modernitas

dan tradisionalitas merupakan hal menarik untuk dibahas. Penulisan skripsi ini

mendiskripsikan mengenai negosiasi modernitas dan tradisionalitas yang

digambarkan di dalam novel Le Tour du Monde en 80 Jours. Selain itu, penelitian

ini juga membahas berbagai hal yang berkaitan dengan modernitas dan

tradisionalitas, seperti tingkah laku, pandangan, kebiasaan, ciri-ciri, dan lain

sebagainya.

I. 4 Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian berkaitan dengan modernitas dan tradisionalitas telah

dilakukan oleh beberapa mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 2002,

Ariyanti Palupi meneliti tradisionalisme dan modernisme dalam dunia Islam

Page 15: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

15 

berjudul Tradisionalisme Versus Modernisme dalam Dunia Islam pada novel Le

Passé Simple karangan Driss Chraïbi (kajian Struktural Genetik). Penelitian ini

menggunakan strukturalisme, terutama strukturalisme genetik sebagai pendekatan

dalam penelitian novel Le Passé Simple. Ariyanti Palupi mengemukakan seluruh

elemen struktur bermuara pada kesimpulan bahwa Le Passé Simple menolak sikap

konservatif dan sikap liberal yang berlebihan dalam menyikapi isu modernisme.

Pada tahun yang sama, Royani telah melakukan sebuah penelitian dengan judul

Pengaruh Transportasi Modern terhadap Perkembangan Transportasi

Tradisional di Priangan 1884 – 1929. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode sejarah ekonomi dengan mengacu kepada cara produksi suatu

komoditi, distribusi, dan dampak dari proses kegiatan yang berkaitan dengan

komoditi tersebut. Transportasi modern seperti kereta api dan kendaraan bermotor

menggantikan transportasi tradisional sebelumnya yang berupa angkutan sungai

dan tenaga hewan, namun transportasi tradisional ini masih digunakan untuk

menjangkau tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau oleh kereta api dan

kendaraan bermotor.

Eko Apri Anggoro pada tahun 2003 melakukan penelitian mengenai

modernitas berjudul Modernisasi Masyarakat Sewon 1997-2000. Penelitian ini

menggunakan metode studi pustaka dan digolongkan ke dalam penulisan sejarah

lokal dengan menitikberatkan pembahasannya pada bidang sosial ekonomi. Ia

mengungkapkan bahwa setiap negara di dunia akan mengalami perubahan yang

akan membawanya ke arah modern, maka sering disebut dengan modernisasi,

Page 16: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

16 

yaitu proses menuju ke arah modern. Semakin pesat perkembangan

telekomunikasi dan transportasi maka semakin cepat pula modernisasi yang

terjadi dalam masyarakat.

Agung Suryo Setyantoro pada tahun 2006 melakukan penelitian mengenai

modernisasi di dalam wilayah Kraton dengan judul Modernisasi di Tengah

Tradisi Kraton: Pasoekan Poeteri J.P.O (1934-1942). Penelitian ini

menggunakan metode sejarah dengan hal pokok berupa bukti-bukti, berkas-

berkas, atau kesaksian-kesaksian. Menurut Agung Suryo Setyantoro, sistem

kolonial dengan segala macam bentuk politiknya secara tidak langsung membawa

dampak luas bagi proses modernisasi yang terwujud sebagai perkembangan

sistem pengajaran Barat, industrialisasi, dan komersialisasi pertanian dan

perkebunan, perluasan infra-struktur, perubahas birokrasi dan lain sebagainya.

Penelitian berjudul Dari Desa Menjadi Sub Urban: Catur Tunggal, Depok,

Sleman 1948 – 2004 oleh seorang mahasiswa Ilmu Sejarah pada tahun 2011,

Mulyadi, dengan menggunakan metode kepustakaan dan wawancara. Ia

mengemukakan mengenai perubahan karakteristik dari desa ke kota yang semakin

modern, adanya perpindahan perekonomian desa menjadi sektor perdagangan dan

jasa, adanya perubahan pola kehidupan sosial masyarakat dari kekeluargaan

menjadi lebih individual dan konsumtif. Dampak dari wilayah suburban

meningkat tajam, meliputi kekerasan dan kriminalitas.

Pada tahun yang sama, Eko Budi Prasetyo, meneliti tradisionalitas melalui

penelitiannya yang berjudul Perubahan Budaya dan Tradisi masyarakat:

Page 17: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

17 

Perkembangan Kesenian Jaran Kepang di Desa Tegalrejo Kabupaten Gunung

Kidul (1980-2004) menggunakan metode heuristik, kritik sumber, dan

interpretasi. Dikemukakan dalam penelitian ini bahwa perkembangan ilmu

pengetahuan di Desa Tegalrejo telah mengubah pola pikir masyarakat yang

mengarah pada perilaku rasional dan merubah makna simbolis tradisional.

Apabila dahulu mereka masih percaya bahwa dengan menanggap kesenian kuda

lumping, anak yang disunat akan dapat terhindar dari gangguan makhluk halus.

Namun, kini kepercayaan itu terkikis oleh kepercayaan mereka terhadap

kemampuan pengobatan seorang dokter.

Sejauh pengetahuan penulis hingga saat ini belum pernah dilakukan penelitian

mengenai negosiasi modernitas terhadap tradisionalitas dalam novel Le Tour du

Monde en 80 jours karya Jules Verne sehingga penelitian ini layak untuk

dilakukan.

I. 5 Landasan Teori

Analisis permasalahan mengenai negosiasi modernitas dan tradisionalitas

dalam novel Le Tour du Monde en 80 Jours dirasa paling tepat menggunakan

teori modernitas dari Anthony Giddens karena teori tersebut sangat berkaitan

sehingga dapat membantu mengupas permasalahan yang diangkat di dalam novel

ini. Berikut merupakan beberapa subbab mengenai negosiasi, modernitas, dan

tradisionalitas atau yang biasa disebut pramordenitas oleh Giddens.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

18 

I.5.1 Negosiasi sebagai Jalan Tengah

Pada dasarnya, tradisi tidak dapat sepenuhnya hilang dan tidak dapat

sepenuhnya bertahan seperti pada awalnya tradisi tersebut lahir karena perubahan

juga dialami oleh tradisi. Tradisi mengalami perubahan dan menyesuaikan dengan

keadaan zaman pada masanya. Menurut Giddens, cara tradisional untuk bertindak

atau melakukan sesuatu cenderung bertahan atau diciptakan kembali di banyak

bidang kehidupan, termasuk kehidupan sehari-hari. Bahkan, dapat dikatakan

bahwa ada semacam simbiosis antara modernitas dan tradisi.15 Berdasarkan

pernyataan tersebut, dapat diartikan bahwa tradisi memengaruhi modernitas di

berbagai bidang kehidupan serta ada persatuan di antara keduanya.

Tradisi tidak lenyap, tetapi berubah dan terus berkembang dengan bentuk yang

berbeda sehingga terkadang hanya sedikit tradisi yang dihayati secara tradisional.

Perasaan dalam menghayati tradisi secara tidak langsung sedikit berkurang

dibandingkan dengan awal ketika modernitas belum menyentuh tradisi. Dengan

kata lain, makna dan rasa mendalam terhadap tradisi tidak lagi kuat.

Berakhirnya tradisi tidak berarti bahwa tradisi itu lenyap, seperti yang

diinginkan oleh para pemikir Pencerahan. Sebaliknya, dalam berbagai versi yang

berbeda, tradisi terus berkembang di mana-mana.16 Era modern seperti ini telah

                                                            15 Anthony Giddens, Runaway World, h. 39.

16 Anthony Giddens, Runaway World, h. 40.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

19 

menghancurkan kelompok lokal, tetapi tradisi tersebut tidak hilang melainkan

berubah dengan bentuk yang berbeda menyesuaikan perubahan zaman. Ritual

sebagai bagian dari adat masih dilaksanakan anggotanya karena telah menjadi

rutinitas namun perubahan zaman telah mengurangi makna tradisi di dalamnya.

Dalam beberapa peristiwa, tradisi tunduk kepada modernitas. Sebagai contoh,

pusaka-pusaka sebagai simbol tradisi dibuat replikanya dan diperjualbelikan di

teras-teras tempat wisata sebagai buah tangan bagi turis asing. Terlepas dari

makna asli pusaka tersebut, tradisi dapat diperjualbelikan di era modernitas

sehingga keberhargaan dari sebuah pusaka berkurang. Pusaka sebenarnya

memiliki makna khusus, yaitu sebagai pelindung dari malapetaka seperti

kecelakaan ataupun gangguan dari makhluk halus, sebagai penjaga keutuhan

rumah tangga dan pencipta rasa nyaman di dalam keluarga, sebagai pelancar

rejeki seseorang, dan lain sebagainya. Pusaka memiliki “nyawa” di dalamnya

sehingga terdapat beberapa aturan untuk merawatnya.

Benda pusaka terkadang harus diperlakukan layaknya manusia, seperti

dimandikan dan diberi bunga atau sesajen pada waktu-waktu tertentu, hal lainnya

yaitu aturan untuk tidak melangkahi pusaka, merawat pusaka tersebut dengan

hati-hati karena jika tidak, maka penunggu pusaka tersebut akan marah kepada

tuannya dengan cara mendatangkan hal-hal buruk menimpa kehidupan

pemiliknya. Sedangkan di era modernitas seperti sekarang, makna di balik pusaka

semakin pudar. Namun hal ini tidak menyatakan hilangnya tradisi, ia tetap ada

dengan bentuk yang berbeda dan makna yang semakin kabur.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

20 

Di masa sekarang, kehancuran komunitas lokal yang hidup di tengah-tengah

masyarakat maju, telah mencapai puncaknya. Tradisi-tradisi kecil yang hidup,

atau secara aktif diciptakan, selama fase-fase perkembangan awal sosial modern,

telah semakin mengalah pada kekuatan evakuasi budaya.17 Hancurnya komunitas

lokal tidak berarti bahwa tradisi tersebut hancur karena praktek lokal masih

dilakukan. Adat istiadat merupakan kepercayaan tersendiri bagi anggotanya untuk

melestarikan tradisi dengan melakukan ritual. Ritual merupakan tindakan

perulangan, kebiasaan yang telah dilakukan berulang kali, sebagai tanda eksisnya

suatu tradisi. Kebiasaan tidak dapat hilang begitu saja dan akan dilakukan terus

menerus.

I. 5. 2 Modernitas dan Masa Pencerahan

Modernitas mengacu kepada bentuk kehidupan sosial atau organisasi yang

muncul di Eropa pada sekitar abad ke-17 dan sesudahnya dan yang pada

gilirannya menancapkan pengaruhnya ke seluruh dunia.18 Modernitas diawali

dengan adanya revolusi industri yang terjadi pertama kali di Inggris hingga

memasuki Prancis beberapa tahun setelahnya lalu menjalar ke seluruh dunia.

Modernitas bersifat diskontinu atau tidak berlanjut sehingga Giddens

menyebutnya dengan diskontinuitas modernitas. Menurut Giddens, cara hidup

                                                            17 Anthony Giddens, Living in A Post, h. 83.

18 Anthony Giddens, The Consequences, h. 1.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

21 

yang dimunculkan oleh modernitas telah membersihkan kita dari semua jenis

tatanan sosial tradisional, dengan cara yang tidak pernah ada sebelumnya.19

Terdapat beberapa aspek untuk mengidentifikasi diskontinuitas yang memisahkan

institusi sosial modern dari tatanan sosial tradisional, Pertama, kecepatan

perubahan yang digerakkan oleh era modernitas. Kecepatan perubahan

berlangsung begitu cepatnya dan hal ini tidak terjadi pada bidang teknologi saja

melainkan berbagai bidang lainnya seperti. Kedua, cakupan perubahan. Perubahan

tidak terjadi di satu daerah saja namun menjalar ke seluruh belahan dunia

sehingga semua terkena akibat dari perubahan ini. Ketiga, sifat intrinsik institusi

modern. Dalam masyarakat pramodern tidak terdapat adanya sistem politik,

sistem kepemerintahan, sistem ekonomi dan sebagainya namun pada masa

modern timbul kelas yang berkuasa dan kelas lemah, selain itu ada pula

pembagian waktu kerja dan kerja upahan.

Perkembangan institusi sosial modern dan persebaran mereka ke seluruh

penjuru dunia telah menciptakan kesempatan yang lebih luas bagi manusia untuk

menikmati eksistensi yang aman dan memuaskan ketimbang semua tipe sistem

pramodern.20 Modernisasi membawa perubahan dengan aturan kebebasan,

berbeda dengan tradisionalitas yang memiliki aturan-aturan tertentu, dapat

dikatakan mengekang kepada pemeluknya. Namun ada beberapa akibat dari

adanya modernitas, yaitu industrialisme, kapitalisme, dan globalisme.

                                                            19 Ibid., h. 5.

20 Ibid., h. 9.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

22 

Karakteristik utama industrialisme adalah pemakaian sumber-sumber

kekuasaan material yang tidak berjiwa dalam produksi barang, yang dipadukan

dengan peran sentral mesin dalam proses produksi. “Mesin” dapat didefinisikan

sebagai artefak yang menyelesaikan pelbagai tugas dengan menggunakan sumber-

sumber kekuasaan sebagai sarana operasinya.21 Adanya pembagian pasti dalam

bidang pekerjaan akan menimbulkan keteraturan pada masyarakat industri namun

ada beberapa akibat negatif dari adanya pembagian kerja tersebut.

Hal-hal berkaitan dengan mesin atau alat yang mengalami inovasi secara terus

menerus merupakan aspek penting dari industrialisme karena secara berkala mesin

akan menggantikan pekerjaan manusia. Industrialisme tidak dapat terlepas dari

adanya transportasi, komunikasi, dan kehidupan domestik sebagai faktor

pendukungnya. Industrialisme mengakibatkan banyak pabrik-pabrik industri

tumbuh, hal ini menandakan perekonomian suatu negara mulai maju berkat

perkembangan teknologi.

Kapitalisme tidak jauh kaitannya dengan industrialisme karena pada dasarnya

keduanya saling berkaitan. Kapitalisme adalah sistem produksi komoditas, yang

terpusat pada relasi antara kepemilikan modal pribadi dan pekerja upahan yang

tidak menguasai hak milik, relasi ini membentuk poros utama sistem kelas.22

Adanya kapitalisme menyebabkan timbulnya berbagai kelas sosial di masyarakat

yaitu sistem kelas, kelas atas dan kelas bawah. Ketimpangan ini menimbulkan

                                                            21 Ibid., h. 74

22 Ibid., h. 73-74.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

23 

kekuasaan dipegang oleh kelas atas dan kelas bawah merupakan kaum yang lemah

dan tidak memiliki kekuatan sehingga tunduk terhadap kaum atas. Dalam hal ini,

biasanya kaum atas memanfaatkan kekuasaannya dengan mempekerjakan kaum

bawah dengan gaji sangat rendah, walaupun mereka selalu bekerja siang dan

malam. Gaji mereka tidak sesuai dengan jam dan beban kerja yang mereka

lakukan.

Kapitalisme menguntungkan golongan atas. Mereka melakukan apapun untuk

mendapatkan hasil yang banyak walaupun harus menindas masyarakat bawah.

Kepemilikan modal mengambil peran penting di dalam kapitalisme, pemilik

modal dapat melakukan segala hal termasuk melakukan cara-cara yang dilarang

pemerintah. Pada dasarnya, arti penting dari kapitalisme adalah keuntungan,

pemilik modal mulai melakukan berbagai tindakan untuk mendapatkan laba

sebanyak-banyaknya dalam bidang ekonomi. Kapitalisme berkaitan dengan

pemakaian tenaga kerja secara berlebihan dan kemajuan laju pergerakan ekonomi

antar negara. Laju perdagangan berkembang dengan pesat walaupun memiliki

dampak buruk.

Globalisasi merupakan penghapusan garis-garis pembatas negara sehingga

disebut dengan pembesaran, yang dimaksud dengan garis batas disini bukanlah

garis batas pemisah di dalam peta melainkan garis batas pengaruh antardaerah.

Globalisasi kemudian dapat didefinisikan sebagai intensifikasi relasi sosial

sedunia yang menghubungkan lokalitas yang saling berjauhan sedemikian rupa

Page 24: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

24 

sehingga sejumlah peristiwa sosial dibentuk oleh peristiwa yang terjadi pada jarak

bermil-mil dan begitu pula sebaliknya.23

Dengan adanya globalisasi, semua orang dari belahan dunia manapun dapat

mengetahui berita dari seluruh penjuru dunia akibat dari terhapusnya jarak antar

negara. Globalisasi memungkinkan adanya pengaruh antar negara, peristiwa yang

terjadi di negara yg satu akan mempengaruhi negara lainnya walaupun jarak antar

negara tersebut sangat jauh.

Modernitas membuat segala hal menjadi lebih mudah, terjadinya globalisasi

dipengaruhi oleh adanya peralatan yang canggih di era modernitas seperti alat

transportasi dan komunikasi. Orang tidak lagi kesulitan untuk melakukan

perjalanan jauh berkat adanya kapal laut dan tidak sulit lagi untuk berhubungan

dengan orang di benua yang berbeda berkat telepon maupun internet. Revolusi

komunikasi juga mengambil peranan penting di era globalisasi, seperti media

cetak: surat kabar, jurnal, majalah, dan koran, maupun media lainnya. Media

massa bertujuan untuk mengabarkan suatu peristiwa yang sedang hangat-

hangatnya terjadi dan sebagai wadah bagi masyarakat dalam menyampaikan

opininya.

                                                            23 Ibid., h. 84.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

25 

I. 5. 3 Tradisionalitas dan Kepercayaan terhadapnya

Tradisionalitas biasa disebut dengan masa pramodern atau masa sebelum

modern. ada beberapa aspek yang merupakan kepercayaan dari tradisionalitas,

yaitu hubungan kekerabatan, komunitas lokal, kosmologi religius, dan tradisi.

Hubungan kekerabatan menyediakan satu mata rantai hubungan sosial yang dapat

diandalkan yang secara prinsip dan umum dilakukan, membentuk media

pengorganisasian relasi kepercayaan.24 Kekerabatan merupakan hal terpenting

bagi masyarakat tradisional. Masyarakat ini memiliki tingkat kekerabatan yang

tinggi untuk menghilangkan kerenggangan dan keasingan di antara mereka hingga

timbullah rasa kekeluargaan. Sementara itu, di masyarakat modernitas, mulai

jarang adanya proses sosialisasi dengan orang sekitar serta mereka cenderung

individualis dan menutup diri.

Komunitas lokal merupakan komunitas yang terbentuk akibat adanya

pertemuan secara rutin antar anggotanya di tempat yang sama secara terus

menerus. Hal ini biasa terjadi pada masyarakat tradisional. Pada sebagian besar

konteks pramodern, termasuk di sebagian besar kota besar, milieu25 lokal menjadi

tempat berkumpulnya relasi sosial yang terjalin dan rendahnya cakupan spasial

memberikan soliditas mereka tepat pada waktunya.26 Masyarakat pramodern tidak

                                                            24 Ibid., h. 133.

25 Milieu: ruang, tempat (beradanya benda, orang), lingkungan, masyarakat. –Farida Soemargono dan Winarsih Arifin, Kamus Perancis Indonesia (Cet. VII; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 658. 

26 Anthony Giddens, The Consequences, loc. cit.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

26 

memiliki rasa individualis karena mereka bertemu di suatu tempat yang sama

dalam jangka waktu cukup lama sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki

ikatan batin yang kuat. Migrasi penduduk, nomadisme, dan perjalanan jarak jauh

memang terjadi pada beberapa orang termasuk para pedagang dan petualang.

Namun, tidak banyak dari mereka melakukan hal tersebut sehingga sebagian besar

penduduk relatif tidak mobile dan terisolasi. Kenyataan ini berbanding terbalik

dengan alat-alat transportasi modern di masa modern yang dapat mempermudah

mobilisasi.

Ketergantungan terhadap zat atau kekuatan supranatural merupakan ciri utama

banyak kepercayaan religius. Agama merupakan pelarian dari penderitaan

kehidupan sehari-hari. Agama menimbulkan rasa tenang bagi pemeluknya

sehingga kegelisahan dan kesedihan sedikit hilang. Dengan kata lain, agama

merupakan suatu kepercayaan yang menimbulkan pengaruh positif, yaitu

ketenangan batin. Agama adalah media pengorganisasian bagi kepercayaan yang

tidak sekadar satu arah.27 Tidak hanya agama dan kepercayaan itu saja yang

berpengaruh di masyarakat pramodern, tetapi pemuka agama juga berpengaruh

dalam memberikan ilmu agama kepada penganutnya.

Tradisi merupakan rutinitas, tetapi tidak sekadar rutinitas karena tradisi

memiliki arti penting pada setiap pelaksanaannya. Makna aktivitas rutin berada di

dalam penghormatan atau pemujaan yang melekat dalam tradisi dan dalam kaitan

                                                            27 Ibid., h. 135.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

27 

antara tradisi dan ritual.28 Ritual merupakan suatu praktik bersifat sakral karena

berkaitan dengan kepercayaan masyarakat sehingga dihargai dan ditaati bagi

anggotanya. Ritual merupakan bentuk penghormatan kepada para leluhur. Adanya

ritual menandakan keberadaan suatu tradisi dengan kata lain, tradisi tersebut

belum bisa dianggap punah jika masih adanya ritual yang dilakukan oleh para

anggotanya.

I. 6 Metode Penelitian

Dalam menganalisis novel Le Tour du Monde en 80 jours karya Jules Verne ini

digunakan metode kualitatif. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian

kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya

sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan

dalam peristilahannya.29

Metode ini digunakan untuk menggali suatu makna di dalam teks secara lebih

mendalam dengan menganalisis data berdasarkan fakta-fakta yang ada. Objek

utama dari penelitian kualitatif adalah manusia dengan cara menganalisis perilaku,

tindakan, persepsi, dan motivasi menggunakan tulisan serta kemudian

diaplikasikan dengan metode. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi

                                                            28 Ibid., h. 138.

29 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), h. 9.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

28 

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.30

Terdapat tujuh tahap dalam penulisan penelitian ini. Tahap pertama adalah

melakukan pembacaan tingkat awal. Pembacaan pada tingkat awal ini merupakan

pembacaan secara menyeluruh untuk mengetahui tema, cerita, dan alur dalam

novel serta aspek-aspek yang mencolok untuk dijadikan objek formal. Tahap

kedua adalah melakukan pembacaan pada tingkat lanjut. Pembacaan pada tingkat

lanjut ini merupakan pembacaan lebih dalam dan terperinci terhadap teks yang

diteliti sehingga dapat dilakukan pengklasifikasian terhadap sub permasalahan

yang diangkat. Ketiga, melakukan analisis data dan mengangkat permasalahan

yang laik untuk dikaji. Ada dua hal kontras dan bertentangan, tetapi menarik di

dalam novel Le Tour du Monde en 80 jours, yaitu mengenai modernitas dan

tradisionalitas. Pada tahap keempat ini dibuat kartu data agar lebih terperinci

ketika menganalisis permasalahan dalam ruang lingkup modernitas dan

tradisionalitas.

Pada tahap kelima melakukan pengelompokan dari data-data yang telah

berhasil dikumpulkan di dalam kartu data untuk dijadikan subbab ketika

menganalisis. Tahap keenam adalah menentukan teori penelitian berkaitan dengan

permasalahan penelitian. Modernitas dan tradisionalitas merupakan salah satu

kajian dari teori modernitas oleh Anthony Giddens. Selanjutnya, tahap akhir yang

                                                            30 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005), h. 5.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68393/potongan/S1-2014... · globalisasi, kapitalisme, dan berbagai hal yang berkaitan dengan majunya

29 

dilakukan adalah menarik kesimpulan dari analisis data yang telah dilakukan dan

menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dari rumusan masalah yang ada.

I. 7 Sistematika Penyajian

Penulisan skripsi ini terdiri dari empat bab pokok yang masing-masing bab

akan dibagi lagi menjadi beberapa subbab. Bab I berisi pendahuluan yang

membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan

pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.

Bab II pembahasan tentang negosiasi modernitas dan kontra modernitas.

Kemudian, Bab III pembahasan tentang negosiasi tradisionalitas dan kontra

tradisionalitas. Selanjutnya, Bab IV merupakan bab penutup yang berisi

kesimpulan dari analisis data terhadap permasalahan dalam skripsi. Daftar

pustaka, résumé, dan lampiran peta perjalanan keliling dunia dalam delapan puluh

hari dicantumkan di akhir setelah bab penutup.