Bab i Pendahuluan Jurnal

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan hidup terhadap jejas (infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita(Darmojo & Hartono, 1994).

Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana masa ini terjadi secara terus menerus dan alamiah dan keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.

Dimasyarakat sering sekali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, mereka dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya sehingga cenderung dipandang tidak lebih dari sekelompok orang yang sakit-sakitan. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin banyaknya masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia (Nugroho,2008).

Pada usia lanjut terdapat permasalahanpermasalahan yang membebani kehidupan diantaranya ganguan mental, gangguan emosional dan gangguan fisik seperti penyakit yang diderita. Penyakit yang sangat erat hubunganya dengan proses menua ada 4 gangguan penyakit di antaranya ganggauan sirkulasi darah seperti hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak (koroner), ginjal, gangguan yang kedua metabolisme hormonal misalnya diabetes militus, klimakterium dan ketidakseimbangan tiroid, gangguan yang ketiga yaitu gangguan pada persendian misalnya osteoatritis, gout arthritis, ataupun penyakit kolagen lainnya, dan gangguan yang terakhir adalah berbagai macam gangguan neoplasma. Gangguan sirkulasi darah seperti hipertensi, kelainan pembuluh darah diotak (koroner), ginjal yang merupakan peringkat pertama yang hubungannya sangat erat dengan proses menua. Dimana dari banyak penelitian epidemiologi didapat bahwa dengan meningkatnya umur maka tekanan darah akan meninggi, hipertensi sering menjadi masalah pada lanjut usia karena sering ditemukan pada lanjut usia dan menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit jantung koroner (Nugroho,2008).

Pada dasarnya penanganan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan nonfarmakologis. Pengobatan nonfarmakologis sendiri dapat dilakukan dengan cara mengontrol hipertensi seperti pengaturan pola makan, penggunaan berbagai macam terapi seperti yoga, terapi akupresur, olahraga, meditasi dan termasuk terapi herbal (Dalimartha, 2008).

Terapi herbal merupakan terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka (Depkes, 2007). Di Indonesia sendiri banyak sekali dijumpai tanaman yang dapat digunakan sebagai pengobatan. Menurut Yus (1992) dari empat puluh ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, tiga puluh ribu jenis diantaranya tumbuh di Indonesia dan 26% dibudidayakan serta sisanya masih tumbuh liar (Endang, 2003). Dari semua jenis tanaman herbal yang telah dibudidayakan (kurang lebih 7.000 jenis), lebih dari 940 jenis digunakan sebagai obat tradisional (Endang, 2003).

Tanaman seledri (Apium graveolans Linn) memiliki efek yang baik untuk menurunkan tekanan darah (hipotensi) pada penderita tekanan darah tinggi (hipertensi). Efek hipotensif tersebut berasal dari senyawa apigenin yang terdapat di dalam tanaman seledri (Dalimartha, 2008). Terdapat beberapa penelitian yang telah menunjukkan manfaat seledri dalam menurunkan tekanan darah tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Supari (2006) yang dimuat dalam Medical Journal of Indonesia menyatakan bahwa dari uji klinis yang dilakukannya mengenai pemberian seledri dalam bentuk fitofarmaka 3 kali sehari (250 mg) selama 12 minggu, mampu menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik setara dengan amlodipin sekali sehari (5 mg). Selain itu fitofarmaka tidak mempengaruhi kadar elektrolit plasma, kadar lipid plasma, maupun kadar gula darah, dan tidak ditemukan efek samping yang berarti pada fungsi hati dan ginjal (Hartati, 2007). Penelitian ini dilakukan pada 142 orang penderita hipertensi ringan (tekanan darah sistolik 95-114 mmHg) dan hipertensi sedang (tekanan darah sistolik 160-199 mmHg) selama 12 minggu. Sebagian penderita diberikan seledri dalam bentuk fitofarmaka dan sebagian penderita lainnya diberikan amlodipin. Setelah 12 minggu pemberian, tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara efek seledri dan amlodipin (Zhahara, 2012).

Dari fakta didapatkan bahwa lansia yang menderita hipertensi di PSTW Puspakarma Mataram dalam dua tahun terakhir (2013) berjumlah 11 orang, dan studi pendahuluan bahwa di PSTW Puspakarma Mataram belum pernah dilakukan penelitian serupa yaitu tentang terapi herbal daun seledri. Dari berbagai fakta di atas, kami tertarik untuk memaparkan kembali mengenai terapi herbal daun seledri bagi para lansia yang menderita hipertensi di Panti Sosial Puspakarma.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka kami merumuskan masalah penelitian adalah adakah pengaruh terapi herbal daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di PSTW Puspakarma Mataram?

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi herbal daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di PSTW Puspakarma Mataram.

2. Tujuan Khusus

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu:

a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tekanan darah sebelum diberikan terapi herbal daun seledri pada lansia penderita hipertensi di PSTW Puspakarma Mataram.

b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tekanan darah setelah diberikan terapi herbal daun seledri pada lansia penderita hipertensi di PSTW Puspakarma Mataram.

c. Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh terapi herbal seledri terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di PSTW Puspakarma Mataram. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Mahasiswa Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan perserta didik dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan gerontik tentang penanganan lansia yang menderita hipertensi salah salah satunya dengan mengkonsumsi daun seledri.

2. Bagi Lansia

Dengan penelitian ini dapat menambah wawasan dan keterampilan bagi lansia tentang cara menunrunkan tekanan darah penyakit hipertensi dengan mengkonsumsi daun seledri demi peningkatan derajat kesehatan lansia.

3. Bagi PSTW Puspakarma Mataram

Terapi herbal jus daun seledri dapat dijadikan salah satu pengobatan alternatif disamping pengeobatan farmakologi dalam menurunkan tekanan darah pada lansia yang menderita penyakit hipertensi untuk meningkatakan pelayana bagi lajut usia dan dapat memberikan motivasi kepada para petugas pada setiap Wisma di PSTW untuk selalu memberikan terapi herbal daun seledri pada lansia penderita hipertensi yang banyak tumbuh dan hidup disekitar halaman PSTW Puspakarma Mataram.

4. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan rujukan dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya dalam keperawatan Gerontik terutama dalam pengaruh terapi herbal daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi. 5. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian berikutnya yang terkait dengan manfaat daun seledri pada penurunan tekanan darah penderita hipertensi.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Ucy Ramadhan tentang faktor-faktor yang berhubungan pengaruh konsumsi jus seledri (Apium Graveolens L.) terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. dengan menggunakan rancangan penelitian Pra Experiment dengan pendekatan Pre dan Post Test Control Group Design dan analisa data menggunakan uji Independent T-Test. dalam penelitian tersebut besar sampel yang digunakan sebanyak 40 responden yang diambil secara kuota sampling. Pada desain penelitian ini, responden penelitian dibagi 2 dua kelompok yaitu kelompok control dan kelompok perlakuan. Pada kedua kelompok sama-sama dilakukan Pre-Test kemudian diberikan perlakukan berupa jus daun seledri kemudian dilakukan Post-test pada masing-masing kelompok. Pemberian perlakukan pada kelompok kontrol selama 7 hari dengan dosis 3 kali sehari. Dengan hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan penurunan tekanan darah sistolik (p< 0,001) dan tekanan darah diastolik (p = 0,035) antara kelompok perlakuan dan kontrol. Setelah konsumsi jus seledri, tekanan darah sistolik kelompok perlakuan mengalami penurunan dengan nilai median yaitu 11.50 + 9.26. SD mmHg dan diastolik menurun 4.50 + 13.58 SD mmHg sedangkan kelompok kontrol tidak 50 mengalami penurunan yang bermakna.

Sedangkan penelitian sekarang ini dengan judul penerarapan terapi herbal daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Puspakarma Mataram. Desain penelitian yang digunakan yaitu Quasi Experiment dengan pendekatan Group Control Pre dan Post Test. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik sampling non probability sampling dengan pendekatan total sampling sehingga didapat sampel sebesar 10 orang yang dibagi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol sebanyak 5 orang dan kelompok perlakuan sebanyak 5 orang. Sedangkan persamaan dengan penelitian terdahulu terletak pada analisa data yang digunakan menggunakan uji Independet T-Test.