Upload
vudung
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur yang merata, baik
materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Undang-Undang Dasar 1945)
sebagaimana dimuat dalam Konsideran Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan (Undang-Undang Ketenagakerjaan). Salah satu sarana
dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya adalah melalui penjaminan
terhadap hak atas pekerjaan. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan setiap
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketentuan Pasal 27 ayat (2)
Undang-Undang Dasar 1945, menyebutkan “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Ketentuan pasal
tersebut mengamanatkan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak demi keberlangsungan hidupnya.
Sejalan dengan bunyi pasal tersebut, Pasal 38 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Undang-Undang HAM) juga
menjelaskan tentang hak warga negara untuk memperoleh pekerjaan yang layak.
Dalam hal mewujudkan pekerjaan yang layak, Indonesia tidak hanya bertumpu
pada aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia. Indonesia tergabung
dalam International Labour Organization (ILO). Indonesia dan ILO telah
menjalin kerja sama sejak Indonesia menjadi anggota ILO pada 12 Juni 1950
(Organisasi Perburuhan Internasional, 2013: 7). ILO mengembangkan Profil
Pekerjaan Layak dalam suatu negara. Profil Pekerjaan Layak Negara ini
mencakup sepuluh unsur utama yang berhubungan dengan 4 (empat) pilar
strategis dari Agenda Pekerjaan Layak (pekerjaan penuh dan produktif, hak di
tempat kerja, perlindungan sosial dan promosi dialog sosial), yaitu: kesempatan
kerja, pendapatan setara dan kerja produktif; jam kerja yang layak;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menggabungkan kerja, keluarga dan kehidupan pribadi; kerja yang harus
dihapuskan; stabilitas dan keamanan kerja; kesempatan setara dan perlakuan
dalam pekerjaan; lingkungan kerja yang aman; keamanan sosial, dan dialog sosial,
perwakilan pekerja dan pengusaha (http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---
asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_180582.pdf.
diakses pada tanggal 2 Desember 2013 pukul 21.57). Sebagai negara anggota dari
ILO, Indonesia wajib mengikuti peraturan yang diberlakukan oleh ILO.
Pekerja merupakan salah satu modal yang dibutuhkan setiap pengusaha
untuk menjalankan perusahaannya. Tanpa adanya pekerja, suatu perusahaan tidak
dapat berjalan bahkan tidak dapat berkembang dan mengalami kemajuan. Setiap
pekerja membutuhkan perlindungan agar tidak terjadi perbudakan maupun
penghambaan kepada pengusaha yang mempekerjakannya, karena pada dasarnya
pekerja merupakan mitra kerja dan faktor produksi yang penting, karena itu harus
diperhatikan hak-hak normatifnya sehingga mereka dapat bekerja secara optimal
(Lalu Husni, 2010: 6).
Revolusi industri berdampak besar pada perubahan sosial yang terjadi
sekitar abad ke-18 sampai abad ke-19. Perubahan hampir terjadi di semua bidang,
melalui penemuan baru, peraturan baru, dan sistem ekonomi baru
(http://www.anneahira.com/sejarah-revolusi-industri.htm diakses pada tanggal 18
Februari 2014, pukul 20.33). Sejalan dengan terjadinya revolusi industri tersebut,
perusahaan-perusahaan berusaha menemukan terobosan-terobosan baru dalam
memenangkan persaingan. Pada tahap ini, kemampuan untuk mengerjakan
sesuatu saja tidak cukup untuk menang secara kompetitif, melainkan harus disertai
dengan kesanggupan untuk menciptakan produk paling bermutu dengan biaya
terendah. Salah satu upaya mewujudkan hal tersebut di bidang ketenagakerjaan
melalui pekerja alih daya atau sering disebut dengan istilah pekerja outsourcing.
Hal ini karena pekerja outsourcing merupakan bisnis kemitraan dengan tujuan
memperoleh keuntungan bersama, membuka peluang bagi berdirinya perusahaan-
perusahaan baru di bidang penyedia tenaga kerja, serta efisiensi bagi dunia usaha
(Lalu Husni, 2010 : 186-188).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Namun, pandangan ideal mengenai kehidupan pekerja, khususnya pekerja
outsourcing tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan yang terjadi.
Keberadaan pekerja outsourcing sering dipandang sebelah mata bagi sebagian
besar pengusaha di Indonesia, sehingga banyak terjadi pelanggaran atas hak-hak
yang seharusnya diperoleh para pekerja outsourcing. Pelanggaran tersebut juga
bertentangan dengan nilai-nilai keadilan yang semestinya diperoleh para pekerja
outsourcing, dimana keadilan merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) hak dasar
yang dimiliki oleh setia manusia (Bab III Undang-Undang HAM). Pelanggaran
yang sering terjadi adalah tidak terpenuhinya jaminan kesehatan dan tidak
terpenuhinya hak atas keamanan dan keselamatan kerja pekerja outsourcing.
Pelanggaran berupa tidak terpenuhinya jaminan kesehatan pekerja
outsourcing salah satunya terjadi di Kota Medan pada tahun 2012. Terjadi
demonstrasi yang dilakukan oleh pekerja outsourcing karena tidak mendapatkan
jaminan kesehatan baik dari perusahaan pengguna tenaga kerja, yaitu PT PLN
Unit Induk Pembangunan Jaringan Sumatera, maupun dari perusahaan penyedia
tenaga kerja, yaitu PT Satya Bhayangkara
(http://www.hariansumutpos.com/2012/09/41108/karyawan-outsourcing-demo-
pln#axzz2iOq3SPVU diakses pada tanggal 22 Oktober 2013, pukul 06.03).
Pelanggaran berupa tidak terpenuhinya hak atas keamanan dan keselamatan
kerja pekerja outsourcing menimpa salah seorang pekerja outsourcing yang
bekerja di PT PLN Jatimulya Bekasi, yang bernama Heri Irwansyah. Heri
Irwansyah menyentuh kabel listrik yang bertegangan rendah sehingga salah satu
tangannya terkelupas. Sedangkan pada saat itu, Heri tidak memakai sarung tangan
yang memang tidak disediakan oleh PT PLN Jatimulya Bekasi, yang
mengakibatkan Heri meninggal pada hari itu juga
(http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt52415c164c019/kondisi-kerja-
pekerja-outsourcing-di-bumn-memprihatinkan diakses pada tanggal 3 Oktober
2013, pukul 08.15).
Terhadap kasus-kasus serupa, pada tahun 2003 Saepul Tavip dan 36 (tiga
puluh enam) pemohon lainnya yang berasal dari beberapa serikat buruh di
Indonesia mengajukan permohonan pengujian materiil atas Undang-Undang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Ketenagakerjaan diantaranya Pasal 64-66. Pemohon berpendapat bahwa Undang-
Undang Ketenagakerjaan memandang buruh hanya sebagai komoditas semata,
karena kecenderungan sistem outsourcing dalam pola pekerjaan yang juga
dianggap sebagai modern slavery. Kemudian Mahkamah berpendapat bahwa para
pemohon tidak dapat membuktikan dasar dari dalil yang diajukan pemohon
karena dalam keseluruhan ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan tidak
memuat aturan yang menunjuk pada hal yang didalilkan, meskipun benar bahwa
pola outsourcing telah diatur secara khusus dalam Pasal 64-66 Undang-Undang
Ketenagakerjaan. Oleh karena itu, permohonan yang diajukan para pemohon
tersebut ditolak dengan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 12/PUU-
I/2003.
Selanjutnya, tenaga kerja outsourcing yang bekerja sebagai petugas
pembaca meteran listrik melalui Lembaga Swadaya Masyarakat Aliansi Petugas
Pembaca Meteran Listrik (LSM AP2ML) Indonesia pun mengajukan permohonan
terhadap beberapa pasal di dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan, yaitu Pasal
59, Pasal 64, Pasal 65, dan Pasal 66. Permohonan pengujian dilakukan oleh Didik
Suprijadi yang bertindak atas nama LSM AP2ML Indonesia.
Berdasarkan pertimbangan hukum terhadap putusan MK memberikan
keputusan mengabulkan sebagian permohonan pemohon. Pasal 59 Undang-
Undang Ketenagakerjaan tidak dikabulkan sebab pelanggaran terhadap Pasal 59
merupakan persoalan implementasi dan bukan merupakan persoalan
konstitusionalitas norma yang dapat diajukan gugatan secara perdata ke peradilan
lain. Sedangkan Pasal 64, 65, dan 66 dinyatakan bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar 1945 apabila tidak memenuhi 2 (dua) persyaratan yang diberikan
oleh MK (conditionally unconstitutional), yaitu pertama, perjanjian kerja antara
pekerja dengan perusahaan yang melaksanakan pekerjaan outsourcing tidak
berbentuk Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), melainkan berbentuk
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT). Kedua, menerapkan prinsip
pengalihan tindakan perlindungan bagi pekerja yang bekerja pada perusahaan
yang melaksanakan pekerjaan outsourcing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Berdasarkan latar belakang di atas menjadikan penulis tertarik untuk
mengkaji lebih mendalam tentang permasalahan tersebut dalam penulisan hukum
dengan judul “KEDUDUKAN HAK-HAK TENAGA KERJA ALIH DAYA
DALAM PERSPEKTIF KEADILAN (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 27/PUU-IX/2011)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis merumuskan beberapa
permasalahan yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Apakah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU-IX/2011 telah
memenuhi prinsip-prinsip keadilan bagi tenaga kerja alih daya ?
2. Apakah akibat hukum dari Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU-
IX/2011 terhadap hak-hak tenaga kerja alih daya ?
3. Bagaimanakah putusan yang seharusnya dijatuhkan oleh Mahkamah Konstitusi
untuk melindungi hak-hak tenaga kerja alih daya sesuai dengan prinsip-prinsip
keadilan ?
C. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian dikenal ada 2 (dua) macam tujuan, yaitu tujuan
objektif dan tujuan subjektif. Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Objektif
Tujuan objektif merupakan tujuan penulisan dilihat dari tujuan umum
yang berasal dari penelitian itu sendiri, yaitu sebagai berikut dengan :
a. Untuk mengetahui Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU-IX/2011
terhadap pemenuhan prinsip-prinsip keadilan bagi tenaga kerja alih daya.
b. Untuk mengetahui akibat hukum dari Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
27/PUU-IX/2011 terhadap hak-hak tenaga kerja alih daya.
c. Untuk mengetahui putusan yang seharusnya dijatuhkan oleh Mahkamah
Konstitusi untuk melindungi hak-hak tenaga kerja alih daya sesuai dengan
prinsip-prinsip keadilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Tujuan Subjektif
Tujuan Subjektif merupakan tujuan penulisan dilihat dari tujuan pribadi
penulis sebagai dasar dalam melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama dalam
menyusun penulisan hukum (skripsi) agar dapat memenuhi persyaratan
akademis guna memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Untuk menerapkan teori-teori hukum yang telah penulis peroleh agar dapat
memberi manfaat bagi penulis sendiri serta memberikan kontribusi positif
bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum.
c. Untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman dalam teori dan praktek
penulis dalam bidang hukum tata negara.
D. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian dapat memberikan manfaat bagi pengetahuan terutama
ilmu hukum baik secara teoritis maupun dalam praktek. Adapun manfaat yang
diharapkan dari penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penulisan hukum ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
pengetahuan di bidang hukum.
b. Penulisan hukum ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur
sebagai acuan untuk melakukan penulisan sejenis selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Menjadi wadah bagi penulis untuk mengembangkan penalaran dan
membentuk pola pikir yang dinamis serta untuk mengetahui kemampuan
penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.
b. Hasil penelitian dalam penulisan ini diharapkan dapat membantu dan
memberikan masukan kepada semua pihak yang membutuhkan pengetahuan
terkait dengan permasalahan yang diteliti dan bermanfaat bagi pihak yang
mengkaji ilmu hukum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. Metode Penelitian
Penelitian hukum (legal research) adalah suatu proses untuk menentukan
kebenaran koherensi, yaitu menentukan apakah aturan hukum yang ada sudah
sesuai dengan norma hukum, apakah norma yang berupa perintah atau larangan
itu sesuai dengan prinsip hukum dan apakah tindakan seseorang sudah sesuai
dengan norma hukum atau prinsip hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2013: 47).
Penelitian hukum merupakan suatu penelitian dalam kerangka know-how di dalam
hukum. Hasil yang dicapai adalah untuk memecahkan isu hukum yang dihadapi
(Peter Mahmud Marzuki, 2013: 60). Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian hukum dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum (legal research). Penelitian
hukum (legal research) adalah suatu proses untuk menentukan kebenaran
koherensi, yaitu menentukan apakah aturan hukum yang ada sudah sesuai
dengan norma hukum, apakah norma yang berupa perintah atau larangan itu
sesuai dengan prinsip hukum dan apakah tindakan seseorang sudah sesuai
dengan norma hukum atau prinsip hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2013: 47).
Menurut Peter Mahmud Marzuki, segala penelitian hukum (legal research)
bersifat normatif (Peter Mahmud Marzuki, 2013: 55-56).
2. Sifat Penelitian
Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang bersifat
preskriptif dan terapan. Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum
mempelajari tentang tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum,
dan norma-norma hukum. Sebagai ilmu terapan, ilmu hukum menetapkan
standar prosedur, ketentuan-ketentuan, rambu-rambu dalam melaksanakan
aturan hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2013: 41).
Penelitian hukum ini akan mempelajari norma-norma hukum terkait
dengan perlindungan hak-hak tenaga kerja, terutama pekerja alih daya
(outsourcing) untuk kemudian memberikan saran yang dapat digunakan agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dalam memberikan perlindungan hak-hak pekerja outsourcing sesuai dengan
prinsip-prinsip keadilan.
3. Pendekatan Penelitian
Peter Mahmud Marzuki (2013: 133) mengatakan bahwa di dalam
penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan pendekatan tersebut,
peneliti akan mendapatkan infromasi dari berbagai aspek mengenai isu yang
sedang dicoba untuk dicari jawabannya. Pendekatan-pendekatan yang dapat
digunakan dalam penelitian hukum adalah pendekatan undang-undang (statute
approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis (historical
approach), pendekatan komparatif (comparative approach), dan pendekatan
konseptual (conceptual approach).
Pada penelitian hukum ini guna memperoleh jawaban dari kasus yang
ingin dikaji maka peneliti menggunakan pendekatan undang-undang (statute
approach) dimana peneliti perlu memahami hierarki dan asas-asas dalam
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang
dikaji serta guna menjawab isu hukum yang dikaji oleh peneliti. Selain itu
peneliti juga menggunakan pendekatan konseptual (conceptual approach)
dimana untuk mengkaji penelitiannya yang tidak beranjak dari aturan hukum
yang ada. Dalam hal ini mengkaji dari doktrin-doktrin yang berkembang dalam
ilmu hukum.
4. Sumber Penelitian Hukum
Pemecahan isu hukum memerlukan sumber-sumber penelitian. Sumber
hukum penelitian dapat dibedakan menjadi sumber-sumber penelitian yang
berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. Bahan
hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif, artinya
mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-
undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-
undangan, dan putusan-putusan hakim. Bahan hukum sekunder berupa semua
publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum,
jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan (Peter Mahmud
Marzuki, 2013: 181).
Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah:
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian hukum ini
antara lain:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
4) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
5) Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
6) Herziene Inlandsch Reglement.
7) Rechtsreglement Buitengewesten.
8) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
9) Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU-IX/2011 terkait uji
materiil Pasal 65 ayat (7) dan Pasal 66 ayat (2) huruf b Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
10) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
11) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Per-
04/MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja
di Perusahaan.
12) Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2005 tentang Perubahan
Keempat Atas Paraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
13) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian
Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain.
14) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2010 tentang Tata
Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
15) Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor: B.31/PHIJSK/I/2012 tentang Pelaksanaan
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU-IX/2011.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder berupa buku-buku teks, kamus-kamus hukum,
jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan (Peter
Mahmud Marzuki, 2013: 181). Selain buku teks, jurnal, dan komentar atas
putusan pengadilan, penulis juga menggunakan karya-karya berupa skripsi,
makalah, dan artikel yang termuat dalam internet untuk mendukung
penulisan hukum ini.
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan teknik kajian pustaka. Bahan hukum primer serta bahan
hukum sekunder diinventaris dan diklasifikasikan dengan menyesuaikan
masalah yang dikaji. Bahan hukum yang berhubungan dengan masalah yang
dikaji akan dipaparkan, disistematisasi, kemudian dianalisis untuk
menginterpretasikan hukum yang berlaku (Johny Ibrahim, 2008: 296).
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder diklasifikasikan yaitu
berupa peraturan perundang-undangan terkait hak-hak tenaga kerja untuk
bahan hukum primer serta bahan hukum sekunder berupa buku-buku hukum,
jurnal, dan artikel hukum mengenai perlindungan hak-hak tenaga kerja.
6. Teknik Analisis Bahan Hukum
Teknik analisa bahan hukum berkaitan dengan penggunaan penalaran
ilmiah terhadap bahan-bahan hukum. Teknik analisis yang penulis gunakan
adalah logika deduktif. Logika deduktif digunakan untuk menarik kesimpulan
dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (Johny
Ibrahim, 2008: 249). Peter Mahmud Marzuki menjelaskan metode deduksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
sebagaimana silogisme yang diajarkan Aristoteles, penggunaan metode deduksi
berpangkal pada pengajuan premis mayor (pernyataan yang bersifat umum),
kemudian diajukan premis minor (pernyataan yang bersifat khusus), dari kedua
premis tersebut kemudian ditarik kesimpulan atau conclusion. Akan tetapi, di
dalam argumentasi hukum, silogisme hukum tidak sesederhana silogisme
tradisional (Peter Mahmud Marzuki, 2013: 89).
Penggunaan metode deduksi dalam penulisan hukum ini berpangkal dari
pengajuan premis mayor yaitu peraturan-peraturan mengenai hak-hak tenaga
kerja. Kemudian diajukan premis minor yaitu Putusan MK Nomor 27/PUU-
IX/2011. Selanjutnya dari kedua premis tersebut ditarik kesimpulan yaitu
kesesuaian antara Putusan MK Nomor 27/PUU-IX/2011 tersebut dan peraturan
perundang-undangan dengan prinsip-prinsip keadilan serta akibat hukum yang
ditimbulkan akibat Putusan MK Nomor 27/PUU-IX/2011.
F. Sistematika Penulisan Hukum
Sistematika penulisan hukum disajikan guna memberikan gambaran secara
keseluruhan mengenai pembahasan yang akan dirumuskan sesuai dengan kaidah
atau aturan baku penulisan hukum. Adapun sistematika penulisan hukum (skripsi)
terdiri atas 4 (empat) bab dimana tiap bab terbagi beberapa sub bab yang
dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil
penelitian ini. Keseluruhan sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam latar belakang ini dipaparkan mengenai alasan dikeluarkannya
Putusan MK Nomor 27/PUU-IX/2011 serta kasus-kasus pelanggaran hak-hak
pekerja outsourcing oleh perusahaan yang mempekerjakan. Putusan MK
tersebut berisi tentang perubahan Pasal 65 ayat (7) serta Pasal 66 ayat (2) huruf
b Undang-Undang Ketenagakerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan bagian penting dalam suatu penulisan
hukum agar terarah dan tujuan tidak menyimpang dari pokok permasalahan
sehingga sangat diperlukan untuk memfokuskan masalah agar dapat
dipecahkan secara sistematis. Dalam perumusan masalah penulisan hukum ini
berisi pertanyaan: apakah Putusan MK Nomor 27/PUU-IX/2011 telah
memenuhi prinsip-prinsip keadilan bagi tenaga kerja alih daya; apakah akibat
hukum dari Putusan MK Nomor 27/PUU-IX/2011 terhadap hak-hak tenaga
kerja alih daya; dan bagaimanakah putusan yang seharusnya dijatuhkan oleh
MK untuk melindungi hak-hak tenaga kerja alih daya sesuai dengan prinsip-
prinsip keadilan.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memaparkan tentang manfaat yang akan dicapai dalam
penulisan hukum ini. Tujuan yang ingin dicapai meliputi tujuan obyektif dan
tujuan subyektif.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini menguraikan mengenai manfaat yang akan dicapai
dalam penulisan hukum ini. Manfaat yang ingin dicapai meliputi manfaat
obyektif dan manfaat subyektif.
E. Metode Penelitian
Dalam bagian ini menguraikan metode penelitian yang digunakan yakni
meliputi jenis penelitian, sifat penelitian, pendekatan penelitian, sumber
penelitian, teknik pengumpulan bahan hukum dan teknik analisis bahan
hukum. Jenis penelitian adalah penelitian hukum (legal research). Sifat
penelitian ini ialah bersifat preskriptif dan terapan sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan undang-undang (statute approach) dan
pendekatan konseptual (conseptual approach). Sumber hukum penelitian ini
ialah terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik
pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik kajian pustaka. Teknik analisis bahan hukum yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
digunakan adalah logika deduktif dengan mencantumkan premis mayor dan
premis minor kemudian ditarik suatu konklusi.
F. Sistematika Penelitian hukum
Sistematika penulisan hukum disajikan guna memberikan gambaran
secara keseluruhan mengenai pembahasan yang akan dirumuskan sesuai
dengan kaidah atau aturan baku penulisan hukum. Adapun sistematika
penulisan hukum (skripsi) terdiri atas empat bab dimana tiap bab terbagi
beberapa sub bab yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap
keseluruhan hasil penelitian ini.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
Kerangka teori berisi tentang: tinjauan umum tentang tenaga kerja alih
daya (outsourcing), tinjauan umum tentang hak-hak tenaga kerja, tinjauan
umum tentang keadilan, dan tinjauan umum tentang kewenangan Mahkamah
Konstitusi.
B. Kerangka Pemikiran
Pada kerangka pemikiran ini diuraikan mengenai bagan alur pemikiran
penulis terhadap isi tulisan dalam penulisan hukum (skripsi) ini.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis menguraikan hasil penelitian, yang dihasilkan dari
proses menjawab rumusan masalah yang menjadi dasar penulis melakukan
penulisan hukum yang disusun sebagai berikut:
A. Pemenuhan Prinsip-prinsip Keadilan Bagi Tenaga Kerja Alih Daya Terhadap
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU-IX/2011
B. Akibat hukum dari Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU-IX/2011
terhadap hak-hak tenaga kerja alih daya
C. Putusan yang seharusnya dijatuhkan oleh Mahkamah Konstitusi untuk
melindungi hak-hak tenaga kerja alih daya sesuai dengan prinsip-prinsip
keadilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini, penulis menguraikan kesimpulan dari penulisan hukum ini
yang merupakan jawaban dari rumusan masalah dengan sistematika sebagai
berikut:
A. Simpulan
Pada bagian simpulan ini memaparkan jawaban dari permasalahan yang
telah diuraikan dalam pembahasan.
B. Saran
Pada bagian saran ini penulis memaparkan saran atas permasalahan yang
telah diuraikan dalam pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN