2
 BAB I PENDAHULUAN Asfk sia meru paka n penye bab ke mati an terba nyak yang ditemukan dalam kasus kedokt er an or ensik. As fksia yang di ak ib at kan ole h karena ad an ya ob struks i pa da sa lu ran pernaasan disebut asfksia mekanik. Asfksia jenis inilah yang pa li ng ser ing dij umpa i da lam kasus ti nd ak pi dana ya ng meny angk ut tubuh dan nyawa manusia. Mengetahui gambaran asfk sia, khususny a pada postmor tem serta ke adaan apa saja yang dapat menyebabkan asfksia, khususnya asfksia mekanik mempunyai ar ti penting terutama dikaitkan dengan proses penyidikan.(1) Dalam penyidikan untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban yang diduga karena peristiwa tindak pidana, seorang penyidik berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedok teran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. eorang dokter sebagaimana pasal 1!" #$%A& wajib membe rik an keteran ga n ya ng sebai k' ba ik nya dan ya ng sebenarnya menurut pengetahuan di bidang keahliannya demi keadilan. $ntuk itu , sud ah sel aya kny a seorang dok ter per lu 1

BAB I Pendahuluan Pencekikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sains

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Asfiksia merupakan penyebab kematian terbanyak yang ditemukan dalam kasus kedokteran forensik. Asfiksia yang diakibatkan oleh karena adanya obstruksi pada saluran pernafasan disebut asfiksia mekanik. Asfiksia jenis inilah yang paling sering dijumpai dalam kasus tindak pidana yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia. Mengetahui gambaran asfiksia, khususnya pada postmortem serta keadaan apa saja yang dapat menyebabkan asfiksia, khususnya asfiksia mekanik mempunyai arti penting terutama dikaitkan dengan proses penyidikan.(1)Dalam penyidikan untuk kepentingan peradilan menangani seorang korbanyang diduga karena peristiwa tindak pidana, seorang penyidik berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. Seorang dokter sebagaimana pasal 179 KUHAP wajib memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut pengetahuan di bidang keahliannya demi keadilan. Untuk itu, sudah selayaknya seorang dokter perlu mengetahui dengan seksama perihal ilmu forensik, salah satunya asfiksia.(2)Korban kematian akibat asfiksia termasuk yang sering diperiksa oleh dokter. Umumnya urutan ke-3 sesudah kecelakaan lalu lintas dan trauma mekanik. Kasus asfiksia yang umum dijumpai salah satunya adalah pencekikan. Pencekikan menyebabkan penekanan dan penutupan pembuluh darah dan jalan napas oleh karena tekanan eksternal (luar) pada leher. Hal ini menyebabkan hipoksia atau anoksia otak sekunder menyebabkan perubahan atau terhentinya aliran darah dari dan ke otak. Dengan hambatan komplit pada arteri karotis, kehilangan kesadaran dapat terjadi dalam 10-15 detik. (2)

2