Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
A. Arah Kebijakan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 merupakan RPJMN ke-3 (ketiga) sebagai kelanjutan dari RPJMN
sebelumnya dari keseluruhan 4 (empat) tahap Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007. Berlandaskan pelaksanaan,
pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMN ke-2, maka RPJMN 2015-
2019 ditujukan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam, dan sumber
daya manusia berkualitas, serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus
meningkat.
Periode pembangunan 2015-2019 merupakan masa pembangunan
yang strategis dalam mempersiapkan landasan pembangunan yang kuat
bagi pencapaian sasaran pembangunan jangka panjang tahap ke-4 di
Tahun 2020-2025. Untuk itu, Pemerintah telah menyusun RPJMN 2015-
2019 dengan mengangkat Visi “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Untuk
mencapai Visi tersebut, Pemerintah telah menetapkan Misi, yaitu :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis
berlandaskan Negara hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai Negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut, maka telah dirumuskan
9 (sembilan) Agenda Prioritas atau Nawa Cita, yaitu :
PENDAHULUAN BAB I
2
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindung segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;
2. Membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa Asia lainnya;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa; serta
9. Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Sebagai keberlanjutan dari RPJMN ke-2 (2010-2015), maka fokus
RPJMN 2015-2019 lebih menitikberatkan arahnya kepada “Memantapkan
Pembangunan Secara Menyeluruh di Berbagai Bidang dengan Menekankan
pada Pencapaian Daya Saing Kompetitif Perekonomian Berlandaskan
Keunggulan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia Berkualitas
serta Kemampuan Iptek yang Terus Meningkat”, sebagaimana terlihat pada
gambar berikut :
Gambar 1 Tahapan Pembangunan dan Arahan Kebijakan RPJPN 2005-2025
A.
B.
Sumber : Buku I Agenda Pembangunan Nasional
3
B. Perencanaan Strategis 2015-2019
Mengacu pada Visi, Misi, Nawa Cita dan Renstra Kementerian Dalam Negeri 2015-2019, maka Renstra Direktorat Jenderal Bina
Administrasi Kewilayahan Tahun 2015-2019 secara konsisten diarahkan pada upaya-upaya mendukung lingkup tugas Direktorat Jenderal Bina
Administrasi Kewilayahan dalam penyelenggaraan sebagian tugas Kementerian Dalam Negeri di bidang pembinaan administrasi kewilayahan. Dari 9 Agenda Nawa Cita Prioritas Pembangunan Nasional, terdapat
3 Nawa Cita yang merupakan bagian penugasan kepada Kementerian Dalam Negeri, yaitu Nawa Cita 1,2 dan 3. dari Ketiga Nawa Cita yang menjadi prioritas Kementerian Dalam Negeri tersebut, yang berkaitan
dengan rencana program dan kegiatan Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan, yaitu 1) Menghadirkan kembali Negara untuk melindung
segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; 2) Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, serta 3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Keterkaitan tersebut sebagaimana dapat dilihat sebagaimana tabel berikut:
Tabel 1 Keterkaitan antara Prioritas
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan,
Dengan Prioritas Kementerian Dalam Negeri dan Nawa Cita
Agenda Prioritas/ Nawa Cita
Prioritas Kemendagri
Prioritas Ditjen Bina Adwil
1 Menghadirkan kembali Negara untuk
melindung segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga negara
1 Menghadirkan kembali Negara
untuk melindung segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga negara
1 Menghadirkan kembali Negara
untuk melindung segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga negara
2 Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya
2 Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya
2 Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya
3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan
3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan
3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan
4
Agenda Prioritas/ Nawa Cita
Prioritas Kemendagri
Prioritas Ditjen Bina Adwil
4 Memperkuat
kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat dan terpercaya
5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6 Meningkatkan produktivitas rakyat
dan daya saing di pasar internasional
7 Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik
8 Melakukan revolusi karakter bangsa
9 Memperteguh ke-bhinneka-an dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia
Sumber : Renstra Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan 2015-2019
Dengan mengacu pada RPJMN 2015-2019, maka Rencana Kerja
Kementerian Dalam Negeri Tahun 2019 merupakan Rencana Kerja Tahun
kelima implementasi pencapaian visi misi Nasional yang diarahkan pada
upaya-upaya dalam mendukung Peran Strategis Kementerian Dalam Negeri
di bidang pemerintahan dalam negeri dengan memperhatikan visi, misi,
dan arah kebijakan untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan
dinamika lingkungan strategis, keberlanjutan kebijakan pembangunan, dan
tuntutan perubahan untuk mewujudkan kondisi yang lebih ideal terkait
lingkup tugas Kementerian Dalam Negeri.
Atas pertimbangan tersebut, telah ditetapkan Peran Strategis
Kementerian Dalam Negeri yaitu “Kementerian Dalam Negeri harus mampu
menjadi POROS Jalannya Pemerintahan dan Politik Dalam Negeri,
5
Meningkatkan Pelayanan Publik, Menegakkan Demokrasi dan Menjaga
Integritas Bangsa”. Untuk mewujudkan Peran Strategis tersebut, maka
ditetapkan Arah Kebijakan Strategis Kementerian Dalam Negeri, yaitu :
1. Menjaga persatuan dan kesatuan, serta melanjutkan pengembangan
sistem politik yang demokratis dan berkedaulatan rakyat berdasarkan
Pancasila;
2. Memperkuat koordinasi dan penataan administrasi kewilayahan;
3. Meningkatkan kualitas pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah;
4. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah yang partisipatif,
transparan, efektif, efisien, akuntabel dan kompetitif;
5. Meningkatkan kualitas pembangunan daerah sebagai bagian integral
dari pembangunan nasional;
6. Mempercepat penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di daerah;
7. Mendorong terwujudnya pelayanan publik yang baik di daerah;
8. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam
memberikan pelayanan dan menciptakan kesejahteraan masyarakat;
9. Meningkatkan kualitas dan kemanfaatan database kependudukan
nasional;
10. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dan
melanjutkan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam
Negeri.
Sejalan dengan Peran dan Arah Kebijakan tersebut, telah ditetapkan
Tujuan yang ingin dicapai Kementerian Dalam Negeri periode 2015-2019,
yaitu :
Tujuan Pertama (T1) : kokohnya persatuan dan kesatuan serta karakter
bangsa melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan
kebhinekaan sebagai tatanan dan perilaku hidup berbangsa dan bernegara;
Tujuan Kedua (T2) : peningkatan kualitas penyelenggaraan urusan dan
tata kelola pemerintahan dan pembangunan di Daerah;
Tujuan Ketiga (T3) : peningkatan kualitas pengelolaan keuangan
pemerintah daerah;
Tujuan Keempat (T4) : optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan desa
dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan mendorong
percepatan pembangunan desa;
Tujuan Kelima (T5) : peningkatan kualitas pelayanan administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil, dengan dukungan database yang
akurat dan terpercaya;
6
Tujuan Keenam (T6) : peningkatan tata kelola dan kualitas aparatur dan
kelembagaan pemerintahan dalam negeri.
Terkait dengan hal tersebut, Peran Strategis Direktorat Jenderal Bina
Administrasi Kewilayahan Tahun 2015-2019 diarahkan pada upaya-upaya
dalam mendukung sebagian tugas Kementerian Dalam Negeri di bidang
bina administrasi kewilayahan sesuai dengan Tujuan ke-2 dan ke-4 dari
Enam Tujuan Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019 yang
dijabarkan lebih lanjut ke dalam 2 Sasaran Program dengan 7 target
Indikator Kinerja Program (IKP) yang menjadi penugasan Direktorat
Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, yaitu :
1. Sasaran Program Pertama “Meningkatnya konsolidasi dan
koordinasi kebijakan penguatan peran Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah, peningkatan pelayanan publik dan kerjasama daerah, serta
penataan wilayah administrasi dan kawasan (kawasan khusus dan
kawasan perkotaan), dan batas antar Negara”, dicapai dengan 5 (lima)
target indikator kinerja:
a. Prosentase kinerja peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah
dalam pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
b. Jumlah daerah yang memiliki PTSP yang Prima;
c. Penerapan kebijakan pelayanan publik di daerah;
d. Tertibnya penataan wilayah administrasi batas antar daerah; dan
e. Peningkatan efektivitas kerjasama perbatasan antar negara di
3 negara tetangga di kawasan perbatasan wilayah darat.
2. Sasaran Program Kedua “Meningkatnya standardisasi dan kualitas
implementasi teknis kebijakan bidang pol pp dan linmas serta
pencegahan dan penganggulangan bencana dan bahaya kebakaran”,
dicapai dengan 2 (dua) target indikator kinerja:
a. Penyediaan layanan dasar bidang ketentraman dan ketertiban
umum sesuai SPM (Standar Pelayanan Minimal); dan
b. Penyediaan layanan dasar bidang penanggulangan bencana dan
bahaya kebakaran sesuai SPM (Standar Pelayanan Minimal).
C. Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) Tahun 2019 merupakan penjabaran Tahun kelima pelaksanaan
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
7
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang
memuat sasaran, arah kebijakan, dan strategi pembangunan.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RKP Tahun
2019 yang menggunakan prinsip money follow program, perlu adanya
sinkronisasi perencanaan penganggaran, sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional. Dokumen RKP
Tahun 2019 menjabarkan lebih rinci Prioritas Nasional ke dalam Program
Prioritas dan Kegiatan Prioritas. Penjabaran Prioritas Nasional dilakukan
untuk menjaga kesinambungan antara dokumen perencanaan dan
penganggaran, serta menjadi upaya pengendalian pencapaian sasaran
Prioritas Nasional.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2018 tentang
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019, Pemerintah telah
menetapkan Tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019, yaitu
“Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas” dalam rangka
mengejar pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional dalam
RPJMN melalui optimalisasi pemanfaatan seluruh sumber daya (pemerintah
dan swasta). Tema tersebut diturunkan dengan menggunakan pendekatan
Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial dengan penajaman substansi
perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi. Pendekatan tersebut
dilakukan dalam rangka mengupayakan integrasi substansi (hulu-
hilir/holistik), integrasi spasial (keterkaitan kegiatan dalam suatu lokasi),
pembagian kewenangan (kerangka regulasi) antar Kementerian/Lembaga,
Provinsi, Kabupaten/Kota, dan pembagian sumber pendanaan (kerangka
pendanaan) K/L, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Dana Alokasi
Khusus, pembiayaan investasi, dan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan
Usaha, serta upaya pemanfaatan Pembiayaan Investasi Non APBN.
Kebijakan money follow program sebagaimana ditetapkan melalui
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) Tahun 2019, terdapat 3 Prioritas Nasional (PN) yang
menjadi penugasan kepada Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan yang di
jabarkan lebih lanjut ke dalam Program Prioritas (PP) dan Kegiatan Prioritas
(KP) menjadi Proyek Prioritas Nasional (ProPN), yaitu :
1. PN Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah melalui Penguatan
Konektivitas dan Kemaritiman; 2. PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui Pertanian, Industri dan
Jasa Produktif; dan
3. PN Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu.
8
Berikut ini adalah indikator dan target capaian Prioritas Nasional Direktorat
Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019 sebagaimana
ditetapkan dalam RKP 2019, yaitu :
1. Target Prioritas Nasional
Terdapat 3 target Prioritas Nasional yang dijabarkan ke dalam 5
Program Prioritas, 6 Proyek Prioritas Nasional dan 9 target Proyek
Prioritas K/L yang menjadi penugasan Direktorat Jenderal Bina
Administrasi Kewilayahan Tahun 2019, yaitu :
Tabel 2 Target Prioritas Nasional
Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
No. Program
Prioritas
Kegiatan Prioritas Proyek Prioritas
Nasional
Proyek Prioritas
K/L Target
PN: Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah melalui Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman
1 Penanggulangan
Bencana
1 Penguatan
Kapasitas Penanggulangan Bencana
1 Peningkatan
kemampuan aparat dalam penanggulangan
bencana
1 Asistensi dan
supervisi penerapan standar pelayanan minimal
bidang bencana
5 Angkatan
2 Pembinaan penyusunan rencana
penanggulangan bencana
103 Daerah
2 Penguatan Manajemen Kebencanaan
2 Penguatan kebijakan dan regulasi berbasis
kajian penanggulangan bencana
3 Penerapan Pengintegrasian dan
pengarusutamaan pengurangan risiko bencana di
Daerah
34 Provinsi
PN: Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui Pertanian, Industri dan Jasa Produktif
2
Percepatan Peningkatan Ekspor dan Nilai
Tambah Industri Pengolahan
3 Perbaikan Iklim Usaha dan peningkatan
Investasi
3 Peningkatan Fasilitasi Investasi
4 PTSP Prima di Daerah
75 Kab/Kota
5 Sistem E-Monev PTSP yang terintegrasi
34 Provinsi
3 Percepatan
Peningkatan Keahlian Tenaga Kerja
4 Peningkatan
Kerjasama dengan Dunia Usaha
4 Pengembangan
Skema Kerja Sama Vokasi dengan Dunia
Usaha
6 Penyusunan
kesepakatan kerjasama Pemda dengan dunia
usaha dalam pemanfaatan lulusan sekolah
vokasi
3 Provinsi
9
PN: Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu
4 Efektivitas Diplomasi
5 Penguatan Diplomasi Maritim, Politik,
dan Keamanan
5 Percepatan Penetapan Batas Maritim dan
Darat Indonesia ,penetapan ekstensi landas
kontinen dan pembakuan nama pulau
7 Kesepakatan Perundingan Batas dan Kerjasama
Wilayah Negara
5 Kesepakatan
8 Pelaksanaan kerjasama perbatasan negara
di daerah
6 Provinsi
5 Kesuksesan
Pemilu
6 Pengamanan
Pemilihan Umum
6 Pengamanan
Pemilu
9 Jumlah daerah
yang diberikan pembekalan Satpol PP dan Satlinmas
untuk pemeliharaan trantibumlinmas
dalam rangka pemilu
34 Provinsi
2. Target Kementrian/Lembaga
Berdasarkan Rencana Kerja Kementerian Dalam Negeri Tahun
2019, terdapat 39 target Prioritas Kementerian Dalam Negeri yang
akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Administrasi
Kewilayahan Tahun 2019, yaitu :
Tabel 3 Target Prioritas Kementerian Dalam Negeri
Bidang Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
No Kegiatan/
Sasaran Kegiatan Indikator Target
Penyelenggaraan Hubungan Pusat dan Daerah serta Kerjasama Daerah
1. Peningkatan penyelenggaraan
hubungan Pusat dan Daerah melalui peningkatan peran
gubernur sebagai wakil pemerintah,
dekonsentrasi dan tugas pembantuan, kerjasama daerah, pelayanan
publik, dan pembinaan kecamatan
1. Jumlah Daerah Yang Melaksanakan Kerja Sama yang bersifat Wajib
sesuai standar
3 Daerah
2. Jumlah Kabupaten / Kota yang
menerapkan PATEN
60 Kab/Kota
3. Jumlah kebijakan/regulasi bidang dekonsentrasi, tugas pembantuan,
kerjasama daerah, pelayanan publik, dan pembinaan kecamatan
11 Kebijakan
4. Jumlah jenis Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dievaluasi berdasarkan prinsip dekonsentrasi
dan tugas pembantuan
50 Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan
10
No Kegiatan/
Sasaran Kegiatan Indikator Target
5. Jumlah tugas dan wewenang yang dilaksanakan oleh GWPP sesuai peraturan
1 Tugas
6. Pelayanan administrasi dan tugas teknis lainnya unit eselon II
1 Layanan
Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Batas Negara
2. Peningkatan pembinaan kawasan khusus, pertanahan, perkotaan
dan batas negara serta pulau-pulau kecil terluar
yang dikembangkan
1. Jumlah kebijakan/regulasi bidang kawasan,pertanahan dan batas
negara
2 Kebijakan
2. Jumlah kesepakatan dalam
mendukung pengelolaan perkotaan 3 Kesepakatan
3. Jumlah sarpras pemerintahan di kawasan perbatasan negara lainnya dalam rangka pelayanan
pemerintahan
6 Unit
4. Kebijakan terkait perkotaan
berkelanjutan 3 Kebijakan
5. Jumlah kesepakatan dalam
pengelolaan kawasan khusus
10 Kesepakatan
6. Jumlah Konflik Pertanahan yang
ditangani
10 Kasus
7. Pelayanan administrasi dan tugas
teknis lainnya unit eselon II
1 Layanan
Pembinaan Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat
3. Peningkatan pembinaan kapasitas aparat dan kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja dan
Satuan Perlindungan Masyarakat dalam
menciptakan ketenteraman, ketertiban dan
perlindungan masyarakat
1. Jumlah kebijakan/regulasi bidang Polisi Pamong Praja dan
Perlindungan Masyarakat
9 Rumusan/
Kebijakan
2. Jumlah daerah Kabupaten/kota yang mempunyai aparatur Satpol
PP/PPNS dan Satlinmas yang sesuai
standar
570 Orang
3. Persentase daerah yang memberikan pelayanan dasar
sesuai SPM Subbidang Trantibum
60%
4. Persentase daerah yang telah memfasilitasi 5P (penghormatan, pemajuan, pemenuhan, penegakan dan perlindungan) HAM, fasilitasi
konvensi internasional
100%
11
No Kegiatan/
Sasaran Kegiatan Indikator Target
5. Jumlah daerah yang melaksanakan sistem dan prosedur operasional
penyelenggaraan bidang ketentraman, ketertiban dan
perlindungan masyarakat
100 daerah
6. Pelayanan administrasi dan tugas
teknis lainnya unit eselon II
1 Layanan
Fasilitasi Pencegahan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran
4. Peningkatan kapasitas aparat dan kelembagaan
dalam upaya pencegahan penanggulangan
bencana dan bahaya
kebakaran
1. Penyediaan layanan dasar subbidang pemadam kebakaran
sesuai SPM
50%
2. Jumlah aparatur daerah yang ditingkatkan kapasitasnya dalam penanggulangan bencana dan
bahaya kebakaran
450 orang
3. Jumlah rumusan kebijakan/ regulasi bidang manajemen penanggulangan bencana dan
kebakaran
7 Kebijakan
4. Jumlah daerah yang memiliki kesiapan dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan pada saat tanggap darurat dan pasca
bencana sesuai standar
34 daerah
5. Pelayanan administrasi dan tugas
teknis lainnya unit eselon II
1 Layanan
Penataan Wilayah Administrasi, Penegasan Batas Daerah, dan Toponimi
5. Peningkatan penataan administrasi wilayah, penegasan batas daerah,
dan toponimi
1. Jumlah rumusan kebijakan bidang
toponimi dan batas daerah
2 Permendagri
2. Jumlah unsur rupabumi alami (pulau dan unsur lainnya) yang
diverifiikasi dan dibakukan
2 Unsur
3. Jumlah segmen batas antar daerah yang ditetapkan dengan
Permendagri
50 Segmen
4. Jumlah unsur rupabumi warisan
budaya
8 Provinsi
5. Jumlah Daerah yang diasistensi dan supervisi bidang toponimi dan
batas daerah
17 Daerah
12
No Kegiatan/
Sasaran Kegiatan Indikator Target
6. Jumlah Daerah yang diintegrasikan
segmen batasnya 21 Provinsi
7. Penyelesaian pelayanan administrasi dan tugas teknis
lainnya unit kerja eselon II
1 Layanan
Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Bina Administrasi
Kewilayahan
8. Peningkatan dukungan pelayanan teknis dan administratif yang
berkualitas di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Administrasi Kewilayahan
1. Persentase penyelesaian dokumen perencanaan dan anggaran (Renstra, Renja, RKP, RKA, RKAKL
dan Petunjuk Operasional)
100%
2. Persentase penyelesaian dokumen hasil monitoring dan evaluasi, laporan keuangan aset, laporan
kinerja serta hasil-hasil
pemeriksaan dan tindak lanjut LHP
100%
3. Persentase penyusunan pedoman/juknis dan rancangan peraturan serta dokumen
ketatalaksanaan yang diselesaikan
100%
4. Persentase penyelesaian urusan
ketatausahaandan kepegawaian
100%
5. Persentase pengadaan sarana dan
prasarana
80%
6. Persentase pemeliharaan sarana
dan prasarana
100%
7. Persentase Pembinaan Bidang Administrasi Kewilayahan di pusat
dan daerah
100%
8. Persentase penyelesaian pelayanan dukungan operasional kerja
(pembayaran gaji, operasional dan pemeliharaan perkantoran, serta langganan daya dan jasa) yang
tepat waktu
100%
13
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2019, pada pasal 1 ayat
(10) disebutkan bahwa belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi adalah
belanja Pemerintah Pusat yang dialokasikan kepada Kementerian
Negara/Lembaga dan bagian anggaran bendahara umum Negara, dan pada
ayat (11) disebutkan bahwa belanja Pemerintah Pusat menurut Program
adalah belanja Pemerintah Pusat yang dialokasikan untuk mencapai Hasil
(Outcome) tertentu pada bagian anggaran Kementerian Negara/Lembaga
dan bagian anggaran bendahara umum Negara.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana di atas,
disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. Pasal 20 ayat (1)
mengatakan bahwa pimpinan kementerian/lembaga menyusun rancangan
Rencana Kerja kementerian/lembaga dengan mengacu pada rancangan awal
Rencana Kerja Pemerintah dan berpedoman pada Renstra serta pagu indikatif
yang tertuang dalam Surat Edaran Bersama. Sedangkan ayat (2) menyatakan
rancangan Rencana Kerja kementerian/lembaga memuat kebijakan, program
dan kegiatan sebagai penjabaran renstra kementerian/lembaga.
A. Komposisi Alokasi Anggaran Tahun 2019
Berdasarkan dokumen Rencana Kerja Kementerian Dalam
Negeri Tahun Anggaran 2019, bahwa total alokasi anggaran Direktorat
Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019 adalah sebesar
Rp.155.485.747.000, dengan rincian sebagai berikut:
1. Pagu per jenis belanja:
a. Belanja Pegawai sebesar Rp.38.584.758.000.
b. Belanja Barang sebesar Rp.110.278.392.000.
c. Belanja Modal sebesar Rp.6.622.597.000.
2. Pagu per Kewenangan:
a. Kantor Pusat sebesar Rp.122.473.540.000.
b. Dekonsentrasi sebesar Rp.14.550.000.000.
c. Tugas Pembantuan sebesar Rp.3.300.000.000.
APBN DIREKTORAT JENDERAL
BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN 2019 BAB II
14
B. Rencana Program, Kegiatan dan Anggaran Tahun 2019
Total alokasi anggaran (revisi) pada Program Bina Administrasi
Kewilayahan 2019 sebesar Rp.155.485.747.000. Dari total anggaran
tersebut, Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan telah
menyusun Rencana Penarikan Dana revisi (Disbursement Plan)
Tahun 2019 untuk kegiatan Pusat, Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan sebagaimana disajikan pada grafik berikut :
Grafik 1
Rencana Penarikan Dana Revisi (Disbursement Plan)
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
Periode Triwulan III Tahun 2019
Grafik 2
Rencana Penarikan Dana Revisi (Disbursement Plan)
Kegiatan Pusat Periode Triwulan III Tahun 2019
14,246,138,000
30,823,499,000
51,491,326,000
58,924,784,000
9,16% 19,82% 33,12% 37,90%
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
Rencana Penarikan Dana (Revisi) Prosentase
13,573,731,000
28,075,534,000
44,597,835,000
51,280,333,000
9,87% 20,41% 32,43% 37,29%
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
Rencana Penarikan Dana (Revisi) Prosentase
15
Grafik 3 Rencana Penarikan Dana Revisi (Disbursement Plan)
Kegiatan Dekonsentrasi Periode Triwulan III Tahun 2019
Grafik 4
Rencana Penarikan Dana Revisi (Disbursement Plan)
Kegiatan Tugas Pembantuan Periode Triwulan III Tahun 2019
Berikut ini adalah rincian pagu anggaran kegiatan Pusat, Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
Tahun 2019, yaitu :
1. Kegiatan Pusat
a. Kegiatan penyelenggaraan hubungan pusat dan daerah
serta kerjasama daerah
Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan sinergitas hubungan
pusat-daerah melalui peningkatan peran gubernur sebagai wakil
pemerintah, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, kerjasama
daerah, pelayanan publik, dan pembinaan kecamatan.
737,470,002
2,829,839,000
5,463,471,000 5,627,534,000
5,03% 19,31% 37,27% 38,39%
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
Rencana Penarikan Dana (Revisi) Prosentase
55,590,000 226,989,000
1,495,388,000
1,522,033,000
1,68% 6,88% 45,31% 46,12%
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
Rencana Penarikan Dana (Revisi) Prosentase
16
Total pagu anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp.13.177.000.000, dengan rincian anggaran per indikator dan
komponen input kegiatan sebagai berikut :
Tabel 4
Rincian Anggaran Per Indikator dan Komponen Input Direktorat Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan
Kerjasama Kegiatan Pusat Tahun 2019
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
1. Jumlah daerah yang melaksanakan kerja sama
yang bersifat wajib sesuai standar
430.000.000
1.1 Asistensi Pelaksanaan Kerjasama Daerah yang
bersifat wajib
150.000.000
1.2 Pemetaan Urusan Pemerintahan yang dapat
Dikerjasamakan Antar Daerah Berbatasan
150.000.000
1.3 Sosialisasi kebijakan kerjasama daerah 130.000.000
2. Jumlah Kabupaten/Kota yang menerapkan
PATEN
1.677.000.000
1.1 Rapat Kerja Teknis aparatur pemerintahan
daerah dalam percepatan penerapan PATEN
(legislatif dan eksekutif)
1.305.480.000
1.2 Asistensi penyusunan peraturan bupati/walikota
tentang pelimpahan kewenangan kepada Camat
371.520.000
3. Jumlah kebijakan/regulasi bidang
dekonsentrasi, tugas pembantuan, kerjasama daerah, pelayanan publik, dan pembinaan kecamatan
2.100.000.000
1.1 Penyusunan Permendagri Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah Pusat (GWPP)
200.000.000
1.2 Permendagri tentang Kelurahan 200.000.000
1.3. Penyusunan pedoman pelaksanaan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
200.000.000
1.4 Penyusunan Permendagri Tentang Tata Cara
Kerjasama Daerah
200.000.000
1.5 Penyusunan Instrumen Tugas dan Wewenang
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat
500.000.000
1.6 Permendagri tentang penataan pelimpahan
kewenangan dan evaluasi kinerja kecamatan
295.780.000
1.7 Permendagri tentang persyaratan, susunan
organisasi dan tata kerja kecamatan di
200.000.000
17
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
perbatasan antar negara
1.8 Permendagri tentang pedoman pakaian dinas
camat dan lurah
104.220.000
1.9 Permendagri tentang Pelayanan Administrasi
Terpadu di Kecamatan
200.000.000
4. PTSP Prima di daerah 1.300.000.000
4.1 Bimtek penyelenggaraan PTSP Prima 300.000.000
4.2 Penyusunan pedoman penyelenggaraan PTSP
Prima
200.000.000
4.3 Koordinasi dan Supervisi penyelenggaraan PTSP 650.000.000
4.4 Asistensi Dekonsentrasi Penyelenggaraan PTSP
Prima di daerah
150.000.000
5. Sistem e-monev PTSP yang terintegrasi 2.500.000.000
5.1 TOT Penerapan e-Monev PTSP 1.500.000.000
5.2 Asistensi penerapan dan integrasi sistem e-
monev PTSP
1.000.000.000
6. Penyusunan kesepakatan kerjasama Pemerintah Daerah dengan dunia usaha dalam pemanfaatan
lulusan sekolah vokasi
1.300.000.000
6.1 Identifikasi potensi kerjasama pada Kawasan
Pariwisata Nasional dengan Pemda dalam bidang
pendidikan vokasi
900.000.000
6.2 Rapat koordinasi dengan sektor terkait dan
daerah
400.000.000
7. Jumlah jenis Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dievaluasi berdasarkan prinsip dekonsentrasi dan tugas pembantuan
1.490.000.000
7.1 Sosialisasi pedoman penyelenggaaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
400.000.000
7.2 Asistensi kesesuaian program/kegiatan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan
Kementerian/Lembaga
690.000.000
7.3 Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Daerah
400.000.000
8. Jumlah tugas dan wewenang yang dilaksanakan
oleh GWPP sesuai peraturan
1.680.000.000
8.1 Asistensi dan supervisi penyelenggaraan tugas
dan wewenang gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat di daerah
800.000.000
18
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
8.2 Monitoring dan evaluasi kinerja Gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat
880.000.000
9. Pelayanan administrasi dan tugas teknis lainnya
unit eselon II
700.000.000
6.1 Pelayanan umum, Pelayanan rumah tangga dan
perlengkapan
700.000.000
Jumlah 13.177.000.000
Sumber : dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
b. Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Khusus,
Batas Negara dan Pulau-Pulau Kecil Terluar
Tujuan kegiatan adalah untuk melakukan peningkatan pembinaan
kawasan khusus, pertanahan, perkotaan dan batas negara serta
pulau-pulau kecil terluar yang dikembangkan.
Total pagu anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp.13.076.250.000, dengan rincian anggaran per indikator dan
komponen input kegiatan sebagai berikut :
Tabel 5 Rincian Anggaran Per Indikator dan Komponen Input
Direktorat Kawasan, Perkotaan dan Batas Negara
Kegiatan Pusat Tahun 2019
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
1 Jumlah kebijakan/regulasi bidang kawasan,
pertanahan dan batas negara
219.484.000
1.1 Revisi PP No. 9 tahun 1987 tentang penyediaan
dan penggunaan tanah untuk keperluan tempat
pemakaman
56.760.000
1.2 Revisi Permendagri No. 41 Tahun 2016 tentang
pedoman pemberian tanda kehormatan
satyalancana wira karya bidang pemerintahan
dalam pengelolaan, pengembangan dan
pembangunan kelautan
162.724.000
2 Jumlah kesepakatan dalam mendukung
pengelolaan perkotaan
819.150.000
2.1 Asistensi penyelenggaraan pengelolaan perkotaan
kota baru publik
593.872.000
19
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
2.2 Asistensi penyelenggaraan pengelolaan perkotaan
kawasan metropolitan
225.278.000
3 Jumlah sarpras pemerintahan di kawasan perbatasan negara lainnya dalam rangka
pelayanan pemerintahan
1.200.867.000
3.1 Asistensi penyelenggaraan Pembangunan sarana
prasarana pemerintahan di kawasan perbatasan
negara dan PPKT dalam rangka pelayanan
pemerintahan
1.200.867.000
4 Kebijakan terkait perkotaan berkelanjutan 818.857.000
4.1 Penyusunan Permendagri tentang
penyelenggaraan pengelolaan perkotaan
270.000.000
4.2 Penyusunan Rumusan Permendagri tentang
pedoman dan standar pelayanan perkotaan
270.000.000
4.3 Penyusunan Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan dalam mendukung penyelenggaraan
pengelolaan perkotaan berkelanjutan
278.857.000
5 Kesepakatan Perundingan Batas dan Kerjasama
Wilayah Negara
5.850.000.000
5.1 penyelesaian pembahasan isu kebijakan batas
antar negara RI- Malaysia
1.307.391.000
5.2 Persidangan ke-43 Joint Indonesia-Malaysia (JIM) 630.950.000
5.3 Survey Investigation, Refixation, and Maintenance
(Survey IRM) tanda batas internasional RI-Malaysia
2.311.277.000
5.4 Penyelesaian pembahasan permasalahan batas
antar negara RI-PNG
595.673.000
5.5 Penyelesaian pembahasan permasalahan batas
antar negara RI-RDTL
626.921.000
5.6 Asistensi pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar 377.788.000
6 Jumlah kesepakatan dalam pengelolaan kawasan
khusus
1.736.892.000
6.1 Sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah dalam
rangka sinergitas pengelolaan dan pengembangan
kawasan khusus lingkup II
350.000.000
6.2 Asistensi dalam pengelolaan pengembangan
kawasan ekonomi khusus
380.000.000
6.3 Asistensi dan supervisi dalam penanganan
permasalahan kawasan khusus lingkup II
350.000.000
6.4 Evaluasi kebijakan pemerintah berkaitan dengan
penyelenggaran kawasan khusus lingkup II
256.892.000
20
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
6.5 Supervisi pengelolaan dan pengembangan pada
kawasan khusus lingkup I
400.000.000
7 Jumlah Konflik Pertanahan yang ditangani 1.031.000.000
7.1 Profil Konflik Pertanahan di daerah 350.000.000
7.2 Asistensi penanganan masalah dan konflik
pertanahan di daerah
481.000.000
7.3 Dukungan Penyusunan Peraturan perUndang-
Undangan Bidang Pertanahan
200.000.000
8 Pelaksanaan kerjasama perbatasan negara di daerah
700.000.000
8.1 Asistensi Pelaksanaan Kerjasama Perbatasan
Negara di daerah
700.000.000
9 Pelayanan administrasi dan tugas teknis lainnya unit eselon II
700.000.000
9.1 Pelayanan umum, Pelayanan rumah tangga dan
perlengkapan
700.000.000
Jumlah 13.076.250.000
Sumber : dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
c. Kegiatan Pembinaan Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat
Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan pembinaan kapasitas
aparat dan kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja dan Satuan
Perlindungan Masyarakat dalam menciptakan ketenteraman,
ketertiban dan perlindungan masyarakat.
Total pagu anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp.15.187.000.000, dengan rincian per indikator dan komponen
input kegiatan sebagai berikut :
Tabel 6
Rincian Anggaran Per Indikator dan Komponen Input Direktorat Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat
Kegiatan Pusat Tahun 2019
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran 1. Jumlah daerah yang diberikan pembekalan
Satpol PP dan Satlinmas untuk pemeliharaan trantibumlinmas dalam rangka Pemilu
3.000.000.000
1.1 Rapat kerja nasional pembekalan Satpol PP dan
Satlinmas penyelenggaraan trantibumlinmas dalam
rangka Pemilu
3.000.000.000
21
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
2. Jumlah kebijakan/regulasi bidang Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat
1.860.215.000
2.1 Penyusunan kebijakan tindaklanjut dari PP tentang
Satpol PP
400.000.000
2.2 Permendagri tentang pedoman pol pp penegakan
kode etik dan etika profesi jabatan fungsional pol
pp
190.975.000
2.3 Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, Kriteria
bidang Perlindungan Masyarakat
260.215.000
2.4 Penyusunan Pedoman Formasi Jabatan Fungsional
Polisi Pamog Praja
179.746.000
2.5 Penyusunan Pedoman Penulisan Karya Tulis/Karya
Ilmiah dibidang tugas Pol PP
231.559.000
2.6 Penyusunan Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan
Fungsional/Teknis Jabatan Fungsional Pol PP
200.000.000
2.7 Penyusunan Pedoman Kebutuhan pendidikan dan
pelatihan fungsional/teknis Jatfung Pol PP
20.300.000
2.8 Penyusunan Permendagri tentang penghargaan
atas kinerja Satpol PP dalam penyelenggaraan
Trantibum dan Tranmas serta penegakan Perda di
daerah
200.000.000
2.9 Penyusunan Permendagri tentang penghargaan
atas kinerja Satpol PP dalam penyelenggaraan
Trantibum dan Tranmas serta penegakan Perda di
daerah
177.420.000
3. Jumlah daerah Kabupaten/kota yang mempunyai
aparatur Satpol PP/PPNS dan Satlinmas yang sesuai standar
3.000.000.000
3.1 Supervisi penyelenggaraan pembentukan pejabat
PPNS
650.000.000
3.2 Bimbingan Teknis anggota Satlinmas dalam
membantu penyelenggaraan penanggulangan
bencana
670.000.000
3.3 Penyelenggaraan Bimtek Penilai Angka Kredit 341.885.000
3.4 Penilaian jabatan fungsional Satpol PP di tingkat
Pusat
208.115.000
3.5 Bimbingan Teknis Hak Asasi Manusia bagi Satpol
PP
700.000.000
3.6 Bimtek pelaporan sistem informasi pelaporan
Satpol PP
-
22
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
3.7 Bimbingan Teknis Intelijen bagi pejabat PPNS
dalam rangka meningkatkan kemampuan
penyelidikan pelanggaran Perda
430.000.000
4. Persentase daerah yang memberikan pelayanan dasar sesuai SPM Subbidang Trantibum
2.010.000.000
4.1 Sosialisasi Permen/Pedoman SPM Subbidang
Trantibum
400.000.000
4.2 Asistensi dan supervisi pelaksanaan SPM (Prov dan
Kabupaten/kota)
711.800.000
4.3 Asistensi dan Supervisi Pelaksanaan SPM terkait
Pemenuhan Satlinmas di Daerah
400.000.000
4.4 Asistensi dan Supervisi Pelaksanaan SPM terkait
Pemenuhan PPNS Penegakan Perda di Daerah
300.000.000
4.5 Pemenuhan Aparatur Pol PP di Daerah 198.200.000
5. Persentase daerah yang telah memfasilitasi 5P (penghormatan, pemajuan, pemenuhan, penegakan dan perlindungan) HAM, fasilitasi konvensi internasional
1.769.785.000
5.1 Bimbingan teknis pelayanan publik berbasis HAM
bagi camat seluruh Indonesia
1.000.000.000
5.2 Supervisi Penegakan Peraturan Daerah yang
berspektif HAM
300.000.000
5.3 Koordinasi Kerjasama Internasional Bidang
Perlindungan Masyarakat pada ICDO
169.785.000
5.4 Pertemuan koordinasi Sekber RANHAM Periode
2015-2019 dan Pemerintah Provinsi serta fasilitasi
konvensi internasional
300.000.000
6. Jumlah daerah yang melaksanakan sistem dan prosedur operasional penyelenggaraan bidang ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat
2.847.000.000
6.1 Sosialisasi PP tentang satuan polisi pamong praja
dan Permendagri tindaklanjutnya
1.197.000.000
6.2 Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan
Perlindungan Masyarakat di Daerah
150.000.000
6.3 Pemutakhiran Data kinerja PPNS 450.000.000
Penerapan Nota Kesepahaman antara Mendagri
dengan Kapolri tentang Penyelenggaraan
Keamanan, Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat serta Pelindungan Masyarakat di
Daerah
650.000.000
23
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
6.4 Asistensi pembentukan penilai angka kredit
jabatan fungsional
400.000.000
7. Persentase pelayanan administrasi dan tugas
teknis lainnya
700.000.000
7.1 Pelayanan umum, Pelayanan rumah tangga dan
perlengkapan
700.000.000
Jumlah 15.187.000.000
Sumber : dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
d. Kegiatan Fasilitasi Pencegahan Penanggulangan Bencana
dan Kebakaran
Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatan kapasitas aparat dan
kelembagaan dalam upaya pencegahan penanggulangan bencana
dan bahaya kebakaran.
Total pagu anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp.12.016.360.000, dengan rincian anggaran per indikator dan
komponen input kegiatan sebagai berikut :
Tabel 7
Rincian Anggaran Per Indikator dan Komponen Input Direktorat Manajamen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran
Kegiatan Pusat Tahun 2019
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
1 Asistensi dan supervisi penerapan standar pelayanan minimal bidang bencana
1.650.000.000
1.1 Sosialiasi kebijakan teknis penerapan SPM Sub
urusan bencana
468.185.000
1.2 Asistensi dan supervisi penerapan standar
pelayanan minimal bidang bencana
1.181.815.000
2 Penyediaan layanan dasar subbidang pemadam kebakaran sesuai SPM
1.000.000.000
2.1 Asistensi dan supervisi penerapan SPM subbidang
pemadam kebakaran di daerah
700.000.000
2.2 Sosialisasi kebijakan/regulasi Standar Pelayanan
Minimal subbidang pemadam kebakaran
300.000.000
3 Jumlah aparatur daerah yang ditingkatkan kapasitasnya dalam penanggulangan bencana dan bahaya kebakaran
2.536.360.000
24
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
3.1 Kualifikasi kompetensi inspeksi proteksi pemadam
kebakaran wilayah perkotaan bagi aparatur
Damkar
250.000.000
3.2 Bimbingan teknis manajamen gudang logistik di
daerah Rawan Bencana
687.760.000
3.3 Pemantapan kesiapsiagaan nasional aparatur
Pemadam Kebakaran
779.360.000
3.4 Skill Competetion Petugas Pemadam Kebakaran
dalam kesiapsiagaan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
642.135.000
3.5 Diseminasi dan Uji Publik Implementasi Jabatan
Fungsional Pemadam Kebakaran
177.105.000
4 Penerapan Pengintegrasian dan pengarusutamaan pengurangan risiko bencana di Daerah
1.200.000.000
4.1 Asistensi penyusunan dokumen perencanaan dan
penganggaran PRB
600.000.000
4.2 Asistensi Pengintegrasian dan pengarusutamaan
pengurangan risiko bencana dalam perencanaan
dan penganggaran pembangunan daerah
600.000.000
5. Jumlah rumusan kebijakan/regulasi bidang
manajemen penanggulangan bencana dan kebakaran
2.150.000.000
5.1 Penyusunan Pedoman pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
300.000.000
5.2 Penyusunan standardisasi bangunan gudang
logistik, peralatan dan gedung Pusdalops
200.000.000
5.3 Penyusunan Perpres tentang jabatan fungsional
pemadam kebakaran
597.813.000
5.4 Penyusunan pedoman kualifikasi kompetensi
pemadam kebakaran
202.187.000
5.5 Integrasi penyelenggaraan penanggulangan
bencana pusat dan daerah
400.000.000
5.6 Penyusunan Permendagri tentang Pakaian Dinas
Aparatur Pemadam Kebakaran
100.000.000
5.7 Penyusunan Permendagri tentang Diklat Teknis
Pemadam Kebakaran
250.000.000
5.8 Revisi Permendagri Nomor 46 tahun 2018 tentang
Organisasi Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah
100.000.000
25
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
6. Jumlah daerah yang memiliki kesiapan dalam
melaksanakan pelayanan pemerintahan pada
saat tanggap darurat dan pasca bencana sesuai
standar
1.780.000.000
6.1 Asistensi dan supervisi pelaksanaan pelayanan
Pemerintahan pada saat tanggap darurat dan
pasca bencana sesuai standar di daerah
404.570.000
6.2 Pendampingan pemerintah Daerah dalam
keadaan darurat Bencana dan Pasca Bencana
1.375.430.000
7 Pembinaan penyusunan rencana
penanggulangan bencana
1.000.000.000
7.1 Bimtek penyusunan rencana penanggulangan
bencana
1.000.000.000
8 Pelayanan administrasi dan tugas teknis lainnya
unit eselon II
700.000.000
8.1 Pelayanan umum, Pelayanan rumah tangga dan
perlengkapan
700.000.000
Total 12.016.360.000
Sumber : dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Bina
Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
e. Kegiatan Penataan Wilayah Administrasi, Penegasan Batas
Daerah, dan Toponimi
Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatan penataan administrasi
wilayah, penegasan batas daerah, dan toponimi.
Total pagu anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp.12.637.511.000, dengan rincian anggaran per indikator dan
komponen input kegiatan sebagai berikut :
Tabel 8
Rincian Anggaran Per Indikator dan Komponen Input Direktorat Toponimi dan Batas Daerah
Kegiatan Pusat Tahun 2019
No Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
1 Jumlah rumusan kebijakan bidang toponimi dan
batas daerah
207.331.000
1.1 Permendagri Kode dan Data Wilayah Administrasi
Pemerintahan
207.331.000
26
No Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
2 Jumlah unsur rupabumi alami (pulau dan unsur
lainnya) yang diverifiikasi dan dibakukan
1.122.419.000
2.1 Penyelenggaraan verifikasi Pulau 792.419.000
2.2 Pembakuan nama rupa bumi unsur alami (sungai
dan gunung/bukit)
330.000.000
3 Jumlah segmen batas antar daerah yang
ditetapkan dengan Permendagri
7.380.000.000
3.1 Pembuatan peta batas daerah secara kartometrik 3.240.000.000
3.2 Penyelesaian perselisihan segmen batas antar
daerah
1.300.000.000
3.3 Penyusunan Rumusan Kebijakan tentang Batas
Daerah
2.840.000.000
4 Jumlah unsur rupabumi warisan budaya 1.002.761.000
4.1 Pembakuan nama rupa bumi unsur warisan
budaya
1.002.761.000
5 Jumlah Daerah yang diasistensi dan supervisi
bidang toponimi dan batas daerah
1.125.000.000
5.1 Supervisi kegiatan pembakuan nama rupabumi di
daerah
250.000.000
5.2 Asistensi dan Supervisi pemberian nama daerah,
pemberian nama ibu kota, perubahan nama
daerah, perubahan nama ibu kota, dan
pemindahan ibu kota
250.000.000
5.3 Asistensi dan supervisi penataan batas daerah 500.000.000
5.4 Verifikasi kode dan data wilayah administrasi
pemerintahan
125.000.000
6 Jumlah Daerah yang diintegrasikan segmen
batasnya
1.100.000.000
6.1 Implementasi kegiatan satu peta sesuai Perpres 9
tahun 2016
1.100.000.000
7 Penyelesaian pelayanan administrasi dan tugas
teknis lainnya unit kerja eselon II
700.000.000
7.1 Pelayanan umum, Pelayanan rumah tangga dan
perlengkapan
700.000.000
Total 12.637.511.000
Sumber : dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Bina
Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
27
f. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Direktorat
Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
Tujuan kegiatan adalah untuk peningkatan dukungan pelayanan teknis
dan administratif yang berkualitas di lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Administrasi Kewilayahan. Total pagu anggaran untuk kegiatan ini
adalah sebesar Rp.71.433.312.000, dengan rincian anggaran per
indikator dan komponen input kegiatan sebagai berikut :
Tabel 9 Rincian Anggaran Per Indikator dan Komponen Input
Sekretariat Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan Kegiatan Pusat Tahun 2019
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
1 Layanan Pembinaan Teknis Administrasi
Kewilayahan
3.575.299.000
1.1 Sosialisasi kebijakan bidang administrasi
kewilayahan
1.031.935.000
1.2 Penyusunan kegiatan strategis penyelenggaraan
pembinaan wilayah
740.535.000
1.3 Penyelenggaraan sinergitas bidang pembinaan
administrasi kewilayahan
1.280.239.000
1.4 Koordinasi dan dukungan dlm rgk Penguatan
Kebijakan penyelenggaraan pembinaan wilayah
522.590.000
2 Perencanaan (SBKU) 76.980.000
2.1 Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Satker Eselon I Tanpa Satker Vertikal
57.660.000
2.2 Dokumen LAKIN Satker Eselon I tanpa Satker
Vertikal
19.320.000
3 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 15.217.111.000
3.1 Penyusunan Rencana Program dan Anggaran 1.057.022.000
3.2 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi 2.128.642.000
3.3 Pengelolaan Data dan Informasi 2.277.810.000
3.4 Pengelolaan Keuangan 1.300.000.000
3.5 Pengelolaan Perbendaharaan 730.152.000
3.6 Pelayanan Hukum 2.847.920.000
3.7 Pengelolaan Kepegawaian 900.000.000
3.8 Pelayanan Umum dan Perlengkapan 1.530.000.000
3.9 Pelayanan Humas dan Protokoler 275.690.000
3.10 Pelayanan Organisasi, Tatalaksana, dan Reformasi
Birokrasi
2.169.875.000
4 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 6.822.597.000
4.1 Pengadaan kendaraan bermotor 3.104.852.000
4.2 Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi
2.880.782.000
28
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran
4.3 Pengadaan peralatan fasilitas perkantoran 836.963.000
5 Layanan Perkantoran 45.741.325.000
5.1 Gaji dan tunjangan 38.584.758.000
5.2 Operasional dan pemeliharaan kantor 7.156.567.000
Total 71.433.312.000
Sumber : dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Bina
Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
2. Kegiatan Dekonsentrasi
Tahun 2019 Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan membina
3 (tiga) kegiatan Dekonsentrasi yang diselenggarakan oleh 43 SKPD di 33
Provinsi dengan total anggaran sebesar Rp.14.658.314.000. Adapun
kegiatan Dekonsentrasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Dekonsentrasi Peningkatan Peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Wilayah Provinsi
Tujuan kegiatan, adalah :
1) Meningkatkan efektifitas pelaksanaan tugas dan wewenang
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Wilayah Provinsi;
2) Meningkatkan sinergi Pusat dan Daerah dalam rangka koordinasi,
pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan konkuren yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota serta mendorong
terciptanya penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan yang efektif dan efisien.
Total alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp.6.858.314.000 yang diselenggarakan oleh 33 SKPD Provinsi,
dengan rincian anggaran sebagai berikut :
Tabel 10 Pagu Anggaran
Dekonsentrasi Peningkatan Peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Wilayah Provinsi Tahun 2019
No Provinsi Satker Pagu
Anggaran
1 Aceh Setda 213.382.000
2 Sumatera Utara Setda 198.958.000
3 Sumatera Barat Setda 197.509.000
4 Riau Setda 186.650.000
5 Jambi Setda 194.384.000
6 Sumatera Selatan Setda 189.243.000
7 Bengkulu Setda 195.306.000
8 Lampung Setda 182.314.000
9 Kepulauan Bangka Belitung Setda 193.501.000
29
No Provinsi Satker Pagu
Anggaran
10 Kepulauan Riau Setda 190.400.000
11 Jawa Barat Setda 183.294.000
12 Jawa Tengah Setda 188.360.000
13 D.I. Yogyakarta Setda 182.203.000
14 Jawa Timur Setda 208.681.000
15 Banten Setda 178.060.000
16 Bali Setda 222.072.000
17 Nusa Tenggara Barat Setda 208.311.000
18 Nusa Tenggara Timur Setda 218.722.000
19 Kalimantan Barat Setda 190.722.000
20 Kalimantan Tengah Setda 209.714.000
21 Kalimantan Selatan Setda 197.104.000
22 Kalimantan Timur Setda 206.770.000
23 Kalimantan Utara Setda 200.656.000
24 Sulawesi Utara Setda 209.060.000
25 Sulawesi Tengah Setda 218.458.000
26 Sulawesi Selatan Setda 226.209.000
27 Sulawesi Tenggara Setda 201.352.000
28 Gorontalo Setda 229.794.000
29 Sulawesi Barat Setda 211.001.000
30 Maluku Setda 244.532.000
31 Maluku Utara Setda 227.596.000
32 Papua Setda 271.286.000
33 Papua Barat Setda 282.710.000
Total 6.858.314.000
Sumber : dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Bina
Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
b. Dekonsentrasi Penyelenggaraan PTSP Prima di Daerah
Kegiatan ini bertujuan untuk terwujudnya peningkatan kualitas
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di daerah.
Total alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp.6.000.000.000 yang diselenggarakan oleh 10 SKPD Provinsi,
dengan rincian anggaran sebagai berikut :
Tabel 11
Pagu Anggaran Dekonsentrasi Penyelenggaraan PTSP Prima di Daerah
Tahun 2019
No Provinsi Satker Pagu
Anggaran
1 Sumatera Utara DPMPTSP 725.760.000
2 Lampung DPMPTSP 546.073.000
3 Nusa Tenggara Timur DPMPTSP 648.172.000
30
No Provinsi Satker Pagu
Anggaran
4 Kalimantan Tengah DPMPTSP 706.772.000
5 Kalimantan Utara DPMPTSP 492.174.000
6 Sulawesi Tenggara DPMPTSP 464.866.000
7 Sulawesi Utara DPMPTSP 607.800.000
8 Sulawesi Barat DPMPTSP 650.632.000
9 Maluku Utara DPMPTSP 477.421.000
10 Papua DPMPTSP 680.330.000
Total 6.000.000.000
Sumber : dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
c. Dekonsentrasi Pelaksanaan Kerjasama Perbatasan Negara di
Daerah
Tujuan kegiatan, adalah :
1) Terlaksananya Peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di
daerah dalam mengelola wilayah Perbatasan;
2) Terdukungnya pelaksanaan forum perundingan penegasan dan
status hukum batas antar negara Republik Indonesia dengan
negara tetangga, serta forum kerjasama antar negara (antar
daerah provinsi yang berbatasan dengan negara tetangga), untuk
pembangunan dan pengembangan potensi kawasan perbatasan
negara;
3) Terwujudnya pembangunan dan pengembangan sosial ekonomi
dan kebudayaan guna terciptanya kesejahteraan masyarakat di
perbatasan antar negara dan pulau-pulau Terluar;
4) Terdukungnya peningkatan wawasan kebangsaan (rasa
nasionalisme) masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah
perbatasan
Total alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp.1.800.000.000 yang diselenggarakan oleh 16 SKPD Provinsi,
dengan rincian anggaran sebagai berikut :
Tabel 12 Pagu Anggaran
Dekonsentrasi Pelaksanaan Kerjasama Perbatasan Negara
di Daerah Tahun 2019
No Provinsi Satker Pagu
Anggaran
1 Riau Setda 250.000.000
2 Kepulauan Riau Setda 250.000.000
3 Nusa Tenggara Timur Setda 300.000.000
4 Kalimantan Barat Setda 250.000.000
5 Kalimantan Utara Setda 250.000.000
6 Sulawesi Utara Setda 250.000.000
31
No Provinsi Satker Pagu
Anggaran
7 Papua Setda 250.000.000
Total 1.800.000.000
Sumber : dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
3. Kegiatan Tugas Pembantuan
Tujuan dari kegiatan ini :
Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana pemerintahan yang meliputi
Kantor Camat/Kantor Desa/Kantor Kelurahan/Balai Pertemuan Umum pada
lokasi prioritas/PKSN, sehingga dapat meningkatkan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat di kawasan
perbatasan negara dan pulau-pulau terluar.
Total alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp.3.300.000.000 yang diselenggarakan oleh 3 SKPD Kabupaten,
dengan rincian anggaran sebagai berikut :
Tabel 13 Pagu Anggaran
Tugas Pembantuan Pembangunan Sarpras Pemerintahan
di Kawasan Perbatasan antar Negara dan Pulau-pulau Kecil Terluar Tahun 2019
No Kabupaten Satker Pagu
Anggaran
Pembangunan
1 Kepulauan Karimun
Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kab. Karimun
1.600.000.000
1 Kantor Desa Pulau Moro
2 Kantor Desa Rawa Jaya
3 Kantor Desa Degong
2 Kab. Sintang Sekretariat Daerah
850.000.000
4 Kantor Desa Sungai Pisau
3 Kab. Belu
Sekretariat
Daerah
850.000.000
5 Balai Pertemuan Umum
Kec. Tasifeto Timur
6 Balai Pertemuan Umum
Desa Silawan
Total 3.300.000.000
32
Berikut ini adalah besaran alokasi anggaran kegiatan Pusat, Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan untuk masing-masing unit kerja di lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019, yaitu:
Tabel 14
Total Pagu Anggaran
Kegiatan Pusat, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan per Unit Kerja
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
No Unit Kerja
Pagu Anggaran
Jumlah Pusat
Dekonsentrasi Tugas
Pembantuan
1 Direktorat
Dekonsentrasi,
Tugas
Pembantuan dan
Kerjasama
13.177.000.000 12.858.314.000 - 26.035.314.000
2 Direktorat
Kawasan,
Perkotaan dan
Batas Negara
13.076.250.000 1.800.000.000 3.300.000.000 18.176.250.000
3 Direktorat Polisi
Pamong Praja
dan Linmas
15.187.000.000 - - 15.187.000.000
4 Direktorat
Manajemen
Penanggulangan
Bencana dan
Kebakaran
12.016.360.000 - - 12.016.360.000
5 Direktorat
Toponimi dan
Batas Daerah
12.637.511.000 - - 12.637.511.000
6 Sekretariat Ditjen
Bina Administrasi
Kewilayahan
71.433.312.000 - - 71.433.312.000
Total 137.527.433.000 14.658.314.000 3.300.000 .000 155.485.747.000
Sumber : dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
33
A. Realisasi Anggaran
Realisasi anggaran Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan hingga
periode triwulan III tahun 2019 adalah sebesar Rp.96.067.229.668 atau
61,79% dari total pagu anggaran sebesar Rp.155.485.747.000, dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel 15 Realisasi Anggaran
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Periode Triwulan III Tahun 2019
No Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi %
1 Pusat 137.527.433.000 87.898.630.110 63,91
2 Dekonsentrasi 14.658.314.000 7.604.959.768 51,88
3 Tugas Pembantuan 3.300.000.000 563.639.790 17,08
Total 155.485.747.000 96.067.229.668 61,79
Sumber : Bagian Keuangan, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
Berikut ini diuraikan realisasi anggaran per Kegiatan Pusat, Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan untuk masing-masing Unit Kerja di lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan :
1. Realisasi Kegiatan Pusat
Total realisasi anggaran kegiatan pusat sampai s.d periode Triwulan III
Tahun 2019 adalah sebesar Rp.87.898.630.110 atau 63,91% dari total
pagu anggaran sebesar Rp.137.527.433.000, dengan rincian per
kegiatan:
a. Kegiatan Penyelenggaraan Hubungan Pusat dan Daerah serta Kerjasama Daerah
Hingga periode triwulan III tahun 2019, total realisasi anggaran untuk
kegiatan Pusat ini adalah sebesar Rp.7.605.382.479 atau 57,72%
dari total pagu anggaran sebesar Rp.13.177.000.000, yang meliputi 9
indikator dengan 28 komponen input kegiatan sebagai berikut :
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN
2019 BAB III
34
Tabel 16
Realisasi Anggaran Kegiatan Pusat Direktorat Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Kerjasama
Periode Triwulan III Tahun 2019
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
1. Jumlah daerah yang melaksanakan
kerja sama yang bersifat wajib sesuai
standar
430.000.000 334.625.000 77,82
1.1 Asistensi Pelaksanaan Kerjasama
Daerah yang bersifat wajib
150.000.000 128.272.000 85,51
1.2 Pemetaan Urusan Pemerintahan yang
dapat Dikerjasamakan Antar Daerah
Berbatasan
150.000.000 95.685.500 63,79
1.3 Sosialisasi kebijakan kerjasama daerah 130.000.000 110.667.500 85,13
2. Jumlah Kabupaten/Kota yang
menerapkan PATEN
1.677.000.000 1.453.478.087 86,67
1.1 Rapat Kerja Teknis aparatur
pemerintahan daerah dalam percepatan
penerapan PATEN (legislatif dan
eksekutif)
1.305.480.000 1.092.543.090 83.69
1.2 Asistensi penyusunan peraturan
bupati/walikota tentang pelimpahan
kewenangan kepada Camat
371.520.000 360.934.997 97.15
3. Jumlah kebijakan/regulasi bidang
dekonsentrasi, tugas pembantuan,
kerjasama daerah, pelayanan publik,
dan pembinaan kecamatan
2.100.000.000 659.879.000 31.42
1.1 Penyusunan Permendagri Tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat (GWPP)
200.000.000 153.422.000 76,71
1.2 Permendagri tentang Kelurahan 200.000.000 41.733.000 20,87
1.3. Penyusunan pedoman pelaksanaan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
200.000.000 - -
1.4 Penyusunan Permendagri Tentang Tata
Cara Kerjasama Daerah
200.000.000 76.579.600 38,29
1.5 Penyusunan Instrumen Tugas dan
Wewenang Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat
500.000.000 123.770.400 24,75
1.6 Permendagri tentang penataan
pelimpahan kewenangan dan evaluasi
kinerja kecamatan
295.780.000 140.594.000 47,53
1.7 Permendagri tentang persyaratan,
susunan organisasi dan tata kerja
kecamatan di perbatasan antar negara
200.000.000 123.780.000 61,89
35
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
1.8 Permendagri tentang pedoman pakaian
dinas camat dan lurah
104.220.000 - -
1.9 Permendagri tentang Pelayanan
Administrasi Terpadu di Kecamatan
200.000.000
- -
4. PTSP Prima di daerah 1.300.000.000 939.082.169 72,24
4.1 Bimtek penyelenggaraan PTSP Prima 300.000.000 264.690.170 88,23
4.3 Penyusunan pedoman penyelenggaraan
PTSP Prima
200.000.000 58.003.000 29,00
4.4 Koordinasi dan Supervisi
penyelenggaraan PTSP
650.000.000 557.039.299 85,70
4.5 Asistensi Dekonsentrasi
Penyelenggaraan PTSP Prima di daerah
150.000.000 59.349.700 39,57
5. Sistem e-monev PTSP yang terintegrasi 2.500.000.000 1.375.104.811 55,00
5.1 TOT Penerapan e-Monev PTSP 1.500.000.000 992.273.411 66,15
5.2 Asistensi penerapan dan integrasi
sistem e-monev PTSP
1.000.000.000 382.831.400 38,28
6. Penyusunan kesepakatan kerjasama
Pemerintah Daerah dengan dunia usaha
dalam pemanfaatan lulusan sekolah
vokasi
1.300.000.000
567.517.550 43,66
6.1 Identifikasi potensi kerjasama pada
Kawasan Pariwisata Nasional dengan
Pemda dalam bidang pendidikan vokasi
900.000.000 567.517.550 63,06
6.2 Rapat koordinasi dengan sektor terkait
dan daerah
400.000.000 - -
7. Jumlah jenis Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan yang dievaluasi
berdasarkan prinsip dekonsentrasi dan
tugas pembantuan
1.490.000.000 906.079.074 60,81
7.1 Sosialisasi pedoman penyelenggaaraan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan
400.000.000 301.219.600 75,03
7.2 Asistensi kesesuaian program/kegiatan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan
Kementerian/Lembaga
690.000.000 339.439.060 49,19
7.3 Monitoring dan Evaluasi
Penyelenggaraan Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan di Daerah
400.000.000 265.420.414 66,36
8. Jumlah tugas dan wewenang yang
dilaksanakan oleh GWPP sesuai
peraturan
1.680.000.000 910.784.499 54,21
8.1 Asistensi dan supervisi penyelenggaraan
tugas dan wewenang gubernur sebagai
wakil pemerintah pusat di daerah
800.000.000 699.043.399 87,38
36
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
8.2 Monitoring dan evaluasi kinerja
Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat
880.000.000 211.741.100 24,06
9. Pelayanan administrasi dan tugas teknis
lainnya unit eselon II
700.000.000 458.832.289 65,55
9.1 Pelayanan umum, Pelayanan rumah
tangga dan perlengkapan
700.000.000 458.832.289 65,55
Jumlah 13.177.000.000 7.605.382.479 57,72
Sumber : Bagian Keuangan, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
b. Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Khusus,
Batas Negara dan Pulau-Pulau Kecil Terluar
Hingga periode Triwulan III Tahun 2019, total realisasi anggaran untuk
kegiatan Pusat ini adalah sebesar Rp.7.436.536.048 atau 56,87%
dari total pagu anggaran sebesar Rp.13.076.250.000, yang meliputi 9
indikator dengan 26 komponen input kegiatan sebagai berikut :
Tabel 17 Realisasi Anggaran Kegiatan Pusat
Direktorat Kawasan, Perkotaan dan Batas Negara
Periode Triwulan III Tahun 2019
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
1 Jumlah kebijakan/regulasi bidang
kawasan, pertanahan dan batas negara
219.484.000 53.760.000 24,49
1.1 Revisi PP No. 9 tahun 1987 tentang
penyediaan dan penggunaan tanah untuk
keperluan tempat pemakaman
56.760.000 - -
1.2 Revisi Permendagri No. 41 Tahun 2016
tentang pedoman pemberian tanda
kehormatan satyalancana wira karya
bidang pemerintahan dalam pengelolaan,
pengembangan dan pembangunan
kelautan
162.724.000 53.760.000 33,04
2 Jumlah kesepakatan dalam mendukung
pengelolaan perkotaan
819.150.000
297.876.100 36,36
2.1 Asistensi penyelenggaraan pengelolaan
perkotaan kota baru publik
593.872.000 150.431.000 25,33
2.2 Asistensi penyelenggaraan pengelolaan
perkotaan kawasan metropolitan
225.278.000 147.445.100 65,75
3 Jumlah sarpras pemerintahan di kawasan 1.200.867.000 383.659.670 31,95
37
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
perbatasan negara lainnya dalam rangka
pelayanan pemerintahan
3.1 Asistensi penyelenggaraan Pembangunan
sarana prasarana pemerintahan di
kawasan perbatasan negara dan PPKT
dalam rangka pelayanan pemerintahan
1.200.867.000 383.659.670 31,95
4 Kebijakan terkait perkotaan berkelanjutan 818.857.000 350.572.824 42,81
4.1 Penyusunan Permendagri tentang
penyelenggaraan pengelolaan perkotaan
270.000.000 196.976.424 72,95
4.2 Penyusunan Rumusan Permendagri
tentang pedoman dan standar pelayanan
perkotaan
270.000.000 153.596.400 56,89
4.3 Penyusunan Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan dalam mendukung
penyelenggaraan pengelolaan perkotaan
berkelanjutan
278.857.000 - -
5 Kesepakatan Perundingan Batas dan
Kerjasama Wilayah Negara
5.850.000.000
3.677.200.992 62,86
5.1 penyelesaian pembahasan isu kebijakan
batas antar negara RI- Malaysia
1.307.391.000 691.073.195 52,86
5.2 Persidangan ke-43 Joint Indonesia-
Malaysia (JIM)
630.950.000 354.925.610 56,25
5.3 Survey Investigation, Refixation, and
Maintenance (Survey IRM) tanda batas
internasional RI-Malaysia
2.311.277.000 1.587.930.000 68,70
5.4 Penyelesaian pembahasan permasalahan
batas antar negara RI-PNG
595.673.000 161.996.400 27,20
5.5 Penyelesaian pembahasan permasalahan
batas antar negara RI-RDTL
626.921.000 521.280.810 83.15
5.6 Asistensi pengelolaan Pulau-Pulau Kecil
Terluar
377.788.000 359.994.977 95.29
6 Jumlah kesepakatan dalam pengelolaan
kawasan khusus
1.736.892.000
989.305.911 56,96
6.1 Sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah
dalam rangka sinergitas pengelolaan dan
pengembangan kawasan khusus lingkup II
350.000.000 217.444.739 62,13
6.2 Asistensi dalam pengelolaan
pengembangan kawasan ekonomi khusus
380.000.000 313.953.805 82,62
6.3 Asistensi dan supervisi dalam penanganan
permasalahan kawasan khusus lingkup II
350.000.000 202.689.407 57,91
6.4 Evaluasi kebijakan pemerintah berkaitan
dengan penyelenggaran kawasan khusus
lingkup II
256.892.000 101.787.000 39,62
6.5 Supervisi pengelolaan dan pengembangan
pada kawasan khusus lingkup I
400.000.000 153.430.960 38,36
38
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
7 Jumlah Konflik Pertanahan yang ditangani 1.031.000.000 733.886.734 71,18
7.1 Profil Konflik Pertanahan di daerah 350.000.000 231.289.100 66,08
7.2 Asistensi penanganan masalah dan konflik
pertanahan di daerah
481.000.000 397.470.280 82,63
7.3 Dukungan Penyusunan Peraturan
perUndang-Undangan Bidang Pertanahan
200.000.000 105.127.354 52,56
8 Pelaksanaan kerjasama perbatasan negara di daerah
700.000.000 545.887.664 77,98
8.1 Asistensi Pelaksanaan Kerjasama
Perbatasan Negara di daerah
700.000.000 545.887.664 77,98
9 Pelayanan administrasi dan tugas teknis
lainnya unit eselon II
700.000.000 404.386.153 57,77
9.1 Pelayanan umum, Pelayanan rumah
tangga dan perlengkapan
700.000.000 404.386.153 57,77
Jumlah 13.076.250.000 7.436.536.048 56,87
Sumber : Bagian Keuangan, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
c. Kegiatan Pembinaan Ketentraman, Ketertiban dan
Perlindungan Masyarakat
Hingga periode Triwulan III Tahun 2019, total realisasi anggaran untuk
kegiatan ini adalah sebesar Rp.10.716.076.300 atau 70,56% dari
total pagu anggaran sebesar Rp.15.187.000.000, yang meliputi 7
indikator kegiatan dengan 29 komponen input kegiatan sebagai berikut :
Tabel 18 Realisasi Anggaran Kegiatan Pusat
Direktorat Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat
Periode Triwulan III Tahun 2019
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
1. Jumlah daerah yang diberikan pembekalan Satpol PP dan Satlinmas
untuk pemeliharaan trantibumlinmas dalam rangka Pemilu
3.000.000.000
2.761.054.817 92,04
1.1 Rapat kerja nasional pembekalan Satpol
PP dan Satlinmas penyelenggaraan
trantibumlinmas dalam rangka pemilu
3.000.000.000 2.761.054.817 92,04
2. Jumlah kebijakan/regulasi bidang Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat
1.860.215.000
1.103.273.838 59,31
2.1 Penyusunan kebijakan tindaklanjut dari
PP tentang Satpol PP
400.000.000 258.752.638 64,69
2.2 Permendagri tentang pedoman pol pp
penegakan kode etik dan etika profesi
jabatan fungsional pol pp
190.975.000 189.867.500 99,42
39
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
2.3 Penyusunan Norma, Standar, Prosedur,
Kriteria bidang Perlindungan Masyarakat
260.215.000 108.088.900 41,54
2.4 Penyusunan Pedoman Formasi Jabatan
Fungsional Polisi Pamog Praja
179.746.000 178.318.000 99,21
2.5 Penyusunan Pedoman Penulisan Karya
Tulis/Karya Ilmiah dibidang tugas Pol PP
231.559.000 50.271.400 21,71
2.6 Penyusunan Kurikulum Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) Fungsional/Teknis
Jabatan Fungsional Pol PP
200.000.000 - -
2.7 Penyusunan Pedoman Kebutuhan
pendidikan dan pelatihan
fungsional/teknis Jabatan fungsional Pol
PP
20.300.000 20.300.000 100
2.8 Penyusunan Permendagri tentang
penghargaan atas kinerja Satpol PP
dalam penyelenggaraan Trantibum dan
Tranmas serta penegakan Perda di
daerah
200.000.000 138.539.500 69,27
2.9 Rapat Koordinasi Revisi Permenpan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional POL PP dan Angka Kreditnya
177.420.000 159.135.900 89,69
3. Jumlah daerah Kabupaten/kota yang mempunyai aparatur Satpol PP/PPNS dan Satlinmas yang sesuai standar
3.000.000.000
2.361.087.583 78, 70
3.1 Supervisi penyelenggaraan pembentukan
pejabat PPNS
650.000.000 491.821.240 75,66
3.2 Bimbingan Teknis anggota Satlinmas
dalam membantu penyelenggaraan
penanggulangan bencana
670.000.000 444.957.900 66,41
3.3 Penyelenggaraan Bimtek Penilai Angka
Kredit
341.885.000 317.101.700 92,75
3.4 Penilaian jabatan fungsional satpol pp di
tingkat pusat
208.115.000 138.090.925 66,35
3.5 Bimbingan Teknis Hak Asasi Manusia bagi
Satpol PP
700.000.000 554.540.468 79,22
3.6 Bimbingan Teknis Intelijen bagi pejabat
PPNS dalam rangka meningkatkan
kemampuan penyelidikan pelanggaran
Perda
430.000.000 414.575.350 96,41
4. Persentase daerah yang memberikan
pelayanan dasar sesuai SPM Subbidang
Trantibum
2.010.000.000
1.643.963.820 81,79
4.1 Sosialisasi Permen/Pedoman SPM
Subbidang Trantibum
400.000.000 383.722.400 95,93
4.2 Asistensi dan supervisi pelaksanaan SPM 711.800.000 686.293.000 96,42
40
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
(Prov dan Kab/kota)
4.3 Asistensi dan Supervisi Pelaksanaan SPM
terkait Pemenuhan Satlinmas di Daerah
400.000.000 214.846.600 53,71
4.4 Asistensi dan Supervisi Pelaksanaan SPM
terkait Pemenuhan PPNS Penegakan
Perda di Daerah
300.000.000 166.649.070 55,55
4.5 Pemenuhan Aparatur Pol PP di Daerah 198.200.000 192.452.750 97,10
5. Persentase daerah yang telah
memfasilitasi 5P (penghormatan,
pemajuan, pemenuhan, penegakan dan
perlindungan) HAM, fasilitasi konvensi
internasional
1.769.785.000
709.216.735 40,07
5.1 Bimbingan teknis pelayanan publik
berbasis HAM bagi camat seluruh
Indonesia
1.000.000.000 442.032.050 44,20
5.2 Supervisi Penegakan Peraturan Daerah
yang berspektif HAM
300.000.000 140.199.150 46,73
5.3 Koordinasi Kerjasama Internasional
Bidang Perlindungan Masyarakat pada
ICDO
169.785.000 14.403.700 8,48
5.4 Pertemuan koordinasi Sekber RANHAM
Periode 2015-2019 dan Pemerintah
Provinsi serta fasilitasi konvensi
internasional
300.000.000 112.581.835 37,53
6. Jumlah daerah yang melaksanakan sistem dan prosedur operasional
penyelenggaraan bidang ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat
2.847.000.000
1.676.151.689 58,87
6.1 Sosialisasi PP tentang satuan polisi
pamong praja dan Permendagri
tindaklanjutnya
1.197.000.000 440.850.894 36,83
6.2 Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan
Perlindungan Masyarakat di Daerah
150.000.000 47.592.306 31,73
6.3 Pemutakhiran Data kinerja PPNS 450.000.000 288.368.665 64,08
Penerapan Nota Kesepahaman antara
Mendagri dengan Kapolri tentang
Penyelenggaraan Keamanan, Ketertiban
Umum dan Ketentraman Masyarakat
serta Pelindungan Masyarakat di Daerah
650.000.000 541.147.460 83,25
6.4 Asistensi pembentukan penilai angka
kredit jabatan fungsional
400.000.000 358.192.364 89,55
41
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
7. Persentase pelayanan administrasi dan tugas teknis lainnya
700.000.000
461.327.818 65,90
7.1 Pelayanan umum, Pelayanan rumah
tangga dan perlengkapan
700.000.000
461.327.818 65,90
Jumlah 15.187.000.000 10.716.076.300 70,56
Sumber : Bagian Keuangan, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
d. Kegiatan Fasilitasi Pencegahan Penanggulangan Bencana dan
Kebakaran
Hingga periode Triwulan III Tahun 2019, total realisasi anggaran untuk
kegiatan ini adalah sebesar Rp.7.621.054.870 atau 63,42% dari total
pagu anggaran sebesar Rp.12.016.360.000, yang meliputi 8 indikator
dengan 22 komponen input kegiatan sebagai berikut :
Tabel 19
Realisasi Anggaran Kegiatan Pusat Direktorat Manajamen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran
Periode Triwulan III Tahun 2019
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
1 Asistensi dan supervisi penerapan
standar pelayanan minimal bidang
bencana
1.650.000.000
1.134.044.410 68,73
1.1 Sosialiasi kebijakan teknis penerapan SPM Sub urusan bencana
468.185.000 154.976.000 33,10
1.2 Asistensi dan supervisi penerapan standar pelayanan minimal bidang
bencana
1.181.815.000 979.068.410 82,84
2 Penyediaan layanan dasar subbidang
pemadam kebakaran sesuai SPM
1.000.000.000 690.852.026 69,09
2.1 Asistensi dan supervisi penerapan SPM
subbidang pemadam kebakaran di
daerah
700.000.000 405.590.910 57,94
2.2 Sosialisasi kebijakan/regulasi Standar
Pelayanan Minimal subbidang pemadam
kebakaran
300.000.000 285.261.116
95,09
3 Jumlah aparatur daerah yang ditingkatkan kapasitasnya dalam penanggulangan bencana dan bahaya
kebakaran
2.536.360.000
1.997.376.822 78,75
3.1 Kualifikasi kompetensi inspeksi proteksi
pemadam kebakaran wilayah perkotaan
bagi aparatur Damkar
250.000.000 237.277.150 94,91
3.2 Bimbingan teknis manajamen gudang
logistik di daerah Rawan Bencana
678.760.000 358.371.250 52,11
42
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
3.3 Pemantapan kesiapsiagaan nasional
aparatur Pemadam Kebakaran
779.360.000 707.721.800 90,81
3.4 Skill Competetion Petugas Pemadam
Kebakaran dalam kesiapsiagaan
pencegahan dan penanggulangan
kebakaran
642.135.000 590.767.872 92,00
3.5 Diseminasi dan Uji Publik Implementasi
Jabatan Fungsional Pemadam
Kebakaran
177.105.000 103.238.750 58,29
4 Penerapan Pengintegrasian dan
pengarusutamaan pengurangan risiko bencana di Daerah
1.200.000.000
982.738.822 81,89
4.1 Asistensi penyusunan dokumen
perencanaan dan penganggaran PRB
600.000.000 461.124.365 76,85
4.2 Asistensi Pengintegrasian dan
pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana dalam perencanaan dan
penganggaran pembangunan daerah
600.000.000 521.614.457 86,94
5. Jumlah rumusan kebijakan/regulasi bidang manajemen penanggulangan
bencana dan kebakaran
2.150.000.000
990.984.266 45,56
5.1 Penyusunan Pedoman pencegahan dan penanggulangan kebakaran
300.000.000 116.186.754 38,73
5.2 Penyusunan standardisasi bangunan gudang logistik, peralatan dan gedung
Pusdalops
200.000.000 94.681.150 47,34
5.3 Penyusunan Perpres tentang jabatan fungsional pemadam kebakaran
597.813.000 70.939.562 11,87
5.4 Penyusunan pedoman kualifikasi
kompetensi pemadam kebakaran
202.187.000 122.517.400 60,60
5.5 Integrasi penyelenggaraan
penanggulangan bencana pusat dan
daerah
400.000.000 370.289.050 92,57
5.6 Penyusunan Permendagri tentang
Pakaian Dinas Aparatur Pemadam
Kebakaran
100.000.000 91.040.850 91,04
5.7 Penyusunan Permendagri tentang Diklat
Teknis Pemadam Kebakaran
250.000.000 125.329.500 50,13
5.8 Revisi Permendagri Nomor 46 tahun
2018 tentang Organisasi Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
100.000.000 - -
6. Jumlah daerah yang memiliki kesiapan dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan pada saat tanggap
darurat dan pasca bencana sesuai standar
1.780.000.000
642.986.260 36,12
43
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
6.1 Asistensi dan supervisi pelaksanaan
pelayanan Pemerintahan pada saat
tanggap darurat dan pasca bencana
sesuai standar di daerah
404.570.000 183.468.780 45,35
6.2 Pendampingan pemerintah Daerah
dalam keadaan darurat Bencana dan
Pasca Bencana
1.375.430.000 459.517.480 47,11
7 Pembinaan penyusunan rencana
penanggulangan bencana
1.000.000.000 862.353.035 86,24
7.1 Bimtek penyusunan rencana
penanggulangan bencana
1.000.000.000
862.353.035 86,24
8 Pelayanan administrasi dan tugas
teknis lainnya unit eselon II
700.000.000 319.719.229 45,67
8.1 Pelayanan umum, Pelayanan rumah
tangga dan perlengkapan
700.000.000
319.719.229 45,67
Total 12.016.360.000 7.621.054.870 63,42
Sumber : Bagian Keuangan, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
e. Kegiatan Penataan Wilayah Administrasi, Penegasan Batas
Daerah, dan Toponimi
Hingga periode Triwulan III Tahun 2019, total realisasi anggaran untuk
kegiatan ini adalah sebesar Rp.8.337.163.191 atau 65,97% dari total
pagu anggaran sebesar Rp.12.637.511.000, yang meliputi 7 indikator
dengan 13 komponen input kegiatan sebagai berikut :
Tabel 20
Realisasi Anggaran Kegiatan Pusat Direktorat Toponimi dan Batas Daerah
Periode Triwulan III Tahun 2019
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
1 Jumlah rumusan kebijakan bidang toponimi dan batas daerah
207.331.000
95.768.100 46,19
1.1 Permendagri Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
207.331.000 95.768.100 46,19
2 Jumlah unsur rupabumi alami (pulau dan unsur lainnya) yang diverifiikasi dan dibakukan
1.122.419.000 645.049.100 57,47
2.1 Penyelenggaraan verifikasi Pulau 792.419.000 418.372.800 52,80
2.2 Pembakuan nama rupa bumi unsur
alami (sungai dan gunung/bukit)
330.000.000 226.676.300 68,69
3. Jumlah segmen batas antar daerah
yang ditetapkan dengan Permendagri
7.380.000.000
5.120.804.539 69,39
4.1 Pembuatan peta batas daerah secara
kartometrik
3.240.000.000 2.334.793.681 72,06
4.2 Penyelesaian perselisihan segmen batas 1.300.000.000 635.210.933 48,86
44
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
antar daerah
4.3 Penyusunan Rumusan Kebijakan
tentang Batas Daerah
2.840.000.000 2.150.799.925 75,73
5. Jumlah unsur rupabumi warisan budaya 1.002.761.000
837.029.981 83,47
5.1 Pembakuan nama rupa bumi unsur
warisan budaya
1.002.761.000 837.029.981 83,47
6. Jumlah Daerah yang diasistensi dan
supervisi bidang toponimi dan batas
daerah
1.125.000.000
599.236.896 53,27
6.1 Supervisi kegiatan pembakuan nama
rupabumi di daerah
250.000.000 214.491.500 85,80
6.2 Asistensi dan Supervisi pemberian nama daerah, pemberian nama ibu kota, perubahan nama daerah, perubahan
nama ibu kota, dan pemindahan ibu kota
250.000.000 64.272.646 25,71
6.3 Asistensi dan supervisi penataan batas
daerah
500.000.000 200.991.550 40,20
6.4 Verifikasi kode dan data wilayah
administrasi pemerintahan
125.000.000 119.481.200 95,58
7. Jumlah Daerah yang diintegrasikan
segmen batasnya
1.100.000.000 707.749.875 64,34
7.1 Bimtek penyusunan rencana
penanggulangan bencana
1.100.000.000
707.749.875 64,34
8. Penyelesaian pelayanan administrasi
dan tugas teknis lainnya unit kerja
eselon II
700.000.000 331.524.700 47,36
8.1 Pelayanan umum, Pelayanan rumah
tangga dan perlengkapan
700.000.000
331.524.700 47,36
Total 12.637.511.000 8.337.163.191 65,97
Sumber : Bagian Keuangan, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
f. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Direktorat
Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
Hingga periode Triwulan III Tahun 2019, total realisasi anggaran untuk
kegiatan ini adalah sebesar Rp.46.182.417.222 atau 64,65% dari
total pagu anggaran sebesar Rp.71.433.312.000, dengan rincian
sebagai berikut :
45
Tabel 21
Realisasi Anggaran Kegiatan Pusat Tahun 2019 Sekretariat Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
Periode Triwulan III Tahun 2019
No
Indikator/Komponen Input Pagu
Anggaran Realisasi %
1 Layanan Pembinaan Teknis Administrasi
Kewilayahan
3.575.299.000 2.110.892.827 59,04
1.1 Sosialisasi kebijakan bidang
administrasi kewilayahan
1.031.935.000 446.612.100 43,28
1.2 Penyusunan kegiatan strategis
penyelenggaraan pembinaan wilayah
740.535.000 501.891.875 67,77
1.3 Penyelenggaraan sinergitas bidang
pembinaan administrasi kewilayahan
1.280.239.000 837.994.202 65,46
1.4 Koordinasi dan dukungan dlm rgk
Penguatan Kebijakan penyelenggaraan
pembinaan wilayah
522.590.000 324.394.650 62,07
2 Perencanaan (SBKU) 76.980.000 19.289.000 25,06
2.1 Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran
Satker Eselon I Tanpa Satker Vertikal
57.660.000 - -
2.2 Dokumen LAKIN Satker Eselon I tanpa
Satker Vertikal
19.320.000 19.289.000 99,84
3 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 15.217.111.000 8.926.198.150 58,66
3.1 Penyusunan Rencana Program dan Anggaran
1.057.022.000 730.159.900 69,08
3.2 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi 2.128.642.000 1.180.252.378 55,45
3.3 Pengelolaan Data dan Informasi 2.277.810.000 1.048.546.307 46,03
3.4 Pengelolaan Keuangan 1.300.000.000 1.048.215.972 80,63
3.5 Pengelolaan Perbendaharaan 730.152.000 490.519.300 67,18
3.6 Pelayanan Hukum 2.847.920.000 1.652.213.155 58,01
3.7 Pengelolaan Kepegawaian 900.000.000 466.014.110 51,78
3.8 Pelayanan Umum dan Perlengkapan 1.530.000.000 1.126.649.078 73,64
3.9 Pelayanan Humas dan Protokoler 275.690.000 254.572.700 92,34
3.10 Pelayanan Organisasi, Tatalaksana,
dan Reformasi Birokrasi
2.169.875.000 929.055.250 42,82
4 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 6.822.597.000 1.916.798.864 28,09
4.1 Pengadaan kendaraan bermotor 3.104.852.000 119.000.000 3,84
4.2 Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi
2.880.782.000 1.510.142.000 52,42
4.3 Pengadaan peralatan fasilitas perkantoran
836.963.000 287.656.864 34,37
5 Layanan Perkantoran 45.741.325.000 33.209.238.381 72,60
5.1 Gaji dan tunjangan 38.584.758.000 27.921.616.801 72,36
5.2 Operasional dan pemeliharaan kantor 7.156.567.000 5.287.621.580 73,88
Total 71.433.312.000 46.182.417.222 64,65
Sumber : Bagian Keuangan, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
46
2. Realisasi Kegiatan Dekonsentrasi
Total realisasi anggaran untuk kegiatan Dekonsentrasi sampai dengan
periode Triwulan III Tahun 2019 adalah sebesar Rp.7.604.959.768 atau
51,88% dari total pagu anggaran sebesar Rp.14.658.314.000, dengan
rincian sebagai berikut :
a. Dekonsentrasi Peningkatan Peran Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat di Wilayah Provinsi
Hingga periode Triwulan III Tahun 2019, total realisasi anggaran untuk
kegiatan Dekonsentrasi ini adalah sebesar Rp.4.048.707.844 atau
59,03% dari total pagu anggaran sebesar Rp.6.858.314.000, yang
diselenggarakan oleh 33 SKPD Provinsi, yaitu :
Tabel 22 Realisasi Anggaran Kegiatan Dekonsentrasi
Peningkatan Peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat
di Wilayah Provinsi Periode Triwulan III Tahun 2019
No Provinsi Satker Pagu
Anggaran
Realisasi
%
1 Aceh Setda 213,382.000 188.735.698 88,45
2 Sumatera Utara Setda 198.958.000 148.422.500 74,60
3 Sumatera Barat Setda 197.509.000 167.557.400 84,84
4 Riau Setda 186.650.000 154.269.895 82,65
5 Jambi Setda 194.384.000 147.197.118 75,72
6 Sumatera Selatan Setda 189.243.000 144.299.000 76,25
7 Bengkulu Setda 195.306.000 - -
8 Lampung Setda 182.314.000 148.580.200 81,50
9 Kep. Bangka Belitung Setda 193.501.000 158.837.500 82,09
10 Kepulauan Riau Setda 190.400.000 147.054.080 77,23
11 Jawa Barat Setda 183.294.000 148.224.444 80,87
12 Jawa Tengah Setda 188.360.000 122.130.400 64,84
13 D.I. Yogyakarta Setda 182.203.000 140.646.000 77,19
14 Jawa Timur Setda 208.681.000 - -
15 Banten Setda 178.060.000 85.173.000 47,83
16 Bali Setda 222.072.000 7.960.000 3,58
17 Nusa Tenggara Barat Setda 208.311.000 - -
18 Nusa Tenggara Timur Setda 218.722.000 41.570.770 19,01
19 Kalimantan Barat Setda 190.722.000 127.792.499 67,00
20 Kalimantan Tengah Setda 209.714.000 139.123.900 66,34
21 Kalimantan Selatan Setda 197.104.000 168.564.836 85,52
22 Kalimantan Timur Setda 206.770.000 - -
23 Kalimantan Utara Setda 200.656.000 139.898.613 69,72
24 Sulawesi Utara Setda 209.060.000 201.946.700 96,60
25 Sulawesi Tengah Setda 218.458.000 211.974.200 97,03
26 Sulawesi Selatan Setda 226.209.000 177.227.818 78,35
27 Sulawesi Tenggara Setda 201.352.000 141.965.920 70,51
47
No Provinsi Satker Pagu
Anggaran
Realisasi
%
28 Gorontalo Setda 229.794.000 196.304.252 85,43
29 Sulawesi Barat Setda 211.001.000 163.298.601 77,39
30 Maluku Setda 244.532.000 239.366.500 97,89
31 Maluku Utara Setda 227.596.000 190.586.000 83,74
32 Papua Setda 271.286.000 - -
33 Papua Barat Setda 282.710.000 - -
Total 6.858.314.000 4.048.707.844 59,03
Sumber : Bagian Keuangan, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
b. Dekonsentrasi Asistensi Penyelenggaraan PTSP Prima di
Daerah
Hingga periode Triwulan III Tahun 2019, total realisasi anggaran untuk
kegiatan Dekonsentrasi ini adalah sebesar Rp.2.812.266.800 atau
46,87% dari total pagu anggaran sebesar Rp.6.000.000.000, yang
diselenggarakan oleh 10 SKPD Provinsi :
Tabel 23
Realisasi Anggaran Kegiatan Dekonsentrasi Penyelenggaraan PTSP Prima di Daerah
Periode Triwulan III Tahun 2019
No Provinsi Satker Pagu
Anggaran
Realisasi
%
1 Sumatera Utara DPMPTSP 725.760.000 - -
2 Lampung DPMPTSP 546.073.000 500.770.000 91,70
3 Nusa Tenggara Timur DPMPTSP 648.172.000 520.669.500 80,33
4 Kalimantan Tengah DPMPTSP 706.772.000 83.811.824 11,86
5 Kalimantan Utara DPMPTSP 492.174.000 193.400.176 39,30
6 Sulawesi Tenggara DPMPTSP 464.866.000 275.371.000 59,24
7 Sulawesi Utara DPMPTSP 607.800.000 46.093.500 7,58
8 Sulawesi Barat DPMPTSP 650.632.000 319.916.800 49,17
9 Maluku Utara DPMPTSP 477.421.000 388.880.000 81,45
10 Papua DPMPTSP 680.330.000 483.354.000 71,05
Total 6.000.000.000 2.812.266.800 46,87
c. Dekonsentrasi Pelaksanaan Kerjasama Perbatasan Negara
di Daerah
Hingga periode Triwulan III Tahun 2019, total realisasi anggaran untuk
kegiatan Dekonsentrasi ini adalah sebesar Rp.743.985.124 atau
41,33%% dari total pagu anggaran sebesar Rp.1.800.000.000, yang
diselenggarakan oleh 7 SKPD Provinsi, yaitu :
48
Tabel 24
Realisasi Anggaran Kegiatan Dekonsentrasi Pelaksanaan Kerjasama Perbatasan Negara Di Daerah
Periode Triwulan III Tahun 2019
No Provinsi Satker Pagu
Anggaran
Realisasi
%
1 Riau Setda 250.000.000 112.067.400 44,83
2 Kepulauan Riau Setda 250.000.000 202.726.574 81,09
3 Nusa Tenggara Timur Setda 300.000.000 94.758.000 31,59
4 Kalimantan Barat Setda 250.000.000 186.089.650 74,44
5 Kalimantan Utara Setda 250.000.000 148.343.500 59,34
6 Sulawesi Utara Setda 250.000.000 - -
7 Papua Setda 250.000.000 - -
Total 1.800.000.000 743.985.124 41,33
Sumber : Bagian Keuangan, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
3. Realisasi Kegiatan Tugas Pembantuan Pembangunan Sarpras
Pemerintahan di Kawasan Perbatasan Negara dan PPKT Dalam penyelenggaraan pemerintahan
Hingga periode Triwulan III Tahun 2019, total realisasi anggaran untuk
kegiatan Tugas Pembantuan ini adalah sebesar Rp.563.639.790 atau
17,08%% dari total pagu anggaran sebesar Rp.3.300.000.000, yang
diselenggarakan oleh 3 SKPD Kabupaten, yaitu :
Tabel 25 Realisasi Anggaran Kegiatan Tugas Pembantuan
Pembangunan Sarpras Pemerintahan di Kawasan Perbatasan Negara dan PPKT
Dalam penyelenggaraan pemerintahan Periode Triwulan III Tahun 2019
No Kabupaten Satker Pagu
Anggaran Realisasi %
1 Kepulauan
Karimun
Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang
1.600.000.000
487.072.790 30,44
2 Kab. Sintang Sekretariat Daerah 850.000.000 - -
3 Kab. Belu Sekretariat Daerah 850,000,000 76.567.000 9,01
Total 3.300.000.000 563.639.790 17,08
Sumber : Bagian Keuangan, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
49
B. Capaian Kinerja
1. Pencapaian Target Prioritas Nasional
Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019, terdapat 4 Prioritas
Nasional yang dijabarkan ke dalam 9 (sembilan) Program Prioritas dan
Kegiatan Prioritas yang menjadi penugasan Direktorat Jenderal Bina
Administrasi Kewilayahan Tahun 2019, dengan capaian sebagai berikut :
1. PTSP Prima di Daerah
Target 2019 : 75 Kab/Kota
Realisasi s/d TW III : 39 Kabupaten/Kota telah menerapkan PTSP
Prima:
1. Kab. Asahan
2. Kab. Labuhanbatu
3. Kab. Toba Samosir
4. Kab. Lampung Utara
5. Kab. Tanggamus
6. Kab. Pesawaran
7. Kab. Pesisir Barat
8. Kab. Kotawaringin Barat
9. Kab. Kapuas
10. Kab. Katingan
11. Kab. Pulang Pisau
12. Kab. Bulungan
13. Kab. Kupang
14. Kab. Timor Tengah Selatan
15. Kab. Timor Tengah Utara
16. Kab. Belu
17. Kab. Ende
18. Kab. Ngada
19. Kab. Manggarai Barat
20. Kota Kupang
21. Kab. Konawe
22. Kab. Minahasa Selatan
23. Kab. Bolang Mongondow Utara
24. Kab. Mamuju Utara/Pasang Kayu
25. Kab. Polewali Mandar
26. Kab. Halmahera Barat
27. Kab. Halmahera Tengah
28. Kab. Halmahera Utara
29. Kota Ternate
30. Kab. Merauke
31. Kab. Jayapura
32. Kota Binjai
33. Kab. Samosir
34. Kab. dairi
35. Kab. Batubara
36. Kota Metro
37. Kab. lampung Barat
50
38. Kab. Tulang Bawang
39. Kab. Tana Tidung
Capaian : 52%
2. Sistem E-Monev PTSP yang terintegrasi
Target 2019 : 34 Provinsi
Realisasi s/d TW III : 34 Provinsi telah menerapkan E-Monev
PTSP (SIAP KERJA) dan 20 Provinsi telah
mengintegrasikan aplikasi mandiri daerah
dengan aplikasi SI CANTIK dan SIAP KERJA:
1. Aceh (Kategori Prima dan sudah
terintegrasi);
2. Sumatera Utara (Kategori Prima dan
sudah terintegrasi);
3. Sumatera Barat (Kategori Prima dan
sudah terintegrasi);
4. Riau (Kategori Prima dan sudah
terintegrasi);
5. Jambi (Kategori Prima dan sudah
terintegrasi);
6. Sumatera Selatan (Kategori Prima,
belum terintegrasi);
7. Bengkulu (Kategori Prima dan sudah
terintegrasi);
8. Lampung (Kategori Prima dan sudah
terintegrasi);
9. Kep. Bangka Belitung (Kategori Prima
dan sudah terintegrasi);
10.Kepulauan Riau (Kategori Prima, belum
terintegrasi);
11.DKI Jakarta (Kategori Prima, belum
terintegrasi);
12.Jawa Barat (Kategori Prima, belum
terintegrasi);
13.Jawa Tengah (Kategori Prima, belum
terintegrasi);
14.D.I. Yogyakarta (Kategori Prima dan
sudah terintegrasi);
15.Jawa Timur (Kategori Prima, belum
terintegrasi);
16.Banten (Kategori Prima, belum
terintegrasi);
17.Bali (Kategori Prima dan sudah
terintegrasi);
18.NTB (Kategori Prima dan sudah
terintegrasi);
19.NTT (Kategori Prima, belum
terintegrasi);
51
20.Kalimantan Barat (Kategori Prima dan
sudah terintegrasi);
21.Kalimantan Tengah (Kategori Prima dan
sudah terintegrasi);
22.Kalimantan Selatan (Kategori Prima dan
sudah terintegrasi);
23.Kalimantan Timur (Kategori Prima dan
sudah terintegrasi);
24.Kalimantan Utara (Kategori Prima, belum
terintegrasi);
25.Sulawesi Utara (Kategori Prima, belum
terintegrasi);
26.Sulawesi Tengah (Kategori Prima, belum
terintegrasi);
27.Sulawesi Selatan (Kategori Prima, belum
terintegrasi);
28.Sulawesi Tenggara (Kategori Prima dan
sudah terintegrasi);
29.Gorontalo (Kategori Prima dan sudah
terintegrasi);
30.Sulawesi Barat (Kategori Prima dan
sudah terintegrasi);
31.Maluku (Kategori Prima, belum
terintegrasi)
32.Maluku Utara (Kategori Prima dan sudah
terintegrasi);
33.Papua (Kategori Prima dan sudah
terintegrasi); dan
34.Papua Barat (Kategori Prima dan sudah
terintegrasi).
Capaian. : 100%
3. Penyusunan kesepakatan kerjasama Pemda dengan dunia usaha
dalam pemanfaatan lulusan sekolah vokasi
Target 2019 : 3 Provinsi
Realisasi s/d TW III : Telah ditandatangani kesepakatan
bersama pembinaan dan pengembangan
pendidikan vokasi pada Sekolah
Menengah Kejuruan di bidang Pariwisata
berbasis kompetensi yang sesuai dan
selaras dengan dunia usaha pariwisata di
kawasan Wakatobi Provinsi Sulawesi
Tenggara pada tanggal 3 Oktober 2019;
Finalisasi 2 kesepakatan bersama dan
telah disampaikan surat percepatan
kedua kepada Gubernur terkait
pelaksanaan penandatangan
Kesepakatan, yaitu :
52
1. Kesepakatan bersama pembinaan dan
pengembangan pendidikan vokasi
pada Sekolah Menengah Kejuruan di
bidang pariwisata berbasis
kompetensi yang sesuai dan selaras
dengan dunia usaha pariwisata di
kawasan Kepulauan Seribu Provinsi
DKI Jakarta
2. Kesepakatan bersama pembinaan
dan pengembangan pendidikan vokasi
pada Sekolah Menengah Kejuruan di
bidang pariwisata berbasis
kompetensi yang sesuai dan selaras
dengan dunia usaha pariwisata di
kawasan Bromo Tenggger Semeru
Provinsi Jawa Timur
Capaian : 55%
4. Kesepakatan perundingan batas dan kerjasama wilayah negara
Target 2019 : 5 Kesepakatan
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya 3 (tiga) kesepakatan
perundingan batas dan kerjasama wilayah
negara, melalui :
1. Kesepakatan persidangan ke 15 KK/JKK
Sekretariat Bersama Sosek Malindo RI
Malaysia, dengan menghasilkan
Kesepakatan :
a. Kedua negara bersepakat untuk
melaksanakan kunjungan lapangan
Ketua KK/JKK Sosek Malindo pada
minggu pertama bulan April 2019
dengan melibatkan kumpulan
kerja/instansi terkait lintas batas dari
masing-masing pihak, dalam rangka
persiapan pembangunan PLBN Jagoi
Babang/CIQS Serikin
b. Kedua pihak bersepakat pertemuan
Gubernur dengan Ketua Menteri
membahas hal-hal yang lebih luas dari
isu-isu perbatasan
c. Kedua negara bersepakat untuk
aktivasi kembali pembahasan terkait
pembukaan PLBN/CIQS Sei
Manggaris-Serudong
d. Kedua negara bersepakat untuk
dilakukan pertemuan tingkat
Provinsi/Negeri dan meminta kepada
Sekretariat Sosek Sarawak untuk
53
melakukan korespondensi terkait
rencana kunjungan tersebut. Pada
saat yang sama, pihak Indonesia
menginfokan bahwa Long Midang
adalah Desa dari Kecamatan Krayan
e. Kedua negara bersepakat untuk
melancarkan proses Grand Launching
Lubuk Antu, Sarawak – Pos Lintas
Batas (PLBN) Badau, KALBAR dan
Biawak, Sarawak – Aruk, KALBAR dan
sekiranya dapat dilakukan pada
Tingkat Gubernur dan Ketua Menteri
saja
2. Kesepakatan persidangan ke-5 Senior
Officials' Consulation on the Unresolved
Segments of Land Boundary between
the Republic of Indonesia and the
Democratic Republic of Timor-Leste
(SOC RI-RDTL), dengan menghasilkan
kesepakatan :
a. Pihak Indonesia menyetujui secara
umum prinsip yang diajukan oleh
pihak Timor Leste dan mengusulkan
untuk diterapkan pada kedua
Unresolved Segments. Kedua negara
setuju bahwa SA harus ditinjau secara
periodik untuk menyampaikan setiap
isu yang berkembang dan berkaitan
dengan SA di waktu yang akan
datang;
b. Kedua negara setuju untuk
menugaskan Technical Working Group
untuk berkomunikasi lebih lanjut
terkait draft yang diajukan pihak
Indonesia melalui channel diplomatik
seiring dengan finalisasi 2 (dua)
Unresolved Segment
c. Penyertaan penelitian aspek-aspek
sosial untuk mendukung percepatan
pembahasan draft Special
Arrangement (dalam kegiatan JFV
aspek teknis pemetaan untuk proses
delineasi garis perbatasan)
d. Perlunya pertemuan khusus pada level
teknis untuk finalisasi Special
54
Arrangements setelah dilakukan Joint
Field Visit dimaksud
e. Menerima laporan Dialog Pertemuan
Tokoh Adat ke-1, untuk kemudian
dapat dilanjutkan pelaksanaan
Pertemuan Dialog ke-2. Pihak RDTL
akan bertindak sebagai tuan rumah
untuk Pertemuan Dialog ke-2 yang
direncanakan diadakan di Pante
Macassar, Oekusi, Ambeno, RDTL
pada kuartal I (pertama) Tahun 2019;
f. Perlunya sosialiasi kepada masyarakat
di kedua negara untuk menghindari
penggunaan kata “daerah konflik”,
dalam merujuk pada daerah
Unresolved Segments
3. Kesepakatan Persidangan Ke-37
KK/JKK Sosek Malindo, dengan
menghasilkan kesepakatan:
a. Terkait pelaksanaan kegiatan Tour de
Malindo, terdapat catatan evaluasi
yang harus diperbaiki, yaitu Kedua
negara bersepakat agar dapat
memberikan kemudahan administrasi
lintas batas bagi masyarakat/peserta
yang berpartisipasi pada event lintas
batas baik berskala regional maupun
internasional dan agar kegiatan Tour
de Malindo diselenggarakan rutin
yang selanjutnya hal tersebut
dibicarakan di tingkat
provinsi/peringkat negeri untuk
disempurnakan.
b. Mengenai isu ijin penyelenggaraan
Pendidikan Usia Dini bagi
anak-anak Pekerja Migran Indonesia
(PMI) di wilayah perbatasan Sabah,
kedua negara bersepakat untuk
memperbincangkan dalam level
government to government melalui
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia dengan
Kementerian Pendidikan Malaysia
c. kedua negara bersepakat terkait isu
55
ini akan dikaji lebih dalam dengan
melakukan pertukaran data dan
diperbincangkan di tingkat
provinsi/peringkat negeri dengan
bantuan asistensi Korlantas POLRI
dan Jasa Raharja
d. Pihak Indonesia menyampaikan
rencana melakukan pembangunan
PLBN Jagoi Babang dan PLBN Sei
Kelik (Kalimantan Barat) sebagai pintu
lintas batas, dan sebagai responnya,
pihak Malaysia menyampaikan bahwa
CIQS Serikin telah masuk dalam
Agenda Rancangan Malaysia ke-12,
yang saat ini prosesnya sedang
diajukan ke Pemerintah Pusat melalui
Kementerian Dalam Negeri Malaysia.
e. Kedua negara bersepakat untuk
melaksanakan kunjungan bersama ke
Sei Kelik, dan apabila masing-masing
ketua KK/JKK berhalangan dapat
dilimpahkan ke Sekretariat atau Sosek
Malindo Tingkat Provinsi/Peringkat
Negeri.
f. Mengenai isu pemotongan bukit
perbatasan, pihak Malaysia
menyampaikan aktivitas pemotongan
Bukit G127 telah dilakukan sejak
bulan Agustus 2019, dan diperkirakan
selesai pada bulan Desember tahun
2019.
g. Pihak Indonesia telah menyampaikan
rencana pembangunan 4 (empat)
PLBN yaitu: Sei Nyamuk; Labang;
Long Midang; dan Long Nawang
(Kalimantan Utara), dan saat ini
progress pembangunan PLBN Long
Nawang dan Long Midang, telah
melalui proses tender dan segera
dibangun fisiknya.
h. Kedua pihak bersetuju untuk
melakukan koordinasi antara POLDA
KALTARA dengan PDRM Sabah
untuk memperbaharui MoU kerjasama
antara kedua provinsi/negeri guna
56
mencapai tujuan bersama dalam
penanggulangan narkoba di kawasan
perbatasan.
i. Mengenai usulan KALTARA terkait
dengan Pembukaan Semula
Serudong (Malaysia)-Sei Manggaris
(Indonesia) yang berkaitan dengan isu
Exit/Entry Points, akan dibahas pada
forum revisi Border Crossing
Agreement (BCA) dan Border Trade
Agreement (BTA).
j. Mengenai usulan pihak Johor/Melaka
untuk menginformasikan daftar hitam
penceramah agama, kedua pihak
bersetuju adanya perbincangan
lanjutan antara BNPT dengan
Kementerian Dalam Negeri Malaysia
sebagai awal mula kerjasama
penanggulangan terorisme di kedua
negara.
k. Mengenai isu Rencana Pertemuan
antara Kepala Daerah (Gubernur)
dengan Kepala Wilayah (Ketua
Menteri) dalam Kerangka Sosek
Malindo, kedua pihak bersetuju agar
mekanisme pertemuan Gubernur dan
Ketua Menteri dikembalikan ke tingkat
provinsi/peringkat negeri
l. Mengenai usulan Malaysia terkait
penamaan Sosio Ekonomi diubah
menjadi Sosio Sekuriti, kedua pihak
bersetuju untuk menempatkan forum
Sosek Malindo langsung di bawah
struktur General Border Committee
(GBC). Masalah tersebut akan
dibahas/dibincangkan dan diteliti lebih
lanjut dalam forum SEKBER, dan
kedua pihak juga akan terus
berkomunikasi terkait perkembangan
kajian penggantian nama dan struktur
organisasi melalui secretariat
m. Mengenai implementasi Pas Lintas
Batas yang tidak diijinkan
penggunaannya di imigrasi Tawau,
pihak Malaysia menyampaikan bahwa
57
Pas Lintas Batas di Tawau masih
dapat berlaku dan aturannya mengacu
pada BCA. Namun, untuk menuju
Tawau harus melalui exit/entry point
yang sah yakni Nunukan karena
Sebatik bukan laluan yang sah
mengingat masih batas laut di antara
Sebatik dan Tawau belum
didelimitasi/dipersetujui.
n. Mengenai kedudukan Provinsi
Kalimantan Utara dan Kalimantan
Timur dalam Kerjasama Sosek
Malindo, kedua pihak bersetuju agar
KALTIM dan KALTARA menggunakan
forum yang sudah ada (SOSEKDA)
(KALBAR-Sarawak) dengan
menambah kertas kerja khusus untuk
isu-isu KALTIM-Sarawak dan
KALTARA-Sarawak.
Capaian : 60%
5. Pelaksanaan kerjasama perbatasan negara di daerah
Target 2019 : 6 Provinsi
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya kesepakatan kerjasama
perbatasan negara dan kesepakatan
penyelesaian permasalahan sengketa batas
antar negara di 4 (empat) Provinsi:
1. Kesepakatan persidangan ke- 24 KK/JKK
Sosek Malindo Tingkat Provinsi
Kalimantan Utara dengan Sabah-Malaysia
(Sosekda) pada tanggal 25 sd 28 juni
2019 di Provinsi D.I. Yogyakarta
2. Kesepakatan persidangan ke- 36 KK/JKK
Sosek Malindo Tingkat Provinsi Kalimantan
Barat dengan Negeri Serawak-Malaysia
pada tanggal 31 Juli s.d 1 Agustus 2019 di
Provinsi D.I. Yogyakarta
3. Kesepakatan bersama rapat koordinasi
penyelesaian permasalahan sengketa batas
antar negara RI RDTL pada tanggal 9 sd
10 Agustus di Provinsi NTT
4. Kesepakatan persidangan Ke-18 KK/JKK
Sosek Malindo Tingkat Provinsi Riau/Kepri
dengan Johor/Malaka pada tanggal 1 s.d 3
September 2019 di Provinsi Kepulauan
Riau
58
Capaian : 66,67%
6. Jumlah daerah yang diberikan pembekalan Satpol PP dan Satlinmas
untuk pemeliharaan trantibumlinmas dalam rangka Pemilu
Target 2019 : 34 Provinsi
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya pembekalan Satpol PP dan
Satlinmas untuk pemeliharaan
trantibumlinmas dalam rangka Pemilu di 34
Provinsi, melalui :
1. Rapat kerja nasional dalam rangka
menghadapi agenda Nasional Pemilihan
Presiden/Wakil Presiden dan Pemilihan
Legislatif DPR, DPD, DPRD 2019 agar
tercipta kondisi yang aman, tertib,
demokratis dalam bingkai NKRI pada
tanggal 29 s.d 31 Januari 2019 dengan
Provinsi dan Kabupaten/Kota
2. Rapat evaluasi penyelenggaraan
trantibumlinmas dalam rangka Pemilu
dengan peserta Provinsi dan
Kabupaten/Kota
Capaian : 100%
7. Asistensi dan supervisi penerapan Standar Pelayanan Minimal bidang
bencana
Target 2019 : 5 Angkatan
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya asistensi dan supervisi
penerapan standar pelayanan minimal sub
urusan bencana sebanyak 5 (lima) angkatan:
A. Angkatan I, sebanyak 10 Kab/Kota:
1. Kab. Donggala
2. Kab. Sigi
3. Kab. Cirebon
4. Kab. Sleman
5. Kab. Bandung
6. Kab. Madiun
7. Kab. Maros
8. Kota Surakarta
9. Kota Tegal
10.Kota Tangerang Selatan
B. Angkatan II, sebanyak 13 Kab/Kota:
1. Kab. Deli serdang
2. Kab. Hulu Sungai Selatan
3. Kab. Majalengka
4. Kab. Tulungagung
5. Kab. Ponorogo
6. Kab. Kulonprogo
7. Kab. Wonosobo
8. Kab. Jembrana
59
9. Kab. Tabanan
10. Kab. Klungkung
11. Kab. Gianyar
12. Kota Sawahlunto
13. Kota Denpasar
C. Angkatan III, sebanyak 13
Kab/Kota:
1. Kab. Purbalingga
2. Kab. Banjarnegara
3. Kab. Pacitan
4. Kab. Trenggalek
5. Kab. Nganjuk
6. Kab. Kediri
7. Kab. Gresik
8. Kab. Lamongan
9. Kota Bogor
10. Kota Palangkaraya
11. Kota Samarinda
12. Kota Bekasi
13. Kota Cirebon
D. Angkatan IV, sebanyak 12 Kab/Kota:
1. Kab. Sidoarjo
2. Kab. Malang
3. Kab. Klaten
4. Kab. Bantul
5. Kab. Gunung Kidul
6. Kab.Kuningan
7. Kab. Bogor
8. Kab. Banyumas
9. Kab. Blitar
10. Kab. Sukabumi
11. Kab. Cianjur
12. Kab. Lombok Utara
E. Angkatan V, sebanyak 13 Kab/Kota:
1. Prov. Kep. Riau
2. Prov. Sumatera Barat
3. Kab. Tanah Datar
4. Kab. Sijunjung
5. Kab. Lima Puluh Kota
6. Kab. Lahat
7. Kab.Bekasi
8. Kota Banda Aceh
9. Kota Padang
10. Kota Medan
11. Kota Binjai
12. Kab. Padang Pariaman
13. Kab. Pasaman Barat
Capaian : 100%
60
8. Pembinaan penyusunan rencana penanggulangan bencana
Target 2019 : 103 Daerah
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya pembinaan penyusunan
rencana penanggulangan bencana melalui
Bimtek penyusunan rencana penanggulangan
bencana pada 103 daerah, yaitu:
Provinsi : Sumatera Barat, Sulawesi
Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY,
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat
Kabupaten : Asahan, Karo, Nias, Nias Utara, Labuhan Batu Utara, Padang
Pariaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Agam, Pasaman, Siak, Bengkalis, Pelalawan, Rokan Hilir, Tanjung Jabung
Timur, Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Muko-Muko, Rejang Lebong, Seluma, Belitung Timur, Pesawaran, Gorontalo,
Cianjur, Ciamis, Sukabumi, Karawang, Indramayu, Tasikmalaya, Pandeglang,
Bandung, Sijunjung, Bengkulu Tengah, Blora, Boyolali, Kediri, Demak, Kebumen, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga,
Purworejo, Rembang, Grobogan, Kendal, Bantul, Kulonprogo, Blitar, Lamongan, Tulung agung, Trenggalek, Gresik,
Sumenep, Tuban, Situbondo, Sidoarjo, Jember, Banyuwangi, Malang, Cilacap,
Tabanan, Karangasem, Bangli, Jembrana, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa, Dompu, Belu,
Manggarai, Pariaman, Wonogiri, Pacitan, Ponorogo, Badung, Lombok Timur,
Sumbawa Barat, Sumba Timur, Simalungun, Tapanuli Selatan, Nias Selatan, Nias Barat, Labuhan Batu, Rokan
Hulu
Kota : Sibolga, Medan, Semarang, Kediri,
Pasuruan, Denpasar, Bima, Bogor,
Surabaya, Mataram
Capaian : 100%
9. Penerapan pengintegrasian dan pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana di daerah
Target 2019 : 34 Provinsi
Realisasi s/d TW III : 34 Provinsi telah menerapkan pengintegrasian
dan pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana dalam perencanaan dan
penganggaran
Capaian : 100%
61
2. Pencapaian Target Kementerian/Lembaga
Berdasarkan Rencana Kerja Kementerian Dalam Negeri Tahun 2019,
terdapat 38 target Prioritas Kementerian Dalam Negeri yang akan
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Tahun
2019, yaitu :
1. Jumlah daerah yang melaksanakan kerja sama yang bersifat wajib
sesuai standar
Target 2019 : 3 Urusan
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya kerjasama wajib di 6 (enam)
daerah yang berbatasan sebanyak 3 (tiga)
urusan:
1. Provinsi Jawa Barat - Kota Bandung - Kota
Cimahi - Kabupaten Bandung Barat terkait
pengolahan dan pemrosesan akhir sampah
regional;
2. Provinsi Jawa Barat - Kota Bandung - Kota
Cimahi - Kabupaten Bandung Barat -
Kabupaten Bandung - Kabupaten
Sumedang terkait Pembangunan
Perkeretaapian;
3. Provinsi Jawa Barat - Kota Bandung - Kota
Cimahi - PT. Bank BTN (PERSERO) - PT.
Bank Jabar Banten - Apindo Jawa Barat -
Apersi Jawa Barat - Perum Perumnas
terkait Penyediaan rumah susun dan rumah
tapak layak huni.
Capaian : 100%
2. Jumlah Kabupaten/Kota yang menerapkan PATEN
Target 2019 : 60 Kabupaten/Kota
Realisasi s/d TW III : 35 Kab/Kota telah menerapkan PATEN
(Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan):
1. Kab. Labuhan Batu
2. Kab. Mandailing Natal
3. Kab. Humbang Hasundutan
4. Kota Sibolga
5. Kota Tanjung Balai
6. Kab. Indragiri Hulu
7. Kab. Kep. Meranti
8. Kab. OKU Selatan
9. Kab. Seluma
10. Kab. Lebong
11. Kab. Lampung Tengah
12. Kota Metro
13. Kab. Pasuruan
14. Kab. Jombang
62
15. Kab. Gresik
16. Kab. Pamekasan
17. Kota Kediri
18. Kota Blitar
19. Kota Pasuruan
20. Kota Mojokerto
21. Kota Surabaya
22. Kota Batu
23. Kab. Serang
24. Kab. Belu
25. Kab. Manggarai
26. Kab. Mempawah
27. Kab. Kutai Barat
28. Kota Manado
29. Kab. Takalar
30. Kab. Luwu
31. Kab. Tana Toraja
32. Kota Makassar
33. Kab. Maluku Tenggara
34. Kab. Merauke
35. Kab. Sorong
Capaian : 58,33%
3. Jumlah kebijakan/regulasi bidang dekonsentrasi, tugas pembantuan,
kerjasama daerah, pelayanan publik, dan pembinaan kecamatan
dievaluasi berdasarkan prinsip dekonsentrasi dan tugas pembantuan
Target 2019 : 11 Kebijakan
Realisasi s/d TW III : Tersusunnya 11 Rancangan kebijakan/regulasi
bidang dekonsentrasi, tugas pembantuan,
kerjasama daerah, dan pembinaan kecamatan,
antara lain:
1. Rancangan Permendagri tentang Tata Cara
Pelaksanaan PP nomor 33 Tahun 2018
tentang Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat (Fisik 50%,
Harmonisasi)
2. Rancangan Permendagri Tentang Tata
Cara Kerjasama Daerah (Fisik 50%,
Harmonisasi)
3. Rancangan Permendagri tentang
Kelurahan (Fisik 30%, draft awal);
4. Rancangan Permendagri tentang Penataan
Pelimpahan Kewenangan dan Evaluasi
Kinerja Kecamatan (Fisik 30%, draft awal);
5. Rancangan Permendagri tentang
Persyaratan, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Kecamatan di Perbatasan Antar
63
Negara (Fisik 30%, draft awal);
6. Rancangan Permendagri tentang Pedoman
Pakaian Dinas Camat dan Lurah (Fisik
50%, harmonisasi);
Keterangan: disimplifikasi dengan Permendagri tentang pakaian dinas lingkup kemendagri dan pemda
7. Rancangan Permendagri tentang
Pelayanan Administrasi Terpadu di
Kecamatan (Fisik 30%, draft awal)
8. Rancangan Pedoman pelaksanaan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(30%, draft awal)
9. Rancangan Instrumen Binwas TP Kab/Kota
(Fisik 50%)
10. Rancangan Instrumen Evaluasi Kinerja
Pelayanan Publik Pemerintah Daerah
Kab/Kota (Fisik 50%)
11. Rancangan Instrumen Evaluasi Perda
(Fisik 50%)
Capaian : 47,27%
4. Jumlah jenis Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dievaluasi
berdasarkan prinsip dekonsentrasi dan tugas pembantuan
Target 2019 : 50 Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Realisasi s/d TW III : Telah dilakukan identifikasi, inventarisasi dan
evaluasi 78 jenis DKTP pada 22 K/L, yaitu:
1. Arsip Nasional Republik Indonesia
2. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
3. Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil
Dan Menengah
4. Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional / Bappenas
5. Badan Koordinasi Penanaman Modal
6. Kementerian Pariwisata
7. Kementerian Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan
8. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
9. Badan Kependudukan Dan Keluaraga
Berencana Nasional
10. Kementerian Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat
11. Kementerian Pertanian
12. Kementerian Sosial
13. Kementerian Perdagangan
14. Kementerian Dalam Negeri
15. Kementerian Ketenagakerjaan
16. Kementerian Kesehatan
64
17. Kementerian Perindustrian
18. Kementerian Pemuda Dan Olahraga
19. Kementerian Kelautan Dan Perikanan
20. Kementerian Permberdayaan Perempuan
Dan Perlindungan Anak
21. Kementerian Desa, Transmigrasi Dan
Daerah Tertinggal
22. Badan Nasional Pengelola Perbatasan
Keterangan: telah disampaikan surat
rekomendasi atas hasil evaluasi
program/kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan kepada 22 Kementerian/LPNK
Tahun Anggaran 2019.
Capaian : 100%
5. Jumlah tugas dan wewenang yang dilaksanakan oleh GWPP sesuai
peraturan
Target 2019 : 1 Tugas
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya 1 (satu) tugas Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah Pusat yaitu Binwas TP Kab/Kota di 25 Provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Lampung Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Jawa Barat,
Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara
Capaian : 87,88%
6. Pelayanan administrasi dan tugas teknis lainnya unit eselon II
Target 2019 : 1 Layanan
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya dukungan administrasi dan
teknis pelaksanaan program dan kegiatan serta
ketatausahaan pada Direktorat Dekonsentrasi,
tugas pembantuan dan kerjasama.
Capaian : 65,55%
7. Jumlah kebijakan/regulasi bidang kawasan, pertanahan dan batas
negara
Target 2019 : 2 Kebijakan
Realisasi s/d TW III : 1. Rancangan Revisi Permendagri no. 41 tahun
2016, hingga saat ini masih draft awal (fisik
30%, draft awal)
65
2. Rancangan Revisi PP no. 9 tahun 1987
tentang penyediaan dan penggunaan tanah
untuk keperluan tempat pemakaman (fisik
30%, draft awal)
Capaian : 30%
8. Jumlah kesepakatan dalam mendukung pengelolaan perkotaan
Target 2019 : 3 Kesepakatan
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya 2 (dua) kesepakatan bersama
antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dalam mendukung pengelolaan
perkotaan, yaitu:
1. Kesepakatan bersama dalam rangka
pengelolaan kawasan perkotaan
metropolitan Mebidangro (Kota Medan, Kota
Binjai, Kabupaten Deli Serdang, dan
Kabupaten Karo), Kedungsepur (Kendal,
Demak, Semarang, Ungaran, Purwodadi),
Maminasata (Makassar, Maros,
Sungguminasa, dan Takalar) dan Sarbagita
(Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan).
2. Kesepakatan bersama rencana aksi
pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2018 tentang Percepatan
Pembangunan Kota Baru Mandiri Tanjung
Selor.
Capaian : 66,67%
9. Jumlah sarpras pemerintahan di kawasan perbatasan negara lainnya
dalam rangka pelayanan pemerintahan
Target 2019 : 6 Unit
Realisasi s/d TW III : Pembangunan sarpras pemerintahan di
kawasan perbatasan antar negara sebanyak 6
(enam) unit di 3 (tiga) daerah, dengan rata-
rata realisasi fisik sebesar 25,96%:
1. Kab. Karimun sebanyak 3 (tiga) unit:
- Kantor Desa Pulau Moro (fisik 38,14%)
- Kantor Desa Rawa Jaya (fisik 41,26%)
- Kantor Desa Degong (fisik 56,36%)
2. Kab. Belu sebanyak 2 (dua) unit:
- Balai Pertemuan Umum Kecamatan
Tasifeto Timur (fisik 10%)
- Balai Pertemuan Umum Desa Silawan
(fisik 10%)
3. Kab Sintang sebanyak 1 (satu) unit:
- Kantor Desa Sungai Pisau Kecamatan
66
Ketungau Hulu (baru selesai lelang fisik)
Capaian : 25,96%
10. Kebijakan terkait perkotaan berkelanjutan
Target 2019 : 3 Kebijakan
Realisasi s/d TW III : Tersusunnya 2 Rancangan Permendagri dan 1
draft pedoman tentang Perkotaan:
1. Rancangan Permendagri tentang
penyelenggaraan pengelolaan perkotaan
(fisik 30%, draft awal)
2. Rancangan Permendagri tentang pedoman
dan standar pelayanan perkotaan (fisik
30%, draft Awal)
3. Draft Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan dalam mendukung
penyelenggaraan pengelolaan perkotaan
berkelanjutan (fisik 30%, draft awal)
Keterangan: belum diajukan ke Biro hukum,
karena menunggu diterbitkannya PP tentang
Perkotaan
Capaian : 23,33%
11. Jumlah kesepakatan dalam pengelolaan kawasan khusus
Target 2019 : 10 Kesepakatan
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya 10 kesepakatan dalam
pengelolaan kawasan khusus:
1. Kesepakatan antara pemerintah Pusat
dan daerah dan Badan Pengelola
Kawasan industri di Kawasan Industri
Mandor (KIM) kabupaten Landak Provinsi
Kalbar dan Kawasan Industri Ketapang
Provinsi Kalbar.
2. Kesepakatan antara pemerintah Pusat
dan daerah dan Badan Pengelola
kawasan industri di Kawasan Industri
Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah
Kuning Provinsi Kaltara.
3. Kesepakatan antara pemerintah Pusat
dan Pemerintah Kabupaten Bantaeng
Provinsi Sulawesi Selatan, terkait
kawasan industri Bantaeng.
4. Kesepakatan antara pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Pemprov
Sumut, Riau, Lampung, Kota Dumai, Kab.
Tanggamus, Kab Batubara, Kab. Siak)
terkait pemenuhan persyaratan kawasan
industri di pulau sumatera antara lain:
67
KIPI Kuala Tanjung, Kawasan Indsutri
Dumai, Kawasan Industri Maritim,
Kawasan Indsutri Tanjung Buton.
5. Kesepakatan antara pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Pulau
Kalimantan, Pulau sulawesi, Provinsi
Maluku Utara, dan Provinsi Papua Barat)
terkait kawasan industri.
6. Kesepakatan hasil fasilitasi KEK Batam
yaitu telah disepakati bahwa dalam hal
Walikota Batam ditunjuk sebagai Ex
Officio kepala Badan Pengusahaan (BP)
Batam tidak melanggar UU 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana diatur dalam pasal 76 huruf
c dan huruf h.
7. Kesepakatan hasil fasilitasi KEK Tanjung
Lesung yaitu:
a) Mendorong Pemerintah dan
Pemerintah Daerah terkait kejelasan
percepatan pembangunan akses
transportasi jalan tol menuju tanjung
lesung khususnya seksi III (antara
cileles ke panimbang);
b) Mendorong Pemerintah
mengembangkan moda transportasi
alternatif khususnya moda transportasi
yang telah ada dalam mendukung
peningkatan jumlah wisatawan di KEK
Tanjung Lesung.
8. Kesepakatan hasil fasilitasi KEK Palu
yaitu:
a) Terkait wilayah KEK Palu yang berada
dalam wilayah administrasi Kebupaten
Donggala seluas 74 Ha, perlu
ditindaklanjuti oleh Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tengah dan
Kabupaten Donggala serta Kota Palu
terkait penyelesaian masalah
(perizinan lintas wilayah, peninjauan
kembali untuk wilayah operasional dan
administratif KEK) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
akan difasilitasi oleh Kemendagri.
b) Dalam penyediaan infrastruktur
sumber air untuk memenuhi
kebutuhan operasional KEK Palu,
Pemerintah Pusat, Pemprov Sulawesi
68
Tengah, Pemerintah Kota Palu dan
Pemerintah Kabupaten Donggala perlu
melakukan percepatan pelaksanaan
pembangunan Waduk Wombo.
c) Mendorong Pemerintah Pusat melalui
Dewan Nasional KEK untuk membantu
penyediaan infrastruktur dasar di
dalam KEK pasca bencana sesuai
kewenangan
9. Kesepakatan hasil fasilitasi KEK Pulau
Baai yaitu:
a) Kemendagri memberikan apresiasi
terhadao Pemerintah Provinsi Bengkulu
yang telah melengkapi persyaratan
pengusulan KEK Pulau Baai.
b) PT. Pelindo agar melakukan finalisasi
kajian Kawasan Ekonomi Khusus dan
ditargetkan selesai pada bulan oktober
2019.
10. Kesepakatan hasil fasilitasi KEK Kendal
yaitu:
a) Pengelola KEK Kendal dan Pemerintah
Kabupaten Kendal segera
melaksanakan penyelesaian
pembebasan lahan pengganti tanah
kas desa (desa Brangsong, desa
Wonorejo, desa Sumberejo dan desa
Magelung) yang masuk didalam
rencana pengembangan KEK Kendal
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang difasilitasi oleh
Kemendagri cq. Ditjen Bina
Pemerintahan Desa.
b) Pemerintah Kabupaten Kendal
mengembangkan kerjasama dengan
Badan Usaha Pengelola KEK kendal
maupun industri yang ada di dalam
KEK dalam rangka penyiapan dan
penyerapan tenaga kerja lokal yang
terampil secara bertahap dan
berkelanjutan untuk mendukung KEK
Kendal.
Capaian : 100%
12. Jumlah Konflik Pertanahan yang ditangani
Target 2019 : 10 Kasus
Realisasi s/d TW III : Telah dilakukan fasilitasi penanganan
permasalahan pertanahan sebanyak 10
69
konflik:
1. Fasilitasi penanganan konflik pertanahan
antara Pemda provinsi Lampung dengan
kelompok masyarakat terkait pengelolaan
aset eks HGU
2. Fasilitasi penanganan konflik pertanahan
antara Pemda Kab. Sukoharjo dan
pemkot Surakarta terkait pengelolaan
Tempat Pemakaman Umum (TPU)
Daksinaloyo dan Pracimoloyo
4. Fasilitasi penanganan konflik pertanahan
antara kelompok tani hambalang dan PT.
Buana Estate terkait penguasaan lahan.
5. Fasilitasi penanganan konflik pertanahan
antara Masyarakat Wonorejo dengan
Pemda Kab. Blora terkait permohonan
warga untuk pelepasan aset pakai
pemerintah kabupaten Blora menjadi hak
milik masyarakat
6. Fasilitasi penanganan konflik pertanahan
antara Pemkab Kota Baru dengan
masyarakat terkait tanah masyarakat
yang digunakan untuk jalur hijau belum
diberikan ganti rugi
7. Fasilitasi penanganan konflik pertanahan
antara tanah waris masyarakat yang
dikuasai pihak lain di kota cirebon
8. Fasilitasi penanganan konflik pertanahan
antara tanah masyarakat yang dipakai
untuk pembangunan bendungan copong
di kabupaten Garut belum diberikan ganti
rugi
9. Fasilitasi penanganan konflik pertanahan
antara tanah girik masyarakat yang
masuk menjadi aset pemda kota tangsel
sebagai akibat dari perubahan desa
menjadi kelurahan
10. Fasilitasi penanganan konflik pertanahan
antara perusahaan dan pemerintah
daerah Kab. Mamasa Provinsi Sulawesi
Barat
Capaian : 100%
13. Pelayanan administrasi dan tugas teknis lainnya unit eselon II
Target 2019 : 1 Layanan
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya dukungan administrasi dan
teknis pelaksanaan program dan kegiatan
serta ketatausahaan pada Direktorat
Kawasan, Perkotaan dan Batas Negara
70
Capaian : 57,77%
14. Jumlah kebijakan/regulasi bidang Polisi Pamong Praja dan
Perlindungan Masyarakat
Target 2019 : 9 Rumusan/Kebijakan
Realisasi s/d TW III : Tersusunnya 9 (sembilan) kebijakan/regulasi
bidang Polisi Pamong Praja dan Perlindungan
Masyarakat (1 Permendagri, 7 Rancangan
Permendagri dan 1 dukungan penyusunan
Rancangan Permenpan):
1. Permendagri 17 Tahun 2019 tentang
Pemenuhan Hak PNS, Penyediaan Sarana
dan Prasarana Minimal, Pembinaan
Teknis Operasional dan penghargaan
Satpol PP.
Keterangan: simplifikasi
2. Rancangan Permendagri tentang
Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat (Fisik 50%,
harmonisasi)
Keterangan: simplifikasi
3. Rancangan Permendagri tentang
pedoman Pol PP penegakan Kode Etik
dan etika profesi jabatan fungsional Pol
PP (fisik 50%, harmonisasi)
Keterangan: simplifikasi
4. Rancangan Permendagri tentang
pedoman formasi Jabatan Fungsional
Polisi Pamong Praja (Fisik 90%, draft
final kertas kuning)
5. Rancangan Permendagri tentang
Pedoman Standart Kompetensi dan Uji
Kompetensi Jabatan Fungsional Pol PP
(Fisik 30%, draft awal)
6. Rancangan Permendagri tentang
Pedoman Penyesuaian Analisis Jabatan,
Evaluasi Jabatan, dan Peta Jabatan (Fisik
30%, draft awal)
7. Rancangan revisi permendagri
permendagri 84 tahun 2014 tentang
penyelenggaraan perlindungan
masyarakat (55%, harmonisasi)
Keterangan: simplifikasi
8. Rancangan Permendagri tentang
71
penghargaan atas kinerja Satpol PP
dalam penyelenggaraan Trantibum dan
Tranmas serta penegakan Perda di
daerah
Keterangan: simplifikasi menjadi
“Permendagri 17 Tahun 2019 tentang
Pemenuhan Hak PNS, Penyediaan Sarana
dan Prasarana Minimal, Pembinaan
Teknis Operasional dan penghargaan
Satpol PP”
9. Dukungan dalam penyusunan Revisi
Permenpan Nomor 4 Tahun 2014
tentang Jabatan Fungsional POL PP dan
Angka Kreditnya (fisik 30%, draft awal)
Keterangan: Terkait penyusunan revisi
Permenpan tersebut, Kemendagri (Ditjen
Bina Adwil) yaitu menyusun naskah
akademis dan bahan masukan
Capaian : 59,44%
15. Jumlah daerah Kabupaten/Kota yang mempunyai aparatur Satpol
PP/PPNS dan Satlinmas yang sesuai standar
Target 2019 : 570 Orang
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya peningkatan kapasitas
aparatur Satpol PP/PPNS dan Satlinmas
sebanyak 412 orang, melalui :
1. Bimtek tim penilai angka kredit sebanyak
68 orang
2. Bimtek hak asasi manusia bagi Satpol PP
sebanyak 100 orang
3. Bimtek intelijen bagi pejabat PPNS dalam
rangka meningkatkan kemampuan
penyelidikan pelanggaran Perda sebanyak
100 orang
4. Penilaian jabatan fungsional Satpol PP
di tingkat Pusat sebanyak 24 orang
5. Pelatihan investigasi sebanyak 35 orang
6. Pembekalan bagi peserta Diklat PPNS
penegak Perda :
Gelombang 1 sebanyak 30 orang
Gelombang 2 sebanyak 30 orang
Gelombang 3 sebanyak 30 orang
Gelombang 4 sebanyak 30 orang
Capaian : 72,28%
72
16. Persentase daerah yang memberikan pelayanan dasar sesuai SPM
Subbidang Trantibum
Target 2019 : 60%
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya 50,65% daerah atau 260
Kabupaten/Kota yang menerapkan SPM
Subbidang Trantibum (Pemenuhan cakupan
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah di Kabupaten/Kota, cakupan
patroli siaga ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat, dan cakupan rasio
petugas perlindungan masyarakat di
Kabupaten/Kota).
Capaian : 83,33%
17. Persentase daerah yang telah memfasilitasi 5P (penghormatan,
pemajuan, pemenuhan, penegakan dan perlindungan) HAM, fasilitasi
konvensi internasional
Target 2019 : 100%
Realisasi s/d TW III : 32 Provinsi telah melaporkan pelaksanaan
aksi HAM di daerah s.d periode bulan
september (B09), yaitu:
1. Aceh
2. Sumatera Utara
3. Sumatera Barat
4. Riau
5. Jambi
6. Sumatera Selatan
7. Bengkulu
8. Lampung
9. Kep. Bangka Belitung
10. Kepulauan Riau
11. DKI Jakarta
12. Jawa Barat
13. Jawa Tengah
14. D.I. Yogyakarta
15. Jawa Timur
16. Banten
17. Bali
18. Nusa Tenggara Barat
19. Nusa Tenggara Timur
20. Kalimantan Barat
21. Kalimantan Tengah
22. Kalimantan Selatan
23. Kalimantan Timur
24. Kalimantan Utara
25. Sulawesi Utara
26. Sulawesi Tengah
27. Sulawesi Selatan
73
28. Sulawesi Tenggara
29. Gorontalo
30. Sulawesi Barat
31. Maluku
32. Maluku Utara
Keterangan: Provinsi Papua dan Papua barat
belum menyampaikan laporan
Capaian : 94,12%
18. Jumlah daerah yang melaksanakan sistem dan prosedur operasional
penyelenggaraan bidang ketentraman, ketertiban dan perlindungan
masyarakat
Target 2019 : 100 Daerah
Realisasi s/d TW III : Terfasilitasinya 46 daerah yang akan
melaksanakan sistem dan prosedur
operasional penyelenggaraan bidang
ketentraman, ketertiban dan perlindungan
masyarakat, melalui :
1. Sosialisasi PP tentang satpol PP dan
Permendagri tindak lanjutnya di 2 (dua)
daerah, yaitu Kota Bandung dan Padang.
2. Pemutakhiran data Pejabat PPNS di
Pekanbaru dan Kendari.
3. Sosialisasi Nota Kesepahaman antara
Mendagri dengan Kapolri tentang
Penyelenggaraan Keamanan, Ketertiban
Umum dan Ketentraman Masyarakat
serta Pelindungan Masyarakat di Daerah.
4. Asistensi pembentukan penilai angka
kredit jabatan fungsional.
Capaian : 46%
19. Pelayanan administrasi dan tugas teknis lainnya unit eselon II
Target 2019 : 1 Layanan
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya dukungan administrasi dan
teknis pelaksanaan program dan kegiatan
serta ketatausahaan pada Direktorat Polisi
Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat
Capaian : 65,90%
20. Penyediaan layanan dasar subbidang pemadam kebakaran sesuai
SPM
Target 2019 : 50%
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya 41% Daerah (212 Kab/Kota)
yang menerapkan SPM Subbidang Pemadam
Kebakaran (pemenuhan cakupan pelayanan
kebakaran, response time rate, pemenuhan
petugas damkar yang berkualifikasi,
74
pemenuhan sarpras damkar berupa mobil
damkar kapasitas 3000-5000 Ltr).
Capaian : 82%
21. Jumlah aparatur daerah yang ditingkatkan kapasitasnya dalam
penanggulangan bencana dan bahaya kebakaran
Target 2019 : 450 orang
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya peningkatan kapasitas
aparatur daerah dalam penanggulangan
bencana dan bahaya kebakaran sebanyak
500 orang, melalui :
1. Skill Competition Petugas Pemadam
Kebakaran dalam kesiapsiagaan
pencegahan dan penanggulangan
kebakaran sebanyak 150 orang;
2. Kualifikasi kompetensi inspeksi proteksi
pemadam kebakaran wilayah perkotaan
bagi aparatur Damkar sebanyak 50
orang; dan
3. Pemantapan kesiapsiagaan nasional
aparatur Pemadam Kebakaran sebanyak
300 orang.
Capaian : 110%
22. Jumlah rumusan kebijakan/regulasi bidang manajemen
penanggulangan bencana dan kebakaran
Target 2019 : 7 Kebijakan
Realisasi s/d TW III : Tersusunnya 1 (satu) Permendagri, 4
(empat) Rancangan Permendagri, 1 (satu)
draft Pedoman, dan 1 draft Kesepakatan
bidang manajemen penanggulangan
bencana dan kebakaran, dengan nilai rata-
rata fisik sebesar 37,50%:
1. Ditetapkannya Permendagri nomor 13
Tahun 2019 tentang Pakaian Dinas
Aparatur Pemadam Kebakaran.
2. Rancangan Permendagri tentang
Pedoman pencegahan dan
penanggulangan kebakaran (fisik 30%,
draft awal).
3. Draft pedoman standardisasi bangunan
gudang logistik, peralatan dan gedung
Pusdalops (fisik 30%, draft awal).
4. Draft pedoman kualifikasi kompetensi
pemadam kebakaran (fisik 30%, draft
awal).
5. Rancangan Permendagri tentang Diklat
Teknis Pemadam Kebakaran (fisik 30%,
75
draft awal).
6. Draft Kesepakatan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah (fisik
50%).
7. Dukungan penyusunan rancangan
Perpres tentang jabatan fungsional
pemadam kebakaran (Fisik 30%, draft
awal)
Keterangan: terkait penyusunan
rancangan Perpres tentang jabatan
fungsional pemadam kebakaran,
Kemendagri (ditjen Bina Adwil)
menyusun naskah akademis dan evaluasi
jabatan pada jafung damkar untuk
seterusnya disampaikan ke Kemenpan RB
untuk difasilitasi
Capaian : 42,82%
23. Pelayanan administrasi dan tugas teknis lainnya unit eselon II
Target 2019 : 1 Layanan
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya dukungan administrasi dan
teknis pelaksanaan program dan kegiatan
serta ketatausahaan pada Direktorat
Manajemen Penanggulangan Bencana dan
Kebakaran
Capaian : 50%
24. Jumlah rumusan kebijakan bidang toponimi dan batas daerah
Target 2019 : 2 Permendagri
Realisasi s/d TW III : Tersusunnya 1 Permendagri dan Rancangan
Permendagri tentang kode dan data wilayah,
yaitu:
1. Permendagri nomor 72 Tahun 2019
tentang Kode Data Wilayah (fisik 100%)
2. Rancangan Permendagri tentang kode
dan data wilayah (10%, isu strategis)
Capaian : 55%
25. Jumlah unsur rupabumi alami (pulau dan unsur lainnya) yang
diverifiikasi dan dibakukan
Target 2019 : 2 Unsur
Realisasi s/d TW III : A. Telah dilakukan verifikasi pulau sebanyak
350 pulau di 8 (delapan) Provinsi, yaitu :
1) Sulawesi Tenggara sebanyak 45 Pulau.
2) Kalimantan Timur sebanyak 3 Pulau.
3) Kalimantan Utara sebanyak 2 Pulau.
76
4) Kepulauan Riau sebayak 70 Pulau.
5) Sumatera Barat sebayak 9 Pulau.
6) Maluku Utara sebanyakl 100 Pulau.
7) Maluku sebanyak 100 Pulau.
8) Sulawesi Utara sebanyak 21 Pulau.
B. Telah dilakukan verifikasi rupabumi unsur
alami (sungai dan gunung/bukit)
sebanyak 404 rupabumi alami di 3
Provinsi, yaitu:
1) Sumatera Utara sebanyak 303
rupabumi alami;
2) Sumatera Barat sebanyak 55
rupabumi alami; dan
3) Kalimantan Timur sebanyak 56
rupabumi alami
Capaian : 57,47%
26. Jumlah segmen batas antar daerah yang ditetapkan dengan
Permendagri
Target 2019 : 50 Segmen
Realisasi s/d TW III : Telah dilakukan penegasan 34 segmen batas
Provinsi, Kabupaten dan Kota yang
ditetapkan dengan 32 Permendagri, yaitu :
1. Batas Kabupaten Aceh Tenggara dengan
Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh
2. Batas Kabupaten Aceh Singkil dengan
Kota Subulussalam Provinsi Aceh
3. Batas Kabupaten Langkat dengan
Kabupaten Karo Provinsi Sumatera
Utara
4. Batas Kabupaten Pakpak Bharat dengan
Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi
Sumatera Utara
5. Batas Kabupaten Kerinci dengan Kota
Sungai Penuh Provinsi Jambi
6. Batas Kabupaten Batu Bara dengan
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi
Sumatera Utara
7. Batas Kabupaten Dairi dengan
Kabupaten Karo Provinsi Sumatera
Utara
8. Batas Kabupaten Dairi dengan
Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi
Sumatera Utara
9. Batas Kabupaten Simalungun dengan
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera
Utara
77
10. Batas Kabupaten Aceh Tamiang dengan
Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh
11. Batas Kabupaten Konawe dengan
Kabupaten Kolaka Utara Provinsi
Sulawesi Tenggara
12. Batas Kabupaten Kolaka dengan
Kabupaten Kolaka Timur Provinsi
Sulawesi Tenggara
13. Batas Kabupaten Kapuas dengan
Kabupaten Murung Raya Provinsi
Kalimantan Tengah
14. Batas Kabupaten Kotawaringin Timur
dengan Kabupaten Seruyan Provinsi
Kalimantan Tengah
15. Batas Kabupaten Gunung Mas dengan
Kabupaten Murung Raya Provinsi
Kalimantan Tengah
16. Batas Kabupaten Katingan dengan
Kabupaten Pulang Pisau Provinsi
Kalimantan Tengah
17. Batas Kabupaten Mempawah dengan
Kabupaten Landak Prov. Kalimantan
Barat
18. Batas Kota Makassar dengan Kabupaten
Maros Provinsi Sulawesi Selatan
19. Batas Kota Makassar dengan Kabupaten
Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
20. Batas Kabupaten Maros dengan
Kabupaten Gowa Prov. Sulawesi Selatan
21. Batas Kabupaten Jember dengan
Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa
Timur
22. Batas Kabupaten Jombang dengan
Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur
23. Batas Kota Salatiga dengan Kabupaten
Semarang Provinsi Jawa Tengah
24. Batas Kabupaten Bombana dengan
Kabupaten Buton Tengah Provinsi
Sulawesi Tenggara
25. Batas Kabupaten Bombana dengan
Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi
Tenggara
26. Batas Kabupaten Bombana dengan
Kabupaten Kolaka Timur Provinsi
Sulawesi Tenggara
27. Batas Kabupaten Bombana dengan
Kabupaten Konawe Selatan Provinsi
Sulawesi Tenggara
78
28. Batas Kabupaten Blitar dengan
Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur
29. Batas Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi
Tengah dengan Kabupaten Pasangkayu
Provinsi Sulawesi Barat
30. Batas Kabupaten Gorontalo Utara
dengan Kabupaten Gorontalo Provinsi
Gorontalo
31. Batas Kabupaten Sorong Dengan
Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat
32. Batas Kabupaten Sigi Dengan Kota Palu
Provinsi Sulawesi Tengah
33. Batas Kabupaten Malaka Dengan Kab.
Timur Tengah Utara Provinsi NTT
34. Batas Kabupaten Nagekeo Dengan
Kabupaten Ngada Provinsi NTT
Capaian : 68%
27. Jumlah unsur rupabumi warisan budaya
Target 2019 : 8 Provinsi
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya verifikasi unsur rupabumi
warisan budaya sebanyak 575 nama
rupabumi warisan budaya, di 11 Provinsi :
1. Kepulauan Bangka Belitung (16 nama
rupabumi warisan budaya)
2. Kepulauan Riau (18 nama rupabumi
warisan budaya)
3. Jambi (21 nama rupabumi warisan
budaya)
4. Kalimantan Tengah (3 nama rupabumi
warisan budaya)
5. Kalimantan Selatan (6 nama rupabumi
warisan budaya)
6. Kalimantan Tengah (3 nama rupabumi
warisan budaya)
7. Kalimantan Utara (2 nama rupabumi
warisan budaya)
8. Lampung (7 nama rupabumi warisan
budaya)
9. Jawa Tengah (277 nama rupabumi
warisan budaya)
10. Jawa Timur (152 nama rupabumi
warisan budaya)
11. Sulawesi Tengah (70 nama rupabumi
warisan budaya)
Capaian : 110%
79
28. Jumlah Daerah yang diasistensi dan supervisi bidang toponimi dan
batas daerah
Target 2019 : 17 Daerah
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya asistensi dan supervisi terkait
penyelesaian batas daerah di 16 daerah:
1. Kab. Mesuji
2. Kab. Tulang Bawang
3. Kab. Tulang Bawang Barat
4. Kabupaten Klaten
5. Kabupaten Gunung Kidul
6. Kabupaten Semarang
7. Kabupaten Demak
8. Kabupaten Salatiga
9. Kabupaten Asmat
10. Kabupaten Boven Digoel
11. Kabupaten Mappi
12. Kabupaten Mimika
13. Kabupaten Teluk Bintuni
14. Kabupaten Kaimana
15. Kabupaten ManokwariSelatan
16. Provinsi Papua Barat
Capaian : 94,12%
29. Jumlah Daerah yang diintegrasikan segmen batasnya
Target 2019 : 21 Provinsi
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya pengintegrasian batas
Kabupaten/Kota di 23 Provinsi, yaitu : 1. Provinsi Sumatera Utara
2. Provinsi Sumatera Barat
3. Provinsi Lampung
4. Provinsi Riau
5. Provinsi Sumatera Selatan
6. Provinsi Aceh
7. Provinsi Jambi
8. Provinsi Kalimantan Barat
9. Provinsi Kalimantan Timur
10. Provinsi Kalimantan Utara
11. Provinsi Kalimantan Tengah
12. Provinsi Kalimantan Selatan
13. Provinsi Jawa Barat
14. Provinsi Jawa Tengah
15. Provinsi Jawa Timur
16. Provinsi Bali
17. Provinsi NTB
18. Provinsi Maluku
80
19. Provinsi Sulawesi Utara
20. Provinsi Sulawesi Tengah
21. Provinsi Gorontalo
22. Provinsi NTT
23. Provinsi Maluku Utara
Capaian : 110%
30. Penyelesaian pelayanan administrasi dan tugas teknis lainnya unit
kerja eselon II
Target 2019 : 1 Layanan
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya dukungan administrasi dan
teknis pelaksanaan program dan kegiatan
serta ketatausahaan pada Direktorat Toponimi
dan Batas Daerah
Capaian : 50%
31. Persentase penyelesaian dokumen perencanaan dan anggaran
(Renstra, Renja, RKP, RKA, RKAKL dan Petunjuk Operasional)
Target 2019 : 100%
Realisasi s/d TW III : Tersusunnya dokumen perencanaan dan
anggaran, berupa:
1. Draft Dokumen Renja Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan Tahun Anggaran
2020 (berdasarkan pagu alokasi anggaran)
2. Draft Dokumen RKAKL Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan Tahun Anggaran
2020 (berdasarkan pagu alokasi anggaran)
3. Draft Dokumen Renstra Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan 2020-2024
Capaian : 70%
32. Persentase penyelesaian dokumen hasil monitoring dan evaluasi,
laporan keuangan aset, laporan kinerja serta hasil-hasil pemeriksaan
dan tindak lanjut LHP
Target 2019 : 100%
Realisasi s/d TW III : Tersusunnya dokumen laporan monev,
keuangan, aset, dan TLHP, berupa :
1. Dokumen Laporan Pengendalian dan
Evaluasi Kinerja Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Periode Triwulan I Tahun
2019
2. Dokumen Laporan Evaluasi Kinerja Atas
Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran
Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
Semester I Tahun 2019
3. Dokumen Laporan Pengendalian dan
Evaluasi Kinerja Ditjen Bina Administrasi
81
Kewilayahan Periode Triwulan III Tahun
2019
4. Dokumen Laporan Data Pokok Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan Periode Triwulan
IV Tahun 2018
5. Dokumen Laporan Data Pokok Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan Periode
Semester I Tahun 2019
6. Dokumen Laporan Capaian Kinerja 5
(Lima) Tahun Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan
7. Dokumen Laporan Memori Akhir Jabatan
Kabinet Kerja Periode Oktober 2014 -
Oktober 2019
8. Dokumen Laporan Keuangan Semester I
Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
Tahun 2019
9. Dokumen Laporan SIMAK BMN Tingkat
UAKPB Semester II Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan Tahun 2018
10. Dokumen Laporan SIMAK BMN Tingkat
UAPPB Eselon I Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Tahun 2018
11. Dokumen Laporan SIMAK BMN Tingkat
UAKPB Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Semester I Tahun 2019
12. Dokumen Laporan SIMAK BMN Tingkat
UAPPB Eselon I Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Semester I Tahun 2019
13. Dokumen LAPKIN Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Tahun 2018
14. Dokumen LAPKIN Eselon II Lingkup Ditjen
Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2018 15. Dokumen Laporan Media Informasi Dalam
Rangka Publikasi Pemberitaan Lingkup Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
Periode Januari s.d September 2019 Capaian : 75%
33. Persentase penyusunan pedoman/juknis dan rancangan peraturan
serta dokumen ketatalaksanaan yang diselesaikan
Target 2019 : 100%
Realisasi s/d TW III : 1. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen
Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
2. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Eselon II
Lingkup Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Tahun 2019
3. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Eselon
III Lingkup Ditjen Bina Administrasi
82
Kewilayahan Tahun 2019
4. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Eselon IV
Lingkup Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Tahun 2019
5. Dokumen Laporan Kinerja Reformasi
Birokrasi Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Tahun 2019
Capaian : 75%
34. Persentase penyelesaian urusan ketatausahaandan kepegawaian
Target 2019 : 100%
Realisasi s/d TW III : 1. Laporan Daftar Hadir Bulanan Elektronik
(Finger Print) bagi Pejabat/Pegawai Ditjen
Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
(periode Januari s/d September)
2. Dokumen Mutasi/Penempatan PNS di
Lingkungan Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan periode Januari s/d
September)
3. Dokumen Kenaikan Pangkat Reguler
Periode 1 April 2019
4. Dokumen Kenaikan Gaji Berkala Tahun
2019
5. Dokumen Laporan Pelaksanaan Diklat
Struktural/Fungsional dan Teknis (periode
Januari s/d September)
6. Laporan Ketatausahaan, Kearsipan,
Publikasi, dan Dokumentasi Kegiatan
Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
(periode Januari s/d September) Tahun
2019
Capaian : 70%
35. Persentase pengadaan sarana dan prasarana
Target 2019 : 80%
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya dukungan pengadaan sarana dan prasarana Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan, berupa :
Kendaraan roda 2 sebanyak 4 unit Kendaraan roda 4 sebanyak 6 unit Perangkat pengolah data dan komunikasi
sebanyak 103 unit Server dan laptop sebanyak 4 unit Peralatan data center sebanyak 3 unit Peralatan pendukung kegiatan Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan sebanyak 4 unit Dukungan peralatan tim pendampingan
bencana sebanyak 14 unit Meubelair sebanyak 79 unit
83
Peralatan penunjang fasilitas perkantoran sebanyak 12 unit
Capaian : 60%
36. Persentase pemeliharaan sarana dan prasarana
Target 2019 : 100%
Realisasi s/d TW III : Terlaksananya pemeliharaan perawatan gedung kantor, perbaikan peralatan kantor, dan perawatan kendaraan bermotor
Capaian : 75%
37. Persentase pembinaan bidang administrasi kewilayahan di Pusat dan
Daerah
Target 2019 : 100%
Realisasi s/d TW III : Laporan Identifikasi Isu-Isu Aktual Bidang Administrasi Kewilayahan Tahun 2019
Laporan Identifikasi Isu-Isu Strategis Bidang Administrasi Kewilayahan Periode 2020-2024
Capaian : 70%
38. Persentase penyelesaian pelayanan dukungan operasional kerja
(pembayaran gaji, operasional dan pemeliharaan perkantoran, serta
langganan daya dan jasa) yang tepat waktu
Target 2019 : 100%
Realisasi s/d TW III : Terselenggaranya dukungan pelayanan operasional kerja (pembayaran gaji, operasional dan pemeliharaan perkantoran, serta langganan daya dan jasa) di lingkungan Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan s.d periode Triwulan III Tahun 2019
Capaian : 70%
C. Permasalahan
Beberapa permasalahan belum optimalnya penyerapan anggaran Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan s/d periode Triwulan III 2019, diantaranya :
1. Kegiatan Pusat
Belum semua kegiatan strategis dilaksanakan memasuki periode triwulan III
2019 yang secara langsung berimplikasi terhadap penyerapan anggaran
Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan tahun 2019, antara lain :
Persidangan ke-43 Joint Indonesia-Malaysia (JIM).
Persidangan Ke- 35 Joint Border Committee (JBC) RI-PNG.
84
2. Kegiatan Dekonsentrasi
Terdapat 4 (empat) Provinsi yang tidak melaksanakan kegiatan
Dekonsentrasi Peran Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, yaitu :
Provinsi Jawa Timur.
Provinsi Kalimantan Timur.
Provinsi Papua.
Provinsi Papua Barat.
3. Kegiatan Tugas Pembantuan
Terdapat 1 (satu) SKPD Pelaksana Kegaiatan (Sekretariat Daerah Kabupaten
Sintang) yang belum melakukan lelang fisik untuk pembangunan kantor
Desa Sungai Pisau Kecamatan Ketungau Hulu, dikarenakan proses buka
blokir baru diselesaikan pada pertengahan bulan Juli 2019.
D. Tindak Lanjut
Beberapa upaya yang dilakukan Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan dalam
rangka percepatan pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran Tahun
Anggaran 2019, diantaranya :
1. Strategi percepatan kegiatan Pusat:
a. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap penyerapan
anggaran Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan serta memberikan
teguran kepada unit kerja yang daya serapnya masih rendah.
b. Mengoptimalkan seluruh staf pengelola anggaran untuk mengecilkan
GAP antara realisasi fisik dengan keuangan.
c. Mengawal pencapaian target kinerja sesuai dengan target yang telah
ditetapkan dengan waktu dan pendanaan yang tersedia.
d. Menjadwalkan ulang kegiatan yang ada.
e. Dalam rangka memastikan realisasi anggaran di atas 95%, kepada
seluruh unit kerja agar :
Menyisir data realisasi anggaran per komponen input dan per akun;
Apabila terdapat kegiatan yang berpotensi tidak dapat dilaksanakan
dan, agar dilakukan revisi.
Apabila terdapat sisa pekerjaan kontraktual atau swakelola, agar
dapat di revisi, sehingga tidak menjadi beban realisasi anggaran
yang tidak terserap, mengingat batas waktu usulan revisi anggaran
sampai tanggal 26 Oktober 2019.
2. Strategi percepatan kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan:
a. Menyelesaikan secara cepat usulan penggantian KPA dan revisi anggaran.
b. Mendorong KPA untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
85
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Capaian kinerja yang tersaji dalam Laporan Pengendalian dan Evaluasi
Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan Periode Triwulan III Tahun 2019 merupakan
merupakan media pertanggungjawaban atas pelaksanaan Rencana Kerja
dan Anggaran (RKA) Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan Tahun 2019.
2. Dilihat dari aspek implementasi, bahwa rata-rata capaian kinerja setiap unit
kerja di lingkungan Drektorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan s.d
periode triwulan III tahun 2019 belum menunjukan performa capaian yang
tinggi, hal ini disimpulkan karena :
a. Tingkat konsistensi anggaran baru terjadi peningkatan secara riil
memasuki akhir periode triwulan III tahun 2019.
b. Terdapat program dan kegiatan yang belum mendukung dalam
pencapaian target kinerja, sehingga kualitas keluaran belum
mencerminkan ukuran keberhasilan dalam bentuk outcome.
B. Rekomendasi
Beberapa hal yang menjadi catatan sebagai tindak lanjut capaian kinerja
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan ke depan antara lain : [
1. Perlunya perbaikan dan penguatan kapasitas kelembagaan dan SDM, mulai
dari penyusunan rencana, pengendalian hingga tertib pelaporan terhadap
pelaksanaan mekanisme perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja
yang saling terkait, sinergis dan komprehensif dengan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) lingkup Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan khususnya, dan Kementerian Dalam Negeri umumnya.
2. Perlunya perbaikan mekanisme SAKIP dan perangkat instrumen
pendukungnya mulai dari perencanaan, penyusunan penetapan kinerja,
penyusunan rencana kinerja tahunan sampai dengan pelaksanaan dan
monitoring serta evaluasi pencapaian kinerja.
3. Perlunya pengintegrasian dan sinergitas terhadap seluruh aspek
perencanaan, penganggaran dan pelaporan, baik kegiatan yang langsung
dan/atau bersumber melalui mekanisme APBN maupun kegiatan yang
didukung PHLN atau sumber pembiayaan lainnya sehingga akan
meningkatkan akuntabilitas kinerja dan keuangan Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan.