74
P U T U S A N NOMOR : 297/PDT/2014/PT. MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ---------PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : -------------------------------------------------- Drs. MARALO TAMBUNAN , umur 62 tahun, pekerjaan Pensiunan Pertamina, beralamat di Jl. Sudirman Ujung No. 83 Kecamatan Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat ; -------------------------------------------------- Dalam hal ini memberi kuasa kepada FADILLAH HUTRI LUBIS, SH, Advokat pada Law Office FADILLAH HUTRI LUBIS & Partners, berkantor di Jalan Bakti Gaperta Ujung Perumahan Lyzzia Garden II No. 15 Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 04 Maret 2013, semula disebut sebagai TERGUGAT / PENGGUGAT REKONVENSI / TERGUGAT DALAM PERKARA POKOK / TERGUGAT ASAL / TERGUGAT INTERVENSI II sekarang disebut sebagai PEMBANDING ; ---------------------------------------- L A W A N : SUHAIMI AKBAR , : umur 48 tahun, pekerjaan Karyawan Swasta Pengeboran Minyak Di Timur Tengah (Galo oil Bakri Yaman), beralamat di Jl. Melati No. 4 Link Beringin Desa Brandan Timur Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat ; ----------------------- Dalam hal ini memberi kuasa kepada H. HASANUDDIN, SH dan kawan-kawan, para

BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/01041944/e...adalah gereja beraliran Reformasi (dalam hal ini Calvinis murni)4 dengan tetap memelihara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/01041944/e...adalah gereja beraliran Reformasi (dalam hal ini Calvinis murni)4 dengan tetap memelihara

BAB I

PENDAHULUAN

1. PERMASALAHAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di lingkungan gereja-gereja Protestan sedunia, aliran atau denominasi Calvinis1 (lebih

sering disebut Reformed ataupun Presbyterian) hampir sama tuanya dengan Lutheran.

Jumlah anggota gereja penganutnya merupakan yang kedua terbesar sesudah Lutheran.2

Kendati di Indonesia tidak ada gereja yang memakai nama Calvin[is], namun di antara 72

gereja anggota PGI (sampai dengan 1994), yang (sebagian besar) lazim dimasukkan ke

dalam kategori main stream, sekurang-kurangnya separoh mengaku sebagai Calvinis, atau

paling tidak mengaku dipengaruhi Calvinisme.3 Seperti contoh: GPM, GMIM, GMIT, GPIB,

GBKP, GKI, GKP, GKJ, GKJW, GKPB, GKS, GMIST, GKST, Gereja Toraja, GKSS, dan

lain sebagainya.

Seperti halnya dengan gereja-gereja main stream di atas, Gereja Reformed juga

menyatakan diri sebagai gereja Calvinis, bahkan mereka mengklaim bahwa Gereja Reformed

adalah gereja beraliran Reformasi (dalam hal ini Calvinis murni)4 dengan tetap memelihara

dan melakukan ajaran Calvinis secara murni dalam kehidupan bergereja. Bahkan Stephen

Tong5 mengatakan bahwa gereja-gereja main stream dewasa ini (seperti GKI, GKP, GPIB,

GKJ, dll.) sudah bukan gereja Calvinis murni.6 Hal ini dikatakannya karena sebagian besar

pemimpin gereja sudah terlalu menyimpang dan jauh dari ajaran Calvinis yang asli.7 Di lain

pihak, gereja-gereja main stream menyatakan diri sebagai gereja Calvinis, termasuk juga

Gereja Kristen Pasundan.

Seperti terungkapkan di atas, Gereja Kristen Pasundan8 merupakan gereja yang juga

mengaku sebagai gereja beraliran Calvinis. Lewat penelusuran sejarah tentu kita dapat

menemukan bukti bahwa GKP bersinggungan dengan Calvinisme, terutama melalui karya 1 Dengan sengaja ditulis Calvinis, bukan Kalvinis, karena istilah ini berasal dari nama Johannes Calvin. 2 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005, hal. 52. 3 Sda. hal. 52. 4 Lih. Stephen Tong, Reformasi dan Teologi Reformed, Jakarta: Percetakan Timur Agung, 1991. 5 Pendiri Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII). 6 Stephen Tong, Reformasi dan Teologi Reformed, Jakarta: Percetakan Timur Agung, 1991, hal. 103. 7 Sda. hal. 103. 8 Istilah ini selanjutnya akan disingkat menjadi GKP.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/01041944/e...adalah gereja beraliran Reformasi (dalam hal ini Calvinis murni)4 dengan tetap memelihara

penginjilan dan pembentukan GKP oleh Nederlandsche Zendings Vereeniging (NZV)9 yang

bekerja di tanah Pasundan sejak 1863 dan diresmikan pada 14 November 1934 di Bandung.10

Tetapi apakah GKP memelihara warisan itu, atau sudah meninggalkannya, atau

menggabungkannya dengan tradisi atau doktrin lain?

Berkaitan dengan hal di atas, di dalam Tata Gereja & Peraturan Pelaksanaan Tata Gereja

GKP (TG & PPTG)11 yang terbaru (yang disahkan dan ditetapkan 5 Juli 2007 di

Majalengka), ditemukan beberapa rumusan yang berkaitan dengan tempat Calvinisme di

dalam GKP, yang pada Tata Gereja (yang disahkan dan ditetapkan 5 Juli 2002 di Karawang)

tidak nampak dan belum pernah terjadi sebelumnya. Pada pembukaan misalnya dikatakan:

“Gereja yang dimaksud dalam Tata Gereja ini tumbuh atas kuasa Roh Kudus melalui

pelayanan orang-orang percaya, kemudian berkembang melalui pekerjaan Nederlandsche

Zendings Vereeniging di Jawa bagian Barat, yang membawa ajaran dan tradisi Calvinis”.12

Pernyataan GKP dalam pembukaan Tata Gereja 2007 ini menyiratkan bahwa:

1. GKP telah mengukuhkan dan mengunci/ membelenggu diri sebagai gereja Calvinis (tulen

atau murni) yang mempunyai konsekuensi bahwa di dalam ajaran dan kehidupan GKP

tidak boleh dan tidak lain ada ajaran yang bersifat non Calvinistis.

2. NZV selaku badan pekabaran injil yang kemudian hari melahirkan GKP adalah badan

pekabaran injil yang beraliran Calvinis dan mewariskannya kepada GKP.13

9 Pada tahun 1930 terjadi perubahan ejaan dalam bahasa Belanda. Jika sebelum tahun 1930 tertulis “Nederlandsche” maka setelah tahun 1930 tertulis “Nederlandse”. Penulis akan mengikuti ejaan sebelum tahun 1930 untuk tetap mempertahankan keaslian nama waktu berdirinya lembaga-lembaga tersebut. Hal ini berlaku bagi seluruhnya. 10 Bdk. PEMBUKAAN Tata Gereja & PPTG GKP paragraph 2. 11 Sebelum berbicara lebih banyak, kita harus melihat dahulu seberapa penting Tata Gereja bagi sebuah gereja. Tata Gereja sangat penting dan dibutuhkan bagi gereja. Tujuan dari adanya Tata Gereja pada dasarnya adalah untuk mempelajari dan menguraikan segala peraturan dan penetapan yang digunakan oleh Gereja untuk menata dan mengatur hidup dan pelayanannya di dunia. Tetapi tidak berhenti sampai di situ. Tata gereja juga mempunyai fungsi untuk mengatur hubungan-hubungan lahiriah dalam Gereja sebagai lembaga dan hubungan antara gereja yang satu dengan Gereja yang lain dan antara Gereja dan Negara. Oleh karena itulah pentingnya sebuah Tata Gereja/ Hukum Gereja bagi sebuah Gereja. Lih. J.L. Ch. Abineno, Garis-garis besar Hukum Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994, hal. 1-5. Bahkan menurut Locher yang mengacu kepada Karl Barth, fungsi tata gereja dalam gereja adalah menciptakan suasana sopan dan teratur, dan menetapkan peraturan-praturan yang harus diikuti untuk mewujudkannya. Dilihat dari sudut Kepalanya, hakihat serta wujud gereja bersifat ilahi, dilihat sebagai tubuh-Nya, gereja bersifat insani. G. P. H. Locher, Tata Gereja Gereja Protestan di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995, hal. 218. 12 Lih. PEMBUKAAN Tata Gereja & PPTG GKP terbaru (tahun 2007) hal. 1 lalu bandingkan dengan PEMBUKAAN Tata Gereja & PPTG GKP edisi lama (tahun 2002) hal. 1. 13 Hal ini memerlukan kajian lebih mendalam. Apakah betul NZV merupakan badan pekabaran injil yang beraliran Calvinis? Lih. Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005, hal. 18.; Th. van den End, Ragi Carita 2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003, hal.24; S.C. van Randwijck, Oegstgeest, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989, hal. 31.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/01041944/e...adalah gereja beraliran Reformasi (dalam hal ini Calvinis murni)4 dengan tetap memelihara

Sementara itu pada pasal 4 [Ajaran] ayat 1 yang berbunyi: “GKP hidup dan berkembang

dalam ajaran dan tradisi Gereja Reformasi yang diawali oleh Martin Luther, dilanjutkan dan

dikembangkan oleh Johanes Calvin, selanjutnya dibawa oleh NZV ke wilayah Pasundan.”14

Ini berarti bahwa GKP juga menerima ajaran para reformator/ tokoh Protestan lainnya. Tentu

Calvinisme itu tidak begitu saja diambil alih dan diberlakukan oleh GKP secara mentah-

mentah, sesuai dengan perkembangan zaman maupun kebutuhannya, dan juga sebagai hasil

perjumpaan dengan konteksnya, GKP tentu berupaya mengolah dan mengembangkan

warisan itu sambil menyesuaikan dengan konteksnya masa kini (band. TG GKP Ps. 4 ayat

2).15 Oleh karena itu, pemberian tempat bagi Calvinisme dalam Tata Gereja GKP

memunculkan pertanyaan, mengapa ada perubahan mendasar dalam Tata Gereja & PPTG

GKP?

Melalui Sidang Sinode XXVI GKP di Mejalengka 2-7 Juli 2007, GKP melakukan

perubahan dalam Tata Gereja yang dimaksudkan agar seluruh bagian GKP mengetahui dan

menghayati.16 Sebab pada masa sekarang ini ada begitu banyak ajaran/ aliran kekristenan

yang dapat membingungkan anggota jemaat.17 Hal ini dapat memberi arti bahwa selama ini

beberapa bagian GKP kurang dapat memahami dan mengetahui jati diri GKP sebagai gereja

Calvinis.18 Ada keseriusan dalam tubuh GKP untuk memperkenalkan dan memperlihatkan

akan jati diri GKP bahwa GKP adalah gereja yang beraliran Calvinis. Dengan adanya

perubahan yang mendasar dalam Tata Gereja ini, maka GKP sedang mempertegas kembali

akan ‘akar/ jati diri’ mereka sebagai gereja yang mempunyai paham Calvinis sebagai

identitas ajarannya. Dengan pernyataan tersebut, sebagai gereja yang mengadopsi paham

Calvinis (?), sudah selayaknya teologi yang dikembangkan oleh GKP adalah juga teologi

Calvin. Oleh karena itu, hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan gereja, sudah selayaknya

14 Lih. Tata Gereja & PPTG GKP (tahun 2007) hal. 23. Menarik bahwa di dalam buku sumber yang di susun Th. van den End: Sumber-sumber Zending tentang Sejarah Gereja di Jawa Barat 1858-1963, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), di antara 289 dokumen (terutama dari kalangan NZV) yang terdapat dari buku ini, tidak satu pun yang menyebut Calvinisme (Bdk. juga Jan S. Aritonang dalam materi Simposium Majelis Sinode GKP, CALVINISME, Bandung, 25 Juli 2008). 15 Pernyataan ini seakan mempunyai fungsi sebagai kunci untuk melepaskan diri dari bunyi PEMBUKAAN dalam Tata Gereja yang mengikat sebagai gereja Calvinistik. 16 Gereja Kristen Pasundan, Profil GKP dalam Perspektif Kemandirian Teologi, Daya dan Dana, Bandung: Badan Bina Litbang GKP, 2007, hal. 87. 17 Sda. hal. 87. 18 Bukti yang mendukung adalah ketika penulis melakukan praktek kejemaatan, banyak anggota jemaat yang tidak mengetahui bahwa GKP beraliran Calvinis dan apa Calvinis itu sendiri. Tidak dipungkiri banyak jemaat yang beralih kebaktian ke gereja beraliran karismatik dengan alasan sama-sama satu Tuhan, Yesus Kristus. Melalui Dia tidak ada perbedaan.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/01041944/e...adalah gereja beraliran Reformasi (dalam hal ini Calvinis murni)4 dengan tetap memelihara

dan sepantasnya sesuai dengan ajaran dan tradisi Calvin. Ada kontradiksi yang terjadi ketika

GKP sedang menegaskan akan jati dirinya sebagai gereja Calvinis bila diperhadapkan

dengan bunyi PPTG GKP Pasal 4 [Ajaran] ayat 1, yang dapat mengindikasikan bahwa GKP

dapat hidup dan berkembang dalam ajaran dan tradisi Gereja Reformasi dan atau teolog para

reformator lainnya selain Calvin, seperti contoh, yaitu Luther.19 Dengan adanya pemahaman

tersebut berarti ada kesimpangsiuran dalam pandangan atau ajaran teologi mengenai

Calvinisme dalam tubuh GKP, yang semula mengukuhkan diri sebagai gereja Calvinis tetapi

memberikan kesempatan bagi Gereja Reformasi dan tokoh Reformasi (dalam hal ini GKP

menyebutkan sosok Luther) dalam mengembangkan ajarannya. Lalu pertanyaannya, sampai

sejauh mana GKP melalui TG & PPTG masih menerima, mengakui dan mengadopsi ajaran

atau teologi Calvin?

1.2. Rumusan Masalah

Dengan adanya perubahan dalam Tata Gereja dan PPTG GKP (terlebih dalam hal

Ajaran), maka telah menimbulkan kontradiksi yaitu, di satu pihak GKP ingin mengukuhkan

diri sebagai gereja Calvinis, tetapi di lain pihak GKP mengakui bahwa tidak semua ajaran

Calvin bisa diterima dan bisa dikembangkan dengan bentuk yang berbeda.20 Melalui latar

belakang tersebut, dapat dirumuskan 2 pertanyaan sebagai berikut:

1. Indikasi-indikasi teologis apa dalam TG & PPTG GKP yang mencirikan teologi

Calvin?

2. Indikasi-indikasi teologis apa dalam TG & PPTG GKP yang tidak mencirikan teologi

Calvin tetapi merupakan perubahan kontekstual GKP dalam hal berteologi?

1.3. Batasan Masalah

Melalui 2 pertanyaan dalam rumusan masalah di atas, maka sudah jelas bahwa skripsi

ini hanya akan terfokus pada Tata Gereja & PPTG GKP, walaupun ada begitu banyak

bahan yang bisa menggambarkan jejak ajaran Calvinis bagi GKP seperti rancangan

khotbah, bahan katekisasi dll.

19 Bdk. PPTG GKP Pasal 4 [Ajaran] ayat 1. 20 Notulensi Sidang Raya GKP ke XXVI Majelis Pekerja Sinode GKP. Dalam pembahasan perubahan Tata Gereja terdapat perdebatan yang cukup hangat mengenai ajaran Calvin.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/01041944/e...adalah gereja beraliran Reformasi (dalam hal ini Calvinis murni)4 dengan tetap memelihara

2. JUDUL

2.1. Rumusan Judul

Dengan dilatarbelakangi permasalahan di atas, maka pembahasan yang penulis

lakukan akan diberi judul:

PENGARUH CALVINISME DALAM TATA GEREJA DAN PERATURAN

PELAKSANAAN TATA GEREJA GKP

Berkenaan dengan judul tersebut, ada yang perlu dijelaskan terlebih dahulu:

2.1.1 Calvinisme: Calvinisme21 merupakan sebuah ajaran yang dikembangkan oleh Martin

Bucer, Johannes Calvin serta tokoh lainnya (seperti Zwingli) pada abad ke 16, yang diwarisi

oleh berbagai gereja di dunia, termasuk juga di Indonesia. GKP adalah salah satu denominasi

gereja yang juga mengaku mengadopsi paham Calvinis dalam Tata Gerejanya.

2.1.2 TG & PPTG : TG & PPTG merupakan sebuah pedoman dasar bagi setiap gereja untuk

dapat melaksanakan panggilannya dengan tertib dan teratur yang berdasarkan pada Alkitab

sebagai firman Allah.

2.1.3 GKP: GKP kependekan dari Gereja Kristen Pasundan yang tumbuh atas kuasa Roh

Kudus melalui orang-orang percaya yang berkembang melalui pekerjaan Nederlandsche

Zendings Vereeniging di Jawa bagian Barat.

2.2. Alasan Pemilihan Judul:

Judul di atas dipilih berdasarkan alasan-alasan berikut:

2.2.1 Menarik: GKP yang selama ini mengaku sebagai gereja beraliran Calvinis, baru

mengukuhkan diri melalui Tata Gereja tahun 2007 setelah sekian lama berdiri dari

14 November 1934. Ada apa di balik pengukuhan ini?

21 Berkenaan dengan Calvinisme perlu diberikan catatan: Calvinisme tidak dapat disamakan begitu saja dengan ajaran Calvin. Dengan kata lain, Calvinisme menunjuk pada hal yang lebih luas dari ajaran Calvin. Fakta menunjukkan bahwa gereja-gereja Calvinis, jadi gereja-gereja yang menganut Calvinisme, mendasarkan diri pada ajaran Calvin dan mengembangkannya, termasuk hal mengubah dan menambah ajaran Calvin, sesuai dengan keadaan masing-masing gereja di masing-masing Negara. Lih. Christiaan de Jonge, Apa itu Calvinisme?, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001, hal. 2.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/01041944/e...adalah gereja beraliran Reformasi (dalam hal ini Calvinis murni)4 dengan tetap memelihara

2.2.2 Aktual: Setelah sekian lama mengaku sebagai gereja beraliran Calvinis, baru

sekarang GKP melalui Tata Gereja-nya mengukuhkan diri sebagai gereja Calvinis.

Oleh karena itu cukup aktual untuk menganalisis topik ini karena sepengetahuan

penulis, sebelumnya juga belum pernah ada yang mencoba untuk menulis

Calvinisme yang ada dalam Tata Gereja & PPTG GKP yang baru disahkan tahun

2007.

2.2.3 Bermanfaat :

a. Bagi penulis sendiri sebagai pengembangan dalam berteologi kelak melalui topik

Calvinisme.

b. Dapat membantu pimpinan GKP dalam memperkenalkan jati diri GKP dalam

berteologi.

c. Mengetahui jati diri GKP sebagai gereja yang menganut paham Calvinis, terlebih

melalui Tata Gereja sebagai pondasi GKP.

d. Ciri-ciri paham Calvinis yang dapat dirasakan dalam kehidupan GKP.

e. Dapat memperkenalkan bagi warga jemaat yang masih belum tahu tentang paham

Calvinis dan GKP adalah salah satu denominasi gereja yang menganutnya.

3. METODE

3.1 Metode Pembahasan

Skripsi ini akan dibahas dengan metode Deskriptif-Analisis. Diawali dengan

menerangkan paham Calvin sendiri, menggambarkan sejarah singkat GKP beserta Tata

Gerejanya, setelah itu mengkomparasikan keduanya dengan cara menganalisis.

3.2 Metode Penelitian/ Pencarian Bahan

Penelitian dilakukan dengan studi literatur/ kepustakaan yang relevan dan sesuai dengan

topik bahasan yang penulis kaji mengenai Calvinisme di GKP, khususnya Tata Gereja &

PPTG GKP.

4. SISTEMATIKA

BAB I. PENDAHULUAN

Bagian ini berisi tentang permasalahan (latar belakang masalah, rumusan masalah,

pembatasan masalah), judul (rumusan judul, penjelasan judul, alasan pemlihan judul),

metode pembahasan dan sistematika pembahasan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/01041944/e...adalah gereja beraliran Reformasi (dalam hal ini Calvinis murni)4 dengan tetap memelihara

BAB II. NZV DAN TEOLOGI CALVIN

Dalam bagian ini akan membicarakan mengenai sejarah NZV dan perubahan-perubahan

yang ada dalam tubuh NZV. Pada bagian ini juga akan dibahas mengenai Calvin baik dari

biografi Calvin dan juga sejarahnya serta teologi atau ajaran menurut Calvin yang relevan

dengan Tata Gereja & PPTG GKP. Seluruh bagian ini merupakan dasar untuk meninjau

teologi GKP yang selama ini masih menganggap diri sebagai aliran Calvinis.

BAB III. SEJARAH SINGKAT GKP SERTA PERUBAHAN TG & PPTG GKP

Bagian ini berisi mengenai deskripsi GKP sebagai identitas diri. Di dalamnya akan

diuraikan mengenai Historisitas GKP (sejarah NZV dari mulai kedatangannya ke tanah

Pasundan dan melahirkan GKP sampai dengan GKP hidup secara mandiri dalam berkarya).

Dalam bagian ini juga akan diuraikan perubahan dan analisis terhadap TG dan PPTG GKP

dari mulai TG 1934 sebagai Tata Gereja pertama GKP. Walaupun demikian, sebelum GKP

berdiri tahun 1934, orang-orang Kristen di Pasundan terlebih dahulu telah menetapkan

“Atoeran Pakoempoelan Oerang Kristen di Pasoendan”. Oleh karena itu aturan tahun 1916

ini penting juga untuk diperhatikan dalam pembahasan ini karena berperan sebagai titik tolak

dari Tata Gereja GKP tahun 1934. Tata Gereja GKP 1934 sedikit banyak menginduk pada

aturan 1916. Dengan kata lain “Atoeran Pakoempoelan Oerang Kristen di Pasoendan”

merupakan embrio bagi Tata Gereja GKP 1934 yang berfungsi sebagai pedoman hidup

bergereja, hingga pada akhirnya menjadi TG dan PPTG GKP tahun 2007. Perubahan-

perubahan dan analisis yang akan dibahas dibatasi hanya pada pokok-pokok teologi Calvinis

yang terdapat dalam TG dan PPTG GKP. Pokok-pokok tersebut yaitu: Gereja, Tata Gereja,

Jabatan Gerejawi, Kebaktian, Sakramen (Baptisan dan Perjamuan), Disiplin atau Siasat

Gereja, dan Hubungan Gereja dengan Negara.

BAB IV. TINJAUAN KRITIS TERHADAP TG & PPTG GKP

Dalam bagian ini akan dipaparkan tentang tinjauan terhadap TG & PPTG GKP menurut

teologi Calvinis sehingga dapat dilihat peranan-peranan teologis dalam Tata Gereja & PPTG

GKP yang sesuai dengan teologi Calvin bisa terasa dalam kehidupan berjemaat di GKP.

BAB V. PENUTUP

Pada bagian akhir dari karya tulis ini, penyusun akan memberikan beberapa kesimpulan

dari seluruh bab dan juga saran-saran.