Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
1 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
BAB I
PENJELASAN UMUM
1.1. Latar Belakang
Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggung
jawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran
(fairness). Dalam industri perbankan, tata kelola perusahaan adalahfaktor
penting dalam upaya memelihara kepercayaan dan keyakinan pemegang
saham dan nasabah. Tata kelola perusahaan yang baik dirasakan
semakin penting seiring dengan meningkatnya risiko bisnis dan tantangan
yang dihadapi oleh industri perbankan.
Dengan mengutamakan Good Corporate Governance (GCG) dan
pengelolaan risiko yang baik, Bank diharapkan dapat terhindar dari
dampak buruk krisis perekonomian global. Setiap keputusan bisnis dapat
menimbulkan risiko, untuk itu Bank harus mengelola risiko melalui
pengawasan yang efektif dan pengendalian internal yang merupakan
bagian dari pelaksanaan prinsip – prinsip GCG. Struktur pengendalian
internal yang terpadu dan komprehensif dapat meminimalkan dampak
tersebut.
Uraian singkat prinsip-prinsip dalam pelaksanaan Tata Kelola (GCG)
pada PT.BANK BPR SILIWANGI TASIKMALAYA, adalah sebagai berikut :
a. Keterbukaan (Transparency) yaitu keterbukaan
dalammengemukakan informasi yang material dan relevan serta
keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.
Transparansi diperlukan agar Bank menjalankan bisnis secara
obyektif, profesional dan melindungi kepentingan Nasabah. PT BPR
Siliwangi sangat transparan dalam menyampaikan Informasi pada
kondisi keuangan dan non keuangan Bank. Informasi keuangan
kepada publik dapat dilihat di seluruh jaringan kantor PT.BPR
Siliwangi Tasikmalaya dan melalui website PT BPR Siliwangi
Tasikmalaya www.bprsiliwangi.com yang sangat mudah
diakses.Cakupan informasi keuangan tersedia, lengkap dan
uptodate.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
2 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
b. Akuntabilitas (Accountibility) yaitu kejelasan fungsi
danpelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga
pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki ukuran kinerja
dari semua jajaran berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten
dengan nilai-nilai perusahaan, sasaran, dan usaha dan strategi Bank
sebagai pencerminan akuntabilitas Bank.
Dalam hubungan ini Bank menetapkan tanggung jawab yang jelas
dari masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi,
sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan
terdapatnya check and balance dalam pengelolaan Bank.
c. Tanggung Jawab (Responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaanBank
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip pengelolaan Bank yang sehat.
Sebagai wujud pertanggungjawaban Bank untuk menjaga
kelangsungan usahanya, Bank harus berpegang pada prinsip kehati-
hatian (prudential banking practices) dan menaati peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Bank harus bertindak sebagai
good corporate citizen (warga perusahaan yang baik) termasukpeduli
terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial.
d. Independensi (Independency) yaitu pengelolaan Bank
secaraprofesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun.
Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh
stakeholders manapun, dan tidak terpengaruh oleh
kepentingansepihak serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of
interest), dan setiap keputusan berdasarkan objektifitas serta bebas
dari tekanan dari pihak manapun.
e. Kewajaran (Fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalammemenuhi
hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan
asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment) serta
memberikan/menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank atau
mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip
keterbukaan.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
3 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
1.2. Dasar Hukum
Dalam pelaksanaan tata kelola (GCG), PT. BANK BPR Siliwangi
Tasikmalaya
berpedoman pada ketentuan yang diatur pada :
1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 4/POJK.03/2015
tanggal 31 Maret 2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank
Perkreditan Rakyat
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 13/POJK.03/2015
tanggal 3 November 2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi
Bank Perkreditan Rakyat
3. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor
5/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Penerapan Tata
Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat
4. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor
6/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Penerapan fungsi
Kepatuhan Bagi Bank Perkreditan Rakyat
5. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor
7/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Perkreditan Rakyat
1.3. Ruang Lingkup
BPR wajib menyusun laporan penerapan tata kelola (GCG) dan laporan
hasil penilaian sendiri (self assessment) atas penerapan Tata Kelola (GCG)
setiap tahun. Penerapan Tata Kelola (GCG), paling sedikit harus
diwujudkan dalam bentuk:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi Komite
4. Penanganan benturan kepentingan
5. Penerapan fungsi kepatuhan
6. Penerapan fungsi audit intern
7. Penerapan fungsi audit ekstern
8. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern
9. Batas maksimum pemberian kredit
10.Rencana Bisnis BPR
11.Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
4 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
1.4. Tujuan
PT.Bank BPR Siliwangi Tasikmalaya senantiasa berupaya untuk
menerapkan praktek tata kelola perusahaan yang sehat (GCG), dengan
tujuan :
a. Meningkatkan kinerja Bank dengan menerapkan GCG dalam segala
kegiatan Bank sejalan dengan visi, misi dan rencana strategi usaha
yang telah ditetapkan Bank.
b. Menjagaagar kegiatan operasional Bank mematuhi peraturan internal
dan eksternal Bank, serta perundangan yang berlaku.
c. Meningkatkan pertanggungjawaban dan memberikan nilai tambah
Bank kepada Stakeholders.
d. Memperbaiki budaya kerja PT.Bank BPR Siliwangi Tasikmalaya.
e. Mengelola sumber daya PT.Bank BPR Siliwangi Tasikmalaya secara
lebih amanah.
f. Mendorong dan mendukung pengembangan PT.BPR Siliwangi
Tasikmalaya.
1.5. Struktur Tata Kelola Perusahaan
Struktur tata Kelola perusahaan dibuat untuk penerapan check and
balance sistem pengendalian internal yang baik, serta pembagian tugas
dan tanggung jawab yag jelas. Struktur Tata Kelola PT. BPR Siliwangi
Tasikmalaya terdiri atas :
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
b. Dewan Komisaris
c. Direksi
d. Manajemen Risiko dan Kepatuhan
e. Audit Internal
Masing- masing posisi/ jabatan di PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah
mempunyai fungsi,tugas dan tanggung jawab yang jelas, sehingga
penerapan prinsip tata kelola serta sistem pengendalian internal bisa
dijalankan dengan baik.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
5 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
BAB II
PENERAPAN TATA KELOLA
2.1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Direksi adalah organ porusahaan yang bertanggungjawab penuh atas
pengurusan Bank untuk kepentingan dan tujuan Bank, sesuai dengan
anggaran dasar. Serta secara kolektif Direksi juga berwenang dan
bertanggungjawab melakukan pengelolaan perusahaan dan melaksanakan
GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, Direksi bertanggungjawab kepada
RUPS. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS tersebut merupakan
perwujudan pengelolaan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.
a. Jumlah dan Komposisi Direksi
Jumlah komposisi, kriteria dan Indepedensi Anggota Direksi telah
lengkap sesuai ketentuan :
1) Direksi PT. Bank BPR Siliwangi Tasikmalaya terdiri dari 2 (dua)
orang, yaitu 1 (satu) orang Direktur Utama, dan 1 (satu) orang
Direktur (Merangkap Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan) dengan susunan:
No Nama Jabatan
1. Sanni Erwansyah Direktur Utama
2. Taufik Barkah Direktur yang Membawahkan
Fungsi Kepatuhan
Seluruh anggota Direksi merupakan tenaga profesional yang
memiliki pengalaman pada industri perbankan dan telah lulus
penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and propertest) dari
Otoritas Jasa Keuangan.
2) Seluruh anggota Direksi telah memiliki sertifikat kelulusan yang
masih berlaku yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
3) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal dalam satu provinsi
yang sama dengan lokasi kantor pusat yaitu provinsi Jawa Barat.
4) Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada BPR
lainnya atau lembaga lain atau Bank Umum.
5) Direksi telah memiliki Tata Tertib Kerja Direksi.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
6 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
6) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan atau
penyedia jasa profesional sebagai konsultan.
7) Anggota Direksi telah memenuhi persyaratan berupa Integritas,
Kompetensi dan Reputasi keuangan, dengan gambaran sebagai
berikut :
a) Semua Anggota Direksi memiliki Integritas paling kurang
mencakup:
• Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain
ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang
berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti
melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua
puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;
• Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
• Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional
Bank yang sehat;
• Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan
kepatutan (fit and proper test).
b) Semua Anggota Direksi memiliki Kompetensi paling kurang
mencakup
• Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan
dengan jabatannya;
• Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau
bidang keuangan; dan
• Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam
rangka pengembangan Bank yang sehat.
c) Semua Anggota Direksi memiliki Reputasi Keuangan paling
kurang mencakup :
• Tidak memiliki kredit macet;
• Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan
dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam
waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
7 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
8) Sesama anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengaruhan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga
yang mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen
9) Tidak ada anggota Direksi, baik secara sendiri ataupun bersama,
yang memiliki saham pada suatu Bank atau perusahaan lain.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
1) Sepanjang RUPS tidak menetapkan lain, Direksi memiliki
kewenangan untuk menetapkan Job Description (pembagian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab setiap Direktur) diantara para
anggota Direksi namun keputusannya harus mendapat persetujuan
komisaris.
2) Direksi bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan
PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya.
3) Direksi wajib mengelola PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya sesuai
kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana diaturdalam
Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
sesuai dengan prinsip-prinsip Tata Kelola.
4) Direksi wajib menindaklanjuti temuan Audit dan rekomendasi dari
Satuan Kerja audit Intern Bank, Auditor Eksternal, hasil
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan / atau hasil pengawasan
otoritas lainnya.
5) Direksi wajib bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada
Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
6) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara
independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat
mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.
7) Menerapkan Tata Kelola yang baik pada setiap kegiatan usaha PT.
BPR Siliwangi Tasikmalaya di seluruh tingkatan jenjang organisasi.
8) Menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan :
• Fungsi Audit Intern;
• Fungsi Manajemen Risiko; dan
• Fungsi Kepatuhan
7) Menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) jangka pendek, menengah
dan panjang.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
8 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
8) Menyusun dan membuat laporan realisasi Rencana Bisnis Bank
(RBB).
9) Menetapkan kebijakan umum dan strategis
yangmempengaruhi pertumbuhan, perkembangan kelangsungan
usaha Bank.
10) Mengungkapkan kebijakan BPR yang bersifat strategis di bidang
kepegawaian kepada pegawai.
11) Memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang
memadai, antara lain dengan adanya :
• Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara satuan atau unit
kerja yang menangani pembukuan, operasional dan kegiatan
penunjang operasional.
• Penunjukan pejabat yang bertanggung jawab terhadap
pelakasanaan audit internal dan kepatuhan yang independen
terhadap unit kerja lain.
• Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat
waktu kepada Dewan Komsiaris.
13) Membuat dan menetapkan pedoman, prosedur dan kebijakan
(bidang operasional, bidang perkreditan, bidang manajemen risiko,
dll).
14) Menerima Laporan Pemeriksaan Rutin Pejabat Eksekutif Audit
Internal dan memastikan terdapat tindak lanjut perbaikan pada
Unit Kerja.
15) Melakukan dan menjalin kerjasama dan penandatanganan
perjanjian dengan pihak eksternal, institusi pemerintahan, swasta,
notaris, lembaga keuangan/non keuangan (perbankan, asuransi,
jasa keuangan, dll) untuk tujuan pengembangan dan kemajuan
bisnis Bank.
16) Dalam pengambilan keputusan yang bersifat startegis dilakukan
berdasarkan musyawarah mufakat melalui rapat direksi dan hasil
rapat direksi di tuangkan dalam risalah rapat dan
didokukmentasikan dengaan baik.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
9 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
2.2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris
a. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Anggota Dewan
Komisaris
Jumlah komposisi, kriteria dan Independensi Anggota Dewan Komisaris
telah lengkap sesuai ketentuan :
1) Anggota Dewan Komisaris sebanyak 2 (dua) orang dan dipimpin
oleh Komisaris Utama
2) Susunan komposisi Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :
No Nama Jabatan
1. Teddy Yuli Setiadi Komisaris Utama
2. Arif Heppy Yana Komisaris
3) Setiap anggota Dewan Komisaris telah sepenuhnya lulus Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper test).
4) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah memiliki sertifikat
kelulusan yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh lembaga
Sertifikasi Profesi
5) Seluruh anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal dalam satu
provinsi yang sama dengan lokasi kantor pusat yaitu provinsi Jawa
Barat.
6) Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan pada
BPR lainnya atau lembaga lain atau Bank Umum.
7) Dewan Komisaris telah memiliki Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris.
8) Dewan Komisaris tidak menggunakan penasihat perorangan dan
atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan.
9) Anggota Dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan berupa
Integritas, Kompetensi dan Reputasi keuangan, dengan gambaran
sebagai berikut :
a) Semua Anggota Dewan Komisaris memiliki Integritas paling
kurang mencakup:
• Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain
ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang
berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti
melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua
puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
10 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
• Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
• Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional
Bank yang sehat;
• Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan
dan kepatutan (fit and proper test).
b) Semua Anggota Dewan Komisaris memiliki Kompetensi paling
kurang mencakup :
• Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan
relevan dengan jabatannya;
• Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau
bidang keuangan; dan
• Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam
rangka pengembangan Bank yang sehat.
c) Semua Anggota Dewan Komisaris memiliki Reputasi Keuangan
paling kurang mencakup :
• Tidak memiliki kredit macet;
• Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota
Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan
pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum
dicalonkan.
10) Sesama anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengaruhan, kepemilikan saham dan atau hubungan
keluarga yang mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.
b. Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris
1) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar BPR yaitu
memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola pada setiap
kegiatan usaha PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya di seluruh tingkatan
atau jenjang organisasi.
2) Dewan Komisaris telahmelakukan tugas pengawasan terhadap
kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan bank serta
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
11 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
memberikan nasehat kepada Direksi dan mengarahkan, memantau,
dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.
3) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
secara independen.
4) Dewan Komisaris wajib memastikan terselengaranya pelaksanaan
Tata Kelola dalam setiap kegiatan usaha bank.
5) Dewan Komisaris berwenang untuk meminta direksi
menindaklanjuti hasil temuan Audit Internal, Otoritas Jasa
Keunagan dan pengawas otoritas lainnya.
6) Dewan Komisaris telah menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
7) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat
strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat dan
belum pernah terjadi dissenting opinion.
8) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan
didokumentasikan dengan baik, jelas dan disampaikan kepada
seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
9) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan dan menerima
keuntungan pribadi dari BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga
dan atau pihak lain yang merugikan atau yang mengurangi
keuntungan BPR.
10) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan
mengenai kegiatan operasional bank, kecuali dalam hal ;
penyediaan dana kepada pihak terkait, memberikan persetujuan
pada ranahnya komisaris terutama yang berkaitan dengan
penyimpangan-penyimpangan dalam operasional dan kredit serta
hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau
peraturan perundangan yang berlaku.
c. Rekomendasi Dewan Komisaris
Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi kepada Direksi
sehubungan dengan tugas dan tanggungjawabnya dan langsung
ditindaklanjuti oleh direksi baik melalui rapat maupun dalam bentuk
pengkinian kebijakan diantanya sebagai berikut :
1) Menyetujui Penghapusanbukuan ATI danKredit Macet tahun 2019.
2) Persetujuan RBB tahun 2020.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
12 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
3) Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik telah
memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham
berdasarkan rekomendasi yang diajukan oleh Dewan Komisaris.
4) Menyetujui Pemberian kredit kepada pihak terkait.
2.3. Penanganan Benturan Kepentingan
Selama tahun 2019 PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya belum menangani
penanganan benturan kepentingan dikarenakan tidak terdapat transaksi
yang mengandung benturan kepentingan dan sampai saat ini bank selalu
berusaha untuk menghindari transaksi yang mengandung potensi
benturan kepentingan.
2.4. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern
Bank senantiasa berusaha untuk meningkatkan kepatuhan terhadap
ketentuan dan hukum yang berlaku, standar-standar, etika dan prinsip-
prinsip GCG. Tujuan dari upaya-upaya tersebut adalah agar masing-
masing unit kerja dalam Bank terbudaya untuk senantiasa patuh dan
pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan reputasi Bank. Sesuai
dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) no.4/POJK.3/2015,
Bank wajib menunjuk salah satu bagian yang membawahkan fungsi
kepatuhan.
Dalam rangka pelaksanaan fungsi kepatuhan yaitu memastikan
kepatuhan terhadap peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
perundang-undangan lainnya, PT BPR Siliwangi Tasikmalaya telah
melakukuan pemenuhan struktur organisasi untuk penerapan fungsi
kepatuhan termasuk memberikan tugas dan tanggung jawab kepada
Direktur untuk bertindak sebagai Direktur yang Membawahkan fungsi
Kepatuhan. Penunjukan Direktur yang Membawahkan fungsi Kepatuhan
telah memenuhi persyaratan minimum, yaitu tidak menangani penyaluran
dana dan memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan serta erundang-
undangan lain yang berkaitan dengan perbankan.
Dalam membantu pelaksanaan tugas Direktur yang Membawahkan fungsi
Kepatuhan, PT BPR Siliwangi Tasikmalaya telah menunjuk Pejabat
Eksekutif untuk melaksanakan kepatuhan yaitu Kepala bagian
Kepatuhan merangkap Manajemen Risiko dan SDM efektif per tanggal 25
September 2018.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
13 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
a. Penerapan Fungsi Kepatuhan
1) Penunjukan Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan
yaitu Saudara M. ImronRiyadi I sebagai Kepala Kepatuhanyang
telah tercatat dalam administrasi pengawasan OJK tanggal 25
September 2018.
2) PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah memiliki ketentuan intern
mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang tertuang
dalam Job Description.
3) Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan bersama dengan
Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan telah
menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan
yang berlaku, tercermin dari laporan pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab Pejabat Eksekutif yang membawahi fungsi
kepatuhan kepada Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan
yang secara berkala dengan tembusan kepada Direktur Utama dan
Dewan Komisaris.
4) Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan telah menetapkan
langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk memastikan
Bank telah memenuhi seluruh peraturan dan ketentuan yang
berlaku.
5) Direksi dan Audit Internal serta Pejabat Eksekutif yang membawahi
fungsi kepatuhan untuk pelaksanaannya telah berupaya untuk
memastikan bank telah melaksanakan kepatuhan terhadap sistem
dan prosedur operasional (SOP), peraturan Otoritas Jasa Keuangan,
maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6) Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan dan Pejabat
Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun dan atau
mengkinikan pedoman kerja dan SOP PT. BPR Siliwangi
Tasikmalaya meskipun belum secara optimal.
7) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan bersama
Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memantau
dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang
dibuat oleh BPR serta memastikan bahwa seluruh kebijakan,
ketentuan, sistem, prosedur, dan kegiatan usaha yang dilakukan
BPR telah sesuai dengan ketentuan OJK.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
14 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
Direktur yang Membawahkan fungsi Kepatuhan PT BPR Siliwangi
Tasikmalaya bertanggungjawab kepada Direktur Utama.
Pertanggungjawaban Direktur yang Membawahkan fungsi Kepatuhan
kepada Direktur Utama dengan tembusan Dewan Komisaris merupakan
perwujudan akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan
dalam rangka pelaksanaan prinsip GCG.
b. Penerapan Fungsi Audit Intern
1) Penunjukan Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi Audit Intern
yaitu Saudara Deni Sudiaman sebagai Kepala Audit Internal yang
telah tercatat dalam administrasi pengawasan OJK tanggal 02 Mei
2019.
2) Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
fungsi audit intern independen terhadap satuan kerja operasional.
3) Pelaksanaan fungsi Audit Intern yang dilaksanakan oleh auditor
internal telah berjalan dengan baik
4) Audit internal dalam melaksanakan tugasnya telah sesuai dengan
rencana tahunan yang telah disusun diawal tahun.
5) Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
fungsi audit intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama.
6) Audit Internal menyampaikan Laporan Hasil Audit kepada Direksi
dengan Tembusan ke Dewan Komisaris.
7) Audit Intern melaksanakan proses audit sesuai dengan ketentuan
pedoman audit intern tetapi belum sepenuhnya dilaksanakan
secara memadai karena belum mencakup persiapan audit secara
keseluruhan.
c. Penerapan Fungsi Audit Ekstern
1) Penugasan pelaksanaan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik telah memenuhi aspek-aspek legalitas perjanjian
kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan
komunikasi dengan OJK.
2) PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah menunjuk kantor Akuntan
Publik (KAP) yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan untuk
melaksanakan Audit Laporan Keuangan secara Independen yang
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
15 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
telah disetujui oleh RUPS berdasarkan rekomendasi Dewan
Komisaris.
3) KAP telah menyampaikan hasil audit kepada Bank secara tepat
waktu dan mampu bekerja secara independen.
2.5. Penerapan Manajemen Risiko, termasuk sistem pengendalian Intern
Semakin kompleksnya produk dan aktivitas BPR maka semakin
meningkat pula risiko yang dihadapi BPR sehingga perlu penerapan
manajemen risiko oleh BPR. Penerapan manajemen risiko merupakan
salah satu upaya memperkuat kelembagaan dan meningkatkan reputasi
industri BPR sesuai dengan arah kebijakan pengembangan BPR.
Penerapan manajemen risiko BPR saat ini telah dilakukan yang tercermin
dari adanya penunjukan Pejabat Eksekutif dalam rangka penerapan
manajemen risiko, penyusunan SOP manajemen risiko, dan penyampaian
laporan manajemen risiko sesuai ketentuan. Namun demikian proses
manajemen risiko masihharus terus ditingkatkan dengan mengoptimalkan
Pejabat Eksekutif Manajemen Risiko sesuai dengan SOP Manajemen
Risiko yang telah dibuat.
2.6. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan
Penyediaan Dana Besar (Related Party)atau BMPK
Untuk mengurangi potensi kegagalan usaha sebagai akibat dari
konsentrasi penyediaan dana, bank wajib menerapkan prinsip kehati-
hatian, dengan melakukan penyebaran dan disersifikasi portofolio
penyediaan dana terutama kepada pihak terkait maupun kepada pihak
bukan terkait sebesar persentase tertentu dari modal bank yang dikenal
dengan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit).
Mengingat terdapat hubungan yang signifikan antara kegagalan usaha
bank dengan konsentrasi penyediaan dana, maka bank dilarang untuk
memberikan penyediaan dana yang mengakibatkan pelanggaran BMPK.
Disamping larangan dan pembatasan persentase tertentu dari
permodalan, bank diwajibkan pula menerapkan manajemen risiko kredit
yang lebih prudent kepada pihak terkait maupun peminjam atau
kelompok peminjam yang memiliki eksposur besar (large exposure)
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
16 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
Hal utama dalam pengaturan BMPK adalah :
a. Penyediaan dana kepada PIHAK TERKAIT ditetapkan maksimum 10%
dari modal bank.
b. Penyediaan dana kepada satu peminjam yang BUKAN PIHAK TERKAIT
maksimum20% dari modal bank.
PT.BPR Siliwangi Tasikmalaya telah menerapkan prinsip kehati-hatian
dalam penyediaan dana kepada masyarakat antara lain :
a. PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya tidak pernah melanggar dan melampaui
ketentuan BMPK dan Penyediaan Dana kepada pihak terkait.
b. Penyediaan Dana kepada Pihak terkait dan Penyediaan dana Besar
diputuskan oleh Manajemen secara independen.
c. PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah menyampaikan secara berkala
Laporan BMPK kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
d. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur inti posisi Desember
2019 sebesar 29 % dari jumlah total kredit yang diberikan dengan
rincian sebagai berikut :
dalam kegiatan operasionalnya Bank telah berusaha melaksanakan segala
pemenuhan ketentuan yang berlaku dan meminimalisir segala sesuatu
yang bertentangan dengan ketentuan peraturan ataupun perundang-
undangan.
2.7. Rencana Bisnis BPR
a. RBB telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris
dan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
b. RBB sudah mencakup rencana strategis jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjan.
c. RBB didukung oleh pemegang saham dalam rangka memperkuat
infrastruktur yang memadai antar lain Sumber Daya Manusia,
Teknologi Informasi, Jaringan Kantor, kebijakan dan prosedur namun
pemegang saham belum melaksanakan komitmennya dalam hal
penambahan modal.
No Penyediaan Dana Jumlah
debitur Nominal (Rp)
1 Kepada Pihak Terkait 1 73.333
2
Kepada Debitur Inti :
a. Individu 25 7.007.902
b. Group - -
(dalam ribuan rupiah)
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
17 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
d. RBB telah disusun dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan
internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BPR serta
penerapan manajemen resikonya.
e. Pengawasan pelaksanaan RBB dilakukan setiap triwulan yang dibahas
dalam rapat Dewan Komisaris dan setiap semester yang dilaporkan ke
OJK.
f. RBB telah disampaikan kepada OJK sesuai dengan ketentuan OJK.
g. LaporanRealisasi RBB telahdibuatolehDireksidantelahdilaporkanke OJK
sesuaiketentuan.
h. LaporanPengawasan RBB
telahdibuatolehDewanKomisarisdantelahdilaporkanke OJK
sesuaiketentuan.
2.8. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank
a. PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah menyediakan informasi mengenai
Transparansi Informasi Produk Bank dan SOP Penyelesaian Pengaduan
Nasabah.
b. PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah menyampaikan instruksi Direksi
tentang Mediasi Perbankan apabila nasabah tidak puas dengan
penyelesaian yang dilakukan oleh bank.
c. Laporan Tahunan PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah disusun dan
disajikan kepada pihak Otoritas Jasa Keuangan tentang Transparansi
Kondisi Keuangan Bank.
d. Laporan Tahunan PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah disampaikan
kepada pihak independen sesuai ketentuan OJK dan sesuai dengan
ketentuan.
e. PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah mempublikasikan Laporan
tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi secara tepat waktu.
f. PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya menyampaikan laporan pelaksanaan
Tata kelola kepada OJK, Perbarindo, dan melalui website PT. BPR
Siliwangi Tasikmalaya sesuai dengan ketentuan.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
18 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
BAB III TRANSPRANSI DALAM PENERAPAN
TATA KELOLA
3.1. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan komisaris dan Direksi PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya tidak
memiliki saham pada PT. BPR Siliwangi Tasikamalaya, Lembaga
Keuangan Bukan Bank dan Perusahaan lainnya.
3.2. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi
a. Hubungan Keuangan
1) Komisaris Utama PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya secara tidak
memiliki hubungan keuangan dengan Pemegang Saham Pengendali
Bank.
2) Anggota Dewan Komisaris PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya,
merupakan komisaris independen yang tidak memiliki hubungan
keuangan dengan Dewan Komisaris lainnya, Direksi, Pemegang
Saham Pengendali dan dari perusahaan pengendalinya adalah
Dewan Komisaris lainnya dan/atau Direksi Bank.
3) Seluruh anggota Direksi PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya tidak
memiliki hubungan keuangan dalam hal menerima penghasilan,
bantuan keuangan, atau pinjaman dari Pemegang Saham Pengendali
bank.
b. Hubungan Keluarga
Dewan Komisaris dan Direksi PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya tidak
memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua antara
sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham
Pengendali.
3.3. Paket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain bagi Dewan Komisaris
dan Direksi
Paket / kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan komisaris dan
Direksi meliputi remunerasi dalam bentuk non natura (gaji, penghasilan
tetap lainnya, antara lain tantiem dan bentuk remunerasi lainnya
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
19 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
sedangkan fasilitas lain dalam bentuk natura (fasilitas tidak tetap lainnya
termasuk tunjangan untuk perumahan, transportasi, kesehatan dan
f
a
s
i
l
i
tas lainnya) terlihat pada tabel berikut ini :
JumlJumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket
Remunerasi dalam satu tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat
penghasilan sebagai berikut :
Jumlah Renumerasi per Orang dalam 1 tahun*) Jumlah Direksi
Jumlah Komisaris
Di atas Rp 2 Milyar - -
Di atas Rp 1 Milyar s.d 2 Milyar - -
Di atas Rp 500 juta s.d 1 Milyar - -
Rp 500 juta ke bawah 2 orang 2 orang
3.4. Share Option
Tidak terdapat opsi untuk membeli saham oleh anggota dewan Komisaris,
Direksi dan Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham
atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang
diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif
Bank dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan/atau Anggaran Dasar
Bank.
3.5. Rasio gaji Tertinggi dan Terendah
a. Rasio gaji Dewan Komisaris yang tertinggi dan terendah = 1,2 %
b. Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah = 1.2 %
c. Rasio gaji Pegawai yang tertinggi dan terendah = 2,36 %
Secara rinci adalah sebagai berikut :
No Jabatan Gaji (dalam rupiah) perbulan
Tertinggi Terendah
1 Komisaris 7.200 6.000
2 Direksi 12.000 10.000
3 Pegawai 5.415 2.289
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Jumlah diterima dalam 1 tahun
Dewan Komisaris Direksi
Orang Nominal Orang Nominal
Gaji dan Fasilitas tunjangan Rutin 2 202.637 2 426.180
Fasilitas Kendaraan 2 (dua) buah kendaraan)
(dalam ribuan rupiah)
(dalam ribuan rupiah)
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
20 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
3.6. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
a. Rapat Dewan Komisaris telah diatur dengan ketentuan internal Dewan
Komisaris dan pengaturan Rapat Dewan Komisaris juga dicantumkan
dalam SOP Tata Kelola tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja bagi
Dewan Komisaris dan Direksi.
b. Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam Risalah
Rapat dan telah didokumentasikan dengan baik.
c. Frekuensi rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris sebanyak 4
(empat) kali dalam tahun 2019.
3.7. Jumlah Penyimpangan Internal (internal fraud)
Ada penyimpangan/kecurangan Internal Bank yang dilakukan oleh para
pegawai Bank, baik yang berkaitan dengan simpanan dana masyarakat
atau penyalahgunaan kredit di PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya selama
tahun 2019, tetapi telah diselesaikan.
Internal Fraud Jumlahkasus yang dilakukanoleh
dalam 1 tahun Direksi DewanKomis
aris
PegawaiTet
ap
PegawaiTid
akTetap
2018 2019 2018 2019 2018 2019 2018 2019
Total Fraud - - - - - - - -
TelahDiselesaikan - - - - - - - 3
Dalam proses penyelesaian internal BPR
- - - - - - - -
Belumdiupayakanpenyelesaiannya
- - - - - - -
Telahditindaklanjutimelalui proses hukum
- - - - - - - -
3.8. Permasalahan Hukum
Permasalahan hukum secara perdata atau pidana yang dihadapi oleh PT.
BPR Siliwangi Tasikmalaya, selama tahun 2019 tidak ada, baik yang
berkaitan dengan penyalahgunaan kredit atau simpanan dana
masyarakat.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
21 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
3.9. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
Tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan, bank
mampu menghindari transaksi yang mengandung potensi benturan
kepentingan.
3.10. Pemberian Dana untuk kepentingan Sosial dan Kegiatan Politik
Pemberian dana sumbangan untuk kepentingan sosial kepada masyarakat
di lingkungan Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis yang dilakukan
oleh PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya selama tahun 2019 sebesar Rp.20.783
ribu dan tidak terdapat pemberian dana untuk kepentingan politik yang
dilakukan oleh PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
22 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
BAB IV
KESIMPULAN UMUM SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
Berdasarkan hasil Self Assessment pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Siliwangi
Tasikmalaya periode Desember 2019 memperoleh nilai Komposisi Tata Kelola
sebesar 2,07 dengan predikat Baik. Secara keseluruhan PT. BPR Siliwangi
Tasikmalaya telah menerapkan prinsip-prinsip tata kelola dengan baik
meskipun masih ada hal-hal yang harus diperbaiki, adapun penerapan tata
kelola yang telah diterapkan sebagai berikut berikut :
a. Nilai Komposisi Tata Kelola sebesar 2.07 dengan predikat Baik, adapun
rinciannya sebagai berikut :
No Faktor yang dinilai Peringkat Nilai
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 1,77 0,35
2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 2,08 0,31
3 Penanganan Benturan Kepentingan 3,50 0,35
4 Penerapan Fungsi Kepatuhan 2,44 0,24
5 Penerapan Fungsi Audit Intern 2,50 0,25
6 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 2,00 0,05
7 Batas Maksimum Pemberian Kredit 2,85 0,21
8 Rencana Bisnis BPR 2,00 0,15
9 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan 1,95 0,15
Nilai Komposit 2,07
Peringkat Komposit Baik
b. Kekuatan Pelaksanaan Tata Kelola
• Dengan disusunnya SOP Tata kelola PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya, tata
kelola PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya akan berjalan baik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
• Dengan adanya pedoman dan Tata Tertib Kerja bagi Dewan Komisaris
dan Direksi, dan Direksi dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara efektif.
• Fungsi kepatuhan Bank, Fungsi Audit Intern, Fungsi Audit ekstern akan
berjalan sesuai dengan Ketentuan pelaksanaan Tata Kelola.
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019
23 | P a g e
PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA
Terlampir disampaikan Hasil Self AssessmentPelaksanaan Tata KelolaPT. BPR
Siliwangi Tasikmalaya tahun buku 31 Desember 2019.
Demikian Laporan ini kami sampaikan, terima kasih atas perhatiannya.