25
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019 1 | Page PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA BAB I PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggung jawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness). Dalam industri perbankan, tata kelola perusahaan adalahfaktor penting dalam upaya memelihara kepercayaan dan keyakinan pemegang saham dan nasabah. Tata kelola perusahaan yang baik dirasakan semakin penting seiring dengan meningkatnya risiko bisnis dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan. Dengan mengutamakan Good Corporate Governance (GCG) dan pengelolaan risiko yang baik, Bank diharapkan dapat terhindar dari dampak buruk krisis perekonomian global. Setiap keputusan bisnis dapat menimbulkan risiko, untuk itu Bank harus mengelola risiko melalui pengawasan yang efektif dan pengendalian internal yang merupakan bagian dari pelaksanaan prinsip – prinsip GCG. Struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif dapat meminimalkan dampak tersebut. Uraian singkat prinsip-prinsip dalam pelaksanaan Tata Kelola (GCG) pada PT.BANK BPR SILIWANGI TASIKMALAYA, adalah sebagai berikut : a. Keterbukaan (Transparency) yaitu keterbukaan dalammengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Transparansi diperlukan agar Bank menjalankan bisnis secara obyektif, profesional dan melindungi kepentingan Nasabah. PT BPR Siliwangi sangat transparan dalam menyampaikan Informasi pada kondisi keuangan dan non keuangan Bank. Informasi keuangan kepada publik dapat dilihat di seluruh jaringan kantor PT.BPR Siliwangi Tasikmalaya dan melalui website PT BPR Siliwangi Tasikmalaya www.bprsiliwangi.com yang sangat mudah diakses.Cakupan informasi keuangan tersedia, lengkap dan uptodate.

BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

1 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

BAB I

PENJELASAN UMUM

1.1. Latar Belakang

Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip

keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggung

jawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran

(fairness). Dalam industri perbankan, tata kelola perusahaan adalahfaktor

penting dalam upaya memelihara kepercayaan dan keyakinan pemegang

saham dan nasabah. Tata kelola perusahaan yang baik dirasakan

semakin penting seiring dengan meningkatnya risiko bisnis dan tantangan

yang dihadapi oleh industri perbankan.

Dengan mengutamakan Good Corporate Governance (GCG) dan

pengelolaan risiko yang baik, Bank diharapkan dapat terhindar dari

dampak buruk krisis perekonomian global. Setiap keputusan bisnis dapat

menimbulkan risiko, untuk itu Bank harus mengelola risiko melalui

pengawasan yang efektif dan pengendalian internal yang merupakan

bagian dari pelaksanaan prinsip – prinsip GCG. Struktur pengendalian

internal yang terpadu dan komprehensif dapat meminimalkan dampak

tersebut.

Uraian singkat prinsip-prinsip dalam pelaksanaan Tata Kelola (GCG)

pada PT.BANK BPR SILIWANGI TASIKMALAYA, adalah sebagai berikut :

a. Keterbukaan (Transparency) yaitu keterbukaan

dalammengemukakan informasi yang material dan relevan serta

keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.

Transparansi diperlukan agar Bank menjalankan bisnis secara

obyektif, profesional dan melindungi kepentingan Nasabah. PT BPR

Siliwangi sangat transparan dalam menyampaikan Informasi pada

kondisi keuangan dan non keuangan Bank. Informasi keuangan

kepada publik dapat dilihat di seluruh jaringan kantor PT.BPR

Siliwangi Tasikmalaya dan melalui website PT BPR Siliwangi

Tasikmalaya www.bprsiliwangi.com yang sangat mudah

diakses.Cakupan informasi keuangan tersedia, lengkap dan

uptodate.

Page 2: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

2 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

b. Akuntabilitas (Accountibility) yaitu kejelasan fungsi

danpelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga

pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki ukuran kinerja

dari semua jajaran berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten

dengan nilai-nilai perusahaan, sasaran, dan usaha dan strategi Bank

sebagai pencerminan akuntabilitas Bank.

Dalam hubungan ini Bank menetapkan tanggung jawab yang jelas

dari masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi,

sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan

terdapatnya check and balance dalam pengelolaan Bank.

c. Tanggung Jawab (Responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaanBank

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-

prinsip pengelolaan Bank yang sehat.

Sebagai wujud pertanggungjawaban Bank untuk menjaga

kelangsungan usahanya, Bank harus berpegang pada prinsip kehati-

hatian (prudential banking practices) dan menaati peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Bank harus bertindak sebagai

good corporate citizen (warga perusahaan yang baik) termasukpeduli

terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

d. Independensi (Independency) yaitu pengelolaan Bank

secaraprofesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun.

Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh

stakeholders manapun, dan tidak terpengaruh oleh

kepentingansepihak serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of

interest), dan setiap keputusan berdasarkan objektifitas serta bebas

dari tekanan dari pihak manapun.

e. Kewajaran (Fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalammemenuhi

hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan

asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment) serta

memberikan/menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank atau

mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip

keterbukaan.

Page 3: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

3 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

1.2. Dasar Hukum

Dalam pelaksanaan tata kelola (GCG), PT. BANK BPR Siliwangi

Tasikmalaya

berpedoman pada ketentuan yang diatur pada :

1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 4/POJK.03/2015

tanggal 31 Maret 2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank

Perkreditan Rakyat

2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 13/POJK.03/2015

tanggal 3 November 2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi

Bank Perkreditan Rakyat

3. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor

5/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Penerapan Tata

Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat

4. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor

6/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Penerapan fungsi

Kepatuhan Bagi Bank Perkreditan Rakyat

5. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor

7/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Standar

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Perkreditan Rakyat

1.3. Ruang Lingkup

BPR wajib menyusun laporan penerapan tata kelola (GCG) dan laporan

hasil penilaian sendiri (self assessment) atas penerapan Tata Kelola (GCG)

setiap tahun. Penerapan Tata Kelola (GCG), paling sedikit harus

diwujudkan dalam bentuk:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi Komite

4. Penanganan benturan kepentingan

5. Penerapan fungsi kepatuhan

6. Penerapan fungsi audit intern

7. Penerapan fungsi audit ekstern

8. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern

9. Batas maksimum pemberian kredit

10.Rencana Bisnis BPR

11.Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan

Page 4: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

4 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

1.4. Tujuan

PT.Bank BPR Siliwangi Tasikmalaya senantiasa berupaya untuk

menerapkan praktek tata kelola perusahaan yang sehat (GCG), dengan

tujuan :

a. Meningkatkan kinerja Bank dengan menerapkan GCG dalam segala

kegiatan Bank sejalan dengan visi, misi dan rencana strategi usaha

yang telah ditetapkan Bank.

b. Menjagaagar kegiatan operasional Bank mematuhi peraturan internal

dan eksternal Bank, serta perundangan yang berlaku.

c. Meningkatkan pertanggungjawaban dan memberikan nilai tambah

Bank kepada Stakeholders.

d. Memperbaiki budaya kerja PT.Bank BPR Siliwangi Tasikmalaya.

e. Mengelola sumber daya PT.Bank BPR Siliwangi Tasikmalaya secara

lebih amanah.

f. Mendorong dan mendukung pengembangan PT.BPR Siliwangi

Tasikmalaya.

1.5. Struktur Tata Kelola Perusahaan

Struktur tata Kelola perusahaan dibuat untuk penerapan check and

balance sistem pengendalian internal yang baik, serta pembagian tugas

dan tanggung jawab yag jelas. Struktur Tata Kelola PT. BPR Siliwangi

Tasikmalaya terdiri atas :

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

b. Dewan Komisaris

c. Direksi

d. Manajemen Risiko dan Kepatuhan

e. Audit Internal

Masing- masing posisi/ jabatan di PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah

mempunyai fungsi,tugas dan tanggung jawab yang jelas, sehingga

penerapan prinsip tata kelola serta sistem pengendalian internal bisa

dijalankan dengan baik.

Page 5: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

5 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

BAB II

PENERAPAN TATA KELOLA

2.1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Direksi adalah organ porusahaan yang bertanggungjawab penuh atas

pengurusan Bank untuk kepentingan dan tujuan Bank, sesuai dengan

anggaran dasar. Serta secara kolektif Direksi juga berwenang dan

bertanggungjawab melakukan pengelolaan perusahaan dan melaksanakan

GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya, Direksi bertanggungjawab kepada

RUPS. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS tersebut merupakan

perwujudan pengelolaan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.

a. Jumlah dan Komposisi Direksi

Jumlah komposisi, kriteria dan Indepedensi Anggota Direksi telah

lengkap sesuai ketentuan :

1) Direksi PT. Bank BPR Siliwangi Tasikmalaya terdiri dari 2 (dua)

orang, yaitu 1 (satu) orang Direktur Utama, dan 1 (satu) orang

Direktur (Merangkap Direktur yang membawahkan Fungsi

Kepatuhan) dengan susunan:

No Nama Jabatan

1. Sanni Erwansyah Direktur Utama

2. Taufik Barkah Direktur yang Membawahkan

Fungsi Kepatuhan

Seluruh anggota Direksi merupakan tenaga profesional yang

memiliki pengalaman pada industri perbankan dan telah lulus

penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and propertest) dari

Otoritas Jasa Keuangan.

2) Seluruh anggota Direksi telah memiliki sertifikat kelulusan yang

masih berlaku yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

3) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal dalam satu provinsi

yang sama dengan lokasi kantor pusat yaitu provinsi Jawa Barat.

4) Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada BPR

lainnya atau lembaga lain atau Bank Umum.

5) Direksi telah memiliki Tata Tertib Kerja Direksi.

Page 6: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

6 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

6) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan atau

penyedia jasa profesional sebagai konsultan.

7) Anggota Direksi telah memenuhi persyaratan berupa Integritas,

Kompetensi dan Reputasi keuangan, dengan gambaran sebagai

berikut :

a) Semua Anggota Direksi memiliki Integritas paling kurang

mencakup:

• Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain

ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang

berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti

melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua

puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;

• Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

• Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional

Bank yang sehat;

• Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan

kepatutan (fit and proper test).

b) Semua Anggota Direksi memiliki Kompetensi paling kurang

mencakup

• Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan

dengan jabatannya;

• Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau

bidang keuangan; dan

• Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam

rangka pengembangan Bank yang sehat.

c) Semua Anggota Direksi memiliki Reputasi Keuangan paling

kurang mencakup :

• Tidak memiliki kredit macet;

• Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi

yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan

dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam

waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.

Page 7: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

7 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

8) Sesama anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengaruhan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga

yang mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen

9) Tidak ada anggota Direksi, baik secara sendiri ataupun bersama,

yang memiliki saham pada suatu Bank atau perusahaan lain.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

1) Sepanjang RUPS tidak menetapkan lain, Direksi memiliki

kewenangan untuk menetapkan Job Description (pembagian tugas,

wewenang, dan tanggung jawab setiap Direktur) diantara para

anggota Direksi namun keputusannya harus mendapat persetujuan

komisaris.

2) Direksi bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan

PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya.

3) Direksi wajib mengelola PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya sesuai

kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana diaturdalam

Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

sesuai dengan prinsip-prinsip Tata Kelola.

4) Direksi wajib menindaklanjuti temuan Audit dan rekomendasi dari

Satuan Kerja audit Intern Bank, Auditor Eksternal, hasil

pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan / atau hasil pengawasan

otoritas lainnya.

5) Direksi wajib bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada

Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

6) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara

independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat

mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

7) Menerapkan Tata Kelola yang baik pada setiap kegiatan usaha PT.

BPR Siliwangi Tasikmalaya di seluruh tingkatan jenjang organisasi.

8) Menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan :

• Fungsi Audit Intern;

• Fungsi Manajemen Risiko; dan

• Fungsi Kepatuhan

7) Menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) jangka pendek, menengah

dan panjang.

Page 8: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

8 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

8) Menyusun dan membuat laporan realisasi Rencana Bisnis Bank

(RBB).

9) Menetapkan kebijakan umum dan strategis

yangmempengaruhi pertumbuhan, perkembangan kelangsungan

usaha Bank.

10) Mengungkapkan kebijakan BPR yang bersifat strategis di bidang

kepegawaian kepada pegawai.

11) Memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang

memadai, antara lain dengan adanya :

• Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara satuan atau unit

kerja yang menangani pembukuan, operasional dan kegiatan

penunjang operasional.

• Penunjukan pejabat yang bertanggung jawab terhadap

pelakasanaan audit internal dan kepatuhan yang independen

terhadap unit kerja lain.

• Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat

waktu kepada Dewan Komsiaris.

13) Membuat dan menetapkan pedoman, prosedur dan kebijakan

(bidang operasional, bidang perkreditan, bidang manajemen risiko,

dll).

14) Menerima Laporan Pemeriksaan Rutin Pejabat Eksekutif Audit

Internal dan memastikan terdapat tindak lanjut perbaikan pada

Unit Kerja.

15) Melakukan dan menjalin kerjasama dan penandatanganan

perjanjian dengan pihak eksternal, institusi pemerintahan, swasta,

notaris, lembaga keuangan/non keuangan (perbankan, asuransi,

jasa keuangan, dll) untuk tujuan pengembangan dan kemajuan

bisnis Bank.

16) Dalam pengambilan keputusan yang bersifat startegis dilakukan

berdasarkan musyawarah mufakat melalui rapat direksi dan hasil

rapat direksi di tuangkan dalam risalah rapat dan

didokukmentasikan dengaan baik.

Page 9: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

9 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

2.2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris

a. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Anggota Dewan

Komisaris

Jumlah komposisi, kriteria dan Independensi Anggota Dewan Komisaris

telah lengkap sesuai ketentuan :

1) Anggota Dewan Komisaris sebanyak 2 (dua) orang dan dipimpin

oleh Komisaris Utama

2) Susunan komposisi Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :

No Nama Jabatan

1. Teddy Yuli Setiadi Komisaris Utama

2. Arif Heppy Yana Komisaris

3) Setiap anggota Dewan Komisaris telah sepenuhnya lulus Penilaian

Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper test).

4) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah memiliki sertifikat

kelulusan yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh lembaga

Sertifikasi Profesi

5) Seluruh anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal dalam satu

provinsi yang sama dengan lokasi kantor pusat yaitu provinsi Jawa

Barat.

6) Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan pada

BPR lainnya atau lembaga lain atau Bank Umum.

7) Dewan Komisaris telah memiliki Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris.

8) Dewan Komisaris tidak menggunakan penasihat perorangan dan

atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan.

9) Anggota Dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan berupa

Integritas, Kompetensi dan Reputasi keuangan, dengan gambaran

sebagai berikut :

a) Semua Anggota Dewan Komisaris memiliki Integritas paling

kurang mencakup:

• Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain

ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang

berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti

melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua

puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;

Page 10: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

10 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

• Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

• Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional

Bank yang sehat;

• Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan

dan kepatutan (fit and proper test).

b) Semua Anggota Dewan Komisaris memiliki Kompetensi paling

kurang mencakup :

• Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan

relevan dengan jabatannya;

• Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau

bidang keuangan; dan

• Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam

rangka pengembangan Bank yang sehat.

c) Semua Anggota Dewan Komisaris memiliki Reputasi Keuangan

paling kurang mencakup :

• Tidak memiliki kredit macet;

• Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota

Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan

suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan

pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum

dicalonkan.

10) Sesama anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan

keuangan, kepengaruhan, kepemilikan saham dan atau hubungan

keluarga yang mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak

independen.

b. Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris

1) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar BPR yaitu

memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola pada setiap

kegiatan usaha PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya di seluruh tingkatan

atau jenjang organisasi.

2) Dewan Komisaris telahmelakukan tugas pengawasan terhadap

kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan bank serta

Page 11: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

11 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

memberikan nasehat kepada Direksi dan mengarahkan, memantau,

dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

3) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

secara independen.

4) Dewan Komisaris wajib memastikan terselengaranya pelaksanaan

Tata Kelola dalam setiap kegiatan usaha bank.

5) Dewan Komisaris berwenang untuk meminta direksi

menindaklanjuti hasil temuan Audit Internal, Otoritas Jasa

Keunagan dan pengawas otoritas lainnya.

6) Dewan Komisaris telah menyediakan waktu yang cukup untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

7) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat

strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat dan

belum pernah terjadi dissenting opinion.

8) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan baik, jelas dan disampaikan kepada

seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

9) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan dan menerima

keuntungan pribadi dari BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga

dan atau pihak lain yang merugikan atau yang mengurangi

keuntungan BPR.

10) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan

mengenai kegiatan operasional bank, kecuali dalam hal ;

penyediaan dana kepada pihak terkait, memberikan persetujuan

pada ranahnya komisaris terutama yang berkaitan dengan

penyimpangan-penyimpangan dalam operasional dan kredit serta

hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau

peraturan perundangan yang berlaku.

c. Rekomendasi Dewan Komisaris

Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi kepada Direksi

sehubungan dengan tugas dan tanggungjawabnya dan langsung

ditindaklanjuti oleh direksi baik melalui rapat maupun dalam bentuk

pengkinian kebijakan diantanya sebagai berikut :

1) Menyetujui Penghapusanbukuan ATI danKredit Macet tahun 2019.

2) Persetujuan RBB tahun 2020.

Page 12: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

12 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

3) Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik telah

memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham

berdasarkan rekomendasi yang diajukan oleh Dewan Komisaris.

4) Menyetujui Pemberian kredit kepada pihak terkait.

2.3. Penanganan Benturan Kepentingan

Selama tahun 2019 PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya belum menangani

penanganan benturan kepentingan dikarenakan tidak terdapat transaksi

yang mengandung benturan kepentingan dan sampai saat ini bank selalu

berusaha untuk menghindari transaksi yang mengandung potensi

benturan kepentingan.

2.4. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern

Bank senantiasa berusaha untuk meningkatkan kepatuhan terhadap

ketentuan dan hukum yang berlaku, standar-standar, etika dan prinsip-

prinsip GCG. Tujuan dari upaya-upaya tersebut adalah agar masing-

masing unit kerja dalam Bank terbudaya untuk senantiasa patuh dan

pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan reputasi Bank. Sesuai

dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) no.4/POJK.3/2015,

Bank wajib menunjuk salah satu bagian yang membawahkan fungsi

kepatuhan.

Dalam rangka pelaksanaan fungsi kepatuhan yaitu memastikan

kepatuhan terhadap peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan

perundang-undangan lainnya, PT BPR Siliwangi Tasikmalaya telah

melakukuan pemenuhan struktur organisasi untuk penerapan fungsi

kepatuhan termasuk memberikan tugas dan tanggung jawab kepada

Direktur untuk bertindak sebagai Direktur yang Membawahkan fungsi

Kepatuhan. Penunjukan Direktur yang Membawahkan fungsi Kepatuhan

telah memenuhi persyaratan minimum, yaitu tidak menangani penyaluran

dana dan memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan serta erundang-

undangan lain yang berkaitan dengan perbankan.

Dalam membantu pelaksanaan tugas Direktur yang Membawahkan fungsi

Kepatuhan, PT BPR Siliwangi Tasikmalaya telah menunjuk Pejabat

Eksekutif untuk melaksanakan kepatuhan yaitu Kepala bagian

Kepatuhan merangkap Manajemen Risiko dan SDM efektif per tanggal 25

September 2018.

Page 13: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

13 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

a. Penerapan Fungsi Kepatuhan

1) Penunjukan Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan

yaitu Saudara M. ImronRiyadi I sebagai Kepala Kepatuhanyang

telah tercatat dalam administrasi pengawasan OJK tanggal 25

September 2018.

2) PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah memiliki ketentuan intern

mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang tertuang

dalam Job Description.

3) Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan bersama dengan

Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan telah

menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan

yang berlaku, tercermin dari laporan pelaksanaan tugas dan

tanggungjawab Pejabat Eksekutif yang membawahi fungsi

kepatuhan kepada Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan

yang secara berkala dengan tembusan kepada Direktur Utama dan

Dewan Komisaris.

4) Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan telah menetapkan

langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk memastikan

Bank telah memenuhi seluruh peraturan dan ketentuan yang

berlaku.

5) Direksi dan Audit Internal serta Pejabat Eksekutif yang membawahi

fungsi kepatuhan untuk pelaksanaannya telah berupaya untuk

memastikan bank telah melaksanakan kepatuhan terhadap sistem

dan prosedur operasional (SOP), peraturan Otoritas Jasa Keuangan,

maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6) Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan dan Pejabat

Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun dan atau

mengkinikan pedoman kerja dan SOP PT. BPR Siliwangi

Tasikmalaya meskipun belum secara optimal.

7) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan bersama

Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memantau

dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang

dibuat oleh BPR serta memastikan bahwa seluruh kebijakan,

ketentuan, sistem, prosedur, dan kegiatan usaha yang dilakukan

BPR telah sesuai dengan ketentuan OJK.

Page 14: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

14 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

Direktur yang Membawahkan fungsi Kepatuhan PT BPR Siliwangi

Tasikmalaya bertanggungjawab kepada Direktur Utama.

Pertanggungjawaban Direktur yang Membawahkan fungsi Kepatuhan

kepada Direktur Utama dengan tembusan Dewan Komisaris merupakan

perwujudan akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan

dalam rangka pelaksanaan prinsip GCG.

b. Penerapan Fungsi Audit Intern

1) Penunjukan Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi Audit Intern

yaitu Saudara Deni Sudiaman sebagai Kepala Audit Internal yang

telah tercatat dalam administrasi pengawasan OJK tanggal 02 Mei

2019.

2) Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

fungsi audit intern independen terhadap satuan kerja operasional.

3) Pelaksanaan fungsi Audit Intern yang dilaksanakan oleh auditor

internal telah berjalan dengan baik

4) Audit internal dalam melaksanakan tugasnya telah sesuai dengan

rencana tahunan yang telah disusun diawal tahun.

5) Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

fungsi audit intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur

Utama.

6) Audit Internal menyampaikan Laporan Hasil Audit kepada Direksi

dengan Tembusan ke Dewan Komisaris.

7) Audit Intern melaksanakan proses audit sesuai dengan ketentuan

pedoman audit intern tetapi belum sepenuhnya dilaksanakan

secara memadai karena belum mencakup persiapan audit secara

keseluruhan.

c. Penerapan Fungsi Audit Ekstern

1) Penugasan pelaksanaan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor

Akuntan Publik telah memenuhi aspek-aspek legalitas perjanjian

kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan

komunikasi dengan OJK.

2) PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah menunjuk kantor Akuntan

Publik (KAP) yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan untuk

melaksanakan Audit Laporan Keuangan secara Independen yang

Page 15: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

15 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

telah disetujui oleh RUPS berdasarkan rekomendasi Dewan

Komisaris.

3) KAP telah menyampaikan hasil audit kepada Bank secara tepat

waktu dan mampu bekerja secara independen.

2.5. Penerapan Manajemen Risiko, termasuk sistem pengendalian Intern

Semakin kompleksnya produk dan aktivitas BPR maka semakin

meningkat pula risiko yang dihadapi BPR sehingga perlu penerapan

manajemen risiko oleh BPR. Penerapan manajemen risiko merupakan

salah satu upaya memperkuat kelembagaan dan meningkatkan reputasi

industri BPR sesuai dengan arah kebijakan pengembangan BPR.

Penerapan manajemen risiko BPR saat ini telah dilakukan yang tercermin

dari adanya penunjukan Pejabat Eksekutif dalam rangka penerapan

manajemen risiko, penyusunan SOP manajemen risiko, dan penyampaian

laporan manajemen risiko sesuai ketentuan. Namun demikian proses

manajemen risiko masihharus terus ditingkatkan dengan mengoptimalkan

Pejabat Eksekutif Manajemen Risiko sesuai dengan SOP Manajemen

Risiko yang telah dibuat.

2.6. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan

Penyediaan Dana Besar (Related Party)atau BMPK

Untuk mengurangi potensi kegagalan usaha sebagai akibat dari

konsentrasi penyediaan dana, bank wajib menerapkan prinsip kehati-

hatian, dengan melakukan penyebaran dan disersifikasi portofolio

penyediaan dana terutama kepada pihak terkait maupun kepada pihak

bukan terkait sebesar persentase tertentu dari modal bank yang dikenal

dengan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit).

Mengingat terdapat hubungan yang signifikan antara kegagalan usaha

bank dengan konsentrasi penyediaan dana, maka bank dilarang untuk

memberikan penyediaan dana yang mengakibatkan pelanggaran BMPK.

Disamping larangan dan pembatasan persentase tertentu dari

permodalan, bank diwajibkan pula menerapkan manajemen risiko kredit

yang lebih prudent kepada pihak terkait maupun peminjam atau

kelompok peminjam yang memiliki eksposur besar (large exposure)

Page 16: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

16 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

Hal utama dalam pengaturan BMPK adalah :

a. Penyediaan dana kepada PIHAK TERKAIT ditetapkan maksimum 10%

dari modal bank.

b. Penyediaan dana kepada satu peminjam yang BUKAN PIHAK TERKAIT

maksimum20% dari modal bank.

PT.BPR Siliwangi Tasikmalaya telah menerapkan prinsip kehati-hatian

dalam penyediaan dana kepada masyarakat antara lain :

a. PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya tidak pernah melanggar dan melampaui

ketentuan BMPK dan Penyediaan Dana kepada pihak terkait.

b. Penyediaan Dana kepada Pihak terkait dan Penyediaan dana Besar

diputuskan oleh Manajemen secara independen.

c. PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah menyampaikan secara berkala

Laporan BMPK kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

d. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur inti posisi Desember

2019 sebesar 29 % dari jumlah total kredit yang diberikan dengan

rincian sebagai berikut :

dalam kegiatan operasionalnya Bank telah berusaha melaksanakan segala

pemenuhan ketentuan yang berlaku dan meminimalisir segala sesuatu

yang bertentangan dengan ketentuan peraturan ataupun perundang-

undangan.

2.7. Rencana Bisnis BPR

a. RBB telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris

dan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

b. RBB sudah mencakup rencana strategis jangka pendek, jangka

menengah dan jangka panjan.

c. RBB didukung oleh pemegang saham dalam rangka memperkuat

infrastruktur yang memadai antar lain Sumber Daya Manusia,

Teknologi Informasi, Jaringan Kantor, kebijakan dan prosedur namun

pemegang saham belum melaksanakan komitmennya dalam hal

penambahan modal.

No Penyediaan Dana Jumlah

debitur Nominal (Rp)

1 Kepada Pihak Terkait 1 73.333

2

Kepada Debitur Inti :

a. Individu 25 7.007.902

b. Group - -

(dalam ribuan rupiah)

Page 17: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

17 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

d. RBB telah disusun dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan

internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BPR serta

penerapan manajemen resikonya.

e. Pengawasan pelaksanaan RBB dilakukan setiap triwulan yang dibahas

dalam rapat Dewan Komisaris dan setiap semester yang dilaporkan ke

OJK.

f. RBB telah disampaikan kepada OJK sesuai dengan ketentuan OJK.

g. LaporanRealisasi RBB telahdibuatolehDireksidantelahdilaporkanke OJK

sesuaiketentuan.

h. LaporanPengawasan RBB

telahdibuatolehDewanKomisarisdantelahdilaporkanke OJK

sesuaiketentuan.

2.8. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank

a. PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah menyediakan informasi mengenai

Transparansi Informasi Produk Bank dan SOP Penyelesaian Pengaduan

Nasabah.

b. PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah menyampaikan instruksi Direksi

tentang Mediasi Perbankan apabila nasabah tidak puas dengan

penyelesaian yang dilakukan oleh bank.

c. Laporan Tahunan PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah disusun dan

disajikan kepada pihak Otoritas Jasa Keuangan tentang Transparansi

Kondisi Keuangan Bank.

d. Laporan Tahunan PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah disampaikan

kepada pihak independen sesuai ketentuan OJK dan sesuai dengan

ketentuan.

e. PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya telah mempublikasikan Laporan

tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi secara tepat waktu.

f. PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya menyampaikan laporan pelaksanaan

Tata kelola kepada OJK, Perbarindo, dan melalui website PT. BPR

Siliwangi Tasikmalaya sesuai dengan ketentuan.

Page 18: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

18 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

BAB III TRANSPRANSI DALAM PENERAPAN

TATA KELOLA

3.1. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan komisaris dan Direksi PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya tidak

memiliki saham pada PT. BPR Siliwangi Tasikamalaya, Lembaga

Keuangan Bukan Bank dan Perusahaan lainnya.

3.2. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan

Komisaris dan Direksi

a. Hubungan Keuangan

1) Komisaris Utama PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya secara tidak

memiliki hubungan keuangan dengan Pemegang Saham Pengendali

Bank.

2) Anggota Dewan Komisaris PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya,

merupakan komisaris independen yang tidak memiliki hubungan

keuangan dengan Dewan Komisaris lainnya, Direksi, Pemegang

Saham Pengendali dan dari perusahaan pengendalinya adalah

Dewan Komisaris lainnya dan/atau Direksi Bank.

3) Seluruh anggota Direksi PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya tidak

memiliki hubungan keuangan dalam hal menerima penghasilan,

bantuan keuangan, atau pinjaman dari Pemegang Saham Pengendali

bank.

b. Hubungan Keluarga

Dewan Komisaris dan Direksi PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya tidak

memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua antara

sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham

Pengendali.

3.3. Paket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain bagi Dewan Komisaris

dan Direksi

Paket / kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan komisaris dan

Direksi meliputi remunerasi dalam bentuk non natura (gaji, penghasilan

tetap lainnya, antara lain tantiem dan bentuk remunerasi lainnya

Page 19: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

19 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

sedangkan fasilitas lain dalam bentuk natura (fasilitas tidak tetap lainnya

termasuk tunjangan untuk perumahan, transportasi, kesehatan dan

f

a

s

i

l

i

tas lainnya) terlihat pada tabel berikut ini :

JumlJumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket

Remunerasi dalam satu tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat

penghasilan sebagai berikut :

Jumlah Renumerasi per Orang dalam 1 tahun*) Jumlah Direksi

Jumlah Komisaris

Di atas Rp 2 Milyar - -

Di atas Rp 1 Milyar s.d 2 Milyar - -

Di atas Rp 500 juta s.d 1 Milyar - -

Rp 500 juta ke bawah 2 orang 2 orang

3.4. Share Option

Tidak terdapat opsi untuk membeli saham oleh anggota dewan Komisaris,

Direksi dan Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham

atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang

diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif

Bank dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan/atau Anggaran Dasar

Bank.

3.5. Rasio gaji Tertinggi dan Terendah

a. Rasio gaji Dewan Komisaris yang tertinggi dan terendah = 1,2 %

b. Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah = 1.2 %

c. Rasio gaji Pegawai yang tertinggi dan terendah = 2,36 %

Secara rinci adalah sebagai berikut :

No Jabatan Gaji (dalam rupiah) perbulan

Tertinggi Terendah

1 Komisaris 7.200 6.000

2 Direksi 12.000 10.000

3 Pegawai 5.415 2.289

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah diterima dalam 1 tahun

Dewan Komisaris Direksi

Orang Nominal Orang Nominal

Gaji dan Fasilitas tunjangan Rutin 2 202.637 2 426.180

Fasilitas Kendaraan 2 (dua) buah kendaraan)

(dalam ribuan rupiah)

(dalam ribuan rupiah)

Page 20: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

20 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

3.6. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris

a. Rapat Dewan Komisaris telah diatur dengan ketentuan internal Dewan

Komisaris dan pengaturan Rapat Dewan Komisaris juga dicantumkan

dalam SOP Tata Kelola tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja bagi

Dewan Komisaris dan Direksi.

b. Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam Risalah

Rapat dan telah didokumentasikan dengan baik.

c. Frekuensi rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris sebanyak 4

(empat) kali dalam tahun 2019.

3.7. Jumlah Penyimpangan Internal (internal fraud)

Ada penyimpangan/kecurangan Internal Bank yang dilakukan oleh para

pegawai Bank, baik yang berkaitan dengan simpanan dana masyarakat

atau penyalahgunaan kredit di PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya selama

tahun 2019, tetapi telah diselesaikan.

Internal Fraud Jumlahkasus yang dilakukanoleh

dalam 1 tahun Direksi DewanKomis

aris

PegawaiTet

ap

PegawaiTid

akTetap

2018 2019 2018 2019 2018 2019 2018 2019

Total Fraud - - - - - - - -

TelahDiselesaikan - - - - - - - 3

Dalam proses penyelesaian internal BPR

- - - - - - - -

Belumdiupayakanpenyelesaiannya

- - - - - - -

Telahditindaklanjutimelalui proses hukum

- - - - - - - -

3.8. Permasalahan Hukum

Permasalahan hukum secara perdata atau pidana yang dihadapi oleh PT.

BPR Siliwangi Tasikmalaya, selama tahun 2019 tidak ada, baik yang

berkaitan dengan penyalahgunaan kredit atau simpanan dana

masyarakat.

Page 21: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

21 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

3.9. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan

Tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan, bank

mampu menghindari transaksi yang mengandung potensi benturan

kepentingan.

3.10. Pemberian Dana untuk kepentingan Sosial dan Kegiatan Politik

Pemberian dana sumbangan untuk kepentingan sosial kepada masyarakat

di lingkungan Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis yang dilakukan

oleh PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya selama tahun 2019 sebesar Rp.20.783

ribu dan tidak terdapat pemberian dana untuk kepentingan politik yang

dilakukan oleh PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya.

Page 22: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

22 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

BAB IV

KESIMPULAN UMUM SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

Berdasarkan hasil Self Assessment pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Siliwangi

Tasikmalaya periode Desember 2019 memperoleh nilai Komposisi Tata Kelola

sebesar 2,07 dengan predikat Baik. Secara keseluruhan PT. BPR Siliwangi

Tasikmalaya telah menerapkan prinsip-prinsip tata kelola dengan baik

meskipun masih ada hal-hal yang harus diperbaiki, adapun penerapan tata

kelola yang telah diterapkan sebagai berikut berikut :

a. Nilai Komposisi Tata Kelola sebesar 2.07 dengan predikat Baik, adapun

rinciannya sebagai berikut :

No Faktor yang dinilai Peringkat Nilai

1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 1,77 0,35

2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 2,08 0,31

3 Penanganan Benturan Kepentingan 3,50 0,35

4 Penerapan Fungsi Kepatuhan 2,44 0,24

5 Penerapan Fungsi Audit Intern 2,50 0,25

6 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 2,00 0,05

7 Batas Maksimum Pemberian Kredit 2,85 0,21

8 Rencana Bisnis BPR 2,00 0,15

9 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan 1,95 0,15

Nilai Komposit 2,07

Peringkat Komposit Baik

b. Kekuatan Pelaksanaan Tata Kelola

• Dengan disusunnya SOP Tata kelola PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya, tata

kelola PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya akan berjalan baik sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

• Dengan adanya pedoman dan Tata Tertib Kerja bagi Dewan Komisaris

dan Direksi, dan Direksi dapat melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya secara efektif.

• Fungsi kepatuhan Bank, Fungsi Audit Intern, Fungsi Audit ekstern akan

berjalan sesuai dengan Ketentuan pelaksanaan Tata Kelola.

Page 23: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

23 | P a g e

PT. BPR SILIWANGI TASIKMALAYA

Terlampir disampaikan Hasil Self AssessmentPelaksanaan Tata KelolaPT. BPR

Siliwangi Tasikmalaya tahun buku 31 Desember 2019.

Demikian Laporan ini kami sampaikan, terima kasih atas perhatiannya.

Page 24: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas
Page 25: BAB I PENJELASAN UMUM - perbarindo.org · PENJELASAN UMUM 1.1. Latar Belakang Tata Kelola adalah tata kelola BPR yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas