Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu fase dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah Fase
Kesiapsiagaan. Fase ini ditandai dengan telah teridentifikasinya suatu bencana yang
mengancam suatu kawasan. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan
berdaya guna.1 Dalam manajemen penanggulangan bencana, fase ini membutuhkan suatu
perencanaan kontinjensi untuk menghadapi bencana yang akan datang. Perencanaan
kontinjensi bencana adalah suatu proses perencanaan ke depan, dalam keadaan yang tidak
menentu, dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan,
dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah, atau
menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis. Melalui perencanaan
kontinjensi, akibat dari ketidak-pastian dapat diminimalisir melalui pengembangan skenario
dan asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat.2
B. Gambaran Umum Wilayah
Secara geografis Kota Banda Aceh memiliki posisi
sangat strategis yang berhadapan dengan negara-negara di
Selatan Benua Asia dan merupakan pintu gerbang Republik
Indonesia di bagian Barat. Kondisi ini merupakan potensi yang
besar,ditinjau dari sudut ekonomi dan geografis, apalagi
didukung oleh adanya kebijakan pengembangan KAPET
(Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu) dan dibukanya
kembali Pelabuhan Bebas Sabang, serta era globalisasi.
Potensi tersebut secara tidak langsung akan menjadi peluang bagi Kota Banda
Aceh khususnya dan Provinsi Aceh secara umum untuk lebih membuka diri terhadap
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
2
pengaruh daerah sekitar maupun dunia luar atau lebih mengenalkan dan
menumbuhkan citra serta jati diri dalam ajang nasional maupun internasional.
Letak geografis Kota Banda Aceh berada antara 05º30′ – 05º35′ LU dan 95º30′ –
99º16′ BT, yang terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan dan 90 gampong dengan luas
wilayah keseluruhan ± 61,36 km² (lihat Tabel 1)
Tabel 1
Luas dan Persentase Wilayah Kecamatan
di Kota Banda Aceh
No. KECAMATAN LUAS
( Km² ) Persentase
1. Kec. Meuraxa 7,26 11,83
2. Kec. Baiturrahman 4,54 7,40
3. Kec. KutaAlam 10,05 16,38
4. Kec. Syiah Kuala 14,24 23,21
5. Kec. UleeKareng 6,15 10,02
6. Kec. Banda Raya 4,79 7,81
7. Kec. Kuta Raja 5,21 8,49
8. Kec. Lueng Bata 5,34 8,70
9. Kec. Jaya Baru 3,78 6,16
JUMLAH 61,36 100,00
Sumber :StatistikBanda Aceh 2015, BPS Kota Banda Aceh
Adapun batas-batas administrasi wilayah Kota Banda Aceh adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : berbatasan dengan Selat Malaka
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Darul Imarah dan
Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Peukan Bada,
Kabupaten Aceh Besar
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Barona Jaya dan
Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
3
Gambar 1
Peta Wilayah Administrasi Kecamatan di Kota Banda Aceh
1. Kondisi Topografi
Kondisi topografi (ketinggian) Kota Banda Aceh berkisar antara - 0,45 m sampai
dengan +1,00 m di atas permukaan laut (dpl), dengan rata-rata ketinggian 0,80 m dpl.
Bentuk permukaan lahannya (fisiografi) relatif datar dengan kemiringan (lereng) antara
2 – 8 persen.Bentuk permukaan ini menandakan bahwa tingkat erosi relatif rendah,
namun sangat rentan terhadap genangan khususnya pada saat terjadinya pasang dan
gelombang air laut terutama pada wilayah bagian utara atau pesisir pantai.
Kondisi topografi dan fisiografi lahan sangat berpengaruh terhadap sistem
drainase. Kondisi drainase di Kota Banda Aceh cukup bervariasi, yaitu : 1). Jarang
tergenang seperti pada wilayah timur dan selatan kota, 2). Kadang-kadang tergenang, 3).
Tergenang terus-menerus seperti pada kawasan rawa-rawa/genangan air asin, tambak dan
atau pada lahan dengan ketinggian di bawah permukaan laut baik pada saat pasang
maupun surut air laut.Lebih jelasnya gambaran kondisi topografi Kota Banda Aceh dapat
dilihat pada Gambar 2.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
4
Gambar 2
Peta Kemiringan Lereng di Kota Banda Aceh
Dalam lingkup makro, Kota Banda Aceh dan sekitarnya secara topografi
merupakan dataran banjir Krueng Aceh dan 70 persen wilayahnya berada pada
ketinggian kurang dari 5 meter dpl. Ke arah hulu dataran ini menyempit dan
bergelombang dengan ketinggian hingga 50 meter dpl. Dataran ini diapit oleh perbukitan
terjal di sebelah barat dan timur dengan ketinggian lebih dari 500 m, sehingga mirip
kerucut dengan mulut menghadap ke laut.
2. Kondisi Geomorfologi
Secara umum geomorfologi wilayah Kota Banda Aceh terletak di atas formasi
batuan vulkanis tertier (sekitar Gunung Seulawah dan Pulau Breueh), formasi batuan
sedimen, formasi endapan batu (di sepanjang Kr. Aceh), formasi batuan kapur (di bagian
timur), formasi batuan vulkanis tua terlipat (dibagian selatan), formasi batuan sedimen
terlipat dan formasi batuan dalam.
Geomorfologi daerah pesisir Kota Banda Aceh secara garis besar dibagi menjadi
pedataran yang terdapat di pesisir pantai utara dari Kecamatan Kuta Alam hingga
sebagian Kecamatan Kuta Raja, dan pesisir pantai yang terletak di wilayah barat atau
sebagian Kecamatan Meuraxa.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
5
Daerah pedataran di pesisir Kota Banda Aceh secara umum terbentuk dari
endapan sistem marin yang merupakan satuan unit yang berasal dari bahan endapan
(aluvial) marin yang terdiri dari pasir, lumpur dan kerikil. Kelompok ini dapat dijumpai
di dataran pantai yang memanjang sejajar dengan garis pantai dan berupa jalur-jalur
beting pasir resen dan subresen. Beting pasir resen berada paling dekat dengan laut dan
selalu mendapat tambahan baru yang berupa endapan pasir, sedangkan beting pasir
subresen dibentuk oleh bahan-bahan yang berupa endapan pasir tua, endapan sungai, dan
bahan-bahan aluvial/koluvial dari daerah sekitarnya
3. Kondisi Geologi
Secara geologis, Pulau Sumatera dilalui oleh patahan aktif yang memanjang dari
Banda Aceh di utara hingga Lampung di selatan, yang dikenal sebagai Sesar Semangko
(Semangko Fault). Oleh karenanya daerah yang terlintasi patahan ini rentan terhadap
gempa dan longsor.
Kota Banda Aceh terletak diantara dua patahan (sebelah timur – utara dan sebelah
barat – selatan kota). Berada pada pertemuan Plate Euroasia dan Australia berjarak ± 130
km dari garis pantai barat sehingga daerah ini rawan terhadap tsunami. Litologi Kota
Banda Aceh merupakan susunan batuan yang kompleks, terdiri dari batuan sedimen,
meta sedimen, batu gamping, batuan hasil letusan gunung api, endapan alluvium, dan
intrusi batuan beku, berumur holosen hingga Pra-Tersier, dan secara umum dibagi atas 4
(empat) kelompok, yaitu: Alluvium, Batuan Kuarter (sedimen dan volkanik), Batuan
Tersier (sedimen dan volkanik), serta Batuan metasedimen, malihan, dan terobosan Pra-
Tersier.
Pulau Sumatera dilalui oleh patahan aktif Sesar Semangko yang memanjang dari
Banda Aceh hingga Lampung. Patahan ini bergeser sekitar 11 cm/tahun dan merupakan
daerah rawan gempa dan longsor. Ruas-ruas patahan Semangko di Pulau Sumatera dan
juga kedudukannya terhadap Kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh diapit oleh dua patahan
di Barat dan Timur kota, yaitu patahan Darul Imarah dan Darussalam, dan kedua patahan
yang merupakan sesar aktif tersebut diperkirakan bertemu pada pegunungan di Tenggara
Kota. Sehingga Banda Aceh adalah suatu daratan hasil ambalasan sejak Pilosen,
membentuk suatu Graben, sehingga dataran Banda Aceh ini merupakan batuan sedimen
yang berpengaruh kuat apabila terjadi gempa di sekitarnya. Lebih jelasnya kondisi
geologi ini dapat dilihat pada Gambar 3
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
6
Gambar 3
Peta Kondisi Geologi Kota Banda Aceh
4. Kondisi Hidrologi
Terdapat 7 (tujuh) sungai yang melalui Kota Banda Aceh yang berfungsi sebagai
daerah aliran sungai dan sumber air baku, kegiatan perikanan, dan sebagainya. Wilayah
Kota Banda Aceh memiliki air tanah yang bersifat asin, payau dan tawar. Daerah dengan
air tanah asin terdapat pada bagian utara dan timur kota sampai ke tengah kota. Air payau
berada di bagian tengah kota membujur dari timur ke barat. Sedangkan wilayah yang
memiliki air tanah tawar berada di bagian selatan kota membentang dari Kecamatan
Baiturrahman sampai Kecamatan Jaya Baru, yang juga mencakup Kecamatan Lueng
Bata, Ulee Kareng, Banda Raya. Tabel 2.2 dan Gambar 2.4 menjelaskan nama-nama
sungai dan luas daerah alirannya.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
7
Tabel 2
Luas Daerah Aliran Sungai yang Melalui Kota Banda Aceh
No. Nama Sungai Luas DaerahAliran
(Km2)
1 Krueng Aceh 1.712,00
2 Krueng Daroy 14,10
3 Krueng Doy 13,17
4 Krueng Neng 6,55
5 Krueng Lhueng Paga 18,25
6 Krueng Tanjung 30,42
7 Krueng Titi Panjang 7,80
Sumber: URRP Banda Aceh City, JICA. 2005
Mengacu pada Peta Hidrogeologi Lembar 0421 Banda Aceh (Sumatera) Skala
1:250.000 yang disusun oleh Soetrisno S. Tahun 1993 diterbitkan oleh Direktorat
Geologi Tata Lingkungan (DGTL) Bandung
Gambar 4
Peta Hidrogeologi Kota Banda Aceh
(Sumber: DGTL)
Gambar 4, menunjukkan bahwa Kota Banda Aceh mempunyai kecenderungan tersusun
oleh akuifer air tanah berlapis banyak dengan keterusan rendah hingga sedang, muka air
tanah atau tinggi pisometri air tanah umumnya dekat muka tanah, debit sumur umumnya
kurang dari 5 liter/detik. Komposisi litologi dan kelulusannya terdiri dari kerikil, pasir,
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
8
sebagian setengah padu, serta lumpur. Kelulusan litologi-litologi itu bervariasi dari
sedang hingga tinggi. Arah aliran air tanah mempunyai kecenderungan tegak lurus ke
arah pantai. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengontrol sebagian besar wilayah Kota
Banda Aceh yaitu DAS Krueng Aceh.
Kondisi air tanah tersebut mengalami perubahan yang sangat mendasar akibat
bencana 26 Desember 2004. Kajian air tanah Kota Banda Aceh setelah bencana telah
dilakukan oleh BGR (Bundesanstalt für Geowissenschaften und Rohstoffe / Federal In-
stitute for Geosciences and Natural Resources, Hannover) yang menitik beratkan pada
kadar garam air tanah Kota Banda Aceh. Hasil penelitian BGR tersebut disajikan dalam
Gambar 5.
Gambar 5
Peta Resistivity Pada Kedalaman 5 Meter Dibawah Muka Tanah
(Sumber: BGR, 2006)
Penentuan salinity range (kisaran kadar garam air) didasarkan pada Specific
Electrical Conductivity (EC) dan Total Dissolved Solids (TDS) yang diturunkan dari
analisis kation dan anion pada sampel air. Secara umum, kadar garam kisaran EC and
TDS yang digunakan pada laporan BGR itu dapat dilihat pada Tabel 3
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
9
Tabel 3
Acuan Penentuan Kisaran Kadar Garam Air Berdasarkan EC dan TDS
KADAR GARAM
KISARAN EC [µS/CM] TDS [MG/L]
Air Tawar Up to 1500 Up to 1000
Air Payau > 1500 – 15,000 >1000 – 10,000
Air Asin > 15,000 > 10,000
Sumber : (BGR/Bundesanstalt für Geowissenschaften und Rohstoffe,2006)
Kondisi tatanan air tanah Kota Banda Aceh pasca bencana yang memperlihatkan
penyebaran air asin, air payau dan air tawar dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6.
Peta HidrologiKota Banda Aceh
Air asin dan air payau termasuk kategori air yang tidak layak untuk dikonsumsi,
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan PERMENKES REPUBLIK INDONESIA
N0. 492/MENKES/PER/IV/20102010tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dimana
salah satu parameternya yakni Klorida maksimum yang diperbolehkan 250 mg/l dan
Total Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solids) maksimum yang diperbolehkan adalah
500 mg/l.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
10
5. Kondisi Klimatologi
Data klimatologi untuk wilayah Kota Banda Aceh yang diperoleh dari Stasiun
Meteorologi Blang Bintang tahun 2014 menunjukkan bahwa suhu udara rata-rata bulanan
berkisar antara 25,5ºC hingga 27ºC, dengan tekanan antara 1009,7 milibar.
Curah hujan Kota Banda Aceh berkisar 188,7 mm, kelembaban udara 80,7
persen, dan jumlah hari hujan 11,8 hh. Data tekanan udara, suhu, kelembaban nisbi, curah
hujan dan jumlah hari hujan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut
Tabel 4
Rata-Rata Tekanan Udara, Suhu Udara, Kelembaban Nisbi, Curah Hujan
Dan Jumlah Hari Hujan Kota Banda Aceh Tahun 2007 – 2014
Tahun
Tekanan
Udara
Rata-Rata
(mb)
Suhu Udara
Rata-Rata
(C0)
Kelembaban
Nisbi Rata-Rata Curah Hujan
Jumlah
Hari
Hujan
2014 1010,2 27,1 78,3 188,7 11,8
2013 1009,7 27,0 80,7 135,3 12,6
2012 1009,5 27,2 78,0 91,5 10,0
2011 1009.4 26.9 79.2 105.6 13
2010 1009.5 27.3 81.4 - -
2009 1009.6 26.9 78.7 - -
2008 1010.9 26.8 84 - -
2007 1010.9 26.8 84 - -
Sumber :Statistik Banda Aceh 2014
C. Potensi Kejadian Bencana Banjir
Kondisi topografis Kota Banda Aceh yang bersifat dataran rendah memiliki
bentang yang sangat luas berpotensi rawan bencana gempa dan tsunami, banjir genangan,
gelombang pasang, angin puting beliung, kekeringan dan abrasi.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
11
Gambar 7
Peta Wilayah Rawan Bencana Banjir Kota Banda Aceh
Tabel 5
Bencana Hidrometeorologi
No
Jenis Ancaman
Bajir
genangan
Angin puting
beliung Abrasi erosi
Gelombang
pasang Kekeringan
Kecamatan
1
2
Lueng Bata
Bandar Raya
1. Syiah Kuala
2. Baiturahman
3. Kuta Alam
4. Jaya Baru
5. Banda Raya
6. Meuraxa
1. Meraxa
2. Kuta raja
3. Kuta Alam
4. Syiah kuala
1. Jaya baru
2. Meraxa
3. Kuta raja
4. Kuta Alam
5. Syiah kuala
6. Bandar Raya
Semua
kecamatan
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
12
D. Peraturan dan Kelembagaan Terkait Penanggulangan Bencana
Rencana Kontinjensi Bencana dibuat berdasarkan landasan hukum yang berlaku di
Indonesia. Masyarakat Provinsi Aceh khususnya Kota Banda Aceh mempunyai kearifan lokal
yang berlandaskan ajaran agama Islam, seperti Lembaga adat Tuha Peut, Panglima Laot dan
lembaga adat lainnya yang merupakan ujung tombak dalam kegiatan tanggap darurat jika
terjadi bencana.
1. Peraturan Terkait Penanggulangan Bencana
Landasan-landasan hukum tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom
Provinsi Atjeh dan Perubahan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan lembaran Negara
Nomor 1103);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lemabaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
13
7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan lembaran Negara
Nomor 4633);
8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);
11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2015 ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700)
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang koordinasi Kegiatan Instansi
Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor
10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3733);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4663);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
14
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 43, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4830);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
21. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana;
22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur
Penyusunan Produk Hukum Daerah;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
15
26. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor 9 Tahun 1995 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran
Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh Tahun 1996 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 149);
27. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (Lembaran Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh Tahun 2007
Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 05);
28. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Penanggulangan Bencana
(Tambahan Lembaran Aceh Tahun 2011 Nomor 31)
29. Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pembentukan Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Badan penanggulangan Bencana Aceh (Tambahan Lembaran
Daerah Aceh Nomor 32)
30. Qanun Kota Banda Aceh Nomor 03 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Badan penanggulangan Bencana Banda Aceh
31. Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 37 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kota Banda Aceh Tahun 2012-2017.
32. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 43 Tahun 2010 tentang Sistem Peringatan Dini
Bencana Tsunami dan Penanganan Darurat Bencana Aceh.
33. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 51 Tahun 2011 tentang Rencana
Penanggulangan Bencana Aceh Tahun 2012-2017.
2. Kelembagaan dan Keterlibatan
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, lembaga utama yang khusus menangani penanggulangan bencana di tingkat
Kabupaten/kota adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). BPBD
merupakan Satuan Perangkat Kerja yang dibentuk berdasarkan Qanun No.03 Tahun 2011
yang dipimpin oleh seorang pejabat Eselon 2a (dalam hal ini Sekretaris Daerah selaku
Kepala BPBD secara ex-officio). SKPD ini bertugas untuk merumuskan dan menetapkan
kebijakan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana,
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
16
penangganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara, serta
melakukan pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, dan menyeluruh.
Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana BPBD Kota Banda Aceh tidak
bekerja sendiri tetapi bekerja sama dengan SKPD lainnya, Lembaga dan instansi terkait.
Selain badan penanggulangan bencana pemerintah, di tingkat Kabupaten/kota juga telah
dibentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana Kota Banda Aceh (Forum PRB – Kota
Banda Aceh), yakni sebuah forum independen untuk mendorong serta memfasilitasi
kerjasama antar pihak dalam upaya pengurangan risiko bencana di Kota Banda Aceh .
Forum PRB – Kota Banda Aceh telah melaksanakan kongres pada tanggal Maret 2013
dan dikukuhkan berdasarkan Surat keputusan Walikota Banda Aceh Nomor 467 Tahun
2015 di Banda Aceh, Forum PRB berupaya mewadahi semua kepentingan terkait
kebencanaan serta membantu menyelaraskan berbagai kebijakan, program dan kegiatan
PRB di tingkat Kota Banda Aceh , agar dapat mendukung tercapainya tujuan-tujuan PRB
Kota Banda Aceh dan terwujudnya ketahanan dan ketangguhan daerah terhadap bencana,
selaras dengan tujuan-tujuan Kerangka Aksi Hyogo dan Sendai Frame Work.
Selain Forum PRB Kota Banda Aceh, ada juga forum PRB sektoral yang dibentuk
oleh para pihak berkepentingan menurut sektor atau isu-isu tertentu, seperti Forum FKBKM
(Forum Komunikasi Masyarakat Berkebutuhan Khusus), Forum Jurnalis Bencana, Lembaga
Aceh Vision, Khadam Nanggroe, Himpunan Mahasiswa Magister Ilmu Kebencanaan
(Hibeuna) Unsyiah, Pemuda Relawan Tanggap Bencana dibentuk oleh Dispora Aceh,
Tagana, RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia)
Secara garis besar, peran dan fungsi BPBD dan SKPD lainnya serta Pemerintah
di tingkat provinsi serta Instansi vertikal yang ada di Kota Banda Aceh dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana khususnya persiapan masa operasi tanggap
darurat bencana adalah sebagai berikut:
1. Badan Penanggulangan Bencana mengkoordinir, melaksanakan sekaligus
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan seluruh upaya penanggulangan bencana
di Kota Banda Aceh.
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mendukung perencanaan program-
program pembangunan kapasitas kesiapsiagaan daerah.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
17
3. Bagian Hukum dan Humas Setda Kota Banda Aceh mendorong peningkatan dan
penyelarasan perangkat-perangkat hukum terkait kebencanaan yang dibutuhkan
untuk membangun kapasitas kesiapsiagaan bencana.
4. Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kota Banda Aceh melakukan
penyiapan anggaran biaya kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana
pada masa pra, saat dan pasca bencana.
5. Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian merencanakan dan mengendalikan
upaya mitigasi serta pembangunan kesiapsiagaan di bidang ketahanan pangan dan
abrasi pantai serta banjir akibat pasang naik laut.
6. Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota merencanakan dan mengendalikan
lingkungan khususnya Ruang Terbuka Hijau dan Taman Kota.
7. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi merencanakan dan melaksanakan
dukungan kebutuhan transportasi, Komunikasi dan informasi.
8. Dinas Pekerjaan Umum merencanakan tata ruang daerah yang peka terhadap
risiko bencana, penyiapan lokasi dan jalur evakuasi dan kebutuhan pemulihan
sarana dan prasarana publik serta merencanakan dan mengendalikan pengadaan
fasilitas dan sarana komunikasi darurat untuk mendukung tanggap darurat
bencana dan pemulihan pasca bencana serta mengkoordinasikan pengadaan
perumahan untuk warga-warga yang menjadi korban bencana.
9. Dinas Kesehatan merencanakan pelayanan kesehatan dan medik termasuk obat-
obatan dan tenaga medis/paramedis.
10. Dinas Pendidikan merencanakan dan mengendalikan penyelenggaraan
pendidikan darurat untuk daerah-daerah terkena bencana dan pemulihan sarana-
prasarana pendidikan, serta mengkoordinasikan pendidikan sadar bencana.
11. Dinas Sosial merencanakan kebutuhan pangan, sandang, dan kebutuhan dasar
lainnya untuk para pengungsi.
12. Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UKM menyelenggarakan
program-program usaha kecil dan kegiatan ekonomi produktif bagi warga
masyarakat miskin di daerah-daerah pasca bencana untuk mempercepat
pemulihan.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
18
13. RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh melayani penanganan korban bencana yang
tidak dapat ditangani di Posko Kesehatan Tanggap Darurat.
14. Kantor Lingkungan Hidup merencanakan dan mengendalikan upaya yang bersifat
preventif, advokasi dan deteksi dini dalam pencegahan bencana terkait
lingkungan hidup.
15. Satuan Polisi dan Pamong Praja Kota Banda Aceh membantu kepolisian dalam
mengamankan fasilitas masyarakat yang meninggalkan lokasi akibat bencana.
16. Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memberi motivasi
kepada perempuan dan anak korban bencana yang mengalami trauma.
17. Kecamatan membantu dalam hal pendataan pengungsi di dalam wilayahnya
masing-masing yang mengalami bencana.
18. Tentara Nasional Indonesia; Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara
membantu dalam kegiatan pencarian dan penyelamatan (SAR) serta melakukan
koordinasi dengan pemerintah daerah yang terkait dalam upaya tanggap darurat
bencana.
19. Kepolisian Aceh membantu dalam kegiatan SAR dan pengamanan saat darurat
termasuk mengamankan lokasi yang ditinggalkan karena penghuninya
mengungsi.
20. Badan Search and Rescue (SAR) melaksanakan dan mengkoordinasikan dalam
kegiatan pencarian dan penyelamatan korban.
21. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika membantu dalam bidang pemantauan
potensi bencana yang terkait dengan meteorologi, klimatologi dan geofisika.
22. Radio Republik Indonesia dan TVRI menyiarkan segala informasi dari media center
Posko Tanggap Darurat.
23. Organisasi non pemerintah mendukung upaya pembangunan kesiapsiagaan serta
relawan yang dapat diperbantukan saat operasi tanggap darurat bencana. Organisasi
ini seperti Forum PRB,Palang Merah Indonesia (PMI), Radio Antar Penduduk
Indonesia (RAPI), ORARI,Tagana, Pramuka, Kadin, IOF, BUMN, BUMD, Radio
siaran, dan sebagainya.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
19
BAB II
PENILAIAN BAHAYA, PENENTUAN KEJADIAN, DAN
PENGEMBANGAN SKENARIO KEJADIAN BENCANA
A. Penilaian Bahaya
Berdasarkan dari kondisi geografis, geomorfologi serta geologinya dan
berdasarkan data sejarah kebencanaan yang pernah terjadi, Kota Banda Aceh memiliki
beberapa potensi bencana. Data sejarah bencana yang pernah terjadi dari tahun 2000 s/d
2015 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6
Data-data Kejadian Ancaman di Kota Banda Aceh
No
Tahun BencanaAlam
Frekuensi
Korban JumlahTerdampak
Meninggal
Luka-luka Jiwa
Keluarga (KK)
1 2015 Kebakaran gedung dan pemukiman
7 5 0 255 25
2 2014 Banjir 1 0 0 45 11
3 2014 Kebakaran gedung dan pemukiman
5 0 0 40 6
4 2013 Kebakaran gedung dan pemukiman
2 0 0 20 5
5 2012 Gempabumi 1 0 0 25 0
6 2012 Cuaca ekstrim 11 0 0 52 14
7 2012 Kebakaran gedung dan pemukiman
1 0 0 7 1
8 2011 Cuaca ekstrim 5 0 0 0 1
9 2011 Kebakaran gedung dan pemukiman
2 0 0 260 3
10 2010 Banjir 1 0 0 32 0
11 2010 Cuaca ekstrim 3 0 0 0 6
12 2010 Kebakarangedungdanpemukiman
1 0 0 1000 200
13 2009 Banjir 1 0 0 47 0
14 2009 Cuaca ekstrim 1 0 0 0 0
15 2009 Kebakaran gedung dan pemukiman
1 0 0 28 4
16 2007 Cuaca ekstrim 3 0 0 10 35
17 2006 Cuaca ekstrim 2 0 0 12 4
18 2005 Cuaca ekstrim 1 0 0 5 1
19 2005 Banjir 1 0 0 120 0
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
20
20 2005 Kebakaran gedung dan pemukiman 1 0 0 7 1
21 2004 Tsunami 1 77804 0 145642
44689
22 2004 Gempa bumi 1 0 0 542 0
23 2000 Banjir 1 0 0 754 0
24 2000 Kebakaran gedung dan pemukiman
1 0 0 2000 500
Sumber data: BPS Kota Banda Aceh
Dari tabel di atas, dapat kita interprestasikan kejadian-kejadian bencana di Kota Banda
Aceh sebagai berikut:
1 Banjir telah terjadi di Kota Banda Aceh sebanyak5 kali.
2 Cuaca ekstrim telah terjadi sebanyak 7 kali dengan jumlah terdampak 52 jiwa.
3 Gempa bumi dengan goncangan besar terjadisebanyak 2 kali.
4 Tsunami telah terjadi sekali dengan jumlah korban jiwa sebanyak 77.804 dan jiwa
terdampak sebanyak 145.642 jiwa.
5 Kebakaran gedung dan pemukiman telah terjadi sebanyak 9 kali.
Berdasarkan data-data di atas, dapat kita ambil nilai persentase kejadian bencana
yang terjadi dalam kurun waktu tahun 2000 s/d 2015 berdasarkan jumlah kejadian dan
jumlah jiwa terdampak seperti ditampilkan pada Gambar 8 dan Gambar 9 berikut ini.
Gambar 8
Persentase Jumlah Kejadian
44.23
9.62
3.851.92
40.38
Persentase jumlah Kejadian
Cuaca Ekstrim
Banjir
Gempa Bumi
Tsunami
Kebakaran Gedung danPemukiman
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
21
Gambar 9
Persentase Jumlah terdampak
Dari gambar-gambar tersebut dapat kita lihat bencana cuaca ekstrim merupakan
ancaman yang paling sering terjadi dengan nilai persentase sebesar 44,23% yang diikuti
oleh kebakaran gedung dan pemukiman dengan nilai 40,38%, banjir sebesar 9,62%,
gempa bumi sebesar 3,85 % dan tsunami sebesar 1,92%. Sedangkan persentase
berdasarkan jumlah jiwa terdampak, tsunami walaupun dengan persentase kejadian yang
terkecil merupakan bencana dengan nilai persentase terbesar sebanyak 96,51% dengan
jumlah korban jiwa sebanyak 77804, diikuti oleh kebakaran gedung dan pemukiman
sebesar 2,40%, banjir sebesar 0,66%, diikuti oleh gempa bumi sebesar 0,38% dan cuaca
ekstrim sebesar 0,05%.
Penilaian risiko dilakukan dengan penilaian ancaman dan probabilitas yaitu
kemungkinan terjadinya bencana dan dampak kerugian atau kerusakan ditimbulkan
dengan asumsi skoring sebagai berikut:
1. Skala probalitas
a. Angka 4: Kemungkinan terjadi waktu saat ini s/d 6 bulan kedepan.
b. Angka 3: Kemungkinan terjadi waktu 6 bulan s/d 1 tahun kedepan
c. Angka 2: Kemungkinan terjadi waktu 1 tahun s/d 5 tahun kedepan
d. Angka 1: Kemungkinanterjadi waktu diatas 5 tahun kedepan.
0.05 0.66
0.38
96.51
2.40
Persentase jumlah Jiwa Terdampak
Cuaca Ekstrim
Banjir
Gempa Bumi
Tsunami
Kebakaran Gedung danPemukiman
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
22
2. Dampak kejadian yang ditimbulkan:
a. Angka 4: Sangat Parah (80%-99% wilayah hancur)
b. Angka 3: Parah (50%-80% wilayah rusak berat)
c. Angka 2: Sedang (30%–50%, wilayah rusak sedang )
d. Angka 1: Ringan (10%-30%, wilayah rusak ringan)
Berdasarkan penilaian tingkat risiko, Kota Banda Aceh memiliki 4 (empat) jenis
ancaman utama, yaitu; gempa bumi, tsunami, banjir, dan angin topan.
Tabel 7
Penilaian Risiko Kota Banda Aceh
No. Jenis Ancaman P D
1. Gempabumi 3 2
2. Tsunami 1 4
3. Banjir 3 3
4. AnginTopan 3 1
P = Probability, D=Dampak
B. Penentuan Kejadian
Dari Penilaian risiko di atas kemudian dimasukkan kedalam matrik tingkat
bahaya untuk menentukan kejadian sebagaimana tertera dalam table berikut ini:
Tabel 8
Matriks Skala Tingkat Bahaya Kota Banda Aceh
4
3 AnginTopan GempaBumi Banjir
2
1
Tsunami
1 2 3
4
Dari hasil matrik tersebut, banjir menjadi prioritas utama untuk segera dibuatkan
rencana kontinjensinya.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
23
C. Pengembangan Skenario Kejadian Bencana
Curah hujan tahunan di wilayah Kota Banda Aceh berkisar antara bulan
September sampai dengan Januari berkisar antara 50 – 150 mm, dengan jumlah hari rata
– rata 15-73 mm/bulan hujan per tahun adalah sebanyak 875 mm/tahun . Musim curah
hujan yang tinggi 100 s/d 467 mm di daerah kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh
dan Aceh besar sehingga mengakibatkan terjadinya bencana alam Banjir di Kota Banda
Aceh.
Berdasarkan analisis risiko bencana di wilayah Kota Banda Aceh dalam jangka
pendek memiliki ancaman banjir. Ancaman banjir diperkirakan terjadi saat musim hujan
yang berdasarkan prakiraan BMKG akan mengalami puncaknya pada bulan November.
Skenario yang dikembangkan dalam Rencana Kontinjensi ini adalah kejadian banjir
tahun 2014/2015. Asumsi skenario ini dikembangkan berdasarkan data banjir tahun 2014
dengan penambahan 10 %. Berdasarkan kondisi tersebut diperkirakan akan
mengakibatkan terjadinya Banjir yang akan melanda beberapa desa di 4 (empat)
kecamatan tersebut, yaitu :
Tabel 9
Gampong yang mengalami bencana tahun 2014
NO GAMPONG KECAMATAN JUMLAH KEPALA
KELUARGA JUMLAH JIWA
1 Gampong Blang Cut Lueng Bata 45 KK 180 jiwa
2 Gampong Sukadamai Lueng Bata 50 KK 200 jiwa
3 Gampong Cot Mesjid Lueng Bata 10 KK 40 jiwa
4 Gampong Kopelma Darussalam
Syiah Kuala 40 KK 173 jiwa
5 Gampong Lamgugop Syiah Kuala 15 KK 57 jiwa
6 Gampong Peuniti Baiturrahman 255 KK 1275 jiwa
7 Gampong Ateuk Pahlawan (Dusun Labui)
Baiturrahman 299 KK 960 jiwa
8 Gampong Neusu Aceh Baiturrahman 50 KK 250 jiwa
9 Gampong Neusu Jaya Baiturrahman 76 KK 380 jiwa
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
24
10 Gampong Batoh Lueng Bata 119 KK 469 jiwa
11 Gampong Ateuk Jawo Baiturrahman 38 KK 253 jiwa
12 Gampong Peunayong Kuta Alam 11 KK 44 jiwa
13 Gampong Ie masen Kayee Adang (Dusun Ujung Tanjung)
Syiah Kuala 3 KK 11 jiwa
JUMLAH 1.011KK 4.292 jiwa
Tabel 10
Data curah hujan dari tahun 2013 – Juni 2016
Row labels 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Baiturrahman
2013 0 0 0 0 0 0 91.9 38.1 226.9 115 83.2 397.8
2014 82 43 9 2 122 312 38 81 45 38 197 287
2015 190.2 9.5 58 70.9 25.5 22.2 34.5 63.5 122.3 78.7 176.2 23.5
2016 230.5 165.6 44.5 0 166 28 0 0 0 0 0 0
Rata2 167.6 72.7 37.2 24.3 104.5 120.7 41.1 45.7 98.6 57.9 114.1 177.1
Kuta Alam
2013 0 0 0 0 0 0 82.3 34 245 128 302 420
2014 175 96 13 20 106 158 172 148 134 381 467 413
2015 92 13 46 114 49 20 312 82 122 100 140 72
2016 113 141 0 0 176 0 0 0 0 0 0 0
Rata2 126.67 83.33 19.67 44.67 110.33 59.33 141.58 66.00 125.25 152.25 227.25 226.25
Lueng Bata
2013 286 241 53 170 95 206 94 62 208 77 100.5 154.5
2014 130 70 11 51 102 127 51 103 159 340 529 365
2015 76 28.5 88.5 159.5 66.5 42 155.5 102.5 86.5 118 126.5 115
2016 168 158 51 34 146 45 0 0 0 0 0 0
Rata2 165.0 124.4 50.9 103.6 102.4 105.0 75.1 66.9 113.4 133.8 189.0 158.6
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
25
Tabel 11
Data curah hujan Kota Banda Aceh, Bulan November 2014
Kode Kecamatan Koordinat Tanggal 1 2 3
11710701a Banda Raya 5.53 95 2014 Nov 138 12 70
11710801a Jaya Baru 5.54 95.3 2014 Nov 120 95 53
11710101a Baiturrahman 5.55 95.32 2014 Nov 25 36 38.5
11710201a Kuta Alam 5.56 95.33 2014 Nov 145 5 91
11710601a Kuta Radja 5.57 95 2014 Nov 115 26 71
11710501a Lueng Bata 5.54 95 2014 Nov 75 35 120
11710301a Meuraxa 5.55 95 2014 Nov 86 31 58
11710901a Ulee Kareng 5.54 95.35 2014 Nov 96 15 -
Berdasarkan hal tersebut maka, masa tanggap darurat bencana ditetapkan 14 hari.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
26
BAB III
PENGEMBANGAN SKENARIO
DAMPAK BENCANA
Pengembangan skenario menguraikan tentang dampak bencana yang
diperkirakan akan terjadi terhadap aspek-aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat,
dengan mempertimbangkan kerentanan dan kapasitas lokal masyarakat yang terkena
dampak bencana. Pengembangan skenario dampak dapat berasal dari data peta risiko atau
dikembangkan dari peta bahaya yang dioverlay dengan data aspek-aspek terdampak
bencana. Dalam pengembangan skenario dampak, setidaknya ada lima aspek yang harus
dipertimbangkan yaitu:
A. Aspek Kependudukan
Asumsi dampak pada aspek kependudukan dapat berupa kematian, luka-luka,
hilang, dan pindah. Data aspek dampak kependudukan sebagaimana pada Tabel berikut:
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
27
TABEL 12 DAMPAK KEPENDUDUKAN PER WILAYAH KECAMATAN
No. Kecamatan
Jumlah
Penduduk
Laki-laki
Perempuan Bumil
Busur
Bayi
Balita
10-14 Th
15-19 Th
Lansia
Cacat
WUS Non WUS
% jml % jml % jml % jml % jml % jml % Jml % jml % jml % jml % jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
I Lueng Bata
1 Gampong Batoh
Dusun Batoh Jaya 385 40 154 40 92 60 139 10 9 8 7 10 9 15 14 25 96 20 77 28 108 2 8
2 Gampong Blang Cut 180 40 72 40 43 60 65 10 4 8 3 10 4 15 6 25 45 20 36 28 50 2 4
3 Gampiong Sukadamai 200 40 80 40 48 60 72 10 5 8 4 10 5 15 7 25 50 20 40 28 56 2 4
4 Gampong Cot Mesjid 40 40 16 40 10 60 14 10 1 8 1 10 1 15 1 25 10 20 8 28 11 2 1
II Syiah Kuala
1 Gampong Kopelma Darussalam 173 40 69 40 42 60 62 10 4 8 3 10 4 15 6 25 43 20 35 28 48 2 3
2 Gampong Lamgugop 57 40 23 40 14 60 20 10 1 8 1 10 1 15 2 25 14 20 11 28 16 2 1
3 Gampong Ie Masen Kayee Adang 11 40 4 40 3 60 4 10 0 8 0 1 0 15 0 25 3 20 2 28 3 2 0
III Baiturrahman
1 Peuniti 7,796 40 3118 40 1871 60 2806 10 187 8 150 10 187 15 281 25 1949 20 1559 28 2183 2 156
2 Ateuk Pahlawan 5,746 40 2299 40 1379 60% 2069 10 138 8 110 10 138 15 207 25 1437 20 1149 28 1609 2 115
3 Neusu Aceh 4,250 40 1700 40 1020 60 1530 10 102 8 82 10 102 1 153 25 1063 20 850 28 1190 2 85
4 Neusu Jaya 2,586 40 1034 40 621 60 931 10 62 8 50 10 62 1% 93 25 647 20 517 28 724 2 52
5 Ateuk Jawo 2,606
40 1042 40 625 60 938 10 63 8 50 10 63 15 94 25 651 20 521 28 730 2 52
IV Kuta Alam
1 Peunayong 3.260
40 1304 40 782 60 1174 10 78 8 63 10% 78 15% 117 25% 815 20% 652 28% 913 2% 65
TOTAL 27.291 10.916 6550 9824 655 524 655 982 6823 5458 7641 546
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
28
TABEL 13 JUMLAH PENGUNGSI DI WILAYAH TERDAMPAK
No
KECAMATAN DAN DESA Jumlah
Jiwa
Jiwa Terancam Meninggal Hilang Pindah Pengungsi
Keadaan Pengungsi
Jumlah
Jiwa
(+10%)
Luka Ringan Luka Sedang Luka Berat Non-Rawatan
% Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
I Lueng Bata
1 Gampong Batoh
Dusun Batoh Jaya 385 423 15
63 0 0 0 0 8 34 92 389 1 4 5 21 0 0 0 0
2 Gampong Blang Cut 180 198 15
30 0 0 0 0 16 92 182 1 2 5 10 0 0 0 0
3 Gampiong Sukadamai 200 220 15
33 0 0 0 0 8 18 92 202 1 2 5 11 0 0 0 0
4 Gampong Cot Mesjid 40 44 15
7 0 0 0 0 8 4 92 40 1 0 2 0 0 0 0
II Syiah Kuala
1 Gampong Kopelma Darussalam 173 190 15
29 0 0 0 0 8 15 92 175 1 2 5 10 0 0 0 0
2 Gampong Lamgugop 57 63 15
9 0 0 0 0 8 5 92 58 1 1 5 3 0 0 0 0
3 Gampong Ie Masen Kayee Adang 11 12 15
2 0 0 0 0 8 1 92 11 1 0 5 1 0 0 0 0
III Baiturrahman
1 Peuniti 7,796
8575 15
1286 0 0 0 0 8 686 92 7889 1 86 5 429 0 0 0 0
2 Ateuk Pahlawan 5,746
6321 15
948 0 0 0 0 8 506 92 5815 1 63 5 316 0 0 0
3 Neusu Aceh 4,250
4675 15
701 0 0 0 0 8 374 92 4301 1 47 5 234 0 0 0 0
4 Neusu Jaya 2,586
2845 15
427 0 0 0 0 8 228 92 2617 1 28 5 142 0 0 0 0
5 Ateuk Jawo 2,606
2866 15
430 0 0 0 0 8 229 92 2637 1 29 5 143 0 0 0 0
IV Kuta Alam
1 Peunayong 3,260
3586 15
538 0 0 0 0 8 287 92 3299 1 36 5 179 0 0 0 0
TOTAL 30018 4503 0 0 2401 27616 300 1500 0 0 0
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
29
Dari asumsi dampak terhadap kependudukan, sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk di 13 desa = 30.018 jiwa
2. Jumlah penduduk yang terancam = 4.503 jiwa
3. Jumlah penduduk asumsi meninggal = - jiwa
4. Asumsi Penduduk yang hilang = - jiwa
5. Pddk yang pindah/tidak di tmp pengungsian) = 2.401 jiwa
6. Jumlah pengungsi = 27.616 jiwa
7. Asumsi luka ringan = 300 jiwa
8. Asumsi luka sedang = 1.500 jiwa
9. Asumsi luka berat = - jiwa
10. Jumlah pengungsi non rawatan = - jiwa
B. Aspek Sarana dan Prasarana
Bencana Banjir di 13 wilayah desa pada 4 kecamatan di Kota Banda Aceh dalam
waktu yang bersamaan. Dampak kerusakan yang terjadi cukup masif dan merusak sarana
dan prasarana sosial dan umum. Antara lain:
Tabel 14
Kerusakan infrastruktur
No Jenis Tingkat Kerusakan Bangunan
Lama Gangguan
Fungsi Layanan
(Hari)
Ringan Berat
1. Listrik v 3 hari
2. Air v 2 minggu
3. Prasarana transportasi
(jalan, jembatan,) v
3 hari (sesuai
kondisi)
4. Komunikasi - -
5. Rumah sakit Meuraxa - - -
6. Puskesmas Batoh - - -
7. Sekolah Dasar 63 V - 3 hari (diliburkan)
8. Kantor pemerintahan - - -
9 Rumah penduduk v - 3-7 hari (77 rumah
(100 KK)
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
30
C. Aspek Sosial Ekonomi
Asumsi dampak sosial berupa trauma di masyarakat dapat dilihat dari terhentinya
proses belajar mengajar kegiatan keagamaan serta aspek sosial lainnya. Sedangkan asumsi
dampak pada aspek ekonomi meliputi terganggunya perekonomian/perdagangan
masyarakat seperti kerusakan pasar tradisional, kekurangan pasokan kebutuhan dasar,
kematian ternak, dan sebaliknya. Pengembangan asumsi dampak sosial ekonomi tidak
hanya dapat disajikan dalam bentuk kuantitatif (jumlah), tetapi dapat pula disajikan dalam
bentuk kualitatif berupa diskrispsi dampak kejadian bencana yang merusak sendi
kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Asumsi dampak pada aspek sosial ekonomi dapat
dilihat pada tabel III.6 dan Tabel III.7 berikut:
Tabel 15
Dampak Pada Aspek Ekonomi Bencana Banjir
No
Jenis
Tingkat Kerusakan
Lama GangguanFungsi
(Hari) Berat Ringan
1 UKM (industry tahu,
kios, air isi ulang) V - 7-14 hari
2 Kandang peternakan V - 14-21 hari
3 Hasil pertanian - -
4 Ternak V - 30 hari
D. Aspek Lingkungan
Asumsi dampak pada aspek lingkungan dapat berupa pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup seperti pencemaran sumber air, penduduk, penularan penyakit dll.
Asumsi dampak pada aspek lingkungan dapat dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut:
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
31
Tabel 16
Asumsi Dampak Pada Aspek Lingkungan Bencana Banjir
Kota Banda Aceh
No Jenis Tingkat Kerusakan
Keterangan
Berat Ringan
1
Pencemaran
(air, udara, tanah, keanekaragaman
hayati)
V - 30 hari
2 Kerusakan hutan/lahan - - -
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
32
BAB IV
PENETAPAN TUJUAN DAN STRATEGI
TANGGAP DARURAT
Perencanaan kontinjensi bencana pada dasarnya adalah menghitung, mempersiapkan dan
memobilisasi pemenuhan kebutuhan operasi tanggap darurat dengan mengembangkan pola
kemitraan dan transparansi untuk tetap menjaga standar kualitas. Untuk menjamin ketercapaian
suatu perencanaan, dibutuhkan informasi yang akurat berdasarkan survey dan pembelajaran
terhadap kejadian yang pernah menimpa pada masa lalu.
Pelaksanaan penangggulangan bencana di Kota Banda Aceh dilaksanakan secara
terpadu antar unit kerja atau SKPD beserta masyarakat dan lembaga usaha. Kebijakan dan
kesepakatan serta komitmen bersama merupakan perwujudan dan pelaksanaan
penanggulangan bencana di Pemerintahan Kota Banda Aceh. Oleh karena itu, perlu disusun
bentuk kebijakan dan strategi penanggulangan bencana di Pemerintahan Kota Banda Aceh.
Adapun bentuk kebijakan dan strategi penaggulangan bencana banjir Kota Banda Aceh adalah
sebagai berikut :
A. Tujuan Tanggap Darurat
Adapun tujuan Kontinjensi Bencana Banjir adalah:
1. Untuk melaksanakan Operasi Tanggap Darurat bencana berdasarkan data yang
valid dan selalu diperbarui
2. Untuk melakukan Operasi Tanggap Darurat bencana berdasarkan prosedur dan
memenuhi standar pelayanan yang telah ditentukan.
3. Untuk mengoptimalkan kapasitas masyarakat terpapar dalam melaksanakan
evakuasi dan Operasi Tanggap Darurat bencana
B. Strategi Tanggap Darurat
Berdasarkan kebijakan yang telah disusun, maka strategi kebijakan tersebut dapat
disusun.
Tujuan 1 : Untuk melaksanakan Operasi Tanggap Darurat bencana berdasarkan data yang
valid dan selalu diperbarui
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
33
Strategi yang dikembangkan untuk kebijakan ini adalah :
1. Memutuskan status darurat bencana diambil berdasarkan data yang valid yang
disesuaikan denga kemampuan anggaran.
2. Mengumpulkan data rinci dan memiliki tingkat validasi yang tinggi untuk
menghimpun sumber daya pemerintah dan organisasi non pemerintah serta dunia
usaha untuk operasi tanggap darurat bencana.
3. Menyediakan alternatif-alternatif sarana komunikasi darurat bencana dalam
menyediakan data lapangan yang akurat.
Tujuan 2 : Untuk melakukan Operasi Tanggap Darurat bencana berdasarkan prosedur dan
memenuhi standar pelayanan yang telah ditentukan.
Strategi yang dikembangkan untuk kebijakan ini adalah :
1. Menerapkan mekanisme koordinasi yang menjamin terselenggaranya operasi
tanggap darurat sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan.
2. Menerapkan mekanisme pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat
terpapar bencana sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan.
3. Menerapkan mekanisme alternatif distribusi kebutuhan Operasi Tanggap Darurat
dengan menggunakan sarana transportasi darat, air, udara, manusia dan hewan.
4. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana darurat untuk operasi tanggap darurat
bencana baik di posko maupun lokasi pengungsian.
5. Melaksanakan proses belajar mengajar di daerah evakuasi saat terjadi bencana.
6. Optimalisasi kapasitas SDM pelaku operasi tanggap darurat bencana.
Tujuan 3: Untuk mengoptimalkan kapasitas masyarakat terpapar dalam melaksanakan
evakuasi dan Operasi Tanggap Darurat bencana
Strategi yang dikembangkan untuk kebijakan ini adalah :
1. Melaksanakan pembaruan data korban dengan memanfaatkan informasi
masyarakat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
34
2. Pemenuhan anggaran dan kebutuhan operasi tanggap darurat dengan
mengoptimalkan kemitraan antara pemerintah, dunia usaha, institusi non
pemerintah dan masyarakat.
3. Mendorong penyusunan rencana evakuasi tingkat keluarga yang mampu
mengantisipasi kejadian banjir pada malam hari dan kemungkinan pelaksanaan
evakusi korban ketempat pelayanan kesehatan alternatif.
4. Mendorong masyarakat untuk mempersiapkan cadangan logistik keluarga sesuai
dengan standar pelayanan minimum, sebelum bencana terjadi untuk pemenuhan
kebutuhan pada saat evakuasi dan masa tanggap darurat bencana.
5. Memanfaatkan kapasitas masyarakat di luar lokasi bencana untuk mendukung
operasi dapur umum terpusat.
6. Memanfaatkan kapasitas masyarakat dalam mengidentifikasi mana kasus medis
dan kesehatan yang memerlukan pertolongan lebih awal dan mana kasus yang
dapat ditunda (triage).
7. Pemberdayaan jalur komunikasi yang dimiliki oleh masyarakat di daerah
bencana.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
35
BAB V
PERENCANAAN SEKTORAL
(catatan : perencanaan ini disesuaikan dengan Aplikasi Perka BNPB Nomor 10
Tahun 2008 dan Perka BNPB Nomor 14 Tahun 2010)
Pada hakikatnya bencana adalah sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan. Pandangan ini memberikan arahan bahwa bencana harus dikelola secara
menyeluruh sejak sebelum, pada saat dan setelah kejadian bencana. Oleh karena itu
dibutuhkan sebuah manajemen khusus untuk menanganinya.
Dalam pengelolaan manajemen bencana, telah terjadi beberapa pola pergeseran
paradigma, dimana pada awalnya paradigma bencana yaitu :
1. Responsif menjadi preventif
2. Sentralistis menjadi desentralistis
3. Urusan pemerintah menjadi partisipatif
4. Sektoral menjadi multi sektor
5. Menangani dampak menjadi mengurangi risiko dan terakhir
6. Parsial menjadi komprehensif.
Perencanaan sektoral ditujukan untuk mencapai penanganan bencana alam yang
dapat melindungi segenap masyarakat. Perencanaan sektoral dilakukan sebagai fungsi
manajemen penanganan bencana yang telah melakukan evaluasi terhadap tingkatan
ancaman yang terjadi, prinsip evakuasi pengungsian untuk perlindungan masyarakat
sementara, dan akan menata kembali kehidupan setelah pasca bencana. Organisasi
penanganan bencana dapat dilihat dalam struktur di bawah ini :
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
36
1. Komandan
Komandan adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin seluruh kegiatan
Tanggap Darurat Bencana. Posisi komandan berada di Sekretariat Pos Komando
(POSKO)
2. Wakil Komandan
Wakil Komandan adalah seseorang yang ditunjuk menjadi wakil komanda POSKO
dan dalam memimpin kegiatan Tanggap Darurat Bencana. Posisi Wakil Komandan
sama-sama berada di POSKO untuk membantu dan mewakili Komandan jika
sedang tidak berada ditempat.
3. Sekretariat Pos Komando (POSKO)
Sekretariat Pos Komando adalah tempat berlangsungnya manajemen Tangga
Darurat Bencana yang dikepalai oleh seorang Komandan.
Komandan
Wakil Komandan
Sekretariat
Media Infokom
Perwakilan
Lembaga/instansi
(Liason Officer)
Keamanan dan
Keselamatan
Bidang Operasi Bidang Perencanaan Bidang Logistik Bidang Adm & Keu
1.Sektor Kesehatan
2.Sektor SAR
3.Sektor Pendidikan
4.Sektor Proteksi
Pengungsian
5.Sektor Ekonomi
6.Sektor Pemulihan
Dini
7.Sektor
Infrastruktur
1. Sektor Logistik
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
37
a. Situasi
Bencana banjir diperkirakan akan membuat keadaan dan situasi daerah menjadi
tidak terkendali sehingga perlu penanganan korban bencana secara efisien dan terpadu.
Untuk menampung para pengungsi dan memudahkan penanganan bencana banjir ini, maka
ditetapkan 9 (sembilan) lokasi posko pengungsian.
Beberapa mekanisme penanggulangan harus diperhitungkan, karena adanya sarana
dan prasarana yang tidak berfungsi seperti prasarana listrik, telekomunikasi, transportasi,
dan air bersih. Oleh karena itu, harus ada upaya untuk mengendalikan, mengatur dan
mengkoordinasikan semua kegiatan tanggap darurat bencana. Dalam hal ini manajemen
dan koordinasi menjadi sangat penting dan vital untuk mengendalikan pelaksanaan
tanggap darurat bencana pada tingkat kota dan posko lapangan pada tingkat kecamatan.
b. Sasaran
Dalam perencanaan manajemen posko tanggap darurat ini haruslah ditetapkan Manajemen
dan Koordinasi beberapa sasaran sebagai berikut:
1. Berlangsungnya koordinasi dengan seluruh instansi dan stakeholder lainnya;
2. Terkendalinya tanggap darurat bencana dengan baik dan tepat sasaran;
3. Terkendalinya pelaksanaan evakuasi secara efektif, efisien dan bertanggung
jawab;
4. Terkendalinya keamanan dan keselamatan pengungsi beserta aset-aset
ekonominya;
5. Terpenuhi kebutuhan logistik dan sarana prasarana Tanggap Darurat Bencana
(transportasi, BBM, komunikasi, kesekretariatan dan administrasi);
6. Terpenuhinya pelayanan kesehatan pengungsi dan korban bencana lainnya;
7. Terevakuasi dan teridentifikasinya korban bencana;
8. Terkoordinasinya bantuan kemanusiaan dan sumber daya yang diperoleh dari
masyarakat luas;
9. Terdatanya jumlah kerugian dan korban yang timbul akibat bencana.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
38
c. Kegiatan
Untuk mencapai target dan sasaran yang telah ditentukan di atas maka haruslah
diikuti dengan rangkaian kegiatan yang kongkrit dan tepat, beberapa kegiatan yang akan
dilakukan Manajemen dan Koordinasi ini adalah sebagaimana diuraikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 17
Kegiatan Sekretariat POSKO Komando
No Kegiatan Penanggung jawab Waktu
1 Membuat dan mengaktifkan
posko & tim komando
Komandan dan wakil
komandan 24 jam
2 Mengkoordinir kegiatan
penanggulangan bencana
Komandan dan wakil
komandan
Selama masa
TDB
3 Menyelenggarakan administrasi
dan pelaporan
Sekretariat & adm
keuangan
Selama masa
TDB
4 Pelayanan konsumsi, akomodasi,
dan peralatan posko
Sekretariat dan Bid.
Logistik
Selama masa
TDB
5
Pemenuhan pelayanan kesehatan
bagi Satgas, Relawan dan korban
Bencana
Keselamatan &
Keamanan dan bid.
Operasi
Selama masa
TDB
6
Mengumpulkan, mengolah data,
dan mempublikasikan data &
informasi
Bidang perencanaan dan
kehumasan
Selama masa
TDB
7
Menjamin keselamatan,
keamanan dan ketertiban bagi
petugas lapangan
Keselamatan dan
Keamanan
Selama masa
TDB
8
Menganalisis dan mengevaluasi
kebutuhan dasar bagi pengungsi
dan petugas
Bidang perencanaan Selama masa
TDB
9 Input dan mendata korban
bencana
Sekretariat dan Bidang
perencanaan
Selama masa
TDB
10
Melakukan monitoring dan
evaluasi hasil kerja selama
tanggap darurat
Bidang perencanaan,
Sekretariat
Selama masa
TDB
11 Mengelola keuangan dan
menyiapkan pelaporan
Sekretariat, adm
keuangan
Selama masa
TDB
12 Menganalisis kebutuhan
keuangan masa tanggap darurat
Sekretariat, adm
keuangan
Selama masa
TDB
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
39
Tabel 18
Kebutuhan Peralatan dan Perlengkapan Posko
No Uraian Kebutuhan Ketersediaan Kekurangan
Jumlah Satuan Jumlah Jumlah
1 Handy Talkie (HT) 50 unit 25 25
2 Telepon 5 unit 5 0
3 Jas Hujan 30 unit 0 30
4 Payung 20 unit 0 20
5 White Board (papan tulis) 2 buah 0 2
6 ATK 1 paket 0 1
7 Meja 10 unit 0 10
8 Kursi 30 unit 0 30
9 Genset 2 unit 0 2
10 Mesin Foto copy 2 unit 0 2
11 Senter 25 set 0 25
12 Komputer 5 set 0 5
13 Printer 3 set 0 3
14 Alat-alat listrik 1 paket 0 1
15 BBM Genset 500 ltr/3 hari 0 500
4. Media Infokom
a. Situasi
Bencana banjir diperkirakan akan membuat keadaan dan situasi daerah menjadi tidak
terkendali sehingga perlu penanganan korban bencana secara efisien dan terpadu.
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan kepada media massa baik
elektronik dan media cetak maka dibutuhkan media informasi yang akurat mengenai
situasi terakhir.
b. Sasaran
- Tersedianya informasi perkembangan kegiatan Tanggap Darurat Bencana
- Tersedianya data dan informasi mutakhir tentang korban bencana, kerusakan, dan
kegiatan yang telah dilakukan serta bantuan yang diterima para korban
- Pembangunan media center sebagai sarana “Press Conference”.
- Pembangunan sistem komunikasi sebagai pendukung operasi tanggap darurat
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
40
c. Kegiatan
Media Infokom bertanggung jawa untuk memberikan informasi kepada masyarakat
dan kepada media massa baik elektronik dan media cetak agar masyarakat dapat
mengetahui informasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi.
Tabel 19
Kegiatan Media Infokom
No Kegiatan Pelaku Waktu
1. Menyampaikan informasi perkembangan
kegiatan yang dilakukan TKTD
Dishubkominfo,
TVRI, RRI
Selama masa
TDB
2.
Memberikan data dan informasi mutakhir
tentang korban bencana, kerusakan, dan
kegiatan yang telah dilakukan dan
bantuan yang diterima serta rencana
kegiatan kepada publik
Dishubkominfo,
TVRI, RRI
Selama masa
TDB
3. Memastikan sistem informasi dan
komunikasi dapat berfungsi
Dishubkominfo,
TVRI, RRI
Selama masa
TDB
4. Membangun media center sebagai sarana
“Press Conference”
Dishubkominfo,
TVRI, RRI
Selama masa
TDB
5. Menyiapkan personil yang profesional
dan ahli
Dishubkominfo,
TVRI, RRI
Selama masa
TDB
6. Menyiapkan peralatan komunikasi analog
dan digital
Dishubkominfo,
TVRI, RRI
Selama masa
TDB
7. Membuat sistem jaringan telekomunikasi
organisasi operasi
Dishubkominfo,
TVRI, RRI
Selama masa
TDB
8. Membangun sistem komunikasi sebagai
pendukung operasi tanggap darurat
Dishubkominfo,
TVRI, RRI
Selama masa
TDB
9. Memastikan seluruh jeringan dan fungsi
komunikasi saat operasi tanggap darurat
dapat berjalan
Dishubkominfo,
TVRI, RRI
Selama masa
TDB
10. Membuat sistem laporan berkala
Dishubkominfo,
TVRI, RRI
Selama masa
TDB
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
41
Proyeksi Kebutuhan
Tabel 20
Kebutuhan peralatan dan perlengkapan Media Infokom
No Uraian Kebutuhan
Keterangan Jumlah Satuan Hari
1 Komputer 1 Unit 14
2 Internet 1 Paket 14
5. Perwakilan Lembaga/Instansi
a. Situasi
Bencana banjir diperkirakan akan membuat keadaan dan situasi daerah menjadi
tidak terkendali sehingga perlu penanganan korban bencana secara efisien dan
terpadu. Dibutuhkan perwakilan SKPD, NGO, Lembaga, dll dalam koordinasi
penangganan korban dalam kegiatan Tanggap Darurat Bencana sehingga bantuan
tidak menjadi tumpang tindih dan tepat sasaran.
b. Sasaran
- Terkoordinasinya bantuan untuk pengungsi dari berbagai lembaga.
- Bantuan yang diberikan tepat kepada sasaran yaitu korban banjir.
- Tindak tumpang tindih dalam penangganan pengungsi, setiap lembaga sudah
memahami TUPOKSI nya masing-masing.
c. Kegiatan
Tabel 21
Kegiatan Perwakilan Lembaga/Instansi
No Kegiatan Pelaku Waktu
1. Saling mengkoordinasikan jenis bantuan
dapat diberikan kepada pengungsi
SKPD,
TNI/POLRI,
LEMBAGA, dll
Selama
masa TDB
2. Memastikan bantuan yang tepat sasaran
yaitu para korban bencana banjir
SKPD,
TNI/POLRI,
LEMBAGA, dll
Selama
masa TDB
3. Saling mendukung satu sama lain dalam
kegiatan Tanggap Darurat Bencana
SKPD,
TNI/POLRI,
LEMBAGA, dll
Selama
masa TDB
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
42
Proyeksi Kebutuhan
Tabel 22
Kebutuhan Kegiatan Perwakilan Lembaga/Instansi
No JENIS SAT
JUMLAH
LOKAS
I RASIO KET KEBUT
UHAN
TER
SEDI
A
KUR
ANG
1. Tidak dibutuhkan
perlengkapan
dalam kegiatan
perwakilan
lembaga
6. Keamanan dan Keselamatan
Keamanan dan keselamatan merupakan kegiatan yang sangat vital dimana para
korban bencana banjir mengungsi ketempat yang lebih baik dan aman. Mereka
meninggalkan harta bendanya dan untuk menghindari maka perlu dilakukan penjagaan
rumah-rumah dan harta benda yang ditinggalkan agar tidak terjadi penjarahan.
a. Situasi
Bencana banjir terjadi di Kota Banda Aceh menimpa 13 gampong yang terletak
dalam 4 kecamatan yaitu Kecamatan Lueng Bata, Kecamatan Baiturrahman,
Kecamatan Kuta Alam dan, Kecamatan Syiah Kuala. Banjir terjadi secara
bersamaan pada saat malam hari sekitar jam 23.00 WIB. Dampak kerusakan yang
terjadi cukup masif dan merusak sarana dan prasarana sosial dan umum.
Perkiraan jumlah pengungsi sebanyak 2.371 jiwa. Perkiraan korban hilang
sebanyak 3 orang dan jumlah pengungsi yang perlu dievakuasi sebanyak 237 jiwa.
b. Sasaran
- Terciptanya rasa aman, tentram, terhadap korban
- Terciptanya situasi aman terhadap harta benda dan hewan ternak.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
43
c. Kegiatan
Tabel 23
Kegiatan Keamanan dan Keselamatan
No Kegiatan Pelaku Waktu
1. Melakukan pengamanan di lokasi pengungsian
dan lokasi terjadinya banjir
TNI, POLRI,
SATPOL PP
Selama masa
TDB
2. Menciptakan rasa aman dan tentram bagi
korban bencana banjir
TNI, POLRI,
SATPOL PP
Selama masa
TDB
3. Menjaga harta benda yang ditinggal korban
yang mengungsi
TNI, POLRI,
SATPOL PP
Selama masa
TDB
4.
Melakukan penyelamatan korban bencana
banjir dan membawanya ke tempat
pengungsian
TNI, POLRI,
SATPOL PP
Selama masa
TDB
Proyeksi Kebutuhan
Tabel 24
Kebutuhan peralatan dan perlengkapan Keamanan dan Keselamatan
No Uraian Kebutuhan
Jumlah Satuan Liter
1 BBM Truck TNI 2 unit 280
2 BBM Truck Polisi 2 unit 280
3 BBM Truck SatPol PP 1 unit 280
A. Sektor Kesehatan
1. Situasi
Bencana banjir terjadi di Kota Banda Aceh menimpa 13 gampong yang terletak
dalam 4 kecamatan yaitu Kecamatan Lueng Bata, Kecamatan Baiturrahman, Kecamatan
Kuta Alam dan, Kecamatan Syiah Kuala. Banjir terjadi secara bersamaan pada saat malam
hari sekitar jam 23.00 WIB dengan jumlah korban 2.371 jiwa, dan mengakibatkan 25 orang
luka ringan dan 71 orang luka berat.
2 Sasaran
1. Tersedianya posko layanan kesehatan
2. Tersedianya SDM bidang kesehatan yang professional
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
44
3. Tersedianya RS rujukan beserta tenaga dan sarananya (RSUD Meuraxa)
4. Terkirimnya laporan mengenai situasi perkembangan korban
3) Kegiatan
Tabel 27
Kegiatan Klaster Kesehatan
NO Kegiatan Pelaku Waktu
1 Memberi label/triase pada korban
bencana
Tim Medis Jam pertama
kejadian
2 Penanganan kegawatan korban di
Poskes
Tim Medis Selama masa
tanggap darurat
3 Melakukan Rujukan kasus lanjut ke
RS Rujukan yg ditunjuk
Tim Medis Selama masa
tanggap darurat
4
Monitoring kesehatan
(Promotif, Preventif, Kuratif dan
Rehabilitatif)
Tim kesehatan
Selama masa
tanggap darurat
Pasca bencana
5 Melakukan promosi kesehatan dan
sanitasi
Tim Promkes Selama masa
tanggap darurat dan
pasca bencana
6 Memberi dukungan psikologi
kepada korban bencana
Tim Psikologi Selama masa
tanggap darurat dan
pasca bencana
Proyeksi Kebutuhan
Tabel 28
Kebutuhan Klaster Kesehatan
No Jenis Satu
an
Jumlah lokasi Ket
kebutuhan tersedia Kurang
1 Tenda Unit 8
- 1 PMI
- 1 BPBD
- 2 TNI
- 1 SAR
- 1 Polri
Kurang 2 1 tenda di
1 titik
lokasipeng
unsian
2 Ambulan
Unit
4
- 2 Ambulan
Puskesmas
- 1 PMI
- 1 Ambulan
RSUD
Meuraxa
terpenuhi Puskemas,
RSU, PMI
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
45
Ambulan
Jenazah
Unit
1
- 1 PMI
3 Disaster
Kit
kit 8 - 3 PMI
- 2Dinkes
- 3 Pusk
Terpenuhi Tenda
Pengungsi
4 Bed
Lipat
buah 40 - 5 PMI
- 35 TNI
Terpenuhi @lokasi
10 buah
5 Genset unit 8 - 4 BPBD
- 4 TNI/Polri
terpenuhi @lokasi 1
unit
6 ATK (
Alat
Tulis )
Pake
t
8 - 2 RSUD
- 2 Dinkes
- 2 PMI
- 2 Pusk
terpenuhi @lokasi 1
paket
7 Radio
Komunik
asi
unit 8 - 1 PMI
- 3 TNI/Polri
- 4 Telkom
Terpenuhi Tiap
Posko
8 BMHP
(Bahan
Medis
Habis
Pakai)
Box 8 - 2 Dinkes
- 2 PMI
- 2 RS
Meuraxa
- Din Sos
terpenuhi @lokasi 2
box
9 Rumah
Sakit
Rujukan
Tem
pat
2 - RSUD
Meuraxa
- RS
Kesdam
Terpenuh
i
RS
terdekat
dg lokasi
Bencana
Tabel 29
Kebutuhan SDM Ketenagaan
NO Jenis Ketenagaan Kebutuhan Ketersediaan Rasio
1 Dokter 8 8 Dinkes Terpenuhi
2 Perawat 24
8 Dinkes
8 Bides
8 RS Meuraxa
Terpenuhi
3 Psychosocial 4
2 RS Meuraxa
2 Akademisi (unsyiah,
UIN,Unmuha dll)
Terpenuhi
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
46
4
Tenaga Pendukung
Rekam Medis
Driver Ambulan
Ambulan Jenazah
8
4
1
8 Puskesmas
2 Ambulan Puskesmas
1 Ambulan PMI
1 Ambulan RSUD
Meuraxa
1 PMI
Terpenuhi
B. Sektor Penyelamatan dan perlindungan (Search and Rescue – SAR)
1) Situasi
Bencana banjir terjadi di Kota Banda Aceh menimpa 13 gampong yang terletak dalam
4 kecamatan yaitu Kecamatan Lueng Bata, Kecamatan Baiturrahman, Kecamatan Kuta
Alam dan, Kecamatan Syiah Kuala. Banjir terjadi secara bersamaan pada saat malam
hari sekitar jam 23.00 WIB. Dampak kerusakan yang terjadi cukup masif dan merusak
sarana dan prasarana sosial dan umum.
Perkiraan jumlah pengungsi sebanyak 2.371 jiwa. Perkiraan korban hilang sebanyak 3
orang dan jumlah pengungsi yang perlu dievakuasi sebanyak 237 jiwa.
2) Sasaran
- Terlaksananya pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban secara efektif dan
efisien.
- Terselamatkanya korban bencana banjir.
- Terevakuasinya korban bencana banjir.
- Teridentifikasi korban meninggal maupun korban luka-luka dan tersedianya data
dan informasi yang akurat tentang korban.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
47
3) Kegiatan
Tabel 30
Kegiatan Klaster Penyelamatan dan Evakuasi (SAR)
No Kegiatan Pelaku Waktu
1.
Laksanakan koordinasi
dengan dinas dan instansi
terkait
Tim SAR, TNI/POLRI,
Kantor SAR, PMI,BPBD,
RELAWAN
Saat terjadi
bencana
2. Menyiapkan sarana untuk
melaksanakan kegiatan SAR
Tim SAR, TNI/POLRI,
Kantor SAR, PMI,BPBD,
RELAWAN
Saat terjadi
bencana
3. Mengerahkan tim SAR ke
lokasi bencana
Tim SAR, TNI/POLRI,
Kantor SAR, PMI,BPBD,
RELAWAN
Saat terjadi
bencana
4. Melakukan penyelamatan
dan evakuasi warga
Tim SAR, TNI/POLRI,
Kantor SAR, PMI,BPBD,
RELAWAN
Saat terjadi
bencana
5.
Menemukan dan
mengevakuasi korban
hilang, meninggal dan yang
luka
Tim SAR, TNI/POLRI,
Kantor SAR, PMI,BPBD
,RELAWAN
Saat terjadi
bencana
6.
Mengidentifikasi korban
yang meninggal dan yang
luka
Tim DVI Saat terjadi
bencana
7.
Melaporkan hasil
pencarian,penemuandan
identifikasi korban ke posko
Tim SAR, TNI/POLRI,
Kantor SAR, PMI, BPBD
,RELAWAN
Saat terjadi
bencana
Proyeksi kebutuhan
Tabel 31
Kebutuhan Klaster Penyelamatan dan Evakuasi (SAR
N
o JENIS SAT
JUMLAH
LOKASI RASIO KE
T KEBUTU
HAN
TERSE
DIA
KURA
NG
1.
ALAT EVAKUASI
-Tali
- Kantong Mayat
-
Tandu{spinal,baske
t,scop}
Gulu
ng
Pcs
Unit
5
3
3
1
10
3
4
0
0
SAR
SAR
SAR,
IOF,
PMI,
BPBD
Kuran
g
Lebih
Cukup
Be
li
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
48
2.
ALAT
KOMUNIKASI
- Radio HT
Unit
26
26
0
SAR,
PMI,
BPBD
Cukup
3.
ALAT
PENERANGAN
- Lampu Balon
Unit
9
3
6
SAR,
BPBD
Kuran
g
Be
li
4.
PERSONAL
FlOATATION
DEVICE (PFD)
- Baju Pelampung
Pcs
100
50
50
SAR,
BPBD
Kuran
g
Be
li
5
AlAT UTAMA
- Rescue Truck
- Truck Angkut
- Perahu karet
- Mobil Lapangan
Unit
Unit
Unit
Unit
4
10
13
5
1
6
7
5
3
4
6
SAR
SAR,
TNI,PO
LRI,
BPBD
SAR,
TNI,
POLRI,
BPBD
SAR,
IOF,
BPBD
Kuran
g
Kuran
g
Kuran
g
Cukup
Be
li
Be
li
Be
li
C. Sektor Pendidikan
1) Situasi
Bencana banjir terjadi di Kota Banda Aceh menimpa 13 gampong yang terletak dalam
4 kecamatan yaitu Kecamatan Lueng Bata, Kecamatan Baiturrahman, Kecamatan Kuta
Alam dan, Kecamatan Syiah Kuala. Banjir terjadi secara bersamaan pada saat malam
hari sekitar jam 23.00 WIB. Dampak kerusakan yang terjadi cukup masif dan merusak
sarana dan prasarana sosial dan umum termasuk sarana pendidikan sekolah sehingga
tidak bisa digunakan karena tergenang air dan lumpur
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
49
2) Sasaran
- Terlaksananya pendidikan darurat bagi siswa sekolah di lokasi pengungsian
- Tersedia buku-buku dan alat- alat tulis bagi murid yang mengungsi
- Terlaksananya proses belajar mengajar di lokasi pengungsian
3) Kegiatan
Tabel 32
Kegiatan Klaster Pendidikan
No Kegiatan Pelaku Waktu
1 Penyedian tempat proses belajar
mengajar darurat
Disdukpora, BPBD,
Relawan Selama TDB
2 Penyediaan buku dan alat tulis bagi
siswa di lokasi pengungsian
Disdukpora, BPBD,
Relawan Selama TDB
3
Memastikan proses belajar dan
mengajar dapat berlangsung walau
kondisi darurat
Disdukpora, BPBD,
Relawan Selama TDB
4
Penyedian guru tambahan dan relawan
untuk membantu pembelanjaran di
lokasi pengungsian
Disdukpora, BPBD,
Relawan Selama TDB
Proyeksi kebutuhan
Tabel 33
Kebutuhan Klaster Pendidikan
No Uraian Kebutuhan
Kegiatan Jumlah Satuan Hari
1 Buku dan alat tulis 500 paket 14
2 Papan tulis 9 unit 14
D. Sektor Perlindungan Pengungsi
1) Situasi
Bencana banjir terjadi di Kota Banda Aceh menimpa 13 gampong yang terletak
dalam 4 kecamatan yaitu Kecamatan Lueng Bata, Kecamatan Baiturrahman, Kecamatan
Kuta Alam dan, Kecamatan Syiah Kuala. Banjir terjadi secara bersamaan pada saat malam
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
50
hari sekitar jam 23.00 WIB. Dampak kerusakan yang terjadi cukup masif dan merusak
sarana dan prasarana sosial dan umum.
Perkiraan jumlah pengungsi sebanyak 2.371 jiwa. Perkiraan korban hilang
sebanyak 3 orang dan jumlah pengungsi yang perlu dievakuasi sebanyak 237 jiwa.
2) Sasaran
1. Menetapkan lokasi evakuasi yang aman untuk tempat hunian/penampungan
sementara
2. Menyiapkan dan mendirikan penampungan sementara (tempat hunian)
3. Menyiapkan kebutuhan air bersih dan sanitasi
4. melakukan pendataan pengungsi termasuk identifikasi kelompok rentan serta
kebutuhan
5. memastikan penanganan pengungsi secara bermartabat
3) Kegiatan
Tabel 34
Kegiatan Klaster Perlindungan Pengungsi
No Kegiatan Pelaku Waktu
1
Melakukakan perlindungan
terhadap pengungsi PPKB, Dinkes Selama TDB
2
Perlindungan terhadap perempuan
dari kekerasan, Pelecehan serta
perlindungan terhadap penyandang
disabilitas PPKB, Dinkes
Selama TDB
3
Memberikan konseling bagi korban
khusus perempuan dan anak-anak
agar tidak merasa trauma PPKB, Dinkes Selama TDB
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
51
Proyeksi kebutuhan
Tabel 35
Kebutuhan Klaster Perlindungan Pengungsi
No JENIS SAT JUMLAH
LOKASI RASIO KET KEBUTUHAN TERSEDIA KURANG
1. Tidak ada
kebutuhan
khusus bagi
perlindungan
pengungsi
kecuali petugas
konseling dan
petugas
kesehatan
E. Sektor Ekonomi
1) Situasi
Bencana banjir menimpa 13 gampong yang terletak dalam 4 kecamatan yaitu
Kecamatan Lueng Bata, Kecamatan Baiturrahman, Kecamatan Kuta Alam dan Kecamatan
Syiah Kuala. Banjir terjadi secara bersamaan pada saat malam hari sekitar jam 23.00 WIB.
Dampak kerusakan yang terjadi cukup masif dan merusak sarana umum, prasarana sosial
dan unit-unit usaha serta ternak yang dimiliki masyarakat.
2) Sasaran
Karena kegiatan Tanggap Bencana Bencana berlangsung 14 hari maka belum bisa
dilakukan pemulihan sementara ekonomi masyarkat. Masyarakat selama dalam
pengungsian mendapat jadup sambil menunggu keringnya air dan lokasi banjir sudah
dibersihkan oleh relawan.
3) Kegiatan
Tidak ada kegiatan dalam klaster Ekonomi ini karena rencana tanggap daruratnya
berlangsung 14 hari
F. Sektor Pemulihan Dini
1) Situasi
Bencana banjir menimpa 13 gampong yang terletak dalam 4 kecamatan yaitu
Kecamatan Lueng Bata, Kecamatan Baiturrahman, Kecamatan Kuta Alam dan Kecamatan
Syiah Kuala. Banjir terjadi secara bersamaan pada saat malam hari sekitar jam 23.00 WIB.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
52
Dampak kerusakan yang terjadi cukup masif dan merusak sarana dan prasarana sosial dan
umum. Antara lain: badan jalan longsor, jalan tertimbun longsoran, tanggul rusak berat
dan jebol serta pintu air rusak berat. Kerusakan juga berdampak pada rumah penduduk
sarana air bersih, listrik, fasilitas pendidikan dan sarana lainnya yang mengakibatkan
warga kesulitan untuk melakukan aktifitas sehari-hari
2) Sasaran
- Tersedianya jalan darurat
- Tersedianya alat berat untuk pembersihan jalan
- Tersedianya penerangan sementara
- Tersedianya tanggul dan pintu air sementara
3) Kegiatan
Tabel 36
Kegiatan Klaster Pemulihan Dini
No. Kegiatan Pelaku Waktu
1 Pembersihan material
longsoran pada badan jalan
untuk membuka akses jalan
PU, BPBD, TNI, POLRI, Linmas,
Relawan Kebencanaan,
Masyarakat, dunia usaha
5 hari
2 Pembuatan tanggul darurat PU, BPBD, TNI, POLRI, Linmas,
Relawan Kebencanaan,
Masyarakat, Dunia Usaha
3 hari
3 Pembuatan pintu air darurat PU, BPBD, TNI, POLRI, Linmas,
Relawan Kebencanaan,
Masyarakat, Dunia Usaha
3 hari
4. Memperbaiki jaringan listrik,
Penyediaan genset mobile
PLN, Linmas, TNI, Polri, PU,
BPBD
2 hari
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
53
Proyeksi kebutuhan
Tabel 37
Kebutuhan Klaster Pemulihan Dini
N
o JENIS SAT
JUMLAH LOKA
SI RASIO KET KEBUTUH
AN
TERSEDIA KURANG
1. Alat Berat
- Exc/
backhoe
- Beko
Roder
- Compact
- Dump
truck
- Mesin
Giling
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
5
4
3
6
3
3
2
2
6
2
2
2
1
0
1
DPU :
2 unit,
DKK
K : 1
unit,
swasta
: unit
DPU :
1 unit
DKK
K : 1
DPU :
2 Unit
DPU :
2 unit
DKK
K : 4
unit
DPU :
2 unit
Kurang
Kurang
Cukup
sewa
sewa
sewa
sewa
2. Pembersihan
Sarana
Pendidikan
Unit 13 - PU,
BPBD
,
Cukup
3. Perbaikan
Jalan
- Sirtu
kubik
375
0
375
DPU
Kurang
Beli
4. Perbaikan
tanggul dan
pintu air
- Pasir
- karung
- tali
- balok
- papan
- triplek
kubik
Lemba
r
Gulun
g
batang
lembar
12
2000
5
30
30
15
5
0
0
0
0
0
0
0
12
2000
5
30
30
15
5
DPU
Kurang
Beli
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
54
- alat
pertukanga
n
Lemba
r
set
5. Sarana
Penerangan
- Genset 10
KVA
- Aksesoris
listrik
- BBM
Unit
Paket
liter
8
8
5000
0
BPBD
Kurang
beli
9. Bahan bakar
- Solar
Liter 5.000 0 5.000 DPU Kurang Beli
10
.
Personil orang 130 0 130 DPU,
BPBD
, TNI
POLR
I,
PMI,
Relaw
an
Kurang insentif
G. Sektor Infrastruktur
1) Situasi
Bencana banjir menimpa 13 gampong yang terletak dalam 4 kecamatan yaitu
Kecamatan Lueng Bata, Kecamatan Baiturrahman, Kecamatan Kuta Alam dan Kecamatan
Syiah Kuala. Banjir terjadi secara bersamaan pada saat malam hari sekitar jam 23.00 WIB.
Dampak kerusakan yang terjadi cukup masif dan merusak sarana dan prasarana sosial dan
umum sehingga masyarakat harus mengungsi.
2) Sasaran
- Tersedianya lokasi tempat pengungsian atau Tenda Darurat
- Tersedianya air bersih dan perlengkapannya
- Tersedianya MCK darurat
- Tersedia alat transportasi untuk mengungsi
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
55
3) Kegiatan
Tabel 38
Kegiatan Klaster Infrastruktur
No. Kegiatan Pelaku Waktu
1 Pembersihan material
longsoran pada badan jalan
untuk membuka akses jalan
PU, BPBD, TNI, POLRI, Linmas,
Relawan Kebencanaan,
Masyarakat, dunia usaha
5 hari
2 Pembuatan tanggul darurat PU, BPBD, TNI, POLRI, Linmas,
Relawan Kebencanaan,
Masyarakat, Dunia Usaha
3 hari
3 Pembuatan pintu air darurat PU, BPBD, TNI, POLRI, Linmas,
Relawan Kebencanaan,
Masyarakat, Dunia Usaha
3 hari
4 Menyediakan air bersih dan
perlengkapannya (tandon
air, truck tanki, kran,
ember)
PDAM, PMI, PU, BPBD, TNI,
POLRI, Dunia Usaha
1 hari
5. Memperbaiki jaringan
listrik,
Penyediaan genset mobile
PLN, Linmas, TNI, Polri, PU,
BPBD
2 hari
7. Pembuatan MCK darurat,
MCK mobile
PU, Dinkes, BPBD, Relawan 1 Hari
Proyeksi kebutuhan
Tabel 39
Kebutuhan Klaster Infratruktur
N
o JENIS SAT
JUMLAH LOKASI RASIO KET
KEBUTUHAN TERSEDIA KURANG
1. Air Bersih
- Air bersih
(@30
ltr/hr)
- Truck
tangki
- Bak
penampun
g air
minum
- Asesoris
perpipaan
Liter/
hr
Unit
Unit
Set
Oh
Liter
135.000
8
8
8
16
40x8
135.00
0
2
0
0
0
6
8
8
PDAM
cukup
Jika
kurang
dapat
disuppl
y dari
WTP
Lambo
ro dan
WTP
Siron
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
56
- Jasa Supir
Truck
Tangki (2
org/Mobil
)
- BBM
2. MCK
Darurat
(20 org/1
unit)
- Mobile
Toilet
- Toilet
Lapangan
Unit
Unit
6
9
0
0
6
9
BPBD,
TNI
Beli
H. Sektor Logistik
1) Situasi
Sektor Logistik adalah bagian dari bidang logistik dan perlindungan pengungsi,
sektor ini mencakup kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar pengungsi dan perlindungan pengungsi, terutama yang berhubungan dengan pangan
dan sandang. Yang akan menangani kebutuhan pengungsi sebanyak 2.371 Orang yang
tersebar di Kecamatan Lueng Bata, Syiah Kuala , Baiturahman dan Kuta Alam dan
personil organisasi tanggap darurat sebanyak 100 orang. Analisis lebih rinci sektor ini
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Apabila terjadi bencana Banjir diperkirakan akan terdapat penduduk yang mengungsi
sebanyak 2.371 orang. Jumlah pengungsi tersebut akan ditempatkan pada 13 titik
pengungsian. Adapun untuk Posko Induk ditetapkan di Balai Kota Pemko Banda Aceh dari
5 Posko lapangan atau tempat pengungsian.
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
57
Tabel 40
Perkiraan pengungsi masing-masing gampong
NO Kecamatan Gampong Pengungsi
Posko Pengungsian
( ditentukan oleh
Tim Penyusun )
1 Baiturahman Peniti 390
2 Baiturahman Gampong Ateuk Pahlawan
(Dusun Labui) 287
3 Baiturahman Gampong Neusu Aceh 213
4 Baiturahman Gampong Neusu Jaya 129
5 Baiturahman Gampong Ateuk Jawo 130
6 Kuta Alam Gampong Peunayong 163
7 Lueng Bata Batoeh 390
8 Lueng Bata Blang Cut 182
9 Lueng Bata Suka Damai 202
10 Lueng Bata Cot MESJID 40
11 Syiah Kuala Kopelma Darusalam 176
12 Syiah Kuala Lamgugob 58
13 Syiah Kuala Ie masen Kayee Adang 11
Total 2371
2) Sasaran
Dalam perencanaan sektoral ini sasaran dari sektor logistik dan perlindungan
adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar dan perlindungan pengungsi sebagaimana
dijelaskan di atas. Beberapa sasaran yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Terpenuhi dan terlaksananya pelayanan dasar pengungsi dari balita sampai dengan
orang tua serta petugas (pangan dan sandang);
2. Adanya data kebutuhan logistik yang akurat;
3. Berfungsinya layanan dapur umum selama 24 jam;
4. Terlaksananya penyortiran dan distribusi logistik dengan baik;
5. Tersedianya gudang logistik.
6. Penyediaan fasilitas, jasa, dan bahan-bahan serta perlengkapan tanggap darurat
7. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan pendistribusian dan transportasi bantuan
logistik dan peralatan
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
58
8. Melaksanakan penyelenggaraan dukungan dapur umum, air bersih dan sanitasi
umum
9. Mengkoordinasikan semua bantuan logistik dan peralatandari
instansi/lembaga/organisasi yang terkait
3) Kegiatan
Untuk mencapai target dan sasaran yang telah ditentukan di atas, beberapa kegiatan
yang akan dilakukan dalam sektor logistik adalah sebagaimana diuraikan dalam tabel
berikut.
Tabel 41
Kegiatan Klaster Logistik
No Kegiatan Penanggung jawab Waktu
1 Mengumpulkan dan meng-update data
kebutuhan logistik
Bidang Logistik dan
Peralatan Tim Reaksi
Cepat/dinsos
24 jam
2 Membuka dapur umum
Bidang Logistik dan
Peralatan/ Seksi
Logistik/Dinsos
14 hari
3
Membangun dan mengopersionalkan
Gudang (sortir, menyimpan dan
mendistribusikan)
Bidang Logistik dan
Peralatan/ Seksi
Logistik/dinsos
14 hari
4
Mengangkut (transportasi) dan
mendistribusikan logistik dan
peralatan
Bidang Logistik dan
Peralatan/ Seksi
Logistik/dinsos
14 hari
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
59
Proyeksi kebutuhan
Tabel 42
Kebutuhan Klaster Logistik N
o KEBUTUHAN STANDAR
VOL
KBTHN
JANGKA
WAKTU
1 2 3a 3b 4 5
Dapur Umum
1 Beras 400 Gr/org/
hari 2371 14
2
Lauk Pauk (saus,kecap,sambal goreng,ptee
udang,gulai ayam,tumis jamur,karnet
daging sapi)
3 paket/hr
/3 hr 2371 5
Makanan Siap Saji
Nasi Goreng Kaleng 3 kaleng 2371 2
Nasi rendang Kaleng 3 kaleng 2371 5
4 1.Susu 1 ktk/kk/b
ln 474 14
5 2. Indomie 3 bks/hr/
jiwa 2371 14
6 3.Telur 1 Lmp/
kk 474 14
7 4.Sarden 1 kl/jiwa/
hr 2371 14
8 Makanan tambahan Balita 1 kt/
balita 237 14
Pakaian / Sandang dan Peralatan
1 Family Kit 1 kk/
paket 474 14
2 Sarung 1 kk/
paket 474 14
3 Selimut 1 jiwa 474 14
4 Sandang 1 jiwa 474 14
5 Tikar 1 kk 474 14
6 Food ware 1 kk 474 14
7 Terpal 1 kk 474 14
8 Kelambu 1 kk
9 Baju Koko 1 Jiwa/
dewasa/
pria
1
0 Baju Anak Anak jiwa
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
60
1
1 Daster jiwa/
perem-
puan
Peralatan Memasak dan Makan
1
1 panci besar dengan pegangan dan
penutup,
1 panci sedang dengan pegangan dan
penutup,
1 baskom untuk penyiapan dan penyajian,
1 pisau dapur,
2 centong kayu.
1 KK 474 14
2
Sebuah ember tertutup kapasitas 40 liter
dan
sebuah ember terbuka kapasitas 20 liter.
1 KK 474 14
3 Jerigen dengan kapasitas 20 liter. 1 KK 474 14
Shelter /Tenda pengungsian
1 Tenda Pengungsi 4 kk 1186 14
2 Tenda Regu 1 posko 13 14
3 Tenda pleton 1 14
4 Tenda keluarga 4 jiwa 1186 14
Kebersihan Pribadi 593 14
1 sabun mandi 1 bh/jiwa/
bln 2371 14 Hari
2 sabun cuci 2 sch/kk/
bln 474 14 Hari
3 pembalut 2 Pack 151 14 Hari
4 popok 12 pack/
bayi 237 14 Hari
Bidang Admin dan Keuangan
1) Situasi
2) Sasaran
1. Melaksanakan semua administrasi keuangan
2. Menganalisis kebutuhan dana dalam rangka penanganan tanggap darurat bencana
yang terjadi
3. Mendukung keuangan yang dibutuhkan dalam rangka komando tanggap darurat
bencana yang terjadi
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
61
3) Kegiatan
Tabel 43
Kegiatan Bidang Admin dan Keuangan
No Kegiatan Pelaku Waktu
1 Menyiapkan anggaran darurat yang akan
dipakai jika terjadi bencana
Bappeda,
DPKAD, BPBD
Sebelum
Bencana
2 Melakukan proses dan administrasi
keuangan untuk mendukung kegiatan
Tanggap Darurat Bencana
BPBD, DPKAD Selama tanggap
darurat
Proyeksi kebutuhan
Tabel 44
Kebutuhan Bidang Admin dan Keuangan
No Uraian
Kebutuhan
Keterangan
Jumlah Satuan Hari
1 Komputer 2 Unit 14
2 ATK 1 Paket 14
3 Printer 1 Unit 14
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
62
BAB VI
RENCANA TINDAK LANJUT
Agar dokumen rencana kontinjensi ini lebih berdaya guna dan memiliki manfaat
yang lebih besar maka diikuti dengan beberapa rangkaian kegiatan lanjutan terutama
kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat utama, yaitu pemerintah Kota Banda
Aceh dan masyarakat yang terdapat di kawasan rawan banjir. Beberapa Rencana tindak
lanjut yang dilakukan adalah kegiatan-kegiatan sebagaimana tercantum dalam tabel
berikut.
Tabel 45
Tabel Rencana Tindak Lanjut
NO Kegiatan Penanggung
Jawab
Pelaksana Waktu
Pelaksanaan
1
Uji Publik Draft
Rencana Kontijensi,
PROTAP, SK KTDB
BPBD BPBD, SKPD,
Stakeholder Sept 2016
2 Gladi ruang (Table Top
Exercise) BPBD
BPBD,SKPD,
Stakeholders Sept 2016
3 Gladi Posko (Command
Post Exercise) BPBD
BPBD,SKPD,
Stakeholders Oktober 2016
4 Drill BPBD BPBA,BPBD,SKPD,
Stakeholders Oktober 2016
5 Perbaikan dokumen dan
up date data BPBD BPBA,BPBD
Nov 2016
6 Sosialisasi kepada
masyarakat
Camat,
Mukim,
BPBD,
Camat, Mukim,
BPBD, , PMI, LSM,
F-PRB
Nov 2016
7 Demontrasi BPBD Des 2016
8 Advokasi pendanaan BPBD Agustus –
Des 2016
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
63
Selain kegiatan–kegiatan di atas, kegiatan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar
kawasan terdampak, perlu dilakukan secara terus-menerus melalui pengorganisasian dan
pendampingan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi pemahaman dan
partisipasi aktif dari masyarakat dalam menciptakan daya tahan (recilience) terhadap
bencana yang ada. Bersamaan dengan hal tersebut Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh bersama stakeholder lainnya mestilah mengupayakan
terwujudnya formalisasi dokumen Rencana Kontinjensi ini oleh Walikota Banda Aceh
serta juga perlu dilakukan sosialisasi kepada DPRK kota Banda Aceh untuk mendapat
dukungan politis
Rencana Kontinjensi Banjir Kota Banda Aceh
64
BAB VII
PENUTUP
Demikianlah rencana kontinjensi ini kami susun agar dokumen ini dapat menjadi
pedoman bagi Pemerintah Kota Banda Aceh dalam mengambil langkah-langkah
selanjutnya untuk penanggulangan bencana di Kota Banda Aceh, khususnya menghadapi
ancaman bencana banjir. Dokumen ini masih terbuka untuk ditinjau dan perbaharui secara
berkala guna memperoleh hasil yang lebih baik.
Sebagai sebuah dokumen Rencana Kontinjensi, kami yakin bahwa dokumen ini
sudah dapat dipergunakan sebagai acuan awal kalau sewaktu-waktu banjir terjadi karena
yang paling penting adalah bagaimana seluruh stakeholder memahami peran dan fungsi
masing-masing serta berkomunikasi dan berkordinasi antar stakeholder. Dalam dokumen
ini sudah dilakukan pemetaan sumber daya yang dimiliki, sehingga akan lebih mudah
melakukan pengerahan dan mobilisasi sumber daya yang ada pada masing-masing instansi
dan lembaga-lembaga lainnya.
Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada semua
personil yang telah memberikan kontribusinya dalam rangkaian penyusunan Dokumen
Rencana Kontinjensi Banjir ini.
Banda Aceh, Oktober 2016
Walikota Banda Aceh