Upload
amaliakha
View
78
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan prematur adalah suatu persalinan dari hasil konsepsi yang dapat
hidup tetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara 1000 - 2500 gram atau
tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu (Wiknjosastro, 2007). Persalinan
prematur merupakan persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu
(antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram (Saifuddin,
2009).
Persalinan prematur menjadi perhatian utama dalam bidang obstetric karna
erat kaitannya dengan morbiditas dan mortalitas perinatal. Persalinan prematur
merupakan penyebab utama yaitu 60 - 80% morbiditas dan mortalitas neonatal
diseluruh dunia. Angka kejadian prematur sekitar 19% dan merupakan penyebab
utama kematian perinatal (Kurniasih, 2009)
Setiap tahun sekitar 15 juta bayi di dunia yang dilahirkan sebelum minggu ke
38 dari kehamilan ibunya. Bayi prematur kurang siap menghadapi dunia diluar perut
ibunya dan membutuhkan perawatan medis dan intensif. Sekitar 1,1 juta bayi
prematur tidak mampu bertahan hidup. Indonesia menempati urutan ke Sembilan di
dunia Negara tertinggi kelahiran prematur yaitu 15,5 setiap 100 kelahiran (The
Global Action Report On Preterm).
Penyebab persalinan prematur yaitu iatrogenik (20%), infeksi (30%), ketuban
pecah dini saat preterm (20-25%), dan persalinan preterm spontan (20-25%)
(Norwitz & Schorge, 2008). Faktor risiko prematur dibagi menjadi 4 faktor, yaitu
Faktor iatrogenik merupakan faktor dari kesehatan medis. Faktor maternal meliputi
riwayat prematur sebelumnya, umur ibu, paritas ibu dan trauma. Faktor janin
meliputi kehamilan kembar (gemelli) dan hidroamnion. Faktor perilaku meliputi ibu
yang merokok dan minum alkohol.
Salah satu terjadinya kelahiran prematur dapat dilihat dari faktor maternal
yaitu usia dan paritas ibu. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 -
35 tahun. Pada kehamilan diusia kurang dari 20 tahun secara fisik dan psikis masih
kurang, misalnya dalam perhatian untuk pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama
kehamilannya. Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun berkaitan dengan
kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering
menimpa diusia ini (Widyastuti, dkk, 2009). Sedangkan paritas ibu merupakan salah
satu faktor predisposisi terjadinya kelahiran prematur karena jumlah paritas dapat
mempengaruhi keadaan kesehatan ibu dalam kehamilan. Pada wanita yang
paritasnya lebih dari 3 ada kecenderungan mempunyai risiko sebesar 4 kali lebih
besar untuk melahirkan bayi prematur bila dibandingkan dengan wanita yang
paritasnya kurang dari 3.
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui derajat kesehatan di suatu Negara seluruh dunia. AKB di Indonesia
masih sangat tinggi, menurut hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
bahwa AKB di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 34 per 1000 kelahiran hidup
(KH). Apabila dibandingkan dengan target dalam Millennium Development Goals
(MDGs) ke 4 tahun 2015 yaitu 17 per 1000 kelahiran hidup (KH), ternyata AKB di
Indonesia masih sangat tinggi (Depkes Indonesia, 2011).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2008
jumlah kelahiran yaitu 156.348 orang dengan jumlah kematian bayi yaitu 3,4% (537
kematian bayi), sedangkan pada tahun 2009 jumlah kelahiran 102.205 orang dengan
jumlah kematian bayi yaitu 0,8% (79 kematian bayi). Persentasi kematian bayi
tertinggi terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) (1,31%) dan Lahat (0,82%),
persentase terendah di Kabupaten Muara Enim (0,14%) dan Empat Lawang (0,13%)
(Dinkes Provinsi Sumatra Selatan, 2010).
Menurut data dinas kesehatan kota Palembang pada tahun 2008 jumlah
kelahiran sebesar 30.104 orang dengan angka kematian 4 per 1000 Kelahiran Hidup,
Sedangkan pada tahun 2009 jumlah kelahiran sebesar 30.117 orang dengan jumlah
angaka kematian bayi yaitu sekitar 2 per 1000 Kelahiran Hidup (Dinkes Kota
Palembang, 2010).
Kelahiran prematur merupakan kelahiran yang berisiko tinggi terhadap bayi
yang dilahirkan karna dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan pada bayi
yang berdampak kematian pada bayi. Dari berbagai uraian diatas penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan usia dan paritas ibu dengan
kelahiran prematur di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode 31 Januari –
31 Desember 2011.
2
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah ada hubungan usia ibu dengan kelahiran prematur di RSMP periode 1
Januari - 31 Desember 2011?
b. Apakah ada hubungan paritas ibu dengan kelahiran premature di RSMP periode
1 Januari - 31 Desember 2011?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan usia ibu dan paritas dengan kelahiran prematur di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode 1 Januari - 31 Desember
2011
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui angka kejadian kelahiran prematur di RSMP periode 1 Januari
- 31 Desember 2011
b. Mengetahui angka kejadian prematur berdasarkan usia ibu di RSMP
periode 1 Januari - 31 Desember 2011
c. Mengetahui dangka kejadian kelahiran prematur berdasarkan paritas ibu di
RSMP periode 1 Januari - 31 Desember 2011
d. Mengetahui hubungan usia ibu dengan kelahiran prematur di RSMP
periode 1 Januari - 31 Desember 2011
e. Mengaetahui hubungan paritas ibu dengan kelahiran prematur di RSMP
periode 1 Januari - Desember 2011
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi tentang
hubungan usia dan paritas ibu dengan kelahiran prematur, serta sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan dan metodelogi penelitian.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai sarana latihan dalam melakukan penelitian
kesehatan.
3
b. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan/menambah referensi dan
memberikan gambaran serta informasi bagi penelitian selanjutnya.
c. Bagi Rumah Sakit
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang
kelahiran prematur sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
rujukan bagi instansi terkait untuk membuat perencanaan dalam
pencegahan dan penanganan kejadian kelahiran prematur.
4