Bab i Rsud Kalijaga Demak Revisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 1

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPraktik Lapangan ( PL ) siklus III adalah mata kuliah kerja lapangan yang wajib diikuti oleh mahasiswa RMIK semester 4 sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan mata kuliah MUK 1 dan 2, MMIK 2, KKPMT IV yang diperoleh di dalam kelas dan praktikum di laboratorium RMIK untuk memperoleh pengalaman terhadap kenyataan penyelenggaraan alur prosedur rekam medis di rumah sakit. Cara PL dengan observasi, observasi partisipatif, wawancara, dan kajian dokumen di rumah sakit yang bersangkutan.Sebelum memulai PL, mahasiswa memperoleh pembekalan di kampus tentang tujuan, materi, metode, jadwal, lahan PL dan penilaian terhadap kegiatan dan hasil kegiatan PL berdasarkan rencana kerja kelompok dan perorangan yang dibuat oleh mahasiswa.Pada saat diselenggarakannya PL mahasiswa memperoleh 2 pembimbing, yaitu 1 Pembimbing Akademik dan 1 orang Pembimbing Lapangan (dari rumah sakit), yang bertugas memberi bimbingan dalam melakukan pengamatan dan penyusunan laporan. Selain itu, pembimbing lapangan berhak melakukan penilaian dan memberikan sanksi terhadap kesalahan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di rumah sakit yang bersangkutan.Mahasiswa didorong untuk bertanggung jawab dalam menarahkan kemampuan belajarnya sendiri, menganalisa, serta menimbang setiap pengalaman. Dengan demikian, wawasan berpikirnya menjadi lebih luas.Pada akhir kegiatan, setiap kelompok mahasiswa diwajibkan menyusun laporan PL dan mempresentasikan hasil PL, serta dilanjutkan ujian Penilaian Pencapaian Kompetensi ( PPK ) secara individual di kampus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.Pelaksanaan Praktik lapangan bagi mahasiswa pada Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Siklus ketiga dilaksanakan mulai tangga 28 Juli 15 Agustus 2015.

B. TUJUAN PRAKTIK LAPANGAN1. Tujuan UmumSetelah mengikuti proses pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengalaman nyata berdasarkan pengamatan terhadap penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit sehingga dapat menyebutkan perbedaan perbedaan antara teori dengan kenyataan di lapangan.2. Tujuan KhususMampu memahami dan mengenal RMIK dalam sistem pelayanan kesehatan.a. Mampu menguasai pengetahuan tentang prinsip prinsip manajemen dan mengaplikasikan dalam unit kerja rekam medis.b. Mampu mengelola sistem informasi RMIK guna menghasilkan informasi kesehatan yang tepat dan akurat.c. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan program sesuai dengan konsep Manajemen Informasi Kesehatan.d. Mampu memehami dan melaksanakan program kegiatan manajemen mutu ( quality assurance ) di bidang RMIK.e. Mampu memehami manajemen resiko di fasilitas pelayanan kesehatan khususnya RMIK.f. Mampu melakukan analisis kuantitatif dan kualitatif DRM.g. Mampu memahami dan menelusuri kelengkapan informasi penunjang diagnosis untuk mendapatkan kode penyakit dan masalah terkait kesehatan serta kode tindakan yang akurat.h. Mampu menentukan kode penyakit dan permasalahan kesehatan serta kode tindakan, sesuai dengan pedoman yang berlaku di Indonesia.i. Mampu menyusun informasi yang perlu dikomunikasikan dengan dokter untuk konfirmasi kelengkapan informasi terkai diagnosisi dan tindakan berdasarkan hasil telaah dokumen RM.

C. MANFAAT PRAKTIK LAPANGANDalam menjalankan proses dan memperoleh hasil kegiatan PL Siklus 3 sesuai dengan tujuan di atas, diharapkan dapat memberi manfaat bagi :1. Mahasiswa, memperoleh pengalaman nyata tentang penyelenggaraan rekammedisdirumah sakit sebagai lahan PL.2. Program Studi DIII RMIK Fakultas Kesehatan UDINUS, memperoleh masukan perbedaan perbedaan penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit yang dapat digunakan untuk memperkaya teori dan praktik dalam ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.3. Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak, memperoleh masukan perkembangan teori penyelenggaraan rekam medis yang mungkin dapat diterapkan di rumah sakit.

D. RUANG LINGKUPRuang Lingkup Praktik Lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Siklus 3 / Semester 4 / Tahun Akademik 2015 tentang tinjauan terhadap Sistem dan Prosedur Pelayanan Rekam Medis di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demakmeliputi :1. Lingkup KeilmuanLingkup keilmuan dalam laporan ini adalah ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.2. Lingkup MateriMateri dalam laporan ini adalah manajemen unit kerja kesehatan, manajemen mutu informasi kesehatan dan Klasifikasi dan kodefikasi penyakitmasalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan medis.3. Lingkup LokasiPraktek lapangan ini dilaksanakan di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak.4. Lingkup WaktuPraktek Lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Siklus 3 / Semester 4 / Tahun Akademik2015 dilaksanakan pada tanggal 28Juli-15Agustus 2015.5. Lingkup MetodeDengan menggunakan metode observasi partisipasif yaitu dengan cara melihat, mengamati, bertanya, membaca , diskusi , mencatat serta mengikuti pelaksanaan kegiatan pelayanan rekam medis secara langsung di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak.E. METODE PENGAMATAN PRAKTIK LAPANGANMetode pengambilan data yang digunakan adalah :1. InterviewMetode ini dilaksanakan dengan cara bertanya dan diskusi secara langsung dengan Petugas Pelayanan Rekam Medis di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak.2. ObservasiMetode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung suatu objek maupun jalannya pelayanan yang dilakukan olah petugas rekam medis RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demakyang hasilnya dibahas dan didiskusikan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan kegiatan di lapangan, untuk mencapai tujuan dan memperoleh manfaat tersebut, diatur dengan tatacara dan prosedur sebagai berikut :a. Rencana kerja perorangan dan kelompok mahasiswa harus diketahui dan disetujui terlebih dahulu oleh Pembimbing Akademik dan Pembimbing Lapangan.b. Berdasakan rencana kerja tersebut Pembimbing Lapangan mengatur siklus pengamatan mahasiswa disesuaikan dengan kapasitas tampung disetiap sistem pelayanan rekam medis.c. Berdasarkan pengaturan tersebut mahasiswa melakukan pengamatan, selajutnya mencatat hasil pengamatan untuk disusun sebagai laporan perorangan dan sebagai draft laporan kelompok.d. Pada setiap akhir siklus pengamatan mahasiswa harus menunjukan laporan tersebut kepada Pembimbing Lapangan untuk memperoleh persetujuan dan penilaian.e. Pada akhir semua siklus pelayanan rekam medis, mahasiswa diwajibkan menyusun draft laporan akhir untuk dikonsultasikan kepada Pembimbing Lapangan dan Akademik.f. Bila telah dikoreksi, laporan tersebut disusun sebagai laporan akhir PL.g. Laporan akhir PL diserahkan selambat lambatnya sehari sebelum presentasi kelompok.h. Berdasarkan Laporan Akhir PL tersebut, secara kelompok mahasiswa harus menyajikan dalam presentasi bersama antara mahasiswa dengan Pembimbing dan Penguji Akademik.i. Kegiatan prsentasi dilanjutkan dengan sidang Penilaian Pencapaian Kompetensi ( PPK ) secara individu.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. PERENCANAAN SDM DI UNIT KERJA RMIK1. Pengertian Sumber Daya ManusiaSumber Daya Manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas (Gomes, 1995). Sumber daya manusia juga merupakan faktor dominan yang harus dipertahankan dalam penyelenggaraan pembangunan untuk memperlancar pencapaian sasaran pembangunan.2. Metode Perencanaan Kebutuhan SDM di Unit Kerja Rekam Medisa. Perencanaan SDMPerencanaan SDM adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sistematis dan strategis yang berkaitan dengan peramalan kebutuhan tenaga kerja/pegawai dimasa yang akan datang dalam suatu organisasi (publik,bisnis) dengan menggunakan sumber informasi yang tepat guna penyediaan tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas sesuai yang dibutuhkan. Perencanaan sumber daya manusia di bidang kesehatan diatur dalam Kepmenkes nomor 81 tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan PerencanaanSumber Daya Manusia Kesehatan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menghitung kebutuhan pekerja dalam perencanaan SDM adalah analisis menggunakan WISN. Selain metode WISN ada metode lain yang khusus untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga perawat yaitu metode douglas.b. Metode Workload Indicator Staffing Need (WISN)Metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja ini merupakan suatu metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja nyata yang dilaksanakan oleh setiap kategori sumber daya manusia kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit.Metode perhitungan tersebut pada saat ini telah diadaptasi dan digunakan oleh Departemen Kesehatan RI dalam menghitung jumlah kebutuhan masing- masing kategori tenaga kesehatan yang dibutuhkan di Kantor Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Propinsi, Kabupaten/Kota, serta disahkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI no.81/Menkes/SK/2004.Langkah perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan WISN ini meliputi 7 langkah, yaitu :1) Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitungMenetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit kerja dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan baik di dalam maupun di luar tempat kerja.2) Menghitung Kuantitas KegiatanDalam waktu 1 tahun berapa kali melakukan tiap tugas / pekerjaan.3) Menetapkan waktu kerja tersediaMenetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja selama kurun waktu satu tahun.Rumus :WKT = [ A ( B + C + D + E ) ] x FKeterangan :A = Hari KerjaD = Hari Libur NasionalB = Cuti TahunanE = Ketidak Hadiran KerjaC = Pendidikan dan PelatihanF = Waktu Kerja4) Menyusun standar beban kerjaStandar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakannya (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.Rumus :Standar Beban Kerja = 5) Menyusun standar kelonggaranPenyusunan standar kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya faktor kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaiakan suatu kegiatan diluar tugas pokok.Rumus :Standar Kelonggaran = 6) Kebutuhan TenagaJumlah SDM yang dibutuhakan dalam sub unit.Rumus :Kebutuhan Tenaga Kerja = ( ) + Standar Kelonggaran7) Analisa Hasil WISNApabila 1 maka kelebihan SDM.Rumus :WISN Ratio =

B. PENGORGANISASIAN UNIT KERJA RMIKPengertian OrganisasiOrganisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.Tujuan Organisasi1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama 2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing4. Ada tujuan tertentu C. PERENCANAAN SDM UNIT KERJA RMIK1. Ergonomia. Pengertian ErgonomiIlmu yang mempelejari penerapan penyesuaian pekerjaan dan lingkungan pada manusia dan sebaliknya yang bertujuan mencapai produktifitas dan efesien yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia sebaik mungkin. Dengan demikian kenyamanan kerja petugas dapat terwujud.b. Loket pendaftaran Fasilitas loket pendaftaran harus di desain sedemikian rupa sesuai keadaan disekitarnya agar nyaman, hal tersebut dikarenakan :Setiap pasien harus memberikan informasi apa saja yang diperlukan petugas untuk membantu dalam penampatan ke pelayanan berikutnya. Petugas dan pasien memerlukan komunikasi untuk dimasukan kekomputer. Data-data yang ditulis di dokumen harus benar dan terjaga kerahasiannya.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain loket, antara lain :Kerahasian Kelancaran komunikasiKeselamatan dan keamanan kerja1) Desain Loket Pendafataran Bagian Luar ( Loket Pasien)Dalam mendesain loket pendaftaran ada yang perlu dipertimbangkan antara lain mengenai kerahasian komunikasi, keselamatan, keamanan dan kenyamanan. dalam hal kerahasian, desain loket pendaftaran perlu adanya pembatas atau penyekat pada masing-masing loket karena begitu penting dan rahasianya dokumen rekam medis, maka kerahasiannya harus dijaga sejak mulai pendaftaran.Untuk menunjang keamanan dan keselamatan dalam proses pendaftaran, maka model bentuknya harus diperhatikan. Bila loket terbuat dari kayu, papan atau tembok harus dibuat halus, rata serta bagian tepinya jangan lancip agar tidak tajam. 2) Desain Loket Pendaftaran Bagian Dalama. Desain kursi kerjaPerancangan kursi kerja harus dikaitkan dengan jenis pekerjaan posture yang diakibatkan, gaya yang dibutuhkan, arah visual ( pandangan mata ), dan kebutuhan akan perlunya merubah posisi ( postur ).Kursi untuk kerja dengan posisi duduk adalah dirancang dengan metode floor-up yaitu dengan berawal pada permukaan lantai, untuk menghindari tekanan dibawah paha.Kriteria kursi kerja yang ideal adalah sebagai berikut :i. Mudah di naik-turunkan (adjustable)Ketinggian kursi kerja hendaknya mudah di atur pada saat kita duduk, tanpa harus turun dari kursi.ii. Sandaran Punggung Penting untuk menahan beban punggung ke arah belakang (lumber spine).Hal ini haruslah di rancang agar dapat di gerakkan naik turunkan maupun maju mundur dan dapat pula diatur fleksibilitas sehingga sesuai dengan bentuk punggung.iii. FungsionalBentuk tempat duduk tidak boleh menghambat berbagai macam alternatif perubahan posisi (postur).iv. Bahan MeterialBentuk tempat duduk dan sandaran punggung harus di lapisi dengan material yang cukup lunak.v. Kedalaman KursiKedalaman kursi ( depan belakang ) haruslah sesuai dengan dimensi panjang antara lipat lutut ( popliteal ) dan pantat ( buttok ). Wanita dengan antropometri 5 percentil haruslah dapat menggunakan dan merasakan manfaat adanya sandaran punggung ( back-rest).vi. Lebar KursiLebar kursi minimal sama dengan lebar pinggul wanita 5 percentil populasi.vii. Lebar Sandaran PunggungLebar sandaran punggung seharusnya sama dengan lebar punggung wanita 5 percentil populasi. jika terlalu lebar akan mempenggaruhi kebebasan gerak siku.

Kriteria Kursi Kerja :i. Tinggi Alas DudukDiukur dari lantai sampai pada permukaan atas dan bagian depan alas duduk. Tinggi alas duduk harus lebih pendek dari jarak antara lekuk lutut dan telapak kaki.ii. Panjang Alas DudukDiukur dari pertemuan garis proyeksi permukaan depan sandaran duduk pada permukaan atas alas duduk. Panjang alas duduk harus lebih pendek dari jarak antara lekuk lutut dan garis punggung.iii. Lebar Alas DudukDiukur pada garis tengah alas duduk melintang.lebar alas duduk adalah 44 48 cm dan harus lebih besar dari lebar pinggul.iv. Sandaran PinggungBagian atas dari sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung tulang belikat, dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul.v. Sudut Alas DudukAlas duduk harus sedemikian rupa agar memberikan kemudahan bagi pekerja untuk melakukan gerakan dan harusnya di buat horizontal. Bila keadaan memungkinkan, dianjurkan penyedian tempat duduk yang ukuran-ukurannya dapat diatur.vi. Desain Meja KerjaDalam perancangan meja kerja perlu di sediakan cukup ruangan bagi peralatan, perlengkapan kerja dan aneka tempat penyimpanan bahan, agar gerakan tidak terganggu.Paling ideal adalah meja kerja yang dapat disetel menurut tinggi tenaga kerja yang bersangkutan.Kriteria Meja Kerja :i. Tinggi Meja KerjaTinggi permukaan atas dari meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada waktu kerja. Untuk sikap duduk, ukuran-ukuran yang dianjurkan adalah :Tinggi Meja Kerja untuk sikap duduk dianjurkan 54-58 cm yang di ukur dari permukaan daun meja sampai ke lantai.ii. Tebal daun meja dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kebebasan gerak kaki.iii. Permukaan meja kerja harus rata dan tidak mengikat.iv. Lebar meja kerja adalah 80 cm, di usahakan tidak melebihi jarak jangkauan tangan.v. Tinggi meja kerja harus di sesuaikan dengan sifat pekerjaan.

c. Rak FilingMerupakan tempat penyimpanan DRM, dalam desain rak filing harus diperhatikan antropometri dari segi petugas dan DRM.Faktor faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan kerja : 1. CahayaDalam PMP No. 7/1964 tentang syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan dalam tempat kerja, terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :a. Jarak antara gedung-gedung atau bangunan-bangunan lainnya harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu masuknya cahaya siang ke tempat kerjab. Setiap tempat kerja harus mendapat penerangan yang cukup untuk melakukan pekerjaan :1) Jendela-jendela,lubang-lubang atau dinding gelas yang dimaksudkan untuk memasukkan cahaya harus selalu bersih dan luas seluruhnya harus 1/6 dari luas kantor tempat kerja sehingga memberikan penyebaran cahaya yang merata.2) Dalam hal yang memaksa luas yang dimaksud diatas dapat dikurangi sampai 1/10 x luas kantor atau tempat kerja.3) Bila ada penyinaran matahari langsung menimpa para pekerja, maka harus diadakan tindakan-tindakan menghalanginya.4) Apabila jendela hanya satu-satunya sebagai sumber penerangan dari cahaya matahari, maka jarak jendela dengan lantai tidak boleh melebihi 1,2 meter.c. Dalam hal cahaya matahari tidak mencukupi atau tidak dapat dipergunakan, harus diadakan penerangan dengan jalan lain sebagai tambahan atau pengganti cahaya matahari.d. Alat ukur yang digunakan dalam menghitung kadar penerangan :1) Alat pengukur penerangan: luks meter2) Alat pengukur luminenci: brightnessmeter3) Alat pengukur kekuatan sumber cahaya : fotometer

e. Faktor yang mempengaruhi kemampuan mata adalah :1) intensitas penerangan2) penyeberan tingkat penerangan dalam lapangan penglihatan3) ukuran benda4) warna dan bahan dan benda yang mempengaruhi factor luminenci5) kontras antara benda dengan lingkungan6) waktu presepsi 7) usia

2. KebisinganBunyi didengar sebagai rangsangan pada telinga oleh getaran getaran yang melalui media elastik, dan saat bunyi bunyi tersebut tidak dikehendaki maka dinyatakan sebagai kebisingan.Tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan pada manusia yatu :a. Lama waktu bunyi tersebut terdengar, semakin lama telinga kita mendengar kebisingan akan semakin buruk akibatnya bagi pendengar b. Inpensitas, biasanya diukur dengan satuan decibel (dB) yang menujukkan besarnya arus energy persatuan luasc. Frekuensi suara yang menunjukan jumlah dari gelombang gelombang suara yang sampai ditelinga kita setiap detik dinyaakn dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (Hz).1) Jenis Jenis Kebisingan :a. Kebisingan continue dengan spectrum frekuensi luas (steady state, widenband noise), misalnya : mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar, dan lain-lain.b. Kebisingan continue dengan spectrum frekuensi sempit (steady, state, narrow, band noise), misalnya : gergaji silkuler, kantup gas, dan lain lain.c. Kebisingan terputus putus (intermitten), misalnya : lalu lintas, suara kapal terbang dilapangan udara.d. Kebisingan implusif (impact or implusif noise), seperti pukulan tukul, tembakan bedil, meriam, ledakan.e. Kebisingan implusif berulang, misalnya : mesin tempa diperusahaan 2) Alat Pengukur Kebisingan : a. Sound level meter, untuk mengukur intensitas kebisingan.b. Octave band analayzer, untuk mengukur frekuensi dari suatu kebisingan .c. Impact noise analayzer, untuk mengukur kebisingan implusif.d. Personal noise dosis meter 3) Efek kebisingan terhadap daya kerjaDiterima secara luas, bahwa kebisingan mempunyai efek meragukan kepada daya kerja. Pengaruh pengaruh negatif kebisingan adalah sebagai berikut :a. Gangguan Menurut batasannya, kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki maka dari itu kebisingan sering mengganggu, walaupun terdapat fariasi diantara penerangan dalam besarnya gangguan atas jenis dan kekerasan suatu kebisingan.b. Komunikasi Dengan Pembicaraan Sebagai pegangan, resiko petensial kepada pendengaran terjadi apabila komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin terjadi kesalahan, terutama pada peristiwa penggunaan tenaga baru.c. Kriteria KantorKebutuhan pembicaraan, baik langsung atau lewat telefon, adalah sangat penting dikantor dan ruang siding, dan dalam hal itu, telah ditemukan, bahwa TGP (Tingkat Gngguan Pembicaraan) tidak selalu memadai sebagai pedoman untuk menentukan tepat tidaknya tingkat kegaduhan.Harus diperhatikan pula factor tingkat kekerasan dari frekuensi frekuensi yang kuat untuk penentuaan TGP.d. Efek Pada PekerjaanKebisingan mengganggu perhatian yang perlu terus menerus dicurahkan. Maka dari itu, tenaga kerja yang melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap suatu proses produksi atau hasil dapat membuat kesalahan kasalahan akibat gangguan konsentrasi. e. Reaksi Masyarakat Pengaruhnya akan besar, apabila atau kebisingan akibat suatu proses produksi sedimikian hebatnya, sehingga masyarakat sekitar protes, agar kegiatan tersebut dihentikan.4) Keluhan penyakit telinga, yaitu : a. Nyeri telinga b. Kurang pendengaran c. Otorea yaitu, secret dari telinga dapat berbentuk cairan berbentuk cairan atau sumbatan serumen.d. Tenitus yaitu, sering dikeluhkan terutama oada orangn tua yang menderita presbikusis yaitu menimbulkan rasa cemas pada penderita terutama pada malam hari ketika berusaha untuk tidur.e. Fertigo adalah perasaan abnormal mengenai adanya gerakan penderita terhadap sekitar atau gerakan sekitar terhadap penderita, tiba tiba semua terasa berputar atau bergerak naik turun dihadapanya.

5) Pengaruh kegaduhan / kebisingan yaitu :a. Beberapa ketegangan mental yang disebabkan oleh kegaduhan,akan mengakibatkan bertambah cepatnya denyut nadi serta hipertensi.a. Konsentrasi dan efisiensi kerja terganggu,yang dapat mengarah pada suatu bahaya lain,dimana penderita tidak dapat mendengar,teriakan atau tanda peringatan,sehingga mengakibatkan kecelakaan.6) Iklim KerjaSalah satu masalah yang sering dihadapi pekerja adalah lingkungan disekitar tempat kerja yang dianggap sebagai beban tambahan, dimana lingkungan menentukan kesinambungan proses produksi maupun kondisi kesehatan pekerja tersebut.Tempat kerja yang tidak memenuhi syarat akan mempengaruhi kondisi kesehatan pekerja baik dalam jangka pendek /akut maupun dalam waktu yang lebih lama dan bersifat menetap (kronis).Disamping suhu udara,panas ditempat kerja tergantung pula kadar suhu radiasi,kelembapan dan kecepatan gerakan udara ( sirkulasi ). Semua faktor tersebut merupakan perpaduan yang dikenal sebagai cuaca/iklim kerja.7) Keseimbangan PanasDalam kehidupannya manusia senantiasa menghasilkan panas guna memelihara kelangsunga fungsi organ tubuh.Panas metabolism tersebut tergantung berbagai aktivitas dan kondisi kesehatan seseorang.Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap (homeothermal) oleh suatu sistem pengaturan suhu (thermoregulatory system), sehingga dapat menyesuaikan diri dengan berbagai cuaca.Suhu menetap ini adalah hasil keseimbangan antara panas yang dihasilkan di dalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas antara tubuh dengan lingkungan sekitar.Produksi panas di dalam tubuh tergantung dari kegiatan fisik tubuh, makanan, pengaruh dari berbagai bahan kimiawi, dan gangguan pada system pengatur panas, misalnya pada keadaan demam. Hal-hal yang juga member pengaruh terhadap keadaan suhu/ temperature, teratur dalam ruangan ( indoor climate ), yaitu : a. Temperatur ruangan b. Temperatur lingkunganc. Kelembapan d. Kecepatan gerak udarae. Kualitas udara

1. Mekanisme pertukaran panas antara tubuh dengan sekitarnya adalah melalui :a. Konduksi adalah pertukaran panas melalui sentuhan atau kontak langsung b. Koneksi adalah pertukaran panas melalui kontak udara.c. Radiasi adalah pemancaran panas melalui keadaan tanpa udara d. Efaporasi adalah pemancaran/ pembuangan panas melalui keringat.Sebagian besar panas hasil metabolisme dibuang / dipancarkan kesekelilingnya, melalui mekanisme koneksi, radiasi dan penguapan keringat ( efaporasi ). Demikian sebaliknya, panas dari lingkungan sekitar ditransfer melalui koneksi dan radiasi.Pada umumnya peran konduksi dalam membawa panas dari atau ketubuh sangat kecil.1) Standar iklim kerja berdasarkan pengumpulan suhu efektif :a. Untuk pekerjaan ringan < 32,0 Cb. Pekerjaan sedang < 29,5 C danc. Pekerjaan berat < 22,0 CStandar untuk iklim kerja yang berlaku di Indonesia adalah penentuan Suhu Basah Alami. Melalui surat edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE 01/Men /1978 ditentukan iklim kerja adalah < 21 C bola basah dan tertinggi < 30 C bola basah. Pada Indeks Suhu Basah dan Bola ( ISBB ) :a. Untuk pekerjaan yang dilakukan diluar ruangan (outdoor) :ISBB = 0,7 sb + 0,2 sr + 0,1 sk

b. Untuk pekerjaan yang dilakukan didalam ruangan ( indoor) :ISBB = 0,7 sb + 0,3 sr

Berbagai peralatan yang dapat digunakan di lingkungan kerja untuk menentukan besarnya tekanan panas yaitu :a. Suhu udara dan kelembapan : psikrometerb. Suhu radiasi : termometer bola ( globe )c. Kecepatan gerakan udara: anemometer,thermometer katad. Suhu basah alami : thermometer basah alamie. Kelembapan : hygrometer

D. MANAJEMEN MUTU INFORMASI KESEHATAN ( Quality Assurance )

Quality assurance merupakan pola manajemen yang berfokus pada pemenuhan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, melalui optimalisasi peningkatan yang berkelanjutan. Pemenuhan terhadap standart dan pemenuhan terhadap keinginan konsumen dan kepuasan konsumen itu sendiri tidak hanya hasil atau keluaran pelayanan di rumah sakit dalam bentuk kesembuhan pasien, tetapi mulai dari masukan yang berupa sarana dan prasarana yang berkualitas yang memuaskan pelanggan/ pasien.E. ANALISIS KUANTITATIF dan KUALITATIF SDM

Keberhasilan rumah sakit dimulai dari mutu bukan harga, jika mutu terjamin, cost akan turun, permintaan pasar, produktifitas dan profil akan naik, hasilnya adalah profit dan kepuasan pelanggan.Penilaian mutu medis meliputi :1. Analisa Kuantitatifa. Definisi Analisa KuantitatifAnalisa kuantitatif adalah suatu review area tertentu catatan medis untuk mengidentifikasi deficiency spesifikasi area yang ditemukan biasanya tertulis dalam satu prosedur yang dikembangkan bersama oleh manajer informasi kesehatan dan penyedia pelayanan kesehatan. Ini dengan aturan staf medis dan kebijakan administrasi dari fasilitas yang bersangkutan dan standart dari badan-badan pemberi lisensi, akreditasi dan spesifikasi.b. Tujuan Analisa KuantitatifTerutama untuk mengidentifikasi omissi yang jelas selalu terjadi yang bisa diperbaiki dengan mudah pada prosedur normal rumah sakit, selain itu dapat menjawab pertanyaan tentang apa (what), siapa (who), mengapa (why), dimana (where) dan bagaimana (how) tindakan medis yang dilakukan kepada pasien.c. Hasil Analisa kuantitatif mengidentifikasi deficiency spesifik, deficiency ini harus dilengkapi oleh penyedia asuhan kesehatan dalam waktu singkat setelah diidentifikasi.d. Komponen komponen analisa kuantitatif Komponen komponen dasar analisa kuntitatif mencakup review untuk:1) Review untuk identifikasiMengoreksi identifikasi pasien pada setiap formulir. Hal yang direview antara lain :a) No RM dan nama pasienb) Alamat pasienc) Jenis kelamind) umur2) Review untuk laporan laporan yang perluMeneliti tentang kelengkapan laporan yang perlu meliputi :a) Anamnesab) Pemeriksaan fisikc) Pemeriksaan penunjang (lab, x-ray, USG dll)d) Konsultasie) Operasi, anastesi, informed consentf) Hal lain yang terkait dengan pelayanan

3) Review untuk otentifikasiOtentifikasi yang diharuskan pada semua entry, penanggung jawab semua pelayanan yang meliputi :a) Namab) Tanda tangan 4) Review untuk pencatatanPraktek pencatatan yang baik (review pencatatan)a) Cara penulisan (isi terbaca / tidak, lengkap / tidak)b) Cara pembetulan kesalahan c) Penggunaan singkatan, simbol dan istilah yang sahd) penutupan sisa penulisan area untuk menghindari penambahan kemudian, terutama pada catatan kemajuan dan perintah dokter.2. Analisa Kualitatif Analisa kualitatif adalah suatu review tentang isi entry rekam medis dalam hal inkonsistensi dan omisi yang dapat menunjukkan inakurasi dan ketidaklengkapan. Analisa ini memerlukan pengetahuan tentang terminologi medis dan standart bahan-bahan lisensi, akreditasi dan lain-lain.Tujuan dari analisis kualitatif adalah untuk menyiapkan dokumen rekam medis yang lengkap untuk tujuan asuhan kesehatan, aspek legal, syarat-syarat peraturan, data yang akurat dan analisis statistik.Komponen-komponen analisis kualitatif yaitu review isi rekam medis tentang :a. Pencatatan diagnosis yang komplit dan konsisten.b. Konsistensi entry oleh semua pemberi pelayanan kesehatan.c. Deskripsi dan justifikasi perawatan seorang pasien.d. Penerapan praktek pencatatan yang baik.e. Adanya hal-hal yang berpotensi untuk menimbulkan ganti rugi.f. Pencatatan semua informed konsent yang diperlukan.

F. KONSEP MANAJEMEN RESIKO di FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.

1. Pengertian Manajemen ResikoProses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.Tahapan Manajemen Riskoa. Identifikasi Resiko Identifikasi risiko merupakan tahap awal dari manajemen risiko. Tahap ini berkenaan dengan penemuan risiko yang mungkin terjadi pada suatu proyek. 1) Pengukuran Resiko 2) Pengendalian Resiko

G. KLASIFIKASI dan KODEFIKASI PENYAKIT Dan MASALAH TERKAIT KESEHATAN SERTA TINDAKAN ( KKPMT 4 )

Diagnosis adalah suatu penyakit atau keadaan yang diderita oleh seorang pasien yang menyebabkan seorang pasien memerlukan atau mencari dan menerima asuhan medis atau tindakan medis (medical care). Diagnosis utama yang spesifik akan memudahkan dalam melakukan kode diagnosis utama, kode diagnosis utama merupakan huruf dan angka yang mewakili sebutan suatu diagnosis utama. Keakurasian kode diagnosis utama memberikan pengaruh yang penting dalam proses pencatatan indeks penyakit dan laporan rumah sakit.Dokter dan petugas koding berperan penting dalam menentukan akurasi kode diagnosis utama penyakit. Petugas rekam medis harus mengetahui anatomi , fisiologi, patologi ,terminologi dan mengkode diagnosa. Dokter di harapkan menuliskan diagnosis yang lengkap dan jelas di lembar RM. Hal ini dimaksudkan agar petugas koding mudah memberikan kode dengan akurat sesuai arahan ICD-10. oleh sebab itu, petugas koding harus mempunyai pengetahuan tentang cara mengkoding diagnosis utama sesuai dengan aturan morbiditas.Fungsi dasar dari ICD-10 adalah sebagai klasifikasi penyakit, cedera dan sebab kematian untuk tujuan statistik. ICD-10 digunakan untuk mengkode diagnosis utama dokter oleh bagian unit Rekam Medis khuususnya pada bagian koding.dalam proses koding terdapat permasalahan yang terjadi seperti : penulisan dalam diagnosis utama kurang jelas dan terdapatnya singkatan-singkatan dalam penulisan diagnosa utama, sehingga menyulitkan dalam proses koding diagnosa utama.

BAB IIIHASIL PENGAMATAN

A. Gambaran Umum Rumah SakitRSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak terletak di Jl. Sultan Fatah Nomor 669/50 Demak seluas + 4 hektar. RSUD Sunan Kalijaga berada di Kota Demak dan juga berada di jalur utama pantai utara Jawa Tengah. RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak pada awalnya didirikan oleh Pemerintah Belanda tahun 1938 yang lokasinya di sekolahan Ongko Loro (saat ini masih digunakan sebagai gedung pertemuan rumah sakit dan ruang Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit). Kepala Rumah Sakit Demak yang pertama di jabat oleh dokter Sastro berdasarkan Surat Keputusan Departemen Van Gezondheid Semarang.Perubahan statusRumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Kabupaten Demak sejak tahun 1938 hingga tahun 2008 adalah sebagai berikut :Tahun 1938 1949Balai Kesehatan.

Tahun 1949 1979

Status Rumah Sakit Umum Kabupaten.Status Rumah Sakit Umum Demak kelas D.

Tahun 1979 1993

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RINomor 51/Menkes/SK/ II/1979 tentang Rumah Sakit Umum Kelas D untuk Pemda Tingkat II.

Tahun1993 2009

Status Rumah Sakit Umum Demak kelas C. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 204/Menkes/SK/II/1993 tanggal 26 Pebruari 1993 tentang Persetujuan Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Demak milik Pemda Tk II Demak.

Tahun 2010( tanggal 26 Juli 2010 )Rumah Sakit Lulus Penuh akreditasi 16 Pokja pelayanan

Tahun 2011

Status Rumah Sakit Umum Demak menjadi Badan Layanan Umum Daerah berdasarkan SK BupatiNo.900/607/2010.

Pada tahun 1997, dalam rangka mendukung slogan Demak Beramal, H.DJOKO WIDJI SUWITO, SIP sebagai Bupati Demak telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor 445.1/1.500 / 1997 tanggal 12 Nopember 1997 tentang Penetapan Nama RSU Kabupaten Demak dengan nama RSUD Bhakti Karya Husada. Selanjutnya, karena dipandang nama Bhakti Karya Husada di pandang belum sesuai dengan ciri khas Daerah Kabupaten Demak, guna menumbuhkan kebanggaan masyarakat di daerah tersebut di ganti dengan nama Rumah Sakit Daerah Sunan Kalijaga Kabupaten Demak berdasarkan Perda Nomor 7 tahun 2008, maka berubah menjadi RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak.

1. VISI DAN MISI RSUD SUNAN KALIJAGA KABUPATEN DEMAKVISIMenjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Wilayah Utara Jawa TengahMISIa. Mengutamakan kepuasaan pelanggan sesuai standar pelayanan Rumah Sakit.b. Mengembangkan pelayanan Trauma Center dan Rumah Sakit jemput pasien.c. Mengembangkan Sumber Daya Manusia berkelanjutan.d. Menciptakan suasana dan lingkungan Rumah Sakit yang aman dan nyaman.e. Menjalin kerja sama antar mitra kerja.

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

3. JENIS PELAYANAN DI RSUD SUNAN KALIJAGA KABUPATEN DEMAK1) Pelayanan Rawat Jalan :a. Poliklinik Umumb. Poliklinik DOTSc. Poliklinik Gigid. Poliklinik VCT/HIV/AIDSe. Poliklinik Kebidanan dan penyakit Kandunganf. Poliklinik Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan(THT)g. Poliklinik Penyakit Matah. Poliklinik Penyakit Dalami. Poliklinik Kulit&Kelaminj. Poliklinik Kesehatan Jiwak. Poliklinik Anakl. Poliklinik Tumbuh dan Kembangm. Poliklinik Bedahn. Poliklinik Sarafo. Poliklinik Rehabilitasi Medikp. Poliklinik Psikologiq. Poliklinik Paru2) Pelayanan Rawat Inapa. VIP A (Anggrek)b. VIP B (Wijaya Kusuma,Amaryls)c. Anak (Dahlia)d. Perinatal (Bougenville)e. Dalam (Teratai,Mawar)f. Mata,THT (Soka)g. Bedah (Kenanga)h. Kelas III (Lily,Cempaka)3) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat :a. Triageb. 2 unit nebulizer teratmentc. Kamar Bedah untuk minor surgeryd. Live line trolye. Basic live support treatmentf. Rekam Jantung (Elektro Kardiografi)g. Incubator dan Incubator transporth. DC Shocki. Oxygen sentralj. Dokter Jaga4) Pelayanan Penunjang :a. Pelayanan Laboratorium (24 Jam) :i. Hematologiii. Kimia Klinikiii. Bakteriologiiv. Serologiv. Urinalisavi. Narkobavii. Tes HIVb. Radiologii. Radiologiii. USG 3 Dimensiiii. Mobile X Rayc. FarmasiMemberikan layanan untuk pembelian obat-obatan, baik obat generik maupun obat paten dan alat kesehatan, bahan habis pakai.d. Instalasi Gizii. Memberikan konsultasi gizi rawat jalan dan rawat inapii. Penyelenggaraan makan pasiene. Rehabilitasi Medik/Fisioterapii. Konsultasi Dokter spesialis Rehabilitasi Medikii. Pelayanan Fisoterapiiii. Terapi Wicara5) Pelayanan Lainnya :a. Rumah Sakit Rujukan Flu Burung di Kabupaten Demakb. Pelayanan Mobil Ambulance dan Jenazahc. Pelayanan Medical Legald. Pelayanan Visum et repertume. Pelayanan Sosial/Bhakti Sosial kemasyarakatanf. Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)g. PKBRS (Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit)h. MOW (Medis Operatif Wanita) pasang dan lepas norplanti. Pemeriksaan Kesehatan/Medical Chek Up (CPNS, PNS, CALEG)j. PPKPA (Pusat Pelayanan Kekerasan pada Perempuan dan Anak-anak) / KDRTk. Bank Darahl. Inceneratorm. Instalasi Pengolahan Air Limbahn. Laundry6) Pelayanan Asuransi :a. JAMKESDAb. JKN : PBI (Jamkesda) NON PBI (Askes PNS,TNI / Polri,Jamsostek,Mandiri)

B. GAMBARAN UMUM URM

1. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI REKAM MEDIS

2. TUGAS DAN FUNGSI JABATANa. Ka. Instalasi Rekam MedisMerencanakan kegiatan, mengatur, memantau, mengawasi sistem kerja rekam medis mulai dari pendaftaran,pengolahan data,penyimpanan DRM serta menganalisa/ pelaporan evaluasi dan menilai hasil kerja rekam medis.b. Koordinator TTPRJ, TPPRI, TPPGMelaksanakan tugas untuk prosedurpelayanan pendaftataran pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.c. Koordinator Pengolahan DokumenMeneliti kelengkapan dokumen rekam medis.d. Koorinator Filling1. Menyiman doumen rekam medis di rak filling, menyatukan formulir dalam satu folder dengan satu pasien satu nomer rekam medis.2. Penilaian nilai guna rekam medis yaitu kegiatan menilai formulir terhadap nilai penyakit atau hukum dan sejarah.3. Retensi DRM yaitu memisahkan DRM inaktf dan DRM aktf kedalam ruang dan rak filling secara terpisah.2. Koordinator pelaporan menumpulkan, menganalisa dan menyusun data laporan rekm medis serta melaporkan laporan ke unit terkait.

C. SISTEM DAN PROSEDUR PELAYANAN REKAM MEDIS1. PERENCANAAN SDM di UNIT KERJA RMIKa. Sumber Daya Manusia di IRMA. Kepala Instansi Rekam Medis1. Persyaratan Jabatana) Pendidikan min D3 Rekam Medis.b) Memahami manajemen pada umumnya serta memahami peraturan perundang undangan yang berlaku pada bidang tugasnya.c) Mempunyai kemampuan dalam analisis dalam penyusunan laporan.d) Memahami masalah rekam medis.e) Disamping itu dituntut suatu prestasi yang baik, dedikasi yang tinggi, loyalitas tinggi dan tidak mencela.2. Tanggung JawabKoordinator dan penenggung jawab semua kegiatan di instalasi rekam medis.3. WewenangSebagai perencana program kegiatan, penyiapan bahan, perumus kebijakan, pengendalian serta koordinator penyusunan dan penyelenggaraan pengelolaan rekam medis sehingga setiap pasien mempunyai berkas yang memuat informasi yang cukup dan akurat, tentang identifikasi pasien, diagnosa, perjalanan penyakit, proses pengobatan dan tindakan medis hingga menghasilkan laporan dan informasi statistik yang tepat waktu dan akurat.4. Tugas Pokoka. Menyusun program dan kegiatan di instalasi rekam medis berdasarkan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk.c. Melaksanakan koordinasi dengan seluruh kepala bidang, kepala seksi, kepala sub bagian dan kepala instalasi di linggkungan rumah sakit untuk mendapatkan masukkan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.d. Melaksanakan pengelolaan rekam medis dan sistem informasi rumah sakit.e. Menyiapakann hasil visum et reperetum dan admintrasi yang berhubungan dengan asuransi.f. Melaksanakan pengendalian monitoring evaluasi dan pelaporan bidang rekam medis.g. Menilai presentasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.h. Membuat laporan pelaksaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.i. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaraan pelaksanaan tugas dan melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

B. Penanggung Jawab Rekam Medis Rawat Jalan 1. Persyaratan Jabatana. Pendidikan minimal D3 Rekam Medis. b. Berpengalaman di bidangnya.c. Mempunyai sikap ramah sopan, tertib dan penuh tanggung jawab.d. Memahami tata cara pengelolaan rekam medis rawat jalan.e. Memahami cara penerimaan pasien baru dan lama.f. Memahami pendistribusian pasien dokumen rekam medis di poliklink.g. Memahami cara pembuatan KIUP dan penyusunan KIUP secara alfabetik.h. Memahami cara penyusunan DRM sesuai TDF.2. Tanggung JawabSebagai penanggung jawab rekam medis rawat jalan sehingga terwujud informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai rawat jalan.3. Wewenanga. Menentukan dan mengatur sistem pengelolaan rekam medis di rawat jalan. b. Mengawasi pelaksanaan pengelolaan rekam medis di rawat jalan.4. Tugas Pokoka. Bertanggung jawab atas pendaftaran pasien rawat jalan.b. Melaksanakan fungsi manajemen pengelolaan rekam medis di rawat jalan.c. Membina staf pelaksanaan untuk selalu menjaga sikap ramah kepada semua pasien supaya upaya peningkatan mutu pelayanan terlaksana.d. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya dan memberikan arahan dan petunjuk.e. Melaksanakan koordinasi dengan staf pelaksanaan rekama medis lainnya.f. Melaksanakan pengendalian monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan pelayanan rekam medis di rawat jalan.g. Menjalakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh atasan.C. Staf Pelaksana Pendaftaran Pasien Rawat Jalan1. Persyaratan Jabatana. Pendidikan minimal SMU / sederajat.b. Mempunyai sikap ramah sopan, tertib dan penuh tanggung jawab.c. Memahami cara penerimaan pasien baru dan lama.d. Memahami pendistribusian pasien dokumen rekam medis di poliklink.e. Memahami cara pembuatan KIUP dan penyusunan KIUP secara alfabetik.f. Memahami cara penyusunan DRM sesuai TDF.g. Rajin dan teliti.2. Tanggung Jawab : -3. Wewenanga. Melaksanakan pendaftaran dan registrasi pasien rawat jalan.b. Penyediaan dokumen rekam medis.c. Penyusunan KIUP dan dokumen rekam medis rawat jalan. 4. Tugas Pokoka. Bertanggung jawab atas pendaftaran pasien rawat jalan.b. Menyiapkan catatan-catatan dan dokumen meliputi : KIUP(kartu indeks utama pasien) KIB(kartu identitas berobat) Dokumen rekam medis rawat jalan Daftar register pendaftaran rawat jalan dengan sistem komputerisasic. Menerima pasien baru dan lama baik umum maupun asuransi yang telah mengambil nomor antrian pendaftaran di loket pendaftaran pasien rawat jalan.Untuk pasien baru :1. Menanyakan apakah pasien pernah berobat disini atau belum?2. Menanyakan akan berobat di poklinik mana?3. Menanyakan keluhan utamanya4. Membuatkan nomor rekam medis, KIB, KIUP5. Menginput data/ identitas pasien ke dalam komputer 6. Kemudian mempersilahkan pasien ke kasirUntuk pasien lama :1) Menanyakan akan berobat dipoliklinik mana? Atau menanyakan keluhan utamanya2) Meminta pasien untuk menunjukkan KIBnya3) Apabila pasien tidak membawa KIB(hilang) akan di cari di kiupnya4) Mencatat di buku register pendaftran rawat jalan5) Menyerahkan KIB di bagian penyimpanan dokumen rekam medis6) Mempersilahkan pasien menunggu poliklinik yang diinginkan7) Mencatat tracer8) Setelah selesai pelayanan membuat laporan harian yang berisi :a. Jumlah pasien rawat jalan lama dan barub. Jumlah pasien umumc. Jumlah pasien JKN/ BPJS (PBI & Non PBI) rawat jalan lama dan barud. Jumlah pasien kerjasama (Asuransi lain)e. Menerima dokumen rekam medis yang telah di pakai dari poliklinik dengan menggunakan buku ekspedisi kemudian disimpan di rak penyimpanan dokumen rekam medis sesuai dengan nomor rekam medisnya.

D. Penanggung Jawab Rekam Medis Gawat Darurat dan Rawat Inap1. Persyaratan Jabatan a. Pendidikan minimal D3 Rekam Medis. b. Berpengalaman di bidangnya.c. Mempunyai sikap ramah sopan, tertib dan penuh tanggung jawab.d. Memahami tata cara pengelolaan rekam medis GD dan rawat inap.e. Memahami cara penerimaan pasien baru dan lama.f. Memahami pendistribusian pasien dokumen rekam medis di poliklink.g. Memahami cara pembuatan KIUP dan penyusunan KIUP secara alfabetik.h. Memahami cara penyusunan DRM sesuai TDF2. Tanggung JawabSebagai penanggung jawab pengelolaan rekam medis IGD dan rawat inap. Pengelola rekam medis IGD dan rawat inap agar tercipta informasi rekam medis IGD dan rawat inap yang lengkap,cepat dan tepat, diimbangi dengan peningkatan mutu pelayanan yang cepat,petugas ekstra ramah.3. WewenangMenentukan, mengatur dan mengawasi pelaksanaan sistem pengelolaan rekam medis di gawat darurat dan rawat inap4. Tugas Pokoka. Melaksanakan fungsi manajemen pengelolaan rekam medis di gawat darurat dan rawat inap.b. Membina staf pelaksana untuk selalu menjaga sikap ramah kepada semua pasien supaya upaya peningkatan suatu mutu pelayanan terlaksana.c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya dan memberikan arahan dan petunjuk.d. Melaksanakan koordinasi dengan staf pelaksanaan rekama medis lainnya.e. Melaksanakan pengendalian monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan pelayanan rekam medis di rawat jalan.f. Menjalakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh atasan.E. Staf Pelaksana Pendaftaran Rawat Inap1. Persyaratan Jabatana. Pendidikan minimal SMU / SLTA sederajat.b. Mempunyai sikap ramah, sopan, tertib dan penuh tanggung jawab.c. Memahami cara penerimaan pasien.d. Memahami cara pendistribusian DRM ke ruang atau bangsal yang dituju.e. Pembuatan KIUP dan penyusunan KIUP sesuai alfabetik.2. Tanggung Jawab3. Wewenanga. Melaksanakan pendaftaran dan registrasi pasien rawat inap.b. Penyediaan dokumen rekam medis rawat inap.c. Penyediaan informasi ruangan atau bangsal yang kosong.4. Tugas Pokoka. Melakukan pencatatan setiap ada perubahan pasien masuk dan kelua yang sedang di rawat inap,termasuk mutasi pasien antar ruang / bangsal.b. Menerima pasien yang dirawat inap untuk diarahkan ke bangsal/kelas perawatan yang sesuai dengan pilihan pasien dengan admission note.c. Menyediakan formuir reka medisrawat inap tambahan yang diperlukan untuuk mencatat pelayanan medis dan keperawatan.d. Melakukan komunikasi setiap saat dengan bangsal-bangsal instalasi rawat inap tentang nama-nama pasien masuk dan keluar.e. Memberikan informasi yang benar dan jelas kepada yang membutuhkan.

F. Assembling1. Persyaratan Jabatana. Berpendidikan SMU/SLTA, sederajat.b. Memahami penyusunan atauperakitan formulir rekam medis.c. Memahami penggunaan formulir rekam medis.d. Memahami pengendalian nomor rekam medis2. Tanggung Jawab : -3. WewenangMenyusun, merakit dan mengendalikan kelengkapan DRM.4. Tugas Pokoka. Menerima dokumen rekam medis dan sensus harian dari unit pelayanan.b. Meneliti kelengkapan isi dan merakitkembali formulir rekam medis.c. Mencatat dan mengendalikan dokumen rekam medis yang isinya belum lengkap dan secara periodik melaporkan kepada instalasi rekam medis mengenai ketidak lengkapan isi dokumen dan petugas yang bertanggung jawab terhadap kelengkapan isi tersebutd. Menyerahkan dokumen rekam medis yang sudah lengkap ke fungsi koding dan indeksing.e. Menyerahkan sensus harian ke fungsi analisis dan pelaporan.

G. Koding / Indeksing1. Persyaratan Jabatana. Berpendidikan minimal D-III rekam medis.b. Berpengalaman dibidangnya.c. Bekerja rajin dan teliti.d. Memahami dan dapat menggunakan Buku ICD-X dan ICD-9 CM.2. Tanggung Jawab : -3. Wewenanga. Membuat kde penyakit dan tindakan dari diagnosa yang ditulis dokter di lembar ringkasan masuk dan keluar.b. Membuat indeks penyakit serta menyediakan indeks untuk analisa dan rekam medis4. Tugas pokoka. Membuat daftar penyakit dan tindakan yang sering ditulis dokter dengan nomor kode yang sesuai.b. Mencatat kode penyakit dan tindakan yang ditulis para dokter,sesuai ICD-X dan ICD-9 CM.c. Membuat indeks penyakit dan tindakan.d. Membuat daftar 10 besar penyakit dan tindakan berdasarkan indeks.e. Menyimpan dan menyediakan indeks untuk analisi data rekam medis.

H. Filling1. Persyaratan Jabatana. Berpendidikan minimal SMU / SLTA, sederajat.b. Masa kerja minimal 10 tahun.c. Berpengalaman di bidangnya,bekerja rajin dan teliti.d. Memahami dan dapat menyimpan dokumen rekam medis.2. Tanggung Jawab :-3. WewenangMenyimpan dan menjaga kerahasian dokumen rekam medis.4. Tugas Pokoka. Menerima dokumen rekam medis yang sudah lengkap.b. Menyimpan dokumen rekam medis dengan metode terminal digit fillingc. Menyediakan DRM untuk keperluan pelayanan pasien.d. Melacak dokumen yang tidak ditemukan pada tempat penyimpanan.e. Melakukan retensi dan penyortiran DRMmenjadi dokumen aktif/in aktif.f. Bersama tim pemusnah melakukan pemusnahan formulir yang tidak dilestarikan.g. Bersama Kepala Instalasi membuat abstrak DRM yang dilestarikan

I. Pelaporan (Analising / Reporting)1. Persyaratan Jabatana. Berpendidikan minimal D3 RMIKb. Mampu mengoperasikan komputer c. Telah mengikuti pelatihan mengenai rekam medisd. Memahami pedoman cara pengisian pelaporan rumah sakit yang telahditetapkan oleh Depkes RI2. Tanggung Jawab : -3. WewenangMembuat laporan baik untuk kepentingan intern atau ekstern4. Tugas Pokok :a. Menerima sensus harian dari fungsi Assemblingb. Merekap sensus harian ke rekapitulasi harian,bulanan dan tribulananc. Membuat laporan mortalitas rumah sakit berdasarkan indeks kematiand. Membuat laporan jenis operasi rumah sakit berdasarkan indeks operasie. Membuat laopran BOR,LOS,TOI,BTO,NDR,GDR rumah sakit berdasarkan rekapitulasi bulananf. Membuat pemetaan cakupan pelayanan rawat jalan,rawat inap,gawat darurat,laboratorium,radiologig. Menyajikan grafik barber johnson dari setiap bangsal rawat inaph. Setiap tribulan menyusun laopran RL 1 (data kegiatan rumah sakit) berdasarkan rekapitulasi dan data tambahan lain yang diperlukani. Setiap bulan menyusun laopran RL 2a (data morbiditas pasien rawat inap) dan RL 2b (data mordibitas pasien rawat jalan) berdasarkan indeks penyakit rawat inap dan rawat jalan.j. Setiap tahun menyusun RL 3 (data inventerisasirumah sakit) berdasarkan data dari bagian tata usaha,perlengkapan dan IPSRSk. Setiap tahun menyusun RL 4 (data ketenagaan rumah sakit) berdasarkan data dari bagian kepegawaianl. Setiap tahun menyusun RL 5 (data peralatan medis rumah sakit) berdasarkandata peralatan,asal alat medis dan keadaannya dari IPSRSm. Setiap tahun menyusun RL 6 (infeksi nsokomial) dari rawat inapn. Mengirim laporan rumah sakit berdasarkan peraturan Depkeso. Membuat analisis dan laporan untuk keperluan manajemen RS

b. Analisa WISN ( standar beban kerja )

Analisa Kebutuhan Petugas loket di TPPRJ

Table Perhitungan Analisa Kebutuhan Petugas Rekam Medis TPPRJNoTahunYXXXY

1201055961-24-111922

2201150762-11-50762

3201257694000

42013674361167436

52014480042496008

Jumlah27985710760

Dimana :Y = Jumlah kunjungan pasien X = unit tahun yang dihitung berdasarkan tahun dasar0. Prediksi beban kerja TPPRJ tahun 2015

= 279857 = 55971,4 5

= 760 10 =76

= 55971,4+ 228 = 56199Jadi beban kerja petugas TPPRJ pada tahun 2015 yaitu 56199

Kategori SDMUnit kerja/kegiatan rata2 waktu(menitstandar beban kerjakuantitas kegiatanSKkg (lgkh 5)kbutuhan tenaga

14=3/2567=(5/4)8=(total 7)+6

TPPRJTupoksi TPPRI :

Menanyakan pasien baru atau lama 0,556199864000,071,537394151,5431134

Siapa yang sakit dan keluhan156199864000,071,537394

Mencatat identitas pasien sesuai (KTP/SIM)256199864000,071,537394

Dibuatkan KIB dan no Rm pada buku pengendalian nomor156199259200,070,461218

Melengkapi dokumen RM156199259200,070,461218

Membuat KIUP156199259200,070,461218

Mencaatat di register pendaftaran256199864000,071,537394

Mencatat buku ekpedisi156199864000,071,537394

Distribusi dokumen356199864000,071,537394

10,60802

waktu kerja tersedia

Factorrekam medis

hari kerja efektif(5 hari/minggu)288

cuti tahunan7

libur nasional10

waktu kerja5

hari kerja tersedia271

jam kerja tersedia1355

total menit kerja tersedia81300

Analisa hasil WISN

Kategori SDM jml sdm yg adajml sdm dibutuhkanjumlah

petugas TPPRI ,tupoksi :2151,550,013

1. menerima pasien baru

2. menerima pasien lama

3.bersama2 pasien/klga pasien menentukan kls perawatan

4. mnjlaskan mengenai tarif layanan RI dg fasilitas2 ruang RI

5. menyiapkan form2 RI yg sesuai dg kasus penyakitnya

6.mengantar pas kebangsal yg dtuju brsma form RI yg sesuai dg kasusnya

7. memberi infrmasi tntg adnya mutasi pasien kpd klga pasien ,pengunj-

ung /instansi/badan/orang yg memerlukan info tntg keberadaan pas RI

kesimpulanya kekurangan tenaga jika WISN kurang dari 1

jadi di RSUD Sunan Kalijaga demak di TPPRJ kekurangan tenaga kerja

2. PENGORGANISASIAN UNIT KERJA RMIKa. Visi Misi dan Tujuan IRMVISITerwujudnya rekam medis sebagai sumber daya manusia pelayanan kesehatan dan manajemen di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten DemakMISIa. Melaksanakan sistem rekam medis sesuai dengan buku pedoman dan standar yang ditetapkan.b. Memberikan pelayanan rekam medis yang bermutu tinggi sesuai standar profesional tertinggi.c. Penataan sistem administrasi dan manajemen rekam medis.d. Mengembangkan pola pendidikan dan pelatihan petugas rekam medis untuk mencapai kinerja profesional.e. Meningkatkan jalinan kerjasama antar bagian di rumah sakit.

TUJUAN UMUM dan KHUSUS RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAKMelaksanakan fungsi manajemen yaitu merencanakan, memimpin, mengawasi, mengkoordinasi, serta mengevaluasi rekam medis dalam rangka mencapai visi dan misi RSUD Sunak Kalijaga Kabupaten Demak.

b. Cara Pengorganisasian Pekerjaan 1. Penanggung Jawab Rawat JalanRawat Jalan dibagi menjadi satu shift yaitu shift pagi. Senin-Kamis dimulai pukul 07.15-11.00,sedangkan hari Jumat-Sabtu dimulai pukul 07.15-10.00a) Afid Kurniawan,Amd.PKb) Latifatul Mukarofahc) Suratid) Aget Miftachus Salame) Fiqi Afa, SEf) Rizky Cahyonog) Agung Saputroh) Muhammad Arifini) Dody Cahyo Edi Sambodo2. Penanggung Jawab TPPRIRawat Inap dibagi menjadi 3 shift yaitu Pagi,Siang dan Malama) Suharsib) Heru Susiloc) Adi Purnomod) Susi e) Widyani Arif) Andika Purba3. Penanggung Jawab AssemblingAssembling dibagi menjadi satu shift yaitu shift pagi dimulai pukul 07.30-14.00a) Martuti Dwijayah Amd.PKb) Saidatunc) Zaenahd) Susilo We) Rika Fatmala4. Penanggung Jawab Koding/IndeksingKoding/Indeksing dibagi menjadi satu shift yaitu shift pagi dimulai pukul 07.30-14.00a) Sri Utami Amd.PKb) Sri Eko Rika Purwanti Amd.PKc) Endang Nurhasanahd) Wildan Furqoni,Amd.PK5. Penanggung Jawab FillingFilling dibagi menjadi satu shift yaitu shift pagi dimulai pukul 07.30-14.00a) Kiswanb) Daryanto,SH6. Penanggung Jawab Analising ReportingAnalising Reporting dibagi menjadi satu shift yaitu shift pagi dimulai pukul 07.30-14.00a) Ika Kurniasari,Amd.PK

c. Hubungan koordinasi dengan unit kerja terkait (unit rawat jalan,rawat inap, rawat darurat.RM menyediakan DRM untuk pasien Rawat Jalan, Rawat Inap, Gawat Darurat.Koordinasi horizontal, hubungan antara individu atau kelompok-kelompok pada tingkat yang sama menurut tugas dan fungsinya, keduanya mempunyai kaitan satu dengan yang lain sehingga diperlukan adanya organisasi.

3. PERENCANAAN FASILITAS di UNIT KERJA RMIKa. Prediksi Kebutuhan Rak FillingKapasitas Rak File.Diketahui : Panjang rak = 100cmPanjang DRM = 35cmLebar rak = 40cmLebar DRM = 27cmTinggi rak = 177 cmrata-rata tebal DRM = 0,5cmJml sub rak =96Jml Rak =4 rakDitanya : Kebutuhan Rak filing untuk tahun 2013 ?Jawab :Dimana :Y = Jumlah DRM X = unit tahun yang dihitung berdasarkan tahun dasar

Table 1.2 Tabel Perhitungan Analisa Kebutuhan Rak FileNoTahunYXXXY

1201012750-24-25500

2201112074-11--12074

3201213092000

42013154281115428

52014162002432400

Jumlah6954401010254

69544Y

n5n a = = = 13908,8

10254XY

10X b = == 1025,4

= 13908,8+ 3076,2 = 16985Kapasitas Rak = panjang rak x jumlah sub rak= 100 x 96= 9600 DRMPP dibutuhkan = (jml. DRM tahun prediksi Retensi) x (tebal DRM + ekspansi.file )= (16985-1698,5 x (0,5 + 0,05) =15289,5 x 0,55 =8409,2 cmKebutuhan rak= PP dibutuhkan : kapasitas rak = 8409,2 : 9600= 0,88rak / 1 rakBerdasarkan prediksi jumlah pengunjung tahun 2015, RSUD Sunan Kalijaga Demak membutuhkan penambahan 1 rak aktif

b. Aspek Ergonomi Loket Pendaftaran dan Lemari Filling di RSUD Sunan Kalijaga Demak

NODimensi saranaAntropometri DRMSimpulan

BagianUkuran (cm)BagianUkuran (cm)

1Tinggi Rak 177Jangkauan tangan keatas191Ergonomis lebih tinggi dari rak filling

2Panjang rak 100Panjang depa173Ergonomis karena lebih pendek dari antropometri

3Lebar rak 40Jangkauan tangan ke depan78,5Ergonomis karena lebih mudah untuk menjangkau antar rak

4Tinggi sub rak 43Panjang DRM35Ergonomis karena lebih tinggi dari panjang DRM

5Panjang sub rak99Rata-rata tebal DRM3,5Ergonomis karena lebih panjang dari ukuran rata-rata tebal DRM

6Lebar sub rak38Lebar DRM27Ergonomis karena lebih lebar dari DRM

7Jarak antar rak62Lebar 2 kali bahu petugas 124Belum ergonomis karena di bawahdari ukuran antropometri petugas

ANTROPOMETRI RAK FILE

ANTROPOMETRI LOKET PENDAFTARANNODIMENSI SARANAANTROPOMETRISIMPULAN

BAGIANUKURAN (cm)BAGIANUKURAN(cm)

1Panjang loket93Panjang depa173Ergonomis

2Lebar meja loket petugas60Jangkauan tangan kedepan78,5Ergonomis

3Tinggi meja loket petugas33Tinggi siku posisi duduk38Ergonomis

4Tinggi meja loket sisi pasien33Tinggi siku posisi duduk37Ergonomis

5Tinggi sandaran kursi petugas44Jarak permukaan alas tempat duduk sampai tulang belikat bawah65Tidak Ergonomis

6Lebar sandaran sisi petugas42Lebar punggung40Ergonomis

7Lebar kursi petugas44Jarak pantat ke lutut48,5Ergonomis

8Tinggi kursi petugas90Tinggi lutut bagian dalam posisi duduk40Ergonomis

9Panjang kursi petugas44Lebar paha35Ergonomis

a. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Bertambahnya Beban Kerja Petugas Filling1. Faktor fisik meliputi:a. Penerangan : terangb. Suhu : dinginc. Kelembapan : cukupd. Ventilasi/ sirkulasi : ada, tapi di tutup karena menggunakan Ac2. Faktor kimia meliputi :a. Debu3. Faktor biologi meliputi:a. tidak ada4. Faktor fisiologis a. Pemberian nomor pada lemari filing kurang jelasb. Ruangan nya kurang besar untuk ukuran penyimpanan dokumen5. Faktor mental- psikologisHubungan sesama petugas dan atasan cukup baik.

4. Quality Assurancea. Standar dan Protap di IRM1. PendaftaranNoKegiatan pentingDilaksanakanYa TidakTidak berlaku

1.Menanyakan pasien baru atau lama

2. Siapa yang sakit dan keluhan

3. Mencatat identitas pasien sesuai (KTP/SIM)

4.Dibuatkan KIB dan noRm PADA buku pengendalian nomor -

5. Melengkapi dokumen RM

6.Membuat KIUP-

7. Mencaatat di register pendaftaran

8.Mencatat buku ekpedisi-

9. Distribusi dokumen

2. AssemblingNoKegiatan pentingDilaksanakanYa TidakTidak berlaku

1.Menerima dokumen rekam medis dan sensus harian dari unit pelayanan.

2. Meneliti kelengkapan isi dan merakit kembali formulir rekam medis.

3. Mencatat dan mengendalikan dokumen rekam medis yang isinya belum lengkap dan secara periodik melaporkan kepada instalasi rekam medis mengenai ketidak lengkapan isi dokumen dan petugas yang bertanggung jawab terhadap kelengkapan isi tersebut

4.Menyerahkan dokumen rekam medis yang sudah lengkap ke fungsi koding dan indeksing.-

5. Menyerahkan sensus harian ke fungsi analisis dan pelaporan.

3. KodingNoKegiatan pentingDilaksanakanYa TidakTidak berlaku

1.Membuat daftar penyakit dan tindakan yang sering ditulis dokter dengan nomor kode yang sesuai.

2. Mencatat kode penyakit dan tindakan yang ditulis para dokter,sesuai ICD-X dan ICD-9 CM.

3. Membuat indeks penyakit dan tindakan.

4.Membuat daftar 10 besar penyakit dan tindakan berdasarkan indeks.-

5. Menyimpan dan menyediakan indeks untuk analisi data rekam medis.

4.Analising dan ReportingNoKegiatan pentingDilaksanakanYa TidakTidak berlaku

1.Menerima sensus harian dari fungsi

2. Merekap sensus harian ke rekapitulasi harian,bulanan dan tribulanan

3. Membuat laporan mortalitas rumah sakit berdasarkan indeks kematian

4.Membuat laporan jenis operasi rumah sakit berdasarkan indeks operasi-

5. Membuat laopran BOR,LOS,TOI,BTO,NDR,GDR rumah sakit berdasarkan rekapitulasi bulanan

6.Membuat pemetaan cakupan pelayanan rawat jalan,rawat inap,gawat darurat,laboratorium,radiologi

7.Setiap tribulan menyusun laopran RL 1 (data kegiatan rumah sakit) berdasarkan rekapitulasi dan data tambahan lain yang diperlukan

8.Setiap bulan menyusun laopran RL 2a (data morbiditas pasien rawat inap) dan RL 2b (data mordibitas pasien rawat jalan) berdasarkan indeks penyakit rawat inap dan rawat jalan.

9Setiap tahun menyusun RL 3 (data inventerisasirumah sakit) berdasarkan data dari bagian tata usaha,perlengkapan dan IPSRS

10.Setiap tahun menyusun RL 4 (data ketenagaan rumah sakit) berdasarkan data dari bagian kepegawaian

11.Setiap tahun menyusun RL 5 (data peralatan medis rumah sakit) berdasarkandata peralatan,asal alat medis dan keadaannya dari IPSRS

12.Setiap tahun menyusun RL 6 (infeksi nsokomial) dari rawat inap

13.Mengirim laporan rumah sakit berdasarkan peraturan Depkes

14.Membuat analisis dan laporan untuk keperluan manajemen RS

5. ANALISA KUANTITATIF dan KUALITATIF DRMAnalisa Kuantitatif 5 kasus penyakit (non operasi)NoDiagnosaNo RMIdentifikasiPencatatanLaporanOtentifikasiKeterangan

LTLBTBLTLLTL

1Makrosomnia 0992xx----Lengkap ,baik, dan tepat waktu

2CTEV1063xx----Tidak baik

3Febris Thypoid1009xx----Lengkap dan sudah baik

4Hipertensi1009xx----Lengkap dan sudah baik

5GEA0897xx----Lengkap dan sudah baik

JUMLAH550514040

PERSENTASE100%100%100%90%100%

IMR = x 100 % = x 100 % = 20 %Dari 5 populasi acak ditemukan 1 kasus yang tidak lengkap

Analisa Kuantitatif 3 kasus bedah dengan operasiNoDiagnosaNo RMIdentifikasiPencatatanLaporanOtentifikasiKeterangan

LTLBTBLTLLTL

1Myoma uteri098140----Tidak baik tapi tepat waktu

e2Serotinus070701----Lengkap ,baik, dan tepat waktu

3BPH (benign prostate hypertropic)094595----Lengkap ,baik, dan tepat waktu

JUMLAH330213030

PRESENTASE100%100%90%100%100%

IMR = x 100 % = x 100 % = 33 %Dari 3 populasi acak ditemukan 1 kasus yang tidak lengkap

6. KONSEP MANAJEMEN RESIKO di FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN1. Identifikasi manajemen resiko di bagian pendaftaranBerdasarkan hasil wawancara dari salah satu petugas di bagian pendaftaran rawat jalan yaitu kurangnya kenyamanan di karenakan tidak ada sekat antara pasien dan petugas, sehingga jika ada pasien yang mempunyai penyakit yang memungkinkan menular petugas khawatir akan tertular penyakit dari pasien tersebut. Sehingga di perlukan adanya sekat atau pemisah antara pasien dengan petugas yang melayani untuk meminimalkan resiko penularan penyakit yang di derita pasien ke petugas.2. indentifikasi manajemen resiko di bagian filing Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan selama PL pada bagian filing ditemukan beberapa hal yang akan menimbulkan resiko terhadap petugas yaitu, di bagian filing ruang penyimpanan drm dari nomor 70-90 lemari nya terbuat dari kayu yang berisiko roboh ketika petugas akan mengambil drm karena lemari yang terlalu penuh, Jarak antar rak terlalu sempit yang akan menyulitkan petugas beraktifitas di ruang tersebut, selain itu banyak dokumen yang di tumpuk di lantai yang menyebabkan penumpukan debu, dan menyulitkan petugas mengambil drm di karenakan terhalang penumpukandrm tersebut

7. Klasifikasi Kodefikasi Penyakit Masalah Terkait Serta Tindakan ( KKPMT )

BAB IVPEMBAHASANA. Manajemen Unit Kerja (MUK II)1. Sumber Daya Manusia Di Unit IRMa. Kepala Instalasi Rekam Medis : Berdasarkan pendidikan terakhir dan menurut SOP belum sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai Kepala Instalasi Rekam Medisb. Penanggung Jawab Rekam Medis Rawat Jalan : Berdasarkan pendidikan terakhir dan menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai . Penanggung Jawab Rekam Medis Rawat Jalanc. Penanggung Jawab Rekam Medis Gawat Darurat dan Rawat Inap : Berdasarkan pendidikan terakhir dan menurut SOP belum sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai Penanggung Jawab Rekam Medis Gawat Darurat dan Rawat Inapd. Penanggung Jawab Assembling : Berdasarkan pendidikan terakhir dan menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai Penanggung Jawab Assemblinge. Penanggung Jawab Filling : Berdasarkan pendidikan terakhir dan menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai Penanggung Jawab Fillingd. Penanggung Jawab Analising Reporting : Berdasarkan pendidikan terakhir dan menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai Penanggung Jawab Analising Reportinge. Penanggung Jawab Koding/Indeksing : Berdasarkan pendidikan terakhir dan menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai Penanggung Jawab Penanggung Jawab Koding/Indeksing

2. Prediksi Kebutuhan SDM di TPPRJMenurut hasil perhitungan yang telah dilakukan dibutuhkan tenaga TTPRJ sebanyak satu orang.3. Prediksi Kebutuhan Rak FillingMenurut hsil perhitungan dibutuhkan penembaha rak filiing sebanyak 1 buah.4. Ergonomia. Desain Saran Rak FillingPada dasarnya Desain sarana kerja rak filling di RSUD Sunan Kalijaga Demak sudah sesuai dengan teori, hanya saja masih ada beberapa sarana yang belum sesuaidengan antropometri petugas, diantaranya :1) Jarak antar rakBelum ergonomis karena di kurang dari 2 kali ukuran lebar bahu petugasb. Desain Sarana Loket Pendaftaran Pada dasarnya Desain sarana kerja loket pendaftaran di RSUD Sunan Kalijaga Demak sudah sesuai dengan teori, hanya saja masih ada beberapa sarana yang belum sesuaidengan antropometri petugas, diantaranya :1) Tinggi sandaran kursi petugasBelum ergonomis karena kurang dari ukuran tinggi dari alas tempat duduk sampai tulang belikat bawah petugas pendaftaran.5. Faktor penyebab bertambahnya beban kerja petugas di fillingFaktor Fisik antara lain :a. Penerangan : sesuai karena di RSUD Sunan Kalijaga Demak hanya ada 1 shift (pagi)b. Suhu : sesuai dengan teori karena dalam ruangan filling dingin dan tidak pengap 16-220Cc. Kelembapan : sesuai dengan teori d. Ventilasi / sirkulasi : sesuai , di RSUD Sunan Kalijaga demak menggunakan ACFaktor kimia antara lain : Terdapat debu dan tumpukan DRM yang belum di masukan ke dalam rak filling.dan tumpkan DRM yang sudah di retensi tapi belum di hancurkan.Faktor biologi antara lain :Sesuai dengan teori karena tidak di temukan hewan yang mengganggu kegiatan petugasFaktor fisiologi antara lain :Belum sesuai dengan teori sebab dalam sistem penomoran rak filling belum urut dan membingungkan.Faktor Psikologi antara Lain :Sudah sesuai teori karena hubungan antara atasan dengan bawah terjalin dengan baik.

B. Manajemen Mutu dan Informasi Kesehatan ( MMIK II ) 1. Standar dan ProtapPekerjaan yang dilakukan oleh petugas sudah sesuai dengan standar dan protap yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.2. Analisis Kuantitatif dan KualitatifAnalisis kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk mengetahui ketidak lengkapa dokuemen. Dari 5 kasus DRM non bedah hanya satu DRM yang kurang baik n dikarenakan laporan tidak lengkap, sedangkan IMR nya yaitu 25%.3. Manajemen ResikoDi bagian pendaftaran di butuhkan skat atau pemisah antara pasien dengan petugas yang melayani untuk meminimalkan resiko penularan penyakit yang diderita pasien ke petugas.Di bagian filling perlu penambahan rollpack , pelebaran ruangan dan barang atau penumpukan DRM yang sudah di retensi harusnya langsung di pindahkan keruangan khusus DRM inaktif.

C. Klasifikasi kodefikasi penyakit serta masalah dan tindakan (KKPMT)Kode sudah sesuai, autentifikasi sudah baik hanya pencatatan yang kurang baik karena terdapat beberapa tulisan yang sulit di baca oleh petugas rekam medis.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan1. Sumber daya manusia di unit IRM sebagian besar berdasarkan pendidikan terakhir sudah sesuai menurut SOP dan ada sebagian yang belum sesuai seperti kasi rekam medis dan penanggung jawab rekam medis gawat darurat dan rawat inap1. Prediksi kebutuhan tenaga kerja loket rawat jalan adalah 1 orang.1. Dibutuhkan penambahan rak sebanyak 1 buah rak di bagian filling.1. Desain meja dan kursi petugas sudah cukup sesuai, hanya saja ada beberapa desain yang masih perlu dibenahi sehingga menjadi lebih nyaman.1. Desain sarana dan prasarana kerja di RSUD Sunan Kalijaga Demak sudah cukup baik.1. Lingkungan kerja di RSUD Sunan Kalijaga sudah cukup ergonomis, yang kurang ergonomis hanya pada ruang filing, pada filling pencahayaan dari sinar matahari kurang, suhu, kelembapan dan ventilasinya kurang.1. Petugas IRM Sunan Kalijaga sudah menjalankan pekerjaan sesuai dengan protap dan standar yang ditetapkan rumah sakit.1. Dari 5 populasi dokumen non bedah yang diteliti angka IMR sebesar 20% jadi sudah baik karena dari 5 hanya 1 yang tidak lengkap, sedangkan dari 3 populasi dokumen bedah yang diteliti angka IMR sebesar 33% jadi sudah baik karena dari 3 populasi hanya 1 yang tidak lengkap.1. Untuk kode diagnosa sudah sesuai dengan teori untuk autentifikasi sudah baik hanya ada pencatatan yang kurang baik atau kurang jelas penulisanya sehingga sulit untuk di baca oleh petugs rekam medis.

B. Saran1. Pada loket rawat jalan diperlukan adanya sekat atau pemisah antara petugas pendaftaran denga pasien, untuk mencegah penularan penyakit dari pasien ke petugas.1. Memisahkan DRM yang sudah diretensi dari ruang filling aktif ke inaktif untuk mencegah penumpukan dokumen dan debu pada ruang filling aktif, serta untuk mempermudah petugas dalam mengambil dokumen, karena DRM yang menumpuk dapat menghalangi jalan petugas filling untuk mengambil dokumen.

Daftar Pustaka1. Depkes,Dirjen Yanmed, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit. Jakarta. 19932. Shofari, Bambang. 2008. Modul Quality Assurance Rekam Medis (tidak dipublikasikan). Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. Semarang3. Shofari, Bambang. 2008. Modul Manajemen Unit Kerja Rekam Medis (tidak dipublikasikan). Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. Semarang 38