Bab I RTRW Ambon

  • Upload
    syahali

  • View
    131

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bab I RTRW Ambon

Citation preview

  • 5/22/2018 Bab I RTRW Ambon

    1/11

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 -2031

    I PENDAHULUAN 1-1

    PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

    1.1. LATAR BELAKANGSesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintah

    daerah mempunyai kewenangan yang lebih besar di dalam pelaksanaan pembangunan dan

    pengelolaan sumber daya yang tersedia di wilayahnya dengan tetap memelihara dan menjaga

    keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku termasuk

    juga di dalamnya mengenai penataan ruang. Wewenang pemerintah daerah dalam hal penataan

    ruang adalah menyelenggarakan penataan ruang daerahnya yang didalamnya terdapat unsur

    perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Sedangkan wewenang

    Pemerintah Pusat adalah dalam hal pengaturan penataan ruang dan berperan dalam mem-fasilitasi

    (pembinaan dan bantuan teknis) penataan ruang daerah dan melakukan bentuk pengawasan dan

    pengendalian tata ruang dalam skala nasional.

    Sebagai upaya dalam menterpadukan program pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam

    sehingga tercipta suatu pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah daerah mempunyai kewajiban

    untuk menyusun suatu rencana tata ruang yang dapat menjadi acuan/ pegangan dalam

    pembangunan wilayah. Produk rencana tata ruang tersebut harus dapat menjadi pedoman dalam

    pelaksanaan pembangunan daerah dan telah menjadi hasil kesepakatan semua stakeholders di

    daerah. Namun dalam kenyataannya, banyak produk tata ruang belum sepenuhnya dapat

    diimplementasikan dalam pelaksanaan pembangunan sektoral dan pembangunan wilayah karena

    beberapa faktor seperti:

    adanya perubahan kebijakan daerah yang sangat mendasar,

    proses penyusunannya tidak melalui prosedur dan komitmen yang lengkap,

    data dan informasi yang dipergunakan tidak lengkap, perumusan muatan rencana tidak sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku,

    produk rencana tata ruang belum disahkan menjadi suatu peraturan yang mengikat bagi

    seluruh pelaku pembangunan, dan lain sebagainya.

    Berbagai permasalahan tersebut sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan di daerah

    serta berpengaruh juga pada kurang minatnya investor untuk mengembangkan kegiatannya karena

    tidak ada jaminan kepastian hukum rencana tata ruang untuk dapat dijadikan pedoman pembangunan

    daerah. Dampak yang timbul adalah tidak terpadunya pembangunan dan tumpang tindihnyapemanfaatan ruang yang mengakibatkan timbulnya dampak negatif perkembangan wilayah seperti

    munculnya kawasan kumuh, kemacetan lalu lintas, banjir longsor, perambahan hutan, dan

    sebagainya.

    Penataan Ruang perlu dijadikan pedoman dalam mempercepat pembangunan ekonomi daerah serta

    mendayagunakan sumber daya alam secara seimbang. Program penataan ruang diarahkan untuk

    (1) meningkatkan penyelenggaraan kegiatan perencanaan tata ruang yang efektif, transparan dan

    partisipatif, (2) mengembangkan penyelenggaraan kegiatan pemanfaatan ruang yang tertib

    berdasarkan rencana tata, dan (3) meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjamin

    efektifitas dan efisiensi kegiatan pembangunan secara berkelanjutan.

    Kedudukan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terhadap kebijakan pembangunan yaitu

    RTRW tersebut digunakan sebagai acuan pemerintah daerah dalam pelaksanaan kegiatan

    pembangunan suatu wilayah, proses perijinan dan sebagai acuan pengendalian pemanfaatan ruang.

    Penyusunan RTRW dilakukan berdasarkan prosedur yang telah sesuai ketentuan dan pedoman. Oleh

    karena itu RTRW sangat berperan dalam kegiatan pembangunan suatu daerah.

    Sesuai dengan Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Pedoman

    Penyusunan RTRW Kota, rencana tata ruang dirumuskan secara berjenjang mulai dari tingkat

    yang sangat umum sampai tingkat yang sangat rinci. Mengingat rencana tata ruang merupakan

    matra keruangan dari rencana pembangunan daerah dan bagian dari pembangunan nasional,

    keempat tingkatan (RTRW Nasiona l, RTRW Provinsi, dan RTRW Kota/ Kabupaten) mempunyai

    hubungan keterkaitan satu sama lain serta dijaga konsistensinya baik dari segi substansi

    maupun operasionalisasinya.

    Pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon mengacu kepada :

    a. Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

    b. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

    c. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

    d. Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitrian Peta

  • 5/22/2018 Bab I RTRW Ambon

    2/11

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 -2031

    I PENDAHULUAN 1-2

    e. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    f. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 tentang

    Standar Pelayanan Minimal untuk Permukiman

    g. Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.

    h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Partisipasi

    Masyarakat.

    i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Rencana Tata

    Ruang Wilayah Kota

    Dalam menjalankan penataan ruang di daerah, Pemerintah Daerah merupakan pelaku yang

    utama dalam melaksanakan penataan ruang daerah yang tentunya sangat te rgantung dari

    kemampuan aparatnya. Dengan diberlakukannya otonomi daerah yang luas menuntut

    pergeseran penger tian terhadap aspek pembinaan oleh Pemer intah Pusat terhadap Pemer intah

    Daerah serta menuntut Pemerintah Pusat untuk memfasili tasi penyelenggaraan penataan ruang

    oleh Pemerintah Daerah dengan menumbuhkan serta mengembangkan kemampuan melalui

    pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan dan supervisi yang semuanya dilakukan tanpa

    mengandung unsur pemaksaan yang melanggar keotonomian Pemerintah Daerah. Ha l ini

    sejalan pula dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang

    menyatakan bahwa pembinaan penataan ruang meliputi pembinaan aparatur pemerintah dan

    masyaraka t di bidang penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

    pemanfaatan ruang oleh instans i yang diberi tugas dalam penataan ruang.

    1.2 AZAS, TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT RTRW KOTA AMBON

    1.2.1 Azas RTRW Kota Ambon.

    Pada hakekatnya dalam penyusunan RTRW Kota Ambon menggunakan azas- azas :

    keterpaduaan; keserasian/keselarasan dan keseimbangan;keberlanjutan,;kebetrdayagunaan

    dan keberhasilgunaan; keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan; perlindungan kepentingan

    umum; kepastian hukum dan keadilan serta akuntabilitas.

    1.2.2. Maksud dan Tujuan RTRW Kota Ambon

    Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon dimaksudkan untuk memberikan arah dan

    pedoman bagi pelaksanaan pembangunan Kota Ambon selama dua puluh tahun kedepan.

    Sedangkan tujuan RTRW Kota Ambon adalah :

    1. Mewujudkan ruang wilayah Kota Ambon yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan

    dengan memperhatikan RTRW Provinsi Maluku dan RTRW Nasional.

    2. Mewujudkan peran dan kedudukan Kota Ambon sebagai Kota Jasa di Kawasan Timur

    Indonesia.

    3. Mewujudkan Kota Ambon sesuai kondisi dan karaktersitik wilayahnya sebagai waterfront

    city dan ecocity untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

    1.2.3. Sasaran RTRW Kota Ambon

    Sasaran RTRW Kota Ambon adalah:

    Tersusunnya tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kota Ambon.

    Tersusunnya rencana struktur dan pola ruang wilayah Kota Ambon

    Tersusunnya kawasan strategis kota yang terdiri dari wilayah darat dan laut

    Tersusunnya arahan pemanfaatan ruang dan indikasi program utama untuk jangka waktu

    lima tahunan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    1.2.4. Manfaat RTRW Kota Ambon

    RTRW Kota Ambon ini diharapkan setidaknya dapat menghasilkan manfaat sebagai berikut ;

    Sebagai bahan acuan pemerintah daerah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan

    Sebagai acuan bagi pemerintah daerah di dalam proses perijinan.

    Sebagai acuan pengendalian pemanfaatan ruang.

    Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan serta keserasian

    antar sektor.

    1.3 RUANG LINGKUP

    Ruang lingkup ini meliputi ruang lingkup wilayah yang berisi tentang cakupan wilayah perencanaan

    beserta batasan-batasan wilayahnya serta ruang lingkup materi yang berisi tentang cakupan kegiatan

    pekerjaan yang akan dikerjakan konsultan dalam menysun Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    Ambon.

    1.3.1. Ruang Lingkup RTRW Kota Ambon

    Ruang lingkup pekerjaan adalah penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang

    memuat :

    1. Azas, tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah darat maupun laut

    2. Rencana Struktur ruang wilayah Kota Ambon yang meliputi Satuan Wilayah Pengembangan

    (SWP), Sistem Pusat Pelayanan kegiatan Kota dan Sistem jaringan prasrana

  • 5/22/2018 Bab I RTRW Ambon

    3/11

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 -2031

    I PENDAHULUAN 1-3

    3. Rencana Pola Ruang Wilayah kota yang meliputi Kawasan Lindung Kota Ambon dan

    kawasan Budidaya Kota Ambon, baik darat maupun laut

    4. Recana Kawasan Strategis yang meliputi kawasan strategis ditinjau dari kepentingan

    ekonomi, kepentingan sosial budaya dan kepentingan lingkungan hidup.

    5. Arahan pemanfaatan ruang wlayah kota yang berisi indikasi program utama jangka

    menengah lima tahunan

    6. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi ketentuan umum

    peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan

    sanksi

    1.3.2. Ruang Lingkup Wilayah

    Kota Ambon terletak di Pulau Ambon yang berada pada posisi geografis 3o

    - 4oLintang Selatan

    dan 128o

    - 129o Bujur Timur. Kota Ambon mencakup wilayah seluas 377 km dengan luas

    wilayah daratan 359,45 km2 yang membujur di sepanjang pantai mengelilingi perairan Teluk

    Ambon dan Teluk Dalam. Secara administratif Kota Ambon berbatasan dengan :

    Sebelah Barat : Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah

    Sebelah Utara : Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah

    Sebelah Timur : Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah

    Sebelah Selatan : Laut Banda

    Secara administratif Kota Ambon berada di Provinsi Maluku dan berdasarkan Peraturan Daerah

    Kota Ambon No. 2 Tahun 2006, Kota Ambon terdiri dari 5 Kecamatan yaitu; Kecamatan

    Nusaniwe, Kecamatan Sirimau, Kecamatan Leitimur Selatan, Kecamatan Teluk Baguala, dan

    Kecamatan Teluk Ambon yang meliputi 20 Kelurahan , 23 Negeri dan 7 Desa.

  • 5/22/2018 Bab I RTRW Ambon

    4/11

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 -2031

    I PENDAHULUAN 1-4

    Gambar 1.1.

    PETA BATAS ADMINISTRASI

  • 5/22/2018 Bab I RTRW Ambon

    5/11

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 -2031

    I PENDAHULUAN 1-5

    1.4 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA AMBON

    1.4.1 Visi dan Misi Pembangunan Kota Ambon

    Visi pembangunan Kota Ambon telah disepakati dalam dokumen RPJP 2026 yaitu :

    TERWUJUDNYA TATA KEHIDUPAN MANUSIA AMBON YANG MANIS, DEMOKRATIS,

    DAN MANDIRI SECARA BERKELANJUTAN

    Visi pembangunan tersebut dijabarkan dalam misi pembangunan berikut :

    1. Misi pertama, mewujudkan tata kehidupan manusia Ambon yang manis dalam arti

    mewujudkan stabilitas sosial dan keamanan dalam suasana kemajemukan dan

    demokratis, bertumpu pada nilai-nilai budaya lokal serta ketaatan terhadap hukum dan

    HAM.

    2. Misi ke-dua, mewujudkan tata kehidupan manusia Ambon yang demokratis dalam arti

    mewujudkan stabilitas kehidupan politik dan pemerintahan yang demokratis, partisipatif,

    dinamis dan akuntabel dengan tetap menjunjung tinggi hukum dan HAM.

    3. Misi ke-tiga, mewujudkan tata kehidupan manusia Ambon yang mandiri dalam arti

    mewujudkan kemampuan ekonomi yang maju, moderen, merata, berdaya saing tinggi,

    bertumpu pada pemanfaatan sumberdaya sesuai dengan keunggulan spasial dan potensilokal, serta didukung oleh infrastruktur yang memadai demi terciptanya kesejahteraan

    masyarakat secara berkelanjutan.

    4. Misi ke-empat terkait dengan misi ke 3, perwujudan arah pembangunan berkelanju tan,

    yaitu : mengembangkan Kota Ambon sebagai waterfront city dengan makna khusus

    pengembangan Kota Ambon juga mempertanggung-jawabkan kondisi & kualitas

    lingkungan perairan/ teluk sebagai satu kesatuan; dalam hal ini memanfaatkan potensi

    wilayah pesisir dan perairan secara ekonomis dan sosial, juga menjaga kelestarian alam

    lingkungan pesisir dan perairan tersebut secara berkelanjutan.

    Dengan mengacu pada Visi dan Misi pembangunan Kota Ambon tersebut maka tujuan

    penataan ruang Kota Ambonadalah : Mewujudkan Kota Ambon yang dapat mewadahi berbagai aktivitas masyarakat untuk sosial,

    ekonomi dan kehidupan budaya dengan dukungan tata ruang dan infrastruktur yang

    memadai dalam arti memberi kenyamanan, keamanan, dan dapat meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat;

    Meningkatkan keterpaduan pemanfaatan ruang daratan dan perairan/ teluk secara

    harmonis;

    Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang Kota Ambon dalam rangka perlindungan

    fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan

    ruang;

    Dengan tujuan umum ini maka dapat disusun langkah selanjutnya yaitu penetapan dan

    perumusan kebijakan dan strategi pembangunan tata ruang Kota Ambon termasuk kebijakan

    dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola pemanfatan ruang kota.

    1.4.2 Penetapan Fungsi dan Peran Kota Ambon

    Peran dan fungsi Kota Ambon dirangkum dari berbagai kebijakan dan arahan pembangunan

    Kota Ambon dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1. Sebagai Pusat Kegiatan Nasional/ PKN yang diharapkan mampu memberikan pelayanan

    kegiatan sosial ekonomi dan keuangan skala internasional dan nasional/ provinsi; sebagai

    simpul utama jaringan transportasi nasional dan lintas daerah; sebagai pintu gerbang ke

    kawasan internasional.

    2. Sebagai Kota Orde - I dalam lingkup wilayah Provinsi Maluku dan pusat WP Maluku

    Tengah, Kota Ambon diharapkan dapat memberikan pelayanan perkotaan langsung dan

    tidak langsung kepada seluruh wilayah provinsi dan khususnya Wilayah Pengembangan/

    WP secara hirarkis melalui kemudahan interaksi antar pusat-pusat. Dengan demikian

    diharapkan Kota Ambon dapat berfungsi menjadi pusat penjalar pertumbuhan dan

    perkembangan ke wilayah hinterlannya.

    3. Kota Ambon berfungsi internal sebagai tempat berlangsungnya kegiatan permukiman

    penduduk, sebagai tempat dan lokasi pengembangan kegiatan pelayanan dalam hal

    pemerintahan kota, kegiatan perdagangan, jasa, transportasi pelayanan lokal dan antar

    kawasan, pelayanan kegiatan pendidikan, kesehatan dan sosial lainnya. Selain itu fungsi

    eksternal adalah : sebagai pusat pemerintahan wilayah Provinsi Maluku yang

    mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan wilayah provinsi, sebagai pusat Wilayah

    Pelayanan juga berfungsi sebagai pusat penjalar pertumbuhan dan perkembangan untuk

    wilayah hinterland, wilayah pengembangan (WP) dan provinsi.

    4. Terkai t dengan isu pembangunan regional yang berpengaruh di antaranya pengembangan

    sektor kelautan, perikanan dan wisata bahari di wilayah Maluku dan sekitarnya, maka Kota

    Ambon berfungsi sebagai salah satu pusat pengembangan kegiatan tersebut.

    Untuk sub sektor pariwisata maka Kota Ambon dapat berfungsi sebagai satu pusat

    akomodasi dan pelayanan wisata dari seluruh pengembangan sentra-sentra wisata.

    Dalam hal ini Kota Ambon berfungsi sebagai salah satu sentra pengembangan wisata

  • 5/22/2018 Bab I RTRW Ambon

    6/11

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 -2031

    I PENDAHULUAN 1-6

    yang bersama dengan sentra lain dikembangkan dalam satu perencanaan dan

    pembangunan terpadu, sehingga untuk kepentingan dunia pariwisata, Maluku

    menawarkan paket-paket wisata yang sudah ditata dengan pola saling melengkapi

    antara kota besar kota kecil, pantai, laut, pulau-pulau kecil, wisata budaya, sejarah,

    dan dengan pilihan yang tersebar lengkap dengan pusat akomodasinya. Bahkan

    dapat pula dikembangkan paket aktivitas wisata terkait dengan aktivitas penangkapan

    ikan/ pemancingan dsb.

    Untuk sub sektor perikanan maka Kota Ambon berperan sebagai pusat pemasaran

    dan ekspor hasil laut ke provinsi lain dan ke Negara-negara importir. Pusat

    pengolahan/ industri hasil-hasil komoditi laut dapat dikembangkan di beberapa sentra

    lain tersebar sesuai potensi lokasi dan SDM setempat sehingga mendorong

    berkembangnya perekonomian lokal dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

    5. Terkait dengan potensi dan kendala fisik pengembangan Kota Ambon, maka fungsi yang

    diemban Kota Ambon terutama adalah sebagai pusat kegiatan jasa perhubungan,

    keuangan dan jasa lain terkait dengan peran pelabuhan internasional Yos Sudarso.

    Dalam hal ini perlu seleksi dan mengurangi beberapa fungsi yang memungkinkan

    dikembangkan di pusat-pusat lain di sekitarnya sehingga sekaligus ada upaya dan

    pengembangan wilayah sekitar; Salah satu kriteria seleksi adalah kebutuhan ruang dan

    potensi pencemaran.

    Diharapkan pengembangan fungsi kegiatan ekonomi di Kota Ambon dapat membatasi

    kegiatan yang potensi merusak lingkungan, yang membutuhkan ruang/ lahan luas, dan banyak

    menarik perkembangan kegiatan lain serta migrasi tenaga kerja, akan tetapi kurang

    memberikan nilai jual.

    Sebaliknya dikembangkan fungsi kegiatan ekonomi yang memiliki keterkaitan tinggi dengan

    peran pelabuhan internasional Yos Sudarso; telah pula berkembang rencana pengembangan

    kawasan bisnis transit di kawasan pelabuhan.

    Fungsi-fungsi kegiatan ekonomi yang dikembangkan diantaranya adalah :

    pusat aktivitas kepelabuhan/ perhubungan & jasa pelayanan angkutan laut skala besar;

    pusat jasa keuangan;

    pusat informasi pasar/ ekspor-impor;

    pusat pendidikan dan riset kelautan/ perikanan;

    pusat bisnis kerjasama kelautan dan pariwisata (pelatihan, promosi, pengadaan jasa

    konsultasi, kajian, jasa wisata/ tour, bantuan hukum dll ).

    Fungsi kegiatan lain yang sudah berkembang saat ini akan tetap dipertahankan diantaranya:

    pusat pemerintahan provinsi dan kota

    pusat perdagangan regional dan lokal

    pusat pendidikan tinggi

    pusat jasa angkutan lokal antar kota jarak dekat

    pusat jasa, restoran dan hotel

    pertanian (termasuk perkebunan dan perikanan)

    Fungsi kegiatan yang dibatasi di Kota Ambon adalah :

    kegiatan industri pengolahan skala besar/ menengah

    kegiatan pertambangan

    1.4.3 Kebijakan Pengembangan Ruang Kota

    Sebagai arahan penyusunan rencana tata ruang dan pembangunan kota maka kebijakan dasar

    pengembangan ruang Kota Ambon untuk 20 tahun kedepan diperlukan mengingat :

    1. perkembangan wilayah Kota Ambon hingga saat ini yang menunjukkan perluasan hingga

    mengarah ke perbukitan;

    2. masih lemahnya pola pengendalian perkembangan wilayah kota secara konsisten di

    Indonesia;

    3. diketahui wilayah Kota Ambon memiliki karakteristik fisik yang rentan terhadap erosi dan

    longsor terutama pada kelerangan sekitar 15% ke atas;

    4. keterbatasan wilayah layak bangun di Kota Ambon yaitu hanya sekitar 17% luas wilayah

    kota keseluruhan.

    Dengan pertimbangan tersebut maka kebijakan dasar pengembangan ruang kota Ambon perlu

    disusun dan seyogyanya disepakati oleh seluruh jajaran pemerintahan daerah/ pengelola

    pembangunan Kota Ambon serta stakeholder terkait sehingga perencanaan tata ruang kota

    mudah dipahami dan diaplikasikan juga pengendalian pembangunan akan memiliki landasan

    yang jelas.

  • 5/22/2018 Bab I RTRW Ambon

    7/11

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 -2031

    I PENDAHULUAN 1-7

    Kondisi dan potensi Kota Ambon sebagai pertimbangan perumusan Kebijakan :

    1. Perkembangan di kawasan pusat kota meluas untuk permukiman dan fasili tas ke arah

    selatan dan juga kegiatan jasa komersial yang berkembang di sepanjang jalur utama,

    menunjukkan adanya kepadatan dan kejenuhan.

    2. Potensi perkembangan kawasan Passo, yang potensi tumbuh sebagai pusat

    perdagangan kedua di Kota Ambon.

    3. Kesesuaian lahan, sifat dan kondisi fisik lahan yang rawan erosi, morfologi kota yang

    berbukit dan bergunung menjadi pokok pertimbangan.

    4. Keterbatasan lahan layak bangun Kota Ambon tidak memungkinkan perluasan dan

    pengembangan semua sektor kegiatan baik skala besar menengah dan kecil, dan perlu

    penetapan prioritas pengembangan sektor andalan dan sektor strategis.

    Skenario pengembangan kota pada umumnya adalah dengan pengembangan yang bersifat

    ekstensif atau diperluas dengan penambahan ruang terbangun kota ke arah wilayah yang belum

    terbangun, dan pengembangan yang bersifat intensif dengan penambahan jumlah lantai

    bangunan serta revitalisasi kawasan/ perbaikan lingkungan untuk optimasi pemanfaatan lahan.

    Manfaat kebijakan dan perencanaan tata ruang kota diantaranya sebagai pedoman untuk

    mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar kawasan serta

    keserasian antar sektor; juga untuk pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan pemerintah

    dan masyarakat.

    Berikut ini adalah Kebijakan Dasar Pengembangan Ruang Kota Ambon yang disusun

    sebagai landasan perencanaan untuk meningkatkan keterpaduan, keseimbangan

    perkembangan, dan keserasian antar sektor dan antar kawasan :

    1. Berdasarkan analisis kondisi lahan dan kesesuaian lahan serta kebutuhan mengakomodir

    perkembangan aktivitas sosial ekonomi Kota Ambon, maka Kota Ambon akan

    mengembangkan ruang-ruang kota secara selektif dengan memperhatikan fungsi kawasan.

    2. Pengembangan intensif diarahkan pada bagian kota yang sudah berkembang sekarang

    dengan tetap dibatasi; dan pengembangan ekstensif/ meluas hanya dapat dilaksanakan

    pada kawasan yang layak sesuai hasil analisis kesesuaian lahan.

    3. Pengaruh dari kondisi geografis, topografi dan morfologi kota yang terbentuk atas unsur

    gunung, perbukitan, dataran yang relatif sempit dan pantai maka perkembangan Kota

    Ambon yang linier mengikuti garis pantai dari Laha sampai dengan Latuhalat dengan lebar

    ke arah daratan disesuaikan dengan kemiringan sesuai standar, adalah pola

    pengembangan ruang kota yang masih tetap akan dipertahankan.

    4. Pengembangan ruang Kota Ambon termasuk upaya pembangunan kawasan baru,

    revitalisasi kawasan terbangun yang ada, penataan ruang daratan dan juga wilayah

    perairan/ teluk, serta pengendalian kawasan-kawasan disesuaikan dengan fungsi kawasan.

    Struktur Ruang menurut Undang-Undang 26 Tahun 2007 adalah susunan pusat-pusat

    permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung

    kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

    Dengan demikian struktur ruang wilayah kota adalah sistem pusat pelayanan perkotaan di

    wilayah kota dan sistem jaringan prasarana wilayah kota yang mendukung hubungan antar

    pusat pusat tersebut.

    Definisi lain menjelaskan struktur ruang adalah susunan unsur-unsur pembentuk rona

    lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang secara hirarkis dan struktural

    berhubungan satu dengan lainnya membentuk susunan yang unik meliputi hirarki pusat

    pelayanan, hirarki prasarana jalan seperti jalan arteri - kolektor - lokal dsb. Di Kota Ambon

    terbentuk susunan pusat-pusat kegiatan dengan perbedaan fungsi dan membentuk satuan

    pengembangan dengan pusat orientasi tertentu. Pusat-pusat kegiatan fungsional ini dengan

    permukiman disekitarnya membentuk kesatuan kawasan dan umumnya berorientasi kearah

    jalan Arteri sebagai prasarana penghubung antar pusat. Khususnya kawasan pusat kota

    berkembang lebih pesat sehingga tumbuh menjadi pusat utama. Berdasar kecenderungan

    perkembangan ini dibentuk Satuan Wilayah Pengembangan/ SWP dan susunan pusat-pusat

    pelayanan kota.

    Pengembangan struktur ruang Kota Ambon bertujuan untuk :

    1. Membentuk orientasi pelayanan kota agar lebih merata dan berjenjang.

    2. Efisiensi penggunaan lahan dan efektifitas penggunaan sarana dan prasarana

    3. Antisipasi perkembangan kota

    Kawasan Pusat Kota Ambon hingga saat ini memiliki intensitas kegiatan yang tertinggi dan

    menjadi kawasan yang ramai dikunjungi baik pendatang, pekerja, dan warga yang berbelanja,

    dengan demikian menyangkut pemanfaatan lahan kota, kawasan ini dapat dikategorikan

  • 5/22/2018 Bab I RTRW Ambon

    8/11

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 -2031

    I PENDAHULUAN 1-8

    kawasan komersial dengan penggunaan lahan campuran; dari sistem pusat-pusat pelayanan

    kota kawasan ini berperan sebagai sentra primer atau pusat utama kota.

    Di kawasan Pusat Kota Ambon terdapat kawasan pelabuhan yang sibuk, dan saat ini Pelabuhan

    di Kota Ambon cukup banyak yaitu : pelabuhan laut Yos Sudarso untuk pelayaran nasional dan

    internasional, pelabuhan laut Slamet Riyadi untuk pelayaran perintis dan lokal, juga terdapat

    beberapa pelabuhan khusus.

    Fungsi yang berkembang di kawasan Pusat Kota, di luar kawasan pelabuhan adalah

    perkantoran pemerintahan provinsi dan kota, perdagangan, pasar dengan dilengkapi pertokoan

    Ambon Plaza sebagai sentra aktivitas perbelanjaan warga masyarakat, dan secara l inier juga

    tumbuh berbagai jenis toko, dan kegiatan jasa seperti percetakan, rumah makan, hotel, bengkel

    serta berbagai fasilitas.

    Kawasan Pusat Kota telah berkembang sebagai pusat pelayanan utama kota dengan kegiatan

    komersial dan berbaur dengan kawasan permukiman dan fasilitas. Di samping pusat utama

    tersebut dapat diidentifikasi pula beberapa pemusatan kegiatan sebagai sentra kegiatan seperti :

    sentra kegiatan di Passo, sentra kegiatan di Laha, sentra kegiatan di Poka. Masing-masing

    sentra tersebut memiliki dominasi kegiatan yang berbeda, juga mengarah pada fungsi kawasan

    yang spesifik.

    Dengan memahami kecenderungan perkembangan Kota Ambon saat ini di mana kawasan

    Pusat Kota memiliki keterbatasan untuk terus dikembangkan dan berperan sebagai pusat

    pengelompokkan berbagai aktivitas komersial berbaur dengan permukiman dan fasilitas, maka

    dirasakan kepadatan, kejenuhan, bahkan kesemrawutan dan kesulitan pengaturan.

    Di samping itu dirasa ada kebutuhan untuk pemisahan fungsi dan rute angkutan dalam kota

    dengan angkutan regional. Maka solusi yang sudah dirumuskan terkait dengan penataan

    kegiatan, penataan pusat-pusat dan strategis untuk pengaturan rute angkutan umum, yaitu

    dengan pengembangan terminal regional di Passo serta pengembangan kawasan Passo

    sebagai pusat kota kedua.

    Dengan demikian perlu dikembangkan struktur ruang untuk Kota Ambon hingga 20 tahun

    mendatang. Pertimbangan pengembangan struktur ruang Kota Ambon adalah : perkembangan

    Kota Ambon dan kebutuhan penataan kembali pusat-pusat akibat kejenuhan pusat utama di

    Kawasan Pusat Kota, dan adanya potensi strategis pengembangan sentra primer di Passo,

    serta belum terakomodir kawasan perairan dalam sistem pusat-pusat pelayanan kota.

    Pusat/ sentra kegiatan yang telah berkembang telah diidentifikasi dan diarahkan sebagai sentra

    sekunder/ tersier membentuk 7 satuan wilayah, dan berorientasi pada 4 sentra/ pusat SWP

    sebagai sentra dengan satuan wilayah pengembangan yang akan menjadi landasan

    pembangunan Kota Ambon.

    Sejalan dengan kebijakan Tata Ruang Wilayah Nasionan dan Kebijakan Tata Ruang Wilayah

    Provinsi Maluku serta memperhatikan pembentukan struktur ruang Kota Ambon tersebut maka

    kebijakan dan strategi pengembangan Struktur Ruang Kota Ambon diarahkan pada perwujudan

    Kota Ambon sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), peningkatan akses pelayanan perkotaan

    dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarkhi dan peningkatan kulaitas

    dan jangkaan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber

    daya air, yang terpadu dan merata diseluruh wilayah Kota Ambon.

    Untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut bagi peningkatan akses pelayanan perkotaan

    dan pertumbuhan ekonomi wilayah , maka disusun strategi pengembangan struktur ruang sbb :

    1. Mempertahankan keterkaitan antar kawasan perkotaan , antara kawasan perkotaan dan

    kawasan perdesaan serta antara kawasan perkotaan dan wilayah sekitarnya.

    2. Mengembangka pusat pertumbuhan baru dikawasan yang belum terlayani oleh pusat

    pertumbuhan.

    3. Mengendalikan perkembangan KOTA Ambon sebagai water front city dan eco city.

    4. Mendorong kawaasn perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih efektif dalam

    pengembangan wilayah disekitarnya.

    1.5 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA AMBON

    Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota Ambon meliputi kebijakan dan strategi

    pengembangan Struktur Ruang, Pola Ruang dan Kawasan Strategis Wilayah kota Ambon.

    1.5.1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang

    a. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang meliputi :

    1. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah

    yang merata dan berhierarki

  • 5/22/2018 Bab I RTRW Ambon

    9/11

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 -2031

    I PENDAHULUAN 1-9

    2. Peningkatan kual itas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,

    telekomuikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah

    Kota Ambon.

    b. Stra tegi Pengembangan Struktur Ruang

    Untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah

    yang merata dan berhierarki meliputi:

    1. Mempertahankan keterkaitan antar sub pusat pelayanan kota, serta dengan wilayah di

    sekitarnya

    2. Mendorong perkembangan sub-sub pusat pelayanan eksisting agar lebih optimal dalam

    mendukung perkembangan kawasan.

    3. Mengembangkan sub-sub pusat pelayanan baru di kawasan yang belum terlayani olehpusat pelayanan.

    Untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,

    telekomunikasi, energi, dan sumber daya air serta prasarana perkotaan yang terpadu dan

    merata di seluruh wilayah Kota Ambon meliputi:

    1. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana transportasi

    2. Mengembangkan jaringan prasarana transportasi untuk meningkatkan aksesibil itas

    antar kawasan dan antar wilayah

    3. Mengembangkan kapasitas pelayanan energi listrik hingga mencapai pusat-pusat

    lingkungan dengan memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal

    4. Mengembangkan sumber daya air un tuk melindungi, memanfaatkan, dan

    mengendalikan sumber daya air

    5. Mengembangkan pelayanan jaringan telekomunikasi sesuai dengan arah

    pengembangan kota, terutama di kawasan yang terpencil atau belum terlayani

    6. Mengembangkan kapas itas pelayanan air minum hingga mencapai pusa t-pusat

    pelayanan lingkungan

    7. Mengembangkan kapasitas pelayanan persampahan hingga mencapai wilayah yang

    belum terlayani dan mengamankan kawasan perairan Teluk Ambon

    8. Mengembangkan sistem jaringan drainase untuk mengendalikan genangan air dan

    banjir

    9. Mengembangkan sistem pembuangan air limbah di setiap kawasan dan mengamankan

    kawasan perairan Teluk Ambon

    10. Mengembangkan prasarana pejalan kaki pada wilayah yang mempunyai bangkitan lalu

    lintas yang tinggi

    11. Mengembangkan jalur evakuasi bencana pada wilayah yang rawan bencana.

    1.5.2. Kebij akan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang

    Pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan secara terus menerus sampai masa berlaku

    perencanaan ini berakhir, untuk memastikan bahwa perencanaan tata ruang dan pelaksanaan

    pemanfaatan ruang telah berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan

    kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang dapat diketahui dan sekaligus dapat dihindarkan

    kemungkinan terjadinya penyimpangan fungsi ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata

    ruang, serta dapat mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat

    terwujud. Pengendalian pembangunan perlu dilakukan karena adanya kemungkinan terjadi konflik

    antara kawasan lindung dengan kawasan budidaya dan atau antara kawasan budidaya dengan

    kawasan budidaya lainnya. Kasus-kasus yang dapat menjadi permasalahan, antara lain, adalah

    konflik antara:

    Rencana dengan status/ usaha tanah;

    Rencana dengan proyek-proyek pembangunan;

    Rencana dengan penggunaan tanah yang sedang berlangsung.

    Sejalan dengan itu perlu dibuat kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang untuk kawasan

    lindung dan kawasan budidaya sebagai berikut :

    1.5.2.1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung

    Dengan berpedoman pada Keppres Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan

    Lindung serta dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan kawasan lindung Kota

    Ambon saat ini , maka ditetapkan kebijakan pengembangan kawasan lindung Kota Ambon

    untuk jangka waktu perencanaan 20 tahun kedepan yaiitu melakukan berbagai upaya

    pemeliharaan bagi terwujudnya kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta melakukan berbagai

    upaya pencegahan dampak negatif sebagai akibat dari kegiatan manusia yang dapat

    menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

    Untuk mengimplemtasikan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung Kota Ambon

    adalah sebagai berikut :

    Kebijakan Pengembangan Kawasan Lindung meliputi :

    a. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan

    b. penetapan kawasan perlindungan setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian

    alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya.

  • 5/22/2018 Bab I RTRW Ambon

    10/11

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 -2031

    I PENDAHULUAN 1-10

    Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lindung hidup, meliputi:

    a. membatasi kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu pelestarian lingkungan hidup;

    b. mengembal ikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun sebagai

    akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara

    keseimbangan ekosistem wilayah;

    c. mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung untuk menjaga fungsi lindung

    dan menjaga keberlanjutan pembangunan kota jangka panjang.

    Strategi penetapan kawasan perlindungan setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian

    alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya,

    meliputi:

    a. menentukan batas-batas kawasan yang harus ditetapkan sebagai kawasan perlindungan

    setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana,

    kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya;

    b. mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat, ruang terbuka

    hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan

    kawasan lindung lainnya dengan peraturan zonasi;

    c. menyusun ketentuan insentif dan disinsentif, ketentuan perizinan serta sanksi terhadap

    pelanggaran pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat, ruang terbuka

    hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan

    kawasan lindung lainnya

    2. Kebijakan dan Strategi pengembangan kawasan Budidaya

    Sebagai suatu kawasan yang berada di luar kawasan lindung , kawasan budi daya

    berdasarkan kondisi fisiknya dan potensi sumber daya alamnya dianggap dapat dan perlu

    dimanfaatkan/ dibudidayakan bagi kepentingan produksi maupun bagi pemenuhan kebutuhan

    perumahan. Sejalan dengan itu Kebijakan Pengembangan Kawasan budi daya diarahkan pada

    upaya perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya

    serta pengendalian pengembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dandaya tampung lingkungan.

    Untuk mengimplemtasikan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan Budidaya Kota Ambon

    adalah sebagai berikut :

    Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi:

    2.5. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya;

    2.6. pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung

    dan daya tampung lingkungan.

    Strategi perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya meliputi:

    a. menetapkan kegiatan-kegiatan yang bernilai strategis untuk mewujudkan fungsi Kota Ambon

    sebagai kota jasa, pusat pemerintahan provinsi, pusat perdagangan, pusat pendidikan, pusat

    wisata dan pusat sejarah.

    b. Mengembangkan potensi sumber daya pesisir pantai dan teluk Ambon guna mewujudkan

    Ambon Waterfront City dan Ecocity bagi pembangunan berkelanjutan.

    c. mengembangkan kegiatan-kegiatan perkotaan modern dengan berlandaskan nilai-n ilai budaya

    Ambon.

    d. mengembangkan kegiatan-kegiatan unggulan pada masing-masing Pusat Kota dan Sub Kota

    untuk mendorong perkembangan fungsi masing-masing pusat dengan memperhatikan

    keterkaitan Gugus Pulau Ambon-Lease

    e. mendorong perkembangan kawasan pinggiran kota dengan mengembangkan kegiatan-

    kegiatan yang memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih tinggi dan dapat memberikan nilai

    tambah ekonomi

    f. mengembangkan ruang yang aman dan nyaman terhadap bencana.

    Strategi untuk mewujudkan pengendalian kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan

    daya tampung lingkungan, meliputi:

    a. membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana untuk

    meminimalkan potensi kerugian akibat bencana

    b. mengembangkan perkotaan pulau kecil dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang secara

    vertikal dan kompak

    c. membatasi perkembangan kawasan terbangun di sekitar kawasan cagar budaya untuk

    mempertahankan nilai-nilai sejarah Kota Ambon

    d. membatasi perkembangan kawasan terbangun di sekitar kawasan mata air dan wilayah

    tangkapan air untuk menjaga ketersediaan sumber air bakue. mengembangkan kegiatan budi daya yang dapat mempertahankan keberadaan pulau kecil

    f. mengembangkan ruang terbuka hijau paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan

    kota.

  • 5/22/2018 Bab I RTRW Ambon

    11/11

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 -2031

    I PENDAHULUAN 1-11

    1.5.3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis

    Sebagai suatu kawasan atau wilayah yang diprioritas penataan ruangnya karena memilik pengaruh

    penting danstrategis dalam lingkup Kota Ambon terhadap beberapa aspek yaitu ekonomi, sosial

    budaya dan lingkungan, maka kawasan strategis ini perlu ditetapkan kebijakan dan strategi

    pengembangannya.

    Dalam kaiatan itu kebijakan pengembangan kawasan strategi Kota Ambon diarahkan pada upaya

    pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam mengembangkan perekonomian kota dan

    mampui bersaing pada skala nasional maupun internasional, pelestarian dan peningkatan kehidupan

    sosial budaya, serta pelesdtarian peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup guna

    mempertahankan dan meningkattkan keseimbangan ekosistim, melestarikan keanekaragaman hayati

    , perlindungan kawasan, keunikan bentang alam dan pengembangan kawasan riset dan wisata ilmiah.

    Untuk mengimplemetasikan kebijakan tersebut maka kebijakan dan strategis pengembangan

    kawasan Strategis meliputi :

    a. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian Kota

    Ambon yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional, maupun

    internasional dengan memanfaatkan teknologi tinggi maupun tepat guna

    b. pelestarian dan peningkatan kehidupan sosial dan budaya

    c. pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan

    dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati,

    mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan

    bentang alam, serta pengembangan kawasan riset dan wisata ilmiah.

    Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian Kota

    Ambon, meliputi:

    a. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasiskan sumber daya alam dan kegiatan budi daya

    unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah

    b. mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas lingkungan

    hidup dan efisiensi kawasan

    c. mengintensifkan promosi peluang investasi

    d. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana kegiatan ekonomi

    e. mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan melalui keterkaitan dari

    pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi.

    Strategi pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya , meliputi:

    a. melestarikan situs warisan budaya Ambon

    b. mendorong pengembangan kawasan wisata dan sejarah

    c. mengembangkan kegiatan pariwisa ta budaya dan sejarah.

    Strategi pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, meliputi:

    a. Penetapkan kawasan strategis berfungsi lindung

    b. Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan Kota Ambon yang

    dapat berfungsi sebagai penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan

    budidaya terbangun

    c. Merehabili tasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang

    berkembang di dalam dan di sekitar kawasan.

    d. Melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan ekosistemnya;

    e. Meningkatkan jasa lingkungan (kepariwisataan ilmiah)

    f. Melestarikan keberlanjutan lingkungan hidup.