Upload
amry-hartanto
View
49
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
6454
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Antrian merupakan salah satu pengalaman konsumen yang terjadi di banyak
tempat dan di berbagai daerah (Hocken Hull 2000; Larson 1987). Konsumen secara
rutin akan mengantri di pusat-pusat keramaian, misalnya ketika menunggu angkutan,
menggunakan ATM, melakukan transaksi di Bank, mengirimkan surat atau parsel
melalui kantor pos, membeli barang di toko, ataupun menggunakan telepon di wartel.
Karakteristik umum dari berbagai contoh yang nyata tersebut adalah bahwa sejumlah
kesatuan fisik (pendatang) sedang berusaha untuk menerima pelayanan dari fasilitas
yang terbatas (pemberi pelayanan). Sebagai akibatnya, pendatang harus menunggu
gilirannya menerima pelayanan (Schroeder, 1997).
Kesuksesan dari suatu organisasi/perusahaan bergantung pada penggunaan
sumber-sumber daya yang ada secara maksimal. Selain itu faktor lain yang
mempengaruhi adalah kemampuan dalam meraih dan mempertahankan pelanggan.
Setiap menit yang diberikan oleh pelanggan ketika menunggu untuk dilayani dapat
diasumsikan sebagai pendapatan yang hilang. Waktu tunggu atau antrian, pada sektor
jasa, dapat menjadi faktor yang menentukan kepuasan pelanggan terhadap layanan
yang diberikan. Waktu tunggu yang lama dapat menyebabkan hilangnya keuntungan
akibat pelanggan yang membatalkan penggunaan pelayanan pada tempat tertentu,
juga dapat menyebabkan pelanggan beralih pada pesaing.
Salah satu fenomena antrian yang terjadi adalah pada saat menunggu layanan
jasa perbankan. Dalam hal ini, tipe antrian yang diterapkan dalam suatu bank dapat
didefinisikan sebagai jenis-jenis antrian yang diberlakukan untuk melayani para
nasabah dalam melakukan transaksinya agar pelayanan dapat berlangsung secara
teratur, tertib, dan aman.
Teori antrian memberikan model-model untuk menganalisis pengoperasian
sarana pelayanan di mana kedatangan dan/atau keberangkatan pelanggan terjadi
secara acak (Taha, 1997:218). Pada layanan perbankan terdapat tiga tipe antrian yang
umum digunakan, yaitu : 1. Single Snake, adalah sistem antrian yang mana nasabah
mengantri menuju teller melalui satu jalur saja; 2. Multiple Snake, adalah sistem
antrian lebih dari satu jalur antrian; 3. Single Station, adalah sistem antrian yang
mana setiap nasabah dapat langsung berhubungan dengan setiap teller yang melayani.
Tipe antrian Single Snake dan Multiple Snake memiliki dua metode dalam
penggunaannya. Yaitu sistem antrian dengan menggunakan nomor (Take A Number
and Wait System) dan sistem antrian tanpa menggunakan nomor (Linear Queue
System). Implikasi penerapan kedua sistem ini pada sistem antrian teller Bank
terhadap tingkat kepuasan konsumen/nasabah, masing-masing akan berbeda.
Bank BNI sebagai salah satu bank pemerintah yang terkemuka, sangat
memperhatikan kepuasan nasabahnya. Hal ini diwujudkan salah satunya melalui
inovasi yang tiada henti, baik dalam hal produk maupun layanan. Dengan demikian,
Bank BNI berharap persepsi nasabah terhadap Bank BNI akan semakin kuat tidak
hanya sebagai bank yang dapat dipercaya dan aman, namun juga bank yang selalu
siap melayani nasabahnya dengan produk-produk yang inovatif, layanan cepat, dan
dengan sentuhan pribadi. Persepsi ini terbukti penting artinya dalam mempertahankan
posisi Bank BNI sebagai BUMN terkemuka, disamping mendukung pertumbuhan di
masa datang terutama berkaitan dengan kepuasan nasabah, yang nantinya akan
melahirkan loyalitas nasabah.
Berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai Bank BNI, maka didirikan
kantor-kantor cabang yang berfungsi mengefektifkan kinerja serta memberikan
pelayanan yang maksimal. Diantaranya dengan pendirian Bank BNI Cabang Unpad.
Dalam hal pelayanan, salah satu cara Bank BNI Cabang Unpad memberikan layanan
terbaik serta meningkatkan kepuasan nasabah, adalah melalui sistem antrian yang
diterapkan.
Bank BNI Cabang Unpad terus melakukan inovasi seiring dengan perubahan
kebutuhan dan kepuasan nasabah. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pada
penerapan sistem antrian teller. Tipe antrian yang digunakan adalah Multiple Snake,
dengan pemisahan antara antrian teller tabungan dan non tabungan. Awalnya, metode
yang digunakan ketika menunggu dalam antrian adalah dengan antrian berdiri (tanpa
menggunakan nomor). Namun seiring bertambahnya jumlah nasabah, metode antrian
yang ada dirasa tidak lagi dapat memberikan kenyamanan yang maksimal kepada
nasabah. Sehingga sejak tahun 2000 Bank BNI Cabang Unpad menggantinya menjadi
sistem antrian dengan menggunakan mesin nomor.
Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kedua metode
antrian yang telah diterapkan oleh Bank BNI, khususnya Bank BNI Cabang Unpad.
Pembandingan antara metode antrian menggunakan nomor dan tanpa nomor ini
dikaitkan dengan pencapaian kepuasan nasabah dalam hal kenyamanan ketika
menunggu dalam antrian. Dan diharapkan dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang
bisa memberikan gambaran mengenai pengaruh masing-masing sistem pada tingkat
kepuasan nasabah.
Ruang lingkup masalah dibatasi berdasarkan kondisi sistem antrian yang
terjadi pada Bank BNI Cabang Unpad Bandung, sebagai berikut : tipe antrian yang
digunakan adalah antrian Single Snake dengan adanya pemisahan antara teller
tabungan dan non tabungan, metode antrian yang diperbandingkan adalah antrian
menggunakan nomor dan tanpa nomor, waktu pelayanan berdistribusi eksponensial
(waktu pelayanan bervariasi), metode pelayanan FCFS (first come, first served atau
pertama datang, pertama dilayani), seluruh kedatangan menunggu dalam antrian
hingga dilayani, terdapat lebih dari satu pelayan (server), dan panjang antrian tak
terhingga.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kepuasan yang dirasakan nasabah terhadap sistem
antrian menggunakan nomor dan tanpa nomor
2. Bagaimanakah penilaian nasabah terhadap kinerja pelayanan antrian teller
pada Bank BNI Cabang Unpad
3. Bagaimanakah tingkat kinerja sistem “antrian menggunakan nomor”
dibandingkan dengan sistem antrian “tanpa nomor”
I.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data dan informasi
yang berhubungan dengan penerapan sistem antrian, dikaitkan dengan kepuasan
nasabah. Adapun tujuan dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Mengetahui besar kepuasan yang dirasakan nasabah terhadap sistem
antrian menggunakan nomor dan tanpa nomor
2. Mengetahui penilaian nasabah terhadap kinerja pelayanan antrian teller
pada Bank BNI Cabang UNPAD
3. Mengetahui tingkat kinerja sistem antrian “menggunakan nomor”
dibandingkan dengan sistem antrian “tanpa nomor”
I.4 Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak:
1. Bagi Penulis, diharapkan pengumpulan data dan pengolahan data menjadi
informasi yang berguna sebagai bahan masukan dan sebagai sumbangan
pemikiran bagi penyempurnaan kebijakan dalam menetapkan sistem
antrian teller.
2. Bagi Pihak lain, diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak
yang berkaitan untuk melakukan penelitian yang sama.
3. Memberikan masukan bagi disiplin ilmu operasional tentang hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam aplikasi keilmuannya.
I.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bagian pelayanan nasabah, loket teller Bank BNI
Cabang Unpad, Jl. Dipati Ukur no 35. Waktu penelitian dilakukan dalam periode
antara bulan Mei dan Juli tahun 2005.