80
“teori adalah sebuah abstraksi yang menyatakan secara langsung suatu prediksi berdasarkan penelitian. Teori tanpa penelitian dan penelitian tanpa dasar teori tidak akan membangun pengetahuan secara ilmiah untuk sebuah disiplin ilmu” – King (1977) cit Tomey and Alligood (2010). 0

BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

“teori adalah sebuah abstraksi yang menyatakan secara langsung suatu prediksi

berdasarkan penelitian. Teori tanpa penelitian dan penelitian tanpa dasar teori

tidak akan membangun pengetahuan secara ilmiah untuk sebuah disiplin ilmu” –

King (1977) cit Tomey and Alligood (2010).

0

Page 2: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual, dan teori merupakan

aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual ini mengacu pada ide-ide global

mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan

dengan disiplin yang spesifik. Perawat membuat hipotesis tentang praktik

keperawatan dan prinsip yang mendasari praktik keperawatan serta tujuan dan

fungsi yang sesuai dengan keperawatan di masyarakat (Potter & Perry, 2006).

Konsep dan teori keperawatan telah berkembang sejak jaman Florence

Nightingale, seseorang yang mendirikan disiplin keperawatan dan memiliki

keyakinan bahwa keperawatan sebagai profesi membutuhkan pengetahuan yang

membuatnya berbeda dengan pengetahuan kedokteran (Schuyler, 1992). Model

konsep dan teori keperawatan digunakan untuk memberi pengetahuan untuk

meningkatkan praktik, menuntun penelitian dan kurikulum, serta mengidentifikasi

tujuan praktik keperawatan. Teori keperawatan menuntun perawat dengan

memberikan tujuan pengkajian, diagnosa keperawatan dan intervensi, landasan

dasar berkomunikasi dan autonomi serta akuntabilitas professional (Potter &

Perry, 2006).

Perkembangan model konsep keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari

pengaruh perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati

bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan

1

Page 3: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan.

Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi

sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan

landasan keilmuan yang kokoh,untuk memberikan pemahaman terhadap konsep

keperawatan yang mendasari praktek dalam pemberian asuhan keperawatan

(Asmadi, 2011).

Salah satu model keperawatan yang menjadi dasar bagi praktek keperawatan

adalah yang dikemukakan oleh Imogene King (1971, 1981, 1987). Model konsep

keperawatan yang digunakan oleh King dengan menggunakan pendekatan sistem

terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan. Dalam

mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang

meliputi adanya sistem personal, sistem interpersonal dan sistem sosial yang

saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. King mengungkapkan bahwa hubungan perawat dan klien merupakan

sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, dimana proses interpersonal

dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan klien dipengaruhi satu dengan yang

lain, demikian juga oleh sistem asuhan keperawatan yang berlaku. Tujuan

perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien dalam

menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan (Potter &

Perry, 2006).

2

Page 4: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

BAB II.

TINJAUAN TEORI

2.1 Kredensial dan Latar Belakang Imogene King

Imogene M.King dilahirkan pada tanggal 30 Januari 1923 di West

Point, Iowa; Imogene King meninggal dunia pada tanggal 24 Desember 2007 di

St.Petersburg, Florida; dan dimakamkan di Fort Madison, Iowa (Sieloff &

Messmer cit Tomey & Alligood, 2010).

Pada awalnya cita-cita Imogene semasa kecil adalah menjadi seorang

guru. Akan tetapi demi untuk melarikan diri dari kehidupan di desanya, Ia

akhirnya menerima tawaran pamannya untuk melanjutkan pendidikan di sekolah

perawat, yang pada awalnya tidak pernah disadari oleh Imogene bahwa

keputusan itu menjadi awal baginya menjadi seorang Pioner dan penemu teori-

teori keperawatan yang akhirnya dicari dan digunakan oleh banyak orang (Goal

Attainment Theory.htm, 2013).

Pada tahun 1945, Imogene memperoleh gelar Diploma Keperawatan dari

Sekolah Perawat Rumah Sakit St.John, St.Louis, Missouri. Saat bekerja sebagai

perawat dengan peran yang sangat beragam, Imogene mengikuti serangkaian

pelajaran untuk memperoleh gelar Bachelor atau Sarjana Muda Pendidikan di

bidang ilmu keperawatan yang didapatkankannya dari Universitas St.Louis pada

tahun 1948; Ia menerima gelar Master Ilmu Keperawatan dari Universitas

St.Louis pada tahun 1957. Sejak tahun 1947 hingga tahun 1958, King bekerja

sebagai seorang Instruktur keperawatan medical bedah dan menjadi asisten

3

Page 5: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

direktur di sekolah perawat rumah sakit St.John. King meneruskan

pendidikannya dengan Mildred Montag sebagai ketua disertasinya di fakultas

Keguruan, Universitas Columbia, New York, menerima gelar Doktor Pendidikan

pada tahun 1961 (Sieloff & Messmer cit Tomey & Alligood, 2010).

Sejak tahun 1968 hingga tahun 1972, King menjabat sebagai Direktur

Sekolah Perawat di Universitas Ohio State di Columbus. Saat di Ohio State,

bukunya, toward a theory for nursing: general concepts of human behavior

(1971) dipublikasikan. Diawal karyanya, King menarik kesimpulan: a systematic

representation of nursing is required ultimately for developing a science to

accompany a century or more of art in the everyday world of nursing”

(1971, .129) – gambaran sistematik keperawatan pada akhirnya diperlukan untuk

membangun sebuah ilmu untuk mengiringi jaman atau lebih sebagai seni yang

diterapkan setiap harinya dalam dunia keperawatan. Bukunya kemudian

mendapatkan penghargaan pada American Journal of Nursing Book pada tahun

1975 (King, 1975a).

Sejak tahun 1961 hingga tahun 1966, King menjadi asisten dan asosiat

professor keperawatan di Universitas Loyola, Chicago, dimana Ia

mengembangkan program master keperawatan berbasis kerangka konseptual

keperawatan. Artikel tentang teori pertamanya di terbitkan pada tahun 1964 di

jurnal ilmu keperawatan dengan teoretikus Dr.Martha Rogers, dari Universitas

New York sebagai editor.

Antara tahun 1966 dan 1968, King berperan sebagai asisten kepala di

Research Grants Branch, divisi keperawatan di Departemen kesehatan,

4

Page 6: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

pendidikan, dan kesejahteraan Amerika Serikat dibawah Jessie Scott. Ketika

Imogene berada di Washington D.C, artikelnya yang berjudul “a conceptual

frame or reference for nursing” dipublikasikan di Nursing Research (1968).

Sejak tahun 1968 hingga tahun 1972, Imogene bekerja sebagai Direktur

Departemen Keperawatan di Universitas Ohio State. Tahun 1980, King

mendapatkan gelar kehormatan PhD dari Universitas Southtern Illinois (Sieloff

& Messmer cit Tomey & Alligood, 2010).

King kemudian kembali ke Chicago pada tahun 1972 sebagai seorang

professor di program sarjana Universitas Loyola. Ia juga bekerja sebagai

Koordinator penelitian di Klinik Keperawatan pada Pusat Kesehatan Loyola

sejak tahun 1978 hingga 1980. Pada bulan Mei 1998, King menerima gelar

Doktor kehormatan dari Universitas Loyola, dimana “koleksi keperawatan”nya

disimpan. Sejak tahun 1972 hingga tahun 1975, King anggota komite penasihat

pembelaan/pertahanan perempuan sebagai pelayanannya kepada departemen

pertahanan Amerika Serikat. Ia juga terpilih sebagai anggota dewan yang

bertugas menyusun perundang-undangan selama 4 tahun (1975-1979) di Ward 2,

Wood Dale, Illinois, pada tahun 1975 (Sieloff & Messmer cit Tomey &

Alligood, 2010).

Pada tahun 1980, King ditetapkan sebagai professor di Universitas Florida

Selatan, Fakultas Keperawatan, di Tampa, Florida (Houser & Player, 2007).

Pada tahun 1981, manuscript buku keduanya, A theory for nursing; systems,

concepts, process dipublikasikan. Sebagai tambahan dari buku pertamanya Ia

menuliskan lebih banyak bab dan artikel dalam jurnal professional, dan buku

5

Page 7: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

ketiga, curticulum and instruction in nursing; conceps and process,

dipublikasikan pada tahun 1986. King pensiun pada tahun 1990 dan memperoleh

gelar Profesor Emeritus (gelar professor yang pensiun dengan hormat dan

diijinkan terus menggunakan gelar profesonya) pada Universitas Florida Selatan

dan melanjutkan sebagai dosen tamu.

King melanjutkan untuk memberikan pelayanan masyarakat dan untuk

membantu perencanaan keperawatan melalui sistem konseptual dan teorinya

pada berbagai organisasi pelayanan kesehatan, termasuk Rumah Sakit Tampa

(Messmer, 1995). King tidak pernah benar-benar pensiun, dimana Ia selalu ada

untuk siswanya, fakultas, dan kolega-koleganya yang menggunakan teorinya dan

kadang menjadi “round the clock” untuk mengimplementasikan teorinya di

Rumah Sakit Umum Tampa. King juga berperan sebagai dewan penasihat

keperawatan, dan dosen tamu di Universitas Tampa.

Pada tahun 1948, King bergabung pada American Nurses Association

(ANA) sebagai seorang anggota dari Asosiasi Perawat Missouri (MNA-Missouri

Nursing Association) dan aktif di Illinois dan Ohio. Setelah kepindahannya ke

Tampa, Florida, Ia menjadi anggota yang sangat aktif di FNA (Florida Nursing

association) dan FNA district 4, Tampa. King menguasai kantor di berbagai

organisasi, termasuk President of the Florida Nurses Foundation, bekerja pada

FNA dan dewan FNA district 4 dan seringkali didelegasikan dari FNA untuk

menghadiri pertemuan-pertemuan ANA. Pada tahun 1997, King memperoleh

medali emas dari Gubernur Chiles untuk perannya memajukan profesi

keperawatan di Florida. King dilantik menjadi hall of fame FNA dan ANA pada

6

Page 8: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

tahun 2004. Ditahun 1994, King juga dilantik oleh AAN-American Academy of

Nursing menjadi AAN Theory Expert Panel, dan di tahun 2005, Ia dinobatkan

sebagai AAN Living Legend (Sieloff & Messmer cit Tomey & Alligood, 2010).

Di tahun 1996, King menerima penghargaan Jessie M.Scott pada rapat

ANA. King sudah berdebar ketika Jessie Scott ada di rapat tersebut sedang

mempresentasikan materinya, dan Ia hadir disana untuk mendengarkan Presiden

Clinton menyampaikan ucapan selamat atas perayaan peringatan 100 tahun ANA

dan kekagumannya terhadap ibunya yang menjadi perawat anastesi. King

menjadi pembicara kunci pada konferensi tahunan ke 37 Isabel Maitland Steard

dalam penelitian keperawatan di Fakultas Keguruan, Universitas Columbia pada

tahun 2000 (Messmer & Fawcet, 2008; Messme, 2008) dan merasa sangat

senang ketika Mildred Montag dating pada presentasinya. King dilantik menjadi

dosen fakultas, Hall of Fame Universitas Columbia pada tahun 1999 (Sieloff &

Messmer cit Tomey & Alligood, 2010).

Grup KING - the King International Nursing Group, dibentuk untuk

memfasilitasi penyebaran dan pemanfaatan sistem konseptual King, teori

pencapaian tujuan dan teori hubungan. Meskipun setelah grup ini menjadi

inaktif, King tetap melakukan diskusi tentang teorinya dengan anggota-

anggotanya secara personal. King adalah salah satu STTI (Sigma Theta Tau

International) Virginia Henderson Fellows, dan Ia menerima penghargaan STTI

Elizabeth Russel Bellford Founders untuk Excellent in Education pada tahun

1989 (Messmer, 2007). King menjadi juru bicara kunci pada dua konferensi teori

STTI pada tahun 1992, dan menghadiri berbagai konferensi regional, nasional

7

Page 9: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

dan internasional untuk membicarakan aplikasi teorinya (Sieloff & Messmer cit

Tomey & Alligood, 2010).

King berkomunikasi secara teratur dengan mahasiswa ataupun lulusan

mahasiwanya yang mempelajari tentang teori dalam sistem konseptualnya. King

bekerja sebagai penasihat untuk Sieloff’s (1996) mengembangkan instrument

untuk mngukur kekuatan sebuah grup keperawatandidalam suatu organisasi,

instrument Killens (1996) untuk mengukur kepuasan pasien dengan asuhan

keperawatan professional dan Frey’s (1995) Seminal work untuk diagnostic

pasien dewasa dengan Diabetes tipe I.

King juga dikenal sebagai Teoretikus perawat awal berdasarkan

publikasinya, toward a theory for nursing (1971), dan a theory for nursing

systems, concepts and process (1981), yang telah diterjemahkan kedalam bahasa

jepang, spanyol dan jerman. Sebagai tambahan, Imogene menulis banyak sekali

artikel tentang teorinya dan menjadi editor pada Nursing science quarterly. King

menulis beberapa bab dibeberapa buku lain, seperti Frey & Sieloff’s Advancing

King’s Systems Framework and theory of nusing (1995), dan Sieloff and Frey’s

Middle Range Theories for nursing practice using King’s conceptual system

tahun 2007 (Sieloff & Messmer cit Tomey & Alligood, 2010).

Beliau mendapat serangan penyakit stroke yang akhirnya

menyebabkannya meninggal dunia dua hari setelah serangan itu tepat pada

tanggal 24 Desember tahun 2007 di St.Petersburg, Florida dan jenasahnya

dimakamkan di Fort Madison, Iowa. Sebuah upacara peringatan khusus diadakan

pada tanggal 4 Januari 2008 di St.Petersburg, Florida dan upacara pemakaman

8

Page 10: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2008 di Fort Madison, Iowa. Di kedua

upacara tersebut Dr.Patricia Messmer membacakan penghargaan Nightingale

(Nightingale tribute) termasuk sinopsis perjalanan karir Imogene King dan

sebuah puisi yang berjudul “Imogene was There”.

Tujuh mawar hijau Irlandia menjadi simbol dari tujuh dekade perjalanan

karir Imogene dalam pengembangan ilmu keperawatan. Dan untuk menghormati

beliau, lentera Nightingale dari University of Pittsburgh, foto kelulusannya di St.

John’s School of Nursing, dan beberapa foto lainnya di pajang pada saat upacara

peringatan tersebut. Saat ini semua paper dan memorabilia Imogene di simpan di

Loyola University in Chicago, Illinois (Goal Attainment Theory.htm, 2013).

2.2. Latar belakang teori

Pada Biografi Imogene King yang dipublikasikan oleh salah satu website

tentang model konsep King,Goal Attainment Theory.htm, dituliskan bahwa

Imogene merasa tertantang oleh filosofi profesornya dengan pertanyaan: “Have

you or any other nurses have defined the “Nursing Act?” (apakah kamu atau

perawat lainnya telah mendefinisikan tindakan keperawatan?). Ia berusaha

mencari jawaban atas pertanyaan tersebut, dan membaca serangkaian

pengetahuan dan hasil-hasil penelitian yang menuntunnya pada literatur Systems

analysis dan General Systems Theory dan sebab itulah Ia menetapkan

pertanyaannya yang lain:

a. What is the goal of nursing? (apa tujuan keperawatan?)

b. What are the functions of the nurses? (apa saja fungsi perawat?)

9

Page 11: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

c. How can nurses continue to expand their knowledge to provide quality care?

(bagaimana perawat dapat terus memperluas pengetahuan mereka untuk

memberikan perawatan yang berkualitas?)

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akhirnya menuntun Imogene mengemukakan

“THEORY OF GOAL ATTAINMENT”.

Meskipun Imogene mendapatkan banyak sekali penghargaan dan tanda jasa,

tetapi Ia menganggap bahwa mengajar adalah prestasi terpenting baginya.

Bertahun-tahun setelahnya Ia menikmati menyaksikan siswa-siswa perawatnya

menjadi perawat praktisi yang hebat, ada yang menjadi pengajar dan juga

peneliti di bidang keperawatan. Semua ini adalah penghargaan terbesar saya

dapatkan dari semua siswa saya, kata Imogene seperti yang dikutip oleh Houser

& Player (2007, hal.130).

King menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing

bahwa tujuan dari buku tersebut adalah “untuk mengajukan kerangka konseptual

referensi bagi ilmu perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan

pengajar dan juga para peneliti dan praktisi untuk mengidentifikasi dan

menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasi- situasi keperawatan spesifik.

Dalam buku pertamanya ia mengusulkan mengenai sebuah pendekatan untuk

memilih konsep-konsep yang dirasakan menjadi fondasi bagi praktek

keperawatan profesional dan menyajikan suatu proses bagi pengembangan

konsep-konsep yang megembangkan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan

fisik, psikologi, dan sosial dalam keperawatan. Dalam suatu konferensi para ahli

teori ilmu keperawatan, Ia menyatakan Sistem Teori dari Ilmu tentang perilaku

10

Page 12: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

membawa pengembangan “dynamic interacting system”. Ia menjelaskan dalam

sistem ini ada tiga level operasi yang berbeda yaitu, 1Individu-individu

2Kelompok-kelompok dan 3Masyarakat.

Dalam buku keduanya King menyatakan jika tujuan perawatan adalah

memperhatikan kesehatan individu-individu dan penanganan kesehatan

kelompok, dan jika seorang menerima premis bahwa manusia merupakan sistem

terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, maka kerangka kerja konseptual

ilmu perawatan harus diorganisasi untuk menghubungkan ide-ide ini.

2.3. Konsep Mayor dan Definisi

“concepts give meaning to our sense perceptions and permit generalizations

about person, objects and things” (King, 1995a, p.16 cit Tomey & Alligood,

2010) - konsep memberikan pengertian terhadap persepsi kita dan mengijinkan

generalisasi tentang orang, objek dan benda lainnya.

1) Health

King mendefinisikan sehat sebagai suatu pengalaman hidup yang dinamis

dalam kesejahteraan dan bukan hanya dalam konteks proses didalam tubuh.

Tomey and Alligood (2010) mengutip pernyataan King bahwa kesehatan

adalah pengalaman hidup dinamis seorang manusia dan bukan hanya dalam

konteks proses tubuh. Dia mengakui kemampuan seseorang untuk terus

menerus menyesuaikan diri dengan stres internal dan eksternal dengan

memaksimalkan sumber daya yang tersedia untuk mencapai potensi

maksimal untuk hidup sehari-hari

11

Page 13: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

2) Nursing

Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses aksi, reaksi dan interaksi

oleh perawat dan klien dimana mereka berbagi informasi tentang persepsi

mereka dalam situasi keperawatan.

3) Self

“Diri adalah gabungan dari pikiran dan perasaan yang merupakan

kesadaran seseorang dari eksistensi individunya dan memiliki konsepsi

tentang siapa dia dan apa yang dia lakukan. Diri meliputi sistem gagasan,

sikap, nilai, dan komitmen. Diri adalah total lingkungan subjektif seseorang

yang berpusat dari pengalaman dan signifikansi yang merupakan hal-hal

dalam diri seseorang yang juga dipengaruhi oleh orang lain atau hal-hal

lain diluar orang tersebut. Diri adalah individu sebagaimana diketahui

sebagai individu. Hal inilah yang dapat kita lihat ketika kita berkata,

‘saya’” (Jersild, 1952, p.10 cit Tomey and Alligood, 2010).

2.4. Penggunaan Bukti Empiris (Use of Empirical Evidence)

King (1971) berbicara tentang konsep sebagai “ide-ide atau gagasan-

gagasan abstrak yang memberikan pengertian terhadap persepsi rasa kita,

mengijinkan generalisasi, dan cenderung tersimpan dalam ingatan kita untuk

kemudian dapat di ingat dan digunakan di lain waktu dalam situasi yang baru dan

berbeda. King (1984) mendefinisikan teori sebagai serangkaian konsep, yang bila

didefinisikan akan saling terkait dan dapat diobservasi dalam dunia praktik

keperawatan. Teori berfungsi untuk membangun pengetahuan ilmiah untuk

12

Page 14: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

keperawatan. King memberikan kriteria untuk mengevaluasi teori yang berfokus

pada apakah temuan penelitian telah dilaporkan untuk memverifikasi konsep atau

menguji dasar teori yang disajikan dan hal itu berguna dalam menambah

pemahaman seseorang tentang dunia dan disiplin keperawatan (Sieloff &

Messmer cit Tomey & Alligood, 2010).

King mengidentifikasi minimal dua metode untuk membangun teori,

sebagai berikut: 1)Teori dapat dikembangkan dan kemudian diuji dalam

penelitian, dan 2)Penelitian dapat memberikan data dimana teori dapat

dikembangkan. King (1978) berpendapat bahwa: “di dunia saat ini, membangun

pengetahuan untuk profesi yang kompleks seperti keperawatan harus

mempertimbangkan dua strategi ini” (Sieloff & Messmer cit Tomey & Alligood,

2010).

King mengutip banyak studi penelitian dalam bukunya, terutama mengenai

pengembangan konsepnya. Dalam sistem personal, King meneliti penelitian yang

berhubungan dengan persepsi oleh Allport (1955), Kelley dan Hammond (1964),

Ittleson dan Cantril (1954), dan lain-lain. dalam mengembangkan definisinya

tentang ruang, King menggunakan studi dari Sommer (1969) dan Ardrey (1966)

dan mencatat hasil penelitian Minckley (1968). Sedangkan untuk konsep waktu,

dia mengakui hasil karya Orme (1969). Dalam sistem interpersonal, king

menyajikan teori dan model komunikasi yang dikutip dari studi Watzlawick,

Beavin dan Jackson (1967) dan Krieger (1975), Orlando (1961) dan Diers dan

Schmidt (1977) untuk informasi tentang interaksi. King juga mencatat Dewey

dan Bentley (1949) teori tentang pengetahuan, yang membahas tindakan diri (self

13

Page 15: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

action), interaksi, dan transaksi dalam mengetahui dan diketahui, dan hasil karya

Kuhn (1975) tentang transaksi (Sieloff & Messmer cit Tomey & Alligood, 2010).

Mengomentari penelitian yang ada pada waktu itu, khususnya riset

operasional mengenai perawatan pasien, King (1975b) mencatat bahwa

"...kebanyakan studi telah berpusat pada aspek teknis perawatan pasien dan

sistem kesehatan dan bukan pada aspek pasien langsung... beberapa masalah

telah menyatakan bahwa mulailah dengan apa yang menjadi tuntutan kondisi

pasien atau apa yang pasien inginkan”. Dalam bukunya tahun 1981, king

menjelaskan lebih lanjut bahwa "beberapa formulasi teoritis tentang hubungan

interpersonal dan proses keperawatan telah dijelaskan dalam situasi keperawatan,

mengutip studi oleh Peplau (1952), Orlando (1961), Peterson dan Zderad (1976)

dan Yura dan Walsh (1978) untuk mendukung ide-idenya pada proses

transaksional dalam teori pencapaian tujuannya (Sieloff & Messmer cit Tomey &

Alligood, 2010).

2.4.1. Pengembangan Sistem Konseptual

Dalam persiapan bukunya 1971, King mengajukan pertanyaan berikut:

1. apa tujuan keperawatan?

2. apa saja fungsi perawat?

3. bagaimana perawat dapat terus memperluas pengetahuan mereka untuk

memberikan perawatan yang berkualitas?

14

Page 16: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Sebagai hasil dari review 20 tahun Literatur Keperawatan (sebelum 1971), King

mengidentifikasi beberapa konsep yang digunakan oleh perawat untuk

menggambarkan keperawatan.

Gambar 1 dibawah ini menunjukkan sistem konseptual yang memberikan suatu

pendekatan sistem belajar secara keseluruhan dan bukan hanya bagian yang

terisolasi dari sistem dan didesain untuk menjelaskan secara keseluruhan di mana

perawat diharapkan dapat berfungsi.

Gbr.1 dynamic conceptual Systems

(Sumber: Tomey & Alligood, 2010)

15

Page 17: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

King menggunakan pendekatan sistem dalam pengembangan sistem

konseptual dan middle range theory goal attainment. King mengungkapkan bahwa

satu-satunya cara untuk mempelajari bagaimana manusia berinteraksi dengan

lingkungan adalah dengan merancang sebuah kerangka konseptual dari variabel-

variabel yang saling tergantung dan variable-variabel yang saling terkait dengan

konsep. King percaya bahwa kerangka kerjanya berbeda dari skema konseptual

lainnya dimana fokus perhatiannya yaitu tidak memisahkan antara manusia dan

lingkungannya tetapi dengan bagaimana manusia bertransaksi di beberapa

lingkungan yang berbeda.

Kesadaran tentang dinamika yang kompleks dari perilaku manusia dalam

situasi keperawatan mendorong perumusan kerangka kerja konseptual yang

mewakili sistem personal, interpersonal, dan sosial sebagai domain dalam

keperawatan. Individu ada didalam sistem personal, dan king memberikan contoh

keseluruhan sistem sebagai pasien atau perawat. King percaya bahwa perlu untuk

memahami konsep citra tubuh, pertumbuhan dan perkembangan, persepsi, diri,

ruang, dan waktu untuk memahami diri individu sebagai seorang manusia.

Sistem interpersonal terbentuk ketika terdapat dua atau lebih individu

berinteraksi, yang kemudian membentuk diad (dua orang) atau triad (tiga orang).

Interaksi antara seorang perawat dan pasien adalah salah satu jenis sistem

interpersonal. Demikian juga dengan keluarga, ketika keluarga bertindak sebagai

sebuah kelompok kecil, maka keluarga juga dapat dianggap sistem interpersonal.

Pemahaman tentang sistem interpersonal membutuhkan pemahaman tentang

konsep-konsep komunikasi, interaksi, peran, stres, dan transaksi.

16

Page 18: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Sistem interaksi komprehensif terdiri dari kelompok-kelompok yang

membentuk masyarakat dan disebut sebagai sistem sosial. Agama, pendidikan, dan

kesehatan adalah contoh dari sistem sosial. Pengaruh perilaku di sebuah keluarga

besar pada pertumbuhan dan perkembangan individu dalam masyarakat adalah

contoh lain dari pengaruh sistem sosial. Dalam sistem sosial, konsep otoritas,

pengambilan keputusan, organisasi, kekuasaan dan status sangat penting untuk

memahami sistem.

Konsep dalam kerangka kerja King tersebut mengorganisir ukuran dan

merepresentasikan pengetahuan penting untuk memahami tentang interaksi

diantara tiga sistem. Konsep ditempatkan dalam sistem personal terutama terkait

dengan individu, sedangkan konsep ditempatkan dalam sistem interpersonal karena

menekankan interaksi antara dua orang atau lebih. Konsep ditempatkan dalam

sistem sosial karena konsep tersebut menyediakan pengetahuan bagi perawat untuk

berfungsi dalam sistem yang lebih besar. Bagaimanapun juga, King secara jelas

telah mengidentifikasi bahwa konsep dalam kerangka kerja tidak terbatas pada

hanya satu sistem interaksi dinamis tetapi melalui keseluruhan dari tiga sistem

tersebut.

2.4.2 King’s Middle Range Theory of Goal Attainment

Pada tahun 1981, King menurunkan teori Goal Attainment sebagai salah

satu teori Middle Range. Pertanyaan yang memotivasi King untuk membangun

teori ini adalah “what is the nature of nursing?” – apakah yang menjadi ciri

dasar keperawatan?. Jawaban King adalah: cirri keperawatan adalah suatu cara

17

Page 19: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

bagaimana seorang perawat dalam menjalankan perannya melakukan dengan

dan bagi individu yang pada akhirnya membedakan profesi keperawatan dari

profesi kesehatan lainnya.

King menggunakan kriteria berikut untuk mengembangkan teori:

1. apa asumsi-asumsi filosofis?

2. adalah konsep telah diidentifikasi dan didefinisikan secara jelas?

3. Apakah konsep berhubungan dengan pernyataan dan model yang

proporsional?

4. apakah teori menimbulkan pertanyaan untuk kemudian menjadi jawaban,

atau hipotesis yang akan diuji dalam penelitian dan menghasilkan ilmu

pengetahuan dan menegaskan teori?

18

Page 20: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Gambar 2.2 a process of human interactions that lead to transactions; a model of

transaction

(Sumber: Tomey & Alligood, 2010)

Proses interaksi manusia menjadi dasar untuk merancang model transaksi yang

menggambarkan pengetahuan teoritis yang digunakan oleh perawat untuk membantu

individu dan kelompok mencapai tujuan. King menyatakan bahwa penetapan tujuan

bersama antara perawat dan klien didasarkan pada persepsi yang dimiliki oleh

perawat dan klien tentang gangguan atau masalah yang dialami pasien dan mereka

akan saling berbagi dimana setiap fungsi untuk membantu klien mencapai tujuan

harus diidentifikasi. Selain itu perawat juga dapat pasien berinteraksi dengan anggota

19

Page 21: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

keluarga ketika pasien tidak dapat secara verbal berpartisipasi dalam penetapan

tujuan.

Untuk menguji teorinya, King (1981) melakukan penelitian dan mengidentifikasi

bahwa studinya berbeda dari studi sebelumnya, dalam hal ini bahwa teorinya

menggambarkan proses interaksi antara perawat dan pasien yang mengarah pada

pencapaian tujuan. Penelitian King menggambarkan sebuah proses yang mengarah ke

pencapaian tujuan dan mempelajari bagaimana perawat dan pasien berinteraksi dan

apakah perawat melakukan transaksi. King menggunakan metode observasi

nonpartisipan untuk mengumpulkan informasi tentang interaksi perawat dan pasien di

unit perawatan pasien di rumah sakit. Pasien dan perawat secara sukarela

berpartisipasi dalam penelitian ini. King kemudian melatih mahasiswa pascasarjana

tentang teknik observasi nonpartisipan sebelum mengumpulkan data. King meneliti

beberapa interaksi dan mencatat perilaku verbal dan nonverbal sebagai data mentah.

King juga mengembangkan tujuan yang berorientasi pada catatan keperawatan

dimana perawat dapat menggunakan untuk menentukan apakah mereka melakukan

transaksi yang mengarah ke pencapaian tujuan.

2.5. Asumsi Mayor Terkait Paradigma Keperawatan

Asumsi mayor Model Konseptual yang dikemukakan oleh King terkait

dengan metaparadigma dalam keperawatan adalah:

2.5.1 Manusia (Human being /person)

Manusia adalah makluk sosial yang memiliki rasionalitas dan

kesadaran. Manusia memiliki kemampuan untuk membuat pilihan, memilih

20

Page 22: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

alternatif tindakan, dan mampu mencatat sejarah melalui bahasa dan simbol

mereka sendiri, unik, holistik dan memiliki perbedaan kebutuhan, keinginan

dan tujuan. Perbedaan ini didasari dari fakta bahwa manusia sebagai makluk

yang dinamis memiliki persepsi terhadap obyek-obyek, orang-orang dan

kejadian-kejadian yang mempengaruhi perilakunya, interaksi sosial dan

kesehatan (King, 1971 cit Williams 2001).

Manusia dikatakan sebagai sebuah sistem terbuka yang secara

konstan berinteraksi dengan lingkungannya. Istilah “sistem terbuka”

menunjukkan bahwa setiap sistem atau unit mempunyai batas yang

memisahkan komponen-komponen internal dari pembatas yang ada. Menurut

King, kebutuhan manusia memiliki 3 kebutuhan dasar:

a) Kebutuhan terhadap informasi kesehatan yang dapat diakses dan

digunakan ketika diperlukan

b) Kebutuhan perawatan yang dicari untuk mencegah penyakit

c) Kebutuhan perawatan ketika manusia tidak mampu menolong dirinya

sendiri atau kebutuhan akan perawatan pada saat sakit atau keadaan

tidak berdaya

2.5.2 Kesehatan (health)

Kesehatan adalah suatu keadaan yang menyeluruh dan fungsional

(menjadi manusia yang sosial, memiliki kesadaran, rasional, reaktif,

merasakan, mengontrol, memiliki tujuan, aksi-orientasi dan berorientasi

pada waktu). Adanya gangguan atau kekacauan pada keadaan holistik

21

Page 23: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

dan fungsional ini menyebabkan sakit. King mendefinisikan sehat

sebagai suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam kesejahteraan dan

bukan hanya dalam konteks proses didalam tubuh. King mendefinisikan

kesehatan (George 1995, seperti dikutip dalam Añonuevo et.al. 2005)

sebagai "pengalaman hidup dinamis seorang manusia" dan bukan hanya

dalam konteks proses tubuh. Dia mengakui kemampuan seseorang untuk

"terus menerus menyesuaikan diri dengan stres internal dan eksternal"

dengan memaksimalkan sumber daya yang tersedia untuk mencapai

"potensi maksimal untuk hidup sehari-hari". Atau dengan kata lain King

mengatakan bahwa kesehatan melibatkan pengalaman hidup dinamis

manusia, yang berarti penyesuaian terus menerus terhadap stressor dalam

lingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan optimal dari

sumber daya seseorang untuk mencapai potensi maksimal untuk hidup

sehari-hari.

2.5.3 Lingkungan (Environment)

Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia yang

melibatkan:

a) Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang

untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan eksternal terus

menerus.

b) Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal.

Perawat merupakan bagian dari lingkungan pasien.

2.5.4 keperawatan (Nursing)

22

Page 24: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Keperawatan didefinisikan sebagai Suatu proses aksi, reaksi dan interaksi

oleh perawat dan klien dimana mereka berbagi informasi tentang persepsi

mereka dalam situasi keperawatan. Sebuah proses interaksi manusia

antara perawat dan klien dimana setiap masing-masing merasakan yang

lain dan situasi, dan melalui komunikasi, mereka menetapkan tujuan,

mengeksplorasi cara, dan menyetujui sarana untuk mencapai tujuan.

2.6 Bentuk Logis Teori King

Di kerangka konseptual yang dipublikasikan pada tahun 1968, king

mengidentifikasi empat konsep sebagai inti dari manusia yaitu:

1. Kesehatan

2. Hubungan interpersonal

3. Persepsi

4. Sistem sosial

Individu sebagai sistem terbuka dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan dari

luar. Kerangka konsep terdiri dari beberapa elemen dari situasi konkret

King percaya bahwa empat ide-ide universal nya (sistem sosial, kesehatan, persepsi,

relation). Sistem interpersonal yang relevan dalam setiap situasi keperawatan.

kemudian ia mengidentifikasi bahwa pendekatan personal untuk sintesis pengetahuan

bagi keperawatan adalah untuk menggunakan data dan informasi yang tersedia dari:

(1) penelitian di keperawatan dan bidang terkait

(2) 25 tahun dalam praktek aktif, mengajar dan penelitian, semua pengetahuan yang

tersedia, kerangka teori, relevan untuk keperawatan.

23

Page 25: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Pada tahun 1978 ia menunjukkan bahwa pengembangan teori terdiri dari

penalaran induktif dan deduktif, dengan tujuan utama teori ini menjadi generasi

pengetahuan melalui penelitian. King (1981) kemudian mulai mengembangkan lebih

lanjut sistem konseptual dan mengusulkan pencapaian tujuan untuk menggambarkan

sifat interaksi klien dan perawat yang mengarah pada pencapaian tujuan sebagai

berikut, dimana perawat berinteraksi dengan klien untuk saling menetapkan tujuan,

dan untuk mengeksplorasi dan menyepakati cara-cara untuk mencapai tujuan.

Pencapaian tujuan didasarkan pada assesment perawat tentang masalah dan

gangguan kesehatan pasien, persepsi tentang masalah dan berbagi informasi untuk

menuju pencapaian tujuan. Dalam publikasinya tahun 1981, King berbicara tentang

sedikit dikotomi antara kesehatan dan penyakit, mengacu pada penyakit atau

gangguan tubuh. King memberikan hubungan sistem yang lebih terbuka antara

manusia dan lingkungan. Dia juga merevisi terminologinya, menggunakan

penyesuaian dalam manfaat dari adaptasi, manusia dan individu. Teori pencapaian

tujuan mengatur elemen dalam proses interaksi perawat klien yang sampai tujuan

tercapai.

King tahun 1971 menyatakan bahwa perawat harus dapat mengasumsikan

peran dan tanggung jawab yang diharapkan dari pasien, penemuan pengetahuan harus

disebarkan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan dalam praktek. Data deskriptif

yang dikumpulkan secara sistematis memberikan isyarat untuk menghasilkan

hipotesis untuk penelitian perilaku manusia dalam keperawatan. Selama konferensi

teori keperawatan tahun 1978 King menunjukkan bahwa jika perawat mengajarkan

proses ini, mereka bisa mulai memprediksi hasil. Kemudian tahun 1981 ia

24

Page 26: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

menambahkan teori ini harus berfungsi sebagai standart praktek yang berhubungan

dengan interaksi perawat-pasien-keluarga.

2.7 Penerimaan oleh Keperawatan

2.7.1 Praktek

Hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan

merupakan satu fungsi interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. Dia

menyatakan teori ”Karena ini abstrak, tidak dapat diterapkan secara

langsung pada praktek keperewatan atau program-program yang konkret

dalam ilmu perawatan”. Pada saat data empiris dapat teridentifikasi,

terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan dapat

diaplikasikan dalam situasi-situasi yang nyata.

Teori ini dan GORN (The Goal Oriented Nursing Record) berguna dalam

praktek perawat untuk menyediakan rencana-rencana individual dan

perawatan pada saat menyemangati partisipasi aktif dari klien dalam fase

membuat keputusan. GORN merupakan satu pendekatan dalam keefektifan

dokumen perawatan keperawatan.

2.7.2 Pendidikan

Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohio State University bagi

design kurikulum progam keperawatan dan di tampilkan dai University of

Texas Houston. Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam

mengembangkan kerangka berpikir. Berguna dalam pendidikan

keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan hipotesa bagi

25

Page 27: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi

perawat, pengorganisasian tubuh, pengetahuan keperawatan dan penjelasan

keperawatan sebagai disiplin ilmu.

2.7.3 Penelitian

Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit

rumah sakit, di perawatan dirumah sakit, diperawatan rumah. Sistem

informasi ini dapat dibuat untuk semua populasi pasien, untuk masa

sekarang dan masa yang akan datang, komputerisasi dalam merekam sistem

perawatan kesehatan.

2.8 Pengembangan Lebih Lanjut

Selama bertahun-tahun king menunjukkan secara konsisten

keyakinannya pada kebutuhan untuk pengujian lebih lanjut mengenai teori

pencapaian tujuan. King mengatakan profesi yang mempunyai misi utama

pemberian layanan sosial memerlukan penelitian berkelanjutan untuk

menemukan pengetahuan baru yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan

praktek. Kerangka kerja sistem konseptual yang telah disintesis dari unsur-

unsur dasar dalam keperawatan akan dapat bertahan sampai duapuluh satu

abad walaupun ada perubahan profesional dan sosial.

Pada tahun 1995, Fawcet dan Whall mengidentifikasi lima bidang

utama di mana pengembangan lebih lanjut dari karya King dapat membantu:

26

Page 28: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

1. Konsep lingkungan akan memperoleh manfaat dari definisi tambahan

dan klarifikasi

2. Pandangan King tentang penyakit, kesehatan, dan kesejahteraan akan

memperoleh manfaat dari penjelasan dan pembahasan tambahan

3. Middle range theory lebih implicit.

fawcett meneliti perkembangan Middle range theory dalam sistem

konseptual King, dan membuat rekomendasi berikut:

a. Kredibilitas sistem konseptual King dapat lebih diperkuat melalui

meta-analisis atau review integratif lain dari hasil yang diperoleh

dari uji empiris

b. Penelitian metateoretis tambahan diperlukan untuk merinci

hubungan antara konsep-konsep dalam sistem personal,

interpersonal, dan sosial

c. Pengujian empiris yang berkelanjutan masih diperlukan

d. Instrumen penelitian tambahan perlu dikembangkan untuk

mengukur middle range theory. Kegunaan instrumen tersebut

kemudian perlu dievaluasi dalam hal kegunaan mereka untuk

praktek.

4. hubungan di masa depan antara sistem konseptual King dan middle

range theory lainnya yang ada harus terus dilanjutkan dengan cara

memastikan kesesuaian antara sistem konseptual dan middle range

theory lainnya

27

Page 29: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

5. Pengujian empiris untuk teori pencapaian tujuan harus dilanjutkan dan

dikembangkan dalam sistem konseptual King ataupun middle range

theory lainnya

2.9 Tinjauan Kritis (critique)

2.9.1 Kesederhanaan (Simplicity)

Definisi yang dikemukakan oleh King jelas dan terkonsep yang berasal

dari literatur penelitian yang ada pada saat itu dan dipublikasi.

Teori Goal Attainment menyajikan sepuluh konsep mayor , yang

disadur dari literatur penelitian dan membuat teori ini terlihat kompleks

akan tetapi konsep-konsep tersebut dapat dengan mudah dipahami kecuali

konsep diri

Beberapa definisi konsep dasar kurang jelas. konsep stres yang kurang

jelas karena dalam teori ini, stres memiliki konsekuensi positif dan

menyarankan perawat untuk menghilangkan stressor yang berasal dari

lingkungan rumah sakit.

King menyatakan bahwa definisinya sangat jelas dan diturunkan

secara konseptual dari identifikasi karakteristik. King memberikan kritik

dan memberikan contoh aplikasi pengetahuan dalam konsep keperawatan,

namun contoh itu bukanlah definisi konsep.

2.9.2 Keumuman (generality)

28

Page 30: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Dari goal attainment telah di kritisi karena memiliki area aplikasi yang

terbatas dalam bidang keperawatan, dimana pasien tidak dpat berinterksi

secara kompeten dengan perawat. King merespon kritik tersebut bahwa 70%

komunikasi yang terjadi antara perawat dan pasien adalah non verbal.

Konsep goal attainment ini dapat diaplikasikan oleh perawat dengan

pengetahuan komunikasi yang baik. King meyakini bahwa kritik yang

disampaikan ditujukan pada setiap orang, kejadian dan situasi yang

kemunkinannya kecil sekali.

2.9.3 Kesesuaian Empiris

King mengumpulkan data empiris tentang proses interaksi perawat-

pasien yang mengacu pada pencapaian tujuan. Penelitian deskriptif

dilaksanakan untuk mengidentifikasi karakteristik transaksi dan bagaimana

perawat ber transaksi dengan pasien. Contoh dari 17 responden yang

mencapai tujuannya hanya 12 responden (70 %). King meyakini bahwa jika

mahasiswa perawat telah memahami proses transactual dalam goal

attainment theory dan digunakan dalam praktek keperawatan maka

pencapaian tujuan dapat diukur dan efektivitas asuhan keperawatan dapat di

demonstrasikan.

2.9.4 Konsekuensi-konsekuensi yang diperoleh

Goal attainment theory berfokus pada semua aspek dalam proses

keperawatan: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. King

meykini bhwa perawat harus mengkaji untuk menentukan tujuan bersama,

merencnakan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan, dan mengevaluasi

29

Page 31: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

apakah tujuan sudah tercapai. King memperbaharui teori keperawatan, ”

menyediakan teori yang sesuai pilihan, alternatif, partisipasi individu dalam

pengambilan keputusan dan khususnya menyetujui kriteria hasil asuhan

keperawatan. Agar suatu teori bermanfaat dalam praktek keperawatan, teori

tersebut harus fokus minimalnya terhadap satu aspek proses perawatan.

Teori king memfokuskan kepada fase-fase perencanaan dan implementasi

dalam proses perawatan. Perawat dan pasien (dyad interact) saling

memikirkan pencapaian tujuan, meneliti sarana-sarana untuk mencapai

tujuan bertransaksi dan meraih tujuan.

30

Page 32: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

BAB III

APLIKASI TEORI

Dalam tatanan praktik keperawatan, model keperawatan merupakan suatu

pemahaman terhadap konsep dan diharapkan dapat diaplikasikan kedalam tatanan

praktik keperawatan. Meskipun dalam Teori King masih bersifat cukup luas,

kelompok mencoba mengaplikasikan teori dalam sebuah studi kasus.

Berikut ini adalah penerapan teori dan model keperawatan dari Imogene King

pada Asuhan Keperawatan pasien dengan Lokal Osteosarkoma Pre Amputasi.

3.1 Studi Kasus

Tn. S, umur 26 tahun, agama Islam, sudah menikah, dirawat di Ruang Seruni RS

SEHAT , masuk tanggal 24-01-2013, dengan diagnose Lokal Osteosarkoma pada

kaki kiri, klien merasakan nyeri di kaki kiri di bawah lutut sejak + 3 bulan sebelum

masuk RS nyeri pada kakinya awalnya hanya nyeri ringan yang menurut klien

mungkin disebabkan oleh benturan bola pada waktu main sepak bola . Klien tidak

menghiraukan nyeri di kaki kirinya karena klien sibuk bekerja sebagai pemain

sepak bola serta sibuk dengan latihan-latihan untuk menyambut berbagai

pertandingan sepak bola. Klien memiliki 3 orang anak yang masih sekolah. Klien

adalah tulang punggung keluarga sehingga klien sibuk bekerja sebagai pemain

sepak bola untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Tanpa disadari adanya benjolan

di kaki kiri klien semakin lama semakin besar dan nyeri kaki yang dirasakan

semakin berat

Pada saat pengkajian klien dengan diagnosa medis rencana amputasi kaki

kiri indikasi osteosarkoma, menurut pasien keluarganya tidak ada yang

menderita seperti yang dialami klien tapi neneknya dulu meninggal karena

kanker juga. Selama ini klien jarang periksa ke dokter karena klien adalah

tulang punggung keluarga sehingga klien sibuk bekerja. Setelah klien

memeriksakan diri ke dokter klien didiagnosa osteosarkoma. Pasien

31

Page 33: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

mengeluh merasakan nyeri di bawah lutut kaki kiri dan terdapat benjolan di

bawah lutut kaki kiri. Pada saat pengkajian tanggal 04-02-2013 pukul

08.30. Keadaan umum pasien tampak menahan nyeri, kesadaran

composmentis, adanya benjolan di bawah lutut pada kaki kiri , terpasang

infus Potacol 8 jam/kolf (15 tetes/menit) pada tangan kiri, klien bedrest.

Hasil observasi tanda – tanda vital: TD : 150/90 mmHg, S : 370 C, N : 92

x/mnt, HR : 92 x/mnt, P : 18 x/mnt.

Hasil Rontgen Thorax : Tidak tampak kelainan.

Hasil Foto pada kaki : terdapat masa di tibia sinistra

Dokter telah memberikan informasi tentang penyakit bahwa pasien telah

ditegakkan diagnose medis Lokal Osteosarkoma serta tindakan yang akan

diberikan kepada tuan S adalah amputasi untuk menghindari metastase sel

kanker. Keluarga dan Tn S beranggapan bahwa penyakitnya dapat disembuhkan

dengan minum obat-obatan dapat menyembuhkan sepenuhnya seperti sedia kala

benjolan yang ada di kaki kiri dianggap hanya bisul biasa yang nantinya akan

sembuh sendiri. Disini Ns. W berusaha menjelasan tentang rencana tindakan

yang dilakukan, tujun serta hasil yang dicapai dalam perawatan Tn.S untuk

jangka panjang. Tn. S masih memikirkan tentang kondisi kesehatannya dimasa

depan, Tn. S sangat terpukul dengan kondisi penyakitnya dia tidak rela jika dia

harus kehilangan salah satu kakinya. Tn. S menganggap dia dapat menghidupi

keluarganya adalah dari kakinya karena dengan kaki tersebut Tn. S dapat

bermain bola dengan sangat baik dan dalam pertandingan sepak bola Tn. S lah

yang sering mencetak gol selain itu Tn. S juga pusing dan galau memikirkan

biaya pengobatan untuk dirinya, serta apakah nanti mampu melakukan aktifitas

dan jika dia harus kehilangan kakinya dia harus bekerja dimana dan bagaimana

dengan nasib anak-anaknya dan bagaimana nasib masa depan keluarganya.

3.2 Penyelesaian kasus

32

Page 34: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Berdasarkan studi kasus diatas penerapan teori dan model keperawatan menurut

Imogene King terdiri dari :

3.2.1 Sistem personal

Tn. S sangat terpukul dengan kondisi penyakitnya dia tidak rela jika

dia harus kehilangan salah satu kakinya. Tn. S menganggap dia dapat

menghidupi keluarganya adalah dari kakinya karena dengan kaki

tersebut Tn. S dapat bermain bola dengan sangat baik dan dalam

pertandingan sepak bola Tn. S lah yang sering mencetak gol selain itu

Tn. S sedih memikirkan biaya pengobatan untuk dirinya, serta apakah

nanti mampu melakukan aktifitas dan jika dia harus kehilangan

kakinya dia harus bekerja dimana dan bagaimana dengan nasib anak-

anaknya dan bagaimana nasib masa depan keluarganya

3.2.2 Sistem Interpersonal

Ns. W memberikan support kepada Tn. S bahwa penyakit yang

dideritanya adalah ujian dari Tuhan untuk meningkatkan derajat Iman.

Dan apabila seseorang menderita penyakit dan dia sabar maka

penyakit yang diderita akan mengurangi dosa. Ns. W juga memberi

penjelasan tentang penyakit yang diderita Tn.S, tindakan serta

pengobatan yang akan dijalani Tn.S. Ns. W (perawat), Tn.S dan

keluarga bersama-sama menentukan tujuan pengobatan dan tindakan

apa saja yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut

sehingga Tn.S dan keluarga dapat berperan aktif secara langsung

dalam proses penatalaksanaan penyakit serta perawatannya. Karena

peran Tn. S juga sebagai kepala rumah tangga dan tulang punggung

keluarga maka perlu diberikan pilihan alternative tindakan yang bisa

dilakukan.

3.3.3 Sistem Sosial.

33

Page 35: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Dalam mencapai tujuan penanganan penyakit Tn.S, memerlukan

tindakan amputasi, sehingga Tn. S juga memerlukan dukungan

ekonomi/biaya, dalam hal ini pasien memiliki asuransi menanggung

biaya operasi dan biaya perawatan, sehingga hal tersebut mampu

mengatasi masalah untuk sementara namun perlu difikirkan untuk

jangka panjang agar memiliki sumber pembiayaan lain dalam

melanjutkan program therapinya erta memikirkan bagaimana Tn. S

harus menghidupi keluarganya serta bagaimana Tn. S harus

membiayai sekolah anak-anaknya.Untuk itu Tn.X dan keluarga

memiliki rencana untuk memanfaatkan sumber pembiayaan dari

asuransi persepakbolaan tempat dia bermain sepak bola serta

mengajukan permohonan solusi bagi Tn. S agar Tn S tetap bisa bekerja

di persepakbolaan tersebut agar mempunyai penghasilan dan bisa

menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya. Karena teori

ini masih bersifat abstrak, tidak dapat diterapkan secara langsung pada

praktek keperawatan atau program-program yang kongkret dalam ilmu

perawatan. Jadi harus diterjemahkan dengan mengidentifikasi data

empiris, terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan

dapat diaplikasikan dalam situasi-situasi yang nyata. Peran perawat

terhadap sistem sosial ini perawat memberikan informasi dan

pendidikan kesehatan kepada klien mengenai proses tindakan

amputasi. Serta memberikan penjelasan mengenai rencana pembuatan

kaki palsu sehingga klien dan keluarga berhasil mengambil keputusan

untuk setuju dilakukan tindakan amputasi. Selain itu perawat juga

memberikan pendidikan kesehatan mengenai sumber-sumber biaya

yang bisa dimanfaatkan klien.

3.3 Fokus data untuk mendefinisikan masalah.

3.3.1 Masalah fisik

34

Page 36: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Keadaan umum pasien tampak menahan nyeri, kesadaran

composmentis, adanya benjolan di bawah lutut pada kaki kiri ,

terpasang infus Potacol 8 jam/kolf (15 tetes/menit) pada tangan

kiri, klien bedrest. Hasil observasi tanda – tanda vital: TD : 150/90

mmHg, S : 370 C, N : 92 x/mnt, HR : 92 x/mnt, P : 18 x/mnt.

3.3.2 Masalah Psikologis,Fungsi Peran dan Pengetahuan

Keluarga dan Tn S beranggapan bahwa penyakitnya dapat

disembuhkan dengan minum obat-obatan dapat menyembuhkan

sepenuhnya seperti sedia kala benjolan yang ada di kaki kiri dianggap

hanya bisul biasa yang nantinya akan sembuh sendiri. Tn. S sangat

terpukul dengan kondisi penyakitnya dia tidak rela jika dia harus

kehilangan salah satu kakinya. Tn. S menganggap dia dapat

menghidupi keluarganya adalah dari kakinya karena dengan kaki

tersebut Tn. S dapat bermain bola dengan sangat baik dan dalam

pertandingan sepak bola Tn. S lah yang sering mencetak gol selain itu

Tn. S sedih memikirkan biaya pengobatan untuk dirinya, serta apakah

nanti mampu melakukan aktifitas dan jika dia harus kehilangan

kakinya dia harus bekerja dimana dan bagaimana dengan nasib anak-

anaknya dan bagaimana nasib masa depan keluarganya

B.     Diagnosa Keperawatan

Dari pengkajian di atas maka masalah keperawatan yang ditemukan yaitu :

1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit lokal osteosarkoma 2. Perubahan fungsi peran b.d keterbatasan kemampuan fisik,peningkatan

ketergantungan terhadap orang lain.

3. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

C. Intervensi Keperawatan

35

Page 37: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit lokal osteosarkoma

Tujuan:

Pasien tidak mengalami nyeri atau penurunan nyeri sampai tingkat yang dapat

diterima klien

Kriteria Hasil :

1. Skala nyeri 0

2. Tekanan Darah : 120/80 mmHg

3. Pasien mengatakan nyeri bisa ditoleransi

4. Nadi : 80-100 x/mnt, RR : 18-24 x/mnt

Intervensi

1. Berikan tindakan kenyamanan : massage, posisi yang nyaman

2. Berikan dan ajarkan teknik distraksi pada klien

3. Bantu melakukan rentang gerak dan dorong ambulasi dini, hindari posisi

duduk lama

4. Monitor adanya kekuatan otot abdomen dan nyeri tekan

5. Kolaborasi pemberian obat penurun / penghilang nyeri sesuai dengan

indikasi (analgetik)

2. Perubahan fungsi peran b.d keterbatasan kemampuan fisik,peningkatan

ketergantungan terhadap orang lain.

Tujuan : Klien mampu beradaptasi serta dapat meningkatkan rasa percaya diri

terhadap perannya

Kriteria Hasil : Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam

kemampuan untuk menghadapi penyakit , perubahan gaya hidup, dan

kemungkinan keterbatasan.

Intervensi

a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan

masa depan

R/Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi kesalahan konsep dan

menghadapinya langsung.

36

Page 38: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

b. Diskusikan arti dari perubahan terhadap peran dikeluarga dan memastikan

bagaimana pandangan hidup sehari-hari

R/ Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhidan menetukan

intervensinya

c. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana menerima keterbatasan

R/Isyarat verbal dan non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh

mayor dan bagaimana pasien memandang dirinya sendiri

d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan dan ketergantungan

R/bermusuhan umum terjadi dan kita mengakui

e. Perhatikan perilaku menarik diri ,menyangkal

R/Metode koping maladaptive , membutuhkan intervensi lanjut/ dukungan

psikologis

f. Susun batasan pada perilaku maladaftif, bantu pasien identifikasi perilaku

positif yang dapat membantu koping

R/Membantu pasien mempertahankan control diri,yang dapat

meningkatkan harga diri

g. Ikutsertakan pasien dalam perencanaan perawatan dan jadwal aktifitas

R/Menigkatkan perasaan kompetensi ,harga diri, mendorong kemandirian

h. Berikan bantuan positif bila perlu

R/Memnungkingkan pasien senang terhadap dirinya sendiri,meningkatkan

rasa percaya diri

3. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan : Klien memperoleh informasi yang jelas dan benar tentang

penyakitnya.

Kriteria : Klien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan

pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya.

Klien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang

diperoleh.

Intervensi:

37

Page 39: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

a. Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit gagal ginjal

kronik dan Hipertensi.

R./ Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu

mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui

pasien/keluarga.

b. Kaji latar belakang pendidikan pasien.

R./ Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan

kata-kata dan kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai tingkat

pendidikan pasien.

c. Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada

pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.

R./ Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak

menimbulkan kesalahpahaman.

d. Jelasakan prosedur yang kan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan

libatkan pasien didalamnya.

R./ Dengan penjelasdan yang ada dan ikut secra langsung dalam tindakan

yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang.

e. Gunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan (jika ada /

memungkinkan).

R./ Gambar-gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang telah

diberikan.

C.    Implementasi

Tindakan keperawatan yang diberikan berfokus pada masalah yaitu :

memberikan support kepada Tn. S bahwa penyakit yang dideritanya adalah ujian dari

Tuhan untuk meningkatkan derajat Iman. Dan apabila seseorang menderita penyakit

dan dia sabar maka penyakit yang diderita akan mengurangi dosa. Ns. W juga

memberi penjelasan tentang penyakit yang diderita Tn.S, tindakan serta pengobatan

yang akan dijalani Tn.S. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tujuan rencana

38

Page 40: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

amputasi yaitu untuk mencegah metastase atau penyebaran sel kanker agar sel kanker

tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain.

D.    Evaluasi

Diagnosa 1: Setelah melakukan tindakan yang berhubungan dengan masalah

klien mengatakan nyeri masih ada dan sudah sedikit berkurang

Diagnosa 2: Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan

untuk menghadapi penyakit , perubahan gaya hidup, dan kemungkinan

keterbatasanDiagnosa 3:

1). Klien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan

pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya.

2). Klien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang

diperoleh.

39

Page 41: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

NASKAH SKENARIO

Aplikasi Teori Imogene King

Di Ruang rawat inap laki-laki jam 7.30 pagi

SCENE I ( Dokter, perawat,pasien dan keluarga) Aplikasi Teori Imogene King

Sistem Personal

Dokter : Selamat siang Tn. Susilo

Pasien dan keluarga : Siang dok.

Perawat : Bagaimana keadaannya hari ini?

Pasien : semalam ndak bisa tidur dok,kaki saya ini semakin nyeri?

Dokter : Baik Pak, setelah kemarin dilakukan pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen ternyata bapak mengalami lokal osteosarkoma.

Ny.Betty : Terus bagaimana dok?maksudnya apa itu lokal os.? Apa tadi?

Dokter : lokal..osteosakmoma?

Tn. Susilo : Iya dok kaki saya ini semakin nyeri, dan benjolan di kaki saya koq semakin membesar ya?

Dokter : Jadi begini, dari hasil pemeriksaan laboratorium dan foto kemarin didapatkan hasil bahwa bapak mengalami kanker tulang pada lutut kiri bapak. Tindakan yang bisa dilakukan pada kaki bapak adalah kaki bapak sebelah kiri dilakukan tindakan amputasi.

Pasien dan Ny. B sangat terkejut dan saling memandang

Pasien : (dengan wajah tampak sangat terkejut dan tegang) Apa?

Dokter : Sebenarnya saya juga berat hati pak menyampaikan hal ini. Tapi hal ini harus dilakukan agar sel kanker tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. ..

Pasien : (terdiammm dan tampak syock...)kenapa harus amputasi?

40

Page 42: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Perawat : Bapak yang sabar ya... mungkin ini ujian pak...

Dokter : Benar bapak harus sabar.. Alhamdulillah sel kanker pada tulang bapak belum menyebar. Hanya terlokalisir di tulang kaki bapak...

Ny B : Apa tidak ada cara lain dok, misalnya kemoterapi begitu?

Dokter : Begini buk memang untuk penanganan kanker ada tindakan namanya kemoterapi dimana tujuan kemoterapi adalah membunuh sel sel kanker. Namun tindakan kemo biasanya kita berikan apabila sel-sel kanker masih belum mengalami keganasan dan masih stadium awal atau pertengahan. Nah kanker yang ada di tulang kaki pak Susilo ini sudah stadium akhir sehingga tidak bisa jika hanya dengan kemoterapi. Dan untuk mencegah agar sel kanker ini tidak menyebar ke bagian yang lain maka tindakan yang bisa kami lakukan adalah dengan melakukan amputasi...

Pasien : Kalo kaki saya diamputasi, bagimana dengan profesi saya sebagai pemain bola dok, bagaimana dengan keluarga saya, bagaimana sekolah anak-anak saya.....?Ya.. Allah kenapa bisa seperti ini?rasanya saya belum bisa berfikir..... (wajah tampak sedih dan cemas)

Ny B : sabar pak... Ibu sedih kalo melihat bapak sedih...

Pasien : Saya tidak tidak rela jika saya harus kehilangan salah satu kaki saya. Saya dapat menghidupi keluarga saya ya dengan kaki saya karena dengan kaki ini saya dapat bermain bola dengan sangat baik dan dalam pertandingan sepak bola saya lah yang sering mencetak gol. Klo saya hanya satu kaki mana mungkin saya bisa bekerja seperti dulu....

Perawat :Saya yakin pak susilo ini orang yang sabar dan kuat.. dalam kondisi seperti ini bapak memikirkan keluarga. Ini menunjukkan bapak memiliki rasa tanggung jawab yang sangat besar terhadap keluarga.. kita harus sabar dan terus berdoa semoga Allah memberikan kemudahan terhadap masalah yang kita hadapi.. begitu ya pak bu....

41

Page 43: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Pasien : Trus bagaimana biaya selama saya dirawat di sini, belum biaya pengobatan, belum biaya amputasi.....(Wajah menerawang..)

Ny B : mungkin kami butuh waktu untuk berfikir dok, sus...!?

Dokter : baiklah kalo begitu... silahkan diskusi dulu dengan keluarga untuk mengambil keputusan,enaknya gimana. Nanti baru kita tentukan tindakan selanjutnya, begitu ya pak?

Perawat : Sekali lagi.. sabar ya pak. Terus berdoa agar diberikan jalan keluar yang terbaik.

Pasien Tn.S : iya sus.

Nyonya B : Iya dok terimakasih

Perawat : Mari Pak, Bu

Scene II (Perawat/Ns. W, Ny.B dan Tn. S) Aplikasi Teori Imogene King

Sistem Interpersonal

Ns.W : Selamat pagi pak Sus. Bagaimana kondisinya pagi ini? Semalam bisa istirahat?

Pasien : Pagi Sus..semalam saya sering terbangun sus, rasanya tidur tidak bisa tenang

Ny.B :, silakan Sus..

Ns.W : Iya Bu, maaf mengganggu

Ny.B : Gak apa-apa Sus,ada apa ya?

Ns.W : Saya mau melakukan pemeriksaan, tekanan darah, suhu dan nadi bapak bu.

Pasien : silakan Sus

Perawat melakukan pemeriksaan vital sign.

Ns.W : Hasil tekanan darah bapak masih cukup tinggi, 130/90. Suhu 36,7°C Nadi 90x/mnt, bagimana dengan makannya Pak?

42

Page 44: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Pasien : saya tidak nafsu makan sus...saya masih memikirkan apa yang disampaikan oleh dokter kemarin...

Ny B : suami saya masih shock mungkin sus... karena profesi suami saya adalah seorang pemain bola. Kalo suami saya harus kehilangan kaki suami saya tidak bisa main bola lagi. Apalagi suami saya ini sudah termasuk senior disana...

Ns. W : Pada dasarnya semua tindakan medis yang kita rencanakan adalah demi kebaikan pasien pak, sekarang saya tanya pak susilo ingin sembuh kan?

Pasien : ya tentu sus, saya ingin sembuh..

Ns. : Tujuan Bapak dan ibu ke Rumah sakit semata-mata ingin sembuh kan ya... kalo bapak dan keluarga ingin sembuh maka insyaAllah kami akan membantu. Namun kami hanya bisa membantu apabila bapak dan keluarga bersedia. Namun jika bapak dan keluarga tidak bersedia kami juga tidak bisa berbuat banyak. Nah untuk kondisi bapak ini terdiagnosis asteosarkoma atau kanker tulang. Untuk mencegah agar sel kanker ini tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain maka tindakan yang kami rencanakan adalah membuang sel kanker melalui tindakan amputasi..

Pasien : begitu ya sus...

Ns.W : Oh ya bu, pihak Club sepak bola dimana bapak bermain bola apa sudah tahu bu?

Ny.P : belum sus...

Ns. W : Mungkin nanti pihak club bisa segera dihubungi ya bu, untuk memberi tahu kondisi pak sus sekarang, sekalian untuk mengkonfirmasi mengenai asuransi bantuan keseharan yang mungkin disediakan oleh pihak club. Sehingga harapannya bisa meringankan biaya.

Ny B : iya sus, nanti mungkin anak saya menghubungi ke kantornya

Ns. W : Sebenarnya tindakan amputasi yang direncanakan ini sampai pada lutut ibu bapak.. sehingga masih ada harapan bapak bisa berjalan seperti dulu dengan menggunakan alat bantu jalan seperti kaki palsu begitu..

Tn. S : oh begitu ya sus....

Ns. W : iya jadi bapak jangan pernah berputus asa. Yakinlah insyaAllah ada jalan keluar

43

Page 45: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Pasien : Kalo biayanya bagaimana sus. Pasti mahal ya sus?Wah bagaimana ya, apalagi saya hanya bekerja sendiri, anak-2 masih sekolah juga..?

Ns.W : Ibu dan Bapak, tenang ya, semua pasti ada jalan untuk mengatasinya, ketabahan, serta doa akan membuka jalan untuk semua itu. Untuk masalah biaya kalau pastinya sih perlu konfirmasi ke bagian bedah, Bapak menggunakan Asuransi Kesehatan kan?...begini saja, saya sarankan Bapak mencari informasi tentang tanggungan biaya kesehatan dari asuransi Bapak..

Pasien : Iya sus.

Ns. W : Ya, pak.. nah selama dirawat disini, yang harus bapak perhatikan adalah pengaturan makan bapak bapak harus makan agar kondisi bapak tetap baik..

Pasien dan Ny.B : terimakasih banyak ya sus,atas informasinya..

Anak Tn. S, Nn. U mencari informasi keperusahaan tempat bekerja, tentang jumlah tanggungan biaya yang diberikan oleh asuransi perusahaan. Dan tanggungan tersebut berupa biaya operasi serta biaya perawatan semua ditanggung Asuransi dari Club sepak bola.

SCENE III ( Ny N (Ketua Club sepak bola tempat Tn. S bermain Bola), Ny B, Nn. U dan Pasien) Aplikasi Teori Imogene King Sistem Interpersonal

Nn. U : Bu, tadi saya sudah ke kantor bapak, sy bersama Ny. N bu pak..

Ny. N : Selamat pagi pak sus, bagaimana kondisinya. Mohon maaf klo saya selaku perwakilan tim baru kesini. Kami tidak tahu kalo bapak dirawat disini.

Tn. S : Iya bu Nin?bagaimana kabarnya tim bu?

Ny. N : baik pak, Anak bapak sudah cerita banyak ke saya mengenai kondisi bapak.. kami turut prihatin pak. Bapak yang sabar ya....

Ny. B : iya Bu, terima kasih banyak...

Tn. S : Mohon maaf bu kalo saya harus seperti ini, mungkin saya sudah tidak bisa membantu tim lagi...

Ny. N : Kata siapa bapak tidak bisa membantu tim?

Tn. S : maksud ibu?

44

Page 46: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Ny. N : Begini pas sus, kami sudah diskusi dengan tim. Kami tetap membutuhkan bantuan bapak untuk tim kita. Karena loyalitas dan dedikasi bapak yang sangat tinggi kepada kami selama ini maka kami memutuskan untuk meminta bapak memberikan arahan dan latihan kepada tim kita dalam artian kami mengharapkan bapak menjadi pelatih tim kami. jadi bapak tidak boleh berkecil hati. Pas Sus bersedia kan? selain itu biaya operasi dan perawatan akan kami bantu.

Ny. B dan Pasien : Alhamdulillah..

Pasien : saya bersedia bu...

Ny. B : akhirnya ada jalan keluar yang baik ya pak..

Nn. U : alhamdulilllah semua ini karena doa dan kesabaran bapak selama ini. Sehingga Allah memberikan kemudahan terhadap masalah kita...

Pasien : iya, terima kasih ya Allah....

SCENE IV ( Ns.E, Ny.P, Pasien, ) Aplikasi Teori Imogene King Sistem Sosial

Ns.A : Selamat siang, Pak, Bu? Bagaimana keadaannya pagi ini?

Pasien : Eh Iya suster, selamat pagi, kondisi saya lebih baik, meskipun kaki saya terasa nyeri.

Ny.B : Iya suster, Bapak semalam tidurnya sedikit agak nyenyak, gak terbangun

Ns.A : Bagus kalau begitu, yang penting sesuai dengan saran kami,istirahat cukup dan berusaha berfikir yang positif. Pak hari ini saya akan memeriksa tekanan darah, Nadi dan suhu bapak

Pasien : Iya suster, silahkan...

Ns. A : permisi ya pak.. (sambil meletakkan nursing kit). Sepertinya pak Susilo tampak lebih sumringah hari ini....

Pasien : Oh ya sus. anak saya kemarin sudah ke kantor perusahaan saya, dari pihak club kemarin datang menjenguk saya dan menyampaikan asuransi perusahaan menanggung biaya operasi dan biaya perawatan, dan pihak club juga akan tetap meminta saya menjadi bagian dari club sepakbola sebagai pelatih sus?

Ny.P : Iya Sus, suster setelah kaki suami saya diamputasi, alat yang bisa membantu suami saya berjalan seperti dulu ya kira-kira bagaimana ya sus?

45

Page 47: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

Ns.A : emm... (sambil berfikir), menurut sepengetahuan saya. Alat yang nantinya bisa digunakan Tn. S mungkin kaki palsu yang berfungsi menggantikan fungsi lutut bapak. Tapi selanjutnya coba nanti kami tanyakan ke bagian rehab ya pak. Sehingga nanti dengan alat itu bapak bisa berjalan meskipun ya nanti tidak seperti kaki kita. Tapi itu bisa membantu...

Pasien : Iya sus, saya juga berfikir begitu. Bagaimana Bu?

Ny.B : Iya pak saya juga berharap demikian...

Pasien : Ya sudah Sus, saya dan istri memutuskan untuk setuju dengan tindakan amputasi pada kaki kiri saya, kira-kira kapan ya rencana operasinya. Untuk pembuatan kaki palsu kira-kira mahal ndak sus ?

Ns. A : Memang untuk pembuatan kaki palsu biayanya memang mahal. Tapi bapak bisa memanfaatkan Jamkesmas. Bapak sudah punya Jamkesmas?

Pasien : Saya belum punya Jamkesmas sus. Nanti saya akan coba mengurus Jamkesmas.

Ns.A : Ya sudah pak, Nanti klo bapak butuh bantuan mengenai pengurusan Jamkesmas akan saya bantu. Mengenai persetujuan bapak untuk dilakukan amputasi Nanti saya akan sampaikan ke dokter, karena amprahan jadwal sudah dimasukkan ke bagian bedah namun karena belum ada keputusan keluarga, dari pihak dokter bedah juga tidak berani melakukan tindakan, tapi akan kami upayakan untuk segera. Jadi kalau Ibu dan Bapak sudah setuju, ada formulir yang harus ditandatangani sebagai bukti bahwa kami sudah menjelaskan dan bapak menyetujuinya dan paham akan apa yang menjadi keputusan Bapak untuk menjalani operasi amputasi.

Pasien : Iya Sus, saya nanti diberi tahu saja kapan jadwal operasinya.

Ns.A : tentu Pak, (sambil merapikan kembali nursing kit). Kalau begitu saya mau melanjutkan tugas saya Pak, nanti kalau perlu bantuan, silakan menghubungi ke Nurse station, terimakasih Selamat Pagi

Ny.B dan Pasien : Iy sus, kami juga sangat berterimakasih atas bantuannya.

46

Page 48: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

BAB IV

ANALISIS KELOMPOK

Dalam model ( Goal Atainment ) ini, interaksi antara perawat dan pasien

merupakan salah satu unsur intinya. King menempatkan interaksi ini dan teori

realisasi tujuan yang sangat berkaitan erat, dalam sebuah pendekatan sistem terbuka.

Dalam teori King, terdapat tiga sistem interaktif yang penting bagi keperawatan.

Sistem-sistem tersebut adalah sistem personal, Interpersonal dan sosial. Teori

Realisasi Tujuan ( Goal Atainment ) berkaitan dengan ketiga sistem yang telah

dijelaskan diatas, namun penekanan diberikan pada sistem Interpersonal . Unsur inti

teori realisasi diambil dari sistem ini. Hal ini berdasarkan pada sistem interpersonal

terdapat aliran komunikasi, interaksi dan transaksi yang kontinu antar individu, yang

semuanya ditujukan pada realisasi tujuan.

Dalam Teori King, menetukan dan mencapai tujuan dengan persepsi,

komunikasi, interaksi dan transaksi merupakan hal yang sangat penting dalam

keperawatan. Setelah pasien dan perawat berhubungan, penting bagi mereka untuk

mengungkapkan dan memeriksa persepsinya. Bersama-sama mereka dapat mencoba

menentukan tujuan melalui komunikasi dan interaksi. Perawat berhubungan dengan

pasien sebagai manusia, dan penentuan tujuan juga dapat dilihat sebagai proses

penelitian yang terdapat dua or ang yang ingin memberikan arah pada pemulihan atau

rumatan kesehatan pasien, sehingga dia dapat berfungsi kembali sesuai dengan peran

yang diinginkan. Jika interaksi ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan , maka interaksi ini disebut transaksi.( King,1964)

Didalam analisis hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi

keperawatan merupakan satu fungsi interaksi antara individu, grup, dan lingkungan.

King menyatakan tentang teori ”Karena ini abstrak, tidak dapat diterapkan secara

langsung pada praktek keperewatan atau program-program yang konkret dalam ilmu

perawatan”. Pada saat data empiris dapat teridentifikasi, terdefinisikan dan

47

Page 49: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

tergambarkan, maka teori ini berguna dan dapat diaplikasikan dalam situasi-situasi

yang nyata

Namun didalam menterjamahkan teori ini kelompok mengimplementasikan

kedalam suatu analisa kasus yang dimodifikasi sesuai dengan penyusunan proses

keperawatan sperti yang digambarkan dalam Studi kasus Asuhan Keperawatan pasien

Tn S dengan lokal osteosarkoma tibia sinistra pre amputasi. Dimana dalam kasus

tersebut ,penekanan dari sistem interpersonal sangat nyata dapat kita lihat, sistem

interpersonal yang terdiri dari dua atau 3 kelompok kecil terdiri dari keluarga,pasien

dan perawat , memahami masing-masing peran, terjadi proses komunikasi tentang

penyakit yang diderita oleh Tn.S, rencana tindakan keperawatan dan medis,

merusmuskan untuk rencana tindakan amputasi secara bersama-sama dengan

bantuan informasi serta dukungan dari perawat. Pasien,keluarga dan perawat

melakukan transaksi untuk mencapai tujuan, agar pasien mampu hidup secara optimal

dengan mengambil keputusan untuk melakukan amputasi meskipun melalui beberapa

pertimbangan.

Pada fase pengkajian, teori goal attainment melihat dari sistem personal

mengkaji tentang pengumpulan data kondisi fisik, pengetahuan dan fungsi peran yang

mengalami gangguan. Kondisi fisik yang dialami, mulai keluhan merasakan nyeri di

kaki kiri di bawah lutut sejak + 3 bulan sebelum masuk RS nyeri pada kakinya awalnya

hanya nyeri ringan yang menurut klien mungkin disebabkan oleh benturan bola pada

waktu main sepak bola yang menunjukkan gangguan secara fisik. Untuk fungsi peran,

Tn.S merasakan funsi perannya berubah ketika dia dinyatakan sakit (lokal

osteosarkoma) dan harus diamputasi sehingga dia harus kehilangan kaki kirinya

selamanya, karena sebagai pemain sepak bola handal serta sebagai kepala keluarga

yang menanggung seluruh anggota keluarganya tidak dapat dia laksanakan seperti

pada kondisi sebelumnya. Untuk aspek pengetahuan, Tn.S dan keluarga masih

memiliki keterbatasan pengetahuan tentang penyakit, rencana tindakan dan

perawatan, karena belumpernah terpapar informasi tersebut, serta hal ini adalah

pengalaman untuk pertamakalinya. Pada fase perencanaan dan implementasi, teori

48

Page 50: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

goal attainment menekankan pada penerapan sistem interpersonal yang sudah

diuraikan didepan. Dengan adanya gangguan atau masalah kesehatan tersebut.

Dengan bimbingan perawat, pasien dan keluarga merencanakan tindakan yang harus

mereka ambil, dengan mempertimbangkan banyak hal, seperti aspek peran,

perawatan selanjutnya, serta aspek pembiayaan. Interaksi inilah merupakan

penekanan dalam pemberian perawatan dengan teori goal attainment.

Evaluasi dalam proses keperawatan berdasarkan teori goal attainment

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Tindakan-tindakan yang terencana,

setelah tidakan lengkap dilaksanakan, perawat harus mengevaluasi keberhasilannya.

Evaluasi pada teori ini dapat dilihat dari, adanya transaksi yang menghasilkan

kepoutusan untuk melakukan amputasi pada Tn. S mendapatkan pengetahuan tentang

kesehatan serta perawatan selanjutnya, serta mengembalikan peran Tn.S dalam

keluarga. Teori ini cukup luas namun hampir semua asuhan keperawatan akan

melalui tahapan-tahapan seperti yang diuraikan oleh Imogene King dalam Teori Of

Goal Attainment.

49

Page 51: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Konsep teori Imogene King menempatkan interaksi ini dan teori realisasi tujuan

yang sangat berkaitan erat, dalam sebuah pendekatan sistem terbuka. Dalam teori

King, terdapat tiga sistem interaktif yang penting bagi keperawatan. Sistem-sistem

tersebut adalah sistem personal, Interpersonal dan sosial.

Dalam Teori King, menetukan dan mencapai tujuan dengan persepsi,

komunikasi, interaksi dan transaksi merupakan hal yang sangat penting dalam

keperawatan. Perawatan (Nursing), merupakan perilaku yang dapat diobservasi yang

ditemukan dalam sistem perawatan kesehatan masyarakat. Tujuan perawatan

”menolong individu mempertahankan kesehatannya sehingga mereka dapat berfungsi

dalam peran-peran mereka. Keperawatan di pandang sebagai proses interpersonal

aksi, reaksi, interaksi dan transaksi.

5.2 Saran

5.2.1 Karena masih bersifat abstrak sehingga tidak dapat diterapkan secara

langsung pada praktek keperewatan atau program-program yang konkret

dalam ilmu perawatan, maka teori ini harus teridentifikasi,

terdefinisikan dan tergambarkan,agar dapat diaplikasikan dalam situasi-

situasi yang nyata.Pemahaman terhadap teori ini sangat penting karena

seluruh proses keperawatan hampir melaui proses ini, untuk

meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan terhadap

pasien.

5.2.2 Sebagai uji coba untuk pelaksanaan asuhan keperawatan dengan

menggunakan teori Imogene King.

50

Page 52: BAB I-V MAKALAH KING kel 5.doc

51