35
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN i GAMBARAN PEMENUHAN AKTIVITAS ISTIRAHAT PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN YANG DIRAWAT DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh : ANDI TIERE EFFENDI 3209103 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL ACHMAD YANI 2014

BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

  • Upload
    lydat

  • View
    218

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

GAMBARAN PEMENUHAN AKTIVITAS ISTIRAHAT PADA ANAK

USIA 3-5 TAHUN YANG DIRAWAT DI RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh :

ANDI TIERE EFFENDI

3209103

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDRAL ACHMAD YANI

2014

Page 2: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ii

Page 3: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iii

GAMBARAN PEMENUHAN AKTIVITAS ISTIRAHAT PADA ANAK

USIA 3-5 TAHUN YANG DIRAWAT DI RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

Andi Tiere Effendi1, Atik Badi’ah

2, Masta Hutasoit

3

INTISARI

Latar Belakang: Pemenuhan aktivitas istirahat dan tidur sangat penting bagi anak

usia prasekolah yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh, memperbaiki

kerusakan pada sel. Apabila aktivitas istirahat tidur tersebut cukup maka jumlah

energi yang diharapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Kurang tidur menyebabkan anak

lebih rentan lagi terhadap sakit fisik, dan akan mengurangi keeratan pertalian dan

interaksi orang tua dengan anak di kemudian hari dan mungkin juga

mempengaruhi harga diri anak

Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pemenuhan aktivitas istirahat pada anak

usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Metode: Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan cross

sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia

3-5 tahun yang dirawat di Ruang Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul

dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden. Analisa data yang digunakan

adalah analisa univariat.

Hasil: Sebagian besar memiliki kebiasaan membawa guling pada saat tertidur

yaitu sebanyak 20%, sebagian besar memiliki kebiasaan didampingi oleh orang

tua sebelum tidur yaitu 57.5%, sebagian besar anak terbangun karena gaduh, haus

dan mengompol yaitu masing-masing sebanyak 25%, sebagian besar memiliki

kebiasaan tertidur dengan kondisi lampu gelap yaitu 57,5%.

Kesimpulan: Aktivitas istirahat pada anak usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD

Panembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran yaitu

65%.

Kata Kunci: Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pada Anak Usia 3-5 Tahun.

1 Mahasiswa Program Studi Ilmu keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta 2 Dosen POLTEKES KEMENKES Yogyakarta 3 Dosen Program Studi Ilmu keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta

Page 4: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

OVERVIEW OF COMPLIANCE THE ACTIVITY OF RECESS ON

CHILDREN AGED 3-5 YEARS TREATED IN RSUD

PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

YOGYAKARTA

ABSTRACT

Andi Tiere Effendi1, Atik Badi’ah

2, Masta Hutasoit

3

Background: The fulfillment of the activity of rest and sleeping very important

for children aged a preschool was ill, so as to heal faster repairing the damage on

a cell.If the activity break sleep was quite so the amount of energy is expected to

restore the status of health and maintain activity in daily life have been met.Sleep

deprivation causes the child more susceptible to physical pain, and will reduce the

close related by and the interaction of old man with a child in the future and

perhaps also affect self-esteem child.

Objective: to know picture fulfillment activity breaks on children aged 3-5 years

treated in rsud panembahan senopati bantul

Method: this research done in descriptive by approach cross sectional.Population

used in this research is all children age 3-5 year hospitalized space anggrek rsud

panembahan senopati bantul by the number of samples 40 respondents.Data

analysis used is analysis univariat.

Result: Mostly having the habit of bring a bolster at the time fell asleep that is as

much as 20 %, mostly having the habit of accompanied by parents are 57.5 %,

before bedtime most of children wake up, because of a rowdy thirst and

incontinent namely each as much as 25 %, mostly having the habit of asleep with

the condition of a lamp dark namely 57,5 %.

Conclusion: The activity of recess on children aged 3-5 years treated in rsud

panembahan senopati bantul largely been fulfilled according to forego are 65 %

Keywords: fulfillment activity breaks on children aged 3-5 years treated.

1

Undergraduate Nursing Student, STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecturer Of Nursing Departement, Poltekes Kemenkes Yogyakarta

3 Lecturer Of Nursing DepartementSTIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 5: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

Page 6: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan segala

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Gambaran pemenuhan aktivitas istirahat pada anak usia 3-5 tahun

yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi ketentuan dalam melakukan kegiatan

penyusunan skripsi sebagai persyaratan mencapai derajat Strata 1 Keperawatan

Jurusan Keperawatan. Selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankan penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat :

1. dr. I. Edy Purwoko., Sp.B. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jendral Achmad Yani Yogyakarta.

2. Dewi Retno Pamungkas., S.Kep.,Ns.,MNG selaku Ketua Prodi Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta.

3. Atik Badi’ah, S.Pd., S.Kp., M.Kes selaku pembimbing I skripsi yang telah

berkenan memberikan arahan dan membimbing penyusunan skripsi ini.

4. Masta Hutasoit, S.Kep., Ns, selaku pembimbing II skripsi yang telah

berkenan memberikan arahan dan membimbing penyusunan skripsi ini.

5. Falasifah Ani Yuniarti, S.Kep., Ns MAN, selaku penguji skripsi yang telah

berkenan memberikan arahan, saran, pendapat yang sangat berguna.

6. Kepala RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu.

Page 7: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun.

Wassalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Yogyakarta, Agustus 2014

Penulis

Page 8: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii

INTISARI.......................................................................................................... iii

ABSTRACT ....................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

E. Keaslian Penelitian ........................................................................ 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Istirahat dan Tidur ......................................................................... 8

B. Anak usia 3-5 tahun ...................................................................... 20

C. Peran Perawat ............................................................................... 25

D. Kerangka Teori ............................................................................. 27

E. Kerangka Konsep .......................................................................... 28

F. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 28

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 29

C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 29

D. Variabel Penelitian ........................................................................ 30

E. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 31

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ............................................. 31

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 32

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 33

I. Etika Penelitian ............................................................................. 37

J. Jalannya Penelitian ........................................................................ 38

Page 9: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................. 40

B. Pembahasan .................................................................................. 43

C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 51

B. Saran ............................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional .......................................................................... 31

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi aktivitas istirahat pada anak usia 3-5 tahun

di RSUD Panembahan Senopati Bantul ............................................. 41

Tabel 4.2. Barang yang diperlukananak sebelum tidur pada anak usia 3-5

tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul .................................... 41

Tabel 4.3. Kebiasaan yang dilakukan anak sebelum tidur pada anak

usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul....................... 42

Tabel 4.4. Faktor yang sering membuat anak terbangun saat tidur pada anak

usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul ...................... 42

Tabel 4.5. Kondisi penerangan yang memudahkan anak tertidur pada anak

usia 3-5tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati

Bantul ............................................................................................... 43

Page 11: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori ................................................................................ 27

Gambar 2.2. Kerangka Konsep ............................................................................ 28

Page 12: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal penyusunan skripsi

Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4. Surat Pernyataan Kesedian Menjadi Responden

Lampiran 5. Lembar Identitas dan Pernyataan Kebiasaan Responden Sebelum

Tidur

Lampiran 6. Lembar Cheklist

Lampiran 7. Tabel SPSS

Lampiran 8. Tabulasi Frekuensi

Lampiran 9. Lembar Bimbingan Skripsi

Page 13: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan anak penting sekali artinya bagi keluarga, ibaratnya

kesehatan anak merupakan kebahagiaan bagi orang tua. Jika anak sakit hal ini

akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kesehatan anak

menentukan kualitas anak dikemudian hari, karena keberhasilan anak dimasa

yang akan datang akan tergantung dari bagaimana anak menjalani tahap awal

kehidupannya yaitu usia bayi, toddler, prasekolah dan sekolah (Krisanti,

2008).

Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan

lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi

dalam pemenuhan aktivitas anak untuk pertumbuhan dan perkembangan

anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak diantaranya

pemberian nutrisi yang adekuat, memfasilitasi kegiatan bermain, dan

melakukan upaya pemeliharaan kesehatan untuk pencegahan penyakit. Salah

satu upaya pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit adalah dengan

pemberian imunisasi. Dimana imunisasi merupakan upaya yang dilakukan

dengan sengaja, memberikan kekebalan pada anak sehingga terhindar dari

penyakit. Masalah kesehatan yang sering dijumpai pada anak diantaranya

adalah infeksi (Supartini,2004).

Saat anak dirawat di rumah sakit, kondisi ini memaksa anak untuk

berpisah dari lingkungan rumah yang dirasakannya aman, penuh kasih

sayang, dan menyenangkan serta hilangnya waktu bermain bersama teman-

teman sepermainannya. Adapun reaksi terhadap perpisahan yang ditunjukkan

anak usia prasekolah selama dirawat di rumah sakit adalah dengan menolak

makan, sering bertanya kepada orang tuanya tentang hal-hal yang tidak

dipahaminya, menangis, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan, dan

susah tidur (Alfiah, 2013).

Page 14: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani

dan kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang

dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan

persoalan yang dihadapi. Tidur yang cukup dapat memainkan peranan dalam

membantu tubuh kita untuk pulih dari penyakit atau luka (Nancy W, 2006).

Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional

dan kesehatan. Selain itu stress pada paru-paru, sistem kardiovaskuler,

endokrin dan lain-lainnya juga menurun aktivitasnya. Energi yang tersimpan

selama tidur diarahkan untuk fungsi-fungsi seluler yang penting. Secara

umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek pada sistem saraf yang

diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara

berbagai susunan saraf. Kedua, efek pada struktur tubuh yang dapat

memulihkan kesegaran dan fungsi organ dalam tubuh, karena selama tidur

telah terjadi penurunan aktivitas organ-organ tersebut (Uliyah, 2011).

Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan

tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk

memenuhi aktivitas dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang

cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi membuat keputusan dan

berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun dan meningkatkan

iritabilitas (Potter dan Perry, 2005).

Pemenuhanaktivitas istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi

anak usia prasekolah yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh,

memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila aktivitas istirahat tidur tersebut

cukup maka jumlah energi yang diharapkan dapat memulihkan status

kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

terpenuhi. Selain itu,anak yang mengalami kelelahan juga memerlukan

istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Lingkungan institusi Rumah Sakit atau

fasilitas perawatan jangka panjang dan aktivitas petugas pelayanan kesehatan

dapat menyebabkan sulit tidur.

Besaran jumlah tidur anak, disesuaikan dengan tingkat umurnya.

Aktivitas tidur untukbayi baru lahir lama tidur 14-18 jam per hari. Bayi usia

Page 15: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

sampai 1 tahun siklus tidur rata-rata 12-14 jam per hari dengan tidur

sepanjang malam, anak usia toddler lama tidur 11-12 jam per hari dengan

tidur sepanjang malam ditambah tidur siang, usia prasekolah 11 jam per hari.

Sedangkan usia Sekolah kurang lebih 10 jam per hari. Adolescent kurang

lebih 8,5 jam per hari, dewasa muda 7-8 jam per hari, dewasa menengah

kurang lebih 7 jam per hari dan sering sulit tidur sedangkan dewasa tua

kurang lebih 6 jam per hari dan sering sulit tidur (Tasya, 2011).

Kurang tidur menyebabkan anak lebih rentan lagi terhadap sakit fisik,

dan akan mengurangi keeratan pertalian dan interaksi orang tua dengan anak

di kemudian hari dan mungkin juga mempengaruhi harga diri anak. Anak

yang agak besar yang mengalami gangguan tidur, dibandingkan dengan anak

seusia yang tidurnya normal, biasanya lebih menampakkan emosi negatif,

seperti capai di siang hari, tensi naik, kurang bergairah dan tertekan. Anak

yang tidurnya tidak cukup atau terganggu sering mudah marah, kurang

perhatian, suka melawan dan tampak hiperaktif (Alfiah, 2013).

Menurut survey American National Sleep Foundation (2006) dalam

Frost (2009) menyatakan bahwa selama menjalani hospitalisasi sebanyak

40% orang tua dan perawat anak yang ikut dalam survey tersebut menyatakan

bahwa bayi dan batita mereka tidur kurang dari 12-15 jam/hari seperti yang

direkomendasikan oleh para dokter spesialis anak yang khusus menangani

masalah tidur. Anak-anak mereka mengalami masalah tidur setiap malam

dikeluhkan oleh orang tua anak sebanyak 40% dan sebanyak 64%

mengatakan bahwa bayi dan anak usia prasekolah mereka sulit tidur

sedikitnya beberapa kali dalam satu minggu sehingga mereka tidak dapat

mencapai kuota tidur seperti yang direkomendasikan. Disamping itu, 25%

orang tua dan perawat anak yang disurvey mengatakan bahwa bayi, batita,

dan anak usia prasekolah mereka tampak mengantuk atau lelah pada siang

hari serta 34% orang tua percaya bahwa pola tidur seorang anak bisa

membawa dampak dan mengganggu seluruh keluarga.

Penelitian yang dilakukan oleh Langgene (2013) dengan judul

penelitian gambaran faktor dalam pemenuhan aktivitas tidur pada anak usia

Page 16: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

prasekolah menyatakan bahwa seorang anak yang aktivitas tidurnya tidak

terpenuhi akan mengalami beberapa gangguan seperti mudah marah dan sulit

untuk berkonsentrasi.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Panembahan

Senopati Bantuldi bangsal anggrek, didapatkan data anak yang dirawat

sebanyak 13 orang anak, 7 orang anak (53,8%) memiliki aktivitas istirahat

yang masih tidak sesuai dengan yang direkomendasikan oleh dokter, pasien

anak hanya tidur kurang dari 12 jam perhari. Menurut orang tua anak yang

dirawat di Bangsal Anggrek, anak dengan pemenuhan tidur yang tidak sesuai

menjadi mudah marah dan sering mudah menangis pada saat bangun,

sedangkan 6 lainnya (46,2%) melakukan aktivitas istirahat yang sudah sesuai

dengan yang direkomendasikan yaitu 11-12 jam perhari dan menurut orang

tua, anak yang dirawat dan pemenuhan aktivitas tidurnya terpenuhi tidak

mudah marah dan menangis pada saat terbangun.

Berdasarkan latar belakang permasalah yang terjadi di Rumah Sakit

Panembahan Senopati Bantul, maka penulis ingin meneliti mengenai

gambaran pemenuhan aktivitas istirahat pada anak yang dirawat di RSUD

Panembahan Senopati Bantul.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada penelitian ini

dirumuskan suatu masalah yaitu gambaran pemenuhan aktivitas istirahat

pada anak usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati

Bantul?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran pemenuhan aktivitas istirahat pada anak

usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Page 17: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi aktivitas istirahat pada anak usia 3-

5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

b. Diketahuinya barang yang diperlukan anak sebelum tidur pada anak

usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

c. Diketahuinya yang dilakukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5

tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

d. Diketahuinya faktor yang sering membuat anak terbangun saat

tidurpada anak usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati

Bantul.

e. Diketahuinyakondisi penerangan yang memudahkan anak

tertidurpada anak usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati

Bantul.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul: Hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan

pelayanan kesehatan rumah sakit sehingga pasien khususnya pasien

anak dapat lebih nyaman saat berada dalam masa hospitalisasi.

b. Bagi Institusi Pendidikan STIKES Jenderal Achmad Yani: Penelitian

ini dapat menjadi tambahan kepustakaan tentang pola aktivitas

istirahat bagi anak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Orang Tua Pasien Anak Usia 3-5 tahun: Penelitian ini

diharapkan menjadi informasi bagi orang tua anak yang dirawat

sehingga dapat memberikan pengetahuan tentang pola istirahat pada

anak.

b. Bagi Perawat : Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan informasi bagi mahasiswa keperawatan untuk meningkatkan

Page 18: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

kemampuan, pengetahuan dan sikap dalam berkomunikasi dengan

anak.

c. Bagi Peneliti : Dapat memperkaya ilmu keperawatan khususnya

tentang pemenuhan aktivitas istirahat pada anak yang dirawat agar

dapat diterapkan dengan baik dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien anak di rumah sakit.

E. Keaslian Penelitian

1. Lisnawati (2013), dengan judul “Hubungan Antara Durasi Tidur Dengan

Durasi Kejadian Temper Tantrum Pada Anak”. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif korelasi dengan rancangan cross

sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 94 orang responden dengan

menggunakan Random Sampling. Hasil penelitian yang didapatkan adalah

terdapat hubungan antara durasi tidur dengan durasi kejadian temper

tantrum pada anak. Persamaan penelitian ini adalah pada variabel pola

tidur (istirahat) anak, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel pola

temper tantrum, rancangan penelitian menggunakan, metode penelitian

deskriptif, lokasi penelitian dan waktu penelitian.

2. Langgene (2013) dengan judul “Gambaran Beberapa Faktor Dalam

Pemenuhan Aktivitas Tidur Pada Anak Usia Prasekolah Yang Dirawat Di

Ruang Perawatan AnakKelas II dan III RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe

Kota Gorontalo”. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif

dengan tekhnik sampel porvosive sampling dan rancangan yang digunakan

adalah cross sectional. Hasil penelitian yang diperoleh adalah faktor

depresi dan stess pada anak menimbulkan pola tidur anak tidak terpenuhi.

Perbedaan penelitian ini yaitu terletak pada metode penelitian, lokasi

penelitian dan sampel penelitian. Persamaannya adalah sama-sama

meneliti tentang pemenuhan istirahat atau tidur pada anak yang dirawat.

Page 19: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

3. Vera (2013) dengan judul “Aktivitas Istirahat Dan Tidur Pada Anak Usia

Sekolah”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

rancangan cross sectional. Tekhnik sampel yang digunakan adalah total

sampling. Hasil penelitian yang diperoleh adalah seorang anak minimal

harus memenuhi aktivitas tidur minimal 8 jam per hari. Perbedaan

penelitian ini adalah terletak pada jumlah sampel, lokasi penelitian.

Persamaannya dalah penelitian ini menggunakan metode cross sectional,

dan membahas mengenai aktivitas istirahat dan tidur pada anak sekolah.

Page 20: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati

merupakan Satuan Kerja Organisasi Perangkat Daerah (SKPD) di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul yang berlokasi di Jl. Dr.

Wahidin Sudirohusodo Bantul 55714. Rumah Sakit Umum Daerah

Panembahan Senopati berdiri sejak tahun 1953 sebagai Rumah Sakit

hongeroedem (HO). Perubahan nama menjadi RSUD Panembahan

Senopati Bantul dilaksanakan pada Tanggal 29 Maret 2003. Sesuai SK

Menkes No. 142/Menkes/SK/I/2007 Tanggal 31 Januari 2007 tentang

Peningkatan Kelas RSUD Panembahan Senopati Bantul dari Type C

menjadi Kelas B Non Pendidikan. RSUD panembahan Senopati Bantul di

dalam bangsal Anggrek memiliki fasilitas berupa 1 ruang HC, 10 ruang

rawat inap, 17 perawat dan 3 dokter.

RSUD Panembahan Senopati Bantul telah diresmikan menjadi

“Rumah Sakit Ramah Anak”.RSUD Panembahan Senopati turut

mendukung program Kabupaten Bantul sebagai kabupaten layak

anak.Untuk mendukung RSUD Panembahan Senopati sebagai Rumah

Sakit Ramah Anak, pihak Rumah Sakit telah menyiapkan ruang bermain

dan sebuah perpustakaam di bangsal Anggrek yang merupakan bangsal

khusus anak-anak. Untuk koleksi bukunya, pihak Rumah Sakit telah

bekerja sama dengan Perpustakaan Umum Daerah (Perpusda) Kabupaten

Bantul. Tujuan dari Rumah Sakit Ramah Anak ini adalah agar anak-anak

dapat memperoleh pelayanan yang menyenangkan bagi mereka.Ruang

bermain dan juga perpustakaan diharapkan dapat menghilangkan rasa

jenuh anak saat dirawat di Rumah Sakit.

Page 21: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

2. Distribusi frekuensi aktivitas istirahat pada anak usia 3-5 tahun yang

dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Penjelasan yang membahas mengenai distribusi frekuensi aktivitas

istirahat pada anak usia 3-5 tahun disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi aktivitas istirahat pada anak usia 3-5

tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Pemenuhan Istirahat f %

1 Memenuhi 26 65

2 Tidak Memenuhi 14 35

Total 40 100

Hasil tabel 4.1 menunjukan bahwa yang terbanyak aktivitas

istirahat anak usia 3-5 tahun telah terpenuhi sesuai anjuran yaitu sebanyak

26 responden (65%).

3. Barang yang diperlukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5 tahun

yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Penjelasan yang membahas mengenai barang yang diperlukan anak

sebelum tidur pada anak usia 3-5 tahun disajikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Barang yang diperlukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-

5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Barang f %

1 Bantal dan Guling 8 20

2 Bantal dan Boneka 1 2.5

3 Bantal dan Susu 1 2.5

4 Bola 1 2.5

5 Boneka 8 20

6 Boneka dan Guling 1 2.5

7 Boneka, Bantal dan Susu 1 2.5

8 Botol Susu 1 2.5

9 Mobil-mobilan 4 10

10 Mobil-mobilan dan Boneka 1 2.5

11 Selimut 3 7.5

12 Susu 1 2.5

13 Susu dan Kain Jarit 1 2.5

14 Tidak Ada 8 20

Total 40 100

Hasil tabel 4.2 menunjukan bahwa anak usia 3-5 tahun memiliki

kebiasaan terbanyak adalah membawa bantal dan guling, boneka dan tidak

Page 22: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

ada yang memiliki kebiasaan membawa barang pada saat tertidur yaitu

masing-masing sebanyak 8 responden (20%).

4. Kebiasaan yang dilakukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5

tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Penjelasan yang membahas mengenai kebiasaan yang dilakukan

anak sebelum tidurpada anak usia 3-5 tahun disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Kebiasaan yang dilakukan anak sebelum tidurpada anak usia

3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Kebiasaan f %

1 Didampingi 23 57.5

2 Tidak Ada 17 42.5

Total 40 100

Hasil tabel 4.3 menunjukan bahwa anak usia 3-5 tahun yang

terbanyak memiliki kebiasaan didampingi oleh orang tua sebelum tidur

yaitu sebanyak 23 responden (57.5%).

5. Faktor yang sering membuat anak terbangun saat tidur pada anak

usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Penjelasan yang membahas mengenai faktor yang sering membuat

anak terbangun saat tidurpada anak usia 3-5 tahun disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Faktor yang sering membuat anak terbangun saat tidurpada

anak usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Penyabab Bangun f %

1 Gaduh 10 25

2 Gaduh dan Haus 10 25

3 Haus 7 17.5

4 Haus dan Ngompol 2 5

5 Ngompol 10 25

6 Tidak Ada 1 2.5

Total 40 100

Hasil tabel 4.4 menunjukan bahwa yang terbanyak anak usia 3-5

tahun terbangun karena gaduh, haus dan mengompol yaitu masing-masing

sebanyak 10 responden (25%).

Page 23: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

6. Kondisi penerangan yang memudahkan anak tertidur pada anak usia

3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Penjelasan yang membahas mengenai kondisi penerangan yang

memudahkan anak tertidurpada anak usia 3-5 tahun disajikan pada tabel

4.5

Tabel 4.5 Kondisi penerangan yang memudahkan anak tertidurpada

anak usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Penerangan f %

1 Gelap 23 57.5

2 Terang 17 42.5

Total 40 100

Hasil tabel 4.5 menunjukan bahwa anak usia 3-5 tahun yang

terbanyak memiliki kebiasaan tertidur dengan kondisi lampu gelap yaitu

sebanyak 23 responden (57,5%).

B. Pembahasan

1. Aktivitas istirahat pada anak usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD

Panembahan Senopati Bantul

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar aktivitas

istirahat anak usia 3-5 tahun telah terpenuhi sesuai anjuran yaitu sebanyak

26 responden (65%). Hal ini dikarenakan anak kebiasaan tidur anak yang

mendukung anak tertidur nyenyak selama dirawat dirumah sakit,

contohnya anak dapat tertidur dengan barang-barang yang biasa

dibawanya sehingga ketika anak tertidur akan merasa nyaman.

Anak usia 3-5 tahun yang dirawat biasanya harus menyesuaikan

diri dengan lingkungan rumah sakit, anak yang dirawat dirumah sakit akan

mengalami kesulitan untuk tidur, keadaan ini berbeda dengan ketika anak

berada dirumah orang tua mengatakan bahwa anak bisa langsung tertidur

dalam waktu minimal 5 menit. Sedangkan pada waktu dirawat di rumah

sakit, akan mulai tertidur dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar

minimal 10 menit. Hal ini menyebabkan oang tua harus selalu menunggu

dan berada di dekat anaknya untuk memastikan bahwa anak telah tertidur.

Page 24: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

Pada usia preschool lbiasanya memerlukan waktu tidur 11 – 12

jam semalam. Kebanyakan pada usia ini tidak menyukai waktu tidur. Bisa

jadi anak usia3 – 5 mengalami kurang istirahat tidur dan mudah sakit jika

kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi.Sekitar 20 % tidurnya adalah tidur

REM (Asmadi, 2008).

Anak yang dirawat dirumah sakit, biasanya kebutuhan tidur tidak

selalu terpenuhi karena beberapa faktor seperti kegaduhan yang terjadi di

ruangan bangsal, kondisi anak yang tidak sehat, kondisi penerangan di

bangsal yang seluruh ruangan dinyalakan, dan keterbatasan gerak anak

untuk bermain karena di rumah sakit kondisi lingkungan tidak sebebas

ketika berada dirumah. Beberapa anak yang dirawat tidak terpenuhi

kebutuhan tidurnya dan hanya tertidur selama 7 jam sehingga kebutuhan

tidurnya tidak terpenuhi sesuai anjuran dokter. Lain halnya ketika anak

tertidur di rumah, biasanya kebutuhan tidur anak akan terpenuhi karena

anak berada dilingkungannya sendiri sehingga kebutuhan tidur dapat

mencapai 11-12 jam sesuai anjuran dari dokter.

Tidur merupakan suatu keadaan berubahnyakesadaran, dimana

dengan adanya berbagai derajat stimulus dapatmenimbulkan suatu

keadaan yang benar - benar terjaga (Taylor, 2007). Tidur merupakan

aktivitas yg melibatkan susunan sarafpusat, saraf perifer, endokrin, KV,

Respirasi, dan muskulosekeltal. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas

fisik yang minimal, tingkatkesadaran yang bervariasi,perubahan proses

fsiologis tubuh,danpenurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir

sepertiga dari waktu kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut

didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau

mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan

kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat

hendak melakukan aktivitas sehari-hari.

Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Jika seseorang

yang sedang sakit memerlukan lebih banyak istirahat dan tidur

dibandingkan pada umumnya. Seringkali, seseorang lemah karena

Page 25: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

menggunakan energi secara berlebihan dalam melakukan aktivitas

kehidupannya sehari-hari.Istirahat dapat memulihkan kembali energi

seseorang, membiarkan individu untuk mulai berfungsi lagi secara

optimal. Ketika seseorang kurang istirahat, mereka mudah marah, tertekan,

dan lelah, serta mereka kesusahan untuk mengendalikan emosi mereka

(Kozier, 2004).

Tercukupinya kebutuhan tidur bisa membuat seseorang aktif dan

fresh dalam menjalankan aktivitasnya. Tercukupi disini lebih pada

persoalan kualitas daripada kuantitas. Artinya, orang yang tidur lima jam

tapi kualitasnya bagus, lebih baik daripada orang yang tidurnya tujuh jam

tapi kualitasnya jelek. Kebutuhan tidur sangat tergantung usia, aktivitas,

dan pekerjaan seseorang (Aman, 2005).

Tidur nampaknya diperlukan untuk memperbaiki proses biologis

secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM tahap 4),

tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan

memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak (Tarwoto &

Wartonah, 2004).

Potter & Perry (2005) berpendapat bahwa, selama tidur NREM

bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung dan selama tidur gelombang

rendah yang dalam (NREM tahap IV) tubuh melepaskan hormon

pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel

dan khusus seperti sel otak. Selain itu, tubuh menyimpan energi selama

tidur dan penurunan laju metabolik basal menyimpan persediaan energi

tubuh.

Selama tidur semua fungsi-fungsi tubuh terisi diperbaharui

lagi.Istirahat tidak hanya mencakup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan

dalam aktifitas, menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau

masalah-masalah lainnya (Dian, 2006).

Menurut Aman (2005), tidur memang sangat penting bagi tubuh

manusia untuk jaringan otak dan fungsi organ-organ tubuh manusia karena

dapat memulihkan tenaga dan berpengaruh terhadap metabolisme tubuh.

Page 26: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

Selain itu juga bisa merangsang daya asimilasi karena tidur terlalu lama

justru bisa menimbulkan hal yang tidak sehat dikarenakan tubuh menyerap

atau mengasimilasi sisa metabolisme yang berakibat tubuh menjadi loyo

dan tidak bersemangat saat bangun tidur. Sehingga tidur berfungsi untuk

mengembalikan tenaga untuk beraktifitas sehari-hari, memperbaiki kondisi

yang sedang sakit, tubuh menyimpan energi selama tidur dan penurunan

laju metabolik basal menyimpan persediaan energi tubuh.

Tidur adalah waktu perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga

berikutnya. Selama tidur NREM, fungsi biologis menurun.Laju denyut

jantung normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari rata-rata 70

hingga 80 denyut per menit atau lebih rendah jika individu berada pada

kondisi fisik yang sempurna.Akan tetapi, selama tidurlaju denyut jantung

turun sampai 60 denyut per menit atau lebih rendah. Hal ini berarti bahwa

denyut jantung 10 hingga 20 kali lebih sedikit dalam setiap menit selama

tidur atau 60 hingga 120 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Secara jelas,

tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung (Potter

& Perry, 2005).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lindawati (2012) dengan judul gambaran pola tidur anak yang dirawat di

Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dengan hasi penelitian diperoleh

bahwa sebagian besar responden mengalami pola tidur yang baik yaitu 12

jam.

2. Barang yang diperlukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5 tahun

yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Hasil penelitian menunjukan jika sebagian besar anak usia 3-5

tahun memiliki kebiasaan membawa bantal dan guling, boneka dan tidak

ada yang memiliki kebiasaan membawa barang pada saat tertidur yaitu

masing-masing sebanyak 8 responden (20%). Hal ini terjadi karena pada

anak balita barang-barang yang membuat mereka nyaman harus meraka

bawa kemana-mana.

Page 27: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

Seorang anak biasanya mempunyai barang kesayangan, pada

pasien anak yang dirawat di rumah sakit biasanya barang kesayangannya

harus dibawa agar pasien tetap merasakan kenyamanan seperti berada di

rumah sendiri karena keadaan di rumah sakit akan sangat berbeda dengan

keadaaan di rumah.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

Atmadja (2009) yang menyatakan bahwa sebagian besar anak yang

menjalani hospitalisasi harus membawa barang yang mereka sayangi

untuk menemani tidur mereka sehingga kebiasaan ini tidak dilarang oleh

orang tua anak karena apabila barang yang mereka sayangi tidak diberikan

maka anak akan marah dan menangis.

Kebiasaan anak sebenarnya merupakan bagian dari tahap

pertumbuhannya. Biasanya anak-anak melakukan sebuah kebiasaan itu

untuk membuat dirinya nyaman.Hanya saja beberapa kebiasaan itu

bertahan dan menjadi sesuatu yang tidak baik pada akhirnya.Maka saat

itulah dia harus segera dihentikan (Fitri, 2014).

Sebagian orang tua membiarkan saja perilaku anak dengan

kebiasaan seperti di atas.Tidak melarangnya hingga itu benar-benar

menjadi kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan si anak. Hasilnya orang

tua akan katakan “tidak bisa dihentikan” (Fitri, 2014).

3. Kebiasaan yang dilakukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5

tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Hasil penelitian menunjukan jika anak usia 3-5 tahun sebagian

besar memiliki kebiasaan didampingi oleh orang tua sebelum tidur yaitu

sebanyak 23 responden (57.5%). Anak-anak sering memiliki kebiasaan

tidur yang agak merepotkan, misalnya harus dengan selimut atau bantal

kesayangan.Masalah yang paling merepotkan adalah jika anak tidak bisa

tidur jika tidak ditemani ibunya. Mengatasi anak yang memiliki kebiasaan

seperti ini dapat dilakukan dengan mengenalkan bedtime routine sedini

mungkin.

Page 28: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

Bagai anak usia 3-5 tahun, masih sangat bergantung kepada kedua

orang tuanya, anak yang dirawat di rumah sakit biasanya tidak akan bisa

menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit apabila tidak

didampingi oleh kedua orang tuanya. Begitupun jika anak akan tertidur,

bagi sebagian anak suasana rumah sakit tidak membuat nyaman karena

anak tersebut tidak tidur di kamarnya sendiri, sehingga dengan didampingi

orang tua maka rasa ketidaknyamanan tersebut akan sedikit terobati.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Atmadja (2009) yang mendapatkan hasil bahwa anak pada saat dilakukan

hospitalisasi akan merasakan ketidaknyamanan pada saat tidur, oleh

kerena itu anak yang dilakukan hospitalisasi harus didampingi oleh

keluarga terutama ibu agar mereka merasa nyaman pada saat tertidur.

Menurut Pramudiarja, (2014) bedtime routine penting dikenalkan

agar anak memiliki pola tidur yang baik. Berbagai masalah tidur pada

anak, mulai dari susah tidur, sering terbangun, hingga cepat letih sebagai

akibat kurang tidur, bisa diatasi dengan membiasakan hal tersebut.

Bedtime routine yang dianjurkan para pakar kesehatan anak meliputi 3

tahap. Tahap pertama adalah mempersiapkan anak secara fisik dengan

mandi yang bersih, lalu diikuti dari terapi pijat sebagai persiapan fisik

sekaligus emosional karena bisa meningkatkan bonding atau ikatan dengan

orang tua.Tahap ketiga yang tidak kalah penting adalah dengan

menciptakan suasana tenang, baik dengan nyanyian atau cerita pengantar

tidur.

Tahapan ini membuat anak dan orang tua sama-sama tenang secara

emosional dan tidur pun menjadi lebih berkualitas. Di samping 3 tahapan

tersebut, disarankan pula untuk membiasakan tidur pada jam-jam tertentu

secara teratur. Sebisa mungkin, anak sudah harus tidur sebelum pukul 9

malam. Mengubah-ubah waktu tidur setiap hari akan mempersulit

terbentuknya bedtime routine yang baik (Pramudiarja, 2014).

Page 29: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

4. Faktor yang sering membuat anak terbangun saat tidur pada anak

usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Hasil penelitian menunjukan jika sebagian besar anak usia 3-5

tahun terbangun karena gaduh, haus dan mengompol yaitu masing-masing

sebanyak 10 responden (25%). Hal ini kemungkinan dikarenakan Rumah

Sakit merupakan tempat yang ramai sehingga ketika anak sedang tidur

keramai ini membuat anak terbangun dari tidurnya.Selain itu ketika

seorang sedang tertidur terjadi pengeluaran keringat dan mudah dehidrasi

sehingga anak mudah haus dan mudah terbangun. Pada saat anak tertidur

biasanya terjadi anak mengompol, keadaan ini dimungkinkan karena anak

sebelum tidur tidak membuang air kecil terlebih dahulu (Soetjiningsih,

2007).

Keadaan rumah sakit yang tidak kondusif dan terkadang bising

merupakan hal yang mengganggu anak ketika akan istirahat, jam besuk

pasien yang biasanya didatangi oleh banyak orang menyebabkan suasana

di ruangan menjadi gaduh dan ribut, selain itu adanya beberapa pasien

anak yang sudah sembuh dan bermain di ruangan sehingga cukup

mengganggu pasien anak yang diharuskan istirahat pada siang hari.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Atmadja (2009) yang

menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi anak terbangun

pada saat hospitalisasi adalah kegaduhan di Rumah Sakit yang merawat

mereka, orang tua menyatakan jika anaknya akan terbangun dengan suara

pasien lain yang mengobrol atau pasien anak lain yang menangis.

5. Kondisi penerangan yang memudahkan anak tertidur pada anak usia

3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Hasil penelitian menunjukan bahwa anak usia 3-5 tahun sebagian

besar memiliki kebiasaan tertidur dengan kondisi lampu gelap yaitu

sebanyak 23 responden (57,5%). Hal ini dikarenakan pada anak yang

dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar telah

Page 30: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

dibiasakan oleh orang tua untuk tertidur dengan keadaan lampu gelap

karena menyebabkan tidur anak menjadi nyenyak (Soetjiningsih, 2007).

Beberapa orang akan merasakan nyaman ketika tertidur dalam

keadaan penerangan gelap dan ada juga yang penerangannya terang, ahli

kesehatan menyarankan agar ketika tertidur lampu harus dimatikan dan

dalam keadaan gelap, akan tetapi beberapa pasien anak merasakan takut

kegelapan sehingga pada pasien anak yang ruangannya gelap tidak dapat

tidur dengan nyenyak, hal ini dilakukan antisipasi oleh pihak rumah sakit

dengan cara meremangkan lampu apabila sudah waktunya anak tidur

malam.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Atmadja (2009) yang menyatakan bahwa kondisi penerangan sangat

mendukung kualitas dan kuantitas tidur anak, hal ini dapat diketahui

karena sebagian besar responden anak yang menjalani hospitalisasi

sebagian besar dapat tertidur dengan keadaan lampu harus gelap.

Tidur dengan kondisi banyak cahaya memang tidak dianjurkan,

meski memang tidak dilarang. Tidak ada ukuran pasti tentang penerangan

yang ideal, namun pada umumnya suasana redup lebih disarankan karena

berhubungan dengan jam biologis yang dipengaruhi siklus gelap-terang

(Fitri, 2014).

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain pada saat dilakukan

penelitian terdapat beberapa anak yang mudah menangis, sehingga peneliti

cukup kesulitan bertanya pada orang tua responden, selain itu terdapat

beberapa hal yang berkaitan dengan aktivitas tidur anak, namun belum

dimasukan sebagai variabel penelitian. Hal tersebut antara lain: lama anak

tertidur, rutinitas yang dilakukan anak sebelum tidur, jam mulainya anak

tertidur dan kebiasaan anak terbangun pada malam hari.

Page 31: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Aktivitas istirahat pada anak usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD

Panembahan Senopati Bantul aktivitas istirahat anak usia 3-5 tahun telah

terpenuhi sesuai anjuran yaitu 65%.

2. Barang terbanyak yang diperlukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5

tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah guling sebesar20%.

3. Kebiasaan yang dilakukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5 tahun di

RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar anak (57.5%)

memiliki kebiasaan didampingi orang tua saat tidur.

4. Faktor yang sering membuat anak terbangun saat tidur pada anak usia 3-5

tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah karena gaduh, haus

dan mengompol yaitu masing-masing 25%.

5. Kondisi penerangan yang memudahkan anak tertidur pada anak usia 3-5

tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar memiliki

kebiasaan tertidur dengan kondisi lampu gelap yaitu 57,5%.

B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul.

Perlu dilakukannya pemantauan dan penerapan pola aktivitas itirahat

kepada pasien anak serta perlunya memberikan saran yang sesuai dengan

masa anak-anak sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada pasien

anak ketika dirawat di Rumah Sakit. Perlunya memperbaiki penerangan

yang ada di Bangsal Anggrek dengan memberikan lampu tidur pada setiap

masing-masing ruangan mengingat tidak semua pasien bisa tidur dalam

keadaan lampu menyala, selain itu perlunya membatasi jumlah pembesuk

agar pasien anak tidak terganggu pada saat istirahat.

Page 32: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

2. Bagi Institusi Pendidikan (STIKES Jenderal Achmad Yani).

Perlunya menambah referensi kepustakaan terutama mengenai aktifitas

istirahat pada anak sehingga mahasiswa yang melakukan penelitian akan

lebih mudah mendapatkan sumber informasi dari perpustakaan.

3. Bagi Orang Tua Pasien anak usia 3-5 tahun yang dirawat di Rumah Sakit

Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul.

a. Perlunya menambah pengetahuan dan informasi bagi orang tua anak

usia 3-5 tahun yang dirawat sehingga dapat memahami lebih dalam

tentang pola istirahat pada anak.

b. Perlu memperhatikan kebiasaan anak membawa barang yang

disukainya agar anak dapat tertidur dengan nyaman.

c. Perlu dijaganya kondisi ruangan.

d. Perlunya membatasi jumlah pembesuk.

e. Perlunya menjaga ketenangan pada saat jam istirahat.

4. Bagi Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul.

a. Perlunya perawat memberikan ijin orang tua untuk membawa barang

yang disukai anak atau pasien.

b. Perlunya menegakkan aturan jam besuk.

c. Perlunya membatasi jumlah pembesuk.

d. Perlunya memberikan lingkungan yang nyaman.

5. Bagi Peneliti Lainnya.

Selain itu perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai pemenuhan

aktivitas istirahat dan menambah variabel penelitian yang kemungkinan

dapat mempengaruhi kualitas tidur anak, sehingga dapat memberikan

gambaran penelitian anak selama dirumah sakit.

Page 33: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53

DAFTAR PUSTAKA

Alfiah Noor. (2013). Kebutuhan Bagi Anak Usia Prasekolah. Jakarta: Salemba

Empat.

Alimul. H. Aziz. (2005).Pengantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Aman, Ruli. (2005). Pemenuhan Kebutuhan

Tidur.http://www.republika.com.diambil pada tanggal 27 Januari 2014

_________________. 2005. http:google.com (Diakeses pada bulan Juli, 2014)

Anch. (2008). Keperawatan Anak. Jakarta. Arcan.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik.Jakarta. Asdi Mahasatya.

Alawiyah. (2009). Gambaran Gangguan Pola Tidur Dan Pola Pemenuhan

Istirahat Pada Perawat Di Rsud Hasan Sadikin Bandung Tahun

2009.Skripsi.Mahasiswa Universitas Sumatra Utara.

Asmadi. (2008).Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM. Jakarta:

Salemba Medika.

______.(2008).Teknik Prosedural Keperawatan.Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien.Jakarta. Salemba Medika

Atmadja.(2009). Analisa Fakto-faktor yang Mepengaruhi Pola Tidur Anak yang

Menjalani Hospitalisasi di Rumah Sakit Holistic Purwakarta Jawa

Barat.Jurnal Kesehatan.

Dian. (2006). Istirahat yang sehat.http://www.dianweb.org. Diunduh pada tanggal

27 Januari 2014

Fitri. (2012). Menyiapkan Anak Sehat dan Berkualitas Sejak Dini. Artikel

Kesehatan. Ilmu Kesehatan Anak.Fakultas kedokteran UI.

_____. (2014). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tidur Anak.Jurnal Kesehatan.

Handayani dan Riyadi. (2011).Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang

Kesehatan.Yogyakarta: Samodra Ilmu Press

Hidayat, Aziz. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa

Data. Jakarta: Salemba Medika

Page 34: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., Snyder, S. (2004).Fundamentals of Nursing,

Concept, Process, and Practice (7th ed). New Jersey: Pearson Education.

_______________________________.(2004). Fundamental Of

Nursing.Redwood city California. Adison Wisley.

Krisanti Anni. (2008). Buku Pintar Kesehatan dan Tumbuh kembang Anak.

Jakarta: Araska Printika.

Langgene. (2013).Gambaran beberapa faktor dalam pemenuhan kebutuhan tidur

pada anak usia prasekolah yang dirawat di ruang perawatan anakkelas II

dan III RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jurnal.

Lisnawati. (2013).Hubungan antara durasi tidur dengan durasi kejadian temper

tantrum pada anak. Jurnal

Machfoedz. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.Yogyakarta:

Fitramaya

Moersintowarti. (2008). Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak Remaja.Jakarta:

Sagung Seto

Mubarak, Wahid Iqbal. (2006). Ilmu Keperawatan Komunitas.Jakarta: CV Sagung

Seto

Nancy, W. (2006).Outcomes of child sleep problems over the school-transition

period: Australian population longitudinal study.

http://pediatrics.aappublications.org/content/123/5/1287.full.html.

Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

________. (2005). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

________. (2008). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,

Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.

Pramudiarja. (2014). Kebiasaan Anak Yang Penting Dihindari.Http:

Talentacenter.com (Diakses pada bulan Juli 2014).

Page 35: BAB I - V newnew - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/924/1/Andi Tiere Effendi_3209103_nonfull.pdfPanembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit

GPFE

Salamah, Ummi. (2009). Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogyakarta:

Mitra Cendikia Press

Saryono. (2010). Metodologi Penelitian kebidanan. Jakarta: Nuha Medika.

Slepin. (2006).Menghadapi dan Mengatasi Anak yang Sulit Tidur. Jakarta:

Gramedia

Soetjiningsih. (2007). Tumbuh Kembang Anak.Jakarta; EGC.

Sugiyono. (2011). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar KeperawatanAnak.Jakarta :

EGC

Tarwoto & Wartonah. (2004). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan

edisi pertama. Jakarta: Salemba Medika

Tasya. (2011). Pemenuhan kebutuhan Istirahat dan Tidur. Available at

Http:ifptasya.wordpress.com

Taylor. (2009).Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana Perdana Melia.

Uliyah. (2011).Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kemampuan Ibu dalam

Mengatasi Perilaku Temper Tantrum pada Anak Usia Balita di Kelurahan

Delima Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Pekanbaru: PSIK UNRI.

Vera. (2013). Kebutuhan istirahat dan tidur pada anak usia sekolah. Jurnal