BAB I - V.docx

Embed Size (px)

Citation preview

1

41

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kelebihan lemak sekaligus untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani yang baik serta dapat meningkatkan kemampuan fungsional. Latihan fisik dapat berupa latihan yang bersifat aerobik maupun anaerobik. Latihan aerobik adalah latihan yang memerlukan oksigen untuk pembentukan energinya yang dilakukan secara terus menerus, ritmis, dengan melibatkan kelompok otot-otot besar terutama otot tungkai pada intensitas latihan 60-90 % dari Maximal Heart Rate (MHR) dan 50-85 % dari penggunaan maksimal oksigen selama 20-50 menit dengan frekuensi latihan tiga kali perminggu (Kusumaningtyas, 2011).

Intensitas olahraga juga berpengaruh dalam perubahan profil lipid darah. Semakin besar intensitas olahraga yang dilakukan, kemungkinan untuk menurunkan kadar kolesterol semakin besar, sehingga resiko terjadinya penyakit jantung koroner akan berkurang (Okura et al, 2003). Latihan intensitas sedang yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama menyebabkan asam lemak digunakan sebagai energi yang akan memperkecil peluang sintesis inti sterol, sehingga kolesterol tidak terbentuk secara berlebihan. Pada proses ini degradasi lemak pengaruh aktif terjadi pada latihan intensitas sedang dengan durasi latihan lebih dari satu jam secara kontinyu. Keadaan ini sebagian besar disebabkan oleh terjadinya pelepasan epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal selama aktivitas. (Guyton et al, 2007).

Latihan fisik mempunyai pengaruh yang jelas pada penurunan kadar lemak dan kolesterol di dalam darah. Tanpa melakukan latihan fisik, kemungkinan untuk mendapatkan serangan penyakit jantung akan lebih banyak (Sumosardjuno, 2000). Untuk mengurangi resiko hipertensi dan penyakit jantung koroner serta untuk meningkatkan kapasitas kerja fisik, Akademi Kedokteran Olahraga Amerika (The American College of Sport Medicine) merekomendasikan agar seseorang ikut serta dalam kegiatan olahraga aerobik minimum 3 kali seminggu selama 20 sampai 60 menit. Intensitas olahraga harus didasarkan pada suatu persentase dari kapasitas maksimum individu yang bersangkutan untuk bekerja (Cotton, 2003).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sudibjo (2004) menyimpulkan bahwa senam aerobik yang dilakukan selama enam minggu dengan intensitas ringan-sedang dapat menurunkan persentase kolesterol darah secara bermakna, dengan rata-rata penurunan persentase sebesar 20,46% sedangkan senam aerobik intensitas tinggi hanya 4,63%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zeimer didapatkan bahwa latihan aerobik pada wanita dapat menurunkan kolesterol total sebesar 19%, LDL sebesar 11%, trigliserida 8% serta meningkatkan kadar HDL sebesar 18% (Kelley et al, 2006). Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh (LeMura et al, 2004) menemukan bahwa pengaruh latihan aerobik pada wanita dapat menurunkan kolesterol total sebesar 2 %, LDL turun sebesar 3 %, trigliserida turun 5 % serta meningkatkan kadar HDL sebesar 3 % (Kelley et al, 2006).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang penurunan kadar kolesterol total darah sebagai respon terhadap senam aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung.

B. Rumusan MasalahInsidensi kolesterol di Indonesia cukup tinggi dan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular, modifikasi gaya hidup seperti latihan fisik atau senam aerobik dapat membantu untuk menurunkan kadar kolesterol. Sampai saat ini di Indonesia masih sedikit ditemukan adanya data tentang pengaruh olahraga atau senam aerobik sebagai respon terhadap penurunan kadar kolesterol.

Untuk membuktikan hal tersebut, perlu di uji coba agar diperoleh fakta yang jelas, sehingga didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:Apakah ada penurunan terhadap kadar kolesterol darah sebelum melakukan senam aerobic hari pertama dan sesudah melakukan senam aerobik hari terakhir yang dilakukan selama enam minggu di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung ?C. Tujuan Penelitian

a) Tujuan UmumUntuk mengetahui pengaruh senam aerobik terhadap penurunan kadar kolesterol darah di Aerobic &Fitness Center Sonia Bandar Lampung.

b) Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui rata - rata Kadar Kolesterol Darah di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung.2. Untuk mengetahui Kadar Kolesterol Darah sebelum melakukan senam aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung.3. Untuk mengetahui Kadar Kolesterol Darah setelah melakukan senam aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung.

D. Manfaat penelitianPenelitian ini memiliki beberapa manfaat bagi peneliti dan dunia pendidikan, bagi klinis dan pelayanan kesehatan serta bagi institusi tempat penelitian dilakukan. Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a) Bagi peneliti dan dunia pendidikanHasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain untuk mengetahui penurunan kadar kolesterol darah sebelum dan sesudah senam aerobik.

b) Bagi klinis dan pelayanan kesehatanPenelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk klinis dalam menerapkan pola manajemen latihan senam aerobik yang diberikan secara rutin untuk meningkatkan perbaikan gambaran kadar kolesterol darah.c) Bagi institusi tempat penelitianPenelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh senam aerobik yang dilakukan secara rutin terhadap penurunan kadar kolesterol darah di Aerobic &Fitness Center Sonia Bandar Lampung.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. AerobikAerobik adalah suatu cara latihan untuk memperoleh oksigen sebanyak-banyaknya. Senam Aerobik adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas dan durasi tertentu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta pembentukan tubuh dan juga olahraga untuk peningkatan kesegaran jasmani bukan olahraga prestasi, akan tetapi olahraga preventif yang dapat dilakukan secara masal (Hitachisulandari, 2008).

Berdasarkan cara melakukan dan musik pengiringnya, senam aerobik dapat dibagi menjadi lima macam, antara lain sebagai berikut.a) High impact aerobic (senam aerobik aliran/gerakan keras)b) Low impact aerobic (senam aerobik aliran/gerakan ringan)c) Discrobic (kombinasi anrata gerakan - gerakan aerobik aliran keras dan ringan/disco)d) Rockrobic (kombinasi gerakan-gerakan aerobik keras dan ringan serta gerakan-gerakanrockandroll) e) Aerobic sport (kombinasi antara gerakan - gerakan aerobik keras dan ringan serta gerakan - gerakan melatih kelenturan/fleksibilitas tubuh).

Tahap-tahap melakukan senam aerobik adalah sebagai berikut: a) Pemanasan selama 10 menitb) Latihan inti selama 1520 menit c) Pendinginan/pelemasan selama 5 menit (Akhiajun, 2010).

Beberapa manfaat senam aerobik yaitu: meningkatkan fungsi jantung, meningkatkan kinerja paru-paru dan meningkatkan stamina serta kekuatannya, meningkatkan koordinasi tubuh, khususnya yang sudah memasuki usia renta, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah berbagai penyakit, termasuk diabetes, kolesterol, tekanan darah dan lainnya, melawan depresi, karena olahraga mampu meningkatkan perasaan menyenangkan pada seseorang, membantu menurunkan berat badan, aerobik membantu membentuk tubuh lebih sempurna (Yanuaristya, 2012).

Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa aktivitas fisik secara teratur yaitu berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu, dilakukan minimal 30 menit setiap kali latihan, dan selama 12 minggu akan dapat menurunkan berat badan (Kayman et al., 2000). Sedangkan penelitian lain yang dilakukan pada anggota klub kebugaran diketahui bahwa dengan olahraga dan latihan secara teratur yang dilakukan minimal 6 sampai 8 minggu dengan durasi setiap latihan minimal 30 menit akan memberikan pengaruh terhadap penurunan berat badan seseorang (Amalia, 2005). Kegiatan olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Berbagai hasil penelitian (Karim dan Faizati, 2002, Warbuton et al., 2006, Cadroy et al., 2002) sangat mendukung pernyataan tersebut:a) Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang ditandai dengan: denyut nadi istirahat menurun, penumpukanasam laktat berkurang, meningkatkan pembuluh darah kolateral, meningkatkan HDL kolesterol dan mengurangi aterosklerosis.b) Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang pada anak, pada orang dewasa menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang, punggung dan lutut.c) Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera.d) Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat badan ideal.e) Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, infeksi (meningkatkan sistem imunitas).f) Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon terhadap jaringan tubuh.

B. Lipid dan LipoproteinSetiap jenis lipoprotein mempunyai Apo tersendiri. Sebagai contoh untuk VLDL, IDL, dan LDL mengandung Apo B 100, sedang Apo B48 ditemukan pada kilomikron. Apo A1, Apo A2, dan Apo A3 ditemukan terutama pada lipoprotein HDL dan kilomikron (Adam, 2009)Setiap lipoprotein akan terdiri atas kolesterol (bebas atau ester), trigliserid, fosfolipid, dan apoprotein. Lipoprotein berbentuk sferik dan mempunyai inti trigliserid dan kolesterolester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol bebas. Apoprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein. Setiap partikel LDL mengandung sekitar 1500 molekul kolesterol ester dalam inti berminyak. Inti ini dikelilingi oleh mantel mengandung kolesterol 500 molekul, 800 molekul fosfolipid, dan satu molekul apoprotein B100. Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak, dan komposisi apoprotein (Adam, 2009).

Metabolisme LipoproteinMetabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reverse cholesteroltransport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan metabolisme kolesterol-LDL dan trigliserid, sedang jalur reverse cholesterol transport khusus mengenai metabolisme kolesterol-HDL (Adam, 2009).a) Jalur Metabolisme EksogenMakanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresikan bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen.

b) Jalur Metabolisme EndogenTrigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi, trigliserid dalam VLDLakan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol dalam LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol-LDL. Sebagian lagi dari kolesterol-LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SRA) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL.Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat okdidasi seperti :1. Meningkatnya jumlah LDL kecil padat (small dense LDL) seperti pada sindrom metabolik dan diabetes melitus.2. Kadar kolesterol-HDL, makin tinggi kadar kolesterol-HDL akan bersifat protektif terhadap oksidasi LDL.c) Jalur Reverse Cholester TransportHDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung apolipoprotein (apo) A, C dan E, dan disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apolipoprotein AI. HDL nescent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent kolesterol (kolesterol bebas) di bagian dalam dari makrofag harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate-binding cassette transporter-l (Adam, 2009).

Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah dengan SR-BI, jalur kedua adalah kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dal IDL dengan bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP). Dengan demikian fungsi HDL sebagai penyerap kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati (Adam, 2009).C. KolestrolKolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel. Kolesterol sangat dibutuhkan bagi tubuh dan digunakan untuk membentuk membran sel, memproduksi hormon seks dan membentuk asam empedu, yang diperlukan untuk mencerna lemak. Kolesterol sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesehataan yang optimal. Bila kadar kolesterol didalam darah terlalu tinggi akan terjadi pengendapan pada dinding pembuluh darah, dan ini dapat mengakibatkan resiko tinggi terhadap penyakit jantung. Kadar kolesterol normal dalam darah < 200 mg/dl dan apabila kadar kolesterol dalam darah sudah mencapai > 240 mg/dl dapat dikatakan kadar kolesterol tinggi (Vella, 2009).

a) Pembentukan kolesterol Kolesterol diabsorbsi setiap hari dari saluran pencernaan, yang disebut kolesterol eksogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk dalam sel tubuh disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel tubuh lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan kenyataan bahwa banyak struktur membran dari seluruh sel sebagian disusun dari zat yang berstruktur dasar inti sterol ini (Gambar 1) (Guyton dan Hall, 2007).

Gambar 2.1. Struktur Kolesterol (Guyton dan Hall, 2007)

Proses sintesis kolesterol terdiri dari lima tahapan utama (King, 2010) antara lain :1. Merubah Asetil CoA menjadi 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA (HMG-CoA).2. Merubah HMG-CoA menjadi mevalonate3. Mevalonate diubah menjadi molekul dasar isoprene, isopentenyl pyrophosphate (IPP), bersamaan dengan hilangnya CO2.4. IPP diubah menjadi squalene5. Squalene diubah menjadi kolesterol.

b) Transpor KolesterolLemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk digunakan dan disimpan. Lipid plasma terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%), ester kolesterol (36%) dan asam lemak bebas (4%). Lipid diangkut didalam plasma sebagai lipoprotein (Gambar 2). Empat kelompok utama lipoprotein penting yaitu : kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein). Kilomikron mengangkut lipid yang dihasilkan dari pencernaan dan penyerapan; VLDL mengangkut triasilgliserol dari hati; LDL menyalurkan kolesterol ke jaringan, dan HDL membawa kolesterol ke jaringan dan mengembalikannya ke hati untuk diekskresikan dalam proses yang dikenal sebagai transpor kolesterol terbalik (reverse cholesterol transport) (Murray et al. 2006).

Gambar 2.2 Transpor kolesterol antar berbagai jaringan (Murray et al. 2006).

c) Faktor Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Kolesterol Plasma. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi plasma adalah: Konsumsi kolesterol yang berfungsi sebagai kontrol umpan balik instrinsik, diet tinggi lemak yang jenuh, diet lemak tidak jenuh akan menekan konsentrasi kolesterol plasma, kekurangan insulin atau hormon steroid akan meningkatkan konsentrasi kolesterol darah sedangkan kelebihan hormon steroid akan menurunkan konsentrasi kolesterol plasma (Guyton dan Hall, 2007).

d) Manfaat Khusus Kolesterol Sejauh ini manfaat kolesterol nonmembran yang paling banyak dalam tubuh adalah untuk membentuk asam kolat di dalam hati. Sebanyak 80 persen kolesterol dikonversi menjadi asam kolat. Kolesterol berkonjugasi dengan zat lain membentuk garam empedu, yang membantu pencernaan dan absorbsi lemak (Guyton dan Hall, 2007).

Sebagian kecil dari kolesterol dipakai oleh kelenjar adrenal untuk membentuk hormon adrenokortikal; ovarium, untuk membentuk progesteron dan estrogen; dan oleh testis untuk membentuk testosteron. Kelenjar-kelenjar ini juga dapat membentuk sterol sendiri dan kemudian membentuk hormon dari sterol tersebut (Guyton dan Hall, 2007).

Sejumlah besar kolesterol diendapkan dalam lapisan korneum kulit. Hal ini bersama dengan lemak lainnya, membuat kulit lebih resisten terhadap absorbsi zat yang larut dalam air dan juga kerja dari berbagai zat kimia, karena kolesterol dan lemak lain sangat tidak berdaya terhadap zat-zat seperti asam lemak dan berbagai pelarut, yang bila tidak dapat lebih mudah menembus tubuh. Juga, zat lemak ini membantu mencegah evaporasi air dari kulit; tanpa proteksi ini jumlah evaporasi (seperti terjadi pada pasien yang kehilangan kulitnya karena luka bakar) dapat mencapai 5 sampai 10 liter setiap hari sedangkan kehilangan yang biasa hanya 300 sampai 400 mililiter (Guyton dan Hall, 2007).

e) Fungsi Struktural Sellular Kolesterol dan FosfolipidKolesterol dan fosfolipid bersama-sama membentuk struktural khusus di seluruh sel tubuh, terutama untuk pembentukan membran.Sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid terdapat dalam sel membran dan membran organel bagian dalam dari semua sel. Perlu juga diketahui bahwa rasio jumlah kolesterol dan fosfolipid teruma penting untuk menentukan kandungan cairan sel membrane (Guyton dan Hall, 2007).

Untuk membentuk membran, harus tersedia zat yang tidak larut dalam air. Umumnya, satu-satunya zat dalam tubuh yang tidak larut dalam air (selain zat anorganik tulang) adalah lipid dan beberapa protein. Sehingga integritas fisik sel di semua tempat dalam tubuh didasarkan terutama pada fosfolipid, kolesterol, dan protein tidak larut tertentu.Muatan polar pada fosfolipid juga mengurangi tegangan antara permukaan antara membran dan cairan sekitarnya (Guyton dan Hall, 2007).

Fakta lain yang menunjukkan pentingnya kolesterol dan fosfolipid untuk pembentukan struktur elemen sel adalah kecepatan pergantian yang diukur dalam bulanan atau tahunan. Contohnya, fungsi kolesterol dan fosfolipid di dalam sel otakterutama berhubungan dengan sifat fisik keduanya yang tidak dapat dirusak (Guyton dan Hall, 2007).

D. Hubungan Aerobik dengan Penurunan Kadar KolesterolIntensitas olahraga juga berpengaruh dalam perubahan profil lipid darah. Semakin besar intensitas olahraga yang dilakukan, kemungkinan untuk menurunkan kadar kolesterol semakin besar, sehingga resiko terjadinya penyakit jantung koroner akan berkurang (Okura et al, 2003). Latihan intensitas sedang yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama menyebabkan asam lemak digunakan sebagai energi yang akan memperkecil peluang sintesis inti sterol, sehingga kolesterol tidak terbentuk secara berlebihan. Pada proses ini degradasi lemak pengaruh aktif terjadi pada latihan intensitas sedang dengan durasi latihan lebih dari satu jam secara kontinyu. Keadaan ini sebagian besar disebabkan oleh terjadinya pelepasan epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal selama aktivitas. Kedua hormon ini secara langsung mengaktifkan enzim lipase yang menyebabkan pemecahan trigliserida yang sangat cepat dan mobilisasi asam lemak keluar dari asam lemak. Pada saat melakukan aktivitas fisik yang relatif lama terjadi peningkatan asam lemak di dalam darah yang merupakan bahan baku untuk pembentukan energi di dalam otot pada waktu melakukan aktivitas fisik. Konsentrasi asam lemak bebas dalam darah seseorang yang sedang beraktivitas dapat meningkat sampai delapan kali lipat. Kemudian asam lemak ini akan ditransfer ke dalam otot sebagai sumber energi. Melalui mekanisme inilah yang dapat meneangkan terjadinya penurunan LDL (Low Density Lipoprotein), oleh karena bahan baku utama pembentukan LDL berasal dari TG (Trigliserida) (Guyton et al, 2007).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sudibjo (2004) menyimpulkan bahwa senam aerobik yang dilakukan selama 6 minggu dengan intensitas ringan-sedang dapat menurunkan persentase kolesterol darah secara bermakna, dengan rata-rata penurunan persentase sebesar 20,46% sedangkan senam aerobik intensitas tinggi hanya 4,63%.

E. Kerangka Pemikirana) Kerangka TeoriIntensitas olahraga juga berpengaruh dalam perubahan profil lipid darah. Semakin besar intensitas olahraga yang dilakukan, kemungkinan untuk menurunkan kadar kolesterol semakin besar, sehingga resiko terjadinya penyakit jantung koroner akan berkurang (Okura et al, 2003). Latihan intensitas sedang yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama menyebabkan asam lemak digunakan sebagai energi yang akan memperkecil peluang sintesis inti sterol, sehingga kolesterol tidak terbentuk secara berlebihan. Pada proses ini degradasi lemak pengaruh aktif terjadi pada latihan intensitas sedang dengan durasi latihan lebih dari satu jam secara kontinyu. Keadaan ini sebagian besar disebabkan oleh terjadinya pelepasan epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal selama aktivitas. Kedua hormon ini secara langsung mengaktifkan enzim lipase yang menyebabkan pemecahan trigliserida yang sangat cepat dan mobilisasi asam lemak keluar dari asam lemak. Pada saat melakukan aktivitas fisik yang relatif lama terjadi peningkatan asam lemak di dalam darah yang merupakan bahan baku untuk pembentukan energi di dalam otot pada waktu melakukan aktivitas fisik. Konsentrasi asam lemak bebas dalam darah seseorang yang sedang beraktivitas dapat meningkat sampai delapan kali lipat. Kemudian asam lemak ini akan ditransfer ke dalam otot sebagai sumber energi (Guyton et al, 2007).

Tinjauan pustaka mengenai penurunan kadar kolesterol yang telah dijabarkan pada subbab sebelumnya menghasilkan kerangka teori sebagai berikut :

Senam Aerobik

Pelepasan Epineprin dan Norepineprin

Aktifasi Enzim Lipase

Pemecahan Trigliserida dan Kolesterol

Asam Lemak Bebas

Transfer ke Otot

Sumber Energi

Gambar 2.3. Kerangka Teori pengaruh senam aerobik terhadap penurunan kadar kolesterol (Sumber: Guyton et al, 2007, Okura et al, 2003).

b) Kerangka KonsepKerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yang akan diamati. Beberapa variabel tersebut terdiri dari variabel independen dan dependen. Senam aerobik merupakan variabel independen sedangkan kadar kolesterol darah merupakan variabel dependen pada penelitian ini.

Faktor Internal: Usia dan Jenis kelamin

Senam Aerobik

Penurunan Kadar Kolesterol Darah

Faktor Eksternal: Asupan makanan, dan Aktifitas fisik

: MemepengaruhiKeterangan :

Berdasarkan Kerangka konsep diatas, maka terdapat perubahan kadar kolesterol sebelum dan sesudah senam aerobik.

F. HipotesisTerdapat perubahan kadar kolesterol darah sebelum dan sesudah senam aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group pre-test and post-test design (rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok). Pemeriksaan dilakukan sebelum melakukan senam aerobic hari pertama dan sesudah melakukan senam aerobik hari terakhir yang dilakukan selama enam minggu di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung. Para responden diambil darahnya untuk mengetahui kadar Kolesterol Total Darah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a) Tempat PenelitianPenelitian dilaksanakan di Fitness Center Sonia Bandar Lampungb) Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek penelitian yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Dahlan, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota member senam aerobik di Aerobik dan Fitnes Center Sonia bandar Lampung dan jumlah sampel penelitian didapatkan dari rumus besar sampel penelitian analitis kategorik-numerik berpasangan. Teknik pengambilan sampel penelitian diambil dengan purposive sampling. Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus : = Keterangan : n = besar sampel minimal = derivat baku normal untuk sebesar 1,96 = derivat baku normal untuk sebesar 0,84 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna s = simpangan baku dari selisih nilai antar kelompok (Dahlan, 2009)

Berdasarkan rumus diatas maka dapat diperoleh estimasi besar sampel sebanyak : = 31,36 orang dibulatkan menjadi 32 orangberdasarkan rumus diatas, diketahui bahwa jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 32 orang sebagai responden pada penelitian ini. Pemilihan sampel juga berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria inklusi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Anggota member senam aerobik di Aerobik & Fitnes Center Sonia Bandar Lampung2. Bersedia ikut serta dalam penelitian ini setelah mendapatkan penerangan mengenai apa yang akan dilakukan dan menandatangani informed consent.

Sebagian responden yang memenuhi kriteria eksklusi harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab antara lain :1. Sakit 2. Hambatan etis3. Tidak sedang mengonsumsi obat tertentu4. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian dan tidak menandatangani informed consent.

D. Identifikasi Variabel Penelitian1. Variabel dependen: faktor yang diduga sebagai faktor yang dipengaruhi variabel independen (Notoatodjo, 2008). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kadar Kolesterol Darah.2. Variabel Independen: variabel yang mempengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel terikat (Sugiono, 2005). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah latihan senam aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung.

E. Instrumen Penelitian dan Cara Penelitiana) Alat PenelitianPada penelitian ini digunakan alat-alat sebagai berikut :a. Alat tulisb. Spuit c. Kapas alkohold. Tourniquete. Timbangan berat badanf. Microtoise g. Spektofotometrih. Lembar Observasi dan pemeriksaani. Lembar Informed Consent

b) Cara PenelitianPenelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode pre and post design. Penelitian dilakukan selama enam minggu. Selama enam minggu para peserta senam yang rutin melakukan senam aerobik sebanyak tiga kali seminggu dan tidak rutin melakukan senam aerobik sebanyak satu kali tiap minggunya. Sebelum melakukan senam aerobik hari pertama dan setelah melakukan senam aerobik terakhir para peserta senam diambil darah kapilernya untuk mengetahui kadar Kolesterol Total Darah. Berikut adalah teknik pengukuran di lapangan serta alur penelitian :

Teknik pengukuran di lapangan dilaksanakan sebagai berikut:a) Menjelaskan pada para peserta anggota senam aerobik mengenai maksud dan tujuan penelitianb) Meminta persetujuan dan mengisi lembar persetujuan untuk menjadi subjek penelitian (informed consent)c) Melakukan senam aerobik terlebih dahulu selama satu jam, lalu setelah itu biarkan beristirahat selama 15 30 menitd) Menyiapkan alat alat untuk memulai pendataan dan pengambilan sampel penelitiane) Melakukan pencatatan data peserta anggota senam aerobik dimulai dari nama, udia, jenis kelamin, BB, TB, dan meminta para peserta untuk menandatangani formulir informed consent yang telah diisi sebelumnyaf) Melakukan pengambilan sampel darah vena para peserta anggota senam aerobik dengan menggunakan spuit, tourniket, dan kapas aloholg) Lalu membawa sampel darah tersebut ke laboratorium untuk diidentifikasi.

F. Alur Penelitian

Tahap Persiapan2. Tahap PelaksanaanPembuatan Proposal, Perijinan, KoordinasiPengisian informed ConsentPelaksanaan PenelitianPengukuran Kadar KolesterolPencatatan HasilAnalisis Univariat dan Bivariat3. Tahap Pengolahan Data

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian

G. Definisi operasional

Untuk memudahkan pelaksanaan dan agar penelitian tidak terlalu luasnya penelitian ini maka dibuat definisi operasional sebagai berikut :

NoVariabelDefinisiAlat UkurCara UkurHasil UkurSkala

1Kadar Kolesterol DarahKadar kolesterol yang didapatkan dari hasil pemeriksaan darah yang diambil dari darah vena.SpektofotometriPengujian Sample Darahmg/dlNumerik

2Senam AerobikAktivitas fisik yang dilakukan secara rutin yang dapat meningkatkan silkulasi darah, mengurangi kadar kolesterol Kartu KontrolObservasiOrdinal

Tabel 3.1.Definisi operasional masing-masing variabel.

H. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data diambil secara langsung melalui alat bantu berupa pengambila sampel darah pada anggota member senam aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung.

I. Pengolahan dan Analisis dataa) Pengolahan DataData yang teah diperoleh dari poses pengumpulan data akan diubah kedalam bentuk tabel-tabel, kemudian data diolah menggunakan program komputer.

Kemudian proses pengolahan data menggunakan program komputer ini terdiri dari beberapa langkah :1. Coding, yaitu kegiatan mengklasifikasikan data dan memberikan kode untuk masing masing kelas secara mutually exclusive sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data.2. Editing, pada tahapan ini dilakukan penyuntingan data sebelum proses pemasukan data. Kegiatan ini dilakukan agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam pengumpulan kuisioner.3. Entry Data, pada tahap ini dilakukan pemasukan data ke dalam komputer dengan menggunakan perangkat lunak komputer.4. Cleanning, proses pemerikasaan kembalipengecekan ulang terhadap data yang terkumpul seperti kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, dan konsekuensi jawaban. Hal ini bertujuan agar data menjadi brsih dari kesalahan sehingga data siap untuk dianalisis.

b) Analisis StatitiskaAnalisis statitiska untuk mengolah data yang akan menggunakan program komputer dimana akan dilaukan 2 macam analisa data, yaitu analisa univariat dan bivariat.a) Analisa UnivariatAnalisa ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terhadap variabel variabel independen yang diteliti, melihat gambaran distribusi frekuensi variabel dependen dan independen yang akan diteliti meliputi mean, median, modus, dan ukuran variasi range, standar deviasi yang digambakan dalam bentuk tabel dan grafik.b) Analisa Bivariat Analisa bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik :

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1) Uji normalitas data Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran distribusi suatu data apakah normal atau tidak. Uji normalitas data berupa uji Kolmogorov-Smirnov digunakan apabila besar sampel >50 sedangkan uji Shapiro-Wilk digunakan apabila besar sampel 50 .

Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk p dan diasumsikan normal. Jika nilainya di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak normal (Dahlan, 2009).2) Uji KorelasiUji Pearson merupakan uji parametrik (distribusidata normal) yang digunakan untuk mencari hubungan dua variabel atau lebih, namun bila distribusi data tidak normal dapat digunakan uji statistik non parametrik Uji spearman (Dahlan, 2009). Adapun syarat untuk uji Pearson adalah :a. Data harus berdistribusi normal (wajib)b. Varians data boleh sama, boleh juga tidak sama.

Pengujian analisis dilakukan menggunakan program SPSS for windows 17.0 dengan tingkat kesalahan 5%. Apabila didapatkan nilai p < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Dari koefisien korelasi yang didapatkan, dapat digunakan untuk mengukurtingkat korelasi antara kedua variabel. Penafsiran terhadap tingkat korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada tabel di bawah ini (Dahlan, 2009).

Interval KoefisienKekuatan Hubungan

0,00 0,199Sangat rendah

0,20 0,3990,40 0,5990,60 0,7990,80 1,000

RendahSedangKuatSangat kuat

Tabel 3.2. Kekuatan koefisien korelasi (Sumber : Dahlan, 2009)

3) Uji T berpasanganUji T berpasangan merupakan uji parametrik (distribusi data normal) yang digunakan untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama ( Dahlan, 2009).Uji T berpasangan merupakan uji parametrik (distribusi data normal) yang digunakan untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama. Namun, bila distribusi data tidak normal dapat digunakan uji Wilcoxon sebagai alternatif ( Dahlan, 2009).

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

1. UmurBerdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi karakteristik responden berdasarkan data umur responden di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung sebanyak 10 orang responden (31%) berumur 21-30 tahun, 9 orang responden (28%) berumur 31-40 tahun, 9 orang responden (28%) berumur 41-50 tahun, dan 4 orang responden (13%) berumur 51-60 tahun.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung

UmurFrekuensiPersentase (%)

21 30 tahun1031

31 40 tahun928

41 50 tahun928

51 60 tahun413

Total32100

Pada diagram di bawah ini digambarkan bahwa persentase 10 orang responden (31%) berumur 21-30 tahun dengan gambaran diagram berwarna biru, 9 orang responden (28%) berumur 31-40 tahun dengan gambaran diagram berwarna merah, 9 orang responden (28%) berumur 41-50 tahun gambaran diagram berwarna hijau, dan 4 orang responden (13%) berumur 51-60 tahun dengan gambaran diagram berwarna ungu.

Gambar 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

2. Berat BadanBerdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi karakteristik responden berdasarkan data berat badan responden di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung sebanyak 14 orang responden (44%) memiliki berat badan 51 60 kg, 14 orang responden (44%) memiliki berat badan 61 70 kg, dan 4 orang responden (13%) memiliki berat badan 71 80 kg.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung

Berat BadanFrekuensiPersentase (%)

51 60 kg1443.75

61 70 kg1443.75

71 80 kg412.5

Total32100

Pada diagram dibawah ini digambarkan bahwa persentase 14 orang responden (44%) memiliki berat badan 51 60 kg dengan gambaran diagram berwarna biru, 14 orang responden (44%) memiliki berat badan 61 70 kg dengan gambaran diagram berwarna merah, dan 4 orang responden (13%) memiliki berat badan 71 80 kg dengan gambaran diagram berwarna hijau.

Gambar 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan

B. Hasil Penelitian

1. Analisa UnivariatAnalisa univariat digunakan untuk melihat sebaran frekuensi responden dengan menggunakan mean, median, dan standar deviasi.a. Kadar Kolesterol Total Sebelum Senam AerobikBerdasarkan tabel di bawah ini, diketahui bahwa rata-rata kadar kolesterol total responden sebelum melakukan senam aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung adalah 226,84 mg/dl dengan standar deviasi 40.085. Kemudian didapatkan nilai minimum = 100 mg/dl dan maksimum = 300 mg/dl.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kolesterol Total Responden Sebelum Senam Aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung Kadar Kolesterol

NMeanStd.DeviasiMin-Max

Sebelum32226.8440.085100-300

Distribusi frekuensi kadar kolesterol total pada responden sebelum melakukan senam aerobik selama enam minggu digambarkan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol Total Responden Sebelum dan Sesudah Senam Aerobikb. Kadar Kolesterol Total Sesudah Senam AerobikBerdasarkan tabel di bawah ini, diketahui bahwa rata-rata kadar kolesterol total responden sebelum melakukan senam aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung adalah 221.56 mg/dl dengan standar deviasi 39.159 mg/dl. Kemudian didapatkan nilai minimum = 100 mg/dl dan maksimum = 300 mg/dl.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kolesterol Total Responden Sesudah Senam Aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung Kadar Kolesterol

NMeanStd.DeviasiMin-Max

Sesudah32221.5639.159100-300

Distribusi frekuensi kadar kolesterol total pada responden setelah melakukan senam aerobik selama 6 minggu digambarkan pada Gambar 4.4.

2. Analisa BivariatAnalisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini untuk menguji validitas item dan komparatif antar faktor digunakan uji t, dengan taraf kesalahan 5%. Berdasarkan hasil uji rata-rata terhadap penurunan kadar kolesterol total di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung sebelum diberikan olahraga = 226.84 mg/dl dan rata-rata sesudah diberikan olahraga = 221.56 mg/dl dengan standar deviasi sebelum = 40.085 dan sesudah = 39.159. hasil uji statistic dengan uji t didapatkan p-value = 0.009 ( < = 0.05 ), yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kadar kolesterol total sebelum dan sesudah senam aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung.

Tabel 4.5. Perbedaan Kadar Kolesterol Total Responden Sebelum dan Sesudah Senam Aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung

Kadar KolesterolNMeanStd. Deviationp-value

Sebelum32226.8440.0850.009

Sesudah32221.5639.159

C. Pembahasan Hasil uji rata-rata terhadap penurunan kadar kolesterol total responden di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung sebelum diberikan olahraga senam aerobik selama enam minggu, yang dilakukan tiga kali dalam seminggu = 226.84 mg/dl dan rata-rata setelah diberikan olahaga senam aerobik selama enam minggu, yang dilakukan tiga kali dalam seminggu = 221.56 mg/dl dengan standar deviasi sebelum = 40.085 dan sesudah = 39.159. pada penelitian ini terjadi penurunan rata-rata kadar kolesterol total responden sebelum dan sesudah melakukan senam aerobic di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampug sebesar 2%. Hasil uji statistik dengan uji t di dapatkan p-value = 0.009 ( < = 0.05 ), yang berarti bahwa terdapat perbedaan terhadap kadar kolesterol total sebelum dan sesudah melakukan senam aerobik di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (LeMura et al, 2004) menemukan bahwa latihan aerobik pada wanita dapat menurunkan kadar kolesterol total sebesar 2 %. Proses penurunan kadar kolesterol total dikarenakan intensitas olahraga berpengaruh dalam perubahan profil lipid darah. Semakin besar intensitas olahraga yang dilakukan, kemungkinan untuk menurunkan kadar kolesterol semakin besar, sehingga resiko terjadinya penyakit jantung koroner akan berkurang (Okura et al, 2003). Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perubahan profil lemak dalam tubuh adalah usia, berat badan dan olahraga. Semakin tua usia seseorang, kemungkinan terjadinya penyakit jantung koroner akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena kemampuan tubuh untuk mengatur absorpsi, sintesis dan ekskresi lemak mulai berkurang (Battineli, 2000).

Kelebihan berat badan secara signifikan berhubungan erat dengan tingginya kadar serum kolesterol. Glueck dkk, dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa berat badan berlebih dan obesitas berhubungan dengan tingginya kadar trigliserida dan rendahnya kadar LDL (Murbawani, 2005). Di Amerika, rata-rata terjadi kenaikan 10 kg berat badan pada usia 25-50 tahun dan kenaikan berat badan ini diikuti dengan kadar kolesterol yang meningkat (Mubarak, 2009).

Kegemukan atau obesitas terjadi karena konsumsi makanan yang melebihi kebutuhan Angka Kecukupan Gizi (AKG) perhari. Bila kelebihan ini terjadi dalam jangka waktu lama, dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang cukup untuk membakar kelebihan energi, lambat laun kelebihan energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam sel lemak di bawah kulit. Akibatnya orang tersebut akan menjadi gemuk. Pada awalnya ditandai dengan peningkatan berat badan, Bilamana penimbunan makin banyak, terjadi perubahan anatomis. Pada wanita penumpukan jaringan lemak, biasanya berada di sekitar pinggul, paha, lengan, pinggung dan perut. Baru meluas keseluruh tubuh sampai ke muka. Sedangkan pada laki-laki, penumpukan jaringan lemak umumnya terjadi di bagian perut (Azwar, 2004). Penelitian oleh Zhu dkk menunjukkan bahwa lingkar pinggang yang lebar menjadi faktor dalam berkembangnya penyakit jantung pada tubuh seseorang (Zhu et al., 2002).

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa olahraga mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Pengaruh olahraga terhadap faktor risiko seperti obesitas, hipertensi dan profil lemak darah telah menunjukkan hasil yang menguntungkan dan mampu menurunkan jumlah kematian. (Murbawani, 2005).

Latihan intensitas sedang yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama menyebabkan asam lemak digunakan sebagai energi yang akan memperkecil peluang sintesis inti sterol, sehingga kolesterol tidak terbentuk secara berlebihan. Pada proses ini degradasi lemak pengaruh aktif terjadi pada latihan intensitas sedang dengan durasi latihan lebih dari satu jam secara kontinyu. Keadaan ini sebagian besar disebabkan oleh terjadinya pelepasan epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal selama aktivitas. Kedua hormon ini secara langsung mengaktifkan enzim lipase yang menyebabkan pemecahan trigliserida yang sangat cepat dan mobilisasi asam lemak keluar dari asam lemak (Guyton et al, 2007).

Pada saat melakukan aktivitas fisik yang relatif lama terjadi peningkatan asam lemak di dalam darah yang merupakan bahan baku untuk pembentukan energi di dalam otot pada waktu melakukan aktivitas fisik. Konsentrasi asam lemak bebas dalam darah seseorang yang sedang beraktivitas dapat meningkat sampai delapan kali lipat. Kemudian asam lemak ini akan ditransfer ke dalam otot sebagai sumber energi (Guyton et al, 2007).

Pada penelitian ini penurunan kadar kolesterol bervariasi pada setiap responden, senam aerobik dilakukan secara teratur dan dengan takaran yang sesuai kemampuan responden. Pada penelitian diperoleh hasil sebanyak 13 orang yang mengalami penurunan kadar kolesterol sebesar lebih dari 2%, 10 orang yang mengalami penurunan kadar kolesterol sebesar 2% dan 9 orang mengalami penurunan kadar kolesterol sebesar kurang dari 2%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kadar kolesterol sebelum dan sesusah melakukan senam aerobik selama enam minggu, yang dilakukan tiga kali dalam seminggu di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung. Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian yaitu responden kurang disiplin saat mengikuti latihan aerobik, melakukan senam aerobik tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan keterbatasan penelitian lainnya yaitu sulitnya untuk mengumpulkan para responden pada saat pengambilan sampel darah.

Salah satu cara preventif untuk menjaga agar sistem fisiologi tubuh tidak cepat menurun dilakukan olahraga fisik secara teratur. Dengan olahraga senam aerobik secara teratur dapat menurunkan kadar kolesterol total, meningkatkan kadar HDL, menurunkan kadar trigliserid, mengurangi jumlah sel lemak dan juga dapat mengurangi risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner (Koba et al, 2011).

Melakukan senam aerobik merupakan salah satu upaya untuk menurunkan kadar kolesterol darah terutama kadar LDL darah dan peningkatan kadar HDL dalam darah sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner dapat ditangani dengan cara medis, dengan cara mengubah faktor gaya hidup, atau dengan kombinasi keduanya. Perubahan gaya hidup yang penting meliputi mengurangi berat badan, menghentikan rokok, mengkonsumsi diet sehat, berolahraga secara teratur dan membatasi konsumsi alkohol (Anwar, 2004).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil penlitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Persentase rata-rata penurunan kadar kolesterol total responden sebelum dan sesudah melakukan senam aerobik selama enam minggu, yang dilakukan tiga dalam seminggu di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung yaitu sebesar 2%.2. Terdapat perbedaan terhadap kadar kolesterol total sebelum dan sesudah senam aerobik di Aerobic % Fitness Center Sonia Bandar Lampung.

B. Saran

Pada penelitian ini peneliti memiliki beberapa saran yang disampaikan kepada peneliti lain, kepada anggota member senam aerobik dan pengelola di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung yaitu sebagai berikut:1. Kepada peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan penelitian ini.2. Kepada anggota member senam dapat meningkatkan intensitas senam aerobik secara rutin agar dapat menurunkan kadar kolesterol total darah dan mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.3. Kepada pengelola agar lebih mengefektifkan pelaksanaan senam serta dapat mensosialisasikan mafaat senam aerobik terhadap penurunan kadar kolesterol darah ke sanggar lain.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, J. M. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi V. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Azwar, A. 2004. Tubuh Sehat Ideal dari Segi Kesehatan. Departemen Kesehatan RI.

Battineli T. Physique, fitness & performance. CRC; 2000; hal 164 8.

Cadroy, Y., Pillard, F., Sakariassen. K.S., Thalamas, C., Boneu, B., Riviere, D. 2002. Stenuous but not Moderate Exercise Increase the Thrombotic Tendency in Healthy Sedentary Male Volunteers. Tersedia pada http:// www.jap.physiologi.org. Diakes tanggal 21 Oktober 2013

Cotton, Richard T. 2003. Aerobic Instructor Manual. American Council of Exercise

Dahlan, S. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Dahlan, M. S. (2010). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan, deskriptif, bivariat, dan multivariat dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS. Sen evidence based medicine (sen 1). Jakarta: Sagung Seto.

Dimitriou, R., Duvillard, SP., Paulweber, B., et al. 2007. Nine months aerobic fitness induced changes on blood lipids and lipoproteins in untrained subjects versus controls. Eur j Appl Physiol 99: 291-299.

Dorlan , Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorlan. Edisi 29, Jakarta: EGC.1765Emma Leah (May 2009). "Cholesterol". Lipidomics Gateway. doi:10.1038/lipidmaps.2009.3.

Eric Pfanner. A place where cholesterol is welcome: in billboards. The New York Times edition in Sddeutsche Zeitung. Jan. 8, 2007.

George AK, DA Kristi S. K, Zung VU Tran. 2004. Aerobic Exercise and Lipids and Lipoproteins in Women: A-Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials. Department of Community Medicine, School of Medicine, West Virginia University, Morgantown, West Virginia, National Jewish Medical and Research Center, Denver, Colorado; 13(10): 1148-1164.

Guyton, A.C & Hall, J.E, 2007. Text Book of Medical Psysiology. Philadelphia, PA, USA: Elsevier Saunders.

Grandjean PW, Crouse SF, Rohack JJ. 2000. Influence of cholesterol on blood lipid and lipoprotein enzym responses to aerobic exercise. J Appl Physial;89:472-480.

Hastono. 2006. Metodologi Penelitian. Arcan, Jakarta.

Iskandar, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kuantitatif dan kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.Karim, Faizati. 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Depkes RI, Jakarta.

Kelley, G. A., Kelley, K. S. & Franklin, B. 2006. Aerobic exercise and lipids and lipoproteins in patiens with cardiovascular disease: a meta-analysis of randomized controlled trials. Journal of cardiopulmonary rehabilitation, 26(3), 131.

Krishna, M. M., Gopinath. 2011. Effect of Aerobic Exercise on Lipoprofiles of Middle Aged. Departement of Physical Education Sports and Science, Annamalai University, Annamalai Nagar 608 002, Chidambaram, Tamilnadu, India. World Journal of Science and Technology, 1(2): 39-42 ISSN: 2231 2587

Kusumaningtyas, Dian Nindita. 2011. Pengaruh Senam Aerobik Intensitas Ringan Dan Sedang Terhadap Penurunan Persentase Lemak Badan. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

MedlinePlus, 2012. High Blood Cholesterol Levels. http://www.nlm.nih.gov/ medlineplus/ ency/ article/ 000403.htm. Diakes pada 19 Oktober 2013.

Mubarak, R. 2009. Hubungan Antara Kadar Kolesterol Total Dengan Hipertensi Pada Kelompok Olahraga Usia Produktif Di Kampus 2 Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Murbawani, E.A. 2005. Perbedaan Profil Lipid pada Peserta Senam Jantung Sehat. (Tesis). Universitas Diponegoro Semarang.

Murray, R. K. 2006. Pengangkutan dan penyimpanan lipid. Biokimia Harper. EGC, Jakarta.

Notoatmodjo. S. (2008). Promosi kesehatan: teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Okura, T., Nakata, Y., Tanaka, K. 2003. Effect of Exercise Intensity on Physical Fitness and Risk Factor For Cardiovascular Disease. Obesity Research; 11; pp 1131-39

Peter, O., Kwiterovich, Jr. 2003. Disorders of Lipid and Lipoprotein Metabolism. Rudolphs, 21 Edition

Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga. Sagung Seto, Jakarta.

Sherwood, L. 2006. Textbook of Human Physiology. Edisi 2. Jakarta: EGC

Sudibjo, P., Prakosa, D., Soebijanto. 2004. Pengaruh Senam Aerobik Intensitas Sedang dan Intensitas Tinggi Tehadap Persentase Lemak Badan dan Lean Body Weight. Universitas Negri Yogyakarta.

Sudibjo, Prijo, 2004. Pengaruh Senam Aerobik Intensitas Sedang dan Intensitas Tinggi Terhadap Persentase Lemak Badan dan Lean Body Weight. Yogyakarta.

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumosardjuno, Sadoso. 2000. Pengetahuan Praktis Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Thompson P. D, Rader, D 2001. Does Exercise Increase HDL Cholesterol in Those Who need It The Most. Arterioscler Thromb Vasc Bio; 21; 1097-1098

Wojewodzki Szpital Zespolony, University of Barcelona Faculty of Medicine, et al; Robert A Schwartz, Elzbieta Klujszo, et al. Diakses 2010-04-29.. Effects of other agents on FXIII, 4th paragraph

Zhu, S. et al. Waist Circumference & obesity associated risk factor among white. 3rd National Health & Nutrition Examination Surey; Clinical Action Threshold. Am J Clin Nutr, 2002; 71; 746-50.

LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

IDENTITAS

Nama: Faraztya Purnama SariJenis Kelamin: PerempuanTempat/Tanggal Lahir: Bandar Lampung, 8 September 1992Kewarganegaraan: IndonesiaStatus: Belum MenikahAgama: IslamAlamat: Jl. Kelapa II No. 21 Sepang Jaya, Kedaton, Bandar LampungNomor Hp: 082181828747Email: [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN1996 - 1998 : TK Tunas Mekar Indonesia1998 - 2004: SDN 2 (Teladan) Rawa Laut2004 - 2007 : SMP Negeri 4 Bandar Lampung 2007 - 2010 : SMA Darma Bangsa2010 - 2014: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Bandar Lampung, 9 Desember 2013

Faraztya Purnama SariNPM 1018011026

INFORMED CONSENTSetelah memperoleh informasi baik secara lisan dan tulisan mengenai penelitian yang berjudul : PENGARUH PENUUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH SEBAGAI RESPON TERHADAP SENAM AEROBIK DI AEROBIC & FITNESS CENTER SONIA BANDAR LAMPUNG yang akan dilakukan oleh Faraztya Purnama Sari, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol total darah sebagai respon terhadap senam aerobik pada keadaan hiperkolesterol dengan alur penelitian berupa penjelasan penelitian, pengisian informed consent, pengukuran berat badan, pengambilan sampel darah dilakukan di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung dan untuk pengukuran kadar kolesterol dilakukan RSUD dr.Dadi Tjokrodipo, keuntungan yang didapat adalah responden dapat mengetahui hasil kadar kolesterol total, serta kerugiannya adalah rasa sakit yang ditimbulkan oleh jarum suntik pada saat pengambilan darah. Semua hasil dari penelitian berikut akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Informasi tersebut telah saya pahami dengan baik. Saya yang bertanda tangan dibawah ini :Nama:Umur:Berat Badan:Alamat:No. Yang dapat Dihubungi :Setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian tersebut.

Bandar Lampung,November 2013Mengetahui,Penanggung jawab Penelitian Responden

Faraztya Purnama Sari(..)NPM. 1018011026LEMBAR KUISIONER

Nama :Usia :

Petunjuk Pengisian !1. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan anda saat ini.2. Berilah tanda (x) pada jawaban yang dipilih.

1. Sudah berapa lama anda menjadi member di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung ? 2. Berapa frekuensi aerobic anda dalam seminggu ?a. < 3x seminggu b. > 3x seminggu3. Bagaimana pola makan anda ?a. < 3x seharib. > 3x sehari4. Apakah anda sedang mengonsumsi obat ? Sebutkan nama obat!a. Ya, nama obat : . b. Tidak5. Apakah anda sedang mengikuti metode pelangsingan ?a. Yab. Tidak

6. Apakah didalam keluarga anda ada penderita kolesterol ?a. Yab. Tidak7. Apakah didalam keluarga anda ada penderita hipertensi ?a. Yab. Tidak8. Apakah anda sedang mengonsumsi obat obat hormonal ?a. Yab. Tidak