29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi kunci utama pembentukan kepribadian anak. Pertambahan usia anak memiliki konsekuensi pada perubahan proses pendidikan yang mereka terima. Oleh sebab itu, bertambah usia anak dan berubahnya perilaku mereka harus disertai pendidikan yang tepat sehingga memiliki kepribadian yang luhur. Pendidikan agama menempati posisi yang vital menyertai proses pendidikan anak. Kurangnya pendidikan agama dapat memicu tindak kekerasan. Banyaknya Taman Pendidikan al-Quran (TPQ) atau Madrasah Diniyah (MD) di wilayah Kabupaten Cirebon, ternyata belum diimbangi dengan sarana dan prasana yang memadai. Bahkan perhatian pemerintah dirasa masih belum mencukupi, khususnya kepada para ustad dan ustadzah. Selama ini alasannya selalu terkendala dana, di mana pemerintah belum mampu untuk membiayai dan memberdayakan Madrasah Diniyah. Pemerintah juga tidak pernah punya anggaran khusus, karena untuk sekolah umum saja masih kerepotan. Permasalahan penting yang dialami oleh pengelola, pengurus, ustad, dan ustadzah TPQ atau MD adalah kurangnya sarana dan prasarana belajar mengajar. Juga masih minimnya bizaroh (uang kesejahteraan) sehingga para ustad atau ustadzah harus memiliki pekerjaan lain untuk membantu perekonomian keluarganya. Kendala lain adalah minimnya 1

BAB I · Web viewPeserta KKM posisinya hanya sebagai partisipan atau ikut berpartisipasi untuk mensukseskan program yang ada di masyarakat. Kegiatan tim/kelompok dengan membantu menjadi

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi kunci utama pembentukan kepribadian anak. Pertambahan usia anak memiliki konsekuensi pada perubahan proses pendidikan yang mereka terima. Oleh sebab itu, bertambah usia anak dan berubahnya perilaku mereka harus disertai pendidikan yang tepat sehingga memiliki kepribadian yang luhur. Pendidikan agama menempati posisi yang vital menyertai proses pendidikan anak. Kurangnya pendidikan agama dapat memicu tindak kekerasan.

Banyaknya Taman Pendidikan al-Quran (TPQ) atau Madrasah Diniyah (MD) di wilayah Kabupaten Cirebon, ternyata belum diimbangi dengan sarana dan prasana yang memadai. Bahkan perhatian pemerintah dirasa masih belum mencukupi, khususnya kepada para ustad dan ustadzah. Selama ini alasannya selalu terkendala dana, di mana pemerintah belum mampu untuk membiayai dan memberdayakan Madrasah Diniyah. Pemerintah juga tidak pernah punya anggaran khusus, karena untuk sekolah umum saja masih kerepotan.

Permasalahan penting yang dialami oleh pengelola, pengurus, ustad, dan ustadzah TPQ atau MD adalah kurangnya sarana dan prasarana belajar mengajar. Juga masih minimnya bizaroh (uang kesejahteraan) sehingga para ustad atau ustadzah harus memiliki pekerjaan lain untuk membantu perekonomian keluarganya. Kendala lain adalah minimnya kualitas dan kuantitas para ustad serta keterbatasan waktu belajar yang seminggu hanya tiga kali. Sebagai contoh, ada TPQ yang ustadnya bekerja di pabrik atau yang lainnya, kalau dia masuk siang hari, maka anak-anak akan libur.

Kendala lain yang tidak kalah pentingnya yaitu kesadaran masyarakat, khususnya masyarakat Desa Cisaat, tentang pentingnya ilmu agama pada anak usia dini masih kurang. Kami juga melihat perhatian dari sebagian masyarakat kepada kesejahteraan para ustad atau uztazah di TPQ maupun MD masih kurang.

Selain itu, Madrasah Diniyah Nurul Falah yang berada di Jalan Pangeran Panjunan Desa Cisaat, sebenarnya memiliki gedung sendiri akan tetapi tidak layak untuk digunakan.

Belum lagi manajemen pengelolaan pendidikan Madrasah Diniyah yang terkesan masih konservatif dan asal jalan. Sehingga filosofinya juga lebih mengedepankan bagaimana bisa bertahan, bukan bagaimana bisa berinovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.“Makanya perkembangannya jadi stagnan”. Padahal, Madrasah Diniyah merupakan salah satu pendidikan pendukung untuk meningkatkan kualitas anak dalam hal agama. Mengingat selama ini pendidikan agama di sekolah-sekolah umum jumlah jamnya masih sangat minim.

Kendala lain yang dihadapi dalam perkembangan Madrasah Diniyah adalah, sulitnya untuk menerapkan kurikulum yang ada, karena waktu belajar yang singkat, hanya 3 jam dalam sehari. Serta masih minimnya penguasaan metode mengajar para guru yang ada.

B.Arah dan Tujuan Kegiatan

Adapun arah dan tujuan kegiatan yang dilaksanakan di lokasi KKM terbagi menjadi dua bentuk, yaitu:

1. Kegiatan tim/kelompok yaitu kegiatan yang diarahkan berdasarkan program yang telah dirancang dan dibuat oleh kelompok/tim. Sehingga kegiatannya terarah berdasarkan waktu yang telah dijadwalkan.

2. Kegiatan bersama masyarakat yaitu kegiatan yang dilaksanakan mengikuti program yang telah dirancang atau telah ada di masyarakat. Peserta KKM posisinya hanya sebagai partisipan atau ikut berpartisipasi untuk mensukseskan program yang ada di masyarakat.

3. Kegiatan tim/kelompok dengan membantu menjadi tenaga pengajar Madrasah Diniyah Nurul Falah dan mencari permasalahan bersama guru-guru yang ada di MD tersebut diantaranya kurangnya kesadaran masyarakan akan pentingnya pendidikan keagamaan bagi anak-anaknya juga kurangnya sarana dan prasarana. Pemecahan masalah tersebut diantaranya mengadakan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan keagamaan bagi anak-anaknya.

Tujuan utama dari kegiatan KKM dengan metode PAR adalah penggalian informasi dan penelitian bersama masyarakat untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Disamping itu mahasiswa dituntut belajar bersama masyarakat, sehingga faham akan kondisi yang sebenarnya serta belajar bersosialisasi dan berkomunikasi dengan masyarakat tentunya dengan mengikuti alur sosial dan komunikasi budaya setempat.

Adapun inti tujuan kegiatan diatas yaitu mencari penyelesaian masalah yang ada dan peserta KKM sebagai partisipan sekaligus fasilitator, sedangkan yang menyelesaikan masalah adalah masyarakat itu sendiri.

C.Hasil yang Diharapkan

Permasalahan yang ada di Madrasah Diniyah Nurul Falah diantaranya adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan keagamaan di Madrasah Diniyah terhadap anak-anaknya, kurangnya sarana dan prasarana dan kurangnya tenaga pengajar yang berkualitas. Melihat permasalahan itu tentunya hasil yang diharapkan adalah adanya kesadaran masyarakat/ orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya ke Madrasah Diniyah sehingga kelak anak-anak tersebut mempunyai bekal ilmu keagamaan dan tersedianya sarana dan prasarana. Melalui program KKM UMC, masyarakat menyadari tentang persoalan-persoalan yang tengah dihadapi serta mampu mencari jalan keluar/solusi dari permasalahan tersebut berdasarkan potensi yang dimiliki mereka. Sehingga perubahan yang terjadi berasal dari masyarakat itu sendiri.

Selain melakukan penelitian langsung bersama masyarakat tentang permasalahan yang ada di masyarakat khususnya di Madrasah Diniyah Nurul Falah dan bagaimana solusinya, peserta KKM juga diharapkan mampu untuk mengabdikan diri membantu menjadi tenaga pengajar dan melakukan penyuluhan kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut memberikan pengalaman langsung secara realitas yang ada di masyarakat.

D.Fasilitator dan Patisipan

Peserta kuliah kerja mahasiswa (KKM) UMC tahun akademik 2010/2011 adalah sebagai fasilitator dan sekaligus partisipan terdiri dari segenap mahasiswa semester VI dan semester VIII dari semua jurusan yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan panitia dan dosen-dosen yang ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang tugasnya sebagai pembimbing mahasiswa KKM ketika terjun dilapangan. Adapun DPL dan peserta KKM kelompok kami ditugaskan di Desa Cisaat Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, DPL nya adalah Ibu Rina Rindana, S.Ag, M.Pd. Peserta KKM terdiri dari 12 mahasiswa diantaranya adalah :

No

Nama

NIM

Prodi

Alamat

1

Siti Soleha

PG PAUD

Cirebon

2

Eti Rohati

Dalam Proses

PG PAUD

Kuningan

3

Hani Rohani

2009517143

PG PAUD

Cirebon

4

Imas Miftahul Aliyah

2009517140

PG PAUD

Kuningan

5

Kurnianingsih

2010517052

PG PAUD

Cirebon

6

Mamah Fatimah

2010517032

PG PAUD

Cirebon

7

Mike Rosmalinda

2009517135

PG PAUD

Cirebon

8

Sukarti

2009517144

PG PAUD

Cirebon

9

Tati Setiawati

2010517036

PG PAUD

Cirebon

10

Yani Suryani

2010517051

PG PAUD

Cirebon

11

Yulianti Saputri

Dalam Proses

PG PAUD

Kuningan

12

Nining kusniati

Dalam Proses

PG PAUD

Kuningan

Sedangkan yang menjadi Partisipan itu sendiri adalah masyarakat Desa Cisaat, yakni seluruh elemen masyarakat yang ada di desa Cisaat, mulai anak-anak, remaja, pemuda dan orang tua. Diantaranya adalah Bpk Drs. Rohman, Ibu Dra. Eti S, Bpk. Sudana dan lainnya.

E.Waktu dan Tempat

KKM UMC tahun akademik 2010-2011 berlangsung dari tanggal 21 Maret 2011 sampai dengan 02 April 2011 bertempat di Kabupaten Cirebon Lokasi KKM kami berada di Desa Cisaat Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Penyelenggaraan rapat-rapat koordinasi dengan warga menyangkut permasalahan yang ada, dilakukan di balai desa atas persetujuan kuwu setempat.

F.Proses Pelaksanaan

Proses pelaksanaan kelompok IV Desa Cisaat Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon dalam penemuan masalah (kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan keagamaan di Madrasah Diniyah bagi anak-anaknya dan kurangnya sarana dan prasarana di MD) selain menggunakan metode PAR, yaitu dengan observasi langsung dengan melakukan komunikasi masyarakat dan kunjungan ke rumah warga, menganalisa realitas yang terjadi dan menginfentarisir permasalahan yang menjadi faktor penghambat peningkatan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan keagamaan bagi anaknya dan tersedianya sarana dan prasarana juga. Selain itu juga peserta KKM mengadakan lokakarya desa yang bertempat di Balai Desa yang dihadiri oleh aparat pemerintahan desa, masyarakat pada tanggal 2 april 2011.

Secara umum proses yang dilakukan oleh peneliti dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingya pendidikan keagamaan di MD bagi anak-anak adalah sebagai berikut:

1. Mensosialisasikan kepada masyarakat apa yang menjadi kendala utama sehingga masyarakat atau para orang tua tidak menyekolahkan anak-anaknya di Madrasah Diniyah (MD).

2. Mengadakan dialog atau sosialisasi antara para orang tua, tokoh masyarakat dengan tokoh-tokoh ulama untuk memberikan pemahaman betapa pentingnya pendidikan keagamaan bagi anak-anak.

G.Jadwal Kegiatan

Adapun jadwal umum pelaksanaan KKM XVIII 2011 adalah sebagai berikut:

NO

NAMA KEGIATAN

WAKTU

I

PERSIAPAN :

1. Pendaftaran calon peserta KKM

2. Workshop calon DPL

18 Maret 2011

3. Pelatihan calon peserta KKM

II

PELAKSANAAN

1. Pelepasan peserta KKM

21 Maret 2011

2. Kegiatan di lapangan

21 Maret – 2 April 2011

3. Kunjungan DPL

4. Lokakarya tingkat desa

2 April 2011

5. Penarikan Peserta/Penutupan

2 April 2011

III

KEGIATAN AKHIR

1. Penyusunan Laporan

2. Penyerahan laporan

3. Presentasi/pengujian laporan

Sedangkan jadwal kegiatan tim/kelompok adalah sebagai berikut:

Tanggal 21 Maret 2011 peserta KKM berangkat menuju lokasi

Tanggal 21 Maret 2011 – 2 April 2011 tim/kelompok mengadakan sosialisasi dengan perangkat desa dan masyarakat. Kelompok juga melakukan mapping, transektoral, time line dan lain sebagainya.

Tanggal 2 April 2011 kelompok mengadakan lokakarya Desa

Cara penggalian informasi pada pelaksaaan KKM ini dengan menggunakan:

1. Mengadakan sosialisasi: sebagai sarana memperkenalkan diri dan mendekatkan diri dengan seluruh lapisan masarakat.

2. Identifikasi data dan keadaan sosial: mengamati realitas sosial dan mengklasifikasi kelompok-kelompok masyarakat dan apa yang mempengaruhinya.

3. Analisis sosial : melakukan wawancara secara berkesinambungan mengenai segala permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi mayarakat.

4. Menggali informasi secara mendalam dari orang-orang yang memahami dan mengerti benar keadaan masyarakat.

5. Melakukan aksi nyata secara partisipatif sesuai dengan metode PAR. Aksi ini dilakukan berupa penyuluhan akan pentingnya pendidikan keagamaan bagi anak-anaknya dan.juga membantu menjadi tenaga pengajar di Madrasah Diniyah (MD) Nurul Falah Desa Cisaat.

BAB II

PERSIAPAN PENGKAJIAN WILAYAH

A. Persiapan Lokasi

Sebelum melakukan kegiatan musyawarah serta penyuluhan terhadap masalah kurang tersedianya sarana dan prasarana di Madrasah Diniyah Nurul Falah Desa Cisaat, perlu dilakukan persiapan-persiapan. Dalam melakukan kajian pelaksanaan secara partisipatif, ada tahapan-tahapan tertentu yang semestinya dilalui, yakni persiapan lokasi, ini penting dilakukan untuk kelancaran proses pelaksanaan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) tersebut. Kali ini KKM mengambil lokasi di Kabupaten Cirebon. Harapan dari persiapan lokasi ini adalah masyarakat dapat memahami maksud dan tujuan pelaksanaan KKM. Tahapan selanjutnya yaitu survei ke lokasi yang telah ditentukan oleh panitia pelaksanaan KKM yang sebelumnya telah ada kesepakatan antara panitia KKM dengan pemerintah daerah setempat. Ini dimaksudkan untuk melihat langsung keadaan lokasi yang akan menjadi lokasi kegiatan KKM tersebut. Persiapan ini diawali dengan proses sosialisasi.

Salah satu tahap dalam sosialisasi ialah penyusunan rencara kegiatan. Dalam rencana tersebut menyangkut pula kesepakatan mengenai:

1.Tempat

Biasanya masyarakat sendiri mengatur penyediaan tempat tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Luas tempatnya

b. Tempat mudah dicapai untuk seluruh masyarakat dan fasilitator

2. Waktu

Waktu pelaksanaan kajian pedesaan disepakati bersama masyarakat. Biasanya masyarakat tidak dapat mengikuti kegiatan sepanjang hari, karena harus melakukan aktifitasnya sehari-hari seperti ke sawah, ke kebun dan lainnya.

Posko kegiatan KKM kelompok kami adalah Desa Cisaat bertempat di salah satu rumah warga tepat ditengah-tengah perumahan warga Desa Cisaat Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Dan difungsikan juga sebagai sekretariat umum, tempat pertemuan rutin yang kami lakukan setiap kali akan melaksanakan kegiatan KKM di Desa tersebut.

B. Pembentukan Tim PAR dan Pelaksanaan Metode PAR

1.Pembentukan TIM PAR

Pembentukan Tim PAR dan pembekalan Metode PAR dilakukan sebelum peserta KKM terjun ke lokasi, kegiatan workshop ini berlangsung selama empat hari yang bertempat di kampus UMC. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperlancar kegiatan KKM dilokasi dimana peserta KKM akan melakukan penelitian.

Pembentukan tim fasilitator dilakukan untuk pelaksanaan program ditempat KKM. Hal – hal yang dikaji dalam persiapan tim adalah sebagai berukut:

1. Menentukan informasi yang akan dikaji. Setelah diputuskan informasi apa yang akan dikaji, tim fasilitator harus mengumpulkam data yang relevan, dan berkualitas.

2. Menentukan tekhnik PAR yang ingin dipakai. Teknik yang digunakan untuk memulai proses kajian meliputi pemetaan desa, transektoral, diagram venn, kalender musiman serta alur sejarah

3. Menentukan dan menyediakan bahan pendukung dan media, seperti kertas, spidol, dan bahan-bahan lainnya.

4. Pembagian tugas dalam tim, sehingga anggota tim memiliki tanggung jawab atau agar tidak saling mengandalkan. Tugas-tugas tim diantaranya sebagai pemandu diskusi, pemerhati proses, pencatat proses dan penerjemah apabila ada mahasiswa yang kurang memahami bahasa daerah.

Adapun metode yang kami jalankan selama melaksanakan KKM adalah memahami apa yang terjadi, melakukan bersama masyarakat dan mengadakan perubahan bersama masyarakat.

2.Pelaksanaan Metode PAR

PAR atau pengkajian desa secara partisipatif mempunyai sejumlah teknik untuk mengumpulkan data dan membahas data. Teknik ini berguna untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat. Teknik-teknik tersebut antara lain meliputi:

a. Secandary Data Review

SDR merupakan cara mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah diterbitkan maupun belum diterbitkan.

b. Direct Observation

Direct Observation adalah kegiatan observasi langsung pada object tertentu, kejadian, proses, hubungan-hubungan masyarakat kemudian masyarakatnya.

c. Semi Structured Interviewing

Teknik ini adalah wawancara yang mempergunakan panduan pertanyaan sistematis yang hanya merupakan panduan terbuka dan masih mungkin untuk berkembang selama interview dilaksanakan.

d. Focus Group Discussion (collective meeting)

Teknik ini merupakan diskusi antara beberapa orang untuk membicarakan hal-hal yang bersifat khusus secara lebih mendalam.

e. Preference Ranking and Scoring

Adalah teknik untuk menentukan secara cepat problem-problem utama dan pilihan-pilihan masyarakat.

f. Social Mapping

Teknik ini adalah sebuah cara untuk membuat gambar kondisi sosial ekonomi masyarakat.

g. Transect

Merupakan teknik penggalian informasi dan media pemahaman daerah melalui penelusuran dengan berjalan mengikuti garis yang membujur dari suatu sudut ke sudut lain di wilayah tertentu.

h. Seasonal Calender

Merupakan penelusuran kegiatan musiman tentang keadaan dan permasalahan yang berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu (musiman) di masyarakat.

i. Timeline

Adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian dari suatu waktu samapi keadaan sekarang dengan persepsi orang setempat.

j. Venn Diagram

Adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui hubungan institusional dengan masyarakat.

k. Trend and Change

Adalah teknik untuk mengungkapkan kecenderungan dan perubahan yang terjadi di masyarakat dan daerahnya dalam jangka waktu tertentu.

l. Daily Routine

Merupakan teknik berupa usaha bersama membuat diagram yang menggambarkan kegiatan sehari-hari dari anggota masyarakat.

C. Hasil Pengkajian Data Sekunder

A. Luas Desa

Luas Desa Cisaat 386,014 Ha yang terbagi dalam :

a. Tanah sawah 220,000 Ha,

b. Tanah Kering ( Pemukiman): 38,838 Ha.

c. Tanah Perkebunan

: 106,934 Ha

d. Tanah Pekarangan

: 15,565 Ha

e. Tanah Kuburan

: 1,525 Ha

f. Tanah fasilitas umum dengan rincian sebagai berikut :

- Tanah bengkok

: 29,219 Ha

- Lapangan Olahraga

: 0,900 Ha

- Tanah Titisara : 17,356 Ha

- Perkantoran Pemerintah : 1,353 Ha

- Tempat Pemakaman Desa/Umum : 1,902 Ha

B. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Cisaat tahun 2008-2009 sebanyak 4790 jiwa dengan rincian 2398 jiwa adalah laki-laki dan 2392 jiwa adalah perempuan. Dengan jumlah Kepala Keluarga 1409 KK. Berdasarkan hasil pengamatan melalui Trand and Change jumlah penduduk Desa Cisaat mengalami peningkatan yang rata-rata antara 5-10 % setiap tahunnya.

C. Pendidikan

Jumlah penduduk Desa Cisaat terdapat warga yang belum sekolah, tidak pernah duduk di bangku sekolah, yang putus sekolah, lulusan SD sederajat, lulusan SLTP sederajat, lulusan SLTA sederajat dan perguruan tinggi berjumlah 27 orang, dan tamat S-2/sederajat berjumlah 3 orang.

D. Sarana Dan Prasarana

a. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Cisaat diantaranya yaitu pendidikan sekolah dasar (SD), MTs Negeri sedangkan untuk Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA). Dan untuk tingkat menengah akhir (SMA) dan yang sederajat di Desa Cisaat tidak ada.

b.Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan yang terdapat pada Desa Cisaat blok Wetan berdasarkan observasi lapangan terdapat 1 buah masjid dan 6 buah musholla.

c.Sarana Transportasi

Sarana tarnsportasi Desa Cisaat mayoritas mengunakan sepeda motor dan kendaraan-kendaran pribadi seperti sepeda, dan mobil dan ojeg. Adapun untuk jalan umum masyarakat Desa Cisaat yang sekarang dalam keadaan bagus.

d.Sarana Pemerintahan

Kantor pemerintahan Desa berupa kantor Desa (Balai Desa). Meskipun kondisi Kantor Pemerintahan Desa dalam keadaan rusak, masih juga belum mendapat perhatian dari instasi terkait untuk merenovasi Kantor Pemerintahan Desa tersebut.

e.Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang terdapat di Desa Cisaat adalah Bidan Desa yang terdapat di blok wetan dekat dengan balai desa Selain itu sering diadakan kegiatan POSYANDU di Balai Desa.

E. Tokoh Masyarakat Yang Berpengaruh

1. Bapak H. Sudana S

2. Bapak Subita

3. Bapak Rohman, S.Ag

4. Ibu Eti, S.Pd

5. Bapak Joni, S.Pd

D.Alur Kegiatan Awal sampai Akhir

Alur kegiatan penulis mulai dari silaturahmi (sosialisasi) dengan tokoh-tokoh masyarakat Desa Cisaat Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, kemudian dilanjutkan dengan teknik-teknik PAR antara lain : Pemetaan (Mapping), untuk mengetahui gambaran batas wilayah Desa Cisaat, kemudian Transektoral untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di Desa Cisaat, Diagram Venn untuk mengetahui hubungan kelembagaan di masyarakat, Daily Routines Dan Tred and Change untuk mengetahui perubaan dari berbagai keadaan dan kegiatan dari waktu-kewaktu, Time Line untuk mengetahui kejadian yang pernah dialami di Desa Cisaat.

Dari teknik-teknik PAR ini telah ditemukan dari beberapa masalah yang ada di Desa Cisaat seperti jalan rusak, sistem drainase yang kurang baik, tidak adanya tempat pembuangan sampah (TPS), 30% masyarakat Desa Cisaat tidak punya MCK, tidak berfungsinya irigasi, lahan bukan milik sendiri, tidak adanya penerangan jalan umum, kurang kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan keagamaan, ditemukanya balita penderita Gizi buruk dan gizi kurang yang diakibatkan kurangnya kesadaran orang tua akan kesehatan anaknya, dan kurangnya sarana dan prasarana di MD.

Sesuai dengan aturan yang ada, dari banyak masalah yang ada maka dari salah satu yang telah ditemukan ditengah-tengah masyarakat yaitu ” Upaya Peningkatan Kesadaran Orang Tua Akan Pentingnya Pendidikan Agama di Madrasah Diniyah ”.

BAB III

PELAKSANAAN PENGKAJIAN WILAYAH

A. Proses Kegiatan di Lapangan

Minggu Pertama

Pada kesempatan ini kelompok mengadakan sosialisasi dengan perangkat desa dan masyarakat. Momen tersebut sekaligus digunakan sebagai wahana penyampaian visi dan misi KKM. Disamping itu, pada kesempatan ini juga kelompok melakukan pengamatan terhadap papan administrasi desa, seperti halnya peta lokasi desa, struktur perangkat desa, dan lain-lain. Pada kesempatan minggu pertama ini kelompok juga melakukan mapping, transektoral, time line, dan lainnya.

Minggu Kedua

Untuk mengetahui kondisi keseluruhan Desa kelompok pun melakukan penelusuran wilayah desa, kegiatan penelusuran ini diawali dari areal pemukiman warga, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penelusuran jalan, sawah, tegalan, serta sungai. Setelah selesai dilakukanya penelusuran wilayah tersebut maka kelompok menemukan beragam masalah yang akan dalam lokakarya Tingkat Desa di Balai Desa Cisaat pada tanggal 2 April 2011. Dari lokakarya tersebut diangkat satu masalah yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan MD bagi anak-anaknya.

Minggu Ketiga

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat, Tim/Kelompok pun berhasil merangkum masalah-masalah yang ada di desa yang perlu mendapat perhatian. Masalah-masalah yang ditemui dilapangan beragam, baik mengenai masalah pendidikan, sosial, keagamaan, peternakan, perkebunan, jalan rusak, kesehatan, lingkungan, irigasi. Pada tahap ini kelompok mulai merespon permasalahan-permasalahan yang ada diantaranya masalah keagamaan yaitu kurangnya sarana dan prasarana di Madrasah Diniyah (MD) bagi anak-anaknya sehingga dikhawatirkan moral dan akhlak anak-anak menjadi rusak karena tidak mempunyai bekal ilmu keagamaan. Di samping itu pula kami pun melakukan kegiatan dengan memberikan pelajaran kepada murid-murid Madrasah Diniyah tersebut.

Disamping mengadakan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan keagamaan anak usia dini dan membantu memberikan pelajaran-pelajaran di Madrasah Diniyah, kelompok pun melibatkan diri dalam kegiatan Pengajian rutin di masjid atau musholla-musholla di Desa Cisaat dengan pembacaan kitab Al-Barzanji.

Permasalahan yang ditemukan pada minggu ini semakin komplek. Dalam bidang keagamaan misalnya kurangnya sarana dan prasarana di Madrasah Diniyah dan kurangnya tenaga pengajar di MD tersebut. Sehingga penulis berusaha memotivasi masyarakat/ orang tua anak akan pentingnya pendidikan keagamaan di Madrasah Diniyah bagi anak-anaknya juga membantu menjadi tenaga pengajar di MD tersebut.

B. Kesulitan-Kesulitan Yang Dihadapi

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam melakukan Aksi nyata dilapangan demi meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan adalah :

a. Kurangnya sarana dan prasarana di Madrasah Diniyah Nurul Falah

b. Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan keagamaan bagi anak-anaknya

c. Minimnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan

d. Kurangnya respon masyarakat karena faktor pekerjaan

e. Kurang antusiasnya sebagian masyarakat Desa Cisaat terhadap kegiatan penyuluhan.

f. Keterbatasan dana untuk membiayai kegiatan.

g. Sulitnya menyamakan persepsi masyarakat dalam memecahkan suatu masalah.

BAB IV

TEMUAN-TEMUAN

Dari hasil penelitian dilapangan selama kurang lebih 14 hari, begitu banyak temuan yang penyusun dapatkan, hal tersebut mengindikasikan keberagaman dari masyarakat Desa Cisaat. Temuan-temuan tersebut meliputi :

A. Peta wilayah

Desa Cisaat merupakan salah satu desa dari 14 desa yang ada di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Desa ini memiliki luas tanah 386,014 Ha dengan jumlah penduduk 4.790 jiwa, dengan rincian 2.398 orang laki – laki, 2.392 orang perempuan. secara geografis dan yuridis desa ini dibatasi dengan wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Sindangjawa Kec. Dukupuntang

2. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Cimara Kab. Kuningan

3. Sebelah barat berbatasan desa Mandala

4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sidawangi

Desa Cisaat terdiri dari 5 Dusun, dengan rincian sebagai berikut :

1. Dusun Satu terdiri dari 2 RW dan 7 RT

2. Dusun Dua terdiri dari 2 RW dan 5 RT

3. Dusun Tiga terdiri dari 2 RW dan 5 RT

4. Dusun Empat terdiri dari 2 RW dan 6 RT

5. Dusun Lima terdiri dari 2 RW dan 6 RT

B. Ekonomi

Perekonomian masyarakat Desa Cisaat didominasi oleh, petani, Pedagang, Peternak, PNS, dan Pengrajin industri. Perekonomian masyarakat desa Cisaat cukup baik.

C. Kesehatan

Dalam bidang kesahatan, temuan yang dapat penyusun sampaikan adalah kurangnya kesadaran warga akan kebersihan lingkungan, limbah-limbah rumah tangga yang di buang ke sungai, sistem drainase yang kurang memadai, masih ada warga yang tidak mempunyai MCK, penempatan tempat pembuangan sampah sementara dan kandang ternak yang dekat dengan pemukiman, puskesmas yang jaraknya lumayan jauh membuat masyarakat harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk pelayanan kesehatan.

D. Pendidikan

Secara umum masyarakat Desa Cisaat sudah mengerti akan pentingnya pendidikan, tapi karena tuntutan hidup yang memaksa mereka untuk bekerja mencari makan mereka harus rela mengesampingkan pendidikan anak-anak mereka sehingga banyak anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Dan mayoritas pendidikan mereka hanya sampai SMP dan SMA.

E. Keagamaan

Banyak kegiatan keagamaan hanya saja masyarakat Desa Cisaat kurang menyadari akan pentingnya agama sebagai kontrol sosial, apalagi terhadap Madrasah Diniyah (MD). Anak-anak banyak yang tidak sekolah di Madrasah Diniyah dikarenakan kurangnya perhatian orang tua dan kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan keagamaan bagi anak-anaknya, juga kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia di MD dan para pemuda kurang aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Dalam kegiatan keagamaan hanya di dominasi ibu-ibu dan orang tua.

F. Sosial Dan Budaya

Dalam bidang sosial, budaya gotong royong masih kuat di pertahankan oleh masyarakat Desa Cisaat, peringatan hari-hari besar, marhabanan, dan lain-lain. Ada beberapa kegiatan sosial dan budaya diantaranya:

a. Muludan

Sebagaimana muslim pada umumnya, di Desa Cisaat ada tradisi yang namanya muludan, khususnya pada bulan Robi’ul Awal dengan pembacaan kitab Al-Barzanji yang dilaksanakan pada malam hari setelah sholat Isya’. Sedangkan pada siang harinya biasanya bertempat di masjid atau musholla-musholla dan bagi warga yang rumahnya ingin ditempati biasanya melalui konfirmasi panitia.

b. Tahlilan

Mayoritas muslim di Desa Cisaat adalah penganut NU sehingga ada tradisi yang namanya “Tahlilan” (tujuh hari, empat puluh, seratus) yang biasa dilakukan ketika ada orang yang meninggal

BAB V

ANALISIS MASALAH

A.Masalah Utama

Masalah utama yang berkembang di masyarakat, khususnya di bidang keagamaan yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan keagamaan di Madrasah Diniyah bagi anak-anaknya. Salah satu indikatornya yaitu kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya, sehingga anak-anak tidak ada yang mengatur dan waktu yang luang ini digunakan oleh anak-anak hanya untuk bermain ataupun nonton TV. Kurangnya perhatian orang tua ini disebabkan karena banyaknya orang tua yang pergi ke Luar Negeri dan anak-anaknya tinggal bersama neneknya atau kerabatnya yang lain.

B.Masalah Lanjutan

Masalah utama yang berkembang di mayarakat tersebut tentu memiliki efek atau dampak yang negatif di bidang keagamaan, misalnya dibidang akhlak dan moral anak, baik dalam jangka waktu pendek ataupun dalam jangka waktu panjang.

Masalah lainnya yang mungkin muncul yaitu kenakalan remaja. Karena anak-anak hanya di bekali ilmu ilmu pengetahuan umum dari sekolah dan tidak dibekali ilmu pengetahuan keagamaan sejak usia dini misalnya tentang bagaimana etika atau akhlak yang terpuji baik terhadap orang tua, teman, ataupun sesama mahluk hidup lainnya.

Bahkan karena kurangnya pemahaman agama sejak usia dini dan dampak dari kenakalan remaja tersebut dapat menimbulkan masalah yang lebih serius lagi misalnya kelak anak- anak setelah tumbuh dewasa dapat menimbulkan tingkat tindak kriminalitas semakin tinggi dan lebih-lebih pada pengkonsumsian obat-obatan terlarang (narkoba). Pendidikan menjadi kunci utama pembentukan kepribadian anak. Pertambahan usia anak memiliki konsekuensi pada perubahan proses pendidikan yang mereka terima. Oleh sebab itu, bertambah usia anak dan berubahnya perilaku mereka harus disertai pendidikan yang tepat sehingga memiliki kepribadian yang luhur. Pendidikan agama menempati posisi yang vital menyertai proses pendidikan anak. Kurangnya pendidikan agama dapat memicu tindak kekerasan.

C.Prioritas Program

Program yang penting dilakukan peneliti dalam memecahkan masalah-masalah tersebut diatas menurut peneliti yaitu dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu tentang pentingnya pendidikan keagamaan anak usia dini melalui pendekatan-pendekatan dengan para orang tua. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih akan pentingnya pendidikan keagamaan bagi anak-anak. Dan yang lebih penting adalah adanya kerja sama antara Ustadz ataupun tokoh-tokoh ulama dengan masyarakat sendiri.

D.Tingkat Kesiapan Masyarakat

Setelah melakukan penyuluhan dan wawancara akan pentingya pendidikan keagamaan di Madrasah Diniyah (MD) bagi anak-anak bersama masyarakat/ orang tua, partisipan meyimpulkan bahwa tingkat kesiapan masyarakat Desa Cisaat untuk menuju suatu perubahan ke arah yang lebih baik dirasakan sangat kurang terbukti kurang memahami akan pentingnya pendidikan agama dan khususnya di MD. Terdapat berbagai alasan yang melatar belakangi hal tersebut, diantaranya yaitu kesibukan orang tua dan kurang pemahaman orang tua/ masayarakat tentang keagamaan.

BAB VI

REKOMENDASI

Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) merupakan salah satu kegaiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa dari semua jurusan yang ada di UMC. KKM ini dilaksanakan selama 14 hari di tempat-tempat yang telah di tentukan oleh lembaga, yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan yang signifikan dalam masyarakat yang dilakukan oleh masarakat itu sendiri. Meskipun sebenarnya waktu yang diberikan selama 14 hari dirasa sangat kurang karena mengingat permasalahan yang ada dimasyarakat sangatlah beragam, diantaranya dibidang pendidikan, sosial, keagamaan, kesehatan, peternakan, ekonomi, budaya dan sosial kemasyarakatan. Sehingga apabila kita ingin meningkatkan pola pikir masyarakat, khususnya tentang kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan keagamaan maka memerlukan waktu yang cukup lama dan banyak langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, adalah sebagai berikut :

1. Untuk Aparat Desa, di harapkan dapat memonitoring kegiatan Madrasah Diniyah di lingkungan Desa Cisaat.

2. Untuk Warga Masyarakat, Sebaiknya mendukung kegiatan MD baik secara moril maupun finansial

3. Lembaga, dalam hal ini Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), agar kegiatan KKM selanjutnya diprogramkan /direncanakan secara matang sehingga mahasiswa mendapatkan informasi yang jelas dan tidak membingungkan.

Demikianlah rekomendasi yang kami buat agar dapat diperhatikan oleh pihak-pihak terkait dan dijalankan secara berkesinambungan di masa sekarang dan yang akan datang.

PAGE

18