10
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering diderita orang–orang lans yaitu anemia, dan ini merupakan kelainan hematologi yang paling sering dijumpai pada lansia. Anemia merupakan masalah yang signifikan pasien usialanjut. Anemia bukanlah suatukesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi merupakan gejala berbagai macam penyak (underlying disease). Prevalensi anemia pada pria lanjut usia adalah 6 sedangkan pada #anita lanjut usia adalah $!-%%". Akan tetapi, prevalen tersebut meningkat secara signifikan pada usia di atas &' tahun (eningkatnya insidensi anemia dihubungkan dengan bertambahnya usia telah menimbulkan spekulasi bah#a penurunan hemoglobin kemungkinan merupakan konsekuensi dari pertambahan us Akan tetapi tingginya angka kejadian penyakit kronik dan anemia penyak kronik, hendaknya menjadikan para klinisi untuk lebih #aspada anemia pada lansia. Pada lansia penderita anemia, berbagai penyakit pe lebih mudah timbul dan penyembuhan penyakit akan semakin lama. )al ini dapat memba#a dampak yang buruk kepada orang–orang lansia. *ari suatu hasil studi dilaporkan bah#a laki-laki lansia yang menderita anemia, r kematiannya lebih besar dibandingkan #anita lansia yang menderita anem +uga dilaporkan bah#a lansia yang menderita anemia oleh karena penyaki infeksi mempunyai resiko kematian lebih tinggi. Penyebab anemia yang paling sering pada lansia yaitu p kronik. (anifestasi penyakit kronik pada lansia seringkali berbeda den penyakit kronik pada usia muda. Prevalensi dan akumulasi penyakit yang meningkat pada lansia, sering memberikan gejala yang mengaburkan atau menutupi gejala penyakit atau masalah akut yang baru dialami kare adanya tumpang tindih antara tanda dan gejala penyakit kronik dan akut *engan besarnya prevalensi anemia penyakit kronik pada lansia, dapat dikatakan bah#a anemia menjadi gejala yang paling sering timbul pada l TR KELOMPOK 1 ANEMIA PADA LANSIA Page 1

BAB I1 Mkalah TR Geriatri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

geriatri

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangSalah satu masalah kesehatan yang sering diderita orangorang lansia yaitu anemia, dan ini merupakan kelainan hematologi yang paling sering dijumpai pada lansia. Anemia merupakan masalah yang signifikan pada pasien usia lanjut. Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease). Prevalensi anemia pada pria lanjut usia adalah 6-30% , sedangkan pada wanita lanjut usia adalah 10-22%. Akan tetapi, prevalensi tersebut meningkat secara signifikan pada usia di atas 75 tahunMeningkatnya insidensi anemia dihubungkan dengan bertambahnya usia telah menimbulkan spekulasi bahwa penurunan hemoglobin kemungkinan merupakan konsekuensi dari pertambahan usia. Akan tetapi tingginya angka kejadian penyakit kronik dan anemia penyakit kronik, hendaknya menjadikan para klinisi untuk lebih waspada terhadap anemia pada lansia. Pada lansia penderita anemia, berbagai penyakit penyerta lebih mudah timbul dan penyembuhan penyakit akan semakin lama. Hal ini dapat membawa dampak yang buruk kepada orangorang lansia. Dari suatu hasil studi dilaporkan bahwa laki-laki lansia yang menderita anemia, resiko kematiannya lebih besar dibandingkan wanita lansia yang menderita anemia. Juga dilaporkan bahwa lansia yang menderita anemia oleh karena penyakit infeksi mempunyai resiko kematian lebih tinggi.Penyebab anemia yang paling sering pada lansia yaitu penyakit kronik. Manifestasi penyakit kronik pada lansia seringkali berbeda dengan penyakit kronik pada usia muda. Prevalensi dan akumulasi penyakit kronik yang meningkat pada lansia, sering memberikan gejala yang mengaburkan atau menutupi gejala penyakit atau masalah akut yang baru dialami karena adanya tumpang tindih antara tanda dan gejala penyakit kronik dan akut. Dengan besarnya prevalensi anemia penyakit kronik pada lansia, dapat dikatakan bahwa anemia menjadi gejala yang paling sering timbul pada lansia dengan penyakit kronik. Namun, karena frekuensinya yang demikian sering, anemia seringkali tidak mendapat perhatian dan dilewati oleh para dokter di praktek klinik. Oleh sebab itu, dalam diagnosis anemia pada lansia tidaklah cukup hanya sampai kepada label anemia saja, tetapi harus dipikirkan mengenai penyakit yang mendasarinya. Sehingga, perlu dilakukan evaluasi lanjutan walaupun gejala klinis yang lain tidak ada

1.2. KlasifikasiAnemia dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi dan etiologi: anemia hipokromik mikrositer, anemia normokromik normositer, dan anemia makrositer. Anemia pada orang tua sering kali terjadi dan sering multifactorial, kegagalan dalam mengevaluasi anemia pada orang tua menyebabkan lambatnya penegakan diagnosis. a. Anemia normokromik normositikPada anemia jenis ini, SDM nya memiliki ukuran dan bentuk normal serta mengandung jumlah hemoglobin normal (mean corpuscular volume/ MCV dan mean corpuscular hemoglobin concentration/MCHC normal atau normal rendah). Penyebab anemia jenis ini adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronis yang meliputi infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum tulang, dan penyakit-penyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang.b. Anemia normokromik makrositikAnemia jenis ini memiliki SDM lebih besar dari normal tetapi normokromik karena konsentrasi hemoglobin normal (MCV meningkat; MCHC normal). Keadaan ini disebabkan oleh terganggunya atau terhentinya sintesis asam deoksiribonukleat (DNA) seperti yang ditemkan pada defisiensi vitamin B12 atau asam folat atau keduanya. Anemia normokromik dapat juga terjadi pada kemoterapi kanker karena agen-agen mengganggu sintesis DNA.c. Anemia hipokromik mikrositikMikrositik berarti sel kecil, dan hipokromik berarti pewarnaan yang berkurang. Karena warna berasal dari hemoglobin, sel-sel ini mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal (penurunan MCV; penurunan MCHC). Keadaan ini umumnya mencerminkan insufisiensi sintetis heme atau kekurangan zat besi, seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik, dan kelhilangan darah kronis, atau gangguan sintetis globin seperti pada thalasemia. Thalasemia menyangkut ketidaksesuaian julah rantai alfa dan beta yang disintesis, dengan demikian tidak dapat terbentuk molekul hemoglobin tetramer normalAnemia juga dapat diklasifikasikan menurut etiolgi. Penyebab utama yang dipikirkan adalah (1) peningkatan hilangnya SDM dan (2) penurunan atau kelainan pembentukan sel.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Definisi Anemia merupakan penurunan kualitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi, abnormalitas kandungan hemoglobin sel darah merah, atau keduanya. Sedangkan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) anemia adalah (