BAB I.docx

  • Upload
    omer

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangSuatu pelayanan dikatakan bermutu jika penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan dapat memuaskan pasien. Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan.Program menjaga mutu prospektif adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan sebelum pelayanan kesehatan diselenggarakan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih ditujukan pada unsur masukan serta lingkungan. Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, perlu diupayakan unsur masukan dan lingkungan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan dalam menyusun peraturan perundang-undangan. Beberapa diantaranya yang terpenting adalah :a. Standarisasi: menjamin terselenggaranya pelayanan yang bermutu, ditetapkan standarisasi pelayanan kesehatan /keperawatanb. Perijinan/licensure: standarisasi diikuti dengan perijinan c. Sertifikasi d. Tindak lanjut perijinan akan diberikan setifikat/pengakuan kepada institusi e. Akreditasi: bentuk lain dari sertifikasi, nilainya lebih tinggi. Ditinjau secara berkala Namun, dalam bab ini kami hanya akan membahas mengenai standarisasi dalam program mutu pelayanan kebidanan.

B. Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :a. Apa pengertian standarisasi ?b. Apa syarat standar pelayanan kebidanan ?c. Bagaimana pengenalan syarat standar pelayanan kebidanan ?d. Apa standar pelayanan kebidanan ?e. Apa ruang lingkup pelayanan kebidanan ?

C. Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumTujuan umum dari penulisan ini adalah mengetahui secara mendalam materi standarisasi dalam program mutu pelayanan kebidanan.2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui pengertian standarisasib. Untuk mengetahui syarat standar pelayanan kebidananc. Untuk mengetahui pengenalan syarat standar pelayanan kebidanand. Untuk mengetahui standar pelayanan kebidanane. Untuk mengetahui ruang lingkup pelayanan kebidanan

D. Manfaat PenulisanDiharapkan kepada pembaca terutama mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami tentang standarisasi dalam program mutu pelayanan kebidanan.

E. Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Standarisasi1. PengertianStandar menurut Badan Standariasi Nasional adalah :Dokumen berisi ketentuan, pedoman, karakteristik kegiatan atau hasilnya yang dirumuskan melalui konensus oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan ditetapkan oleh badan yang berwenang, sebagai acuan dalam kegunaan yang bersifat umum dan atau berulang untuk mencapai tingkat keteraturan optimum dalam konteks tertentu.Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).Standar pelayanan kebidanan adalah Norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang dinginkan.Penyelenggaraan berbagai pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan dan berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional, yang kompeten dan memiliki moral dan etika, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan inovatif serta bersikap antisipatif terhadap berbagai perubahan yang akan terjadi baik perubahan secara lokal maupun global.Untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, ditetapkan standarisasi institusi kesehatan . Izin menyelenggarakan pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada institusi kesehatan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dengan adanya ketentuan tentang standarisasi, yang lazimnya mencakup tenaga dan saran, dapat dihindarinya berfungsinya institusi kesehatan yang tidak memenuhi syarat. Standarisasi adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan yaitu yang menyangkut masukan proses dari system pelayanan kesehatanTelah disadari bahwa pertolongan pertama/penanganan kegawatdaruratan obstetric neonatal merupakan komponen penting dan merupakan bagian tak terpisahkan dari pelayanan kebidanan di setiap tingkat pelayanan. Bila hal tersebut dapat diwujudkan, maka angka kematian ibu dapat diturunkan. Berdasarkan itu, standar pelayanan kebidanan ini untuk penanganan keadaan tersebut, disamping standar untuk pelayanan kebidanan dasar. Dengan demikian ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan sebagai berikut: a. Standar pelayanan umum (2 standar)b. Standar pelayanan antenatal (6 standar)c. Standar pertolongan persalinan (4 standar)d. Standar pelayanan nifas (3 standar)e. Standar penanganan kegawatdaruratan obstetric-neonatal (9 standar)

2. Syarat Standar Pelayanan Kebidanan1. Dapat diobservasi dan diukurMutu layanan kesehatan akan diukur berdasarkan perbandingannya terhadap standar layanan kesehatan yang telah disepakati dan ditetapkan sebelum pengukuran mutu dilakukan.2. RealistikMaksudnya adalah kinerja layanan kesehatan yang diperoleh dengan nyata akan diukur terhadap kriteria mutu yang ditentukan, untuk melihat apakah standar layanan kesehatan dapat dicapai atau tidak.3. Mudah dilakukan dan dibutuhkan

3. Pengenalan Standar Pelayanan KebidananStandar pelayanan kebidanan digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan bidan dalam menjalankan praktik sehari-hari. Standart pelayanan kebidanan juga dapat digunakan untuk :a.Menilai mutu pelayananb. Menyusun rencana diklat bidanc. Pengembangan kurikulum pendidikan bidan

Jenis standar sesuai dengan unsur-unsur yang terdapat dalam unsur-unsur program menjaga mutu, dan peranan yang dimiliki tersebut. Secara umum standar program menjaga mutu dapat dibedakan :1. Standar persyaratan minimalAdalah yang menunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang dibedakan dalam :1. Standar MasukanDalam standar masukan yang diperlukan untuk minimal terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu jenis, jumlah, dan kualifikasi/spesifikasi tenaga pelaksana sarana, peralatan, dana (modal).Standar Masukan :a. Jenis Tenaga Generalis (pelaksana) Spesialistik (pengelola) Konsultan

b. FasilitasFasilitas yg mendukung terlaksananya pelayanan kebidanan sesuai standart Peralatan Tempat

c. Kebijakan PratapPetunjuk pelaksanaan

2. Standar lingkunganDalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu yakni garis-garis besar kebijakan program, pola organisasi serta sistim manajemen,yang harus dipatuhi oleh semua pelaksana.Standar Lingkungan :a. Kebersihanb. Proses kerjac. Tata letakd. Kedisiplinane. Keramahan

3. Standar prosesDalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus dilakukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni tindakan medis, keperawatan dan non medis (standard of conduct), karena baik dan tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses.

Standar Proses :a. Proses asuhan (S.O.A.P)b. Standart praktik profesionalc. Kode etik

4. Standar KeluaranAdalah yang menunjuk pada penampilan(performance) pelayanan kesehatan.

Penampilan ada 2 macam:a. Penampilan aspek medis pelayanan kesehatanb. Penampilan aspek non medis pelayanan kesehatanBila kedua standar pelayan ini tidak sesuai maka tidak sesuai dengan yang ditetapkan maka pelayanan tidak akan bermutu.

2. Standar penampilan minimalYang dimaksud dengan standar penampilan minimal adalah yang menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini karena menunjuk pada unsur keluaran maka sering disebut dengan standar keluaran atau standar penampilan (Standard of Performance).

Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-batas kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran.Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka keempat standar tersebut perlu dipantau, dan dinilai secara obyektif serta berkesinambungan. Bila ditemukan penyimpangan perlu segera diperbaiki. B. LisensiLisensi merupakan proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang, berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk melakukan pelayanan mandiri.Tujuan dari lisensi adalah:a. Tujuan Umum lisensi adalah Melindungi masyarakat dari pelayanan profesib. Tujuan Khusus :1) Memberikan kejelasan batas wewenang2) Menetapkan sarana dan prasaranaAplikasi lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB. SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan Depkes RI kepada tenaga bidan yang menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan. SIPB diperoleh dengan cara, mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota setempat dengan memenuhi persyaratan : Fotocopi SIB yang masih berlaku Fotocopi ijazah bidan Surat persetujuan atasan Surat keterangan sehat dari dokter Pas foto sebanyak 2 lembar Rekomendasi dari organisasi profesi

Rekomendasi yang diberikan organisasi profesi ,terlebih dahulu dilakukan penilaian terhadap kemampuan keilmuan dan ketrampilan, kepatuhan terhadap kode etik serta kesanggupan melakukan praktik bidan. Bentuk penilaian diaplikasikan dengan uji Kompetensi bagi bidan yang mengurus SIPB atau lisensi.

Dengan diselenggarakannya uji kompetensi diharapkan bidan benar benar kompeten. Upaya ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan, mengurangimedical error atau malpraktik dengan tujuan utama menurukan angka kematian ibu dan anak.

Dalam rancangan uji kompetensi apabila tidak lulus, maka menjadi binaan Ikatan Bidan Indonesia ( IBI ) setempat. Menurut Kepmenkes No 900 / Menkes / SK/ VII / 2002 SIPB berlaku sepanjang SIB belum habis masa berlakunya dan dapat diperbaharui kembali.

C. SertifikasiSertifikasiSertifikasi adalah tindak lanjut dari perizinan,yakni memberikan sertifikat (pengakuan) kepada institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksanan yang benar-benar memenuhi persyaratan. Contohnya STR dan SIPB. STR adalah adalah surat ijin registrasi bidan . SIPB adalah surat ijin yang diberikan kepada bidan untuk menjalankan praktek bidan, dengan dasar hukum yaitu Peraturan Daerah No. 15 tahun 2004 tentang Izin Praktek Bidan dan Keputusan Menkes No. 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan. Tujuan umum, yakni melindungi masyarakat pengguna jasa profesi, meningkatkan mutu pelayanan, dan pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan. Tujuan khusus, yang meliputi menyatakan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku tenaga profesi, menetapkan kualifikasi dan lingkup kompetensi, menyatakan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku pendidikan tambahan, menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan tenaga profesi, dan memenuhi syarat untuk medapat nomor registrasi.

D. AkreditasiAkreditasi adalah bentuk lain dari sertifikasi yang nilainya dipandang lebih tinggi. Lazimnya akreditasi tersebut dilakukan secara bertingkat, yakni yang sesuai dengan kemampuan institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksana yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Akreditasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan berdasarkan kriteria yang terbuka. Contoh akreditasi dalam pelayanan kesehatan adalah Penggolongan tipe rumah sakit berdasarkan kemampuan rumah sakit tersebut memberikan pelayanan medis kepada pasien. Ada 5 tipe rumah sakit di indonesia, yaitu Rumah sakit tipe A, B, C, D dan E.

Penjelasan lebih lengkapnya silahkan dibaca dibawah ini :a. Rumah Sakit Tipe AAdalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah ditetapkan sebagai rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) atau disebut pula sebagai rumah sakit pusat.b. Rumah Sakit Tipe BAdalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas.Rumah sakit ini didirikan disetiap Ibukota propinsi yabg menampung pelayanan rujukan di rumah sakit kabupaten.

c. Rumah Sakit Tipe CAdalah rumah sakit yang mapu memberikan pelayanan kedokeran spesialis terbatas.Rumah sakit ini didirikan disetiap ibukota Kabupaten (Regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.

d. Rumah Sakit Tipe DAdalah rumah sakit yang bersifat transisi dengan kemampuan hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan gigi. Rumah sakit ini menampung rujukan yang berasal dari puskesmas.

e. Rumah Sakit Tipe EAdalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang menyalenggarakan hanya satu macam pelayan kesehatan kedokteran saja. Saat ini banyak rumah sakit kelas ini ditemukan misal, rumah sakit kusta, paru, jantung, kanker, ibu dan anak.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanStandarisasi merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan, meliputi standar tenaga baik kuantitatif maupun kualitatif, sarana dan fasilitas, kemampuan, metode, pencatatan dan pelaporan dan lain-lain. Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan saran perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai alat menuju terjaminnya mutu.Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan sebagai berikut: a. Standar pelayanan umum (2 standar)b. Standar pelayanan antenatal (6 standar)c. Standar pertolongan persalinan (4 standar)d. Standar pelayanan nifas (3 standar)e. Standar penanganan kegawatdaruratan obstetric-neonatal (9 standar)

b. SaranUntuk menjadi bidan yang memenuhi standar, mahasiswa harus bisa lebih memahami standarisasi mutu program pelayanan kebidanan. Dan diharapkan kepada pembaca untuk dapat membaca atau mencari sumber-sumber untuk memperbaharui pengetahuan kita tentang standarisasi mutu program pelayanan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.Setiawan. 2010, sekumpulan Naskah etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: CV. Trans Info Medika.W., Nurul Eko. 2010 Eika Profesi dan Hukum Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.Wahyuningsih, Heni Puji. 2005. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.