Click here to load reader
Upload
edy-suryono
View
193
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
LANDASAN TEORI
Plastic molding adalah proses pembentukan benda kerja dengan
bentuk yang dikehendaki dari material kompon (plastic/ compound
articles) dengan menggunakan alat bantu yang berupa cetakan atau mold
yang dalam proses pembuatannya menggunakan perlakuuan panas dan
pemberian tekanan. Molding hampir sama dengan casting atau pengecoran
untuk menbuat benda-benda dari material logam. Material yang dibuat
berupa butiran atau granulat plastik akan menjadi leleh seperti bubur jika
dipanaskan.
Pemilihan proses molding secara umum ditentukan oleh pemilihan
material untuk mendapatkan sifat-sifat fisik yang diinginkan dari benda
kerja (workpiece) yang akan dibuat. Disamping hal tersebut, pemilihan
proses molding juga dipengaruhi oleh bentuk desain produk yang akan
dibuat atau diproduksi.
Berdasarkan material plastik yang dibuat, bentuk produk yang
dibuat, dan faktor yang mempengaruhi proses molding, metode dasar
molding dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
a). Compresion molding
Pada proses ini material diletakkan dalam mold yang dipanaskan.
Setelah plastik kompon (plastic compound) menjadi lunak dan bersifat
plastis, maka bagian atas dari mold akan bergerak turun dan menekan
material menjadi bentuk yang diinginkan. Apabila panas dan tekanan yang
ada diteruskan, maka akan menghasilkan reaksi kimia yang bisa
mengeraskan material thermosetting tersebut. Suatu molding untuk
material thermostting panas yang diberikan antara 300º-359º F (149º-
182ºC) dan tekanan molding antara 155-600 bar.
b). Transfer molding
Transfer molding adalah pembentukan artikel (benda kerja) ke
dalam sebuah mold yang tertutup dari material thermosetting yang
disiapkan ke dalam reservoir (bak penampung material plastik) dan
memaksanya masuk melalui runner (kanal) ke dalam cavity dengan
menggunakan panas dan tekanan.
Dalam transfer molding dibutuhksn toleransi yang kecil pada
semua bagian mold, sehingga sangat diperlukan dalam pembuatan mold
berkonsultasi secara baik dengan product designer, mold designer, dan
molder/operator untuk menentukan toleransi tersebut.
c). Injection molding
Proses ini sangat sesuai untuk material thermoplastic, karena
dengan pemanasan, material ini akan menjadi lunak. Dan sebaliknya, akan
mengeras lagi bila didinginkan. Perubahan-perubahan ini hanya bersifat
fisik, bukan berupa perubahan kimia artinya proses pelunakan dan
pengerasan kembali bisa diulang-ulang setiap saat, sehingga kemungkinan
untuk mendaur-ulang material thermoplastic sesuai dengan kebutuhan.
Material plastik berbentuk granalut/butiran ditempatkan ke dalam
sebuah hopper/corong yang memaksa masuk ke dalam silinder injeksi.
Sejumlah material yang akan diproses akan diukur tepat dan didorong
dengan torak piston atau pendorong ulir dalam silinder panas. Material
yang sudah dipanasi dan berubah menjadi lunak seperti bubur kemudian
didorong melalui nozzle dan melalui sprue bushing material masuk
kedalam rongga (cavity) mold yang sudah tertutup. Setelah beberapa saat
didinginkan, ceetakan molding dibuka dan benda yang sudah mengeras
dikeluarkan dari cetakan dengan ejector. Panas yang diberikan pada
material biasanya berkisar antara 350º-525º F (177º-274º C)
d). Blow molding
Pada prinsipnya blow molding merupakan cara mencetak banda
kerja berongga, dengan menggunakan cetakan yang terdiri dari dua
belahan mold yang tidak menggunakan inti (core) sebagai pembentuk
rongga. Material yang sudah dimasukkan ke dalam cetakan ditiup dengan
udara dengan tekanan tertentu hingga mengembang memenuhi rongga
mold atau cetakan dan berbentuk bangunan seperti bentuk mold-nya.
Kebanyakan blow molding diguanakan untuk membuat benda dan
peralatan dari plastik yang berbentuk tabung, seperti botol plastik,
kemasan kosmetik, dan benda serta peralatan lain yang mempunyai rongga
pada bagian dalamnya.
e). Extrusion Molding
Proses ini memiliki kemiripan dengan injection molding hanya
pada extrusion molding material yang akan dibentuk berupa bentukan
profil tertentu yang panjang. Peralatan injeksi dan pemanas material
plastik hampir sama dengan injection molding.
f). Vacuum Forming
Vacuum forming adalah suatu teknik yang digunakan untuk
membentuk berbagai plastik. Pada umumnya vacuum forming digunakan
untuk membentuk plastik tipis seperti, Polythene dan perspex. Vacuum
forming digunakan apabila suatu bentuk tidak biasa seperti piring atau
suatu bentuk-bentuk yang menyerupai kotak diperlukan. Material plastik
dimasukkan dalam ruangan cetakan diatas cetakan bendanya. Kemudian
ruangan cetakan dipanaskan sehinga material plastik menjadi lunak. Pada
saat material plastik melunak, cetakan bergerak ke atas sehingga material
plastik mengenai cetakan. Kemudian bagian bawah cetakan dihisab
dengan udara sehingga material palastik akan membentuk benda sesuai
dengan cetakan.
Desain produk molding dapat dirancang dengan software komputer
yang beraneka ragam. Salah satu program yang sering digunakan untuk
merancang suatu produk adalah CATIA V5R15. Disamping itu proses
molding yang meliputi proses penginjeksian material (filling), cooling
system, warpage (penyuysutan material karena pengaruh shrinkage).
Shrinkage adalah penyusutan dimensi dari plastic part,
dibandingkan dengan dimensi mold. Shrinkage terjadi karena penurunan
suhu pada polimer saat pendinginan. Besarnya shrinkage dapat berbeda-
beda pada arah yang berbeda. Material crystalline dan semi-crystalline
umumnya cenderung mengalami thermal shrinkage; material amorphous
cenderung mengalami shrinkage yang lebih sedikit. Shrinkage yang
berlebihan dapat disebabkan oleh:
Tekanan injeksi yang rendah
Waktu cooling yang terlalu rendah
Temperatur leleh yang tinggi
Temperatur mold yang tinggi
Tekanan holding yang rendah
Injection Moulding
Injection moulding adalah proses pembentukan atau pembuatan
benda kerja dengan material plastik yang dipanaskan dengan pemberian
temperatur tertentu, kemudian material plastik yang sudah cair
diinjeksikan atau disuntikkan dengan tekanan tertentu ke dalam rongga
cetakan (cavity). Setelah beberapa saat larutan plastik yang sudah masuk
ke dalam cetakan didinginkan dengan pendinginan dan akan mengeras
membentuk benda kerja. Benda kerja yang telah mengeras selanjutnya
dikeluarkan dari cetakan dengan menggunakan ejector, sehingga terbentuk
benda kerja sesuai dengan cetakan yang dikehendaki.
Proses ini sangat sesuai untuk material thermoplastic, karena
dengan pemanasan, material ini akan menjadi lunak. Dan sebaliknya,
akan mengeras lagi bila didinginkan. Perubahan-perubahan ini hanya
bersifat fisik, bukan perubahan kimia, artinya proses pelunakan dan
pengerasan kembali bisa diulang-ulang setiap saat, sehingga
memungkinkan mendaur-ulang material termoplastik sesuai dengan
kebutuhan. Material plastik yang berbentuk granulat/butiran ditempatkan
ke dalam sebuah hopper/torong yang memaksa masuk ke dalam silinder
injeksi. Sejumlah material yang akan diproses akan diukur tepat dan
didorong dengan torak piston dalam silinder pemanas. Material yang
sudah dipanasi sampai mencair didorong melalui nozzle dan melalui sprue
bushing ke dalam rongga (cavity) dari mould yang sudah tertutup. Setelah
beberapa saat didinginkan, cetakan moulding dibuka dan benda jadi yang
sudah mengeras dikeluarkan dengan ejector. Panas yang diberikan pada
material biasanya berkisar antara 350-525 F (177-274 C). Gambar 3.
Mesin injection molding.
Konstruksi Mesin Injection Moulding
Secara umum konstruksi mesin injection moulding terdiri dari tiga
unit pokok yang penting yaitu clamping unit, injection unit, dan mould
unit. Gambar 4. berikut menunjukkan tiga unit bagian mesin injection
moulding.
Gambar 1. Skema Mesin injection moulding
a) Clamping Unit
Clamping unit berfungsi membuka dan menutup mould dan
menjaganya dengan memberikan tekanan penahan (clamping pressure)
terhadap mould agar material yang diinjeksikan pada mould tidak meresap
keluar pada saat proses berlangsung. Gambar 5. menunjukkan dua macam
unit clamping pada saat menutup dan membuka.
b) Injection Unit
Injection unit merupakan unit yang berfungsi untuk melelehkan
plastik dengan suhu yang disesuaikan dengan material plastik hingga
mendorong cairan ke dalam cavity dengan waktu, tekanan, temperatur, dan
kepekatan tertentu. Bagian-bagian injection unit dan fungsinya :
1. Motor dan Transmission Gear Unit
Motor dan transmission gear unit berfungsi untuk menggerakkan
screw pada barel dengan unit gear untuk memperkecil pembebanan.
2. Cylinder Screw Ram
Cylinder screw ram berfungsi untuk mempermudah gerakan screw
dengan menggunakan momen inersia sekaligus menjaga putaran screw
tetap konstan, sehingga didapatkan tekanan dan kecepatan yang konstan
saat dilakukan injection.
3. Hopper
Hopper adalah tempat untuk meletakkan material plastik sebelum
masuk ke barrel.
4. Barrel
Barrel adalah tempat screw dan selubung yang menjaga aliran
plastik ketika dipanasi oleh heater, pada bagian ini juga terdapat heater
untuk memanaskan plastik.
5. Reciprocating Screw
Reciprocating screw berfungsi untuk mengalirkan plastik dari
hopper ke nozzle.
6. Nonreturn Valve
Nonreturn Valve berfungsi untuk menjaga aliran plastik yang telah
meleleh agar tidak kembali saat screw berhenti berputar. Gambar 6.
adalah gambaran detail mesin injection moulding dengan tiga unit
pendukungnya.
c) Mould Unit
Moulding unit adalah bagian yang berfungsi untuk membentuk
benda yang akan dicetak. Gambar 7. menunjukkan bagian-bagian mould
standar, moulding unit memiliki bagian utama yaitu :
Gambar 2. Mould standar
1. Sprue dan Runner System
Sprue adalah bagian yang menerima plastik dari nozzle lalu oleh
runner akan dimasukkan ke dalam cavity mould. Biasanya berbentuk
taper (kerucut) karena dikeluarkan dari sprue bushing. Bentuk kerucut ini
dibuat dengan tujuan agar pada saat pembukaan cetakan, sisa material
dapat terbawa oleh benda sehingga tidak menghambat proses injeksi
berikutnya. Sprue bukan merupakan bagian dari produk moulding dan
akan dibuang pada finishing produk.
2. Cavity Side/Mould Cavity
Cavity side/mould cavity merupakan bagian yang membentuk
plastik yang dicetak, cavity side terletak pada stationary plate, yaitu plate
yang tidak bergerak saat dilakukan ejecting.
3. Core Side
Core side merupakan bagian yang ikut memberikan bentuk plastik
yang dicetak. Core side terletak pada moving plate yang dihubungkan
dengan ejector sehingga ikut bergerak saat dilakukan ejecting.
4. Ejector System
Ejector adalah bagian yang berfungsi untuk melepas produk dari
cavity mould.
5. Gate
Gate adalah bagian yang langsung berhubungan dengan benda
kerja, sebagai tempat mulainya injeksi atau masuknya material ke dalam
cavity.
6. Insert
Insert adalah bagian lubang tempat masuknya material plastik ke
dalam rongga cetakan (cavity).
7. Coolant Channel
Coolant channel yaitu bagian yang berfungsi sebagai pendingin
cetakan untuk mempercepat proses pengerasan material plastik.
Langkah-Langkah Proses Injection Moulding
Terdapat enam langkah penting di dalam setiap proses injection
moulding, yaitu sebagai berikut :
a). Clamping
Setiap mesin injection moulding terdiri dari tiga peralatan dasar,
yaitu mould unit, clamping unit dan injection unit. Clamping unit
berfungsi untuk memegang cetakan/mould dibawah tekanan pada saat
proses injeksi dan pendinginan berlangsung. Pada dasarnya, clamping
berfungsi untuk memegang dua belahan mould dari injection moulding,
secara bersamaan. Pada saat proses injeksi clamping unit berfungsi untuk
menahan gaya, tekan dan mengeluarkan benda jadi dari cetakan.
b). Injection
Sebelum penginjeksian, material plastik masih dalam bentuk
butiran-butiran serbuk yang mudah tersumbat. Kemudian material dalam
bentuk butiran tersebut dimasukkan ke dalam hopper pada unit injeksi.
Material plastik diproses dalam silinder yang dipanaskan hingga mencair.
Kemudian silinder bekerja dengan motorized screw yang berfungsi untuk
mencampur dan mengaduk material plastik yang sudah meleleh tersebut
serta menekannya sampai pada ujung silinder.
Setelah material cukup untuk diakumulasikan pada bagian ujung
screw, proses injeksi bekerja. Material plastik yang sudah berada pada
ujung screw kemudian dimasukkan atau diinjeksikan ke dalam cetakan
melalui sprue bushing. Tekanan dan kecepatan injeksi pada saat proses
berlangsung dikontrol oleh screw.
c). Dwelling
Dwelling merupakan langkah penghentian sementara proses
injeksi. Material plastik yang sudah diinjeksikan ke dalam cetakan dengan
pemberian tekanan tertentu harus dipastikan mengisi ke semua bagian
cavity (rongga cetakan). Proses ini untuk menghindari adanya cacat
produk akibat keropos atau weld.
d). Cooling (Pendinginan)
Material plastik yang sudah mengisi cetakan dan membentuk
benda sesuai cetakan, lalu didinginkan dengan temperatur tertentu agar
material plastik cepat menjadi solid atau mengeras.
e). Mould Opening (Pembukaan Cetakan)
Material yang sudah mengeras setelah didinginkan kemudian
menjadi benda jadi. Dua belah cetakan kemudian dibuka dengan perantara
peralatan clamping plate dan setting plate.
f). Ejection
Langkah terakhir adalah mengeluarkan benda jadi dari dalam
cetakan agar proses penginjeksian berikutnya dapat dilakukan. Pada
langkah ejection biasanya, desain-desain moulding tertentu digunakan
untuk memotong runner dan sprue dari material plastik. Dengan demikian
maka benda hasil moulding tidak perlu dilakukan pekerjaan lanjutan
pemotongan runner dan sprue. Untuk tujuan dan desain tertentu,
terkadang runner dan sprue tidak dipotong secara langsung pada saat
proses ejection. Setelah langkah-langkah tersebut bekerja dan
menghasilkan produk moulding, maka dilanjutkan dengan proses
berikutnya dengan langkah yang sama secara berulang-ulang hingga
mencapai jumlah produksi yang dikehendaki.
Ejector
Setelah material plastik yang diinjeksikan ke dalam cetakan
moulding memenuhi rongga (cavity) dan membentuk benda sesuai dengan
cetakan, maka produk telah jadi. Untuk mengeluarkan produk hasil
cetakan dari dalam rongga mould atau cavity, diperlukan peralatan
pendorong yang sering disebut ejector. Proses pengeluaran produk dari
dalam cavity ini disebut dengan ejection. Terdapat bermacam-macam
ejector yaitu :
a). Sleeve Ejector
Sleeve Ejector digunakan untuk benda yang sirkular (silindris dan
berlubang ditengahnya dan mempunyai ketebalan benda yang tipis). Inti
atau core itu sendiri dipasang pada ejector plate. Ejector tersebut
melingkari core pin dan menyentak produk di seluruh sudut.
Gambar 8. Contoh sleeve ejector
b). Blade Ejector
Blade ejector berguna untuk mengeluarkan produk yang
mempunyai ribb atau penguat yang tipis dan panjang.
Gambar 9. Contoh blade ejector
c). Stripper Plate atau Pelat Penyentak
Stripper plate digunakan untuk mengeluarkan produk yang core-
nya berbentuk taper dengan menggunakan pelat secara akurat di sekeliling
core. Stripper plate ini merupakan solusi yang mahal karena dibutuhkan
ketepatan ukuran sehingga tidak mudah terjadi flashing (jebret).
Keuntungan dari tipe ini yakni bekas ejector tidak nampak.
Gambar 10. Contoh stripper plate
Pendinginan Mould
Setelah bahan plastik yang panas masuk ke dalam cetakan, cetakan
harus didinginkan dengan cepat. Pendinginan tersebut untuk
mempertahankan bentuk part yang dicetak sesuai dengan yang diinginkan
ketika dipindahkan dari cetakan/mould. Jika pendinginan tidak ada, bahan
plastik yang panas akan secara alami memanaskan mould sampai batas
dimana pendinginan suatu bentuk part yang pejal tidak akan dicapai.
Suhu cetakan adalah sangat penting, maka dari itu bagaimana mendesain
pendinginan yang merata pada mould.
Zat antara pendinginan cetakan yang khas adalah udara, air dan
suatu campuran glikol water/ethylene. Udara mengacu pada pancaran
panas dari mould. Air mengalir sepanjang kanal di dalam mould untuk
mengangkut panas. Water/ethylene glikol digunakan untuk persyaratan-
persyaratan pendinginan ekstrem dan juga mengalir sepanjang kanal untuk
mengangkut panas.
Bahan plastik yang panas akan memanaskan mould. Sebagian dari
panas ini akan menyebar ke udara melingkupi mould. Panas berpindah
dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu
dan bukan jumlah dari panas yang mengakibatkan perpindahan panas
tersebut. Semakin besar perbedaan suhu semakin besar laju alirnya.
Pepindahan panas jenis ini berlangsung sejak bahan plastik yang panas
kontak denagn mould dan lalu kepada saluran air. Efisiensi pendinginan
dari suatu cetakan ditentukan oleh tipe dari pendingin yang digunakan,
tekanan bahan pendingin, suhu laju alir dan bahan pendingin.
Merancang sistem pendinginan yang tepat untuk suatu cetakan, ada
banyak parameter yang harus dipertimbangkan oleh perancang cetakan,
diantaranya :
1. Tipe dari bahan plastik dan suhu lelehnya.
2. Bahan pendingin yang akan digunakan.
3. Lokasi pendinginan yang akan dibuat.
4. Ukuran, nomor, dan panjang dari kanal-kanalnya.
5. Lokasi kanal-kanal satu sama lain.
6. Volume kanal pendingin.
CATIA
CATIA adalah engineering software untuk aplikasi CAD
(Computer Aided Design), CAE (Computer Aided Engineering), dan CAM
(Computer Aided Manufacturing) yang saling terintegrasi satu dengan
lainnya. Merupakan solusi yang sangat tepat dalam menangani proses
pengembangan produk secara lengkap, dari awal berupa konsep desain,
analisa kekuatan sampai pengerjaan di work shop (proses manufaktur).
Desain di CATIA mencakup gambar dua dimensi maupun tiga
dimensi baik berupa model wireframe dan surface maupun model berupa
benda solid. Dengan tampilan yang sangat user friendly, merancang
produk yang rumit di CATIA jadi terasa mudah. Untuk proses manufaktur
dengan mesin CNC, CAM di CATIA saat ini tersedia modul lathe
programming (mencakup dua axis dan multi-axis) serta milling
programming (mencakup 2.5, 3, dan 5 axis).
Dikembangkan oleh Dassault Systems selama lebih dari 20 tahun,
CATIA (Computer-Aided Three-Dimensional Interactive Application) saat
ini dikenal luas sebagai software CAD/CAE/CAM papan atas tingkat
dunia. Ribuan perusahaan dari berbagai macam industri di seluruh dunia
telah memilih untuk menggunakan CATIA dalam memastikan
keberhasilan produk mereka. Begitu juga dengan perguruan tinggi di
seluruh dunia yang menggunakan software ini untuk keperluan pendidikan
maupun penelitian.
CATIA dapat diterapkan di industri-industri dengan ruang lingkup
yang sangat luas, dari industri pesawat terbang (aerospace), otomotif, dan
industri mesin-mesin, juga pada industri elektronik, kapal, desain
pabrik/bangunan, dan bahkan barang-barang yang sering digunakan
sehari-hari (consumer goods). Dapat dikatakan, saat ini CATIA
digunakan untuk merancang apapun, dari pesawat terbang.
Sejarah CATIA
CATIA (Computer Aided Three-dimensional Interactive
Application) adalah perangkat lunak komersial multi-platform
CAD/CAM/CAE dikembangkan oleh perusahaan Perancis Dassault
Systems dan dipasarkan ke seluruh dunia oleh IBM. Perangkat lunak ini
diciptakan pada akhir 1970-an dan awal 1980-an untuk mengembangkan
di Dassault Mirage jet tempur, kemudian diadopsi dalam aerospace,
otomotif, pembuatan kapal, dan industri lain.
CATIA dimulai sebagai sebuah usaha rumahan pada tahun 1977
oleh pabrik pesawat Perancis Avions Marcel Dassault, pada saat itu
pelanggan dari perangkat lunak CAD CADAM. Awalnya bernama CATI
(Conception Assistée Tridimensionnelle Interaktif). Berganti nama
menjadi CATIA pada tahun 1981, ketika Dassault membuat anak
perusahaan untuk mengembangkan dan menjual perangkat lunak, dan
menandatangani non-eksklusif perjanjian distribusi dengan IBM. Pada
tahun 1984, Perusahaan Boeing memilih CATIA sebagai alat CAD 3D
utama dan menjadi pelanggan terbesar. Pada tahun 1988, CATIA versi 3
adalah porting dari komputer mainframe ke UNIX. Pada tahun 1990,
General Dynamics Electric Boat Corp memilih CATIA sebagai alat CAD
3D utama, untuk merancang Angkatan Laut AS Kapal selam kelas
Virginia. Pada tahun 1992, CADAM dibeli dari IBM dan pada tahun
berikutnya CADAM CATIA V4 diterbitkan. Pada tahun 1996, itu adalah
porting dari satu sampai empat sistem operasi Unix, termasuk IBM AIX,
Silicon Graphics IRIX, Sun Microsystems SunOS dan Hewlett-Packard
HP-UX. Pada tahun 1998, CATIA V5 dirilis, dengan dukungan untuk
UNIX, Windows NT dan Windows XP sejak tahun 2001. Pada tahun
2008, Dassault diumumkan dan dirilis CATIA V6. Sementara server
dapat berjalan pada Microsoft Windows, Linux atau AIX, klien dukungan
untuk sistem operasi selain Microsoft Windows dijatuhkan.
Proses D esain dengan Catia
Secara garis besar desain menggunakan software Catia dapat
dilihat pada flow chart di bawah ini.