8
PEMBAHASAN A. Munculnya Sejarah Intelektual Pelbagai dimensi sejarah umat manusia telah tercakup oleh pelbagai jenis subdisiplin sejarah seperti sejarah politik, sejarah ekonomi, sejarah kebudayaan, dan lain sebagainya. Di Prancis pada pertengahan abad ke-20, muncul penulisan sejarah yang mencoba mengungkapkan suatu dimensi yang sebenarnya telah disinggung dalam pelbagai subdisiplin sejarah tersebut. Diatas, namun tidak mendapat sorotan yang memadai dan mendalam. Umpamanya, dalam sejarah politik fokus perhatian lebih dipusatkan pada jalannya proses politik, interaksi antara aktor-aktor, konflik, perang dan lain sebagainya. Sejarah Intelektual dalam bahasa Sartono Kartodirdjo adalah mencoba mengungkapkan latar belakang sosio-kultural para pemikir, agar dapat mengekstrapolasikan faktor-faktor sosio-kultural yang mempengaruhinya. Dengan demikian, kita tidak mudah jatuh ke suatu absolutisme atau determinisme. Memang pandangan historis sebaiknya akan lebih mendorong ke suatu relativisme dalam menghadapi pelbagai ideologi beserta doktrin- doktrinnya. Pengakajian bidang sejarah intelektual barang tentu memiliki peninggalan tertulis, cukup dipermudah dengan adanya dokumentasi pelbagai mentifact. Aspek yang paling menarik dari sejarah Intelektual ialah dalektik yang terjadi antara ideologi dan pengahayatan oleh penganutnya. Mengamati pemikiran Sartono Kartodirdjo ( 1993 ) dalam kajian sejarah intelektual yang berkaitan dengan sosio-kultural bahwa sejarah intelektual yang memerlukan teks dalam kajiannya tidak akan pernah lepas dari bahasa dan simbol-simbol lokal tentu saja harus bisa dipahami dari kebudayaan yang mempunyai mentifact 9 fakta kejiwaan ) tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan kebudayaan untuk dapat menginterpretasikan berbagai makna kata-kata sebagai simbol dari pikiran, ide, nilai dan lain sebagainya. B. Ideologi Terkair dengan pemikiran, ide, nilai-nilai yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, maka sampailah kita pada apa yang disebut dengan ideologi. Ideologi berasal dari bahsa

Bab ii

  • Upload
    la-mone

  • View
    35

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab ii

PEMBAHASAN

A. Munculnya Sejarah Intelektual

Pelbagai dimensi sejarah umat manusia telah tercakup oleh pelbagai jenis subdisiplin

sejarah seperti sejarah politik, sejarah ekonomi, sejarah kebudayaan, dan lain sebagainya. Di

Prancis pada pertengahan abad ke-20, muncul penulisan sejarah yang mencoba

mengungkapkan suatu dimensi yang sebenarnya telah disinggung dalam pelbagai subdisiplin

sejarah tersebut. Diatas, namun tidak mendapat sorotan yang memadai dan mendalam.

Umpamanya, dalam sejarah politik fokus perhatian lebih dipusatkan pada jalannya proses

politik, interaksi antara aktor-aktor, konflik, perang dan lain sebagainya.

Sejarah Intelektual dalam bahasa Sartono Kartodirdjo adalah mencoba mengungkapkan

latar belakang sosio-kultural para pemikir, agar dapat mengekstrapolasikan faktor-faktor

sosio-kultural yang mempengaruhinya. Dengan demikian, kita tidak mudah jatuh ke suatu

absolutisme atau determinisme. Memang pandangan historis sebaiknya akan lebih

mendorong ke suatu relativisme dalam menghadapi pelbagai ideologi beserta doktrin-

doktrinnya. Pengakajian bidang sejarah intelektual barang tentu memiliki peninggalan

tertulis, cukup dipermudah dengan adanya dokumentasi pelbagai mentifact. Aspek yang

paling menarik dari sejarah Intelektual ialah dalektik yang terjadi antara ideologi dan

pengahayatan oleh penganutnya.

Mengamati pemikiran Sartono Kartodirdjo ( 1993 ) dalam kajian sejarah intelektual yang

berkaitan dengan sosio-kultural bahwa sejarah intelektual yang memerlukan teks dalam

kajiannya tidak akan pernah lepas dari bahasa dan simbol-simbol lokal tentu saja harus bisa

dipahami dari kebudayaan yang mempunyai mentifact 9 fakta kejiwaan ) tersebut. Oleh

karena itu, diperlukan pengetahuan kebudayaan untuk dapat menginterpretasikan berbagai

makna kata-kata sebagai simbol dari pikiran, ide, nilai dan lain sebagainya.

B. Ideologi

Terkair dengan pemikiran, ide, nilai-nilai yang mempengaruhi kehidupan masyarakat,

maka sampailah kita pada apa yang disebut dengan ideologi. Ideologi berasal dari bahsa

Page 2: Bab ii

yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep

dan logos yang berarti ilmu.

Secara umun, pengertian ideologi ialah suatu sistem kepercayaan masyarakat yang

berbicara bagaimana seharusnya political world berjalan atau berlangsung. Ideologi sebagai

pengarah untuk menjalankan program guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Fungsi

Ideologi yaitu sebagai dasar dan kerangka bagi kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan

bernegara, selain itu, juga sebagai pemberi arah dan tujuan bagi pengaharapan, pemikiran

dan kegiatan bersama dari semua unsur yang ada dalam masyarakat suatu negara.

Ideologi dapat bertahan apabila mempunyai tiga dimensi , yaitu Dimensi Realita yang

mencerminkan gagasan yang hidup dalam masyarakat ), Dimensi Idealis yang memiliki cita-

cita yang tahan uji. Dan Dimensi Fleksibilitas yang dapat menyusuaikan diri, beradaptasi dn

dapat mengikuti perkembangan zaman. Adapun aspek-aspek negatif yang terdapat dalam

suatu ideologi yaitu dimana Ideologi dapat digunakan untuk merongrong pemerintah dan

mengubah keadaan secara radikal. Selain itu, Ideologi juga sering memperbudak ilmu

pengetahuan dan ideologi digunakan untuk mempertahankan kepentingan secara sepihak.

C. Feodalisme dan Ideologi Tradisional

Orang menfasirkan feodalisme dalam berbagai pengertian. Dalam kamus orang-orang

Marxis , feodalisme diartikan sebagai suatu tingkatan yang lebih maju dari perkembangan

masyarakat budak. Feodalisme berasal dar kata feudum atau fief yang berate barang ‘ barang

yang dipinjamkan ‘ , dan biasanya berupa tanah yang umumnya berasal dari raja.

Ideologi tradisional dapat kita samakan dengan ideology Negara kerajaan seperti zaman

Sriwijaya, Majapahit, Bali ataupun Surakarta Hadiringrat. Dalam ideology tradisional

terdapat hubungan patron-client yang menempatkan seorang pemimpin sebagai patron dan

rakyat sebagai client. Hubungan patron-client yang beradasarkan ideology tradisional

biasanya bersifat konservatif fan loyal.seperti halnya yang terjadi dalam masyarakat dengan

ideology tradisional , pertikaian “sepele” tanpa sebab mendalam dan hanya karena loyalitas

pada golongan dapat merusak segala-galnya. Ini bias menyebabkan kerusakan kemakmuran,

juga pada stabilitas masyarakat. Pada masyarakat modern, hingga kini pertentangan terus

terjadi sehingga menyebabkan masyarakat kehilangan revolusi.

Page 3: Bab ii

D. Perkembangan dan Pemikiran Modern

1. Pemikiran John Locke ( 1632 -1704 )

John Locke adalah filsuf pertama yang menghimpun secara terpadu gagasan dasar

konstitusi demokratis. Pikiran-pikirannya memancarkan pengaruh kuat kepada para tokoh

Republika amerika Serikat. Buku pertama yang membuat John Locke terkenal adalah An

Essay Concerning Human Understanding terbit 1689. Dalam buku tersebut dikemukakan

asal-usul, hakikat dan keterbatasan pengetahuan manusia. Ide-ide John Locke pada

gilirannya mempengaruhi filsuf-filsuf seperti George Berkeley, David Hume, dan

Immanuel Kant.

… bilamana legislator mencoba merampas dan mengahancurkan hak milik penduduk,

atau menguranginya dan mengarah kepada perbudakan dibawah kekuasaan, mereka

berada dalam keadaan perang dengan penduduk, dan karenanya penduduk terbebas

dari kesalahan apabila membangkang dan biarlah mereka berlindung pada naungan

Tuhan yang memang menyediakan penjagaan buat semua manusia dari kekerasan dan

kemajuan.

Juga menjadi kekustsn rakyat untuk menggulingkan dan mengganti badan perwakilannya

yang berbuat bertentangan dengan kepercayaan yang diletakkan di pundak mereka. Sikap

gigi John mempertahankan hak melakukan revolusi amat kuatnya mempengaruhi Thomas

Jefferson dan kaum revolusioner Amerika lainnya.

2. Pemikiran Montesqueiu ( 1689 – 1755 )

Montesqueiu lahir di Paris, Prancis. Ia adalah seorang ahli hokum, negarawan dan ahli

ilmu pasti. Dalam hasil pemikiran Montequeiu banyak factor yang turut menentukan,

antara lain jenis, bentuk pemerintahan , factor lain yang bersifat geografis. Pada 1748 ,

Montesqueiu menegmbangkan konsep John Locke. Dalam uraiannya, Montesqueiu

membagi kekuasaan dalam tiga cabang yang menurutnya haruslah terpisah satu sama lain

yaitu kekuasaan legislative, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif.

Page 4: Bab ii

Montesquieu menekankan bahwa seseorang akan cenderung untuk mendominasi

kekuasaan dan merusak keamanan masyarakat bila kekuasaan terpusat pada tangannya.

Oleh karenanya, dia berpendapat bahwa agar pemusatan kekuasaan tidak terjadi, haruslah

ada pemisahan kekuasaan yang akan mencegah adanya dominasi satu kekuasaan terhadap

kekuasaan lainnya. Montesqueiu juga menekankan bahwa kebebasan akan kehilang

mananya tatkala kebebasan eksekutif dal legiskatif terpusat pada satu orang atau satu

badan yang menetapkan Undang-undang dan menjalankannya secara sewenang-wenang.

3. Pemikiran Voltaire ( 1694 – 1778 )

Voltaire dikenal dengan tulisan filsafatnya yang tajam, penentang absolutisme, dukungan

terhadap hak-hak manusia dan kebebasan sipil, termasuk kebebasan beragama dan hak

mendapatkan pengadilan yang patut. Karya tulis Voltaire begitu banyak, namun yang

lebih penting sebetulnya gagasan pokok yang dikemukakannya selama hidupnya. Salah

satu pendirinnya yang tergigih adalah terjamin kebebasan bicara dan kebebasan pers.

Prinsip Voltaire lainnya adalah kepercayaan akan kebebasan beragama.

4. Pemikiran Rousseau

Kendati mulanya Rousseau sahabt sejumlah penulis pembaharu Perancis, jalan

opikirannya segera bersimpang jalan tajam dengan mereka. Rousseau menentang rencana

Voltaire mendirikan sebuah teater di genewa. Tulisan-tulisan Rousseau dinilai oleh

banyak orangsebagai factor penting bagipertumbuhan sosialisme, romantisme, anti

rasionalisme , serta perintis jalan kea rah pecahnya Revolusi Perancis dan merupakan

penyumbang buat ide-ide modern menuju demokrasi dan persamaan.

E. Ideologi Modern

1. Liberalisme

Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya suatu kebebasan individu

dalam segala bidang., baik bidang politik, ekonomi, maupun agama. Menurut paham ini,

titik pusat dalam kehidupan ini adalah individu.

Embrio perjuangan kaum liberal yang menentang setiap tindakan yang dianggap

menekan kebebasan individu sebenarnya telah ada di inggris. Kebebsan individu

Page 5: Bab ii

akhirnya dijamin dengan dikeluarkannya Magna Charta tahun 1215. Pertumbuhan dan

perkembangan perjuangan kaum liberal semakin nyata dengan munculnya gololngan

borjuis di perancis pada abad ke-18 yang menyuarakan liberalism sebagai aksi protes

terhadap kepincangan yang ada di Perancis selama itu. Golongan borjuis berhasil

mendekati rakyat untuk menentang kekuasaan raja yang absolute guna mendapatkan

kebebabsan dan kemerdekaan dalam bidang politik, ekonomi dan agama.

2. Kapitalisme

Kapitalisme menurut sejarahnya berkembang sebagai suatu bagian dari gerakan besar

individualism. Di bidang keagamaan, gerakan ini melahirkan reformas. Di bidang

Penalaran, gerakan ini melahirkan ilmu pengetahuan alam ( IPA ). Di bidang hubungan

masyarakat, gerakan ini melahirkan ilmu 0ilmu social , sedangkan di bidang ekonomi

gerakan ini melahirkan kapitalisme.

3. Imprealisme dan Kolonialisme

Imprelisme berasal dari kata Imperium dalam bahasa Latin yang berarti memerintah .

kemudian arti itu berubah menjadi “hak memerintah”. Arti ini pun mengalami perubahan

lagimenjadi daerah dimana kekuasaan memerintah itu dilakukan. Pengertian

Imperialisme sudah ada sejak zam kuno. Imperialisme pada dasarnya ada dua macam ,

hal ini dengan berpijak pada usaha penaklukan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa barat.,

yakni:

a. Imperialisme Kuno

Cirri Imperialisme kuno adalah 3G , yakni Gospel, Gold dan Glory.

b. Imperialisme Modern

Ciri Imperialisme Modern ialah adanya industri.

Kata kolonialisne telah lama muncul dan diapakai di berbagai pustaka sehingga kata

kolonialme bukan merupakan hal yang asing lagi. Koloni dapat diartikan

orang/masyarakat yang bermukim di daerah baru yang merupakan daerah asing. Ada juga

berpendapat bahwa kolonialsme dari kata koloni yang artinya semula adalah

‘menanamkan sebagian masyarakat di luar batas atau lingkungan daerahnya

F. Perkembangan Ideologi Modern

1. Nasionalisme

Page 6: Bab ii

Nasionalisme berasal dari kata nation dan natie yanbg berate bangsa. Bangsa adalah

sekelompok masyarakat yang mendiami wialayh tertentu dan memiliki hasrat serta

kemanuan untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita dan tujuan.

Nasionalisme dalam taraf pembentukannya seperti masa-masa Pergerakan Nasional

dihubungkan dengan unsur-unsur subjektif. Nasionalisme untuk pertama kalinya muncul

di Eropa pada abad ke -18. Lahirnya paham nasionalisme ini diikuti dengan terbentuknya

Negara-negara nasioanl atau Negara kebangsaan. Pada mulanya terbentuknya Negara

kebangsaan dilatarbelakangi oleh factor-faktor objektif seperti persamaan keturuan,

bahasa, adat istiadat dan agama. Akan tetapi, kebangsaan yang dibentuk atas dasar paham

nasionalisme lebih menenkankan kamauan untuk hidup bersama dalam Negara

kebangsaan. Sejalan dengan ini, maka rakyat Amerika Serikat tidak menyatakan bahwa

mereka harus seketurunan untuk membentuk suatu Negara sebab disadari bahwa

penduduk Amerika Serikat terdiri atas berbagai suku bangsa, asal-usul, adat istiadat dan

agama yang berbeda.

2. Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme system pemerintahan suatu Negara-negara

sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atas Negara untuk dijalankan oleh

pemerintah Negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip Trias Politica yang

membagi ketiga kekuasaan politik Negara untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga

Negara saling lepas dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran

dan independensi ketiga jenis lembaga Negara ini diperlukan agar ketiga lembaga

Negara ini bias saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and

balances.

3. Sosialisme

Sekalipun gerakan-gerakan yang boleh dinamakan “sosialis” telah muncul pada abad

ke-17, istilah “sosialime” baru pertama diapakai pada tahun 1827 dalam suatu majalah

perkoperasian. Sejarah sosialisme mengandung unsur protes terhadap ketimpangan

social, maka sebenarnya dapat dikatakan bahwa sosialisme itu sudah ada sejak lama,

yakni sejak perdaban Romawi. Sekalipun gerakan-gerakan yang dinamakan sosialisme

muncul lama, istilah sosialisme baru pertama kali muncul dan dipakai pada 1827 dalam

majalah perkoperasian oleh Robert Owen.

Page 7: Bab ii

4. Komunisme

Istilah komunisme pada mulanya mengandung dua openegrtian , yakni pertama ada

hubungannya dengan komune , yaitu satuan dasar bagi wilayah Negara yang

berpemerintah sendiri. Dengan demikian, Negara itu sendiri sebagai federasi dari

komune-komune. Kedua, istilah komunis mennujukkan hak milik atau kepunyaan

bersama.

Dalam perkembangannya istilah komunis diartikan sebagai suatau gerakan yang

berdasarkan pada Marxisme-Leninisme. Ajaran ideology komunis tertuiang dalam

Dialektis Matrealistis. Ini bertitik tolak dari materi sebagai satu-satunya kenyataan.

Materi inilah yang menjadi sumber keberadaan benda-benda alamiah yang senantiasa

bergerak dan berubah tanpa henti-hentinya.

Dengan demikian, komunisme sekaligus bersifat atheis. Inti orientasi atheis ini adalah

tidak diterimanya kekuatan dan dasar lain, kecuali materi. Dalam konteks orientasi

demikian itulah, maka sejak semula komunisme Rusia adalah antitheisme yang militant

dan tidak dapat membenarkan kehidupan keagamaan berkembang dalam kehidupan

masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah selalu memberantrasnya dengan mencanangkan

propaganda yang antireligius, seperti agama sebagai pelarian atau agama sebagai candu

masyarakat.

5. Fasisme

Fasisme adalah pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totaliter oleh

suatu kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis, militeris dan imperialis.

Jika komunis pada umumnya merupakan produk dari masyarakat-masyarakat pra-

demokrasi dan pra-industri maka fasisme merupakan produk dari masyarakat-masyarakat

pascademokrasi dan pascaindustri. Kaum fasis tidak mungkin merebut kekuasaan di

Negara-negara yang tidak memiliki pengalaman demokrasi sama sekali. Dalam

masyarakat tersebut, kediktatoran mungkin ditunjang atau dimungkinkan oleh militer.

Padahal dukungan massa merupakan salah satu cirri fasisme. Tambahan pula, kalau

system fasisi tidak bakal berkembang di Negara-negara yang tidak memiliki tradisi

demokrasi, maka kemungkinan fasisme mencapai keberhasilan di Negara-negara yang

sejak dulu telah memiliki tradisi demokrasi.

Page 8: Bab ii

G. Peradaban Barat dan Timur

Manusia adalah makhluk yang berakal sehingga ia mampu berpikir secara progresif

dalam membentuk peradaban. Dalam perkembangan peradaban, suatu fenomena yang perlu

dihadapi dengan serius ialah banturan peradaban. Di zaman modern ini, peradaban-peradaban

yang diyakini akan mengalami proses benturan-benturan bisa dikutubkan atas peradaban

Timur dan peradabn Barat.

Peradaban seringkali dimaksudkan sebagai nilai-nilai, kepercayaan, materi atau

substansi-substansi, keilmuan, adat-istiadat yang terdapat pada sekelompok masyarakat.

Semenjak adanya manusia di bumi, maka perdaban manusia muncul dan terus berkembang.

Beribu tahun lamanya perdaban manusia muncul dan terus berkembang. Beribu tahun

lamanya peradaban manusia munculnya peradaban mesir Mesir Kuno.

E. Perkembangan Iptek dan Pengaruhnya

Teknologi kini telah merembes dalam kehidupan kebanyakan manusia, bahkan dari

kalangan atas hingga menengah ke bawah. Upaya tersebut merupakan cara atau jalan di

dalam mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat manusia. Atas dasar

kretivitas akalnya, manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka

untuk mengolah sumber daya alam yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa.

Peradaban bangsa dan masyarakat dunia di masa depan sudah dipahami dan disadari akan

berhadapan dengan situasi serbakompleks dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.