Upload
la-mone
View
35
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBAHASAN
A. Munculnya Sejarah Intelektual
Pelbagai dimensi sejarah umat manusia telah tercakup oleh pelbagai jenis subdisiplin
sejarah seperti sejarah politik, sejarah ekonomi, sejarah kebudayaan, dan lain sebagainya. Di
Prancis pada pertengahan abad ke-20, muncul penulisan sejarah yang mencoba
mengungkapkan suatu dimensi yang sebenarnya telah disinggung dalam pelbagai subdisiplin
sejarah tersebut. Diatas, namun tidak mendapat sorotan yang memadai dan mendalam.
Umpamanya, dalam sejarah politik fokus perhatian lebih dipusatkan pada jalannya proses
politik, interaksi antara aktor-aktor, konflik, perang dan lain sebagainya.
Sejarah Intelektual dalam bahasa Sartono Kartodirdjo adalah mencoba mengungkapkan
latar belakang sosio-kultural para pemikir, agar dapat mengekstrapolasikan faktor-faktor
sosio-kultural yang mempengaruhinya. Dengan demikian, kita tidak mudah jatuh ke suatu
absolutisme atau determinisme. Memang pandangan historis sebaiknya akan lebih
mendorong ke suatu relativisme dalam menghadapi pelbagai ideologi beserta doktrin-
doktrinnya. Pengakajian bidang sejarah intelektual barang tentu memiliki peninggalan
tertulis, cukup dipermudah dengan adanya dokumentasi pelbagai mentifact. Aspek yang
paling menarik dari sejarah Intelektual ialah dalektik yang terjadi antara ideologi dan
pengahayatan oleh penganutnya.
Mengamati pemikiran Sartono Kartodirdjo ( 1993 ) dalam kajian sejarah intelektual yang
berkaitan dengan sosio-kultural bahwa sejarah intelektual yang memerlukan teks dalam
kajiannya tidak akan pernah lepas dari bahasa dan simbol-simbol lokal tentu saja harus bisa
dipahami dari kebudayaan yang mempunyai mentifact 9 fakta kejiwaan ) tersebut. Oleh
karena itu, diperlukan pengetahuan kebudayaan untuk dapat menginterpretasikan berbagai
makna kata-kata sebagai simbol dari pikiran, ide, nilai dan lain sebagainya.
B. Ideologi
Terkair dengan pemikiran, ide, nilai-nilai yang mempengaruhi kehidupan masyarakat,
maka sampailah kita pada apa yang disebut dengan ideologi. Ideologi berasal dari bahsa
yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep
dan logos yang berarti ilmu.
Secara umun, pengertian ideologi ialah suatu sistem kepercayaan masyarakat yang
berbicara bagaimana seharusnya political world berjalan atau berlangsung. Ideologi sebagai
pengarah untuk menjalankan program guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Fungsi
Ideologi yaitu sebagai dasar dan kerangka bagi kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan
bernegara, selain itu, juga sebagai pemberi arah dan tujuan bagi pengaharapan, pemikiran
dan kegiatan bersama dari semua unsur yang ada dalam masyarakat suatu negara.
Ideologi dapat bertahan apabila mempunyai tiga dimensi , yaitu Dimensi Realita yang
mencerminkan gagasan yang hidup dalam masyarakat ), Dimensi Idealis yang memiliki cita-
cita yang tahan uji. Dan Dimensi Fleksibilitas yang dapat menyusuaikan diri, beradaptasi dn
dapat mengikuti perkembangan zaman. Adapun aspek-aspek negatif yang terdapat dalam
suatu ideologi yaitu dimana Ideologi dapat digunakan untuk merongrong pemerintah dan
mengubah keadaan secara radikal. Selain itu, Ideologi juga sering memperbudak ilmu
pengetahuan dan ideologi digunakan untuk mempertahankan kepentingan secara sepihak.
C. Feodalisme dan Ideologi Tradisional
Orang menfasirkan feodalisme dalam berbagai pengertian. Dalam kamus orang-orang
Marxis , feodalisme diartikan sebagai suatu tingkatan yang lebih maju dari perkembangan
masyarakat budak. Feodalisme berasal dar kata feudum atau fief yang berate barang ‘ barang
yang dipinjamkan ‘ , dan biasanya berupa tanah yang umumnya berasal dari raja.
Ideologi tradisional dapat kita samakan dengan ideology Negara kerajaan seperti zaman
Sriwijaya, Majapahit, Bali ataupun Surakarta Hadiringrat. Dalam ideology tradisional
terdapat hubungan patron-client yang menempatkan seorang pemimpin sebagai patron dan
rakyat sebagai client. Hubungan patron-client yang beradasarkan ideology tradisional
biasanya bersifat konservatif fan loyal.seperti halnya yang terjadi dalam masyarakat dengan
ideology tradisional , pertikaian “sepele” tanpa sebab mendalam dan hanya karena loyalitas
pada golongan dapat merusak segala-galnya. Ini bias menyebabkan kerusakan kemakmuran,
juga pada stabilitas masyarakat. Pada masyarakat modern, hingga kini pertentangan terus
terjadi sehingga menyebabkan masyarakat kehilangan revolusi.
D. Perkembangan dan Pemikiran Modern
1. Pemikiran John Locke ( 1632 -1704 )
John Locke adalah filsuf pertama yang menghimpun secara terpadu gagasan dasar
konstitusi demokratis. Pikiran-pikirannya memancarkan pengaruh kuat kepada para tokoh
Republika amerika Serikat. Buku pertama yang membuat John Locke terkenal adalah An
Essay Concerning Human Understanding terbit 1689. Dalam buku tersebut dikemukakan
asal-usul, hakikat dan keterbatasan pengetahuan manusia. Ide-ide John Locke pada
gilirannya mempengaruhi filsuf-filsuf seperti George Berkeley, David Hume, dan
Immanuel Kant.
… bilamana legislator mencoba merampas dan mengahancurkan hak milik penduduk,
atau menguranginya dan mengarah kepada perbudakan dibawah kekuasaan, mereka
berada dalam keadaan perang dengan penduduk, dan karenanya penduduk terbebas
dari kesalahan apabila membangkang dan biarlah mereka berlindung pada naungan
Tuhan yang memang menyediakan penjagaan buat semua manusia dari kekerasan dan
kemajuan.
Juga menjadi kekustsn rakyat untuk menggulingkan dan mengganti badan perwakilannya
yang berbuat bertentangan dengan kepercayaan yang diletakkan di pundak mereka. Sikap
gigi John mempertahankan hak melakukan revolusi amat kuatnya mempengaruhi Thomas
Jefferson dan kaum revolusioner Amerika lainnya.
2. Pemikiran Montesqueiu ( 1689 – 1755 )
Montesqueiu lahir di Paris, Prancis. Ia adalah seorang ahli hokum, negarawan dan ahli
ilmu pasti. Dalam hasil pemikiran Montequeiu banyak factor yang turut menentukan,
antara lain jenis, bentuk pemerintahan , factor lain yang bersifat geografis. Pada 1748 ,
Montesqueiu menegmbangkan konsep John Locke. Dalam uraiannya, Montesqueiu
membagi kekuasaan dalam tiga cabang yang menurutnya haruslah terpisah satu sama lain
yaitu kekuasaan legislative, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif.
Montesquieu menekankan bahwa seseorang akan cenderung untuk mendominasi
kekuasaan dan merusak keamanan masyarakat bila kekuasaan terpusat pada tangannya.
Oleh karenanya, dia berpendapat bahwa agar pemusatan kekuasaan tidak terjadi, haruslah
ada pemisahan kekuasaan yang akan mencegah adanya dominasi satu kekuasaan terhadap
kekuasaan lainnya. Montesqueiu juga menekankan bahwa kebebasan akan kehilang
mananya tatkala kebebasan eksekutif dal legiskatif terpusat pada satu orang atau satu
badan yang menetapkan Undang-undang dan menjalankannya secara sewenang-wenang.
3. Pemikiran Voltaire ( 1694 – 1778 )
Voltaire dikenal dengan tulisan filsafatnya yang tajam, penentang absolutisme, dukungan
terhadap hak-hak manusia dan kebebasan sipil, termasuk kebebasan beragama dan hak
mendapatkan pengadilan yang patut. Karya tulis Voltaire begitu banyak, namun yang
lebih penting sebetulnya gagasan pokok yang dikemukakannya selama hidupnya. Salah
satu pendirinnya yang tergigih adalah terjamin kebebasan bicara dan kebebasan pers.
Prinsip Voltaire lainnya adalah kepercayaan akan kebebasan beragama.
4. Pemikiran Rousseau
Kendati mulanya Rousseau sahabt sejumlah penulis pembaharu Perancis, jalan
opikirannya segera bersimpang jalan tajam dengan mereka. Rousseau menentang rencana
Voltaire mendirikan sebuah teater di genewa. Tulisan-tulisan Rousseau dinilai oleh
banyak orangsebagai factor penting bagipertumbuhan sosialisme, romantisme, anti
rasionalisme , serta perintis jalan kea rah pecahnya Revolusi Perancis dan merupakan
penyumbang buat ide-ide modern menuju demokrasi dan persamaan.
E. Ideologi Modern
1. Liberalisme
Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya suatu kebebasan individu
dalam segala bidang., baik bidang politik, ekonomi, maupun agama. Menurut paham ini,
titik pusat dalam kehidupan ini adalah individu.
Embrio perjuangan kaum liberal yang menentang setiap tindakan yang dianggap
menekan kebebasan individu sebenarnya telah ada di inggris. Kebebsan individu
akhirnya dijamin dengan dikeluarkannya Magna Charta tahun 1215. Pertumbuhan dan
perkembangan perjuangan kaum liberal semakin nyata dengan munculnya gololngan
borjuis di perancis pada abad ke-18 yang menyuarakan liberalism sebagai aksi protes
terhadap kepincangan yang ada di Perancis selama itu. Golongan borjuis berhasil
mendekati rakyat untuk menentang kekuasaan raja yang absolute guna mendapatkan
kebebabsan dan kemerdekaan dalam bidang politik, ekonomi dan agama.
2. Kapitalisme
Kapitalisme menurut sejarahnya berkembang sebagai suatu bagian dari gerakan besar
individualism. Di bidang keagamaan, gerakan ini melahirkan reformas. Di bidang
Penalaran, gerakan ini melahirkan ilmu pengetahuan alam ( IPA ). Di bidang hubungan
masyarakat, gerakan ini melahirkan ilmu 0ilmu social , sedangkan di bidang ekonomi
gerakan ini melahirkan kapitalisme.
3. Imprealisme dan Kolonialisme
Imprelisme berasal dari kata Imperium dalam bahasa Latin yang berarti memerintah .
kemudian arti itu berubah menjadi “hak memerintah”. Arti ini pun mengalami perubahan
lagimenjadi daerah dimana kekuasaan memerintah itu dilakukan. Pengertian
Imperialisme sudah ada sejak zam kuno. Imperialisme pada dasarnya ada dua macam ,
hal ini dengan berpijak pada usaha penaklukan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa barat.,
yakni:
a. Imperialisme Kuno
Cirri Imperialisme kuno adalah 3G , yakni Gospel, Gold dan Glory.
b. Imperialisme Modern
Ciri Imperialisme Modern ialah adanya industri.
Kata kolonialisne telah lama muncul dan diapakai di berbagai pustaka sehingga kata
kolonialme bukan merupakan hal yang asing lagi. Koloni dapat diartikan
orang/masyarakat yang bermukim di daerah baru yang merupakan daerah asing. Ada juga
berpendapat bahwa kolonialsme dari kata koloni yang artinya semula adalah
‘menanamkan sebagian masyarakat di luar batas atau lingkungan daerahnya
F. Perkembangan Ideologi Modern
1. Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata nation dan natie yanbg berate bangsa. Bangsa adalah
sekelompok masyarakat yang mendiami wialayh tertentu dan memiliki hasrat serta
kemanuan untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita dan tujuan.
Nasionalisme dalam taraf pembentukannya seperti masa-masa Pergerakan Nasional
dihubungkan dengan unsur-unsur subjektif. Nasionalisme untuk pertama kalinya muncul
di Eropa pada abad ke -18. Lahirnya paham nasionalisme ini diikuti dengan terbentuknya
Negara-negara nasioanl atau Negara kebangsaan. Pada mulanya terbentuknya Negara
kebangsaan dilatarbelakangi oleh factor-faktor objektif seperti persamaan keturuan,
bahasa, adat istiadat dan agama. Akan tetapi, kebangsaan yang dibentuk atas dasar paham
nasionalisme lebih menenkankan kamauan untuk hidup bersama dalam Negara
kebangsaan. Sejalan dengan ini, maka rakyat Amerika Serikat tidak menyatakan bahwa
mereka harus seketurunan untuk membentuk suatu Negara sebab disadari bahwa
penduduk Amerika Serikat terdiri atas berbagai suku bangsa, asal-usul, adat istiadat dan
agama yang berbeda.
2. Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme system pemerintahan suatu Negara-negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atas Negara untuk dijalankan oleh
pemerintah Negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip Trias Politica yang
membagi ketiga kekuasaan politik Negara untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga
Negara saling lepas dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran
dan independensi ketiga jenis lembaga Negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
Negara ini bias saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and
balances.
3. Sosialisme
Sekalipun gerakan-gerakan yang boleh dinamakan “sosialis” telah muncul pada abad
ke-17, istilah “sosialime” baru pertama diapakai pada tahun 1827 dalam suatu majalah
perkoperasian. Sejarah sosialisme mengandung unsur protes terhadap ketimpangan
social, maka sebenarnya dapat dikatakan bahwa sosialisme itu sudah ada sejak lama,
yakni sejak perdaban Romawi. Sekalipun gerakan-gerakan yang dinamakan sosialisme
muncul lama, istilah sosialisme baru pertama kali muncul dan dipakai pada 1827 dalam
majalah perkoperasian oleh Robert Owen.
4. Komunisme
Istilah komunisme pada mulanya mengandung dua openegrtian , yakni pertama ada
hubungannya dengan komune , yaitu satuan dasar bagi wilayah Negara yang
berpemerintah sendiri. Dengan demikian, Negara itu sendiri sebagai federasi dari
komune-komune. Kedua, istilah komunis mennujukkan hak milik atau kepunyaan
bersama.
Dalam perkembangannya istilah komunis diartikan sebagai suatau gerakan yang
berdasarkan pada Marxisme-Leninisme. Ajaran ideology komunis tertuiang dalam
Dialektis Matrealistis. Ini bertitik tolak dari materi sebagai satu-satunya kenyataan.
Materi inilah yang menjadi sumber keberadaan benda-benda alamiah yang senantiasa
bergerak dan berubah tanpa henti-hentinya.
Dengan demikian, komunisme sekaligus bersifat atheis. Inti orientasi atheis ini adalah
tidak diterimanya kekuatan dan dasar lain, kecuali materi. Dalam konteks orientasi
demikian itulah, maka sejak semula komunisme Rusia adalah antitheisme yang militant
dan tidak dapat membenarkan kehidupan keagamaan berkembang dalam kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah selalu memberantrasnya dengan mencanangkan
propaganda yang antireligius, seperti agama sebagai pelarian atau agama sebagai candu
masyarakat.
5. Fasisme
Fasisme adalah pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totaliter oleh
suatu kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis, militeris dan imperialis.
Jika komunis pada umumnya merupakan produk dari masyarakat-masyarakat pra-
demokrasi dan pra-industri maka fasisme merupakan produk dari masyarakat-masyarakat
pascademokrasi dan pascaindustri. Kaum fasis tidak mungkin merebut kekuasaan di
Negara-negara yang tidak memiliki pengalaman demokrasi sama sekali. Dalam
masyarakat tersebut, kediktatoran mungkin ditunjang atau dimungkinkan oleh militer.
Padahal dukungan massa merupakan salah satu cirri fasisme. Tambahan pula, kalau
system fasisi tidak bakal berkembang di Negara-negara yang tidak memiliki tradisi
demokrasi, maka kemungkinan fasisme mencapai keberhasilan di Negara-negara yang
sejak dulu telah memiliki tradisi demokrasi.
G. Peradaban Barat dan Timur
Manusia adalah makhluk yang berakal sehingga ia mampu berpikir secara progresif
dalam membentuk peradaban. Dalam perkembangan peradaban, suatu fenomena yang perlu
dihadapi dengan serius ialah banturan peradaban. Di zaman modern ini, peradaban-peradaban
yang diyakini akan mengalami proses benturan-benturan bisa dikutubkan atas peradaban
Timur dan peradabn Barat.
Peradaban seringkali dimaksudkan sebagai nilai-nilai, kepercayaan, materi atau
substansi-substansi, keilmuan, adat-istiadat yang terdapat pada sekelompok masyarakat.
Semenjak adanya manusia di bumi, maka perdaban manusia muncul dan terus berkembang.
Beribu tahun lamanya perdaban manusia muncul dan terus berkembang. Beribu tahun
lamanya peradaban manusia munculnya peradaban mesir Mesir Kuno.
E. Perkembangan Iptek dan Pengaruhnya
Teknologi kini telah merembes dalam kehidupan kebanyakan manusia, bahkan dari
kalangan atas hingga menengah ke bawah. Upaya tersebut merupakan cara atau jalan di
dalam mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat manusia. Atas dasar
kretivitas akalnya, manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
untuk mengolah sumber daya alam yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa.
Peradaban bangsa dan masyarakat dunia di masa depan sudah dipahami dan disadari akan
berhadapan dengan situasi serbakompleks dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.