Click here to load reader
Upload
henni-maihardiyanti
View
44
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tumor Payudara merupakan lesi terpenting pada payudara perempuan,
walaupun mungkin berasal dari jaringan ikat atau struktur epitel, tumor
struktur epitel sering menyebabkan neoplasma payudara. Tumor payudara
dibagi menjadi tumor payudara jinak, karsinoma in situ dan karsinoma
infiltratif.8
TumorJinak Payudara adalah kelompok yang sangat kompleks dan saling
terkait dengan gangguan proliferasi dari parenkim payudara, yang sebagian
besar mungkin bukan tumor yang sebenarnya, melainkan proses gangguan
hormon-akibat proses hiperplastik.11
Tumor Ganas Payudara merupakan kelompok tumor epitel ganas ditandai
dengan invasi jaringan yang berdekatan dan kecenderungan untuk
bermetastasis jauh.9
2.2 Klasifikasi Tumor Payudara
Klasifikasi Tumor Payudara, yaitu:2,8
Secara garis besar tumor payudara bisa dibedakan atas dua kelompok
yaitu tumor jinak dan tumor ganas:
a. Tumor jinak payudara
Tumor jinak payudara yang penting secara klinis adalah
fibroadenoma, papiloma intraduktus dan Jenis tumor payudara lainnya
yaitu; adenoma dan tumor jaringan ikat.
5
1. Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah tumor payudara yang paling sering dijumpai.
Tumor ini terutama timbul pada wanita usia muda, dan bermanifestasi
sebagai massa padat, berbatas tegas, dapat digerakkan, dan bergaris
tengah 1 sampai 10 cm.
Menurut gambaran histologisnya fibroadenoma dibagi atas:
a) Fibroadenoma perikanalikulus
Secara histologis sel epitel dan mioepitel membentuk duktus
bundar sampai memanjang yang dikelilingi oleh stroma fibrolastik
longgar.
b) Fibroadenoma intrakanalikulus
Terdiri dari duktus-duktus memanjang yang juga dilapisi oleh
sel epitel kuboid dan mioepitel. Duktus tampak mengalami distorsi
dan tertekan oleh stroma, sehingga bentuknya aneh-aneh.
c) Fibroadenoma juvenil
Fibroadenoma yang besar, dapat timbul pada payudara seorang
gadis. Tumor tumbuh dengan cepat.
2. Papilloma Intraduktus
Ini adalah pertumbuhan tumor neoplastik di dalam suatu duktus.
Sebagian lesi bersifat soliter, ditemukan di dalam sinus atau duktus
laktiferosa utama. Relatif jarang ditemukan, mengenai wanita usia
pertengahan.
6
3. Adenoma
Jarang di temukan dibandingkan fibroadenoma dan papiloma
duktus, tumbuh berasal dari eppitel. Adenoma tubuler merupakan tumor
berbatas tegas, dengan diameter 10-40 mm, ditemukan terutama pada
wanita umur duapuluhan.
4. Tumor Jaringan ikat
Lipoma dan Hemangioma dapat terjadi pada payudara tetapi sering
hemartoma. Leiomioma dapat timbul pada bagian dalam payudara atau
papila, berasal dari jaringan otot polos yang sangat banyak ditemukan
pada bagian dalam payudara.
b. Tumor ganas payudara atau karsinoma payudara
Merupakan 20% dari seluruh kanker pada wanita, penyebab kematian
terbanyak pada wanita berusia 35-55 tahun.Kanker payudara di bagi
menjadi kanker yang belum menembus membran basal (noninvasif) dan
kanker yang sudah menembus membran basal (invasif).
1. Karsinoma non invasif terdapat 2 tipe;
Karsinoma duktus in situ (DCIS)
Karsinoma lobulus in situ (LCIS)
2. Karsinoma invasif (infiltratif)
Karsinoma duktus invasif (“not otherwise specified”; NOS; tidak
dirinci lebih lanjut)
Karsinoma lobulus invasif
Karsinoma medularis
7
Karsinoma koloid (karsinoma musinosa)
Karsinoma tubulus
Tipe lain
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker
payudara diklasifikasikan sebagai berikut: 9
a. Non-invasif karsinoma
1. Non-invasif duktal karsinoma
2. Lobular karsinoma in situ
b. Invasif karsinoma
1. Invasif duktal karsinoma
a) Papilobular karsinoma
b) Solid-tubular karsinoma
c) Scirrhous karsinoma
d) Special types
e) Mucinous karsinoma
f) Medulare karsinoma
2. Invasif lobular karsinoma
a) Adenoid cystic karsinoma
b) karsinoma sel squamos
c) karsinoma sel spindel
d) Apocrin karsinoma
e) Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau
osseus metaplasia
f) Tubular karsinoma
8
g) Sekretori karsinoma
h) Lainnya
c. Paget’s Disease
Kebanyakan Tumor dari adenokarsinoma invasif, yang timbul dari
saluran terminal dan unit lobular, membentuk invasive lobular carcinomas
atau invasive ductal carsinomas. Kanker payudara juga mungkin ditemui
pada tahap sebelum invasi, carsinoma in situ dari ductus kelenjar
payudara, atau lobulus (intraduct, dan intralobular carsinoma), dan ini
merupakan faktor risiko untuk pengembangan selanjutnya dari karsinoma
invasif payudara. Disamping dua kelompok utama ductal carcinomas dan
lobular, ada jenis khusus yang tidak umum atau jarang dari Karsinoma
payudara, yang sering dikaitkan dengan prognosis yanglebih baik
contohnya tubular carcinoma dan mucinus carcinoma.
Gambaran histopatologi Tumor Ganas Payudara berdasarkan
klasifikasinya:11
a. Intraduktus Karcinoma payudara in situ
Non- invasive intraductus carcinoma dapat muncul sebagai benjolan
payudara atau terdeteksi sebagai kelainan mammografi. Muncul sekitar
5% dari kasus klinis menggolongkan sebagai benjolan payudara teraba,
tetapi sampai 20% kasus diidentifikasi oleh skrining radiologi. Paling
sering terjadi pada wanita antara usia 40 dan 60 tahun.
Secara Histologi, sell tumor dan membengkak dari ductus ukuran
kecil dan menengah. Ada empat jenis utamatipe histologi yaitu;solid, di
mana saluran yang dikemas dengan massa sel padat; comedo, di mana
9
telah terjadi nekrosis dari sel-sel di tengah saluran: cribriform, struktur
bentuk di mana sel kelenjar-seperti dalam saluran, dan micropapillary,
dalam bentuk apa sel papillary dengan proyeksi into duktus.
Diperkirakan bahwa jika di biarkan, sekitar 30% kasus akan
berkembang menjadi karsinoma invasive. Jika berkaita dengan
mastektomi karsinoma intraduktus memiliki prognosis yang sangat baik.
Sebuah duktus payudaradibatasi oleh inti atypical yang besar.
Saluran basal membrane yang utuh dan adanya invasi non stroma.
Daerah pusat pada karsinoma ini mengalami nekrosis dengan kalsifikasi
yang dapat dilihat pada mammogram.
b. Lobular carcinoma in situ
Lobural carcinoma in situ, angka kesakitannya sekitar 6% dari semua
kasus kanker payudara. Tidak selalu muncul sebagai massa yang teraba.
Seringkali dijumpai sebagai temuan histology jaringan payudara yang
dihapus karena alas an lain seperti fibrocystic disease. Secara histologi sel
abnormal mengisi lobules payudara.
Penyakit ini penting karena akan membawa resiko yang tinggi dalam
perkembangan karsinoma invasive selanjutnya. Diperkirakan sekitar 20%
dari pasien dengan lobular karsinoma in situ dapat berkembang menjadi
karsinoma invasive setelah 20 tahun. Resiko neoplasia dapat muncul pada
kedua payudara, tidak hanya mengenai payudara dengan penyakit in situ,
tapi baik lobular atau ductal invasive dapat juga terserang.
d. Invasif Ductal carcinoma
10
Invasive ductal carcinoma adalah jenis yang paling umum dari kanker
payudara. Bentuk asli atau bentuk campura dengan karsinoma lain, yg
paling sering yaitu lobural carcinoma. Sel tumor menyerang payudara dan
sering ada respon desmoplastik, sehingga menghadirkan fibrous stroma
padat. Sebuah minoritas tumor dengan lesi grade rendah, mayoritas baik
intermediate atau grade yang tinggi dengan tipe diferensiasi yang jelek.
Gambar 2.1 Histopatologi Tumor Payudara Jinak11
B.Fibrocystik disease B.1 Apocrin Epithelium
C.Sklerossing Adenosis D.Fibroadenoama
D.1.Fibroadenoma-Epithelial cell F.Phylloides Tumor
11
E.Papilloma of the breast
Gambar 2.2 Histopatologi Tumor Payudara Ganas (Karsinoma Payudara)11
A.Ductal carcinoma in situ A.1.Ductal carcinoma in situ-calcification
A.2.Ductal carcinoma in situ-stromaA.3.Ductal carcinoma in situ- necrosis
12
A.4.Ductal carcinoma in situ-large B.Lobular carcinoma insitutumor cel
B.1.Lobular carcinoma in situ-Tumor C.Invasive breast cancer with abundant stroma
C.1.Invasive carcinoma D.invasive ductal adenocarcinoma
D.1.Stroma D.2.Tube like-struktur
13
E. Invasive lobular carcinoma F.Paget’s disease of the nipple
E.1.Abnormal area E.2.HistologyPaget’s disease
Ductal Pure 53%
Ductal Mixed 30%
Lobular 2%
Tubular 2%
Mukoid 2%
Medullary 2%
Other 1%
G.Frequency of main histological types of invasive carcinoma of the breast
2.3 Etiologi Tumor Payudara
Walaupun penyakit proliferasi tumor payudara sering ditemukan,
etiologinya belum diketahui secara jelas. Etiologi dari tumor jinak payudara
adalahhormon ovarium yg ikut berperan sebagai faktor penyebab, tetapi
proses terjadinya yang ditimbulkan masih belum diketahui. Kenyataan bahwa
14
insiden perubahan proliferatif tumor payudara meningkat menjelang
menapause, dimana kegagalan ovulasi juga meningkat pada saat ini, memberi
kesan bahwa keseimbangan relatif antara estrogen progesteron pada setiap
siklus menstruasi merupakan faktor etiologi yang penting. Perubahan kistik
disimpulkan akibat ketidakseimbangan antara hiperplasia epitel, bersama
dengan dilatasi duktus dan lobulus yang terjadi pada setiap siklus menstruasi
dan perubahan regresif berikutnya. Dilatasi kistik terjadi akibat distorsi
perubahan siklik dan bukan akibat obstruksi yang merupakan penyebab yang
biasa pada orang lainnya. 2
Etiologi kanker payudara bersifat multifaktorial dan termasuk
didalamnya diet, faktor reproduksi, dan keseimbangan hormonal.
Kankerpayudaraadalahpenyakitmasyarakatmenengah ke atas yang memiliki
gaya hidup kebarat-baratan, misalnya dengan diet tinggi kalori, kaya lemak
hewani dan protein dengan kurangnya latihan fisik. Daerah yang memiliki
fitur gaya hidup ini untuk periode dan waktu yang panjang (America utara,
Eropautara, Australia) telah mencapai kemajuan tingkat kejadian 70 hingga
90 kasus baru per100.000 penduduk pertahun, sementara negara-negara yang
baru-baru ini memiliki industri dan makmur menunjukkan peningkatan yang
ditandai dengan kejadian dan kematian.8
15
Gambar 2.3 Faktor etiologi yang terlibat dalam perkembangan kanker payudara;8
FEMALE BREAST CANCER
Factors accociated with an increase (↑) or decrease (↓) risk for breast cancer.
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara
masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan
mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:13
1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda,
menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko
16
Hormon and reproductive
factors
Young age at menarche ↑
Regular, ovular menstrual
cycle ↑
Older age at first full-term
birth ↑
Nuliparity ↑
Older age at menapause ↑
Oral contraceptives ↑
Diet dan diet-related
factors
Increased weight (post
menapause) ↑
Increased height ↑
Westernized diet ↑
Hight intake of fibres ↓
Alkohol ↑
Hight intake of fresh
fruit and vegetables ↓
Exposure to
ionizing
radiation ↑
Family history breast cancer ↑ Benign breast disease ↑
utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara
terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window
of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional,
payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25%
kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan
awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
2. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker
payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa
terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi
estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak
terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang
menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap
rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau
menjadi ganas.
3. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis,
tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan
papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia
atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
4. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh
dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap
kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan
kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap
terjadinya keganasan ini.
17
5. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko
terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8
tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker
payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
6. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas
meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang
dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier
dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen
yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk
kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang
keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa
kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1,
yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi
kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70
tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di
usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun.
Tabel 2.1 Faktor resiko Kanker Payudara9
Faktor Risiko Relatif
18
Pengaruh yang sudah di pastikan
Faktor geografik
Usia
Riwayat keluarga
Keluarga dekat mengidap kankerPayudara
Pramenopause
Pramenopause dan bilateral
Pascamenopause
Pasca menopause dan bilateral
Riwayat haid
Usia menarche<12 tahun
Usia menopause >55 tahun
Kehamilan
Kelahiran hidup pertama dari usia 25-29tahun
Kelahiran hidup pertama setelah usia 30 tahun
Kelahiran hidup pertama setelah usia 35 tahun
Nulipara
Penyakit Payudara Jinak
Penyakit proliferatif
Penyakit proliferatif dengan hiperplasia atipikal
Karsinoma lobularis in situ
Bervariasi di tempat yang
berbeda
Meningkat setelah usia 30
tahun
1,2-3,0
3,1
8,5-9,0
1,5
4,0-5,4
1,3
1,5-2,0
1,5
1,9
2,0-3,0
3,0
1,9
4,4
6,9-12,0
19
Pengaruh yang belum di pastikan
Estrogen eksogen
Kontrasepsi oral
Kegemukan
Diet tinggi lemak
Konsumsi alkohol
Merokok
2.4 Epidemiologi Tumor Payudara
Kankerpayudaraadalahkankeryang palingumumpada wanita. 22%
darisemuakankerwanita. 26% dinegara-negaramaju, yang mana lebih dari dua kali
kejadian darikankerpadawanitaditempat lain.
Daerahrisikotinggiadalahpendudukkayaseperti Amerikautara,
EropadanAustraliadi mana6% dariwanitamenderitakankerpayudarasebelumusia75.
Insiden kankerpayudararendahdidaerahkurang berkembang sepertisub-Sahara
AfrikadanAsiaSelatandanTimur, termasukjepang, di manakemungkinanterkena
kankerpayudarapada usia75adalah satusepertiga darinegara-negarakaya dan maju.
Tingkat yang sedang dibandingkan Negara lain, dimana Jepang adalah satu-
satunya negara maju yang pada tahun 2000 masih menunjukkan angka kejadian
yang rendah.Risikopenyakit initelah meningkathinggaawal 1980-
andikeduamajudannegara-
negaraberkembangdanterusmeningkatkhususnyadinegara-negaraberkembang.
Setelah itudi negaramaju, munculnyamammoghraphidanadanya perbaikandalam
kelangsungan hidupberubahbaikkejadiandankematian, yang
20
terakhirtidaklagisecara tepatmencerminkankecenderungandalamrisikoyang
mendasaridaripenyakit.8
2.5 Klinis Tumor Payudara
Gejala klinis yang ditemukan pada Tumor Payudara, antara lan:2,9
a. Fibroadenoma
Fibroadenoma sejauh ini adalah tumor jinak tersering pada payudara
wanita. Adanya peningkatan mutlak dari nisbi estrogen diperkirakan berperan
dalam pembentukannya, dan lesi serupa mungkin muncul bersama dengan
perubahan fibrokistik (fibroadenosis). Biasanya terjadi pada usia muda; insidensi
puncak adalah pada usia 30-an.
Secara klinis fibroadenoma biasanya bermanifestasi sebgai massa solite,
diskret, dan mudah di gerakkan. Lesi mungkin besar pada akhir daur haid dan
selama hamil. Pacamenopause, lesi mengecil dan mungkin mengalami kalsifikasi.
Fibroadenoma hampir tidak pernah menjadi ganas.
b. Papiloma duktus
Relatif jarang ditemukan , mengenai wanita usia pertengahan. Ditandai
dengan keluarnya discharge papila payudara bercampur darah. Umumnya berupa
lesi soliter, mengenai duktus yang lebar. Struktur papiler, dengan tengahnya
berupa jaringan fibrovaskuler ditutupi oleh lapisan epitel jinak.
c. Adenoma
Jarang ditemukan, berasal dari epitel. Adenoma tubuler dan yang
mengeluarkan cairan timbul pada wanita muda. Timbul pada setiap umur, berupa
benjolan dibawah papila payudara yang dapat menimbulka ulserasi pada kulit.
d. Tumor jaringan ikat
21
Lipoma dan hemangioma dapat terjadi pada payudara tetapi sering
hemartoma. Timbul ada bagian dalam payudara atau papila.
e. Tumor Ganas Payudara atau Karsinoma Payudara
Pada tumor ganas payudara gejala klinisnya benjolan pada payudara sukar
digerakkan atau melekat pada kulit dan biasanya tidak terlihat dengan pandangan
mata biasa, tetapi dapat diraba oleh penderita sendiri apabila tumor lebih dari 1
cm. Keluarnya cairan berupa darah dari papila (niple bleeding), biasanya
merupakan tanda pertama kanker payudara. Perlukaan menahun yang lambat laun
melebar pada payudara.
f. Karsinoma Noninvasif (In situ)
- Karsinoma Ductus in situ
Karsinoma ductus In situ biasanya unilateral, terdapat pada premenapause
dan pasca menapause, serta mempunyai beberapa bentuk. Terjadi pada
kelompok umur 40-60 tahun. Dapat timbul sebagai benjolan yang palpabel,
terutama apabila terdapat fibrosis. Dapat timbul discharge apabila terkena ductus
yang lebih besar.
- Karsinoma lobuler in situ
Karsinoma lobuler in situ terjadi pada wanita premenopause, tidak terdapat
gejala klinis, sering bilateral, lesinya tidak terabadan kemungkinan multifaktorial.
g. Karsinoma Invasive
- Karsinoma ductus invasive
Karsinoma ductus invasive sebagian besar karsinma infiltarat (lebih
dari85%)
- Karsinoma lobular invasive
22
Karsinoma lobular invasive biasanya terjadi pada wanita post-menapause.
- Karsinoma musinosa
Karsinoma musinosa disebut juga karsinoma koloid, mukoid, atau
gelatinosa) umumnya muncul pada wanita post-menapause dan jumlahnya sekitar
2-3% dari seluruh karsinoma invasive.
- Karsinoma tubuler
Karsinoma tubuler merupakan karsinoma berdiferensiasi baik dan terdiri
atas sel ganas yang tersusun tubuler. Lesi kecil dengan diameter 10 mm,
kenyal,membetuk benjolan dengan batas irreguler.
- Karsinoma meduler
Karsinoma meduler jsulit diketahui karena tidak semua kriteria diagnostik
digunakan secara ketat di dalam berbagai penelitian dan jarang ditemukan (5%).
- Karsinoma Papiler
Jarang ditemukan, timbul pada wanita post-menapause.
h. Paget’s disease
Pada paget’s disease terdapat erosi papilla secara klinis mirip gambaran
ekzema. Papilla pada payudara tampak kasar, kemerahan dan terdapat ulserasi
ringan.
Tabel 2.2Dasar patologis tanda dan gejala lesi mamma2
Tanda atau gejala Dasar patologis
Benjolan
Difus Fibrosis, hiperplasi epitel dan kista
23
Soliter
Mobile
Melekat
Gambaran kulit
Edema (peau d’orange)
Berkerut dan berlekatan
Eritema
Pappila mammae
Discharge
Retraksi
Eritema dan bersisik
Nyeri Payudara
Siklik
Pada palpasi
Mikrokalsifikasi (pada mamografi)
pada fibrokistik disease
Neoplasma atau kista soliter
Neoplasma jinak (Fibroadenoma)
Neoplasma invasif (karsinoma in situ)
Gangguan aliran limfe akibat
karsinoma
Invasi kulit akibat karsinoma
Aliran darah meningkat akibat radang
atau tumor
Mirip air susu-hamil atau prolaktinoma
Berdarah—papilloma duktus atau
karsinoma
Terikat oleh karsinoma invasif—
karsinoma in situ
Paget disease papilla mamma atau
ekzema
Penyakit payudara jinak
Lesi radang misalnya mastitis
Sering kalsifikasi distrofik, tapi tidak
selalu, berhubungan dengan karsinoma
24
Pembesaran kelenjar axilla
Nyeri tulang atau fraktur
insitu
Paling sering akibat metastasis
karsinoma payudara
Kemungkinan akibat metastasis
karsinoma payudara atau berhubungan
dengan hiperkalsemia
Tabel 2.3 Kemungkinan patologis yang menyebabkan terdapatnya lesi klinis pada
wanita berbagai umur2
Presentasi klinis
Kemungkinan penyebab patologis
<25
tahun
25-35 tahun 35-55 tahun >55 tahun
Benjolan mobile
Benjolan berbatas tegas
Benjolan keras
±melekat pada dasar
Discharge papilla
Fibroad
enoma
Fibroadenom
a
Fibroadenoma,
Tumor filoides
Tumor filoides
Jarang Perubahan
fibrokistik,
adenosis
sklerosing
Perubahan
fibrokistik
Jarang
Jarang Karsinoma Karsinoma Karsinoma,
nekrosis lemak
25
- Jernih
- Berdarah
Ulserasipapilla,ekzema
Jarang
Jarang
Adeno
ma
papilla
Jarang
Jarang
Adenoma
papilla
Duktus ekstasia
Duktus pailloma
Paget disease,
adenoma papil
Duktus ekstasia
Duktus pailloma
Paget disease,
adenoma papil
2.6 Diagnosis
2.6.1 Diagnosis Tumor Payudara
1. Anamnesis
Mencakup status haid, perkawinan, partus, laktasi, riwayat kelainan
payudara sebelumnya, riwayat keluarga, dan adanya kelainan ginekologik. Dalam
riwayat penyakit sekarang yang harus di perhatikan yang utama yaitu waktu
timbulnya massa, kecepatan pertumbuhan dan hubungan dengan menstruasi.
2.Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Untuk mengetahui secara dini Tumor Payudara, dilakukan metode
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Pemeriksaan ini dapat dilakukan
dengan cara:13
Melihat
Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas. Berdirilah di depan cermin
dengan kedua lengan tergantung lepas, di dalam ruangan yang terang.
Perhatikan payudara Anda, apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri
26
simetris, apakah bentuknya membesar/mengeras, apakah arah putingnya lurus
ke depan atau berubah arah, apakah putingnya tertarik ke dalam, apakah
puting/kulitnya lecet, apakah kulitnya tampak kemerahan, kebiruan,
kehitaman, apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar (seperti
kulit jeruk).
Memijat
Dengan kedua belah tangan, secara lembut pijat payudara dari tepi
hingga ke puting, untuk untuk mengetahui ada-tidaknya cairan yang keluar
dari puting susu (seharusnya tidak ada, kecuali Anda sedang menyusui).
Meraba
Sekarang berbaringlah di atas tempat tidur untuk memeriksa payudara
satu demi satu. Untuk memeriksa payudara kiri, letakkan sebuah bantal tipis di
bawah bahu kiri, sedang lengan kiri direntangkan ke atas di samping kepala
atau diletakkan di bawah kepala.Perlu diperhatikan bahwa masing-masing
gerakan memutar harus dilakukan dengan kekuatan tekanan yang berbeda-
beda, setidaknya dengan tiga macam tekanan. Pertama-tama dilakukan dengan
tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan di dekat permukaan kulit, yang
kedua dengan tekanan sedang untuk meraba adanya benjolan di tengah-tengah
jaringan payudara, yang ketiga dengan tekanan cukup kuat untuk merasakan
adanya benjolan di dasar payudara, dekat dengan tulang dada/iga.
Meraba Ketiak
Setelah itu raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk mengetahui
adanya benjolan yang diduga suatu anak sebar kanker.Bila dalam pemeriksaan
payudara sendiri ini Anda menemukan suatu kelainan (misalnya benjolan,
27
sekecil apa pun), segera periksakan ke dokter. Jangan takut dan jangan tunda
lagi. Karena kanker payudara yang ditemukan pada tahap dini dan ditangani
secara benar dapat sembuh secara tuntas.
2.6.2Pemeriksaan Patologi Anatomi
Beberapa metode yang digunakan memeriksa lesi payudara adalah:2
1. Mamografi dan ultrasonografi
Mamografi atau pemeriksaan sinar-X terhadap payudara digunakan untuk
membantu diagnosis lesi yang dapat teraba (palpable) atau yang tidak
teraba (impalpablel). Teknik ini merupakan dasar untuk program skrining,
yaitu deteksi kanker terhadap lesi kecil yang tidak teraba. Dapat juga
digunakan ultrasonografi-imaging.
2. USG
Transduser frekuensi tinggi dan pemeriksaan dopler tidak hanya dapat
membedakan dengan sangat baik tumor kistik atau padat, tapi juga
mengetahui pasokan darahnya serta kondisi jaringan sekitarnya, menjadi
dasar diagnosis yang sangat baik.
3. MRI mammae
Karena tumor mammae mengandung densitas mikrovaskular (MVD=
microvascular density) abnormal. MRI mammae dengan kontras memiliki
sensitifitas dan spesifisitas tinggi dalam diagnosis karsinoma mammae
stadium dini. Pemeriksaan ini cukup mahal dan sulit digunakan meluas
sehingga hanya menjadi suatu pilihan dalam diagnosis banding terhadap
mikrotumor.
4. Pemeriksaan Laboratorium
28
Belum ada petanda tumor spesifik untuk kanker mammae. CEA memiliki
nilai positif bervariasi 20-70%, antibodi monoklonal CA15-3 angka
posifnya 33-60%, semuanya dapat untuk referensi diagnosis dan tindak
lanjut klinis.
5. Pemeriksaan Biopsi
Cara biopsi dapat berupa biopsi eksisi atau insisi, tapi umumnya dengan
biopsi eksisi.Lesi payudara dapat didiagnosis secara cepat dengan
pemeriksaan frozen section (potong beku) pada saat tindakan pembedahan.
Sampel kecil jaringan dibekukan, dilakukan pemotongan jaringan, dipulas
dan diinterprestasikan dalam waktu beberapa menit. Teknik ini jarang
digunakan karena penderita tidak mengetahui secara pasti seberapa luas
tindakan bedah yang harus dilakukan sebelum operasi
6. Biopsi aspirasi jarum halus
Tekhnik ini banyak digunakan, pemeriksaan ini menggunakan jarum halus
dan sel diaspirasi tanpa memerlukan anastesi lokal. Dibuat sediaan hapus
dan di warnai kemudian diperiksa di bawah mikroskop cahaya, apabila
cukup adekuat diagnosis dapat ditegakkan. Keuntungan pendekatan ini
adalah rasa sakit yang relatif kurang dan penatalaksanaan dapat di program
sehingga penderita menyadari dan mengetahui tindakan lanjutan yang
mungkin diperlukan.
7. Biopsi Tru-Cut
Metode ini dilakukan dengan mengambil jaringan menggunakan jarum
biopsi. Teknik ini memiliki kerugian yaitu jaringannya memerlukan
29
pemprosesan yang lebih lama untuk pemeriksaan histopatologi. Prosedur
ini memerlukan anastesi lokal dan lebih nyeri.
2.7 Stadium Tumor Payudara
Sistem penggolongan yang paling banyak di gunakan secara klinis untuk
karsinoma payudara adalah yang di ambil dari International Union againts
Cancer (UICC) dan Americant Joint Commition on Cancer Staging and End
Result Reporting (AJC), berdasarkan pada sistem TNM (T, tumor, N, nodes, M,
metastase).14
Tabel 2.4 Americant Joint Commition on Cancer Staging System for Breast Cancer, 2002.10
(p)T(Tumor Primer)
Tis
T1
T1a
T1b
T1c
T2
T3
T4
T4a
T4b
T4c
Carsinoma in situ (lobular or ductal)
Tumor ≤2 cm
Tumor ≥0,1 cm; ≤0,5 cm
Tumor >0,5 cm; ≤1 cm
Tumor >1cm; ≤2 cm
Tumor >2 cm; ≤5 cm
Tumor >5 cm
Tumor any size with extention to chest wall or
skin
Tumor extending to chest wall (excluding
pectoralis)
Tumor extending to skin with ulceration,
edema, satelite nodules
Both T4a and T4b
30
T4d
(p)N (Nodes)
N0
N0(i-)
N0(i+)
N0(mol-)
N0(mol+)
N1
N1(mic)
N1a
N1b
N1c
N2
N2a
N2b
N3
Inflammatory carcinoma
No regional node involvement, no special
studies
No regional node(s)involvement, negative IHC
Negative node(s) histologically, positive IHC
Negative node(s) histologically, negative PCR
Negative node(s) histologically, positive PCR
Metastasis to 1-3 axillary nodes and/or int
mammary(+)by biopsy
Micrometastasis ( >0,2 mm, tidak >2,0mm)
Metastasis to 1-3 axillary nodes
Metastasis in int. mammary by sentinel biopsy
Metastasis to 1-3 axillary nodes and mammary
by biopsy
Metastasis to 4-9 axillary nodes and int.
mammary clinically positive, without axillary
metastasis
Metastasis to 4-9 axillary nodes, at least
1>2,0mm
Int. mammary clinically apparent, negative
axillary nodes
Metastasis to ≥10 axillary nodes or
31
N3a
N3b
N3c
M (Metastasis)
M0
M1
combination of axillary and int. mammary
metastasis
≥10 axillary nodes (>2,0), or infraclavicular
nodes
Positive int. mammary clinically with ≥1
axillary node or >3 positive axillary nodes
with int. mammary positive by biopsy
Metastasis to ipsilateral supraclavicular nodes
No distant metastasis
Distant metastasis
Tabel 2.5Americant Joint Committee on Cancer Stage Grouping10
Stage
0
I
IIA
IIB
TNM
Tis, N0, MO
T1, N0, MO
T0, N1, MO
T1, N1, MO
T2, N0, MO
T2, N1, MO
T3, N0, MO
32
IIIA
IIIB
IIIC
IV
T0, N2, MO
T1, N2, MO
T2, N2, MO
T3, N1, MO
T3, N2, MO
T4, N0, MO
T4, N1, MO
Any T, N3, M0
Any T, any N, M1
2.8 Prognosis dan Preventif Tumor Payudara
2.8.1 Prognosis Tumor Payudara
Prognosis dari karsinoma payudara berkaitan dengan berbagai macam faktor
klinis dan faktor patologi. 14
Usia pasien
Wanita yang lebih muda dari usia 50 tahun pada saat diagnosis memiliki
prognosis yang terbaik. Angka kehidupan relatif menurun setelah usia
lebih dari 50 tahun dan sangat rendah pada wanita yang lebih tua.
Sepanjang yang menyangkut wanita yang sangat muda (usia ≤35 tahun),
bebrapa studi telah menunjukkan prognosis yang mirip dengan prognosis
pada pasien usia tua. Sementara yang lain telah menunjukkan resiko lebih
tinggi pada pasien tumor payudara untuk rekuren metastasis yang jauh,
dari fakta yang ada pasien ini cenderung memiliki grade tumor yang lebih
tinggi.
33
BRCA1 status
Terlihatbahwakarsinoma
payudaraberkembangdalamBRCA1pembawamutasi,
terkaitdengankelangsungan hidup secara keseluruhanlebih
burukjikamerekabelum menerimaterapiadjuvant. Namun belum
tersediadatapembandinguntukpembawamutasiBRCA2.
Pregnancy and oral contraceptives
Ada kesepakatan umum bahwa karsinoma payudara bermanifestasi selama
kehamilan atau laktasi umumnya sebuah tumor agresif dengan ekspresi
rendah dari reseptor hormon dan ekspresi tinggi dari Her2/neu, dan hal itu
terkait dengan prognosis keseluruhan yang lebih buruk: seperti tingkat
ketahanan hidup 5 tahun terakhir dalam kisaran antara 15% sampai 35%.
Early diagnosis
Tingkatan relatif kelangsungan hidup -5, -8, dan -10 tahun untuk
karsinoma payudara yang asymptomatic di deteksi dengan sebuah proyek
besar berupa screening (BCDDP) yang mana 88%, 83%, dan 79%
berturut-turut. Angka-angka ini jauh lebih tinggi daripada orang-orang
untuk secara klinis terdeteksi karsinoma dan berhubungan dengan fakta
bahwa tumor kecil terdapat dalam banyak kasus, biasanya tanpa metastasis
ke aksila dan termasuk persentase dengan mikroskopis yang tinggi dan
jenis menguntungkan.
Paget’s disease
Tidak ada prognosis yang relevan untuk paget’s disease ada atau tidak
adanya menginvasif ductal carsinoma.
34
Reseptor estrogen
Beberapa penulis telah menyimpulkan bahwa pasien dengan estrogen
reseptor positif tumor ditentukan secara biokimiawi atau
imunohistokimiawi memiliki perjalanan penyakit yang panjang dalam
kehidupan dari pada yang lain. Namun, perbedaan pada prognosis jangka
panjang sangat minim dan tidak signifikan.
Tabel 2.6Prognosis dan tingkat penyebaran tumor:12
Tingkat Penyebaran secara klinik Ketahanan hidup 5 tahun (%)
I T1 N0 M0
(kecil, terbatas pada payudara)
II T2N1M0
(tumor lebih besar, kelenjar terhinggapi
tapi terbebas dari sekitarnya)
III T0-2 N2 M0
T3 N1-2 M0
(kanker lanjut dan penyebaran ke
kelenjar lanjut, tetapi semuanya terbatas
di lokoregional*)
IV T (semua) N (semua) M1
(tersebar diluar lokoregional)
85
65
40
10
*lokoregional dimaksudkan untuk daerah yang meliputi struktur dan organ tumor
primer, serta pembuluh limf, daerah saluran limf, dan kelenjar limf, daerah saluran
limf dan kelenjar limf dari struktur atau organ yang bersangkutan.
35
2.8.2 Preventif Tumor Payudara
Tumor payudara perlu di waspadai, karena untuk menjadi sesuatu
keganasan terdapat gejala-gejala dini dan mempunyai faktor resiko yang sangat
bervariasi sehingga bias menjadi alarm untuk diwaspadai. Semakin dini
ditemukan gejala dan ditangani dengan adekuat keberhasilan pengobatan atau
penyembuhan semakin besar.
Upaya yang bias dilakukan yaitu:
1. Diagnosis dini
a. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
b.Pemeriksaan fisik payudara berkala
c. Mammografi
d. Screening
2. Penyuluhan kepada masyarakat
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai arti dan manfaat penemuan dini
Tumor Payudara agar mereka mengerti dan rela melaksanakannya. Dengan tujuan
supaya:
Masyarakat dapat mengenal gejala dan tanda-tanda Tumor Payudara baik
bersifat jinak sampai stadium lanjut dari tumor tersebut.
Masyarakat mengerti akan bahaya tumor payudara, dan pentingnya
pemeriksaan payudara sendiri untuk dilakukan.
Masyarakat segera memeriksakan dirinya ke dokter bila menemukan
kelainan pada payudaranya tanpa rasa takut ataupun malu
Sehingga nantinya diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat
Tumor payudara.
36
2.9 Kerangka teori
Tumor Pyudara
Tumor Jinak Faktor Resiko Tumor Ganas
37
Reproduksi
Umur
Riwayat keluarga
Hormonal
Histopaologi Histopatologi
Fibroadenoma Ductal carcinoma in situ
Fibrocystik disease Lobular carcinoma in situ
Sklerosing Adenosis Invasive ductal carcinoma
Pailloma of the breast Invasive lobular carsinoma
Gambar 2.4 Kerangka Teori
38