9
BAB II PEMBAHASAN Seorang anak perempuan berusia 5 tahun 10 bulan, dibawa ke RSDS karena sesak napas dan batuk berdahak. Sesak terutama pada malam hari atau saat cuaca dingin. Riwayat demam 1 hari. Riwayat asma sejak usia 2 tahun dan terdapat asma pada keluarga Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, tampak sesak. Tanda vital takikardi, takipnea, afebris. Pernapasan cuping hidung (+), retraksi dinding dada (+), retraksi suprasternalis (+),ekspirasi memanjang, rhonki (+/+), wheezing (+/+). Daftar masalah pada pasien ini adalah sesak napas (dengan retraksi, pernapasan cuping hidung, ronki dan wheezing); demam satu hari; dan batuk berdahak. Dari daftar masalah yang dialami pasien ini dapat dipikirkan masing-masing diagnosis banding pasien. 1. Sesak napas Diagnosis banding: a. Asma bronkial Asma dipertimbangkan pada kasus ini karena: 1. Sesak memberat pada suhu dingin/malam hari

BAB II

  • Upload
    agung

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

qw

Citation preview

BAB IIPEMBAHASAN

Seorang anak perempuan berusia 5 tahun 10 bulan, dibawa ke RSDS karena sesak napas dan batuk berdahak. Sesak terutama pada malam hari atau saat cuaca dingin. Riwayat demam 1 hari. Riwayat asma sejak usia 2 tahun dan terdapat asma pada keluargaPada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, tampak sesak. Tanda vital takikardi, takipnea, afebris. Pernapasan cuping hidung (+), retraksi dinding dada (+), retraksi suprasternalis (+),ekspirasi memanjang, rhonki (+/+), wheezing (+/+).Daftar masalah pada pasien ini adalah sesak napas (dengan retraksi, pernapasan cuping hidung, ronki dan wheezing); demam satu hari; dan batuk berdahak. Dari daftar masalah yang dialami pasien ini dapat dipikirkan masing-masing diagnosis banding pasien. 1. Sesak napas Diagnosis banding:a. Asma bronkialAsma dipertimbangkan pada kasus ini karena:1. Sesak memberat pada suhu dingin/malam hari2. Terdapat riwayat sesak yang berulang sebelumnya.3. Terdapat keluarga yang menderita asma

b. Aspirasi korpus alienumSudah dapat disingkirkan dengan anamnesis tidak ada riwayat tersedak atau tertelan sesuatu

c. Tuberculosis ParuTuberculosis paru dapat disingkirkan karena:1. Nafsu makan pasien baik, sedangkan pada TB paru nafsu makan berkurang2. Tidak dijumpai demam subfebris yang berkepanjangan pada pasien3. Tidak ditemukan batuk kronik yang lama, pada kasus batuk hilang timbul dan batuk terutama saat cuaca dingin.

d. PneumoniaPneumonia masih bisa dipikirkan pada kasus ini, tetapi jika dilihat secara keseluruhan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat disingkirkan pada kasus ini karena:1. Sesak napas pada kasus merupakan sesak napas yang berulang yang tentunya lebih dipikirkan asma daripada pneumonia2. Pada pneumonia, perkusi paru suaranya lebih pekak, sedangkan pada kasus perkusinya sonor3. Pada pneumonia suara napas melemah, sedangkan pada kasus suara napas tidak melemah.

e. BronkiolitisBronkiolitis disingkirkan pada kasus ini karena onset tertinggi pada umur kurang dari 2 tahun, sedangkan pasien ini sudah berusia hampir 6 tahun.DIAGNOSIS ATAU PENYEBAB GEJALA DAN TANDA KLINISYANG MENDASARISecara umum diagnosis banding anak yang datang dengan batuk dan atau kesulitan bernapas adalah sebagai berikut:NOSISITEMUKA1. Pneumonia- Demam- Batuk dengan napas cepat- Crackles (ronki) pada auskultasi- Pernapasan cuping hidung- Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam- Merintih (grunting)- Sianosis- Terjadi dalam beberapa hari dan semakin berat

2. Bronkiolitis - Episode pertama wheezing pada anak umur < 2 tahun- Hiperinflasi dinding dada- Ekspirasi memanjang- Kurang/tidak ada respons dengan bronkodilator

3. Gagal jantung - Peningkatan tekanan vena jugularis- Denyut apeks bergeser ke kiri- Irama derap- Bising jantung- Crackles /ronki di daerah basal paru- Pembesaran hati

4. Asma - Riwayat mengi (wheezing) berulang- Ekspirasi memanjang- Terdengar mengi - Membaik dengan pemberian bronkodilator

5. Penyakit jantung bawaan - Sulit makan atau menyusu- Sianosis- Bising jantung- Pembesaran hati

6. Difteri- Pembengkakan leher oleh karena pembesaran kelenjar limfe- Farings hiperemi- Terdapat membran putih keabu-abuan pada tonsil dan atau dinding farings- Belum mendapat vaksinasi DPT7. Aspirasi benda asing- Riwayat tersedak mendadak- Stridor atau kesulitan bernapas yang tiba-tiba.- Suara napas menurun (sebagian/menyeluruh) atau terdengar mengi

8. Abses Retrofaringeal- Timbul perlahan beberapa hari dan bertambah berat- Kesulitan menelan- Demam tinggi

Wheezing atau mengi adalah jenis ronki kering yang terdengar lebih nyaring dibandingkan dengan ronki kering lainnya. Diagnosis banding untuk anak dengan wheezing/mengi adalah sebagai berikut:Asma - Riwayat wheezing berulang - Hiperinflasi dinding dada- Ekspirasi memanjang- Berespons baik terhadap bronkodilator- Onset biasanya usia >2 tahun- Terdapat keluarga dengan riwayat asma

Bronkiolitis - Episode pertama wheezing pada anak umur < 2 tahun- Hiperinflasi dinding dada- Ekspirasi memanjang- Respons kurang/tidak ada respons dengan bronkodilator

Benda asing - Riwayat tersedak atau wheezing tiba-tiba- Wheezing umumnya unilateral- Air trapping dengan hipersonor dan pergeseran mediastinum- Tanda kolaps paru

Pada pasien ini hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Pemeriksaan darah rutin sebenarnya tidak spesifik untuk penegakan diagnosis pasien dengan asma. Mengapa kemudian diagnosisnya menjadi Asma?Penegakan diagnosis Asma pada kasus ini yaitu (1) Sesak napas yang berulang(2) Usia pasien hampir 6 tahun sedangkan bronkiolitis onsetnya kurang dari 2 tahun(3) Terdapat riwayat keluarga yang menderita asma(4) Sesak terutama/memberat pada saat cuaca dingin(5) Pemeriksaan fisik dijumpai adanya wheezing

Pada kasus juga dijumpai adanya demam selama 1 hari yang tidak terlalu tinggi dan pada pemeriksaan paru dijumpai adanya ronki. Berdasarkan kedua hal tersebut maka bisa dipikirkan adanya infeksi respiratorik akut. Ronki juga bisa dijumpai pada pasien asma, tetapi pasien asma seharusnya tidak demam. Dengan adanya demam berarti terjadi infeksi, infeksi tersebut juga bisa memicu terjadinya serangan asma atau memperberat gejalanya.Anak ini dirawat inap dengan pertimbangan karena adanya distres pernapasan, yang memerkukan perawatan yang komprehensif dan membutuhkan fasilitas yg tersedia di Rumah Sakit. Di Rumah Sakit tersedia oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. Jika terjadi perburukan gejala yang memerlukan tindakan segera dapat segera diatasi di Rumah Sakit. Terapi yang diberikan pada pasien ini meliputi:1. Terapi suportif1. Intravenous Fluid Drainage (IVFD) RL 10 tpm mikroPemasangan infus pada pasien ini terutama untuk indikasi memudahkan pemberian terapi. Pada pasien tidak dijumpai tanda-tanda dehidrasi, walaupun pada asma yang berat bisa juga disertai dehidrasi.2. Oksigen per nasal 2 L/mOksigen diberikan untuk mempertahankan saturasi oksigen di jaringan tubuh.2. Terapi medikamentosa1. Nebulizer Combivent + 3 cc NaCl 0,9% 3 x 1Nebulizer Combivent terdiri dari ipratrium bromida dan salbutamol sulfat, keduanya merupakan bronkodilator2. Cefotaxime 4 x 400 mg ivPemberian antibiotik pada pasien ini karena terdapat tanda infeksi yaitu demam, bisa disebabkan oleh infeksi respiratorik atas3. Dexamethasone 3 x 3 mg ivPemberian kortikosteroid sistemik mempercepat perbaikan asma dan pemberiannya merupakan bagian tatalaksana serangan asma, kecuali pada serangan ringan. 4. Ambroxol Syr 2 x cth 1Ambroxol merupakan mukolitik yang dapat diberikan pada pasien asma yang mempunyai reflex batuk yang baik.5. Antrain 3 x 175 mgSaat di IGD pasien mendapatkan antrain untuk menurunkan panas, tetapi tidak diketahui berapa suhu pasien saat datang di IGD karena tidak dicatat di pemeriksaan. Setelah di ruangan suhu tubuh pasien normal sehingga tidak diperlukan lagi pemberian antrain.