9
BAB II KAJIAN TEORI A. DeskripsiTeori 1. Kurikulum 2013 Kurikulum berkaitan erat dengan mutu pendidikan, walaupun kurikulum bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan (Kwartolo 2002). Menurut Nasution (2008) kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai guna mencapai tujuan pendidikan. Kwartolo (2007) menerangkan bahwa ada banyak definisi tentang kurikulum, namun esensinya adalah menghantarkan peserta didik melalui pengalaman belajar agar mereka dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin. Hamalik (2008) menyatakan kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran namun semua hal yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa. Kurikulum merupakan suatu prencanaan yang memuat isi dan bahan pelajaran, cara, metode atau strategi pembelajaran, dan merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Terdapat berbagai tafsiran tentang kurikulum, kurikulum dapat dilihat sebagai produk, program, hal yang diharapkan akan dipelajari siswa, dan sebagai pengalaman siswa (Nasution 2008). Kurikulum dapat dinilai sebagai produk hasil karya para pengembang kurikulum berupa buku maupun pedoman kurikulum. Kurikulum sebagai program yaitu alat untuk mencapai

BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal

Citation preview

BAB IIKAJIAN TEORIA. DeskripsiTeori1. Kurikulum 2013

Kurikulum berkaitan erat dengan mutu pendidikan, walaupun kurikulum bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan (Kwartolo2002). Menurut Nasution (2008) kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai guna mencapai tujuan pendidikan. Kwartolo (2007) menerangkan bahwa ada banyak definisi tentang kurikulum, namun esensinya adalah menghantarkan peserta didik melalui pengalaman belajar agar mereka dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin. Hamalik (2008) menyatakan kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran namun semua hal yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa. Kurikulum merupakan suatu prencanaan yang memuat isi dan bahan pelajaran, cara, metode atau strategi pembelajaran,danmerupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.Terdapat berbagai tafsiran tentang kurikulum, kurikulum dapat dilihat sebagai produk, program, hal yang diharapkan akan dipelajari siswa, dan sebagai pengalaman siswa (Nasution 2008). Kurikulum dapat dinilai sebagai produk hasil karya para pengembang kurikulum berupa buku maupun pedoman kurikulum. Kurikulum sebagai program yaitu alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang mengajarkan berbagai kegiatan yang mempengaruhi perkembangan siswa. Kurikulum juga dianggap sebagai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang akan dipelajari siswa serta pengalaman pada tiap siswa. Kurikulum selalu berkembang dan pemikiran mengenai kurikulum terjadi secara kontinyu.Kurikulum tahun 2013 adalah rancang bangun pembelajaran yang didesainuntukmengembangkanpotensipesertadidik,bertujuanuntuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab yang mulai dioperasikan pada tahun pelajaran2013/2014 secara bertahap (Kemendikbud 2013c). Menurut Hasan (2013), perkembangan Kurikulum 2013 didasari oleh BNSP 2010 dan adanya pendidikan

karakter serta kewirausahaan. Kurikulum ini akan dikembangkan selama kurang lebih lima tahun dari 2010 hingga 2015. Pada tahun 2010 dan 2011 dilakukan kajian mengenai kurikulum. Pada tahun 2012 dilakukan finalisasi dokumen kurikulum. Pada tahun 2013 hingga 2015 dilakukan implementasi dan evaluasi kurikulum di sekolah.Kurikulum 2013 dikembangkan dengan melanjutkan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu (Kemendikbud 2012). Langkah penguatan tata kelola Kurikulum 2013 terdiri atas: (1) menyiapkan buku pegangan pembelajaran bagi siswa dan guru, (2) menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka manfaatkan, serta (3) memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah pelaksanaan pembelajaran (Hasan 2013). Hal tersebut diterangkan oleh Iskandar (2013), bahwa penataan kurikulum meliputi perangkat kurikulum, perangkat pembelajaran, dan buku teks sudah dilaksanakan mulai desember 2012 - maret 2013. Untuk implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan mulai juni 2013 dengan penilaian formatif pada juni 2016. Pada penataan dan implementasi Kurikulum 2013 juga didukung sosialisasi, uji publik, pelatihan guru dan tenaga kependidikan.

a.Alasan Pengembangan Kurikulum 2013

Lunenburg(2011)menyatakanpengembangankurikulumdapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum yang pada akhirnya menghasilkan rencana kurikulum.Pengembangan dan pergantian kurikulum pendidikan merupakan hal yang wajar. Setiap kurikulum pasti dikembangkan, direvisi, diganti, diubah, dperbaiki, disempurnakan atau apapun namanya (Supriyoko 2012). Terdapat beberapa prinsip umum dalam pengembangankurikulum.Prinsipumumtersebutantaralainrelevansi, fleksibelitas, kontinuitas, praktis, dan efektifitas (Sukmadinata 2009). Dalam pelaksanaan kurikulum diharapkan dapat disesuaikan dengan kondisi peserta didik baik berupa waktu, tempat, maupun latar belakang peserta didik.

2. Pengertian Belajar Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku (WinaSanjaya, 2009:112). Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat atau tidak dapat disaksikan. Hal itu hanya mungkin dapat disaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Menurut Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 10), belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dannilai. Timbulnya kapabilitas tersebut dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Sehingga belajar menurut Gagne adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Hilgard (WinaSanjaya, 2009: 112), menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Dengan demikian belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Oema rHamalik, 2005:27). Dari pengertian ini, maka belajar merupakan suatu9 proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Menurut Mayer pengertian belajar sebagai perubahan yang relative permanen dalam pengetahuan dan perilaku seseorang yang diakibatkan oleh pengalaman (Benny A Pribadi, 2009: 8). Pengalaman yang sengaja didesain untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang akan menyebabkan berlangsungnya proses belajar. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan beraksi yang relative permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungan dan dunia nyata. Melalui proses belajar seseorang akan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik.3. Pola BelajarBanyak ragam pola belajar yang dikemukakan oleh para ahli, banyak pula perbedaan variasi dan streessing (penekanan) dari suatu pola belajar oleh masing-masing ahli. Menurut Sriyono (dalam Roestiyah, 2000:106) menyatakan:Pola belajar adalah rangkaian prosedur dalam belajar yang dapat membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran. Pola belajar di antaranya pola belajar mandiri, pola belajar terbimbing, pola belajar kelompok, pola belajar diskusi, dan lain-lain. Masing-masing dari pola belajar tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam pelaksanaannya pola belajar mandiri telah biasa dilakukan oleh siswa dirumahnya masing-masing.

Menurut Alma (2008:78) menyatakan bahwa: Dilihat dari sudut penyusunan strategi belajar mengajar, maka ada beberapa pola belajar yang dapat dipertimbangkan oleh guru dan siswa agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara teratur menurut pola tertentu. Dalam pola belajar ini akan sekaligus tercerminkan sikap guru dan kegiatan siswa serta interaksi antara keduanya. Pola-pola belajar itu diantara terdiri dari pola belajar individu, pola belajar kelompok, pola belajar terbimbing, pola belajar leaving (meninggalkan), pola belajar supervising (supervisi).

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pola belajar adalah rangkaian prosedur dalam kegiatan belajar mengajar yang nantinya akan mampu membantu peserta didik dalam kegiatan belajar mengajarnya. Dilihat dari sudut penyusunan strategi belajar mengajarnya maka pola belajar itu di antaranya terdiri dari pola belajar individu, pola belajar kelompok, pola belajar terbimbing. Pola belajar leaving, pola belajar supervisi.Lebih lanjut, Roestiyah (2000:58) menyimpulkan: Bila kita membicarakan mengenai pola belajar, berarti kita akan mebicarakan tentang: komponen-komponen dasar dalam proses belajar secara menyeluruh, model pembelajaran, dan jenis dan tingkah laku kepemimpinan guru sebagai pribadi yang mengarahkan, mengawasi dan mengatur pelaksanaannya.Menurut Glasser (dalam Rohani, 2004:74) mengemukakan ada 4 komponen pola belajar yaitu:a. IO (Instruksional Objektives) atau Tujuan Pengajaran.b. EB (Entering/Entry Behavior) atau Pengenalan Kemampuan Awal.c. IP (Instruksional Procedures) atau Proses Mengajar/Pengajaran.d. PA (Performance Assesment) atau Penilaian Terhadap Capaian Tujuan Pengajaran.

Lebih jauh, Alma (2008:79) mengemukakan: Pola belajar dapat dijadikan pertimbangan dasar dalam menampilkan keterampilan-keterampilan mengajar secara tepat termasuk pemilihan metode mengajar. Namun demikian pemilihan pola mengajar inipun biasanya dilakukan atas pertimbangan: (1) tujuan pengajaran; (2) karakteristik bahan yang diajarkan; (3) alokasi waktu yang tersedia; (4) karakteristik siswa; (5) kemampuan guru itu sendiri.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan dalam penyusunan pola belajar harus mempertimbangkan komponen-komponennya yaitu: tujuan pengajaran, pengenalan kemampuan awal, proses pengajaran dan penilaian terhadap capaian tujuan pengajaran.