17
BAB II ADMINISTRASI DAN ORGANISASI PENYELENGGARA PROYEK 2.1 Uraian Umum Proyek merupakan pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan satu kali dan tidak dapat diulang-ulang untuk proyek lain dengan situasi dan kondisi yang sama, sehingga rancangan yang dilakukan dalam sebuah proyek belum tentu dapat diterapkan untuk rancangan pada proyek lain. Hubungan kerja antara pihak-pihak yang terlibat umumnya mempunyai tugas dan kewajiban yang berbeda-beda tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu agar proyek yang akan atau yang sedang dilaksanakannya berjalan dengan baik, selesai tepat pada waktunya dan kualitas pekerjaannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan juga sesuai dengan keinginan pemilik proyek. 2.2 Organisasi Proyek Organisasi adalah bentuk persekutuan antara sekelompok orang yang bekerja sama secara formal dan terikat guna mencapai tujuan yang telah di sepakati atau di tetapkan, sedangkan proyek adalah suatu kegiatan yang terencana yang melibatkan berbagai pihak dengan baik dan terencana. Secara umum hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek ini, dapat di lihat pada bagan struktur organisai berikut ini : i. Pemilik Proyek ii. Perencana iii. Pengawas iv. Pelaksana II-1

BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TEKNIK SIPIL

Citation preview

BAB II

BAB II

ADMINISTRASI DAN ORGANISASI

PENYELENGGARA PROYEK2.1 Uraian Umum

Proyek merupakan pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan satu kali dan tidak dapat diulang-ulang untuk proyek lain dengan situasi dan kondisi yang sama, sehingga rancangan yang dilakukan dalam sebuah proyek belum tentu dapat diterapkan untuk rancangan pada proyek lain. Hubungan kerja antara pihak-pihak yang terlibat umumnya mempunyai tugas dan kewajiban yang berbeda-beda tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu agar proyek yang akan atau yang sedang dilaksanakannya berjalan dengan baik, selesai tepat pada waktunya dan kualitas pekerjaannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan juga sesuai dengan keinginan pemilik proyek. 2.2 Organisasi Proyek

Organisasi adalah bentuk persekutuan antara sekelompok orang yang bekerja sama secara formal dan terikat guna mencapai tujuan yang telah di sepakati atau di tetapkan, sedangkan proyek adalah suatu kegiatan yang terencana yang melibatkan berbagai pihak dengan baik dan terencana. Secara umum hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek ini, dapat di lihat pada bagan struktur organisai berikut ini :i. Pemilik Proyek

ii. Perencana

iii. Pengawas

iv. Pelaksana

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pelaksana Proyek2.2.1 Pemilik Proyek1. Pengertian

Pemilik Proyek adalah perseorangan atau instansi pemerintah maupun swasta yang memberikan pekerjaan bangunan dan membayar sejumlah harga sebagai biaya pekerjaan tersebut. Dalam hal ini Pemerintah Proponsi Nusa Tenggara Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum Sub Bidang Bina Marga SNVT. PJN-Wil 1 selaku pemilik proyek/pengguna anggaran. 2. Tugas, Kewajiban dan Hak Pemilik Proyek

a. Tugas Pemilik Proyek adalah :

1. Menunjuk atau mengeleksi orang atau badan yang di anggap mampu untuk melakukan perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan.2. Mengediakan lahan untuk pelaksanaan proyek.

3. Memantau pekerjaan di lapangan setiap saat

b. Kewajiban Pemilik Proyek adalah :

1. Membayar sejumlah uang kepada pihak-pihak terkait sebagai imbalan jasa untuk kelancaran pekerjaan proyek.

2. Menyediakan sejumlah uang untuk keperluan sumberdaya pembangunanc. Hak Pemilik Proyek adalah :

1. Menerima hasil Output berupa hasil perencanaan, laporan kemajuan pekerjaan dan lain-lain dari pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan proyek.2. Memberikan koreksi terhadap pekerjaan-pekerjan yang dianggap tidak memenuhi ketentuan.

3. Menerima hasil Ouput pada waktu yang telah di sepakati.Pernyataan pernyataan di atas merupakan hasil pengamatan di lapangan yang di amati sesuai waktu di mana kegiatan Kerja Praktek sedang berjalan. 2.2.2 Perencana1. Pengertian Perencana adalah perseorangan yang berbadan hukum atau badan yang di tunjuk oleh pemilik proyek untuk membuat perencanaan lengkap dari suatu pekerjaan konstruksi. yang di maksud dengan badan hukum yaitu badan yang mempunyai Akta Notaris. Berdasarkan imformasi dari pihak pengawas bahwa perencana proyek ini adalah PT ( Persero ) Indra Karya. 2. Tugas, Kewajiban dan Hak Perencana a. Tugas Perencana adalah :1. Membuat perencanaan sketsa gagasan atau gambar rencana.2. Membuat rencana pelaksanaan.3. Membuat gambar-gambar detail petunjuk kerja, lengkap dengan penjelasannya dan perhitungan struktur.4. Membuat peraturan dan spesifikasi kerja.5. Membuat rencana anggaran biayab. Kewajiban Perencana adalah :

1. Menyelenggarakan pelelangan apabila di perlukan.2. Menuruti permintaan pihak pemilik proyek atas tugas-tugas di atas.c. Hak Perencana adalah :1. Menerima sejumlah uang dari pihak pemilik proyek setelah melakukan tugas.2. Tidak bertanggung jawab atas kesalahan yang terjadi di lapangan.2.2.3 Pengawas1. Pengertian

Pengawas adalah perorangan atau suatu badan usaha yang di tunjuk oleh pemilik proyek untuk mengawasi, mengontrol, dan mengarahkan jalannya suatu pekerjaan agar dapat mencapai hasil kerja yang baik dan sesuai dengan persyaratan yang telah di tetapkan. Dalam hal ini PT ( Persero ) Wiranta Buana Raya yang bertindak sebagai pengawas. 2. Tugas, kewajiban dan Hak penawasa. Tugas Pengawas adalah :1. Mengawasi rencana kerja sesuai jadwal pelaksanaan yang di buat oleh pelaksana2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan, produknya dan ketetapan waktu serta biaya pekerjaan konstruksi3. Melakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap bahan atau material yang akan di gunakan serta memeriksa mix design yang di perlukan. 4. Melakukan pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas bahan, peralatan, tenaga kerja, prosedur, cara pelaksanaan dan laju pencapaian prestasi sesuai dengan ketentuan serta rencana yang sudah di tetapkan.5. Melakukan pengawasan selama pemeliharaan.b. Kewajiban Pengawas adalah :1. Mengadakan konsultasi dengan pemilik atau pemberi tugas menyangkut permasalahan yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan.2. Menyusun dan menyiapkan laporan kemajuan harian, mingguan dan bulanan.3. Menandatangani reques laporan dari pihak pelaksana sebagai buktii selesai terlaksananya suatu item pekerjaan. c. Hak Pengawas adalah :1. Menerima sejumlah uang sebagai hasil imbalan sesuai tugas dan kewajiban di atas.2. Mendapatkan jaminan kerja dari pihak pelaksana.Sesuai pengamatan di lapangan bahwa konsultan pengawas berperang sangat penting dalam pelaksanaan proyek dengan tujuan untuk mengawasi semua pekerjaan yang sedang berjalan sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan seperti tindakan manipulasi pekerjaan dan lain-lain agar kegiatan proyek dapat berjalan lancar. Hal ini dinilai bahwa tindakan dari pihak pengawas hampir sama dengan pihak pemilik proyek sehingga pekerjaan kadang terlambat karena masih menunggu keputusan dari pihak pengawas baru pekerjaan dimulai.2.2.4 Pelaksana

1. Pengertian Pelaksana adalah Perseorangan atau suatu badan usaha yang menerima dan menyelesaikan pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat serta gambar-gambar rencana yang telah di tetapkan. Pelaksana dapat berupa badan atau perusahaan dan ahli dalam bidang pelaksanaan pekerjaan bangunan.

2. Tugas, Kewajiban dan Hak Pelaksana.a. Tugas Pelaksana adalah :1 Melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar-gambar dari perencana.

2 Menyiapkan sarana sesuai permintaan dalam analisa proyek

3 Menyiapkan material non-lokal maupun lokal sesuai kebutuhan dalam analisa proyek.

4 Melakukan perubahan dalam pekerjaan konstruksi sesuai dengan keinginan pemilik proyek.b. Kewajiban Pelaksana adalah :1 Memberitahu pengawas (pemilik proyek) mengenai kendala dan kekurangan yang di hadapai selama pekerjaan berlangsung. (permintaan distribusi material dan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pekerjaan di lapangan)2 Memberikan masukan-masukan kepada pengawas (pemilik proyek) jika terdapat masalah dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan3 Menjaga keamanan material dan peralatan serta suasana kerja yang ada di lokasi proyek.4 Membuat laporan (harian, mingguan dan bulanan) sesuai kemajuan pekerjaan di lapangan.

5 Menjamin mutu pekerjaan sesuai spesifikasi yang di tetapkan.

c. Hak Pelaksana adalah :

1. Menerima sebagian atau seluruh anggaran dari pihak pemilik proyek yang di salurkan untuk keperluan pembayaran pekerjaan proyek.2. Merekrut tenaga sub kontraktor yang di anggap mampu untuk bekerja sama dalam penyelesaian proyek.Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa pelaksana atau dalam hal ini kontraktor dapat di bagi menjadi beberapa bagian antara lain : kontraktor pemenang tender adalah PT (Persero) Usaha Karya Buana yang di bawahnya terdapat beberapa sub yang bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan proyek. tugas dan kewajiban dari pelaksana sudah terlaksana dengan baik, namun masih terdapat kendala-kendala di lapangan yaitu tidak ada pembuatan beskamp untuk penimbunan material non-lokal seperti semen, besi beton, BBM dan lain sebagainya sehingga sering terjadi keterlambatan pendistribusian material oleh karena itu pekerja harus menanggur pada saat material kosong. 2.3 Hubungan Kerja antara Pihak - Pihak yang Terlibat dalam Proyek

Hubungan yang di maksud di sini adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan antara unsur-unsur pelaksanaan pembangunan proyek yaitu pemilik proyek, perencana, pengawas dan pelaksana. Semua pihak dari unsur-unsur pelaksanaan pembangunan proyek tersebut harus tunduk dan patuh kepada peraturan atau persyaratan yang telah di susun, baik dari segi teknis maupun administrasi.2.3.1 Hubungan Kerja Antara Pemilik Proyek Dengan Perencana

Berdasarkan imformasi yang di dapat dari pihak pemilk proyek bahwa hubungan antara kedua pihak merupakan hubungan kontrak di mana pemilk proyek dapat merekrut perencana melalui system pelelangan dengan memenuhi persyaratan-persyaratan yang di minta oleh pemilk proyek. Hubungan tersebut di tuangkan dalam suatu kontrak atau surat perjanjian pekerjaan perencanaan. Selain itu pemilik proyek berhak mendapatkan output perencanaan yang baik dari konsultan perencana. Output yang di terima oleh pemilik proyek berupa gambar rencana, perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan membuat perhitungan konstruksi untuk pengurusan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Untuk semua yang di kerjakan oleh perencana, Pemilik Proyek wajib memberikan imbalan sesuai dengan kontrak yang telah di setujui bersama. 2.3.2 Hubungan Kerja Antara Pemilik Proyek Dengan Pengawas

Hubungan antara kedua pihak merupakan hubungan kontrak di mana pemilik proyek dapat merekrut pengawas melalui sistem pelelangan yang di akui berdasarkan kemampuan dan pengalaman kerja. Hubungan tersebut di tuangkan dalam suatu kontrak atau surat perjanjian pekerjaan pengawasan. Selain itu pengawas mempunyai kewajiban untuk menjaga agar proses pembangunan proyek dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan dan mengurangi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Atas segala pekerjaan tersebut maka pengawas berhak mendapatkan imbalan sesuai tata cara pembayaran yang telah di tetapkan. Berdasarkan pangamatan di lapangan bahwa untuk pekerjaan proyek ini pengawas benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik yaitu hadir di lokasi proyek setiap hari tertib waktu, pekerja belum bisa mulai apabila pengawas belum ada dan pekerja belum bisa melanjutkan pekerjaan sebelum pengawas memandu pekerjaa untuk membuat profil baru. Hal lain yang di alami di lapangan adalah kedua pihak saling kerja sama karena sama-sama juga berperang sebagai pengawas lapangan sehingga apabila mengetahui bahwa terdapat item pekerjaan yang sebenarnya tidak harus dikerjakan namun harga dalam analisanya ada, maka sejumlah biaya tersebut harus dibagikan persennya kepada masing-masing pihak.2.3.3 Hubungan Kerja Antara Pemilik Proyek Dengan Pelaksana

Hubungan antara keduan pihak merupakan hubungan kontrak di mana pemilik proyek dapat merekrut atau seleksi pelaksana malalui sistem pelelangan, setelah pelaksana memenang tender hubungan tersebut dapat di tuangkan dalam sebuah surat perjanjian kontrak. Surat perjanjian tersebut di tandatangani oleh kedua pihak dan melakukan kesepakatan untuk menerima tugas dan tanggung jawab sepenuhnya. Berdasarkan imformasi dan pemantauan di lapangan bahwa kontraktor pelaksana sudah lolos seleksi dalam beberapa tahap peket pekerjaan di kota kupang sehingga kepercayaan untuk kontraktor masih ada dan peluan untuk mendapatkan peket berikutnya tentu masih di harapkan. Pemilik proyek sangat mengakui kontraktor pelaksana karena memiliki tenaga ahli yang cukup berpengelaman dan berkwalitas termasuk alumni maupun mahasiswa dari Fakultas teknik Sipil Unwira yang di tempati pada struktur organisasi kerja dan administrasi. Sesuai imformasi pada pembahasan sebelumnya bahwa pihak pelaksana dibagi dalam beberapa sub sehingga pekerjaan proyek dapat berjalan cepat. 2.4 Sistem Pengendalian Tenaga KerjaTenaga kerja adalah salah satu faktor penting yang mendukung penyelesaian suatu proyek. Jumlah tenaga kerja di sesuaikan dengan jenis pekerjaan yang berjalan pada hari yang bersangkutan. Penempatan tenaga kerja juga memperhatikan Skill (keahlian) yang di miliki. Hal lain yang perlu di perhatikan juga yakni dengan mengatur jumlah tenaga kerja yang di perbantukan agar tidak terjadi kelebihan tenaga kerja pada pekerjaan tertentu dan kekurangan pada pekerjaan lainnya. Setiap hari ada beberapa item pekerjaan yang di lakukan dan dalam pekerjaan item-item tersebut di bagi dalam beberapa kelompok yang di komando lansung oleh seorang kepala tukang (pemborong) dan masing-masing kelompok di tunjuk 1 orang lagi sebagai penanggung jawab. jumlah tenaga kerja untuk setiap kelompok tidak sama/seragam ada satu kelompok yang jumlahnya 4 orang dan ada kelompok lainnya yang jumlahnya 5 sampai 10 orang. Dari beberapa kelompok tenaga kerja tersebut dengan jumlah anggota yang berbeda, berdasarkan hasil pengamatan ternyata untuk hasil produksi harian juga berbeda sesuai dengan ketrampilan masing-masing kelompok. Sebagai contoh untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar dalam satu hari dengan waktu kerja efektif yang sama setelah di ukur hasil produksinya terngata berbeda, ada kelompok yang jumlahnya 4 orang hasil produksinya bisa melebihi kelompok yang jumlahnya 5 orang. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa sistem pengendalian tenaga kerja untuk proyek ini kurang baik dan secara langsung tidak diatur oleh mandor maupun pengawas, karena terlihat ada satu kelompok yang jumlah anggotanya 10 orang sehingga terjadi kelebihan tenaga kerja dengan alasan bahwa sistem kontraknya adalah borongan sehingga tidak bisa diatur oleh mandor maupun pengawas.2.5 Sistem Pengendalian Material

Dari hasil pengamatan di lapangan di ketahui bahwa, material yang di gunakan pada pekerjaan proyek ini berupa material lokal maupun non-lokal, material lokal terdiri dari pasir, batu kali yang di kombinasi dengan batu gunung. Semua material tersebut di peroleh langsung dari tempat penambangan yaitu semua berasal dari satu lokasi (Bipolo), dan menurut imformasi bahwa rencana untuk pengadaan agregat, filler serta prokdusi aspal panas juga akan berasal dari lokasi yang sama (Bipolo). Sedangkan material non-lokal terdiri dari semen, besi beton, paku, kawat ikat, kawat beton, bronjong dan lain-lain diperoleh dari toko-toko bangunan yang ada di kota kupang sedangkan aspal di datangkan lansung dari surabaya. Sesuai pembahasan di atas bahwa di lokasi proyek tidak ada beskamp yang tetap mengingat karena lokasi proyek barada di dalam kota, maka material-material non-lokal tersebut selama berlangsungnya pekerjaan di distribusikan secara bertahap melihat dari kemajuannya pekerjaan. Untuk material lokal di datangkan terlebih dahulu sebelum pekerjaan di mulai, mengingat karena material tersebut harus di cek qualitasnya sebelum di pakai untuk pekerjaan.

2.6 Sistem Pengendalian Alat

Pengadaan alat sangat penting untuk mendukung suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu alat yang di gunakan dalam pekerjaan proyek ini antara lain :1. Alat pengangkut

Alat pengangkut yang di gunakan dalam proyek ini adalah Dump trak dengan kapasitas rata-rata 3 m. Dump truk dapat di fungsikan untuk mengangkut material lokal maupun non lokal dari lokasi material ke lokasi proyek. Dump truk yang di gunakan berasal dari tempat pemesanan material tersebut, sehingga biaya sewa alat sudah termasuk dalam biaya material.

2. Alat pengaduk material Alat pengaduk material yang di gunakan adalah concrate mixer dengan kapasitas rata-rata 0.3 m. Concrate mixer di gunakan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar dan pekerjaan baton K-250. Kondisi sekang di lapangan terdapat 8 unit yang di operasikan secara bersamaan.3. Alat-alat berat lainnya seperti : alat penggali Exavator, alat penggusur buldoser, alat perata greder, alat penghampar, alat pengiram water tank, alat pemadat vibro roler,, alat pengemprot Aspal sprayer dan lain-lain termasuk Generator yang akan direncanakan untuk pekerjaan mayor. Berdasarkan imformasi bahwa kondisi alat-alat tersebut sedang siap untuk pengadaan dan alat-alat tersebut sebagian dimiliki sendiri oleh kontraktor sehingga biaya pengadaannya tidak diperhitungkan tetapi sebagian masih disewa atau dikontrak sehingga biaya pengadaannya diperhitungkan. 4. Alat pengukur

Alat pengukur yang digunakan adalah water pas dan meter. Alat pengukur tersebut dipakai oleh pekerja maupun pengawas untuk mengukur dimensi bangunan.5. Alat pendukung/alat bantuAlat pendukung lainya berupa senduk adukan, sekop, setrika, benang, ember dan lain-lain turut membantu dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan, selain milik proyek sebagian besar peralatan ini juga merupakan pemilik pekerja.

Dari hasil pengamatan di lapangan, sistem pengendalian peralatan dilkukan oleh pemilik proyek dan pelaksana yaitu sebagai berikut :

1. Pemilik proyek menyediakan peralatan angkut seperti dump truk yang disewa oleh pemilik proyek untuk mengangkut material ke lokasi proyek.

2. pemilik proyek juga menyediakan alat pengaduk material seperti concrete mixer yang di letakan langsung pada lokasi proyek.3. Memperbaiki peralatan yang rusak atau menggantinya dengan yang baru. Dalam hal ini peralatan yang dimaksud adalah peralatan yang disediakan oleh pemilik proyek pada lokasi proyek

4. Menambah jumlah peralatan yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan jumlah tenaga kerja yang menggunakan perlatan tersebut, jenis peralatan yang ditambah adalah ember , gerobak dan sekop.

5. Pemeliharaan peralatan baik kebersihan maupun keutuhannya seperti senduk adukan, sekop, setrika, benang, ember dan lain-lain setelah dipakai dicuci lalu disimpan pada tempatnya, sedangkan concrete mixer setelah selesai digunakan lalu dibersihkan dan diletakan pada lokasi proyek. Pemeliharaan peralatan ini di lakukan oleh pelaksana.2.7Sistem Pengendalian Waktu

Waktu pelaksanaan untuk proyek ini di sesuaikan melalui jadwal perencanaan yang ada (time schedule) namun karena terlambat memulai sehingga pekerjaan di mulai dari tengah sta.22 baru mundur ke awal sta.19, oleh karena itu, mengingat dari keterlambatan mulainya pekerjaan maka waktu efektif dalam satu hari di tambah menjadi 8 jam/hari dari perencanaan sebelumnya adalah 7 jam/hari dan waktu ini di berlakukan mulai dari hari senin sampai hari sabtu yaitu :

a. Waktu pagi di mulai dari pukul 08.00-12.00 (waktu kerja)b. pukul 12.00-13.00 (waktu istrahat)c. Waktu sore dimulai dari pukul 13.00-17.00 (waktu kerja)

Waktu yang di sebutkan di atas adalah berdasarkan hasil dari analisa dalam perencanaan RAB dan RAP, namun berdasarkan kondisi rill yang di amati di lapangan tidak di sesuaikan dengan analisa yang ada karena sistem kontraknya adalah borongan jadi pekerja memulai pekerjaan dengan mengatur/mengelola waktunya sendiri dengan salah satu alasan adalah untuk mengejar upah bayaran. Dengan demikian bahwa untuk manajemen waktu dalam proyek ini kurang baik terutama pada pekerjaan awal yaitu pekerjaan galian dan pasangan dinding penahan, terlihat nampak kacaubalau terutama untuk menentukan waktu efektif dalam sehari. 2.8 Sistem Pengendalian UpahUpah merupakan imbalan bagi para pekerja yang telah bekerja dan memberikan jasanya guna menyelesaikan suatu pekerjaan atau proyek. pembayaran upah pekerja pada proyek ini, yakni bersifat borongan. Di mana telah di sepakati bersama harga antara kontraktor dan pekerja, sistem pembayarannya di lakukan pada saat pekerjaan selesai di kerjakan dan diopname untuk mengetahui hasil pekerjaan pada waktu dan target jarak tertentu yang di berikan oleh kontraktor.

Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa sistem pengendalian upah bersifat borongan di mana pekerja mendapat upah bayarannya bertingkat yaitu dari pihak pertama antara kontraktor dengan pemborong atau di sebut dengan kepala tukang. Pemborong mendapatnya dengan upah tertentu lalu di borong kepada tukang dengan upah tertentu lalu dari tukang ke pekerja di borong lagi dengan upah tertentu. Sebagai contoh pekerjaan pasangan batu dengan mortar pemborong/kepala tukang mendapat upahnya dengan Rp 60000/m lalu di borong kepada tukang dengan upah Rp 55000/m dan dari tukang ke pekerja dengan upah 20000/m. 2.9Sistem Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu di maksudkan agar pekerjaan yang di hasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah di tetapkan, suatu bangunan ingin bertahan lama jika kwalitas/mutu bangunnan di jaga dan di pertahankan dengan baik agar umur bangunan mencapai pada umur rencananya. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan sistem pengendalian mutu yang di lakukan oleh pemilik proyek yaitu sitem pengendalian visual yang di lakukan saat pengawasan pelaksanaan di lapangan. Namun secara langsung di amati bahwa mutu pekerjaan pada proyek tersebut tidak efisien dan kurang dari ketentuan yang di tetapkan di sebabkan karena adanya faktor-faktor lain yang tidak di perhatikan baik dari pihak kontraktor maupun pihak konsultan yang sulit menentukan material yang di gunakan di lapangan. Sehingga pada akhirnya pekerjaan terlanjur di kerjakan dan akhirnya hasil ouput yang di peroleh tidak di masukan dalam ketentuan. Seperti terlihat ada pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang sebagiannya sudah runtuh pada saat peralatan Vibro Roller melakukan pemadatan Urpil pada badan jalan. Hal ini akan menyimpan kemungkinan pada pelaksanaan item pekerjaan selanjutnya. Dengan adanya faktor tersebut terjadi karena mutu awal yang di tetapkan bahwa komposisi campuran adalah 1 : 4, artinya 1 takaran semen berbanding dengan 4 takaran pasir, namun pelaksanaan ini mudah di rubah-rubah sesuai ketentuan takaran oleh para pekerja, sehingga hasil ouputnya juga berbeda-beda.Pemilik Proyek

Dinas PU

Perencana

PT. Indra Karya

Pengawas

PT. Wiranta Buana Raya

Pelaksana

PT. Usaha Karya Buana

PAGE II-12