BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gout

Citation preview

BAB IIPENELAAHAN PUSTAKAA. IklanIklan merupakan segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran (Kotler, Philip and Garry Amstrong. 2012). Iklan berfungsi sebagai alat penyampaian pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi kepada orang lain, sarana penambah pengetahuan, komunikasi persuasif yang bertujuan mempengaruhi sikap dan perilaku penerima iklan, maupun sebagai sarana hiburan (Liliweri, 2013). Salah satu media iklan terlaris adalah Televisi. Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu (Baksin 2006). Televisi, sebagai media dengan jangkauannya sangat luas, dan sebagai audiensi terbanyak, umumnya didominan oleh wanita daripada pria. Secara umum, kelebihan televisi dibandingkan dengan media massa yang lainnya, diantaranya adalah mampu menjangkau khalayak sasaran yang luas, dan yang paling berbeda dari yang lainnya adalah mempunyai dampak yang yang sangat kuat terhadap konsumen, karena menekankan pada dua indera sekaligus, yaitu penglihatan dan pendengaran (Morissan, 2010).Daya tarik media televisi yang demikian hebat membawa dampak yang besar bagi pemirsanya. Hal yang perlu diperhatikan bahwa dari seluruh acara televisi yang ada, sekitar 20%-nya adalah berupa iklan. Oleh karena itu, pemirsa televisi dimanapun akan menerima terpaan iklan yang besar. Iklan juga akan membawa pengaruh baik langsung maupun tidak kepada pemirsanya. Televisi telah memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat modern ini. Dengan kata lain, media massa telah banyak mengubah perilaku masyarakat lebih dari apa yang disadari (Hadi, 2007). B. Penilaian IklanPenilaian merupakan proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi individu akan menentukan sikap dari individu tersebut terhadap suatu produk. Sikap merupakan kecenderungan untuk respon suatu obyek. Atau gabungan dari ide yang menunjukkan keseluruhan perasaan atau evaluasi individu terhadap suatu obyek (Morissan, 2010). Persepsi, sangat bergantung pada faktor-faktor eksternal, seperti kepercayaan, pengalaman, kebutuhan, suasana hati, serta harapan. Termasuk dipengaruhi oleh karakteristik stimulus (ukuran, warna, dan intensitas) serta konteks dimana stimulus dilihat dan didengar. Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda untuk setiap obyek yang sama, karena dalam tahapan persepsi diawali dengan sensasi terhadap suatu obyek, lalu penerimaan selektif, perhatian selektif, pemahaman selektif, dan ingatan selektif (Morissan, 2010).C. PerilakuBerbagai peneliti, mengasumsikan bahwa sikap memiliki hubungan dengan perilaku individu dalam memilih suatu produk. Akan tetapi, sikap bukanlah salah satu faktor yang mendorong terjadinya perilaku (Morissan, 2010). Perilaku konsumen merupakan proses dan kegiatan yang terlibat ketika individu mencari, memilih, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan dari setiap individu atau kelompok yang akan menentukan suatu keputusan konsumen pada suatu obyek tertentu (Morissan, 2010).Keputusan konsumen akan suatu produk melewati proses meliputi, pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembeli, dan evaluasi pasca pembelian. Setiap proses tersebut, masing-masing proses tersebut, disertai oleh proses psikologi internal, yakni: motivasi, persepsi, sikap, integrasi, dan pembelajaran. Hal ini, merupakan faktor penting bagi perencana promosi pemasaran karena akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan dari konsumen (Morissan, 2010).Faktor yang mempengaruhi perilaku, adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, lembaga pendidikan dan lembaga agama, faktor emosional, dan yang sangat tinggi pengaruhnya untuk sekarang ini adalah media massa salah satunya adalah televisi (Wawan, 2011).D. Sakit KepalaSecara umum, penyakit yang sering dalam swamedikasi, adalah sakit kepala. Jenis sakit kepala yang paling sering adalah migren. Di indonesia, sekitar 20-25 juta orang, dengan berdasarkan survei, bahwa 8% pria dan 25% wanita. Sangat sulit untuk mendapatkan angka yang pasti, karena ada orang yang selama hidupnya hanya mengalami tiga atau empat kali serangan tanpa disadari (MacGregor, 2005). Terapi farmakologi, disesuaikan dengan jenis sakit kepala yang diderita. Dua jenis sakit kepala yang utama, adalah sakit kepala tipe tegang dan migren. Pada migren, tiga cara terapi yaitu terapi simptomatik, terapi abortif dan terapi profilaksis (terapi preventif). Pada terapi simptomatik dilakukan tergantung tingkat keparahan serangan. Pada serangan ringan terapi simptomatik yang jamak diberikan yakni Asetosal, Dimenhidrinat, Domperidon yang ternyata tidak memiliki bukti yang kuat (Mansjoer, 2009).Pada serangan sedang sering digunakan AINS, Sumatriptan, Dihidroergotamin (DHE), dan Ergotamin. Sedangkan pada serangan berat dapat diberikan DHE, Metoklopramis, dan Proklorpromazin. Semuanya lebih baik jika diberikan secara parenteral. Terapi abortif, harus diberikan sedini mungkin, sebaiknya pada saat mulai timbul nyeri kepala. Obat yang dapat digunakan, seperti Ergotamin Tartrat, DHE, Sumatriptan Suksinat. Dan profilaksis migren (terapi preventif), hanya diberikan pada pasien dengan serangan yang berulang atau parah dan tidak berhasil dengan terapi abortif. Namun, terapi ini tidak untuk wanita hamil. Obat yang dapat dignakan adalah Propanolol, Nadolol (Mansjoer, 2009). Terapi non farmakologi salah satu dan yang sering diterapkan adalah dengan cara istirahat atau tidur, yoga, pijat, konseling dan psikoterapi, jamu dan vitamin tambahan(vit B2), dengan beberapa tanaman obat yang lainnya, seperti jahe dan peppermin (MacGregor, 2005). E. Landasan teoriPerilaku pembeli yang dilakukan oleh seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor meliputi keyakinan dan sikap, keadaan demografi, status ekonomi, dan pengetahuan. Pengetahuan masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap persepsi masyarakat akan sesuatu hal. Tersediannya informasi melalui media elektronik merupakan salah satu faktor akan pengetahuan dari seseorang. Salah satu sumber informasi mengenai obat baik bebas maupun bebas terbatas adalah melalui iklan, baik iklan yang ada di media cetak maupun iklan yang ada di media elektronik. Media iklan yang sangat berpengaruh besar adalah iklan di televisi (Notoatmodjo, 2012 Morissan, 2010). Iklan merupakan salah satu faktor di luar individu, yang dengan sengaja mempengaruhi persepsi dan sikap manusia. Tujuan iklan obat adalah untuk meningkatkan pembelian atau penggunaan produk yang diiklankan. Fungsi Iklan sebagai alat penyampaian pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi kepada orang lain dan sarana penambah pengetahuan, komunikasi persuasif yang bertujuan mempengaruhi sikap dan perilaku penerima iklan, maupun sebagai sarana hiburan (Liliweri, 2013). Pemilihan Obat Sakit Kepala Penilaian Iklan obat Sakit Kepala di Televisi

Pemilihan obat sakit kepalaPenilaian Iklan obat sakit kepala di televisi

Gambar 1: Hubungan antara penilaian iklan obat sakit kepala di televisi dengan pemilihan obat sakit kepala oleh ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.F. HipotesisTerdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penilaian iklan obat sakit kepala di televisi terhadap pemilihan obat sakit kepala di kalangan masyarakat Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANA. Jenis dan Rancangan PenelitianPenelitian ini mengidentifikasi hubungan antara penilaian iklan obat sakit kepala di televisi terhadap pemilihan obat sakit kepala di kalangan ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah non eksperimental deskriptif. Hal ini disebabkan penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kemungkinan adanya hubungan penilaian iklan obat sakit kepala di televisi terhadap pemilihan obat sakit kepala oleh Ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Penelitian non eksperimental merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah variabel dari subyek penelitian tanpa adanya manipulasi atau intervensi dari peneliti (Imron dan Munif, 2010).Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu Cross-Sectional atau potong lintang. Penelitian cross-sectional merupakan penelitian untuk mempelajari hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung dengan melakukan pengukuran pada saat yang sama (point time approach). Saat yang sama artinya tiap subyek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat observasi (Pratiknya,2007). Pada penelitian tidak ada perlakuan atau manipulasi kepada resonden dan terdapat pula pendekatan yang digunakan yakni kuantitatif, dengan pengambilan data menggunakan kuesioner.B. Variabel dan Definisi Operasional1. Variabela. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah penilaian iklan obat sakit kepala di televisi oleh ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.b. Variabel tergantung (dependent) dalam penelitian ini adalah pemilihan obat sakit kepala oleh ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. 2. Definisi Operasionala. Obat sakit kepala merupakan obat yang dalam segala macam sediaan dapat mengurangi sakit kepala baik sakit kepala di satu sisi kepala maupun berdenyut, juga menyerang kedua sisi kepala, mengandung analgesik, dan iklan dari obat inipun dapat ditayakan di televisi dan pernah dilihat oleh responden. Sebagai contoh obat sakit kepala pada iklan televisi, yaitu obat Oskadon, Paramex, Bodrex. b. Ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini merupakan wanita yang berstatus ibu rumah tangga (sudah menikah), baik yang memilki anak atau yang belum atau tidak, ibu-ibu yang bekerja maupun yang tidak bekerja dalam arti bahwa ibu-ibu yang berprofesi hanya sebagai ibu rumah tangga tanpa memperoleh gaji maupun yang menerima gaji atas pekerjaannya. c. Responden penelitian merupakan ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman yang dipilih sebagai subyek penelitian dan bersedia untuk mengisi kuesioner, juga menjawab pertanyaan pada kuesioner dengan lengkap dan benar, serta menggembalikan kuesioner kepada peneliti. d. Karakteristik demografi masyarakat di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman merupakan gambaran yang diamati berdasarkan tingkat pendidikan, usia, dan status pekerjaan (dilihat pula gaji keluarga per bulan). e. Penilaian iklan obat sakit kepala di televisi merupakan bagaimana pandangan atau pemikiran ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, dalam menanggapi segala bentuk informasi mengenai obat sakit kepala yang ditayangkan di televisi, yang akan diukur menggunakan empat skala Likert pada kuesioner. f. Pemilihan obat sakit kepala oleh ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman merupakan keputusan pemilihan obat sakit kepala oleh ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman yang pernah digunakan selama mengalami sakit kepala baik untuk diri sendiri maupun bagi anggota keluarga. C. Subjek PenelitianSubyek penelitian disebut juga responden adalah ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, yaitu perempuan/wanita yang telah atau pernah menikah dan pernah melakukan pengobatan sendiri untuk mengatasi sakit kepala baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Kriteria inklusi subyek penelitian adalah ibu-ibu rumah tangga yang terpilih dan bersedia mengisi kuesioner, bisa membaca dan bisa menulis, ibu-ibu yang pernah melihat iklan obat sakit kepala di televisi serta pernah menggunakan obat sakit kepala. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ibu-ibu yang tidak bisa membaca dan menulis atau karena keadaan tertentu yang menyebabkan tidak mampu mengisi kuesioner. Pemilihan subjek berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Subyek tersebut akan dipilih dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling yang dikombinasikan dengan Simple Random Sampling dengan cara pengundian untuk menentukan Kelurahan, Pedukuhan sampai didapatkan sampel untuk tiap Desa.

Gambar 2: Bagan Penentuan Lokasi PenelitianD. Bahan PenelitianBahan yang digunakan pada penelitian ini adalah angket berupa kuesioner yang telah dijawab dengan lengkap dan benar dan dikembalikan kepada peneliti oleh ibu-ibu di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Kuesioner merupakan alat pengumpulan data, sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden akan memberikan jawaban dengan tanda-tanda tertentu. Pentingnya kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah memperoleh suatu data yang sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, dengan isi sesuai dengan hipotesis penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). E. Lokasi dan Waktu PenelitianLokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah di RT 3 Dusun Petung dan Batur Kelurahan Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, dan di RT 2 Dusun Gambretan dan Balong Kelurahan Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilakukan mulai dari Bulan Mei sampai Bulan Juli 2014. F. Instrumen PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini disusun berdasarkan perumusan masalah dan variabel-variabel yang akan diteliti oleh peneliti. Kuesioner akan digunakan sebagai alat atau instrumen untuk mengumpulkan data yang berisi serangkaian pertanyaan tertulis yang sudah tersusun baik untuk dijawab oleh responden (Notoatmodjo, 2012). Pembuatan kuesioner ini berdasarkan perumusan masalah dan variabel-variabel yang akan diteliti oleh peneliti.Instrumen kuesioner terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama merupakan pertanyaan mengenai karakteritik demografi responden, karakteristik perilaku responden dan pengenalan iklan obat sakit kepala pada responden. Pada bagian pertama, berisi pertanyaan mengenai karakteristik demografi meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, dan tingkat penghasilan responden. Karakteristik demografi tersebut bertujuan untuk mengetahui latar belakang responden yang berpengaruh terhadap persepsi responden terhadap iklan obat sakit kepala di televisi dengan keputusan responden terhadap pemilihan obat sakit kepala. Pada bagian pertama ini pula terdapat pertanyaan mengenai karakteristik perilaku meliputi frekuensi melihat iklan obat sakit kepala di televisi, frekuensi menonton televisi, pernah atau tidaknya menggunakan obat sakit kepala, iklan obat sakit kepala yang sering dilihat, obat sakit kepala yang pernah digunakan, dan sumber yang dipercaya untuk memberikan sarana dalam memilih obat sakit kepala seperti dari keluarga, teman, koran, televisi, radio, dan lainnya yang mendukung informasi pengobatan. Bagian kedua merupakan bagian inti untuk mengidentifikasi hubungan antara penilaian iklan obat sakit kepala di televisi dengan pemilihan obat sakit kepala oleh ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Butir-butir pertanyan ini disusun berdasarkan modifikasi skala Likert yakni dengan menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Langkah selanjutnya merupakan penyusunan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner berdasarkan sifat favorable dan unfavorable untuk melihat konsistensi jawaban responden. Pernyataan yang bersifat favorable merupakan pernyataan yang bersifat mendukung atau mengatakan hal-hal yang positif tentang obyek sikap. Sebaliknya pernyataan unfavorable berisi pernyataan yang bersifat tidak mendukung atau mengatakan hal-hal negatif terhadap obyek sikap. Skor untuk pertanyan yang bersifat favorable adalah 4 untuk SS, 3 untuk S, 2 untuk TS, dn 1 untuk STS. Sedangan skor untuk pertanyaan yang bersifat unfavorable kebalikannya yaitu untuk SS skor 1, S skor 2. Untuk TS skor 3, dna untuk STS skor 4. Sebagai harapan yang ingin dicapai, kuesioner yang telah dijawab diisikan berdasarkan keadaan responden tersebut yang akan dipresentasikan berdasarkan skor yang telah dijumlahkan. G. Tata Cara Penelitian1. Tahap OrientasiPada tahap orientasi ini dimulai dengan mancari ide atau gagasan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Setelah peneliti mendapatkan beberapa ide untuk penelitian ke masyarakat, kemudian peneliti melakukan pertemuan dengan dosen pembimbing terkait ide-ide peneliti. Tahap selanjutnya peneliti mencari informasi terkait topik iklan obat di televisi yang dihubungkan dengan pemilihan obat oleh masyarakat. Peneliti mendapatkan informasi dari penelitian sebelumnya yang mengatakan tingginya peran masyarakat dalam upaya pengobatan sendiri, dan adanya ketidaketisan iklan obat yang beredar di masyarakat. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puslitbang Farmasi pada tahun 1992 mengatakan bahwa dalam melakukan pengobatan sendiri, masyarakat cenderung mendapatkan informasi mengenai obat tersebut dari iklan terutama iklan obat di televisi. Proses selanjutnya, peneliti mencari informasi mengenai obat yang sering digunakan oleh masyarakat dalam pengobatan sendri. Peneliti mengatakan bahwa yang tebanyak diantaranya yaitu pilek (salesma), sakit kepala, demam, dan batuk, hal ini berdasarkan keluhan terbanyak yang dialami masyarakat adalah pilek (selesma), demam, sakit kepala dan batuk menurut data Susenas tahun 2001. Didukung pula berdasarkan penelitian Worku (2003) dilaporkan bahwa sakit kepala merupakan penyakit yang paling sering diobati dengan pengobatan sendiri. Melihat hal tersebut, peneliti memutuskan untuk memilih penelitian mengenai hubungan penilaian iklan obat sakit kepala di televisi terhadap pemilihan obat sakit kepala di kalangan masyarakat di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Peneliti ingin melihat apakah ada korelasi antara penilaian masyarakat pada iklan obat sakit kepala di televisi yang mempengaruhi keputusan masyarakat terkait dengan pemilihan obat sakit kepala. 2. Penentuan Lokasi PenelitianPada tahap penentuan lokasi penelitian, peneliti melakukan pemilihan Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman sebagai lokasi penelitian. Pemilihan lokasi ini, dengan didasari keinginan peneliti sebagai salah satu Kecamatan yang dikategorikan pedesaan berdasarkan pendataan Badan Pusat Statistik tahun 2010, dengan tujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara penilaian iklan obat sakit kepala di televisi terhadap pemilihan obat sakit kepala oleh masyarakat. Penelitian ini dengan menggunakan teknik Cluster Random sampling yang dikombinasikan dengan teknik simple random sampling dengan cara pengundian untuk memperoleh responden tiap desa tersebut. Pengundian dilakukan satu kali dan dua angka yang didapat diterapkan di semua proses random. Pada tingkat Kelurahan didapatkan dua Kelurahan yakni Kelurahan Kepuharjo dan Umbulharjo. Kemudian penetapan Pedukuhan berdasarkan Kelurahan tersebut, yaitu Petung dan Batur Kelurahan Kepuharjo, sedangkan Pedukuhan Balong dan Gambretan Keluharan Umbulharjo. Untuk penetepan sebagai lokasi penelitian, ditetapkan Rukun Warga (RT), dari masing-masing Pedukuhan di Pilih satu RT, yakni di Petung ada RT 3, pedukuhan Batur dengan RT 3, Pedukuhan Gambretan RT 2, serta pedukuhan Balong RT 2. 3. Perizinan Perizinan penelitian dimulai dari peneliti mengurus surat pengantar dari Kampus Universitas Sanata Dharma melalui sekretariat Fakultas Farmasi. Surat pengatar tersebut diserahkan kepada Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman beserta dengan proposal penelitian dan fotokopi KTP peneliti. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman kemudian mengeluarkan surat pengantar kepada Bapeda Kabupaten Sleman untuk dapat dikeluarkannya surat perizinan pengambilan data ke desa sebagai lokasi penelitian. Surat perizinan tersebut akan ditebuskan sampai ke Kecamatan Cangkringan, Kantor Kelurahan Umbulharjo dan Kepuharjo, serta pada pedukuhan Petung dan Batur Kelurahan Kepuharjo Kecamatan Cangkringan, dan Pedukuhan Balong dan Gambretan Kelurahan Umbuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, untuk memperoleh data.4. Sampling FrameSampling frame atau kerangka sampel merupakan proses pendataan awal di setiap lokasi penelitian. Dalam pelaksanaan sampling frame ini akan dilakukan pendataan penduduk yang pernah melakukan pengobatan sendiri sakit kepala lebih khusus pendataan jumlah ibu-ibu di setiap lokasi penelitian. Seluruh ibu-ibu yang ada di wilayah penelitian akan didatangi peneliti dan dilakukan pendataan. Jumlah ibu-ibu yang memenuhi kriteria inklusi hal inilah yang dinamakan hasil sampling frame. Hasil sampling frame ini kemudian digunakan sebagai data penduduk yang akan dipilih berdasarkan proporsi dengan metode acak sederhana lewat pengundian. Gambar 3: Penelusuran Data Responden

5. Penetapan Besar SampelPada penetapan besar sampel ini dilakukan dengan menggunakan rumus sampel cluster dengan mengikutsertakan efek desain. Hal ini dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian cluster random sampling, dengan pemilihan sampel dilakukan secara random pada tingkat kelurahan, tingkat dusun, tingkat RW, dan tingkat RT (tingkat sampel). Besar sampel pada cluster random dasarnya menggunakan prinsip yang tidak berbeda dengan metode acak sederhana, hanya pada metode cluster random ada istilah design effect. Design effect yang umumnya digunakan adalah berkisar antara 2-4. Akan tetapi, dikarenakan masalah dalam penelitian ini termasuk kejadian yang sering (common event) maka design effect yang digunakan adalah 2 (Ariawan, 1998). Pada penelitian ini ditetapkan bahwa kesalahan maksimum terhadap hubungan persepsi iklan obat sakit kepala dengan pemilihan obat sakit kepala di populasi adalah 10% dengan derajat kepercayaan 90%. Apabila peneliti tidak mengetahui perkiraan proporsi dalam populasi digunakan nilai p=0,5. Hal ini dapat berarti jumlah sampel menjadi maksimum. Besar sampel untuk perkiraan proporsi populasi pada penelitian ini digunakan 50% sehingga menjadi 68 sampel. Dikalikan dengan efek desain sebesar 2, maka jumlah sampel menjadi 136 orang. Kemudian, untuk menghindari adanya kemungkinan data-data atau informasi yang tidak lengkap (outlier), sehingga ditambahkan 20%. Sehingga total sampel menjadi 163, digenapkan menjadi 165. Rumus sample size cluster random, yaitu:N Z21-/2 P (1-P)n = ------------------------------ x efek desain (N-1) d2 + Z21-/2 P (1-P)dimana n= besar sampel (jumlah cluster) minimumN= Besar populasiZ21-/2= Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentuP= harga proporsi di populasid= kesalahan (absolut) yang dapat ditolerirLangkah selanjutnya, 165 sampel ini didistribusikan secara proporsional, sebagai berikut:Tabel 1. Jumlah dan distribusi sampelNo. Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah Sampel

1. Kepuharjo3.00067

2. Umbulharjo4.38098

Total7.380165

Jumlah penduduk di suatu tempat dibagi dengan jumlah total penduduk di kelurahan. Dengan cara ini untuk tiap kecamatan, desa, dan lokasi penelitian, sebagai berikut:Tabel 2: jumlah dan distribusi sampel di Kelurahan KepuharjoNo. DukuhJumlah Ibu Rumah TanggaJumlah Sampel

1. Petung 11428

2. Batur 15957

Total27385

Tabel 3: jumlah dan distribusikan sampel Desa /RW Di Desa Petung dan Batur No. RW/ DesaJumlah Ibu Rumah TanggaJumlah Sampel

1. RW 24811

2. RW 27835

Total 12646

Tabel 4: jumlah dan distribusikan sampel RT No. RTJumlah Ibu Rumah TanggaJumlah Sampel

1.RT 3265

2.RT 33721

Total 6326

Tabel 5: jumlah dan distribusi sampel Kelurahan Umbulharjo No. Desa Jumlah Ibu Rumah TanggaJumlah Sampel

1. Balong 19550

2. Gambretan18948

Total 38498

Tabel 6: jumlah dan distribusi sampel desa Balong dan Gambretan No. RWJumlah Ibu Rumah TanggaJumlah Sampel

1.RW 19829

2.RW 17020

Total 16849

Tabel 7: jumlah dan distribusi sampel pada RT No. RTJumlah Ibu Rumah TanggaJumlah Sampel

1.RT 27020

2.RT 2347

Total 10427

Pada penelitian ini, sampel yang dapat dijadikan penelitian terlihat sebagai berikut: Gambar 4: Proporsi sampel Penelitian;

6. Pembuatan kuesionerPembuatan kuesioner pada penelitian apapun, agar pernyataan kuesioner tersebut mudah dipahami oleh responden, maka dilakukan terlebih dahulu uji instrumen yaitu uji validitas dan uji rehabilitas.7. Uji coba instrumen Dalam uji coba instrumen ini dilakukan pada responden yang tinggal di Wono Kerto Kecamatan Turi. Hal ini dengan alasan bahwa responden di kelurahan tersebut memiliki karakteristik yang mirip dengan responden pada Kecamatan Cangkringan.8. Metode pengumpulan data Pada penelitian ini, data yang diperlukan diperoleh melalui angket(kuesioner). Metode kuesioner tersebut merupakan metode yang digunakan untuk mengambil data yang diisi langsung oleh responden. Kuesioner akan diujicobakan terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah ada kesulitan dalam mengisi atau menjawab pertanyaan atau pernyataan yang diajukan. 9. Pengujian validitas dan rehabilitas kuesionera. Validitas.Pengujian validitas merupakan ukuran yang seberapa tepat instrumen itu mampu menghasilkan data sesuai dengan ukuran yang sesungguhnya yang ingin diukur (Mustafa, 2009). Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefiniskan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompokk variabel tertentu (Mario,2006). Validitas dilakukan dengan metode Delphi dimana diuji dengan ahli professional melakukan judgement pada kuesioner yang akan disebarkan. Hal ini dikarenakan estimasi validitas ini tidak melibatkan perhitungan statistik apapun selain hanya analisis rasional maka tidaklah diharapkan setiap orang akan sependapat mengenai sejauhmana validitas isi suatu tes telah tercapai. Tiga tipe validitas pada umumnya yaitu content validity (validitas isi), construct validity(validitas konstruk), dan criterion validity (validitas berdasarkan kriteria). Pengujian validitas yang dilakukan pada penelitian ini, adalah validitas isi ( Content)b. Reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukan seberapa tinggi suatu instrumen dapat dipercaya atau dapat diandalkan, yang berarti menyangkut dalam ketepatan alat ukur. Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana konsistensi instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini (kuesioner). Suatu kuesioner dikatakan reliabel bila memberikan hasil score yang konsisten pada setiap pengukuran. Penelitian ini menggunakan metode pengujian satu kali ( single trial method) untuk mengestimasi reliabilitas instrumen. Dalam metode pengujin satu kali, seperangkat instumen diberikan kepada sekelompok subjek satu kali, lalu dengan cara tertentu diestimasi reliabilitas instrumen tersebut. Salah satu cara mengestimasi yaitu dengan cara koefisien cronbach Alpha. Pernyataan dikatakan reliabel bila nilai Alpha >0,65 (Mario, 2006., Mustfa, 2009). 10. Penyebaran KuesionerPenyebaran kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini adalah penyebaran kuesioner pada ibu-ibu rumah tangga yang ada di daerah penelitian yaitu di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Dalam proses penyebaran kuesioner tersebut dilakukan sendiri oleh peneliti pada saat pertemuan ibu-ibu pada setiap jadwal yang telah ditentukan pada daerah penelitian. 11. Pengambilan data Pengambilan data dilakukan dengan mendatangi ibu-ibu PKK di pertemuan rutinitas ibu-ibu PKK. Pada kesempatan tersebut, dilakukan penelitian dengan memberikan kuesioner yang berisi butir pertanyaan dan pernyataan terkait penelitian, yang mana sebelumnya telah di uji validitas dan reliabilitas. Kuesioner tersebut kemudian akan diisi oleh responden dan saat itu pula peneliti memeriksa kelengkapan jawaban pada kuesioner yang akan digunakan sebagai data sampel.12. Pengolahan DataPernyataan yang telah diisi oleh responden, kemudian akan dilakukan pengolahan data oleh peneliti dengan menggunakan program komputer dengan tujuan untuk mengurutkan data, menjumlahkan serta mengedit data dan menganalisis hasil. Proses pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer yang terdiri dari tahapan sebagai berikut :a) Editing. Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan atau pengecekan terhadap kelengkapan jawaban kuesioner hasil penelitian yang meliputi kelengkapan pengisian jawaban pernyataan pada lembar kuesioner, penyeleksian kuesioner menurut kriteria inklusi responden dan apakah ada responden yang harus diekslusi.b) Processing. Pada tahap ini dilakukan proses pemasukkan data ke dalam program atau software komputer berdasarkan jawaban pernyataan dari setiap item pernyataan dalam kuesioner dan menjumlahkan nilai (skor) dari pernyataan yang dijawab oleh responden. c) Cleaning. Tahapan terakhir dalam pengolahan data yaitu tahap cleaning. Pada tahap ini dilakukan pengecekan kembali kelengkapan data dan adakah kesalahan dalam proses pemasukan data ke dalam program komputer. Proses ini terdiri dari pengecekan data yang hilang dan variasi data.H. Tata Cara Analisis Data dan Penyajian Hasil Data PenelitianTata cara analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji norrmalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas tersebut dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pemilihan ini dikarenakan sampel yang digunakan berjumlah >50 sampel (Dahlan, 2006). Data dikatakan normal jika memiliki nilai signifikan lebih dari 0,1 (Supangat, 2007). Pada penelitian ini, dilakukan analisis data secara kuantitatif, yang terdiri dari analisis karakteristik responden, skala pengenalan responden terhadap iklan obat sakit kepala dan analisis korelasi antara persepsi iklan obat terhadap keputusan pemilihan obat sakit kepala. Dalam analisis karakteristik responden dilakukan untuk mengetahui gambaran deskriptif karakteristik individu responden yang meliputi usia, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan, serta tingkat pengenalan respon dengan iklan obat sakit kepala di televisi dan analisis korelasi antara persepsi iklan obat dengan pemilihan obat sakit kepala. Proses pengelompokan tersebut dilakukan dengan penyusunan distribusi frekuensi data kuantitatif dan perhitungan persentasenya. Penyajian hasil data karakteristik responden disajikan dalam bentuk diagram bar atau pie. Analisis data pada penelitian ini, dilanjutkan dengan analisis skala pengenalan responden terhadap iklan obat sakit kepala meliputi frekuensi responden menyaksikan tayangan di televisi, frekuensi melihat iklan obat sakit kepala di televisi, iklan obat sakit kepala yang paling sering dilihat, obat sakit kepala yang digunakan oleh responden, sumber yang dipercaya untuk memberikan saran dalam memilih obat sakit kepala. Proses pengelompokan pada analisis skala pengenalan responden sama halnya dengan pengelompokan pada karakteristik responden, dengan penyusunan distribusi frekuensi data kuantitatif dan perhitungan persentasenya. Penyajian hasil data skala pengenalan responden terhadap iklan obat sakit kepala disajikan dalam bentuk diagram bar atau pie. Sedangkan, pada analisis korelasi antara persepsi iklan obat terhadap keputusan pemilihan obat sakit kepala dilakukan dengan menggunakan metode korelasi Pearson (Product Moment Correlation) atau metode korelasi Spearman. Korelasi Pearson digunakan apabila distribusi data penelitian normal, sedangkan korelasi Spearman digunakan apabila distribusi data penelitian tidak normal. Pada metode korelasi Pearson, korelasi kuat apabila perhitungan korelasi mendekati 1 atau sama dengan 1 dan tidak ada korelasi apabila perhitungan korelasi mendekati 0 atau sama dengan 0 (Irianto, 2010). Pada metode korelasi Spearman, korelasi positif apabila koefisien korelasi dari 0,000 sampai +1,000, sedangkan korelasi negatif apabila koefisien korelasi dari 0,000 sampai -1,000 (Hadi, 2004).I. Jadwal KegiatanTahapLamanya kegiatan

Bulan ke-

123456

Tahap orientasi, penentuan lokasi

Uji validitas dan uji reliabilitas

Penyebaran kuesioner

Analis data, pembahasan dan penyusunan laporan akhir