5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anestesi general adalah tindakan meniadakan rasa nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat reversibel. Komponen anestesi t atas: hipnotik, analgesia, dan relaksasi otot. Obat-obat yang dipakai pad general antara lain: a. Midazolam Midazolam adalah obat golongan benzodiazepine yang larut air. Midazol memiliki sifat ansiolitik, sedatif, antikonvulsif, dan amnesia ant keranya ! menit "iv# hingga $% menit "oral dan im# dengan durasi !,% am kira dua kali lebih cepat dan singkat daripada diazepam. &liminasi 'aktu antara $,%-%am sehingga termasuk golongan benzodiazepin kerasingkat. Metabolisme utama di hepar berupa hidroksilasi dengan metabolit utama ber (-hydor)ymethylmidazolam yang tidak bermakna secara klinis dan die melalui ginal. Midazolam bekera pada reseptor benzodiazepin yang yang terkonsentrasi pada korteks serebri, hipokampus, dan serebelum. Mekanisme kera midazolam adalah sebagai agonis benzodiazepin terikat dengan spesifisitas yang tinggi pada reseptor benzodiazepi mempertinggi daya hambat neurotransmitter susunan saraf pusat di resep *A+A sentral.! Midazolam sebagian besar " % # terikat protein plasma, han sekitar % berada dalam bentuk fraksi bebas. Midazolam saat ini lebih popular sebagai obat premedikasi dengan dosis ya biasa diberikan adalah , /- ,$ mg0kg++ im. 1emberian preinduksi " , mg0kg++# secara intravena biasa diberikan sebagai premedikasi atau coinduction bersama obat anestesi intravena lain. Midazolam menyebabkan depresi ringanvaskuler sistemik dan curah antung. 3au antung biasanya tidak berubah. 1erubahan hemodinamik yang dapat teradi ika pemberian dilakukan secara cepat dalam dosis bersama-sama dengan narkotik. 1emberian midazolam uga menyebabkan depres ringan pada volume tidal, lau napas, dan sensitivitas terhadap 4O!. 5al nyata bila digunakan bersama dengan opioid dan pada pasien dengan penyaki

BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kasus anestesi

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Anestesi general adalah tindakan meniadakan rasa nyeri secara sentral yang disertai hilangnya kesadaran dan bersifat reversibel. Komponen anestesi terdiri atas: hipnotik, analgesia, dan relaksasi otot. Obat-obat yang dipakai pada anestesi general antara lain:a. MidazolamMidazolam adalah obat golongan benzodiazepine yang larut air. Midazolam memiliki sifat ansiolitik, sedatif, antikonvulsif, dan amnesia anterograd. Mula kerjanya 2 menit (iv) hingga 15 menit (oral dan im) dengan durasi 2,5 jam, kira-kira dua kali lebih cepat dan singkat daripada diazepam. Eliminasi waktu paruh antara 1,5-5 jam sehingga termasukgolongan benzodiazepin kerja singkat. Metabolisme utama di hepar berupa hidroksilasi dengan metabolit utama berupa -hydorxymethylmidazolam yang tidak bermakna secara klinis dan diekskresi melalui ginjal.Midazolam bekerja pada reseptor benzodiazepin yang spesifik yang terkonsentrasi pada korteks serebri, hipokampus, dan serebelum.Mekanisme kerja midazolam adalah sebagai agonis benzodiazepin yang terikat dengan spesifisitas yang tinggi pada reseptor benzodiazepin, sehingga mempertinggi daya hambat neurotransmitter susunan saraf pusat di reseptor GABA sentral.2Midazolam sebagian besar (95%) terikat protein plasma, hanya sekitar 5% berada dalam bentuk fraksi bebas.Midazolam saat ini lebih popular sebagai obat premedikasi dengan dosis yang biasa diberikan adalah 0,007-0,1 mg/kgBB im. Pemberian preinduksi (0,02-0,04 mg/kgBB) secara intravena biasa diberikan sebagai premedikasi atau sebagai coinduction bersama obat anestesi intravena lain.Midazolam menyebabkan depresi ringan vaskuler sistemik dan curah jantung. Laju jantung biasanya tidak berubah. Perubahan hemodinamik yang berat dapat terjadi jika pemberian dilakukan secara cepat dalam dosis besar atau bersama-sama dengan narkotik. Pemberian midazolam juga menyebabkan depresi ringan pada volume tidal, laju napas, dan sensitivitas terhadap CO2. Hal ini makin nyata bila digunakan bersama dengan opioid dan pada pasien dengan penyakit jalan napasobstruktif. Pada pasien yang sehat, midazolam tidak menyebabkan bronkhokonstriksi. Midazolam tidak memiliki efek iritasi setelah penyuntikan intravena. Hal ini terlihat dari tidak adanya nyeri saat penyuntikan dan tidak ada gejala-gejala sisa pada vena.b. FentanylMerupakan turunan fenilpiperidin, yaitu agonis opioid yang poten.Sebagai suatu analgesik, fentanyl 75-125 kali lebih poten dibandingkan morfin.Onset dan durasi aksi yang cepat mencerminkan kelarutan lipid yang lebih besar dibandingkan dengan morfin.Depresi dari ventilasi tergantung pada dosis dan dapat berlangsung lebih lama dibanding analgesia.Stabilitas kardiovaskular dipertahankan walaupun dalam dosis besar saat digunakan sebagai anestetik tunggal.Aliran darah otak, kecepatan metabolism otak, dan tekanan intracranial menurun. Fentanyl (dan opioid lain) meningkatkan aksi anestetik lokal pada blok saraf tepi. Keadaan sebagian disebabkan oleh sifat anestetik lokal yang lemah (dosis yang tinggi menekan hantaran saraf) dan efeknya terhadap reseptor opiate pada terminal saraf tepi. Fentanyl memiliki onset kerja dalam waktu 30 detik jika diberikan secara intravena dengan efek puncak 5-15 menit. Durasi aksi obat ini adalah sekitar 30-60 menit.c. Atrakurium besilatAtrakurium merupakan relaksan otot skelet nondepolarisasi. Obat ini berkompetisi untuk reseptor kolinergik pada lempeng akhir motorik. tiga Lama blockade neuromuskuler adalah sepertiga dari pankuroniumpada dosis ekuipoten. Obat ini mengalami metabolism yang cepat via eliminasi Hoffmann dari hidrolisis ester enzimatik nonspesifik. Metabolit primernya adalah laudanosin, suatu stimulant otak yang teutama dieksresikanke dalam urin. Dosis yang berulang atau infus yang berlanjut kurang mempunyai efek kumulatif terhadap angka pemulihan disbanding relaksan otot lain.Kosentrasi laudanosin darah dapat mendekati rentang konvulsan (5,1 g/ml) pada infuse yang lama. Pelepasan histamine dan perubahan hemodinamikdalam rentang dosis yang disarankandan jika diberikan secara lambat adalah minimal. Dosis yang lebih tinggi (0,5 mg/kg) dapat menyebabkan pelepasan histamine yang sedang, penurunan tekanan arteri, dan peningkatan nadi.Ach yang dilepaskan dari ujung saraf motorik akan berinteraksi dengan reseptor nikotinik otot di lempeng akhir saraf (endplate) pada membrane sel otot rangka dan menyebabkan depolarisasi local (endplate potential, EPP) yang bila melewati ambang rangsang akan menghasilkan potensial aksi otot (muscle action potential, MAP). Selanjutnya, MAP akan menimbulkan kontraksi otot.Semua pelumpuh otot merupakan senyawa ammonium kuartener maka tidak menimbulkan efek sentral karena tidak dapat menembus sawar darah otak. Atrakurium yang pecah secara spontan menghasilkan metabolit yang kurang aktif, laudanosin, yang dapat menembus sawar darah otak. Konsentrasi laudanosin yang tinggi dalam darah dapat menimbulkan kejang, sehingga atrakurium harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan riwayat epilepsy.d. PropofolPropofol merupakan suatu obat hipnotik intravena diisopropilfenol yang menimbulkan induksianestesia yang cepat dengan aktivitas eksitasi minimal (contohnya, mioklonus). Obat ini mengalamidistribusi yang luas dan eliminasi yang cepat. Dosis induksi berkaitan dengan apne dan hipotensisebagai akibat depresi miokard langsung dan penurunan tahanan vaskular sistemik denganperubahan nadi minimal. Obat ini menghambat respons hemodinamik terhadap laringoskopi danintubasi. Propofol tidak mempunyai sifat analgetik, tetapi tidak seperti barbiturat, propofol bukan antianalgesik. Dibandingkan dengan natrium tiopental, pemulihan lebih cepat dan jarang terdapatmual dan muntah. Propofol kemungkinan memiliki efek antiemetik intrinsik. Dosis subhipnotikefektif dalam mengobati mual danmuntah pascabedah dan berkaitan-kemoterapi. Seperti etomidat,propofol dapat menekan korteks adrenal dan menurunkan kadar kortisol plasma. Namun, tidakseperti halnya etomidat, supresi adrenal reversibel dengan cepat danmemberikan respons terhadapstimulasi ACTH. Perubahan EEG pada induksi termasuk peningkatan aktifitas alfa, delta, dan tetakadang-kadang dengan supresi ledakan. Jika digunakan untuk pemeliharaan anestesia, propofolmenghasilkan penurunan tergantung dosis dari amplitudo potensial bangkitan somato-sensorik.Propofol kemungkinan memiliki aktifitas prokonvulsan dan antikonvulsan. Efek pronkonvulsa dapat merupakan aktifasi dari fokus epileptogenik. Efek antikonvulsan kemungkinan besar disebabkan olehdepresi korteks nonspesifik daripada oleh peningkatan ambang kejang. Propofol mengurangi alirandarah otak, tekanan intrakranial, dan kecepatan metabolik otak. Dapat mengurangi tekanan perfusiotak karena efeknya pada tekanan rerata arteri (CPP = MAP-ICP). Dapat terjadi pelepasan histamin,dan reaksi alergik kemungkinan sekaliberupa anafilaksis.e. N2ON2O merupakan satu-satunya gas anorganik yang dipakai daam bidang anestesiologi. N2O merupakam gas tidak berwarna, berbau manis, dan tidak iritatif. N2O merupakan gas yang stabil, tidak bereaksi dengan soda lime atau logam, berdifusi ke dalam plasma dibandingkan O2.N2O diabsorbsi dalam tubuh dengan cepat 1000 ml/menit selama menit pertama, dalam 5 menit absorbs berkurang sebagian menjadi 500-700 ml/menit, turun sampai 350 ml.menit, kemudian 30 menit menjadi 200 ml/menit, turun sampai 100 ml/menit, kemudian secara lambat menurun sampai absorbs mencapai nol (jenuh).Dalam 100 ml darah dapat larut 47 ml N2O. N2O hampir seluruhnya dikeluarkan melalui paru-paru, sedikit sekali melalui kulit (keringat), urine, dan saluran cerna.1Pemberian anestesi N2O harus disertai O2minimal 25%. Gas ini bersifat anestetik lemah tetapi analgesiknya kuat. Pada anestesi inhalasi, N2O jarang digunakan sendirian tetapi dikombinasi dengan salah satu cairan anestetik lain seperti halotan, dan sebaginya. N2O bersifat mendesak O2dalam tubuh, menyebabkan hipoksia difusi terutama saat masa pemulihan. Tindakan untuk mencegahnya yaitu dengan memberi O2aliran tinggi beberapa menit setelah selesai anestesi.Penggunaan N2O dan O2dalam anestesi umumnya dipakai dalam kombinasi N2O : O2= 60% : 40% ,70% : 30%, 50% : 50%, 2 : 1.f. KetorolacMerupakan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang memperlihatkan aktivitas analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik.Ketorolak menghambat sintesis PG dan dapat dianggap suatu analgesic yang berkerja secara perifer. Potensi analgesic ketorolac 30 mg IM setara dengan 9 mg morfin dengan sedikit rasa mengantuk, mual , muntah, dan tanpa perubahan fungsi ventilasi yang bermakna. Potensi analgesic ketorolac 10 atau 20 mg PO setara dengan 650 mg aspirin atau 600 mg asetaminofen dengan 60 mg kodein. Tidak seperti opioid, ketorolac tidak menurunkan MAC anestetik volatile.Pada dosis klinik tidak dapat perubahan yang bermakna pada jantung atu parameter hemodinamik.Ketorolac menghambat agregasi trombosit dan memperpanjang masa perdarahan.Penghambatan fungsi trombosit menghilang dalam 24-48 jam setelah obat dihentikan.Ketorolac tidak mempengaruhi hitung trombosit, PT, ataupun APTT.Onset kerja jika diberikan perIV kurang dari 1 menit, dengan efek puncaknya 1- 3 jam dan durasi aksi selama 3-7 jam. Efek dipotensisasi dengan pemberian bersama salisilat, peningkatan toksisitas litium, metotreksat; risiko perdarahan ditingkatkan dengan pemberian bersama dengan NSAID, antikoagulan, atau terapi heparin dosis rendah; dapat mencetuskan gagal ginjal pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, gagal jantung atau disfungsi hati, pasien dengan terapi diuretic, dan manula.