8
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Laring adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakeaFungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Kanker merupakan massa jaringan abnormal tumbuh terus menerus, tidak pernah mati, tumbuh dan tidak terkoordinasi dengan jaringan lain, akibatnya merugikan tubuh dimana ia tumbuh. (Brunner and Suddarth, 2001 ) Kanker laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di tenggorokan. (Erfansah . 2010) Kanker laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering adalah jenis karsinoma sel skuamosa (Kepacitan. 2010) B. Anatomi dan Fisiologi Laring Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan antara faring dan trakea. Laring juga sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas : a. Epiglotis

BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ca laring

Citation preview

BAB IIPEMBAHASAN

A.PengertianLaringadalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakeaFungsi utama laringadalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.Kankermerupakan massa jaringan abnormal tumbuh terus menerus, tidak pernah mati, tumbuh dan tidak terkoordinasi dengan jaringan lain, akibatnya merugikan tubuh dimana ia tumbuh. (Brunner and Suddarth, 2001 )Kanker laringadalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di tenggorokan.(Erfansah . 2010)Kanker laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering adalah jenis karsinoma sel skuamosa (Kepacitan. 2010)

B.Anatomi dan Fisiologi LaringLaring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkanantarafaring dan trakea. Laring juga sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :a.EpiglotisDaun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelanb.GlotisOstium antara pita suara dalam laringc.Kartilago tiroidKartilago terbesar pada trakea, sebagian darai kartilago ini membentuk jakun ( Adam sApple).d.Kartilago krikoidSatu satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring( terletak di bawah kartilago tiroid).e.Kartilago aritenoidDigunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilagotiroidf.Pita SuaraLigamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyisuara , pita suara melekat pada lumen laring.

C.EtiologiPenyebab pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring yaitu : rokok, alkohol, sinarradioaktif, polusi udara,dan radiasi leher. Ada peningkatan resiko terjadinya tumor ganas laring pada pekerja-pekerja yang terpapar dengan debu kayu.

D.PatifisiologiKarsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli.Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.Terutama neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa.Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.Tumor supraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan

E.PathwayFaktorpredisposisi(alkohol, rokok, radiasi)Proliferasi sel laringDiferensiasi buruk sel laringCa. Laring

Metastase supraglotikObstruksi lumen oesophagusDisfagiaprogresifIntakekurangBB turunGangg. Pemenuhan nutrisiPlica vocalis

Suara parauAfoniaGangg. Komunikasi verbalMenekan/ mengiritasi serabut syarafNyeri dipersepsikanGangg. Rasa nyaman : nyeri

Obstruksi jalan napasMengiritasi sel laringInfeksiAkumulasi sekretBersihan jalan napas tak efektif

F. Manisfestasi klinis1. SerakSuara serak adalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan kanker pada daerah glotis karena tumor mengganggu kerja pita suara selama berbicara. Suara mungkin terdengar parau danpuncaksuara rendah.2. Dispneu dan stridor.Gejala ini merupakan gejala yang disebabkan oleh sumbatan jalan nafas dan dapat timbul pada tiap tumor laring. Gejala ini disebabkan oleh gangguan jalan nafas oleh massatumor, penumpukkan kotoran atau sekret,maupun oleh fiksasi pita suara. Pada tumor supraglotik atau transglotik terdapat dua gejala tersebut. Sumbatan dapat terjaadi secara perlahan-lahan dapat dikompensasi oleh pasien. Pada umumnya dispneu dan stridor adalahtandadan prognosis kurang baik.3. Nyeri tenggorokKeluhan ini dapat bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri yang tajam.4. Disfagia ( Kesulitan Menelan)Adalah ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring dansinuspiriformis. Keluhan ini merupakan keluhan yang paling sering pada tumior ganas postkrikoid. Rasa nyeri ketika menelan (odinofagi) menandakan adanya tumor ganas lanjut yang mengenai struktur ekstra laring.5. Batuk dan hemoptisis.Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya timbul dengan tertekannya hipofaring disertai sekret yang mengalir ke dalam laring. Hemoptisis sering terjadi pada tumor glotik dan supraglotik.6. Gejala lain berupa nyeri alih ke telinga ipsilateral, halitosis, batuk hemoptisis dan penurunan berat badan menandakan perluasan tumor ke luar jaringan atau metastase lebih jauh.7. Pembesaran kelenjar getah bening leher dipertimbangkan sebagai metastasis tumor ganas yang menunjukkan tumor pada stadium lanjut.8. Nyeri tekan laring adalah gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi tumor yang menyerang kaartilago tiroid dan perikondrium

G. Pemeriksaan Penunjanga. LaringoskopiUntuk menilai lokasi tumor dan penyebaran tumor.b. Foto thoraksUntuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru.c. CT-ScanMemperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher.d. Biopsi laringUntuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa

H. PenatalaksanaanPada kasusCalaring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan pengangkatan laring (Laringektomi).Pengobatan dipilih berdasar stadiumnya.Radiasidiberikan pada stadium 1 dan 4. Alasannya mempunyai keuntungan dapat mempertahankan suara yang normal, tetapi jarang dapat menyembuhkan tumor yang sudah lanjut,lebih-lebih jika sudah terdapat pembesaran kelenjar leher.Oleh karena itu radioterapi sebaiknya dipergunakan untuk penderita dengan lesi yang kecil saja tanpa pembesaran kelenjar leher.Kasus yang ideal adalah pada tumor yang terbatas pada satu pita suara, dan masih mudah digerakkan. Sembilan dari sepuluh penderita dengan keadaan yang demikian dapat sembuh sempurna dengan radioterapi serta dapat dipertahankannya suara yang normal. Fiksasi pita suara menunjukkan penyebaran sudah mencapai lapisan otot. Jika tumor belum menyebar kedaerah supraglotik atau subglotik, lesi ini masih dapat diobati dengan radioterapi, tetapi denganprognosisyang lebih buruk.Penderita dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe leher, pengobatan terbaik adalahlaringektomitotal dandiseksi radikal kelenjar leher.Dalam hal ini masuk stadium 2 dan 3. Ini dilakukan pada jenis tumor supra dan subglotik. Pada penderita ini kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu diantara tiga penderita akan sembuh sempurna.Laringektomi diklasifikasikan kedalam :1. Laringektomi parsial.Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita suara dan trakeotomi sementara yang di lakukan untuk mempertahankan jalan napas. Setelah sembuh dari pembedahan suara pasien akan parau.2. Hemilaringektomi atau vertikal.Bila ada kemungkinan kanker termasuk pita suara satu benar dan satu salah.Bagian ini diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid.Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan parau setelah pembedahan.3. Laringektomi supraglotis atau horisontal.Bila tumor berada pada epiglotis atau pita suara yang salah, dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien masih utuh atau tetap normal.Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat makanan peroral meningkat.4. Laringektomi total.Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring, memerlukan pengangkatan laring, tulangkrikoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea, dan otot penghubung ke laring.Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang (stoma) trakeostomi yang permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi makanan peroral, dikarenakan trakea tidak lagi berhubungan dengan saluran udara pencernaan.Suatu sayatan radikal telah dilakukan dileher pada jenis laringektomi ini.Hal ini meliputi pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot sternokleidomastoideus, vena jugularis interna, saraf spinal asesorius, kelenjar salifa submandibular dan sebagian kecil kelenjar parotis (Sawyer, 1990).Operasi ini akan membuat penderita tidak dapat bersuara atau berbicara. Tetapi kasus yang dermikian dapat diatasi dengan mengajarkan pada mereka berbicara menggunakan esofagus (Esofageal speech), meskipun kualitasnya tidak sebaik bila penderita berbicara dengan menggunakan organ laring.Untuk latihan berbicara dengan esofagus perlu bantuan seorang binawicara