10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGETAHUAN a. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan dapat terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif ini merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tidakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan sendiri sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Tetapi perlu ditekankan, bukan berarti orang yang berpendidikan rendah memiliki pengetahuan yang rendah pula. Hal ini karena peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan yang bersifat formal. Pengetahuan seseorang

BAB II

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGETAHUAN

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan dapat

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan atau kognitif ini merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tidakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan sendiri sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pengetahuannya. Tetapi perlu ditekankan, bukan berarti orang yang

berpendidikan rendah memiliki pengetahuan yang rendah pula. Hal ini karena

peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan yang bersifat

formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan negatif. Aspek inilah yang akan menentukan sikap seseorang,

semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan

sikap yang semakin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO yang dikutip

oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh

pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.

Page 2: BAB II

b. Pengukuran Pengetahuan

Untuk metode peneliti ilmiah peran penilaian berdasarkan ukuran adalah penting

karena fungsinya menetap apakah penentuan fakta itu betul bardasarkan

pengetahuan tertentu. ( Stamboel. C.S.1992)

Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materiyang dapat diukur dari subyek

penelitian atau responden (Notoatmojo S., 2007)

Beberapa unsure yang diperlukan agar seseorang au berbuat dan bertingkah

laku atau bertindak :

1) Pengertian / pengetahuan (knowledge) tentang apa yang dilakukan.

2) Keyakinan atau kepercayaan tentang manfaatdan kebenaran dari apa

yang dilakukannya (attitude yang positif).

3) Saran yang diperlukan untuk melakukannya.

4) Norma atau dukungan kelompok bahwa apa yang akan dilakukannya itu

benar atau bisa diterima olehkelompoknya.

5) Dorong atau motivasi untuk berbuat, yang dilandasi oleh kebutuhan yang

dirasakan.

c. Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo di dalam domain kognitif mempunyai

6 tingkatan, yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang yang

di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu “tahu” ini

adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehention)

Page 3: BAB II

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui, dan dimana dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau

materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap suatu obyek yang di pelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjuk pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang dapat membentuk formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian ini berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah

ada.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, yaitu:

a. Pendidikan

Page 4: BAB II

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain yang menuju ke arah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagiaan. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoatmodjo

(2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga dalam

perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang, maka akan semakin mudah menerima informasi. Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai-

nilai baru yang diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung

(Mubarak, 2007).

c. Umur

Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek

psikis dan psikologis (mental). Pada aspek psikis semakin bertambah umur

seseorang taraf fikir seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2007).

2. PENYAKIT TB PARUa. Pengertian Tuberkulosis Paru

1) Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Umumnya menyerang paru, tetapi bisa juga menyerang bagian tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan persendian,

usus, ginjal dan organ tubuh lainnya.. (Depkes RI, 2009)

2) Tuberkulosis adalah suatu penyakit granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini biasanya mengenai paru, tetapi mungkin menyerang semua organ

Page 5: BAB II

atau jaringan di tubuh. Biasanya bagian tengah granuloma tubercular mengalami nekrosis perkijuan.(Kumar V. dkk,2007)

3) Tuberkulosis merupaka penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium Tuberculosis yang muncul sebagai penyakit paru-paru, karena paru-paru merupakan lahan yang paling empuk bagi penyakit TBC. Namun demikian, kini sebagai lahan subur bagi tumbuh dan berkembangnya penyakit TBC bukan hanya paru-paru saja tapi bisa juga kulit, tulang, atau organ-organ penting didalam pencernaan. (Saydam G, 2011)

4) Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi kronis yang sudah sangat lama dikenal pada manusia (Sudoyo A W. dkk, 2006)

b. PenyebabMenurut penelitian ahli medis, sebab-sebab penyakit TBC ini, terutama karena penderita diserang atau dihinggapi oleh basil-basil atau kuman-kuman TBC. Ia merupakan suatu basil Gram positif yang tahan asam dengan pertumbuhan sangat lambat. Setelah terjadi infeksi melalui saluran nafas di dalam gelembung paru-paru, berlangsung reaksi setempat dengan timbulnya benjolan-benjolan kecil ( yang disebut dengan tuberkel ). Dalam jaringan tubuh, sering sekali sistem tangkal tubuh yang sehat dapat memberantas basil TBC itu dengan cara menyelubunginya dengan jaringan pengikat.Pada orang-orang yang daya tahan tubuh lemah, basil TBC dengan bebas memperbanyak diri di dalam mikrofak dan benjolan-benjolan tadi bergabung menjadi lahan subur yang akhirnya menimbulkan rongga di paru-paru penderita. Organ yang diserang pada TBC dapat bervariasi, namun 90 persen memang menyerang paru-paru. Bila kemudian terjalin hubungan antara paru-paru dan cabang bronchi, maka terjadilah TBC yang sifatnya terbuka, maksudnya dengan adanya basil di dahak penderita. TBC terbuka ini amat berbahaya sekali. Disamping itu organ lain bisa juga terkena oleh basil TBC itu, seperti kulit, jantung atau simpul limfe.Cara penularannya bisa terjadi di saat penderita TBC bersin atau batuk, saat itu penderita menyebabkan kuman-kuman TBC ke udara dan membentuk percikan-percikan basil. Percikan yang mengandung basil tersebut dapat bertahan di udara sampai suhu kamar selama beberapa jam.Kemudian penularan dapat pula terjadi bila percikan tadi terhirup oleh saluran pernapasan orang lain. Selama ia masuk ke dalam tubuh melalui organ pernapasan. Kuman TBC tadi menyebar dari paru ke organ tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah,sistem saluran limfe, saluran nafas dan lain-lain. Daya penularan dari seorang penderita ditemukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari paru. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita dianggap tidak menularkan basilnya. Bila kemungkinan seorang terinfeksi TBC ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lama ia menghirup udara tadi.

Page 6: BAB II

Dengan demikian, yang menjadi media penularan TBC selalu percikan dahak penderita saat ia bersin atau batuk dn meludah. Bisa juga melalui debu, alat makan, minum yang mengandung kuman TBC. (Saydam G, 2011)

c. Tanda dan gejalaGejala-gejala orang yang terkena serangan kuman TBC umumnya batuk kronis, demam dan berkeringat diwaktu malam. Di samping itu juga terjadi keluhan dalam pernapasan, badan selalu terasa letih, lesu serta rasa nyeri di bagian dada. Dahak penderita berupa lender yang kadang-kadang bercampur dengan darah. Batuk penderita bisa sampai 3 minggu atau lebih. Pada tahap lanjut, dapat juga dijumpai dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas. Berat badan menurun, rasa demam meriang. (Saydam G, 2011)

Keluhan yang dirasakan penderita tuberculosis paru bermacam-macam. Keluhan tersering adalah :1) Demam

Demam biasanya sub-febris menyerupai demem influenzha. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat mencapai 40ºC-41ºC. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbil kembali. Begitulah seterusnya hilang timbulnya demam influenz ini, sehingga pasien tidak pernah merasa terbebas dari serangan demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk.

2) Batuk

Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada tiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yaknisetelah berminggu-minggu atau berblan-bulan peradangan bermula. Sifat batuk mulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah (hemaptoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberculosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.

3) Sesak nafas

Pada penyakit yang ringan belum dirasakan sesak nafas, sesak nafas akan dirasakan pada penyakit yang sudah lanjut (kronis), dimana infiltratnya sudah setengah bagian paru-paru.

4) Nyeri dada

Page 7: BAB II

Gejala ini agak jarang ditemukan, nyeri dada timbul bila infiltrate radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik/melepaskan nafas.

5) Malaise

Gejala malaise (perasaan tidak enak) sering ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dll. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur. (Sudoyo A W. dkk, 2006)