6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komunikasi dokter pasien Komunikasi dokter pasien merupakan landasan yang penting dalam proses diagnosis, terapi, mupun pencegahan penyakit. Komunikasi antara dokter pasien yaitu pola aktif-pasif, petunjuk kerjasama, dan kerjasama. Pada pola aktif-pasif, pasien bersifat pasif dan hanya melakukan sesuatu yang diperintahkan dokter. Pada pola petunjuk kerjasama, peran pasien mulai muncul. Aspek ketaatan dan motivasi pasien dalam menjalankan perintah dokter, menjadi kunci penyembuhan sedangkan pada pola kerjasama, inisiatif pasien menjadi lebih kuat (Sudarma, 2008). 2. Jenis komunikasi dokter pasien Terdapat 2 jenis komunikasi yang digunakan pada komunikasi dokter pasien, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. a. Komunikasi verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan Bahasa sebagai alat sehingga komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan. Symbol yang digunakan pada komunikasi verbal adalah kata yang digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan,

BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 2

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Komunikasi dokter pasien

Komunikasi dokter pasien merupakan landasan yang penting dalam proses diagnosis, terapi, mupun pencegahan penyakit. Komunikasi antara dokter pasien yaitu pola aktif-pasif, petunjuk kerjasama, dan kerjasama. Pada pola aktif-pasif, pasien bersifat pasif dan hanya melakukan sesuatu yang diperintahkan dokter. Pada pola petunjuk kerjasama, peran pasien mulai muncul. Aspek ketaatan dan motivasi pasien dalam menjalankan perintah dokter, menjadi kunci penyembuhan sedangkan pada pola kerjasama, inisiatif pasien menjadi lebih kuat (Sudarma, 2008).

2. Jenis komunikasi dokter pasienTerdapat 2 jenis komunikasi yang digunakan pada komunikasi dokter pasien, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.a. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan Bahasa sebagai alat sehingga komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan. Symbol yang digunakan pada komunikasi verbal adalah kata yang digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respons emosional , atau menguraikan objek observasi dan ingatan. Keuntungan komunikasi verbal yang dijalin secara lisan dengan tatap muka memungkinkan tiap individu untuk berhubungan secara langsung. Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam bidang kesehatan adalah informasi verval, terutama dalam percakapan tatap muka.b. Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan Bahasa lisan maupun tulisan, tetapi menggunakan Bahasa kial, Bahasa gambar, dan Bahasa sikap. Hal ini merupakan proses pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi jenis ini merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan pada orang lain tanpa menggunakan kata-kata.

Bahasa kial merupakan Bahasa yang menggunakan gerak tangan atau gerak tubuh sebagai isyarat suatu perbuatan atau tindakan. Gerakan tersebut mempunyai arti pesan dalam konteks komunikasi. Bahasa gambar merupakan Bahasa yang mengekspresikan pesan dalam komunikasi dengan bentuk gambar. Bahasa sikap merupakan Bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau mengekspresikan pikiran dan perasaan atau pendirian. Misalnya bungkam, dingin, tak acuh.

(Uripni, 2003)

3. KecemasanKecemasan adalah status emosional yang mendahului ketika seseorang bertemu dengan objek atau situasi yang menakutkan. Seseorang akan memberikan respon takut pada sesuatu apabila orang tersebut memiliki pengalaman kecemasan. Ketakutan dan kecemasan meliputi komponen fisiologis, kognitif, emosional, dan perilaku yang mana akan memperlihatkan ekspresi yang berbeda pada masing-masing individu. Salah satu penyebab yang mendasari kecemasan adlah pengalaman negative yang secara langsung dialami pasien ketika perawatan gigi. Kecemasan dental lebih kompleks dari yang dibayangkan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki kecemasan dental kemungkinan untuk memiliki kecemasan pada kondisi lain lebih besar. Pasien dengan kecemasan dental yang tinggi akan mengalami kesulitan tidur ketika sudah membuat janji perawatan dengan dokter dan akan mengalami kelelahan fisik dan emosional setelah selesai perawatan (Armfield & Heaton, 2013).

Tingkatan dan karakteristik kecemasan menurut Asmadi (2008) :

Tingkatan ansietasKarakteristik

Ansietas ringan1. Berhubungan dengan ketegangan dalam peristiwa sehari-hari.

2. Kewaspadaan meningkat

3. Persepsi terhadap lingkungan meningkat

4. Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan menghasilkan kreativitas.

5. Respon fisiologis :sesekali napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat sedikit, gejala ringan pada lambung, muka berkerut, serta bibir bergetar.

6. Respon kognitif : mempu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan maslah secara efektif, dan terangsang untuk melakukan tindakan.

7. Respon perilaku dan emosi : tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, dan suara kadang-kadang meninggi.

Ansietas sedang1. Respon fisiologis : sering napa pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, sering berkemih, dan letih.

2. Respon kognitif : memusatkan perhatiannya pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit, dan rangsangan dari luar tidak mampu diterima.

3. Respon perilaku dan emosi : gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih tegang, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidak aman.

Ansietas berat1. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain.

2. Respon fisiologis : napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan berkabut, serta tampak tegang.

3. Respon kognitif : tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/tuntunan, serta lapang persepsi menyempit.

4. Respon perilaku dan emosi : perasaan terancam meningkat dan komunikasi menjadi terganggu (verbalisasi cepat).

Darajat (1990) menyebutkan gejala kecemasan ada dua yaitu gejala psikologis (mental) dan gejala fisiologis (fisik). a. Gejala psikologis Gejala psikologis adalah kecemasan sebagai gejala-gejala kejiwaan. Ciri-cirinya adalah takut, tegang, bingung, khawatir, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak bedaya, rendah hati, tidak tentram, ingin lari dari kenyataan hidup, perubahan emosi, turunnya kepercayaan diri, tidak ada motivasi, gelisah, takut dan tegang.

b. Gejala fisik (fisiologis) Gejala fisik adalah kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi sistem saraf. Ciri-cirinya yaitu ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, detak jantung cepat, keringat bercucuran, tekanan darah meningkat, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, kepala pusing, nafas sesak dan mudah lelah.Jika dokter tidak empati, tidak ada kerjasama dengan pasien dalam memecahkan masalah dapat membuat pasien merasa tidak dihargai, sehingga dapat meningkatkan kecemasan pasien (De Vito, 1997).

Armfield, J.M. dan Heaton, L.J., 2013, Management of fear and Anxiety in the Dental Clinic : A Review, Australian Dental Journal 58(4) : 390-407

Asmadi, 2013, Teknik Prosedural Keperawatn : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Penerbit Salemba Medika, Jakarta

Darajat Z. (1990). Kesehatan Mental.Bulan Bintang, JakartaDe Vito. J. A, (1997). Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima (Alih Bahasa: Agus Maulana). Remaja Rosda Karya, BandungSudarma, M., 2008, Sosiologi Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta

Uripni, C.L., 2003, Komunikasi Kebidanan, EGC, Jakarta