Upload
bayu-shinici
View
8
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sipil
Citation preview
II. GAMBARAN UMUM PROYEK
A. Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Bangunan Pemecah Gelombang Pantai Kunjir, berlokasi di
Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan Provinsi
Lampung. Terletak di tepi teluk Lampung Selatan yang berjarak kurang lebih 15
km dari pusat kota Kalianda ke arah Timur dan dibangun di atas lahan seluas 65
Ha.
Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Pegunungan Rajabasa
2. Sebelah Timur : Desa Batu Balak
3. Sebelah Selatan : Selat Sunda
4. Sebelah Barat : Desa Way Muli
Gambar 1. Denah Lokasi Tempat Pembangunan Proyek
6
B. Data Umum Proyek
Data umum pada Proyek Pembangunan Bangunan Pemecah Gelombang Pantai
Kunjir adalah sebagai berikut :
1. Nama Proyek : Pembangunan Bangunan Pemecah Gelombang
Pantai Kunjir.
2. Lokasi : Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten
Lampung Selatan.
3. Pemilik Proyek : Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai
Mesuji Sekampung.
4. Pemberi Tugas : Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai
Mesuji Sekampung.
5. Kontraktor : PT. Benteng Indo Raya.
6. Jenis Kontrak : Lump sump Fixed Price
7. Lama Kontrak : 180 (seratus delapan puluh) hari.
8. Nilai Kontrak : Rp.4.292.255.000 ( Empat milyar dua ratus
sembilan puluh dua juta dua ratus lima puluh
lima ribu rupiah).
C. Fungsi Bangunan Pemecah Gelombang Pantai Kunjir
Bangunan pemecah gelombang pantai Kunjir berfungsi sebagai bangunan
pelindung pantai terhadap abrasi dan erosi pantai dengan menghancurkan energi
7
gelombang sebelum mencapai daerah pesisir pantai ataupun sebelum mencapai
bangunan-bangunan yang berada di dekat daerah pantai. Abrasi dapat
menyebabkan semakin menjoroknya garis pantai ke darat, yang mengakibatkan
mundurnya garis pantai, sehingga dibutuhkan bangunan pemecah gelombang
untuk mencegah terjadinya abrasi.
D. MANAJEMEN PROYEK
1. Definisi Proyek dan Tahapan Kegiatan Proyek
Proyek adalah rangkaian yang kompleks dan saling terkait antara satu dengan
yang lain dan umumnya berlangsung hanya satu kali dalam jangka waktu terentu.
Dengan demikian proyek mempunyai awal dan akhir kegiatan yang jelas. Dalam
merealisasikan suatu proyek ada beberapa tahapan kegiatan yang saling berkaitan,
antara lain :
a. Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek
konstruksi yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek
perencanaan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan) dan aspek
lingkungan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :
1) Menyusun rancangan proyek secara kasar dan mengestimasi biaya
yang diperlukan,
2) Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomi dan
finansial,
8
3) Memperkirakan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut
dilaksanakan.
b. Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang
diijinkan, sehingga perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan
pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap penjelasan yaitu :
1) Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga
ahli.
2) Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, dan persyaratan mutu.
3) Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, dan rencana
pelaksanaan.
4) Mempersiapkan sketsa dengan skala, yang menggambarkan denah dan
batas-batas proyek.
c. Perancangan (Design)
Tahap ini bertujuan untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata
letak, metode konstruksi dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari
pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat, selain itu juga untuk
mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar
rencana dan spesifikasi serta untuk melengkapi semua dokumen tender.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :
9
1) Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penjelasan akhir dan
memeriksa masalah teknis.
2) Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari pemilik proyek.
3) Mempersiapkan gambar kerja, spesifikasi, daftar kuantitas, jadwal
pelaksanaan dan taksiran biaya akhir.
d. Pengadaan/pelelangan (Procourement/Tender)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagi pelaksana atau
sejumlah sub-kontraktor yang melaksanakan konstruksi di lapangan.
e. Pelaksanaan / scehdule intake tunnel
Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh perencana dalam
batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan mutu yang telah
disyaratkan. Karena dalam tahap ini terdiri dari sejumlah kegiatan yang saling
berkaitan, maka kegagalan satu kegiatan dapat merusak keseluruhan waktu
pelaksanaan, untuk itu harus dibuat rencana pelaksanaan yang cermat.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah merencanakan,
mengendalikan dan mengkoordinasi, baik jadwal waktu pelaksanaan,
organisasi lapangan, tenaga kerja, peralatan, dan material.
f. Pemeliharaan dan Persiapan penggunaan (Maintenance and Star Up)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah selesai
sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana
mestinya. Selain itu, pada tahap ini juga dibuat suatu catatan mengenai
10
konstruksi berikut petunjuk operasinya dan melatih staf dalam menggunakan
fasilitas yang tersedia.
2. Pelelangan
3.2.1 Definisi dan Tujuan Pelelangan
Pelelangan adalah suatu sistem pemilihan dan penentuan kontraktor untuk
melaksanakan fisik pekerjaan suatu proyek. Dalam pelelangan, para peserta
lelang mengajukan harga penawaran yang wajar dalam arti dengan harga yang
ditawarkan oleh peserta lelang, pelaksanaan pekerjaan masih dapat dilakukan
tanpa mengabaikan kualitas hasil kerja (Kustiani Ika, 2001).
Tujuan pelelangan adalah mencari kontraktor yang memenuhi syarat untuk
melaksanakan pembangunan suatu proyek yang dilelangkan, sesuai dengan
persyaratan/dokumen pelelangan yang telah ditentukan dengan harga
penawaran yang paling ekonomis.
3.2.2 Jenis pelelangan
a. Pelelangan Umum atau Terbuka
Pelelangan terbuka merupakan proses pelelangan yang bersifat tidak
terbatas. Kesempatan diberikan kepada kontraktor manapun yang mampu
melaksanakan proyek tersebut. Penentuan pemenang lelang berdasarkan
kualifikasi dan persyaratan teknis kontraktor dan juga penawaran yang
realitas. Umumnya kontraktor diundang melalui iklan surat kabar atau
media lainnya.
11
b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas merupakan bentuk pelelangan dimana jumlah
undangan peserta penawaran berdasarkan praseleksi, sekurang-kurangnya
5 (lima) rekanan yang terdaftar dalam Daftar Rekanan Terpilih (DRT).
Tujuan pelelangan ini adalah untuk menentukan pemenang sebagai calon
pelaksana proyek yang akan dikerjakan didasarkan kepada syarat-syarat
yang ada dalam bestek.
c. Pelelangan Penunjukan langsung
Metode ini dilakukan dengan menunjuk langsung suatu badan usaha atau
rekanan yang mampu tanpa melalui pelelangan resmi oleh pemilik proyek
dengan alasan :
1) Adanya keterbatasan waktu pelaksanaan
2) Merupakan pekerjaan lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh
kontraktor yang sama.
3) Kepercayaan terhadap suatu kontraktor karena kemampuannya di
bidang tersebut.
d. Pelaksanaan Sendiri (Swakelola)
Cara ini dilaksanakan apabila dalam pelaksanaan seluruh proyek ditangani
sendiri oleh pemilik proyek atau pemberi tugas (owner). Dalam pengerjaan
suatu proyek, pemilik proyek merangkap sebagai perencana sekaligus
pelaksana (kontraktor).
Owner pada proyek ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji
12
Sekampung yang telah melakukan pelelangan terbuka dan berhasil
memilih PT. Benteng Indo Raya sebagai kontraktor pelaksana pada Proyek
Pembangunan Bangunan Pemecah Gelombang Pantai Kunjir.
3. Kontrak
a. Definisi dan Tujuan Kontrak
Kontrak adalah suatu perjanjian atau persetujuan bersama yang mempunyai
kekuatan hukum atau saling mengikat antara pemilik proyek dengan
kontraktor berhubungan dengan pelaksannaan proyek, termasuk dengan semua
perubahan yang disetujui bersama.
Fungsi kontrak adalah sebagai landasan pokok untuk mengatur hubungan
kerja, hak, kewajiban dan tanggung jawab dari masing-masing pihak yang
terlibat. Untuk memperjelas landasan pokok, maka pada dokumen kontrak
ditambahkan dengan penjelasan-penjelasan lingkup pekerjaaan dan syarat-
syarat lain yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.
b. Jenis-jenis Kontrak
Jenis kontrak secara garis besar terdiri dari (Kustiani Ika, 2003) :
a. Kontrak dengan Harga Satuan (Unit Price Contract)
Kontraktor selaku pelaksana hanya menawarkan harga satuan pekerjaan
kepada pemilik proyek. Hal ini karena volume pekerjaan atau yang biasa
disebut Bill of Quantity (BQ) telah dihitung sebelumnya oleh perencana
13
dan dicantumkan dalam dokumen tender. Meskipun volume pekerjaan
telah dihitung konsultan perencana, pihak kontraktor bisa meneliti ulang
perhitungan pekerjaan.
Dengan kontrak sistem Unit Price, resiko fluktuasi biaya di proyek
ditanggung bersama secara proporsional oleh pemilik proyek dan
kontraktor. Fluktuasi biaya akibat penambahan volume pekerjaan menjadi
tanggung jawab pemilik proyek sedangkan fluktuasi biaya akibat kenaikan
harga bahan, upah kerja, dan ongkos peralatan menjadi resiko kontraktor.
b. Kontrak dengan Harga Tetap (Lump Sum Contract Fixed Price)
Biasa dikenal dengan istilah kontrak borongan, yang mana seluruh harga
kontrak dianggap tetap dan pemilik proyek tidak mengakui adanya
fluktuasi biaya konstruksi proyek. Fluktuasi biaya yang terjadi selama
proses konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor
sehingga kontraktor harus bisa bekerja dengan mengendalikan biaya dan
waktu pelaksanaan secara efektif dan efisien. Pekerjaan di bawah kontrak
ini memerlukan gambar kerja dan spesifikasi yang jelas sehingga
interprestasi kedua belah pihak tidak bias.
c. Kontrak dengan Harga Tidak Tetap ( Negotiated Cost Plus Fee)
Pada proyek dengan jenis kontrak ini, pemilik akan membayar biaya yang
ditentukan untuk membangun proyek tersebut kepada kontraktor, meliputi
biaya tenaga kerja, biaya bahan dan material, biaya sub-kontraktor dan
biaya peminjaman peralatan pekerjaan. Juga akan dibayarkan biaya
tambahan kepada kontraktor berupa biaya manajemen, pajak-pajak, dan
14
asuransi. Imbalan yang diberikan oleh pemilik proyek kepada kontraktor
bisa dengan jumlah tetap atau berdasarkan persentase nilai proyek.
Pemilik proyek juga harus menanggung resiko apabila terjadi fluktuasi
biaya proyek, sehingga biasanya kontraktor kurang efisien dalam
melakukan pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan.
d. Kontrak Serah Terima Kunci (Turn Keys Contract)
Pada kontrak jenis ini segala kebutuhan dalam pelaksanaan proyek dan
penyediaan dananya diatur oleh kontraktor. Pemilik akan membayar
semua biaya pembangunan proyek kepada kontraktor sesuai dengan
perjanjian yang ada setelah proyek selesai ditambah dengan masa
pemeliharaan. Jika pihak pemilik proyek menghendaki diadakan
perubahan terhadap bangunan maka biaya yang berhubungan dengan hal
tersebut diperhitungkan sebagai biaya tambah kurang. Demikian juga
apabila dalam pelaksanaan kontraktor melakukan perubahan, maka akan
diperhitungkan pula sebagai biaya tambah kurang.
Sistem kontrak yang digunakan pada Proyek Pembuatan Bangunan Pemecah
Gelombang Pantai Kunjir adalah dengan Lump Sum Price Contract.
4. Sistem pembayaran
Sistem pembayaran yang umumnya digunakan dalam suatu kontrak adalah:
a. Sistem Pembayaran Termin
Pemilik proyek akan melakukan pembayaran kepada kontraktor sesuai
dengan volume pekerjaan yang telah ditetapkan.
15
b. Sistem Pembayaran Bulanan
Pemilik akan membayar sejumlah uang yang telah disetujui kepada
kontraktor selama selang waktu yang telah ditetapkan yaitu selama satu
bulan, dimana besarnya bayaran tergantung dari bobot volume pekerjaan
yang telah diselesaiakan. Kontraktor biasanya mengeluarkan rincian biaya
yang telah dikeluarkan selama satu bulan atau selang beberapa hari dengan
perjanjian kontrak.
c. Sistem pembayaran penuh
Pemilik akan membayar kepada kontraktor setelah volume pekerjaan fisik
total dilaksanakan oleh kontraktor.
Sistem pembayaran pada proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Pembayaran Uang Muka
Uang muka dibayarkan sebesar 20% dari nilai kontrak sebelum proyek
dimulai tanpa syarat apapun dari owner.
b. Pembayaran Angsuran
Besarnya tiap angsuran yang diambil pihak kontraktor yang telah
disesuaikan secara Monthly Progress.
5. Masa pemeliharaan
Masa pemeliharaan yang diberikan kepada PT. Benteng Indo Raya untuk
memperbaiki apabila terjadi ketidaksesuaian pada gambar ataupun kontrak
adalah 180 hari kalender terhitung sejak tanggal selesainya pekerjaan atau
16
serah terima pertama dari kontraktor kepada pemilik proyek. Dalam jangka
waktu tersebut kontraktor masih bertanggung jawab apabila terjadi
ketidaksesuaian dengan gambar tersebut.
E. Struktur Organisasi
1. Sruktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek merupakan susunan pihak-pihak yang terlibat
dalam suatu proyek. Adanya struktur organisasi proyek bertujuan untuk
mencapai pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien dalam pembagian tugas
dan tanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan dalam pengelolaan proyek diperlukan suatu koordinasi
kerja antar pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek tersebut. Prinsip-
prinsip dasar manajemen yang harus diperhatikan dalam struktur organisasi
kerja adalah :
a. Masing-masing personil memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
wewenang yang diberikan untuk mengambil keputusan sesuai dengan
jabatannnya,
b. Jalur instruksi harus langsung dan sependek mungkin,
c. Uraian pekerjaan untuk masing-masing personil harus jelas dan terperinci,
d. Iklim kerja harus dibina agar kerja sama dapat berjalan baik.
Adapun unsur-unsur organisasi proyek terdiri dari:
a. Pemilik Proyek (owner)
17
Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang menghendaki
dilaksanakannya suatu proyek sekaligus penyandang dana atas
pembangunan proyek. Pada Proyek Pembuatan Bangunan Pemecah
Gelombang Pantai Kunjir pemilik proyek adalah Kementerian Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai
Mesuji Sekampung.
Hak dan kewajiban pemilik proyek :
1) Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan pengawas,
maupun kontraktor, yang memuat tugas wewenang secara jelas.
2) Menyediakan dana yang diperlukan untuk pembangunan proyek
tersebut.
3) Menerima atau menolak saran-saran kontraktor dalam kaitannya
dengan pembangunan proyek.
4) Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan perubahan
pekerjaan diluar dokumen kontrak yang diusulkan kontraktor.
5) Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai
segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.
6) Mengambil tindakan atas keputusan yang diperlukan untuk menjamin
kelancaran pelaksanaan proyek.
7) Mencabut dan membatalkan kontrak terhadap kontraktor apabila
kontraktor menangguhkan pekerjaan proyek tanpa alasan yang dapat
diterima.
18
8) Menerima penyerahan pekerjaan apabila sudah memenuhi syarat dan
peraturan-peraturan yang ada.
b. Kontraktor
Kontraktor adalah badan hukum atau perorangan yang diberi surat
perintah kerja oleh pemilik proyek guna melaksanakan pembangunan
proyek sesuai dengan yang direncanakan. Pada proyek ini, pemilik proyek
menunjuk PT. Benteng Indo Raya sebagai kontraktor pelaksana setelah
melalui proses pelelangan.
Tugas dan wewenang kontraktor adalah :
1) Menyiapkan tenaga kerja, material dan peralatan untuk melaksanakan
proyek.
2) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RKS.
3) Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan
pekerjaan.
4) Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
5) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan
6) Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita
acaranya.
19
Gambar 2. Struktur Organisasi Proyek
Pemilik Proyek (Employer/Owner)
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji
Sekampung
Direksi Pekerjaan
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai
Mesuji Sekampung
Pengawasan Langsung
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung
Kontraktor
PT. Benteng Indo Raya
Keterangan: : Komando : Kordinasi : Tanggung Jawab
20
3.4.2 Struktur Organisasi pelaksana Konstruksi (kontraktor)
Kontraktor dalam menjalankan kegiatan proyeknya harus mempunyai struktur
organisasi. Hal ini agar kegiatan-kegiatan yang berlangsung dapat berjalan
secara efektif dan efisien sesuai dengan yang direncanakan.
Adapun struktur organisasi yang dimiliki oleh kontraktor beserta tugas-
tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Pimpinan Proyek
Pimpinan proyek adalah orang yang mewakili pihak kontraktor yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan proyek agar proyek tersebut
dapat selesai sesuai dengan batas waktu dan biaya yang telah
direncanakan.
Wewenang dan tanggung jawab pimpinan proyek antara lain :
1) Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek mengenai
perkembangan pelaksanaan maupun pemasalahan kegiatan proyek.
2) Bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan proyek.
3) Mengatur rencana pekerjaan dan anggaran selama pelaksanaan proyek.
4) Menerima laporan dari pelaksana lapangan mengenai masalah-masalah
yang dihadapi selama pelaksanaan dan membuat solusinya.
5) Mengkoordinasi dan memimpin seluruh kegiatan proyek.
b. Pelaksana lapangan
Pelaksana lapangan adalah orang yang bertugas mengatur, mengawasi
pelaksanaan proyek sesuai konstruksi dan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
21
Tugas pelaksana lapangan adalah:
1) Mengadakan pengawasan dan mengecek pelaksanaan pekerjaan
proyek sesuai dengan rencana gambar dan spesifikasi teknik.
2) Mengatasi masalah-masalah mengenai pelaksanaan teknis dan
kelancaran proyek dilapangan.
3) Bekerja sama dengan konsultan untuk mengadakan pengecekan
mutu dan volume pekerjaan.
4) Melaporakan kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam pelaksanaan
dan dirundingkan dengan manajer proyek.
5) Membuat laporan tentang kemajuan pekerjaan.
c. Logistik
Logistik berkaitan dengan penyedian suatu bahan dan peralatan serta
kebutuhan material proyek. Tugas bagian logistic adalah :
1) Bertanggung jawab terhadap sirkulasi barang dan peralatan
2) Mencatat inventarisasi barang dan alat.
3) Mengecek dan mencatat material yang masuk sesuai pesanan.
4) Membuat laporan logistic untuk dilaporkan kepada pelaksana
lapangan.
d. Administrasi dan Keuangan proyek
Administrasi dan keuangan proyek bertanggung jawab kepada pimpinan
proyek dan bertugas mengelola pekerjaan yang diserahkan kepadanya.
Tugas dan wewenang administrasi dan keuangan proyek antara lain :
22
1) Melaksanakan tugas-tugas berkenaan dengan administrasi dan
keuangan.
2) Mendokumentasikan surat-surat dan dokumen penting.
3) Membuat laporan pertanggung jawaban atas biaya proyek.
4) Melakukan inventarisasi barang dan peralatan.
e. Mandor
Mandor adalah orang yang mengatur dan mengawasi para pekerja agar
kegiatan proyek dapat berjalan dengan lancar. Tugas mandor antara lain :
1) Mengatur pekerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan benar.
2) meminta keterangan kepada pelaksana lapangan tentang hal yang tidak
diketahui selama pelaksanaan.
3) Mengepalai dan mengawasi aktifitas pekerja.
f. Surveyor
Surveyor adalah orang yang bertugas memeriksa dan mengukur pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
g. Keamanan
Bagian keamanan bertugas menjaga lokasi proyek agar tidak terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan.
23
Gambar 3. Struktur Organisasi Pelaksana Konstruksi