19
BAB II PEMBAHASAN KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Pengertian Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2004). Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997). Klasifikasi Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain: 1. Perawatan kulit kepala dan rambut 2. Perawatan mata 3. Perawatan hidung 4. Perawatan telinga 5. Perawatan kuku kaki dan tangan 6. Perawatan genetalia 7. Perawatan kulit seruruh tubuh 8. Perawatan tubuh secara keseluruhan Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain: 1. Kebersihan rambut 2. Kebersihan gigi dan mulut 3. Kebersihan mata 4. Kebersihan telinga 5. Kebersihan kuku 6. Kebersihan kulit Tujuan 1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang 2. Memelihara kebersihan diri seseorang 3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang 4. Mencagah penyakit

BAB II

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II

 BAB IIPEMBAHASAN

KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENEDalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan

karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

PengertianPersonal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene

berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2004).

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

KlasifikasiMenurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:

1. Perawatan kulit kepala dan rambut2. Perawatan mata3. Perawatan hidung 4. Perawatan telinga5. Perawatan kuku kaki dan tangan6. Perawatan genetalia 7. Perawatan kulit seruruh tubuh 8. Perawatan tubuh secara keseluruhan

Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain:1. Kebersihan rambut2. Kebersihan gigi dan mulut3. Kebersihan mata4. Kebersihan telinga5. Kebersihan kuku6. Kebersihan kulit

Tujuan1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang2. Memelihara kebersihan diri seseorang3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang 4. Mencagah penyakit 5. Meningkatkan rasa percaya diri6. Menciptakan keindahan

Faktor – factor yang dapat mempengaruhi1. Citra tubuh

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya, karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

2.       Praktik sosialPada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene.

Page 2: BAB II

3.       Status sosioekonomiPersonal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4.       PengetahuanPengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5.       BudayaDi sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

6.       Kebiasaan seseorangAda kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

7.       Kondisi fisikPada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampank yang sering timbul1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2.       Dampak PsikososialMasalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

B. PERSONAL HYGIENE Pada lansiaMemenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari – hari yang

harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur (Nugror, 1995).

Perawatan secara umum bagi lansia terbagi 2, yaitu:1.     Mereka yang masih aktif

Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari – hari dapat terenuhi.

2.     Mereka yang pasifMereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang lain, seperti sakit atau lumpuh.

Bagi mereka yang masih aktif, hal –hal yang perlu di perhatikan antara lain:1.     Mandi

Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya diolesi baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.

2. Kebersihan mulutKenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 – 10 menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut. Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah air mengalir untuk mencegah bahaya gigi palsu terjatuh dan pecah.

3. Perawatan rambutLanjut usia terutama wanita kadang – kadang mengalami kesulitan dalam mencuci rambut sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan kulit, rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak kedinginan.

Page 3: BAB II

4. Perawatan kukuKuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan terlalu pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.

5. PakaianPakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak, harus mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena cenderung para lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan piyama tipis jangan pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.

6. MataElastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara lain:

       Penglihatan menjadi ganda       Bintik hitam atau ada daerah yang gelap       Sakit pada mata       Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung – ujung objek       Mata yang kemerahan       Tiba – tiba kehilangan melihat dengan jelas7. Lingkungan

Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang tidur atau ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature secara tiba – tiba harus dihindarkan.

Bagi mereka yang pasifBagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan di tempat tidur perlu tetap diperhatikan, yaitu:

1.     Diusahakan agar bantal tidak terlalu keras atau lembek2.     Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar oto badan tetap aktif dan menghindarkan pegal – pegal

serta atrofi otot3.     Letak tidur diatur antara lain:       Letak guling dibawah lutut       Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit dan bokong       Letak tidur dimiringkan bergantian pada sisi kana atau kiri       Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala tempat tidur diberi sandaran atau papah.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:1. Faktor Pengetahuan

Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman (comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).

2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis LansiaSemakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.

3. Faktor EkonomiMenurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.

Page 4: BAB II

4. Faktor BudayaKebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).

5. Faktor LingkunganLingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan (Potter dan Ferry, 2005).

6. Faktor Citra TubuhCitra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005).

7. Faktor Peran KeluargaKeluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).

C. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Kurang perawatan diri, makan berhubungan degan penurunan kemampuan visual dan motorik, keleamahan otot

Intervensi :       Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang disukai atau tidak disukai klien.       Ciptakan lingkungan nyaman untuk makan yang tidak memgganggu       Pertahankan suhu makanan yang konstan ( makanan panas, dingin)       Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri mempengaruhi nafsu makan dan kemampuan untuk makan

sendiri       Berikan kebersihan oral sebelum dan sesudah makan       Dorong klien untuk menggunakan gigi palsu dan kacamata       Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang sesuai dengan ketidakmampuan fisiknya (terbaik dalam

posisi duduk di kursi dengan meja)        Berikan kontak sosial selama makan        Untuk kekurang-kurangan yang nampak -     Pilih tempat makan dengan warna yang berbeda untuk membantu memmbedakan artikel (misal baki merah,

piring putih )-     Pastikan pola makan yang biasanya dari individu dan berikan artikel makan sesuai dengan yang disukai

(atau atur artikel makan dalam pola makan yang menyerupai jam); catat pada rencana pengaturan perawatan yang digunakan (misal, daging jam 6, kentang jam 9, sayur - sayur jam 12)

-     Dorong makan dengan menggunakan tangan ( missal, makan - makanan roti, daging, buah, hot dog) untuk meningkatkan kemandirian

       Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat bantu adaptif yang diperlukan -     Perlindungan piringu ntuk menghindari terdorongnya makanan keluar dari piring -     Alat bantu hisap dibawah piring atau mangkok untuk menstabilkan -     Ganggang bantalan pada alat makanan untuk meamanan memegang-     Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat makan-     Cangkir minuman khusus-     Pisau atau alat pemotong       Bantu dengan pengadaan jika dibutuhkan: alat pembuka, serbet, sediaan bumbu, alat pemotong daging,

roti, mentega       Untuk klien dengan kekurangan kognitif-     Berikan lingkungan tenang terisolasi sampai klien dapat untuk makan dan tidak mudah mengalihkan

perhatian dari tugas-     Orientasikan individu atau klien terhadap lokasi dan tujuan dari perlengkapan untuk makan

Page 5: BAB II

-     Tempatkan individu atau klien pada posisi paling normal untuk makan, secara fisik klien dapat makan-     Dorong individu atau klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada terhadap kelemahan, frustasi, atau agitasi

       Untuk individu atau klien yang sangat ketakutan akan keracunan-     Biarkan klien untuk membuka makanan kaleng-     Makan satu potong roti dulu-     Pastikan mendapatkan gaya makanan keluarga       Kaji untuk meyakinkan bahwa individu dan keluarga memahami alasan dan tujuan seluruh intervensi

2. Kurang perawatan diri, mandi / hygiene berhubungan dengan penurunan kemampuan visual dan motorik, kelemahan ototIntervensi :

       Dorong individu untuk menggunakan lensa koretif yang diresepkan atau alat bantu pendengaran       Pertahankan kehangatan suhu kamar mandi, pastikan suhu air yang disukai klien       Berikan privasi selama mandi rutin       Berikan seluruh perlengkapan mandi dalam batas yang mudah dicapai       Berikan keamanan dalam kamar mandi (lantai tidak licin, batang pegangan)       Jika klien secara fisik mampu, dorong penggunaan bak mandi atau pancuran, tergantung pada fasilitas

yang ada dirumah (klien harus latihan di RS dalam persiapan pulang ke rumah)       Berikan peralatan adaptif jika dibutuhkan-     Kursi atau tempat duduk tidak ada sandaran sewaktu mandi dengan bak mandi atau pancuran-     Pemegang spon yang panjang untuk mencapai punggung atau ekstremitas bawah-     Tempat pegangan pada dinding kamar mandi jika dibutuhkan untuk mobilisasi-     Papan mandi untuk pindah kekursi-     Alas atau keset kaki yang tidak licin pada lantai kamar mandi, bak mandi atau pancuran-     Sarung tangan pencuci dengan kantong untuk sabun-     Sikat gigi yang sudah teradaptasi-     Alat pencukur-     Pemegang semprotan pancuran       Untuk individu dengan kemunduran kognitif:-     Berikan waktu konsisten untuk mandi rutin sebagai bagian dari suatu program struktur untuk membantu

menurukan ansietas-     Pertahankan intruksi sederhana dan hindari pengalihan, orientasi tujuan adanya perlengkapan mandi -     Jika klien tidak dapat untuk memandiakan keseluruhan tubuh, biarkan klien memandikan satu bagian

tubuhnya sampai dikerjakan dengan benar, berikan umpan balik positif terhadap keberhasilan -     Aktivitas pengawasan dilakukan samapi klien dapat dengan aman melaksanakan tugas yang tidak dibantu -     Dorong perhatian terhadap tugas, tetapi waspada terhadap kelelahan yang dapat meningkatkan ansietas        Pastikan fasilitas mandi di rumah tersedia dan bantu dalam menentukkan jika ada berbagai kebutuhan

beradaptasi, rujuk keterapi ekupasi atau pelayanaan sosial untuk membantu dalam mendapatkan pelengkapan yang dibutuhkan

3. Kurang perawatan diri berpakaian atau berdandan berhubungan dengan penurunan kemampuan visual dan motorik, kelemahan otot

Intervensi :       Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang diresepkan atau alat bantu pendengaran       Tingkatkan kemandirian dalam mengenakan pakaian melalui latihan ters menerus dan tidak dibantu       Pilih pakaian yang tidak sempit, dengan lengan baju besar dan celana pendek serta bukan bagian depan       Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan pakaian dan melepaskan pakaian, sejak tugas dapat

melemahkan, membuat nyeri atau mengalami kerusakan       Renacanakan individu untuk belajar dan mendemonsrtasikan satu bagian dari aktivitas sebelum

berkembang lebih lanjut        Susun pakaian dalam urutan dimana mereka menggunakannya        Berikan bantuan dalam mengenakan pakaian jika di perlukan (umumnya beberapa bantuan yang digunakan

termasuk gantungan pakaian, penarik ritsleting, kancing, sendok sepatu yang panjang, pengikat sepatu yang elastis

Page 6: BAB II

       Dorong individu atau klien untuk menggunakan pakaian atau luar biasa daripada pakaian malam        Berikan privasi selama menggunakan pakaian rutin       Untuk individual dengan kemunduran kognitif -     Tentukan suatu waktu rutin yang konsisten dalam mengenakan pakaian untuk memberikan suatau program

terstruktr untuk menurunkan ansietas -     Pertahankan instruktsi sederhana dan ulangi instruksi tersebut dengan sering, hindari pengalihan -     Perkenalkan satu aksesoris pakaian pada suatu waktu -     Dorong perhatian terhadap tugas, waspada terhadp kelelahan dimana dapat meningkatkan ansietas        Kaji pemahaman dan pengetahuan individu serta keluarga terhadap instruksi dan rasional diatas

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDUASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal pengkajian : 28 Maret 2012Jam 08.00 WIB

A.    DATA BIOGRAFINama : Ny. HTTL : Sampit, 10 November 1942Jenis kelamin : PerempuanGolongan darah : OPendidikan : -Agama : IslamStatus perkawinan : Kawin / JandaTB / BB : 151 cm / 51 kgPenampilan : Tampak tidak rapi dan tidak terawatCiri – ciri tubuh : Rambut beruban, kulit keriput, badan agak bungkuk.Alamat : Kel. Baamang RT / RW : 07 / 03

Kec. Baamang Tengah Telp / Hp : -Kabupaten / Kotamadya : Kotawaringin Timur

Orang yang dekat : Ny. EHubungan : Anak kandungAlamat / Telpon : Baamang Tengah

B.    RIWAYAT KEPERAWATAN1.     Genogram

 

Keterangan : Laki – laki Garis keturunan Pasien

Perempuan Tinggal serumah

Garis hubungan Meninggal

2.     Riwayat KeluargaKlien anak ke 3 dari 4 bersaudaraKlien seorang janda dan mempunyai 6 orang anakKlien tinggal bersama 1 orang anaknya

Page 7: BAB II

C.    RIWAYAT PEKERJAANPekerjaan saat ini : -Alamat pekerjaan : -Jarak dari rumah : - Alat transportasi : -Pekerjaan sebelumnya : -Jarak dari rumah : -Alat transportasi : -Sumber – sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : Klien mendapat uang bulanan dari anak - anaknya

D.    RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUPTipe tempat tinggal : Permanen (rumah pribadi)Jenis lantai rumah : PapanKondisi lantai : KeringTangga rumah : Tidak adaPenerangan : CukupTempat tidur : Aman, tidak tinggiAlat dapur : RapiWC : Aman, lantai tidak licinKebersihan lingkungan : Cukup baikJumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 2 orangDerajat privasi : Cukup terjagaTetangga terdekat : Ny. MAlamat / Telpon : Baamang Tengah

E.     RIWAYAT REKREASIHobbi / Minat : BerkebunKeanggotaan organisasi : -Liburan / Perjalanan : Keluar kota (mengunjungi anak)

F.     SISTEM PENDUKUNGPerawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : L (perawat)Jarak dari rumah : ± 1 kmRumah Sakit : RSUD DR. MURJANI / ± 3 kmKlinik : PKM BMG I / ± 1,5 kmPelayanan kesehatan di rumah : -Makanan yang dihantarkan : -Perawatan sehari – hari yang dilakukan keluarga : -Lain – lain : -

G.    DISKRIPSI KEKHUSUSANKebiasaan ritual : Klien beragama Islam, melaksanakan solat 5 waktu.Yang lainnya : -

H.    STATUS KESEHATANStatus kesehatan umum selama setahun yang lalu : Klien sering merasa lemah dan cepat lelah jika

beraktifitas banyak.Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : Klien tidak ada menderita penyakit berat. Paling hanya

sakit kepala, demam, batuk, atau flu biasa.Keluhan Utama1. Provocative / Paliative : -

Page 8: BAB II

2. Quality / Quantity : -3. Region : -4. Severity Scale : -5. Timing : -Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : Jika sakit klien biasa membeli obat di warungObat – obatan -Alergi (Catatan agent dan reaksi spesifik)Obat – obatan : -Makanan : -Faktor lingkungan : -Penyakit yang diderita-

I.      AKTIVTAS HIDUP SEHARI – HARI (ADL)Indeks KATZ : AOksigenasi : Baik, tidak ada alat bantuCairan & Elektrolit : Minum ± 6 gelas / hari, ± 250 ml / gelasNutrisi : Nafsu makan baik, makan 3x/hariEliminasi : Lancar, tidak ada gangguanAktivitas : Mandiri namun terbatas karena klien merasa lemah dan cepat lelahIstirahat & Tidur : Tidur siang ± 1 jam, tidur malam ± 7 jamPersonal Hygiene : Kurang baik, tampak tidak rapi, dan tidak terawatSeksual : Tidak ada keinginan untuk berhubungan lagi karena merasa sudah tuaRekreasi : Mengunjungi anak di luar kota

J.      PSIKOLOGI, KOGNITIF, DAN PERSEPTUALKonsep diri : BaikEmosi : StabilAdaptasi : BaikMekanisme pertahanan diri : BaikStatus mental : BaikTingkat kesadaran : ComposmentisAfasia : Tidak adaDimensia : Tidak adaOrientasi : NormalBicara : NormalBahasa yang digunakan : BanjarKemampuan membaca : Kurang / terbatasKemampuan interaksi : BaikVertigo : Tidak adaShort Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ) : 6 (Kerusakan Intelektual Sedang)Mini-Mental State Exam (MMSE) : 6 (Gangguan Intelektual Sedang)Geriatrik Depression Scale : Skor 4APGAR : 6 (Sedang)

K. TINJAUAN SISTEMKeadaan umum : BaikTingkat kesadaran : ComposmentisTanda – tanda vital : TD 130 / 80 mmHg TB 151 kg

N 72 x/m BB 51 kgRR 20 x/mS 36,4

PENGKAJIAN PERSISTEM

Page 9: BAB II

PERNAFASAN (B1: BREATHING)1.       Bentuk Dada : Simetris2.       Sekresi dan Batuk : Tidak Ada3.       Pola Nafasa.        Frekuensi nafas : 20x/m dan teratur4.       Bunyi Nafasb.       Normal : Vesikuler di semua lapang paruc.        Abnormal : -d.       Resonen lokal : -5.       Pergerakan dada : Simetris6.       Tractil Fremitus/Fremitus Lokal : -7.       Alat Bantu Pernafasan : -

CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)1.       Nadi

Frekuensi : 72x/m dan reguler2.       Bunyi jantung : Normal3.       Letak jantung : Normal4.       Pembesaran jantung : Tidak5.       Nyeri dada : Tidak6.       Edema : Tidak7.       Clubbing finger : Tidak

PERSARAFAN (B3: BRAIN)Tingkat Kesadaran: Composmentis

1.       GCSEye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6Total GCS: 14

2.       Refleks : Normal3.       Koordinasi gerak : Ya4.       Kejang : Tidak5.       Lain-lain : -

PENGINDERAAN (PERSEPSI SENSORI)1.       Mata (Penglihatan)a.        Bentuk : Normalb.       Visus : -c.        Pupil : Isokord.       Gerak bola mata : Normale.       Medan penglihatan : Menyempit f.         Buta warna : Tidakg.        Tekanan Intra Okuler : Tidak2.       Hidung (Penciuman)a.        Bentuk : Normalb.       Gangguan Penciuman : Tidak3.       Telinga (Pendengaran)a.        Aurikel : Normalb.       Membran tympani : Keruhc.        Otorrhae : Tidakd.       Gangguan Pendengaran : Yae.       Tinitus : Ya4.       Perasa : Normal5.       Peraba : Normal

PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4: BLADDER)

Page 10: BAB II

Masalah kandung kemih : SeringProduksi urine : ± 1000 ml/hariFrekuensi : ± 4 – 5 x/hariWarna : Kuning JernihBau : Amoniak

PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)1.       Mulut dan Tenggorokana.        Mulut : Selaput lendir mulut lembabb.       Lidah : Hiperemikc.        Kebersihan Rongga Mulut : Berbaud.       Tenggorokan : Tidak ada sakit menelane.       Abdomen : Kenyalf.         Pembesaran Hepar : Tidakg.        Pembesaran Lien : Tidakh.       Asites : Tidak2.       Masalah Usus Besar dan Rectum/Anus

BAB : ± 1 x/hari, Tidak ada masalahObat pencahar : TidakLavemen : Tidak

OTOT, TULANG, DAN INTEGUMEN (B6: BONE)1.       Otot dan Tulang

Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM): BebasKemampuan kekuatan otot:

-       Tidak ada fraktur-       Tidak ada dislokasi-       Tidak ada haematom2.       Integumen

Warna kulit : HiperpigmentasiAkral : HangatTurgor : Tidak ElastikTulang belakang : Kiposis

REPRODUKSIPerempuan:Payudara : Bentuk simetris, tidak ada benjolanKelamin : Bentuk normal, tidak ada keputihan, klien menopause

ENDOKRINKlien tidak memiliki kelainan endokrin

PENGETAHUANPengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari dirinya sudah lansia, merasa lemah dan sering cepat lelah sehingga terbatas dalam melakukan perawatan diri.

ANALISA DATA

No. Data Etiologi Problem

1. DS : “Saya merasa lemah dan sering cepat lelah bila beraktivitas jadi untuk perawatan

KelemahAn otot Kurang perawatan diri

Page 11: BAB II

diri ya seadanya saja”

DO : - K/U Baik- Tampak tidak rapi, kotor, dan tidak terawat- Rambut putih, kulit keriput

I. PRIORITAS MASALAH1.     Kurang perawatan diri

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN1.     Kurang perawatan diri b/d penurunan kelemahan otot

Page 12: BAB II

RENCANA KEPERAWATAN

No.Dx. Kep.

Tujuan Intervensi Rasional

1.        1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, klien mampu melakukan perawatan diri dengan kriteria hasil :

1.   Klien tampak bersih, rapi, dan terawat

2.   Klien tampak sehat

1.    Anjurkan klien mandi 2x sehari dan ajarkan klien memakai baby oil setiap habis mandi

2.   Anjurkan klien menyikat gigi minimal setiap mandi

3.   Anjurkan klien mencuci rambut rutin 3x seminggu, memakai conditioner dan anjurkan untuk minta bantuan orang terdekat / anak

4.   Anjurkan klien menyisir rambutnya tiap hari dan ditata rapi

5.   Anjurkan klien minta bantuan pada orang terdekat / anak untuk memotong kuku bila panjang, bila bisa mandiri ingatkan untuk hati – hati dan jangan terlalu pendek atau sampai menimbulkan luka

6.   Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang tidak berbahan kasar, tidak tebal, mudah dan nyaman dipakai

7.   Berikan penkes tentang pentingnya melakukan perawatan diri / menjaga kebersihan diri bagi lansia

1.    Menjaga kebersihan dan kelembaban kulit

2.   Menjaga kebersihan dan kesegaran mulut

3.   Menjaga kebersihan rambut dan kelembaban kulit kepala

4.   Menjaga kerapianrambut5.   Menjaga kebersihan kuku,

menghindari terjadi luka karena akan sulit sembuh

6.   Menjaga kenyamanan dan menjaga agar selalu rapi dan tidak terjadi iritasi

7.   Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran klien akan pentingnya tetap melakukan perawatan diri / menjaga kebersihan diri meskipun sudah lansia

IMPLEMENTASINo.

Dx. Kep.

Implementasi Evaluasi

1.  

1. 1 1.     Menganjurkan klien mandi 2x sehari dan mengajarkan

klien memakai baby oil setiap habis mandi2.   Menganjurkan klien menyikat gigi minimal setiap

mandi3.   Mengnjurkan klien mencuci rambut rutin 3x seminggu,

memakai conditioner dan menganjurkan untuk minta bantuan orang terdekat / anak

4.   Mengnjurkan klien menyisir rambutnya tiap hari dan ditata rapi

5.   Menganjurkan klien minta bantuan pada orang terdekat / anak untuk memotong kuku bila panjang, bila bisa mandiri ingatkan untuk hati – hati dan jangan terlalu pendek atau sampai menimbulkan luka

6.   Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang tidak berbahan kasar, tidak tebal, mudah dan nyaman dipakai

7.   Memberikan penkes tentang pentingnya melakukan perawatan diri / menjaga kebersihan diri bagi lansia

Tanggal 28 Maret 2012Jam 17.00 WIB

S : “Saya sudah mulai mencoba menjalankan anjuran – anjuran untuk perawatan diri saya dan saya meminta bimbingan dari anak saya karena saya sudah tua begini tidak bisa melakukannya sendiri”

O :-  Klien tampak bersih, rapi, dan terawat-  Klien tampak sehat

A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Page 13: BAB II

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULANDalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan

karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari – hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur.

3.2 SARANPerawat mempunyai peranan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri, yaitu

sebagai family advocacy. Perawat berperan sebagai pendamping bagi keluarga baik bagi lansia maupun keluarganya ketika dihadapkan pada suatu masalah termasuk dalam hal kebersihan diri. Perawat sebagai conselor perawat di mana perawat dapat memberikan ide atau pendapat kepada lansia dan kepada keluarga sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Perawat memberikan asuhan dengan kebutuhan perawat sebagai pendidikan memberikan pendidikan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J, 2000. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

Nugroho, 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC Kedokteran

Setiabudhi, T & Hardiwinoto, 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek Menjaga Keseimbangan

Kualitas Hidup Para Lanjut Usia, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tarwoto & Wartonah, 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proes Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC

Page 14: BAB II